LANDASAN TEORI
berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewey. Dewasa
ini, model pembelajaran ini mulai diangkat sebab ditinjau secara umum
penyelesaian masalah oleh mereka sendiri. Model ini juga dikenal dengan
8
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Jakarta:Kencana, 2010),
91.
9
David A. Jacobsen, Methods for Teaching, terj. Achmad Fawaid dan Khoirul Anam (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2009), 255.
12
13
sebagai berikut:
10
Renol Afrizon, “Peningkatan Perilaku Berkarakter dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Kelas IX MTsN Model Padang Pada Mata Pelajaran IPA-FISIKA Menggunakan Model Problem
Based Instruction”, Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, 1 (Februari, 2012), 4.
11
Husnindar, “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis Siswa”, Jurnal Didaktik Matematika, 1
(April, 2014),75.
14
12
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008), 354.
13
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2011), 229.
14
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2013), 271.
15
sebagai berikut:
a. Permasalahan autentik
Pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan masalah
nyata yang penting secara sosial dan bermakna bagi peserta
didik. Peserta didik menghadapi berbagai situasi kehidupan
nyata yang tidak dapat diberi jawaban-jawaban sederhana.
b. Fokus interdisipliner
Pemecahan masalah menggunakan pendekatan
interdisipliner. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik
belajar belajar berfikir struktural dan belajar menggunakan
berbagai perspektif keilmuan.
c. Investigasi autentik
Peserta didik diharuskan melakukan investigasi autentik
yaitu berusaha menemukan solusi riil. Peserta didik
diharuskan menganalisis dan menetapkan masalahnya,
mengembangkan hipotesis dan membuat prediksi,
mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan
eksperimen, membuat inferensi, dan menarik kesimpulan.
Metode penelitian yang digunakan bergantung pada sifat
masalah penelitian.15
d. Produk
Pembelajaran berbasis masalah menuntut peserta didik
mengontruksikan produk sebagai hasil investigasi. Produk
bisa berupa paper yang dideskripsikan dan
didemonstrasikan kepada orang lain.
e. Kolaborasi
Kolaborasi peserta didik dalam pembelajaran berbasis
masalah mendorong penyelidiki dan dialog bersama untuk
mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan
sosial.16
15
Agus Suprijono, Cooperative Learning (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), 71.
16
Ibid., 72.
16
dan peserta didik dipenuhi, PBL punya berbagai potensi manfaat. Seperti
adanya anggapan tersebut, maka dengan PBL kita punya peluang untuk
17
Rusman, Model-Model Pembelajaran., 232.
17
ajar18
Mengapa bisa lebih ingat dan paham? Kedua hal ini ada
konteks praktiknya, maka kita akan lebih ingat. Sebagai contoh, jika
kita berada di dekat ATM, kita selalu lebih mudah mengingat nomor
pin kita ketimbang kita tidak berada di sekitar ATM. Pemahaman juga
seperti itu. Dengan konteks yang dekat, dan sekaligus melakukan deep
diajarkan di kelas-kelas sama sekali jauh dari apa yang terjadi di dunia
lapangan.
18
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning (Jakarta: Kencana,
2009), 26.
18
dipikirkan.
19
Ibid., 28.
19
yang kita gunakan, selalu menjadi tantangan kita. Dengan PBL, kita
menentukan.20
20
Ibid., 29.
20
seksama.
peserta didik untuk tidak hanya sekedar berpikir sesuai yang bersifat
konkret, tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide yang abstrak dan
sendiri.
yang ada dalam masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang
membuat setiap peserta berangkat dari cara memandang yang sama atas
21
Trianto, Mendesain Model., 94-96.
22
hubungan yang masih belum nyata antara fenomenanya, ada sub masalah
faktual (yang tercantum pada masalah), dan juga informasi yang ada
sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih
diskusi kelompok)
22
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan., 24.
23
Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak di miliki, dan
pembelajaran.
harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Pada
pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari lima fase utama yang dimulai
diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah
23
Ibid., 25.
24
Richard I. Arends, Learning To Teach (Belajar untuk Mengajar) buku dua, Terj. Helly Prajitno
Soetjipto dan Sri Mulyani Soetjipto (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2008), 57.
24
Tabel 2.1
Sintaks Pengajaran Berdasarkan Masalah
dan pelaporannya.
25
Agus Suprijono, Cooperative., 74.
26
26
Ibid., 76.
27
27
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 140.
28
Mengembangkan
solusi yang mungkin
Mengobservasi peserta didik dan
memberikan dukungan yang
dibutuhkan,
Memilih solusi yang
paling efisien dan
efektif
Gambar 2.1
Peran Guru dan Peserta didik dalam PBL
a. Kelebihan:
28
Ibid., 141.
30
b. Kekurangan:
29
Sutirman, Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), 42.
31
sebagainya).31
30
Marhamah Saleh, “Strategi Pembelajaran Fiqh dengan Problem Based Learning”, Jurnal Ilmiah
Didaktika, 1 (Agustus, 2013), 210.
31
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), 895.
32
Nana Sudjana, Penelitian Hasil Belajar Mengajar (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1991), 22.
32
dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu
maupun kelompok.”33
intinya sama, yakni hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Jadi dapat
sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.
Sebaliknya, bila tidak terjadi perubahan dalam diri individu, maka belajar
33
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha Nasional,
1994), 19.
34
Ibid., 21.
35
Slameto, Belajar dan Faktor yang mempengaruhi (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), 2.
33
melalui pengalaman-pengalaman.”36
Belajar ialah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam
yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. 38 Pada
catur wulan atau semester. Dengan prestasi belajar maka guru, siswa dan
orang tua akan mengetahui hasil yang dicapai dalam pembelajaran atau
pendidikan.
36
Linda. L Davidoff, Psikologi Suatu Pengantar (Jakarta: Erlangga, 1988), 175.
37
Abu Ahmadi & Widodo Supriyanto, Psikologi Belajar (Jakarta : Rineka cipta, 1991), 121.
38
Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya (Jakarta : Bina Aksara,
1984), 43.
34
ilmu di sekolah.
seperti apa yang di harapkan pendidik jika di lihat dari adanya perubahan
Prestasi belajar siswa pada aspek kognitif ini hanya menitik beratkan
39
Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989),
22.
35
belajar.”43
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
mencakup, keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini
40
Moh Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi., 111.
41
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2009), 159.
42
Ibid., 160.
43
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001), 132.
36
a) Intelegensi
b) Sikap
c) Bakat (aptitude)
44
Ibid., 135.
38
d) Minat (interest)
e) Motivasi
45
Sudarwan Danim, Perkembangan Peserta Didik ( Bandung: Alfabeta, 2010), 18.
46
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar., 144.
47
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 1.
39
adalah hal keadaan yang datang dari luar individu siswa yang
Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar diri individu, atau bisa
adalah:
1) Lingkungan keluarga
tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik
siswa.48
48
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan., 138.
40
2) Lingkungan sekolah
a) Metode mengajar
belajar siswa yang tidak baik pula. Agar siswa dapat belajar
b) Kurikulum
3) Lingkungan masyarakat
belajar. Anak yang bergaul dengan anak yang kurang baik akan
kurang optimal.
49
Slameto, Belajar dan Fakkor-faktor., 65.
41
mukkallaf.
50
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan., 139.
42
dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diarahkan untuk
adalah salah satu bagian mata pelajaran agama Islam yang diarahkan
adalah suatu ilmu yang membahas dan menerangkan tentang hal-hal yang
dalil-dalil tersebut.52
51
Nasirudin, “Pendidikan Fiqih Berbasis Kompetensi”, Jurnal Pendidikan Islami, 1 (Mei, 2005),
34.
52
Sudirman, “Pengertian dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih”, http://makalahpendidikan-
sudirman.blogspot.com/2011/11/29.html, diakses tanggal 17 Maret 2015.
43
53
Ainul Mahbubah, “Fungsi dan Ruang lingkup Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah”,
Banjir Embun, http://banjirembun.blogspot.com/2013/06/fungsi-dan-ruang-lingkup-
pembelajaran.html, 13 Juli 2013, diakses tanggal 17 Maret 2015.
44
manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama
1. Al-Qur’an
2. Hadits
54
Nur Chasanah, “ Karakteristik Materi Fiqih dan Macam-Macam Metode Pembelajaran yang
Cocok dengan Materi Fiqih”, http://annuramadhani.blogspot.com/2014/05/karakteristik-materi-
fiqih-dan-macam.html, diakses tanggal 17 Maret 2015.
45
haditsnya.
3. Ijtihad
4. Ijma’
a. Pengertian Ijma’
berikut :
55
Siti Nur Alfiah, “Sumber-sumber Hukum Islam”, (http://sitinuralfiah.wodpress.com/bahan-ajar-
2/sumber-sumber-hukum-islam.html, diakses tanggal 05 Juli 2015).
46
b. Unsur Ijma’
5. Qiyas
a. Pengertian Qiyas
hukum“.
( mujtahid )“.
b. Unsur Qiyas
syari`.
4) `Illat hukum yang terdapat pada ashal dan terlihat pula oleh
1) Pengartian Halal
56
Haryono, “Sumber Hukum Islam”, (http://wodpress.com/2010/08/sumber-sumber-hukum-
islam.html, 18 Agustus 2010, diakses tanggal 05 Juli 2015).
57
T. Ibrahim, Penerapan Fiqih: Jilid 2 untuk Kelas VIII MTs (Solo: Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2009), 91-102.
48
halal oleh Allah swt, dan Rasul-Nya (walaupun dirinya sangat suka
Artinya:
Halal ada dua macam yaitu halal zatnya dan halal cara
memperolehnya.
a. Halal Zatnya
berasal dari yang halal, seperti nasi, sayur, daging sapi, ayam,
unta, kerbau, dan ikan serta minuman yang bersumber dari air
kata lain, semua jenis makanan dan minuman (baik nabati maupun
selanjutnya.
perbuatan-Nya.
berikut.
1) Pengertian Haram
dan Rasul-Nya.
a. Makanan
b. Minuman
Beliau menjawab:
khamar haram.”
54
55
Artinya :
“Wahai orang-orang yang berfirman!
Sesungguhnya minuman keras, berjudi. (berkurban
untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak
panah, adalah perbuatan keji dan termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-
perbuatan) itu agar kamu beruntung.(Q.S. al-
Maidah/5:90).”
2) Minuman yang jelas-jelas mengandung racun atau zat lain
...
56
“...Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh
Allah Maha Penyayang kepadamu.” (Q.S. an-Nisa’:29
...
....
57