Anda di halaman 1dari 13

Nama : Mirna

NIM : 1712040006
Kelas : Pendidikan Fisika B
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan )
Kompetensi Dasar
3.10 : Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam
teknologi
Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3.10 : Melakukan percobaan tentang gelombang bunyi dan/atau cahaya, berikut
presentasi hasil percobaan dan makna fisisnya misalnya sonometer, dan
kisi difraksi.
MAPPADENDANG DALAM KAIDAH FISIKA

Gambar 1. Menumbuk lesung menggunakan alu (mappadendang)


www.google.com
Pengantar
Masyarakat Indonesia dari dahulu terkenal dengan tradisi dan adat istiadatnya
yang beragam dan unik. Makanya tidak heran jika setiap daerah memiliki tradisi
dan adat istiadat yang berbeda-beda pula. Contohnya saja tradisi yang ada di
sebuah Desa yang terletak di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Sebuah tradisi
unik yang sudah ada sejak nenek moyang dulu, dan masih dipertahankan oleh
masyarakat disana hingga sekarang ini. Acara Mappadendang (Pesta Panen Adat
Bugis) Sulawesi-Selatan. Mappadendang atau yang lebih dikenal dengan sebutan
pesta tani pada suku bugis merupakan suatu pesta syukur atas keberhasilannya
dalam menanam padi kepada yang maha kuasa. Mappadendang sendiri
merupakan suatu pesta yang diadakan dalam rangka besar-besaran. Yakni acara
penumbukan gabah pada lesung dengan tongkat besar sebagai penumbuknya.
Acara mapadendang sendiri juga memiliki nilai magis yang lain. Disebut juga
sebagai pensucian gabah yang dalam artian masih terikat dengan batangnya dan
terhubung dengan tanah menjadi ase (beras) yang nantinya akan menyatu dengan
manusianya. Olehnya perlu dilakukan pensucian agar lebih berkah. Acara
semacam ini tidak hanya sekedar menumbuk saja. Alur ceritanya bahwa para ibu-
ibu rumah tangga dekat rumah akan diundang lalu mulai menumbuk. Dengan
nada dan tempo yang teratur, ibu-ibu tersebut pun kadang menyanyikan beberapa
lagu yang masih terkait dengan apa yang mereka kerjakan. Sedangkan anak-anak
mereka bermain disamping atau pun di bawah rumah.
Sesuai dengan Kompetensi Inti 1 yang membaha tentang spiritual, salah satu
ayat Al-Qur’an yang membahas tentang kesyukuran manusia atas nikmat yang
diberikan Allah swt yaitu QS. Surat An-Nahl Ayat 114 :

Artinya :
Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah
kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah. (114)
Adapun yang menyangkut mengenai sikap (afektif) sebagaimana yang
dijelaskan dalam kompetensi inti 2, upacara mappadendang ini menjadi ajang
berkumpulnya seluruh anggota masyarakat dan mempererat tali silaturahmi antara
masyarakat satu dengan yang lainnya. Tanpa membedakan status social,
semuanya berkumpul dan bersuka cita atas hasil panen yang telah diberikan Allah
swt kepada masyarakat.
Untuk KI 3, tentu tradisi mappadendang ini merupakan hal yang sangat
berguna, terlebih lagi untuk generasi muda. Dari acara ini mereka dapat
mengembangkan ide-ide kreatif untuk ke depannya agar acara mappadendang ini
memiliki nilai lebih lagi dalam pelaksanaannya. Mungkin juga mereka dapat
memperkenalkan tradisi ini ke dunia luar.
Yang terakhir, untuk KI 4 yaitu psikomotorik (keterampilan). Acara
mappadendang ini dapat melatih keterampilan seseorang, baik itu ketika memukul
lesung (Palungngeng) dengan alu ataupun ketika menyanyi lagu puji pujian
kepada Allah swt. Selain itu, ketika mappadendang dilaksanakan, terdapat
beberapa orang yang melakukan tarian, sehingga melalui acara ini mereka dapat
mengkreasi tarian tersebut agar memiliki nilai kesenian (estetika) yang lebih
tinggi lagi.
Tradisi mappadendang dimulai dengan menentukan rown down acara,
lama waktu dan pengisi-pengisi acara yang akan berlaga pada hari-H. termasuk si
penumbuk lesung dan penarinya. Ketika penumbuk telah melakukan pekerjaannya
dengan menumbuk lesung menggunkana alu, maka akan terdengar suara yang
teratur yang berasal dari lesung yang ditumbuk tersebut. Seiring dengan bunyi itu,
maka penari juga akan melakukan bagiannya.
Pertemuan 1
A. Gelombang bunyi
1. Definisi Gelombang Bunyi
Definisi yang paling umum dari bunyi (sound) adalah bahwa bunyi adalah
sebuah gelombnag longitudinal dalam suatu medium. Perhatian utama dalam bab
ini adalah gelombang bunyi dalam udara, tetapi bunyi dapat berjalan melalui
sebarang gas, cairan atau benda padat.
Gelombang bunyi yang paling sederhana adalah gelombang sinusoidal, yang
mempunyai frekuensi, amplitude dan panjang gelombang tertentu. Telinga
manusia peka terhadap gelombang dengan jangkauan frekuensi dari sekitar 20
sampai 20.000 Hz, yang dinamakan jangkauan yang dapat didengar (audible
range), tetapi kita juga menggunakan istilah bunyi untuk gelombang yang serupa
dengan frekuensi di atas (ultrasonik) dan di bawah (infrasonik) jangkauan
pendengaran manusia. Gelombang bunyi biasanya berjalan menyebar ke semua
arah dan jarak dari sumber itu. Gelombang yang telah dibahas di atas dijelaskan
oleh fungsi gelombang y(x,t), yang memberikan pergeseran sesaat y sebuah
partikel dalam medium itu pada posisi x pada waktu t. Jika gelombang itu
sinusoidal, kita dapat menyatakannya dengan menggunakan persaamaan
y (x,t) = A sin (ωt - kx) (1)
(gelombang bunyi yang merambat dalam arah x positif)
Perlu diingat bahwa dalam gelombang longitudinal pergeseran itu sejajar dengan
arah perambatan gelombang sehingga jarak x dan jarak y diukur sejajar satu sama
lain, tidak tegak lurus seperti pada gelombang transversal. Amplitude A adalah
pergeseran maksimum setelah partikel dalam medium itu dari posisi
kesetimbangannya.
Gelombang bunyi juga dapat dijelaskan sebagai perubahan tekanan di
berbagai titik. Dalam sebuah gelombang bunyi sinusoidal di udara, tekanan
berfluktuasi di atas dan di bawh tekanan atmosfer Pa dalam suatu perubahan
sinusoidal dengan frekuensi yang sama seperti gerak partikel udara itu. Telinga
manusia bekerja dengan mengindera perubahan tekanan seperti itu. Gelombang
bunyi yang memasuki saluran telinga mengerahkan tekanan yang berfluktuasi
pada satu sisi gendang telinga, udara pada sisi lain gendang telinga yang dilepas
keluar oleh tabung Eustachio, berada dalam tekanan atmosfer. Perbedaan tekanan
pada kedua sisi gendang telinga menyebabkan gendang telinga itu bergerak.
Mikrofon dan alat-alat serupa biasanya juga mengindera perbedaan tekanan,
bukan pergeseran sehingga akan sangat berguna bagi kita untuk mengembangkan
suatu hubungan di antara kedua deskripsi ini.
Pertemuan 2
B. Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi
1. Intensitas Bunyi
Pada dasarnya gelombang bunyi adalah rambatan energi yang berasal dari
sumber bunyi yang merambat ke segala arah, sehingga muka gelombangnya
berbentuk bola. Energi gelombang bunyi yang menembus permukaan bidang
tiap satu satuan luas tiap detiknya disebut intensitas bunyi. Apabila suatu
sumber bunyi mempunyai daya sebesar P watt, maka besarnya intensitas
bunyi di suatu tempat yang berjarak r dari sumber bunyi dapat dinyatakan :
𝑃 𝑃
𝐼= = ... (2)
𝐴 4𝜋𝑟 2
dengan :
I = intensitas bunyi (watt/m2)
P = daya sumber bunyi (watt, joule/s)
A = luas permukaan yang ditembus gelombang bunyi (m2)
r = jarak tempat dari sumber bunyi (m)
Berdasarkan persamaan di atas terlihat bahwa intensitas bunyi di suatu
tempat berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya, makin jauh dari sumber
bunyi, maka intensitasnya semakin kecil. Jika titik A berjarak r1 dan titik B
berjarak r2 dari sumber bunyi, maka perbandingan intensitas bunyi antara titik
A dan B dapat dinyatakan dalam persamaan :
𝑃
𝐼𝐴 4𝜋𝑟2
1 𝑟22
= 𝑃 =
𝐼𝐵 𝑟12
4𝜋𝑟2
2

𝐼𝐴 𝑟22
= … (3)
𝐼𝐵 𝑟12

Dikarenakan pendengaran telinga manusia mempunyai keterbatasan, maka


para ahli menggunakan istilah dalam intensitas bunyi dengan menggunakan
ambang pendengaran dan ambang perasaan. Intensitas ambang pendengaran
(Io) yaitu intensitas bunyi terkecil yang masih mampu didengar oleh telinga,
sedangkan intensitas ambang perasaan yaitu intensitas bunyi yang terbesar
yang masih dapat didengar telinga tanpa menimbulkan rasa sakit. Besarnya
ambang pendengaran berkisar pada 10-12 watt/m2 dan besarnya ambang
perasaan berkisar pada 1 watt/m2.
Contoh soal :
Sebuah bunyi padendang yang dipukul memiliki daya 10π watt dipancarkan
secara sferis ke segala arah. Tentukan intensitas bunyi yang terukur oleh
pendengar yang berada di titik :
a. A berjarak 10 m dari sumber (bunyi pandendang)
b. B berjarak 20 m dari sumber (bunyi padendang)
Penyelesaian
P = 10π watt
RA = 10 m
RB = 20 m
a. Intensitas di titik A sebesar :
𝑃
𝐼𝐴 =
4𝜋𝑅𝐴2
10𝜋
𝐼𝐴 = = 2,5 .10−2 𝑤𝑎𝑡𝑡/𝑚2
4𝜋(10)2
b. Intensitas di titik B :
Daya bunyi tetap berarti berlaku hubungan :
𝑃
𝐼𝐴 =
4𝜋𝑅𝐴2
1
𝐼~
𝑅2
Dari hubungan di atas dapat ditentukan intensitas di titik B sebagai
berikut.
𝐼𝐵 𝑅𝐵 2
=( )
𝐼𝐴 𝑅𝐴
10 2
𝐼𝐵 = ( ) . 𝐼𝐴
20
1
= .2,5 . 10−2
4
= 6,25 .10−3 𝑤𝑎𝑡𝑡/𝑚2
Latihan Soal
Sebuah alat ukur intensitas menunjukkan nilai 2.10-6 watt/m2 ketika terdengar
pukulan lesung oleh sekelompok masyarakat yang berada pada jarak 5 m.
Tentukan :
a. Daya sumber bunyi,
b. Intensitas pada titik yang berjarak 15 m dari sumber bunyi, (dalam hal ini yang
memukul lesung)
2. Taraf Intensitas Bunyi
Berdasarkan hasil penelitian para ahli ternyata bahwa daya pendengaran
telinga manusia terhadap gelombang bunyi bersifat logaritmis, sehingga para
ilmuwan menyatakan mengukur intensitas bunyi tidak dalam watt/m2
melainkan dalam satuan dB (desi bell) yang menyatakan Taraf Intensitas
bunyi (TI). Taraf intensitas bunyi merupakan perbandingan nilai logaritma
antara intensitas bunyi yang diukur dengan intensitas ambang pendengaran
(Io) yang dituliskan dalam persamaan :
log 𝐼
𝑇𝐼 = 10 … (4)
log 𝐼0

dengan :
TI = taraf intensitas bunyi (dB = desi bell)
I = intesitas bunyi (watt.m-2)
Io = intensitas ambang pendengaran (Io = 10-12 watt.m-2)
Dari persamaan (4) dapat dikembangkan untuk menentukan taraf intensitas dari
kelipatan intensitasnya. Misalnya ada n buah sumber bunyi yang terdengar
bersamaan maka In = n I dan taraf intensitasnya TIn memenuhi persamaan
berikut.
𝒏𝑰
𝑻𝑰𝒏 = 𝟏𝟎 𝒍𝒐𝒈
𝑰𝟎
𝑰
= 𝟏𝟎 𝒍𝒐𝒈 𝑰 + 𝟏𝟎 𝒍𝒐𝒈 𝒏
𝒏

𝑻𝑰𝒏 = 𝑻𝑰𝟏 + 𝟏𝟎 𝒍𝒐𝒈 𝒏 …. (5)


Dengan menggunakan sifat logaritma yang sama dapat ditentukan taraf intensitas
𝑅2
oleh kelipatan jarak 𝑘 = Nilainya seperti persamaan berikut.
𝑅1

𝑻𝑰𝟐 = 𝑻𝑰𝟏 − 𝟐𝟎 𝐥𝐨𝐠 𝒌 …. (6)


Contoh soal
1. Suatu sumber bunyi yang berasal dari lesung yang dipukul masyarakat
yang merayakan pesta panen dengan daya 12,56 watt memancarkan
gelombang bunyi berupa gelombang speris. Intensitas ambang
pendengaran 10-12 watt/m2. Tentukan taraf intensitas bunyi pada jarak 100
meter dari sumber bunyi!
Jawab : Penyelesaian:
Diketahui : P = 12,56 watt
I0 = 10-12 wat.m-2
r = 100 m
Ditanyakan : TI = …?
log 𝐼 𝐼
Jawab : 𝑇𝐼 = 10 log 𝐼 = 10 𝐼
0 0

Intensitas bunyi pada jarak 100 meter dari sumebr bunyi adalah :
𝑃 𝑃 12,56
𝐼= = = = 10−4 𝑤𝑎𝑡𝑡. 𝑚−2
𝐴 4𝜋𝑟 2 4 𝑥 3,14((100) 2

10−4
𝑇𝐼 = 10 𝑙𝑜𝑔 = 10 log 108 = 10𝑥8 = 80 𝑑𝐵
10−12
Jadi, taraf intensitas bunyinya adalah 80 dB
Latihan Soal
1. Satu alu yang dipukulkan ke palungeng untuk memulai mappadendang yang
berjarak 2 m dari pendeteksi (pendengar) memiliki taraf intensitas 40 dB.
Tentukan :
a. Intensitas bunyi palungeng yang ditumbuk dengan alu pada tempat itu,
b. Taraf intensitas jika ada 1000 orang yang memukul palungeng tersebut
menggunakan alu,
c. taraf intensitas jika seorang pendengar berjarak 20 m.

Pertemuan 3
C. Efek Doppler
Mungkin kalian telah memperlihatkan bahwa bika sebuah sumber suara
mendekati anda dengan intensitas yang perlahan lahan akan berubah, baik
semakin besar ataupun semakin kecil. Fenomena ini pertama kali dijelaskan oleh
ilmuwan Austria Christian Doppler pada abad ke-19 dan dinamakan efek Doppler.
Bila sebuah sumber bunyi dan seorang pendengar bergerak relatif terhadap satu
sama lai, maka frekuensi bunyi yang didengar oleh pendengar itu tidak sama
dengan frekuensi sumber. Efek yang serupa terjadi untuk cahaya dan gelombang
radio;
Jika sumber bunyi diam terhadap pengamat maka frekuensi yang terdengar
oleh pengamat sama dengan frekuensi yang dipancarkan oleh sumber bunyi. Hal
ini tidak bergantung pada apakah pengamatnya dekat dengan sumber ataupun
cukup jauh, asalkan bunyi tersebut masih dapat terdengar.Jika sumber bunyi atau
pengamat bergerak atau kedua-duanya bergerak, pengamat akan mendengar
frekuensi yang berbeda dengan yang dipancarkan oleh sumber bunyi. Jika sumber
bunyi bergerak mendekati Anda, Anda akan mendengar bunyi yang frekuensinya
lebih tinggi.Jika sumber bunyi menjauh maka anda akan mendengar bunyi yang
frekuensinya lebih rendah dari frekuensi yang dihasilkan oleh sumber bunyi.
1) Sumber Bunyi Bergerak dan Pengamat Diam
Perhatika gambar berikut

Gambar 2. Pengamat diam sumber bunyi s dari pengamat dengan kecepatan vs.
Seorang pengamat (p) berada di sebelah kanan sumber. Apabila sumber
bunyi s tidak bergerak terhadap p, lingkaran puncak gelombang akan simetris
berpusat di s. Ketika sumber bunyi s bergerak ke kanan mendekati pengamat
p, lingkaran puncak gelombang di kanan menjadi lebih rapat, sedangkan yang
di sebelah kiri menjadi lebih renggang. Perbedaan panjang geombang yang
terbentuk menjadi persamaan berikut ini.
𝜆𝑝1 = 𝜆 − 𝑣𝑠 𝑇
𝑣
𝜆𝑝2 = 𝜆 − 𝑣𝑠 𝑇 𝑑𝑎𝑛 𝜆 =
𝑓𝑠
𝑣𝑠
Jika sumber bunyi memancarkan gelombang bunyi dengan frekuensi 𝑓𝑠′ 𝑣𝑠 𝑇 =
𝑓𝑠

Oleh karena pengaruh gerak sumber bunyi ke kanan mendekati pengamat p,


panjang gelombang yang diterima p adalah
𝑣 𝑣𝑠 𝑣−𝑣𝑠
𝜆𝑝1 = 𝜆 − 𝑣𝑠 𝑇 = − =
𝑓𝑠 𝑓𝑠 𝑓𝑠

Frekuensi yang didengar oleh pengamat akan menjadi


𝑣 𝑣 𝑣
𝑓𝑝 = = 𝑣−𝑣 = 𝑓
𝜆𝑝1 𝑠 𝑣 − 𝑣𝑠 𝑠
𝑓𝑠
Jadi, frekuensi yang didengar pengamat akan menjadi
𝑣
𝑓𝑝 = 𝑓
𝑣 − 𝑣𝑠 𝑠
Jika sumber bunyi menjauhi pengamat maka persamaan yang akan diperoleh
menjadi
𝑣 𝑣𝑠 𝑣+𝑣𝑠
𝜆𝑝2 = 𝜆 + 𝑣𝑠 𝑇 = + =
𝑓𝑠 𝑓𝑠 𝑓𝑠

Frekuensi yang didengar oleh pengamat akan menjadi


𝑣 𝑣 𝑣
𝑓𝑝 = = 𝑣+𝑣 = 𝑓
𝜆𝑝2 𝑠 𝑣 + 𝑣𝑠 𝑠
𝑓𝑠
Jadi, frekuensi yang didengar pengamat akan menjadi
𝑣
𝑓𝑝 = 𝑓
𝑣 + 𝑣𝑠 𝑠
Secara umum, untuk sumber bunyi bergerak relatif terhadap pengamat yang diam
akan berlaku persamaan
𝑣
𝑓𝑝 = 𝑓
𝑣 ± 𝑣𝑠 𝑠
dengan :
fp = frekuensi bunyi yang diterima pendengar (Hz)
fs = frekuensi bunyi sumber (Hz)
v = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)
vp = kecepatan pendengar (m/s) (±) = operasi kecepatan relatif, (+) untuk
kecepatan berlawanan arah dan (−) untuk kecepatan searah
2) Sumber Bunyi Diam dan Pengamat Bergerak
Jika pengamat p tidak bergerak terhadap sumber bunyi s yang diam, dalam
𝑣𝑇
selang waktu t pengamat akan menerima getaran sebanyak 𝑓𝑠 𝑡 = dengan v
𝜆

adalah cepat rambat gelombang bunyi dan λ adalah panjang gelombang bunyi.
Ketika pengamat p bergerak mendekati sumber bunyi s dengan kecepatan vp,
banyaknya getaran yang diterima oleh pengamat dalam waktu t menjadi lebih
banyak sebesar
𝑣 𝑣𝑝 𝑣+𝑣𝑝
(𝜆 + )𝑡 = ( )𝑡
𝜆 𝜆

Frekuensi yang diterima pengamat


𝑣 + 𝑣𝑝
( )𝑡 𝑣 + 𝑣𝑝
𝜆
𝑓𝑝= =
𝑡 𝜆
Frekuensi yang didengar oleh pengamat adalah

Gambar 3. Sumber bunyi s diam pengamat p mendekati sumber bunyi dengan


kecepatan vp.
𝑣 + 𝑣𝑝 𝑣 + 𝑣𝑝
𝑓𝑝 = 𝑣 = 𝑓𝑠
𝑣
𝑓𝑠
𝑣 + 𝑣𝑝
𝑓𝑝 = 𝑓𝑠
𝑣
Persamaan ini berlaku untuk sumber bunyi s diam dan pengamat p mendekati
sumber bunyi.
Jika pengamat p bergerak dengan kecepatan vp menjauhi sumber bunyi s dalam
waktu t banyaknya getaran yang diterima pengamat akan menjadi
𝑣 − 𝑣𝑝
( )𝑡
𝜆
Frekuensi yang didengar oleh pengamat akan menjadi
𝑣 − 𝑣𝑝
𝑓𝑝 = ( ) 𝑓𝑠
𝑣
Secara umum, sumber bunyi diam, tetapi pengamat bergerak terhadap sumber
bunyi, frekuensi yang didengar oleh pengamat akan menjadi
𝑣 ± 𝑣𝑝
𝑓𝑝 = ( ) 𝑓𝑠
𝑣
3) Sumber Bunyi dan Pengamat Bergerak
a. Jika pengamat diam dan suber bunyi diam,𝑓𝑝 = 𝑓𝑠
b. Jika salah satu dari pengamat atau sumber bunyi mendekati, 𝑓𝑝 > 𝑓𝑠 .
c. Jika salah satu dari pengamat atau sumber bunyi menjauhi, 𝑓𝑝 < 𝑓𝑠 .
Persamaan umum Efek Doppler adalah sebagai berikut :
𝑣 ± 𝑣𝑝
𝑓𝑝 = ( )𝑓
𝑣 ± 𝑣𝑠 𝑠
Aturan penulisan kecepatan :
 vp berharga positif jika pendengar bergerak mendekati sumber bunyi dan
sebaliknya vp berharga negatif jika pendengar bergerak menjauhi sumber
bunyi.
 vs berharga positif jika sumber bunyi menjauhi pendengar dan sebaliknya
berharga negatif jika sumber bunyi bergerak mendekati pendengar.
Contoh soal :
1. Sekelompok masyarakat yang melakukan tradisi mappadendang
berfrekuensi 1000 Hz terdengar oleh pengamat yang mengendarai sepeda
motor dengan kelajuan 54 km/jam. Apabila cepat rambat bunyi di udara
saat itu 340 m/s tentukan berapa frekuensi bunyi yang diterima pengendara
sepeda motor pada saat mendekati sumber bunyi tersebut ?
Penyelesaian :
Diketahui
𝑓𝑠 = 1000 𝐻𝑧
𝑘𝑚 54.000 𝑚
𝑣𝑝 = 54 → = 15 𝑚⁄𝑠
𝑗𝑎𝑚 3600 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
𝑣 = 340 𝑚⁄𝑠
𝑣𝑠 = 0 (Karena sumber bunyi diam)
Ditanya :
𝑓𝑝 = ⋯ 𝐻𝑧 (Pengamat mendekati sumber bunyi)
Penyelesaian :
𝑣 + 𝑣𝑝
𝑓𝑝 = ( ) 𝑓𝑠
𝑣
𝑚
340 𝑠 + 15 𝑚/𝑠
𝑓𝑝 = ( ) 1000 𝐻𝑧
340 𝑚/𝑠

𝑚
355 𝑠
𝑓𝑝 = ( 𝑚) 1000 𝐻𝑧
340 𝑠

𝑓𝑝 = 1044,12 𝐻𝑧
Jadi, frekuensi bunyi yang dihasilkan oleh acara mappadendang tersebut dan
diterima pendengar adalah 1044,12 Hz.
Latihan soal
1. Sebuah pengamat yang berjalan kaki dengan kecepatan 1 m/s menuju
acara tradisi mappadendang mendengar suara pukulan lesung tersebut dari
jarak 10 m dengan frekuensi 100 Hz. Hitunglah berapa frekuensi yang
didengar pengamat ketika sampai ke tempat mappadendang itu?
2. Seseorang memukul lesung dengan frekuensi 1008 Hz. Sementara itu
pengamat bergerak dengan kecepatan 20 m/s menuju sumber bunyi yang
diam. Apabila cepat rambat bunyi di udara 340 m/s berapakah frekuensi
yang di dengar pengamat ?

Daftar Pustaka
Drajat 2007. Fisika untuk SMA/MA Kelas XII. Bandung : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
Handayani, Damari 2009. Fisika 3 untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Sears,Zemansky,2001. Fisika Universitas. Edisi Kesepuluh, Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Suharyanto, dkk 2009. Fisika untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai