Anda di halaman 1dari 9

MEMAHAMI GELOMBANG

A. Pengertian
Gelombang adalah getaran yang merambat melalui medium perantara ataupun tidak melalui medium
perantara. Perambatan gelombang yang memerlukan medium perantara, seperti gelombang tali melalui tali,
suara melalui udara dan ada pula yang tidak memerlukan medium perantara yang berarti bahwa gelombang
tersebut dapat merambat melalui daerah vakum (hampa udara), seperti gelombang listrik magnet
(elektromagnetik) dapat merambat dalam daerah vakum. Perambatan gelombang dalam medium perantara
tidak diikuti oleh perambatan media, tapi partikel-partikel medium perantaranya lah yang akan bergetar.
Sehingga pada gelombang yang merambat adalah gelombangnya bukan zat medium perantarannya.

Syarat utama yang harus dimiliki oleh medium perantara untuk mengakomodasi gelombang adalah medium
perantara tersebut harus elastis. Artinya bila medium tersebut ditekan atau diregangkan oleh sebuah gaya,
ia akan dapat kembali ke bentuk semula saat gaya itu digerakkan.

1. Klasifikasi Gelombang
Berdasarkan sumber getarnya, tanpa disertai dengan medium perantaranya, gelombang dapat
diklasifikasikan dalam dua bagian, yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.

Gelombang mekanik adalah sesuatu gelombang yang dapat dibentuk dan dirambatkan dalam medium
atau zat perantara yang berbahan elastis. Sebagai contoh gelombang bunyi merambat dalam gas, zat
cair dan zat padat.

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang sumbernya berasal dari getaran partikel
bermuatan yang menimbulkan perubahan medan magnetik dan medan listrik. Gelombang elektromagnet
tidak membutuhkan medium atau zat perantara dalam perambatannya, artinya gelombang
elektromagnetik ini dapat merambat dalam ruang hampa udara (vakum). Tetapi gelombang ini juga
dapat merambat dalam suatu medium atau zat perantara, bergantung pada frekuensi gelombang.

2. Macam Gelombang
Jika ditinjau dari arah gelombang, maka gelombang dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu gelombang
transversal (bujur), gelombang longitudinal (melintang, jajar) dan gelombang kombinasi.

Gelombang Transversal (bujur) adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus terhadap arah
perambatan gelombang. Yang termasuk dalam gelombang ini adalah gelombang pada slinki yang
digerakkan ke atas dan ke bawah. Contoh lain gelombang transversal ini adalah gelombang pada tali
yang digerakkan serta gelombang cahaya juga termasuk dalam gelombang transversal. Pada gelombang
transversal, satu panjang gelombang adalah jarak yang sama dengan satu bukit gelombang ditambah
satu lembah gelombang.

Contoh : Gelombang pada permukaan air, dan semua gelombang elektromagnetik, seperti gelombang
cahaya, gelombang radio dan gelombang pada tali yang digerakkan.

Gambar 1. Gelombang Transversal

Gelombang Longitudinal (melintang, jajar) adalah gelombang yang arah getarannya berhimpit atau
sejajar dengan arah perambatan gelombang. Contoh gelombang yang termasuk gelombang longitudinal
adalah gelombang bunyi atau gelombang tekanan udara. Gelombang tekanan udara berupa rapatan-
rapatan dan regangan-regangan. Pada gelombang longitudinal, jarak yang sama dengan satu rapatan
ditambah satu regangan disebut satu panjang gelombang.

Contoh : gelombang bunyi atau suara atau gelombang tekanan udara. Gelombang tekanan udara
berupa rapatan-rapatan dan regangan-regangan materi udara.
C = Compression (Kompresi)
R = Refraction (Dilatasi)

Gambar 2. Gelombang Longitudinal

Gelombang Kombinasi adalah gelombang yang terdiri dari kombinasi atau campuran antara gelombang
transversal (bujur) dan gelombang longitudinal (melintang, jajar), contohnya gelombang air. Pada
gelombang air, gerak partikel-partikel air tidak tegak-lurus maupun paralel dengan arah rambatnya,
artinya pada gelombang air, terdapat komponen transversal maupun longitudinal, karena partikel air di
permukaan air bergerak dalam lintasan melingkar seperti terlihat pada di bawah ini

Gambar 3. Gelombang Kombinasional

3. Bunyi atau Suara


Bunyi atau suara adalah energi yang dirambatkan dalam bentuk gelombang, yang dapat menyebabkan
sensasi aural, artinya bunyi atau suara dapat kita dengar. Ada banyak sekali bunyi atau suara di sekitar
kita, dan ini patut disyukuri. Dapatkah kita bayangkan andai tidak ada bunyi atau suara sama sekali di
sekitar kita? Perhatikan ketika kita berjalan-jalan di taman. Kita dapat mendengar burung berkicau,
anjing menggonggong dan masih banyak bunyi-bunyian lain. Di tempat yang gelap pun kita masih dapat
mendengarkan dentang lonceng, atau suara kendaraan di jalan. Alat-alat musik, juga menghasilkan
bunyi, bunyi yang indah, dan salah satu di antaranya adalah drum yang dipukul. Bunyi atau suara
dimulai dari getaran drum ketika ia dipukul. Selanjutnya getaran itu dirambatkan dan menghasilkan
gelombang, dan karena dapat didengar manusia maka ia disebut gelombang bunyi atau suara. Jadi
setiap kali Anda mendengar bunyi pasti entah di mana ada sesuatu yang bergetar sebagai sumber bunyi
tersebut.
C R C R C R C R C R C
Gambar 4. Rambatan Bunyi atau Suara
B. Gelombang Bunyi atau Suara atau Audio
Gelombang suara adalah gelombang longitudinal yang dihasilkan dari sebuah benda yang bergetar dan
menggetarkan medium udara atau molekul-molekul udara yang ada disekitarnya untuk ikut bergetar maju-
mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah
tekanan tinggi, tapi di tempat lain merenggang, sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang
bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Gelombang
bunyi ini menghantarkan bunyi ke telinga manusia seperti yang terlihat pada gambar 4.

Gambarannya adalah senar gitar yang dipetik, senar gitar akan bergetar dan getaran ini merambat di udara,
atau air, atau material lainnya. Satu-satunya tempat dimana suara tak dapat merambat adalah ruangan
hampa udara.

Gelombang bunyi dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu gelombang infrasonic, gelombang audio sonic, dan
gelombang ultrasonic.

Gelombang Infrasonic, yaitu bunyi yang punya frekuensi kurang dari 20 Hz. Bunyi infrasonik ini tidak
dapat didengar oleh manusia, karena mungkin terlalu rendah frekuensinya jadi sulit didengar oleh kita dan
yang bisa mendengar suara ini hanya beberapa hewan saja, seperti anjing dan jangkrik.

Gelombang audio sonic, yaitu bunyi yang punya frekuensi antara 20 Hz-20.000 Hz. Bunyi audio sonik
adalah gelombang bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia. Angka 20 Hz sebagai frekuensi suara
terendah yang dapat didengar, sedangkan 20 KHz merupakan frekuensi tertinggi yang dapat didengar.

Gelombang ultrasonic, yaitu bunyi yang punya frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Bunyi ini tidak dapat
didengar oleh telinga manusia karena terlalu tinggi frekuensinya. Kalau kita bisa dengar, kuping kita akan
merasa sakit, dan bunyi ini dapat didengar oleh beberapa hewan saja, seperti lumba-lumba dan kelelawar.
Bunyi ultrasonik ini juga sering digunakan oleh manusia pada aplikasi radar untuk mendeteksi kedalaman
laut dan objek tertentu, serta dapat digunakan untuk mengukur panjang gua dan ketebalan logam di
industri.

Pemanfaatan gelombang audio memberikan lapangan kerja bidang produksi sinyal audio yang meliputi,
perekaman, manipulasi sinyal dan reproduksi gelombang suara. Untuk memahami sinyal audio ini kita harus
memiliki pemahaman dua hal yaitu :

 Gelombang suara : apa itu suara, bagaimana menghasilkan dan bagaimana mendengarkannya
 Peralatan suara : apa perbedaan komponen, bagaimana kerjanya, bagaimana memilih peralatan yang
benar dan bagaimana menggunakannya dengan tepat.

Sebagai catatan teknis : secara fisik suara merupakan bentuk energi dikenal sebagai energi akustik.

C. Elemen Suara
Sebelumnya kita melihat bagaimana tekanan atmosferik yang
berdekatan dengan loudspeaker dapat digambarkan sebagai
suatu gelombang. Gelombang bisa memiliki bentuk yang
sangat rumit, tetapi setiap gelombang dapat dianggap sebagai
perpanjangan dari suatu gelombang yang sederhana yaitu
sinusoid, yang dapat digambarkan seperti pada gambar di
samping ini.

Gelombang Sinusoid memiliki serangkaian nilai elemen–elemen


seperti : 1) Kecepatan (v), 2) Frekuensi (f), 3)Periode (T), 4)
Amplitudo (A), 5) Fase (φ),dan 6) Panjang gelombang (λ)

1. Kecepatan (v)
Kecepatan suara melalui udara rata-rata adalah 344 m/sec. Semakin padat medium yang digunakan,
semakin cepat suara menyebar. Kecepatan penyebaran suara bergantung kepada densitas dari
medium. Setiap medium memiliki kecepatan suaranya masing-masing yang ditentukan pada
temperatur konstan 23/24 oC. Ini bertindak sebagai nilai referensi karena ketika temperatur berubah-
ubah, maka karakteristik dan kecepatan suara dalam medium berubah-ubah. Ketika medium menjadi
lebih hangat, energi kinetik ditransfer ke partikelnya. Ketika partikel berhubungan dengan
gelombang, partikel medium bereaksi lebih cepat terhadap rangsangan sehingga menyebarkan
energi suara yang diterima dengan lebih cepat. Dengan kata lain; kecepatan suara medium
bertambah. Rata-rata terjadi perubahan 0.6 m/sec untuk setiap perubahan suhu medium satu
derajat. Di udara tipis dan dingin pada ketinggian lebih dari 11 km, kecepatan bunyi 278 m/detik. Di
air, kecepatannya 1500 m/detik, jauh lebih cepat daripada di udara. Jarak yang ditempuh bunyi tiap
satuan waktu disebut cepat rambat bunyi (v), dan satuan ukurnya meter per detik (m/S).

Secara matematis, hal itu dituliskan sebagai berikut:


Dengan :
s v = cepat rambat gelombang bunyi (m/s)
v= s = jarak tempuh (m)
t t = waktu tempuh (s).

Contoh : cepat rambat gelombang bunyi adalah 340 m/s, jarak yang ditempuh 120 meter.
Berapakah waktu tempuhnya.

Jawab : v = 340 m/s dan s = 120 m.

: v=s/t à t=s/v à 120/340 = 0,353 detik

2. Frekuensi (f)
Frekuensi adalah jumlah siklus yang dibuat suatu
gelombang dalam satu detik. Satu siklus terdiri dari
satu semi-gelombang positif dan satu semi-
gelombang negatif. Satuan ukurnya adalah
Hertz/Hz (1/sec). artinya suatu gelombang dengan
frekuensi 1 Hz menyelesaikan satu siklus setiap 1
detik. Gambar disamping memperlihatkan frekuensi
sinusoid 5 Hz

Secara matematis dapat dituliskan :

Dengan :
1 T = Perioda gelombang (s).
f= f = frekuensi (Hz).
T 1 = Konstanta.

Contoh : Perioda suatu gelombang bunyi adalah 0,5 detik.


Berapakah Frekuensinya.

Jawab : T = 0,5 s.

: f=1/T à f = 1/0,5 = 2 Hz

3. Periode (T)
Perioda adalah selang waktu yang diperlukan untuk melakukan
satu getaran sempurna. Perioda dilambangkan dengan huruf T.
Hubungan antara frekuensi dan periode adalah berbanding
terbalik, berarti semakin besar frekuensinya, maka periodenya
akan semakin kecil. Satuan ukurnya adalah detik (S)

Secara matematis dapat dituliskan :

Dengan :
1 T = Perioda gelombang (S).
T= f = frekuensi (Hz).
f 1 = Konstanta.

Contoh : Frekuensi suatu gelombang bunyi adalah 50 Herz (Hz).


Berapakah waktu Periodenya.

Jawab : f = 50 Hz.

: T=1/f à T = 1/50 = 0,02 S = 20 mS

4. Amplitudo (A)
Amplitudo adalah unit yang mengukur jarak antara titik
ekuilibrium dengan titik maksimum dari gelombang. Amplitudo
yang lebih besar menunjukkan volume lebih tinggi. Ada dua
jenis pengukuran amplitudo. Pertama adalah peak to peak
amplitude (Vpp) yang merupakan kuantitas absolut. Ini adalah
pengukuran titik amplitudo tertinggi yang dicapai gelombang.
Kedua adalah pengukuran amplitudo sesuai dengan pendenga-
ran manusia dan disebut amplitudo efektif (RMS, Root Mean
Square)
Secara matematis dapat dituliskan :

Dengan :
A A = Tinggi gelombang puncak ke puncak (Vpp).
Ae= Ae = Besarnya tegangan RMS (Vrms).
√2 √2 = Konstanta.

Contoh : Suatu gelombang bunyi mempunyai tinggi gelombang 6 Vpp.


Berapakah tinggi amplitudo efektifnya.

Jawab : A = 6 Vpp.

: Ae = A / √2 à Ae = 6/√2 = 4,24 Vrms.

5. Panjang Gelombang
Panjang gelombang adalah jarak antara dua titik yang
berhubungan (contoh dua titik maksimum yang berurutan)
sepanjang gelombang.

Secara matematis dapat dituliskan :

Dengan :
c C = Cepat rambat gelombang
λ= suara
f 344 m/s.
f = frekuensi kerja (Hz).

Contoh : Suatu gelombang bunyi mempunyai frekuensi 100 Hz.


Berapakah panjang gelombang frekuensitersebut.
Jawab : f = 100 Hz, C = 344 m/s.

: λ = C/f à λ = 344 m/s/100 = 3,44 meter.

Dengan kata lain, untuk setiap siklus, gelombang 100 Hz menyebar sepanjang 3,44 m,

6. Fase
Fasa adalah pergeseran periode waktu arus bolak-balik dari 1 2 3
posisi baris nol. Gambar disamping menggambarkan tiga
kumparan yang serupa ditempatkan sejauh sudut  dan , Um
bergerak pada medan yang sama dengan kecepatan sudut
yang sama pula.
t
Pada gambar terlihat bahwa besarnya tegangan induksi dari β α
ketiga kumparan sama, tetapi harga nol dan maksimumnya
tidak bersamaan dalam mencapainya. Hal tersebut berarti
beda fasa antara 1 dan 2 adalah o ; beda fasa antara 2 dan
3 o, dan beda fasa antara 1 dan 3 adalah ( + ) o.

Pada gambar terlihat bahwa besarnya tegangan induksi dari ketiga kumparan sama, tetapi harga nol dan
maksimumnya tidak bersamaan dalam mencapainya. Hal tersebut berarti beda fasa antara 1 dan 2
adalah o ; beda fasa antara 2 dan 3 o, dan beda fasa antara 1 dan 3 adalah ( + ) o .

Gelombang suara dalam fasa yang sama dijumlahkan akan menghasilkan gelombang yang lebih kuat,
bila fasa berlawanan, dan tertinggal 180o kemudian masing-masing dijumlahkan akan menghasilkan nilai
nol. Ini banyak dijumpai pada kerja piranti penundaan nois, sedangkan bila gelombang suara yang
mempunyai hubungan fasa bervariasi maka akan menghasilkan pengaruh suara yang berbeda.

D. Interaksi Gelombang Suara


Di bagian ini kita melihat bagaimana suara berlaku ketika berinteraksi dengan rintangan pada jalurnya.
Pada umumnya kelakukan interaksi ini bergantung kepada bahan dan dimensi dari rintangan serta
kandungan frekuensi dari suara.

Tingkah laku atau interaksi yang akan kita bahas berlaku untuk gelombang pada umumnya dan pada
khususnya gelombang suara saja. Gelombang secara umum akan mengalami tingkah laku antara lain : 1)
Refleksi atau pantulan,2). Difraksi atau penyebaran, 3) Refraksi atau pembiasan, dan 4) Absorpsi atau
penyerapan

1. Refleksi (Pemantulan)
Salah sifat gelombang adalah dapat dipantulkan sehingga gelombang bunyi juga dapat mengalami hal
ini. Pada peristiwa pemantulan gelombang akan berlaku hukum pemantulan gelombang yaitu sudut
pantul sama dengan sudut datang. Artinya, ketika berkas gelombang datang membentuk sudut θ
terhadap garis normal (garis yang tegak lurus permukaan pantul), maka berkas yang dipantulkan akan
membentuk sudut θ terhadap garis normal. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pemantulan bunyi dalam
ruang tertutup dapat menimbulkan gaung. Yaitu sebagian bunyi pantul bersamaan dengan bunyi asli
sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas. Untuk menghindari terjadinya gaung maka dalam bioskop,
studio radio dan televisi, dan gedung konser musik dindingnya dilapisi zat peredam suara yang biasanya
terbuat dari kain wol, kapas, gelas, karet, atau besi.

2. Refraksi (Pembiasan)
Salah satu sifat gelombang adalah mengalami pembiasan. Pembiasan gelombang (refraksi) adalah
pembelokan arah muka gelombang ketika masuk dari satu medium ke medium lainnya. Adakalanya
pembiasan dan pemantulan terjadi secara bersamaan. Ketika gelombang datang mengenai medium lain,
sebagian gelombang akan dipantulkan dan sebagian lainnya akan diteruskan atau dibiaskan. Refraksi
terjadi karena gelombang memiliki kelajuan berbeda pada medium yang berbeda.

Kita sekarang tahu suara merambat lebih


cepat dalam medium lebih padat.

Dinding memiliki kepadatan lebih tinggi


daripada udara sehingga gelombang
yang mulai mempenetrasi dinding
bergerak lebih cepat daripada yang
diluar dinding. Ketika gelombang
memasuki dinding, gelombang yang
sama memiliki bagian yang lebih cepat
(bagian yang sudah ada dalam dinding)
dan bagian yang lebih lambat (yang
masih berada di luar dinding). Ketika
semua gelombang telah memasuki
dinding sepenuhnya, arah
perambatannya mengalami perubahan
sudut. Keluar dari dinding, fenomena
yang sama terjadi tetapi secara terbalik, dan gelombang kembali ke arah originalnya.

Sekarang kita melihat bagaimana fenomena ini menjadi relevan dalam konser udara terbuka dimana
kondisi berubah sepanjang hari, sehingga
memodifikasi difusi suara di udara lingkungan.

Di pagi hari lapisan atas (udara dingin)


memiliki densitas lebih besar dibandingkan
lapisan bawah (udara hangat) sehingga suara
cenderung bergerak ke atas seperti
ditunjukkan gambar (gambar pertama)

Di sore hari situasi sebaliknya terjadi dan lapi-


san lebih padat (udara dingin) menjadi inferi-
or. Hal ini menyebabkan udara bergerak ke
bawah sebagaimana ditunjukkan pada gambar
kedua. Hal ini harus dipertimbangkan dengan
hati-hati ketika mengorganisir suatu konser
udara terbuka karena proses pemasangan
yang lama terjadi berjam-jam sebelum konser dimulai sehingga kondisi atmosferik telah berubah
ketika dimulai.

3. Interferensi
Peristiwa interferensi terjadi karena perpaduan dua buah
gelombang yang memiliki frekwensi dan beda fase yang
sama, saling bertemu. Perpaduan atau superposisi gelom-
bang ketika dua gelombang atau lebih tiba di tempat yang
sama pada saat yang sama. Interferensi dua gelombang
dapat menghasilkan gelombang yang amplitudonya saling
menguatkan (interferensi maksimum) yang biasa disebut
interferensi konstruktif dan dapat juga menghasilkan
gelombang yang amplitudonya saling melemahkan
(interferensi minimum) yang biasa disebut interferensi
destruktif.

Contoh : misalnya waktu kita berada diantara dua buah


loudspeaker dengan frekuensi dan amplitudo yang sama
atau hampir sama maka kita akan mendengar bunyi yang
keras dan lemah secara bergantian.

4. Difraksi (Pembelokan)
Difraksi adalah peristiwa pembelokan gelombang ketika
melewati celah sempit atau penghalang. Gelombang bunyi
sangat mudah mengalami difraksi karena gelombang bunyi
diudara memiliki panjang gelombang dalam rentang
sentimeter sampai beberapa meter. Seperti yang kita
ketahui, bahwa gelombang yang lebih panjang akan lebih
mudah didifraksikan. Peristiwa difraksi terjadi misalnya saat
kita dapat mendengar suara mesin mobil ditikungan jalan
walaupun kita belum melihat mobil tersebut karena
terhalang oleh bangunan tinggi dipinggir tikungan.

Perhatikan gambar samping untuk contoh defraksi pada


gelombang air yang melewati celah sempit.

5. Effek Dopler:
Effek Dopler adalah peristiwa berubahnya
frekwensi gelombang suara akibat gerak
relative antara sumber gelombang suara
dengan pengamat. Peristiwa ini dapat
diamati ketika kita mendengarkan suara
ambulan yang mendekati atau menjauhi
kita. Akan terdengar makin tinggi
frekuensinya saat mendekati kita dan
makin merendah frekuensinya saat
menjauhi kita.

6. Absorpsi
Absorpsi dapat dideskripsikan sebagai konversi energi akustik menjadi energi termal oleh
permukaan. Dengan kata lain, ketika suara melintasi rintangan, terjadi transfer energi yang
kemudian dilepas sebagai panas.

E. Bentuk Gelombang
a. Sinusoid murni

Sinusoid murni telah dijelaskan sebelumnya. Gelombang sinusoid


diindera sebagai nada frekuensi yang sama dengan frekuensi
sinusoid. Gelombang ini mudah untuk dihasilkan secara elektronik
dan sering digunakan sebagai instrumen pengukuran.

f = 1f, 2f, 3f, 4f, …, nf


A = 1, ½, 1/3, ¼, …, 1/n
b. Sawtooth wave

Sawtooth wave atau gelombang gerigi mengandung semua X


harmonik, dimana amplitudo dari setiap harmonik adalah setengah
dari harmonik sebelumnya.

f = 1f, 2f, 3f, 4f, …, nf Y


A = 1, 1/2, 1/3, 1/4, …, 1/n

c. Square wave

Square wave atau gelombang kotak memiliki laju gelombang dan X


kita dapat melihat kandungan harmonik dari square wave murni
terdiri dari harmonik genap. Amplitudonya menurun pada laju 1/f.
Secara empiris, hal ini berarti harmonik kedua (harmonik yang Y
memiliki tiga kali lipat frekuensi harmonik fundamental, karena
harmonik yang memiliki dua kali lipat frekuensi tidak ada) memiliki
amplitudo 1/3 dari harmonik fundamental, harmonik ketiga memiliki
1/5, dst.

f = 1f, 3f, 5f, dst


A = 1, 1/3, 1/5, dst

d. Triangular wave

Triangular wave memiliki kandungan harmonik yang mirip dengan X


square wave. Perbedaannya adalah penurunan amplitudo terjadi
dengan laju 1/f 2.
Y
f = 1f, 3f, 5f, dst
A = 1, 1/9, 1/25, dst

e. Hypertone

Perbedaan utama antara harmonik dan hypertone adalah hypertone tidak berhubungan secara
eksplisit dengan frekuensi fundamental sementara harmonik adalah perkalian integernya. Hypertone
bergantung kepada instrumen musik yang menghasilkannya dan menambahkan karakter suara
meskipun amplitudonya lebih lemah daripada amplitudo harmonik.

F. Kombinasi Gelombang Sinus


Sesuai dengan karakter gelombang terutama gelombang sinus maka gelombang ini dapat dikombinasi
dengan gelombang sinus lainnya sehingga didapatkan gelombang sinus baru yang sama baik amplitudo
frekuensi maupun bentuknya.

Jika dua atau lebih sinyal gelombang sinus mempunyai frekuensi sama dan amplitudo ditambahkan,
didapatkan hasil sinyal yang memiliki frekuensi sama dan amplitudo tergantung hubungan fasa dari sinyal
aslinya. Jika terdapat beda fasa 120 o, menghasilkan amplitudo yang sama seperti salah satu dari sinyal
aslinya. Jika dikombinasikan dalam fasa yang sama menghasilkan dua kali dari amplitudo dari salah satu
sinyal asli. Untuk perbedaan fasa antara 120 o dan 240o menghasilkan sinyal yang selalu memiliki amplitudo
kurang dari salah satu dari sinyal aslinya. Jika kedua sinyal memiliki beda fasa pasti 180 o akan
menghasilkan total nol.

3V 3V 6V

+ =

3V 3V 4,5V

+ =
3V
3V 3V

+ =

3V 3V 1,5V

+ =

3V 3V
0V
+ =

2V 3V 1V

+ =

Anda mungkin juga menyukai