2.1
Ternate - Makasar
Ternate - Makasar dapat di tempuh dengan menggunakan pesawat udara dengan
waktu tempuh 1 jam 45 menit.
Makasar - Balikpapan
Makasar - Balikpapan dapat di tempuh dengan menggunakan pesawat udara
55 menit.
darat dan jalur sungai. Untuk jalur sungai dapat di tempuh 45 menit dengan
menggunakan speed boat dari dermaga HO Tanjung Redeb melintasi Sungai Kelai.
Sedangkan melalui jalur darat dapat ditempuh
2.2
2.3
Kondisi Geologi
1. Geologi Regional
Daerah
Tarakan,salah
satu
dari 3
cekungan utama di Mandala Kalimantan Timur yang terbentuk pada kurun Tersier.
Cekungan Tarakan terdiri dari empat cekungan (sub-basin) yaitu : Tidung, Tarakan,
Muras dan Berau.
Daerah Binungan termasuk dari Cekungan Berau yang merupakan anak cekungan
(sub basin) dari Cekungan Tarakan, yang terletak pada pantai timur laut Kalimantan
Timur dan sebagian kecil berada dibagian tenggara Sabah. Luas cekungan seluas
300 km2 arah utara-selatan dan 150 km2 arah timur-barat. Bagian selatan
dibatasi
progradasi
membentuk endapan delta yang menutupi Prodelta dan Bathyal. Cekungan ini
mengalami penurunan secara aktif pada kala Miosen sampai Pliosen.
Urutan sedimentasi delta yang tebal terus berlanjut sampai sekarang dan
pusat cekungan (depocenters) relatif bergerak ke arah timur.
2. Geologi Daerah Penelitian
Secara umum, geologi daerah Binungan terbentuk dari bebatuan Formasi
Lati. Batuannya berupa sedimen deltaik yang terdiri dari fraksi klastik halus serta
lapisan batubara, dengan ketebalan bervariasi.
Data hasil pemboran eksplorasi menunjukkan : dominasi batuan sedimen
secara berturutan adalah batulanau, batulempung, batupasir, dan batubara. Pada
beberapa lokasi yang realatif sempit, kadang terbentuk channel system,
yakni
(Gambar 2.3.Peta geologi daerah Berau, Kalimantan Timur (Situmorang & Burhan,
1995)dan lokasi pengukuran stratigrafi rinci (Rachmansjah drr., 2003).
2.4
Stratigrafi
Secara regional, daerah Anak Cekungan Berau merupakan bagian dari Cekungan
Tarakan dan tersusun oleh batuan sedimen, batuan vulkanik dan batuan beku dengan
kisaran umur dari Tersier sampai Kwarter. Formasi yang menyusun stratigrafi Anak
Cekungan Berau terdiri dari 4 formasi utama. Urutan dari yang tertua yaitu Formasi
Birang (Formasi Glogigerina Marl),
Formasi
Latih
(Formasi
Batubara
Berau),
1. Formasi Birang
Formasi Birang tersusun dari perselang selingan antara napal, batu gamping,
tufa hablur di bagian atas, serta perselang selingan antara napal, rijang, konglomerat, batu
pasir kwarsa, dan batu gamping dibagian bawah. Napal kelabu, kompak mengandung
foramanifera besar terutama orbituid. Konglomerat kompak, tersusun dari batuan beku,
10
kwarsa dan kwarsit berukurran kerkil, membulat tanggung sampai menyudut tanggung
dengan matriks berupa pasir berbutir sampai halus kasar. Batupasir kwarsa, kelabu
coklat kekuningan, berbutir halus sedang, membundar tanggung, kompak, berlapis baik
dari beberapa senwaktuter sampai dua meter, mengandung mineral kwarsa, mineral
bijih, fragmen batuan dan mineral hitam.Batugamping, putih, sangat kompak,
berlapis
baik
dan
foraminifera besar dan kecil yang sangat berlimpah. Formasi ini disebut juga Formasi
Globigerina Marl dan menunjukkan kisaran umur Oligo Miosen dan diendapkan di
lingkungan laut dangkal. Ketebalan formasi ini lebih dari 110 meter (Klompe, 1941).
2. Formasi Latih
Formasi Latih tersusun dari perselang-selingan antara batupasir kwarsa,
batulempung, batulanau dan batubara di bagian atas, dan bersisipan dengan serpih
pasiran dan batugamping di bagian bawah. Batu pasir kwarsa, kelabu muda, coklat
kekuningan, hingga ungu, berbutir halus hingga kasar, membulat tanggung hingga
menyudut, berlapis baik, selang- seling dengan batulempung berwarna kelabu hingga
kehitaman, megandung sisa tumbuhan.
Batulanau,
kelabu
kekuningan,
berselingan
dengan
batupasir
kwarsa,
11
Berdasarkan
batuan
beku
(andesit,
basal)
kwarsa, kwarsit,
berukuran
kerikil,
12
putih
bagian atas hanya beberapa senwaktuter, sedangkan di bagian bawah mencapai 1,5
meter.
Tebal Formasi Labanan lebih kurang 450 meter, umur Miosen Akhir dan
terletak secara tidak selaras di atas Formasi Latih. Lingkungan pengendapannya
adalah fluviatil. Nama lain dari Formasi Labanan ini adalah Formasi Domaring.
3. Formasi Sinjin
Formasi ini tersusun dari perselingan tuf, aglomerat, tuf lapili, lava andesit
piroksen, tuf terkersikan, batulempung tufaan dan kaolin. Tuf berwarna putih
kecoklatan ungu, berbutir halus, lunak kompak, berselingan dengan aglomerat dan
tuf lapili, berwarna kelabu kehijauan, kehitaman, mengandung andesit dan basalt.
Lava andesit piroksen menunjukkan struktur aliran. Tuf terkersikan berwarna coklat
muda ungu, berlapis
13
2.5
14
2.6
Vegetasi
Vegetasi yang tumbuh secara alami sebelum adanya kegiatan penambangan
batubara adalah Dipterocarpus sp (keruing), Shorea sp (meranti), Ficus Benzamina
(beringin), Eusideroxylon zwageri (ulin), Kompassia exelsa (kempas), Durio
oxeleyanus (durian), Macaranga triloba (mahang) , shorea pinanga (tengkawang),
dan Parkia speciosa (petai).
15