Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1. Sejarah Singkat Perusahan

Sejarah pertambangan batubara di tanjung enim dimulai sejak zaman kolonial


belanda tahun 1919 dengan menggunkan metode pertambangan terbuka (open pit
minning) di wilayah operasi pertama yaitu ditambang air laya. Pada 1923
beroperasi dengan metode pertambangan bawah tanah (underground mining)
hingga 1940, sedangkan produksi untuk kepentingan komersial dimulai pada
1938.

Seiring dengan berakhirnya kekuasan kolonial belanda ditanah air, para karyawan
indonesia kemudian berjuang untuk menuntut perubahan status tambang menjadi
pertambangan nasional. Pada 1950, pemerintah RI kemudian mengesahkan
pembentukan Perusahan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA)

Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi perseroan terbatas


dengan nama PT. Tambang Batabuara Bukit Asam (persero) Tbk. Yang
selanjutnya disebut perseroan. Dalam rangka miningkatkan pengembangan
industri batubara di indonesia, pada tahun 1990 pemerintah menetapkan
penggabungan perum tambang batubara dengan perseroan.

Sesuai dengan program ketahanan energi nasioanal, pada 1993 pemerintah


menugaskan perseroan untuk mengembangakan usaha briket batubara. Pada 23
desember 2002, perseroan mencatatkan diri sebagai perusahan publik bursa efek
indonesia dengan kode “PTBA”. Tujuan proyek ini terutama untuk memasok
kebutuhan batuabara bagi PLTU suralaya, jawa barat. Selain itu juga untuk
memenuhi industri lainnya baik industri yang ada didalam negeri maupun di luar
negeri.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut maka dikembangkan beberapa site


diwilayah IUP PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Tanjung enim antara tambang air
laya ( TAL), muara tiga besar (MTB) dan Banko barat.

7
2.2. Lokasi dan Kesampaian Daerah

PT Bukit Asam Tbk mempunyai kantor pusat yang berlokasi didaerah tanjung
enim,kecamatan lawang kidul, kabupaten muara enim, provinsi sumatera selatan.
Jarak tempuh lewat jalan raya dari kota palembang ±200 kilometer dari kota
Palembang atau ±190 kilometer dengan kereta api kearah barat daya. Dari kota
palembang dengan mobil menuju kota tanjung enim membutuhkan waktu tempuh
selama 4-5 jam.

Wilayah IUP PTBA terletak pada posisi 103°43’00’’ BT – 103° 50’10’’ BT dan 3°
42’ 30’’ LS – 4° 47’ 30’’ LS atau garis bujur 9.586.500 – 9.593.200 dan lintang
360.600 – 367.000 dalam sistem koordinat internasional.PT.Bukit Asam
(Persero), Tbk, berlokasi di Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten
Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan

Sumber: satuan kerja eksplorasi rinci PT bukit asam

Gambar 2.1
lokasi kesampaian Daerah PT Bukit asam, Tbk, Tanjung Enim

8
sumber: satuan kerja eksplorasi rinci PT. Bukit Asam, Tbk

Gambar 2.2
Foto Udara Lokasi Tambang PT Bukit Asam, Tbk

2.3. Keadaan Topografi

Secara umum daerah tambang PT.Bukit asam, Tbk. Mempunyai topografi yang
bervariasi mulai dari dataran rendah, hingga perbukitan. Dataran rendah
menempati sisi bagian selatan, yaitu daerah yang terdapat aliran sungai-sungai
kecil yang bermuara disungai lamatang dengan ketinggian ± 50 m diatas
permukaan laut. Daerah perbukitan terdapat dibagian barat dengan elevasi
tertinggi ± 282 diatas permukaan laut. Pada kedua daerah ini banyak dijumpai
vegetasi yang sebagian besar merupakan tumbuhan hutan tropika dan semak
belukar

2.4 Keadaan geologi

Secara Regional wilayah penambangan PT. Bukit Asam (Persero), Tbk termasuk
ke dalam Sub Cekungan Palembang yang merupakan bagian dari cekungan
Sumatera Selatan dan terbentuk pada zaman Tersier. Sub Cekungan Sumatera
Selatan yang diendapkan selama zaman Kenozoikum terdapat urutan litologi yang
terdiri atas dua kelompok besar, yaitu kelompok Telisa dan Kelompok
Palembang. Kelompok Telisa terdiri atas:

9
2.4.1. Formasi kasai
Formasi Kasai diendapkan secara selaras di atas Formasi Muara Enim dengan
ketebalan 850 – 1200 m. Formasi ini terdiri dari batu pasir tufan dan tefra riolitik
di bagian bawah. Bagian atas terdiri dari tuf pumice kaya kuarsa, batupasir,
konglomerat, tuf pasiran dengan lensa rudit mengandung pumice dan tuf berwarna
abu-abu kekuningan, banyak dijumpai sisa tumbuhan dan lapisan tipis lignit serta
kayu yang terkersikkan. Fasies pengendapannya adalah fluvial dan alluvial fan.
Formasi Kasai berumur Pliosen akhir-Plistosen awal.

2.4.2. Formasi muara enim


Formasi Muara Enim diendapkan selaras diatas Formasi Benakat. Formasi ini
berumur Miosen Atas yang tersusun oleh batu pasir lempungan, batu lempung
pasiran dan batubara. Formasi ini merupakan hasil dari pengendapan lingkungan
laut neritik sampai rawa, dengan ketebalan berkisar antara 150 m sampai 750 m.

2.4.3. Formasi air benakat


Formasi Air Benakat diendapkan selaras diatas Formasi Gumai yang berumur
Miosen Tengah, tersusun oleh batu lempung pasiran dan batu pasir glaukonitan.
Formasi Air Benakat diendapkan pada lingkungan laut neritik dan berangsur
menjadi laut dangkal, dengan ketebalan antara 100 m sampai 800 m. Formasi ini
diendapkan pada lingkungan neritik dan berangsur-angsur menjadi laut dangkal
dan prodelta diendapkan selaras di atas formasi gumai pada Miosen Tengah
hingga Miosen Akhir dengan ketebalan kurang dari 600 meter.

2.4.4. Formasi gumai

Formasi Gumai diendapkan secara selaras di atas Formasi Baturaja dimana


formasi ini menandai terjadinya transgresi maksimum di Cekungan Sumatera
Selatan. Bagian bawah formasi ini terdiri dari serpih gampingan dengan sisipan
batu gamping, napal dan batu lanau. Sedangkan di bagian atasnya berupa
perselingan antara batu pasir dan serpih. Ketebalan formasi ini secara umum

10
bervariasi antara 150 m - 2200 m dan diendapkan pada lingkungan laut dalam.
Formasi Gumai berumur Miosen awal-Miosen tengah.

2.4.5. Formasi baturaja


Formasi ini diendapkan secara selaras di atas Formasi Talang Akar dengan
ketebalan antara 200 sampai 250 m. Litologi terdiri dari batu gamping, batu
gamping terumbu, batu gamping pasiran, batu gamping serpihan, serpih
gampingan dan napal kaya foraminifera, moluska, dan koral. Formasi ini
diendapkan pada lingkungan litoral-neritik dan berumur Miosen awal.

2.4.6. Formasi talang akar


Formasi Talang Akar pada Sub Cekungan Jambi terdiri dari batu lanau, batu pasir,
dan sisipan batubara yang diendapkan pada lingkungan laut dangkal hingga
transisi. Menurut Pulunggono, 1976, Formasi Talang Akar berumur Oligosen
akhir hingga Miosen awal dan diendapkan secara selaras di atas Formasi Lahat.
Bagian bawah formasi ini terdiri dari batu pasir kasar, serpih dan sisipan batubara.
Sedangkan di bagian atasnya berupa perselingan antara batu pasir dan serpih.
Ketebalan Formasi Talang Akar berkisar antara 400 m – 850 m.

2.4.7. Formasi lahat


Formasi ini diendapkan tidak selaras di atas batuan pra-tersier pada lingkungan
darat. Formasi ini berumur Oligosen bawah, tersusun oleh tuffa breksi, lempung
tuffan, breksi, dan konglomerat. Pada tempat yang lebih dalam fasiesnya berubah
menjadi serpih tuffan, batu lanau, dan batu pasir dengan sisipan batubara.
Ketebalan formasi ini berkisar antara 0-300 meter.
Formasi Muara Enim diendapkan selaras di atas formasi Benakat yang tersusun
oleh batu pasir lempungan dan batubara.Formasi ini merupakan pengendapan
lingkungan laut neritik sampai rawa dengan ketebalan berkisar antara 150 – 750
meter.Formasi batubara Muara Enim tersebut terbentuk pada masa Miocene
sampai masa Piliocene dan menempati bagian dari Cekungan Sumatera Bagian
Selatan.

11
Cekungan tersebut terbagi menjadi empat sub bagian, yang diberi nama M1, M2,
M3, dan M4. Dari empat sub bagian tersebut, M2 dan M4 mengandung lapisan
batubara yang paling besar dan potensial secara ekonomi. Seluruh daerah tersebut
dipengaruhi lipatan orogenik pada akhir masa Pliocene dan Pleistocene serta
intrusi batuan beku andesit dan dasit-riolit yang mengakibatkan peningkatan mutu
batubara.

Anggota M1 Formasi Muara Enim mengandung dua lapisan batubara, yakni


lapisan batubara Kladi (5 – 10 m) dan Merapi (0,2 – 1 meter). Anggota M2
Formasi Muara Enim mengandung mayoritas lapisan batubara yang terdapat di
Tanjung Enim. Lapisan tersebut dinamakan lapisan batubara C (Petai) dengan
ketebalan 5 – 9 meter, lapisan batubara B (Suban) dengan ketebalan 10 – 18
meter, dan lapisan batubara A (Mangus) dengan ketebalan 8 – 12 meter. Anggota
M3 Formasi Muara Enim mengandung beberapa lapisan batubara dengan
ketebalan kurang dari 2 meter.Hanya ada satu lapisan batubara yang cukup tebal,
yaitu lapisan batubara Benuang dengan ketebalan dapat mencapai 2 meter.
Anggota M4 Formasi Muara Enim mengandung beberapa lapisan batubara
dengan ketebalan hingga mencapai 20 meter. Lapisan batubara tersebut antara lain
lapisan batubara Kebon, Enim, Jelawatan, dan Niru.

12
Sumber:satuan kerja geologi

Gambar 2.3
Peta geologi ragional tanjung enim

2.5. Keadaan Statigrafi Dan Litologi Tambang Muara Tiga Besar

Litologi yang dijumpai di daerah penambangan MTB berada di Formasi Muara


Enim dari tiga lapisan batubara yaitu lapisan Mangus, lapisan Suban, dan lapisan
Petai. Di antara lapisan batuan atau sering disebut lapisan antara (interburden)
yaitu lapisan batuan sedimen berupa batu lempung lanauan sampai
pasiran..Ketebalan lapisan keseluruhan sekitar 30 meter.Secara umum Perlapisan
di daerah Muara Tiga Besar Utara (MTBU) dapat diihat pada kolom Stratigrafi.
Adapun urutan stratigrafi sebagai berikut:

1. Lapisan tanah penutup (overburden)

Lapisan ini dicirikan dengan adanya batulempung, batupasir, batulempung


lanauan (Silt Clay Stone) dan Bentonit. Pada lapisan ini ditemukan juga
lapisan batubara gantung (Hanging Coal) pada kedalaman 8 m dengan
ketebalan ± 1,35m.

2. Lapisan batubara A1 (mangus atas)

Lapisan ini dicirikan dengan adanya lapisan pengotor yang berupa


lempung berwarna keabu-abuan. Ketebalan batubara pada lapisan ini
bervariasi antara 6,8 m – 10 m dengan ketebalan rata-rata 8,6 m.

3. Lapisan interburden A1 – A2

Lapisan ini dicirikan dengan adanya batu pasir tufaan berwarna putih
keabu-abuan sebagian dari hasil aktivitas vulkanik. Lapisan ini
mempunyai ketebalan rata-rata ± 2,9 m.

4. Lapisan batubara A2 (mangus bawah)

Lapisan batubara A2 mempunyai variasi ketebalan antara 9,8 m – 14,75 m


dengan ketebalan rata-rata 12,8 m, dimana daerah bagian Barat

13
mempunyai ketebalan relatif lebih besar dibandingkan dengan daerah
bagian Timur.

5. Lapisan interburden A2 – B1

Lapisan ini dicirikan dengan batu lanau,dengan ketebalan rata-rata 16 m


dengan sisipan pasor halus. Disini ditemukan adanya lapisan batubara tipis
dikenal dengan nama Suban Marker Seam.

6. Lapisan batubara B1 (Suban)

Lapisan Batubara ini memiliki ketebalan 17 m. Ketebalan terbesar terdapat


dekat dengan antikilin Muara Tiga, yaitu sekitar 20 m dan ketebalan
terkecil sekitar 10 m.

7. Lapisan interburden B1 – B2
Lapisan ini mengandung batu lempung dan batu lanau yang tipis.

8. Lapisan batubara B2
Lapisan batubara ini memiliki ketebalan 4.3 – 5.5 m.

9. Lapisan interburden B2 – C
Lapisan ini dicirikan dengan adanya batu pasir yang mendominasi dengan
ketebalan rata-rata ± 40 m. Material lain yang tersisip berupa batu pasir
lanauan yang berwarna abu – abu.

10. Lapisan batubara C (Petai)


Lapisan Batubara ini memiliki ketebalan ± 8.9 m dengan sisipan tipis batu
lempung dan dibawahnya terdapat batu lempung dan batu lanau. Pada
lapisan C banyak dijumpai lensa-lensa batu lanau atau siltstone terkadang
bersifat silikaan dan warnanya mirip batubara.

14
Sumber: satker eksplorasi rinci PT.BA.Tbk

Gambar 2.3

Statigrafi dan Litologi Tambang Muara Tiga Besar

2.6. Iklim dan Curah Hujan

Desa tanjung enim, Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan memiliki iklim
yang sama dengan iklim didaerah indonesia pada umumnya, yaitu iklim tropis
dengan kelembaban dan temperatur tinggi, seperti kebanyakan daerah tanjung
enim yang memiliki iklim tropis dengan kelembaban dan temperatur tinggi yaitu
berkisar antara 23° sampai dengan 36°.

15
Dengan metode penambangan terbuka seluruh aktivitas pekerjaan berhubungan
langsung dengan udara bebas, sehingga aktivitas iklim yang ada berdampak
langsung pada operasional. Daerah ini memiliki dua musim yaitu musim kemarau
dan musim hujan. Untuk data curah hujan tahunan dapa dilihat pada lampiran (A)

Tabel 2.1
Data Curah Hujan Muara Tiga Besar Tahun 2009-2018

DATA CURAH HUJAN MAX


Bulan
MIN MAX
RATA2 CH
CH CH
Januari 27,5 134,5 59,98
Februari 35,9 97,4 66,06
Maret 32,9 147,3 70,62
April 32 177,2 81,69
Mei 13,3 128,9 66,76
Juni 15 78,4 40,26
Juli 3 143,4 44,81
Agustus 19,4 79,5 46,75
Septembe
r 15,1 91,5 48,858
Oktober 16,2 71,7 49,03
November 31,5 116,5 71,2
Desember 6 147,5 73,43
Sumber: satker rencana siklus hidrologi PT.BA Tbk

2.7. Kualitas Batubara


Batubara dibukit asam memiliki kualitas bermacam-macam, itu dikarenakan
adanya instrusi batuan beku dibeberapa tempat yang muncul pada permukaan
sebagai andesit. Hal ini terjadi karena pemansan oleh intrusi yang diakibatkan
keluarnya kandungan air dari batubara sehingga terjadi penipisan. Pada proses
pemanasan ini juga membentuk naiknya peringkat (rank) batubara yang ada
dibukit asam. Adapun kualitas batubara yang ada dibukit asam yaitu sub-
bituminus hingga antrasit. Pada bukit asam juga terdapat tingkatan serta mutu

16
batuabra yang telah diuji dilab dan telah dikeluarkan susuai surat keputusan (SK)
direksi PT Bukit Asam yang dijelaskan dalam Mine Brand Dan Market Brand.

Tabel 2.2
Mine Brand dan Market Brand PT.Bukit Asam Tbk

(Coal Brand) PT. Bukit Asam


Market Brand
Mine Brand PTBA
PTBA
Muara Tiga
Banko Barat Besar Air Laya Bukit Asam
BB-46 (4600- MT-44 (4400- AL-50 (4901-
BA-45 (4400-
4900 4600 5200
4600 kkal/kg,ar)
kkal/kg,ar) kkal/kg,ar) kkal/kg,ar)
BB-50 (4901- MT-46 (4601- AL-52 (5201-
BA-50 (4900-
5200 4900 5500
5100 kkal/kg,ar)
kkal/kg,ar) kkal/kg,ar) kkal/kg,ar)
BB-52 (5201- MT-50 (4901- AL-55 (5501-
BA-55 (5400-
5500 5200 5800
5600 kkal/kg,ar)
kkal/kg,ar) kkal/kg,ar) kkal/kg,ar)
AL-58 (5801-
BA-64 (6300-
6100
6500 kkal/kg,ar)
kkal/kg,ar)
AL-61 (6101-
6400
kkal/kg,ar)
AL-64 (6401-
6700
kkal/kg,ar)
AL-67 (6701-
7100
kkal/kg,ar)
AL-72
(7101>
kkal/kg,ar)
Sumber: satuan kerja geologi dan eksplorasi rinci PT.BA Tbk

17
Tabel 2.3
Penggolongan Kualitas Batubara PT. Bukit Asam Tbk

Sum
Kelas No Group Keterangan
ber:
1 Meta Anthracite
antrasit 2 Anthratice Suban
3 Semi- Anthratice Air Laya
1 Low Volatile Bituminus
2 Madium Volatile Bituminus
Bituminus High Volatile Bituminus Air Laya dan
3
Coal A Bukit Kendi
High Volatile Bituminus
4 Coal
1 Sub - Bituminus Coal A Air Laya
Sub - Muara Tiga
Bituminus 2 Sub - Bituminus Coal B Besar
3 Sub - Bituminus Coal C Banko Barat
satuan kerja geologi dan eksplorasi rinci PT.BA Tbk

Dari data pengklasifikiasian tersebut, batubara PT Bukit Asam, Tbk Unit


Penambngan Tanjung Enim (UPTE) secara umum termaksud dalam kelas sub –
bituminus sampai antrasit. Kualitas batubara yang merupakan produk pasar PT
Bukit Asam, Tbk terdiri dari 4 jenis produk

1. BA - 45 adalah jenis produk batubara kalori rendah yang mempunyai nilai


kalori minimum 4400 - 4600 kkal/kg (adb) yang belum dilakukan
penambangan dan penjualan
2. BA – 50 adalah jenis batubara kategori medium grade yang mempunyai
nilai kalori minimum 4900 – 5100 kkal/kg (adb) yang digunakan untuk
kebutuhan pembangkit listrik

18
3. BA - 55 adalah jenis batubara kategori medium grade yang mempunyai
nilai kalori minimum 5400 – 5600 kkal/kg (adb) yang sebagian besar
digunakn untuk kebutuhan industri umum, semen dan pembangkit listrik
4. BA – 64 adalah jenis batubara kategori madium grade yang mempunyai
nilai kalori minimum 6300 – 6500 kkal/kg (adb) yang digunakan untuk
industri umum, semen dan pembangkit listrik

19

Anda mungkin juga menyukai