Anda di halaman 1dari 10

Nama : Indah Sosia Utami, S.

Pd
Modul : Profesional Modul 5 (KB 1 dan 2)
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Gelombang Optik, dan Listrik Magnet


Judul Kegiatan 1. Getaran, Gelombang, dan Bunyi
Belajar (KB) 2. Optik
3. …
4. …
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar 1. Kegiatan Belajar (KB) 1
materi yang
dipelajari Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik secara teratur
melalui titik kesetimbangan.
Untuk cara mudah dalam menghitung getaran kita
tinggal memperhatikan gerak bolak-balik pada bandul
berikut.
Perhatikan contoh bandul berikut terdapat titik A, O,
dan B. Dimana titik O merupakan titik kesetimbangan
atau bahasa sederhanya titik seimbang antara titik A
dan B.
Untuk cara menghitung jumlah getaran pada bandul
ini tinggal memperhatikan arah geraknya dan titik yang
dilalui.

Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran


disebut periode (T).

Jumlah getaran yang terjadi dalam satu sekon disebut


frekuensi (f).

Persamaan matematis untuk getaran :

Keterangan:
T = Priode getaran (s/detik)
f = Frekuensi getaran (Hz)
t = Waktu (s/detik)
n = Jumlah getaran
Gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat melalui
suatu medium atau perantara yang membawa energi
dari satu tempat ke tempat lain. Jadi gelombang ada
kaitannya dengan getaran sehingga getaran dan
gelombang tidak bisa dipisahkan.

Berdasarkan medium perambatannya, gelombang dapat


dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu gelombang mekanik dan gelombang
elektromagnetik.

Perambatan gelombang mekanis memerlukan medium


(perantara), misal gelombang tali, gelombang air, dan
gelombang bunyi. Perambatan gelombang
elektromagnetik tidak memerlukan medium, misal
gelombang cahaya.

Gelombang merambat hanya menghantarkan energi,


mediumnya tidak ikut merambat. Berdasarkan arah
rambat dan arah getarannya, gelombang dibedakan
menjadi gelombang transversal dan gelombang
longitudinal.

Gelombang Transversal

Merupakan gelombang yang arah getarannya tegak


lurus dengan arah rambatannya, misalnya gelombang
pada tali dan gelombang cahaya. Panjang gelombang
transversal sama dengan jarak satu bukit gelombang
dan satu lembah gelombang (a-b-c-d-e pada Gambar
berikut). Panjang satu gelombang dilambangkan
dengan A (dibaca lambda) dengan satuan meter.
Simpangan terbesar dari gelombang itu disebut
amplitudo (bb' atau
dd' pada Gambar).

Dasar gelombang terletak pada titik terendah


gelombang, yaitu d dan h, dan puncak gelombang
terletak pada titik tertinggi yaitu b dan f. Lengkungan c-
d-e dan g-h-i merupakan lembah gelombang.
Lengkungan a-b-c dan e-f-g merupakan bukit
gelombang.
Gelombang Longitudinal
Merupakan gelombang yang arah getarannya berimpit
dengan arah rambatannya, misalnya gelombang
bunyi.

Bunyi adalah suatu bentuk gelombang longitudinal


yang merambat secara perapatan dan perenggangan
terbentuk oleh partikel zat perantara serta
ditimbulkan oleh sumber bunyi yang mengalami
getaran. Bunyi tidak dapat terdengar pada ruang
hampa udara karena bunyi membutuhkan zat
perantara untuk menghantarkan bunyi baik zat
padat, cair maupun gas. Sumber bunyi sebagai
sumber getar memancarkan gelombang-gelombang
longitudinal ke segala arah melalui medium baik
padat, cair maupun gas. Sumber getar tersebut dapat
berasal dari kawat,
batang, bahkan ombak di pantai. Getaran dari
sumber getaran menggetarkan udara di sekitarnya
dan getaran di udara menjalar sebagai gelombang
longitudinal dengan kecepatan sekitar 340 m/s.

Mengukur Cepat Rambat Bunyi di Udara


Untuk mengetahui cepat rambat bunyi di udara
diperlukan alat tabung resonansi yang bekerja
berdasarkan prinsip gelombang stasioner. Resonansi
adalah suatu gejala dimana ikut bergetarnya suatu
sumber bunyi karena bergetarnya bunyi yang lain
dengan frekuensi sama.

Cepat rambat gelombang bunyi di udara dapat


ditentukan dengan persamaan :

Dengan :
f = frekuensi sumber bunyi yang digunakan
 = panjang gelombang (m)
𝑣 = cepat rambat bunyi (m/s)

Dawai/Senar sebagai Sumber Bunyi


Jika kita petik senar sebuah gitar ( misalnya ), pada
tempat yang berbeda, dan kita amati benar, maka
kita akan mendengar bunyi dengan frekuensi yang
berbeda .
Perbedaan ini dikarenakan perbedaan panjang
gelombang yang terjadi, meskipun tegangan senar /
dawainya sama.

Perbandingan frekuensi Pada dawai berlaku :

Disimpulkan :
“ Pada Dawai yang bergetar perbandingan frekuensi
yang berturutan merupakan perbandingan dari
bilangan bulat positif“.

Pada Dawai akan berlaku hubungan banyaknya simpul


dan perut adalah :

 Simpul =  Perut + 1

Pipa Organa

Merupakan kolom udara yang dapat berfungi sebagai


sumber bunyi. Pipa organa terdiri atas Pipa Organa
terbuka, yaitu
pipa organa yang kedua ujungnya terbuka dan pipa
organa tertutup, yaitu pipa organa yang salah satu
ujungnya tertutup.

Pada Pipa Organa Terbuka perbandingan frekuensinya


merupakan kelipatan bilangan bulat.

Dengan jumlah simpul dan perut memiliki hubungan :

Dari persamaan tersebut dapat diperoleh hubungan


secara matematis :

Dengan :
L = Panjang pipa organa (m)

n = Panjang gelombang ke n (m)

f0 = frekuensi nada dasar (Hz)

fn = frekuensi ke n (Hz)

n = 0, 1, 2, 3, ....

n = 0 → untuk nada dasar (harmonis 1)

n = 1 → untuk nada atas 1 (harmonis 2), dst

Pada pipa organa tertutup

perbandingan frekuensinya merupakan kelipatan


bilangan ganjil

Dengan :

Jumlah simpul dan perut memiliki hubungan :

Dari persamaan tersebut dapat diperoleh hubungan


secara matematis :

Dengan :
L = Panjang pipa organa (m)

n = Panjang gelombang ke n (m)

f0 = frekuensi nada dasar (Hz)

fn = frekuensi ke n (Hz)

n = 0, 1, 2, 3, ....

n = 0 → untuk nada dasar (harmonis 1)

n = 1 → untuk nada atas 1 (harmonis 2), dst.

Pemantulan Gelombang

Pemantulan gelombang adalah peristiwa membaliknya


gelombang setelah mengenai penghalang.

Bunyi

Bunyi ditimbulkan oleh benda-benda yang bergetar.


Bunyi garpu tala menuju telinga dihantarkan oleh
rapatan dan regangan partikel-partikel udara. Pada
waktu bunyi keluar dari garpu tala, langsung akan
menumbuk molekul-molekul udara. Molekul udara ini
akan menumbuk udara di sebelahnya yang
mengakibatkan terjadinya rapatan dan regangan,
demikian seterusnya sampai ke telinga.

Bunyi dapat terdengar bila ada

1) sumber bunyi,

2) medium/zat perantara,

3) alat penerima/ pendengar.

Frekuensi Bunyi

Klasifikasi Frekuensi Bunyi

Manusia dapat mendengar bunyi hanya pada kisaran


audiosonik.

Mekanisme Pendengaran Manusia

Telinga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga luar,


telinga tengah, dan telinga dalam.

Proses mendengar pada manusia melalui beberapa


tahap. Tahap tersebut diawali dari lubang telinga yang
menerima gelombang dari sumber suara. Gelombang
suara yang masuk ke dalam lubang telinga akan
menggetarkan gendang telinga (yang disebut membran
timpani). Getaran membran timpani ditransmisikan
melintasi telinga tengah melalui tiga tulang kecil, yang
terdiri atas tulang martil, landasan, dan sanggurdi.
Telinga tengah dihubungkan ke faring oleh tabung
eustacius. Getaran dari tulang sanggurdi
ditransmisikan ke telinga dalam melalui membran
jendela oval ke koklea. Koklea merupakan suatu tabung
yang bergulung seperti rumah siput. Koklea berisi
cairan limfa. Getaran dari jendela oval ditransmisikan
ke dalam cairan limfa dalam ruangan koklea. Di bagian
dalam ruangan koklea terdapat organ korti. Organ korti
berisi cairan sel-sel rambut yang sangat peka. Inilah
reseptor getaran yang sebenarnya. Sel-sel rambut ini
akan bergerak ketika ada getaran di dalam koklea,
sehingga menstimulasi getaran yang diteruskan oleh
saraf auditori ke otak.

Pendengaran pada Hewan

Sonar merupakan suatu sistem penggunaan gelombang


ultrasonik untuk menaksirkan ukuran, bentuk, atau
kedalaman yang biasa dipakai di kapal atau hewan
tertentu seperti lumba- lumba dan kelelawar.

2. OPTIK

Cahaya memiliki sifat-sifat khusus. Cahaya dapat


merambat lurus, dipantulkan, dibiaskan, dan
merupakan gelombang elektromagnetik.

Pemantulan cahaya dapat berupa pemantulan baur dan


pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi jika
cahaya dipantulkan oleh bidang yang tidak rata, seperti
aspal, tembok, batang kayu, dan lainnya. Pemantulan
teratur terjadi jika cahaya dipantulkan oleh bidang
yang rata, seperti cermin datar atau permukaan air
danau yang tenang. Pada pemantulan baur dan
pemantulan teratur, sudut pantulan cahaya besarnya
selalu sama dengan sudut datang cahaya.

Cahaya yang mengenai benda sebagian akan


dipantulkan ke mata dan sebagian lagi akan diserap
benda sebagai energi. Cahaya dapat dipantulkan pada
cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung.
Cahaya akan dibiaskan ketika melalui dua medium
dengan kerapatan optik yang berbeda.

Cahaya dapat dibiaskan pada lensa cekung dan lensa


cembung.

Warna cahaya yang dapat dilihat tergantung pada


panjang gelombang dari gelombang cahaya yang masuk
ke mata. Benda hanya akan memantulkan spektrum
cahaya yang warnanya sama dengan warna permukaan
benda tersebut, sehingga kita dapat mengindra dengan
tepat warna-warna benda tersebut.

Gelombang cahaya terbentuk karena adanya


perubahan medan magnet dan medan listrik secara
periodik, sehingga merupakan gelombang
elektromagnet.

Gelombang cahaya matahari memancar ke segala arah


sampai ke bumi meskipun melalui ruang hampa udara.
Hal ini berarti gelombang cahaya dapat merambat pada
ruang kosong (hampa udara) tanpa adanya materi.

Pembentukan bayangan pada cermin dan lensa


menggunakan sinar-sinar istimewa.

Bayangan bersifat nyata apabila titik potongnya


diperoleh dari perpotongan sinar-sinar pantul yang
konvergen (mengumpul). Sebaliknya, bayangan bersifat
maya apabila titik potongnya merupakan hasil
perpanjangan sinar-sinar pantul yang divergen
(menyebar).

Bayangan pada cermin datar bersifat maya. Bayangan


yang terbentuk pada cermin cembung bersifat maya,
tegak, dan diperkecil.

Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa cekung dan


lensa cembung tergantung pada posisi benda.

Bagian mata yang banyak berperan pada proses


pembentukan bayangan benda adalah kornea, iris,
lensa, dan retina. Gangguan pada lensa mata dapat
menyebabkan seseorang menderita miopi, hipermetropi,
buta warna, presbiopi, dan astigmatisma. Miopi adalah
kelainan yang menyebabkan seseorang tidak dapat
melihat dengan jelas benda yang jaraknya jauh (tak
hingga). Penderita hipermetropi dapat dibantu dengan
lensa cekung. Hipermetropi adalah kelainan yang
menyebabkan seseorang tidak dapat melihat dengan
jelas benda yang jaraknya dekat. Penderita
hipermetropi dapat dibantu dengan lensa cembung.
Buta warna adalah kelainan yang disebabkan
ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk
menangkap suatu warna tertentu. Penderita presbiopi
tidak mampu melihat dengan jelas benda- benda yang
berada di jarak jauh maupun benda yang berada pada
jarak dekat. Presbiopi dapat dibantu dengan kaca mata
rangkap, yaitu kaca mata cembung dan cekung.

Mata serangga disebut juga mata majemuk atau mata


faset yang terdiri atas beberapa omatidia. Omatidia
berfungsi sebagai reseptor penglihatan yang terpisah.
Gabungan seluruh respons dari omatidia merupakan
bayangan mosaik.

Mata

 Mata Emetropi (mata normal) PP = 25 cm ; PR = 


 Mata Miopi (mata dekat/rabun jauh) PP = 25 cm ; PR
<
 Mata Hipermetropi (rabun dekat) PP > 25 cm ; PR = 
 Mata Presbiopi (mata tua) PP > 25 cm ; PR < 

Kacamata

Kaca Mata lensa Negatif (Untuk orang Miopi)

s =  dan s’ = - PR

Kaca Mata lensa Positif (Untuk orang hipermetropi)


s = 25 cm dan s’ = - PP

Lup

Ditempel dimata :

- Tanpa Akomodasi

- Berakomodasi maks

Berjarak d cm dari mata

baca normal, D = -s’ + d → D = daya akomodasi

Mikroskop
 Berakomodasi → d = s’ob + sok
d = jarak lensa obyektif – okuler

 Tidak berakomodasi

Teropong Bintang
 Berakomodasi maksimum

 Tidak berakomodasi
3. …
4. …
5. …
6. Dst.
2 Daftar materi 1. Pipa organa
yang sulit 2. Pembentukan bayangan dan menentukan sifat
dipahami di bayangan pada cermin dan lensa lengkung
modul ini
3 Daftar materi 1. Perbedaan karakteristik gelombang transversal dan
yang sering gelombang longitudinal
mengalami 2. Bentuk gelombang transversal dan gelombang
longitudinal
miskonsepsi
3. Pipa organa
4. Sifat cermin dan lensa lengkung
5. Sinar istimewa pada cermin cembung

Anda mungkin juga menyukai