Anda di halaman 1dari 27

Oleh:

Rayu Rista Uly Ritonga


3.10 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan
cahaya dalam teknologi
Indikator
• Memahami karakterisitik gelombang bunyi
• Memahami dan menghitung cepat rambat bunyi dalam
berbagai medium
• Memahami karakteristik bunyi berdasarkan frekuensinya
• Memahami interferensi dan resonansi bunyi
• Menghitung frekuensi pada efek Doppler
• Menghitung pelayangan bunyi
• Menjelaskan sumber bunyi
• Menghitung intensitas dan taraf intensitas bunyi
• Mengetahui aplikasi gelombang bunyi dalam kehidupan
A. Ciri-ciri Gelombang Bunyi
B. Cepat Rambat Gelombang Bunyi
C. Frekuensi Gelombang Bunyi
D. Efek Dopler
E. Pelayangan Bunyi
F. Interferensi dan Resonansi Bunyi
G. Sumber Bunyi
H. Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi
I. Aplikasi Gelombang Bunyi
Ciri-Ciri Gelombang Bunyi
Sebagai gelombang mekanik, bunyi memerlukan medium
perantara dalam perambatannya. Bunyi dapat merambat di zat
padat, cair maupun gas, tetapi bunyi tidak dapat merambat di
ruang hampa

Sifat atau ciri- ciri umum gelombang bunyi :


• Dapat mengalami refleksi
• Dapat mengalami refraksi
• Dapat mengalami interferensi
• Dapat mengalami difraksi
Cepat Rambat Bunyi
1.Cepat rambat bunyi dalam zat padat

Keterangan : v = cepat rambat bunyi (m/s)


E = modulus Young (N/m2)
ρ = massa jenis (Kg/m3)

2. Cepat rambat bunyi dalam zat cair


Keterangan : v = cepat rambat bunyi (m/s)
B = modulus Bulk (N/m2)
ρ = massa jenis (Kg/m3)
3. Cepat rambat bunyi dalam gas

Keterangan : v = cepat rambat bunyi (m/s)


γ = konstanta Laplace
R = konstanta gas umum (J/mol K)
T = suhu gas (K)
M = massa molekul relatif gas
Frekuensi Gelombang Bunyi
Karakteristik bunyi berdasarkan frekuensinya:

1. Infrasonic
2. Audiosonic
3. Ultrasonic
Infrasonik
< 20 Hz (anjing, jangkrik)

Audiosonik
20 hz – 20.000 Hz (manusia)

Ultrasonik
> 20.000 Hz (kelelawar,
nyamuk)
Efek Doppler
Tinggi rendahnya nada suatu bunyi berhubungan dengan
frekuensi gelombang bunyi yang mamsuk ke telinga seseorang.

Besar kecilnya frekuensi gelombang yang diterima pendengar


dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :
RUMUS DOPPLER
v  vp
fp  fs
v  vs

Keterangan :
v :kecepatan bunyi di udara (m/s)
vp :kecepatan gerakan pendengar (m/s)
vs :kecepatan gerakan sumber bunyi (m/s)
fp :frekuensi yang masuk telinga pendengar (Hz)
fs :frekuensi sumber bunyi (Hz)
Dengan ketentuan sebagai berikut :

• P mendekati S : + vp
• P menjauhi S : - vp

• S mendekati P : - vs
• S menjauhi P : + vs
Pelayangan Bunyi
Pelayangan bunyi merupakan variasi kuat-lemahnya bunyi
secara periodik dan dihasilkan oleh superposisi dari dua buah
gelombang bunyi dengan frekuensi sedikit berbeda.
Satu layangan didenifisikan sebagai gejala dua bunyi keras
atau dua bunyi lemah yang terjadi secara berurutan.

Keterangan : fn = frekuensi layangan bunyi (Hz)


N = banyaknya layangan bunyi tiap detiknya
f1 dan f2 = frekuensi gelombang bunyi yang berinterferensi
(Hz)
Interferensi Dan Resonansi Bunyi
1. Interferensi Bunyi

Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi


satu gelombang baru.

Interferensi bunyi terjadi jika dua buah sumber bunnyi yang


koheren sampai ke telinga kita.
2. Resonansi Bunyi
Garputala dibunyikan diatas kolom
udara. Apakah selalu terjadi
resonansi sehingga bunyi keras ?

Akan ber-resonansi sehingga


L terdengar bunyi keras bila
panjang kolom udara = seperempat
dari panjang gelombang bunyi

1
air L 
4
Sumber Bunyi
Semua benda yang bergetar dapat berfungsi sebagai sumber
bunyi. Pada topik ini sumber bunyi yang di bahas :

• Dawai
• Pipa Organa Tertutup
• Pipa Organa Terbuka
Dawai

Nada Harmonik pada Dawai

1. Nada Dasar

L=½λ
1 F
f0 
2L 
L
2. Nada Atas 1

L=λ

3. Nada Atas 2

L = 3/2 λ

L
Perbandingan frekuensi nada
harmonik pada dawai :

f1 : f 2 : f 3  1 : 2 : 3
Pipa Organa Terbuka
1. Nada Dasar Perbandingan frekuensi nada harmonik
pada pipa organa terbuka :
L =1/4λ

L
f 0 : f1 : f 2  1 : 2 : 3
2. Nada Atas Pertama
L=λ

L
3. Nada Atas Kedua L = 3/2λ
Pipa Organa Tertutup
1. Nada Dasar
Perbandingan frekuensi nada harmonik
L=¼λ pada pipa organa tertutup :

L
2. Nada Atas 1 f 0 : f1 : f 2  1 : 3 : 5
L=¾λ

L
3. Nada Atas 2
L = 5/4λ

L
Intensitas Dan Taraf Intensitas
Intensitas
Intensitas adalah energi yang dipindahkan persatuan luas
persatuan waktu atau daya persatuan luas. Dapat dirumuskan :

P Keterangan :
I 
A I : intensitas gelombang (w/m2)
P : daya gelombang (w)
Prata rata
I  A : luas penampang bola (m2)

A
Pengurangan intensitas sumber
bunyi akibat pertambahan jarak
2
I1  r2 
  
I 2  r1 

Keterangan :
I1 : intensitas awal (w/m2 )
I2 : intensitas akhir (w/m2)
r1 : jarak posisi awal (m)
r2 : jarak posisi akhir (m)
Taraf Intensitas

Telinga normal manusia dapat mendengar bunyi mulai dari


intensitas terkecil disebut intensitas ambang pendegaran
sampai dengan intensitas terbesar intensitas ambang
perasaan.
Para ilmuan tidak mengukur kuat bunyi dengan datuan W/m 2
tetapi dengan satuan baku yang disebut desibel (dB). Satuan
ini menyatakan besaran taraf intensitas bunyi (TI), dengan
persamaan :
I
TI  10 log
I0
Aplikasi Gelombang Bunyi
1. Kacamata Tunanetra 2. Pengujian Ultrasonik

Kacamata tunanetra didesain Pengujian ultrasonik merupakan teknik pengujian pada


sedemikian rupa dengan dilengkapi suatu objek dengan menggunakan gelombang ultrasonik
pemancar dan penangkap berfrekuensi sekitar 0,1 MHz sampai 15 MHz. Dengan
menggunakan teknik pemantulan gelombang bunyi
gelombang ultrasonik sehingga
ultrasonik yang dipancarkan ke dalam benda, kerusakan
seorang tunanetra yang memakai pada bagian dalam benda, ketebalan, dan
kacamata tunanetra dapat berjalan karakteristiknya dapat dideteksi. Pengujian ultrasonik
tanpa menggunakan tongkat. banyak dilakukan dalam produksi logam baja,
aluminium, pesawat, dan automotif.
3. Pemusnahan Bakteri pada Makanan
dengan Menggunakan Gelombang 4. Ultrasonografi (USG)
.
Ultrasonik

Ultrasonografi memanfaatkan
Pemusnahan bakteri pada makanan dengan gelombang ultrasonik untuk
menggunakan gelombang ultrasonik bertujuan mendeteksi penyakit dalam tubuh,
untuk mengawetkan makanan dalam kemasan organ dalam tubuh, serta keadaan bayi
sehingga awet dalam kurun waktu tertentu. dalam kandungan.
5. Mengukur Kedalaman Laut
Untuk mengukur kedalaman laut biasa dilakukan
dengan teknik pemantulan gelombang ultrasonik.
Pada dinding kapal bagian bawah dipasang alat
yang dapat memancarkan gelombang ultrasonik.
Alat tersebut disebut fathometer. Kemudian,
apabila gelombang ultrasonik yang dipancarkan
mengenai dasar laut, maka gelombang tersebut
akan dipantulkan kembali ke kapal dan diterima
oleh alat penerima gelombang ultrasonik yang
sudah terpasang di kapal. Berdasarkan selang
waktu dan cepat rambat gelombang ultrasonik
tersebut maka dapat diketahui kedalaman lautnya.

Anda mungkin juga menyukai