Anda di halaman 1dari 21

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Satuan Pendidikan : SMPN 1 Banda Aceh
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : VIII / 2
Materi Pokok : Getaran, Gelombang dan Bunyi dalam kehidupan sehari-hari
Alokasi Waktu : 6 x Tatap Muka / 15 JP x 40 Menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, menguraikan,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
K
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
I
3.11 Menganalisis konsep getaran, 3.11.1 Menganalisis konsep getaran
gelombang, dan bunyi dalam kehidupan 3.11.2 Menganalisis konsep gelombang
sehari-hari termasuk sistem 3.11.3 Menganalisis konsep bunyi
3.11.4 Memahami sistem pendengaran pada
pendengaran manusia dan sistem sonar
Manusia
pada hewan 3.11.5 Menjelaskan pemanfaatan gelombang
bunyi dalam kehidupan sehari-hari
3.11.6 Memahami sistem sonar pada hewan

4.11 Menyajikan hasil percobaan tentang 4.11.1 Menyajikan hasil percobaan tentang
getaran, gelombang, dan bunyi getaran, gelombang, dan bunyi

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi getaran pada kehidupan sehari-hari.
2. Peserta didik dapat mendeskripsikan pengertian getaran.
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi hubungan antara frekuensi dan periode getaran.
4. Peserta didik dapat mengdeskripsikan pengertian gelombang.
5. Peserta didik dapat mengidentifikasi karakteristik gelombang longitudinal dan gelombang
transversal.
6. Peserta didik dapat mendiskripsikan hubungan antara kecepatan rambat gelombang, frekuensi
dan panjang gelombang.
7. Peserta didik dapat mengidentifikasi pemantulan gelombang.
8. Peserta didik dapat mendeskripsikan pengertian bunyi.
9. Peserta didik dapat membedakan infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.
10. Peserta didik dapat menyebutkan karakterisrik gelombang bunyi.
11. Peserta didik dapat mengidentifikasi gejala resonansi dalam kehidupan sehari-hari.
12. Peserta didik dapat mendeskripsikan pemantulan bunyi.
13. Peserta didik dapat memahami sistem pendengaran pada manusia.
14. Peserta didik dapat menjelaskan pemanfaatan gelombang bunyi dalam kehidupan sehari-hari.
15. Peserta didik dapat memahami sistem sonar pada hewan.
16. Peserta didik dapat menyajikan hasil percobaan tentang getaran, gelombang, dan bunyi
D. MATERI PEMBELAJARAN
A. Getaran
Getaran adalah gerak bolak-balik benda melalui titik
kesetimbangannya.
Perhatikanlah gambar di samping :
Bila gerakan dimulai dari A maka satu getaran menempuh lintasan A-B-
C-B-A. Bila gerakan dimulai dari B maka satu getaran dapat diawali
dengan gerakan ke kanan atau ke kiri (bebas): ke Kiri  lintasannya B-A-
B-C-B dan ke kanan lintasannya B-C-B-A-B. Kalau C maka satu
getarannya dengan mudah dapat ditentukan bukan ?
1. Amplitudo
Amplitudo didefinisikan sebagai simpangan getaran paling besar. dalam gambar di atas titik
seimbangnya adalah B berarti amplitudo (simpangan maksimum)nya adalah BA dan BC.
Dalam gelombang bunyi amplitudo mempengaruhi kuat lemahnya bunyi.

2. Periode dan Frekuensi


Periode ( T ) adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran. Frekuensi ( f)
adalah banyaknya getaran tiap satuan waktu (sekon). Frekuensi mempengaruhitinggi rendah
bunyi.
keterangan : n = banyaknya getaran/gelombang
                       t = waktu (s)

Bila kalian perhatikan antara rumus periode ( T ) dan frekuensi ( f ) saling


berkebalikan....jadi hubungan antara periode dan frekuensi dapat ditulis :

B. Gelombang
Gelombang adalah geteran yang berjalan.
Berdasarkan kebutuhan medium (tempat) perambatannya dibedakan menjadi 2 yakni :
 Gelombang mekanik, adalah gelombang yang memerlukan medium untuk perambatannya.
mediumnya dapat berupa udara, zat cair maupun zat padat. dan tidak dapat melalui ruang
hampa.
 Gelombang Elektromagnetik, adalah gelombang yang tidak memerlukan medium untuk
perambatannya, berarti gelombang elektromagnetik dapat melalui ruang hampa. Contohnya
gelombang cahaya.

C. Gelombang Mekanik
Gelombang mekanik dibagi menjadi dua macam yakni gelombang tranversal dan gelombang
longitudinal.
 Gelombang Tranversal
Gelombang transversal adalah gelombang mekanik yang arah perambatannya tegak lurus
terhadap arah getarannya.
Perhatikan gambar di samping :
gelombang merambat dari kiri kekanan sedangkan arah
getarannya naik turun.
contoh gelombang tranversal : gelombang tali, gelombang
air dll.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam gelombang tranversal ini :


 ABC, EFG, dan IJK = bukit gelombang
 CDE dan GHI = lembah gelombang
 B, F, dan J = titik puncak gelombang
 D dan H = titik dasar gelombang
 ABCDE, EFGHI = satu gelombang
Satu gelombang terdiri atas satu puncak gelombang dan satu lembah gelombang. Jadi,
gelombang transversal pada Gambar di atas terdiri atas 3 puncak gelombang dan 2 lembah
gelombang. Dengan kata lain terdiri atas 2,5 gelombang.

 Gelombang Longitudinal

Gelombang longitudinal adalah gelombang mekanik yang arah perambatannya sejajar


terhadap arah getarannya.
Contohnya gelombang bunyi.

D. Cepat Rambat dan Panjang Gelombang

Keterangan :
v : cepat rambat gelombang (m/s)
s : jarak yang ditempuh (m)
t : waktu tempuh (s). 
T : periode (s)
λ : panjang gelombang (m)
berarti rumus kecepatan ada tiga macam dan penggunaanya tergantung dengan apa yang
diketahui dalam soal. misal diketahui jarak tempuh (s) dan waktunya (t) maka menggunakan
rumus v = s/t 

E. Pengertian Bunyi
Setiap hari, kita dapat mendengar suara burung berkicau, orang bernyanyi, klakson mobil atau
kendaraan bermotor. Mengapa kita dapat mendengar suara tersebut ? suara yang kamu dengar
dikenal dengan bunyi. Bunyi merupakan gelombang mekanik yang dalam perambatannya
arahnya sejajar dengan arah getarnya (gelombang longitudinal).
Syarat terdengarnya bunyi ada 3 macam:
 Ada sumber bunyi
 Ada medium (udara)
 Ada pendengar
Sifat-sifat bunyi meliputi :
 Merambat membutuhkan medium
 Merupakan gelombang longitudinal
 Dapat dipantulkan

F. Frekuensi Bunyi

Setiap makhluk hidup mempunyai ambang pendengaran yang berbeda-beda. Pendengaran


manusia dan hewan tentu akan berbeda. Ada bunyi yang dapat didengar manusia, tetapi tidak
oleh hewan dan sebaliknya. Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibagi menjadi tiga, yaitu
infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.
 Infrasonik
Bunyi yang mempunyai frekuensi di bawah 20 Hz disebut infrasonik. Bunyi ini dapat
didengar oleh binatang-binatang tertentu, seperti anjing, laba-laba, dan jangkrik.
 Audiosonik
Bunyi yang mempunyai frekuensi antara 20 Hz – 20.000 Hz disebut audiosonik. Selang
frekuensi bunyi ini dapat didengar manusia. Akan tetapi, kepekaan pendengaran manusia
semakin tua semakin menurun, sehingga pada usia lanjut tidak semua bunyi yang berada di
rentang frekuensi ini dapat didengar.
 Ultrasonik
Bunyi yang mempunyai frekuensi di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik. Bunyi ini hanya
dapat didengar oleh lumba-lumba dan kelelawar. Kelelawar menggunakan frekuensi ini
sebagai navigasi ketika terbang di kegelapan. Kelelawar dapat menemukan jalan atau
mangsanya dengan cara mengeluarkan bunyi ultrasonik. Bunyi ini akan dipantulkan oleh
benda-benda di sekelilingnya, kemudian pantulan bunyi ini dapat ditangkap kembali
sehingga kelelawar dapat mengetahui jarak dirinya dengan benda-benda di sekitarnya. Bunyi
ultrasonik dapat dimanfaatkan manusia untuk mengukur kedalaman laut, pemeriksaan USG
(ultrasonografi).
Anjing adalah salah satu contoh hewan yang mampu menangkap buunyi infrasonik,
audiosonik, dan ultrasonik (hingga 40.000 Hz). Anjing akan terbangun jika mendengar
langkah kaki manusia walaupun sangat pelan. Hal ini menjadi alasan oleh sebagian orang
untuk memanfaatkan anjing sebagai penjaga rumah.

G. Karakteristik Bunyi
Ketika kamu mendengar bunyi, apakah kamu dapat membedakan sumber bunyi? Mengapa
kamu mempunyai kemampuan itu ? hal ini disebabkan oleh setiap gelombang bunyi memiliki
frekuensi dan amplitudo yang berbeda meskipun perambatannya terjadi pada medium yang sama.
1. Tinggi rendah dan kuat lemah bunyi
Pada waktu memainkan alat musik kamu dapat menentukan tinggi rendahnya bunyi. Tinggi
rendahnya nada ini ditentukan frekuensi bunyi tersebut. semakin besar frekuensi bunyi, akan
semakin tinggi nadanya. Sebaliknya, jika frekuensi bunyi rendah maka nada akan semakin
rendah. Kuat lemahnya suara ditentukan oleh amplitudonya.
2. Nada dan desah
Kamu akan lebih nyaman ketika mendengar bunyi musik, dibandingkan dengan bunyi
ramaimya orang yang ada di pasar. Mengapa ? Bunyi musik akan lebih enak didengarkan
karena bunyi musik memiliki frekuensi getaran yang teratur yang diseut dengan nada,
sebaliknya bunyi yang memiliki frekuensi yang tidak teratur disebut dengan desah.
Beberapa deret nada yang berlaku standar

Deret nada :c d e f g a b c
Baca : do re mi fa sol la si do
Frekuensi : 264 297 330 352 396 440 495 528
Perbandingan : 24 27 30 32 36 40 45 48
3. Warna atau kualitas bunyi
Pada saat bermain alat musik, kamu dapat membedakan bunyi yang bersumber dari alat alat
msuik gitar, piano, dan lain-lain. Setiap musik akan mengeluarkan suara yang khas. Suara
yang khas itu disebut kualitas bunyi atau yang sering disebut dengan timbre. Begitu pula pada
manusi, juga memiliki kualitas bunyi yang berbeda-beda, ada yang memiliki suara merdu atau
serak.

4. Resonansi
Jika sebuah kendaraan berat (misalnya truk) melintas cukup dekat dengan rumahmu, kamu
dapat merasakan lantai dan kaca rumahmu terasa bergetar. Atau, ketika ada halilintar, kaca
rumahmu terasa bergetar. Mengapa ini terjadi? Contoh-contoh kejadian sehari-hari di atas
merupakan peristiwa resonansi bunyi. Ketika garputala bergetar, getaran tersebut mampu
mengusik udara di sekelilingnya sehingga menimbulkan bunyi. Getaran ini diteruskan oleh
partikel-partikel udara sehingga garputala lain yang mempunyai frekuensi sama dan jaraknya
berdekatan akan bergetar dan menimbulkan gelombang bunyi pula. Garputala yang
mempunyai frekuensi berbeda tidak akan terpengaruh oleh getaran gelombang bunyi ini. Oleh
karena itu garputala yang mempunyai frekuensi berbeda tidak akan bergetar.
Jadi, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa jika sebuah benda bergetar, benda lain
yang mempunyai frekuensi sama dan berada dalam daerah rambatan getaran benda tersebut
akan bergetar. Peristiwa ini disebut sebagai resonansi. Sebagian alat musik seperti gitar
memanfaatkan peristiwa resonansi ini untuk menghasilkan suara yang lebih nyaring. Gitar
biasanya mempunyai sebuah kotak udara. Partikel-partikel udara di dalam kotak udara ini
akan ikut bergetar ketika senar gitar dipetik. Udara di dalam kotak gitar beresonansi dengan
kawat yang bergetar. Hal ini dapat diamati jika senar gitar dibentangkan dan dipetik jauh dari
lubang gitar, suara senar ini tidak akan nyaring seperti ketika dipetik di dekat kotak udara.
Resonansi, selain membawa manfaat juga menimbulkan kerugian. Kerugian akibat
resonansi antara lain adalah ketika terjadi gempa, bumi bergetar dan getaran ini diteruskan ke
segala arah. Getaran bumi dapat diakibatkan oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di perut
bumi, misalnya terjadinya dislokasi di dalam perut bumi sehingga bumi bergetar yang dapat
kita rasakan sebagai gempa. Jika getaran gempa ini sampai ke permukaan dan sampai di
pemukiman, gedung-gedung yang ada di permukaan bumi akan bergetar. Jika frekuensi
getaran gempa sangat besar dan getaran gedung-gedung ini melebihi frekuensi alamiahnya,
gedung-gedung ini akan roboh. Selain gempa bumi, angin juga dapat membuat sebuah
jembatan bergetar dan jika getarannya melebihi frekuensi alamiahnya, jembatan tersebut akan
roboh.

H. Pemantulan Bunyi

Terlihat bahwa ada sebuah garis yang dinamakan garis normal. Garis
normal merupakan garis khayal yang tegak lurus bidang pantul.
Gelombang bunyi datang membentuk sudut θi terhadap dinding
pemantul. Sudut ini dinamakan sudut datang. Kemudian, gelombang
datang ini dipantulkan oleh dinding pemantul membentuk sudut
θr. Sudut datang akan sama dengan sudut pantul. Sudut datang, sudut
pantul dan garis normal terletak pada satu bidang yang sama.

Hukum pemantulan bunyi sebagai berikut :


1. Bunyi datang, bunyi pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r)
Bunyi pantul dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1. Bunyi pantul memperkuat bunyi asli yaitu bunyi pantul yang dapat memperkuat bunyi asli.
Biasanya terjadi pada keadaan antara sumber bunyi dan dinding pantul jaraknya tidak begitu
jauh (kurang dari 10 meter).
2. Gaung adalah bunyi pantul yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi asli. Biasanya
terjadi pada jarak antara 10 sampai 20 meter.
3. Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli. Biasanya terjadi pada jarak
lebih dari 20 meter.
I. Mekanisme Proses Mendengar pada Manusia

Proses mendengar pada manusia melalui beberapa tahap. Tahap tersebut diawali dari lubang
telinga menerima gelombang dari sumber suara. Gelombang suara yang masuk ke dalam lubang
telinga akan menggetarkan gendang telinga (yang disebut membran timpani). Getaran membran
timpani ditransmisikan melintasi telinga tengah melalui tiga tulang kecil, yang terdiri atas tulang
martil, landasan, dan sanggurdi. Telinga tengah dihubungkan ke faring oleh tabung eustachius.
Getaran dari tulang sanggurdi ditransmisikan ke telinga dalam melalui membran jendela oval ke
koklea. Koklea merupakan suatu tabung yang bergulung seperti rumah siput. Koklea berisi cairan
limfa.
Getaran dari jendela oval ditransmisikan ke dalam cairan limfa dalam ruangan koklea. Di bagian
dalam ruangan koklea terdapat organ korti. Organ korti berisi carian sel-sel rambut yang sangat
peka. Inilah reseptor getaran yang sebenarnya. Sel-sel rambut ini akan bergerak ketika ada getaran
di dalam koklea, sehingga menstimulasi getaran yang diteruskan oleh saraf auditori ke otak, secara
skematis proses mendengar dapat dilihat pada Gambar 9.19. Untuk lebih memahami Gambar 9.19,
buka kembali gambar anatomi telinga pada Gambar 9.6.

J. Sistem Sonar dan Pemanfaatannya


1. Sistem Sonar
Pernahkah kamu melihat anjing menggerakkan telinganya? Anjing sering menggerakkan
telinga ketika melakukan pelacakan atau berburu. Beberapa mamalia akan menggunakan daun
telinga mereka untuk mengarahkan suara ke dalam saluran pendengarannya. Sistem ini disebut
sistem sonar yaitu sistem yang digunakan untuk mendeteksi tempat dalam melakukan pergerakan
dengan deteksi suara frekuensi tinggi (ultrasonik). Sonar atau Sound Navigation and Ranging
merupakan suatu metode penggunaan gelombang ultrasonik untuk menaksir ukuran, bentuk, dan
kedalaman bendabenda, seperti pada Gambar 9.20.

Daun telinga membantu hewan untuk menentukan arah dari mana suara tersebut datang dan
akan dapat mendeteksi suara samar. Mengapa bentuk telinga pada manusia dan kelelawar berbeda?
Tahukah kamu bagaimana kelelawar? Kelelawar merupakan hewan yang mampu mendengarkan
bunyi ultrasonik dengan frekuensi diatas 20.000 Hz, Kelelawar ini dapat mengeluarkan gelombang
ultrasonik pada saat ia terbang. Gelombang yang dikeluarkan akan dipantulkan kembali oleh benda-
benda atau binatang lain yang akan dilewatinya dan diterima oleh suatu alat yang berada di tubuh
kelelawar, kemampuan kelewar untuk menentukan lokasi ini disebut dengan ekolokasi. Untuk
terbang dan berburu, kelelawar akan memanfaatkan bunyi yang frekuensinya tinggi, kemudian
mendengarkan gema yang dihasilkan. Pada saat kelelawar mendengarkan gema, kelelawar tidak
dapat mendengar suara lain selain dari yang dipancarkannya sendiri. Lebar frekuensi yang mampu
didengar oleh makhluk ini sangat sempit, yang lazimnya menjadi hambatan besar untuk hewan ini
karena adanya Efek Doppler.
Berdasarkan Efek Doppler, jika sumber bunyi dan penerima suara keduanya tak bergerak
(jika dibandingkan dengan benda lain), maka penerima akan menentukan frekuensi yang sama
dengan yang dipancarkan oleh sumber suara. Akan tetapi, jika salah satunya bergerak, frekuensi
yang diterima akan berbeda dengan yang dipancarkan. Dalam hal ini, frekuensi suara yang
dipantulkan dapat jatuh ke wilayah frekuensi yang tidak dapat didengar oleh kelelawar. Dengan
demikian, kelelawar tentu akan menghadapi masalah karena tidak dapat mendengar gema suaranya
dari lalat yang sedang bergerak.
Berdasarkan kenyataan, kelelawar dapat menyesuaikan frekuensi suara yang
dikirimkannya terhadap benda bergerak seolah sang kelelawar telah memahami Efek
Doppler. Misalnya, kelelawar mengirimkan suara berfrekuensi tertinggi terhadap lalat yang bergerak
menjauh sehingga pantulannya tidak hilang dalam wilayah tak terdengar dari rentang suara.
Kelelawar akan dapat mendengar dan menentukan posisi dari berbagai benda yang ada di
sekitarnya. Sistem ini juga dimiliki oleh lumba-lumba dan paus. Untuk memahami materi ini, kita
dapat menganalisis visualisasi proses ekolokasi yang terjadi pada kelelawar.
Lihatlah kembali Gambar 9.20. Kamu telah mempelajari sistem sonar pada kelelawar.
Sekarang perhatikan bagaimana sistem sonar pada lumba-lumba. Pernahkah kamu melihat lumba-
lumba? Di mana kamu permah melihat lumba-lumba? Habitat asal lumbalumba adalah di lautan.
Lumba-lumba dapat dilihat di permukaan air, namun sebagian besar waktu mereka di kedalaman
lautan yang cukup gelap. Sekalipun hidup di kedalaman lautan, lumba-lumba mempunyai sistem
yang memungkinkan untuk berkomunikasi dan menerima rangsangan, yaitu sistem sonar. Sistem ini
berguna untuk mengindera benda-benda di lautan, mencari makan, dan berkomunikasi.
Berikut ini cara kerja sistem sonar lumba-lumba. Lumba-lumba bernapas melalui lubang
yang ada di atas kepalanya. Tepat di bawah lubang ini, terdapat kantung-kantung kecil berisi udara.
Dengan mengalirkan udara melalui kantung-kantung ini, lumba-lumba menghasilkan bunyi dengan
frekuensi tinggi. Kantung udara ini berperan sebagai cermin akustik yang memfokuskan bunyi yang
dihasilkan gumpalan kecil jaringan lemak yang berada tepat di bawah lubang pernapasan.
Kemudian, bunyi ini dipancarkan ke arah sekitarnya secara terputus-putus. Gelombang bunyi
lumba-lumba segera memantul kembali bila membentur suatu benda. Pantulan gelombang bunyi
tersebut ditangkap di bagian rahang bawahnya yang disebut “jendela akustik”. Dari bagian tersebut,
informasi bunyi diteruskan ke telinga bagian tengah, dan akhirnya ke otak untuk diterjemahkan.
Pantulan bunyi dari sekelilingnya memberi informasi rinci tentang jarak benda-benda dari mereka,
ukuran dan pergerakannya. Dengan cara tersebut, lumba-lumba mengetahui lokasi mangsanya.
Lumba-lumba juga mampu saling berkirim pesan walaupun terpisahkan oleh jarak lebih dari 220
km. Lumba-lumba berkomunikasi untuk menemukan pasangan dan saling mengingatkan akan
bahaya.

2. Pemanfaatn Sistem Sonar


Konsep sonar pada saat ekolokasi kelelawar
memanfaatkan gelombang ultrasonik. Apakah para ahli
sudah memanfaatkan konsep ini? Ternyata, gelombang
ultrasonik telah dimanfaatkan bagi kehidupan manusia.
Berikut beberapa pemanfaatan gelombang ultrasonik
pada kehidupan manusia.
a) Gelombang ultrasonik dimanfaatkan untuk
mengamati janin bayi dalam kandungan, yang
dikenal dengan ultrasonografi (USG). Alat ini akan
memancarkan berkas ultrasonik ke rahim ibu
hamil, kemudian melacak perubahan frekuensi
bunyi mantul dari jantung yang berdenyut dan
darah yang beredar. Pancaran pendek dari ultrasonik akan menghasilkan gambar penampang
badan manusia. Denyut yang menabrak janin dan tulang belakang akan terpantul. Komputer
menyimpan intensitas setiap denyut dan waktu arah gemanya. Berdasarkan data, komputer akan
menghitung kedalaman dan lokasi setiap benda yang menghasilkan gema, lalu menampilkan
titik cerah pada monitor.
b) Gelombang ultrasonik digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit pada manusia, seperti
mendeteksi adanya kista pada ovarium.
c) Gelombang ultrasonik juga digunakan untuk menentukan kedalaman dasar lautan yang
diperoleh dengan cara memancarkan bunyi ke dalam air. Gelombang bunyi akan merambat
menurut garis lurus hingga mengenai sebuah penghalang, misalnya dasar laut. Ketika
gelombang bunyi itu mengenai penghalang, sebagian gelombang itu akan dipantulkan kembali
ke kapal sebagai gema. Waktu yang dibutuhkan gelombang bunyi untuk bergerak turun ke dasar
dan kembali ke atas diukur dengan cermat.

Perhatikan Gambar 9.24, dengan menggunakan data


waktu dan cepat rambat bunyi di air laut, orang dapat
menghitung jarak kedalaman laut dengan persamaan:
v×t
v=
2
Dengan: s = kedalaman lautan, v = kecepatan gelombang
ultrasonik, dan t = waktu tiba gelombang ultrasonik
Secara singkat prinsip kerja sonar pada Gambar
9.24 dijelaskan berikut ini. Alat pada kapal yang disebut
transduser akan mengubah sinyal listrik menjadi gelombang ultrasonik yang dipancarkan ke dasar laut.
Pantulan dari gelombang tersebut akan menimbulkan efek gema (echo) dan akan dipantulkan kembali
ke kapal dan ditangkap oleh alat detektor. Sistem penerima pada kapal akan melakukan penghitungan
mengenai jarak obyek, dengan menggunakan rumus yang telah kamu pelajari sebelumnya. Dengan cara
tersebut, manusia tidak perlu bersusah payah dalam mengukur kedalaman laut. Bayangkan jika harus
mengukur menggunakan meteran, pasti sulit, bukan?

E. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Diskusi dan Eksperimen
3. Model : Discovery Learning

F. MEDIA PEMBELAJARAN
 Media :
 Lembar Kerja Peserta Didik
 Lembar penilaian
 Laboratorium IPA sekolah

 Alat/Bahan :
 Penggaris, spidol, papan tulis
 Laptop & infocus

G. SMBER PEMBELAJARAN
1. Buku Siswa IPA Kelas VIII Edisi Revisi 2017, Kemdikbud
2. Buku Guru IPA Kelas VIII Edisi Revisi 2017, Kemdikbud
3. Buku lain yang menunjang
4. Lembar Kerja Peserta Didik

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
 Pertemuan Pertama (3 JP)
Langkah-langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Model Discovery Waktu
Pendahuluan Apersepsi  Guru memberi salam dan menyapa peserta
didik 10 menit
 Guru dan peserta didik berdoa sebelum
memulai kegiatan pembelajaran. (Religius)
 Mengecek kehadiran peserta didik sambil
mengenal karakteristik peserta didik.
Langkah-langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Model Discovery Waktu
 Pembiasaan membaca (literasi) 15 menit
 Memberi pertanyaan (apersepsi) untuk
mengaitkan materi yang sudah dipahami
peserta didik dan terkait dengan materi
yang akan dipelajari, misalnya: mengapa
bandul pada jam dinding selalu berayun?

Motivasi  Memberi motivasi dengan cara menyuruh


siswa mengingat kembali apa yang terjadi
jika bandul dengan pusat ayunan berubah.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Guru menyampaikan penilaian yang akan
dilakukan dalam proses pembelajaran.

Kegiatan Inti Mengamati  Guru menampilkan gambar ayunan bandul 100 menit
dan ayunan bayi
 Guru meminta peserta didik mempelajari
konsep getaran dan ciri-ciri suatu getaran,
kemudian melakukan eksperimen “konsep
getaran” dan “mengidentifikasi ciri-ciri
suatu getaran”.

Menanya  Guru memberi kesempatan kepada peserta


didik untuk bertanya setelah mempelajri
konsep dan ciri-ciri suatu getaran. Contoh
pertanyaan yang berkaitan dengan
pengamatan peserta didik :
 Apa itu getaran ?
 Apa itu titik kesetimbangan ?
 Bagaimana yang dikatakan dengan
satu getaran?
 Bagaimana hubungan periode dan
frekuensi dalam getaran ?
 Guru membentuk kelompok belajar secara
heteregon. Setiap kelompok berjumlah 4-5
orang peserta didik.

Mengumpulkan  Pada tahap ini peserta didik


Informasi mengumpulkan informasi yang relevan
untuk menjawab pertanyaan yang telah di
identifikasi melalui.
membaca buku dan refrerensi lainnya.
 Mencatat data hasil pengamatan yang telah
dilakukan.

Mengolah Informasi  Pada tahap ini peserta didik mendiskusikan


hasil pengamatan dari percobaan pada
bandul dengan memperhatikan pertanyaan-
pertanyaan pada lembar kegiatan.
 Peserta didik menuliskan hasil diskusi dan
menempelkan potongan gambar pada kertas
plano.

Mengkomunikasikan  Pada tahap ini peserta didik mendiskusikan


hasil pengolahan data dari hasil percobaan.
Langkah-langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Model Discovery Waktu
Penutup Kesimpulan  Guru dan peserta didik menyimpulkan 10 menit
hasil pembelajaran.
 Guru dan peserta didik mereview atau
penguatan terhadap kegiatan pemelajaran.
Refleksi  Guru menanyakan kepada peserta tentang
pembelajaran hari ini apakah
menyenangkan atau tidak?
Evaluasi  Peserta didik menjawab uji pemahaman
tentang getaran yang telah disediakan.
 Pemberian tugas membaca tentang
gelombang pada buku siswa untuk
pertemuan berikutnya.

 Pertemuan kedua (2 JP)


Langkah-langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Model Discovery Waktu
Pendahuluan Apersepsi  Guru memberi salam dan menyapa peserta 10 Menit
didik
 Guru dan peserta didik berdoa sebelum
memulai kegiatan pembelajaran. (Religius)
 Mengecek kehadiran peserta didik sambil
mengenal karakteristik peserta didik.
 Pembiasaan membaca (literasi) 15 menit
 Memberi pertanyaan (apersepsi) untuk
mengaitkan materi yang sudah dipahami
peserta didik dan terkait dengan materi yang
akan dipelajari,
Motivasi  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Memberi motivasi dengan cara menyuruh
siswa mengingat kembali apa yang terjadi
jika slinki digetarkan.
Kegiatan inti Mengamati  Guru menampilkan dan menggetarkan tali 60 Menit
dan slinki di depan siswa-siswi dan siswa
mengamati apa yang terjadi.
Menanya  Guru memberi kesempatan bertanya pada
peserta didik setelah mengamati hasil
percobaan yang ditampilkan oleh guru.
 Contoh pertanyaan yang mungkin timbul :
Apa itu gelombang transversal dan
gelombang longitudinal?
Mengumpulkan  Peserta didik mengumpulkan informasi
Informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan
yang telah di identifikasi melalui membaca
buku dan refrerensi lainnya dan melakukan
percobaan sesuai dengan LKPD yang
dibagikan.
 Mencatat data hasil pengamatan yang telah
dilakukan.
Mengolah Informasi  Pada tahap ini peserta didik mendiskusikan
hasil pengamatan dari percobaan pada tali
dan slinki dengan memperhatikan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kegiatan.
 Peserta didik menuliskan hasil diskusi dan
menempelkan potongan gambar pada
Langkah-langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Model Discovery Waktu
kertas plano.
Mengkomunikasikan  Perwakilan dari kelompok
mempersentasikan hasil diskusi.
 Guru memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang
kinerjanya bagus.
Penutup Kesimpulan  Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil 10 menit
pembelajaran.
 Guru dan peserta didik mereview atau
penguatan terhadap kegiatan pemelajaran.

Refleksi  Guru menanyakan kepada peserta tentang


pembelajaran hari ini apakah menyenangkan
atau tidak?
Evaluasi  Peserta didik menjawab uji kompetensi
tentang gelombang
 Guru memberikan tugas membaca tentang
bunyi untuk pertemuan selanjutnya.

 Pertemuan ketiga (3 JP)


Langkah-langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Model Discovery Waktu
Pendahuluan Apersepsi  Guru memberi salam dan menyapa peserta 10 menit
didik
 Guru dan peserta didik berdoa sebelum
memulai kegiatan pembelajaran. (Religius)
 Mengecek kehadiran peserta didik sambil
mengenal karakteristik peserta didik.
 Pembiasaan membaca (literasi) 15 menit
 Memberi pertanyaan (apersepsi) untuk
mengaitkan materi yang sudah dipahami
peserta didik dan terkait dengan materi
yang akan dipelajari, misalnya: mengapa
kita dapat mendengar suara burung
berkicau, orang bernyanyi, klakson mobil
atau kendaraan bermotor ?
Motivasi  Memberi motivasi kepada peserta didik
dengan pertanyaan :
o Dapatkah bunyi merambat di Bulan ?
o Mengapa kita selalu ledih dahulu melihat
kilat, sebelum mendengar petirnya ?
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti Mengamati  Pada tahap ini peserta didik di beri motivasi 100 menit
atau ranggsangan untuk memusatkan
perhatian pada topik yang akan dibahas
 Guru meminta peserta didik mempelajari
konsep bunyi dan melakukan dikusi tentang
konsep infrasonik, audiosonik, dan
ultrasonik
Mengumpulkan  Peserta didik mengumpulkan informasi
Informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan
yang telah di identifikasi melalui membaca
buku dan refrerensi lainnya dan melakukan
percobaan sesuai dengan LKDP yang
Langkah-langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Model Discovery Waktu
dibagikan.
 Mencatat data hasil pengamatan yang telah
dilakukan.

Mengolah Informasi  Peserta didik mendiskusikan hasil


pengamatan.
 Peserta didik menuliskan hasil diskusi dan
menempelkan potongan gambar pada kertas
plano
Menanya  Pada tahap ini peserta didik diberikan
kesempatan untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami dengan materi diskusi
yang telah dilakukan.
Mengkomunikasikan  Perwakilan dari kelompok
mempersentasikan hasil diskusi.
 Guru memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang
kinerjanya bagus.
Penutup Kesimpulan  Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil 10 menit
pembelajaran.
 Guru dan peserta didik mereview atau
penguatan terhadap kegiatan pemelajaran.
Refleksi  Guru menanyakan kepada peserta tentang
pembelajaran hari ini apakah
menyenangkan atau tidak?
Evaluasi  Peserta didik menjawab uji pemahaman
tentang bunyi yang telah disediakan.
 Pemberian tugas membaca tentang
resonansi pada buku siswa untuk pertemuan
berikutnya

 Pertemuan keempat (2 JP)


Langkah-langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Model Discovery Waktu
 Guru memberi salam dan menyapa peserta 10 menit
Pendahuluan Apersepsi
didik
 Guru dan peserta didik berdoa sebelum
memulai kegiatan pembelajaran. (Religius)
 Mengecek kehadiran peserta didik sambil
mengenal karakteristik peserta didik.
 Pembiasaan membaca (literasi) 15 menit
 Memberi pertanyaan (apersepsi) untuk
mengaitkan materi yang sudah dipahami
peserta didik dan terkait dengan materi
yang akan dipelajari, misalnya: mengapa
kentongan menghasilkan bunyi yang lebih
keras daripada kayu yang tidak berongga
ketika dipukul ?
Motivasi  Memberi motivasi kepada peserta didik
dengan pertanyaan :
o Apa fungsi kotak udara pada gitar biasa?
o Bagaimana mekanisme proses
mendengar pada manusia?
o Mengapa jika kita berteriak di tebing
Langkah-langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Model Discovery Waktu
seperti ada yang meniru suara kita?
o Mengapa pada saat di kamar mandi
suaramu terdengar lebih keras dan enak
didengar?
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti Mengamati  Pada tahap ini peserta didik diberi motivasi 60 menit
atau rangsangan untuk memusatkan
perhatian pada topik yang akan dibahas
 Guru meminta peserta didik mempelajari
resonansi dan pemantulan bunyi kemudian
melakukan diskusi dan melaukan kegiatan
percobaan pemantulan bunyi
Menanya  Pada tahap ini peserta didik diberikan
kesempatan untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami dengan materi diskusi
dan percobaan yang telah dilakukan.
Mengumpulkan  Peserta didik mengumpulkan informasi
Informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan
yang telah di identifikasi melalui membaca
buku dan refrerensi lainnya dan melakukan
percobaan sesuai dengan LKDP yang
dibagikan.
 Mencatat data hasil pengamatan yang telah
dilakukan
Mengolah Informasi  Pada tahap ini peserta didik mendiskusikan
hasil pengamatan.
 Peserta didik menuliskan hasil diskusi dan
menempelkan potongan gambar pada kertas
plano.
Mengkomunikasikan  Perwakilan dari kelompok
mempersentasikan hasil diskusi.
 Guru memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang
kinerjanya bagus.
Penutup Kesimpulan  Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil 10 menit
pembelajaran.
 Guru dan peserta didik mereview atau
penguatan terhadap kegiatan pemelajaran.
Refleksi  Guru menanyakan kepada peserta tentang
pembelajaran hari ini apakah
menyenangkan atau tidak?
Evaluasi  Peserta didik menjawab uji pemahaman
tentang bunyi yang telah disediakan.
 Pemberian tugas membaca tentang
mekanisme proses pendengaran pada
manusia dan sistem sonar serta manfaatnya
pada buku siswa untuk pertemuan
berikutnya
 Pertemuan Kelima (3 JP)

Langkah-langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Model Discovery Waktu
Pendahuluan Apersepsi  Guru memberi salam dan menyapa peserta 10 menit
didik
 Guru dan peserta didik berdoa sebelum
memulai kegiatan pembelajaran. (Religius)
 Mengecek kehadiran peserta didik sambil
mengenal karakteristik peserta didik.
 Pembiasaan membaca (literasi) 15 menit
 Memberi pertanyaan (apersepsi) untuk
mengaitkan materi yang sudah dipahami
peserta didik dan terkait dengan materi
yang akan dipelajari, misalnya: mengapa
anjing memiliki kemampuan dalam
mendengar bunyi dengan frekuensi yang
sangat rendah?
Motivasi  Memberi motivasi kepada peserta didik
dengan pertanyaan :
o Apa manfaat sistem sonar dalam
kehidupan sehari-hari ?
Kegiatan Inti Mengamati  Pada tahap ini peserta didik diberi motivasi 100 menit
atau rangsangan untuk memusatkan
perhatian pada topik yang akan dibahas
 Guru meminta peserta didik mempelajari
sistem sonar dan pemanfaatannya kemudian
melakukan diskusi.
Mengumpulkan  Meminta peserta didik pada setiap
Informasi kelompok untuk mencatat data hasil diskusi
yang telah dialukan.
Mengolah Informasi  Pada tahap ini peserta didik mendiskusikan
hasil pengamatan.
 Peserta didik menuliskan hasil diskusi dan
menempelkan potongan gambar pada kertas
plano.
Menanya  Pada tahap ini peserta didik diberikan
kesempatan untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami dengan materi diskusi
telah dilakukan.
Mengkomunikasikan  Perwakilan dari kelompok
mempersentasikan hasil diskusi.
 Guru memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang
kinerjanya bagus.
Penutup Kesimpulan  Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil 10 menit
pembelajaran.
 Guru dan peserta didik mereview atau
penguatan terhadap kegiatan pemelajaran.
Refleksi  Guru menanyakan kepada peserta tentang
pembelajaran hari ini apakah
menyenangkan atau tidak?
Evaluasi  Peserta didik menjawab uji pemahaman
tentang bunyi yang telah disediakan.
 Guru memberi informasi untuk pertemuan
berikutnya akan dilaksanakan ulangan
harian.
 Pertemuan Keenam (2 JP)

Langkah-langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Model Discovery Waktu
Pendahuluan Apersepsi  Memberi pertanyaan (apersepsi) untuk 10 menit
mengaitkan materi yang sudah dipahami
peserta didik dan terkait dengan materi
yang akan dipelajari, misalnya: mengapa
anjing memiliki kemampuan dalam
mendengar bunyi dengan frekuensi yang
sangat rendah?
Motivasi  Memberi motivasi kepada peserta didik
dengan pertanyaan :
o Apa manfaat sistem sonar dalam
kehidupan sehari-hari?
Kegiatan Inti Mengamati  Pada tahap ini peserta didik diberi motivasi 100 menit
atau rangsangan untuk memusatkan
perhatian pada topik yang akan dibahas
 Guru meminta peserta didik mempelajari
sistem sonar dan pemanfaatannya kemudian
melakukan diskusi.
Mengumpulkan  Peserta didik mengumpulkan informasi
Informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan
yang telah di identifikasi melalui membaca
buku dan refrerensi lainnya dan melakukan
percobaan sesuai dengan LKDP yang
dibagikan.
 Mencatat data hasil pengamatan yang telah
dilakukan.
Menanya  Pada tahap ini peserta didik diberikan
kesempatan untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami dengan materi diskusi
telah dilakukan.
Mengkomunikasikan  Perwakilan dari kelompok
mempersentasikan hasil diskusi.
 Guru memberikan penghargaan kepada
peserta didik atau kelompok yang
kinerjanya bagus.
Penutup Kesimpulan  Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil 10 menit
pembelajaran.
 Guru dan peserta didik mereview atau
penguatan terhadap kegiatan pemelajaran.
Refleksi  Guru menanyakan kepada peserta tentang
pembelajaran hari ini apakah
menyenangkan atau tidak?
Evaluasi  Peserta didik menjawab uji pemahaman
tentang bunyi yang telah disediakan.
 Guru memberi informasi untuk pertemuan
berikutnya akan dilaksanakan ulangan
harian.

 Pertemuan Ketujuh (3 JP)


Guru memberikan tes tulis (ulangan harian) untuk mengukur kemampuan peserta didik.
I. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian

No Jenis Penilaian Teknik Penilaian


a Sikap spiritual Observasi ( Jurnal )
b Sikap sosial Observasi (Jurnal )
c Pengetahuan Tes tertulis
d Keterampilan Kinerja

a. Sikap spiritual
Bentuk Contoh Bentuk Waktu
No Tehnik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1 Observasi Jurnal Lihat lampiran Saat pembelajaran Penilaian untuk
berlangsung dan pemcapaian
pembelajaran

b. Sikap sosial
Bentuk Contoh Bentuk Waktu
Tehnik Keterangan
No Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1 Observasi Jurnal Lihat lampiran Saat pembelajaran Penilaian untuk
berlangsung dan pencapaian
pembelajaran(ass
essment for and
of learning)

c. Penilaian Pengetahuan
1. Teknik Penilaian Pengetahuan

Teknik Bentuk Instrument Tujuan


Tes Pilihan Ganda Mengetahui penguasaan pengetahuan siswa untuk proses
tertulis pembelajaran dan/ pengambilan nilai

2. Kisi-kisi Tes Tertulis


No Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Bentuk Jml
Soal Soal
1. 3.11 Menganalisis Getaran, 1. Dapat menghitung PG 1
konsep getaran, Gelombang periode getaran
gelombang, dan dan bunyi 2. Dapat mengidentifikasi PG 1
bunyi dalam dalam karakteristik
kehidupan sehari- kehidupan gelombang longitudinal
hari termasuk sehari-hari dan gelombang
sistem transversal.
pendengaran 3. Dapat membedakan PG 1
manusia dan infrasonik, audiosonik,
sistem sonar pada dan ultrasonik.
hewan

3. Butir Soal
1. Sebuah bandul digetarkan selama 1 menit sehingga menghasilkan 40 getaran. Periode
bandul tersebut adalah ... sekon.
A. 1,5
B. 0,33
C. 0,25
D. 0,15
2. Perbedaan yang mendasar antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal
adalah ....
A. frekuensinya
B. amplitudonya
C. arah rambatnya
D. panjang gelombangSebutkan macam-macam organ yang berperan sebagai alat
ekskresi

4. Telinga manusia normal mampu mendengar bunyi yang memiliki frekuensi ... Hz.
A. kurang dari 20
B. lebih dari 20.000
C. antara 20- 20.000
D. lebih dari 200.000

4. Pedoman Penskoran Soal Pilihan Ganda


No
Alternatif Jawaban Skor Maksimal
Soal
1 A 2

2 C 2

3 C 2

d. Penilaian Ketrampilan
1. Kisi-Kisi Penilaian Kinerja
Teknik
No Kompetensi Dasar Materi Indikator
Penilaian
1. 4.11 Menyajikan hasil Getaran,  Menyajikan hasil kinerja
percobaan tentang gelombang dan percobaan tentang
getaran, bunyi dalam getaran.
gelombang, dan kehidupan sehari-
bunyi hari

2. Alat dan Bahan


No Alat No Bahan
1. Lembar Kerja Peserta Didik
2. Tali nilon sepanjang 15 cm dan 25 cm
3. Beban bermassa 15 g dan 25 g
4. Statif
5. Busur
6. Stopwatch

3. Rubrik Penskoran Penilaian Kinerja


SKOR
No Aspek yang dinilai
0 1 2 3 4
1 Ketrampilan mengamati
Ketrampilan menghubungkan antara periode getaran
2
(T) dengan frekuensi getaan (f)?
3 Membuat laporan
Jumlah
Skor maksimum 12 (4+4+4)

4. Rubrik Penilaian Kinerja


No Indikator Rubrik
1 Keterampilan 4. Pengamatan dilakukan dengan metode yang benar dan
mengamati teliti.
No Indikator Rubrik
3 Pengamatan dilakukan dengan metode yang benar
tetapi kurang teliti
2. Pengamatan dilakukan dengan metode yang kurang
benar.
1. Pengamatan dilakukan dengan metode yang tidak
benar.
2 Ketrampilan 4. Menghubungkan antara periode getaran (T) dengan
menghubungkan antara frekuensi getaan (f) hasil pengamatan secara tepat dan
periode getaran (T) teliti.
dengan frekuensi getaan 3. Menghubungkan antara periode getaran (T) dengan
(f) frekuensi getaan (f) hasil pengamatan secara tepat dan
kurang teliti.
2. Menghubungkan antara periode getaran (T) dengan
frekuensi getaan (f) hasil pengamatan secara kurang
tepat.
1. Menghubungkan antara periode getaran (T) dengan
frekuensi getaan (f) hasil pengamatan secara kurang
tepat dan kurang teliti.
3 Membuat laporan 4. Menyusun laporan secara sistematis , memuat judul,
tujuan, alat dan bahan, cara kerja, hasil pengamatan,
jawaban pertanyaan, kesimpulan dan tepat waktu
3. Menyusun laporan secara sistematis , memuat judul,
tujuan, alat dan bahan, cara kerja, hasil pengamatan,
jawaban pertanyaan, kesimpulan dan tidak tepat
waktu
2. Menyusun laporan kurang sistematis , dan kurang
tepat waktu
1. Menyusun laporan tidak sistematis , dan terlambat
lebih dari 2 hari

Skor Total yang diperoleh


Nilai= ×100 %
Skor total nilai maksimum

Mengetahui Banda Aceh, 3 Januari 2022


Kepala SMP Negeri 1 Banda Aceh Guru Mata Pelajaran IPA

Drs. Bustami Mutia Zuryati, S.Si


NIP 19621130 198803 1 005 NIP 197411102006042004
MATERI PENGAYAAN DAN REMEDIAL
Materi pengayaan
Telinga Berdengung (Tinnitus)

Pernahkah kamu mendengar suara berdenging di dalam


telinga sendiri? Dari manakah suara itu berasal? Mengapa hal
seperti itu bisa terjadi?
Bahayakah hal itu bagi kesehatan manusia? Agar kamu
memahami tentang hal tersebut, mari simak uraian berikut ini!
Seperti dikutip Mayo Clinic, Rabu (31/7/2013), tinnitus adalah
sebuah kondisi ketika seseorang mendengar suara dengungan di
dalam telinganya sendiri.
Ketika seseorang mengalami hal ini, mungkin saja ini
menjadi pertanda bahwa telinganya sedang atau akan mengalami
gangguan, seperti cedera atau bahkan kemampuan pendengaran akan menghilang. Kondisi ini memang
tidak terlalu serius dan biasanya hilang dengan sendirinya, namun hal ini mungkin akan menganggu
ketika akan mendengarkan suara dari luar. Telinga berdengung dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Berdengung subyektif
Suatu kondisi di mana suara dengungan yang ada dalam telinga hanya dapat didengarkan
sendiri, orang lain tidak bisa mendengarkannya. Ini merupakan jenis yang paling umum dari
tinnitus. Adanya masalah pada telinga bagian luar, tengah, atau dalam dan masalah pada saraf
pendengaran (auditory) dan pada bagian otak yang berfungsi menafsirkan sinyal saraf sebagai
suara (jalur pendengaran), mungkin menjadi penyebab dari telinga berdengung ini.

1. Berdengung obyektif
Suatu kondisi di mana suara dengungan yang ada dalam telinga dapat didengarkan oleh orang
lain, salah satunya dokter, ketika ia memeriksa telinga penderita. Ini merupakan jenis langka
dari tinnitus yang mungkin disebabkan oleh masalah pada pembuluh darah, kontraksi otot, dan
kondisi tulang telinga bagian dalam. Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, terutama orang
tua yang berumur lebih dari 60 tahun. Sebab, semakin tua usia seseorang, kemampuan organ
pendengaran juga ikut berkurang. Selain itu, jumlah serabut saraf yang berfungsi dalam telinga
juga turun menurun.
Hal ini akan menimbulkan masalah pada pendengaran dan sering dikaitkan dengan tinnitus.
Bila dibandingkan dengan wanita, kaum pria lah yang lebih berisiko
mengalami hal ini. Ketika seseorang mengalami hal ini, ia mungkin akan mengalami masalah
pada siklus tidur, sulit berkonsentrasi, memori otak bermasalah, sering lelah, depresi, stres, dan
mudah tersinggung. Namun, apabila masalah itu diatasi segera dengan cara yang tepat, suara
bising dalam telinga dapat berkurang dan tinnitus berangsur-angsur membaik.

Gejala
Umumnya, ketika seseorang tinnitus, ia akan mendengarkan suara-suara dengungan dalam
telinga. Jenis suara tersebut bervariasi, misalnya desisan, detak jantung, dan lain sebagainya. Suara
tersebut dapat bernada rendah tinggi dan biasanya akan mempengaruhi salah satu atau bahkan kedua
telinganya.

Penyebab
Dalam beberapa kasus, penyebab pasti dari tinnitus tidak dapat ditemukan. Namun, umumnya
hal ini akan terjadi ketika sel telinga bagian dalam mengalami kerusakan. Rambut halus yang ada
dalam telinga akan bergerak dalam kaitannya dengan tekanan gelombang suara. Setelah itu, sel-sel
telinga akan tercipu untuk melepas sinyal listrik melalui sel saraf pendengaran di telinga ke otak.
Kemudian, otak akan menafsirkan sinyal yang diterimanya sebagai suara. Namun, jika rambut yang
berada dalam telinga bengkok atau patah, hal ini akan mengakibatkan bocornya impuls yang ditujukan
ke otak. Itulah yang menyebabkan tinnitus. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami tinnitus, seperti:
1. Kebiasaan merokok
Perokok memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami tinnitus.
2. Sering terpapar oleh suara keras
Jika telinga sering terpapar oleh suara keras dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama, sel-
sel rambut sensori dalam telinga yang berfungsi untuk mengirimkan suara ke otak akan rusak.
Misalnya, ketika mendengarkan musik dengan volume yang sangat keras. Jika hal itu
berlangsung singkat, mungkin tinnitus akan hilang dengan sendirinya. Namun, jika hal itu
berlangsung dalam waktu yang lama, dapat mucul kemungkinan telinga akan mengalami
kerusakkan permanen.
3. Kotoran pada telinga
Memang kotoran pada telinga dapat melindungi saluran telinga dari kuman penyakit dan dapat
memperlambat pertumbuhan bakteri. Namun, jika kotoran pada telinga tidak pernah dibersihkan,
kotoran tersebut akan semakin menumpuk dan tertimbun dalam telinga. Hal ini dapat menganggu
pendengaran, mengiritasi gendang telinga, dan dapat menyebabkan tinnitus.
4. Perubahan struktur tulang di telinga
Tulang-tulang di telinga bagian tengah dapat mengalami pengerasan. Dalam istilah medis, hal itu
disebut dengan otosklerosis. Selain itu, telinga dapat mengalami pertumbuhan tulang yang tidak
normal. Jika ini terjadi, pendengaran akan terganggu dan dapat menyebabkan tinnitus.
5. Penyakit meniere
Penyakit meniere adalah salah satu gangguan pada telinga bagian dalam yang disebabkan oleh
tekanan yang tidak normal padacairan dalam telinga . Tinnitus dapat menjadi indikator awal dari
penyakit ini.
6. Gangguan TMJ
Gangguan TMJ adalah gangguan yang menyebabkan masalah pada sendi yang berada di tiap sisi
di kepala dan di depan telinga, di mana tulang rahang bawah akan memenuhi bagian tengkorak.
Jika seseorangmengalami hal ini, adakemungkinan ia akan mengalami tinnitus.
7. Cedera kepala atau cedera leher
Luka berat pada kepala atau leher dapat mempengaruhi telinga bagian dalam, saluran
pendengaran, dan mengganggu fungsi otak yang terkait dengan pendengaran. Cedera seperti ini
biasanya akan menyebabkan tinnitus pada satu telinga saja.
8. Gangguan pembuluh darah
a) Tekanan darah tinggi (hipertensi): Jika seseorang memiliki tekanan darah tinggi dan
disebabkan oleh faktor-faktor seperti stres, konsumsi alkohol dan kafein, ada kemungkinan ia
akan mengalami tinnitus.
b) Penyempitan pembuluh darah akibat adanya penumpukan kolestrol dan endapan lain dalam
tubuh. Akibatnya, aliran darah dalam tubuh akan terganggu dan biasanya alirannya lebih
kuat. Jika ini terjadi, seseorangakan mendengar jenis tinnitus pada kedua telinga, seperti ada
denyutan jantung pada kedua telinganya.
c) Tumor pada kepala atau leher: Tumor yang tumbuh di kepala atau di leher dapat menekan
pembuluh darah. Hal ini dapat menyebabkan tinnitus dan menimbulkan gejala lain.
d) Aliran darah yang tidak lancar: Ketika arteri karotid atau vena jugularis yang ada di leher
mengalami penyempitan, aliran darah menjadi tidak teratur (turbulen) dan dapat
menyebabkan tinnitus.

Pengobatan
Sebelum melakukan pengobatan, dokter akan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan pada
telinga, kepala, dan leher untuk mencari penyebab dari tinnitus yang dialami. Dokter biasanya akan
melakukan jenis pemeriksaan, seperti:
1. Audiologi
Ini merupakan ujian mendengar. Pasien akan duduk di sebuah ruangan kedap suara dan
mengenakan earphone untuk mendengarkan suara tertentu. Selanjutnyapasien diminta untuk
memberitahukan suara apa yang keluar dari earphone tersebut. Setelah itu, hasilnya akan dibandingkan
dengan hasil normal untuk usia pasientersebut. Dengan melakukan tes ini, dokter dapat
mengidentifikasi penyebab tinnitus.

2. gerakan
Dokter akan meminta pasien untuk menggerakan bola mata, membuka dan menutup rahang,
memindahkan leher, lengan, dan kaki. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah ada gangguan
tulang yang dapat menyebabkan tinnitus atau tidak.
3. Tes pencitraan (CT scan atau MRI)
Hal ini dilakukan bila dokter tidak dapat mengidentifikasi penyebab tinnitus dengan
pemeriksaan fisik. Dokter akan melakukan pemeriksaan dari bagian dalam tubuh pasien, untuk
menemukan hal-hal yang mungkin menyebabkan tinnitus.
Selain itu, dokter juga akan mencoba mendengarkan suara yang muncul dari dalam telinga.
Jenis suara tersebut bervariasi dan dapat menentukan penyebab dari tinnitus. Jenis suara yang muncul
ketika mengalami tinnitus, antara lain:
a) Suara klik: Jika yang didengarkan adalah bunyi seperti klik, hal ini mungkin disebabkan oleh
adanya kontraksi pada otot dalam dan sekitar telinga.
b) Suara seperti bersenandung: Suara seperti ini mungkin diakibatkan oleh masalah pada
pembuluh darah. Seseorang mungkin akan mendengarkan jenis suara ini ketika berolahraga atau
mengubah posisi, seperti ketika berdiri kemudian duduk.
c) Suara denyut jantung: Masalah pada pembuluh darah, seperti tekanan darah tinggi, aneurisma
atau tumor, dan penyumbatan saluran telinga atau tabung estachius, dapat memperkuat suara
detak jantung hingga terdengar dalam telinga. Kondisi ini disebut dengan tinnitus berdenyut.
d) Suara bernada rendah: Jika seseorang mengidap penyakit meniere, mungkin ia akan
mendengarkan suara bernada rendah dalam telinga. Namun, suara tersebut dapat menjadi sangat
keras ketika seseorang mendapatkan serangan vertigo.
e) Suara bernada tinggi: Paparan suara yang sangat keras dapat menimbulkan tinnitus dengan
suara bernada tinggi dalam telinga. Hal ini dapat hilang dengan sendirinya atu bahkan
permanen.
f) Berbagai jenis suara: Kotoran telinga, benda asing, dan rambut di liang telinga dapat
bergesekkan dengan gendang telinga. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya berbagai suara
dalam telinga.

Apabila penyebab tinnitus sudah diketahui, dokter akan menentukkan jenis pengobatan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi tinnitus yang dialami. Jenis pengobatan yang diambil disesuaikan
dengan penyebab yang mendasarinya. Dokter mungkin akan memberikan beberapa pilihan pengobatan
yang dapat mengurangi dan menyembuhkan tinnitus, seperti:
a) Membersihkan kotoran telinga
Bila kotoran telinga yang mengendap dalam telinga dibersihkan, mungkin gejala tinnitus dapat
berkurang dan berangsur-angsur membaik.
b) Pengobatan pembuluh darah
Jika penyebab tinnitus adalah akibat gangguan pada pembuluh darah, dokter mungkin akan
memberikan resep obat atau bahkan melakukan operasi untuk mengatasi masalah
tersebut.Selain itu, dokter mungkin akan memberi rekomendasi kepada pasienuntuk
menggunakan perangkat elektronik yang dapat mengurangi suara bising dalam telinga sekaligus
membantu pendengaran. Setelah mengetahui beberapa faktor yang dapat menyebabkan tinnitus,
mungkin seseorang dapat melakukan beberapa hal seperti berikut ini:
1) Mengurangi atau bahkan tidak mengkonsumsi alkohol.
Alkohol dapat meningkatkan kekuatan dari aliran darah sekaligus melebarkan pembuluh
darah. Jika seseoranggemar mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang besar, ia harus
menguranginya atau bahkan menghindarinya.
2) Belajar mengelola stres
Bila seseorang telah mengetahui bahwa stres menjadi penyebab dari tinnitus yang dialami, ia
harus belajar untuk mengelola stres, misalnya dengan melakukan terapi relaksasi, biofeedback,
dan olahraga. Itu mungkin dapat mengurangi rasa stres yang dialami.
3) Menjaga kesehatan jantung
Olahraga dengan teratur dan mengkonsumsi makanan yang sehat dapat menjaga pembuluh
darah tetap sehat sekaligus mencegah timbulnya tinnitus.
4) Mengurangi volume suara
Jika seseorangsering mendengarkan hal-hal yang terpapar dengan suara keras, maka harus
belajar untuk mendengarkannya dengan volume suara yang lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai