Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MATEMATIKA

“BERBAGAI MODEL DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN


MATEMATIKA DALAM STANDAR ISI ”
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Matematika yang
diampu oleh Bapak Muhammad Turmuzi, S.Pd., M.Pd.

Kelompok 6:

1. Apriani (E1R018009)
2. Baharunnisa (E1R018011)
3. Evi Savitri (E1R018)
4. Fifin Asmaliyah (E1R018025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SEPTEMBER 2020
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Tentang Model Pembelajaran


Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial
dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran, termasuk di dalamnya buku-
buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Setiap model pembelajaran mengarahkan
kita ke dalam desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa
sehingga tujuan pembelajaran tercapai (Joyce, dalam Trianto, 2007:5).
Istilah model pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas dari pada strategi,
pendekatan, metode, atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus
yang tidak dimiliki oleh pendekatan, strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut
adalah: (1) rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya;
(2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan dicapai); (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil; dan (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai (Kasdi dan Nur, 2000:9).
B. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
1. Pengertian Pembelajaran Problem Based Instruction
Problem Based Inststruction (PBI) yang dalam bahasa Indonesia dikenal
dengan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) telah dikenal sejak zaman John
Dewey. Menurut Dewey (dalam Trianto, 2007:67), belajar berdasarkan masalah
adalah interaksi antara stimulus dan respons, merupakan hubungan antara dua
arah, belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa
berupa bantuan dan masalah sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan
bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai,
dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang
diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna
memperoleh pengertian dan bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.
Menurut Arends (1997, dalam Trianto, 2007:68), PBI merupakan
pembelajaran yang menuntut siswa mengerjakan permasalahan yang otentik
dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan
inkuiri dan keterampilan berpikir lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan
percaya diri. Model pembelajaran ini juga mengacu pada model pembelajaran
yang lain, seperti pembelajaran berdasarkan proyek (project-based instruction),
pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-based instruction), belajar
otentik (authentic learning), dan pembelajaran bermakna (anchored instruction).
2. Karakteristik Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Karakteristik pembelajaran berdasarkan masalah adalah:
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah. PBI mengorganisasikan
pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang keduanya
secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.
b. Berfokus pada keterkaitan antardisiplin. Meskipun PBI berpusat
pada mata pelajaran tertentu, masalah yang akan diselidiki telah
dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa dapat
meninjau masalah itudari berbagai mata pelajaran.
c. Penyelidikan autentik. PBI mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap
masalah nyata.
d. Menghasilkan produk dan memamerkannya. PBI menuntut siswa
untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata
atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk
penyelesaian masalah yang merfeka temukan.
e. Kolaborasi. PBI dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu
dengan yang lain, paling sering secara berpasangan atau dalam
kelompok kecil.
3. Manfaat Pembelajaran Berdasarkan Masalah
PBI tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi
sebanyak-banyaknya kepada siswa, melainkan untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan
intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pembelajaran yang mandiri
(Ibrahim, dkk., 2000:7).
Menurut Sudjana manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey
adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu siswa
merumuskan tugas-tugas dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek
pelajaran tidak dipelajari dari buku teks tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya
(dalam Trianto, 2007:71).
4. Sintaks Pembelajaran Berdasarkan Masalah
PBI terdiri atas lima langkah utama yang dimulai dengan guru
memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan
penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah tersebut dijelaskan
sebagai berikut.

TAHAP TINKAH LAKU GURU

Orientasi siswa pada Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang


masalah dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi
atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi
siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang
dipilih

Mengorganisasikan Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan


siswa untuk belajar mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut

Membimbing Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan


penyelidikan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen,
individual maupun mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
kelompok

Mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam merencanakan dan


menyajikan hasil menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video,
karya dan model, serta membantu mereka untuk berbagi
tugas dengan temannya

Menganalisis dan Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau


mengevaluasi proses evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-
pemecahan masalah proses yang mereka gunakan

5. Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah


a. Tugas-tugas Perencanaan
Karena hakikat interaktifnya, model PBI membutuhkan banyak
perencanaan, meliputi:
 Penetapan tujuan
 Merancang situasi masalah
 Organisasi sumber daya dan rencana logistik
b. Tugas Interaktif
 Orientasi Siswa pada Masalah
 Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar
 Membantu Penyelidikan Mandiri Ataupun Kelompok
 Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
c. Lingkungan Belajar dan Tugas-tugas Manajemen
Hal penting yang harus diketahui adalah bahwa guru perlu
memiliki seperangkat aturan yang jelas agar pembelajaran dapat
berlangsung tertib tanpa gangguan. Di samping itu, juga agar dapat
menangani siswa yang menyimpang secara cepat dan tepat, serta panduan
bagaimana mengelola kerja kelompok. Salah satu masalah yang cukup
rumit adalah bagaimana guru harus menangani siswa (individu maupun
kelompok) yang menyelesaikan tugas lebih awal maupun yang terlambat.
d. Evaluasi
Dalam PBI perhatian pembelajaran tidak pada perolehan
pengetahuan deklaratif, oleh karena itu tugas penilaian tidak cukup bila
hanya dengan tes tertulis atau tes kertas dan pensil (paper and pencil test).
Teknik penilaian yang sesuai dengan model ini adalah menilai pekerjaan
yang dihasilkan siswa yang merupakan hasil penyelidikan mereka

C. Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving).


1. Masalah dan Pemecahan Masalah
Suatu masalah diapandang sebagai “masalah” adalah hal yang relatif.
Suatu soal yang dianggap masalah bagi seseorang, bagi orang lain merupakan hal
yang rutin belaka. Oleh karena itu guru harus berhati-hati dalam menyajikan soal
pemecahan msalah.Untuk sebagian besar guru, untuk menyajikan soal-soal
pemecahan masalah yang benar-benar merupakan soal yang rutin bagi siswa
mungkin pekerjaan yang sulit. Akan tetapi, hal ini dapat diatasi melalui
pengalaman guru dalam menyajikan soal yang bervariasi baik bentuk, tema
masalah, tingkat kesulitan, serta tuntutan kemampuan intekektual yang ingin
dicapai atau dikembangkan oleh siswa.
2. Cara Mengajarkan Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil penelitian, program pemecahan maslah harus
dikembangkan untuk situasi yang lebih bersifat alamiah serta pendekatan yang
cenderung informal.Untuk tema permasalahan sebaiknya diambil dari kejadian
sehari-hari yang lebih dekat dengan kehidupan anak atau yang diperkirakan yang
menarik perhatian anak. Untuk dapat mengajarkan pemecahan masalah dengan
baik, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain, waktu yang
digunakan untuk pemecahan masalah, perencanaan, sumber yang diperlukan,
peran teknologi dan manajemen kelas.
a. Waktu
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah sangatlah
relatif. Jika seseorang dihadapkan pada suatu masalah dengan waktu yang
diberikan untuk menyelesaikannya tidak dibatasi, maka kecenderungan
orang tersebut tidak akan mengkonsentrasikan pikirannya secara penuh
pada proses pemecahan masalah yang diberikan.
b. Perencanaan
Aktifitas pembelajaran dan waktu yang diperlukan, harus
direncanakan dan dikoordinasikan sehingga siswa memiliki kesempatan
yang cukup untuk menyelesaikan berbagai masalah, belajar berbagai
variasi strategi pemecahan masalah, dan manganalisis serta mendiskusikan
pendekatan yang mereka pilih.
c. Sumber
Karena buku-buku matematika lebih banyak memuat masalah yang
sifatnya rutin, maka guru harus memiliki kemampuan untuk
mengembangkan masalah-masalah lainnya sehingga dapat
mengembangkan koleksi soal pemecahan-masalah bagi kebutuhan
pembelajaran.
d. Teknologi
e. Manajemen Kelas
Jika kita bermaksud mengajarkan pemecahan masalah, maka beberapa
setting kelas yang perlu dikembangkan antara lain model klasikal, dengan
mengelompokkan siswa ke dalam kelompok kecil (small group
cooperative earning ) dan model belajar individual atau bekerja sama
dengan anak lainnya (berdua).

Anda mungkin juga menyukai