TINJAUAN PUSTAKA
ini akan dikemukakan beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan topik
Intisari penelitian terdahulu akan menjadi dasar bagi penelitian ini untuk mengkaji
dari masyarakat akan dapat terlaksana dan berhasil tanpa harus mengurangi
18
19
pembagunan desa di Desa Salim Batu yang dapat dirinci sebagi berikut: (a)
Perencanaan, (b) Pelaksanaan, (c) Monitoring dan Evaluasi; (2) Analisa faktor
sebagi berikut : (a) faktor pendukung maupun penghambat masyarakat desa, (2)
prosesnya berjalan cukup lama dan mekenismenya juga telah berjalan sesuai
dengan aturan yang berlaku. Berkenaan dengan temuan tersebut penelitian ini
perioritas; (2) Lebih baik bagi jika pemerintah Desa Salim Batu dapat
menggandeng atau kerjasama dengan pihak Perguruan Tinggi, (3) Tidak kalah
pendidikan.
20
rencana jangka pendek (tahunan), rencana jangka menengah (lebih dari 1 tahun
dan kurang dari 5 tahun) dan rencana jangka panjang (diatas 5 tahun). Rencana
dirumuskan oleh MPR atas dasar saran rancangan pemerintah. Rencana jangka
diolah dan disetujui bersama oleh Bappenas dan Dirjen Anggaran Departemen
Keuangan.
harus dipadukan dan program -program yang berasal dari Pemerintah Pusat
yang berasal dari Pemerintah Pusat. Hal ini disebabkan karena Pemerintah
Pusat
21
pembangunan.
Kota Padang dalam hal ini, kemampuan penyampaian visi dan misi
dipecahkan dapat diatasi dengan metode yang sama, persepsi harus diikuti
22
kebutuhan masyarakat.
Nasional tidak bisa dilepaskan dari prinsip otonomi daerah, Daerah mempunyai
dengan itu maka proses perumusan perencanaan pembangunan daerah saat ini
pihak masyarakat kita masih sangat terikat dengan budaya paternalis sehingga
belum terlalu biasa dengan peran baru yang disandang, sedangkan dilain pihak
hanya berorientasi kepada masyarakat tetapi yang lebih penting dari itu yaitu
peranan BAPPEDA dalam proses pembangunan daerah di Kota Blitar, (2) Untuk
Blitar dalam proses pembangunan daerah sangat kuat dalam arti, secara
BAPPEDA Kota Blitar juga sangat dominan karena untuk melaksanakan tugas
dan fungsi baik secara struktural maupun secara fungsional karena telah
berbagai upaya yaitu dengan optimausasi terhadap sumber daya yang ada di
24
daerah oleh BAPPEDA Kota Blitar telah diupayakan agar dapat berjalan secara
sistemik dan menyeluruh dalam arti dapat mencakup berbagai faktor dasar yang
sumber daya Bappeda terutama pada sumber daya manusianya baik secara
teknis kepada semua pihak yang terkait dengan proses perencanaan partisipatif,
pemerintah, masyarakat dan swasta (dunia usaha). Jenis partisipasi yang ada di
mencapai tangga kelima (placation) yaitu komunikasi telah berjalan baik, sudah
pada Tingkat Tokenisme (pertanda) yaitu tingkat peran serta masyarakat, dimana
dilaksanakan untuk jangka waktu tertentu di rnasa depan secara terarah, sesuai
tertinggi adalah yang termasuk jenjang Madya (golongan IV/C) sebanyak dua
banyak pendidikannya dibawah SI, walaupun mereka sudah cukup lama bekerja
itu di Bappeda maupun Non Bappeda Kabupaten, ternyata lebih dari 50% di
bawah standar lebih dari 50%. Dan jumlah materi dengan persentase responden
di bawah standar di atas 50% untuk Non Bappeda lebih banyak dari pada
aktual, dan ternyata pada semua jenjang memiliki nilai aktual yang sama dan di
dapat memberikan hasil yang diharapkan dan dapat dirasakan oleh seluruh
pertanian.
Progo pada dasarnya koordinasi sudah dilaksanakan dengan baik. Hal ini
Hal ini berarti bahwa tidak semua peserta dari unsur masyarakat desa
ketentuan yang mengatur dan data yang akurat untuk keterlibatan seseorang
bidang pertanian di Kabupaten Kulon Progo antara lain: (a) belum dimilikinya
bidang pertanian, sehingga pihak yang dilibatkan masih belum ideal karena
tidak semua unsur masyarakat dapat dilibatkan dalam forum koordinasi, dan
menentukan di masa yang akan datang. Oleh sebab itu Pemerintah Daerah
pengalaman serta penataan kelembagaan yang dapat bekerja secara efektif dan
efisien.
Daerah harus melibatkan sebanyak mungkin stakeholder baik dari pihak swasta,
LSM maupun masyarakat umum. Oleh sebab itu Pemerintah Daerah harus dapat
Partisipasi berasal dari kata participation yang artinya peran serta, dan
secara luas diartikan peran atau ikut serta mengambil bagian dalam suatu
sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh warga Negara dalam rangka
Perwujudan dari partisipasi tersebut dapat dilakukan baik secara individu atau
adalah suatu bagian pasif, dimana masyarakat dituntut untuk mendukung proyek
program pembangunan.
kegiatan”, “keikutsertaan atau peran serta dalam suatu kegiatan”, “peran serta
aktif atau proaktif dalam sutau kegiatan”. Karena itu secara luas partisipaai dapat
masyarakat secra aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan dari dalam
dirinya (intrinsic) maupun dari luar dirinya (ekstrinsic) dalam keseluruhan proses
yang baru bagi mereka, dan sebagai terobosan yang memperbolehkan para
pelaku kecil mendapatkan jalan untuk ikut serta pada level makro dalam
dalam segala kegiatan yang ada, mulai pemeriksaan awal masalah, daftar
merupakan tugas pemerintah (state), tetapi juga menjadi tanggung jawab swasta
(private) dan masyarakat madani (civil society) seperti yang dikemukan Pertiwi
Oleh karena itu, salah satu prinsip good governance (kepemerintahan yang baik)
yang baik) adalah tumbuh dan berkembangnya partisipasi publik (Pertiwi, 2003).
pembangunan daerahnya.
membangkitkan semangat hidup untuk menolong diri sendiri. Dalam hal ini
Pemrakarsa partisipasi dapat berasal dari atas (penguasa atau para ahli),
bawah (masyarakat) atau pihak ketiga dari luar. Jika berasal dari atas, maka
biasanya disertai oleh kontrol sosial tertentu atas proses dan pelaku-pelaku
partisipasi yang dimulai dari tingkat bawah dan berkembang ketingkat atas
keputusan (Goulet, 1990). Dalam hal ini partisipasi dapat dimaknai sebagai
upaya untuk melibatkan atau terlibat baik secara langsung maupun tidak
pembangunan daerah.
usaha bersama yang didasarkan pada nilai bersama (shared values), visi
bersama (shared vision) dan misi bersama (shared mission) (Islamy, 2004).
kewenangan dengan pihak yang terkena dampak dari proses tersebut menjadi
hal yang sangat esensial (sangat penting) karena diharapkan akan terjadi saling
partisipasi.
2004).
34
oleh elit pembangunan menjadi selalu tergantung menunggu subsidi dari elit
domestik maupun luar negeri. Melihat kenyataan ini sangat jelas bahwa
diperlukan agar masyarakat dapat merasa memiliki, ikut terlibat dan ikut
Menurut Nelson di dalam Ndraha (1990) ada dua jenis partisipasi yaitu
dangan atasan, atau antara masyarakat dengan pemerintahan yang diberi nama
partisipasi vertikal. Bryant dan White (1982) dalam Ndraha (1990) membagi
partisipasi menurut prosesnya ke dalam dua jenis; (1). Partisipasi dalam proses
politik yaitu keterlibatan dalam berbagai kegiatan politik seperti pemberian suara
pelaksanaan pembangunan.
35
berupa:
masyarakat.
Arnstein yang dikutip dalam Forum Inovasi (2002) lewat tipologinya yang
dikenal dengan Delapan Tangga Partisipasi publik (Eight Rungs on The Ladder
satu arah;
5) placation komunikasi telah berjalan baik dan sudah ada negosiasi antara
kategori meliputi:
1) Tingkat Non participation; yaitu tangga pertama dan kedua (therapy dan
manipulation).
dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan
dapat diuraikan sebagai penentuan tindakan untuk vvaktu yang akan datang, dan
jika perencanaan ilu kita perlukan lebih metodis, maka kita dapat
memilih berbagai alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif yang ada yang
sumberdaya yang tersedia. Sumberdaya ini dapat berupa sumberdaya alam atau
perencanaan juga menyangkut masalah tujuan atau sasaran tertentu yang harus
1. Apa (what), yakni mengenai materi kegiatan apa yang akan dilaksanakan;
3. Bagaimana dan berapa (how dan how much), yaitu mengenai cara dan
pelaksanaan kegiatan;
a) Planning by perspective
b) Planning by inducement
c) Planning by direction
39
a) Perencanaan kota
b) Perencanaan regional.
dim macam:
dengan Andre G. Frank seperti yang dikutip oleh Syamsi (1986) bahwa "Untuk
Economic Growth, dan Income per Capita saja namun juga harus
mula relatif statis selama jangka waktu yang lama untuk menaikkan dan
bisa dibedakan dalam lima tahap yaitu masyarakat tradisional (the traditions
society), prasyarat untuk tinggal landas (the preconditions for take-off), tinggal
landas (the take-off) menuju kedewasaan (the drive to maturity), dan mass
Rostow merupakan garda depan dari linear stage of growth theory yang banyak
suatu keadaan dan kondisi kemasyarakatan tertentu kepada suatu dan kondisi
perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa dan
(nations building).
terencana.
42
modernisasi.
data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan
(material) maupun nonfisik (mental dan spiritual), dalam rangka mencapai tujuan
yang lebih baik (Riyadi dan Bratakusumah, 2004). Dalam hubungannya dengan
perubahan menuju arah perkembangan yang lebih baik bagi suatu komunitas
dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap, tapi tetap
proporsional dan merata sesuai dengan potensi yang ada di daerah, manfaatnya
didasarkan pada dua dalih yaitu: Pertama, adanya suatu kebutuhan (rnendesak),
tersebut.
national,
b) Ciri kedua yaitu berorientasi pada pendapatan per kapita, yang merupakan
pembangunan.
ekonomi.
Secara hirarki prosedur perencanaan itu dilakukan atas dasar prinsip top-
down planning dan bottom-up planning. Dalam suatu negara top-down planning
perencanaan pusat, sehingga pada dasarnya dengan prinsip ini rencana daerah
sebagai berikut:
b) Kerangka rencana, yang biasa juga disebut dengan kerangka makro, yang
tersebut.
kebijakan tersebut harus serasi dan konsisten. Antara lain yaitu kebijakan
decision-making to the people for whom the development is meant, and serves to
achieve better co-ordination and integration among programmes enabling the felt
needs of the people to be taken into account." Kurang lebih maksudnya adalah
(tahapan). Diawali pada tahap I yaitu pengumpulan dan analisis data, tahap II
suatu kehidupan baru yang lebih baik dan bermakna melalui langkah langkah
Pembangunan Daerah. Hal ini berarti bahwa perencanaan yang dilakukan oleh
keseluruhan.
mendasar.
2. Sesuatu yang tarnpaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk
daerah, dan sebaliknya yang baik bagi daerah belum tentu baik bagi secara
nasional.
pembangunan. Jika demikian, maka pola yang dibutuhkan bukan lagi dari atas
prinsip semakin keatas, kewenangan dalam hal kebijakan semakin luas dan
2004).
49
mereka akan ikut terlatih dalam bertanggung jawab atas pelaksanaan dan hasil
dari keputusan yang dibuat secra partisaipatif. Keputusan yang dibuat juga akan
produktifitas hasil yang dicapai. Adanya komitmen mayarakat yang kuat atas
konteks masyarakat daerah maka partisipasi publik ini akan dapat meningkatkan
berbeda.
2004).
dari cara melihat atau pendekatannya. Dari segi ruang lingkup tujuan dan
dan parsial. Dalam jangkauan hirarkinya, ada perencanaan tingkat pusat dan
daerah. Dari jangka waktu, bersifat jangka panjang, menengah dan jangka
(Friedman, 1987).
merupakan salah satu konsep yang penting karena berkaitan langsung dengan
Bentuk dari partisipasi publik pun beragam. Mulai dari yang berupa
ragam dan kadar partisipasi seringkali ditentukan hanya dari banyaknya individu
akses masyarakat untuk memperoleh informasi. Sampai saat ini partisipasi publik
partisipasi publik tidak hanya diperlukan pada saat pelaksanaan tapi juga mulai
daerah serta organisasi civil society agar dapat mengambil peranan yang tepat
Spesifiknya bahwa pembangunan pada era desentralisasi ini harus lebih memiliki
pelayanan yang tepat kepada masyarakat dan mampu mengelola sumber daya
diperlukan dan perlu terus diperkuat serta diperluas. Sehingga istilah partisipasi
tidak menjadi sekedar retorika semata tetapi diaktualisasikan secara nyata dalam
pelaksanaan program.
ini ialah lebih kepada pengalaman yang terdahulu yang hanya beranggapan
bahwa negara dalam hal ini pemerintah sebagai pelaksana tunggal dalam proses
ini maka diharapkan proses pembangunan yang dilakukan sesuai dengan apa
yang menjadi tuntutan masyarakat daerah. Satu sudut pandang atau satu sistem
nilai saja tidak akan menjawab persoalan yang ada dalam masyarakat. Karena
dalam suatu sistem publik kepentingan yang ada sangat beragam. Melihat dari
kenyataan ini, maka satu sudut pandang dari pemerintah saja tidak akan
masyarakat.
teknis. Proses ini lebih menekankan pada peran dan kapasitas fasilitator untuk
proses teknis ini adalah upaya pembangunan institusi masyarakat yang cukup
Dalam hal ini perencanaan partisipatif lebih sebagai sebuah alat pengambilan
ialah lebih kepada pendewasaan bagi masyarakat dalam pendidikan politik serta
elemen terbesar dalam suatu tatanan masyarakat diharapkan dapat ikut dalam
oleh peran dan fungsi daerah otonom yang harus menentukan sendiri strategi
relevan bagi pembangunan. Dimulai dari perumusan visi dan tujuan umum
“stakeholders” terkait, sehingga visi dan misi menjadi milik bersama dan acuan
menjadi alat dan metode yang memberikan kesempatan luas kepada semua
analisa potensi dan kebutuhan daerah, integrasi rencana spasial dan rencana
sipil dan lembaga pemerintahan, selanjutnya menjadi dasar bagi para perencana
56
oleh kegiatan identifikasi kebutuhan dan potensi daerah dan diakhiri dengan
kegiatan monitoring dan evaluasi dalam rangka memperoleh umpan balik untuk
Pemahaman
Daerah
Penetapan Visi
Monitoring & dan Misi
Evaluasi
Perumusan
Pelaksanaan/ Tujuan
implementasi
Penganggaran
Identifikasi
Strategi Alternatif
penentuan siapa yang akan dilibatkan dan dalam perencanaan yang bagaimana
strategis, akan lebih tepat jika “stakeholders” yang dilibatkan adalah kelompok-
58
perencanaan partisipatif juga tidak akan berhasil tanpa didukung oleh sejumlah
3. Adanya proses politik melalui upaya negosiasi yang pada akhirnya mengarah
dalam membuat dan mengambil keputusannya sendiri yang lebih sesuai dengan
akan semakin dekat. Tentu saja yang sesuai dengan ciri dan budaya setempat,
sehingga kebijakan public lebih dapat diterima dan produktif dalam memenuhi
kebutuhan.
otonomi daerah dan daerah otonom. Mengkaji masalah desentralisasi tidak bisa
yang dapat diukur dari seajuh mana unit-unit bawahan memiliki wewenang dan
1984).
kekuasaan wewenang tertentu itu berhak bertndak atas nama sendiri dalam
sedikit banyak mandiri. Organ yang mandiri ini wajib dan berwenang melakukan
wilayah (The Liang Gie dalam Pide, 1997) Satuan organisasi tersebut berikut
yang diungkapkan oleh Sady Sumardjan yang dikutip Nugroho (1994), bahwa
umum.
daerah.
desentralisasi yakni:
perencanaan terpusat.
red tape;
sering tidak diketahui dan diabaikan oleh masyarakat dan elit local, menjadi
lebi dikenal.
pengambilan keputusan.
pengelolaan pembangunan.
pengambiln keputusan yang sentralistis menjadi tidak efisien, mahal dan sulit
dilaksanakan.
Daerah. Daerah yang memiliki otonomi daerah disebut sebagai daerah otonom.
batas wilayah tertentu yang berhak dan berwenang dan kewajiban mengatur dan
Pusat atau daerah tingkat atas kepada daerah untuk diatur dan
tertentu. Prinsip dari otonomi daerah adalah: (1). Nyata (2). Dinamis (3).
proses pemberian hak, wewenang dan kewajiban pada daerah otonom untuk
benar dapat menjamin daerah secara nyata mampu mengurus rumah tangganya
sendiri. Prinsip otonomi dinamis diartikan bahwa setiap daerah dapat berubah
otonomi yang bertanggung jawab, berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai
pembangunan daerah.
otonomi dan akibat lebih lanjut akan meningkatkan kualitas pelayanan publik.
aspirasi masyarakat daerah, bisa diartikan sebagai undangan pada institusi lokal
64
hak budaya lokal untuk bisa tumbuh dan berkembang secara wajar. Penguatan
bisa menjadi wahana untuk mengubah skema politik lama dari fop down menjadi
bottom up.
sekedar pemerintah dan Negara, tapi juga peran berbagai aktor diluar
“governance” menurut UNDP terdiri dari tiga macam yaitu: (1). State, mempunyai
metropolitan. (2). Private Sector, sektor swasta telah memainkan peran penting
jasa berjalan dengan baik. (3) Civil Society, terdiri dari individual maupun
66
kelompok yang berinteraksi secara sosial, politik, dan ekonomi dengan aturan
(2000 dalam Widodo, 2001) terdapat dua pengertian. Pertama, nilai-nilai yang
aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif, efisien dalam melakukan upaya
solid dan bertanggung jawab, serta efisien dan efektif, dengan menjaga
secara konstruktif
prosedur-prosedur.
kesejahteraan mereka.
semacam ini.
68
kebijakan ekonomi.
menempatkan pemerintah pada posisi agent of change kini berubah mejadi good
69
terdiri dari citizen, masyarakat dan terutama sektor usaha/swasta yang berperan
pembangunan dapat segera terlaksana dan sesuai dengan tujuan dari rencana