PENDAHULUAN
otonomi daerah dalam arti yang sebenarnya. Gagasan penataan kembali sistem
Kritik yang muncul selama ini adalah pemerintah pusat terlalu dominan
terhadap daerah. Pola pendekatan yang sentralistik dan seragam yang selama
yang adil. Akibatnya, yang terjadi bukannya tercipta kemandirian daerah, tetapi
Dampak dari sistem yang selama ini kita anut menyebabkan pemerintah
daerah tidak responsif dan kurang peka terhadap aspirasi masyarakat daerah.
1
2
desentralisasi ini harus lebih memiliki dimensi peningkatan sumber daya manusia
mampu mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan. Untuk itu peran
serta masyarakat langsung sangat diperlukan dan perlu terus diperkuat serta
pemerintah.
daerah mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pada monitoring dan
sektor publik sebenarnya telah lama mendapat perhatian. Di Amerika wacana ini
muncul sejak akhir tahun 1950-an, sementara di Inggris sejak awal tahun 1960-
an, dan Australia menyusul pada tahun 1970-an. Wacana ini berkembang
sejalan dengan perubahan struktur politik yang mengarah kepada sistem yang
disebut sebagai demokrasi. Proses demokratisasi ini pada suatu saat akan
memberi ruang yang cukup luas bagi masyarakat untuk turut serta dalam proses
LSM ini juga berperan dalam upaya peningkatan kesadaran akan pentingnya
publik tersebut.
esensial dalam proses penentu keputusan publik itu sendiri. Hal ini sebenarnya
4
sangat terkait erat dengan posisi negara dan masyarakat dalam kelangsungan
terbesar dalam suatu sistem publik atau sistem kehidupan dalam suatu negara
sebagai perwujudan negara itu sendiri. Negara dalam hal ini pemerintah, dengan
suatu proses pembangunan yang dilaksanakan tidak tepat sasaran atau tidak
nilai yang beragam pula. Oleh karenanya satu sudut pandang atau satu sistem
nilai saja yang digunakan untuk menerjemahkan kepentingan publik tidak akan
terhadap hak azasi manusia termasuk hak memperoleh informasi yang benar.
5
keputusan.
merupakan salah satu konsep yang penting karena berkaitan langsung dengan
ditentukan secara masif, yakni dari banyaknya individu yang dilibatkan. Padahal
untuk memperoleh informasi. Hingga saat ini partisipasi publik masih belum
publik tidak hanya diperlukan pada saat pelaksanaan tapi juga mulai tahap
iebih baik secara lebih efisien dan efektif (Tjokroamidjojo, 1995). Perencanaan
karakteristiknya. Namun hal ini sekaligus juga menjadi tantangan karena tuntutan
yang baik, hal ini di akomodasi dalam undang-undang Nomor 32 tahun 2004
kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada Daerah, yang
tanah dari masyarakat untuk suatu proyek jalan desa, misalnya, diartikan sebagai
pengorbanan, tetapi harus dilihat dalam sudut pandang yang luas. Partisipasi
pemantauan, dan evaluasi (umpan balik). Rangkaian kegiatan ini dikenal juga
sebagai siklus kebijakan (policy cycle). Siklus kebijakan awalnya dimulai ketika
proses konversi sebelum menjadi agenda dari kebijakan publik. Dalam proses
konversi peran opini publik yang disebarkan melalui media massa menjadi
sangat penting. Media dapat mengubah isu masyarakat menjadi isu kebijakan
publik atau dengan kata lain mengubah agenda masyarakat menjadi agenda
8
kebijakan publik. Tetapi seringkali media massa memiliki agenda tersendiri yang
“dipaksakan” menjadi agenda publik. Dalam proses ini sering pula target
pencapaian menjadi rancu karena tekanan dari agenda media dalam isu
lumrah karena kuatnya tekanan opini publik yang diciptakan oleh media. Di
negara yang sudah maju sistem politiknya, media sering memegang peranan
publik dianggap sebagai salah satu cara yang efektif untuk menampung dan
akan lebih efektif disamping akan memberi sebuah rasa kepuasan dan dukungan
publik yang cukup kuat terhadap suatu proses pembangunan. Dengan demikian
memberikan nilai strategis bagi masyarakat itu sendiri menjadi salah satu syarat
elemen terbesar dalam suatu tatanan masyarakat diharapkan dapat ikut dalam
pembangunan daerah.
partisipatif dilatarbelakangi oleh peran dan fungsi daerah otonom yang harus
mencoba menyerapkannya pada kondisi lokal. Ini berarti bahwa perlu dicari pola
pentingnya akumulasi modal dan kekuatan daya saing dalam pasar bebas.
berjalan sebagaimana semestinya, selain itu lemahnya masalah sistem dan tata
diatas, maka bentuk dan pola perencanaan pembangunan daerah yang saat ini
dan partisipasi publik, yakni di dalam pasal: 22 huruf c, yang berbunyi "Dalam
dan ditumbuh kembangkan. Terdapat dua asumsi dasar dibalik makna penting
partisipasi publik ini. Pertama, adalah masyarakat yang paling mengerti tentang
apa yang terbaik buat mereka. Kedua, masyarakat berhak ikut serta dalam
mereka. Dengan kata lain kebijakan publik dalam era otonomi daerah harus
hanya merupakan tugas pemerintah (state), tetapi juga menjadi tanggung jawab
swasta (private) dan masyarakat madani (civil society) seperti yang dikemukan
usaha-usaha:
13
dikehendaki.
secara berlanjut.
sinergi baik antar daerah, antarruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah
maupun antara Pusat dan Daerah; (c) menjamin keterkaitan dan konsistensi
pembangunan yang telah diterapkan selama ini dianggap tidak lagi sesuai
dan skala prioritas kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan. Ciri khusus
perencanaan partisipatif dapat dilihat dari adanya peran serta masyarakat dalam
sebenarnya paling tahu apa yang mereka butuhkan, dengan demikian akan
berbagai kegiatan sehingga terhindar dari spekulasi dan distribusi alokasi mang
pendayagunaan ruang yang sesuai dengan peruntukan dan alokasi serta waktu
menjaga kualitas ruang yang nyaman dan serasi serta berguna untuk kelanjutan
pembangunan.
Kabupaten Way Kanan akan terjadi di masa yang akan datang. Karena
Kanan
itu hasil penelitian ini akan dapat menjadi rujukan dalam melihat implementasi
yakni bagi pemerintah daerah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi