POLITEKNIKPARIWISATANEGERIPALEMBANG
KANTIN
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpah dan rahmat-Nya sehingga pelaksanaan
diselesaikan.
Laporan Perhitungan Struktur ini dibuat untuk memenuhi salah satu kewajiban Konsultan
Perencana, sesuai Surat Perjanjian Pekerjaan yang telah disepakati antara Pemberi tugas dan
Konsultan Perencana.
Kami menyadari dalam penyusunan Laporan ini mungkin masih banyak kekurangan, sehingga kami
dengan tangan terbuka menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun oleh semua pihak
terkait.
Demikian Laporan ini kami buat, sebagai bahan informasi bagi semua pihak yang terkait dengan
.
POLTEKPAR PALEMBANG
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................
LAMPIRAN
1
POLTEKPAR PALEMBANG
BAB I
PENDAHULUAN
beton bertulang yang terdiri dari 3 lantai termasuk lantai dak, secara keseluruhan
Perencanaan struktur beton bertulang ini mengacu pada peraturan SNI 2847-
2013 dan pembebanan kontrol terhadap gempa mengacu pada SNI 1726-2012. Perlu
disampaikan disini untuk SNI 1726-2012 telah memakai gempa dengan periode ulang
2500 tahun. Perhitungan struktur atas meliputi desain penulangan balok, kolom dan
perhitungan struktur bawah yang terdiri dari jumlah tiang pancang, balok ikat pondasi
dan pilecap.
1.2 Tujuan
Tujuan dari laporan perencanaan struktur ini adalah untuk menjelaskan
prinsip-prinsip dasar yang dipakai dalam perencanaan struktur pada perencanaan
gedung terkait.
2
POLTEKPAR PALEMBANG
5. Perhitungan kebutuhan tulangan balok sesuai dengan kaidah dan tata cara
yang berlaku.
6. Perhitungan kebutuhan tulangan kolom sesuai dengan kaidah dan tata
cara yang berlaku.
7. Perhitungan kebutuhan jumlah tiang pancang.
Untuk hal-hal yang belum diatur dalam peraturan dan standar tersebut di atas dapat
mengacu kepada peraturan - peraturan dan standar berikut :
3
POLTEKPAR PALEMBANG
1.5 Sistem Struktur
Sistem struktur pada gedung ini direncanakan menggunakan sistem tunggal
yaitu sistem rangka pemikul momen yang berupa balok dan kolom beton bertulang.
Dalam analisa struktur digunakan analisa gempa Response Spectrum. Analisa
dan desain terhadap sistem struktur ini akan dilakukan menggunakan paket program
bantu ETABS yang merupakan paket program analisa struktur berbasis teori metode
elemen hingga dalam permodelan dan penyelesaian persamaan-persamaan statikanya.
4
POLTEKPAR PALEMBANG
BAB II
Struktur Atas
Struktur Atas direncanakan dengan sistem konstruksi beton bertulang konvensional
dengan sistem pelat, balok, kolom.
Struktur Bawah
Menggunakan pondasi dalam.
Tahap awal perencanaan adalah mempelajari sistem struktur yang dapat dipakai
dengan mengikuti persyaratan-persyaratan yang ditentukan atau ditetapkan oleh
arsitek maupun pihak mekanikal & elektrikal dan menentukan pembebanan yang
tergantung dari fungsi ruangan-ruangannya, kemudian dilakukan desain awal untuk
menentukan dimensi dari komponen struktur tersebut.
Analisa struktur menggunakan program ETABS dengan analisa 3-Dimensi yang
dimodelkan sebagai frame 3-Dimensi.
Perhitungan gaya gempa, dilakukan dengan analisa dinamis 3-Dimensi (Model
Analysis) dengan menerapkan elastic respons spectrum seperti yang ditentukan dalam
SNI 1726 – 2012.
Perhitungan penulangan balok dan kolom dilakukan dengan program ETABS dengan
koefisien beban yang perhitungannya didasarkan pada peraturan SNI 1727-2013.
Perencanaan penulangan beton bertulang untuk tiap element struktur mengikuti
kombinasi serta faktor reduksi kekuatan seperti peraturan SNI 2847-2013.
5
POLTEKPAR PALEMBANG
Dalam perencanaan proyek ini, bangunan gedung direncanakan menggunakan sistem
rangka pemikul momen.
Material yang akan digunakan dalam perencanaan ini dibagi menjadi beberapa
jenis material sesuai dengan fungsi dan jenis elemennya, beberapa material yang akan
digunakan adalah sebagai berikut :
Kekuatan karakteristik selinder beton (f’c) yang didasarkan atas kekuatan beton pada
umur 28 hari adalah sebagai berikut (nomor 1-7) :
1. Beton untuk kolom : (f’c) = 29 MPa (K-350)
2. Beton untuk balok : (f’c) = 29 Mpa (K-350)
3. Beton untuk pelat : (f’c) = 29 Mpa (K-350)
4. Beton untuk tiebeam : (f’c) = 29 Mpa (K-350)
5. Beton untuk pilecap : (f’c) = 29 MPa (K-350)
6. Beton untuk tiang pancang : (f’c) = 41 Mpa (K-500)
7. Baja tulangan
No Deskripsi
6
POLTEKPAR PALEMBANG
9. Modulus Elastisitas
Modulus Elastisitas Beton :
Modulus geser :
G = 80.000 Mpa
Modulus Poisson :
µ = 0.3 MPa
Dalam Perencanaan struktur ini beban yang bekerja pada sistem struktur
gedung tersebut harus didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
7
POLTEKPAR PALEMBANG
6. U = 1.2 D ± 1.0 E + L
7. U = 0.90 D ± 1.0 W
8. U = 0.90 D ± 1.0 E
Dimana :
D = Dead load
L = Live load
W = Wind load
Lr = Roof live load
R = Rain Load
E = Earthquake Load
Pembebanan yang bekerja pada struktur ini terdiri dari beban mati
(berat sendiri dan beban mati tambahan), beban hidup dan beban gempa.
Untuk kombinasi pembebanan mengacu pada peraturan SNI 2847-2013 dan
SNI 1726-2012. Beban yang bekerja secara detail dijabarkan sebagai berikut :
1. Beban mati
Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi gedung yang
terpasang, termasuk dinding, pasangan lantai, plafond, tangga, dinding
partisi, dan komponen arsitektural lainnya yang terpasang pada gedung.
Beban mati pada perencanaan gedung ini meliputi beban sendiri yaitu
beban balok, kolom, pelat, dan struktur atap gedung.
8
POLTEKPAR PALEMBANG
adalah dimensi elemen struktur tersebut dikalikan dengan berat jenis bahan
konstruksi.
Material Berat Jenis
Beton bertulang 2400 kg/m3
. Beton 2200 kg/m3
Tanah, 1800 kg/m3
Pasir 1700 kg/m3
Air, kayu 1000 kg/m3
Baja 7850 kg/m3
Mortar per cm, keramik per cm 20 kg/m2
Beban dinding bata ringan 120 kg/m2
Beban Mati
3. Beban Hidup
Beban hidup lantai yang bekerja pada struktur ini berupa beban terbagi
rata sesuai fungsi ruangan. Beban hidup berdasarkan SNI 1727:2013
dapat dilihat pada tabel berikut :
9
POLTEKPAR PALEMBANG
10
POLTEKPAR PALEMBANG
11
POLTEKPAR PALEMBANG
12
POLTEKPAR PALEMBANG
4. Beban Gempa
V = Cs x W
Beban Gempa
13
POLTEKPAR PALEMBANG
14
POLTEKPAR PALEMBANG
15
POLTEKPAR PALEMBANG
Menetapkan Faktor Keutamaan Gempa, Ie
Nilai Ie didapat berdasarkan kategori risiko bangunan.
Penentuannya dapat dilihat pada Tabel.2 SNI 1726 – 2012.
16
POLTEKPAR PALEMBANG
BAB III
17
POLTEKPAR PALEMBANG
18
POLTEKPAR PALEMBANG
19
POLTEKPAR PALEMBANG
BAB IV
20
POLTEKPAR PALEMBANG
Nilai Luas Penulangan Lentur dan Geser, sebagai contoh ditampilkan dalam tabel
berikut, untuk lebih lengkapnya dicantumkan dalam lampiran.
Story BayID SecID StnLoc AsTopCombo AsMinTop AsBotCombo AsBot VCombo TLngCombo TLngRebar TTrnCombo TTrnRebar
LT.3 B1 B1.30X50 0 C3 0.000158 C3 0.000079 C11 C11 0.000622 C3 0.000494
LT.3 B1 B1.30X50 1 C3 0.000073 C3 0.000073 C11 C11 0.000622 C3 0.000494
LT.3 B1 B1.30X50 1 C3 0.000073 C3 0.000073 C11 C11 0.000622 C3 0.000494
LT.3 B1 B1.30X50 1 C3 0.000073 C3 0.000073 C11 C11 0.000643 C3 0.000442
LT.3 B1 B1.30X50 1.250 C3 0.000073 C2 0.000121 C11 C11 0.000643 C3 0.000442
LT.3 B1 B1.30X50 1.667 C3 0.000073 C2 0.000195 C11 C11 0.000643 C3 0.000442
LT.3 B1 B1.30X50 1.667 C3 0.000073 C2 0.000196 C11 C11 0.000669 C3 0.000381
LT.3 B1 B1.30X50 2.083 C3 0.000073 C2 0.000243 C11 C11 0.000669 C3 0.000381
LT.3 B1 B1.30X50 2.500 C3 0.000073 C2 0.000284 C11 C11 0.000669 C3 0.000381
LT.3 B1 B1.30X50 2.500 C3 0.000073 C2 0.000288 C11 C8 0.000678 C3 0.000238
LT.3 B1 B1.30X50 2.917 C3 0.000073 C2 0.000222 C11 C8 0.000678 C3 0.000238
LT.3 B1 B1.30X50 3.333 C3 0.000073 C2 0.00015 C11 C8 0.000678 C3 0.000238
LT.3 B1 B1.30X50 3.333 C3 0.000073 C2 0.00015 C11 C1 0.000651 C3 0.0003
LT.3 B1 B1.30X50 3.750 C3 0.000073 C3 0.000073 C11 C1 0.000651 C3 0.0003
LT.3 B1 B1.30X50 4.167 C3 0.000088 C3 0.000073 C11 C1 0.000651 C3 0.0003
LT.3 B1 B1.30X50 4.167 C3 0.00009 C3 0.000073 C11 C11 0.000678 C3 0.000359
LT.3 B1 B1.30X50 4.483 C3 0.00019 C3 0.000073 C11 C11 0.000678 C3 0.000359
LT.3 B1 B1.30X50 4.800 C3 0.000295 C3 0.000147 C11 C11 0.000678 C3 0.000359
LT.3 B2 B1.30X50 0 C1 0.000267 C1 0.000133 C11 C11 0.000657 C3 0.000427
LT.3 B2 B1.30X50 1 C1 0.000172 C3 0.000067 C11 C11 0.000657 C3 0.000427
LT.3 B2 B1.30X50 1 C1 0.000083 C3 0.000067 C11 C11 0.000657 C3 0.000427
LT.3 B2 B1.30X50 1 C1 0.000082 C3 0.000067 C11 C11 0.000678 C3 0.000372
LT.3 B2 B1.30X50 1.250 C3 0.000067 C3 0.000067 C11 C11 0.000678 C3 0.000372
LT.3 B2 B1.30X50 1.667 C3 0.000067 C2 0.000135 C11 C11 0.000678 C3 0.000372
LT.3 B2 B1.30X50 1.667 C3 0.000067 C2 0.000135 C11 C11 0.000678 C3 0.000313
LT.3 B2 B1.30X50 2.083 C3 0.000067 C2 0.000198 C11 C11 0.000678 C3 0.000313
LT.3 B2 B1.30X50 2.500 C3 0.000067 C2 0.000253 C11 C11 0.000678 C3 0.000313
LT.3 B2 B1.30X50 2.500 C3 0.000067 C2 0.000256 C11 C1 0.000658 C3 0.000284
LT.3 B2 B1.30X50 2.917 C3 0.000067 C2 0.000201 C11 C1 0.000658 C3 0.000284
LT.3 B2 B1.30X50 3.333 C3 0.000067 C2 0.00014 C11 C1 0.000658 C3 0.000284
LT.3 B2 B1.30X50 3.333 C3 0.000067 C2 0.00014 C11 C11 0.000678 C3 0.000345
LT.3 B2 B1.30X50 3.750 C3 0.000067 C3 0.000067 C11 C11 0.000678 C3 0.000345
LT.3 B2 B1.30X50 4.167 C3 0.000078 C3 0.000067 C11 C11 0.000678 C3 0.000345
LT.3 B2 B1.30X50 4.167 C3 0.000079 C3 0.000067 C11 C11 0.000673 C3 0.000404
21
POLTEKPAR PALEMBANG
4.1.2 Struktur Kolom
Penentuan jumlah tulangan lentur kolom dibantu dengan program PCAcol, hasil
dari PCAcol tersaji pada gambar berikut:
PCAcol kolom K1
Geser
Nama Kolom Lentur
Tumpuan Lapangan
K1 40 x 40 12 D 19 D 10 - 100 D10 - 150
22
POLTEKPAR PALEMBANG
4.1.4 Struktur Tangga
23
POLTEKPAR PALEMBANG
BABIV
DESAIN PONDASI
4.1 Perhitungan Pondasi
Untuk perhitungan pondasi, desain yang digunakan adalah pondasi dalam yaitu tiang
pancang dengan menggunakan hasil reaksi analisa Etabs,laporan hasil penyelidikan tanah
serta kombinasi pembebanan yang telah ditentukan sebagai berikut :
24
POLTEKPAR PALEMBANG
Pancang Scuare Pile 40x40 cm
Point L P all P ijin Mu Kebutuhan jumlah Pile
Text m (Ton) (Ton) (Ton m) Jml Pile dipakai
1 30 60 20.01 0.098 0.3335 1
2 30 60 37.5 0.405 0.6250 1
3 30 60 37.09 0.49 0.6182 1
4 30 60 36.63 0.595 0.6105 1
5 30 60 37.15 0.702 0.6192 1
6 30 60 20.55 0.574 0.3425 1
7 30 60 38.26 0.291 0.6377 1
8 30 60 34.03 0.213 0.5672 1
9 30 60 16.96 -0.096 0.2827 1
10 30 60 38.38 -0.392 0.6397 1
11 30 60 35.54 -0.367 0.5923 1
12 30 60 36.01 -0.447 0.6002 1
13 30 60 36.49 -0.554 0.6082 1
14 30 60 19.63 -0.438 0.3272 1
15 30 60 37 -0.151 0.6167 1
16 30 60 37.79 -0.212 0.6298 1
17 30 60 61.18 -0.058 1.0197 2
18 30 60 62.69 -0.108 1.0448 2
19 30 60 48.72 -0.002 0.8120 2
20 30 60 50.11 0.032 0.8352 2
21 30 60 59.66 0.143 0.9943 2
22 30 60 61.03 0.089 1.0172 2
23 30 60 71.89 0.338 1.1982 2
24 30 60 71.64 0.149 1.1940 2
25
POLTEKPAR PALEMBANG
Pancang Spun Pile D 60 cm
Point L P all P ijin Mu Kebutuhan jumlah Pile
Text m (Ton) (Ton) (Ton m) Jml Pile dipakai
1 30 115 20.01 0.098 0.1740 1
2 30 115 37.5 0.405 0.3261 1
3 30 115 37.09 0.49 0.3225 1
4 30 115 36.63 0.595 0.3185 1
5 30 115 37.15 0.702 0.3230 1
6 30 115 20.55 0.574 0.1787 1
7 30 115 38.26 0.291 0.3327 1
8 30 115 34.03 0.213 0.2959 1
9 30 115 16.96 -0.096 0.1475 1
10 30 115 38.38 -0.392 0.3337 1
11 30 115 35.54 -0.367 0.3090 1
12 30 115 36.01 -0.447 0.3131 1
13 30 115 36.49 -0.554 0.3173 1
14 30 115 19.63 -0.438 0.1707 1
15 30 115 37 -0.151 0.3217 1
16 30 115 37.79 -0.212 0.3286 1
17 30 115 61.18 -0.058 0.5320 2
18 30 115 62.69 -0.108 0.5451 2
19 30 115 48.72 -0.002 0.4237 2
20 30 115 50.11 0.032 0.4357 2
21 30 115 59.66 0.143 0.5188 2
22 30 115 61.03 0.089 0.5307 2
23 30 115 71.89 0.338 0.6251 2
24 30 115 71.64 0.149 0.6230 2
26
LAMPIRAN
PERHITUNGAN PILE CAP TYPE PC1
A = 2*(bo+ho)*d
= 2*(1000+1000)*530 = 2120000 mm2
Data-data
fc' (beton) 29.00 Mpa Ht 600 mm
fy' (baja) 400.00 Mpa b 800 mm
d' (1) 70 mm
ALTERNATIVE 1
Q pile cap = 1152 kg/m
0.3 m 2P
0.55 m
L1 = 0.30 m 2P = 76520 kg
L= 0.55 m
pmin = = 0.0025
pmaks = 0,75 x (0,85 x 29)/400 x 0,85 x [600/(600+400)]
= 0.0236
mm2 dipakai
As Tul utama 1665.01 D16 - 150 ( 1.340 mm2 )
As Tul Atas 1165.50 D13 - 150 ( 885 mm2 )
Data-data
fc' (beton) 29.00 Mpa Ht 600 mm
fy' (baja) 400.00 Mpa b 800 mm
d' (1) 70 mm
ALTERNATIVE 1
Q pile cap = 1152 kg/m
0.3 m 2P
0.55 m
L1 = 0.30 m 2P = 76520 kg
L= 0.55 m
pmin = = 0.0025
pmaks = 0,75 x (0,85 x 29)/400 x 0,85 x [600/(600+400)]
= 0.0236
mm2 dipakai
As Tul utama 1665.01 D16 - 150 ( 1.340 mm2 )
As Tul Atas 1165.50 D13 - 150 ( 885 mm2 )
PERHITUNGAN PILE CAP TYPE PC2
A = 2*(bo+ho)*d
= 2*(1300+1300)*630 = 3276000 mm2
Data-data
fc' (beton) 29.00 Mpa Ht 700 mm
fy' (baja) 400.00 Mpa b 800 mm
d' (1) 70 mm
ALTERNATIVE 1
Q pile cap = 1344 kg/m
0.3 m 2P
0.55 m
L1 = 0.30 m 2P = 71890 kg
L= 0.55 m
pmin = = 0.0025
pmaks = 0,75 x (0,85 x 29)/400 x 0,85 x [600/(600+400)]
= 0.0236
mm2 dipakai
As Tul utama 865.89 D16 - 150 ( 1.340 mm2 )
As Tul Atas 606.13 D13 - 150 ( 885 mm2 )
Data-data
fc' (beton) 29.00 Mpa Ht 700 mm
fy' (baja) 400.00 Mpa b 2000 mm
d' (1) 70 mm
ALTERNATIVE 1
Q pile cap = 1344 kg/m
0.3 m 2P
0.55 m
L1 = 0.30 m 2P = 71890 kg
L= 0.55 m
pmin = = 0.0025
pmaks = 0,75 x (0,85 x 29)/400 x 0,85 x [600/(600+400)]
= 0.0236
mm2 dipakai
As Tul utama 1260.00 D19 - 150 ( 1.890 mm2 )
As Tul Atas 519.54 D16 - 150 ( 1.340 mm2 )
Perhitungan Desain Balok Lentur Beton Bertulang (SI, Metric)
(1) B1 300 x 500
Data Material :
Mutu Beton (fc') = 29 MPa
Dimensi Balok B = 300 mm x H = 500 mm
Selimut Beton (cover) = 40 mm
Dimensi Tulangan Lentur (dl) = D 19 mm
Dimensi Tulangan Geser (dv) = D 10 mm
Dimensi Tulangan Torsi (dt) = D 10 mm
Tinggi effektif [d=H-(cover+d2)-d1/2] = 440.5 mm
Input Gaya :
Tumpuan : Lapangan :
Mu - = 130.0 kNm Mu - = 45.0 kNm
Mu + = 55.0 kNm Mu + = 123.0 kNm
Vu = 37.0 kN Vu = 23.0 kN
Tu = 12.0 kNm Tu = 15.0 kNm
Perhitungan Lentur :
1 [Max = 0.85; 30-(fc'-30)/7*0.05; Min = 0.65] = 0.850
0 . 85 1 f c' 600 = 0.0270
b
fy 600 fy
fy
0 . 003 = 0.0193
max Es b
Tumpuan Lapangan
0 . 003 t
Atas Bawah Atas Bawah
M u
Ru 2 2.23 0.94 0.77 2.11 MPa
bd
nilai rho didapat dari interpolasi
0.0073 0.0030 0.0024 0.0069
pada grafik Ru vs rho
pakai 0.0073 0.0035 0.0035 0.0069
As pasang 2
1134 567 567 1134 mm
a
Mn A f d 152.73 78.76 78.76 152.73 kNm
2
s y
Perhitungan Geser :
1
V c f c' bd = 118.61 kN
6
Perhitungan Torsi :
Pengaruh torsi dapat diabaikan bila momen puntir terfaktor besarnya kurang daripada :
f c' Acp2 sehingga pengaruh torsi harus dicek
= 4.73 kNm
12
p cp Vc 2 f
2 '
Vu T p
u h2
c
dengan dimensi penampang harus memenuhi bd 1,7 Aoh bd 3 memenuhi
1.095 3.366
maka diperlukan sengkang :
Tump Lap dan tulangan longitudinal tambahan :
At Tu 2
0.2546 0.3183 mm /mm f yv
s 2 Ao f y At
Al ph = - mm2
Avt A nA s f
yt
v t 0.7593 0.8866 mm2/mm
s s s
Avt 75 f c' b 2
min 1 0.2524 0.2524 mm /mm
s 1200 f y
Avt 1 b 2
min 2 0.7500 0.7500 mm /mm
s 3 fy
nAv 2 x 3D10
s perlu 207 177 mm
Avt
s
s max 160 160 mm
Input Gaya :
Tumpuan : Lapangan :
Mu - = 75.0 kNm Mu - = 35.0 kNm
Mu + = 39.0 kNm Mu + = 65.0 kNm
Vu = 25.0 kN Vu = 15.0 kN
Tu = 15.0 kNm Tu = 19.0 kNm
Perhitungan Lentur :
1 [Max = 0.85; 30-(fc'-30)/7*0.05; Min = 0.65] = 0.850
0 . 85 1 f c' 600 = 0.0270
b
fy 600 fy
fy
0 . 003 = 0.0193
max Es b
Tumpuan Lapangan
0 . 003 t
Atas Bawah Atas Bawah
M u
Ru 2 2.56 1.33 1.20 2.22 MPa
bd
nilai rho didapat dari interpolasi
0.0085 0.0043 0.0045 0.0073
pada grafik Ru vs rho
pakai 0.0085 0.0043 0.0045 0.0073
As pasang 2
804 402 402 804 mm
a
Mn A f d 83.16 43.21 43.21 83.16 kNm
2
s y
Perhitungan Geser :
1
V c f c' bd = 76.74 kN
6
Perhitungan Torsi :
Pengaruh torsi dapat diabaikan bila momen puntir terfaktor besarnya kurang daripada :
f c' Acp2 sehingga pengaruh torsi harus dicek
= 2.59 kNm
12
p cp Vc 2 f
2 '
Vu T p
u h2
c
dengan dimensi penampang harus memenuhi bd 1,7 A oh bd 3 memenuhi
2.038 3.366
maka diperlukan sengkang :
Tump Lap dan tulangan longitudinal tambahan :
At Tu 2
0.3733 0.3733 mm /mm f yv
s 2 Ao f y At
Al ph = - mm2
Avt A nA s f
yt
v t 0.9549 0.9549 mm2/mm
s s s
Avt 75 f c' b 2
min 1 0.2104 0.2104 mm /mm
s 1200 f y
Avt 1 b 2
min 2 0.6250 0.6250 mm /mm
s 3 fy
nAv 2 x 3D10
s perlu 165 165 mm
Avt
s
s max 123 123 mm
Input Gaya :
Tumpuan : Lapangan :
Mu - = 145.0 kNm Mu - = 146.0 kNm
Mu + = 136.0 kNm Mu + = 123.0 kNm
Vu = 22.0 kN Vu = 27.0 kN
Tu = 24.0 kNm Tu = 23.0 kNm
Perhitungan Lentur :
1 [Max = 0.85; 30-(fc'-30)/7*0.05; Min = 0.65] = 0.850
0 . 85 1 f c' 600 = 0.0270
b
fy 600 fy
fy
0 . 003 = 0.0193
max Es b
Tumpuan Lapangan
0 . 003 t
Atas Bawah Atas Bawah
M u
Ru 2 2.49 2.34 2.51 2.11 MPa
bd
nilai rho didapat dari interpolasi
0.0083 0.0077 0.0083 0.0069
pada grafik Ru vs rho
pakai 0.0083 0.0077 0.0083 0.0069
As pasang 2
1134 1134 1134 1134 mm
a
Mn A f d 153.08 153.08 153.08 153.08 kNm
2
s y
Perhitungan Geser :
1
V c f c' bd = 118.61 kN
6
Perhitungan Torsi :
Pengaruh torsi dapat diabaikan bila momen puntir terfaktor besarnya kurang daripada :
f c' Acp2 sehingga pengaruh torsi harus dicek
= 4.73 kNm
12
p cp Vc 2 f
2 '
Vu T p
u h2
c
dengan dimensi penampang harus memenuhi bd 1,7 A oh bd 3 memenuhi
1.682 3.366
maka diperlukan sengkang :
Tump Lap dan tulangan longitudinal tambahan :
At Tu 2
0.4018 0.4018 mm /mm f yv
s 2 Ao f y At
Al ph = - mm2
Avt A nA s f
yt
v t 1.0535 1.0535 mm2/mm
s s s
Avt 75 f c' b 2
min 1 0.2524 0.2524 mm /mm
s 1200 f y
Avt 1 b 2
min 2 0.7500 0.7500 mm /mm
s 3 fy
nAv 2 x 2D16
s perlu 149 149 mm
Avt
s
s max 160 160 mm
Input Gaya :
Tumpuan : Lapangan :
Mu - = 78.0 kNm Mu - = 81.0 kNm
Mu + = 66.0 kNm Mu + = 74.0 kNm
Vu = 19.0 kN Vu = 19.0 kN
Tu = 27.0 kNm Tu = 22.0 kNm
Perhitungan Lentur :
1 [Max = 0.85; 30-(fc'-30)/7*0.05; Min = 0.65] = 0.850
0 . 85 1 f c' 600 = 0.0270
b
fy 600 fy
fy
0 . 003 = 0.0193
max Es b
Tumpuan Lapangan
0 . 003 t
Atas Bawah Atas Bawah
M u
Ru 2 2.67 2.26 2.77 2.53 MPa
bd
nilai rho didapat dari interpolasi
0.0089 0.0074 0.0093 0.0084
pada grafik Ru vs rho
pakai 0.0089 0.0074 0.0093 0.0084
As pasang 2
804 804 804 804 mm
a
Mn A f d 83.23 83.23 83.23 83.23 kNm
2
s y
Perhitungan Geser :
1
V c f c' bd = 76.74 kN
6
Perhitungan Torsi :
Pengaruh torsi dapat diabaikan bila momen puntir terfaktor besarnya kurang daripada :
f c' Acp2 sehingga pengaruh torsi harus dicek
= 2.59 kNm
12
p cp Vc 2 f
2 '
Vu T p
u h2
c
dengan dimensi penampang harus memenuhi bd 1,7 A oh bd 3 memenuhi
2.030 3.366
maka diperlukan sengkang :
Tump Lap dan tulangan longitudinal tambahan :
At Tu 2
0.3733 0.3733 mm /mm f yv
s 2 Ao f y At
Al ph = - mm2
Avt A nA s f
yt
v t 0.9549 0.9549 mm2/mm
s s s
Avt 75 f c' b 2 yang disebar ke 2 sisi
min 1 0.2104 0.2104 mm /mm
s 1200 f y sehingga digunakan 2 D 10
Avt 1 b 2 Al = 530.93 mm2
min 2 0.6250 0.6250 mm /mm
s 3 fy
nAv 2 x 2D13
s perlu 165 165 mm
Avt
s
s max 123 123 mm
Data Material :
Mu = 40.12 kNm
Perhitungan Tulangan :
1 [Max = 0.85; 30-(fc'-30)/7*0.05; Min = 0.65] = 0.85
min = 0.002
0 . 85 1 f c' 600
max 0 . 75 = 0.0203
fy 600 fy
Mu
Rn 1.239 MPa
bd 2
0 .85 f c'
perlu 1 1 2 Rn ' 0.0032
fy 0 .85 f c
4 perlu 0.0043
3
pakai 0.0043
s pakai 351 mm
s pasang 200 mm
Data Material :
Mu = 32.30 kNm
Perhitungan Tulangan :
1 [Max = 0.85; 30-(fc'-30)/7*0.05; Min = 0.65] = 0.85
min = 0.002
0 . 85 1 f c' 600
max 0 . 75 = 0.0203
fy 600 fy
Mu
Rn 1.863 MPa
bd 2
0 .85 f c'
perlu 1 1 2 Rn ' 0.0049
fy 0 .85 f c
4 perlu 0.0065
3
pakai 0.0065
s pakai 230 mm
s pasang 150 mm
Data Material :
Mu = 26.80 kNm
Perhitungan Tulangan :
1 [Max = 0.85; 30-(fc'-30)/7*0.05; Min = 0.65] = 0.85
min = 0.002
0 . 85 1 f c' 600
max 0 . 75 = 0.0203
fy 600 fy
Mu
Rn 1.563 MPa
bd 2
0 .85 f c'
perlu 1 1 2 Rn ' 0.0041
fy 0 .85 f c
4 perlu 0.0054
3
pakai 0.0054
s pakai 341 mm
s pasang 200 mm
Data Material :
Mu = 24.31 kNm
Perhitungan Tulangan :
1 [Max = 0.85; 30-(fc'-30)/7*0.05; Min = 0.65] = 0.85
min = 0.002
0 . 85 1 f c' 600
max 0 . 75 = 0.0203
fy 600 fy
Mu
Rn 1.545 MPa
bd 2
0 .85 f c'
perlu 1 1 2 Rn ' 0.0040
fy 0 .85 f c
4 perlu 0.0054
3
pakai 0.0054
s pakai 345 mm
s pasang 200 mm
As pakai :
= (¼ x phi x D^2 x b/S) x n
= 2679.47 mm2
syarat penulangan:
Mn > Mmax OK!
As pakai :
= (¼ x phi x D^2 x b/S) x n
= 1768.867 mm2
syarat penulangan:
Mn > Mmax OK!
-9.90 -8.80 -7.70 -6.60 -5.50 -4.40 -3.30 -2.20 -1.10 0.00 1.10 2.20 3.30 4.40
-11.7 -10.4 -9.1 -7.8 -6.5 -5.2 -3.9 -2.6 -1.3 0.0 1.3 2.6 3.9 5.2