TINJAUAN UMUM
2-1
kapasitas produksi semen 500.000 ton semen menjadi 550.000 ton per tahun.
Selanjutnya pada 1 oktober 1996 hingga tahun 2013 dilaksanakan proyek
optimalisasi tahap II dengan tujuan meningkatkan kapasitas produksi semen
menjadi 1.200.000 ton per tahun.
Tahun 2017 PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. mendirikan pabrik semen Baturaja
II yang berlokasi di Baturaja, Sumatera Selatan. Dan pada 1 September 2017
pabrik semen Baturaja II siap beroperasi secara komersil setelah menjalani dua
bulan masa percobaan. Diketahui pabrik semen baturaja II akan meningkatkan
kapasitas terpasang perusahaan sebanyak 92,5% atau menjadi 3,85 juta ton pada
2018 dari kemampuan produksi sebelumnya sekitar 2 juta ton.
Area penambangan batu kapur di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk menurut IUP
No.01/K/IUP-II.A3/XXVII/2010 tertanggal 23 maret 2010 memiliki luas
penambangan batu kapur sebesar 103,40 Ha dengan lokasi di Desa Pusar,
Kecamatan Baturaja Barat dengan izin usaha selama 20 tahun. Sedangkan
menurut IUP No.02/K/IUP-II.A3/XXVII/2010 tertanggal 23 maret 2010 memiliki
luas penambangan tanah liat sebesar 96,84 Ha dengan lokasi di Desa Pusar,
Kecamatan Baturaja Barat dengan izin usaha selama 10 tahun.
2-2
penambangan bahan mentah dan pabrik pengolahan bahan menjadi setengah jadi
yaitu klinker serta dilakukan juga proses penggilingan klinker menjadi semen,
lokasinya berjarak ± 2,50 km dari pusat kota baturaja. Kedua, di kertapati
Palembang yang merupakan tempat pabrik penggilingan klinker menjadi semen
dan juga sebagai kantor pusat PT. Semen Baturaja, Tbk. Ketiga, Panjang
(Lampung) yaitu merupakan tempat pabrik penggilingan klinker dan juga tempat
pabrik pembuatan kantong semen. Secara geografis terletak pada 104008’35,52”
BT - 104009’09,08” BT dan 04006’58,94” LS - 04007’32,25” LS, lokasi pabrik
dan penambangan batu kapur dapat dicapai melalui rute sebagai berikut :
1. Dari kota Jakarta ke kota Palembang dapat ditempuh melalui jalur darat
maupun udara. Jika menggunakan jalur udara dengan menggunakan pesawat
ditempuh ± 45 menit.
2. Dari kota Palembang ke kota Baturaja dapat ditempuh melalui jalur darat
dengan menggunakan kendaraan roda empat selama ± 4 jam.
3. Dari kota Baturaja ke lokasi PT. Semen Baturaja dapat ditempuh melalui jalur
darat dengan menggunakan kendaraan roda empat selama ± 10 menit.
2-3
sekitar 900 meter sampai 2.000 meter dari crusher tanah liat. Topografi daerah
izin usaha pertambangan (IUP) PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. umumnya
berbukit-bukit yang agak landai dengan ketinggian barvariasi antara 40 – 60 mdpl.
Pada bagian timur laut daerah penambangan batu kapur mengalir Sungai Air
Kemana anak dari Sungai Ogan yang berelevasi 42 mdpl, sebelah selatan
mengalir Sungai Ogan dengan elevasi 37 mdpl, sedang sebelah Timur dan Barat
berbatasan dengan perumahan penduduk dan lahan perkebunan. Penambangan di
pit quarry Pusar sendiri telah mencapai level terendah saat ini yaitu 0 mdpl. Pada
rencana penambangan selanjutnya kuari akan habis ditambang pada elevasi
terendah yaitu (-26) mdpl.
2.3.2. Stratigrafi
Berdasarkan kondisi geologi daerah Baturaja mengenai litologi daerah,
diperkirakan telah terjadi 3 episode Orogenesa yang membentuk kerangka struktur
daerah cekungan Sumatera Selatan (Gambar 2.3) yaitu Orogenesa Mesozoik
Tengah, Tektonik Kapur Akhir Tersier Awal dan Orogenesa Plio-Plistosen.
Secara umum R.W. Van Bemmeln meggolongkan batu kapur pada Formasi
Baturaja berkembang di sekitar pegunungan Gumai serta antiklin Baturaja
berumur Miosen Tua, dimana ditemukan fosil-fosil petunjuk yang diperkirakan
mempunyai ketebalan lebih dari 300 meter. Terdapat dua formasi yang ada di
daerah Pusar yaitu Formasi Baturaja dan Formasi Gumai, Formasi Baturaja
memiliki ketebalan antara 60 sampai 100 meter. Formasi tersebut terdiri dari
kapur terumbu, sisipan serpih kapuran dan napal. Batuan Formasi Baturaja
berwarna putih sampai kuning pucat dan berangsur gelap menjadi abu-abu ke arah
dalam.
Formasi Gumai merupakan bagian lapisan batu kapur tipis dan napal. Napal
berwarna kecokelatan menempati bagian bawah formasi ini. Semakin ke atas,
terdapat lapisan-lapisan batupasir berwarna putih sampai abu-abu. Memiliki
ketebalan kurang lebih 365 meter. Formasi Gumai disusun oleh serpih kapuran,
napal, batu lempung dengan sisipan batupasir lempungan dan batupasir tufaan.
Batu kapur berkualitas tinggi terdapat di daerah Pusar, juga ditemukan material-
material pelengkap seperti alumina, silika yang juga berdekatan dengan Formasi
2-4
Baturaja. Kedua material tersebut berada di tanah liat yang dinamakan residual
atau laterite clay dan clay shale dari Formasi Gumai.
2-5
Tbk memiliki density sebesar 2,14 gr/cc dengan kualitas secara umum dapat
dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Hasil analisa laboratorium kualitas batu kapur
Kandungan Persentase (%)
SiO2 0,62
Al2O3 0,54
Fe2O3 0.09
CaO 53,99
MgO 0,56
LOI 44,20
Sumber : data hasil uji laboratorium bulanan
2-6
perbandingan 94% - 97% terak, 3% - 6% gypsum. Proses terakhir dari pembuatan
semen adalah pembuatan bubuk semen dan pengantongan (gambar 2.3). Adapun
penjelasan lebih rinci mengenai proses pembuatan semen yaitu :
A. penyediaan bahan mentah
Bahan mentah yang diperlukan terdiri dari dua macam, yaitu:
1. Bahan eksternal, berupa bahan mentah yang diperoleh dari luar tambang PT.
Semen baturaja (Persero) Tbk, yaitu :
Pasir silika, diperoleh dari tambang rakyat di daerah Ogan Komering Ulu
2. Bahan internal, berupa bahan mentah yang diperoleh langsung dari tambang
Quarry Pusar PT. Semen baturaja (Persero) Tbk, yaitu batu kapur dan tanah
liat. Luas daerah Penambangan PT. Semen baturaja (Persero) Tbk adalah
103,40 Ha dengan target produksi batu kapur pada tahun 2018 sebesar
3.345.400 ton/tahun. Dengan target 1.028.400 ton/tahun untuk pabrik BTA – 1
dan 2.317.000 ton/tahun untuk pabrik BTA – 2. Dan tanah liat sebesar 360.000
ton/tahun. Kegiatan penambangan batu kapur dilakukan dengan sistem
tambang terbuka dengan metode quarry. Penambangan dilakukan dengan
mengggunakan peralatan mekanis yang meliputi kegiatan pembersihan lahan
(land clearing), pengupasan lapisan tanah penutup (stripping overburden),
pemberaian, pemuatan, dan pengangkutan, serta penghancuran (crushing) dan
storage.
2-7
membuat jalan darurat untuk keluar masuknya alat mekanis lainnya, membuat
saluran air (drainase) untuk mengeringkan lokasi kerja bila dibutuhkan, yang
semuanya bertujuan tidak lain adalah untuk membuka lokasi penambangan
agar memungkinkan bagi pekerjaan berikutnya yaitu pengupasan overburden.
Pada tahapan pembersihan lahan, lapisan tanah humus (top soil) yang paling
subur harus ditimbun pada tempat tertentu lalu ditanami rumput agar tidak
terjadi erosi. Tindakan tersebut dilakukan supaya ketika kegiatan reklamasi
dilakukan lapisan tanah humus (top soil) dapat digunakan kembali. Alat berat
yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembersihan lahan yaitu 1 unit
Bulldozer Liebherr 734 (Gambar 2.4) Namun, jika terdapat pepohonan yang
tinggi digunakan alat gali muat seperti excavator untuk merobohkannya.
2-8
Gambar 2.5 Stripping Overburden menggunakan Excavator Backhoe Komatsu
PC300
Kegiatan pemberaian
2-9
Gambar 2.6 Kegiatan Pengeboran
Dan Alat yang digunakan untuk mengangkut batu kapur dari lokasi
penambangan ke crusher batu kapur yaitu adalah dump truck UD Truck CWB
450 (kapasitas 25 ton), Quester CWE 370 (kapasitas 30 ton).
Kegiatan penghancuran (Crushing)
Batu kapur (limestone) yang telah diangkut dan di dumping pada crusher akan
mengalami pengecilan ukuran (size reduction) dengan tipe hammer mill
dengan ukuran feed maksimal 1,5 meter yang menghasilkan output sebesar 5 –
12 cm (Gambar 2.8), Kapasitas crusher tersebut ± 650 ton / jam . Kualitas batu
2-10
kapur yang diperlukan sebagai bahan baku pembuatan semen adalah 81-83%
RCO3. Jika kadar RCO3 dalam batu kapur lebih rendah atau lebih tinggi atau
kurang dari standar yang ditentukan maka dilakukan proses blending antara
batu kapur high grade dengan batu kapur transisi (low grade).
Gambar 2.8 Feed yang Masuk pada Crusher Melalui Feed Opening
Storage
Terdapat 2 stockpile yang ada di storage batu kapur. Stockpile 1 berkapasitas
14.000 ton dan stockpile 2 berkapasitas 16.000 ton.
B. Penggilingan bahan mentah
Bahan baku utama dan bahan baku penolong yang telah ada kemudian
dikeringkan, dihaluskan lalu dicampurkan (homogenisasi) di alat raw mill dengan
perbandingan tertentu. Hasil dari pencampuran disimpan pada CF silo.
C. Pembakaran
Proses pembakaran merupakan proses yang menentukan dalam pembuatan semen.
Hasil homogenisasi dari CF silo diumpankan ke cylone 4 tingkat untuk
dipanaskan secara bertahap dan kemudian dimasukkan ke alat rotary kiln untuk
pembakaran hingga suhu 1.400 0C dan didinginkan secara mendadak di alat grate
cooler. Hasil akhir proses pembakaran ini berupa material yang disebut terak
(klinker) selanjutnya disimpan pada silo terak (klinker).
D. Penggilingan dan Pengantongan semen
Terak yang tersimpan kemudian dicampur dengan gypsum dengan perbandingan
tertentu dan digiling pada alat cement mill. Maka akan terbentuklah semen.
Selanjutnya dikemas sesuai permintaan konsumen, berupa kantong (big bag dan
zak) dan berupa semen curah yaitu semen ditempatkan pada truk kapsul untuk
memenuhi permintaan khusus.
2-11