Anda di halaman 1dari 7

Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara

e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2020

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM INFRASTRUKTUR SOSIAL


EKONOMI WILAYAH (PISEW) DI KABUPATEN SUBANG

Oleh :
Zaenal Mustopa
zaenalmustopa784@gmail.com
Program Pascasarjana Magister Ilmu Administrasi Universitas Subang

ABSTRAK

Program Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) adalah salah satu program
pemerintah dalam pengentasan kemiskinan masyarakat, yang bertujuan agar masyarakat
di perdesaan, berdaya dan mampu mengelola sumberdaya lokal yang ada guna
meningkatkan ekonomi rumah tangganya. Selain itu pula PISEW mempunyai tujuan untuk
mengurangi kesenjangan antar wilayah, memperbaiki tata kelola pemerintah daerah di
tingkat kabupaten, kecamatan dan desa, serta penguatan institusi lokal di tingkat desa.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui untuk
mengetahui implementasi kebijakan Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
(PISEW) di Kabupaten Subang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif, dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui
wawancara, dokumentasi, dan observasi. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini bahwa
adanya ketidak lancaran komunikasi antara aparat desa dengan masyarakat menjadi salah
satu faktor terhambatnya implementasi pembangunan di Desa-desa yang dimana
pemerintah desa tidak menyampaikan informasi atau kurangnya sosialisasi kepada
masyarakat. Kendala rendahnya kapasitas sumberdaya masyarakat ini dapat dilihat pada
munculnya tanggapan dari kelompok tertentu bahwa program belum menyentuh
kepentingan mereka dan masih adanya sikap tak-acuh dalam usaha pelestarian program
yang sesungguhnya untuk kepentingan mereka. Sikap para petugas Dinas Perumahan dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Subang yang memonitorng hasil pekerjaan di setiap Desa
sudah baik, tetapi mereka tidak datang sesuai jadwal yang sudah ditentukan, mereka datang
tidak bisa dipastikan, itu dikarenakan banyaknya desa yang harus di monitoring oleh
mereka sementara jumlah petugas terbatas. Struktur organisasi yang terlalu panjang akan
cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan red-tape, yakni prosedur birokrasi
yang rumit dan kompleks, ini pada gilirannya menyebabkan aktivitas organisasi tidak
fleksibel.

Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Program PISEW

A. PENDAHULUAN Pembangunan infrastuktur merupakan


Pembangunan di negara yang sedang salah stu aspek penting dan vital, untuk
berkembang mengandung dua dimensi, yaitu mempercepat proses pembangunan nasional.
tujuan dan proses. Tujuan pembangunan Infrasturktur juga memegang peranan
sudah pasti kondisi kehidupan yang lebih penting sebagai salah satu roda penggerak
baik sebagaimana yang di inginkan oleh pertumbuhan ekonomi. Program
masyarakat. Sedangkan proses untuk Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
mencapai tujuan itu dinyatakan dalam (PISEW) adalah salah stu program
berbagai strategi pembangunan. pemerintah dalam pengentasan kemiskinan
Terbelakangnya daerah perdesaan masyarakat, yang bertujuan agar masyarakat
masih merupakan masalah besar yang belum di perdesaan, berdaya dan mampu mengelola
teratasi. Daerah pedesaan di pedalaman sumber daya local yang ada guna
sangat jauh berbeda dalam hal pembangunan. meningkatakan ekonomi rumah tangganya.
Pembangunan merupakan suatu proses Selain itu pula PISEW mempunyai tujuan
perubahan ke arah yang lebih baik melalui untuk mengurangi kesenjangan antar
upaya yang dilakukan secara terencana. wilayah, memperbaiki tata kelola pemerintah
Pembangunan adalah proses perubahan yang daerah di tingkat kabupaten, kecamatan dan
mencakup seluruh system social, seperti desa, serta penguatan institusi local di tingkat
politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, desa (Dirjen Cipta Karya, 2016).
Pendidikan dan teknologi, kelembagaan dan Infrastruktur di Kabupaten Subang
budaya. penting dibangun disebabkan kehidupan
masyarakat tidak dapat terlepas dari
244
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2020

kebutuhan infrastruktur yang memadai. berbagai faktor. Faktor tersebut


Infrastruktur adalah fasilitas fisik beserta antara lain: (1) ukuran dan tujuan
layanannya yang diadakan untuk mendukung kebijakan; (2) sumberdaya; (3)
bekerjanya system social ekonomi agar karakteristik agen pelaksana; (4)
menjadi lebih berfungsi bagi usaha sikap/kecenderungan para
memenuhi kebutuhan dasar dan memecahkan pelaksana; (5) komunikasi antar
barbagai masalah. organisasi dan aktivitas
Apalagi Kabupaten Subang pelaksana; (6) lingkungan
merupakan salah satu kabupaten di Jawa ekonomi, sosial, dan politik.
Barat yang memiliki banyak potensi baik dari b) Model Daniel Mazmanian dan
segi pertanian, perikanan, perkebunan, Paul Sabatier
bahkan tambang minyak bumi, dan gas hal ini Model ini disebut A Framework
tentu saja memerlukan dukungan sarana for Policy Implementation
infrastruktur yang memadai guna Analysis. Peranan penting
meningkatkan potensi tersebut. impelementasi kebijakan publik
Berdasarkan Keputusan Menteri adalah kemampuan dalam
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat identifikasi faktorfaktor yang
Nomor 73/KPTS/M/2019, bahwa Kabupaten mempengaruhi tercapainya
Subang yang mendapat bantuan program tujuan-tujuan formal pada
PISEW adalah 8 Kecamatan dan 20 Desa. keseluruhan proses implementasi.
Faktor tersebut adalah: (1) mudah
B. KAJIAN PUSTAKA tidaknya masalah yang akan
Berdasarkan tahapan penelitian yang digarap; (2) kemampuan
baik, maka penelitian harus memiliki dasar kebijakan menstruktur proses
atau referensi dari penelitian sebelumnya. implementasi secara tepat; (3)
Hal ini digunakan sebagai bahan kajian atau faktor diluar undang-undang yang
studi literatur dari penelitian yang mempengaruhi implementasi
dilaksanakan saat ini. Selain itu, metode yang c) Model George C. Edward III
digunakan pada penelitian terdahulu Model ini disebut dengan Direct
dimungkinkan dapat digunakan kembali pada And Indirect Impact On
penelitian saat ini. Sehingga, hal ini Implementation. Menurut Edward
diharapkan dapat menghasilakan sebuah terdapat 4 faktor yang sangat
kebaharuan ilmu dengan konteks menetukan kebijakan yaitu: (1)
permasalahan yang berbeda. komunikasi; (2) sumberdaya; (3)
Kebijakan sebagai suatu Tindakan disposisi; dan (4) struktur
yang mengarah pada tujuan yang diusulkan Birokrasi.
oleh seseorang, kelompok atau pemerintah d) Model Merilee S. Grindle Model
dalam lingkungan tertentu sehubungan Grindle ini dikenal dengan
dengan adanya hambatan seraya mencari Implementation as A Political and
peluang untuk mencapai tujuan atau sasaran Administrative Process. Menurut
yang diinginkan (Handoyo,2012:5). Grindle variable yang
Beberapa model implementasi mempengaruhi kebijakan ini
kebijakan yang dikemukakan oleh Agustino adalah outcome yaitu tercapai
dalam bukunya Dasar-dasar Kebijakan atau tidaknya tujuan yang akan
Publik (2008,h.140) antara lain: diraih. Pengukuran kebijakan
a) Model Donald Van Metter dan tersebut dapat dilihat dari dua hal
Carl Van Horn yaitu (1) dilihat dari prosesnya;
Model ini disebut dengan Model (2) tujuan kebijakan tercapai.
A Model of The Policy Dalam hal ini Winarno (2014:95)
Implementation. Proses berpendapat bahwa: implementasi kebijakan
impelementasi ini dilakukan adalah suatu rangkaian tahap yang saling
secara sengaja untuk meraih bergantung yang diatur menurut urutan
kinerja implementasi kebijakan waktu; penyusunan agenda, formulasi
publik yang tinggi yang kebijakan, adopsi kebijakan, dan penilaian
berlangsung dalam hubungan kebijakan. Sedangkan George C Edward III

245
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2020

dalam Subarsono (2010:90) bahwa Program Infrastruktur Sosial Ekonomi


implementasi kebijakan dipengaruhi oleh Wilayah (PISEW) yang dilaksanakan oleh
empat variable, yakni : 1) Communicatioan Kementrian Pekerjaan Umum dan
(komunikasi) 2) Resources (sumber daya) 3) Perumahan Rakyat yang bekerjasama dengan
DispositionsI (disposisi atau sikap pelaksana) Pemerintah Daerah termasuk Pemerintah
4) Bureaucratic Structure (struktur birokrasi). Daerah Kabupaten Subang, dan berdasarkan
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
C. METODE PENELITIAN Perumahan Rakyat Nomor:
Penggunaan metode deskriptif 73/KPTS/M/2019, bahwa Kabupaten Subang
kualitatif ini memiliki keunggulan karena yang mendapat bantuan program PISEW
masalah yang dikaji tidak sekedar adalah 8 Kecamatan dan 20 Desa. Ke 9
berdasarkan laporan pada suatu kejadian atau Kecamatan tersebut adalah Kecamatan
fenomena saja melainkan juga dikonfirmasi Cisalak tiga desa, Kecamatan Kasomalang
dengan sumber-sumber lain yang relevan. tiga desa, Kecamatan Tanjungsiang dua desa,
Berdasarkan tujuan penelitian kualitatif, Kecamatan Cikaum dua desa, Kecamatan
maka prosedur sampling yang penting adalah Ciasem dua desa, Kecamatan Sukasari tiga
bagaimana menemukan informasi kunci (key desa, Kecamatan Pusakanagara dua desa dan
informant). Orientasi mengenai informan Kecamatan Pusakajaya tiga desa. Kriteria
adalah bukan berapa jumlah masyarakat yang lokasi pelaksaaan PISEW adalah memiliki
dijadikan informan tetapi apakah data yang potensi yang dikembangkan sebagai kawasan
terkumpul sudah mencukupi atau belum. pusat pertumbuhan, sesuai dengan rencana
Metode penelitian kualitatif digunakan tata ruang wilayah Kabupaten, merupakan
dalam penelitian ini, karena pada umumnya kebijakan pemerintah yang dapat
permasalahannya belum jelas, holistic, mempercepat pengembangan ekonomi
dinamis, dan penuh makna sehingga tidak kawasan dan menciptakan lapangan kerja.
mungkin data pada situasi social tersebut Untuk mengetahui implementasi
diperoleh dengan metode penelitian kebijakan Pengembangan Infrastruktur
kuantitatif dengan instrument seperti test, Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) di
kuesioner. Selain itu peneliti bermaksud Kabupaten Subang sesuai dengan teori
memahami situasi social secara mendalam, menurut Edward III dalam Subarsono
menemukan pola, hipotesis dan teori (2010:90) yang penulis gunakan, terdapat
(sugiyono, 2010:399). empat faktor yang mempengaruhi
keberhasilan implementasi sebuah kebijakan
D. HASIL DAN PEMBAHASAN yaitu : 1) Komunikasi, 2) Sumber daya, 3)
Luas Wilayah Kabupaten Subang Disposisi, 4) Struktur birokrasi, untuk lebih
adalah 2.051,76 km2 atau 6,34 persen dari jelasnya akan dibahas sebagai berikut:
luas Provinsi Jawa Barat, sedangkan Komunikasi, Komunikasi mempunyai
ketinggian antara 0 – 1.500 m dpl. Dari sisi sejumlah pengaruh baik terhadap tipe,
administrasi, wilayah Kabupaten Subang sasaran tugas pemerintahan termasuk
terdiri atas 30 Kecamatan dan 245 desa serta didalamnya pemeliharaan hubungan. Tanpa
8 Kelurahan, adapun pusat pemerintahan terjalinnya komunikasi yang baik antara
berada di Kecamatan Subang. masyarakat dan pemerintah maka akan sangat
Program Infrasturktur Sosial Ekonomi sulit untuk diketahui apa yang telah dicapai,
Wilayah (PISEW) adalah salah satu program apa yang akan diraih serta kendala-kendala
pemerintah dalam pengentasan kemiskinan apa yang di hadapai dalam suatu pekerjaan.
masyarakat, yang bertujuan agar masyarakat Dan komunikasi adalah sumber informasi
di perdesaan, berdaya dan mampu mengelola dari pimpinan dalam menginformasikan
sumber daya local yang ada guna berbagai kebijakan yang dibuat atau pun
meningkatkan ekonomi rumah tangganya. mengenai pembangunan. Komunikasi dalam
Selain itu pula PISEW mempunyai tujuan organisasi merupakan suatu proses yang amat
mengurangi kesenjangan antar wilayah, kompleks dan rumit. Seseorang bisa
memperbaiki tata kelola pemerintah daerah di menahannya hanya untuk kepentingan
tingkat kabupaten, kecamatan dan desa, serta tertentu, atau menyebarluaskannya. Berikut
penguatan isntitusi lokal tingkat desa. hasil wawancara penulis dengan Kepala
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

246
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2020

Kabupaten Subang mengenai komunikasi diuntungkan tidak hanya organisasinya saja


dari pembuat kebijakan. melainkan diri pelaksana tersebut.
Sumber Daya, Sumber daya Struktur Birokrasi, membahas
merupakan salah satu faktor yang sangat pelaksana suatu kebijakan tidak dapat
penting dalam pengimplementasian suatu dilepaskan dari struktur birokrasi. Struktur
kebijakan. Sumber daya yang diperlukan birokrasi adalah karakteristrik, norma-norma,
dalam suatu kebijakan tidak hanya mengenai dan pola-pola hubungan yang terjadi
biaya. Akan tetapi, sumber daya juga terkait berulang-ulang dalam badan-badan eksekutif
dengan sumber daya manusia, fasilitas yang yang mempunyai hubungan baik potensial
disediakan dan informasi. Pelaksana maupun nyata dengan apa yang mereka
merupakan faktor penting dalam miliki. Dalam menjalankan kebijakan
implementasi kebijakan karena apapun jenis Struktur Organisasi memiliki pengaruh yang
kebijakan tersebut sangat memerlukan signifikan terhadap implementasi kebijakan
dukungan para pelaksana.Para pelaksana dalam hal pelaksanaan kebijakan Program
diharapkan paham apa tujuan dari PISEW di Kabupaten Subang tidak dapat
pelaksanaan kebijakan. Tidak hanya dipisahkan dari struktur dan birokrasi yang
dukungan staf dan para pelaksana, dukungan ada pada Bidang Kawasan Permukiman
finansial, dan dukungan sarana dan prasarana Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
juga sangat penting untuk lancarnya suatu Kabupaten Subang. Setiap program yang ada
implementasi kebijakan. Bukan hanya isi seperti sosialisasi tidak langsung maupun
sebuah kebijakan saja yang dikomunikasi langsung telah disusun secara jelas dan telah
secara jelas, sumber daya juga harus tetap dibuat struktur birokrasi. Tim Pelaksana
dipersiapkan untuk dapat melaksanakan Kabupaten Subang dibentuk dari lingkungan
implementasi kebijakan. Ketersediaan Dinas yang menangani infrastruktur
sumber daya dalam implementasi kebijakan permukiman dan instansi yaitu Dinas
memegang peranan penting, karena Perumahan dan Kawasan Permukiman
implementasi kebijakan tidak akan efektif Kabupaten Subang. Anggota Tim Kabupaten
bilamana saumber-sumber pendukungnya diusulkan atas nama Kepala Daerah atau
tidak memadai. Sumber daya ini meliputi Pejabat yang ditunjuk, untuk ditetapkan
jumlah staf, keahlian dari para pelaksana melalui Surat Keputusan Satuan Kerja
serta adanya pelatihan dan pendidikan yang Pengembangan Kawasan Permukiman
diberikan kepada para petugas pelaksana di Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran
lapangan. (KPA). Anggotanya terdiri dari internal
Disposisi, Diposisi atau sikap Bidang Kawasan Permukiman Dinas
pelaksana kebijakan dalam melaksanakan Perumahan dan Kawasan Permukiman dan
kebijakan mengenai Keputusan Menteri melibatkan pihak luar yaitu fasilitator karena
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Program PISEW adalah Program yang harus
Nomor 73/KPTS/M/2019 Tentang Penetapan ada tenaga ahli sebagai pendamping dalam
Lokasi Serta Besaran Bantuan Kegiatan pelaksanaannya. Struktur birokrasi memiliki
Pengembangan Infrastruktur Sosial dan pengaruh yang signifikan terhadap
Ekonomi Wilayah Tahun Anggaran 2019 implementasi kebijakan. Aspek struktur
dapat dilihat melalui tingkat kepatuhan birokrasi ini melingkupi dua hal yaitu
pelaksana dan pemberian upah/reward mekanisme dan struktur birokrasi itu sendiri.
kepada para pelaksana kebijakan, jika Aspek pertama adalah mekanisme, dalam
pelaksana ingin efektif maka para pelaksana implementasi kebijakan biasanya sudah
tidak hanya mengetahui apa yang akan dibuat Standart Operational Procedure
dilakukan tetapi juga harus memiliki (SOP). SOP menjadi pedoman bagi setiap
kemampuan untuk melaksanakannya. implementator dalam bertindak agar dalam
Disposisi ini merupakan keinginan dan pelaksanaan kebijakan tidak melenceng dari
kecenderungan sikap para pelaksana untuk tujuan dan sasaran kebijakan. Aspek kedua
melaksanakan secara sungguh-sungguh adalah struktur birokrasi, struktur birokrasi
sehingga apa yang menjadi tujuan dapat yang terlalu panjang dan terfragmentasi akan
diwujudkan. Disposisi ini akan muncul cenderung melemahkan pengawasan dan
diantara para pelaksana, sehingga yang menyebabkan prosedur birokrasi yang rumit
dan kompleks yang selanjutnya akan

247
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2020

menyebabkan aktivitas organisasi menjadi program dalam pemerintahan,


tidak fleksibel. maka komunikasi memiliki
Program PISEW bukan sekedar kedudukan yang sangat penting
berbicara mengenai berapa Panjang jalan dalam mendukung berjalannya
yang telah dibangun, atau berapa irigasi yang program tersebut. Bagaimana
telah dibangun, akan tetapi yang terpenting mungkin suatu program dapat
dan merupakan pokok permasalahan adalah terlaksana jika komunikasi antara
bagaimana program PISEW tersebut dapat masyarakat dan pemerintah tidak
terlaksana sesuai dengan tujuan. Berdasarkan berjalan dengan baik, maka
hasil penelitian penulis menunjukan bahwa sangat penting bagi pemerintah
pelaksanaan kebijakan program PISEW di maupun masyarakat untuk
Kabupaten Subang masih belum optimal hal memperbaiki komunikasi agar
ini terlihat dari beberapa indikator : 1) kurang program-program pemerintah
dilakukan sosialisasi oleh Satuan Kerja berjalan dengan efektif dan
Kabupaten; 2) Keterbatasan kemampuan masyarakat dapat ikut serta dalam
sumber daya; 3) Kurangnya keterlibatan program tersebut.
masyarkat dalam musyawarah perencanaan 2. Dalam pelaksanaan program
kegiatan, pelaksanaan, pengawasan, PISEW di Kabupaten Subang,
pemanfaatan dan pemeliharaan dikarenakan kendala rendahnya kapasitas
informasi ke masyarakat belum secara utuh sumberdaya masyarakat ini dapat
tersampaikan dengan baik terkait Program dilihat pada munculnya
PISEW. tanggapan dari kelompok tertentu
Jadi keberhasilan Implementasi bahwa program belum menyentuh
Kebijakan Program PISEW di Kabupaten kepentingan mereka dan masih
Subang mensyaratkan agar implementor adanya sikap tak-acuh dalam
mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa usaha pelestarian program yang
yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan sesungguhnya untuk kepentingan
harus ditransmisikan kepada kelompok mereka.
sasaran (target group) sehingga akan 3. Untuk dimensi Disposisi dapat
mengurangi distrorsi implementasi. Apabila disimpulkan sikap para petugas
tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas Dinas Perumahan dan Kawasan
atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh Permukiman Kabupaten Subang
kelompok sasaran, maka kemungkinan akan yang memonitorng hasil
terjadi resistensi dari kelompok sasaran. pekerjaan di setiap Desa sudah
baik, tetapi mereka tidak datang
E. KESIMPULAN DAN SARAN sesuai jadwal yang sudah
Berdasarkan hasil penelitian yang ditentukan, mereka datang tidak
telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat bisa dipastikan, itu dikarenakan
diambil kesimpulan penelitian mengenai banyaknya desa yang harus di
implementasi kebijakan Program monitoring oleh mereka
Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah sementara jumlah petugas
(PISEW) di Kabupaten sebagai berikut: terbatas dan berbagi pekerjaan
1. Untuk dimensi Komunikasi dapat dengan pelaksanaan program lain
disimpulkan bahwa adanya yang sedang dilaksanakan.
ketidak lancaran komunikasi Karena kalau para pelaksana
antara aparat desa dengan menentang dengan adanya
masyarakat menjadi salah satu kebijakan Program PISEW maka
faktor terhambatnya proses implementasi kebijakan
implementasi pembangunan di akan menjadi sulit. Tanpa adanya
Desa-desa yang dimana dukungan, maka pelaksana akan
pemerintah desa tidak merasa terpaksa dalam
menyampaikan informasi secara menjalankan tugasnya, sehingga
maksimal atau kurangnya tidak bisa secara penuh
sosialisasi kepada masyarakat. melaksanakan kewajibannya.
Dalam proses implementasi suatu

248
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2020

4. Jadi struktur organisasi yang masyarakat sasaran, mulai tahap


bertugas melaksanakan kebijakan perencanaan, pelaksanaan,
Program PISEW di Kabupaten penilaian, sampai tahap
Subang memiliki pengaruh yang pelestarian program. Dan
signifikan terhadap implementasi Masyarakat hendaknya dilibatkan
kebijakan, salah satu dari aspek dalam keseluruhan proses
struktur yang penting dari setiap kegiatan pemberdayaan mulai
organisasi adalah adanya dari perencanaan, pelaksanaan,
prosedur operasi yang menjadi monev dan penerimaan manfaat.
pedoman bagi setiap implementor Pemerintah daerah hendaknya
dalam bertindak. Struktur segera melakukan pendataan
organisasi yang terlalu panjang secara jelas dan terukur tentang
akan cenderung melemahkan kriteria kemiskinan, sehingga
pengawasan dan menimbulkan setiap kebijakan program
red-tape, yakni prosedur birokrasi penanggulangan kemiskinan
yang rumit dan kompleks, ini mempunyai sasaran dan target
pada gilirannya menyebabkan yang tepat.
aktivitas organisasi tidak 3. Perlunya dibentuk jaringan
fleksibel. kemitraan antara pemerintah
Berdasarkan hasil penelitian mengenai daerah, fasilitator kegiatan dari
implementasi kebijakan Pengembangan masyarakat dan kelompok
Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah sasaran, serta seluruh stakeholder
(PISEW) di Kabupaten Subang, penulis program. Partisipasi masyarakat
memberikan saran yaitu: dalam kegiatan pemberdayaan
1. Pemerintah desa seharusnya hendaknya lebih ditingkatkan
memperbaiki komunikasi dengan dimana masyarakat tidak lagi
masyarakat, sehingga masyarakat dijadikan sebagai obyek
turut berpartisipasi aktif dalam (penerima bantuan sebagai warga
program-program pemerintah miskin) tetapi menjadi subyek dan
karena peran masyarakat sangat bahkan sebagai pelaku
penting dalam mendukung pembangunan.
program-program pemerintah 4. Bagi pemerintah Kecamatan di
karena seperti yang diketahui saat wilayah Kabupaten Subang yang
ini implementasi pembangunan menerima bantuan program
infrastruktur di desa dalam bidang PISEW agar menindaklanjuti
jalan, jaringan dan listrik Program Infrastruktur Sosial
dianggap tidak optimal sehingga Ekonomi Wilayah (PISEW)
menghambat kelancaran aktifitas dengan cara memelihara dan
masyarakat. Perlu adanya tata meningkatkan sarana dan
kelola anggaran dana desa yang prasarana yang telah dibangun,
transparan dan jeli sehingga khususnya dilokasi Program
anggaran yang ada sesuai sesuai PISEW tersebut guna untuk
dengan peruntukannya, atau meningkatkan kesejahteraan
sesuai dengan (RAB) yaitu masyarakat. Serta Pemerintah
dengan cara pendamping desa Kabupaten Subang diharapkan
harus lebih optimal dalam agar mengalokasikan
melaksanakan tugasnya. anggarannya guna menciptakan
2. Guna meningkatkan kapasitas pusat-pusat pertumbuhan
sumberdaya masyarakat, maka ekonomi daerah sekitarnya
pemerintah harus lebih melalui penetapan daerah
mengoptimalkan lagi peran dan Kawasan Stategis Kabupaten
fungsi dari fasilitator desa pada (KSK) dilokasi Program PISEW.
program PISEW untuk
memberikan sosialisasi dan
pelatihan untuk kelompok

249
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2020

DAFTAR PUSTAKA Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian


Abidin, Said Zainal. 2012. Kebijakan Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT.
Publik. Jakarta: Penerbit Salemba Remaja Rosdakarya.
Humanika. Rusli, Budiman. 2015. Kebijakan
Agustino, Leo. 2006. Dasar- Publik.Membangun Pelayanan Publik
Dasar Kebijakan Publik. Bandung: yang Responsif. Bandung:
CV.Alfabeta. Hakim Publisher.
Baedhowi. 2004. Manajemen Sumber Daya Subarsono, AG. 2010. Analisis Kebijakan
Manusia. Semarang : Pelita Insan. Publik (Konsep Teori dan Aplikasi).
Ikhsan. 2004. Hubungan Antara Infrastruktur Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
dengan Pertumbuhan Ekonomi dan Syafiie, Kencana, Inu. 2011. Manajemen
Pembangunan. LPEM, Jakarta. Pemerintahan. Jakarta : Pustaka Reka
Miraza, B.H. 2005. Peran Kebijakan Publik Cipta.
dalam Perencanaan Wilayah. Wahana Wibawa, Samudra. 2010. Kebijakan Publik
Hijau. Jurnal Perencanaan dan Proses dan Analisis. Jakarta: PT. Raja
Pengembangan Wilayah. Vol.1 Nomor Grafindo Perkasa.
2 Desember 2005. Widodo Eko Suparno. 2010. Manajemen
Bagong Suyanto, 2005. Metode Penelitian Pengembangan Sumber Daya
Sosial: Berbagai Alternatif Manusia.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pendekatan. . Jakarta : Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Prenada Media Perumahan Rakyat Nomor
Adisasmita, H.R. 2006. Membangun Desa 73/KPTS/M/2019 Tentang Penetapan
Partisipatif. Graha Ilmu, Yogyakarta. Lokasi Serta Besaran Bantuan
Dunn, William N. 2003. Analisis Kebijakan Kegiatan Pengembangan Infrastruktur
Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada Sosial dan Ekonomi Wilayah Tahun
University Press. Anggaran 2019.
Handoyo Eko. 2012. Kebijakan Publik. Surat Edaran Direktorat Jendra Cipta Karya
Semarang: Widya Karya. Nomor: 04/SE/DC/2019 Tentang
Miles dan Huberman, 2004, Qualitative Data Perubahan Surat Edaran Direktorat
Analysis, diterjemahkan Tjetjep Jendra Cipta Karya Nomor:
Rohendi, Analisis Data Kualitatif, 02/SE/DC/2018 Tentang Pedoman
Jakarta : UI Press. Teknis Pelaksanaan Kegiatan Padat
Karya Direktorat Jenderal Cipta
Karya.

250

Anda mungkin juga menyukai