Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perkembangan dunia pengetahuan sekarang ini, gelombang bunyi dapat
dimanfaatkan dalam berbagai keperluan penelitian. Di bidang kelautan misalnya untuk
mengukur kedalaman laut, di bidang industri misalnya untuk mengetahui cacat yang terjadi
pada benda-benda hasil produksinya, di bidang pertanian untuk meningkatkan kualitas hasil
pertanian, dan di bidang kedokteran dapat digunakan untuk terapi adanya penyakit dalam
organ tubuh.
Untuk keperluan tersebut digunakan suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip pemantulan
gelombang bunyi yang disebut SONAR (Sound Navigation Ranging).
Prinsip kerja SONAR berdasarkan prinsip pemantulan gelombang ultrasonik. Alat
ini diperkenalkan pertama kali oleh Paul Langenvin, seorang ilmuwan dari Prancis pada tahun
1914. Pada saat itu Paul dan pembantunya membuat alat yang dapat mengirim pancaran kuat
gelombang bunyi berfrekuensi tinggi (ultrasonik) melalui air.
Pada dasarnya SONAR memiliki dua bagian alat yang memancarkan gelombang
ultrasonik yang disebut transmiter (emiter) dan alat yang dapat mendeteksi datangnya
gelombang pantul (gema) yang disebut sensor (reciver). Gelombang ultrasonik dipancarkan
oleh transmiter (pemancar) yang diarahkan ke sasaran, kemudian akan dipantulkan kembali
dan ditangkap oleh pesawat penerima (reciver).
Dengan mengukur waktu yang diperlukan dari gelombang dipancarkan sampai
gelombang diterima lagi, maka dapat diketahui jarak yang ditentukan. Untuk mengukur
kedalaman laut, SONAR diletakkan di bawah kapal. Dengan pancaran ultrasonik diarahkan
lurus ke dasar laut, dalamnya air dapat dihitung dari panjang waktu antara pancaran yang
turun dan naik setelah digemakan.

Banyak sekali teknologi yang memanfaatkan gelombang bunyi dan gelombang


cahaya. Sebagai contoh : teknologi sederhana yang dilakukan oleh nelayan tradisional di
perairan laut jawa, yang biasa mereka sebut dengan telpon ikan. Yaitu mendeteksi keberadaan
ikan dengan mendengarkan suara-suara melalui dayung mereka. Tetapi karena gelombang
bunyi audible ( 20 Hz-20.000 Hz ) ini luas sekali jelajahnya, dan banyak sumber-sumber
gangguannya, maka orang lebih cenderung menggunakan gelombang bunyi ultra
( ultrasonic ) dengan frekuensi > 20.000 Hz. Ultasonic banyak sekali digunakan a.l. untuk
pengukuran kedalaman laut. Yakni dengan mengirimkan gelombang ke arah dasar laut, dan
mengukur waktu kembalinya pantulannya. Dengan demikian bisa diperoleh jarak tempuh
gelombang ( 2 x kedalaman laut ).
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan dapat disimpulkan bahwa :


1. Bagaimana penjelasan dan penguraian konsep Gelombang dan Bunyi?
2. Bagaimana prinsip kerja pada Sonar?
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan dan menguraikan konsep Gelombang dan Bunyi.
2. Untuk menjelaskan prinsip kerja Gelombang dan Bunyi pada Sonar.

1.4 Manfaat
1. Sebagai sumber referensi bagi para akademisi mengenai Gelombang dan Bunyi
serta penerapannya.
2. Sebagai sumber pengetahuan bagi masyarakat luas untuk memahami Gelombang
Bunyi dan penerapannya.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian gelombang


Gelombang adalah osilasi (getaran) yang merambat pada suatu medium atau tanpa
medium dengan tidak disertai perambatan bagian-bagian medium itu sendiri. Dalam
perambatannya gelombang memindahkan energi dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Sedangkan getaran sendiri, artinya gerakan yang arahnya bolak - balik melalui titik
setimbang.
2.2 Jenis-jenis Gelombang
Jenis gelombang dibedakan berdasarkan medium perambatannya dan berdasarkan
arah rambatnya.
Berdasarkan medium perambatannya gelombang dibedakan menjadi gelombang
mekanik dan gelombang elektromagnetik.
a.
Gelombang mekanik.
Gelombang mekanik merupakan gelombang yang merambat pada suatu
medium sebagai media perambatannya. Gelombang jenis ini tidak dapat merambat
jika tidak ada medium sebagai perantara gelombang. Contoh gelombang mekanik
diantaranya gelombang pada tali, gelombang pada permukaan air, dan gelombang
bunyi. Gelombang pada tali merambat dengan tali sebagai media perambatannya.
Gelombang

pada

permukaan

air

merambat

dengan

air

sebagai

media

perambatannya. Gelombang bunyi dapat merambat melalui udara, zat padat, atau
zat cair sebagai media perambatannya.
Ada beberapa sifat gelombang mekanik, diantaranya:
Perambatan getaran di suatu medium mempunyai kelajuan tertentu yang
dinamakan cepat rambat gelombang. Kelajuan atau cepat rambat gelombang ini

sangat ditentukan oleh sifat mekanik medium.


Partikel dari medium tidak merambat melalui ruang-ruang di medium, tetapi
partikel medium bergerak bolak-balik atau turun naik terhadap posisi

kesetimbangan partikel tersebut.


Gelombang menyalurkan energi dari satu ruang ke ruang lain di dalam medium.
Gelombang memindahkan energi, bukan memindahkan partikel.

b. Gelombang elektromagnetik.
Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang yang merambat tanpa
memerlukan suatu medium sebagai media perambatannya. Oleh karena gelombang
elektromagnetik dapat merambat tanpa memerlukan adanya media perambatan,
gelombang ini dapat merambat melalui ruang hampa. Contoh gelombang
elektromagnetik adalah gelombang cahaya, gelombang radio, radiasi infra merah,
3

radiasi ultraviolet, sinar-X, dan sinar gamma. Itulah sebabnya cahaya matahari
mampu sampai ke permukaan bumi, meskipun melewati ruang hampa.
Susunan semua bentuk gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang
gelombang dan frekuensinya disebut spektrum elektromagnetik. Gambar spectrum
elektromagnetik di bawah disusun berdasarkan panjang gelombang (diukur dalam
satuan _m) mencakup kisaran energi yang sangat rendah, dengan panjang
gelombang tinggi dan frekuensi rendah, seperti gelombang radio sampai ke energi
yang sangat tinggi, dengan panjang gelombang rendah dan frekuensi tinggi seperti
radiasi X-ray dan Gamma Ray.

Berdasarkan arah rambatnya gelombang dibedakan menjadi 2, yaitu gelombang


transversal dan gelombang longitudinal.
a. Gelombang transversal, adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus
terhadap arah perambatannya. Contoh dari gelombang transversal adalah
gelombang pada tali, gelombang pada permukaan air, dan semua gelombang
elektromagnetik, seperti gelombang cahaya, gelombang radio, ataupun gelombang
radar. Sumber getaran untuk gelombang air berada pada tempat batu jatuh sehingga
gelombang menyebar ke segala arah. Dari gambar tersebut tampak bahwa semakin
jauh dari sumber, gelombang semakin kecil. Hal tersebut disebabkan energi yang
dirambatkan semakin berkurang.

b. Gelombang longitudinal, adalah gelombang yang arah getarannya searah dengan


arah perambatnya, misalnya gelombang bunyi, gelombang pada slinki yang ditarik
atau ditekan.

2.3 Sifat-sifat Gelombang


a. Pemantulan gelombang, adalah pembelokan arah rambat gelombang karena
mengenai bisang batas medium yang berbeda. Gelombang pantul memiliki arah
yang berlawanan dengan gelombang datang namun mesih berada pada medium
yang sama.

b. Pembiasan gelombang, adalah pembelokan arah rambat gelombang dari daerah


dakam ke daerah dangkal. Pada peristiwa pembiasan frekuensi gelombang selalu
tetap, tapi panjang gelombang dan cepat rambatnya mengalami perubahan.

c. Polarisasi gelombang, adalah perubahan arah rambat gelombang setelah melewati


medium polaroid. Polarisasi hanya dapat terjadi pada gelombang transversal.
Cahaya tak terpolarisasi adalah cahaya murni yang getarannya ke segala arah.
Cahaya mengalami polarisasi linear ketika cahaya melewati polaroid menyebabkan
arah perambatan selalu sama.

d. Dispersi gelombang, adalah perubahan bentuk gelombang ketika gelombang


merambat melalui suatu medium. Contoh yaitu terurainya gelombang cahaya putih
(polikromatis) menjadi warna-warna pelangi ketika melalui prisma kaca.
Gelombang yang dapat mempertahankan bentuknya dalam medium non dispersi
disebut gelombang nondispersi. Contoh medium nondispersi adalah udara.
5

e. Difraksi gelombang, adalah penyebaran arah rambat gelombang ketika melewati


celah yang sempit. Ketika gelombang masuk ke celah yang sempit, maka tiap titik
pada celah berperan sebagai sumber gelombang baru dengan arah rambat radial.

f. Interferensi gelombang, adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh gelombang hasil


superposisi. Jika kedua gelombang yang dipadu memiliki fase yang sama, maka
akan dihasilkan gelombang yang saling memperkuat (interferensi konstruktif). Jika
gelombang yang dipadu memiliki fase yang berlawanan, maka akan dihasilkan
gelombang yang saling melemahkan (interferensi destruktif).

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Gelombang Bunyi


Gelombang bunyi termasuk gelombang longitudinal. Termasuk gelombang
mekanik karena memerlukan media untuk merambat. Gelombang longitudinal adalah
gelombang yang arah rambatnya sejajar atau berimpit dengan arah getarnya.
Gelombang mekanik adalah gelombang gelombang yang merambat pada suatu
medium sebagai media perambatannya. Contoh gelombang longitudinal adalah
gelombang pada slinki dan gelombang bunyi di udara. Contoh gelombang mekanik
adalah gelombang pada tali, gelombang pada permukaan air, dan gelombang bunyi.
Dalam perambatannya gelombang bunyi berbentuk rapatan dan renggangan yang
dibentuk oleh partikel-partikel perantara bunyi. Apabila gelombang bunyi merambat
di udara, perantaranya adalah partikel-partikel udara. Gelombang bunyi tidak dapat
merambat di dalam ruang hampa udara karena dalam ruang udara tidak ada partikelpartikel udara.

3.2 Sifat-sifat gelomabang bunyi


Bunyi sebagai gelombang mempunyai sifat-sifat sama dengan sifat-sifat dari
gelombang yaitu :
a. Dapat dipantulkan (refleksi)
Bunyi dapat dipantulkan apabila bunyi mengenai permukaan benda yang keras, seperti
permukaan dinding batu, semen, besi, kaca dan seng.
Contoh :
7

Suara kita yang terdengar lebih keras di dalam gua akibat dari pemantulan bunyi
yang mengenai dinding gua.
- Suara kita di dalam gedung atau studio musik yang tidak menggunakan peredam

suara.

b. Dapat dibiaskan (refiaksi)


Refiaksi adalah pembelokan arah linatasan gelombang setelah melewati bidang batas
antara dua medium yang berbeda.
Contoh :
Pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang hari karena
pembiasan gelombang bunyi.

c. Dapat dipadukan (interferensi)


Seperti halnya interferensi cahaya, interferensi bunyi juga memerlukan dua sumber
bunyi yang koheren.
Contoh : Dua pengeras suara yang dihubungkan pada sebuah generator sinyal (alat
pembangkit frekuensi audio) dapat berfungsi sebagai dua sumber bunyi yang koheren.
d. Dapat dilenturkan (difraksi)
Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang bunyi ketika melewati suatu celah
sempit.
Contoh : Kita dapat mendengar suara orang diruangan berbeda dan tertutup, karena
bunyi melewati celah-celah sempit yang bisa dilewati bunyi.

3.3 Sumber Bunyi


Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar dan menghasilkan suara merambat
melalui medium atau zat perantara sampai ketelinga. Bunyi dihasilkan oleh benda yang
bergetar.
Hal-hal yang membuktikan bahwa bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar adalah :
a.
b.
c.
d.

Ujung penggaris yang digetarkan menimbulkan bunyi.


Pada saat berteriak, jika leher kita dipegangi akan terasa bergetar.
Dawai gitar yang dipetik akan bergetar dan menimbulkan bunyi.
Kulit pada bedug atau gendang saat dipukul tampak bergetar.

3.4 Syarat terjadinya bunyi


a. Sumber Bunyi
Benda-benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Contoh sumber
bunyi adalah berbagai alat musik, seperti gitar, biola, piano, drum, terompet dan
seruling.
b. Zat Perantara (Medium)
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang tidak tampak. Bunyi
hanya dapat merambat melalui medium perantara. Contohnya udara, air, dan kayu.
Tanpa medium perantara bunyi tidak dapat merambat sehingga tidak akan terdengar.
Berdasarkan penelitian, zat padat merupakan medium perambatan bunyi yang paling
baik dibandingkan zat cair dan gas.
c. Pendengar
Bunyi dapat didengar apabila ada pendengar. Manusia dilengkapi indra pendengar,
yaitu telinga sebagai alat pendengar.
Getaran yang berasal dari benda-benda yang bergetar, sampai ke telinga kita pada
umumnya melalui udara dalam bentuk gelombang. Karena gelombang yang dapat
berada di udara hanya gelombang longitudinal, maka bunyi merambat melalui udara
selalu dalam bentuk gelombang longitudinal. Kita perlu ingat bahwa gelombang
9

longitudinal adalah perapatan dan perenggangan yang dapat merambat melalui ketiga
wujud zat yaitu : wujud padat, cair dan gas.
Ada tiga aspek dari bunyi sebagai berikut :
Bunyi dihasilkan oleh suatu sumber seperti gelombang yang lain, sumber bunyi

adalah benda yang bergetar.


Energi dipindahkan dan sumber bunyi dalam bentuk gelombang longitudinal.
Bunyi dideteksi (dikenal) oleh telinga atau suatu instrumen cepat rambat gelombang
bunyi di udara dipengaruhi oleh suhu dan massa jenis zat.

3.5 Frekuensi Bunyi


Sebagai bentuk gelombang, bunyi memiliki frekuensi. Berdasarkan frekuensinya,
gelombang bunyi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu audiosonik, ultrasonik, dan infrasonik.
a. Gelombang audiosonik (audible wave). Gelombang audiosonik merupakan gelombang
bunyi yang berada pada rentang frekuensi pendengaran kita, yakni berada pada kisaran
frekuensi antara 16 Hz hingga 20.000 Hz.
b. Gelombang infrasonik (infrasonic wave). Gelombang infrasonik merupakan gelombang
bunyi yang frekuensi berada di bawah frekuensi gelombang audiosonik, yaitu frekuensi
lebih kecil dari 16 Hz.
c. Gelombang ultrasonik (ultrasonic wave). Gelombang ultrasonik merupakan gelombang
bunyi yang frekuensi berada di atas frekuensi gelombang audiosonik, yaitu frekuensi
lebih besar dari 20.000 Hz.
3.6 Pemantulan bunyi
Selain mengalami perambatan, bunyi mengalami pemantulan. Proses pemantulan bunyi
mirip dengan proses pemantulan cahaya.
Hukum pemantulan bunyi menyatakan bahwa :

Sudut datang = sudut pantul ( i = r )


Bunyi datang, bunyi pantul, garis normal berada dalam satu bidang ketiganya
berpotongan di satu titik

Sudut datng adalah sudut yang di bentuk oleh arah datang dan garis normal.
10

Sudut pantul adalah sudut yang du bentuk oleh arah pantul dan garis normal
Jika bunyi yang datang berimpit dengan garis normal ( sudut datang = 0 ) ,bunyi pantulnya
juga berhimpit dengan garis normal ( sudut pantul = 0 ), dengan kata lain bunyi pantul
akan berbalik ke arah datangnya bunyi. Jika sudut datangnya lebih dari 0, bunyi pantulnya
tidak akan berbalik arah kearah datangnya bunyi itu lagi.
Pemantulan bunyi terjadi ketika bunyi mengenai dinding atau permukaan yang keras.
Permukaan yang keras itu, misalnya batu, besi, seng, dan kaca.

3.7 Macam-macam bunyi pantul


a. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli
Bunyi pantul memperkuat bunyi asli terjadi apabila bunyi pantul terdengar hampir
bersamaan, sehingga bunyi asli menjadi lebih keras. Bunyi ini akan terjadi apabila
jarak dinding terhadap sumber bunyi kurang dari 10 meter. Contohnya suara kita akan
terdengar lebih keras di dalam kamar atau amar mandi dna bunyi kereta api bertambah
keras di dalam terowongan.
b. Gaung atau kerdam
Gaung atau kerdam terjadi jika jarak dinding terhadpa sumber bunyi agak jauh (10 m
25 m). Gaung adalah bunyi yang terdengar kurang jelas akibat sebagian bunyi pantul
terdengar bersamaan dengan bunyi asli sehingga mengganggu bunyi asli.
Gaung terjadi pada gedung besar yang tertutup, seperti gedung pertemuan dan gedung
pertunjukkan. Untuk menghindari terjadinya gaung, pada dinding bagian dalam
gedung bioskop, studio radio atau televisi, dan studio rekaman dilapisi bahan peredam.
Bahan peredam yang sering digunakan antara lain kain wol, kapas, kertas karton, karet,
dan gelas.

c. Gema
Jika jarak dinding pemantul cukup jauh, maka akan terjadi bunyi pantul yang terdengar
sesudah bunyi asli ducapkan (dipancarkan). Bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi
asli disebut gema. Gema terdengar jelas seperti bunyi asli. Gema dapat terjadi di lereng
gunung yang terjal, jurang dan tempat-tempat lain.
3.8 Mengukur cepat rambat bunyi
Cara mengukur cepat rambat bunyi dalam prinsip ini cukup mudah yaitu dengan cara
mengukur waktu yang diperlukan bunyi sejak keluar dari sumberbunyi sampai kembali ke
11

tempat semula . kemudian kita mengukur jarak sumber bunyi ke tempat pemantul . dengan
melakukan pengukuran ini kitadapat mengetahui cepat rambat bunyi di udara.
2s
v=
t
v = cepat rambat bunyi (m/s )
s = jarak (m)
t = waktu ( s )
Jika cepat rambat bunyi sudah di ketahui, pemantulan bunyi dapat digunakan untuk
mengukur jarak
1
s= vt
2
Dengan mengukur waktu yg di perlukan bunyi sejak dipancarkan sampai ditangkap
kembali, jarak pemantul dari sumber bunyi dapat dihitung.
3.9 Aplikasi sifat pemantulan bunyi dalam kehidupan sehari-hari
a. Mengukur Kedalaman Laut
Cepat rambat bunyi dalam air laut sudah diketahui. Untuk mengukur kedalaman laut,
kapal memancarkan bunyi ke dasar laut. Pada dasar kapal terdapat pendeteksi bunyi
(detektor), detektor ini menghasilkan gelombang listrik jika mendapat bunyi pantul.
Dengan mengukur waktu yang diperlukan sejak bunyi dipancarkan sampai ditangkap
kembali oleh detektor, kedalamanlaut di bawah posisi kapal dapat ditentukan dengan
demikian kedalaman laut suatu wilayah dapat dipetakan dengan teliti .

b. Mengetahui kandungan ikan di bawah laut


Dengan mengarahkan gelombang bunyi ke dalam laut kita dapat mengetahui
kandungan ikan di bawah laut. Sebagian gelombang akan dipantulkan oleh ikan-ikan
yang berenang di bawah permukaan laut. Kita dapat membedakan gelombang pantul
benda yang diam dan benda yang bergerak.
c. Mengukur panjang lorong gua
Pemantulan gelombang bunyi juga digunakan manusia untuk mengukur panjang gua
dan kedalaman lautan atau danau. Dengan cara mengirimkan bunyi datang dan
mengukur waktu perjalanan bunyi datang dan bunyi pantul, panjang suatu gua atau
kedalaman suatu tempat di bawah permukaan air dapat ditentukan.
Bunyi pantul yang diterima telah menempuh dua kali perjalanan, yaitu dari sumber
bunyi ke pemantul dan dari pemantul ke penerima atau pendengar. Waktu yang
dibutuhkan untuk sampai ke pemantul adalah 1/2 t .
12

Oleh karena itu, jarak yang ditempuh oleh bunyi yang dipantulkan dapat ditulis
sebagai berikut.

d. Menyelidiki lapisan bumi


Gelombang sebenarnya tidak harus dipantulkan oleh benda yang keras, pantulan pada
benda yang lunak itu sebenarnya terjadi yaitu pemantulan, dan penerusan. Kulit bumi
terdiri dari berbagai lapisan bahan. Jika gelombang bunyi dihasilkan dipermukaan
(contoh : meledakan dinamit), gelombang tersebut merambat masuk ke kulit bumi
sebelah dalam. Setelah menjumpai lapisan kulit bumi yang berbeda sebagian dari
gelombang tersebut akan di pantulkan. Dengan mengukur waktu yang diperlukan
gelombang pantul kembali kepermukaan bumi kedalaman suatu lapisan dapat
ditentukan. Manfaatnya menyelidiki kandungan barang tambang, dengan demikian
dapat diketahuibarang dan jumlah barang tersebut.

e. Saat bernyanyi di kamar mandi


Pada saat kamu bernyanyi di kamar mandi, suaramu terdengar lebih keras dan enak
didengar daripada kamu bernyanyi di ruangan yang luas dan terbuka. Suara musik di
ruangan tertutup terdengar lebih keras daripada suara musik di ruangan terbuka. Hal
ini terjadi karena pada ruangan kecil, bunyi yang datang pada dinding dengan bunyi
yang dipantulkan sampai ke telingamu hampir bersamaan sehingga bunyi pantul akan
memperkuat bunyi aslinya yang menyebabkan suaramu terdengar lebih keras.
f. Kelelawar
Sifat pemantulan bunyi sangat penting bagi beberapa hewan, seperti kelelawar.
Kelelawar dapat memancarkan gelombang bunyi sehingga dengan memanfaatkan
peristiwa pemantulan bunyi, kelelawar dapat menghindari dinding penghalang ketika
terbang di malam hari. Selain itu, kelelawar dapat mengetahui mangsa yang akan
disantapnya, seperti terlihar pada gambar.

13

g. Mendeteksi kerusakan logam


Selain dimanfaatkan untuk mengetahui kedalaman laut dan gua, gelombang ultrasonik
juga bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi kerusakan logam yang berada di dalam
tanah, misalnya pipa air dan lain-lain.
Ketika pulsa-pulsa gelombang bunyi menumbuk sebuah logam yang rusak, maka
pulsa-pulsa itu sebagian dipantulkan dan sebagian lagi diteruskan. Pulsan-pulsa yang
dipantulkan itu terjadi karena mengenai suatu pembatas yang memiliki massa jenis yang
berbeda. Pantulan-pantulan pulsa tersbeut diterima alat pendeteksi, sehingga kerusakan pada
logam dapat diketahui.

3.10 Pengaplikasian Gelombang dan Bunyi pada Sonar


Perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat dan semakin modern, salah satunya
adalah ilmu di bidang obstetri ginekologi, berawal dari ditemukan cara mengukur jarak di
dalam air menggunakan gelombang suara. Pada saat ini dikenal istilah SONAR atau Sound
Navigation and Ranging. Lazzaro Spallanzani, seorang ahli biologi Italia, dapat dikatakan
sebagai orang yang mengilhami penemuan tersebut. Sekitar tahun 1794 ia mendemostrasikan
kemampuan seekor kelelawar menentukan arah terbang dan mencari mangsa dalam gelap
menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi (ultrasonik). Kelelawar tersebut
memanfaatkan pantulan suara ultrasonik yang dikeluarkan setelah menumbuk suatu objek.
Sehingga ia tidak akan menabrak sebuah benda atau sebaliknya dapat menentukan lokasi
mangsanya. Awal tahun 1826, jean Daniel Colladon, seorang ahli fisika dari Swiss berhasil
menggunakan sebuah alat yang dinamakan Underwater bell untuk mendeterminasi
kecepatan suara dalam air Danau Geneva.
Penemuan ini memacu para ahli fisika lainnya untuk meneliti dasar ilmu fisika
mengenai getaran, transmisi, dan refraksi gelombang suara. Salah satu ahli fisika yang turut
ambil dalam penelitian itu adalah Lord Rayleigh asal Inggris. Tahun 1877 ia mengemukakan
the Theory of Sound yang intinya menerangkan bahwa gelombang suara adalah sebuah
persamaan matematika. Persamaan ini membentuk dasar teori sistem kerja akustik. Sistem
deteksi suara dalam air kemudian dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan
14

navigasi kapal selam selama perang dunia pertama berlangsung, khususnya kejadian
tenggelamnya kapal Titanic pada tahun 1912. Hal itu terjadi berkatpenemuan alat hydrophone
oleh seorang ahli fisika Perancis, Paul Langevin. Alat ini juga memanfaatkan pantulan
gelombang ultrasonik. Penemuan RADAR (Radio Detection and Ranging). Pada tahun 1953
oleh Robert Watson-Watt juga menerapkan sistem kerja ultrasonik. Seperti sonar, alat ini pun
menjadi inspirasi digunakan ultrasonik dalam bidang obstetri ginekologi kelak. Hanya
pemanfaatannya saat itu lebih banyak digunakan untuk kepentingan pelacakan kapal musuh
di udara. Perkembangan pemakaian ultrasonik di bidang obstetri ginekologi berikutnya juga
tidak lepas dari peranan dan penemuan. Sonar merupakan sistem yang menggunakan
gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan
menetapkan lokasi obyek bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar
telah luas digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan mendeteksi kedalaman, penangkap
iklan komersial, keselamatan penyelam dan komunikasi di laut. Cara kerja perlengkapan
sonar adalah dengan mengirim gelombang suara ke bawah permukaan dan kemudian
menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Data suara dipancar ulang keoperator melalui
pengeras suara atau ditayangkan pada monitor.

15

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gelombang bunyi termasuk gelombang longitudinal. Termasuk gelombang mekanik
karena memerlukan media untuk merambat. Gelombang bunyi memiliki sifat pemantulan
(refleksi). Aplikasi sifat pemantulan gelombang bunyi dalam kehidupan sehari-hari
sangatlah banyak seperti mengukur kedalaman laut, mengetahui kandungan ikan di bawah
laut, mengukur panjang lorong gua, menyelidiki lapisan bumi, saat bernyanyi di kamar
mandi, hewan kelelawar, dan mendeteksi kerusakan logam.

4.2 Saran
Karena dalam pembahasan materi Gelombang dan Bunyi sangatlah banyak maka
diharapkan para akademis untuk mempelajari dan memahami materi lewat sumber
lainnya.
Bagi pengajar diharapkan materi ini dapat tersampaikan dengan baik.

16

DAFTAR PUSAKA
http://ellyebintangsenja.blogspot.com/2012_05_01_archive.html
http://vickygelombangbunyi.blogspot.com/
http://www.scribd.com/doc/19356056/Bunyi
http://www.ittelkom.ac.id/staf/mhd/TugasAhshonat/BukuSekolah%20Elekronik/SD/IPAIVRosita/09%20Bab%208.pdf

buku LKS fisika


buku paket FISIKA SMA Erlangga

17

Anda mungkin juga menyukai