Anda di halaman 1dari 7

EFEKTIVITAS SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (SIMRENDA)

(Studi pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang)

Budhi Setianingsih, Endah Setyowati, Siswidiyanto


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: Budhisetianingsih@gmail.com

Abstrack: Effectiveness Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Simrenda) (Study on


Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang). Local development planning is a
guideline for the implementation of development and become a benchmark for the success of local
development. One important aspect for the success of local development plan is the presence of the
institution or working unit as well as the information systems that support.Application based
information systems used in local development planning is Simrenda. Simrenda existence is
expected to improve the quality of local development planning, so that the realization of
development can be achieved optimally. These results indicate that the application of Simrenda
still not effective. This is caused by minimum identification of the problems of regional
development efforts, the limited ability of human resources in BAPPEDA and the level of people's
satisfaction with the results of regional development in the city of Malang are still low.

Keywords: effectiveness, sistem perencanaan pembangunan daerah

Abstrak: Efektivitas Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Simrenda) (Studi pada


Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang). Perencanaan pembangunan daerah
merupakan pedoman pelaksanaan pembangunan serta menjadi tolak ukur keberhasilan
pembangunan daerah. Salah satu aspek penting bagi keberhasilan perencanaan pembangunan
daerah adalah terdapatnya badan atau satuan kerja yang baik serta adanya sistem informasi yang
mendukung. Aplikasi berbasis sistem informasi yang digunakan dalam perencanaan pembangunan
daerahadalah Simrenda. Keberadaan Simrenda diharapkan dapat meningkatkan kualitas
perencanaan pembangunan daerah, sehingga realisasi pembangunan dapat tercapai secara optimal.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengaplikasian Simrenda masih belum efektif. Hal ini
disebabkan oleh minimnya upaya identifikasi permasalahan pembangunan daerah, terbatasnya
kemampuan sumber daya manusia di BAPPEDA serta tingkat kepuasan masyarakat terhadap hasil
pembangunan daerah di Kota Malang yang masih rendah.

Kata kunci: efektivitas, sistem perencanaan pembangunan daerah

Pendahuluan Otonomi daerah juga dapat diartikan


Otonomi daerah memberikan kewenangan sebagai semangat mewujudkan pemerintahan
besar kepada pemerintah daerah untuk mengelola daerah yang lebih mandiri, baik mandiri secara
urusan pemerintahannya sendiri. Hal ini menan- politik maupun finansial. Pemberian kewenangan
dai bahwa terjadi transasi atau perpindahan ke- ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas
wenangan dari pemerintah pusat kepada pe- pemerintah daerah dalam meningkatkan pemb-
merintah daerah. Adanya pelimpahan wewenang angunan di daerahnya serta memiliki semangat
tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor kompetitif yang tinggi dengan daerah lain dalam
23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. konteks pembangunan daerah. Pernyataan ter-
Melalui peraturan perundang-undangan tersebut sebut relevan dengan pendapat Muluk (2009,
dapat dilihat bahwa otonomi daerah telah mem- h.62) yang mengungkapkan bahwa, otonomi dae-
berikan cara baru dalam proses pemerintahan rah merupakan wewenang untuk mengatur uru-
daerah dengan meletakkan kewenangan dan san pemerintahan yang bersifat lokalistik menu-
tanggung jawab yang besar kepada pemerintah rut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masya-
daerah. Kewenangan dan tanggung jawab yang rakat setempat. Pendapat tersebut dapat diartikan
besar ini diharapkan mampu memberikan moti- bahwa otonomi daerah merupakan sebuah instru-
vasi yang tinggi dalam meningkatkan potensi men perwujudan kesejahteraan masyarakat dae-
daerah masing-masing. rah melalui optimalisasi pengelolaan sumber
daya daerah yang potensial.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1930-1936 | 1930
Salah satu aspek penting bagi keberhasilan apan ini harus dijalankan secara optimal. Op-
perencanaan pembangunan daerah adalah terda- timalisasi perencanaan pembangunan dapat
patnya badan atau satuan kerja yang baik. Agar berhasil jika didukung oleh sumber daya aparatur
proses perencanaan pembangunan dapat berjalan yang kompeten dan data-data statistik yang aku-
dengan efektif dan efisien maka dibentuklah rat. Keberadaan data-data statistik yang akurat
suatu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah akan membantu BAPPEDA dalam mengide-
(BAPPEDA). Menurut Soekartawi (1990, h.24) ntifikasi dan mengevaluasi kendala serta pemiki-
pentingnya aspek perencanaan yang dikaitkan ran ideal yang harus diapresiasikan dalam proses
dengan aspek pembangunan dapat diklasifika- penyusunan perencanaan pembangunan daerah.
sikan menjadi dua topik utama yaitu: (1) pe- Melalui sistem informasi ini diharapkan
rencanaan sebagai alat pembangunan; dan (2) arah pembangunan daerah lebih terarah pada
perencanaan sebagai tolak ukur berhasil tidaknya kebutuhan riil masyarakat dan bukan hanya
pembangunan tersebut. bersifat normatif serta lebih mengutungkan salah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 satu pihak saja. Perencanaan pembangunan dae-
Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pemb- rah seharusnya mencerminkan kebutuhan realitas
angunan Nasional menjelaskan bahwa esensi dari suatu daerah (Kuncoro, 2012, h.3). Berkaitan
perencanaan pembangunan merupakan kegiatan dengan hal tersebut, maka salah satu instrumen
dalam menentukan arah kebijakan yang sesuai yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas
dengan kebutuhan masyarakat dengan berbagai proses penyusunan perencanaan pembangunan
metode dan alur kegiatan yang sistematis dengan daerah adalah aplikasi sistem perencanaan pem-
melihat kualitas sumber daya yang dimiliki. bangunan daerah (Simrenda). Simrenda merupa-
Berdasarkan pengertian tersebut, Tjokrowinoto kan aplikasi untuk membantu menyusun buku
(1996, h.92) menjelaskan bahwa perencanaan Musrenbang, Renja SKPD, RKPD dan KUA dan
pembangunan terdiri dari dua aspek penting, PPA melalui proses rekapitulasi dan simulasi
yaitu merupakan kegiatan perumusan rancangan yang dapat menghasilkan skenario perencanaan
pembangunan dan sebagai proses yang akan anggaran secara optimal. Simrenda ini dikelola
menentukan keberhasilan pembangunan. oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Pentingnya proses perencanaan pembangu- (BAPPEDA).
nan daerah ini menandakan setiap daerah dituntut Salah satu daerah yang memiliki permasala-
untuk dapat menimalisir kesalahan-kelasahan han mendasar dalam proses perencanaan pemba-
yang akan terjadi dalam proses pembangunan, ngunan daerah adalah Kota Malang. Berdasarkan
sehingga diharapkan pembangunan daerah dapat hasil penelitian Aziz, Supriyono dan Muluk
berjalan lebih efektif dan efisien. Setiap daerah (2013) menyatakan bahwa Kota Malang belum
memiliki permasalahan atau kendala yang holistik dalam proses perencanaan pembangu-
berbeda-beda dalam penyusunan rencana pemba- nan, karena belum menjawab kebutuhan mas-
ngunannya. Hal tersebut menandakan bahwa yarakat, belum mempunyai alur perencanaan
dalam proses perencanaan pembangunan daerah yang jelas dan tepat sebagaimana mengacu
tidak terlepas dari isu strategis dan permasalahan kepada Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.
khas yang akan dialami oleh pemerintah daerah. 50 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan
Secara umum, Aziz, Supriyono dan Muluk RKPD. Selain itu, Aziz, Supriyono dan Muluk
(2013) menjelaskan bahwa permasalahan menda- (2013) menambahkan, proses perencanaan pem-
sar dalam proses perencanaan pembangunan bangunan daerah Kota Malang bersifat terlalu
daerah masih bersifat top down, pola pemikiran hierarkis dan belum dapat mengangkat isu-isu
yang cenderung satu arah dan tidak terangkatnya strategis yang muncul di masyarakat. Beberapa
isu-isu strategis dalam proses perencanaan pem- bentuk riil dari permasalahan perencanaan
bangunan daerah. pembangunan di Kota Malang adalah permasala-
Berdasarkan beberapa kajian mengenai han mengenai pembangunan perumahan dan
permasalahan perencanan pembangunan di atas, permukiman serta dampaknya terhadap Ruang
maka BAPPEDA sebagai aktor dalam pelaksa- Terbuka Hijau (RTH) Kota Malang.
naan perencanaan pembangunan daerah harus Berangkat dari berbagai permasalahan di
memiliki kompetensi dan kredibilitas yang tinggi atas, BAPPEDA Kota Malang diharapkan mam-
dalam mengangkat isu-isu strategis daerah dan pu meningkatkan kinerjanya dalam menjawab
menjadikan proses perencanaan pembangunan dan menyelasaikan permasalahan tersebut den-
tersebut lebih bersifat dinamis dan sesuai dengan gan memanfaatkan Simrenda yang telah tersedia.
peraturan perundang-undangan. Hal ini menan- Penggunaan sistem informasi ini akan membantu
dakan bahwa perencanaan pembangunan meru- BAPPEDA Kota Malang dalam menjalin hubun-
pakan proses utama yang akan menentukan gan sinergis antar SKPD serta menentukan arah
keberhasilan pembangunan, sehingga dalam tah- pembangunan yang didasarkan atas prioritas.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1930-1936 | 1931
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk me- adalah pemberian kewenangan kepada daerah
ndeskripsikan dan menganalisis efektivitas sist- yang diharapkan menjadi tolak awal bagi pen-
em perencanaan pembangunan daerah di Kota yelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat
Malang serta untuk mendeskripsikan dan menga- mengapreasiasi kepentingan masyarakat demi
nalisis faktor pendukung dan penghambat efek- terwujudnya kesejahteraan umum. Pespektif lain,
tivitas sistem perencanaan pembangunan daerah tujuan otonomi daerah adalah meningkatkan
di Kota Malang. Manfaat penelitian ini diharap- kapasitas dan kompetensi pemerintah daerah
kan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dalam menjalankan kewenangan demi mening-
kepada BAPPEDA sebagai bahan evaluasi pelak- katkan kemandirian baik secara politik maupun
saan sistem perencanaan pembanguan daerah. fiskal.
3. Efektivitas
Tinjauan Pustaka Menurut (Effendy 1989, h.14) mende-
1. Pemerintahan Daerah finisikan efektivitas sebagai komunikasi dimana
Pemerintahan Daerah menurut Undang- terdapat suatu tujuan yang harus dicapai dan
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerin- disesuaikan dengan biaya yang telah ditetapkan,
tahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan waktu yang telah ditentukan serta jumlah per-
pemerintahan oleh pemerintah daerah serta de- sonil yang akan terlibat. Efektivitas merupakan
wan perwakilan rakyat daerah menurut asas suatu ukuran yang memberikan gambaran sebe-
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip rapa jauh target dapat tercapai (Sedarmayanti
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip 1995, h.61). Berdasarkan pengertian-pengertian
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaima- tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas
na dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Ne- merupakan ukuran yang menunjukkan seberapa
gara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang- jauh prog-ram atau kegiatan mencapai hasil dan
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Peme- manfaat yang diharapkan.
rintahan Daerah dalam Pasal 9 menjelaskan Efektivitas merupakan Pengukuran dalam
bahwa urusan pemerintahan terdiri atas urusan arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah
pemerintahan absolut, urusan pemerintahan ditentukan sebelumnya (Handayaningrat, 1995,
konkuren dan urusan pemerintahan umum. h.16). Berdasarkan pendapat tersebut maka
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 efektivitas berkaitan dengan tingkat pencapaian
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, nam- sebuah tujuan. Dikatakan efektif jika tujuan
pak bahwa penyelenggaraan urusan pemerintah tersebut dapat tercapai secara maksimal dan
daerah yang berhubungan dengan perencanaan memiliki tingkat akurasi yang tinggi dari peren-
pembangunan daerah merupakan urusan pemeri- canaan awal. Oleh karena itu, efektivitas memi-
ntahan yang bersifat wajib dan berhubungan liki sejumlah indikator dalam menentukan tingi
dengan pelayanan dasar. Hal ini menandakan rendahnya pencapaian suatu tujuan.
bahwa pemerintah daerah diharapkan mampu Adapun menurut Ringkasan Eksekutif
mengembangkan sumber daya potensial demi Kajian Efektivitas Perencanaan Pembangunan
terwujudnya pembangunan daerah yang berasas oleh Badang Penelitian dan Pembangunan (2010)
kepada keadilan dan berwawasan lingkungan menjelaskan bahwa indikator efektivitas dalam
demi masyarakat yang sejahtera. perencanaan pembangunan daerah adalah:
2. Otonomi Daerah 1. Satuan waktu;
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 2. Satuan hasil;
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Oto- 3. Kualitas kerja; dan
nomi Daerah diartikan sebagai kewenangan dan 4. Kepuasan masyarakat.
tanggung jawab pemerintah daerah dalam men- Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
jalankan pemerintahan daerahnya sendiri dan indikator efektivitas merupakan suatu tolak ukur
kepentingan masyarakatnya dalam tataran sistem dalam menentukan tingkat pencapaian suatu
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan ut- tujuan. Efektif merupakan gambaran bahwa
ama dari otonomi daerah pada dasarnya adalah tujuan yang tercapai telah diukur berdasarkan
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal tersebut hasil gunanya. Efektif juga sangat erat dengan
sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh penyelesaian sebuah permasalahan, oleh karena
Sabarno (2007, h.32) yang menjelaskan bahwa itu efektivitas terkadang tidak diukur oleh
otonomi daerah merupakan pilihan yang paling seberapa banyak biaya yang dibutuhkan, namun
tepat dalam mencapai peningkatan kesejahteraan lebih berfokus pada optimalisasi permasalahan
rakyat yang demokratis dalam konsepsi Negara yang dapat terselesaikan.
Kesatuan Republik Indonesia. 4. Perencanaan Pembangunan Daerah
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat Menurut (Soekartawi, 1990, h.3) konsep
disimpulkan bahwa tujuan dari otonomi daerah umum tentang perencanaan pembangunan adalah

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1930-1936 | 1932
bahwa perencanaan pembangunan sebenarnya ktif ini melalui 3 tahap yakni kondensasi data,
merupakan suatu proses yang berkesinambungan penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
dari waktu ke waktu dengan melibatkan kebijak-
sanaan (policy) dari pembuat keputusan berda- Pembahasan
sarkan sumber daya yang tersedia dan disusun 1. Efektivitas Sistem Perencanaan Pembang-
secara sistematis. Riyadi dan Bratakusuma unan Daerah di Kota Malang
(2003, h.7) berpendapat, perencanaan pemban- a. Satuan Waktu
gunan dapat diartikan proses atau taharap dalam Perencanaan pembangunan merupakan aw-
merumuskan pilihan-pilihan pengambilan kebija- al dari proses pembangunan yang memerlukan
kan yang tepat, dimana dalam tahapan ini di- sasaran waktu yang jelas. Hal ini disebabkan
butuhkan data dan fakta yang relevan sebagai oleh prioritas pembangunan yang mendesak
dasar atau landasan bagi serangkaian alur yang untuk diaktualisasi, sehingga perencanaan pem-
sistematis yang bertujuan untuk terwujudnya bangunan dilakukan secara bertahap mulai dari
kesejahteraan masyarakat umum baik secara fisik satuan pemerintahan terendah hingga ke peme-
maupun non fisik. rintah daerah. Upaya-upaya pencegahan dini
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah dimulai dari proses direncanaan, sehingga pem-
(Simrenda) ini dirancang untuk dapat meningkat- bangunan daerah dapat terlaksana secara mak-
kan kualitas perencanaan pembangunan daerah simal dan tepat waktu. Pertimbangan mengenai
melalui data-data pembangunan yang relevan persoalan mendasar yang dialami oleh masya-
dan akurat. Simrenda dapat membantu semua rakat diharapkan cepat teratasi sehingga kesejah-
tahapan dalam perencanaan pembangunan dae- teraan masyarakat dapat tercapai.
rah. Hal tersebut menandakan bahwa keberadaan Secara umum, penyelenggaraan perenca-
Simrenda akan sangat membantu mewujudkan naan perencanaan pembangunan di Kota Malang
pembangunan daerah yang lebih maksimal. sudah terlaksana sesuai dengan jadwal yang telah
Melalui beberapa rangkaian simulasi kegiatan, ditentukan. Hal ini tercermin dari terlaksananya
penentuan arah kebijakan pembangunan dapat musrenbang yang terlaksana di Bulan Februari
lebih dimaksimalkan, sehingga upaya-upaya 2015 sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
penanganan permasalahan dan hambatan dalam Selain itu, pelaksanaan forum SKPD sebagai
pembangunan daerah mampu diatasi sejak awal. tindak lanjut dari musrenbang tingkat kecamatan
telah terlaksana tepat waktu yaitu dilaksanakan
Metode Penelitian pada tanggal 13 Maret 2015.
Jenis penelitian yang digunakan di dalam Sementara itu, terlaksananya kegiatan pro-
penelitian ini adalah deskriptif dengan pendeka- ses perencanaan pembangunan di Kota Malang
tan kualitatif. Kirk dan Miller (dalam Moleong tersebut belum tercover secara maksimal oleh
1996, h.3) medefinisikan bahwa penelitian kua- Simrenda. Pelaksanaan perencanaan pembangu-
litatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu penge- nan di Kota Malang yang belum terjadi pening-
tahuan sosial yang secara fundamental tergan- katan percepatan waktu menandakan bahwa
tung pada pengamatan pada manusia dalam pengaplikasian Simrenda masih terbatas. Hal ini
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan menandakan bahwa keberadaan Simrenda di
orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam Kota Malang belum efektif dan belum dapat
peristilahannya. Menurut (Zuriah, 2009, h.47) meningkatkan kualitas perencanaan pembangu-
menjelaskan, penelitian deskriptif adalah peneli- nan. Melalui Simrenda, pelaksanaan perencanaan
tian yang diarahkan untuk memberikan gejala- pembangunan seharusnya dapat terlaksana lebih
gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara cepat. Proses perencanaan yang beralih ke model
sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat popu- digital berbasis sistem informasi mampu me-
lasi atau daerah tertentu. mangkas waktu pelaksanaan perenca-naan pem-
Fokus dalam penelitian ini adalah (1) Efek- bangunan. Secara aktual, manfaat dari Simrenda
tivitas sistem perencanaan pembangunan daerah tersebut belum optimal dan kegiatan perencanaan
di Kota Malang,dan (2) Faktor pendukung dan pembangunan di Kota Malang masih dilakukan
penghambat efektivitas sistem perencanaan pem- semi manual.
bangunan daerah di Kota Malang. Sumber data Berdasarkan beberapa pendapat dan data
diperoleh dari data primer dan data sekunder. yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan
Pengumpulan data dilakukan melalui wawanca- bahwa, ketepatan waktu dalam pelaksanaan mu-
ra, observasi dan dokumentasi. Instrumen peneli- srenbang menjadi faktor penting terangkatnya
tian ada peneliti sendiri, pedoman wawancara kebutuhan pembangunan masyarakat yang men-
dan catatan lapangan. Analisis data mengguna- desak. Ketepatan waktu dalam pelaksanaan pere-
kan model Interaktif menurut Miles, Hubberman ncanaan pembangunan merupakan cerminan
dan Saldana (2014, h.10). Analisis model intera- keseriusan aktor pembangunan daerah dalam

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1930-1936 | 1933
menangapi isu-isu dan persoalan mendasar yang Dilihat dari prespektif perencanaan pemba-
dihadapi oleh masyarakat. Kemudian disisi lain ngunan sebagai tolak ukur keberhasilan pemban-
keberadaan Simrenda di Kota Malang masih be- gunan, peran Simrenda masih belum optimal da-
lum dapat meningkatkan percepatan pelaksanaan lam mengangkat isu-isu strategis daerah ke da-
perencanaan pembangunan. Hal ini menandakan lam proses perencanaan pembangunan. Selain
bahwa Simrenda masih diaplikasikan secara ter- itu, respon negatif masyarakat terhadap pemba-
batas, sehingga manfaat yang terdapat dalam ngunan di Kota Malang yang negatif menan-
Simrenda belum dapat dirasakan secara mak- dakan bahwa realisasi pembangunan di Kota
simal. Keberhasilan pembangunan daerah juga ti- Malang masih belum optimal. Fakta tersebut di-
dak hanya diukur melalui ketepatan waktu peren- buktikan dengan pembangunan kawasan perbe-
canaan, melainkan juga dilihat dari prespektif lanjaan, pembangunan kawasan apartemen dan
hasil, baik berupa dokumen perencanaan maupun dampaknya terhadap kemacetan. Berdasarkan
relevansinya dengan aktualisasi di lapangan. pernyataan tersebut, maka Simrenda masih be-
b. Satuan Hasil lum dapat meningkatkan relevansi perencanaan
Perencanaan pembangunan daerah merupa- pembangunan dengan realisasinya di lapangan.
kan bagian dari proses dari pembangunan secara c. Kualitas Kerja
keseluruhan. Perencanaan sendiri memuat dua Salah satu aspek penting dalam perenca-
arti utama yaitu sebagai pedoman pelaksanaan naan pembangunan daerah adalah kinerja dari
d’n sebagai proses tolak ukur keberhasilan pem- sumber daya aparatur. Sumber daya apatur mer-
bangunan daerah. Melihat hal ini, maka peren- upakan pilar penting dalam operasionalisasi pe-
canaan pembangunan dapat dikatakan berhasil rencanaan pembangunan daerah. Oleh karena itu,
jika kedua konteks tersebut dapat terlaksana se- sarana dan prasarana yang baik, tidak menjadi
cara maksimal. Keberhasilan perencanaan pemb- jaminan keberhasilan perencanaan pembangunan
angunan daerah tidak hanya dinilai dari telah daerah jika sumber daya apatur tidak memiliki
tersedianya dokumen-dokumen perencanaan pe- kredibilitas dan kualitas kerja yang baik. Kualitas
mbangunan, melainkan relevansi dokumen pe- kerja sumber daya aparatur pada dasarnya dapat
rencanaan terhadap aktualisasi di lapangan. diukur melalui hasil kerja dalam perencanaan
Ditinjau dari segi hasil dokumen seperti pembangunan daerah. Hasil kerja ini selanjutnya
RPJPD, RPJMD dan RPJP, perencanaan pem- dapat dilihat pada Laporan Akuntabilitas Kinerja
bangunan dapat dikatakan telah terlaksana secara Instansi Pemerinta (LAKIP).
baik. Ketersediian dokumen perencanaan terse- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
but menjadi bukti bahwa BAPPEDA Kota Ma- Pemerintah (LAKIP) dapat mengambarkan ting-
lang telah berupaya mewujudnya pembangunan kat capaian atau realisasi kinerja instansi peme-
yang berkualitas. Melalui kelengkapan dan ku- rintahan dalam menjalankan tupoksinya. Melalui
alitas dokumen perencanaan pembangunan, Pe- LAKIP ini dapat dilihat persentase capaian atau
merintah Kota Malang melalui BAPPEDA beru- realisasi kerja yang disesuaikan dengan visi, misi
saha membuat kerangka kebijakan yang relevan dan strategi daerah yang telah ditetapkan. Per-
dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sentase capaian atau realisasi kerja instansi pem-
prioritas pembangunan daerah. Selain itu, keter- erintahan diukur melalui seberapa jauh kegiatan
sediaan dokumen ini juga merupakan media atau program yang telah ditetapkan dengan ting-
prefentif dalam menanggulangi adanya tumpang kat realisasinya di lapangan. Pengukuran persen-
tindih wewenang dan tanggung jawab, penyalah- tase kinerja juga dilakukan melalui penyesuaian
gunaan anggaran dan/atau wewenang, media program dan kegiatan yang dijalankan dengan
kesesuaian aktualisasi pembangunan dan penang- visi misi daerah.
gulangan ketidakpuasan pembangunan oleh pi- Berdasarkan hasil dari LAKIP Kota Malang
hak tertentu. Tahun 2013 kualitas kerja dari BAPPEDA dalam
Kemudian apabila ditinjau dari prespektif proses perencanaan pembangunan daerah sudah
perencanaan pembangunan sebagai pedoman baik. Tingkat keberhasilan perencanaan pemban-
pelaksanaan pemba-ngunan daerah, keberadaan gunan daerah disini dijelaskan dalam Misi 3
Simrenda masih belum efektif. Ketersediaan RPJMD Kota Malang yaitu mengembangkan po-
dokumen perencanaan belum tercover secara tensi daerah yang berwawasan lingkungan yang
maksimal oleh aplikasi Simrenda. Aplikasi Sim- berkesinambungan, adil dan ekonomis. Di sisi
renda yang dapat meningkatkan kualitas doku- lain, tingkat capaian realisasi BAPPEDA Kota
men perencanaan melalui beberapa simulasi Malang yang tinggi kurang relevan dengan
pelaksanaan pembangunan serta kemampuan pengaplikasian Simrenda yang masih minim.
dalam mengidentifikasi permasalahan pemba- Pihak BAPPEDA berpendapat bahwa minimnya
ngunan masih belum dapat diaplikasikan secara pengaplikasian Simrenda disebabkan oleh sum-
optimal oleh BAPPEDA. ber daya aparatur BAPPEDA yang kurang me-

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1930-1936 | 1934
madai. Hal ini juga dapat dibuktikan melalui tinggi di daerah mampu mengambil peran pen-
tidak adanya peningkatan kinerja BAPPEDA se- ting dalam pembangunan daerah.
jak adanya aplikasi Simrenda. Kota Malang mempunyai 62 perguruan
d. Kepuasan Masyarakat tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun
Proses perencanaan pembangunan sangat swasta. Berdasarkan analisis permasalahan yang
menentukan arah pembangunan ke depan dan dihadapi oleh BAPPEDA dalam pengaplikasian
tingkat keberhasilannya. Oleh karena itu, peren- Simrenda, keberadaan perguruan tinggi ini dapat
canaan pembangunan harus dilaksanakan secara membantu BAPPEDA dalam mengatasi masih
optimal sehingga permasalahan dan hambatan terbatasnya pengaplikasian Simrenda. Selama ini
yang akan terjadi dalam pembangunan dapat BAPPEDA berpendapat bahwa aplikasi Simren-
dilakukan upaya preventif. Pembangunan yang da masih terkenda oleh beberapa hambatan, oleh
berhasil juga dapat dicerminkan dari kepuasan karena itu melalui keberadaan perguruan tinggi
masyarakat terhadap hasil pembangunan. Masy- yang memiliki sumber daya yang berkualitas dan
arakat merupakan aktor evaluator dan monitoring sarana serta prasarana yang mendukung perma-
dalam pembangunan daerah. Selain itu, tujuan sahan dan hambatan dalam pengaplikasian Sim-
umum dari pembangunan adalah terwujudnya renda dapat diatasi.
kesejahteraan masyarakat secara umum. 2) Sosialisasi oleh Dinas Komunikasi dan
Hal ini menandakan bahwa masyarakat Informatika
memiliki peran yang besar dalam proses pemb- Mengetahui adanya perubahan dinamika
angunan daerah. Selain sebagai obyek pemb- masyarakat yang cukup pesat, maka pemerintah
angunan, masyarakat juga dapat memberikan daerah dituntut untuk mengembangkan poten-
kontribusinya melalui tanggapan dan evaluasi sinya dalam meningkatkan kinerjanya. Menyi-
terhadap pembangunan yang dilakukan oleh kapi hal tersebut proses perencanaan pemban-
pemerintah daerah. Peran aktif masyarakat ini gunan juga telah ditingkatkan melalui adanya
sangat membantu pemerintah daerah dalam men- aplikasi berbasis sistem informasi yang disebut
gevaluasi kesalahan-kesalahan dalam pembangu- dengan Simrenda. Perubahan mengenai perenca-
nan. naan pembangunan ini juga menun-tut adanya
Secara normatif, kepuasan masyarakat perubahan sistem kerja dalam peren-canaan
dalam proses perencanaan pembangunan diukur pembangunan, sehingga proses peralihan ini
melalui Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) membutuhkan adaptasi, bimbingan dan kom-
sebagai tolak ukur dari keberhasilan pemangunan unikasi antar SKPD. Salah satu upaya yang
daerah. Hasil pengukuran ini selanjutnya dija- ditempuh untuk mengatasi hambatan tersebut
dikan landasan bagi keberlangsungan pembangu- adalah diadakannya sosialisasi dan pelatihan
nan daerah melalui proses perencanaan. Pihak Simrenda di Hotel Savana Kota Malang pada
BAPPEDA menilai bahwa tingkat kepuasan hari Selasa tanggal 24 September 2013 oleh
masyarakat terhadap pembangunan daerah sudah Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Ma-
baik. Di sisi lain, kepuasan masyarakat terhadap lang. Kegiatan sosialisasi Simrenda ini dilaksa-
pembangunan di Kota Malang masih tergolong nakan dengan BAPPEDA dan bagian keuangan
rendah. Hal ini tercermin dari berbagai aksi selama tiga hari, yang diharapkan dengan adanya
penolakan masyarakat terhadap hasil pembang- sosialisasi ini masing-masing SKPD nantinya
unan di Kota Malang yang kurang relevan dapat mengoperasionalkan Simrenda dengan
dengan visi daerah yang berorientasi terhadap maksimal.
masyarakat miskin. b. Faktor Penghambat
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Efek- 1) Profesionalisme Staf
tivitas Sistem Perencanaan Pembangunan Proses perencanaan pembangunan memuat
Daerah di Kota Malang unsur penting bagi keberhasilan pembangunan di
a. Faktor Pendukung daerah. Pentingnya proses perencanaan pem-
1) Peran Perguruan Tinggi bangunan tersebut memerlukan profesionalisme
Perguruan tinggi merupakan lembaga yang staf yang tinggi. Hal ini menandakan bahwa su-
sangat strategis daam mendorong percepatan mber daya aparatur yang dapat mengidentifikasi
pembangunan masyarakat. Melalui sejumlah ke- permasalahan daerah dan dapat menaruhnya ke
unggulan yang dimilinya seperti sumber daya dalam perencanaan pemban-gunan daerah secara
manusia, perangkat kelembagaan yang mapan optimal. Profesionalisme membutuhkan sumber
serta kemampuan membuat riset dan kajian, ma- daya aparatur yang berdedikasi tinggi, moralitas
ka perguruan tinggi memiliki peran yang besar yang baik, loyalitas dan mempunyai disiplin
sebagai agen pembanguan. Potensi sumberdaya kerja yang tinggi. Selain itu, hambatan dalam
manusia yang berkualitas membuat perguruan proses pengaplikasian Simrenda adalah masih
lemahnya profesionalis-me pegawai BAPPEDA.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1930-1936 | 1935
Hal ini dibuktikan dengan Jumlah pegawai yang bahwa keterbatasan sarana dan prasarana menye-
masih terbatas dan belum adanya sumber daya babkan BAPPEDA kurang maksimal dalam pe-
aparatur fungsional yang memiliki kompetensi di ngaplikasian Simrenda.
bidang komputer dan sistem informasi. 3. Kesimpulan
2) Keterbatasan Anggaran a. Satuan Waktu
Permasalahan mendasar yang dialami oleh Proses pengaplikasian Simrenda di Kota
BAPPEDA Kota Malang dalam pengaplikasian Malang masih belum efektif. Namun kete-
Simrenda ini adalah keterbatasan jumlah patan waktu dalam prencanaan pembangunan
anggaran. Keterbatasan anggaran ini disebabkan masih belum didukung secara maksimal oleh
oleh BAPPEDA yang tidak hanya berfokus pada Simrenda dan masih belum mengalami per-
pengaplikasian Simrenda, melainkan juga proses cepatan dari tahun sebelumnya
perencanaan pembangunan lain misalnya pen- b. Satuan Hasil
gadaan forum SKPD dan musyawarah musren Ditinjau dari prespektif perencanaan
bang sebagai upaya tindak lanjut dari proses pembangunan melalui Simrenda juga belum
musrenbang di tingkat kecamatan. Selain itu ber- efektif sehingga pembangunan di Kota Ma-
dasarkan anggaran belanja langsung BAPPEDA lang masih kurang relevan dengan visi daerah
Kota Malang Tahun 2009-2013, BAPPEDA yang berorientasi kepada masyarakat miskin
Kota Malang tidak menerima peningkatan ang- c. Kualitas Kerja
garan sejak adanya aplikasi Simrenda. Berdasarkan LAKIP persentase capaian
3) Sarana dan Prasarana kerja BAPPEDA dalam pengaplikasian Sim-
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh renda masih belum optimal. Hal ini karena
BAPPEDA dalam pengaplikasian Simrenda ada- keterbatasan pengaplikasian Simrenda yang
lah terbatasnya sarana dan prasarana penun-jang belum memadai.
Simrenda. Secara fisik, sarana dan prasarana d. Kepuasan Masyarakat
yang dimiliki oleh BAPPEDA saat ini memang Tingkat kepuasan masyarakat terhadap
sudah cukup jika dikaitkan dengan proses pe- hasil pembangunan daerah di Kota Malang
rencanaan pembangunan secra manual atau yang masih rendah karena respon dan aksi yang
tidak berbasis sistem informasi. Hal ini menan- negatif masyarakat terhadap pembangunan.
dakan bahwa perubahan sistem yang ada belum Hal tersebut menandakan bahwa Simrenda
didukung oleh ketersediaan fasilitas penunjang masih belum efektif dalam meningkatkan
yang memadai. Oleh karena itu, dapat dikatakan kualitas perencanaan pembangunan daerah di
Kota Malang.

Daftar Pustaka
Aziz, Abdul. Supriyono, Bambang dan Muluk, M.R Khairul. (2013) Analisis Perencanaan
Pembangunan Daerah Dengan Pendekatan Sistem Lunak (Soft System) (Studi Pada
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Malang). E-journal Faukultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya.
Effendy, Onong Uchjana. (1998) Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya.
Handayaningrat, Soewarno. (1995) Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta, Pt.
Gunung Agung.
Moleong, Lexy J. (1996) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, Remaja Rosdakarya Offset.
Muluk, M.R Khairul. (2009) Peta Konsep Desentralisasi dan Pemerintahan Daerah. Surabaya, ITS
Press.
Riyadi dan Bratakusumah, Deddy Supriyadi. (2005) Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta, PT
Gramedia Pustaka Utama.
Sabarno, Hari. (2007) Memandu Otonomi Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa. Jakarta, Sinar Grafika.
Sedarmayanti. (1995) Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Bandung, Ilham Jaya.
Soekartawi. (1990) Prinsip-prinsip Perencanaan Pembangunan. Jakarta, Rajawali Press.
Tjokrowinoto. (1996) Pembangunan Dilema dan Tantangannya. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta, Direktorat Jenderal
Otonomi Daerah.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Jakarta, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Zuriah, Nurul. (2009) Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta, Bumi Aksara.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1930-1936 | 1936

Anda mungkin juga menyukai