Anda di halaman 1dari 18

Keterpaduan Pengembangan Wilayah Terpadu dan Permasalahannya di

Indonesia

Ratri Wulandari (171910501032)


Yasmin Fitriani Asyigah (171910501056)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Agenda Layout
Pendahuluan
01 Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan

Pembahasan
Pengertian Perencanaan Wilayah, Implementasi Konsep
02 Perencanaan Strategis dan Terpadu, Tahapan Penyusunan
Pembangunan Wilayah Terpadu, dan Permasalahan Pengembangan
Wilayah

Kesimpulan
03
Latar Belakang
pembangunan menurut Todaro (1998), pada hakikatnya merupakan cerminan proses
terjadinya perubahan sosial suatu masyarakat, tanpa mengabaikan keragamaan
kebutuhan dasar dan keinginaan individual maupun kelompok sosial atau institusi yang
ada di dalamnya untuk mencapai kondisi kehidupan yang lebih baik.

Pembangunan wilayah terpadu merupakan kebijakan untuk mendorong pemerintah


daerah dalam melaksanakan pembangunan melalui pendekatan kewilayahan. Kebijakan
ini dibutuhkan agar pembangunan daerah dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif
dalam pemanfaatan sumber daya dan sumber dana pembangunan di daerah dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Perencanaan wilayah?
b. Bagaimana Implementasi Konsep Perencanaan Strategis dan Terpadu?
c. Bagaimana Penyusunan Pembangunan Wilayah Terpadu di suatu Daerah?
d. Apa saja Permasalahan Pengembangan Wilayah di Indonesia?

Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengertian perencanaan wilayah


b. Untuk mengetahui pengimplementasian Konsep Perencanaan Strategis dan Terpa
c. Untuk mengetahui tahapan Penyusunan Pembangunan Wilayah Terpadu di suatu
d. Untuk mengetahui Permasalahan Pengembangan Wilayah di Indonesia
Pembahasan
Pengertian Pengembangan wilayah

Pengembangan wilayah merupakan strategi memanfaatkan dan mengkombinasikan faktor


internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan tantangan) yang ada sebagai
potensi dan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi wilayah akan
barang dan jasa yang merupakan fungsi dari kebutuhan baik secara internal maupun
eksternal wilayah. Faktor internal ini berupa umber daya alam, sumber daya manusia dan
sumber daya teknologi, sedangkan faktor eksternal dapat berupa peluang dan ancaman yang
muncul seiring dengan interaksinya dengan wilayah lain.
Pendekatan yang diterapkan dalam pengembangan wilayah di Indonesia sangat beragam
karena dipengaruhi oleh perkembangan teori dan model pengembangan wilayah serta tatanan
sosial-ekonomi, sistem pemerintahan dan administrasi pembangunan. Pendekatan yang
mengutamakan pertumbuhan tanpa memperhatikan lingkungan, bahkan akan menghambat
pertumbuhan itu sendiri (Direktorat Jenderal Penataan Ruang, 2003). Pengembangan wilayah
dengan memperhatikan potensi pertumbuhan akan membantu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi berkelanjutan melalui penyebaran penduduk lebih rasional, meningkatkan
kesempatan kerja dan produktifitas (Mercado, 2002).
Implementasi Konsep Perencanaan Strategis dan Terpadu

Paradigma perencanaan pembangunan dilaksanakan pada masa orde baru banyak mengacu pada teori
prosedur perencanaan dan dimulai dengan tendensi kebutuhan/kepentingan pemerintah yang sentralistik.
Konsep ini banyak berpihak pada perencanaan yang mono sektoral. Konsep perencanaan seperti ini dalam
implementasinya ternyata tidak banyak menyentuh rasa kesejahteraan sosial masyarakat seperti tujuan
hakiki dari perencanaan tersebut.
Dimasa yang akan datang, paradigma perencanaan pembangunan lebih difokuskan pada perencanaan
multisektoral yang strategis dan terpadu dengan pendekatan politik yang lebih berpihak pada masyarakat.
Langkah awal untuk menanggulangi tantangan yang dihadapi oleh pemerintah provinsi maupun lokal di
Indonesia adalah berusaha untuk menjadi realistis mengenal apa yang dapat dicapai melalui perencanaan
dan campur tangan pemerintah dalam jangka pendek. Pengembangan kota-kota terjadi pada umumnya
adalah melalui keputusan-keputusan perorangan dan organisasi. Peran penting dari pihak swasta perlu
untuk dikenali dan dilakui.
Dalam menyusun perencanaan dan membuat kerangkan elemen-elemen prinsip dari proses perencanaan
pada tingkat lokal dengan mempertimbangkan topik-topik berikut:
a. Tanah
b. Infrastruktur
c. Perumahan dan Fasilitas Komunitas
d. Pengembangan Ekonomi
e. Pelayanan Sosial
f. Manajemen Lingkungan
Keberhasilan pengembangan wilayah dapat dilihat dari tiga indikator yaitu, produktivitas dari perkembangan
kinerja suatu institusi beserta aparatnya, efisiensi yang terkait dengan meningkatnya kemampuan teknologi/
sistem dan kualitas SDM dalam pelaksanaan pembangunan, serta partisipasi masyarakat yang dapat menjamin
kesinambungan pelaksanaan suatu program di suatu wilayah.

Strategi yang diambil dalam upaya pengembangan wilayah di Indonesia yang sudah dilakukan antara lain dengan
mengembangkan 5 komponen tata ruang nasional yang meliputi:
a. Pengembangan Kawasan Prioritas yang meliputi kawasan pertumbuhan cepat, kawasan pertahanan
keamanan, dan kawasan-kawasan yang secara tradisional menunjuklan produktivitas yang tinggi pada suatu
penggunaan (kawasan tanaman pangan, kawasan perkebunan slaka besar, industri perkayuan dan hutan
produksi, kawasan industri pengolahan bahan tambang, kawasan perternakan dan perikanan;
b. Pengembangan kota prioritas yang perkembangannya mampu mendukung dan merangsang pengembangan
wilayah sekitarnya
c. Pengendalian pengembagan metropolitan, agar tidak melampui daya dukung lingkungan;
d. Pengembangan sistem transportasi nasional untuk mengaitkan kawasan-kawasan dengan kota-kota priorita;
e. Pelestarian kawasan berfungsi lindung.
Tahapan penyusunan perencanaan wilayah terpadu

Pembangunan wilayah terpadu merupakan kebijakan untuk mendorong pemerintah daerah dalam melaksanakan
pembangunan daerah melalui pendekatan kewilayahan. Kebijakan ini dibutuhkan agar pembangunan daerah
dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam pemanfaatan sumber daya dan sumber dana pembangunan
di daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan wilayah terpadu merupakan kebijakan untuk mendorong pemerintah daerah dalam melaksanakan
pembangunan daerah melalui pendekatan kewilayahan. Kebijakan ini dibutuhkan agar pembangunan daerah
dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam pemanfaatan sumber daya dan sumber dana pembangunan
di daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Prinsip PWT melalui program kewilayahan meliputi:
a. Merupakan satu kesatuan dengan rencana pembangunan daerah;
b. Keterpaduan program, kegiatan, waktu pelaksanaan, lokasi, dan pendanaan pembangunan wilayah antara
Pemerintah dengan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah, berdasarkan kewenangannya;
c. Dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan
masing-masing; dan
d. Dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing wilayah, serta sesuai dinamika
perkembangan daerah dan nasional.
PWT melalui program kewilayahan dilaksanakan secara bertahap sebagai berikut:
a. Transparan yaitu membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur,
dan tidak diskriminatif dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan
rahasia negara.
b. Responsif yaitu dapat mengantisipasi berbagai potensi, masalah dan perubahan yang terjadi di daerah
c. Efisien yaitu merupakan pencapaian keluaran tertentu dengan masukan terendah atau masukan terendah
dengan keluaran maksimal;
d. Efektif yaitu merupakan kemampuan mencapai target dengan sumber daya yang dimiliki, dengan cara atau
proses yang paling optimal.
e. Partisipatif yaitu merupakan hak masyarakat untuk terlibat dalam setiap proses penyusunan, pelaksanaan,
pengendalian, dan evaluasi hasil rencana pembangunan daerah, baik dalam bentuk pemikiran, tenaga,
maupun material, dimana dengan cara ini diharapkan masyarakat mau dan mampu melaksanakan rencana
, serta memelihara dan menindaklanjuti hasil-hasil pembangunan; dan
f. Berwawasan lingkungan yaitu untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur tanpa harus menimbulkan
kerusakan lingkungan yang berkelanjutan dalam mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber
daya manusia, dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam yang
menopangnya.
Kedudukan Pembangunan Wilayah Terpadu dalam
Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Pengembangan Wilayah Terpadu Jangka Panjang

PWTJP merupakan bagian dari arah kebijakan dan sasaran pembangunan jangka panjang daerah yang
mengacu pada RPJPN dan berpedoman pada RTRW provinsi bagi provinsi. Sedangkan bagi kabupaten/
kota penyusunan PWTJP mengacu pada RPJPN, memperhatikan RPJP provinsi, dan berpedoman pada
RTRW kabupaten/kota.
Penyusunan PWTJP dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. Identifikasi permasalahan dan gambaran umum kawasan, dilakukan melalui pengolahan data dan
informasi kawasan serta penelaahan RTRW.
b. Perumusan isu strategis kawasan, dilakukan berdasarkan hasil identifikasi permasalahan
pembangunan kawasan dan penelaahan arah kebijakan dan sasaran pokok dalam RPJPN/RPJPD
Provinsi.
c. Perumusan arah kebijakan dan sasaran PWTJP, dilakukan dengan memperhatikan arah kebijakan dan
sasaran pembangunan wilayah/kawasan dalam RPJPN bagi provinsi dan RPJPD provinsi bagi
kabupaten/kota serta mempedomani tujuan, kebijakan, dan strategi pemanfaatan ruang dalam RTRW.
skematis Tahapan dan Tata Cara Penyusunan PWTJP
Penyusunan Pengembangan Wilayah Terpadu Jangka Menengah

PWTJM merupakan penjabaran arah kebijakan dan sasaran pokok PWTJP selama 5 (lima) tahun dan
merupakan bagian tidak terpisahkan dari rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).

Penyusunan PWTJM dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:


Identifikasi kawasan
Analisis kawasan PWT
Pembobotan kawasan PWT
Penentuan prioritas kawasan PWT
Perumusan program dan kerangka pendanaan indikatif PWT
Permasalahan Pengembangan Wilayah
Permasalahan Pengembangan Wilayah:
1. Kesenjagan antar wilayah perkotaan dan perdesaan
2. Keterbatasan akses ke kawasan terpencil/tertinggal dan akses ke pasar
3. Sistem pembangunan sentralistik dan sektoral
4. Pembangunan permukiman dan prasarana wilayah lintas daerah (propinsi, kabupaten/kota)
5. Lemahnya keterpaduan program yang berbeda sumber pendanaannya
6. Belum efektifnya pemanfaatan Rencana Tata Ruang sebagai alat pembangunan (wilayah/sektoral)
7. Pengelolaan pembangunan di daerah belum optimal dan menunjang pengembangan wilayah
8. Aumulasi modal di kawasan perkotaan
Tantangan:
1. Penyediaan Jaringan Prasarana Wilayah Terpadu
Keterpaduan prasarana penunjang (antara lain transportasi, drainase, air bersih, air buangan, listrik,
telekomunikasi) sangat esensial bagi pencapaian efisiensi pembangunan.
2. Perbaikan Iklim Usaha yang Kondusif
Diperlukan adanya kemudahan perijinan investasi, jaminan keamanan dan mengurangi ekonomi biaya tinggi
3. Mendorong Perkembangan Daerah dan Kawasan Tertinggal
Diperlukan penyiapan sarana dan prasarana, serta investasi (swasta dan pemerintah) untuk meningkatkan
perekonomian, termasuk ekonomi usaha kecil (pemberian kredit bagi usaha kecil dan menengah).
4. Mempertahankan Kelangsungan Perkembangan Kegiatan Ekonomi
Diperlukan upaya mempertahankan produksi barang dan jasa dan informasi pasar melalui pembinaan
kepada pengusaha kecil, menengah dan besar dan pemberian insentif guna pengembangan usahanya.
5. Pemanfaatan Keunggulan Geografis untuk Menangkap Peluang Global
Mengembangkan kawasan yang berpotensi bagi perkembangan ekonomi regional (menjadi pusat
pertumbuhan ekonomi regional) yang melayani antar negara tetangga sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah
6. Perlunya Pemanfaatan Komponen Teknologi yang Sesuai dengan Visi dan Misi Wilayah
Dalam rangka pembangunan nasional yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan, perlu adanya sentuhan
teknologi yang mampu berinteraksi dengan upaya-upaya pengembangan wilayah.
7. Menegah Terjadinya atau Bertambahnya Daerah Permukiman Kumuh
Dilakuan dengan meningkatkan upaya pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman, serta
meningkatkan keselamatan dan keamanan bangunan..
Kesimpulan
Pengembangan wilayah merupakan strategi memanfaatkan dan mengkombinasikan faktor int
ernal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan tantangan) yang ada sebagai
potensi dan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi wilayah akan
barang dan jasa yang merupakan fungsi dari kebutuhan baik secara internal maupun eksterna
l wilayah. Beberapa strategi yang diambil dalam upaya pengembangan wilayah di Indonesia
yang sudah dilakukan antara lain dengan mengembangkan 5 komponen tata ruang nasional
yang meliputi:
a. Pengembangan Kawasan Prioritas yang meliputi kawasan pertumbuhan cepat, kawasan
pertahanan keamanam, dan kawasan-kawasan yang secara tradisional menunjuklan
produktivitas yang tinggi pada suatu penggunaan (kawasan tanaman pangan, kawasan
perkebunan slaka besar, industri perkayuan dan hutan produksi, kawasan industri
pengolahan bahan tambang, kawasan perternakan dan perikanan;
b. Pengembangan kota prioritas yang perkembangannya mampu mendukung dan
merangsang pengembangan wilayah sekitarnya
c. Pengendalian pengembagan metropolitan, agar tidak melampui daya dukung lingkungan;
d. Pengembangan sistem transportasi nasional untuk mengaitkan kawasan-kawasan
dengan kota-kota prioritas;
e. Pelestarian kawasan berfungsi lindung.
Penyususnan perencanaan wilayah terpadu dibagi menjadi dua tahapan, yaitu penyusunan
pengembangan wilayah terpadu jangka panjang yang mengacu pada RTRW, RPJPN, dan RPJP
Provinsi, dan penyusunan pengembangan wilayah terpadu jangka menengah yang mengacu
pada RPJMD.
Dalam pengembangan suatu wilayah terdapat permasalahan dan tantangan, yaitu:
Permasalahan:
1. Kesenjagan antar wilayah perkotaan dan perdesaan
2. Keterbatasan akses ke kawasan terpencil/tertinggal dan akses ke pasar
3. Sistem pembangunan sentralistik dan sektoral
4. Pembangunan permukiman dan prasarana wilayah lintas daerah (propinsi, kabupaten/kota)
5. Lemahnya keterpaduan program yang berbeda sumber pendanaannya
6. Belum efektifnya pemanfaatan Rencana Tata Ruang sebagai alat pembangunan (wilayah/
sektoral)
7. Pengelolaan pembangunan di daerah belum optimal dan menunjang pengembangan wilayah
8. Aumulasi modal di kawasan perkotaan
Tantangan:
1. Penyediaan Jaringan Prasarana Wilayah Terpadu
2. Perbaikan Iklim Usaha yang Kondusif
3. Mendorong Perkembangan Daerah dan Kawasan Tertinggal
4. Mempertahankan Kelangsungan Perkembangan Kegiatan Ekonomi
5. Pemanfaatan Keunggulan Geografis untuk Menangkap Peluang Global
6. Perlunya Pemanfaatan Komponen Teknologi yang Sesuai dengan Visi dan
7. Menegah Terjadinya atau Bertambahnya Daerah Permukiman Kumuh
Thank you

Anda mungkin juga menyukai