SEMEN BATURAJA
Disusun oleh :
AJI NAUFAL
1510631140151
DZIKRI ABDILLAH
1510631140040
EDTYVA MONICHA
1510631140041
ERMA SARI
1510631140045
FAKHRI FEBRIANSYAH
1510631140052
KUDSI LUKAS
1510631140078
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
1973 di daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Propinsi Sumatera Selatan diadakan
survei bahan galian berupa batu kapur dan tanah liat oleh Direktorat Jendral
Pertambangan Umum Departemen Pertambangan, dan hasil survei menunjukkan
bahwa daerah tersebut layak didirikan pabrik semen.
Pada tahun 1974, diadakan studi kelayakan untuk pendirian pabrik Semen
Baturaja oleh PT. Semen Padang (Persero), di kabupaten OKU, Sumatera Selatan yang
berkapasitas produksi 500.000 ton per tahun dengan proses kering. Survei kelayakan
ini diadakan berdasarkan survei bahan baku semen yang telah dilakukan oleh
Direktorat Geologi bekerjasama dengan Biro Industrialisasi pada tahun 1964, yang
kemudian dilanjutkan kembali tahun 1973.
Tanggal 14 November 1974 berdirilah PT. Semen Baturaja oleh PT. Semen
Padang (Persero) bersama-sama dengan PT. Semen Gresik (Persero) berdasarkan
akte notaries John Fredrick Berthold Tumbelaka Sinyal No. 34 tahun 1974.
Pembangunan pabrik dimulai pada tahun 1978 oleh Ishikawajima Harima Heavy
Industries Company limited (IHI) dari Jepang. Sebagai General Contractor, IHI
bertanggung
jawab
menyelesaikan
seluruh
manajemen
proyek,
perencanaan,
penyediaan dan pembelian bahan konstruksi, pelatihan dan segalanya yang diperlukan
untuk beroperasinya sebuah pabrik semen berkapasitas 500.000 ton semen per tahun
dengan mutu yang sesuai dengan NI-8/1972. Kontrak antara PT. Semen Baturaja
(Persero) dengan IHI ditandatangani pada tanggal 13 September 1977.
: 88%
: 7%
: 5%
Proyek PT. Semen Baturaja (Persero) selesai dikerjakan selama lebih kurang
29,5 bulan. Produksi percobaan dilakukan pada bulan September 1980 sampai April
1981.
PT. Semen Baturaja (Persero) diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal
29 April 1981, sedangkan pembangunan pabrik PT. Semen Baturaja (Persero) baru
selesai pada tanggal 30 Mei 1981 dan operasi komersilnya dimulai pada tanggal 1 Juni
1981, sebagaimana yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
modal saham PT. Semen Baturaja (Persero) diresmikan seluruhnya menjadi milik
negara RI terhitung dari tanggal 4 Januari 1991 berdasarkan PP No.3 tahun 1991.
Mulai tanggal 11 Juni 1992 sampai dengan akhir Maret 1994, PT. Semen
Baturaja mengadakan proyek optimalisasi untuk meningkatkan kapasitas produksi
semen dari 450.000 ton menjadi 550.000 per tahun. Saat ini sejak 1 Oktober 1996
sampai dengan 2010 dilaksanakan proyek optimalisasi untuk meningkatkan kapasitas
produksi semen menjadi 1.250.000 ton per tahun.
PT. Semen Baturaja (Persero) memakai lambang tiga gajah dalam satu lingkaran
dengan gajah berwarna putih, dasar lambang berwarna hijau dan tulisan Portland
Cement berwarna merah.
Arti lambang tersebut adalah:
1. Tiga gajah
Gajah merupakan hewan yang besar dan kuat yang sampai sekarang masih
banyak terdapat di Sumatera Selatan, selain itu gajah juga merupakan maskot
Sumatera Selatan. Tiga gajah menunjukkan bahwa PT. Semen Baturaja (Persero)
mempunyai tiga lokasi pabrik, yaitu di Baturaja (OKU), Kertapati (Palembang) dan
Panjang (Bandar Lampung).
2. Warna dasar hijau
Menunjukkan pemerataan pembangunan untuk mencapai kemakmuran
3. Warna tulisan merah
Menunjukkan kesiapan para karyawan untuk bekerja keras untuk menghadapi
setiap tantangan atau hambatan.
4. Warna putih
Menunjukkan kesucian hati dari keseluruhan karyawan PT.Semen Baturaja
(Persero).
1.2.1
Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan. Jarak antara
pabrik Panjang ke pabrik Baturaja dapat ditempuh melalui jarak sepanjang lebih
kurang 270 Km, sedangkan dari pabrik Baturaja ke pabrik Palembang sepanjang
lebih kurang 198 Km. Untuk mempermudah komunikasi antara pemerintah pusat
dengan pihak perusahaan, maka PT. Semen Baturaja (Persero) membuka kantor
perwakilan di Jakarta.
Topografi
Secara umum, wilayah Kabupaten Komering Ulu memiliki daerah yang
berbukit-bukit dengan ketinggian yang berbeda, umumnya berbukit rendah dengan
ketinggian yang bervariasi antara 40 m sampai 60 m di atas permukaan air laut.
Wilayah kuasa penambangan batu kapur yang dikelola oleh PT. Semen Baturaja
(Persero), merupakan bekas ladang pertanian yang ditumbuhi semak belukar,
terletak di Desa Pusar.
Bagian Selatan mengalir Sungai Ogan yang memiliki ketinggian 30 m diatas
permukaan air laut.Lokasi penambangan batu kapur dan tanah liat untuk kebutuhan
pabrik terletak lebih kurang 1.500 meter dari lokasi pabrik PT. Semen Baturaja
(Persero). Sedangkan lokasi Pabrik Baturaja terletak sekitar 2,5 Km dari pusat kota
Baturaja dan berjarak 198 Km dari ibukota propinsi Sumatera Selatan (Palembang).
Pemilihan tempat tersebut berdasarkan pertimbangan pertimbangan
sebagai berikut :
a) Pertimbangan Ekonomi
Lokasi pembuatan klinker di pabrik Baturaja yang dekat dengan lokasi
penambangan bahan mentah, sedangkan Cement Mill Plant sekarang digunakan
untuk pemerataan produksi dan pemasaran. Lokasi Grinding Plant dipilih di Panjang
dan Palembang dengan pertimbangan sebagai berikut :
dikontrol
Dekat dengan pusat sarana transportasi, baik transportasi hasil produksi maupun
PT. Semen Baturaja terletak di kabupaten OKU dan berjarak 90 km dari kota
Tanjung Enim, tempat terdapatnya tambang batubara, Bukit asam (PTBA). Bahan baku
berupa batu kapur banyak tersedia dan terdapat cadangan batu kapur sebanyak
38.250.000 metrik ton dan tanah liat 2.650.000 metrik ton dilokasi Desa Pusar, yang
terletak lebih kurang 3 km dari pusat kota Baturaja, sehingga diperkirakan dengan
kapasitas produksi 550.000 ton semen per tahun bisa beroperasi selama 50 tahun.
Produksi yang dihasilkan oleh PT. Semen Baturaja (Persero) adalah
Semen Portland Tipe I (OPC-I) SNI 15-2049-2004 dan Semen Portland
Komposit (PCC) SNI 15-7064-2004, dengan lokasi pabrik di Baturaja,
Palembang dan Panjang. Pusat Produksi terletak di Baturaja yaitu produksi
terak, dengan mempertimbangkan bahwa lokasi ini sangat cocok dan
menguntungkan karena beberapa hal sebagai berikut:
1. Hanya berjarak kurang lebih 90 km dari kota Tanjung Enim, dimana
terdapat tambang batubara milik PT. Tambang Bukit Asam (Persero) Tbk,
yang mana batubara menjadi bahan bakar utama pabrik baturaja.
2. Terdapat banyaknya cadangan batu kapur di lokasi daerah Pusar, yang
terletak lebih kurang 3 km dari pusat kota Baturaja.
Mengingat bahwa pasar utama yang direncanakan adalah daerah
Sumatera Selatan dan Lampung, tetapi bahan baku utama terdapat di
Baturaja (OKU), serta fasilitas angkutan yang memungkinkan pada saat itu
hanya kereta api, maka proses penggilingan dan pengantongan semen selain
dilaksanakan
di
Pabrik
Baturaja
sendiri
juga
dilaksanakan
di
Pabrik
Pabrik Baturaja
Unit pembuatan terak (Clinker Plant Unit) di Desa Sukajadi Baturaja,
dengan kapasitas produksi 1.200.000 ton terak/tahun dengan batubara
sebagai bahan bakar utama reaksi pembentukan terak dan sumber listrik
berasal dari PLN dan dilengkapi dengan Pusat Listrik Tenaga Diesel
(PLTD).Luas areal pabrik ini adalah 5.403.141 m2.
Pabrik Palembang
Unit penggilingan dan pengantongan semen (Grinding and Packing Plant)
di Kertapati Palembang, dengan kapasitas terpasang produksi 350.000
ton semen/tahun dilengkapi dengan Pusat Listrik Negara (PLN).
Selain
pabrik juga sekaligus kantor pusat PT. Semen Baturaja (Persero) dengan
luas areal pabrik sebesar 43.141 m2.
Pabrik Panjang
Unit penggilingan dan pengantongan semen di Panjang Bandar Lampung
dengan kapistas produksi 350.000 ton semen/ tahun yang juga dilengkapi
dengan PLTD. Dengan luas area adalah 40.000 m2
1.3
Salah satu tujuan utama didirikannya sebuah pabrik adalah untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut harus ada sistem yang
mengatur dan mengarahkan kerja dan operasional seluruh pihak yang berkompeten
dalam segala hal yang berkenaan dengan proses dan operasi pabrik. Oleh karena itu,
harus ada wadah dan tempat yang jelas bagi pihak-pihak tersebut untuk melakukan
aktivitas yang sesuai dengan kapabilitas dan tingkat intelejensinya. Wadah yang
dimaksud diatas adalah sebuah organisasi atau lembaga proses perorganisasian dalah
upaya untuk menyeimbangkan kebutuhan pabrik akan stabilitas dan perusahaan.
Sebagai suatu Badan Umum Milik Negara,PT. Semen Baturaja (Persero)
memiliki suatu struktur organisasi yang merupakan bagian yang sangat penting untuk
perusahaan, sehingga nantinya masing masing mempunyai peran dan tanggung
jawab yang jelas. PT. Semen Baturaja (Persero) memiliki bentuk organisasi line dan
staff, dimana pimpinan tertinggi dalah Dewan Direksi yang terdiri dari Direksi Utama.
Direksi Utama membawahi Direktur Teknik, Direktur Produksi, Direktur
Umum/SDM dan Direktur Komersial. Tugas dan tanggung jawab direktur PT. Semen
Baturaja (persero) terdiri atas :
1) Direktur Utama, bertanggung jawab atas kegiatan perusahaan.
2) Direktur Teknik, Bertanggung jawab atas kegiatan perecanaan penelitian dan
pengembangan bidang engineering, pengembangan usaha system manajemen dari
logistik.
3) Direktur Produksi, bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan perencanaan dan
pengendalian
seluruh
operasional
produksi
Palembang,Baturaja,Panjang.
4) Direktur Umum / SDM, bertanggung
jawab
semen
atas
diketiga
kegiatan
site,
yaitu
perencanaan
4.
5.
a.
b.
c.
a. Produksi PBR
b. PBM PBR
c. Pemeliharan PBR
d. Pabrik Palembang
e. Pabrik Panjang
Direktur Umum/SDM membawahi, antara lain :
a. Umum dan Personalia
b. Perencanaan dan Pengembangan Personil (P-3)
c. Keamanan
d. Perwakilan Jakarta
Direktur Komersial membawahi, antara lain :
Departemen Keuangan, meliputi :
Akuntansi
Pembendaharaan, Pajak dan Asuransi
Anggaran dan Analisa Keuangan
Pengembangan system Komputerisasi
Keungan PBR
Keungan PPJ
Departemen Niaga, meliputi :
Pengadaan
Pemasaran
KBL (Kemitraan Bina Lingkungan)
Kelompok jabatan dalam struktur PT. Semen Baturaja (Persero) dibagi dalam
delapan tingkatan,yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Departemen
Biro
Bagian
Seksi
Regu
Pelaksana I
Pelaksana II
Pelaksana III
Tingkatan seksi sampai dengan tingkat Departemen dinamakan Karyawan Staff,
sedangkan untuk tingktan regu, Pelaksana I, Pelasana II, Pelaksana III, dinamakan
Karyawan non Staff. Setiap tingkatan dipimpin oleh seorang kepala, dimana masingmasing kepala dalam setiap tingkatan mempunyai tugas dan mempunyai wewenang
masing-masing, atau yang disebut dengan uraian tugas jabatan (Job Discription).
1.3.2 Manajemen Perusahaan
Jumlah pegawai PT.Semen Baturaja (Persero) ini berjumlah sebanyak 750 orang
yang terdiri 394 orang di Pabrik Baturaja, 155 orang di Pabrik Panjang, 201 orang di
Pabrik Palembang.
Peraturan kerja yang berlaku di PT. Semen Baturaja (Persero) berdasarkan
kesepakatan kerja bersama antara serikat karyawan semen Baturaja dengan pihak
manajemen PT. Semen Baturaja (Persero) yang disahkan oleh Menteri Tenaga Kerja
dengan surat keputusan No.Kep.357/BW/PKPP/2002. Adapun peraturan kerja yang
berlaku PT. Semen Baturaja (Persero) antara lain :
1. Untuk Kerja non Shift
o Menggunakan sistem kerja yaitu dari senin sampai jumat
o Jam kerja
: 07.30-16.30
o Jam istirahat hari senin sampai hari kamis
: 12.00- 12.45
o Jam istirahat hari jumat
: 11.30-13.30
2. Untuk jam kerja shift
o Hari minggu dan hari besar lainnya adalah hari kerja
o Shift I
: 07.30-15.30
o Shift II
: 15.30-23.30
o Shift III
: 23.30-07.30
Sistem kerja yang digunakan oleh PT. Semen Baturaja (Persero) adalah sistem
kerja non shift dan shift. Pekerja non shift meliputi para karyawan administrasi
perusahaan kepala bagian, kepala seksi serta para manajer, sedangkan karyawan shift
meliputi operator, satpam dan karyawan pembantu.
Sistem penggajian karyawan meliputi dua jenis, yaitu fix salary atau gaji tetap
dan variable salary meliputi lembur, shift dan pegawai call out.
Selain gaji yang diberikan oleh perusahaan, karyawan juga diberi tunjangan,
berupa tunjangan shift, tunjangan proporsional, tunjangan cuti, tunjangan tahunan dan
tunjangan pengobatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi system penggajian antara lain :
1.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
6.
Rumah Sakit
Tempat Peribadatan
Sarana Olahraga (tennis dan kolam renang)
Transportasi
Rekreasi
5. Sarana olah raga seperti lapangan tenis, sepakbola, bulutangkis, basket, kolam
renang, meja billiard, sarana kesenian dan alat musik.
1.3.5 Kepersonaliaan
Biro Personalia PT. Semen Baturaja (Persero) mempunyai tanggung jawab yang
besar terhadap kelancaran, kelangsungan serta maju mundurnya perusahaan. Tugas
dan tanggung jawab Biro Personalia mengenai :
Penerimaan tenaga kerja untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik juga
berkualitas.
Penempatan tenaga kerja sesuai skill dan keahlian.
Melakukan pemutusan hubungan kerja.
Memberikan nilai terhadap prestasi karyawan.
Mengeluarkan peraturan kepegawaian bagai karyawan.
Untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik dan berkualitas, maka dalam
melakukan penerimaan tenaga kerja harus sesuai dngan spesifikasi jabatan (latar
belakang pendidikan dan usia) serta melalui serangkaian tes.
1.3.6 Sistem Pengajian
Sistem penggajian yang diberikan oleh perusahaan terhadap seluruh karyawan
terdiri dari:
1. Gaji Tetap
Gaji tetap tergantung pada standar golongan dan merupakan fungsi daripada jabatan,
yang termasuk gaji tetap adalah gaji pokok dan gaji pengabdian
2. Gaji Variabel
Gaji variabel ditentukan kepada prestasi kerja karyawan dan prestasi dari perusahaan.
Berdasarkan pembagian karyawan staff dan non staff maka sistem pengajiannya
sebagai berikut:
Tabel 1. Sistem Penggajian Karyawan
Karyawan staff
Gaji tetap
1. Gaji Pokok
2. Tunjangan-tunjangan
Pengabdian
Gaji Variabel
Call out
Bonus
-
1.4
Jabatan
Keluarga
Lokasi
Sewa Rumah
Pengobatan
Jabatan
Keluarga
Lokasi
Sewa Rumah
Gaji Variabel
Tunjangan shiff
Bonus
Tunjangan kehadiran
Lembur
Pemasaran
Pemasaran semen tidak secara langsung dilakukan oleh PT. Semen Baturaja
(Persero), melainkan melalui distributor distributor atau penyalur penyalur yang
tersebar diwilayah pemasaran PT. Semen Baturaja (Persero).
PT. Semen Baturaja (Persero) mempunyai wilayah pemasaran antara lain :
1.
Banten
2.
Bengkulu
3.
4.
Jambi
5.
Lampung
6.
Sumatera Selatan
Untuk meningkatkan kegiatan usaha dan niaga PT. Semen Baturaja (Persero)
Berdasarkan Distributor
Untuk daerah banten-Jabar/DKI Jakarta terdiri dari 6 distributor
Untuk wilayah Sumatera Selatan
Daerah Palembang terdiri dari 8 distributor
Daerah Tanjung Enim dan Lahat terdiri dari 1 distributor
Daerah Baturaja terdiri dari 2 distributor
Daerah Lubuk Linggau terdiri dari 2 distributor
Berdasarkan Transportir
Penunjukkan distributor ditentukan oleh kebutuhan daerah dan
kapasitas pabrik.Distributor-distributor membeli semen pada PT. Semen
Baturaja (Persero), kemudian semen dijual kepada konsumen.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Semen berasal dari bahasa latin cementum, dimana kata ini mulamula dipakai oleh bangsa Roma yang berarti bahan atau ramuan pengikat,
dengan kata lain semen dapat didefinisikan adalah suatu bahan perekat
yang berbentuk serbuk halus, bila ditambah air akan terjadi reaksi hidrasi
sehingga dapat mengeras dan digunakan sebagai pengikat (mineral glue).
Pada mulanya semen digunakan orang-orang Mesir Kuno untuk membangun
piramida yaitu sejak abad ke-5 dimana batu batanya satu sama lain terikat
kuat dan tahan terhadap cuaca selama berabad-abad. Bahan pengikat ini
ditemukan sejak manusia mengenal api karena mereka membuat api di guagua dan bila api kena atap gua maka akan rontok berbentuk serbuk. Serbuk
ini bila kena hujan menjadi keras dan mengikat batu-batuan disekitarnya dan
dikenal orang sebagai batu Masonrym (Rahadja, 1990).
Semen merupakan salah satu bahan perekat yang jika dicampur dengan
air mampu mengikat bahan-bahan padat seperti pasir dan batu menjadi
suatu kesatuan kompak. Sifat pengikatan semen ditentukan oleh susunan
kimia yang dikandungnya. Adapun bahan utama yang dikandung semen
adalah kapur (CaO), silikat (SiO2), alumunia (Al2O3), ferro oksida (Fe2O3),
magnesit (MgO), serta oksida lain dalam jumlah kecil (Rahadja, 1990).
Massa jenis semen yang diisyaratkan oleh ASTM adalah 3,15 gr/cm3,
pada kenyataannya massa jenis semen yang diproduksi berkisar antara 3,03
gr/cm3 sampai 3,25 gr/cm3. Variasi ini akan berpengaruh proporsi campuran
semen dalam campuran. Pengujian massa jenis ini dapat dilakukan
menggunakan Le Chatelier Flask (Rahadja, 1990).
2.1
Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan semen adalah batuan alam yang
mengandung oksida oksida kalsium, alumina, silika dan besi. Bahan baku tersebut
terdiri dari tiga kelompok yaitu bahan baku utama, bahan baku penunjang (korektif) dan
bahan baku tambahan.
2.1.1
Bahan baku utama merupakan bahan baku yang mengandung komposisi kimia
oksida oksida kalsium, silika dan alumina. Bahan baku utama yang digunakan yaitu
batu kapur (Lime Stone) dan tanah liat (Clay).
a. Batu kapur (Lime Stone)
Calsium carbonat (CaCO3) berasal dari pembentukan geologis yang pada
umumnya dapat dipakai untuk pembuatan semen portlad sebagai sumber senyawa
kapur (CaO).
b. Tanah liat (Clay)
Tanah liat (Al2O3.K2O.6SiO2.2H2O) merupakan bahan baku semen yang
mempunyai smber utama senyawa silika, senyawa alumina, dan senyawa besi.
1.
O
Batu Kapur
1
2
3
4
5
Rumus kimia
Berat molekul
Densitas
Titik leleh
Warna
CaCO3
100,09 g/gmol
2,71 g/ml
1339 oC
Putih keabu abuan
Tanah Liat
Al2O3.K2O.6SiO2.2H2O
796,40 g/gmol
2,9 g/ml
Terurai pada 1450 oC
Coklat kemerah merahan
6
2.
Kelarutan
Semua senyawa utama untuk semen terdapat dalam batu kapur dan tanah liat,
tetapi tidak semua batu kapur dan tanah liat memiliki proporsi kimia yang memenuhi
untuk membuat semen dengan kualitas semen yang diinginkan. Oleh karena itu, pada
proses pembuatan semen bahan baku utama tersebut biasanya ditambah bahan lain
sebagai koreksi unsur kimia yang kurang, yaitu berupa pasir besi dan pasir silika.
Senyawa kimia yang terdapat dalam bahan baku dan yang diperlukan adalah
Oksida Kalsium (CaO), Oksida Silisium (SiO 2), Oksida Alumunium (Al2O3) dan Oksida
Besi (Fe2O3). Disamping senyawa-senyawa tersebut, terdapat juga senyawa-senyawa
lain yang keberadaannya tidak diinginkan dan harus dibatasi, sepeti Magnesium Oksida
(MgO), Alkali, Klorida, Sulfur, dan Fosfor.
a.
terbesar jumlahnya, dan akan bereaksi dengan Oksida Silikat, Alumunium Silikat,
Alumina, dan Oksida Besi dan membentuk senyawa mineral potensial penyusun
kekuatan dalam semen.
b.
Kalsium.Oksida
ini
juga
sangat
menentukan
dalam
pembentukan
mineral
Aluminta (C3A). Oksida Alumunium bersama dengan Oksida Besi dan Oksida Kalsium
dalam pembakaran di kiln akan membentuk senyawa Kalsium Alumina Ferrit (C 4AF).
Oksida alumunium sebagian besar diperoleh dari tanah liat. Oksida Alumina selain ikut
bagian dalam reaksi-reaksi pembentukan mineral potensial juga berperan untuk
menurunkan titik leleh (flix) pada proses pembakaran di kiln. Oksida Alumina ini juga
Mg(OH)2(s) ..(1)
Oksida Belerang
Oksida belerang yang sebagian besar berasal dari bahan bakar dan senyawa
sulfur dari bahan mentah, akan sangat mengganggu proses pembakaran di kiln. Oksida
belerang pada suhu tinggi 1450 oC akan menguap dan akan bereaksi dengan alkali
membentuk senyawa alkali sulfat yang akan terkondensasi atau mengembun pada
suhu 1000 oC. SO2 berlebih akan bereaksi dengan CaO membentuk CaSO 4 yang akan
menyebabkan kebuntuan pada daerah preheater atau dalam istilah operasi bisa disebut
dengan build up di inlet kiln, dan bisa menyebabkan berhentinya operasi kiln.
g.
Klorida
Klorida biasanya berasal dari tanah liat. Pada suhu pembakaran di buring zone,
klorida akan menguap dan akan mengembun membentuk coating yang juga
akanmenyebabkan terjadinya bulid up. Apabila kandungan klorida dalam bahan semen
cukup tinggi dilakukan antisipasi dengan melengkapi kiln dengan systemby pass untuk
mengeluarkan secara periodik. Kandungan klorida dalam semen akan menyebabkan
karat pada besi beton.
h.
Fluoride
Fluoride dalam bahan baku semen tidak begitu diperhatikan, karena biasanya
persentasenya sangat rendah, antara 0,03 0,08 % dan pada pembakaran mudah
menguap sehingga tidak mengganggu proses pembakaran.
i.
Fosfor Oksida
Kandungan Fosfor Oksida dalam bahan baku sangat rendah. Oksida ini dalam
jumlah besar akan merugikan kualitas semen, karena akan menurunkan kuat tekan
semen, khususnya pada kuat tekan awal.
Struktur mineral bahan baku berpengaruh terhadap :
Kekerasan :
Sifat Abrasi
Kemampuan untuk dipecah
Kemampuan untuk digiling
Kadar Air :
Sifat plastis (plasticy)
Sifat mudah lengket (stickness)
Pemilihan proses pembuatan (basah, semi basah, semi kering, kering).
Reaktifitas : Sifat sifat pembakaran
Pembentukan Klinker
-
Sifat Semen
Mempengaruhi kekuatan semen
SiO2
Al2O3
Merendahkan temperatursintering
Fe2O3
Tidak
terlalu
berpengaruh
pada
kekuatan awal
Pengaruh komposisi kimia terhadap raw mix dan sifat semen yang dihasilkan antara
lain :
A. Pengaruh silica rasio : menunjukkan tinggi rendahnya kandungan silica pada raw
mix.
Silica Rasio tinggi jika kadar SiO2 tinggi atau kadar Al2O3 dan Fe2O3 rendah, maka :
a)
b)
c)
d)
e)
Silica rasio rendah jika kadar SiO2 rendah atau kadar Al2O3 dan Fe2O3 tinggi, maka :
a. Temperatur klinkerisasi dapat lebih rendah, pembentukan kliker lebih mudah
b.
c.
d.
e.
terbakar.
Kemungkinan terbentuknya ring formation dalam kiln.
Jumlah C3S tinggi.
Kekuatan awal lebih rendah, kebutuhan bahan bakar rendah.
Klinker berbentuk bola, dan sulit digiling, setting time semen pendek.
Setting time semen sulit dikontrol (pendek), panas hidrasi selama setting tinggi.
Kadar C3S tinggi, menurunkan kadar CSF4F, menaikkan kadar C3A.
Rendahnya daya tahan terhadap serangan air laut
Liquidphase cenderung tinggi dan terlalu viskositas
Ketahanan terhadap sulfat rendah.
Alumina rasio tinggi jika kadar Al2O3 tinggi atau kadar Fe2O3 rendah maka:
a) Liquid phase lebih tinggi, reaksi klinkerisasi lebih cepat, temperatur klinkerisasi
b)
c)
d)
e)
lebih rendah.
Panas hidrasi rendah
Daya tahan terhadap air laut tinggi
Setting time lama
Kuat tekan awal semen rendah.
C.
dibutuhkan untuk mengikat Oksida lainnya. Lime Saturation Factor didasarkan pada
jumlah maksimum dari kapur yang dapat digabungkan dengan kondisi operasi yang
optimum yaitu klinker tidak mengandung CaO bebas ; pencampuran dan kehalusan raw
mix terjamin sempurna / baik ; pada proses pembakaran dalam kiln, reaksi bisa
berlangsung sempurna.
Lime Saturation Factor tinggi maka :
a.
b.
c.
d.
e.
Bahan baku korektif adalah bahan tambahan pada bahan baku utama apabila pada
pencampuran bahan baku utama komposisi oksida oksidanya belum memenuhi
persyaratan secara kualitatif dan kuantitatif.
Pada umumnya, bahan baku korektif yang digunakan mengandung oksida silika,
oksida alumina dan oksida besi yang diperoleh dari pasir silika (silica sand) dan pasir
besi (iron sand).
a. Pasir silika (silica sand)
Pasir silika digunakan sebagai pengkoreksi kadar SiO 2 dalam tanah liat yang
rendah.
b. Pasir besi (iron sand)
Pasir besi digunakan sebagai pengkoreksi kadar Fe 2O3 yang biasanya dalam
bahan baku utama masih kurang.
Bahan baku penunjang memiliki sifat fisik dan kimia sebagai berikut:
No
Pasir Silika
Pasir Besi
Rumus kimia
SiO2
Fe2O3
Berat molekul
60,06 g/gmol
159,70 g/gmol
Densitas
1,32 g/ml
5,12 g/ml
Titik leleh
1710 oC
Titik didih
2230 oC
Warna
Coklat keputihan
Hitam
Kelarutan
Tidak larut dalam air, alkali Tidak larut dalam air, tetapi
tetapi larut dalam HF
2.1.3
Bahan baku tambahan adalah bahan baku yang ditambahkan pada terak atau
klinker untuk memperbaiki sifat sifat tertentu dari semen yang dihasilkan. Bahan baku
tambahan yang biasa digunakan untuk mengatur waktu pengikatan semen adalah
Gypsum. Berikut adalah sifat fisik dan kimia dari gypsum
Sifat Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku Tambahan
No
Gypsum
Rumus kimia
CaSO4. 2H2O
Berat molekul
172,17 g/gmol
Densitas
2,32 g/ml
Titik leleh
128 oC
Titik didih
163 oC
Warna
Putih
Kelarutan
2.2
Proses Produksi
Proses pembuatan semen yang dilakukan pada PT. Semen Baturaja ini
menggunakan proses kering (Dry process). Proses produksi ini dimulai dari penyediaan
bahan mentah, penggilingan bahan mentah, pembakaran, pendinginan klinker,
penggilingan klinker, dan pengantongan semen.
2.2.1 Peralatan Yang Digunakan
Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan semen di PT. Semen
Baturaja (Persero) dibedakan dalam dua kelompok, yaitu :
A. Peralatan utama proses pembuatan semen
1. Crusher
o Hammer crusher, digunakan untuk memecah batu kapur dengan kapasitas 600
ton batu kapur/jam (WB).
o Roller crusher, digunakan untuk memecah tanah liat dengan kapasitas alat 500
ton tanah liat/jam (WB).
2. Raw mill, digunakan untuk menggiling dan mengeringkan bahan mentah dengan
kapasitas 360 ton/jam(DB).
3. Preheater
o Cyclone preheater, digunakan untuk pemanasan awal dengan kapasitas 1700
ton/hari.
o Cyclone preheater dengan precalsiner (secondary burner), digunakan untuk
calsinasi raw meal dengan kapasitas 2500 ton/hari.
Spesifikasi Preheater
Stage
Kiln string
Precalsiner String
Stage I
2 x 4,48 m diameter
1 x 4,11 m diameter
Stage II
1 x 6,00 m diameter
1 x 6,11 m diameter
Stage III
1 x 6,40 m diameter
1 x 6,39 m diameter
Stage IV 2
x 6,40 m diameter
1 x 6,53 m diameter
Berbentuk silinder yang berbuat dari plat baja yang dilapisi dengan lining yang berupa
batu tahan api (fire brick).
B. Supporting Rollers,
Berfungsi untuk menumpu shell kiln yang duduk pada tyre, dimana suporting roller ini
dapat berputar sesuai dengan putaran kiln.
C. Thrust Rollers,
Merupakan sistem mekanis yang berfungsi untuk mengatur gerak maju atau mundur
kiln sepanjang sumbunya.
D. Kiln Drive,
Menggerakan kiln dengan electro motor dengan system transmisi daya dan roda gigi
pinion sebagai penggerak kiln.
E. Cooling Sistem,
Terpasang di sekeliling kiln, untuk mendinginkan dinding luar kiln.
F. Outlet Kiln,
Merupakan suatu bagian dari kiln untuk tempat keluarnya klinker hasil proses
pembakaran pada shell kiln.
Spesifikasi Kiln PT. Semen baturaja (persero)
Kiln
Panjang
: 75 m
Diameter
: 4,5 m
Kapasitas
: 4300 ton/hari
Heat consumption
: 35,45 mm
Ketebalan Refractory
: 200 mm
Kiln Slope
: 0,03
: 3rpm
Kemiringan kiln
:150
5.
6.
7.
75 ton
semen/jam.
8.
9.
8. Drag Chain Conveyor, untuk mengangkut material bulk secara mendatar atau
sedikit miring (maksimal 20o). Alat ini bisa tahan sampai dengan temperatur 500 oC
karena semua bagiannya terdiri dari logam dengan kapasitas 500 ton/jam,
digunakan untuk mengangkut material klinker ke cement mill.
D. Peralatan Penyimpanan Produk
1. Lime stone storage (blending storage lime stone), merupakan tempat penyimpanan
tertutup batu kapur produk crusher dengan kapasitas 2 x 17000 ton batu kapur.
2. Clay storage, tempat tertutup yang digunakan untuk menyimpan atau menampung
tanah liat produk crucher dengan kapasitas 2 x 5000 ton tanah liat.
3. Cover storage clinker, merupakan tempat tertutup untuk menyimpan terak produk
dengan kapasitas 1 x 40000 ton terak.
4. Raw meal silo, untuk menyimpan atau menampung raw meal produk penggilingan
dan pengeringan bahan mentah dengan kapasitas 1 x 20000 ton raw meal.
5. Clinker silo, digunakan untuk menyimpan terak produksi kiln dengan kapasitas 2 x
8500 ton dan 1 x 40000 ton terak di PBR dan 1 x 5000 ton di PPG dan di PPJ.
E. Peralatan Bantu Lainnya pada Proses Pembuatan Semen
1. Kompresor adalah peralatan yang menghasilkan udara dengan tekanan tinggi .
2. Blower adalah peralatan yang menghasilkan udara yang bertekanan sedang.
3. Fan adalah peralatan yang menghasilkan udara dengan tekanan rendah dan
mempunyai volume yang tinggi.
4. Power stasion adalah unit pembangkit listrik yang disalurkan untuk menggerakkan
mesin/peralatan listrik, dan alat lainnya.
5. Water treatment adalah unit pengolah atau penjernih untuk keperluan pendinginan
mesin pabrik dan untuk keperluan rumah tangga.
BAB III
Uraian Proses
1.
Bahan mentah yang dibutuhkan dalam pembuatan semen antara lain batu kapur, tanah
liat , pasir silica dan pasir besi .
a.
yang dilakukan di PT. Semen Baturaja (Persero) bersifat tambang terbuka. Metode ini
dipakai karena deposit batu kapur di PT. Semen Baturaja (Persero) terletak pada
daerah yang mendatar, sehingga tempat kerjanya (front) digali kearah bawah sehingga
membuat cekungan (pit). Metode penambangan seperti ini disebut Pit Type
Quarry.Penambangan batu kapur berlokasi di daerah Pusar yang terletak lebih kurang
1200 m kearah barat daya dari arah pabrik. Area penambangan dengan luas lebih
kurang 51,5 ha ini memiliki ketebalan tanah penutup (Over Burden) rata rata 4 meter.
Aktivasi penambangan batu kapur meliputi clearing, stripping, drilling, blasiting,
loading, hauling dan crushing.
Alat-alat perlengkapan penambangan batu kapur adalah sebagai berikut :
-
Buldozer
Pompa listrik
Greader
Wheel loader
Clearing
Clearing adalah kegiatan pembersihan semak belukar maupun bongkahan
Drilling (Pengeboran)
Untuk penambangan batu kapur terlebih dahulu dilakukan pengeboran guna
pembuatan lubang ledak (Blast Hole). Jenis alat yang digunakan pada front
penambangan batu kapur ada tiga jenis yaitu :
-
Jack Hammer
Digunakan untuk bongkahan-bongkahan (Boulder) yang terdapat pada
Blasting (Peledakan)
Damotion 805
Bahan peledak dengan bentuk seperti dodol yang pekat dengan
Menguji rangkaian dengan alat Blasting Ohm Meter untuk mengetahui apakah
sudah sempurna.
5.
Loading (Pemuatan)
Merupakan rangakaian kegiatan yang dilakukan untuk mengambil dan memuat
material ke dalam alat angkut. Alat muat yang dipakai antara lain :Hydraullic Shovel,
Back Hoe, Whell Loader.Setelah batu kapur digali dengan alat muat lalu dimasukkan ke
Dump Truck.
6.
Hauling (Pengangkutan)
Merupakan serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk mengangkut batu kapur
Crushing (Pemecahan)
Batu kapur yang diangkut dari tambang dengan Dump Truck dituangkan ke
dalam lime stone hopper. Selanjutnya batu kapur dimasukkan ke dalam alat pemecah
(single shaft hammer crusher) oleh appron feeder. Prinsip kerja dari alat pemecah yaitu
berdasarkan putaran (rotation) dan pukulan (impact) dari hammer yang membentuk
impact wall lining. Produk yang lolos dari saringan (grate basket) masuk discharge steel
conveyor, sedangkan material jatuhan dari appron feeder ditampung oleh drag chain
dan masuk discharge steel conveyor. Selanjutnya batu kapur tersebut diangkut dengan
melalui rangkaian seri belt conveyor dicurahkan dengan membentuk layer layer ke
tempat penumpukan yang dibagi dua bagian yaitu stock pile I dan II.
b. Penambangan Tanah Liat (Clay)
Penambangan tanah liat yang berlokasi di Air Gading terletak lebih kurang 400
meter arah barat daya dari pabrik. Lapisan over burden berkisar antara 0,2 0,5 meter,
Luas lokasi penambangan lebih kurang 27,4 ha dengan system penggalian dari atas
bench.
Alat alat yang digunakan :
a. Hydraullic Exavator / Back Hoe Hitachi dengan kapasitas 2,4 m3
b. Rear Dump Truck
Alat bantu yang digunakan :
Buldozer untuk pengupasan tanah penutup
Kegiatan penambangan tanah liat meliputi clearing, stripping, loading, hauling
dan crushing.
1. Clearing / Stripping
Untuk pembersihan/pengupasan over burden tersebut cukup dengan menggunakan
bulldozer.
2. Loading / Hauling
Alat yang dipakai adalah back hoe dengan kapasitas 2,4 m3, sedangkan alat
angkutnya adalah Rear Dump Truck dengan kapasitas 20 ton.
3. Crushing
Dengan alat angkut Dump Truck, tanah liat dari tambang diangkut dan dituangkan
ke dalam clay hopper.Appron feeder yang dilengkapi dengan I speed mentransfer
tanah liat ke Double Roller Crusher. Prinsip kerja Double Roller Crusher adalah dengan
cara ditekan oleh dua buah roller yang putarannya berlawanan arah. Pada roller
tersebut dilengkapi dengan kuku baja (teeth) untuk membantu memecah tanah liat
yang keras. Untuk menampung jatuhan material dari appron feeder dipasang drag
chain. Material yang telah dihancurkan selanjutnya dimasukkan ke dalam stock pile
tanah liat dengan alat transport belt conveyor.
c.
tersebut. Bentuknya seperti pasir biasa, namun yag membedakan adalah warnanya
yang khas dan berkilat, serta ada juga yang masih dalam bentuk bongkahan atau
gumpalan-gumpalan sebesar kepalan tangan.
d. Penyediaan Pasir Besi / Bijih Besi
Berfungsi sebagai bahan koreksi adanya kekurangan komposisi Fe 2O3. Di dapat
dengan cara membeli dari Larmpung dan rekanan - rekanan yang di tunjuk. Warnanya
kebanyakan hitam, warna gelap, kemerahan dan kecoklatan. Kekerasan 5,5 6,5 skala
Mohs. Bentuk butiran halus seperti pasir.
2.
mentah menjadi lebih kecil atau membuat luas permukaan material menjadi lebih besar.
Tujuan dari penggilingan bahan mentah ini adalah untuk mendapatkan campuran bahan
mentah yang homogenik dan untuk mempermudah terjadinya reaksi kimia pada saat
klinkerisasi. Selain penggilingan , material juga mengalami pengeringan dengan media
pengeringanya berupa gas panas yang dapat berasal dari hot gas generator ataupun
dari kiln exchaust gas.
Bahan mentah utama yang terdiri dari batu kapur dan tanah liat di garuk
dengan menggunakan reclaimer dari stock pile masing masing , kemudian bahan
koreksi yang berupa pasir silika dan pasir besi di campur dengan bahan mentah
uatama dalam sebuah belt conveyor untuk di umpankan ke dalam vertical mill. Di dalam
vertical mill keempat bahan mentah yang telah bercampur dengan proporsi tertentu itu
mengalami proses penggilingan dan pengeringan. selanjunya, material yang telah halus
di hisap dengan sebuah fan. Untuk mendapatkan produk vertical mill tepung baku atau
raw meal yang memiliki kehalusan sesuai dengan standard , maka material yang
terhisap harus melewati separator terlebih dahulu dan selanjutnya di pisahkan dari gas
panas dengan menggunakan 4 buah cyclone.
Tepung baku yang telah terpisah dari gas panas selanjutnya di masukkan ke CF
Silo ( Continous Flow Silo ) dengan menggunakan alat transport berupa fluxoslide dan
belt bucket elevator. Di dalam CF Silo raw meal akan dihomogenisasi dan di simpan
serta siap di umpan ke kiln .produk atas dari Cyclone separator adalah uap air , gas
panas dan sebagian debu yang terikat pada waktu pemisahan ini di transportasikan ke
Electric Precipitator. Di dalam
elektoroda yang bertegangan tinggi . Debu yang terkumpul ini di kembalikan lagi ke CF
Silo . Sedangkan gas panas dari kiln , uap air dan sebagian debu yang tidak tertangkap
oleh elektrode elektroda Electric Precipitator di transportastikan ke cerobong (stack)
dengan bantuan sebuah fan adalah IDF fan.
a.
Penggilingan Batubara
Raw coal yang diperoleh dari PT. Bukit Asam (Persero) ditumpuk dalam
Agar sistem tetap bertekanan negative dan tidak adanya batubara yang
berhamburan, maka digunakan jet pulse dengan ukuran kecil.
c.
system. Fine coal dari bin akan turun ke pfister dengan bantuan udara dari aerasi untuk
ditimbang sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya keluar melalui pipa`kemudian
dihembuskan oleh udara bertekanan tinggi dari blower menuju kiln burner atau calsiner
burner untuk proses pembakaran. Prinsip utama yang paling penting adalah stabilitas
supply batubara dari pfitser ke burner sangat berpengaruh terhadap proses
pembakaran di kiln dan calsiner.
3.
a.
pada umpan kiln raw meal pada temperatur 600 800 0C.
Proses ini terjadi pada Preheater , yang terdiri dari 2 unit (2 string), masing-masing
string terdiri dari 4 cyclone, salah satu string dilengkapi dengan burner precalsiner
(secondary Burner). Dengan adanya Preheater 2 string dan dilengkapi dengan Burner
Precalsiner, maka akan terjadi peningkatan / percepatan proses kalsinasi (sebagian
besar proses kalsinasi sudah terjadi di preheater) dan beban kalsinasi didalam kiln
menjadi lebih ringan atau berkurang.
Tabel 7. Reaksi Pada Proses Pembuatan Semen
Temperatur (0C)
0-100
100-600
600-800
Penguraian
senyawa
Reaksi
karbonat
sedangkan
C2S, C2AF
C3A maksimum
C,
terbentuk
fase
cair
(Liquid
Pembakaran
Tepung baku (raw meal) yang telah dihomogenisasi di dalam CF Silo dikeluarkan
Pengeringan
Pengeringan di sini adalah proses penguapan air yang masih terkandung dalam
umpan baku. Terjadi pada saat umpan baku kontak dengan gas panas pada
temperature sampai 200 C.
b. Dehidrasi
Dehidrasi adalah proses terjadinya pelepasan air kristal (combined water) yang
terikat secara molekuler di dalam mineral mineral umpan baku . Proses ini terjadi
temperatur 100 400 C . Kondisi ini menyebabkan struktur mineral menjadi tidak stabil
dan akan terurai menjadi pada temperature 400 900 C.
c.
umpan baku menjadi oksida oksida yang relatif terjadi pada temperature 400 900
C .
d. Klinkerisasi
Klinkerisasi adalah proses pembentukan senyawa senyawa penyusun semen
Portland baik dalam fasa padat maupun dalam fasa cair. Pada temperature 1260 1310 C mulai terjadi lelehan terutama terdiri dari komponen Al 203 dan Fe2O3. Pada
temperatur 1450 C, jumlah fasa cair dapat mencapai 20 -30 %. Dalam fasa cair terjadi
pembentukan ( C3S ) 3 CaO.SiO2 dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
2 CaO.SiO2 + CaO
3 CaO.SiO2
Apabila dalam proses klinkerisasi masih terdapat CaO yang belum bereaksi
dengan oksida lainnya, maka akan terbentuk CaO bebas ( free lime ) yang bersifat
merugikan terhadap , mutu semen . Banyaknya CaO bebas pada klinker dapat di
jadikan salah satu indikator apakah proses pembakaran klinker berjalan dengan baik
atau tidak. Semakin banyak CaO berarti proses pembakaran tidak berjalan dengan
baik.
Peralatan utama untuk pembakaran P.T Semen Baturaja (Persero) adalah
Rotary kiln yang dilengkapi dengan Suspension Preheater.
Kecepatan pembakaran bahan baku dalam rotary kiln( tanur putar ) bergantung
pada :
-
= 3 rpm
Panjang kiln
= 75 m
Diameter kiln
= 4,5 m
Kemiringan kiln
= 150
e.
Quenching
Quenching adalah proses pendinginan klinker scara mendadak setelah reaksi
5.
Penggilingan semen
Klinker yang disimpan dalam klinker silo dikeluarkan dan di angkut dengan chain
conveyor masuk ke dalam bin klinker. Sementara gypsum dari gerbong dibongkar dan
disimpan dalam bin gypsum. Dengan perbandingan tertentu, klinker dan gypsum
dikeluarkan dari bin masing masing dan akan bercampur di belt conveyor. Dari belt
conveyor campuran ini kemudian dihancurkan dengan roller press sehingga memiliki
ukuran tertentu yang selanjutnya digiling dengan menggunakan alat penggiling berupa
tube mill yang berisi bola bola besi sehingga media penghancurnya.
Dengan menggunakan sebuah fan , material yang telah halus dihisap dan
dipisahkan dari udara pembawanya dengan menggunakan beberapa perangkat
pemisah debu. Hasil penggilingan ini disimpan dalan semen silo yang kedap udara.
Semen yang dihasilkan harus memenuhi syarat mutu fisik semen dengan kehalusan
minimal 3000 cm2/g (SNI mempersyaratkan min. 2800 cm 2/g).
6.
Pengantongan Semen
Semen dikeluarkan dari semen silo dan diangkut dengan menggunakan belt
conveyor masuk ke steel silo. Dengan alat pengantongan berupa Rotary Packer, semen
dikantongi dengan setiap 1 sak berisi 50 kg semen , kemudian di bawa ke truk untuk
dipasarkan.
BAB IV
Produk
Produk yang dihasilkan dari proses pembuatan semen di PT. Semen Baturaja
(Persero) adalah Semen Portland Type I menurut standar Nasional Indonesia. Semen
Portland Type I adalah semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak
memerlukan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain.
Penggunaan semen Portland type I dapat dipakai untuk seluruh bangunan seperti untuk
jalan, jembatan, bangunan gedung dan lain-lain jenis konstruksi, terutama yang tidak
ada kemungkinan mendapat serangan sulfat dari tanah dan timbulnya panas hidrasi
yang tinggi.
1. Sifat Sifat Fisik Produk PT. Semen Baturaja (Persero)
Sifat sifat fisik dari produk semen Portland type I yang dihasilkan oleh PT.
Semen Baturaja (Persero) dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8. Sifat Sifat Fisik Semen Portland Type I
No
1
Uraian
Satuan
Kahalusan : uji
permeabilitas udara
Standar PT.
Semen Baturaja
min 280
(Persero)
maks 320
min 45
min 110
maks 375
maks 320
maks 0,8
maks 0,1
m2/kg
Waktu pengikatan
dengan alat vicat :
Awal
menit
Akhir
3
Kekekalan :
pemuaian dengan
Autoclave
Kuat tekan :
3 hari
kg/cm2
7 hari
28 hari
5
Pengikatan semu
min 125
min 180
min 200
min 260
min 280
min 350
maks 50
maks 70
penetrasi akhir
2.Sifat Sifat Kimia Produk Semen PT. Semen Baturaja (Persero)
Sifat sifat kimia dari produk semen Portland type I yang dihasilkan oleh PT.
Semen Baturaja (Persero) dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini.
Tabel 9.Sifat Sifat Kimia Semen Portland Type I
Uraian
SiO2, % minimum
Al2O3, % maksimum
Fe2O3, % maksimum
MgO, % maksimum
6,0 %, maksimum
SO3, % maksimum
3,0 % maksimum
3,5 % maksimum
3,0 % maksimum
maksimum
5,0 % maksimum
Utilitas
Sarana-sarana air bersih dan tenaga listrik sangat diperlukan sebagai pendukung
berlangsungnya operasi pabrik.Sarana ini disediakan oleh bagian utilitas yang ada
dalam naungan biro pemeliharaan.
4.1 Pembagkit Tenaga Listrik
Air dari sungai Ogan dihisap dengan pompa sentrifugal. Pompa yang disediakan
ada 2, tapi satu untuk cadangan.
2.
3. Proses aerasi setelah adanya injeksi udara dari aerator. Sebelum masuk ke bak
pengadukan, air ditambah bahan bahan kimia, yaitu :
-
Sodium hipoklorit (NaClO), untuk membunuh bakteri yang terkandung dalam air
4. Dalam bak pengaduk, lumpur dan kotoran dari proses di atas dialirkan kembali ke
sungai Ogan melalui bak slurry. Air yang jernih akan masuk ke settling basin melalui
lubang overflow.
5. Pada settling basin inti terdapat drag chain yang berfungsi untuk mengumpulkan
debu yang ada. Lumpur yang kemudian dimasukkan ke dalam pocket settling basin,
yaitu penampungan lumpur dibuang ke sungai.
B. Pengolahan Air di Pabrik
1. Pada plant site ditampung dalam precleaningwater basin yang dilengkapi dengan
limapompa. Dua pompa akan dialirkan ke iron dan manganese remolvale filter yang
didalamnya terdapat lapisan pasir untuk menyaring kotoran yag masih terdapat
dalam air, air kemudian dipakai untuk keperluan :
-
Laboratorium
Tiga pompaa yang lain digunakan untuk memompa air ke greevel bed filter.
2.
3. Air dipompakan ke cold water basin power station dan cold water bearing cooling
4.
Air dari cold water bearing diinjeksikan tri sodium fosfat sebagai anti korosi. Lalu
air ini dipompakan dengan dua pompa ke high level tank kemidian secara gravitasi
menuju ke mill dan kiln untuk pendinginan bearing-bearing.Setelah dipakai untuk
pendingin bearing, air ditampung dalam warm water basin.
Pengolahan Lingkungan
PT. Semen Baturaja (Persero) sedang menyusun Sistem Manajemen
Memanfaatkan air bersih yang ada pada kolam kolam bekas galian tanah liat
untuk masyarakat disekitar pabrik bekerja sama dengan PDAM setempat untuk
pengolahan.
c.
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
PT. Semen Baturaja (Persero) adalah industri semen yang merupakan salah satu
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dimana pada tahun 2001 sampai saat ini
memproduksi 1.250.00 ton terak/tahun. PT. Semen Baturaja (Persero) terletak di
Kabupaten OKU, dan lokasi pabrik di tempat yang berbeda, yaitu pabrik Baturaja,
pabrik Palembang, dan pabrik Panjang Bandar Lampung.
Proses pembuatan semen ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu
penyediaan bahan baku, penggilingan dan pengeringan bahan mentah, pembakaran di
Rotary kiln, penggilingan klinker, dan pengantongan. Bahan baku yang digunakan
adalah batu kapur (lime stone), tanah liat (clay), pasir besi (iron sand), pasir silica (silica
sand), dan gypsum.
Didalam pengelolaan lingkungan, limbah yang keluar dari pabrik yung berupa debu
akan
mendapatkan
perlakuan
khusus
yaitu
dengan
menggunakan
peralatan
Electrostatic precipitator (EP), cyclone, dan Dust collector, sehingga limbah yang
dihasilkan tidak akan menggangu lingkungan disekitar pabrik tersebut.
Tugas khusus yang diberikan selama kerja praktek di PT. Semen Baturaja
(Persero) adalah penelitian yang berjudul Pemetaan Kualitas Udara Ambient dengan
Parameter Kadar Debu Di Lingkungan Pabrik PT. Semen Baturaja (Persero). Dimana
dari hasil pemetaan yang dilakukan didapat bahwa kandungan debu di lingkungan kerja
PT. Semen Baturaja (Persero) dalam pabrik dari rata rata ke tiga titik sampling dalam
pabrik masih rendah / di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) yaitu 0,172 mg/m 3 atau di
bawah 2% dari NAB.
Setelah melakukan kerja praktek ini banyak manfaat yang didapat di antaranya
dapat mengetahui proses pembuatan semen secara langsung serta dapat mengetahui
konsentrasi debu rata rata yang ada di lingkungan pabrik PT. Semen Baturaja
(Persero).
Penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat memberikan masukan kepada PT.
Semen Baturaja (Persero) untuk dapat lebih menjaga lingkungan pabrik dari debu yang
di hasilkan oleh pabrik dengan standar yang mengacu pada peraturan Gubernur,
peraturan Kementrian industry dan SNI.
B.Saran
Didalam PT Semen Baturaja ini tidak dijelaskan dengan pasti seberapa
kompensasi yang diterima manajemen atas hasil yang diperoleh, sehingga
penulis harapkan agar dapat mencantumkan nominal prosentas.
Daftar Pustaka
Anonim. 2010. Brosur. PT. Semen Baturaja (Persero)
Balai Diklat PT Semen Baturaja.1999.Proses Pembuatan Semen di PT. Semen
Baturaja.PT.Semen Baturaa : Baturaja
Laporan pelaksana RKL dan RPL.2008.Industri Semen. PT.Semen Baturaa.Baturaja : I
+ 29 hlm.
Tim Revisi AMDAL .2004.Revisi Analisi Dampak Lingkungan,Kegiatan Pengembangan
PT.Semen Baturaja . Baturaa : x + viii3.
TINJAUAN_PUSTAKA_PT_SEMEN_BATURAJA_perse.doc
http://eprints.polsri.ac.id/86/3/BAB%20II.pdf