MATA KULIAH :
Manajemen Strategi Infrastruktur
DOSEN :
Prof. Dr. Ir. Buana Ma’ruf, M.Sc., M.M, MRINA
Oleh :
No. Absensi :9
Nama : RIZKY KURNIASIH
NRP : 03111750077012
Jawaban No.2
Faktor Internal dan Faktor Eksternal di bidang Pembangunan infrastruktur Jalan dan
Jembatan khususnya di Kawasan Timur Indonesia.
Faktor Internal :
1. Keterbatasan Anggaran Internal
Pembangunan infrastruktur membutuhkan dana yang besar, sedangkan
angggaran kementerian PUPR yang terbatas.
2. Dukungan Jumlah SDM PUPR yang memadai
Direktorat pada Kementerian PUPR yang menangani pembangunan
infrastruktur jalan dan jembatan adalah Direktorat Jenderal Bina Marga. Jumlah
SDM pada Direktorat Jenderal Bina Marga sebesar ± 7500 orang
(kepegbima.com, 2018), yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.
3. Dukungan teknologi konstruksi dan sistem informasi
Pengembangan teknologi konstruksi oleh Badan Pengembangan dan
Penelitian Kementerian PUPR dan sistem informasi yang meliputi sistem
informasi penganggaran, sistem informasi pegawai, LPSE untuk pemilihan
penyedia barang dan jasa, yang mendukung pembangunan infrastruktur jalan
dan jembatan
4. Minimnya Kualitas dan kuantitas jalan
Kualitas dan kuantitas infrastruktur di kawasan timur masih tergolong rendah.
Jumlah jaringan jalan yang menghubungkan antar wilayah masih sedikit,
sehingga ada beberapa wilayah yang sulit terjangkau.
5. Lemahnya sistem pengendalian internal
Keberhasilan pembangunan infrastruktur tidak lepas dari peran sistem
pengendalian/pengawasan internal. Saat ini, masih terdapat banyak celah
sistem pengendalian/pengawasan internal, dan belum adanya sanksi yang
tegas apabila terjadi kelalaian dalam suatu proyek pembangunan. Sistem
pengendalian/pengawasan terebut harusnya juga didukung dengan penetapan
SOP (Standard Operational Procedure) yang baku.
6. Dukungan Komitmen dan budaya organisasi
Adanya komitmen dari seluruh jajaran khususnya di Direktorat Jenderal Bina
Marga serta nilai-nilai yang diterapkan pada Kementerian PUPR yaitu bekerja
keras, bergerak cepat, bertindak tepat, berpengaruh terhadap pembangunan
infrastruktur jalan dan jembatan.
7. Koordinasi dan sinkronisasi antar unit kerja
Adanya koordinasi dan sinkronisasi antar bidang yang rutin dalam penyusunan
rencana dalam pelaksanaan pembangunan jalan.
Faktor Eksternal
Menurut Fred David (2017), ada 3 (tiga) tahap dalam memformulasikan strategi,
sebagaimana pada gambar berikut ini.
Tahap 1
Matrix External Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE)
EFE Matrix
Threat
Kondisi Cuaca, Topografi dan Geologi Wilayah 0,142 2 0,284 T1
Ketersediaan sumber daya 0,141 2 0,282 T2
Intervensi Politik terhadap Program Pembangunan 0,138 1 0,138 T3
Pembebasan Lahan 0,141 2 0,282 T4
TOTAL 100% 2,575
Hasil analisis dari matriks EFE tersebut, maka dapat diketahui bahwa kondisi atau
kemampuan eksternal Direktorat Jenderal Bina Marga khususnya untuk program
pembangunan infrastruktur jalan dan jalan di Kawasan Indonesia Timur dalam
memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman adalah pada tingkat sedang
ditunjukkan dengan skor sebesar 2,575.
IFE Matrix
Weakness
Keterbatasan anggaran internal 0,142 2 0,284 W1
Minimnya kualitas dan kuantitas jalan 0,141 2 0,282 W2
Lemahnya sistem pengendalian internal 0,137 1 0,137 W3
TOTAL 100% 2,722 W4
Dari hasil IFE matrix diatas dapat ketahui bahwa Direktorat Jenderal Bina Marga
khususnya Pembangunan Infrastruktur Jalan di Kawasan Indonesia Timur memiliki
nilai IFE sebesar 2,722 yang berarti memiliki kondisi atau kemampuan internal yang
rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan mengatasi masalah yang terjadi.
Tahap 2
Peningkatan kerjasama dengan Pemda dan Investor Penetapan regulasi dan peningkatan partisipasi
serta peningkatan keterlibatan masyarakat terhadap masyarakat untuk memperkuat
Peningkatan Kerjasama dengan Pemda dan Investor O2 pembangunan jalan dengan koordinasi dan sinkronisasi pengendalian/pengawasan pembangunan
secara berkelanjutan (S4, O2, O3) jalan. (W3,O1,O3)
Tinj
Tingkat Partisipasi Masyarakat O3
Dari matrix SWOT tersebut dapat diperoleh beberapa strategi alternatif untuk
pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di Kawasan Indonesia Timur :
QSPM Matrix
Strategi 1 Strategi 2
Factors Bobot
AS TAS AS TAS
External
Opportunity
Dukungan Kebijakan dan Regulasi 0,146 4 0,584 3 0,438
Peningkatan Kerjasama dengan Pemda dan Investor 0,143 3 0,429 3 0,429
Tingkat Partisipasi Masyarakat 0,144 4 0,576 3 0,432
Threat
Kondisi Cuaca, Topografi dan Geologi Wilayah 0,142 1 0,142 2 0,284
Ketersediaan sumber daya 0,141 1 0,141 2 0,282
Intervensi Politik terhadap Program Pembangunan 0,138 1 0,138 1 0,138
Pembebasan Lahan 0,141 1 0,141 1 0,141
TOTAL 1,00
Internal
Strenght
Dukungan jumlah SDM PUPR 0,146 4 0,584 0 0
Dukungan teknologi konstruksi dan sistem informasi 0,142 3 0,426 3 1,278
Dukungan komitmen dan budaya organisasi 0,143 3 0,429 0 0
Koordinasi dan Sinkronisasi antar Bidang 0,145 3 0,435 0 0
Weakness
Keterbatasan anggaran internal 0,142 2 0,284 1 0,284
Minimnya kualitas dan kuantitas jalan 0,141 2 0,282 1 0,282
Lemahnya sistem pengendalian internal 0,137 1,000 0,137 2 0,274
TOTAL 1,00 4,728 4,262
Dari hasil perhitungan QSPM diperoleh skor untuk 2 (dua) alternatif strategi. Untuk
strategi 1 mendapatkan skor 4,728 sedangkan strategi 2 mendapatkan skor 4,262.
Sehingga strategi yang dapat digunakan adalah Percepatan pembangunan
infrastruktur jalan dan jembatan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada
serta pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi yang berkelanjutan dalam rangka
peningkatan kerjasama dengan pemda dan investor serta peningkatan partisipasi
masyarakat.
Jawaban No. 4
5 (lima) kelemahan dalam buku Strategic Management oleh Fred David (2017) :