Anda di halaman 1dari 15

Nama : Mirna

NIM : 1712040008
Kelas : Pendidikan Fisika B
Problem Based Learning

Pendahuluan
01

02 Konsep Pembelajaran Berbasis


Masalah

03 Penutup

04 Referensi
Pendahuluan
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses aktivitas
yang dilakukan secara tertata dan teratur, berjalan secara
logis dan sistematis mengikuti aturan-aturan yang telah
disepakati sebelumnya. Setiap kegiatan pembelajaran
semata mata bukan merupakan proyeksi keinginan guru
secara sebelah pihak, akan tetapi merupakan perwujudan
dari keinginan yang dikemas dalam suatu kurikulum.
Pada kurikulum 2013 dikembangkan tiga model
pembelajaran utama yang diharapkan dapat membentuk
perilaku saintifik, social dan mengembangkan rasa
keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah model
pembelajaran berbasis masalah, model pembelajaran
berbasis projek dan model pembelajaran melalui
penyingkapan/penemuan
Konsep Pembelajaran Berbasis Masalah
Problem Based Learning adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya
dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang
membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta
memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan
pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti
diperlukan dalam kehidupan sehari hari.
Pendekatan pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar
tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecaha masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah
tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan
terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis besar strategi pembelajaran berbasis
masalah terdiri dari menyajikan kepada peserta didik situasi masalah yang autentik dan
bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan.
Strategi pembelajaran berbasis masalah memiliki ciri-ciri yang terdiri dari:
a. Pembelajaran pertanyaan atau masalah
Pembelajaran berbasis masalah tidak hanya mengorganisasikan prinsip-prinsip atau
keterampilan akademik tertentu, tetapi masih mengorganisasikan pengajaran di sekitar
pertanyaan dan masalah yang kedua-duanya secara social penting dan secara pribadi bermakna
untuk peserta didik.
b. Berfokus pada keterkaitan antardisiplin
Meskipun pembelajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu,
tetapi dalam pemecahannya melalui solusi, peserta didik dapat meninjaunya dari berbagai
mata pelajaran yang ada.
c. PBL mengharuskan peserta didik melakukan penyelidikan autentik untuk mencari
penyelesaian nyata terhadap masalah. Metode penyelidikan ini bergantung pada masalah yang
sedang dipelajari.
d. Menghasilkan produk atau karya
Pembelajaran berbasis masalah menuntut peserta didik untuk menghasilkan produk tertentu
dalam bentuk karya dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian
masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat berupa laporan, model fisik, video maupun
program computer.
e. Kolaborasi
Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh peserta didik yang bekerja sama secara
berpasangan atau dalam kelompok kecil untuk terlibat dan saling bertukur pendapat dalam
melakukan penyelidikan sehingga dapat menyelesaikan permasalahan.
Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Fase Indikator Aktifitas/Kegiatan Guru

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan


Orientasi peserta didik kepada logistic yang diperlukan, pengajuan masalah, memotivasi
1
masalah peserta didik terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah
yang dipilihnya.
Mengorganisasi peserta didik Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
2. untuk belajar mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
Membimbing penyelidikan Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
3. informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
individual maupun kelompok mendapatkan penjelasan masalah.
Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan
Mengembangkan dan menyajikan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video,
4.
hasil karya model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan
kelompoknya.
Guru membantu peserta didik dalam melakukan refleksi
Menganalisis dan mengevaluasi
5. atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dalam proses-
proses pemecahan masalah
proses yang mereka gunakan.
Pendekatan PBL mengacu pada hal-hal sebagai berikut:
1. Kurikulum : Poblem Based Learning tidak seperti kurikulum tradisional, karena memerlukan suatu strategi
sasaran dimana proyek sebagai pusat.
2. Responsibility : Poblem Based Learning menekankan responsibility dan answerability para peserta didik ke
diri dan penutannya.
3. Realisme : kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sederhana.
4. Active-learning : menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan peserta didik untuk
menentukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang
mandiri.
5. Umpan balik : diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik menghasilkan umpan balik
yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman.
6. Keterampilan umum: Poblem Based Learning tidak hanya dikembangkan pada keterampilan pokok dan
pengetahuan saja, tetapi juga memiliki pengaruh yang besar terhadap keterampilan mendasar seperti
pemecahan masalah, kerja kelompok dan self-management.
7. Driving questions : Poblem Based Learning difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang memicu
peserta didik untuk berbuat menyelesaikan masalah dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang
sesuai.
8. Constructive investigation : sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan peserta didik
9. Autonomy : proyek menjadikan aktifitas peserta didik sangat penting.
 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah
Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (publikasi tahun 2005) menjelaskan karakteristik dari PBL, yaitu :
• Learning is student-centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung
juga oleh teori konstruktivisme dimana siswa didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.
• Authentic problems from the organizing focus for learning
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik sehingga siswa mampu dengan mudah memahami
masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.
• New information is acquired through self-directed learning
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasyaratnya,
sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.
• Learning occurs in small groups
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha membangun pengetahuan secara kolaborativ, maka PBL
dilaksakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan tujuan yang
jelas.
• Teachers act as facilitators.
Pada pelaksanaan PBL, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Namun, guru harus selalu memantau perkembangan
aktivitas siswa dan mendorong siswa agar mencapai target yang hendak dicapai.
Tujuan Problem Based Learning
1. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah
2. PBL ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
3. Pemodelan peranan orang dewasa
4. Bentuk PBL penting menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang
lebih praktis yang dijumpai di luar skolah.
5. PBL mendorong kerja sama peserta didik dalam menyelesaikan tugas
6. PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain
7. PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan mereka
menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata.
8. Belajar pengarahan sendiri (self directed learning)
9. PBL berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan
darimana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru.
Keunggulan dan Kelemahan Problem Based Learning
Keunggulan Problem Based Learning sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya:
a. Dengan Problem Based Learning akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik yang
belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang
diperlukan.
b. Dalam situasi Problem Based Learning, peserta didik dapat mengintegrasikan pengetahuan
dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasinkannya dalam konteks yang relevan.
c. Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan
inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
d. Metode ini memiliki kecocokan terhadap konsep inovasi pendidikan bidang teknik,, terutama
sebagai berikut :
• Peserta didik memperoleh pengetahuan dasar yang berguna untuk memecahkan masalah
bidang teknik yang dijumpai
• Peserta didik bekerja secara aktif dan mandiri dengan sajian materi terintegrasi dan relevan
dengan kenyataan sebenarnya, yang disebut dengan student – centered
• Peserta didik mampu berpikir kritis, dan mengembangkan inisiatif
Di samping keunggulan, pembelajaran berbasis masalah juga memiliki kelemahan,
diantanranya:
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba
b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu
untuk persiapan
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin mereka pelajari
d. PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pembelajaran, ada bagian guru berperan
aktif dalam menyajikan materi.
e. Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman peserta didik yang tinggi akan terjadi
kesulitan dalam pembagian tugas
f. PBM biasanya tidak membutuhkan waktu yang tidak sedikit sehingga dikhawatirkan tidak
dapat menjangkau seluruh konten yang diharapkan.
g. Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja peserta didik dalam
kelompok secara efektif.
SIMPULAN
Pendidikan seharusnya bukan sekedar proses transfer pengetahuan dari guru
kepada peserta didik, namun peserta didik harus dibekali pula dengan
kemampuan-kemampuan yang dapat diandalkan dalam menganalisis dan
menyelesaikan permasalahan riil yang dihadapi. Meskipun metode konvensional
masih banyak diterapkan dalam proses pengajaran, namun perlu pengembangan,
kombinasi dan implementasi model-model pembelajaran yang mengaitkan
pengetahuan dengan realitas yang dihadapi.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning
(PBL) merupakan metode yang fleksibel dan dapat diterapkan dalam berbagai
bidang ilmu. Penerapan PBL dalam pengajaran cukup efektif dalam
memudahkan pemahaman siswa dan menghubungkan pengetahuan mereka
dengan realitas permasalahan yang ada dalam masyarakat. Karena metode PBL
merupakan pendekatan pembelajaran yang relevan dengan tuntutan abad ke-21.
Referensi
Darmadi, 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika
Belajar Siswa. Yogyakarta:CV Budi Utama
Lefudin,2017. Belajar dan Pembelajaran Dilengkapi dengan Model Pembelajaran,
Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode
Pembelajaran. Yogyakarta:CV Budi Utama
Malawi,2017. Pembelajaran Tematik Konsep dan Aplikasi. Magetan: CV. AE
Media Grafika
Marhamah Saleh, 2013. Strategi Pembelajaran Fiqh dengan Problem Based
Learning. Jurnal Ilmiah Didaktika, Vol. XIV, No. I, Hal. 190-220
Thank you

Anda mungkin juga menyukai