Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK 4

Gelombang
bunyi

Catherine, Christian Joren, Geraldine, Joshua, Rehmenda, Samuel


A. Cepat rambat bunyi di
medium padat, cair, gas
Bunyi adalah gelombang longitudinal yang terjadi karena adanya
getaran dan dapat merambat sehingga dapat sampai ke telinga
makhluk hidup, seperti manusia dan hewan. Cepat rambat bunyi
adalah jarak sumber bunyi dengan pendengar, yang dibagi
dengan kebutuhan waktu gelombang bunyi agar bisa sampai ke
pendengarnya. Bunyi dapat merambat melalui media udara, zat
cair, dan zat padat untuk sampai ke telinga kita. Pada zat padat,
cepat rambat bunyi lebih cepat dibandingkan dengan media cair
dan gas.
Secara umum, cara menghitung cepat rambat
bunyi adalah sebagai berikut
Rumus Cepat Rambat Bunyi
BESARAN RAMBAT BUNYI SESUAI MEDIUMNYA
B. GEJALA-GEJALA GELOMBANG
1.Refleksi (pemantulan)
Refleksi adalah perubahan arah rambat gelombang saat bertemu
dengan bidang batas dua medium. Pemantulan ini ternyata
mengacu pada suatu hukum yang disebut hukum pemantulan.
Adapun pernyataan hukum pemantulan adalah sebagai berikut.
Besarnya sudut datang dan sudut pantul adalah sama. Gelombang
datang, gelombang pantul, dan garis normal berada pada satu
bidang datar.
2. Refraksi (pembiasan)
Refraksi gelombang adalah pembelokkan gelombang ketika melewati
bidang batas tertentu. Rumus umum untuk refraksi adalah:
3. Pelenturan (difraksi)
Difraksi adalah pelenturan atau penyebaran gelombang saat
melalui celah sempit. Contoh difraksi pada gelombang cahaya
adalah terbentuknya rumbai (garis) gelap dan terang pada layar.
Contoh difraksi pada gelombang bunyi adalah saat kamu berada
di gang sempit, kamu masih bisa mendengar suara mobil atau
kendaraan lain.
4. Interferensi

Interferensi adalah perpaduan antara dua gelombang cahaya.


Interferensi bisa diamati dengan jelas jika berkas kedua
gelombang bersifat koheren (amplitudo dan frekuensinya sama
dengan fase tetap). Interferensi dibagi menjadi dua, yaitu
interferensi konstruktif (menguatkan) dan destruktif
(melemahkan).
C. EFEK DOPLER
Efek dopler adalah gejala perubahan frekuensi gelombang akibat gerak
benda. Berikut rumus efek dopler

vs bernilai positif (+) jika sumber bunyi menjauhi pendengar.


vs bernilai negatif (-) jika sumber bunyi mendekati pendengar.
vp bernilai positif (+) jika pendengar mendekati sumber bunyi.
vp bernilai negatif (-) jika pendengar menjauhi sumber bunyi.
d. pelayangan bunyi
Pelayangan bunyi adalah terjadinya pengerasan bunyi dan pelemahan bunyi
tersebut adalah efek dari interferensi gelombang bunyi. Bunyi termasuk
sebagai gelombang dan sebagai salah satu sifat gelombang yaitu dapat
berinterferensi, demikian juga pada bunyi juga mengalami interferensi.
Peristiwa interferensi dapat terjadi bila dua buah gelombang bunyi memiliki
frekuensi yang sama atau berbeda sedikit dan berada dalam satu ruang
dengan arah yang berlawanan. Interferensi semacam ini sering disebut
interferensi ruang. Interferensi dapat juga terjadi jika dua gelombang bunyi
yang mempunyai frekuensi sama atau berbeda sedikit yang merambat dalam
arah yang sama, interferensi yang terjadi disebut interferensi waktu.
Bentuk Gelombang Layangan Bunyi Atau Pelayangan Bunyi

Gambar (a) menunjukkan pergeseran yang dihasilkan sebuah titik di dalam


ruang di mana rambatan gelombang terjadi, dengan dua gelombang secara
terpisah sebagai sebuah fungsi dari waktu. Kita anggap kedua gelombang
tersebut mempunyai amplitudo sama.
Pada gambar (b) menunjukkan resultan getaran di titik tersebut sebagai fungsi
dari waktu.
Dalam peristiwa interferensi gelombang bunyi yang
berasal dari dua sumber bunyi yang memiliki frekuensi
yang berbeda sedikit, misalnya frekuensinya f1 dan f2,
maka akibat dari interferensi gelombang bunyi tersebut
akan kita dengar bunyi keras dan lemah yang berulang
secara periodik.
Banyaknya pelemahan dan penguatan bunyi yang terjadi
dalam satu detik disebut frekuensi layangan bunyi yang
besarnya sama dengan selisih antara dua gelombang
bunyi yang berinterferensi tersebut.
D

Besarnya frekuensi layangan bunyi dapat dinyatakan dalam


persamaan :

fn = N = | f1 – f2 |

dengan :

N = banyaknya layangan bunyi tiap detiknya


f1 dan f2 = frekuensi gelombang bunyi yang berinterferensi
fn = frekuensi layangan buny
e. gelombang stasioner
bunyi
Beberapa alat musik umumnya menggunakan getaran dawai untuk
menghasilkan bunyi (misalnya pada piano dan gitar), sebagian lainnya
menggunakan getaran membran (misalnya pada drum dan kendang), dan
sebagian lagi menggunakan getaran kolom udara (misalnya pada alat musik
tiup seperti seruling dan terompet).

1. Senar
Ketika sebuah dawai dengan tegangan tertentu dipetik, pada dawai akan
terbentuk gelombang stasioner (gelombang transversal). Getaran gelombang
stasioner pada dawai akan membuat udara di dalam ruang resonansi ikut
bergetar. Dengan bergetarnya udara, terbentuklah gelombang bunyi yang
merambat ke segala arah dari pusat getaran (dawai).
Pergeseran maksimum pada gelombang stasioner disebut perut (P) dan
pergeseran minimum/nol disebut simpul (S). Tinggi nada yang dihasilkan
dawai ditentukan oleh frekuensi resonansi terendah yang dimiliki dawai yang
disebut frekuensi dasar. Frekuensi dasar hanya muncul pada ujung dawai
(simpul). Panjang gelombang dasar sama dengan dua kali panjang dawai
sehingga frekuensi dasar dawai adalah
2. Pipa Organa Terbuka
p
Pipa organa terbuka adalah pipa organa yang dicirikan dengan
kedua ujungnya yang terbuka. Jika gelombang berdiri
longitudinal merambat di dalamnya maka titik simpul tekanan
menyatakan titik perut pergeserannya. Sebaliknya, titik perut
tekanan menyatakan titik simpul pergeseran.

Pipa organa terbuka mempunyai perut pergeseran pada kedua


ujungnya. Untuk satu gelombang jarak antara dua perut
berturut-turut sebesar setengah panjang gelombang. Besaran
L menyatakan jarak antara ujung-ujung pipa organa terbuka
dan frekuensi nada dasarnya, yaitu f1 = v/2L
Rumus Pipa Organa Terbuka

p
Rumus Pipa Organa Terbuka

p
3. Pipa Organa Tertutup

Pipa organa tertutup adalah tabung/pipa yang salah p

satu ujungnya tertutup, sedangkan ujung yang


lainnya terbuka. Bentuk tabung yang memiliki
bagian ujung tertutup akan membuat gelombang
selalu terbentuk simpul karena udara tidak bebas
bergerak
Rumus Pipa Organa Tertutup

p
Keterangan dan satuan:
f0 = frekuensi dasar
fn = frekuensi nada atas n = 1, 2,
3, … (Hz)
λ = panjang gelombang (m)
l = panjang pipa organa atau
jarak antar simpul
tertutup/terbuka (m)
v = cepat rambat bunyi (m/s)
F. Taraf intensitas bunyi
Berdasarkan hasil penelitian para ahli ternyata bahwa daya
pendengaran telinga manusia terhadap gelombang bunyi
bersifat logaritmis, sehingga para ilmuwan menyatakan
mengukur intensitas bunyi tidak dalam watt/m2 melainkan
dalam satuan dB (desi bell) yang menyatakan Taraf Intensitas
bunyi (TI). Taraf intensitas didefinisikan sebagai sepuluh kali
logaritma perbandingan intensitas dengan intensitas ambang
pendengaran.
Taraf intensitas didefinisikan sebagai sepuluh kali logaritma
perbandingan intensitas dengan intensitas ambang
pendengaran.
Berikut ini merupakan taraf intensitas bunyi dari berbagai
sumber bunyi:
Contoh soal
1. Sebuah kereta api bergerak dengan kecepatan 72 km/jam
mendekati stasiun sambil membunyikan peluit yang
berfrekuensi 940 hz. Kecepatan bunyi di udara 340 m/s.
Bunyi yang didengar oleh orang yang berada di stasiun
berfrekuensi
2. Tentukan kecepatan perambatan gelombang bunyi di dalam
air, jika diketahui modulus Bulk air 2,25 x 10^9 Nm^-2 dan
massa jenis air 10^3 kgm^-3. Tentukan pula panjang
gelombangnya, jika frekuensinya 1 kHz
Thank
You!

Anda mungkin juga menyukai