Anda di halaman 1dari 12

Jl. Semolowaru No.45, Menur Pumpungan, Kec.

Sukolilo, Kota Surabaya


Jawa Timur 60118

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945


SURABAYA
PRODI TEKNIK ARSITEKTUR

TUGAS FISIKA BANGUNAN


AKUSTIK

Dosen Pengampu : Febby Rahmatullah Masruchin, ST,. MT


Nama Anggota: 1. 1442000008_Arda Ferdian Rosyadi
2. 1442000009_Yoga Wisnu Setiawan
3. 1442000018_Ratna Armelia Andarwati
4. 1442000027_Muhammad Ilman A’dhom Syafi’i
5. 1442000032_Moch Nur Arifin
6. 1442000036_Fajar Aditya Pratama
BAB l AKUSTIK

PENGERTIAN AKUSTIK

A kustik ( dari bahasa Yunani akouein = mendengar)

adalah ilmu terapan yang dimaksudkan untuk memanjakan


indra pendengaran Anda di suatu ruang tertutup terutama
yang relatif besar. Akustik adalah ilmu interdisipliner yang
berkaitan dengan studi dari semua gelombang mekanik dalam
Gambar 1. Contoh usikan pada air
gas, cairan, dan padatan termasuk getaran, USG, suara, dan
infrasonik. Akustik sendiri memiliki definisi sebagai teori
gelombang suara dan perambatannya pada suatu medium.
Penerapan akustik dapat dilihat di hampir semua aspek
masyarakat modern dengan yang paling jelas adalah industri
audio. Untuk menggambarkan rupa dari suatu gelombang
bunyi kita dapat melakukan percobaan dengan memberikan
usikan pada air atau tali maka akan tampak aliran getaran
(energy getaran) yang merupakan gambaran dari bunyi. Gambar 2. Contoh usikan pada tali

TEORI AKUSTIK

K ata akustik berasal dari bahasa Yunani ”akuostikos” yang berarti, segala sesuatu yang

bersangkutan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang dapat mempengaruhi mutu
bunyi. Akustik mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan menyentuh ke hampir semua segi
kehidupan manusia. Akustik lingkungan adalah menciptakan suatu lingkungan, dimana kondisi
ideal disediakan, baik dalam ruang tertutup maupun di udara terbuka.
Faktor – faktor yang mendasari masalah akustik adalah
1. Sumber suara
2. Perambatan suara
3. Penerimaan suara
4. Intensitas suara
5. Frekuensi suara
Faktor – faktor lain yang juga ikut mempengaruhi keberhasilan tata suara didalam ruang antara
lain faktor konstruksi bangunan, kualitas dan sifat bahan serta kondisilingkungan.
PERKEMBANGAN AKUSTIK AUDITORIUM

D ahulu perkembangan akustik ruang

berasal dari kebutuhan akan perlakuan bunyi pada


bangunan umum, mulai dari perkembangan teater
Yunani klasik dan Romawi, gereja Gothic dan
Baroque, gedung opera abad ke-19 serta gedung
pertunjukan abad ke-20. Bangunan-bangunan
Gambar 1. Arena gladiator
Yunani yang perlu diperhatikan akustiknya seperti
arena gladiator, tempat pertandingan, dan olah raga.
Bentuk denah teater Yunani antara lain berupa semi-
circular atau semi-elliptical dengan panggung
melingkar di tengah dan tempat duduk penonton
mengelilingi panggung sedangkan di belakang
panggung merupakan bangunan yang berfungsi
sebagai ruang ganti, ruang istirahat, ruang
pelayanan (service) dan sebagainya.
Gambar 2. Herodes Atticus

Maksud dan tujuan pengaturan ini agar penonton dapat sedekat mungkin dengan panggung,
sehingga dialog dapat didengar dan ekspresi muka aktor dapat terlihat. Contoh teater yang masih
ada sampai saat ini antara lain teater berbentuk semi-elliptical di Herodes Atticus-Athena, yang
bentuknya didesain dengan menggunakan banyak permukaan pantul di sekeliling panggung
untuk memperkuat intensitas bunyi asli.
Parameter Akustik antara lain :
1. Bunyi
2. Frekuensi
3. Desibel
4. Reverberation time (RT)
BAB II AKUSTIK

Pengertian Gelombang Bunyi

Gelombang bunyi merupakan gelombang


longitudinal, karena gelombang berosilasi
searah dengan gerak gelombang tersebut,
membentuk daerah bertekanan tinggi dan
rendah (rapatan dan renggangan). Gelombang
bunyi adalah getaran/osilasi yang terjadi
akibat fenomena tekanan, regangan,
perubahan posisi partikel, dan perubahan
kecepatan partikel dari medium pengantar
gelombang suara itu sendiri (udara, air/cairan
atau benda padat).

Cepat Rambat Bunyi


Kecepatan bunyi di udara bervariasi,
tergantung temperatur udara dan
kerapatannya. Apabila temperatur udara
meningkat, maka kecepatan bunyi akan
bertambah. Semakin tinggi kerapatan udara,
maka bunyi semakin cepat merambat.

Persamaannya dapat dituliskan sebagai


berikut:


Keterangan :
y = konstanta Laplace
R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)

Cepat rambat bunyi dalam zat padat


ditentukan oleh modulus Young dan massa
jenis zat tersebut. Persamaannya dituliskan
sebagai berikut :

Keterangan :
E = modulus Young zat padat (N/m^3)
ρ = massa jenis zat padat (kg/m^2)

Di dalam zat cair, cepat rambat bunyi


ditentukan oleh modulus Bulk dan kerapatan Keterangan :
(massa jenis) cairan tersebut. Persamaannya B : modulus Bulk (N/m^2)
dituliskan sebagai berikut : ρ : massa jenis zat cair (kg/m^3)
BAB II AKUSTIK

Taraf intensitas bunyi merupakan


Intensitas dan Taraf Intensitas perbandingan nilai logaritma antara intensitas
buni yang diukur dengan intensitas ambang
Intensitas bunyi adalah energi gelombang pendengaran (Io) yang dituliskan dalam
bunyi yang menembus permukaan bidang tiap persamaan :
satu satuan luas tiap detiknya.

TI = taraf intensitas bunyi (dB = desi bell)


Keterangan : I = intensitas bunyi (watt/m2)
I = intensitas bunyi (watt/m2) Io = intensitas ambang pendengaran (Io = 10
P = daya sumber bunyi (watt, joule/s) ^-12 watt/m2)
A = luas permukaan yang ditembus
gelombang bunyi (m2)
r = jarak tempat dari sumber bunyi (m)

Efek Doppler Sifat – sifat Gelombang Bunyi


Efek Doppler adalah perubahan frekuensi
Sifat – sifat umum tentang gelombang yaitu :
yang diterima pendengar dibanding dengan
frekuensi sumbernya akibat gerak relatif
1. Pemantulan Gelombang Bunyi
pendengar dan sumber.
2. Pembiasan Gelombang Bunyi
3. Difraksi Gelombang Bunyi
Secara sistematis efek Doppler dinyatakan
difraksi adalah peristiwa pelenturan
sebagai berikut :
gelombang ketika melewati celah, yang ukuran
celahnya se-orde dengan panjang
gelombangnya.
4. Interferensi Gelombang Bunyi
5. Pelayangan Bunyi (penguatan dan
pelemahan). Secara matematis pelayangan
Keterangan :
bunyi dapat dinyatakan sebagai berikut :
fp = frekuensi bunyi yang diterima pendengar
(Hz)
fs = frekuensi bunyi sumber (Hz)
V = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
Vs = kecepatan sumber bunyi (m/s) Keterangan :
Vp = kecepatan pendengar (m/s) (±) = operasi Fp= frekuensi pelayangan
kecepatan relatif, F2 = frekuensi gelombang 2 (Hz)
(+) untuk kecepatan berlawanan arah F1 = frekuensi gelombang 1 (Hz)
(-) untuk kecepatan searah
BAB III AKUSTIK

Metode Pengukuran Serap Respon Impuls Ruang


Suara
a. Waktu Dengung (Reverberation Time)
Metode penguuran yang biasa dipakai untuk
waktu dengung adalah waktu yang
menukur kualitas akustik ruang adalah
dibutuhkan suatu energi suara untuk meluruh
parameter subjektif dan objektif. Parameter
hingga sebesar sepersatu juta dari energi
subjektif meliputi intimacy, spaciousness atau
awalnya, yaitu sebesar 60 dB.
envelopment, fullness, dan overal impressions.
b. EDT (Early Decay Time)
Tetapi parameter ini memiliki banyak
yaitu perhitungan waktu dengung (RT)
kelemahan karena persepsi masing-masing
yang didasarkan pada pengaruh bunyi awal
individu berbeda sehingga diperlukan metode
yaitu bunyi langsung dan pantulan-pantulan
pengukuran yang objektif yang meliputi bising
awal yaitu waktu yang diperlukan tingkat
latar belakang (background noise), distribusi
tekanan bunyi untuk meluruh sebesar 10 dB.
Tingkat Tekanan Bunyi (TTB), RT
c. Definition atau Deutlichkeit ( a time window
(Reverberation Time), EDT (Early Decay
of 50 ms), D50
Time), D50 (Deutlichkeit), C50, C80
merupakan kemampuan pendengar
(Clarity), dan TS (Centre Time).
membedakan suara dari masing-masing
Tingkat Bising Latar Belakang instrume dalam sebuah pertunjukan musik
dalam kondisi transien, nada dasar dan
harmonikanya mulai membentuk sehingga
Bising latar belakang dapat didefinisikan
kemungkinan terjadi variasi spektrum.
sebagai suara yang berasal bukan dari sumber
d. Clarity atau Klarheitsmass (C50;C80)
suara utama atau suara yang tidak diinginkan.
Clarity diukur dengan membandingkan
Bising latar belakang tidak dapat sepenuhnya
antara energi suara yang termanfaatkan dengan
dihilangkan akan tetapi dapat dikurangi atau
suara pantulan yang datang setelahnya, dengan
diturunkan melalui serangkaian perlakuan
mengacu suara yang ditangkap antara 50-80
terhadap ruangan.
ms. C80 merupakan rasio dalam Db antara
energi yang diterima pada 80 mspertama dan
Distribusi Tingkat Tekanan Bunyi energi yang diterima setelahnya.
e. TS (Centre Time)
Salah satu tujuan dalam mendesain ruang merupakan waktu tengah antara suara
auditorium adalah mencapai suatu tingkat datang (direct) dan suara pantul (early to late),
kejelasan yang tinggi sehingga diharapkan semakin tinggi nilai TS maka kejerihan suara
agar setiap pendengar pada semua posisi makin buruk.
menerima tingkat tekanan bunyi yang sama. f. Parameter Subjektif
Syarat agar pendengar dapat menangkap merupakan impresi dalam kualitas
informasi yang disampaikan meskipun dalam bunyi yang seolah-olah sumber bunyi berada
posisi berbeda adalah selisih antara tingkat di dekat pendengar.
tekanan bunyi terjauh dan terdekat tidak lebih
dari 6dB.
BAB IV AKUSTIK

Karakteristik Media Penyerap


Suara
Material memiliki reaksi yang berbeda
terhadap bunyi dengan frekuensi yang
berbeda. Pada umumnya material dengan nilai
NRC di bawah 0.20 bersifat reflektif,
sedangkan material dengan nilai NRC di atas
0.40 bersifat menyerap.

Jenis –jenis media penyerap


suara :
1. Bata
2. Beton
3. Unit – unit blok beton
4. Kaca
5. Plywood
6. Rangka baja
7. Busa akustik
8. Kaca laminasi
9. Karpet
10. Tirai dan tenunan
11. Selimut berserat
12. Papan berserat
13. Semprotan berserat
14. Fiber mineral dan selulosa
BAB V AKUSTIK
KEBISINGAN LINGKUNGAN

Pengertian Kebisingan Nilai Ambang Batas Kebisingan

Kebisingan adalah suara ditempat kerja Nilai ambang batas untuk kebisingan di
berubah menjadi salah satu bahaya kerja tempat kerja adalah intensitas tertiggi dan
(occupational hazard) saat keberadaannya merupakan rata-rata yang masih diterima
dirasakan mengganggu atau tidak diinginkan tenaga kerja tanpa menghilangkan daya
secara fisik dan psikis yang akan menjadi dengar yang tetap untuk waktu terus menerus
polutan bagi lingkungan sehingga disebut tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam
polusi lingkungan yang disebabkan oleh suara. perminggu.
Pengaruh Paparan Bising Terhadap
Jenis –jenis kebisingan : Kesehatan Pekerja

Menurut Buchari, kebisingan dibagi menjadi 4 Secara umum kebisingan ada dua berdasarkan
jenis yaitu : tinggi rendahnya, yaitu :
1. Kebisingan yang kontinyu dengan 1. Pengaruh kebisingan intensitas tinggi (di
spektrum frekuensi yang luas, misalnya atas NAB)
mesin-mesin, dapur pijar, dll. a. Pengaruh kebisingan intensitas
2. Kebisingan yang kontinyu dengan tinggi terjadinya kerusakan pada indera
spektrum frekuensi yang sempit, misalnya pendengaran yang dapat menurunkan
gergaji serkuler, katup gas, dll. pendengaran baik bersifat sementara maupun
3. Kebisingan terputus-putus permanen.
(intermitten/interuted noise) adalah b. Pengaruh kebisingan akan sangat
kebisingan dimana suara mengeras dan terasa apabila jenis kebisingannya terputus-
kemudian melemah secara perlahan-lahan, putus dan umbernya tidak diketahui
misalnya lalu lintas, suara kapal terbang c. Secara fisiologi, kebisingan dengan
dilapangan udara. intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan
kesehatan
Berdasarkan pengaruh terhadap
manusia , diabgi atas : d. Reaksi masyarakat, apabila
kebisingan akibat dari suatu proses produksi
1. Bising yang mengganggu (irritatingnoise) demikian hebatnya, sehingga masyarkat protes
2. Bisng yang menutupi (masking noise) agar kegiatan dihentikan.
3. Bising yang merusak (damaging/injurious 2. Pengaruh kebisingan intensitas rendah (di
noise) bawah NAB)
a. Stres menuju keadaan cepat marah,
Pengukuran Kebisingan sakit kepala, dan gangguan tidur
b. Gangguan reaksi psikomotorik
c. Kehilangan konsentrasi
Metode pengukuran akibat kebisingan dilokasi d. Gangguan konsentrasi antara lawan
kerja, yaitu : bicara
1. Pengukuran dengan titik sampling e. Penurunan performasi kerja
2. Pengukuran dengan peta kontur
BAB V AKUSTIK
KEBISINGAN LINGKUNGAN

Pengendalian Kebisingan

1. Eliminasi
merupakan suatu pengendalian risiko yang bersifat permanen dan harus dicoba untuk
diterapkan sebagai pilihan prioritas utama.
2. Subtitusi
pengendalian ini untuk menggantikan bahan/peralatan dengan yang lebih aman, sehingga
pemaparan selalu dalam batas yang masih bisa ditoleransi
3. Engenering Control
merupakan merubah struktur objek kerja untuk mencegah terpapar kepada potensi bahaya
4. Isolasi
merupakan pengendalian risiko dengan cara memisahkan seseorang dari objek kerja.
5. Pengendalian Administratif
dengan menyediakan suatu sistem kerja yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang
terpapar bahaya.
6. Alat Pelindung Diri
merupakan sarana pengendalian yang digunakan untuk jangka pendek dan bersifat
sementara.
BAB VI AKUSTIK
PANEL AKUSTIK

Panel Akustik Meningkatkan


Kualitas Suara

Beberapa reaksi permukaan terhadap


gelombang suara pada gambar diatas

1. Reaksi serap
reaksi serap terjadi akibat turut
bergetarnya material terhadap gelombang
suara yang sampai pada permukaan
material tersebut. Getaran suara yang
sampai dipermukaan turut menggetarkan
partikel dan pori-pori udara pada material
tersebut. Sebagian dari getaran tersebut
terpantul kembali ke ruangan, sebagian
berubah menjadi panas dan sebagian
diteruskan kebidang lain.
2. Reaksi pantulan
dalam ruang kosong apabila
menepuk tangan dan mendengar suara
pantulan setelah menepuk tangan. Suara
pantulan terjadi berkali-kali dengan waktu
dan bunyi yang tidak teratur. Cara
mengatasi suara pantulan adalah dengan
meletakkan panel akustik yang berfungsi
sebagai penyerap suara yang tidak
diinginkan atau diffuser yang
menyebarkan energi pantulan ke berbagai
arah dan akan meniadakan pantulan suara.
3. Reaksi Sebar atau Ditembuskan
(transmission)
salah satu solusi akustik yang
terbaik adalah meletakan panel serap dan
sebar (difusi) pada bidang pantul paralel.
Panel sebar mengubah energi suara dari
satu arah dan satu besaran menjadi
beberapa arah dengan beberapa besaran.
BAB VI AKUSTIK
PANEL AKUSTIK

Bahan – bahan Penyerap Bunyi 3 Kesalahan Umum Insulasi Suara


di bedakan menjadi :

• Bahan peredam berpori-pori (porous 1. Kesalahan Analisa


absorbers) 2. Kesalahan Pemakaian Bahan
terdiri dari material berupa butiran 3. Kesalahan Perencanaan Desain dan
dan berserat, diproduksi dari kaca atau Sistem Pemasangan
mineral fibers.
• Peredam berselaput (membrane
absorbers) Tujuan dari peredam suara
berbentuk panel tipis, biasanya
berupa kayu lapis yang terdapat diatas 1. Peredam Insulasi Suara (Sound
ruang hampa udara. Insulation)
• Penyerap berongga (cavity or bertujuan untuk mencegah,
helmholtz absorbers) mengurangi kebocoran suara dari satu
biasanya berupa volume tertutup ruangan ke ruangan lainnya.
dengan penghubung udara berbentuk 2. Peredam Serap Suara (Sound
leher celah sempit dengan udara Absorbing)
disekitarnya. bertujuan untuk mengurangi
pantulan yang menyebabkan gema pada
Penutup sebuah ruangan.
Untuk menghindari permasalahan seperti
kebocoran suara atau pantulan suara yang
mengganggu, maka perlu mempelajari
spesifikasi bahan peredam suara dan
metode pemasangan.
a. Perencanaan Layout
b. Resonansi Antar Ruang
c. Bayangan Suara
d. Konduksi Suara
e. Resonansi pada Rongga
f. Meningkatkan Massa Partisi

Anda mungkin juga menyukai