Penyunting
Supriatna Suhala
M.Arifin
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Hak Cipta
Nama Pembuat
Kata Pengantar
1. PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1 – 1
2. TINJAUAN UMUM ............................................................................................................. 2 – 3
3. ASPAL, Adjat Sudrajat dan Mulyono HP .......................................................................... 3 – 7
16. KAOLIN, Toton Sentana Kunrat dan Supriatna Suhala .............................................. 16 – 215
17. KROMIT, Toton Sentana Kunrat dan M. Arifin ............................................................ 17 – 230
18. MANGAN, M. Arifin dan Tiswan Suseno ..................................................................... 18 – 245
19. PASIR KUARSA, Adjat Sudrajat, Supriatna Suhala, dan M. Arifin ............................ 19 – 260
20. PERLIT, Suhendar ....................................................................................................... 20 – 280
21. TALK, Yudi Mandalawanto .......................................................................................... 21 – 291
Penyunting Bahasa
Syofyan Zakarioa
Pelaksana Teknis
KATA PENGANTAR
Seiring dengan berkembangnya sektor industri manufaktur dan konstruksi dalam dua
dekade terakhir, permintaan pasar berbagai komoditi bahan galian industri di Indonesia
telah meningkat dengan pesat. Perkembangan pasar tersebut juga telah mendorong minat
para penanam modal untuk berkiprah di sektor pertambangan bahan galian industri. Suatu
kenyataan juga bahwa keberadaan sumber daya bahan galian industri di Indonesia cukup
besar dan beragam. Potensi sumber daya yang besar dan peluang pasar yang luas
sayangnya tidak diimbangi oleh perkembangan publikasi dan informasi yang memadai.
Saat ini sangat dirasakan adanya kekurangan publikasi dan informasi lengkap mengenai
bahan galian industri, khusunya yang terbit dalam bahasa Indonesia.
Buku “Bahan Galian Industri” ini diterbitkan dengan maksud untuk mengisi kekosongan
atau kekurangan publikasi dan informasi dalam bidang bahan galian industri. Buku ini
diharapkan dapat menjadi refensi dan mampu menyediakan informasi yang cukup memadai
bagi siapa saja yang mempunyai minat untuk mengetahui lebih lanjut tentang memadai
bagi siapa saja yang mempunyai minat untuk mengetahui lebih lanjut tentang seluk beluk
komoditi bahan galian industri, khusunya para peminta baru terhadap komoditi ini.
Perlu kami sampaikan,penyusunan buku ini telah dirintis sejak tahun 1987 ole kelompok
Pengakajian Komoditi Mineral Bidang Data dan Informasi (kemudian Bidang Litbang Tekno
Ekonomi dan Informasi Mineral), Pusat Penelitian dan Pengambangan Teknologi Mineral,
Bandung.
Akhirnya, Kami menyadari tiada gading yang tak retak, CD ini di sana-sini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan sekali saran, masukan, dan Kritik yang
membangun dari para demi perbaikan CD ini pada edisi berikutnya.
Atas kesedian para pembaca untuk mengoleksi CD BGI ini kami ucapkan terima kasih
dan harapan kami semoga CD BGI ini membawa manfaat, terutama sebagai acuan dan
masukan dalam pesatnya pengembangan bahan galian industri di Indonesia tercinta ini.
Penyuting,
Supriatna Suhala
M. Arifin
BAHAN GALIAN INDUSTRI 1–1
1 PENDAHULUAN
Dalam arti luas, bahan galian industri adalah bahan industri di Indonesia antara lain industri kimia, pupuk,
tambang, kecuali bahan bakar, bijih logam, dan air, semen, pulp dan kertas, keramik dan porselen,
yang digali dan dapat digunakan secara langsung gelas, minyak nabati, serta industri logam dasar dan
tanpa atau sedikit melalui proses pengolahan terlebih barang-barang dari logam.
dahulu. Suatu anonim yang sering digunakan untuk
bahan galian industri adalah bahan galian non Pertambangan bahan galian industri di Indonesia
logam, atau yang lebih spesifik lagi adalah bahan telah berlangsung cukup lama, dan dikenal dengan
galian industri dan batuan. tambang tradisionil yang dilakukan oleh rakyat
setempat untuk keperluan kehidupan mereka sendiri,
Definisi di atas sekarang ini sudah tidak tepat lagi, seperti penambangan lempung, pasir, batu dan kapur
karena dengan semakin berkembangnya teknologi yang digunakan untuk menghasilkan bata, genting,
industri manufaktur menuntut produk-produk bahan dan lain keperluan untuk bangunan rumah tinggal.
galian industri sebagai bahan baku yang mempunyai Sejak pertengahan Repelita I, tambang-tambang
spesifikasi tertentu (uniform berderajad tinggi), yang bahan galian industri bersekala besar mulai
untuk memperolehnya kadang-kadang memerlukan bermunculan, seperti tambang batu kapur, lempung,
proses pengolahan yang panjang dan komplek. dan pasir kuarsa yang dilakukan oleh pabrik-pabrik
Demikian pula dengan batas-batas bahan galian semen untuk memenuhi kebutuhan bahan baku
industri sangat sukar ditetapkan, sebagai contoh, mereka sendiri. Saat ini pertambangan bahan galian
bahan galian kromit, zirkon, bauksit, mangan, dan industri telah berkembang pesat, baik jenis bahan
tanah jarang yang merupakan bahan galian logam, galian maupun jenis produknya. Demikian pula
namun dapat pula diklasifikasikan sebagai bahan dengan penerapan teknologi penambangan dan
galian industri bila produknya berbentuk mineral pengolahan, seperti penerapan teknologi pemboran
yang telah diolah dan digunakan langsung sebagai dan peledakan di tambang-tambang batuan beku
bahan baku dalam industri manufaktur. dan batu kapur serta teknologi pemurnian bentonit,
kaolin, zeolit, dan lainnya.
Dalam industri manufaktur dan konstruksi, peranan
bahan galian industri sebagai bahan baku sangat Permintaan bahan galian industri yang sangat besar
penting, yang pada umumnya berfungsi untuk tidak selalu dapat dipenuhi oleh produksi dalam
memperbaiki mutu ataupun untuk memperoleh negeri, sehingga untuk beberapa jenis produk bahan
produk akhir dengan spesifikasi tertentu. Tidak galian tertentu harus diimpor. Keterbatasan potensi
sama halnya dengan bahan galian logam, dalam cadangan bahan galian industri, seperti belerang,
bahan galian industri tidak dikenal adanya proses fosfat, talk, dan gipsum merupakan salah satu faktor
daur-ulang dari produk padat mineral (kecuali gelas), penghambat utama, selain belum adanya penerapan
serta tidak ada bahan substitusi selain di antara teknologi pemurnian untuk menghasilkan produk
bahan galian itu sendiri. dengan spesifikasi tertentu, seperti felspar untuk
glasir dan ultra fine kaolin.
Perkembangan industri manufaktur dan konstruksi
saat ini secara langsung telah meningkatkan Secara umum, pertambangan bahan galian industri
kebutuhan bahan galian industri. Karena di Indonesia dipastikan akan tumbuh pesat di masa
perkembangan ini tidak dapat diikuti oleh peningkatan mendatang. Perkiraan ini didasarkan pada
produksi bahan galian industri, terutama produk pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang mencapai
dengan kualitas tertentu, mengakibatkan impor bahan di atas 5% per tahun serta ditunjang dengan besarnya
galian industri juga meningkat. Beberapa jenis industri jumlah penduduk, yang semuanya akan menjadi
manufaktur utama sebagai konsumen bahan balian potensi pasar di dalam negeri. Demikian pula dengan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 1–2
*****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 2–1
2 TINJAUN UMUM
1. MULA JADI DAN KETERDAPATAN DI bahan galian industri. Termasuk pula disini adalaah
INDONESIA berbagai jenis produk kimia dasar, termasuk pupuk
yang secara langsung tidak terlepas dari bahan
Secara gelogis, Indonesia mempunyai sumber daya galian industri sebagai bahan baku. Termasuk pula
mineral, termasuk bahan galian industri yang sangat disini adalah berbagai jenis produk kimia dasar.
besar. Pembentukan pegunungan, aktivitas magma
pada gunung-gunung api, serta proses sedimentasi Dengan sangat luasnya kegunaann bahan galian
yang telah berjalan dalam periode waktu lama selalu industri pada saat ini, rasanya sangat sulit
disertai dengan proses evolusi geologi yang dibayangkan bila kehidupan manusia modern tanpaa
mengakibatkan terjadinya proses pembentukan kehadiran bahan galian industri.
bahan galian. Berbagai indikasi adanya proses
tersebut banyak dijumpai di berbagai tempat di 2.2 Arti dan Peranan dalam Perekonomian
kepulauan Indonesia. Potensi geologi yang sangat
besar ini telah diakui pula oleh para ahli di luar Peranan bahan galian industri dalam perekonomian
Indonesia, dalam laporan Bank Dunia, Indonesia suatu negara dapat dilihat antara lain dari tingkat
diklasifikasikan pada peringkat ke-2 di antara negara- konsumsinya. Tingkat konsumsi sangat erat
negara berkembang yang mempunyai kekayaan kaitannya dengan tingkat populasi penduduk dan
bahan galian (Tabel 1). pendapatan perkapita. Oleh karena itu, pada skala
nasional, regional, ataupun global peningkatan jumlah
penduduk dan pertumbuhan pendapatan perkapita
2. ARTI DAN PERANAN BAHAN GALIAN merupakan faktor yang sangat mempengaruhi tingkat
INDUSTRI permintaan bahan galian industri, baik saat ini maupun
dimasa mendatang. Faktor lain yang berpengaruh
2.1 Arti dan Peranan bagi Manusia terhadap permintaan tersebut antara lain
perkembangan tekologi, subtitusi, dan business
Bahan galian industri mempunyai peranan sangat cycle.
penting dalam kehidupan manusia. Peranan dan
kehadirannya dalam kehidupan manusia seringkali Peranan utama bahan galian industri dalam suatu
tidak disadari, sebagai contoh, rumah tempat tinggal negara adalah untuk memenuhi kebutuhan bahan
yang sebagian besar komponennya terbuat produk baku industri manufaktur dan konstruksi, serta untuk
padat bahan galian industri, seperti bata, genting, memenuhi berbagai kebutuhan di sektor pertanian.
semen, batu dan pasir, keramik, serta kaca. Kebutuhan bahan galian industri akan meningkat
pesat pada fase awal proses industrialisasi suatu
Demikian pula dengan barang-barang dari logam negara, dan selanjutnya akan stabil pada saat
yang proses produksinya memerlukan bata tahan industrialisasi tersebut mencapai fase kemantapan,
api dan pasir cetak yang bahan bakunya berasal dari yaitu fase dimana konsumsi perkapita mencapai
bahan galian industri. PVC (plastik), komposit,gelas titik jenuh (maksimum). Oleh karena itu, pola
fiber, dan keramik teknologi maju dapat dibuat perkembangan tingkat konsumsi bahan galian industri
sebagian bahan semi/super konduktor yang kini di negara maju jauh berbeda dengan negara
telahberfungsi sebagai bahan pengganti berbagai berkembang. Perkembangan tingkat konsumsi di
jenis logam, pembuatannya memerlukan baha baku negara maju lebih kecil atau sama dengan tingkat
ataupun paling sedikit bahan pengisi (filler) dan PDB, yaitu 2 – 4%; sedangkan di negara yang
bahan pengembang (exterder) yang berasal dari sedang dalam proses indrustrialisasi seperti Tai-
BAHAN GALIAN INDUSTRI 2–2
10 Meksiko, Brazilia
9 Indonesia, Namibia, Zimbabwe, Angola, Mozambik
8 Argentina, Chili, Kongo, Filipina
7 Ethiopia, Kenya, Tanzani, Nigeria, Pakistan, Saudi Arabia, Turki, India, Myanmar
6 tt
5 tt
4 Suriname, Cote, d’lvoire, Libia, Sudan, Tunisia, Iran, Irak, Jordania, Kuwait
3 Guinea
wan, Korea selatan, Singapura, Hongkong, Malay- sangat beragam, baik jenis bahan galian yang
sia, Thailand, dan termasuk Indonesia tingkat diusahakan maupun jenis produk dan kualitasnya.
konsumsi sama dengan tingkat pertumbuhan PDB Pelaku penambangan bahan galian industri juga
sebesar 5 – 10 %. beragam mulai dari pengusaha besar (tambang kapur,
lempung, pasir kuarsa, kaolin, felspar, dan bentonit)
Selain itu, peranan bahan galian industri lainnya hingga rakyat kecil yang umumnya sebagai
yang tidak kalah penting dalam mendukung penambang pasir, batu, lempung, dan kapur.
perekonomian suatu negara antara lain :
Di Indonesia, pertambangan bahan galian ini semakin
– Sebagai industri pendukung dalam tumbuh dari tahun ke tahun, sebagai akibat dari
pengembangan industri modern, seperti industri peningkatan kebutuhannya sebagai bahan baku di
refraktori, industri semi/super konduktor, dan sektor industri dan pertanian. Kadang-kadang
lainnya. kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh produksi
tambang di dalam negeri, melainkan harus
– Dapat menyediakan kesempatan kerja dan didatangkan dari impor. Selain disebabkan oleh
kesempatan berusaha. spesifikasinya belum dapat memenuhi baku mutu
sebagai bahan baku terutama di industri manufaktur
– Dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. seperti felspar (glasir), mangan, kaolin (ultra fine),
dabentonit (lumpur bor); juga disebabkan oleh potensi
– Sebagai substitusi impor dan peningkatan cadangan bahan galian di dalam negeri yang sangat
pendapatan ekspor. terbatas, seperti fosfat, belereng, witherit, talk, zirkon,
dan gipsum.
– Untuk pengembangan keahlian dalam bidang
pertambangan dan pengolahan bahan galian Sebagaimana telah dikemukakan, faktor utama yang
industri. menentukan tingkat permintaan bahan galian industri
adalah populasi penduduk dan tingkat pendapatan
– Sebagai sarana pengembangan wilayah. perkapita, sehingga bila di tinjau dari sisi permintaan,
kondisi paling baik bagi perkembangan pasar bahan
galian industri adalah disemua negara yang
3. PERKEMBANGAN PERTAMBANGAN, mempunyai populasi penduduk besar dengan tingkat
PERMINTAAN, DAN PASAR BAHAN pertumbuhan PDB perkapita yang tinggi. Oleh karena
GALIAN INDUSTRI itu, negera-negara di kawasan Asia-Pasifik dengan
jumlah penduduk yang sangat besar dan dengan
Pertambangan bahan galian industri di indonesia pertumbuhan PDB rata-rata di atas 5% pertahun di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 2–3
ramalkan akan menjadi pasar potensial bagi bahan 4. PROSPEK BAHAN GALIAN INDUSTRI
galian industri. Hal lain yang menggembirakan adalah
bahan galian industri telah menjadi suatu komoditi Berbeda dengan logam, prospek bahan galian industri
yang ekonomis untuk di perdagangkan secara menjelang tahun 2000-an jauh lebih baik, hal ini
internasional. Berdasarkan penelitian Bank Dunia disebebkan oleh :
(1988), lebih dari 40% dari total produksi bahan
galian industri dunia pada tahun 1983 untuk zirkon, – Potensi ancaman yang berasal dari proses
yodium, batu dimensi (marmer dan granit) bauksit, daurulang seperti pada mineral logam hampir
belereng, barit serta ilmenit dan rutil telah mendekati minimal.
diperdagangkan secara internasional atau diekspor
oleh negara produsennya. Hanya bahan galian industri – Ancaman material substitusi, intensitasnya tidak
yang mempunyai harga rendah dan digunakan dalam sekuat seperti yang terjadi pada mineral logam,
volume besar, seperti bahan galian untuk industri hal ini karena subtitusi sebagian besar berasal
konstruksi dipasarkan secara internasional dalam dari bahan galian industri itu sendiri. Demikian
jumlah relatif kecil dibandingkan dengan volume pula dengan ancaman adanya penurunan
modalnya (Gambar 1). intensitas penggunaan sebagai akibat kemajuan
teknologi pembuatan barang-barang jadi relatif
lebih lemah.
pertahun.
****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–1
3 ASPAL
Oleh : Adjat Sudradjat,
Mulyono HP
minyak hampir sama dengan minyak, yaitu 83% dari terbatas di Albania, Indonesia, dan Irak, untuk
berat, tetapi mengandung unsur belerang (S), natrium, campuran paping; kecuali di Albania aspal dipakai
(Na), dan oksida (O) jauh lebih besar (Tabel 1). juga untuk pelepis dan campuran cat.
Kejadian asbuton masih diteliti oleh para ahli. Sejauh – Batuan aspal kapur yang merupakan natural
ini , mulai jadi asbuton disebabkan adanya pengaruh limestone rock aspalt dengan kadar 9 – 12%
tektonik terhadap minyak bumi yang diduga semula dan perimbangan material pengotor bebas.
terkandung dalam batuan induk kemudian berimigrasi
melalui dasar dan mengimpregnasi batuan – Batuan aspal yang mertupakan natural
sekitarnya, yaitu batu gamping dan batu pasir. sendstone rock aspalt berkadar 7% sisanya
Dalam perjalanan waktu, fraksi ringan dari minyak bebas dari tanah liat atau material yang lain.
bumi menguap sedangkan fraksi yang berat
menyatu dengan batuan yang ditempati dan – Batuan aspal terproses yang terdiri atas
membentuk aspal alam buton. sendstone rock aspalt yang bercampur
denganbeberapa bagian semen aspal
Secara teoretri, aspal alam terbentuk perlahan-lahan
dari fraksionasi alami minyak bumi didekat 2.2 Potensi dan Cadangan Aspal Indonesia
permukaan. Material aspal membentuk suatu danau
yang mengisi pori-pori celah batuan aspal, atau de- Aspal alam di Pilau Butom, Sulawesi Tenggara
posit yang mengandung campuran aspal alam dan diketahuai sejak awal abad-20. Penyelidikan utama
bahan mineral dalam berbagi proporsi. dilakukan oleh Elbert tahun 1909. Kemudian, tahun
1922 – 1930 oleh Departemen Tambang
Aspal alam mulai digunakan sekitar 300 Pemerintahan Belanda di Hindia Timur. Meijnbouwen
SM.Penambangannya dilakukan dari sumuran cultuur Matscappij Boeton sampai terjadinya perang
terbuka atau danau. Cebakan danau aspal alam Pasipik atas dasar kerja borongan untuk pemerintah
yang terbesar di dunia terdapat di kepulauan Trinidad sampaitahun 1954.
dengan luas 75 ha dan kedaalaman sampai 95
meter. Aspal alam ini disulling dengan menguapkan Sejak itu, pengusaha aspal dikelola oleh bagian
air dan dilakukan untuk pelepisan jalan, atap Butas, Kementrtian Pekerjaan Umum. Tahun 1962,
bangunan, mastic flooring, sebagai material kadar didirikan Perusahaan Aspal Negara (PAN) Sesuai
air, dan pemakaianlainya. Sekarang aspal alam dengan PP No. 195 Tahun 1961 yang mengusahakan
kurang komersial kecuali dilokasi-lokasi yang aspal alam lebih lanjut. Kemudian, berdasarkan PP.
cadangannya cukup besar, mudah ditambah dan No. 3 Tahun 1984, PAN dialihkan menjadi PT
diangkut, atau untuk kegunaan khusus. Sarana Karya (Persero).
Deposit aspal alam dieksplorasi secara komersial Endapan asbuton terbesar mulai dari Teluk
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–3
Sampolawa sampai Teluk Lawela. horizontal atau batuan aspal, yaitu dengan
memindahkan serial elektroda secara horizontal yang
Kadar aspal dalam batuan bervariasi antara 10 – diatur pada interval yang sama (2,5 dan 10 meter)
45% bergantung pada jenis dan porositas batuan, menurut prinsip Wanner melalui pengukur berulang-
meskipun dalam ;lapangan yang sama. Areal aspal kali.
biasanya ditemukan pada puncak pegunungan atau
dilereng antiklin. Resistivitas yang tercatac menunjukan kandungan
butimen. Batu aspal berbitumen lebih tinnggi akan
Di Pulau Buton terdapat 19 lapangan aspal besar mempunyai nilai resistivitas yang relatif lebih tinggi
dan kecil. Empat dioantaranya dikatakan dekonomis, pula. Tetapi, hubungan kuantitav antara kandungan
yaitu lapangan Waisiu dengan cadangan sekitar bitumen dan resistivitas tak dapat diketahui dalam
200.000 ton dan kadar bitumen rata-rata 30% penyelidikan eksplorasi. Oleh karena itu, nilai
Kabungka (4,5 juta ton -45%) Wariti (600.000 ton; resistivitas dibagi dalam dua golongan.
30%), dan lapangan Lawela (20.000 ton; 35%).
– Nilai resistivitas> Ohm-M untuk batu aspal
berbitumen diatas 10%.
3. PERTAMBANGAN
– Nilai Resistivitas> 150 Ohm-M untuk batu aspal
berbitumen dibawah 10%
3.1 Eksplorasi
Nilai batas resistivitas antars ksndungan bitume yang
Kegiatan eksplorasi aspal buton dilakukan dengan tinggi dan rendah perlu dikoreksi setelah hasil
dua cara, yaitu eksplorasi dan elektrik. analisis kandungan bitumen diketahui. Pada
umunya,tanah alluvial, tanah penutup, dan napal
Eksplorasi seismik dilakukan untuk menganalisis lepuk uang kelihatan mencolok mempunyai
tebal tanah penutup. Eksplorasi dilakukan resistivitas kurang dari 50 Ohm -M. Dengan
sepanjang 12 garis pengukur, dengan regu pencatat demikian, material penutup mudah dibedakan
sekitar 500 m dari titik tembak untuk dapat dengan b batu aspal ditinjau dari resestivitasnya.
menyelidiki sampai kedalaman 100 m.
3.2 Penambangan
Arah lapisan napal dari aspal adalah 34o NE dan
kemiringan 26°NU, ±10 m dibawah lapisan batu Sampai saat ini penambangan aspal alam hanya
aspal. Kecepatan gelombang antara batu aspal dan dilakukan di kabungka yang dilakukan dengan cara
napal tak dapat dihitung dengan analisis, sehingga tambang terbuka. Penambangan dibuka dengan
garis batas antara keduanya hampir tak dapat cara menupas tanah penutup, kemudian batu
diketahui. Tebal tanah penutup 7 m atau kurang aspalnya dieksploitasi dengan peledakan,
dapat diketahui. pengecilan ukuran, pemilihan kadar, dan pen-
campuran. Kadar bitumen berkisar antara 3 – 15%
Kecepatan gelombang seismak dalam tanah dengan hasil percampuran bekisar antara 6,5 – 7%.
penutup sekitar 400-600 m/detik, sewdangkan
dalanm batu aspal dan napal antara 1.500 – 3.000 Lapisan absuton yang relatif keras (batuan induknya
m/detik. pasir) di gali dengan buldozer (ripping) dan yang
batuan induknya kapur digali dengan peledakan.
Eksplorasi geolistrik dikerjakan denhgan dua cara, Hasil galian Absuton diangkut ke crushing plant
yaitu horizontal dan vertikal. Cara vertikal dipakai untuk menjadi tiga macam ukuran, diayak atau
untuk menyelidiki variasi vertikal dari tanah dan disaring dalam bentuk curah.
batuan. Kesalahan kecil akibat tidak teraturnya
permukaan tanah tidak dapat dihindarkan. Variasi Asbuton curah diangkut kepelabuhan Banabung
dari resistivitas arah vertikal di gambarkan sebagai untuk dimuat kekapal/tongkat dengan alat musik
resistivity logs. ship loader conveyor dan selanjutnya dikirim ke
daerah daerah yang memerlukan di Indonesia
Cara horozontal diginakan untuk menyelidiki variasi (Gambar 1).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–4
Pemasaran menjadi kendala utama. Apabil residu padat dan setengah padat dengan sifat sama
penjualan/pengapalan aspa l tidak lancar,produksi seperti aspal alam.
juga akan terpaksa diturunkan.
Proses penyulingan minyak mentah yang pertama
3.3 Pengolahan dilakukan dengan menggunakan batch stil dengan
memisahkannya dari praksi yang lebih ringan dan
a. Pengolahan Aspal Minyak lebih volatile.hasil residu tergantung kepada jumlah
fraksi ringan yang dapat dipisahkan pada temperatur
Produksi minyak dari lapangan Pennsylvania dan sekotar 700°F. Proses aspal ini dikenal sebaga
Ohio di Amerika Serikat, pertama kali tidak dapat aspal minyak, sedangkan dari proses penguapan
diolah menjadi aspal karena tidak menghasilkan diperoleh aspal uap.
residu padat tanpa dekomposisi. Meskipun
demikian,destilasi residu tersebut yang divampur Penemuan tabung kontinu atau pipa still pada tahun
dengan aspal yang lebih keras sudah digunakan 1912, telah memudahkan memudahkan perolehan
digunakan untuk pelapisan jalan. produk residu secara kontinu dalam operasinya.
Penemuan tersebut juga memung kinkan untuk
Pada tahun 1981 – 1909, berbagai percobaan mengola jenis minyak yang sebelumnya tidak dapat
dilakukan untuk menemukan konvrensi dari residu dilakukan. Produk dari proses ini dikenal straight
minyak menjadi produk setengah padat, tetapi reduced atau straight non-asphalt.
hasilnya belum memenuhi persyaratan untuk
pelepisan jalan. Baru pada tahun 1902, aspal minyak Munculnya proses continue crackimg pada tahun
baru dapat diterima oleh pasar dalam jumlah yang 1923 mengebabkan aspal panas menjadi faktor
cukup besar (kurang lerbih 90%) ,terutama setelah penentu untuk pengaspalan jalan atau industri, dan
penemuan minyak do California yang penghasilkan terus berkembang sehingga pasokan aspal panas
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–5
cukup hanya menggunakan fraksi kecil dari minyak Produknya sekarang dikenal sebagai air – blown
mentah pada taraf catalytic cracking. asphalt atau (aspal tiup) dengan berbagai tipe dan
kadar (Gambar 2).
Usaha memperkeras residu dengan oksidasi telah
diperoleh produksi husus untuk memperbaiki suhu Aspal dari jenis straight reduced dan semisolid pav-
kerentanan dan daya tahan terhadap cuaca. Produk ing binder sering digunakan untuk pengaspalan
ini dapat digunakan untuk built – up roof covering jalan. Produk-produk cair seperti curing cutback, baik
dan prepared dan prepared roofing. yang lembut.medium, atau cepat dan emulsi air, juga
sering digunakan.
Setelah,itu teknik – teknik residu dengan oksidasi
terus berkembang, misalnya dengan perubahann Aspal tiup telah dikembangkan dengan mencampur-
bejana peniupan horisontal menjadi vertikal, kan bahan pengisi,polimer, soloen,dalam bentuk
peniupan tekanan tinggi pengontrolan temperatur emulsi. Prengembangan disesuaikan dengan kondisi
yang lebih baik, dan pemakaian katalisator. pasar berdasarkan fungsi dan pemakaiannya.
b. Pengolahan Batuan Aspal dalam bentuk setengah padat sampai dengan cair
memerlukan pengolahan terlebih dahulu sesuai
Untuk memudahkan pengangkutan batuan aspal , dengan spesifikasi pasar.material aspaltyit dari
terutama pengaspalan dan pelayanan terhadap penyulingan minyak mentah merupakan sumber
pemakaian, diperlukan penecilan ukuran dan kadar utama aspal,sebagai pengganti aspal alam. Mate-
tertentu. rial aspaltik residu mulai dipakai sebagai pengiakat
sekitar tahun 1900. Di Amerika serikat, konsumsi
Untuk memproduksi asbuton, perusahaan telah aspal minyak untuk vaving melonjak tajam dari
memiliki 1 unit pemecahan batu aspal jenis hammer 26.000 ton tahun 1902 menjadi 2 juta ton pada awal
dengan mill jaques, Australia dengan kapasitas 1970-an. Spesifikasi untuk aspal semen mulai umum
gilingan 250/jam menghasilkan tiga macam ukuran digunakan tahun 1990.
dengan hasil pemecahan/penggilingan (Tabel 2).
Dalam hal lain, aspal minyak akan menghasilkan
komposisi kima yang sangat berbeda. Oleh karena
Tabel 2. Batuan Hasil Penggilingan itu, beberapa model pengujian untuk mengukur sifat
fisik dari aspal tersebut juga diperlukan. Pada tahun
Ukuran Jumlah 1971, AASHO telah mengeluarkan spesifikasi aspal
untuk semen dalam lima macam kadar viskositas
yang berbeda (Tabel 3).
- 150 s.d. + 50 mm 2.250 m3
- 50 s.d. + 10 mm 1.100 m3 4.1 Prosedur Pengujian
- 10 s.d. terkecil/abu 1.100 m3
Sebagian besar prosedur pengujian untuk aspal
minyak dapat pula digunakan untuk menguji aspal
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, pada tahun alam. Pengujian tersebut berasal dari American
1977, PAN-Buton membangun sebuah pabrik di Society for Testing and Material (ASTM); American
Banabung untuk mencetak aspal dalam bentuik Association Of State Highway Officials (AASHO) dan
briket. Pendirian pabrik karena adanya anggapan Institute Of Petroleum (IP).
dari konsumen bahwa aspal halus dalam bentuk
curah adalah bukan aspal.Tetapi, sejak itu pabrik a. Bitaumen Yang Tidak Mencair dalam
tidak dipakai lagi tanpa suatu alasan yang pasti, Nafta Parafin (AASHO T 46-37)
meskipun biyaya inventasi pendirian pabrik cukup
besarar (± 200 juta rupiah). Pengujian untuk mengetahui kadar keaspalan yang
tidak mencair pada 86-88 Benaphtha, yaitu berat
Pada tahun 1978 dibangun pula satu pabrik molekul tertinggi dan fraksi aspal yang paling
pengolahan unit pemecahan aspal di Kabungka. aromatik.
Operasi percobaan dilakukan pada bulan Maret –
Juni 1977 dalam produ tiga jenis ukuran. Hasilnya b. Bitumen Yan g mencair dalam Karbon
ternyata banyak diminta konsiumen, terutama produk Disulfid (ASTM D4-52)
berukuran -50 mm s.d + 10 mm. Sampai saat ini
Crushing plant tersebut masih dipakai. Pemasaran Pengujian untuk mengetahui kemurnian atau
dalam bentuk kantor (+40 kg) maksudnya untuk lebih kebebasan asapla dari material pengotorannya.
memudahkan dalam kapal atau sebaliknya. Dengan pengujian pencairan (solubity) dapat
diketahui persentase bitumen nyata atau campuran
aspal dengan materia lain. juga dapat diketahui
4. PENGGUNAAN DAN SPESIFIKASI sebagian aspal minyak yang bebas dari karbon
disulfid yang tidak mencair.
Aspal merupakan komponen utama kontruksi jalan
raya. Penggunaannya berpariasi, sebagai pengikat c. Titik Retak (Breaking Point) (IP 80/53)
jalan dengan pelapis sempurna, disain teknis yang
kompleks untuk ultimate traffic,disemprotkan untuk Titik retak adalah temperatur saat pertamakali aspal,
melindungi lapisan yang telah ada. penggunaan aspal menjadi rapuh, yang ditunjukan oleh rekahan selaput
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–7
Tingkat Viskositas
No Jenis Uji
AC - 2.5 AC - 5 AC - 10 AC - 20 AC - 40
1. Viskositas 140 o, Poises 250 + 50 500 + 100 2000 + 400 4000 + 600 1000 + 200
o
2. Viskositas 275 F, Cs-min 80 110 150 210 300
3. Penetras 77 200 120 70 40 20
4. Titik Api, COC, F, - min 325 350 425 450 450
5 Solubilitas dalam 99,0 99,0 99,0 99,0 99,0
trichloroethylene , persen min
6 Uji residu tes oven lapisan tipis
viskositas, 140 oF, proses-maks 1.000 2.000 4.000 8.000 16.000
Pengaliran 77oF, 5 cm per 100 100 50 20 20
menit, minimum dalam cm
7 Uji Spot, sengan :
- Pencair naptha standar Negatif untuk semua tingkat
- Pencair naptha -xylene,% Negatif untuk semua tingkat
- Pencair heptane-xylene,% Negatif untuk semua tingkat
tiipis jika aspal difdinginkan dan dilenturkan. phalt dan minyak jalan untuk memisahkan
kandungan zat terbang dari aspal. Untuk uji ini
Pengujian dilakukan dengan menempatkan selaput digunakan botol bereher samping, 500 ml aspal cair,
tipis aspal setebal 0,5 mm dengan logam dengan dan termometer yang diletakan pada cairan aspal
tekanan sama pada suatu lekukan mendrel setebal dengan jarak 0,25 inch dari dasar botol.
9 mm dan digunakan dengan rata-rata 1 celcius
permenit. Duktilitas (kemempuan menerima Persentase relatif dari total destilasi diukur dari
tekanan) aspal berkorenpondensi dengan gerak temperatur antara 320 – 680°F. Apabila pada
tekan aspal yang bergerak sangat lambat sehingga temperatur rendah jumlah persentase lebih besar,
aspal mulai tidak mengalir. ,maka jenis aspal cair merupakan aspal menguap
cepat (repid curing).
d. Pengikatan dan Adesi (ASTM D1191-52 T)
Pengujian yang lain, ASTM D 224 – 49 dibuat untuk
Pengujian untuk mengetahui daya ikat dan adhesi menentukan persentase aspal berdasarkan
dari gabungan material untuk beton semen potland emulsinya atau memisahkan aspal sebagian dari
pada temperatur rendah. pengujian lebih lanjut.
Pengujian untik memperoleh informasi lapisan aspal Duktilitas aspal adalah jarak dalam centimeter dari
pada tingkat jenuh bila dilakukan secara bersamaan briket standar yang dapat direntang sebelum patah.
sehingga pada atap yang disiapkan akan keluar cairan Pengukuran dilakukan dengan merentangkan briket
dan meninggalkan gores. tercetak yang mempunyai luas permukaan papa
bagian terkecil, yaitu 1 cm2 dan rata-rata terikat
f. Destilasi (ASTM D 402-55) 5cm/menit pada 77°F sampai 0,25 cm/menit pad
32°F alat yang dipakai adalah duktilometer.Pengukur
Destilasi adalah pengujian terhadap cut back as- mencangkup dua sifat kemampuan aspal mengalir,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–8
yaitu adesi dan elestisitas. Alat yang diguakan adalah penetrometer yang
memungkinkan pembebanan jarum standar bergerak
h. Flash Point (Titik Nyala ASTM D 92-57) vertikal tanpa friksi. Nilai persentase jarum diukur
dari 0 sampai 300mm/10. Aspal lunak mempunyai
Titik nyala asp adalah temperatur nyata sehingga nilai persentase besar, sedangkan aspal keras nilai
memberikan cukup uap air untuk membentuk persentasinya rendah.
campuran yang tidak mudah terbakar dengan udara.
l. Titik Lunak (ASTM D 36-26)
Metode Cleveland Open Cup lebih banyak di gunakan
dari pada metode Tag Open Cup. Dalam metode Titik lunak aspal adalah temperatur yang dicapai
Cleveland, pemanasan aspal dilakukan di dalam pada saat aspal mengalami pelunakan. Bola baja
mangkuk kuning dengan rata-rata dari 10°F/menit diletakan pada masa aspal yang berada pada Kuning
sampai muncul nyala dipermukaan material yang kuning, kemudian dipanaskan dalam air atau
diuji. umumnya, titik nyala merupakan petunjuk gridselor sampai aspal tersebut tertembus oleh bola
bahaya api, atau digunakan juga untuk mengetahui baja.
bahwa suatiu produk telah rterkonstaminasi mate-
rial yang mempunyai titik nyala lebih rendah. Secara defenitif aspal tidak mempunyai titik lebur,
tetapi secara perlahan akan melunak jika
Dari ujian diperopleh informasi kandungan campuran dipanaskan. sifat melebur ini dijelaskan dengan
yang bailk untuk menghasilkan busa. konsep titik lunak.
i. Float Test (Uji Apung ASTM D 139-49) m. Berat Jenis (ASTM D 70-52)
Flos Test merupakan salah satu uji untuk Berat jenis masing – masing bitumas biasanya
menentukan konsistensi aspal , terutama yang diterangkan dalam 77/77°F, yaitu, perbandingan
memili sifat terlalu lunak apabila dipaka i untuk uji antara berat meaterial dan volume tertentu pada
persentase. Pengujian meliputi pengisian aspal temperatur 77°F dengan volume air dan temperatur
kedalam kolar kuning yang disisipkan pada sawan yang sama. Untuk aspal padat dan setengan padat,
pengapung, lalu ditempatkan dalam air pada 122 biasanya digunakan alat piknometer, sedangkan
celsiusC. Waktu yang dibutuhkan oleh air untuk untuk aspal cair digunakan hidrometer. Berat jenis
mengapung aspal diukur dalam detik merupakan sangat penting untuk mengubah volume menjadi
visokitas mengapung. berat atau sebaliknya, terutama dalam hubungannya
dengan aspal cair yangdipasarkan dalam satuan
j. Homoginitas volume, sementara aspal padat dan setengah padat
dalam satuan berat.
Homoginitas adalah pengujian mengenai keragaman,
kemurniaan, dan kelengkapan busa aspal hasil n. Spot Test (AASHO T 102-42)
pencampuran. Uji lapisan tipis trasparan dengan
mikroskop menyatakan adanya garam anargonik Uji ini sering dikaitkan dengan uji oliensitspot. Aspal
terpisah dari bahan aspal, karbon brebas yang ungkin dimasukan dalam larutan nafta, dan melelehkan pada
tercampur selama pengolahan, dan beberapa ma- kertas filter sehingga terbentuk spot (noktah).
terial berat Setengah kering, aspal dinyatakan spot negatif
apabila memberikan noda bulat, uniform dan
k. Penetrasi (ASTM D 5-52) berwarna coklat, dan spot positiff apabila memberi
noda dengan warna dan densitas tidak uniform.
Uji ini sering dipakai untuk mengetahui konsistensi
aspal, terutama penentuan tingkat persentase jarum Pengujian dinyatakan signifika si apabila aspal
standar dalam temperatur, waktu, dan beban tersebut merekah, terlalu panas, atau aspal
tertentu. Kondisi yang sering digunakan adalah 77°F, mengandung lumpur atau material lain yang tak
5 detik, dan 100gram. dapat ditoleransi dalam campuran aspal.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–9
Uji ini mengukur kecenderungasn aspal untuk Untuk efisiensi dalam pengapalan aspal, kandungan
menodai kertas atau material selulosik lain. Cetakan air maksimum aspal cair atau minyak jalan kadang-
yang berisi aspal ditempatkan pada salah satu sisi kadang perlu ditentukan. Pengukuran dilakukan
setumpuk kertas rokok standar kemudian dilakukan dengan pembusaan kembali produk aspal dengan
untuk waktu dan temperatur tertentu. Banyak bahan pelarut cair dengan mengukur kondesasi air
lembaran kertas yang ternodai menunjukan indeks dalam gelas khusus. Pada saat mengukur aspal,
penodaan. Sifat penodaan merupakan ciri penting akan diketahui ada tidaknya pembentukan buasa
aspal yang dugunakan untuk pelepis kertas atau apabila produk tersebut selama penggunaannya
lainnya dalam mempengaruhi material selulosik jika dipanaslkan pada temperatur tinggi.
dikontakan dengan aspal.
u. Kandungan lilin (Wax)
p. Temperatur Kerentanan
Uji coba untuk menentukan lilin ini tidak ada.lilin
Temperatur kerentanan digunakan untuk mengetahui atau parapin padat bukan merupakan material
konsitensi aspal karena perubahan temperatur, dan penentu,melainkan hanya merupakan klasifikasi
untuk menentukan faktor/rasio penetrasi pada sementara untuk menyatakan campuran hidrokarbon
temperatur yang berbeda, meskipun terdapat yang meleleh pada terperatur tertentu.
beberapa faktor yang menghubungkan antara
penetrasi dengan titik lunak viskositas. Berdasrkan v. Cuaca (Weathering-ASTM D 529-59)
pengujian konsesdtensi, sebagai besar faktor ini
signifikan pada penekanan yang tidak diketahui dan Uji ini dipakai untuk mengukur daya tahan relatif ma-
berubah-ubah. terial pelepis aspal terhadap cuaca. Pengujian
dilakukan dengan air dan sinar ultra violet yang
Setiap faktor yang signifikan mempunyai karakteristik disorotkan terhadap suatu panel yang dilapisi aspal
indeks, sehingga dapat digunakan untuk setebal 0.025 inci dengan kondisi temperatur dan
membedakan aspal dari sumber maupun cara waktu yang dapat dikontrol.
pengolahan yang berbeda.
Alat yang digunakan disebut Weather –
q. Koreksi Temperatur-Volume (ASTMD Ometer,meskipun tidak memberikan hasil yang
1250-56) memuaskan untuk membandingkan sifat menahan
cuaca dari aspal yang telah diketahui dengan aspal
Uji ini merupakan konvrensi aspal dari suatu yang belum diketahui
temperatur ke temperatur lain. Di Amerika Serikat
setandar dasar yang digunakan adalah ada 4.2 Sifat dan Kegunaan
temperatur 60 celsius F. Biasanya dapat dilihat dari
tabel yang juga dapat digunakan untuk konvrensi Untuk laporan pengujian biasanya tidak semua sifat
gravitas menurut api keberat jenis, atau konvrensi fisik dilaporkan. Contoh pelaporan pengujian ada
berat ke volume. pada Tabel 4.
s. Thin Film Oven Test (ASTM D 1754-60) Streight-reduced residual penetrasi 90 merupakan
tipe aspal pelepis jalan. Aspal panas merupakan
Uji ini bertujuan untuk menentukan pengaruh panas pitch yang berasal dari craking – coiltar yang berasal
udara (sampai 325°F) terhadap aspal yang dari fiber board atau sebagai pengikat untuk
disemprotkan kepada selaput tipis. Dengan pengerasan material pada temperatur biasa,
mengukur perubahan penetrasi akan diperioleh aspal sebaliknya pada temperatur tinggi akan terjadi
yang mengeras. Indikasi ini dapat digunakan untuk penurunan viskositas mencolok.
menentukan kekerasan relatif untuk pemakaian
aspal hot mix. Produk aspal tiup (air-blown product) adalah tipe
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3 – 10
Air-blown
No Jennies Uji SRR Thermal
Residual
o
1. Titik Lunak, F 155 235 200
2. Penetrasi pada 770F, 100g, det, mm/10 90 0 90
0
3. Duktilitas pada 77 F, cm/min, cm 150+ sangat keras 3,2
0
4. Berajenis, 60/60 F 1,03 1,22 1,05
0
5. Rata-rata koef. Mulai/F, ekspansion/ F
0
-60-150 F 0,00035 0,00032 0,00035
0
- 60-450 F 0,00038 0,00035 0,00038
0
6. Spesifiheat, Btu/(Ib) ( F)
-40 0,40 0,37 0,39
-200 0,47 0,44 0,46
-400 0,56 0,52 0,55
0
7. Thermal Conductivity pada 80 F, Btu (hr) 0,09 0,09 0,09
2
(ft )(F/ft)
9 0 2
8. Permeability constant x 10 , pad77-95 F, g/cm ,
g, (cm) (hr), (mm), Hg/cm
- water vapor 3,0-9,3 5,4 6,0-11,5
- Oxygen - - 0,4
9. Water absorption 010 mil films on aluminium panels,
% by wt
- 50 minggu - - 1,5-10
-100 minggu - - 2,5-16,5
10. Surface tension, dynes/cm
0
-77 f 34 - 32
-2120F 27 - 28
Dielectric strength, spherical-electrodes, kv/mm 14-45 36 30-35
0
Dielectric constant, 50 cycles pada 68 F 2,7 3,0 2,7
Keterangan : SRR = Streaight – Reduced Residual
Metoda Straight-reduced
Air Blown
No Sifat-Sifat ASTM Penetration Grade Thermal
40-50 85-100 150-200 Coating CML*)
0
1. Berat jenis, 77/77 F D 70 0,025 1.020 1.013 1.024 1,30 1,90
0
2. Titik api, F D 92 550 485 480 550 450 450
3. Titik lunak (Softening point) 0F E 28 122 166 105 220 185 170
4. Penetration, mm/10
- 320F, 220g, 60 sec D5 10 16 33 12 32 0
0
-77 F, 100g, 5 sec D5 45 90 185 800 55 2
0
-115 F, 50g, 5 sec D5 195 300+ 300+ 300+ 110 14
5. Duktilitas D 133 150+ 150+ 150+ 2,2 3,6 0,0
5 cm/min, cm
6. Furol viskosity , sec D 88
- 2750F - 350 190 120 - - -
0
- 30 F - 170 105 65 - - 650
0
-350 F - 65 40 28 650 390 120
7. Solubility in CCL, % D4 99,5+ 99,5+ 99,5+ 99,2 98,0 99,0
Thin film oven loss on T 175 0,0 0,1 0,2 0,1 0,1 0,5
Heating at 325 0F, %
Penetration of residue D5 33 60 110 14 43 0
at 77 tjhin film oven loss
0
on heating at 325 F, %F
8. Oliensisi spot test T 102 neg neg neg - neg
terbesar, dengan tingkat penetrasi antara 50-200 pelepisan juga diikat dengan pewarna sehingga
(roofer’s flux) yang langsung dapat digunakan jenuh. Pelepisan juga jika dengan pewarna sehingga
sebagai penjenuh rol. jenuh. Pelepisan saluran kenal dengan
menyemprotkan aspal yang telah dipanaskan
Pada tingkat panestrasi ini, aspal akan dioksidasi sampai 400 celsius F. Dengan lapisan tipis (tabel
sampai sedikit di atas titik lunak,biasanya antara 0,25 inchi) digunakan sekitar 1,5 galon/yard2 aspal
135 – 145 celsius F untuk penetrasi 25 – 50 dipakai
untuk penjenuh papan sirap. Penambahan oksidasi c. Aspal Panas (Thermal Asphalt)
sampai dengan titik lunak 215 – 230° dan fenetrasi
15 – 25 pada 77 celsius F akan menghasilkan aspal Produk aspal panas p[emasokannya menurun
pelepis untuk pabrik prepared roogfing. karena proses panas sudah diganti dengan proses
katalytic cracking yang menghasilkan aspal minyak
b. Aspal Tiup yang berkadar tinggi. Thermal Phitches karena
kerentanan viskositasnya tinggi. Thermal Pitches
Sifat khusus aspal yang dioksidasi adalah aspal karena kerentanan viskisitasnya tinggi, sangat
pelepis untuk prepared roofing dan aspal untuk keras pada temperatur biasa tetapi akan mencair
selaput saluran kenal (tabel 5). Jenis terahir biasanya jika dipanaskan.
ditiup dengan katalisator P2O5 untuk menghasilkan
produk yang lebih fleksibel pada temperatur rendah. Aspal panas biasanya dipakai pengikat atau sebagai
Biasanya, untuk pelepis diisi dengan 40-50% min- penjenuh untuk fiberboards. Penggunaannya
eral penstabil 200 mesh, dan sekitar 35% dari berat tergantung kekerasan aspal (Tabel 5).
akhir papan sirat. Untuk permukaan yang tahan air,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3 – 12
masih dibawah 125 ton, kecuali pada tahun 1985. dimanfaatkan sebagai pelapis permukaan jalan dan
Pada tahun 1989, sampai dengan bulan Oktpober, pengikatan agregat sebagai aspal hot mix.
tercatat sebesar 20.224 ton atau yang merupakan Konsumen diarahkan ke Indonesia kawasan Timur
kenaikan sebesar 160 kali lipat dari pada tahun 1988 yang mempunyai jarak tidak terlalu jauh, sehingga
(Tabel 11). Negara – negara pengimpor aspal ke In- pengangkutan tidak memerlukan ongkos tinggi.
donesia adalah Jepang, Singapur, Jerman, dan Ada nbeberapa keuntungan bila potensi aspal Indo-
Amerika Serikat. nesia dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut :
pelepis penggunaan jalan, baik campuran dingin Konservasi Tahun Anggaran 1978-1979,
(cold mix) maupun campuran panas (hot mix). Pada Direktorat Teknik Pertambangan, Sub Direktorat
campuran dingin asbuton dicampur pada temperatur Konservasi, Jakarta, 1979.
rendah dengan minyak pelumat (flu oil/bunker oli) 6. Anonim, Aspal, Buku Pedoman Bahan Galian
didalam campur beton (concret mixer), sedangkan Indonesia 1950-1965, Bahan Galian Industri
campuran panas asbuton diperoleh dengan Direktorat Pertambangan, Departemen
campuran minyak pelumat dan agraret dengan aspal Pertambangan, 1968.
panas didalam aspalt mixing plant. 7. Kirk-Othme, Aspalt, Encyklopedia of Chemical
Technology, Intersicience Publishers, a Dipision
6. Penutup of John Willey & Sons, Inc, New York, 1967.
8. H. Ranupandojo dan S.W Koentowibisono
Di pulau Buton saat ini terdapat beberapa Anawlisa Statistik Pertambangan, Biro Pusat
lapanganaspal berpotensi, empat diantaranya Statistik dengan Penelitian Pengembangan
dikatagorikan ekonomis. Potensi cadangannya Ekonomo Fakultas Ekonomi Universitas Gajah
diperkiran sekitar 5,72 juta ton dengan kadar 20 – 30%. Mada, 1987.
sampai dengan tahun 1989, pemasokan aspal 9. Sjahrial Zen dan Ngaja Ginting Soeka, BE.
Indonesaia berasap dari aspal alam Pembinaan Pengembangan Teknis
Buton danaspal minyak. akan Tetapi, sejak Agustus Pertambangan dan Perusahaan Aspal Negara
1987, produksi Asbuton dihentikan dengan alasan Buton, Direktorat Pertambangan, Jakarta, 1980.
pemasaran. Disamping itu diperoleh aspal minyak 10. Anonim, 40 Tahun Peran Pertambangan dan
denga harga yang lebih murah. Baru pada tahun Energi Indonesia 1945 – 1985, Departemen
1992 produksi Asbuton berjalan kembali dengan Pertambangan dan Energi, 1985.
produksi sebesar 200.513 ton, dengan pemasaran 11. Anonoim Buku Tahunan Indonesi 1988,
ditunjukan ke Indonesi kawasan Timiur. Departemen Pertambangan dan Energi, 1989.
Sementara itu, impor aspal sampai dengan tahun 12. Anonim, Majalah Pertambangan dan Energi
1993 masih stabil. Stabilnya impor aspal ini karena Nimor 5 – 6/1989, Departemen Pertambangan
untuk perbuatan jalan, terdapat material lainyang Dan Energi,1989.
berasal dari semen portland yang digunakan tol dan 13. Mulyono Hadiprayitno, Mempelajari Faktor –
jalan di atas tanah labil. faktor yang berpengaruh pada Produksi
Mengingat jumlah cadangan Asbuton, dan prospek Cabentonit di Indonesia, Thesis Program Teknik
pengusahaan yang ada saat ini, pemasaran dapat dan Manajemen Industri, Pakultas Pasca
diarahkan untuk propinsi – propinsi yang berada di Sarjana, Institut Teknologi Bandung, 1987.
Wilayah Indonesia Timur. Untuk itu perlu
kebijaksanaan pemerintah yang dapat mendukung ****
peningkatan Asbuton di masa mendatang.
DAFTAR PUSAKA
4 BARIT
Oleh : Adjat Sudradjat,
M. Arifin
Metasomatik Intrusi larutan hidrotermal Terjadinya reaksi antara BaCl2, Vein, lensa-lensa, dan breksi
yang bersifat asam dan BaS, dan air hidrotermal barit.
alkalis (metasomatisme). dengan air radose yang me-
ngandung ion SO4.
Residu Pelapukan kimia yang di- Terjadi pelapukan terhadap Lapisan yang terdiri atas
(Eluvial atau sertai dengan pengayakan. batuan yang mempunyai material lapuk (dekat per-
Koluvial ketahanan rendah (batuan mukaan) dan bongkahan
karbonat) yang mengandung barit.
urat barit.
Sedimen Volkanik Pengisian rongga dengan Terjadi rekasi antara unsur- Lensa-lensa.
cara bereaksi dengan unsur Ba dengan unsur H 2S (Ketebalan : 1,5 – 6 cm).
batuan majir (replecement). yang berasal dari penguapan
air laut ataupun sumber air
panas.
H2S → H2SO4 → BaSO4.
Eksogen Pengisian ronga yang ter- Terjadi pengisian pada rongga Lensa-lensa, urat, dan pod.
dapat pada batuan majir yang terdapat pada batu-
(cavity filling). gamping.
Pada cebakan jenis ini, barit pada umumnya Tabel 2. Sifat Fisik dan Kimia Barit
berasosiasi dengan mineral sulfida seperti galena,
sphalerit, dan pyrit. BaO 65,7 %
SO3 34,3%
d. Cebakan Eksogen Berat molekul 233,34
Isotop 135,136,137,138
Cebakan eksogen umumnya terdapat pada batuan Klas kristal Orthorombik
karbonat, yang mengisi celah ataupun rongga batuan Bentuk kristal Tabular
tersebut yang telah mengalami ambrukan (fallen Kilap Mutiara-Kaca
b l o c k ). Menurut Bateman (1981), proses Kekerasan (skala Mohs) 2,5 – 3,5
pembentukan cebakan eksogen adalah pengisian Berat jenis 4,3 – 4,6
rongga (cavity filling), sedangkan bentuk cebakannya Warna Putih (murni)
dapat berupa urat, pod, ataupun lensa. Konduktivitas arus DC 9,8 E-8 Mho/m
Permitimitas relatif 10,03 Faraz/m
2.2 Mineralogi
2.3 Potensi Cadangan Barit di Indonesia terdapat beberapa lokasi cadangan barit lainnya,
yaitu daerah Tasikmalaya, Jawa Barat; Kulonprogo
Secara keseluruhan, cadangan barit di Indonesia dan Purworejo, Jawa Tengah; Pangulu, P. Lombok;
yang telah diketahui cukup besar tetapi tersebar di dan Tanah Toraja, Sulawesi Selatan (Gambar 1 dan
beberapa lokasi, seperti : Lampiran A).
1. Cikondang, Kec. Cineam, 3. Ds. Durensari, Bagelen, 5. Tanjung Merah dan Pakuoyong
Kab. Tasikmalaya Kab. Purworejo P. Lomblen, Kab. Flores Timur
2. Ds. Plampang Kukusan, Sermo 4. Ds. Lanjut, Kendawangan, 6. P.Wetar, Maluku Selatan
Kab. Kulonprogo Kab. Pontianak 7. Sangkanropi, Kab. Tanatoraja
4 – 27
Gambar 1. Peta Sebaran Barit di Indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 28
Penambangan cebakan barit dapat dilakukan secara Di pasaran banyak dijumpai bermacam-macam
tambang terbuka maupun tambang bawah tanah. konsentrat barit yang sesuai dengan spesifikasi
Pemilihan sistem penambangan bergantung kepada pasar dan kegunaannya. Teknologi pengolahan min-
jenis cebakan, topografi daerah setempat, serta eral sekarang ini dapat menghasilkan berbagai produk
ukuran, sifat fisik dan kimia cebakan itu sendiri dan barit yang sesuai dengan kegunaannya.
lapisan tanah penutupnya. Sebagian besar barit
yang diproduksi selama ini berasal dari tambang Dibandingkan dengan pengolahan bahan galian
terbuka, baik ditambang dengan sistem open pit industri pada umumnya, pengolahan barit termasuk
maupun kuari. pengolahan mineral yang sangat komplek (multi-
minerals processing), dalam arti memerlukan tahap-
Cebakan barit di daerah Omesuri dan Lebatukan tahap pengolahan serta peralatan yang lengkap.
pernah direncanakan ditambang dengan cara
tambang bawah tanah, yaitu dengan sistem sub- Tahap pengolahan barit, terutama untuk menghasil-
level stoping. Sebaliknya, cebakan barit bersama kan barit murni (di atas 95% BaSO4 ) dengan
dengan bijih emas di Pulau Wetar direncanakan bermacam-macam kegunaannya dapat dilihat pada
ditambang dengan sistem open cut. Gambar 2.
TAMBANG
KONSENTRASI
Long Washer,
Roll Crusher,
Sizing Screen, dan
Bendalari Jig
Slime Konsentrat
100% – 1,25 in
KLASIFIKASI
PEMISAHAAN
MAGNETIK
Halus Kasar
Dryer,
Sizing Screen, dan
FLOTASI FLOTASI Hammer Mill
Sebagian besar produksi barit dunia digunakan dalam Tabel 3. Spesifikasi Barit untuk Lumpur Bor
industri perminyakan. Pemakaian ini mencapai
sekitar 85 – 90% dari produksi barit secara Uraian Standar API
keseluruhan. Sisanya digunakan sebagai bahan
baku dalam industri kimia barium, sebagai bahan FISIKA :
pengisi dan pengembang (filler dan extender), dan
Berat jenis min 4,2
agregat semen. 1)
Distribusi ukuran :
– 200 mesh maks 3,0%
4.1 Barit Untuk Lumpur Pemboran
– 325 mesh, min maks 5,0%
Dalam industri perminyakan, barit merupakan salah KIMIA :
satu komponen lumpur pemboran (drilling fluids)
sangat penting. Hal ini selain disebabkan berat BaSO4 min 94%
jenisnya yang tinggi, juga sifat barit lainnya yang Logam alkali terlarut maks 250 ppm
spesifik seperti sifat yang abrasif rendah dan tidak Lempung maks 1%
larut dalam air ataupun asam. Fungsi lumpur Karbonat tidak terlarut maks 0,1%
pemboran dalam eksplorasi minyak bumi dan gas
alam adalah untuk : Diayak secara basah dengan standar Amerika.
1)
API = American Petroleum Institute.
– melumasi dan mendinginkan mata bor;
– mengangkat serpihan batuan (cutting) k e
permukaan; Tabel 4. Spesifikasi Barit untuk Kimia Barium
– mencegah runtuhnya dinding lubang bor;
– mengontrol aliran minyak, gas, dan air sehingga
tidak terjadi semburan liar (blowout). Uraian Nilai
BaSO4 96 – 98,5%
Dalam lumpur pemboran, barit berfungsi sebagai
SrSO4 1 – 2,5%
bahan pemberat (weighting agent ). Tujuan
Fe2 O3 0,1%
penambahan barit di sini adalah untuk meningkatkan
SiO2 0,1%
bobot lumpur pemboran pada volume tetap. Oleh
MnO2 dan TiO2 Nihil
karena itu, jumlah barit yang akan ditambahkan
CaO + MgO 0,2%
dapat dihitung secara matematis (Lampiran B).
Fluorin Nihil
Distribusi ukuran 4 dan 20 mesh
Spesifikasi barit yang digunakan untuk lumpur
pemboran dapat dilihat pada Tabel 3.
4.2 Kimia Barium Barium sulfida atau disebut juga black ash,
merupakan kimia barium awal yang nantinya
Barit yang digunakan sebagai bahan baku dalam digunakan untuk pembuatan kimia barium lainnya
industri kimia barium diperkirakan mencapai 8 – 9% (Gambar 3).
dari kebutuhan barit dunia secara keseluruhan. Produk
kimia barium yang banyak beredar di pasaran antara Barium sulfida diperoleh dengan cara mereduksi
lain barium sulfida, barium karbonat, blanc fixe, barit dengan bubuk batu bara dalam tungku putar
lithopone, barium klorida, barium hidroksida, dan (rotary kiln) pada suhu 1100 – 1250°C
lain-lain.
BaSO4 + 2C → BaS + 2CO2
Tabel 4 memperlihatkan spesifikasi barit untuk
digunakan sebagai bahan baku kimia barium, dan Hasil akhir reduksi mengandung sekitar 80 – 85%
Tabel 5 memperlihatkan beberapa jenis dan BaS, bergantung kepada kandungan unsur pengotor
kegunaan kimia barium yang ada di pasaran. dalam material asal (kadar barit).
a. Barium Sulfida b. Barium Karbonat
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 30
Blanc Fixe Reaksi antara BaS dengan garam Bahan pengisi dan pengembang
(Tepung) Glaube. bermutu tinggi untuk warna-warna
artistik, cat, kertas, vernis, dan tinta.
Blanc Fixe Reaksi antara BaS dengan garam Kertas fotografi dan sebagai bahan
(Pasta) Glaube dan asam HCl. pelapis (coating) untuk kertas.
Lithopone Reaksi ganda antara BaS dengan Zn- Bahan perekat dan dempul, warna-
Sulfat. warna artistik dan cat.
Barium Hidroksida Ada dua cara, yaitu : Minyak pelumas, plastik, dan kertas
1. Hidrolisa BaO.
2. Oksidasi BaS dengan O2 .
Barium Karbonat Ada dua cara, yaitu : Tabung televisi, keramik, gelas, dan
1. Injeksi BaS dengan O2 . enamel.
2. Reaksi BaS dengan soda abu.
Barium Klorat Reaksi BaCl2 dengan Na-klorat. Kembang api dengan nyala hijau.
Barium Kromat Reaksi K-kromat dengan suatu kimia Pigmen kuning untuk warna-warna
barium. artistik.
Barium Flourida — Kristal laser, enamel, dan bahan untuk
pembalseman.
Barium Hidrida Reduksi barit dengan hidrogen pada Sumber untuk memperoleh gas hidrogen.
suhu 200°C.
Barium Manganat Reaksi BaCO3 dengan Mn-oksida. Pigmen hijau.
Barium Nitrat Reaksi BaS dengan asam nitrat encer. Nyala api hijau untuk piroteknik.
Barium Oksida Reduksi BaCO3 Dessicant.
Barium Titanat Reaksi BaCO3 dengan Ti-oksida. Elektro keramik.
Barium karbonat atau disebut juga witherite Penggunaan barium karbonat dalam industri gelas,
merupakan produk kimia barium yang sangat penting, enamel, dan magnetik tetap ditujukan untuk
karena banyak digunakan dalam industri manufaktur, memperbaiki mutu produk akhir. Selain itu, barium
seperti gelas (35%), kimia (27%), keramik (25%), karbonat juga mempunyai kemampuan untuk
ferrit dan titanat (8%), serta industri email, magnit mengubah garam-garam sulfat yang dapat larut
tetap, dan industri lainnya (5%). menjadi tidak dapat larut (menetralisir larutan sulfat).
Ada dua cara yang sering dilakukan dalam Dalam industri gelas, barium karbonat merupakan
pembuatan barium karbonat dengan menggunakan sumber barium oksida yang digunakan untuk
barium sulfida sebagai bahan baku, yaitu : memperbaiki mutu gelas, seperti :
BaSO4
(Barit)
+C
BaS
(Black ash)
– permukaan menjadi lebih halus dan mengkilat, Dalam industri elektro-keramik, barium karbonat
– memperbaiki sifat lelehan gelas, digunakan dalam bentuk barium titanit (BaTiO3 ).
– memberikan tahanan terhadap media agresif, Barium titanit diproduksi dalam dua bentuk, yaitu
– dapat menyaring radiasi yang keluar dari tabung bentuk piringan dan monolitik. Bahan ini digunakan
sinar katoda pada televisi. untuk pembuatan kondensor berukuran kecil yang
umumnya digunakan dalam industri komputer,
Perkembangan penggunaan barium karbonat ada telekomunikasi, dan otomotif. Fungsi barium titanit
hubungannya dengan industri televisi. Khusus untuk di sini adalah untuk memperbaiki tahanan listrik,
tabung televisi berwarna, pemakaian barium karbonat memperbesar kuat tekan mekanik, dan mengurangi
sedikit berkurang karena adanya bahan pencampur kehilangan arus listrik.
yang lebih baik, yaitu strontium karbonat. Bahan ini
dapat menyerap lebih banyak radiasi gamma yang Selain itu, barium karbonat juga digunakan dalam
dihasilkan oleh potensial katoda dalam televisi pembuatan glasir dan email. Fungsi barium karbonat
berwarna. Perbandingan pemakaian antara barium di sini adalah untuk memperbaiki sifat-sifat fisik
karbonat dengan strontium karbonat dalam industri produk yang dilapisi, seperti kekerasan, kilap, serta
ini sekitar 3 – 4% BaO dan 5 – 7% SrO. ketahanannya terhadap goresan, korosi, panas, dan
pelapukan atmosfir.
Produk gelas lainnya yang juga menggunakan barium
karbonat adalah gelas kristal, gelas fiber, dan manik- Barium karbonat juga digunakan dalam industri ferrit-
manik gelas pemantul sinar yang umum digunakan magnetik (BaFe12 O19 ), yang dihasilkan dengan cara
untuk rambu lalu-lintas. pemanggangan 1 molekul barium karbonat dengan 6
molekul besi oksida pada suhu 1100 – 1350°C.
Dalam industri keramik, barium karbonat sangat
bermanfaat untuk mengikat ion sulfat yang larut BaCO3 + Fe2 O3 → BaFe2 O4 + CO2
dalam material pembuat gelas (gipsum), mencegah BaFe2 O4 + 5Fe2 O3 → BaFe12 O19
perusakan warna, dan menghindari terjadinya Ferrit-magnetik umumnya digunakan untuk tombol-
pemekaran permukaan keramik yang dihasilkan. tombol listrik, pengeras suara (speaker) dinamik,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 32
alat pendengar (earphone), telepon, mikrofon, dan rheologi yang baik, indeks bias yang sesuai, dan
motor listrik seperti yang terdapat pada tape re- dispersi dalam air yang baik. Tabel 6, memperlihatkan
corder deck, jam listrik, dan peralatan penyapu kaca spesifikasi blanc fixe sebagai pigmen pelapis kertas.
(windscreen wipers). Pemakaian blanc fixe terpenting lainnya, terutama
yang berbentuk pasta adalah untuk pembuatan kertas
Pemakaian barium karbonat lainnya adalah sebagai fotografi hitam-putih. Kertas ini dilapisi dengan suatu
bahan untuk menetralisirkan asam sulfat, yang
digunakan dalam proses pemurnian air laut dengan Tabel 6. Spesifikasi Blanc Fixe sebagai
proses elektrolisis alkali klor serta digunakan dalam Pelapis Kertas
industri asam orthofosfor.
Blanc fixe atau barium sulfat dibuat dengan berbagai Berat jenis 4,0 – 4,2
cara, bergantung kepada tujuan penggunaannya. Kecemerlangan 95 – 99 %
Ukuran butir 0,5 – 4,0 µm
BaCO3 + H2 SO4 → BaSO4 + H2 O + CO2 Sifat permukaan 4,0 – 4,5 m2 /g
BaCl2 + Na2 CO3 → BaSO4 + 2NaCl Kekerasan 3 – 4 (skala Mohs)
BaS + Na2 SO4 → BaSO4 + Na2 S Kebutuhan binder 9 – 14 g casein/100 g pigmen
BaS + H2 SO4 → BaSO4 + H2 S Indeks minyak 12 – 22 g minyak/100 g pigmen
Indeks air 16 – 22 g air/100 g pigmen
Sekitar 90% blanc fixe yang diproduksi digunakan Potensial zeta – 20 hingga -35 mv
sebagai bahan pengisi dan pengembang dalam
industri cat (70%), kertas (10%), plastik dan baterai
(10%), dan dalam bidang kedokteran (10%). bahan yang disebut baryta, yaitu suatu campuran
Pemakaian blanc fixe dalam industri di atas kadang- antara 70% blanc fixe dan 30% gelatin, sebelum
kadang menggantikan peranan barit sebagai bahan kertas tersebut dilapisi dengan emulsi Zn-halida.
pengisi dan pengembang. Pemakaian kedua bahan pelapis ini akan
menghasilkan permukaan kertas fotografi yang
Dalam industri cat, blanc fixe digunakan untuk mengkilat dengan hasil cetakan foto yang sangat
menggantikan fungsi pigmen putih yang bersifat tajam.
opak (tidak tembus cahaya) tanpa mempengaruhi
sifat keopakan cat itu sendiri. Pemakaian ini dise- d. Lithopone
babkan oleh sifat blanc fixe yang baik seperti indeks
minyak rendah, sehingga mengurangi pemakaian Lithopone diproduksi dengan mereaksikan barium
jumlah bahan pencampur (binder), serta dapat sulfida dengan seng sulfat. Hasil yang diperoleh
meningkatkan kecemerlangan cat, sehingga me- berupa endapan dengan komposisi BaSO4 .ZnS,
ngurangi pemakaian pigmen pewarna. Untuk warna- yang kualitasnya bergantung kepada kandungan Zn-
warna artistik, pemakaian blanc fixe lebih disukai sulfida (standarnya adalah 30% ZnS).
dibandingkan dengan barit. Hal ini disebabkan oleh
warna dan distribusi ukuran blanc fixe lebih baik. BaS + ZnSO4 → BaSO4 .ZnS
Dalam industri kertas, pemakaian blanc fixe dapat Lithopone lebih dikenal sebagai pigmen putih yang
menghasilkan kertas yang mempunyai mutu digunakan dalam industri kertas dan cat. Pemakaian
keburaman dan kecemerlangan sangat tinggi lithopone dalam industri kertas karena sifatnya yang
sehingga dapat mengurangi pemakaian tinta cetak, sama dengan sifat-sifat barit ataupun blanc fixe.
menambah bobot kertas tipis, dan menghasilkan Dalam industri cat, lithopone digunakan sebagai cat
kertas dengan permukaan yang lebih halus. Blanc dasar permukaan dalam industri otomotif. Bahan ini
fixe dapat pula berfungsi sebagai pigmen pelapis juga digunakan sebagai pengisi pasta, dempul, dan
kertas. Sifat blanc fixe yang perlu diperhatikan untuk pelapis kertas dinding. Pemakaian lithopone lainnya
tujuan ini adalah distribusi ukuran harus seragam, adalah untuk warna-warna artistik, karet, dan tinta.
tidak hidroskopis, bersifat abrasif rendah, bersifat Sekarang ini peranan lithopone sebagai pigmen
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 33
telah digantikan oleh titanium oksida (TiO2 ), karena untuk pembuatan vitamin, hormon, dan penggumpal
bahan ini dapat menghasilkan warna-warna yang darah.
lebih bermutu tinggi.
4.3 Bahan Pengisi dan Pengembang (Filler
e. Barium Klorida dan Extender)
Barium klorida diperoleh dari hasil reaksi langsung Salah satu penggunaan barit terpenting di luar industri
antara barium sulfida dengan asam hidroklorida atau perminyakan adalah sebagai bahan pengisi dan
gas klor. Selain itu, kimia barium ini dapat pula pengembang. Fungsi barit di sini adalah sebagai
diperoleh dari hasil reaksi antara barium karbonat bahan pemberat (weighting agent). Jumlah pemakaian
dengan asam hidroklorida. Barium klorida yang barit sebagai bahan pengisi dan pengembang
dihasilkan ada dua macam, yaitu dalam bentuk mencapai sekitar 4 – 5% dari konsumsi barit dunia
anhidrat (BaCl2 ) atau hidrat dan dalam bentuk kristal secara keseluruhan.
(BaCl2 .2H2 O).
Barit digunakan sebagai bahan pengisi dan
BaS + 2HCl → BaCl2 + H2 S pengembang karena sifatnya yang baik, seperti
2BaCO3 + 4HCl → 2BaCl2 .2H2 O + 2CO2 berat jenis yang tinggi, kecemerlangan, sifat abrasif
2BaS + 2Cl2 → 2BaCl2 + S2 yang rendah, tidak mudah bereaksi, tahan terhadap
pelapukan, dan dapat menyerap radiasi.
Bentuk produk pertama umumnya digunakan untuk
pengaturan dalam pemanasan garam-garam, Di Amerika Serikat, barit sebagai bahan pengisi
sedangkan yang berbentuk hidrat digunakan untuk digunakan dalam industri cat (60%), plastik (25%),
menghilangkan kotoran-kotoran yang berupa larutan dan lain-lain termasuk industri cat dan otomotif
sulfat dari suatu sistem atau rester dalam industri (15%). Di Inggris, pemakaian barit dalam industri
penyaring molekul (molecular-sieve). otomotif jauh lebih besar lagi, yaitu 33%, sedangkan
sisanya digunakan dalam industri cat (27%), karet
Pemakaian barium klorida lainnya adalah sebagai (10%), pelindung radiasi (10%), plastik (6%), dan
bahan untuk pemurnian air laut, bahan tambahan lainnya (14%).
dalam pengerasan baja, dan untuk menurunkan
campuran fluks dalam pengelasan. Tabel 7 memperlihatkan spesifikasi barit yang
umum digunakan sebagai bahan pengisi dan
f. Barium Hidroksida pengembang.
a. Cat
Barium hidroksida dihasilkan dari proses oksidasi
larutan barium sulfida panas dalam udara. Barium Penggunaan barit sebagai bahan pengisi dalam
hidroksida oktahidrat [Ba(OH)2 ] yang dihasilkan
kemudian dipanggang untuk mendapatkan bentuk
monohidrat (BaOH). Tabel 7. Spesifikasi Barit sebagai Bahan
Pengisi
3BaS + O2 + 2H2 O → 2Ba(OH)2 + BaS 3
industri cat sangat dominan. Dalam hal ini, sifat barit Tabel 8. Spesifikasi Barit untuk Bis Rem
yang perlu diperhatikan adalah distribusi ukuran,
bentuk butiran, dan indeks refraktif, yang semuanya
akan menentukan tingkat efisiensi optikal cat. Barit Spesifikasi Nilai
yang digunakan minimal mengandung 80% BaSO4
Berat jenis 4,34
dan maksimal 0,5% Fe2 O3 .
Penyerapan minyak 10,5
Distribusi ukuran :
Dalam industri cat, barit merupakan bahan pengisi
75 µm 99%
pemutih (bukan sebagai pigmen), yang berfungsi
50 µm 85%
untuk menghasilkan suatu perlapisan yang opak
40 µm 67%
(tidak tembus cahaya). Dalam cat vernis, cat air, dan
30 µm 44%
cat anti karat, pemakaian barit dapat menghasilkan
20 µm 23%
suatu derajat impermeabilitas dan durabilitas yang
10 µm 8%
tinggi. Pemakaian tersebut berguna untuk mencegah
5 µm 3%
penyerapan oleh perlapisan paling atas serta dapat
2 µm 1%
menahan goresan.
b. Plastik dan Karet Barit dapat digunakan sebagai bahan agregat untuk
campuran semen paling baik, yang pada umumnya
Pemakaian barit sebagai bahan pengisi dalam industri berfungsi sebagai bahan pelindung radiasi pada
plastik dan karet ada hubungannya dengan industri reaktor nuklir. Kegunaan agregat semen barit
otomotif. Beberapa komponen otomotif yang lainnya adalah untuk konstruksi pipa bawah tanah,
umumnya menggunakan barit adalah tali kipas, terutama pada daerah rawa. Ada beberapa faktor
selang karet, lapik karet, gasket, dan bahan-bahan yang menyebabkan barit digunakan untuk tujuan
kedap suara. Sifat-sifat fisik barit yang membuatnya ini, yaitu :
banyak digunakan dalam industri ini antara lain berat
jenis yang tinggi, sifat abrasif rendah, tidak mudah – Dapat melemahkan sinar gamma.
larut dalam air dan asam, tahan terhadap panas dan – Dapat dibuat dalam bentuk agregat semen.
korosi, serta dapat menyerap radiasi. – Sifat durabilitas dan penghantar panas yang
tinggi.
Barit juga digunakan dalam industri yang meng-
hasilkan peralatan olah raga. Inti karet bola tenis Tabel 9 memperlihatkan spesifikasi barit yang digu-
mengandung sekitar 10% barit mutu sedang. Fungsi nakan untuk agregat semen.
barit di sini adalah sebagai bahan pemberat.
Lakur (logam paduan) yang terdiri atas barium, Dalam 10 tahun terakhir konsumsi barit dunia
timbal, dan kalsium digunakan sebagai bantalan mengalami penurunan. Keadaan ini terutama dise-
(bearing), bis rem, dan kopling. Tabel 8 memperlihat- babkan oleh semakin menurunnya aktivitas
kan spesifikasi barit yang digunakan untuk bis rem. pengeboran dalam eksplorasi minyak bumi dan gas
Penambahan sekitar 10% barit dalam campuran alam yang membutuhkan barit mutu API. Sebaliknya,
karet dan aspal digunakan sebagai bahan hamparan kebutuhan barit untuk kimia barium mengalami
(ubin) yang umumnya digunakan untuk parkir, peningkatan.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 35
Tabel 9. Spesifikasi Barit untuk Agregat Semen 4. Ciccu, R., Operation Research as an Aid to Ma-
nagement of Barega Barite Mine, Sardinia, Insti-
tution of Mining and Metallurgy, August 1985.
Uraian Nilai
Di Indonesia, kebutuhan kimia barium cukup besar 7. Fowler, J.H., Barytes, The No-wait Agent, Cana-
namun untuk memenuhinya sebagian besar masih dian Institute of Mining and Metallurgy Bulletin,
diimpor, terutama blanc fixe, lithopone, dan barium Vol 79 No. 889, May 1986.
karbonat.
8. Griffiths, J., Baryte : Non-drilling Applications,
Potensi cadangan barit, seperti yang terdapat sebagai Industrial Minerals, June 1984.
produk sampingan bijih emas di Pulau Wetar dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri 9. Harris, T.S., Extender and Filler Mineral Markets
kimia barium. Namun, karena industri ini belum in the Western United States & Canada, Cana-
berkembang di dalam negeri, produk barit tersebut dian Institute of Mining and Metallurgy Bulletin,
dipasarkan ke luar negeri. Vol. 79 No. 889, May 1986.
Berdasarkan kajian viabilitas ekonomi, usaha pe- 10. Jensen, M.L. & Bateman, A.M., Economic Min-
ngembangan industri kimia barium cukup eral Deposits, Revised Printing, 3rd Edition,
menguntungkan. Selain mempunyai nilai tambah John Wiley and Sons, Inc, New York, 1981.
tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan di dalam
negeri, potensi cadangan barit juga cukup mendukung 11. Kuzvart M., Industrial Minerals and Rocks, Deve-
sebagai bahan baku. lopment in Economic Geology 18, Elsevier,
Amsterdam, 1984.
LAMPIRAN A
Lokasi Potensi Barit di Indonesia
Jawa Barat :
Cikondang, Belum diketahui Berupa urat-urat bijih yang mengisi celah pada batuan
Kec. Cineam, tufa breksi.
Kab. Tasikmalaya Daerah mineralisasi tersebar pada daerah seluas 6 ha.
Jawa Tengah :
Kp. Plampang Kukusan, 12.000 ton Berupa urat-urat bijih yang mengisi celah pada batuan
Watutugu, Sermo, (hipotetis) andesit berumur Miosen.
Kab. Kulon Progo
Durensari, Bagelen Belum diketahui Berupa urat-urat bijih yang mengisi celah pada batuan
Purworejo andesit berumur Miosen.
Kalimantan Barat :
Ds. Lanjut, Belum diketahui Berupa urat-urat bijih yang mengisi celah pada batuan
Kec. Kendawangan, silicified limestone.
Kab. Pontianak Daerah mineralisasi tersebar pada daerah seluas 500 x
500 m2 .
Kadar bijih : 96,5 – 98,5% BaSO2 ; 0,9 – 2,2% SiO2 ; 0,3
– 0,6% Fe2 O3 ; 0,15 – 0,25% H2 O; dan BJ 4,4.
Sulawesi Selatan :
Sangkonropi, 5.000 ton Mineralisasi bijih sulfida pada zona riolit/dasit yang
Kab. Tanatoraja (Sumber daya) terkersikan.
LAMPIRAN B
Perhitungan Jumlah Penambahan Barit untuk Lumpur Pemboran
Tujuan penambahan barit adalah untuk meningkatkan bobot lumpur pemboran pada volume tetap.
Jumlah kebutuhan barit yang akan ditambahkan dapat dihitung dengan persamaan berikut :
V1 (W 2 – W1 )
Vb = –––––––––––––
(W b – W2 )
dimana :
V1 = Volume lumpur pemboran sebelum ditambah barit, bbl.
Vb = Volume barit yang ditambahkan, bbl.
W1 = Bobot isi lumpur pemboran sebelumnya, ppg.
W2 = Bobot isi lumpur pemboran yang diinginkan, ppg.
Wb = Bobot isi barit, ppg. (ppg = pounds per gallon dan bbl = barrels)
Dalam perhitungan volume barit yang harus ditambahkan, perlu diperhatikan adanya penambahan volume
permukaan dan kenaikan volume antara dasar laut dengan tinggi rig.
Volume permukaan adalah volume lumpur yang diperlukan untuk sirkulasi secara terus-menerus antara
permukaan dengan mata bor, yang besarnya ditetapkan 600 bbl. Kenaikan volume diasumsikan sebesar 0,52
bbl/ft. terhadap kedalaman air laut dan tinggi rig dari permukaan air laut (biasanya 100 ft), atau dapat dihitung
dengan persamaan berikut :
Dari volume barit yang ditambahkan, berat barit yang dibutuhkan (dalam metrik ton) dapat dihitung dengan
persamaan :
T = Vb x 0,159 x 4,25
Contoh perhitungan :
Suatu lubang bor berdiameter 12 inci direncanakan dibor hingga mencapai kedalaman 8.800 ft. Selubung
(casing pipe) yang digunakan mempunyai diameter 13 3/8 inci. yang dipasang hingga kedalaman 5.000 ft.
Lumpur pemboran yang digunakan adalah KCl/polimer dengan bobot isi 9,0 ppg. Dengan penambahan barit,
bobot isi lumpur pemboran diharapkan akan mencapai 11,0 ppg. Jika diketahui tinggi rig 100 ft, kedalaman laut
150 ft, dan volume permukaan 600 bbl, maka dari Tabel 10 dapat dihitung kapasitas selubung dan lubang bor,
yaitu:
2. Kapasitas selubung
= 5.000 x 0,1497
= 748,50
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 38
5 BAT U APUNG
Oleh : M. Arif,
Toton Sentana Kunrat
batu apung yang ekonomis. Umur geologi dari – Al2 O3 : 12,00 – 15,00%
endapan-endapan ini antara Tersier sampai – Fe2 O3 : 0,90 – 4,00%
sekarang. Gunung api yang aktif selama umur – Na2 O : 2,00 – 5,00%
geologi tersebut antara lain pada jalur pinggiran – K2 O : 2,00 – 4,00%
laut Pasifik dan jalur yang mengarah dari laut – MgO : 1,00 – 2,00%
Mediteran ke pegunungan Himalaya kemudian ke – CaO : 1,00 – 2,00%
India Timur. – Unsur lainnya : TiO2 , SO3 , dan Cl
Untuk menghasilkan batu apung dengan kualitas Spesifikasi batu apung untuk pembuatan agregat
yang sesuai dengan persyaratan ekspor atau dan beton agregat ringan adalah sebagai berikut :
kebutuhan di sektor konstruksi dan industri, batu
apung dari tambang diolah terlebih dahulu, antara a. Agregat ringan (BS 3797, tahun 1964):
lain dengan menghilangkan pengotor dan mereduksi – SO3 : maks 1%
ukurannya. – LOI (loss of ignition) : maks. 4%
– Bobot isi ruah :
Secara garis besar, proses pengolahan batu apung - butiran kasar : maks. 0,96 ton/m3
terdiri atas : - butiran halus : maks. 1,20 ton/m3
– Pemilahan (sorting); untuk memisahkan batu b. Beton agregat ringan (BS 2028, 1364, tahun
apung yang bersih dari batu apung yang banyak 1968)
pengotornya (impuritis), dan dilakukan secara – Kedap suara (3 inci blok) : 44.3 db.
manual atau dengan scalping screens. – Bobot isi kering : 0.88 ton/m3
– Nilai kalori : 1.0 kal.
– Peremukan (crushing); untuk mereduksi ukuran, – Fire resistance : sampai dengan 6 jam
dengan menggunakan crusher, hammer mills, – Susut kering (drying shrinkage) : 0.04%
dan roll mills. – Ukuran Butir : 1 – 9 cm.
– Sizing; untuk memilahkan material berdasarkan Selain penggunaan tersebut di atas, di sektor
ukuran yang sesuai dengan permintaan pasar, konstruksi batu apung digunakan untuk pondasi
dilakukan dengan menggunakan saringan jalan, bahan baku genteng akustik, bahan tahan api
(screen). dan lain-lain.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 42
Keterangan : Kasar = 8 – 30 mesh; sedang = 30 – 100 mesh; halus = 100 – 100 mesh; sangat halus > 200 mesh
Sumber : Industri Minerals, Bulletin, 1990
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 43
Di daerah Lombok, batu apung tercatat mulai Impor batu apung pada tahun 1986 dan 1988 masing-
diproduksi tahun 1987, yaitu sebesar 23.963 ton, masing berjumlah hanya 3 ton dan 1 ton. Akan
dan terus meningkat hingga menjadi 138.661 ton tetapi, dalam tiga tahun terakhir ini, impor batu
pada tahun 1990 (Tabel 2). Produksi pada tahun apung mulai meningkat dibandingkan dengan tahun
1991, berdasarkan kuota dari pemerintah terhadap sebelumnya, yaitu pada tahun 1989, tahun 1990,
asosiasi batu apung di daerah tersebut, sebanyak dan pada tahun 1991 masing-masing sebesar 259
125.000 ton. Dalam tiga tahun terakhir kontribusi ton senilai 88.725 AS $, 153 ton senilai 49.106 AS
rata-rata produksi batu apung dari Lombok, NTB, $ dan 294 ton dengan nilai 131.502 AS $ (Tabel 3).
terhadap seluruh produksi batu apung Indonesia b. Permintaan Batu Apung
adalah sekitar 70%.
Permintaan batu apung Indonesia yang terdiri atas
Jumlah perusahaan pertambangan batu apung di konsumsi di dalam negeri dan ekspor selama periode
daerah Lombok yang memiliki SIPD eksploitasi 1985 – 1991 cenderung terus meningkat, sebagai
sampai dengan tahun 1991 dan masih aktif, hanya
sebanyak lima buah. Sedangkan yang lainnya
Tabel 3. Impor Batu Apung Indonesia
merupakan perusahaan-perusahaan dengan SIPD
prosesing, dan penjualan.
Produksi batu apung dari daerah Bengkulu, Lampung, Tahun Tonase (ton) Nilai (AS $)
dan Jawa Barat, sudah dimulai sejak sebelum tahun
1985. Meskipun pada tahun 1989 dan 1990 terjadi 1985 – –
penurunan produksi, tetapi selama kurun waktu 1986 3 4.763
1987 – –
1988 1 2.249
Tabel 2. Produksi Batu Apung Indonesia 1989 259 88.725
1990 153 49.106
1991 294 131.502
Produksi (ton)
Tahun Sumber : Statistik Perdagangan, Impor, BPS
NTB Daerah lainnya Jumlah
Konsumsi batu apung di dalam negeri selama kurun Perkembangan ekspor batu apung Indonesia, selama
waktu 1985 – 1991, ternyata telah menunjukkan kurun waktu 1985 – 1991, meskipun sedikit
peningkatan yang berarti. Pemenuhan kebutuhan berfluktuasi, dapat dikatakan tetap menunjukkan
batu apung tersebut, lebih dari 98% dipenuhi dari peningkatan, dan dalam lima tahun terakhir
produksi dalam negeri sendiri, yaitu antara 10 – 20% kenaikannya rata-rata 14,96% per tahun.
dari tingkat produksi.
Pada tahun 1985 ekspor batu apung hanya sebanyak
Laju pertumbuhan konsumsi dalam lima tahun 2.787 ton, pada tahun 1988 menjadi 88.787 ton, dan
terakhir adalah 48,59%. Konsumsi pada tahun 1985 pada tahun 1991 meningkat lagi menjadi 106.161
hanya sebanyak 697 ton, pada tahun 1988 meningkat ton. Ekspor tertinggi dicapai pada tahun 1989, yaitu
menjadi 17,891 ton, hingga pada tahun 1991 sebanyak 119.082 ton. Jika dibandingkan dengan
mencapai 49.917 ton (Tabel 4). tahun 1989, ekspor tahun 1991 menurun sekiitar
Penggunaan batu apung di dalam negeri, baik sebagai 10,85%, tetapi meningkat sebesar 1,28%
bahan baku utama maupun penolong, di antaranya dibandingkan ekspor tahun 1990 (Tabel 5).
adalah industri bahan konstruksi seperti genteng, c. Harga Batu Apung Indonesia
bata bangunan, dan untuk pondasi rumah, terutama
Harga batu apung Indonesia (harga berlaku) dalam
kurun waktu 1985 – 1991, dan dihitung berdasarkan
Tabel 4. Konsumsi Batu Apung Indonesia volume dan nilai ekspor, ternyata berfluktuasi, tetapi
di daerah yang memiliki potensi batu apung. Industri Sumber : Biro Pusat Statistik
lainnya yang menggunakan batu apung adalah
industri jean (tekstil, keramik, gerabah), patung, dan
barang-barang seni lainnya. tetap menunjukkan kenaikan rata- rata sebesar
3,16% per tahun harga dinyatakan dalam dolar AS,
Ekspor sedangkan jika dalam rupiah, kenaikannya lebih
besar, yaitu 13,84%. Perbedaan ini disebabkan oleh
Sebagian besar (95%) ekspor batu apung Indonesia perubahan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah dalam
ditujukan ke Hongkong, Thailand, Taiwan, Amerika setiap tahunnya, yang ternyata semakin tinggi.
Serikat, Singapura, Malaysia, dan Korea Selatan,
sedangkan sisanya ke negara-negara di Asia Timur, Pada tahun 1985 harga batu apung per ton adalah
India, Bangladesh, Oman, dan lain-lain. Ukuran batu 115,32 dolar AS , kemudian menurun menjadi 105,43
apung yang diekspor ada tiga jenis yaitu 2/3 inci, 3/ dolar AS pada tahun 1988, dan naik kembali menjadi
4 inci dan 5/8 inci. Jumlah ekspor setiap tahunnya 135,77 dolar AS pada tahun 1991.
sekitar 80 – 90 % dari total batu apung yang
diproduksi. Lain halnya jika dalam rupiah, harga pada tahun
1985 adalah Rp 128.582,00 per ton, pada tahun 1988
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 46
meningkat menjadi Rp 178.388,00 per ton, dan pada memiliki cadangan lebih dari 12 juta m3 . Menurut
tahun 1991 terus meningkat hingga mencapai Rp Dinas Pertambangan Propinsi NTB, potensi endapan
270.455,00 per ton (Tabel 6). batu apung yang terbesar terdapat di pulau Lombok,
5.2 Prospek Batu Apung Nusa Tenggara Barat, dan cadangannya diperkirakan
lebih dari 7 juta m3 .
Untuk dapat melihat prospek industri pertambangan
batu apung Indonesia di masa datang, perlu ditinjau/ Apabila dilihat dari tingkat produksi sekarang, yaitu
dianalisis beberapa faktor atau aspek yang sekitar 175.000 ton per tahun, potensi batu apung di
berpengaruh, baik yang mendukung maupun Indonesia baru habis lebih dari 40 tahun. Namun,
eksplorasi dan inventarisai endapan batu apung di
daerah-daerah tersebut di atas perlu ditingkatkan ke
Tabel 6. Harga Batu Apung Indonesia eksplorasi yang lebih detail, sehingga jumlah
cadangan dan kualitasnya dapat diketahui dengan
pasti.
Tahun Harga per ton *)
1985 115,32 128.582,00 Aspek yang tidak kalah pentingnya bagi industri
1986 119,27 153.023,00 pertambangan adalah kebijaksanaan pemerintah,
1987 117,72 194.238,00 antara lain pencanangan ekspor di luar minyak dan
1988 105,43 178.388,00 gas sejak Pelita IV, deregulasi di bidang ekspor, dan
1989 116,37 206.790,00 peningkatan pemanfaatan sumber daya alam.
1990 137,67 254.690,00 Kebijaksanaan tersebut, pada dasarnya merupakan
1991 135,77 270.454,00 dorongan bagi para eksportir dan para pengusaha
untuk menanamkan investasinya, yang di antaranya
Sumber : Biro Pusat Statistik, diolah kembali adalah di industri pertambangan batu apung. Namun,
Keterangan : *) Harga batu apung (harga berlaku) dihitung agar kebijaksanaan pemerintah tersebut lebih
berdasarkan volume dan nilai ekspor.
berhasil, bagi industri pertambangan batu apung,
masih perlu disertai dengan kemudahan dalam
perizinan dan bantuan teknis baik eksplorasi maupun
hambatan-hambatannya. Oleh karena data yang eksploitasi, serta informasi tentang potensi; terutama
diperoleh sangat terbatas, analisis hanya dilakukan untuk para pengusaha golongan ekonomi lemah.
secara kualitatif. Di samping itu, akan dibuat juga
proyeksi untuk tahun 2000. Faktor Permintaan
apung, adalah :
Produksi batu apung di masa datang cenderung
a. Masalah tumpang tindih lahan. akan lebih dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi
Pada kenyataannya, banyak potensi batu apung di dalam negeri sendiri. Oleh karena itu, untuk
yang terdapat di kawasan perkebunan, kehutanan proyeksinya digunakan laju pertumbuhan pendapatan
(hutan lindung dan cagar alam), dan kawasan domestik bruto (GDP) per tahun; antara lain 3%
lainnya, sehingga terjadi benturan kepentingan, (proyeksi rendah), 5% (proyeksi sedang), 7%
yang akhirnya cenderung potensi batu apung (proyeksi tinggi), maka produksi batu apung pada
tersebut tidak dapat dimanfaatkan/diusahakan. tahun 2000 diperkirakan mencapai angka antara
225.100 – 317.230 ton (Tabel 7).
b. Masalah transportasi.
Meskipun harga batu apung ini relatif lebih murah, Impor
tetapi karena jarak transportasi dari lokasi
terdapatnya batu apung dengan industri-industri Sejalan dengan semakin berkembanganya teknologi,
pemakainya cukup jauh, maka industri-industri di masa datang pengolahan batu apung di dalam
tersebut cenderung menggunakan bahan galian negeri diperkirakan semakin maju, dan sudah dapat
industri yang lain (substitusinya). menghasilkan produk dengan spesifikasi
sebagaimana dibutuhkan oleh industri pemakainya.
c. Informasi potensi dan teknologi pemanfaatan. Dengan demikian, impor batu apung yamg semula
Pada dasarnya, banyak investor yang berminat timbul sebagai akibat kualitasnya tidak dapat
terhadap industri pertambangan batu apung.
Akan tetapi, karena masih kurangnya informasi
tentang data potensi yang lebih akurat, maka Tabel 7. Proyeksi Produksi Batu Apung
para investor tersebut tidak melanjutkan niatnya. Indonesia Tahun 1997dan 2000
Demikian juga halnya, penelitian dan informasi
tentang teknologi pemanfaatan batu apung di
industri hilir pemakainya, di dalam negeri Produksi Proyeksi Produksi (ton)
dirasakan masih perlu ditingkatkan lagi, agar pada
dapat menunjang pengembangan industri Tahun 1991 LP 1997 2000
pertambangan batu apung di masa mendatang.
rendah 194.200 225.100
b. Prospek Batu Apung Indonesia (3,00%)
sedang 209.740 267.680
172.554 (5,00%)
Berdasarkan analisis perkembangan selama periode
1985 – 1991 dan aspek-aspek yang tinggi 225.100 317.230
mempengaruhinya, prospek industri pertambangan (7,00%)
batu apung Indonesia di masa datang (sampai tahun
2000) diperkirakan cukup baik. Keterangan : LP = Laju pertumbuhan rata-rata per tahun.
c. Pemasokan
memenuhi permintaan industri hilir tersebut, kini
Walaupun ada substitusi dari material lain bagi batu dapat dipasok dari dalam negeri sendiri. Dengan
apung dan pemanfaatannya di sektor industri di demikian, pada tahun 2000 impor batu apung tidak
dalam negeri yang belum banyak berkembang, jika ada lagi.
dilihat dari sisi potensi yang cukup besar, terus
meningkatnya permintaan dari luar negeri, serta d. Permintaan
kebijaksanaan pemerintah dalam ekspor yang lebih
luwes, diperkirakan sisi pemasokan, yaitu produksi Sementara itu, sejalan dengan meningkatnya
dan impor batu apung, akan terus meningkat. kebutuhan bahan konstruksi yang lebih ringan, aman
dan mudah penanganannya, serta meningkatnya
Produksi kemajuan teknologi pemanfaatan batu apung di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 49
sektor industri, maka permintaan batu apung baik Tabel 9. Proyeksi Ekspor Batu Apung
dari dalam maupun luar negeri diperkirakan akan Indonesia Tahun 1997 dan 2000
terus meningkat.
Produksi Proyeksi Produksi (ton)
Konsumsi
pada
Tahun 1991 LP 1997 2000
Konsumsi batu apung di dalam negeri pada beberapa
tahun terakhir ini mulai menunjukkan peningkatan, rendah 119.480 138.510
terutama di sektor konstruksi. Di masa yang akan (3,00%)
datang pun konsumsi batu apung diperkirakan terus sedang 139.150 164.690
meningkat. Untuk proyeksinya, dihitung dengan laju 106.161 (5,00%)
pertumbuhan GDP 3%, 5%, dan 7%, maka didapat tinggi 184.770 369.390
besarnya konsumsi batu apung di dalam negeri pada (7,00%)
tahun 2000, antara 65.130 – 91.770 ton (Tabel 8).
Ekspor Keterangan : LP = Laju pertumbuhan rata-rata per tahun.
tahun 1991. Sedangkan harga batu apung rata- United State, Department of Interior, 1985.
rata meningkat 3,16 % per tahun, dan pada
tahun 1991 mencapai angka Rp 270.454,00 per 3. Michale B. Mc., Pumice Market (Volcanic Rise
ton atau Rp 270,50 per kg. of Stone-washing), Industrial Minerals, Buletin,
Department of Interior, 1990.
– Prospek industri pertambangan batu apung di
masa datang diperkirakan baik, yaitu pada tahun 4. Peterson N.V. and Mason R.S., Pumice, Pum-
2000 proyeksi produksi antara 225.100 – 317.230 icite and Volcanic Cinder, Industrial Minerals
ton, konsumsi di dalam negeri antara 65.130 – and Rocks.
91.770 ton, dan ekspor mencapai angka 138.510
- 369.390 ton. Sementara itu, batu apung yang 5. Wiss L. N., Mineral Processing Handbook , (Pum-
semula diimpor diharapkan sudah dapat dipenuhi ice), Society of Mining Engineera, American
dari dalam negeri sendiri. Institut of Mining, Metallurgical, and Petroleum
Engineers Inc., New York, 1985.
– Dilihat dari sisi proyeksi pemasokan dan
permintaan, sampai tahun 2000 peluang 6. ——, Statistik Industri, Biro Pusat Statistik,
pengusahaan di industri pertambanan batu apung, Jakarta, 1980 – 1988.
masih cukup terbuka.
7. ——, Statistik Perdagangan Luar Negeri, Ekspor
6.2 Saran & Impor, Biro Pusat Statistik, 1980 – 1988.
– Untuk meningkatkan industri pertambangan batu 8. ——, Laporan Tahunan Kegiatan Pertambang-
apung di Indonesia, maka perlu dilakukan an, Direktorat Teknik Pertambangan Umum,
inventarisasi dan eksplorasi bahan galian tersebut Jakarta.
dengan lebih lengkap, agar dapat menarik minat
investor untuk menanamkan uangnya di industri 9. ——, Informasi Teknologi Keramik dan Gelas,
pertambangan tersebut. Laporan hasil penelitian, LIPI, Jakarta.
– Penelitian dan informasi teknologi pemanfaatan 10. ——, Peningkatan Mutu Body Keramik Plered
batu apung di semua sektor atau bidang, perlu dengan Bahan Tambah, Brosur, Badan Penelitian
ditingkatkan lagi. dan Pengembangan Industri, Balai Besar Industri
Keramik, Departemen Perindustrian, Bandung.
– Peran-serta pemerintah untuk pengembangan
industri batu apung sangat diperlukan, antara ******
lain bantuan eksplorasi, kemudahan perizinan
eksplorasi dan eksploitasi, dan bantuan
penelitian teknologi pemanfaatan batu apung.
DAFTAR PUSTAKA
6 BAT U DIMENSI
Oleh : M. Arifin
– Marmer onyx, yaitu kalsit kristalin yang Cadangan batu dimensi di Indonesia sangat
terbentuk dari larutan air dingin dan umumnya bervariasi. Berdasarkan penyelidikan terakhir, jenis
dijumpai dalam gua-gua batu gamping. cadangan batu dimensi yang telah diketahui adalah
marmer, granit, gabro, dan batu sabak. Dari
– Marmer verde-antik, yaitu serpentin masif yang keempat cadangan batu dimensi di atas, cadangan
dipotong oleh urat-urat kuarsa. marmer dan granit tersebar cukup luas (Gambar 1
dan 2). Lokasi cadangan batu dimensi di Indone-
Sedangkan berdasarkan kenampakan teksturnya, sia dapat dilihat pada Lampiran A.
ada beberapa jenis penamaan marmer, seperti :
Statuari (berbutir halus).
– Statuari (berbutir halus). 3. PERTAMBANGAN
– Arsitektur (kaya dengan tekstur).
– Ornamental (mempunyai pola warna yang 3.1 Eksplorasi
indah).
– Cipulin (mengandung mineral talk). Tujuan utama eksplorasi batu dimensi adalah untuk
– Ruin (berbutir halus dengan bentuk tidak teratur). menentukan variasi geologi, yang diperoleh dengan
– Breksia (berbutir kasar dengan bentuk persegi). cara pengeboran inti. Evaluasi variasi geologi yang
– Kerang (mengandung fosil). dilakukan selama kegiatan eksplorasi ini, antara
lain :
d. Batu Pasir
– Pemetaan tipe batuan, yang akan digunakan
Ada tiga jenis batu pasir yang dapat digunakan untuk menentukan stratigrafi dan kontinuitas
sebagai batu hias, yaitu batu pasir, batu pasir batuan.
kuarsilik, dan kuarsit. Komposisi mineral utama – Struktur geologi.
batu pasir adalah kuarsa dan felspar. – Soundness system analysis, yaitu analisis
tekstur batuan seperti perlapisan, bidang belahan
Warna batu pasir lebih bervariasi bila dibandingkan (rift/bed), kekar, skistositas, dan lain-lain.
dengan batu hias lainnya. Warna-warna batu pasir
antara lain cokelat, abu-abu, merah muda, krem, Variasi geologi ini sangat penting, karena sangat
kuning gading, kuning, merah jambu, cokelat menentukan dalam perencanaan dan rancang
keabuan, putih, merah, keemasan, ungu, biru, dan bangun kuari batu dimensi, terutama menyangkut
merah coklat. metode penambangan dan arah penggalian.
Batu sabak berasal dari lempung atau serpih yang Berbeda dengan penambangan bahan galian pada
telah mengalami proses malihan regional. Batu ini umumnya, penambangan batu dimensi mempunyai
ditandai oleh adanya bidang belahan (cleava-ge) ciri khusus, baik cara penggalian maupun bentuk
yang sejajar, dan terbentuk karena proses produknya. Penambangan batu dimensi bertujuan
BAHAN GALIAN INDUSTRI
6 – 53
Gambar 1. Peta Sebaran Cadangan Marmer di Indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI
6 – 54
Gambar 2. Peta Sebaran Cadangan Granit di indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 55
Keterangan :
Kolam A untuk beban hidup >250 kg/cm2, seperti ruang umum, gedung pertemuan, koridor hotel, toko/pasar, dan lain-lain.
Kolam B untuk beban hidup < 250kg/cm2, seperti rumah tinggal biasa, kamar hotel, ruang kantor, dan lain-lain.
1) Retak-retak kecil yang tidak tembus, atau menyebabkan rapuh.
tekstur atau dengan beberapa diskripsi eksotis bangunan dan monumen, yaitu untuk keperluan
lainnya. interior dan eksterior dalam bentuk pelapis dinding
atau lantai. Dibandingkan dengan granit, marmer
Batu dimensi umumnya digunakan pada konstruksi lebih umum digunakan secara eksklusif untuk
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 58
keperluan interior, terutama marmer yang cukup beragam, baik jenis maupun bentuk
memberikan kesan eksotis dengan pola-pola warna produknya, walaupun bahan baku yang digunakan
alam dan urat-urat mineral pengotor di dalamnya. tidak seluruhnya berasal dari dalam negeri. Jenis
Sedangkan granit dan gabro lebih umum digunakan batu dimensi yang diproduksi tersebut antara lain
untuk keperluan eksterior, dan batu sabak lebih marmer, granit, batu sabak, batu pasir, travertin,
umum digunakan sebagai bahan penghias langit- dan alabaster; sedangkan bentuk produk yang
langit gedung (roofing). Penggunaan marmer untuk dihasilkan adalah tile dan roofing.
keperluan eksterior sekarang ini lebih disukai yang
mempunyai pola-pola warna yang lembut atau Marmer merupakan jenis batu dimensi yang
berwarna terang. banyak diusahakan. Pengusahaan batu dimensi
ini sudah berlangsung cukup lama, yaitu diawali
4.2 Kontrol Kualitas oleh PT Industri Marmer Indonesia yang berlokasi
di daerah Tulung Agung. Sekarang ini terdapat 30
Kualitas batu dimensi perlu sekali dijaga perusahaan marmer dengan kapasitas pabrik
kesinambungannya, mengingat pada umumnya terpasang keseluruhan 4,29 juta m2 per tahun.
konsumen membutuhkan kekuatan yang tinggi, Dari semua perusahaan tersebut tidak seluruhnya
walaupun batu hias tersebut tipis. mengusahakan tambang marmer karena sebagian
hanya merupakan pabrik pengolahan yang
Untuk kontrol kualitas, diperlukan balok batu menggunakan bahan baku dari dalam negeri
dimensi yang diambil dari kuari sebagai contoh uji ataupun impor.
(Gambar 4). Contoh uji ini berukuran 22 x 24 x 30
in. Sebaliknya, pengusahaan granit sebagai batu
dimensi masih relatif baru di Indonesia. Saat ini
ASTM telah menerbitkan satu seri cara uji sifat- terdapat lima perusahaan granit dengan kapasitas
sifat fisik dan karakteristik batu dimensi, yaitu uji pabrik terpasang keseluruhan lebih dari 360 ribu
penyerapan air (ASTM C-97), bobot isi ruah (ASTM m2 per tahun. Satu di antaranya, yaitu PT Karimun
C-97), kuat tarik (ASTM C-99), kuat tekan (ASTM Granit di P. Karimun, Riau, sedangkan yang
C-170), ketahanan abrasi (ASTM C-241), dan sifat lainnya hanya merupakan pabrik pengolahan.
kelenturan (ASTM C-880). Tujuan uji mutu batu
dimensi ini adalah untuk : Produksi marmer Indonesia saat ini telah mencapai
2,5 juta m2 per tahun, sedangkan konsumsinya
– Menentukan kemampuan batu dimensi untuk mencapai 4 juta m2 per tahun. Dibandingkan dengan
menahan, baik tekanan yang berasal dari beban marmer, produksi granit jauh lebih kecil yaitu rata-
struktur maupun proses pelapukan. rata 15 ribu m2 per tahun. Namun, konsumsinya
jauh melampaui produksinya, yaitu sekitar 200 ribu
– Mengetahui sejauh mana batu dimensi dapat
m2 per tahun.
menahan tiupan angin dan beban seismik tanpa
mengalami retakan.
Konsumen batu dimensi terbesar adalah gedung-
– Mengetahui sifat penyerapan air maupun zat gedung megah milik swasta dan pemerintah
cair lainnya yang dapat menyebabkan (perkantoran, pasar swalayan, hotel, dan lain-lain).
perubahan dan pengotoran warna.
Untuk memenuhi kebutuhan batu dimensi dengan
– Menentukan kemampuan batu dimensi berbagai variasi warna tertentu kadang-kadang
terhadap sifat abrasif bila digunakan untuk didatangkan dari impor, mengingat permintaan
lantai. konsumen terhadap pola warna tertentu tersebut
tidak selalu dapat dipenuhi oleh suatu tambang di
suatu negara. Oleh karena itu, dalam perdagangan
5. PROSPEK BATU DIMENSI batu dimensi, impor produk-produk setengah jadi
(produk tambang) tetap berlangsung antar negara.
5.1 Kondisi Saat Ini
Konsumsi granit cukup besar, walaupun masih jauh
Jenis batu dimensi yang diproduksi di Indonesia dibandingkan dengan marmer. Harga granit yang
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 59
sangat tinggi merupakan salah satu penyebab, dengan pola warna tertentu, sedangkan pasar
walaupun sifat fisik dan pola warnanya lebih baik. produk dengan pola warna lain tetap ber-langsung
Pada umumnya granit yang dikonsumsi berasal walaupun intensitasnya lebih kecil.
dari impor, baik dalam bentuk produk setengah
jadi maupun produk jadi. Hal ini disebabkan oleh – Perdagangan batu dimensi antar negara tidak
pola warna granit yang berasal dari dalam negeri dapat dihindari, atau dengan kata lain untuk
masih sangat terbatas, di samping pengusahaan pola-pola warna tertentu suatu negara tidak
cadangan granit di dalam negeri masih sangat dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Oleh
terbatas. Impor produk-produk setengah jadi karena itu, di pasaran dunia banyak dijumpai
umumnya digunakan sebagai bahan baku pabrik- produk batu dimensi dengan berbagai pola
pabrik pengolahan batu dimensi di dalam negeri, warna dan bentuk produk (produk jadi atau
sedangkan produk jadi dikonsumsi langsung. setengah jadi).
Selain marmer dan granit, jenis batu dimensi lain 5.3 Prospek Pengembangan
yang diimpor adalah batu sabak, alabaster, batu
pasir, dan travertin. Namun, volume impornya relatif Indonesia memiliki cadangan batu dimensi yang
sangat kecil, Jenis batu dimensi yang diekspor cukup besar, tetapi baru sebagian kecil yang telah
sama dengan jenis yang diimpor; baik dalam diusahakan, khususnya cadangan granit dan gabro.
bentuk produk jadi maupun setengah jadi. Granit Selain itu, cadangan marmer yang belum
merupakan jenis batu hias yang diekspor dalam diusahakan masih banyak, dengan pola warna yang
jumlah besar, terutama produk setengah jadi beragam, dan bahkan terdapat warna-warna yang
(produk tambang). Keadaan ini menunjukkan sekarang ini lagi disenangi, seperti merah dan
bahwa kapasitas terpasang pabrik granit belum hitam. Demikian pula dengan cadangan granit yang
mampu untuk mengolah granit yang dihasilkan oleh diketahui cukup besar dan tersebar luas, dan di
tambang-tambang granit di dalam negeri. Ekspor beberapa lokasi cadangan tersebut dapat digunakan
marmer dalam bentuk produk jadi telah berlangsung sebagai batu dimensi (Lampiran B).
cukup lama tetapi dalam volume cukup kecil, yaitu
rata-rata 2.500 ton per tahun 1990, sedangkan Walaupun konsumsi batu hias di dalam negeri
ekspor dalam bentuk produk setengah jadi, masih cukup besar, pengembangan cadangan batu
terutama dalam bentuk balok berlangsung sejak dimensi sebaiknya juga berorientasi ekspor. Hal
tahun 1989, yaitu 13,5 ton per tahun. ini terjadi karena sifat pola perdagangan batu hias
yang tidak terlepas dari pengaruh perdagangan
5.2 Pola Pasar antarnegara. Namun, yang perlu diperhatikan dalam
investasi batu dimensi, terutama untuk tujuan
Berbeda dengan bahan galian industri yang lain, ekspor, adalah kesinambungan pemasaran. Untuk
pasar batu dimensi sama sekali tidak tergantung mencapai tujuan ini, investor baru ada baiknya
pada perkembangan perekonomian dunia. Pasar melakukan suatu bentuk kerja sama pengusahaan
batu hias cenderung lebih dipengaruhi oleh selera dengan badan perdagangan internasional yang
perancang bangunan (arsitek) dan perseorangan. secara tradisional telah menguasai perdagangan
Kekhususan pasar ini ditambah lagi dengan pola batu dimensi dunia, seperti Italia, Jerman, dan
perdagangan yang lebih ditentukan pula oleh Spanyol.
tampilan warnanya, dan bukan oleh kualitas produk,
seperti halnya bahan galian industri pada
umumnya. Kondisi pola perdagangan produk batu 6. VIABILITAS EKONOMI
dimensi ini menimbulkan beberapa aspek yang
menguntungkan seperti : Berdasarkan prospek yang baik serta harga yang
tinggi, industri batu dimensi, khususnya batu granit
– Kejenuhan pasar produk batu dimensi tidak merupakan investasi yang atraktif bila dilakukan
akan pernah terjadi. Hanya yang akan terjadi secara berhati-hati. Sebagai industri yang
pada kurun waktu tertentu adalah kecenderung- berorientasi ekspor, investasi ini akan lebih
an konsumen untuk lebih menyenangi produk mendatangkan keuntungan.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 61
Uraian US$
Pengeluaran tahunan :
Biaya langsung :
– Bahan mentah (senyawa kimia, bahan peledak, pemboran, dan lain-lain) 7.500.000
– Utiliti/energi 1.000.000
– Tenaga kerja langsung, termasuk supervisi 750.000
– Perawatan pabrik, termasuk bahan dan tenaga kerja 600.000
– Penyediaan operasi 110.000
– Royalti 150.000
–––––, Marble Slab Industry, Project Profile, Indo- Taylor, H.A., Dimension Stone, Mineral Facts And
nesian Invesment Coordinating Board, Jakarta, April Problems, 1985 Editon, Bureau of Mine Bulletin
1985. 675, Washington, 1985.
LAMPIRAN A
Lokasi Potensi Cadangan Marmer di Indonesia
D.I. Aceh :
– Ds. Dadalu, Kec. Takengon Jutaan ton – Berwarna abu-abu, abu kehitaman. Termasuk
Kab. Aceh Tengah. (Sumber daya) Formasi Tawar berumur Perm Trias.
– Kualitas dapat memenuhi sebagai batu
dimensi.
– Ds. Kungki, Kec. Blangkejeren, Jutaan ton – Berwarna putih kehijauan, yang terbentuk
Kab. Aceh Tenggara. (Sumber daya) karena kontak antara batu kapur, yang
termasuk Formasi Alas berumur Perm,
dengan biotit granit.
– Kualitas dapat memenuhi sebagai batu
dimensi.
– Kec. Tapak Tuan, Puluhan juta ton – Berwarna abu-abu, putih dan kehitaman,
Kab. Aceh Selatan. (Sumber daya) serta kecokelatan, dengan sifat fisik
kompak dan keras.
– Kualitas belum diketahui.
Sumatera Utara :
– Kec. Kotapuluh, Kab. Tanahkaro. 1.552.223 m3 – Terdapat pada batu gamping yang termasuk
(Hipotetik) Formasi Alas. Sifat fisik antara lain keras
dan kompak, dengan warna abu-abu terang
kemerahan.
– Kualitas dapat memenuhi sebagai batu
dimensi.
– Kec. Loabuluh, Kab. Tanahkaro. Sumber daya – Terdapat pada batu gamping yang termasuk
Formasi Batu mithil berumur Perm awal
hingga Trias akhir.
– Kualitas belum diketahui.
– Ds. Simarmar, Kec. Balige, Sumber daya – Sifat fisik antara lain kompak dan berwarna
Kab. Tapanuli Utara putih.
– Kualitas belum diketahui.
– Ds. Siwajan, Kec. Wanatahu, – Sifat fisik antara lain kompak dan berwarna
Kab. Simalungun. hitam.
– Kualtas belum diketahui.
Sumatera Barat :
– Kec. Kamang, Kab. Agam. 536.814.740 m3 – Terdapat pada batuan gamping kristalin.
– Kualitas baik.
– Ds. Sitangan, Kec.Payakumbuh, Puluhan juta ton – Telah diusahakan oleh PT Alam Sumber
Kab. Limapuluh Kota. (Hipotetik) Indah, Tahiti Jaya, dan PT Marindatara.
– Kualitas baik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 64
Lanjutan .....
– Ds. Silibiru, Kec. Sijunjung, 15.230.687 m3 – Sifat fisik antara lain keras dan kompak,
Kab. Sawahlunto. dengan warna putih dan abu-abu
– Kualitas belum diketahui.
– Ds. Sempur Kudus, 4.913.000 m3 – Sifat fisik antara lain keras dan kompak,
Kec. Sijunjung, Kab. Sawahlunto. (Hipotetik) dengan warna abu-abu.
– Kualitas belum diketahui.
– Ds. Matur, Kab. Agam Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– Ds. Singkarak, Kab. Solok. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– Ds. Silungkang, Kec. Sawah- Puluhan juta ton – Berwarna putih abu-abu dan kehitaman.
lunto, Kab. Sawahlunto (Hipotetik) Berumur Perm Karbon.
– Lubuk Kerambil, Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
Kab. Tanah Datar.
Jambi :
– Bukit Sungsang, S. Tuo, Sumber daya – Berwarna abu-abu muda. Terdapat pada
Kab. Kerinci. daerah dengan ketinggian 1.300 m pal.
– Kualitas belum diketahui.
Lampung :
– Bedengbaru, Tanjungkarang, 625.000 m3 – Sifat fisik antara lain kompak dan keras,
Kotabumi. (Hipotetik) dengan warna putih. Telah diusahakan oleh
penduduk setempat.
– Kualitas baik.
– Wai Riau Sumber daya – Sifat fisik antara lain kompak dan berwarna
putih.
– Kualitas belum diketahui.
Jawa Barat :
– G. Karang, Bulukeun, Cipanas, 1.300.000 ton – Terletak sekitar 4 km sebelah tenggara
Kab. Lebak. (Hipotetik) desa Cipanas.
– Kualitas belum diketahui.
– Tagogapu dan Citatah, Puluhat juta ton – Merupakan batu gamping yang termasuk
Kab. Bandung Formasi Rajamandala. Sebagian telah
diusahakan oleh PT Marmer Citatah.
– Kualitas cukup baik.
– Ds. Sidangkerta, Cililin, Puluhan juta ton – Merupakan batu gamping yang termasuk
Kab. Bandung Formasi Rajamandala.
– Ds. Tenjojaya, Kec. Cibadak, 1.565.450 m3 – Kualitas baik.
Kab. Sukabumi.
– Ds. Cigunung dan Ds. Bebe- Sumber daya – Berwarna putih sampai abu-abu. Pernah
dahan, Kec. Cibalong, diusahakan oleh PT Marindo.
Kab. Tasikmalaya.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 65
Lanjutan .....
Jawa Tengah :
– Merden dan Kebuth. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– G. Jiwo, Kab. Klaten. Sumber daya – Merupakan batu gamping berumur Miosen.
– Kualitas belum diketahui.
– Darmakraden, Karangbawang, 10 juta ton – Merupakan batu gamping berumur Miosen.
Kab. Purworejo. (Sumber daya) Sifat fisik antara lain kompak, keras, dan
kristalin; dengan warna coklat kekuningan,
kecoklatan, dan kemerahan.
– Kualitas belum diketahui.
– Tanggung, Semarang. 6 juta ton – Terdapat di S. Tanggung dan G. Sugih
(Sumber daya) Manik. Sifat fisik antara lain kompak, keras,
dan kristalin; dengan warna putih
kekuningan, kecoklatan, dan kemerahan.
– Kualitas belum diketahui.
Jawa Timur :
– Campurdarat, Tulungagung. Jutaan ton – Telah diusahakan.
– Kualitas baik.
– Ds. Sambeng, Kec. Panggul, 3.695.000 m3 – Berwarna abu-abu kehitaman, dan banyak
Kab. Trenggalek. urat-urat kalsit yang tersemenkan secara
baik.
– Ds. Besole, Kec. Besuki, Jutaan ton – Telah diusahakan oleh PT Industri Marmer
Kab. Tulungagung. Indonesia, Tulungagung.
– Dadapan, Kec. Pringkuku, 3.000.000 m3 – Terdiri atas tiga buah bukit dengan kemiringan
Kab. Pacitan. (Potensial) lereng 30°. Sifat fisik antara lain masif, keras,
padat, dan berbutir halus hingga sedang.
– Kualitas baik.
– Gampeng, Kec. Kampak, 80.000 m3 – Berwarna abu-abu muda sampai kehitaman
Kab. Trenggalek. (Potensial) dan terdapat urat-urat kalsit yang
tersemenkan.
– Kualitas baik.
– G. Kuncung, Kalidawir, 130.000 m3 – Berwarna merah daging hingga merah muda,
Kab. Tulungagung. (Potensial) dengan ukuran butir halus hingga kasar.
– Kualitas baik.
– Kec. Gandusan dan Srabah, Jutaan m3 – Berwarna abu-abu muda dan merah daging
Kab. Trenggalek. dengan retakan yang tersebar dengan baik.
– Kualitas baik.
Sulawesi Tengah :
– Donggala dan Parigi, Puluhan Juta ton – Sifat fisik kompak, dengan warna putih hingga
Kab. Donggala. (Sumber daya) abu-abu.
– Kualitas belum diketahui.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 66
Lanjutan .....
– Kec. Poso Pesisir, Pamona Utara, Jutaan m3 – Mempunyai warna yang sangat bervariasi,
Lembo, Petasia, dan Kec. Mori (Sumber daya) yaitu putih keabuan, abu-abu kecokelatan,
Atas, Kab. Poso. merah kecokelatan, hijau, dan hitam bergaris
putih.
– Kualitas sangat baik.
Sulawesi Tenggara :
– Launti, Kab. Kendari. Sumber daya – Terdapat pada batu sekis kristalin dan batuan
sedimen tak terinci.
– Kualitas cukup baik.
Sulawesi Selatan :
– Soroako, Kab. Lawu. Sumber daya – Pejal berlapis.
– P. Patuanuang Asue, Puluhan juta ton – Terdapat pada batu kapur yang termasuk
Kec. Maros, Kab. Maros. Formasi Tonasa. Merupakan kontak antara
sill basal dan batu kapur. Berwarna putih, abu-
abu kekuningan hingga hitam.
– Kualitas cukup baik.
Nusa Tenggara Barat :
– G. Lahasan dan G. Batu, Jutaan ton – Berwarna abu-abu kemerahan.
Ds. Neera dan Ds. Pila, (Sumber daya)
Kec. Monta, Kab. Bima.
– Bt. Bangkul, Kp. Ketapang, 21.500.000 ton – Berwarna putih dan abu-abu hingga
Ds. Sekotong Barat, Kec. Gerung, kehitaman.
Kab. Lombok Barat.
Nusa Tenggara Timur :
– Ds. Nunmafo, Kec. Insana, Jutaan m3 – Terdapat pada batu kapur yang termasuk
Kab. Timor Tengah. (Sumber daya) Formasi Maubise. Sifat fisik antara lain
kompak dan keras, dengan warna putih abu-
abu.
– Kualitas baik.
– Ds. Fatuketi, Kec. Tasifoto Jutaan m3 – Terdapat pada batu kapur yang termasuk
Barat, Kab. Belu. (Sumber daya) Formasi Maubise. Sifat fisik antara lain
kompak dan keras, dengan warna abu-abu
muda.
– Kualitas baik.
– Ds. Fatuleo, Kec. Ampuang, Jutaan m3 – Terdapat pada batu kapur yang termasuk
Kab. Kupang. (Sumber daya) Formasi Maubise. Sifat fisik antara lain
kompak dan keras, dengan warna abu-abu
muda.
– Kualitas cukup baik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 67
Lanjutan .....
Timor Timur :
– Manatuto Mentiarno, Sumber daya – Tersebar luas pada formasi Wailuli. Sifat
Kab. Manatuto. fisik antara lain kompak dan keras, dengan
warna abu-abu, merah jambu, dan hitam.
– Kualitas belum diketahui.
– Maiana-Batugade, Kab. Bobonaro. Sumber daya – Tersebar luas pada Formasi Cablak,
Maubeise, Lolotoi, Aitutu, dan Dortolu. Sifat
fisik antara lain keras dan masif, dengan
warna abu-abu, merah jambu, dan krem.
– Kualitas belum diketahui.
– Ds. Lomea, Kec. Bobonaro, Sumber daya – Tersebar luas pada Formasi Maubise dan
Kab. Bobonaro. Dortolu. Sifat fisik antara lain keras dan
masif, dengan warna abu-abu, cokelat, dan
krem.
– Kualitas belum diketahui.
Maluku :
– Wai Nabi, P. Taliabu Utara. Sumber daya – Merupakan hasil kontak metamorfosa pada
batu Gamping. Berwarna putih abu-abu,
dengan kandungan kristal kalsit.
– Kualitas belum diketahui.
Irian Jaya :
– Kp. Arunu dan Tanjung Nappan, Sumber daya – Terdapat pada batu gamping yang
TelukWaoboe berselingan dengan skis kristalin.Pantai
Merupakan hasil kontak metamorfosa dengan
batuan plutonik asam.
– Kualitas belum diketahui.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 68
LAMPIRAN B
Lokasi Potensi Cadangan Granit di Indonesia
D.I. Aceh :
– Ds. Samadua, Kab. Aceh Selatan. Sumber daya – Batu granit berwarna abu keputihan, dengan
ukuran butir sedang hingga kasar, dan
keras. Penyebaran cukup luas.
– Kualitas belum diketahui.
– Ds. Kungki, Kec. Blangkejeren, Sumber daya – Batu granit berwarna abu keputihan yang
Kab. Aceh Tenggara. telah mengalami pelapukan kuat serta
banyak terdapat rekahan-rekahan.
– Kualitas belum diketahui.
Sumatera Utara :
– Sibolga, Kab. Tapanuli Tengah. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– Tarutung, Kab. Tapanuli Selatan. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– Kec. Kotanopan, Kab. Tapanuli Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
Selatan.
– P. Berhala. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– Parapat, Kab. Simalungun. Sumber daya – Berupa batu granit/diorit yang terbentuk
sebagai intrusi yang bersifat masif.
– Kualitas belum diketahui.
Sumatera Barat :
– Alahan Panjang, Kab. Solok. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– Air Bangis, Kab. Pasaman. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
Riau :
– G. Kijang P. Bintan. 134.000.00 m3 – kualitas cukup baik.
– Kec. Rombak dan Kampar. Sumber daya – Tersebar pada daerah seluas 12,5 km2.
– Kualitas baik.
– Kec. Tandum, Kab. Kampar. Sumber daya – Tersebar pada daerah seluas 12 km2 .
berwarna abu-abu berbintik hitam.
– Kualitas belum diketahui.
– Kec. Kritang, Kab. Indragiri Hulu. Sumber daya – Tekstur batuan porfir, dengan warna abu-
abu berbintik hitam dan merah muda
– Kualitas belum diketahui.
– Kec. Siberida. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– G. Bintan Besar, P. Bintan. 1.079.100 m3 – Kualitas belum diketahui.
(Potensi)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 69
Lanjutan .....
Jambi :
– Ds. Sungai Manau, Kec. Sungai Sumber daya – Termasuk batuan jenis granodiorit, dengan
Manau, Kab. Sarko. warna abu-abu kecokelatan.
– Kualitas cukup baik.
– Kec. Palepat dan Rantau Pandan, Sumber daya – Berwarna abu-abu kemerahan.
Kab. Bungotebu.
Bengkulu :
– Air Manna, Kec. Manna Utara. Sumber daya – Sebaran cukup banyak, berupa bongkahan
bergaris tengah 2,5 m, yang tersebar di
daerah aliran sungai, Berwarna abu-abu
muda dan merah.
– Kualitas baik.
Kalimantan Barat :
– G. Raya, G. Burik, G. Banil, Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
G. Pandang, Bengkayang.
– Kab. Sanggau. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
Kalimantan Selatan :
– Bukit Raya, Kec. Sungai Pinang, Sumber daya – Sebaran cukup banyak, dengan warna
Kab. Banjar. abu-abu kehitaman. Terdiri dari batuan diorit
piroksin dan granodiorit.
– Kualitas belum diketahui.
Kalimantan Tengah :
– Tengkiling, Palangkaraya. 6.000.000 ton – Kualitas belum diketahui.
Sulawesi Selatan :
– Bantimurung, Kab. Maros. Sumber daya – Berupa terobosan batuan granodiorit, yang
sebagian telah mengalami ubahan.
– Kualitas belum diketahui.
– Boloci, Kab. Pankep. Sumber daya – Terdiri dari batuan granodiorit, granit, dan
trakhit.
– Kualitas belum diketahui.
Sulawesi Tengah :
– Kec. Balaesang, Damsol, Sirenja 107 milyar m3 – Berwarna abu-abu cerah sampai kehitaman
dan Dolo, Kab. Donggalo. (Poteansial) dan cokelat kemerahan, dengan testur
batuan porfiritik. Kandungan felspar >60%
dengan kekerasan 6 – 7 skala Mohs.
– Kualitas sangat baik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 70
Lanjutan .....
LAMPIRAN C
Lokasi Potensi Cadangan Batu Sabak di Indonesia
DI. Aceh :
– Goh Kedondong, Goh Tebara, 1.375.000 ton – Berwarna abu-abu gelap, dengan urat kalsit
Tanah Reubuh, Bukit Lampulo, Sumber daya setebal 0,2 – 6 cm.
Kireng Bidien, Kireng Jambuaye,
Kp. Laudo.
Sumatera Barat :
– Siguntur Mudo, Sumber daya – Berwarna abu-abu gelap.
Kab. Pesisir Selatan. – Kualitas belum diketahui.
– Sirukam, Kab. Solok. Sumber daya – Berwarna abu-abu gelap.
– Kualitas belum diketahui.
– Panti, Kab. Pasaman. Sumber daya – Berwarna abu-abu gelap.
Kualitas belum diketahui.
– Ds. Tanjung balit, Kec. Lembah Sumber daya – Berwarna abu-abu gelap dan pernah
Gumanli, Kab. Solok. dimanfaatkan untuk batu tulis.
Kualitas belum diketahui.
BAHAN GALIAN INDUSTRI
nnnnnnnnnnnnnn 7 – 72
7 BATU KAPUR
Oleh : Harta Haryadi
tanah juga sangat berpengaruh terhadap berasosiasi dengan batu kapur atau dolomit akan
penghabluran kembali pada permukaan batu kapur, tetapi dalam jumlah kecil, adalah siderit (FeCO3 ),
sehingga terbentuk hablur kalsit. ankerit (Ca2 MgFe(CO3 )4 ) dan magnesit (MgCO3 ).
Di beberapa daerah endapan batu kapur seringkali Karena sifat fisika mineral-mineral karbonat hampir
ditemukan di gua dan sungai bawah tanah. Hal ini sama satu sama lain, maka tidak mudah untuk
terjadi sebagai akibat reaksi tanah. Air hujan yang mengindentifikasikannya. Untuk batuan yang relatif
mengandung CO3 dari udara maupun dari hasil monomineralik dan kompak, berat jenis, warna,
pembusukan zat-zat organik di permukaan, setelah bentuk kristal dan sifat fisika lainnya dapat digunakan
meresap ke dalam tanah dapat melarutkan batu untuk mengindentifikasi batuan tersebut.
kapur yang dilaluinya. Reaksi kimia dari proses
tersebut adalah sebagai berikut : Tingkat solubilitas dari mineral yang berbeda dalam
dilute hydroulic acid dapat dipergunakan sebagai
CaCO3 + 2 CO2 + H2 O → Ca (HCO3 )2 + CO2 petunjuk dalam pengindentifikasian. Tingkat
solubilitas tertinggi dipunyai oleh aragonit,
Ca(HCO3 )2 larut dalam air, sehingga lambat laun berikutnya adalah kalsit dan dolomit. Teknik ini
terjadi rongga di dalam tubuh batu kapur tersebut. sangat berguna dalam laboratorium, sedangkan di
Secara geologi, batu kapur erat sekali hubungannya lapangan aplikasinya sangat terbatas.
dengan dolomit. Karena pengaruh pelindian (leach-
ing) atau peresapan unsur magnesium dari air laut ke Oleh karena batuan karbonat jarang yang
dalam batu kapur, maka batu kapur tersebut dapat monomineralik di alam, maka menurut Carr Donald
berubah menjadi dolomitan atau jadi dolomit. Kadar D. dan Rooney L.F (1985) untuk mengklasifikasi-
dolomit atau MgO dalam batu kapur yang berbeda kannya dapat didasarkan pada jumlah kalsit dan
akan memberikan klasifikasi yang berlainan pula dolomit serta material non-karbonat yang
pada jenis batu kapur tersebut (Tabel 1). terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, jika jumlah
kalsit yang terkandung di dalam batuan karbonat
tersebut merupakan yang terbanyak, maka dapat
Tabel 1. Klasifikasi Batu Kapur Berdasarkan dikatakan batuan tersebut merupakan batu kapur.
Kadar Dolomit atau MgO Sedangkan bila mineral dolomit (MgCO 3 )
merupakan yang terbanyak, maka batuan tersebut
batu dolomit (Gambar 1).
Kadar
Nama Batuan Kadar Dolomit
MgO (%) 2.3 Potensi dan Cadangan
Batu kapur 0–5 0,1 – 1,1
Batu kapur Potensi batu kapur di Indonesia sangat besar dan
bermagnesium 5 – 10 1,1 – 2,2 tersebar hampir merata di seluruh kepulauan Indone-
Batu kapur dolomitan 10 – 50 2,2 – 10,9 sia (Gambar 2). Data yang pasti tentang jumlah
Dolimit berkalsium 50 – 90 10,9 – 19,7 seluruh cadangan batu kapur belum ada, namun
Dolomit 90 – 100 19,7 – 21,8 secara umum potensi batu kapur Indonesia sampai
saat ini diketahui berjumlah sekitar 28,678 milyar
Sumber : Petti John, 1990. ton (Tushadi Madiadipoera, Direktorat Sumber Daya
Mineral 1990) dengan perincian kurang lebih 61,376
juta ton merupakan cadangan terunjuk (probable),
2.2 Mineralogi dan 28,616 milyar ton merupakan cadangan tereka
(possible), termasuk di dalamnya cadangan dengan
Batu kapur dan dolomit merupakan batuan karbonat klasifikasi spekulatif dan hipotetik.
utama yang banyak digunakan di industri. Aragonit
yang berkomposisi kimia sama dengan kalsit Sebagian besar cadangan batu kapur Indonesia
(C a C O 3 ) tetapi berbeda dalam struktur kristalnya, terdapat di Sumatera Barat dengan jumlah cadangan
merupakan mineral metastable karena pada kurun diperkirakan sekitar 23,23 milyar ton, atau hampir
waktu tertentu dapat berubah menjadi kalsit. Min- 81,02 persen dari cadangan seluruhnya (Tabel 2).
eral karbonat lainnya yang umumnya ditemukan
Cadangan batu kapur di Indonesia mempunyai kadar
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 74
3.2 Penambangan
3.3 Pengolahan
Gambar 1. Klasifikasi Mineralogi Buatan
Karbonat Dalam beberapa hal, batu kapur dapat langsung
digunakan sebagai bahan baku, misalnya pada
industri semen, fondasi jalan, rumah, dan
– CaO antara 40 – 55%; sebagainya. Akan tetapi, untuk keperluan lainnya,
– SiO antara 0,23 – 18,12%; perlu pengolahan terlebih dahulu, misalnya dengan
– Al2 O3 antara 0,20 – 4,33%; pembakaran. Cara ini dimaksudkan untuk
– Fe2 O3 antara 0,1 – 1,36%; memperoleh kapur tohor (CaO), kalsium hidroksida
– MgO antara 0,05 – 4,26%; (Ca(OH)2 ), dan gas CO2 .
– CO2 antara 35,74 – 42,78%;
– H2 O antara 0,1 – 0,85%; Secara umum pembuatan kapur tohor meliputi :
– P2 O5 antara 0,072 – 0,109%; – Kalsinasi pada temperatur 900 – 1000°C,
– K2 = 0,18 dan L.O.I = 40,06%. (Tabel 3). sehingga batu kapur terurai menjadi CaO dan
CO2 .
Potensi batu kapur yang sangat besar volumenya
dan tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia – CO2 ditangkap, dibersihkan dan dimasukkan
sangat menguntungkan bagi pihak investor/calon ke dalam tangki.
investor pengusaha untuk berusaha di bidang
pertambangan, terutama dikaitkan dengan – Dari kalsinasi dapat terbentuk kapur tohor
penyediaan bahan baku untuk industri pemakai di (CaO), dan kapur padam (CaOH2 ), yaitu
dalam negeri. setelah CaO disiram dengan air.
Jika pembakaran batu batu kapur dilakukan pada
temperatur sekitar 900°C, maka diperoleh CaO
3. PERTAMBANGAN dengan reaksi sebagai berikut :
Eksplorasi batu kapur dilakukan bertahap. Kegiatan Pada reaksi ini terjadi penyerapan panas, karena
ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara untuk menguraikan 1 gram molekul CaCO3 (100
pemboran dan geolistrik. Penghitungan cadangan gram) memerlukan panas 42,5 kkal. Sedangkan
dilakukan berdasarkan korelasi data pengeboran untuk batu dolomit (MgCO3 ), jika dibakar pada
dengan data geolistrik dan data geologi singkapan. temperatur 800°C akan terjadi penguraian.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 75
Total 28.678,500
7 – 76
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 77
Dolomit kostik di sini yang aktif ialah MgO, Batu kapur yang digunakan sebagai bahan
sedangkan CaCO3 bekerja sebagai bahan pengisi. bangunan berfungsi sebagai campuran dalam
Akan tetapi, apabila pembakaran batu kapur adukan pasangan bata/plester, pembuatan semen
dolomitan dilakukan pada suhu di atas 900°C, yang trass atau semen merah. Umumnya batu kapur
terjadi ialah baik CaCO3 maupun MgCO3, keduanya yang digunakan adalah kapur kalsium.
akan terurai menjadi CaO dan MgO, dimana di
satu pihak akan terjadi penambahan zat aktif (CaO), Syarat yang harus dipenuhi untuk bahan bangunan
tetapi di lain pihak terjadi pengurangan karena ini adalah :
penurunan keaktifan MgO.
– (CaO + MgO) minimum 95%,
Pada pembakaran batu kapur yang mengandung – (SiO + Al2 O3 + Fe2 O3 ) maksimum 5%;
MgCO3 penurunan daya ikat MgO tak dapat – CO2 maksimum 3% dan
dihindari karena pada reaksi penguraian CaCO3 – 70% lolos ayakan 0,85 mm.
menjadi CaO dan CO2 dibutuhkan temperatur lebih
tinggi dari 900°C. Kapur padam yang dicampur dengan tras dan air
akan membentuk semacam semen yang disebut
Penggunaan Temperatur di atas 900°C diperlukan semen tras. Terjadinya sifat semen dalam
terutama pada pembakaran batu kapur yang pencampuran tersebut karena oksida-oksida alu-
berukuran besar, agar temperatur pada bagian mina dan silika yang bersifat asam membentuk
dalam mencapai temperatur cukup tinggi untuk senyawa sebagai berikut :
terjadinya disosiasi. Gas CO2 yang terjadi akibat
disosiasi batu batu kapur, dari hasil pembakaran – Ca(OH2 ) + SiO2 + (n-1)H2 O → CaO, SiO2
bahan bakar, atau pun dari udaranya sendiri dapat nH2 O (semen)
dihilangkan dengan alat pembuat gas atau secara
alami. Salah satu contoh tungku pembakaran batu – Ca(OH2 ) + Al2 O3 + 5 H2 O → CaO, Al2 O3
kapur dapat di lihat pada Gambar 3. 6H2 O (semen)
Dalam peleburan dan pemurnian besi atau logam l. Pembuatan Soda Abu
lainnya, batu kapur/dolomit berfungsi sebagai imbuh
pada tanur tinggi. Bijih besi mengandung silika Untuk pembuatan 1 ton soda abu diperlukan batu
dan alumina sebagai unsur tambahan; dalam kapur 1 – 1,25 ton, melalui proses amonia soda.
proses peleburan unsur-unsur tersebut bersenyawa Sedangkan persyaratan yang harus dipenuhi antara
dengan bahan pengimbuh berupa terak cair (seng) lain :
yang mengapung di atas lelehan besi, sehingga
mudah dipisahkan. Di samping itu, batu kapur – CaCO3 : 90 – 99%;
diperlukan untuk mengikat gas-gas seperti SO2 ,dan – MgCO3 : 0,6%;
H2 S. – FesO3 + Al2 O3 + SiO2 = 0,3%.
tohor). Persyaratan yang diinginkan adalah batu masa yang akan datang semakin meningkat
kapur dengan kadar : dengan kuantitas yang cukup besar. Demikian juga
untuk konstruksi/jalan.
– H2 O : 0,2%;
– HCL : 0,2%; Untuk daerah yang tidak mempunyai cadangan batu
– SiO2 : 0,1%; andesit/basalt sebagai bahan fondasi jalan dan
– Al2 O3 : 0,1%; perumahan, seperti beberapa daerah di Kalimantan,
– CaO : 55,0%; Sulawesi, Bali, NTB dan NTT untuk dapat memenuhi
– MgO : 0,4%; keperluan bahan baku tersebut dapat digantikan oleh
– CO2 : 43,6%; batu kapur. Melihat perkembangan di daerah tersebut
– SO4 : Tidak nyata; terutama dalam Pelita V, maka diperkirakan
– (Na2 O K2 O) : 0,3%. kebutuhan akan batu kapur untuk fondasi atau
konstruksi akan semakin meningkat.
Perluasan areal pertanian melalui program Jawa Barat di samping sebagai produsen utama
transmigrasi, khususnya di daerah yang tanahnya batu kapur, juga merupakan konsumen utama.
mempunyai tingkat keasaman tinggi, seperti di Diketahui rata-rata 60% dari jumlah konsumsi batu
beberapa daerah di Sumatera, Kalimantan, dan kapur seluruhnya terserap di provinsi ini setiap
Sulawesi akan memberikan pengaruh terhadap tahunnya (Tabel 6).
tingkat pemakaian batu kapur di Indonesia.
c. Ekspor dan Impor
Melihat perkembangan di daerah tersebut, dapat
diperkirakan bahwa penggunaan batu kapur untuk Sampai saat ini belum diperoleh informasi mengenai
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Tabel 4. Perimbangan Penyediaan dan Pemasokan Batu Kapur 1986 – 1995
(ton)
No. Sektor 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995
1. Impor 6.134 11.908 2.448 2.605 8.531 2.933 3.139 4.867 6.490 7.607
2. Produksi 13.456.670 16.405.074 20.917.972 26.451.433 29.694.000 34.920.000 41.206.000 46.294.000 52.011.000 58.434.000
3. Konsumsi 17.271.544 19.851.817 19.957.498 26.730.823 31.440.300 37.060.100 43.770.800 51.790.100 61.379.800 72.856.100
4. Ekspor – – – – – – – – – –
5. Perimbangan penyediaan -3.808.840 -3.434.835 +962.922 -276.785 -1.737.769 -2.137.167 -2.561.661 -5.491.233 -9362.310 -14.414.493
dan kebutuhan
No. Provinsi 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995
1. DKI Jakarta 15,5 15,9 15,9 14,1 18,4 26,4 35,6 43,4 52,4 61,6
2. Jawa Barat 10.227,5 12.209,7 12.076,2 16.144,2 17.275,5 18.723,3 20.398,9 22.401,7 24.801,5 27.054,7
3. Jawa Tengah & DIY 997.4 1.112,2 15.01,0 16.07,4 27.98.7 41.86,4 58.62,1 78.62,1 10.255,5 13.329,9
4. Jawa Timur 19.78,0 19.03,6 17.54,4 23.19,7 35.11,0 48.98,7 65.74,4 85.77,2 10.968,0 14.042,2
5. Luar P.Jawa 4.053,2 4.610,4 4.610,0 6.645,4 7.836,7 9.224,4 10.900,1 12.902,9 15.293,7 18.367,9
Total 17.271,5 19.851,9 19.957,5 26.730,8 31.440,3 37.060,1 43.770,8 51.790,1 61.379,8 72.856,1
7 – 82
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 83
ekspor batu kapur, walaupun ada usaha-usaha ke arah itu, Tingginya harga satuan tersebut disebabkan oleh
yaitu rencana ekspor ke Australia. Namun, sampai saat beberapa faktor, antara lain biaya transportasi, cara
ini belum ada realisasinya. Impor batu kapur ke Indonesia pengolahan, dan kualitas. (Tabel 8).
terdiri atas jenis flux dan kapur tohor (quick-lime). Data
yang disajikan di sini merupakan hasil pengolahan kembali Akan tetapi apabila menurut lokasi, harga satuan
data dari Biro Pusat Statistik, di antaranya adalah konsumsi tersebut relatif sama untuk beberapa
penyesuaian data volume impor dengan melihat harga propinsi, kecuali untuk DKI Jakarta. Pada tahun
satuan yang sesuai. 1995, harga satuannya berkisar antara Rp 4.800,00
– Rp 15.850,00 setiap tonnya, sedangkan untuk
Sebagai contoh data impor pada tahun 1986 dan DKI Jakarta harganya sekitar Rp 80.900,00 setiap
1995 mempunyai harga satuan masing-masing tonnya.
sebesar $AS 11,37 dan $AS 163,42 sedangkan data
yang lainnya mempunyai harga satuan yang jauh Sementara itu harga satuan impor dalam kurun
lebih besar dari harga-harga tersebut (di atas $AS waktu tersebut menunjukkan kecenderungan yang
280). Untuk penyesuaiannya, maka harga satuan meningkat, yaitu dari $AS 11,37 pada tahun 1986
yang dipakai adalah harga di bawah $AS 163,42 oleh menjadi $AS 163.42 pada tahun 1995 (Tabel 9).
karena itu terjadi adanya perbedaan desimal dengan
data BPS. 5.2 Pengembangan
Data lainnya yang diolah kembali adalah impor Potensi batu kapur yang begitu besar dan tersebar
quick-lime. Di sini data tersebut dikonversikan hampir merata di seluruh di Indonesia, serta tingkat
menjadi batu kapur/ flux, yaitu dengan cara penggunaan yang terus meningkat di sektor industri
membagi nilai impor dengan harga satuan untuk pemakainya selama sepuluh tahun terakhir
tahun yang bersangkutan. memberikan harapan yang baik bagi investor di
bidang pertambangan untuk dapat mengembangkan
Pada tahun 1986, jumlah impor batu kapur usaha pertambangan batu kapur. Akan tetapi
diperkirakan berjumlah 6.134 ribu ton dan pada tersedianya potensi serta kebutuhan konsumen
tahun 1995 sedikit meningkat menjadi 7.607 ribu yang besar tersebut jika tidak ditindaklanjuti, belum
ton. Impor tertinggi terjadi pada tahun 1987, yaitu cukup untuk mengatakan baik tidaknya prospek
sebesar 11.908 ton (Tabel 7). pemasarannya di masa mendatang, dalam arti
perlu memperhatikan aspek kualitas dan kuantitas
d. Harga dari pemenuhan bahan baku tersebut, sehingga
mutu yang diharapkan serta kontuinitas perusahaan
Informasi harga batu kapur yang resmi di pasaran dapat berkesinambungan.
belum diperoleh. Harga yang disajikan di sini
merupakan harga satuan berdasarkan jumlah, dan 5.3 Pemasaran Dalam Negeri
nilai pemakaian, serta impor.
Melihat perkembangan perimbangan penyediaan
Ditinjau dari sisi industri pemakai, harga satuan batu dan kebutuhan batu kapur dalam kurun waktu 1986
kapur sangat bervariasi. Harga batu kapur untuk – 1995, yang dalam dua tahun terakhir (1994 dan
industri semen dan industri pengolahan bahan galian 1995) menunjukkan ketidakkeseimbangan, serta
bukan logam relatif sama dan merupakan harga laju perubahan tahunan konsumsi batu kapur dalam
terendah. Pada tahun 1995 harganya masing-masing kurun waktu tersebut lebih tinggi dibandingkan
sekitar Rp 2.820,00 – Rp 4.680,00 setiap tonnya. dengan produksinya, maka dapat diperkirakan
Hal ini disebabkan hampir seluruh batu kapur yang bahwa prospek pengembangan pertambangan batu
digunakan merupakan produksi sendiri. kapur di masa mendatang sangat cerah.
Berbeda dengan batu kapur untuk industri lain (di Dengan menggunakan model pertumbuhan
industri semen, harga satuannya berkisar antara (kuadrat), diperkirakan pada tahun 2000 mendatang
Rp 6.000,00 – Rp 182.850,00 per ton. Harga jumlah produksi batu kapur akan mencapai 94,071
termahal dipunyai oleh batu kapur yang digunakan juta ton , sedangkan konsumsinya mencapai
di industri cat, sedangkan yang termurah dipunyai 141,523 juta ton. Berdasarkan angka-angka
oleh industri mesin, reparasi, dan bengkel mesin.
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Tabel 6. Produksi Batu Kapur Menurut Provinsi, 1986 – 1995
(000 ton)
No. Provinsi 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995
1. Jawa Barat 7.078 8.212 11.974 16.780 17.590 18.695 20.469 21.741 23.170 27.912
2. Jawa Tengah & DIY 2.356 2.657 2.554 2.803 3.613 4.718 6.492 7.764 8.838 10.799
3. Jawa Timur 1.237 1.501 1.446 1.880 2.690 3.795 5.569 6.841 7.460 9.876
4. Luar P.Jawa 2.787 4.035 4.944 4.989 5.799 7.714 8.670 9.948 10.568 12.983
Total 13.457 16.405 20.918 26.451 29.694 34.920 41.206 46.294 52.011 58.434
No. Negara Asal 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995
1. Jepang 751 501 1.529 1.506 1.093 1.068 743 650 1.141 1.300
2. Singapura 3.420 27 510 540 3.726 595 1.425 610 3.810 3.969
3. Amerika Serikat 439 9.353 245 275 781 330 275 1.200 829 988
4. Inggris 127 16 25 55 169 130 69 135 517 676
5. Malaysia 308 – 45 75 650 – 471 147 698 850
6. Thailand 192 – – – 534 – – – 502 661
7. Hongkong – – – – – – – – – –
8. Perancis – – – – – 34 – – – –
9. Swedia – – – – 1.148 – – – – –
10. Jerman Barat 803 9 – – – – – 2.125 – –
11. Norwegia – 2.000 24 54 – – – – 1.227 1.390
12. Guatemala – – – – – - - - – –
13. Swiss – – – – – – – – – –
14. Lainnya – – 68 98 – 153 153 – – –
Total 6.134 11.908 2.448 2.605 8.531 2.933 3.193 4.867 6.490 7.607
7 – 84
Catatan : Data 1994 dan 1995 (Data Sementara)
Sumber : Statistik Perdagangan indonesia (Biro Pusat
Statistik)
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Tabel 8. Harga Satuan Batu Kapur Menurut Jenis Industri Pemakai, 1986 – 1995
(000 Rp/ton)
No. Jenis Industri 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995
1. Ind. Gula 23,37 24,36 22,01 20,79 21,41 25,48 30,32 36,08 42,94 51,10
2. Ind. Makanan Ternak 20,82 21,85 22,01 22,00 22,23 22,67 23,12 23,59 24,56 24,54
3. Ind. Penyamakan dan Peng. Kulit 9,00 12,06 12,14 11,65 12,81 16,78 21,92 28,80 37,74 49,43
4. Ind. Kertas 14,65 14,50 13,20 13,63 13,90 14,04 14,18 14,32 14,,46 14,61
5. Ind. Kimia Pokok 13,38 12,53 45,66 40,87 58,03 62,67 67,69 73,10 78,95 85,27
6. Ind. Pupuk 74,00 74,29 73,55 76,87 78,39 79,96 81,56 83,19 84,85 86,55
7. Ind. Cat 73,11 73,12 90,90 96,62 106,28 114,78 123,96 133,88 144,59 156,16
8. Ind. Keramik dan Porselain 47,50 50,00 50,00 55,00 57,76 68,73 81,79 97,33 155,82 137,83
9. Ind. Gelas 19,08 19,14 24,28 29,47 34,18 35,21 36,26 37,35 38,47 39,63
10. Ind. Semen 3,10 3,28 2,70 2,51 2,66 2,97 3,33 3,73 4,18 4,68
11. Ind. Barang dari Semen 18,31 15,37 15,73 15,20 15,97 16,13 16,29 16,45 16,61 16,78
12. Ind. Kapur 15,45 14,76 6,91 6,52 7,88 10,25 13,33 17,33 22,53 29,29
13. Ind. Barang Galian Non-logam 1,60 1,60 2,30 2,34 2,69 8,71 2,74 2,77 2,80 2,82
15. Ind. Dasar Besi Baja. 18,92 18,92 18,92 18,92 19,86 22,05 24,47 27,16 301,5 33,47
16. Ind. Mesin, Reparasi dan Bengkel 42,91 41,19 11,92 6,01 8,23 11,28 15,45 21,17 29,01 39,23
Mesin
17. Ind. Lainnya 109,80 105,30 74,69 14,498 173,97 175,71 177,47 179,24 181,04 182,85
Sumber : BPS diolah kembali/PPTM, 1994.
Keterangan : Tahun 1995 merupakan data sementara.
7 – 85
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 86
hanya mencapai 21,4 juta ton (Lay Hock Teoh, 1990), pertambangan batu kapur ini diarahkan ke
sehingga untuk memenuhi kebutuhannya, Malaysia industri lain, seperti industri gula, kertas, cat,
harus mendatangkannya dari luar negeri (impor), dan industri dasar besi dan baja, karena industri-
begitu juga dengan Filipina. industri ini mempunyai kecenderungan
meningkat cukup tinggi dengan harga satuan
Berdasarkan data yang dikirimkan ke Pusat batu kapur yang cukup tinggi.
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral,
(1988), produksi batu kapur Filipina berjumlah 26,98 – Selain diarahkan untuk memasok kebutuhan
ribu ton, sedangkan konsumsinya mencapai 1,12 sektor industri, pengembangan ini juga dapat
juta ton. Laju pertumbuhan konsumsi batu kapur di diarahkan untuk memasok kebutuhan sektor
negara ini kurang lebih 15% setiap tahunnya. konstruksi dan perumahan sebagai bahan fondasi
di sektor pertanian sebagai kapur pertanian
Dengan menggunakan laju pertumbuhan ini, khususnya di Indonesia bagian tengah dan timur.
kebutuhan batu kapur pada tahun 1995 mencapai
3,032 juta ton sedangkan produksinya diproyeksikan – Pengembangan tersebut diperkirakan akan
hanya mencapai 14,03 ribu ton. Melihat angka-angka mempunyai prospek yang cukup baik, mengingat
tersebut, jelas terdapat peluang untuk ekspor batu beberapa daerah di kawasan tersebut kaya akan
kapur Indonesia ke negara Fillipina. cadangan batu kapur tetapi tidak mempunyai
cadangan batu andesit/basalt yang cukup. Di
samping itu banyak lahan pertanian dengan tingkat
6. PENUTUP keasaman yang tinggi.
– Perkembangan perimbangan penyediaan dan 1. Carr D.D. and Rooney L.F.,”Limestone and
kebutuhan batu kapur selama dua tahun Dolomit”, Industrial Minerals, March. 1990.
terakhir (1994 – 1995) secara relatif
menunjukkan ketidakseimbangan, dengan 2. Dhadar J.R., “Bahan Galian Indonesia”,
pertumbuhan konsumsi lebih besar dari Direktorat Jenderal Pertambangan Umum.
pertumbuhan produksi. Hal ini disebabkan oleh
semakin pesatnya pembangunan sektor-sektor 3. Madiapoera T., “Batu Gamping dan Dolomit di
yang membutuhkan bahan baku batu kapur. Indonesia”, Hasil lokakarya Peranan Bahan
Antara lain, sektor konstruksi yang Galian Industri dalam Pembangunan, 29 Maret-
menyebabkan industri semen semakin pesat 1 April 1978, PPTM.
perkembangannya.
4. Madiapoera. T., dkk (1990), “Bahan Galian
– Dengan menggunakan model trend produksi dan Industri di Indonesia”, Direktorat Jenderal
konsumsi batu kapur, pada tahun 2000 Sumberdaya Mineral.
diperkirakan jumlah produksi batu kapur sekitar
81,790 juta ton, sedangkan untuk kebutuhannya 5. Makridakis S., Wheelwright S.C. and McGee
diperkirakan sekitar 96,180 juta ton. Hal ini V.E., “Forecasting :Method and Application”,
menunjukkan bahwa prospek pengembangan John Willey & Sons, Newyork, 1983.
pertambangan batu kapur cukup memberikan
harapan. Akan tetapi, karena kelebihan kebutuhan 6. Pressher J.W. and Pilham L., “Lime Calcium
tersebut diperkirakan berasal dari industri semen Coumpound”, Mineral Fact and Problem, 1985.
dan dapat dipenuhi sendiri, maka sangat sulit bagi
perusahaan tambang lainnya untuk memasok 7. Petti John., “Lime in Industrial”, 1990.
kekurangan pemasokan tersebut.
8. Teoh L.H., “Industrial Minerals Potential in Ma-
– Untuk itu, sebaiknya pengembangan laysia”, Status Report, 1990.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 88
9. Wijaya Soelistijo U., “Pembakaran Kapur Ekspor, 1986 s/d 1993, Biro Pusat Statistik.
Dengan Bahan Bakar Batubara”, PPTM 1976.
16. ........, “Statistik Perdagangan Luar Negeri”,
10. ........., “Buku Tahunan Pertambangan Indone- Impor, 1986 s/d 1993, Biro Pusat Statistik.
sia, tahun 1986 s/d 1993, Departemen
Pertambangan dan Energi. 17. ........, “Statistik Indonesia, 1993”, Biro Pusat
Statistik.
11. ........, “40 Tahun Peranan Pertambangan dan
Energi Indonesia 1945-1983”, Departemen 18. ........; “Asosiasi Semen Indonesia, Lokakarya
Pertambangan dan Energi. Energi”, 1988.
8 BATU MULIA
Oleh : Darsa Permana
patut dikemukakan, industri perajin batu mulia (lapi- sekelilingnya sehingga terjadi penurunan temperatur
dary) di daerah Sukabumi, Jawa Barat telah di dalam tubuh magma.
beroperasi sejak tahun 1930. Ini berarti awal
kegiatan penambangan batu mulia di daerah yang Jika cairan magma mencapai permukaan atau dekat
sama, tidak akan jauh berbeda dengan kegiatan permukaan bumi dalam keadaan kental atau setengah
industri pengolahannya. kental, maka berbentuk batuan yang umumnya
disebut lava atau batuan lelehan. Sebaliknya jika
Kemajuan industri pengolahan batu mulia (di luar intan) magma sudah mengental di bawah permukaan bumi,
mengalami peningkatan cukup pesat, ditandai dengan maka berbentuk batuan beku dalam. Ketika terjadi
tumbuhnya perajin di berbagai daerah terutama di pendinginan akan terbentuk mineral-mineral, baik
daerah yang berdekatan dengan sumber daya batu mineral pembentuk batuan maupun mineral yang
mulia. Untuk mengantisipasi perkembangan yang tergolong batu mulia. Mineral ringan berada di bagian
terjadi, sejak awal tahun 1980-an. atas, sedangkan mineral berat akan tenggelam dan
berada di bagian bawah (disebut proses kristalisasi
Pemerintah cq Departemen Perindustrian membuat mineral primer atau diferensiasi magma).
sentra-sentra industri kerajinan batu-batuan di
Sukabumi (Jawa Barat), Lampung, Jambi, Pacitan Pada tingkat kristalisasi selanjutnya, kristal dari
(Jawa Timur), dan Martapura (Kalimantan Selatan). mineral-mineral yang terbentuk mulai tumbuh.
Dewasa ini hampir seluruh ibu kota propinsi telah Kadang-kadang kristal yang kecil tumbuh membesar
memiliki masyarakat perajin batu mulia. Bahkan awal atau ditumbuhi oleh kristal lain sampai terjadi
tahun 1990-an mulai didirikan organisasi-organisasi keseimbangan, yaitu apabila magma sudah betul-
penggemar batu mulia, seperti Masyarakat Batumulia betul dingin.
Indonesia (MBI), Yayasan Pengembangan Batumulia
dan Mineral Indonesia (YPBMI), Perhimpunan Pada tingkat kristalisasi terakhir, sisa magma
Penggemar Suiseki Indonesia (PPSI), serta menjadi lebih encer karena zat yang mudah menguap,
Masyarakat Batumulia dan Mineral (MBM). seperti gas dan uap panas, menjadi lebih banyak.
Jika magma encer ini masuk ke dalam rekahan atau
Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik, ekspor celah batuan, maka akan terbentuk pegmatit dan
batu mulia Indonesia pada tahun-tahun terakhir urat-urat. Sebagian gas atau uap yang masih terdapat
menduduki peringkat sembilan besar sebagai dalam batuan akan membentuk lubang-lubang jika
penghasil devisa negara non-migas. gas atau uap tersebut melepaskan diri. Lubang-
lubang ini biasanya diisi oleh berbagai jenis mineral.
Panas, tekanan, cairan, dan gas atau uap yang dilepas besar, dan akhirnya ke laut.
oleh magma yang menuju permukan bumi terserap
oleh batuan di sekitarnya dan akan membentuk min- Selama proses transportasi berlangsung, bahan
eral-mineral baru yang disebut mineral metamorfik. batuan mengalami gesekan terus-menerus
sehingga terjadi ukuran yang lebih halus dan akan
Ada tiga jenis proses metamorfosa yang tergantung mengendap pada tempat-tempat tertentu. Produk
dari keadaan yang mendominasinya, yaitu : dari proses pengendapan ini disebut endapan
sekunder (aluvial) dan merupakan sumber yang
– Metamorfosa kontak atau termal, yang kaya akan batu mulia umumnya dan batu permata
dominan dipengaruhi oleh faktor temperatur. khususnya. Sebagai contoh adalah keterdapatan
Perubahan berlangsung jika panas dari massa intan di Kalimantan, yang merupakan endapan
batuan beku yang menerobos batuan lain sekunder.
mencapai bidang kontak, Batuan gamping (murni)
paling reaktif terhadap perubahan temperatur, Beberapa jenis batu mulia yang penting banyak
dan akan berubah menjadi marmer. dihasilkan dari hasil rombakan batuan beku dan
metamorfosa, yang kemudian terliberasi dan
Pasir yang mengalami proses metamorfosa terendapkan bersama fragmen batuan lain di samping
kontak akan menimbulkan rekristalisasi butiran, aliran sungai. Berbagai batu permata, seperti intan,
sehingga terbentuk kuarsit. Batuan yang safir, rubi, amethyst, topas dan zirkon, umumnya
mengandung lempung dan serpih akan menjadi terdapat sebagai endapan letakan.
hornfels yang menghadirkan Al-silikat berupa
mineral kristolit, biotit atau kordierit. Ditinjau dari unsur kimia yang terdapat pada batu
mulia, diketahui ada tiga kelompok batu mulia
– Metamorfosa dislokasi , yang terjadi pada yaitu :
temperatur rendah, serta pengaruh proses
tektonik yang biasanya terdapat di sepanjang – Batu mulia dengan hanya satu unsur kimia, atau
bidang patahan dan tempat-tempat lemah lainnya dikenal dengan istilah monogemstone.
di dalam kerak bumi. Beberapa jenis batuan Contoh : Intan.
hasil metamorfosa dislokasi antara lain genes,
macam-macam sekis, dan batuan serpih. Batuan – Batu mulia dengan beberapa unsur kimia yang
beku yang mengalami proses metamorfosa terbentuk menjadi suatu mineral, atau dikenal
dislokasi akan menghasilkan serpentinit dan dengan istilah mineral gemstone.
amfibol. Contoh : saphire, rubi, dan korundum, yang
kesemuanya berasal dari mineral korundum;
– Metasomatisma, merupakan metamorfosa yang kecubung (amethyst) yang terbentuk dari min-
disebabkan oleh adanya pengaruh kimia dari eral kuarsa terimbuh oleh mangan sehingga
batuan lain di sekitarnya. Proses metasomatisma menghasilkan warna violet; turmalin yang
ini bekerja dari volume per volume dalam skala berbentuk dari mineral kuarsa yang terimbuh
kecil maupun besar. Secara keseluruhan oleh unsur tembaga dan nikel sehingga
komposisi batuan dapat berubah, dan kadang- memberikan warna hijau kebiruan.
kadang terjadi penggantian sempurna terhadap
satu mineral saja tanpa kehilangan tekstur asal. – Batu mulia dengan beberapa unsur kimia yang
terbentuk dari beberapa mineral, atau dikenal
c. Proses Sedimentasi dengan istilah multi-mineral gemstone.
Contoh : bloodstein yang terbentuk dari min-
Batuan beku dan metamorfosa yang muncul di eral krisopras yang memberikan warna hijau
permukaan bumi akan mengalami pelapukan akibat tua yang dominan dan ditambah dengan min-
pengaruh air, udara atau oksigen atau karbon eral hematit yang akan memberikan bercak-
dioksida, pergantian temperatur, dan pengaruh bercak warna merah darah.
organisme. Hancuran batuan serta pelapukannya Ditinjau dari ukuran dan bentuk batu mulia, dikenal
kemudian diangkut oleh air atau media lain (es, tiga klasifikasi, yaitu :
angin, pengaruh gravitasi) menuju anak sungai, sungai
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 92
2.2 Sumber Daya dan Penyebaran Tambang opal (kalimaya) di daerah Kabupaten Lebak,
Jawa Barat mungkin dapat mendekati gambaran teknik
Ditinjau dari segi mula jadi (genesa), Indonesia penambangan yang baik, tetapi karena dikelola oleh
memiliki sumber daya batu mulia yang cukup besar, rakyat kecil, tetap masih perlu pembinaan dalam
walaupun belum sampai kepada penentuan kualitas masalah lingkungan dan keselamatan kerja. Dengan
dan kuantitasnya. Di Pulau Sumatera, batu mulia menggunakan sistem tambang dalam (underground min-
banyak dijumpai di sepanjang pegunungan Bukit ing), para penambang opal masuk ke tambang melalui
Barisan; di Pulau Jawa terdapat di sepanjang jalur sumuran tegak (vertical shaft) yang berukuran (2 x 2)m2.
bagian selatan dan beberapa daerah di sekitar
Gunung Muria. Kedalaman maksimum sumuran adalah 35 m.
Jenjang (bench) kecil dibuat pada kedalaman
Wilayah Nusa Tenggara, Sulawesi bagian barat dan tertentu (biasanya disesuaikan dengan panjang
utara, serta Kepulauan Maluku diperkirakan juga tangga yang terbuat dari bambu). Untuk
mengandung sumber daya batu mulia. Sementara mengangkut batuan digunakan seperangkat alat
Pulau Kalimantan yang merupakan daratan stabil, timba (kerekan, timba, tali karet) serta fondasi untuk
memungkinkan pembentukan batu mulia lebih baik menempatkan alat timba tersebut. Sementara untuk
dan dalam jumlah besar. Demikian pula dengan keperluan penambangan digunakan peralatan
Pulau Irian Jaya yang memiliki banyak kesamaan tradisional, seperti cangkul, linggis, pengki, golok
dengan benua Australia, diperkirakan mengandung atau pisau, dan lampu petromak (sebagai alat
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Tabel 1. Jenis Batu Permata
Spesifikasi
Nama/Jenis
Rumus Kimia Kekerasan Berat Jenis Warna Mula-jadi Lokasi
Intan C 10 3,47 – 3,56 Bervariasi (bening, biru semu, Berasosiasi dengan Sumatera dan Kalimantan
kehijuan, merah muda, hitam) batuan ultra basa
Garnet (FeMg)3Al 2SiO12 6,5 – 7,5 3,5 – 4,3 Merah, cokelat, kuning, putih, Metamorfosa dan Sumatera, Kalimantan,
hijau, hitam batuan beku Sulawesi, Maluku, Irian Jaya
Opal/Kalimaya SiO2H2O 5,5 – 6,5 1,9 – 2,5 Kuning, hijau bening, hijau Terjadi karena proses Jawa Barat
jingga, merah, biru, safir, hidrotermal
cokelat, hitam)
Kecubung/ SiO2 7 2,65 Ungu Endapan primer dan Sumatera , Jawa, Sulawesi
amethys endapan rombakan Maluku, Irian Jaya
Giok/Jade NaAlSiO2 6,5 – 7 3,0 – 3,5 Dari hijau pucat sampai Metamorfosa Aceh, Sulawesi, Maluku,
hijau tua IrianJaya
Korundum Al2O3 9 3,9 – 4,1 Bervariasi (merah bening, metamorfosa dan Kalimantan Tengah
biru safir, cokelat, hitam) batuan beku
Topas Al2SiO4(F,OH)2 8 3,4 – 3,5 Bening, kuning, merah muda, berasosiasi dengan Sumatera Selatan,
kebiruan, kehijauan batuan pegmatit Kalimantan Selatan, Maluku
Turmalin (NaCa)Ni-MgFeMn 3 7 – 7,5 3,0 – 3,25 Kehijauan, kemerahan Metamorfosa dan Kalimantan Barat
AlFe 3B3Si16O27 batuan beku
(OOH)Y
8 – 93
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Tabel 2. Jenis Semi Permata
Spesifikasi
Nama/Jenis
Rumus Kimia Kekerasan Berat Jenis Warna Mula-jadi Lokasi
Kalsedom dan SiO2 7 2,60 Bervariasi (kelabu sampai Berasosiasi dengan Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Agat (batu akik) kuning madu batuan gunung api Sulawesi, Maluku, Irian Jaya
Chert (rijang) SiO2 7 2,60 Terang dan gelap Endapan di dasar laut Aceh, Kalimantan Selatan,
NTT, Sulawesi Selatan
Kristal kuarsa SiO2 7 2,65 Bening, merah muda, kuning Beku pegmatit dan Sumatera, Jawa, Kalimantan,
granit, serta urat Sulawesi
hidrotermal
Zirkon ZrSiO4 7,5 4,08 Bening, Kecokelatan, abu-abu Terdapat dalam Sumatera, Kalimantan Selatan
kehijauan, kemerahan batuan beku asam
Jasper SiO2 6,5 – 7 2,5 – 2,8 Merah kecokelatan, pekat Endapan aluvial pada Jawa, Kalimantan Selatan
aliran sungai
Batu satam SiO2 5,5 2,34 – 2,51 Hitam pekat, suram Dari angkasa luar Sumatera Selatan, Jawa
(meteorit-tektik) (meteorik) Tengah, Kalimantan Selatan
Krisopras SiO2 6,5 – 7 2,65 Hijau muda sampai hijau tua Mengisi rekahan pada Jawa Barat, Jawa Timur
batuan gunung api
Malakit Cu3CO3(OH) 2 3,5 – 4 3,9 – 4,03 Hujau cerah Zona oksidasi Aceh, Jawa Barat
mineralisasi tembaga
Asurit Cu3(CO3)2(OH) 2 3,5 – 4 3,77 – 3,89 Biru cerah Terdapat bersama Jawa Timur
malakit
Flourit CaF2 4 3 – 3,1 Hijau muda, kuning, hijau Proses hidrotermal Aceh
kebiruan, ungu, bening
Hematit Fe2O3 5,5 – 6,5 5,26 Merah kehitaman Produk sublimasi NTB, Kalimantan Selatan
(batu darah) kegiatan vulkanik
Krisokola Cu4H4Si44O10(OH) 8 2–4 2,0 – 2,2 Hijau, biru kehijauan, cokelat, Hijau, biru kehijauan, Aceh
hitam cokelat, hitam
Prehnit Ca2Al2Si3O10(OH) 2 6 – 6,5 2,8 – 2,95 Hijau muda Hijau muda NTB, Kalimantan Selatan
Andalusit dan Al2SiO5 7,5 3,16 – 3,20 Merah, hijau, kecokelatan Merah, hijau, Kalimantan Barat
Klasitolit kecokelatan
8 – 94
Obsidian – – – Cokelat, hitam, putih bening, Cokelat, hitam, putih Sumatera Barat, Jawa Barat,
hijau bening bening, hijau bening Sulawesi Utara
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Tabel 3. Jenis Batu Hias
Spesifikasi
Nama/Jenis
Rumus Kimia Kekerasan Berat Jenis Warna Mula-jadi Lokasi
Oniks/ SiO2 3–7 2,5 – 2,8 Cokelat, kuning muda, kuning Proses hidrotermal Jawa, Kalimantan
oniks marble tua berasosiasi dengan
kalsit
Sepentinit Mg6Si4O10(OH) 8 3–5 2,5 – 2,6 Kehijuan Berasosiasi dengan Kalimantan Selatan
mineral kromit,
magnetit, dan magnesit
Kalsit CaCO3 3 2,6 – 2,8 Bervariasi (bening, putih, Terjadi pada batu Jawa Timur
kelabu, kemerahan, kehijauan, gamping
kebiruan, ungu, kuning,
cokelat hitam)
Peridotit – 5–6 2,3 – 3,2 Hijau Batuan baku plutonik Kalimantan Selatan
Aktinolit Ca2MgFe5SiO42H2O 5–6 3,0 – 3,3 Hijau Mineral ciri pada Kalimantan,Sulawesi,
batuan metamorfosa Maluku
fasies sekis hijau
Pegmatit – 6–6 2,2 – 2,3 Abu-abu, merah daging Berasosiasi dengan Riau
batuan granit
Kuarsit SiO2 6,5 – 7 2,5 – 2,8 Bervariasi (putih, kelabu, Terjadi akibat proses Sulawesi Tengah
kemerahan, kecokelatan) metamorfosa pada
tekanan dan
temperatur tinggi
Marmer CaCO3 – – Bervariasi (putih, abu-abu, Proses metamorfosa Sumatera, Jawa, NTB,
8 – 95
hitam, merah, hijau, pada batu gamping/ Sulawesi, Timor Timur,
dan lain-lain dolomit Irian Jaya
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 96
penerangan di dalam sumur). Jika sumuran juga perantara yang berperan sebagai perajin. Tidak
mengandung air, maka disediakan pompa air yang ada patokan harga dalam transaksi jual-beli,
berkekuatan cukup besar. terlebih-lebih jika batu mulia yang dijual berbentuk
profil batuan yang dianggap unik.
Omset penjualan opal ini, baik dalam bentuk mentah
maupun setengah jadi (digosok agak kasar), dapat Secara garis besar, industri pengolahan batu
mencapai jutaan rupiah per hari. Sebagai contoh : mulia dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
opal sebesar ibu jari ditawarkan dengan harga golongan, yaitu :
berkisar antara Rp. 200 – Rp. 300 ribu.
– Industri pengolahan berskala kecil (home indus-
Umumnya awal penambangan batu mulia, atau lebih try), yang antara lain dicirikan oleh tenaga kerja
tepat disebut penggalian batu mulia, dimulai ketika setiap perusahaan di bawah lima orang, kadang-
salah seorang penduduk mendapatkan penampa- kadang mengerjakan pesanan dari perusahaan
kan fisik suatu batuan yang tidak sama dengan yang lebih besar atau tidak memiliki toko (show-
batuan di sekitarnya. Batuan tersebut, yang setelah room) sendiri, modal usaha relatif kecil, dan
diteliti ternyata merupakan salah satu jenis batu menggunakan peralatan sederhana.
mulia, kemudian dijajakan dan laku dijual dengan
‘harga yang memadai’. Anggota masyarakat yang – Industri pengolahan berskala menengah, yang
lain, di sela-sela kesibukan mengolah sawah atau antara lain dicirikan oleh tenaga kerja setiap
kebun, mulai mencari batuan serupa atau ‘batuan perusahaan berjumlah antara 5 – 15 orang,
aneh’ yang menurut perkiraan mereka sebagai batu kadang-kadang mengerjakan pesanan dari
mulia. Begitulah proses ini berlangsung selama perusahaan lain untuk tujuan ekspor, memiliki
bertahun-tahun, tanpa ada perubahan yang berarti. toko sendiri yang mungkin lebih dari satu,
modal usaha cukup besar, dan menggunakan
Kini pencarian batu mulia sudah merambah ke peralatan mekanis.
daerah yang lebih luas lagi, tidak saja di areal
pesawahan atau kebun, tetapi juga dengan menelusuri – Industri pengolahan berskala besar, yang antara
sungai-sungai dan perbukitan. Faktor permintaan lain dicirikan oleh tenaga kerja yang profesional
yang semakin meningkat dan diikuti oleh harga yang dan terdidik, penjualan lebih banyak berorientasi
terus membaik, tampaknya mendorong antusiasme ekspor, memiliki toko sendiri di tempat-tempat
masyarakat untuk mencari batu mulia. Namun eksklusif, batu mulia yang diolah bernilai tinggi,
mengingat penyebaran batu mulia tidak pernah modal usaha sangat besar, dan menggunakan
merata (berbentuk lensa-lensa yang tidak beraturan), peralatan canggih atau mengandalkan
maka sulit bagi masyarakat untuk mendapatkan profesionalisme tenaga kerjanya. Runa Jew-
batu mulia secara kontinu atau dalam jumlah besar. elry merupakan salah satu contoh industri
pengolahan batu mulia berskala besar; selain
Bertitik tolak dari kenyataan di atas, maka jumlah produk dari perusahaan ini mampu merambah
produksi hasil tambang Indonesia yang berasal dari Eropa dan Amerika Serikat serta Jepang,
batu mulia tidak pernah diketahui, baik jumlah, omset penjualannya pun mampu mencapai
jenis, maupun kualitasnya. Demikian pula dengan 30.000 dolar per bulan.
keterlibatan tenaga kerja dalam usaha
penambangan/penggalian batu mulia, mengingat Berbeda dengan industri berskala besar yang selalu
belum ada satu instansi pemerintah pun yang berada di kota-kota besar seperti Bandung dan
pernah melakukan survei, maka sampai kini tidak Jakarta, lokasi industri berskala kecil dan menengah
ada data yang menyangkut masalah ketenaga- umumnya terletak tidak berjauhan dengan lokasi
kerjaan ini. kegiatan penggalian.
3.2 Industri Pengolahan Walaupun hanya digunakan sebagai perhiasan oleh
manusia dan penambah keindahan ruangan, ternyata
Dari hasil penggalian yang dilakukan tanpa metode produk industri pengolahan sangat bervariasi. Hal ini
yang jelas, batu mulia mentah kemudian dijual disebabkan oleh begitu banyak dan beragamnya
kepada perajin, baik secara langsung maupun jenis batu mulia yang ada di alam/diperdagangkan,
melalui perantara (pengumpul). Kadang-kadang ada serta bersifat unik (jarang atau bahkan tidak ada
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 97
diproduksi, berapa banyak sentra industri batu mulia penyelidikan pendahuluan. Belum ada penyelidikan
yang harus didirikan, berapa banyak tenaga kerja lebih rinci, yang mampu diterjemahkan ke dalam
yang dapat diserap, serta berapa banyak keterkaitan tahapan operasional.
faktor ekonomi – langsung maupun tidak langsung –
lainnya yang akan terlibat di dalamnya. Untuk mengatasi kendala di atas, maka tidak ada
cara lain bagi Departemen Pertambangan dan Energi
Permasalahannya sekarang adalah berbagai selain menyediakan anggaran yang lebih memadai
perangkat untuk merealisasikan obsesi di atas belum bagi kepentingan eksplorasi batu mulia.
banyak tersedia. Indonesia masih dihadapkan kepada
kendala-kendala yang memerlukan pemecahan Dengan data dan informasi yang lebih detil, diharapkan
secara terintegrasi. banyak investor bermodal kuat yang mau
menanamkan modalnya di bidang penambangan
4.1 Data dan Informasi Sumber Daya Batu batu mulia.
Mulia
4.2 Sumber Daya Manusia
Satu-satunya instansi pemerintah yang khusus
menangani pencarian batu mulia adalah Seksi Batu Perkembangan industri perajin batu mulia baru
mulia pada Direktorat Sumberdaya Mineral, mengarah kepada peningkatan jumlah (kuantitas)
Departemen Pertambangan dan Energi, yang baru perajin dan produk, belum menyentuh aspek kualitas
didirikan pada tahun 1985. Antisipasi yang terlambat perajin dan produk serta diversifikasi produk. Selama
dan diikuti oleh penyediaan anggaran operasional bertahun-tahun, jenis produksi yang dihasilkan
yang relatif kecil, mengakibatkan penyediaan data hampir-hampir berjalan monoton dan kurang
dan informasi sumber daya batu mulia berjalan berkualitas ditinjau dari segi seni (art). Akibatnya
tersendat-sendat. Meskipun Seksi ini berhasil konsumen jenuh dibanjiri oleh produk-produk yang
mengeluarkan berbagai publikasi tentang sumber sedikit sekali mengalami perubahan.
daya batu mulia dan mencakup seluruh wilayah
Indonesia, tetapi data dan informasi yang Kondisi yang mengarah kepada stagnasi kreativitas
disampaikan sangat bersifat umum dan berbentuk ini perlu segera diatasi dengan peningkatan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 99
sumberdaya manusia para perajin. Bukan persoalan massal (murah), yang paling penting adalah
yang mudah untuk mengatasi-nya, sebab di Indo- bantuan modal dalam bentuk pinjaman lunak.
nesia belum tersedia lembaga pendidikan resmi Teknologi canggih yang sulit ditiru harus dibeli dari
yang dapat menghasilkan sumber daya manusia luar negeri, mungkin perlu diberi keringanan pajak
berkualitas di bidang perbatumuliaan. Perusahaan impor untuk memasukannya ke Indonesia.
besar mungkin telah melakukan upaya peningkatan
sumber daya manusia ini, tetapi jelas terbatas
untuk kepentingan perusahaannya. Keterlibatan 5. PENUTUP
beberapa BUMN untuk membantu perusahaan kecil,
juga belum mampu memecahkan permasalahan Secara geologi, Indonesia diperkirakan mengandung
secara menyeluruh. berbagai jenis batu mulia, mulai dari ujung utara
Pulau Sumatera sampai bagian paling timur Irian
Oleh karena itu, sebagaimana dilakukan Thailand, Jaya. Namun, masih perlu penyelidikan lebih lanjut
sudah saatnya Indonesia mendirikan semacam agar sumber daya yang ada tidak sebatas berfungsi
Lembaga Pendidikan Perbatumuliaan di beberapa sebagai kekuatan ekonomi yang potensial, tetapi
kota yang potensial memiliki sumber daya batu mampu menjadi kekuatan ekonomi yang riil.
mulia. Sentra-sentra industri yang tersebar di berbagai
wilayah tanah air, dapat dijadikan lokasi keberadaan Berbagai kendala yang dihadapi dalam
lembaga ini. pengembangan batu mulia, sudah sepantasnya
membuat semua pihak – pemerintah dan swasta –
4.3 Teknologi secara bersama-sama dan bahu-membahu
mengatasi kendala tersebut. Sebab, walaupun
Walaupun unsur seni sering menonjol dalam menjadi salah satu andalan ekspor non-migas,
menentukan nilai sebuah batu mulia, unsur teknologi dibandingkan dengan negara-negara yang tergabung
juga memegang peranan yang sangat penting. dalam ASEAN, Indonesia masih ketinggalan dalam
Sebagai barang perhiasan dan seni, batu mulia tetap pengembangan batu mulia.
harus disentuh oleh teknologi canggih, terutama
untuk keperluan pemotongan, pemolesan, dan Meskipun disadari bahwa sektor pertambangan dan
penyelesaian akhir (finishing). industri masih memerlukan banyak pembenahan,
pelaksanaan eksplorasi terhadap sumber daya batu
Selama ini hampir seluruh perajin menggunakan mulia sebagai tindak lanjut dari penyelidikan
teknologi yang relatif sederhana walaupun dalam pendahuluan merupakan faktor kunci yang akan
kesederhanaan itu kadang-kadang dapat memberi peluang bagi peningkatan kegiatan
menghasilkan produk bernilai tinggi. Pembuatan keduanya (penambangan dan industri).
mata cincin yang memperlihatkan bentuk macam-
macam di dalam cincin tersebut, membuktikan ada Apa yang dilakukan Dinas Pertambangan Jawa
perajin yang memiliki kreativitas. Barat, yang bekerjasama dengan Lembaga
Penelitian Universitas Padjadjaran, untuk
Ketidakmampuan menyediakan teknologi canggih melakukan kegiatan eksplorasi batu mulia di daerah
tampaknya semata-mata didasarkan kepada Bungbulang, Garut patut ditiru oleh Dinas
kemampuan finansial yang tidak mendukung (modal Pertambangan lain. Eksplorasi yang bertujuan
kecil). PT Pupuk Sriwijaya sebagai Bapak Angkat menentukan jumlah cadangan batu mulia,
perajin batu mulia di Kabupaten Pacitan, Jawa diharapkan dapat meningkatkan animo masyarakat
Timur, memang telah berhasil membuat beberapa untuk menambang batu mulia secara benar melalui
jenis peralatan sendiri dan relatif murah dengan bimbingan dan pembinaan, sekaligus mendorong
kemampuan sama seperti peralatan impor sejenis penerimaan daerah dari sektor perpajakan/retribusi.
yang berharga mahal. Tokh peralatan yang dibuat
tidak mampu dibeli oleh sebagian besar perajin, Sebagai sektor usaha yang mengalami masa booming
dengan alasan ketidakadaan modal. Oleh karena pada beberapa tahun terakhir, dunia perbatumuliaan
itu, di samping dituntut inovasi teknologi dari para Indonesia memang masih memerlukan pembenahan
pakar di dalam negeri dan dapat dijual secara di sana-sini. Dan kesemuanya perlu dana, tenaga,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 100
9 BELERANG
Oleh : Supriatna Suhala,
Adjat Sudradjat
Di lain pihak, produksi belerang Indonesia Endapan kubah garam seperti yang ditemukan di
relatif kecil dan penambangan masih terbatas daerah Gulf Coast (USA) diperlukan eksplorasi
pada belerang murni dari kawah atau bekas yang teliti, karena endapan ini terpencar dan jauh
gunung api. dari permukaan bumi.
Endapan primer terdiri atas endapan sublimasi, Belerang akan melekat pada permukaan batuan di
sedimentasi, aliran belerang, dan endapan sekitar mulut solfatara atau akan mengisi celah-
penggantian (replacement). Endapan sekunder celah batuan dan menjadi semen. Apabila gas-
terdiri atas endapan pengayaan supergen (hasil gas vulkanik melalui rekahan, akan terjadi kerak
oksidasi, reduksi kimia, dan reduksi bakteri) dan belerang yang agak luas daerah penyebarannya,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 102
dengan reaksi pembentukannya sebagai berikut : piroklasik, tufa dan aliran lava atau breksi
volkanik.
2H2 O + SO2 → 3S + 2H2 O
4H2 S + SO4 → 5S + 4H2 atau SO2 – Adanya struktur patahan, rekahan, kekar, dan
lipatan atau batuan sarang sebagai saluran.
Batuan asal dapat berubah menjadi opal yang
sarang dan mengandung mineral-mineral sulfat. – Adanya kegiatan vulkanisme atau intrusi
sebagai sumber hidrotermal.
Solfatara dengan Suhu 200 – 300°C
Pembentukan endapan belerang berasal dari reaksi
Aktivitas solfatara besar dan gas-gas vulkanik antara H2 S dan SO2 menjadi 3S dan 2H2 O atau
mengalir melalui saluran-saluran, kemudian hasil oksidasi :
mendingin, meleleh, dan tertampung dalam
cekungan-cekungan. 2H2 S + O2 → 2S + 2H2 O.
– Bila suhu dasar kawah lebih rendah dari titik Fe3 O4 + 4H2 S → 3FeS + S + 4H2 O.
cair belerang, maka belerang akan mengendap
ke dasar kawah bersamaan dengan lumpur atau Hasil genetika hidrotermal akan menghasilkan bijih
debu. Ciri-ciri endapan ini adalah berwarna berkadar rendah, tetapi karena mineral-mineral
hitam coklat, abu-abu dan kekuning-kuningan sulfida tidak mantap atau sangat peka, maka dapat
serta mengandung mineral besi sulfida dan abu terjadi kadar menjadi lebih tinggi dalam proses
yang teropalkan (sulfur-mud). pengayaan supergen.
– Bila suhu dasar kawah lebih tinggi atau sama b. Endapan Sekunder
dengan titik cair belerang, maka belerang akan
terkumpul di dasar kawah sebagai cairan. Endapan Pengayaan Supergen
– Adanya recipitant pada daerah di bawah zona Selanjutnya hidrogen sulfida dioksidasi dengan
oksidasi. reaksi :
Ferrosulfat itu mudah teroksidasi dengan reaksi Endapan belerang batuan penutup terdapat di
kimia : atas kubah-kubah garam, dan biasanya
berasosiasi dengan gamping, gips, atau anhidrit.
6FeSO2 + 3O + 3H2 O → 2Fe2 (SO4 )3 + 2Fe(OH)3 Jenis ini terjadi akibat proses reduksi bakteria
dari bahan-bahan gips, dan anhidrit dan
Kemudian ferrosulfat akan terhidrolisa, dengan membentuk sulfida kalsium yang kemudian
reaksi : menjadi kalsium karbonat dan hidrogen sulfida.
Akhirnya, hidrogen sulfida itu dioksidasikan
Fe2 (SO4 )3 + 6H2 O → 2Fe(OH)3 + 3H2 SO4 menjadi belerang dan air.
Tabel 1. Sifat-Sifat Fisik Belerang Endapan tipe stratigrafi umumnya besar, berbentuk
kubah serta dekat dengan permukaan bumi
sehingga tidak begitu sulit untuk dilakukan
Titik Lebur °C eksplorasi. Eksplorasi endapan stratigrafi
Rhombik, Sa 110,2 – 112,8 menyerupai eksplorasi minyak dan gas bumi,
Monoklin, Sb 114,5 – 119,3 karena adanya hubungan genetik antara minyak
Titik didih °C 444,6 dan biogenik belerang seperti :
Berat jenis, 20C, g/m3 ,
Rhombik 2,07 – Batuan pembawa sulfat, lebih disukai yang
Monoklin 1,96 tebal dan tersusun dari anhidrit.
Amorphous 1,92
Lelehan 125 –150°C, g/ml 1,8 – 1,78 – Berdekatan dengan minyak bumi.
Tahanan kelistrikan, ohm cm,
20°C 1,9 x 1012 – Hubungan hidrodinamika antara sulfat dan
110°C 4,8 x 1012 minyak yang sering diendapkan pada sesar
400°C 8,3 x 106 patahan dan porositas.
1. Sumatera Utara
G. Sorik Merapi, Taput. – – 220.000 – S : 20 – 93%
Tarutung (DU.233) 104.487 – – – S : 50 – 70%
Kab. Karo (DU.236) 174.884 – – – S : 99,5%
Sumut (DU.241) 17.197 – – – S : 14,9 – 99,9%
Kec. Panyambungan, (234) 59.788 – – – S : 12,4 – 99,72%
2. Bengkulu
Kawah Kabu, G.Berti – – 33.410 – S:?
3. Jawa Barat
G. Papandayan – – – 1.600 Sublimasi, S : 90 – 95%
Cisurupan, Kab. Garut 130.794 – – – S : 98,8%
G. Kraha – – – 20.000 S : 25 80%
G. Galunggung – – – 9.675 Lumpur, S : 10 12%
G. Talaga Bodas 848.771 – – – Lumpur, S : 99%
G. Putri – – – 121.000 Lumpur, S : ?
4. Jawa Tengah
G. Dieng – – – 52.763 Sublimasi, S : 32%
G. Ijen – – – 36.000 Sublimasi, S : 20 – 80%
5. Jawa Timur
DU 255/Jatim, PT Candi
Ngirimbi, Kab. Banyuwangi 2.610.192 – – – S : 90%
6. Sulawesi Utara
G. Soputan, Kawah Masem – – – 55.000 Sublimasi, S : 46 – 56%
G. Ronami, Tomboan – – – 37.355 Sublimasi, S : 70%
G. Ambang – – – 521.455 Sublimasi, S : 783 – 99%
G. Mahawu – – – 81.020 Sublimasi, S : 70%
7. Maluku
DU 304, Maluku Tenggara 18.051 246.000 – – S : 95,05%
Jumlah 3.962.166 246.000 254.410 935.868
excavator). Material hasil penggalian dimuat dan lubang bukaan ke arah endapan, seperti shaft,
diangkut dengan pikulan, lori, dump truck, dan tunneling, drift, adit, dan lain-lain. Penambangan
sejenisnya. dapat menggunakan metode room and pillar, cut
and fill, gophering, dan lain-lain.
b. Tambang Bawah Tanah
c. Metode Frasch-Process
Penambangan bawah tanah dilakukan terhadap
endapan yang terletak di bawah permukaan bumi. Metode frasch-process adalah penambangan
Penambangan dikerjakan dengan membuat lubang- dengan menginjeksikan air panas (±160°C). Air
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 106
panas berfungsi untuk melarutkan belerang dari batuan dan berubah menjadi cairan belerang,
endapan kubah garam atau sejenisnya pada kemudian terkumpul pada bagian bawah lubang
kedalaman antara 150 – 170 m (Gambar 1). bor.
3.3 Pengolahan
– Pipa pertama (paling luar) berfungsi sebagai Untuk mendapatkan belerang berkadar murni tinggi
selubung dan pelindung. dilakukan sublimasi dan destilasi. Proses
– Pipa kedua berfungsi untuk saluran panas. pemurnian belerang ini sangat penting karena
– Pipa ketiga berfungsi mengalirkan lelehan. industri membutuhkan kemurnian tinggi, yakni
– Pipa keempat atau (paling dalam) berfungsi 99,9% S. Belerang berkadar sekitar 45 – 66%S,
memasukkan udara bertekanan tinggi. dipergunakan untuk membasmi tikus, dan lain
sebagainya.
Cara penambangannya adalah sebagai berikut :
industri, belerang sangat jarang muncul dalam suatu kehidupan manusia sehari-hari, terutama di industri
produk akhir. Pada umumnya, belerang digunakan pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis,
sebagai bahan pemrosesan (processing agent). pengolahan minyak bumi, dan produksi logam.
Saat ini , konsumsi belerang dunia telah mencapai a. Pemakaian Asam Sulfat di Industri Pupuk
± 40 juta ton. Lebih dari 85% digunakan untuk
membuat asam belerang (asam sulfat-H2 SO4 ). Di industri pupuk, asam sulfat merupakan bahan
Selebihnya digunakan dalam bentuk elemen murni pembantu utama untuk pembuatan pupuk fosfat
atau senyawa kimia bukan asam. (phosphatic fertilizers) dan asam sulfat. Batuan
fosfat diubah oleh asam sulfat menjadi asam fosfat,
Beberapa penggunaan belerang di dunia industri yang menghasilkan gipsum sebagai produk
dapat diuraikan seperti dibawah ini, dan secara sampingan. Asam fosfat ini merupakan bahan
lengkap dapat dilihat dalam Tabel 3. utama untuk memproduksi berbagai jenis pupuk,
yaitu dikalsium fosfat, diamonium fosfat, dan triple
4.1 Penggunaan Asam Belerang (sulfat) superphosphate.
Asam sulfat (asam belerang) merupakan asam Cara lain untuk membuat pupuk fosfat adalah
yang terpenting dalam industri, sehingga konsumsi dengan mencampurkan batuan fosfat dan asam
belerang per kapita pernah dipakai sebagai ukuran sulfat secara terkontrol. Sebagian kecil fosfat akan
tingkatan industri suatu bangsa. diubah menjadi super fosfat kadar rendah yang
larut dalam air dan mengandung gipsum.
Asam belerang atau asam sulfat digunakan baik
secara langsung maupun tidak pada berbagai Di industri pupuk, asam sulfat dipakai untuk
pembuatan barang yang berkaitan dengan membuat pupuk ammonia sulfat. Sebagian kecil
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 108
Prosentase
Bentuk
No. Sektor Industri Produk Akhir Penggunaan
Penggunaan
Belerang*)
Prosentase
Bentuk
No. Sektor Industri Produk Akhir Penggunaan
Penggunaan
Belerang*)
belerang murni, asam sulfat, atau gipsum, biasa tambang tembaga berkadar rendah untuk
dipakai untuk meningkatkan mutu tanah. dikonsentrasikan dengan cara konvensional (teknik
flotasi). Juga, untuk memisahkan mineral karbonat
b. Pemakaian Asam Sulfat di Industri Pulp/ dan silikat dari bijih tembaga yang sangat sulit
kertas dipisahkan dengan cara flotasi. Umumnya, asam
sulfat untuk proses leaching diperoleh dari hasil
Pemakaian asam sulfat di industri kertas adalah sampingan peleburan tembaga yang ada di daerah
untuk proses sulfatisasi kertas yang terbuat dari tambang itu sendiri.
kayu. Kadang-kadang dalam pabrik pulp
digunakan gas SO2 sebagai bahan antara (inter- Asam sulfat merupakan reagen yang biasa di-
mediate). Gas SO2 diperoleh dari pembakaran gunakan untuk mengekstraksi uranium dari bijih-
belerang murni di pabrik pulp itu sendiri atau nya, dengan vanadium sebagai produk sampingan.
hasil sampingan dari operasi peleburan logam- Dalam industri logam besi dan baja, asam sulfat
logam bijih sulfida. Gas SO 2 tersebut akan dipakai untuk bahan pembersih karat, kotoran, dan
diubah menjadi asam sulfat yang sangat gemuk di permukaan baja sebelum masuk ke
•dibutuhkan dalam proses sulfidasi. proses selanjutnya.
% berat % berat
Berat Jenis °Be Berat Jenis °Be
H2 SO4 H2 SO4
Sumber : Snell FD and Ettre LS, Encyclopedia of Industrial Chemical Analysis, Interscience
Publishers divisions of John Wiley and Sons, Toronto
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 111
Belerang dapat digunakan langsung dalam bentuk Dibandingkan dengan produksinya, konsumsi
belerang murni atau senyawa bukan asam, seperti belerang Indonesia pada kurun yang sama cukup
CS 2 (carbon disulfida) dan SO2 . tinggi dan cenderung meningkat dengan laju
pertumbuhan tahunan sebesar 8%. Industri yang
Belerang murni dipakai sebagai : mengkonsumsi belerang adalah industri pupuk
sebesar 1,8 juta ton, dengan laju pertumbuhan
– Campuran aspal pada pembuatan jalan raya. (LP) tahunan sebesar 9,7%. Selanjutnya, industri
Penambahan dilakukan pada temperatur tinggi kimia sebanyak 216.233 ton (11,83%), industri gula
untuk lebih meningkatkan kekuatan jalan. sebanyak 140.117 ton (16,07%.), dan sisanya
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 113
industri ban, karet, korek api. Sementara itu, nilai bagi nilai konsumsi belerang terhadap jumlah
konsumsi belerang pun mengalami kenaikan, dari tonasenya, sehingga dapat dikatakan sebagai harga
Rp 1,7 milyar tahun 1977 menjadi Rp 69,4 milyar beli rata-rata oleh pabrik. Perkembangan harga
tahun 1989 dengan laju pertumbuhan tahunan belerang rata-rata cenderung meningkat. Adanya
sebesar 26,54%. perbedaan harga belerang per jenis industri
•terutama dilihat dari segi kualitas belerang yang
Ekspor belerang Indonesia pernah dilakukan tetapi dipakai oleh industri pemakainya. Sebagai bahan
jumlahnya sangat kecil. Di lain pihak, jumlah dan perbandingan pada tabel yang sama, juga
nilai impor belerang dalam kurun 1977 – 1989 diperlihatkan harga belerang di di Amerika Serikat
mengalami kenaikan yang berarti, dengan laju dan Kanada, khususnya harga FOB (free on board).
pertumbuhan masing-masing 17% dan 34,30%.
Impor terendah dicapai tahun 1977 sebesar 30.406 Ketidakseimbangan pada Tabel 5, kemungkinan
ton dengan nilai US $ 2,2 juta dan tertinggi dicapai adanya impor asam belerang (H2 SO4 ) dan belerang
pada tahun 1987 sebesar 379.115 ton dengan nilai oksida (SO2 ) yang cukup meningkat. Di lain pihak,
$ AS 51.4 juta. produksi belerang indonesia masih sangat kecil,
sehingga peranannya terhadap perimbangan
Kanada, Singapura, Taiwan, Belgia, dan Luxem- pemasokan dan permintaan belum berarti.
burg merupakan negara pemasok utama belerang
untuk Indonesia. Masih 18 negara yang tercatat 5.2 Prospek Belerang Di Indonesia
sebagai pemasok belerang dalam jumlah yang
lebih sedikit. Data penyedian dan pasokan belerang a. Produksi Belerang
dapat dilihat dalam Tabel 5 dan 6.
Sejak tahun 1977 sampai sekarang produksi
Harga belerang pada Tabel 7, merupakan hasil belerang Indonesia tidak memperlihatkan perkem-
Industri
Tahun Gula Kimia Pupuk Korek Api Ban Karet Total
ton juta Rp. ton juta Rp. ton juta Rp. ton juta Rp. ton juta Rp. ton juta Rp. ton juta Rp.
1977 5.019 532,8 9.732 260,8 31.371 654,0 20 2,6 134 20,7 26 9,5 46.302 1.690,4
1978 10.936 1.465,6 9.079 251,5 41.996 1.055,6 16 2,2 24 1,1 21 9,3 62.062 2.790,3
1979 7.014 544,0 10.757 545,3 51.501 3.169,5 30 3,5 61 7,9 21 2,2 69.354 4.554,3
1980 7.924 1.383,2 9.964 595,7 55.123 5.141,6 34 6,3 255 41,0 105 13,3 72.695 7.151,1
1981 6.533 1.200,3 11.755 923,5 55.202 5.662,9 64 13,2 274 52,6 113 23,8 73.981 7.936,2
1982 5.400 1.650,7 11.471 1.593,4 59.234 6.164,5 59 14,6 46 9,0 201 27,0 52.424 9.479,1
1983 12.539 255,2 17.655 1.909,5 57.765 6.164,5 54 19,6 34 7,0 243 43,4 89.320 10.699,7
1984 11.690 2.654,6 21.497 2.523,3 55.000 6.251,7 55 20,7 12 2,7 192 41,8 88.176 11.494,9
1985 11.257 2.944,0 17.453 3.269,4 211.403 31.993,4 75 22,3 21 7,1 210 61,4 240.479 38.297,5
1986 12.952 3.175,7 16.412 3.244,0 292.492 55.100,5 51 20,1 17 7,1 70 33,5 322.024 61.587,0
1987 13.036 3.654,6 31.000 6.673,9 299.936 61.657,8 56 31,4 30 26,4 79 81,8 333.193 72.075,8
1988 15.162 3.140,6 22.437 5.520,9 313.645 61.943,5 105 44,4 31 15,2 179 122,8 359.239 60.232,8
1989 17.598 3.986,9 25.091 7.234,3 304.215 57.966,4 120 53,0 30 23,0 204 148,3 347.264 69.411,6
1990 15.986 4.091,8 52.351 13.235,5 285.046 62.471,8 125 60,1 32 21,7 81 223,1 339.466 73.973,6
1991 11.972 3.904,3 54.706 11.396,0 287.762 69.453,4 430 242,9 31 21,2 131 191,6 355.627 84.908,3
1992 18.369,0 10.524,9 65.077 15.176,3 288.506 73.820,6 106 38,9 34 20,6 227 251,8 362.395 86.277,9
9 – 114
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 115
Amerika
Industri (Rp/ton) Kanada *)
Serikat
Tahun
F.O.B. F.O.B
Gula Kimia Pupuk Korek Api Ban Karet Tampa Vancouver
($AS) ($AS)
Sumber : Statistik Industri, 1977 – 1989, Sensus Ekonomi 1986, Statistik Industri Besar & Sedang, BPS
*) Industrial Mineral, berbagai terbitan.
Sumber : Statistik Perdagangan Luar Negeri, Indonesia, Teknologi penambangan/eksplorasi masih terbatas
1977 –1989 BPS. pada endapan sublimasi di gunung api dan
endapan lumpur dalam danau kawah.
bangan yang berarti. Beberapa penyebab lemahnya
Sampai saat ini belum diperoleh informasi tentang
perkembangan produksi belerang di Indonesia,
produksi belerang hasil pengolahan mineral sulfida,
antara lain :
dan MIGAS di Indonesia. Belerang hasil sampingan
Potensi Belerang di Indonesia pengolahan minyak bumi asal Timur Tengah di
kilang minyak Cilacap dipakai sendiri untuk
Potensi belerang Indonesia sangat sulit untuk memproduksi minyak pelumas.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 116
– Pengolahan mineral-mineral sulfida, seperti pirit, Penurunan jumlah impor gula yang cukup besar
kalkopirit (dari tambang tembaga), galena sejak 1984 membuktikan bahwa tambahan jumlah
(timah hitam), spalerit (seng), dan kapasitas pabrik gula yang telah menstabilkan
pemasokan dan permintaan pasar dalam negeri,
– Tambang belerang berskala besar (tambang juga tingkat ekspor.
terbuka atau tambang frasch).
Dari perhitungan ternyata bahwa konsumsi belerang
Dari pernyataan di atas, pengusahaan belerang di besar kaitannya dengan konsumsi gula di sektor
Indonesia cukup sulit diterapkan. Penanaman modal industri dan rumah tangga.
untuk usaha penambangan dan pengolahan
belerang tidak didukung oleh jumlah cadangan, Industri Pupuk
kualitas yang baik, dan harga yang sesuai,
sehingga investasi diperkirakan tidak ekonomis. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pupuk
di dalam negeri, antara lain :
Cadangan yang ada saat ini hanya cocok dikem-
bangkan untuk skala kecil karena pengusahaan – Program intensifikasi dan ekstensifikasi sektor
belerang di Indonesia masih sedikit. pertanian tanaman pangan dan perkebunan,
termasuk perluasan lahannya.
b. Konsumsi Belerang
– Iklim (curah hujan).
Tingkat konsumsi belerang di Indonesia sangat
dipengaruhi oleh perkembangan industri hilirnya. – Perluasan kapasitas pabrik, dan lain-lain
Pada industri tersebut, belerang yang digunakan Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa konsumsi
belum ada penggantinya, walaupun merupakan belerang di industri pupuk erat kaitannya dengan
komponen minor atau bahan baku tambahan, perkembangan produksi pupuk, yang erat kaitannya
belerang selalu ada. Jadi, belerang pun harga dengan perkembangan sektor pertanian dan
belerang tidak akan banyak berpengaruh terhadap perkebunan.
ongkos produksi. Dengan demikian, setiap kenaikan
jumlah produk industri hilir akan diikuti oleh Adanya perluasan pabrik TSP dan Za, juga turut
kenaikan tingkat konsumsi belerang. Hasil analisis meningkatkan konsumsi belerang di industri pupuk
pun menunjukkan bahwa harga belerang hanya 12,6%. Ekspor pupuk pun cenderung meningkat
sedikit berpengaruh terhadap konsumsi. sejalan dengan adanya peningkatan jumlah
produksi pupuk.
Industri-industri yang diperkirakan mempunyai
prospek yang baik dalam mengkonsumsi belerang Industri Kimia di Luar Pupuk
adalah Industri gula, pupuk, dan kimia.
Untuk industri ini, hasil perhitungan memper-
Di industri ban, korek api, dan karet meskipun lihatkan bahwa konsumsi belerang dipengaruhi oleh
konsumsi belerang masih di bawah ratusan ton, jumlah produknya.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 117
– Pengolahan tanah (soil treatment). Impor belerang masih akan terus berlanjut sejalan
dengan meningkatnya kebutuhan belerang pada
c. Perkiraan Permintaan Belerang Indone- industri hilir. Perkembangan jumlah dan kapasitas
sia, sampai Tahun 2000 pabrik industri hilir pemakai belerang menyebabkan
tingkat produksi dalam negeri sulit untuk
Untuk memprakirakan perkembangan kebutuhan dikembangkan.
belerang lima tahun mendatang di Indonesia
kebutuhan akan dihitung berdasarkan laju
pertumbuhan GNP (Gross National Product ) 6. PENUTUP
sebesar 5% dengan asumsi keadaan ekonomi dan
politik sesuai dengan tahun-tahun sebelumnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
Hasil perhitungan memperlihat-kan bahwa proyeksi rendahnya tingkat produksi di Indonesia sehingga
konsumsi belerang pada tahun 2000 akan berkisar tidak banyak berpengaruh terhadap perkembangan
antara 402.500 – 706.900 ton. penyediaan belerang di dalam negeri, antara lain :
Sementara itu, dari uraian terdahulu telah – Cadangan belerang Indonesia ditemukan dalam
dikemukakan jumlah belerang impor saat ini lebih jumlah yang sedikit.
besar dibandingkan dengan stok dan produksi
tambang. Perbandingan tersebut adalah 81 : 1. – Endapan belerang Indonesia umumnya tersebar
Beberapa faktor yang dapat mendorong pada daerah terpencil jauh dari kegiatan pabrik
meningkatnya produksi belerang di Indonesia untuk (infrastruktur).
dapat berperan dalam pemasokan, antara lain :
– Kalah bersaing dengan belerang impor baik
– Menguatnya nilai mata uang asing terhadap dari segi harga maupun mutu.
rupiah akan menyebabkan harga belerang. akan
terus bersaing dengan belerang impor. – Perkembangan jumlah dan kapasitas pabrik
industri hilir pemakai belerang di dalam negeri.
– Kebutuhan belerang dalam negeri yang
diperkirakan akan terus meningkat dengan Sementara itu, kebutuhan belerang Indonesia dalam
makin berorientasi swasembada dan ekspor kurun waktu pengamatan terus meningkat, dengan
produknya. laju perubahan tahunan sebesar 8% dan akan terus
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 118
berlanjut sesuai dengan perkembangan industri 3. Anonim, Statistik Industri Bag. II, Biro Pusat
hilirnya, terutama pada industri pupuk, kimia, dan Statistik, 1977 – 1992.
gula. Karena produksi belerang dalam negeri relatif
kecil, perkembangan impor belerang di masa 4. Anonim, Statistik Perdagangan Luar Negeri,
mendatang cenderung terus meningkat sesuai Biro Pusat Statistik, 1977 – 1992.
dengan meningkatnya kebutuhan belerang dalam
negeri. 5. Anonim, Rencana Pembangunan Lima Tahun
kelima (1989/90 – 1993/94), Departemen
Mengingat usaha penambangan belerang Indone- Perindustrian.
sia yang selama ini masih sangat terbatas dengan
tingkat produksi yang masih rendah, maka 6. Anonim, Bahan Galian Industri, Buku Pedoman
diperlukan usaha-usaha yang dapat mendorong Bahan Galian Industri, 1950 – 1965, Direktorat
usaha penambangan belerang di Indonesia, Pertambangan, 1967.
diantaranya adalah :
7. Muchtar Aziz, Pengolahan Belerang dengan
– Perubahan teknologi penambangan belerang Teknik Autoclaving serta Hasil Pene-rapannya
tipe sublimasi yang selama ini dilakukan secara dalam Pabrik skala Kecil, Brosur No. 23.93,
sederhana, yaitu dengan cara membuat dapur Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
(pawon) pada lubang-lubang solfatara. Untuk Mineral, Bandung, 1993.
itu perlu usaha/penelitian yang dapat
mengurangi uap belerang yang lolos sebagai 8. Supriatna Suhala, Adjat Sudradjat Dan
akibat proses sublimasi tersebut. Harsodo, Analisis Kuantitatif Struktur Ekonomi
Belerang Indonesia dalam Kaitannya dengan
Aktivitas Industri Hilirnya, PPTM, Bandung,
DAFTAR PUSTAKA 1986.
1. Anonim, Sulphur, Mineral Fact and Problem 9. Tushadi Madiadipoera, dkk., Bahan Galian
1985, Edition, Bureau of Mines Preprint from Industri di Indonesia, Direktorat Sumberdaya
Bulletin, US Department of the Interior. Mineral, Direktorat Jenderal Geologi dan
Sumberdaya Mineral, DPE, Bandung, 1990.
2. Anonim, Komoditi Belerang dalam Kurun 1979
– 1983 dan Kemungkinan pengembangan
usaha Pertambangan di Indonesia, Tim
Pengkajian Komoditi Mineral, PPTM, DJPU,
1985. *****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 1
10 BENTONIT
Oleh : M. Arifn
Adjat Sudrajat
1. PENDAHULUAN Tipe bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :
Pemetaan dilakukan untuk membuat peta topografi Hasil penggalian endapan bentonit dari tambang
dan situasi daerah untuk mementukan langkah- berupa bongkah-bongkah (raw material) diangkut
langkah dalam menunjang kegiatan eksplorasi, dengan truk ke pabrik untuk diolah melalui beberapa
evaluasi endapan dan perencanaan tahapan proses, yaitu :penghancuran, pemanasan,
penambangan.Peengukuran dilakukan dengan penggilingan, dan pengayakan (gambar 3)
menggunakan alat ukur theodolit pada areal yang
diinginkan dengan titik ikat pengukurannya adalah a. Pengembangan Bentonit
titik triangulasi. selain itu, juga dilakukan penentuan
dan pengukuran lokaso titik bor atau sumur uji Bentonit mempunyai sipat mengadsorpsi karena
dengan interval 25-100 m. dari hasil pengukuran ukuran vartikel koloidnya sangat kecil dan memiliki
kemudian dibuat peta topografi dan situasi dengan kapasitas permukaan ion yang tinggi. pengembangan
skala yang diinginkan untuk menggambarkan letak bentonit disebabkan oleh adanya penggantian
titik sumur uji atau titik bor, tempat-tempat isimorphous pada lapisan oktohedral (Mg oleh AI)
penggalian eendapan, penyebaran endapan, jalan dalam menghadapi kelebihan muatan di ujung kisi-
desa, dan jalan setapak, dan lain-lain. kisinya.
b. Pembuatan Sumur Uji atau Pengeboran. Adanya gaya elektrostatis yang mengikat kristal pada
jarak 4,5 A dari permukaan cukup kuat untuk
Pembuatan sumur uji atau pengeboran (dengan bor mempertahankan ion dipermukaan unit-unitnya, dan
tangan ataupun bor mesin) dimaksudkan untuk akan tetap menjaga unit itu untuk tidak saling
mengetahui penyebaran endapan secara lateral dan merapat, pada pencampuran pada air, adanya
vertikal, dtruktur bantuan, dan data lainnya, melalui pengembangan membuat jarak antara setiap unit
pengambilan contoh, pengukuran stratigrafi endapan, makin melebar dan lapisannya menjadi bentuk
serta analisis contoh tersebut di laboratorium. serpihan, serta mempunyai permukaan luas jika
dalam zat pengsuspensi.
Berdasarkan pemeriksaan contoh di laboratorium,
maka akan dapat diketahui kualitas dan kuantitas b. Aktivasi Bentonit
endapan bentonit, penyebaran serta ketebalan
penutupnya, yang selanjutnya data tersebut akan Aktivasi bentonit dilakukan untuk menaikan kapasitas
dievaluasi, sehingga dapat ditentukan nilai adsorpsi dan mendapatkan sifat bentonit yang di
keekonomiannya. inginkan. dalam keadaan awal, bentonit mempunyai
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 3
Penimbunan Penggalian
tanah penutup tanah penutup
Pemasaran dalam
bentuk raw material
Penggalian
endapan bentonit
Lahan bekas
tambang Pengeringan
Proses
Penimbunan kembali
dengan tanah penutup pengolahan/aktivasi
Pemasaran
Reklamasi
Pengayakan
(10 mm)
+ 5 mm - 5 mm
Pengayakan dengan
# 200 mesh
4.1 Kegunaan
Aktivasi Bentonit untuk lumpur bor adalah proses Lapangan penggunaanya adalah sebagai bahan
aktivasi untuk merubah Ca-bentonit menjadi Na penyerap dan penjernih di industri minyak goreng
bentonit dengan cara penambahan senyawa alkali, dan penyulingan minyak bumi, bahan pembuatan wol
yaitu sodium karbonat (NaCo3) dan sodium mineral, pembersih lemak, bahan obat-obatan, cat,
hidroksida (NaOH). Dengan aktivasi ini diharapkan keramik, campuran semen, bahan pengisi di industri
terjadi perubahan sifat hidrasi, dispersi, reologi, swell- kertas, dan bahan lumpur bor.
ing, dan sifat lainnya dari bentonit, sehingga dapat
digunakan untuk lumpur bor.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 6
Atapulgit digunakan sebagai lumpur bor apabila Tabel 1. Spesifikasi Kimia Bentonit di Industri
pengeboran dilakukan didaerah bergaram (garam, Minyak Sawit dan Mesin
natrium, jodium, atau bromium) dan geothermal.
Unsur Industri Minyak Indutsri Mesin
Sepiolit dalam dunia perdagangan disebut juga full- Nabati
ers earth (Amerika) atau meerschaum (Jerman). Sifat
lempung ini tidak terpengaruh oleh elektrolit yang SiO2 37,88 - 64,43% 54,50 - 68,10%
terdapat dalam cairan, sehingga sepiolit banyak Al2O3 13,24 - 19,68% 4,60 - 18,83%
digunakan sebagai lumpur pengeboran didaerah geo- Fe2O3 3,23 - 7,03% 1,09 - 3,20%
thermal dan didaerah bergaram. penggunaan sepiolit TiO2 0,07 - 0,70% –
sebagai lumpur pengeboran didaerah geothermal CaO 2,14 - 15,40% 0,40 - 2,24%
dapat menghemat biaya sebesar 5-10% dibandingkan MgO 1,68 - 2,21% 2,64 - 5,40%
dengan lempung lain, dan didaerah garam dapat K2O 0,48 - 1,58% 0,02 - 0,61%
menghemat biaya sampai 15-25%. Na2O3 0,12 - 0,53% 0,04 - 1,81%
H2O – 4,99 - 8,00%
Penggunaan sepiolit lainnya adalah di industri L.O.I 12,46 - 21,76% 12,46 - 21,76%
keramik sebagai bahan campuran lempung agar pH – 3,20
dapat menghasilkan sifat plastis yang di inginkan; Blea.Power 25,38 - 38,11% –
bahan perekat dalam pembuatan bata tahan api
Sumber : Survey PPTM, 1993
(refratori) dan sejenisnya; bahan penyerap di industri
minyak bumi dan minyak goreng, bahan wol min- Tabel 2. Spesifikasi Bentonit di Industri
eral, sebagai katalis di bidang pertanian dan
perternakan.
SPESIFIKASI FISIKA
Lempung asam disini hanyalah untuk membedakan Bentuk Warna Serbuk halus
dengan bentonit atau fullers earth yang sudah Warna putih kekuning – kuningan,
kehilangan sifat khasnya, dan derajat keasaman tidak berbau
tinggi (pH rendah). sifat lempung asam yang sangat Kadar air Maks. 15%
menonjol ialah daya serap (hygroscopic) dan peluntur Kadar abu min. 75%
(decolouring) lampung asam sama sekal;i tidak
memiliki sifat mengembang sehingga lapangan
penggunaanya jauh berbeda dengan bentonit dan
SPESIFIKASI KIMIA
fullers earth.
pH : 9 – 10,5
Kekuatan
Lempung asam banyak dipakai di industri minyak
bumi dan minyak goreng setelah diaktivasi. aktivasi
tidak memerlukan banyak biaya tetapi sifat yang
diharapkan dapat terpenuhi, dan digunakan dengan Sumber : PT Martina Berto dan PT Unilever Indonesia
hasil yang memuaskan. dari proses aktivasi lempung
Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang
asam akan didapatkan hasil sampingan yang dipakai
spesifikasi bentonit yang di konsumsi oleh industri
di industri kimia dan obat-obatan , yaitu : aluminium
hilir didalam negeri tidak diperoleh data yang engkap,
sulfat, gipsum, garam timbal, aluminium silikat, dan
dan pada umumnya perusahaan yang disurvei hanya
silika.
memberikan unsur spesifikasi yang paling utama.
4.2 Spesifikasi di Industri
Spesifikasi bentonit di industri sabun (PT Agrocorb
Indonesia) adalah :
Di Indonesia, sebagian besar penggunaan Ca-
- Fuller’s earth
bentonit adalah di Industri penjernihan minyak kelapa
- Kandungan air : max 1%
dan sawit. untuk dapat memperoleh minyak sawit
- Ukuran butir (lolos saringan - 325 mesh) : min 90%
bermutu tinggi di perlukan Ca-bentonit dengan
Spesifikasi bentonit di industri barang-barang dari
persyaratan tertentu, terutama bleaching power.
semen (PT Wijaya Karya) adalah sebagai berikut :
penggunaan di industri lainnya, juga memerlukan
– Dalam bentuk serbuk berukuran 200-300 mesh;
persyaratan yang sesuai dengan kebutuhan.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 7
Pemasokan Permintaan
Tahun Produksi Impor Konsumsi Ekspor
ton ton 000.$AS ton 000 Rp ton 000.$AS
1982 7.597 30.679 4.225,3 3.471 791.819 6.909 1.271,2
1983 10.006 24.185 3.405,1 5.572 1.361.790 9.928 1.674,2
1984 12.505 24.542 3.731,9 8.155 2.169.421 5.184 829,5
1985 11.768 28.189 4.030,7 7.417 2.632.217 3.009 494,1
1986 14.755 23.005 4.123,2 8.800 3.424.397 4.206 643,8
1987 16.594 2.517 1.091,2 9.228 3.558.541 5.832 913,7
1988 20.263 13.532 3.090,4 11.678 3.646.758 5.544 888,8
1989 28.800 8.407 2.584,2 13.512 3.813.837 10.048 1.053,0
1990 33.068 30.462 5.503,7 34.535 10.045.758 7.700 913,8
1991 40.673 10.416 2.188,8 41.717 16.831.255 14.435 1.627,3
1992 43.612 9.951 2.494,6 45.759 21.214.751 22.136 1.904,4
1993 102.943 14.409 2.756,7 43.182 16.708.515 7.996 1.421,2
1994 144.379 15.395 2.880,2 tt tt 7.004 1,138,1
5.1 Perkembangan
Asal Bahan
Tahun Impor Domestik Total
ton 000 Rp. ton 000 Rp. ton 000 Rp.
1982 2.369 563.014 1.102 228.805 3.417 791.819
1983 3.111 741.624 2.461 619.505 5.572 1.361.790
1984 4.286 1.024.852 3.869 1.144.569 8.155 2.169.421
1985 1.675 839.245 5.742 1.792.972 7.417 2.632.217
1986 1.165 539.959 7.634 2.884.438 8.800 3.424.397
1987 3.147 1.258.800 6.081 2.297.651 9.228 3.558.451
1988 611 176.236 11.067 3.470.522 11.678 3.646.758
1989 865 192.277 12.647 3.621.560 13.512 3.813.837
1990 897,5 327.800 33.537,5 9.717.958 34.535 10.045.758
1991 941,0 477.803 40.776 16.353.452 41.717 16.831.255
1992 1240,5 653.039 44.518,5 20.561.722 45.759 21.214.751
1993 802,0 402.450 42.380 16.306.165 43.182 16.708.515
Sumber : Satistik Industri Bagian II, 1982 – 1993 Tabel 5. Konsumsi Na - Bentonit*)
1982 – 1991
Uang Sakti, dan UD Morgan City.
Dalam kurun 1982-1993, komsumsi Ca-bentonit In-
Kedalaman
donesia juga meningkat pesat, terutama di Industri Tahun Konsumsi Jumlah Lubang
minyak goreng, kimia dasar, dan barang galian buku (ton) (ton) Bor (mt)
logam. Tahun 1993, ketiganya mengkonsumsi sekitar
1982 30.207 238 503.458
90,4% dari total konsumsi (43.182 ton). sisanya
dikonsumsi oleh Industri pengecoran, sabun, 1983 32.867 265 547.786
kosmetika, dan mesin jahit. laju pertumbuhan 1984 24.785 214 413.092
tahunan konsumsi di Industri-industri tersebut adalah 1985 25.835 220 430.593
32,7%. di samping itu, makin banyak pemakaian
bahan baku yang berasal dari dalam negri (Tabel 3 1986 18.157 147 302.620
dan 4). 1987 11.217 93 186.959
1988 16.430 135 273.835
Walaupun priduksi Na-bentonit sudah ada tetapi
1989 15.115 117 251.918
dalam penggunaannya diperkirakan masih terdapat
kendala, terutama swelling index yang masih kurang, 1990 16.555 123 275.918
dan apabila dipakai untuk pengeboran diperlukan 1991 16.212 130 270.204
jumlah yang lebih besar daripada Na-bentonit impor.
Data Na-bentonit diperoleh berdasarkan kegiatan Keterangan : *) Perkiraan berdasarkan pengeboran minyak
pengeboran eksplorasi minyak bumi dan geother- bumi dan geothermal
mal yang mengkonsumsi Na-bentonit paling banyak.
Asumsi yang dipakai adalah bahwa setiap meter jumlah produksi minyak, tahun-tahun sebelumnya.
kedalaman pengeboran berdiameter 6-8 inci baru tahun 1988, kegiatan pengembangan eksplorasi
memerlukan Na-bentonit 60kg, dengan hasil terutama pada pengeboran geothermal dimulai
perhitungan seperti tercantum pada (tabel 5). kembali dan pemakaian Na-bentonit meningkat
Perkembangan konsumsi Na-bentonit tahun 1984- kembali.
1987 menurun karena adanya kuota OPEC terhadap
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 9
Harga di Propinsi
Tahun Jakarta Jawa Barat Jateng dan Jawa Timur Luar Jawa Rata-rata
DI Yogyakarta
1985 240 200 233 191 419 256
1986 240 202 260 191 436 266
1987 276 203 228 192 419 264
1988 236 202 228 203 423 258
1989 236 214 231 203 388 255
1990 237 217 232 207 414 261
1991 238 222 232 209 420 264
1992 238 226 240 212 425 268
Indonesia Malaysia
Tahun
Produksi Ekspor Konsumsi KbMG PMS PMS KbMg
1994 144.379 7.004 7.044 51.300 23.327 4.098,00 7.202 210.068
1995 179.795 110.780 7.478 69.015 26.546 4.731,00 7.596 221.56
1996 190.881 113.959 8.075 76.922 30.209 5.182,85 7.814 227.918
1997 202.828 117.226 8.789 85.602 34.378 5.677,85 8.038 234.452
1998 216.197 120.595 9.640 95.602 39.122 6.220,12 8.269 241.190
1999 219.188 124.066 10.656 95.122 44.521 6.814,19 8.507 248.132
2000 244.575 127.624 11.869 116.951 50.665 7.465,00 8.751 255.249
minyak sawit dan proyeksi dari kedua negara mencapai 127.600 ton.
tersebut (Tabel 7).
Namun satu hal yang patut diketahui, yaitu selama b. Faktor Kendala Usaha Industri
ini Malaysia mengimpor bentonit dari Amerika Serikat Pertambanagan Bentonit
dan India. Indonesia yang memiliki cadangan bentonit
sebesar 380 juta ton dan kebanyakan dari jenis Pada akhir pelita V atau memasuki tahap pelita VI,
bleaching clay, sebetulnya mempunyai peluang Departemen Perindustrian memperkirakan bahwa
mengekspor bentonit ke Malaysia (Tabel 8). produksi bentonit sekitar 308.940 ton, tetapi tidak
tercapai. Tahun 1994 produksinya hanya mencapai
Dalam hal ini, kemungkinan bleaching power produk sekitar 144 ribu ton.
Ca-bentonit Indonesia yang rendah merupakan salah Beberapa faktor yang mempengaruhi hal di atas
satu kendala utama. Apabila dipaksakan perlu lebih adalah :
banyak bahandinilai lebih rendah daripada bentonit – Tidak ada investor yang berani membangun pabrik
Amerika Serikat atau India. pengolahan bentonit dan sulit didapatnya tenaga
pengolah siap pakai di Indonesia.
Pemakaian pada Industri Kimia dasar juga – Penelitian dan rekayasa rancang bangun untuk
mempunyai prospek cukup baik dalam pemakaian pengolahan Ca-bentonit yang sesuai dengan
Ca-bentonit. Tahun 1993, Industri ini mengkonsumsi kondisi endapan di dalam negeri tidak
12.262 ton, terbesar kedua ini Indonesia setelah berkelanjutan.
industri minyak goreng. industri lainnya meskipun – Penambangan baru diarahkan terhadap endapan
dalam jumlah tidak banyak diperkirakan relatif stabil, bentonit berkadar penyerap yang tinggi.
yaitu industri sabun, kosmetika, mesin jahit, dan – Proses aktivasi Ca-bentonit banyak memakai
pengecoran logam. asam sulfat yang bersifat korosif terhadap alat
Jumlah penduduk Indonesia merupakan pasar logam besi dan baja dan dapat menghasilkan
potensial bagi produk minyak goreng didalam negeri. limbah berbahaya bagi lingkungan tempat
Sampai saat ini, diperkirakan minyak goreng yang pembuangan. Dalam proses kation Ca -bentonit
berkualitas baik masih terbatas dikonsumsi oleh nanjadi Na -bentonit terdapat kendala dalam
masyarakat tertentu. memperoleh bahan kimia yang akan digunakan
Sejalan dengan bertambah baiknya pola hidup untuk menambahkan swelling ideks viskositas.
masyarakat, kebutuhan terhadap minyak goreng
berkualitas baik di masa mendatang di perkirangan Yang menarik adalah naiknya konsumsi bentonit
akan terus meningkat. Dalam hal ini, peranan untuk penjernihan tidak memberikan nyata terhadap
bentonit dalam proses pengolahan minyak sangat kenaikan harga. Keadan ini disebabkan cukup
penting, sehingga kebutuhan Ca-bentonit pun akan tersedianya cadangan bentonit di pulau Jawa, dan
terus bertambah. membuktikan adanya persaingan harga bentonit di
Pesaing Indonesia dalam hal pemasaran ekspor luar negri adanya perbedaan harga lebih banyak
(terutama ke Malaysia) dalam Filipina, yang dip[engaruhi oleh ongkos transportasi. rendahnya
mempunyai jumlah cadangan sebesar 14 juta ton, harga Ca -bentonit Indonesia daripada harga bentonit
juga jarak yang lebih dekat. impor karena selama ini produksi bentonit
Dengan adanya peluang tersebut, proyeksi kebanyakan masih berupa bahan mentah.
pemasokan dan permintaan bentonit Indonesia
sampai tahun 2000 diperkirakan akan mencapai Pemakaian bentonit aktif di industri minyak goreng
angka seperti tertera Tabel 9. berakibat harga bentonit menjadi lebih tinggi dari
Proyeksi tersebut dibuat dengan harapan Indone- bentonit impor. dengan kata lain, belum ditemukan
sia sudah dapat mengeskpor bentonit ke Malay- cara pengolahan denga ongkos murah dan dapat
sia paling sedikit 50% untuk kebutuhan pengolahan menghasilkan produk bentonit berkualitas setara
minyak sawitnya. dengan kadar bentonit impor.
– Produksi bentonit tahun 2000 diperkirakan Faktor lain yang mempengaruhi perkambangan
seluruhnya sebesar 116.950 ton, dengan sekitar industri bentonit di Indonesia adalah :
50% digunakan untuk pengolahan minyak sawit,
yaitu sebesar 50.665 ton. – Jumlah perusahaan pertambangan dan
– Sementara itu untuk ekspor tahun 2000 akan pengolahan bentonit sebagian besar berlokasi di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 12
Pulau Jawa; hal yang sama terjadi pada Untuk dapat menunjang kebutuhan Na-bentonit di
penyebaran penduduk Indonesia. oleh karena itu Indonesia, beberapa upaya yang perlu dilakukan,
kebanyakan pabrik minyak goreng berada di antara lain :
Pulau. Jawa, sehingga produsen tambang di
pulau Jawa tidak dapat bersaing dengan di pulau – Peningkatan kegiatan eksplorasi terhadap
Jawa karena tingginya ongkos transportasi. kemungkinan adanya cadangan Na-bentonit yang
besar.
– Penambangan baru diarahkan kepada endapan – Sistem informasi mineral industri
berkadar menyerap tinggi. (golongan C) sebagai sumber informasi bagi para
investor dalam kaitannya dengan pengusahaan
– Adanya material subtitusi seperti fullers earth, pertambangan, seperti cadangan, dan pasokan
piropilit, dan lain-lain, dengan potensi yang cukup permintaan komoditi mineral. Dalam hal ini,
besar dan mudah dijangkau, tidak mistahil akan ARDCMR dapat sebagai sarana/fasilitas pusat
merupakan saingan dan kendala bagi distribusi dan pertukaran informasi mineral.
pengembangan usaha perkembangan bentonit. – Peningkatan penelitian dan pengembangan
6. PENUTUP teknologi pengolahan bentonit berkadar rendah
dengan biaya yang murah yang berkelanjutan;
Di kawasan ASEAN, Malaysia dan Indonesia
termasuk negara produsen utama minyak sawit DAFTAR PUSTAKA
dunia. sementara itu, Malaysia menginfor Ca -
bentonit dari Amerika Serikat dan India yang tahun 1. Adjat Sudradjat, M. Arfin, Prospek Pengusahaan
1993 mencapai 199.000 ton. Bentonit di Indonesia, PPTM, Bandung, 1996.
Indonesia, dengan jumlah cadangan bentonit lebih 2. Anonim, Statistik Industri, Bag. II, Biro Pusat
dari 380 juta ton dan umumnya dari jenis kalsium Statistik, Jakarta, 1982 -1992.
mempunyai peluang pengusahaan Ca -bentonit yang
cukup terbuka, baik untuk pemakaian di luar negri 3. Anonim, Statistik Perdagangan Luar negeri
maupun untuk ekspor ke Malaysia dan negara (Ekspor dan Impor), Biri Pusat Statistik, Jakarta,
lainnya. Sampai saat ini, ekspor bentonit Indonesia 1982 - 1994.
ke Malaysia masih nihil.
4. Anonim, Peranan Bahan Galian Industri dalam
Adanya peluang tersebut, Indonesia perlu Pembangunan, Lokakarya Direktorat Jenderal
memvbangun pabrik pengolah Ca- bentonit dengan Geologi dan Sumberdaya Mineral, Jakarta, 29
kemampuan bleaching yang cukup tinggi (min. 65%) Maret - 1 April 1975, Lampiran 4.20. A, Bentonit.
selama ini, dari hasil survai menunjukan bahwa
kemanpuan bleaching bentonit dalam negri baru 30%. 5. Anonim, An Overview : The Malaysian Mineral
Indusrtriy, 1994.
Apabila Indonesia dapat mebgekspor Ca -bentonit
ke Malaysia paling sedikit 50% dari kebutuhan 6. Anonim, The Philippine Market For Industry Min-
bentonit Malaysia, maka produksi Ca-bentonit Indo- erals, 1994
nesia sampai tahun 2.000 diperkirakan akan
mencapai antara 180 -245 ribu ton, masih dibawah 7. Anonim, Overview of the Mineral Industry of Thai-
kapasitas produksi sebesar 308,9 ribu ton. land, 1994.
Dalam hal pemasaran ekspor, Filipina dengan 8. Hadiprayitno, M. Faktor-faktor yang berpengaruh
cadangan bentonit sebesar 24 juta ton merupakan pada produksi Ca-Bentonit di Indonesia, Thesis
pesaing kuat dikawasan ASEAN, terutama ekspor Bandung, 1987.
bahan bakunya ke malaysia. di Indonesia peluang
permintaan akan di tentukan oleh industri minyak 9. Komar P.A, Penjernihan Minyak Nabati dengan
goreng, terutama dilihat dari pola kehidupan yang Bentonit dari Nanggulan, PPTM, Bandung, 1981.
semakin mapan dan jumlah penduduk yang besar.
Industri lainnya yang mempunyai prospek permintaan 10. Lefond, Some Properties of the Major Mineral
cukup baik adalah industri kimia dasar. Fille, hal 239, Industrial Mineral and Rock 4 th.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 13
11 DOLOMIT
Oleh : Suhendar
Dolomit yang baru dikenal sejak tahun 1882, Batuan ini merupakan batu kapur yang sebagian
merupakan variasi batu gamping yang mengandung dari unsur kalsiumnya diganti oleh magnesium.
>50% karbonat. Istilah dolomit pertama kali Kandungan unsur magnesium menentukan nama
digunakan untuk batuan karbonat tertentu yang dolomit tersebut. Misalnya batu kapur yang
terdapat di daerah Tyrolean Alpina (Pettijohn. F.J. mengandung ± 10% MgCO 3 disebut kapur
1956). Dolomit dapat terbentuk, baik karena proses dolomitan, sedangkan bila mengandung 19%
primer maupun sekunder. MgCO3 disebut dolomit (Tabel 1 dan Gambar 2).
Secara sekunder, dolomit umumnya terjadi karena 2.3 Potensi dan Penyebaran
proses pelindian (leaching) atau peresapan unsur
magnesium dari air laut ke dalam batu gamping, Tushadi (1990) menyatakan bahwa penyebaran
atau yang lebih dikenal dengan proses dolomitisasi, dolomit yang cukup besar terdapat di Sumatera
yaitu proses perubahan mineral kalsit menjadi Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur
dolomit. Selain itu, dolomit sekunder dapat juga dan Madura, Timor Timur, dan Irian Jaya. Selain itu,
terbentuk karena diendapkan secara tersendiri sebenarnya dolomit juga tersebar di daerah lain,
sebagai endapan evaporit. namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil, dan hanya
berupa lensa-lensa pada endapan batugamping.
Pembentukan dolomit sekunder dapat terjadi karena
beberapa faktor, di antaranya adalah tekanan air yang a. Provinsi Jawa Barat
banyak mengandung unsur magnesium dan prosesnya
berlangsung dalam waktu lama. Dengan semakin tua Dijumpai di daerah Cibinong, Bogor yaitu di Pasir
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 135
Air Laut
Presipitasi
Biokimia
Presipitasi kimia
Dolit Gua-gua Dolomit
Lumpur arogonit Cangkang Invertebrata
Diagenesis Diagenesis
Gamping Biostromal
Kalsilutit Butiran Pengayaan
dan Biohermal
Diagenesis
Kalkarenit Eksolusi
3.2 Penambangan
Gambar 3. Bagan Alir Pengolahan Dolomit
Penambangan batuan dolomit di Indonesia
umumnya dilakukan dengan cara tambang terbuka Keterangan :
dengan metoda kuari. Tanah penutup (overburden)
yang terdiri dari tanah liat, pasir dan koral dikupas A = Penghancuran B = Pengayakan
terlebih dahulu. Pengupasan dapat dilakukan C = Penyimpanan D = Pembakaran
E = Produk F = Pertanian, Penyaring,
dengan menggunakan bulldoser atau power scraper. G = R.R. Cars Pengisian
Penambangan dilakukan dengan cara konvensional
dan mekanis. 1 = Tambang 11 = Elevator
2 = Penghancur lubang 12 = Pengayak Ganda
buka 3 inch
3.3 Pengolahan 3 = Ban berjalan (24x76) 13 = Bak penyimpanan
75 ton
Pengolahan dolomit dilakukan dengan cara yang 4 = Tempat Penumpukkan, 14 = Bak penyimpanan 800
sederhana pula. Bongkah-bongkah dolomit hasil kap. 480 to ton
5 = Ban berjalan 60 tph 15 = Ban berjalan
dari penambangan diangkut ke unit pengolahan. 6 = Penghancur, lubang 16 = Konveyor
Kemudian bongkah-bongkah dolomit tersebut buka 1 inchi
direduksi ukurannya dengan mengguna-kan alat 7 = Konveyor 17 = Konveyor
pemecah batu, hasil proses ini selanjutnya digiling 8 = Pengayak Ganda lubang 18 = Tempat penyimpanan
buka 1/2-line (6.500t) 9 = Penggiling
untuk mendapatkan dolomit yang berukuran halus palu
(tepung) dengan ukuran tertentu yang disesuaikan 9 = Elevator mangkok
dengan permintaan. 10 = Traylor rolls 20 = Pembakar putar
keasaman yang ditimbulkan oleh penggunaan sumber magnesium. Pada tanah-tanah masam
pupuk seperti urea. Dolomit menetralisasi unsur yang banyak terkandung adalah Mn dan
keasaman tanah melalui pertukaran ion, dan kation Fe serta kekurangan unsur Mg, yang
kalsium dan magnesium menghilangkan ion mengakibatkan tanaman tidak dapat
hidrogen di dalam tanah. Berdasarkan hasil mengasimilasi CO2 .
penelitian proses ini akan meningkatkan sekitar
15 – 40% produksi tanaman (Kamprath. E. and Dengan pemberian dolomit, pH tanah akan
meningkat sehingga unsur-unsur N, P dan K akan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 139
menjadi semakin baik. Pada pemberian pupuk tanah bereaksi netral sampai alkalin.
amonium (Urea dan DAP) dan Kalium (KCl atau
ZK) yang terlalu banyak, akan menyebabkan tanah b. Semen Klinker Mortar
kekurangan unsur Mg. Pemberian pupuk nitrogen
mempunyai kecenderungan menciptakan suasana Penambahan dolomit sampai 40% terhadap se-
asam. men mempercepat hidrasi semen (Soroka and
Setter, 1977). Butiran halus dolomit berkisar
Dolomit terbukti lebih dapat menaikkan pH tanah 1.150 hingga 10.300 cm 2 /g. Untuk membuat
dengan nyata bila dibandingkan dengan Kieserit, semen portland, material halus dolomit ini
tetapi tidak berbeda nyata terhadap kandungan C- ditambahkan dengan rasio 1 : 2,75 ke mortar,
organik, N-Kjeidahl dan P-Bray 2, K-tukar, dan yang secara alamiah membentuk pasir silisius
KTK tanah. Dolomit sudah sejak lama diperguna- dan yaitu dolomit yang perbandingan harganya
kan sebagai pupuk magnesium untuk berbagi saat ini 1 : 6.
jenis tanaman semusim ataupun tahunan
(Collings, 1955; Donahus et al dalam P. Mempunyai berat jenis mendekati 2,63 g/cm3
Simatupang). Kandungan dolomit antara 10 – 40% dari berat
semen akan merubah volume pasir, rasio air antara
Penggunaan dolomit sebagai pengganti Kieserit 30 : 70. Dari hasil penelitian ternyata dolomit
akhir-akhir ini meningkat karena subsidi pupuk dengan batu gamping pun pada dasarnya
dikurangi pemerintah termasuk Kieserit, MgSO4 menghasilkan nilai yang hampir sama.
H2 O. Dengan naiknya harga pupuk, pemakai
pupuk cenderung memilih yang lebih murah. c. Klinker Dolomit
Penggunakan bahan baku dalam negeri akan dapat Untuk pembuatan klinker dolomit (Mamykin dan
menghemat devisa per tahun kurang lebih sebesar Ivanova 1971) memerikan bahwa spesifikasi dolomit
US $ 9 juta dan sekaligus mengembang-kan yang dapat digunakan adalah :
industri dalam negeri dalam rangka memberi
kesempatan kerja (Soepardi, 1985, Simatupang, CaO 32,51%
1989). MgO 20,59
SiO2 Sedikit
Karena pupuk dolomit bersifat alkalis dan termasuk Fe2 O3 0,13
salah satu jenis bahan kapur pertanian maka Al2 O3 0,05
penggunaan terus-menerus menurunkan TiO2 0,04
kemasaman tanah, atau meningkatkan pH tanah. LOI 46,25
Perubahan sifat tanah ini dapat menyebabkan
beberapa unsur hara makro dan mikro, terutama Dolomit dipanaskan dan ditambahkan kalsium
P, K, Cu dan Zn menjadi tidak tersedia atau florida pada temperatur 1.500°C memperlambat
penyerapannya oleh akar tanaman akan terganggu hidrasi dan mempercepat kristalisasi MgO.
(Rajagukguk, 1984; Soepardi, 1985).
d. Dempul Rekahan
Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan
dolomit sebagai pupuk Mg untuk tanaman Selain batu gamping, dolomit atau campuran
perkebunan belum sepenuhnya diketahui dan perlu keduanya dapat juga dimanfaatkan untuk dibuat
diteliti lebih jauh. Penelitian yang perlu dempul sebagai penyemen rekahan-rekahan pada
mendapatkan prioritas antara lain adalah : kayu. Komposisi untuk dempul ini, kandungan
dolomitnya sekitar 85% dari kesuluruhan. Untuk
a. Kehalusan butir, filler kandungan dolomitnya kurang dari 95%
b. Jenis dan kadar unsur yang terkandung, harus lebih kecil dari 150 mikron dan bila kurang
c. Metode analisis pupuk untuk menduga dari 50% dari beratnya harus lebih kecil dari 53
keefektifan dolomit bagi tanaman perkebunan, mikron.
d. Kemungkinan penggunaan dolomit untuk 4.2 Dolomit Kalsinasi
berbagai macam tanaman perkebunan pada
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 140
Dewasa ini industri hilir pemakai refraktori di Indo- Magnesit dan dolomit selain dibuat bata juga
nesia semakin meningkat, sedangkan untuk sebagai mortar, pembuatan bata magnesit dapat
memenuhi kebutuhan konsumsi refraktori masih disingkat sebagai berikut :
harus diimpor walaupun produksi refraktori di In-
donesia sudah memberikan andil, namun masih a. Kalsinasi bahan mentah untuk menghilangkan
dalam jumlah terbatas, yaitu dengan perbandingan CO2 nya, hal ini dapat dikerjakan :
produksi dalam negeri dan dari impor rata-rata
berkisar 1 : 2. – Dengan temperatur 129 – 188°F akan terjadi
disosiasi MgCO3 – MgO + CO2 Sifat MgO
Bahan mentah tahan api bukan lempung (non clay yang masih bereaksi dengan air (H2 O) dan
refractory) diantaranya adalah dolomit, bauksit, SO2. Dapat bereaksi dengan MgCl2 sehingga
korundum dan lain-lain. menghasilkan bahan yang kompak. Prinsip
ini dipakai untuk pembuatan barang tahan
Dolomit adalah batuan karbonat yang banyak api yang tidak dibakar.
mengandung mineral CaCO3 .MgCO3 , secara teoritis
komposisinya adalah : – Bahan dipanaskan hingga suhu 2.642 –
3.272°F hingga membentuk MgO dibakar
CaO : 30,4%
mati (periclase). Periklas ini sudah tidak
MgO : 21,9%
mempunyai sifat seperti MgO dibakar
CO2 : 47,7%
rendah. Untuk menurunkan temperatur
Dolomit biasanya banyak digunakan untuk hingga dihasilkan periklas ini dapat dicapai
pembuatan barang tahan api, yang digunakan dalam dengan penambahan Fe3 O4 sebanyak 4 –
industri baja karena bahan ini sangat mudah didapat 8%.
dan murah. Akan tetapi, karena CaO dalam dolomit
sangat sukar dibakar mati (dead burn) maka b. Bahan yang sudah dikalsinasi ini digiling
penggunaan bahan ini tergeser oleh magnesit. dengan dry pan atau roller mill hingga mencapai
butiran 6 mesh.
Persyaratan dolomit untuk bata tahan api ini adalah
sebagai berikut : c. Hasil saringan ditambah dengan air 5 – 7%
dan perekat organik dicampur dengan
MgO : min. 19% menggunakan wet pan.
SiO2 : maks. 2%
R2 O3 (Al2 O3 + Fe2 O3 +Mn3 O4 ) : maks. 2% d. Bahan campuran dibentuk dengan tekanan
tinggi, setelah itu dikeringkan dalam
Dolomit adalah salah satu bahan pembentuk barang pengeringan terowongan.
tahan api basa, tempat barang tahan api basa
tersebut ada beberapa jenis, yaitu : magnesit, e. Bata mentah ini kemudian dibakar dalam
dolomit, krom, krom magnesit (kadar krom lebih
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 143
tungku selama 18 – 21 hari pada temperatur dan tidak mengandung air, dikenal dengan nama
2.075 – 2.768°F. Vienna Lime, merupakan bahan penggosok pada
beberapa macam logam dan mutiara. Bahan ini
Untuk pembuatan barang tahan api diklasifikasikan terutama dipakai sebagai bahan penggosok dan
menurut komposisi kimia dalam tiga tingkat mutu pembersih barang atau logam yang dipernekel,
sebagai berikut : supaya unsur nikel dapat lebih melekat.
Penyebaran panas pada tanur metalurgi harus baik, 5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
maka dolomit yang akan digunakan harus memiliki
sifat-sifat : 5.1 Perkembangan
dan bahan dasar besi dan baja dengan total volu- meningkatkan kapasitas produksi atau melakukan
me pada pada tahun 1986 sebesar 91.975 ton dan penambangan di lokasi yang baru.
naik terus menjadi 184.223 pada tahun 1993.
No. Sektor 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993
7. Soepraptoharjo, M., Soil Classification in In- 12. _____, Statistik Perdagangan Luar Negeri,
donesia, Soil Rest. Ist. Bogor, 1979. Impor, Biro Pusat Statistik, 1986 – 1990.
8. Suhendar, Dolomit (Perkembangan dan 13. _____, Statistik Indonesia, Biro Pusat Statistik,
Prospeknya). Pusat Penelitian dan Pengem- 1986.
bangan Teknologi Mineral, Prospek Pengem-
bangan Pusat Informasi Mineral, 1994. 14. Thampan, P.K., Handbook on Coconut Palm,
Oxford & IBM Publishing Co., 1981.
9. _____, Batugamping dan Dolomit di Indone-
sia, Hasil Lokakarya, Peranan Bahan Galian
Industri dalam Pertambangan, 29 Maret – 1
April, PPTM, Bandung, 1978. *****
12 FELSPAR
Oleh : Yudi Mandalawanto
rumus umum MZ4 O8 . M adalah kation K+, Na+ kalsium. Sebaliknya anortiti (Ca-felspar) tidak
atau Ca2+, kadang-kadang ada juga Ba2+ dan pernah berasosiasi dengan unsur kalium. Felspar
NH4+. Komponen Z adalah kation-kation Al3+ dan partitik dan felspar albit adalah felspar
Si4+, tetapi sebagian digantikan oleh Fe3+. Dengan komersial.Untuk membedakan alkali felspar dari
demikian berdasarkan keterangan pada Gambar felspar plagioklas dapat dilakukan dengan
1, maka komposisi kimia felspar murni adalah menggunakan asam fluorida serta larutan natrium
seperti pada Tabel 1. kobaltnitrit, dan dengan bantuan mikroskop akan
Di alam sulit ditemukan felspar ideal dengan terlihat permukaan kalium felspar berwarna kuning
komposisi seperti Tabel 1. Hampir semua kalium cerah dan permukaan felspar plagioklas berwarna
felspar mengandung unsur natrium baik terinklusi m e rah. Cara ini sering disebut dengan teknik stain-
atau interlock dengan albit yang disebut felspar ing (pewarnaan). Kemudian cara fisika biasanya
partitik. Demikian pula albit selalu mengandung dilakukan dengan menggunakan difraksi sinar-x.
sejumlah kecil campuran unsur kalium dan unsur 3. PERTAMBANGAN
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 148
Penambangan selanjutnya dilakukan dengan sistim Cara pengolahan yang sudah umum dilakukan
teras (bench system) seperti Gambar 2, dengan terhadap jenis batuan felspar yang telah mengalami
ketinggian dan lebar teras 3 x 5 m. Sistem ubahan adalah proses penghilangan lanau
penambangan ini dapat menghasilkan suatu front (desliming) dikombinasikan dengan proses flotasi
penambangan yang aman dan memudahkan buih (froth flotation). Flotasi buih adalah proses
pekerjaan selanjutnya. Lapisan tanah penutup atau yang memanfaatkan media gelembung udara untuk
endapan felspar yang berkualitas rendah dibuang/ mengapungkan secara selektif mineral yang bersifat
dipindahkan ke suatu tempat yang tidak mengganggu hidrofobi. Selain gelembung udara, proses flotasi
jalannya penambangan. membutuhkan pereaksi kimia seperti pengatur pH,
surfaktan, dan pembuih. Proses ini dapat
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 149
menghasilkan produk-produk berkadar tinggi seperti cara flotasi buih berlangsung pada pH asam dengan
felspar, kuarsa, dan mika secara terpisah. menggunakan pereaksi asam hidrofluor (HF). Namun
saat ini di Jepang telah dilakukan uji coba proses
Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, flotasi tanpa HF bahkan prosesnya berlangsung
dan negara-negara Eropa, pengolahan felspar dengan pada pH mendekati normal, sehingga menjadi lebih
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 150
murah dan dapat mengurangi pencemaran limbah. a. Felspar untuk pembuatan badan keramik halus
Keberhasilan dari proses flotasi buih ditentukan oleh
faktor-faktor seperti derajat liberasi, jumlah, dan SNI No. 1145 – 1984
jenis pereaksi kimia.
Felspar untuk
1 2,00 – 2,99
4. SPESIFIKASI DAN KEGUNAAN 2 3,00 – 3,99
3 4,00 – 4,99
Mutu felspar ditentukan oleh kandungan oksida 4 5,00 – 5,99
kimia K 2 O dan Na2 O yang relatif tinggi (di atas 6%), 5 6,00 – 6,99
oksida Fe2 O3 , dan TiO2 .
Pencampuran
(blending)
Kasar
Rod mill
Ayakan getar
Conditioner 1
H2 SO4 sulfonat MIBC
pH 2,5 – 3,0
Flotasi oksida
besi/mika
HF –
Conditioner 2
Pengeringan Amine asetat –
pH 3,0 – 3,5
MIBC –
Pengeringan Pengeringan
Gambar 3. Bagan Alir Pengolahan Felspar yang Umum Digunakan di Luar Negeri
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 152
Pemakaian felspar pada industri dalam kurun waktu Melihat potensi dan besar cadangan yang tersebar,
pengamatan (Tabel 3 dan Gambar 5) meningkat serta sedikitnya perusahaan felspar, sebenarnya
setiap tahunnya, yaitu dari 6.657 ton pada tahun komoditas ini berpeluang untuk dikembangan,
1977 menjadi 33.318 ton pada tahun 1990, dan sedangkan faktor teknologi merupakan kendala yang
terjadi lonjakan mulai tahun 1991 akibat adanya cukup besar dalam pengusahaan felspar, karena
pertumbuhan industri pemakai felspar. Secara selama ini penambangan masih dilakukan secara
keseluruhan konsumsi felspar mengalami kenaikan sederhana dan produk yang dihasilkan masih dalam
dengan laju pertumbuhan 21,30% setiap tahunnya. bentuk bongkah. Di samping itu, dengan adanya
mutu felspar yang bervariasi dan tidak konsisten,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 154
Indonesia
1. Lampung 64,91 13,45 0,17 0,03 0,21 – 11,91 3,86
2. Sumut 86,00 8,75 0,16 0,04 0,31 0,31 3,14 1,45
3. Banjarnegara (Jateng) 77,00 12,25 0,68 0,11 0,02 0,10 5,95 2,18
4. Ludoyo (Jatim) 74,30 11,36 1,01 – 0,33 0,05 4,50 7,41
5. PT Artomoro (Kab. Blitar) 69,79 16,60 1,65 0,30 0,42 0,69 7,23 0,13
6. PT Jaya Murni (Kab. Lebak) 68,82 16,91 0,54 2,56 0,75 0,67 1,50 8,21
Impor
1. USA 68,00 17,50 0,10 – – 0,50 2,00 11,50
2. Canada 66,50 17,30 0,10 – 0,15 – 2,00 13,00
3. Jerman 72,60 15,00 0,20 – 0,40 0,40 – 11,40
4. Inggris 73,80 16,00 0,40 – 2,30 0,10 – 7,40
5. India
a. Supergrade 62,40 19,37 0,19 – 1,05 0,19 12,33 3,89
b. Standar 63,58 18,62 0,10 – 0,82 0,78 11,56 3,75
6. RRC 67,68 16,82 0,39 – 0,75 1,21 7,48 4,74
mengakibatkan kualitas bahan belum sepenuhnya spar dalam bentuk tepung yang disesuaikan dengan
memenuhi Standar Nasional Indonesia. Oleh karena spesifikasi yang dibutuhkan oleh industri pemakai.
itu, perlu adanya teknologi industri pengolahan fel-
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12
11 –– 156
156
Ditinjau dari segi pemasokan dan permintaan, tetap spar, dengan tujuan memperoleh berbagai macam
belum mencapai keseimbangan. Hal ini disebabkan manfaat yang cukup layak dan untuk mendapatkan
oleh data di sektor konsumsi belum mencerminkan gambaran apa saja yang mungkin dikemudian hari.
keadaan sebenarnya. Namun, apabila melihat Dalam pengkajian aspek keuangan diperhitungkan
perkembangan sektor industri (produksi dan ekspor beberapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk modal
keramik dan porselein) yang saat ini telah memasuki tetap dan modal kerja/operasional sehari-hari. Modal
perkembangannya yang cukup pesat (Tabel 4), tetap meliputi tanah, gedung/bangunan lain, mesin/
mengakibatkan kebutuhan akan bahan baku felspar peralatan, dan kendaraan lapangan. Sedangkan
semakin meningkat pula. Kemungkinan inilah yang modal kerja/operasional yang diperlukan untuk
mengakibatkan impor felspar tetap tidak bisa memutar roda operasional sehari-hari meliputi : bahan
dihindari, di dalamnya terdapat jenis leucite yang penolong, bahan bakar, gaji dan upah, dan lain-lain.
merupakan bahan substitusi felspar untuk keramik. Perubahan mengenai penilaian investasi proyek
Oleh karena itu, melihat kondisi di atas, diperkirakan penambangan felspar menggunakan konsep nilai
komoditas felspar cukup prospek untuk dikembangkan. waktu uang (time value of money ) dengan
mendasarkan pada proceededs (cash flow) yang
didiskontokan atas dasar biaya modal (cost of capi-
6. KRITERIA INVESTASI tal) dan beberapa kriteria keuntungan seperti Net
Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
Investasi dalam mengembangkan komoditas fel- dan Payback Period (PP).
Kapasitas Produksi
No. Jenis Industri
1986 1990 1993*)
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang Besarnya kebutuhan investasi adalah Rp 1,1 milyar
investasi dengan nilai sekarang penerimaan- yang dipenuhi dari Rp. 550 Juta pinjaman Bank
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. dengan tingkat bunga 20%, waktu pengembalian
Untuk menghitung nilai sekarang tersebut perlu pinjaman selama 10 tahun. Rincian biaya yang
ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang harus dikeluar kan untuk tingkat produksi 10.000
dianggap relevan. Apabila nilai sekarang penerimaan ton/tahun dapat dilihat pada Tabel 5, sedangkan
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang biaya operasional tahunan dapat dilihat pada Tabel
lebih besar daripada nilai sekarang investasi, maka 6.
proyek dikatakan menguntungkan. Sedangkan
apabila lebih kecil (disebut NPV negatif), proyek Dalam menghitung aliran kas tahunan (annual
dinilai tidak menguntungkan. Adapun rumus NPV cash flow) hanya diperhitungkan semua kejadian
adalah yang berbentuk kas, sehingga unsur depresiasi
(tidak berbentuk kas) dijadikan sebagai unsur
n -t n -t
NPV = Í Bt(1 + i) – Í Ct(1 – i) penambah dari keuntungan tahunan. Dari hasil
t=1 t=0
perhitungan diperoleh besarnya aliran kas sebagai
NPV = nilai bersih (keuntungan) saat sekarang; berikut :
B(t) = total penerimaan (benifit) dari periode t;
C(t) = total biaya yang dikeluarkan pada waktu t;
(1+i)-t = PWF (present wort factor) atau discount Tabel 5. Rincian Dana Investasi untuk Tingkat
factor. Produksi 10.000 ton/tahun
Variable Cost
1. Gaji karyawan produksi 200.000,00
2. Bahan penolong 100.000,00
3. Bahan baku 300.000,00
4. Bahan bakar 45.000,00
5. Telepon 5.000,00 650.000,00
Fixed Cost
1. Gaji karyawan di luar kas produksi 75.000,00
2. Penyusunan alat dan bangunan 155.000,00
3. Perawatan 25.000,00
4. Asuransi 10.000,00
5. Biaya administrasi dan umum 50.000,00
6. Bunga kredit 110.000,00
7. Reklamasi 25.000,00 450.000,00
pasar, perubahan harga yang cenderung menurun Tabel 7. Perubahan Indikator Profitabilitas
dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu dibahas sebagai Akibat Penurunan Harga
kondisi ketidakpastian tersebut dalam analisis
kepekaan/sensitivitas. Indikator Profitabilitas
Harga
Analisis Kepekaan (Rp/ton) NPV IRR PP
(Rp.000) (%) (th.bln) PI
Ketidakpastian berarti semakin banyak ke-mungkinan
yang akan terjadi. Karena apabila suatu rencana 175.000,00 66.785,600 42,0 2th 5bl 1,50
proyek akan dihadapkan pada masalah 150.000,00 653.636,570 22,7 3th 6bl 1,04
ketidakpastian dalam penafsiran aliran kas, maka perlu 145.000,00 -68.993,200 16,0 5th 6bl 0,95
diperkirakan kemungkinan kemungkinan yang akan
terjadi bila proyek tersebut sudah berjalan.
1. Balai Besar Industri Keramik, Family Tree, Bahan 10. Ngurah Ardha, Jafril, Bahan Galian Industri Fel-
Galian Industri Untuk Industri Keramik, spar, B.07.95, PPTM, 1995.
Departemen Perindustrian, 1990.
11. Yudi Mandalawanto, Prospek Perkembangan
2. Hartono J.M.V. dan Widad Baraba, Masalah dan Felspar di Indonesia, Tahun 1980 – 1990, Laporan
Prospek Bahan Galian Industri Untuk Keramik, Ekonomi Bahan Galian No. 76, 1990/1991.
1992.
13 FOSFAT
Oleh : Adjat Sudradjat,
Darsa Permana
a. Endapan Fosfat Batuan Beku-apatit Tipe endapan fosfat marin berasal dari himpunan
(Primer) endapan sedimen, seperti serpih, dolomit, rijang,
diatome, garam, dan pasir karbonatan. Sebarannya
Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan sangat luas dan biasanya disusun oleh mineral
oksida fosfatnya terdapat dalam mineral apatit frankolit dengan kandungan fosfat berupa nodule,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 161
kerangka fosfatan (material tulang), dan pasir fisik yang dimilikinya : warna putih atau putih
fosfatan. Contoh jenis ini adalah endapan umur kehijauan, hijau, berat jenis 2,81 – 3,23 dan
Kambrium di Australia, endapan Perm di bagian kekerasan 5 H.
barat Amerika Serikat, endapan Kapur di Colombia,
endapan Eosin di bagian Barat dan Utara Afrika dan 2.3 Potensi dan Cadangan
Timur Tengah, endapan Miosen di Peru, California,
dan di Kara Tau, Uni Soviet. Di dunia, cadangan fosfat berjumlah 12 milyar ton
dengan cadangan dasar sebesar 34 milyar ton.
Endapan lainnya adalah yang terbentuk pada Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah
kontinen stabil atau bagian dalam kontinen. dengan ditemukannya endapan fosfat di Afrika
Biasanya berasosiasi dengan gamping, dolomit, Utara, Barat, dan Timur Tengah. Maroko, dan
serpih, batu pasir glaukonit, seperti endapan pasir Sahara Barat; kemudian CIS, Afrika Selatan,
fosfatan yang terdapat di Tennesse dan serpih Amerika Serikat, China, dan Jordania adalah negara
fosfatan di Arkansas. yang memiliki cadangan fosfat terbesar di dunia
(Tabel 1).
c. Endapan Guano
Endapan fosfat guano terbentuk dari sisa kotoran Tabel 1. Cadangan Fosfat Dunia,
burung laut atau kelelawar yang terhimpun dalam per Januari 1993 (ribu ton)
jumlah banyak. Fosfat guano dapat terubah menjadi
lapisan batuan di bawah koral setelah mengalami
pelindihan, seperti terdapat di Kepulauan Island dan Negara Cadangan Dasar
Nauru, batuan gamping di Pulau Christmas, dan
Amerika serikat 1.230.000 4.440.000
batuan volkanik di Senegal.
Cina 210.000 210.000
Israel 10.000 10.000
Batuan fosfat Guano sebarannya sangat terbatas,
Jordania 90.000 480.000
tidak memiliki pelapisan, dan berwarna gelap. Fosfat
Maroko dan Sahara
yang terbentuk dalam gua mempunyai kenampakkan
Barat 5.900.000 21.440.000
fisik yang hampir sama dengan fosfat yang terdapat
Senegal – 160.000
di daratan.
Afrika Selatan 2.530.000 2.530.000
Tongo – 60.000
Jenis fosfat lainnya adalah koprolit, yaitu kumpulan
Tunisia – 270.000
fosfat yang berasal dari kerangka tulang, gigi, dan
Rusia 1.330.000 1.330.000
lain-lain. Endapan fosfat jenis koprolit mengandung
Lainnya 690.000 2.860.000
sejumlah kecil fosfat, bahkan apabila suatu produksi
dimurnikan, cadangannya dapat menjadi lebih kecil Total 12.000.000 34.000.000
lagi (susut).
Sumber : Mineral Commodity Summaries, 1993
Produksi fosfat dunia dari endapan guano diperkirakan
sekitar 2%.
Pada umumnya, sistem penambangan batu fosfat Dalam hal khusus, pengolahan fosfat memiliki cukup
adalah tambang terbuka. Di beberapa negara tidak banyak variasi, seperti di bawah ini.
jarang diterapkan sistem tambang dalam, seperti di
Rusia, Maroko, Tunisia, Mesir, dan Amerika Serikat. a. Pengeringan dan Penggilingan
Di Indonesia tambang batu fosfat khususnya tipe
guano menerapkan tambang bawah tanah dengan Endapan fosfat dengan kemurnian sangat tinggi
sistem gophering. cukup diolah dengan pengeringan hingga tingkat
kelembaban tertentu, lalu digiling sesuai ukuran
Pada tambang skala besar, dragline menjadi pilihan butir yang diinginkan konsumen.
utama. Apabila lapisan penutup endapan terdiri dari
material padat, pengupasan dapat dilakukan
b. Kalsinasi
dengan peledakan.
Proses kalsinasi dilakukan untuk memperoleh fosfat
Peralatan yang umum digunakan selain dragline,
dengan kandungan Al2 O3 + Fe2 O3 di bawah 4% .
adalah scraper, p i p a (slurry pipe lines ), ban
yang bebas dari zat-zat organik, flour, dan karbon,
berjalan (belt conveyor), bucket wheel excavator
pada temperatur 900 – 950°C.
(BWE), grabbing cranes, truk, dan alat bantu
lainnya. Pada tambang skala kecil seperti yang
dilakukan di Indonesia dipakai alat sederhana c. Pencucian dengan Air
seperti linggis, cangkul, belincong, dan
semacamnya. Pencucian dilakukan terhadap batuan fosfat
berkadar tinggi dan mengandung lumpur yang dapat
3.3 Pengolahan mengakibatkan kadar Al2 O3 dan Fe2 O3 tinggi. Alat
yang digunakan adalah log washer, thickener,
Pengolahan fosfat meliputi penghancuran, ayakan (screen ), cyclone , pompa, dan alat
penghalusan, pencucian, pengayakan, klasifikasi, pengering.
flotasi, dan pengeringan, dan alat bantu penampung
(bin), pompa hisap, cyclone, ban berjalan, grizzly, d. Flotasi
thickener, dan sejenisnya (Gambar 1).
Cara flotasi digunakan terhadap batuan fosfat apatit
Proses pengolahannya adalah sebagai berikut : atau collophanite untuk mengapungkan mineral
ikutannya. Alat yang dipakai adalah an-ionic, car-
Fosfat hasil tambang dimasukkan ke dalam alat boxylic acid atau olieic acid.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 164
Fosfat dari
tambang
Penggerusan
(crusher)
Proses basah
Flotasi
(untuk konsentratnya)
Kosentrat I
Kosentrat II Klasifikasi II
Alat pengering
Pengotor (rotary drier)
Produk
Pelindihan adalah untuk mengurangi kadar MgO – Penambahan asam belerang menghasilkan su-
dalam batuan fosfat tanpa mengurangi kadar per-fosfat normal (0-18-0 sampai 0-20-0).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 165
– Proses kering asam fosforik, H3 PO4 (0-52-0 Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P 2 O5,
sampai 0-54-0) menghasilkan asam superfosforik antara 4 – 42%. Sementara itu, tingkat uji pupuk
(0-68-0 sampai 0-72-0); pupuk cair; superfosfat fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N (nitro-
kadar tinggi (P 2 O5 = 54%). gen), P (fosfat atau P2 O5 ), dan K (potas cair atau
K2 O).
– Penambahan asam fosforik akan menghasilkan
triple superfosfat [pupuk TSP (0-44-0 sampai Pemakaian fosfat untuk pupuk di Indonesia saat ini
0-46-0)], ditambah ammonia menghasilkan mencapai di atas 94%. Fosfat sebagai pupuk alam
monoammonium fosfat [pupuk MAP (11-48-0)], tidak cocok untuk tanaman pangan, karena tidak
dan diammonium fosfat [DAP (18-46-0)]. larut dalam air sehingga sulit diserap oleh akar
tanaman pangan. Fosfat yang digunakan sebagai
– Penambahan fosfat dengan asam nitrat akan pupuk tanaman pangan perlu diolah menjadi pupuk
menghasilkan pupuk nitro-fosfat. buatan.
Penggilingan Pupuk :
Batuan
Fosfat Penambahan H2SO4 - Aplikasi Langsung
Penambahan HNO3 - Super Fosfat Normal
Penambahan H2PO4 - Fosfat Nitrit
- TSP
- Amonium Fosfat
H 2S O4 Amoniasasi
- Aplikasi Langsung
Penurunan
panas
Asam Fosfat
Variasi
Oksidasi dan absorpsi
dalam air
Fosfat Industri Kimia dan
Elemental Makanan
– SSPA (single super phosphate) : Fosfat larut – Fosfat larut dalam asam sitrat 2% (dihitung
dalam air (P 2 O5 min. 13%). sebagai P2 O5 ) min. 30% dari P2 O5 yang larut
– DSPA (double super phosphate) : Fosfat larut dalam asam mineral.;
dalam air (P 2 O5 min. 38%). – Kehalusan 80 mesh min. 90%.
– TSP (triple super phosphate) : Fosfat larut dalam Di pasaran internasional, penilaian kadar P2 O 5
asam sitrat 2% (P 2 O5 min. 43%). ditentukan atas dasar BPL (Bone Phosphate Lime),
– Fosfat Bakar yang identik dengan persen Ca3 (PO4 )2 . Persen BPL
= 2,1853 x persen P2 O5 .
Berdasarkan mutu, fosfat terdiri dari dua jenis :
Untuk sifat fisik dan komposisi kimia fosfat yang
a. Mutu I
diperdagangkan di pasar internasional dapat disimak
– Fosfat larut dalam asam belerang (P 2 O5 min. pada Tabel 3 – 6.
19%);
Persyaratan fosfat untuk pembuatan pupuk yang
– Fosfat larut dalam asam sitrat 2% (P 2 O5 min.
dipakai oleh PT Petro Kimia Gresik adalah :
80% larut dalam asam mineral;
– Kehalusan 80 mesh min. 90%. Fisik
b. Mutu II – Warna : Coklat
– Bentuk : Butiran
– Fosfat larut dalam asam belerang (P 2 O5 min. – Ukuran : + 4 mesh maks. 0,75%
11%); – ( lolos saringan) : + 200 mesh min. 96%.
Fisik
Texture : berpola, bentuk, ukuran, kristalinitas, rekahan
Ukuran : berdimensi kristal dan fragment, ukuran bebas,
Alternation : hancuran karena iklim (weathering), kalsinasi
Kimia
P2 O5 di atas 42%
Rasio CaO : P2 O5 dari 1,32 – 1,61; atau yang lebih rendah (untuk mengurangi konsumsi asam),
Besi dan aluminium : < 3 + 4% dengan P2 O5 /R2 O3 = 20
Magnesium : tingkat P2 MgO = 78
Flourine : Jarak rasio P2 O5 : F dari 6-11 dalam apatit; rasio Si : F harus tinggi
Klorin : 500 ppm
Elemen toksic : kandungan Cd, Hg, Cr, As, Pb, Se, U, dan V rendah
Organic matter : rendah
Potas
Nutrisi Utama Nutrisi Sekundair
Muriate of potash = KCl
Nitrogen Kalsium Boron
KCl = K2 O x 0,61
Fosforus Magnesium Klorin K2 O = KCl x 1,64 atau K x 1,2051
K = K2 O x 1,2046
Potasium Belerang Kobalt
Tembaga
Kalsium fosfat
Besi
Mangan BPL = Bone phosphate of lime
Molibdenum TCP = Tricalsium phosphate
Sodium TPL = Triphosphate of lime
Seng P = P2 O5 x 2,2914 atau BPL x
5,0072
P2 O5 = P x 0,4346 atau BPL x 2,1852
Kimia BPL; TCP; TPL = P x 0,1997 atau P2 O5 x
0,4576
– P2 O5 : 29 – 34% Sumber : The Industrial Minerals Hand Book, 1992
– CaO : 48 – 54%
– H2 O maks. : 3%
– F maks. : 4% 5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
– MgO : 0,4%
– Na2 O maks. : 0,75% 5.1 Perkembangan
– K2 O maks. : 0,25%
– Cl maks. : 0,03% a. Indonesia
– CO2 : 4,5 – 6,0%
– SiO2 : 4,0 – 5,5% Kegiatan pertambangan fosfat di Indonesia masih
– Al2 O3 + Fe2 O3 : 0,3 – 3,0% terbatas di Pulau Jawa dalam skala kecil, walaupun
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 168
indikasi sumber daya fosfat terdapat di Kalimantan Pembangunan berbagai proyek di atas sebagian
Tengah, Sulawesi Tenggara, Timor Timur dan Irian telah menampakkan hasil nyata bahkan cenderung
Jaya. Data tahun 1990 – 1992 mencatat 35 dapat melakukan ekspor komoditi hasil pertanian
perusahaan SIPD (Surat Izin Pertambangan Daerah), tertentu. Di sisi lain, hal ini membuat konsumsi
yaitu di Propinsi Jawa Barat (7), Jawa Tengah (6), pupuk fosfat meningkat.
dan Jawa Timur (22).
Pada tahun 1982, kebutuhan fosfat adalah 328,8 ribu
Produksi fosfat Indonesia dalam kurun 1982 – 1994 ton menjadi 1,97 juta ton tahun 1992, dengan laju
mengalami penurunan, bahkan tahun 1994 hanya pertumbuhan tahunan 25,80%. Tahun 1985
445 ton. Salah satu penyebabnya adalah produksi merupakan awal lonjakan permintaan fosfat Indone-
yang tidak berkelanjutan karena cadangan yang sia, yaitu dimulainya produksi asam fosfat untuk
sedikit dan tersebar, Salah satu pertambangan bahan baku pupuk TSP yang selama ini masih
yang cukup besar (PT IKI) di Jawa Barat mulai diimpor. Nilai konsumsi fosfat pun mengalami
tahun 1996 diperkirakan akan memproduksi fosfat peningkatan, dan pada tahun 1992 mencapai Rp 170
dengan kapasitas sampai 700 ribu ton per tahun. milyar.
Dalam kurun 1981 – 1994, impor fosfat Indonesia Konsumsi fosfat pada industri pupuk mencapai 94 –
lebih dari 13 juta ton, bernilai lebih $AS 700 juta, 97% dari total konsumsi Indonesia, sisanya di luar
dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 19,33% industri pupuk mencapai 35.000 – 40.000 ton per
dan 18,01%. Pada tahun 1992, kebutuhan fosfat tahun, atau 3 – 4% dari total konsumsi fosfat.
yang berasal dari impor mencapai 99,1% (Tabel 7 Indonesia juga mengekspor fosfat dengan negara
dan 8). tujuan Republik of China atau Taiwan.
Pada setiap Repelita, sektor pertanian selalu Sementara itu, antara harga fosfat impor dan fosfat
mendapat prioritas utama untuk dikembangkan. ekspor relatif tidak jauh berbeda. Hal ini menandakan
Untuk PJP II ini, penekanan di bidang pertanian fosfat Indonesia sebenarnya mampu bersaing dan
adalah kepada perluasan tanaman pangan, lahan tidak kalah mutunya dengan fosfat impor.
pertanian serta pemanfaatan lahan kering dan
sebagainya yang didukung oleh pemanfaatan ilmu Dari Tabel 7, apabila dikaji jumlah impor1) tahun
pengetahuan dan teknologi, serta penyediaan 1992 –1994, terjadi penurunan drastis dari 800 ribu
sarana dan prasarana. ton pada tahun 1992 menjadi 133 ribu ton tahun 1993
dan 489 ribu ton tahun 1994. Akan tetapi apabila 1991 tercatat mengimpor fosfat sekitar 679 ribu
melihat jumlah konsumsi fosfat yang tinggi tahun ton, dan Malaysia sekitar 500 ribu ton tahun 1993.
1992, dan produksi yang kecil, ada kemungkinan
tingkat impor2) tahun 1993 –1994 lebih besar lagi. c. Dunia
Perbedaan tersebut kemungkinan besar terjadi karena Cadangan fosfat dunia saat ini adalah 12 milyar ton
banyaknya stok fosfat dari impor tahun-tahun dari cadangan dasar sebesar 34 milyar ton yang
sebelumnya. kebanyakan berasal dari endapan fosfat marin. Jumlah
itu diperkirakan akan bertambah dengan
b. Kawasan ASEAN ditemukannya endapan fosfat di Afrika Utara, Barat,
dan Timur Tengah.
Di kawasan ASEAN, selain Indonesia, Filipina dan
Thailand memiliki endapan fosfat walaupun dalam Negara-negara penghasil utama fosfat dunia adalah
jumlah yang sedikit. Oleh karena itu, fosfat yang Amerika Serikat, Rusia, Maroko, dan Cina. Keempat
diproduksi pun dalam jumlah yang kecil apabila negara tersebut memproduksi fosfat sekitar 76%
dibandingkan dengan konsumsi di dalam negeri dari total produksi dunia tahun 1992, yaitu 138,9 juta
masing-masing (Tabel 9). ton. Tahun 1992 ini merupakan tahun keempat
turunnya produksi dunia sejak 1989. Sementara itu,
Oleh karena itu, Indonesia, Filipina, dan Malaysia negara eksportir fosfat terbesar dunia adalah Maroko
merupakan importir terbesar di kawasan ASEAN. dan Amerika Serikat. Negara eksportir lainnya adalah
Pada tahun 1992, impor fosfat Indonesia Rusia, Yordania, Syria, Tunisia, Israel, Afrika Barat,
diperkirakan sekitar 1,9 juta ton; Filipina, tahun dan Afrika Selatan (Tabel 10).
Indonesia 11,1 6.384 1,2 juta 1,6 juta 800 1,9 juta 1.947,9 1.191 tt 1,33 juta
Filipina 3,4 21.793 0,93 juta 0,93 juta tt tt – tt tt –
Thailand 1) 0,34 5.936 5.037 – 7.981 7.080 – 10.764 8.838 –
Malaysia 2) – tt 0,41 juta – tt 0,43 juta 0,43 juta tt 527.789 0,53 juta
Tabel 10. Negara Produsen dan Eksportir Fosfat Dunia (000 ton)
Produksi Eksportir
No. Negara
1990 1991 1992 1989 1990 1991
Beberapa faktor yang menyebabkan turunnya akibat buruknya keadaan cuaca, banjir, atau musim
permintaan fosfat dunia, adalah : kemarau.
– ditutupnya beberapa pabrik asam fosforik di Seballiknya, pertumbuhan pemakaian pupuk fosfat
kawasan Eropa Barat, di negara-negara berkembang cukup tinggi terutama
produk fosfat impor, seperti di Cina, India, dan
– situasi politik di kawasan Eropa Timur dan sekutu Pakistan.
Uni Soviet (dahulu),
5.2 Prospek
– perluasan ke arah pabrik pengolahan oleh
produsen fosfat utama dunia dan bertambahnya a. Indonesia
penjualan produk pupuk daripada bahan baku
fosfat di pasaran, Di Indonesia, sebagai negara agraris yang sedang
mengarah ke agrobisnis, keberadaan industri pupuk
– diperolehnya keuntungan hasil sampingan, yaitu fosfat akan sangat menunjang sektor pertanian
produk-produk industri hilir (fosfo-gipsum dari sebagai konsumen pupuk. Dengan demikian,
produksi asam fosforik), prospek pemakaian fosfat di Indonesia dalam PJP II
diperkirakan masih akan terus meningkat.
– munculnya isu lingkungan sehubungan dengan
kandungan impuritis yang tinggi dari fosfat Hal ini sesuai dengan program sektor pertanian yang
sedimen; misalnya cadmium dan arsenik. tertera dalam GBHN 1993, di antaranya :
Tahun 1993, di Amerika Utara, kecuali Meksiko – Pembangunan pertanian tanaman pangan terus
dan Brazil, pemasaran pupuk fosfat juga menurun ditingkatkan untuk lebih memantapkan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 171
swasembada pangan, dan pendapatan Faktor yang cukup berpengaruh dalam penentuan
masyarakat, antara lain : melalui peningkatan harga fosfat adalah jarak dari produsen ke
produktivitas usaha tani, perluasan lahan konsumen, dan kualitas fosfat (% BPL). Di masa
pertanian, pemanfaatan lahan kering, depan diperkirakan harga fosfat dunia akan
pekarangan, dan rawa dengan didukung oleh mengalami sedikit penurunan atau paling tidak
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, stabil, selama belum terjawabnya isu lingkungan,
penyediaan sarana prasarana yang makin larangan pemakaian fosfat dan subtitusi fosfat
memadai, penanganan pasca-panen yang makin untuk detergen oleh zeolit di negara-negara maju.
efisien dan kebijaksanaan harga yang sesuai. Di lain pihak, harga fosfat diperkirakan akan
mengalami sedikit kenaikan sehubungan dengan
– Pembangunan perkebunan dilanjutkan untuk meningkatnya penggunaan fosfat untuk makanan
meningkatkan ekspor dan memenuhi kebutuhan ternak.
industri dalam negeri.
b. Kawasan ASEAN
Program Sektor Pertanian di atas memberikan
gambaran bahwa permintaan pupuk fosfat diper- Di kawasan ASEAN, Indonesia, Filipina, dan Malay-
kirakan akan meningkat di masa mendatang. Bank sia adalah negara konsumen fosfat yang cukup
Dunia dan Departemen Perindustrian dan besar. Sampai dengan tahun 1993, kebutuhan fosfat
Perdagangan memperkirakan bahwa permintaaan ketiga negara tersebut mencapai 500 ribu sampai 3
fosfat Indonesia tahun 2000 akan mencapai sekitar juta ton per tahun. Di lain pihak, keberadaan mineral
3 juta ton. fosfat di negara kawasan ASEAN relatif kecil,
sehingga untuk memenuhi kebutuhan fosfat di masa
Di Indonesia, Direktorat Sumberdaya Mineral mendatang diperkirakan masih dipasok dari impor.
nampaknya mengalami masalah dalam membiayai
penelitian sumber daya fosfat yang baru. Adanya 5.3 Isu dan Kecenderungan
dukungan dari USGS (United States of Geological
Survey) dalam mengembangkan cadangan fosfat Terjadinya penurunan produksi dari hampir semua
dan industri pertambangan fosfat di Indonesia, produsen fosfat di dunia sampai tahun 1992,
terutama di Sidamulih, Ciamis (PT. IKI) diperkirakan diperkirakan akan terus berlanjut untuk beberapa
prospek pertambangan fosfat di Indonesia cukup baik. tahun mendatang selama belum terjawabnya isu
lingkungan dan adanya subtitusi fosfat untuk detergen.
USGS berpendapat bahwa jumlah cadangan fosfat
dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan BPPT Sementara itu, walaupun harga fosfat di Amerika
(40 juta ton) dapat ditentukan secara lebih besar Serikat dan dunia mengalami sedikit peningkatan,
lagi, apabila digunakan peralatan canggih yang harga pupuk fosfat, terutama diammonium fosfat
dimiliki USGS. Jika hasil survei menunjukkan menurun sekitar 1/3 dibandingkan dengan harga
kelayakan, ada dua perusahaan besar AS yang pada tahun 1994.
akan ikut mengembangkan pertambangan fosfat di
Indonesia dengan teknik yang lebih maju. Kedua Berkenaan dengan harga pupuk fosfat tersebut,
perusahaan tersebut adalah Freeport dan Jacob membuat sangsi bagi produsen pupuk terhadap
Engineering. Dengan demikian, Indonesia dapat kelangsungan ekonomi di Amerika Serikat dan
menggunakan potensi fosfatnya untuk mengurangi internasional. Namun, beberapa kalangan
ketergantungan terhadap fosfat impor, dan berpendapat bahwa bertambahnya pemakaian fosfat
meningkatkan kemampuan penggunaan fosfat untuk untuk makanan ternak membuat permintaan fosfat
yang lebih luas lagi. Untuk itu, perlu dilakukan survei dunia selanjutnya akan meningkat.
di lain tempat untuk mendukung survei pendahuluan.
a. Produksi Fosfat Indonesia
Hasil dari kerjasama antara BPPT dan USGS akan
dipakai sebagai acuan untuk menentukan posisi Dengan ditemukannya cadangan fosfat di Sida-
Indonesia terhadap pasokan fosfat pada tahun 2000. mulih, Ciamis, milik PT Istana Kanematsu Indonesia
Dana yang diperlukan untuk eksplorasi lanjutan (IKI), telah disusun program untuk antisipasi
diperkirakan sebesar 4 juta dolar AS. meningkatnya permintaan fosfat di Indonesia.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 172
PT IKI berencana akan memproduksi antara 600 – Tabel 11. Perdagangan Merchant Grade
700 ribu ton fosfat alam tahun 1995 dan akan (MGA) & Super Phosphate Konversi untuk
menambah kapasitasnya menjadi 1 juta ton akhir mineral fosfat (SPA)
1996. Di samping itu, PT IKI sedang membangun
pabrik untuk berbagai produk, seperti KSP (Kapur
Pertanian Fosfat) dengan kandungan 5 – 10% P 2 O5 , MGA SPA
Negara
fosfat batuan alam (16 – 30% P 2 O5 ), fosfat cair, dan 1991 1992 1991 1992
fosfat kalsium defluorinated alam (NDCP) dengan
kandungan 15 – 16% P2 O5 . Pemasaran produk Amerika Serikat 303 438 386 45
fosfat dilakukan bekerja sama dengan KUD di Tunisia 436 506 107 37
sekitarnya dan untuk tiga tahun pertama, PT IKI Spanyol 12 26 92 6
akan memasok sebesar 1,6 juta ton.
Sumber : Industrial Mineral, March 1994
PT IKI dan PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) juga telah
melakukan kerja sama dalam rangka memperluas Permintaan SPA yang menurun sangat berpengaruh
pemasaran fosfat, akhir tahun 1995. PT Pusri terhadap produsennya, seperti Oxychem (USA),
bertindak sebagai distributor KSP bagi perkebunan- Siape (Tunisia) dan Fesa (Spanyol). India termasuk
perkebunan dan daerah transmigrasi. salah satu produsen pupuk SPA yang terganggu,
karena harga SPA cukup tinggi sehingga permintaan
Untuk memasok kebutuhan dalam negeri, PT IKI DAP di negaranya menurun, sementara para petaninya
akan memproduksi 100.000 ton NDCP tahun 1996, beralih memakai pupuk urea. Group OCP, Maroko
dan akan memperluasnya dalam waktu dekat kehilangan sekitar 50.000 ton ekspor fosfatnya
menjadi 250.000 ton/tahun dengan harga antara 80 (hampir 9% dari 51% pasaran fosfat Maroko di dunia).
– 200 ribu rupiah/ton. PT IKI juga menerima pesanan
dari negara lain, tetapi hanya dapat mengekspor Negara-negara produsen MGA yang mengalami
NDCP ke Australia sebesar 500 ton/bulan, karena kenaikan cukup tinggi adalah Amerika Serikat (dari
prioritas utama untuk kebutuhan dalam negeri. 60.000 menjadi 200.000 ton), perusahaan Senegal
(dari 5.000 menjadi 259.000 ton), Siape, Tunisia (dari
Untuk menambah kapasitas produksi menjadi 1 juta 10.000 menjadi 240.000 ton), JPMC Jordania (6.000
ton per tahun diperlukan biaya investasi sekitar 135 menjadi 18.000 ton) dan Fesa, Spanyol (dari 0
juta dolar AS. menjadi 18.000 ton).
Kendala yang ada sekarang ini adalah transportasi Selain di negara tersebut di atas, di kawasan Eropa
dari pabrik ke jalan utama, sementara jalan peng- Barat pemasaran MGA diperkirakan mempunyai
hubung masih dalam pembangunan. prospek yang sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh
b. Perdagangan Asam Fosforik Dunia permintaan MGA tahun 1992 yang cukup tinggi,
yaitu 670 ribu ton dari 300 ribu ton tahun 1991.
Ada dua jenis asam fosforik yang dijual di pasaran
dunia, yaitu merchant grade (MGA) dan super fosfat Tingginya permintaan MGA menyebabkan
(SPA). Penjualan jenis MGA cenderung menaik, ditutupnya sejumlah pabrik asam fosforik karena
sedangkan penjualan SPA menurun, terutama dianggap tidak ekonomis lagi dan masalah
karena adanya interaksi antara permintaan asam lingkungan, seperti di Inggris (1), Belgia (2). Ketiga
fosforik dengan produk industri hilir, seperti pabrik tersebut kapasitasnya turun drastis menjadi
diammonium fosfat (DAP) dan monoamonium sekitar 270.000 ton per tahun.
fosfat (MAP) (Tabel 11).
Di kawasan Asia dan Timur Tengah, kecuali Cina,
pemasaran asam fosforik juga cukup rendah dan
Sampai tahun 1992, CIS masih merupakan konsumen
cenderung mengalami penurunan.
terbesar SPA di dunia, tetapi hanya mencapai 64
ribu ton, menurun drastis dari 565 ribu ton tahun Pemasaran Pupuk
1991, sebagai akibat rendahnya permintaan
polyfosfat amonium dan merosotnya nilai tukar uang. Lebih dari 90% pasaran fosfat dunia dikonsumsi
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 173
untuk pupuk, tetapi tahun 1992, konsumsi pupuk dan danau-danau (entropication). Sifat merugikan
fosfat mengalami penurunan sekitar 3,5%, bersamaan ini mengakibatkan larangan penggunaan fosfat untuk
dengan adanya perubahan cuaca, politik, dan juga pembuatan detergen (Sodium tripoly-phosphate –
munculnya isu lingkungan. STPP), dan digantikan oleh zeolit dan
polycarboxilate. Akan tetapi, pemerintah negara
maju menganggap bahwa larangan tersebut masih
Tabel 12. Ekspor Asam Fosforik (000 ton P2 O5 ) terlalu pagi. Beberapa studi yang dilakukan
memperlihatkan bahwa pengaruh larangan itu belum
dapat dilaksanakan bahkan cenderung diabaikan.
Negara 1991 1992
Para ahli lainnya berpendapat bahwa limbah fosfat
Maroko 1.337,5 1.453,8 lebih mudah dipisahkan daripada limbah zeolit. Satu
Tunisia 543,1 542,9 teknologi yang telah dikembangkan di Belanda
Amerika Serikat 689,1 483,3 memperlihatkan perolehan sekitar 70 – 80% fosfat
Afrika Selatan 151,6 196,2 hasil limbah dapat dipisahkan dan menghasilkan
Afrika 109,6 55,6 kalsium fosfat pelet yang dapat didaur ulang.
Spanyol 104,2 32,3 Teknologi tersebut dapat dipromosikan di Eropa
Timur dan negara berkembang (yang belum ada
Sumber : Industrial Mineral, March 1994 larangan pemakaian STPP).
metode heap and dump leaching. Larutan yang – Sejumlah besar gipsum mengandung radium.
digunakan adalah asam belerang dengan tujuan Kerusakan produk radium biasanya tampak
melarutkan mineral logam agar berkumpul di bagian dalam batuan yang dihasilkan. Penambahan
bawah. Tetapi, pemakaian asam belerang pada asam sulfat terhadap setiap ton batuan fosfat
pelindihan bijih emas tidak efektif sehingga dipakai akan menghasilkan 1,5 ton gipsum.
larutan sodium dan potasium sianida.
Dari hal di atas, pelindihan in situ atau pelindihan vat
Apabila bijih tidak mengandung kehalusan dan (vat leaching) menjadi alternatif untuk pengolahan
ukuran butir yang layak, pelindihan dapat dilakukan batuan fosfat. Pengurangan asam sulfat tidak
dengan cara vat leaching. Bahan baku ditempatkan memungkinkan sebab perolehan gipsum yang akan
dalam suatu bejana yang dilengkapi media menguntungkan.
penyaring. Hasil pelindihan dimasukkan melalui
puncak bejana dan dilakukan penapisan bahan Teknologi Baru Pengolahan Pupuk Fosfat
baku sampai selesai. Bejana disusun sedemikian
rupa sehingga sistem penghitungan dapat dipakai Suatu cara telah dikembangkan untuk pelindihan
dan operasi pelindihan dapat tercapai. Larutan padat endapan batuan fosfat atau hasil tambang, yaitu
ditambahkan kepada bejana terakhir dan larutan heap (leaching) atau vat (leaching) dengan
encer kepada bejana pertama, kemudian menggunakan HCl atau HNO 3 . Melalui cara
dipompakan dari bejana pertama sampai bejana penguapan akan diperoleh kristal-kristal yang
terakhir. Waktu pelindihan antara 2 – 4 hari. mengandung kalsium klorid dan mono-kalsium-
fosfat atau kalsium nitrat dan monokalsium fosfat,
Pemakaian cara vat leaching dapat mengkonsumsi kemudian dengan pemanasan pada suhu 200 –
reagen sekecil mungkin dengan hasil produksi 250°C akan diperoleh dikalsium-fosfat.
berkadar tinggi dan menghindarkan pemakaian thick-
ener dan alat penyaring yang harganya mahal. Walaupun HCL dan HNO3 lebih mahal daripada
H2 SO4 , dinilai lebih efektif dan dapat diperbaharui
Sementara ini, teknologi penambangan endapan secara bertahap dengan daur ulang. Dengan demikian,
fosfat yang digunakan saat ini adalah sistem pemakaian vat leaching akan lebih ekonomis
terbuka dan bawah tanah. Penambangan bijih dengan perolehan bahan baku yang diharapkan.
biasanya dilakukan dengan memisahkan lempung,
karbonat atau material organiknya. Konsentrat Pada proses teknologi saat ini, konsentrasi asam
fosfat diberi perlakuan dengan menambahkan merupakan faktor penting. Larutan asam yang
asam sulfur dalam suatu bejana sehingga akan digunakan harus mempunyai konsentrasi yang
menghasilkan asam fosfor yang terpisah dari rendah karena pelindihan batuan fosfat pada
gipsum dalam suatu urutan arus penghitung konsentrasi asam tinggi akan mengarah ke formasi
thickeners. Dalam beberapa kasus digunakan asam fosforik, seperti dalam persamaan berikut :
juga asam nitrit tetapi tidak ada gipsum yang
terbentuk. Ca10 ( PO4 )6 F2 + 20 H + → 6H3 PO4 + 10 Ca 2+ + 2HF
Beberapa masalah dengan memakai teknologi di Asam fosforik selanjutnya akan bereaksi dengan
atas, yaitu : apatit selama pelapisan dan akan membentuk
dikalsium-fosfat yang terlarut dalam air, seperti
– Diperlukan material yang sangat besar dan waktu ditunjukkan oleh persamaan berikut :
yang lama.
Ca10 ( PO4 )6 F2 + 4H3 PO4 →10 Ca HPO4 + + 2HF
– Apabila batuan mengandung lumpur, perlu waktu
lama bagi lumpur masuk ke tempat yang Oleh karena itu, susunan dikalsium fosfat dalam
dipersiapkan dan memerlukan tempat yang luas lapisan batuan fosfat tidak menguntungkan karena
dan air banyak di dalam sirkuit. terhalang pori-pori lapisan dan mengakibatkan
penyaringan menjadi lebih lama. Jadi, pemakaian
– Reklamasi daerah lapisan penutup dan konsentrasi asam rendah akan mendukung
pembuangan untuk menjaga lingkungan. penyusunan mono-kalsium-fosfat yang terlarut dalam
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 175
air dan tidak akan bercampur oleh adanya proses Tabel 13. Analisis Jenis Produk Dikalsium-
pelindihan. Lebih diutamakan, konsentrasi optimum Fosfat
HCl berkisar antara 7 – 10% dan konsentrasi opti-
mum HNO3 berkisar antara 15 – 20%.
Unsur 10% HCl 20 % HNO3
Larutan pelindih dapat didaur ulang selama semua
P2 O5 38,8 42,9
asam bebas digunakan oleh reaksi apatit di dalam
Ca 35,0 35,1
lapisan batuan fosfat. Sebagai contoh, konsentrasi
Mg 0,22 0,51
HCl = 10% dan HNO3 = 20%, jumlah asam akan
Fe 0,30 0,71
mendekati tiga kali jumlah stoichiometric karena
Al 1,25 3,26
hadirnya apatit dalam lapisan, sehingga semua
P2 O5 /Ca 1,14 1,22
larutan asam dapat dikonsumsi.
Sebagian lagi larutan asam diperoleh dengan Batuan fosfat mengandung sekitar 3% fluorin. Pada
menambahkan H2 SO4 kepada cairan induk pada teknologi sekarang, suatu fraksi fluorin teruapkan
kondisi normal dan menjaring gipsum yang terbentuk. sebagai gas HF atau SiF4 yang akan ditangkap
dalam sistem pembuangan gas. Dengan
CaCl2 + H2 SO4 → 2HCl + CaSO4 menggunakan larutan HCl atau NO3 , sisa fluorin
Ca (NO3 )2 + H2 SO4 → 2HNO3 + CaSO4 ditawarkan sebagai ion fluoro silikat SiF2 6 . Dengan
penambahan garam sodium akan diperoleh suatu
Penguraian secara relatif akan berkurang dan presipitat fluoro silikat sodium yang merupakan
dipertahankan dalam bentuk di atas untuk kondisi sumber fluorin yang banyak digunakan di industri
optimal. Dalam hal ini, tahapan perolehan yang aluminium.
diharapkan tidak menghasilkan pembentukan uap
asam dan gas nitrit yang rumit. 2Na+ + Si F6 → Na2 SiF6
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 176
sebagai eksportir fosfat baru. Selain itu, adanya diammonium phosphate (DAP) dan mono ammo-
perluasan dari produsen ke arah pabrik pengolahan nium phosphate (MAP). Di samping itu, harga SPA
dan bertambahnya penjualan produk pupuk, yang tinggi telah menyebabkan permintaan DAP
sehingga mengimpor produk akhir lebih di beberapa negara menjadi turun drastis tahun
menguntungkan daripada bahan baku fosfat. Isu 1992, yang berakibat ditutupnya sejumlah pabrik
lingkungan yang muncul di negara maju ikut asam fosforik (SPA) karena dianggap sudah tidak
menurunkan produksi fosfat. ekonomis lagi.
Di lain pihak, sumber fosfatnya sendiri merupakan Pemakaian fosfat untuk detergen juga telah menurun
hal penting dengan perolehan produk akhir berupa drastis, karena hubungannya dengan tingkat
fosfo-gipsum dari hasil sampingan pengolahan kandungan gizi yang tinggi di sungai-sungai dan
fosfat. Seperti diketahui, bahwa fosfat sedimen danau-danau yang ditunjukkan oleh tumbuhnya
mengandung tingkat impuritis yang tinggi daripada tanaman ganggang (entropication).
fosfat apatit (batuan beku), seperti cadmium dan
arsenik yang merusak lingkungan. Di negara maju, pemakaian fosfat untuk pembuatan
detergen (STPP Sodium tripolyphosphate) telah
Berdasarkan studi pendahuluan oleh BPPT bekerja dilarang meskipun telah ditemukan suatu teknologi
sama dengan Konsorsium Perancis tahun 1989, yang dapat menangkap sekitar 70 – 80% fosfat hasil
di Pulau Jawa diperkirakan terdapat cadangan fosfat buangan serta dapat menghasilkan kalsium fosfat
sebesar 40 juta ton. Selain itu, diperkirakan juga yang dapat di daur ulang. Para ahli mengusulkan
terdapat endapan fosfat tipe marin. zeolit dan polycarboxilate dapat dipakai sebagai
pengganti fosfat untuk detergen.
Ditinjau dari sisi ilmu geologi ada keterkaitan antara
Pulau Christmas dan Kepulauan di Indonesia. Oleh Adanya daur ulang limbah fosfat dapat merupakan
karena itu, dimungkinkan keberadaan endapan ancaman terhadap jumlah permintaan dan
fosfat Indonesia jauh lebih besar lagi, karena Pulau pemasokan fosfat, khususnya STPP yang sudah
Christmas dengan luas wilayah yang kecil saja menurun sejak tahun 1994.
mempunyai cadangan fosfat sebesar 100 juta ton.
Di negara maju, fosfat untuk keperluan ini akan terus
Dengan jumlah cadangan fosfat terduga tersebut, menurun selama dampak terhadap alam sekitarnya
prospek industri fosfat di Indonesia di masa men- belum teratasi. Meskipun demikian, negara-negara
datang diperkirakan akan dapat mengurangi impor di Eropa Timur dan berkembang masih merupakan
fosfat yang semakin meningkat atau mungkin pasar yang prospek karena belum ada larangan.
menghentikannya.
Dewasa ini, telah ditemukan metode pelindihan
Dengan demikian, upaya pemenuhan kebutuhan yang lebih efektif untuk penambangan/pengolahan
fosfat domestik sebesar 2,96 juta ton per tahun fosfat, yaitu vat leaching. Metode ini ditemukan
pada tahun 2000, diharapkan akan dapat dicapai dengan menggunakan konsep dasar dari proses
apabila eksplorasi lanjutan yang menurut rencana frasch terhadap mineral belerang dan dapat juga
akan dilaksanakan oleh lembaga bantuan survai dipakai terhadap bijih-bijih logam, serta bahan galian
Amerika Serikat (USGS) menampakkan hasil seperti fosfat dengan menggunakan asam HCl dan HNO3
yang diduga. Jika hasil survai menunjukkan kelayak- sebagai agen pelindih.
an, kemungkinan ada dua perusahaan Amerika
Serikat, yaitu Freeport dan Jacob Engineering yang Keuntungan yang diperoleh dengan memakai
akan membantu mengembangkan pertambangan teknologi eksploitasi in situ atau vat leaching
fosfat dengan teknologi yang lebih maju. terhadap endapan fosfat, yaitu :
Dalam dunia perdagangan asam fosforik, jenis mer- – Pelindihan batuan insitu, atau penambangan
chant grade (MGA) mempunyai prospek yang lebih suatu deposit, penghancuran, dan cara
baik daripada jenis super fosfat (SPA), terutama pengolahan (heap dan vat leaching) merupakan
dalam hubungannya antara permintaan asam suatu teknologi murah daripada pelindihan dalam
fosforik dengan produk-produk industri hilir seperti bejana seperti dipraktekkan saat ini.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 178
– Pemakaian larutan HCl dan HNO3 sebagai agen Export dan Import, 1981 – 1994, Biro Pusat
pelindih walaupun lebih mahal dari pada H2 SO4 Statistik.
yang biasa digunakan, tetapi menghasilkan
beberapa keuntungan, yaitu modal dan ongkos 7. Anonim, Bab II : Pembangunan Nasional, Garis-
operasi rendah; diperolehnya produk sampingan garis Besar Haluan Negara, 1993.
(gipsum); mempertinggi perolehan uranium,
tanah jarang dan fluorin; mempertinggi 8. Anonim, Daftar KP dan SIPD, Jawa Timur, Jawa
kemungkinan dalam mengontrol radium dan Barat dan Jawa Tengah, Dinas Pertambangan
produk-produk yang bersifat merusak. Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, 1990
– 1992.
– Kolam matahari dapat digunakan untuk
menguapkan hasil pelindihan yang akan 9. Anonim, Mineral Industrial of Asia and the Pasific,
menghasilkan monokalsium fosfat dan juga 1989 International Review, US Departemen of
CaCl2 dan Ca(NO3 )2 bergantung kepada jenis the Interior, Bureau of Mines, 1992.
asam yang digunakan. Produk hasil penguapan
berbentuk kristal-kristal CaCl2 Ca(H2 PO4 )2 . 2H2O 10. Amdel., Industrial Minerals laboratory Testing;...
atau Ca(NO3 )2 Ca (H2 PO4 )2 .2H2 O. yang akan Characteristic of Commercial Products, 19...
dikompos pada suhu 200 – 250°C untuk
menghasilkan dikalsium fosfat sebagai produk 11. Darsa, dkk., Prospek Perkembangan Fosfat di
fosfat berkadar tinggi yang laku di pasaran dengan Indonesia, PT. Aneka Tambang dan Puslitbang
kandunganan P2 O5 = 40%. Teknologi Mineral (P3TM), 1990.
2. Anonim, Mineral Commodity Summary, 1993, 14. ...., Paper Countries, Morocoan Company Pro-
US Publishing, 1994. files, Industrial Minerals, July 1993, p. 25 – 33.
3. Anonim, Maximum Handling of Phosphate 15. Peter W. Harben, The Industrial Minerals Hand
Needed, Petrominer, No. 07, July 15, 1995. Book : AGuide to Markets, Specification, and
Prices, Published by Industrial Minerals Divi-
4. Anonim, PT IKI Pursues, Domestic Phosphate sions, 1992.
Requirement, Petrominer, No. 04. April 15, 1996,
p. 26 – 28. 16. ...., Some Environmental Aspects of Jordanian
Phosphate Mining, Industrial Mineral, March,
5. Anonim, Statistik Industri Bag. II, 1982 – 1992, 1990, p. 103 – 109.
Biro Pusat Statistik.
14 GIPSUM
Oleh : Toton Sentana Kunrat
– Satinspar, berbentuk serat dan berkilap (fiber), Kerta Pertambangan Jabar, cadangannya hanya
sering kali ditemukan dalam lapisan tipis dengan sebesar 161.151 ton (cadangan terkira atau prob-
bentuk kristal, able).
bergantung kepada keadaan lapangan dan skala bongkah-bongkah batuan gipsum menjadi butir
produksi. Kegiatannya meliputi : pembabatan/ atau partikel dengan ukuran tertentu yang sesuai
pembersihan dan pendorongan material-material dengan kebutuhan. Sedangkan tahapan prosesnya
pengganggu ke tempat yang tidak menggangu meliputi :
kegiatan penambangan selanjutnya.
– Peremukan primer menggunakan peremuk
b. Pembongkaran crusher dengan tipenya bergantung kepada
ukuran bongkah,
Ini merupakan serangkaian pekerjaan untuk
membebaskan batuan atau endapan dari batuan – Peremukan sekunder dengan menggunakan
induknya yang masif/ padat. Kegiatan ini bergantung hammer mill dan cone crusher,
kepada kekerasan batuan/endapan. Melihat sifat
fisik endapan gipsum, yang kekerasannya lunak – Pengayakan dilakukan baik sesudah peremukan
(1,5 – 2 skala F. Moh's) untuk skala produksi besar primer maupun sekunder dengan menggunakan
dapat menggunakan bulldoser yang dilengkapi rip- ayakan getar,
per. Akan tetapi, bila endapan telah mengeras
sehingga tidak mungkin dilakukan penggaruan, maka – Penghalusan, dengan menggunakan roller mill,
dapat digunakan cara pengeboran dan peledakan, ball mill, dan metode gravitasi lainnya, atau
dengan peralatannya antara lain : alat bor Jack dengan flotasi,
Hammer, bahan peledak ANFO, dinamit dan detona-
tor. Kegiatan ini meliputi : penggaruan oleh bulldoser – Pengeringan, untuk mengurangi kadar air bebas,
yang dilengkapi ripper atau pengeboran dan peledakan, dan biasanya dilakukan sebelum atau sesudah
lalu material hasil pembongkaran dikumpulkan dengan peremukan sekunder, serta menggunakan
bulldoser agar mudah dimuat oleh alat muat (misalnya pengering putar pada suhu 49°C,
wheel loader).
– Pencucian, jika dibutuhkan produk bersih dan
c. Pemuatan dan Pengangkutan putih dilakukan pencucian dengan mengguna-
kan heavy media separator.
Ini merupakan kegiatan memuat dan mengangkut
material hasil penggaruan/peledakan ke unit b. Proses Kalsinasi
pengolahan atau penampungan. Kegiatan ini dapat
menggunakan alat muat wheel loader dan alat angkut Kalsinasi atau pemanasan dilakukan untuk
dump truck dengan kapasitas tergantung skala mengurangi/mereduksi gipsum dari bentuk dehidrat
produksinya. menjadi hemihidrat(stucco atau plaster of paris),
anhidrit dapat larut (solube anhidrit), dan anhidrit
3.3 Pengolahan tidak dapat larut (insoluble anhidrit atau dead burn
gipsum).
Pengolahan gipsum dimaksudkan untuk meng-
hilangkan mineral pengotor yang terkandung di Hemihidrat (CaSO4 1 /2 H2 O)
dalamnya serta agar dapat memenuhi spesifikasi
yang diperlukan oleh industri pemakainya (Gambar Terdiri atas α (alpha) hemihidrat dan ß (beta)
1). Secara garis besar proses pengolahan gipsum hemihidrat. Keduanya mempunyai bentuk kristal
dibagi menjadi tiga tahap, yaitu proses preparasi, yang sama, tetapi sifat fisika yang berbeda.α
kalsinasi, dan formulasi. Tahapan proses tersebut hemihidrat lebih stabil, lebih lambat mengeras, lebih
tidak selalu dilakukan semuanya, bergantung kepada kerat dan kuat, kurang reaktif, prosesnya lebih
kualitas dan jenis gipsum yang dibutuhkan oleh mahal dibandingkan dengan ß-hemihidrat.
industri pemakai.
Pembuatan α hemihidrat dilakukan dengan
a. Proses Preparasi memanaskan (kalsinasi gipsum hasil preparasi, di
dalam suatu lingkungan yang jenuh air pada suhu
Proses preparasi dimaksudkan untuk mereduksi 97°C, dengan tekanan tinggi yang dihasilkan dari
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 182
Pembuatan gipsum sintetis dari air kawah yang a. Gipsum yang belum dikalsinasi,
mengandung sulfat dapat dilakukan dengan cara dipergunakan untuk :
yang cukup mudah, yaitu cukup dengan
menambahkan batu kapur (CaCO3 ) ke dalamnya. Industri portland semen (sebagai retarder agar se-
Reaksinya adalah : men jangan lekas membeku); yaitu jika pem-
bakaran kapur sudah berbentuk klinker, maka
CaCO3 + air kawah → CaSO4 2H2 O gipsum (atau campuran gipsum dan anhidrit) akan
dicampurkan dan digerus bersama-sama klinker
Penelitian cara pembuatan gipsum sintetis ini pernah tersebut, sehingga membentuk portland semen.
dilakukan, dengan menggunakan air kawah gunung
Ijen di Jawa Timur yang banyak mengandung sulfat. Persyaratannya adalah :
Percobaan di laboratorium menunjukkan bahwa – SO3 (min) 35%,
setiap liter air kawah gunung Ijen dapat menghasilkan – CaO (min) 2 /3 berat SO3 ,
80 gram gipsum. – garam-garam Mg dan Na (maks.) 0,1%,
– hilang pijar (maks.) 9%,
Berdasarkan hasil tes di laboratorium pabrik se- – ukuran partikel 95% – 14 mesh,
men Gresik, gipsum yang diperoleh ternyata – Pertanian; sebagai kondisioner tanah yang
menunjukkan kadar yang masih di bawah kadar mengandung alkali dan sebagai pupuk terutama
yang digunakan oleh pabrik semen tersebut, tetapi untuk tanaman kacang,
masih memenuhi persyaratan ASTM (14), serta – Industri kertas, cat, dan insektisida, sebagai
dapat digunakan dalam pembuatan semen dan filler, jenis gipsum adalah terra alba, berwarna
tidak banyak mengurangi sifat-sifat semen itu putih dan derajat kemurniannya lebih besar dari
sendiri. 98%.
– Di sektor konstruksi, untuk wall board dan partisi, - 100 mesh : 95%
yaitu gipsum plaster jenis ß-hemihidrat. - 30 mesh : 100%
– Di bidang kedokteran, α-hemihidrat (plaster of
paris) untuk cetakan gigi, pengobatan tulang – Brewing, dengan syarat-syarat :
- CaSO4 2H2 O : 98%
Air Gipsum - SiO2 : 0,34%
- Al2 O3 & Fe2 O3 : 0,34%
Tangki - MgO : 0,08%
Mill Pullvirizer - Alkali : 0,14%
Pencucian
- H2 O dan organik lainnya : 0,26%
Air Sodium Olcate/ – Untuk bahan tahan api; bila gipsum plaster
Sodium silicate Mill dicampur 20% air, dapat melindungi barang dari
suhu tinggi,
– Untuk industri pasta gigi dengan persyaratan : Lonjakan produksi ini disebabkan oleh mulai
- CaSO4 1 /2 H2 O : 93% diproduksi-nya gipsum sintetis (sebagai produk
- Waktu pengerasan : 5 – 20 menit sampingan) sejak tahun 1985 yang di antaranya
- Ukuran partikel : berasal dari PT Petrokimia Gresik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 185
Sumber : **) Laporan tahunan Direktorat Teknik Sumber : Statistik Perdagangan (Impor), Biro Pusat Statistik
Pertambangan, DJPU.
*) Statistik Industri, BPS.
Perkembangan produksi gipsum alam dalam kurun Dari tahun 1980 sampai dengan 1985 impor gipsum
waktu 1980 – 1992 cenderung meningkat rata-rata relatif stabil, yaitu rata-rata sekitar 325.000 ton.
15,91% per tahun. Pada tahun 1980 produksi Sejak itu sampai dengan tahun 1988 impor gipsum
gipsum alam hanya 485 ton, tahun 1988 meningkat menurun dengan tajam hingga mencapai 92.731
menjadi 1.591 ton, dan pada tahun 1992 tercatat ton. Penurunan ini disebabkan oleh sebagian
sebesar 1.815 ton, atau meningkat sekitar 17.10% kebutuhan gipsum yang semula dari impor,
dari produksi tahun 1988. khususnya untuk industri semen sudah dapat
dipenuhi oleh gipsum sintetis yang diproduksi di
Produksi gipsum sintetis yang sebagian besar dalam negeri sendiri (dari PT Petrokimia dan industri
diproduksi PT Petrokimia Gresik, pada tahun 1985 kimia lainnya).
sebanyak 134.535 ton, meningkat menjadi 433.020
Sedangkan pada tahun 1989 sampai 1992 impor
ton pada tahun 1992.
gipsum cenderung meningkat lagi. Pada tahun 1992
produksinya mencapai 218.667 ton. Peningkatan
Impor
tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan produksi
semen sebagai konsekuensi dari meningkatnya
Sampai tahun 1992, untuk memenuhi sebagian
kebutuhan semen untuk pembangunan di sektor
kebutuhan gipsum di dalam negeri, Indonesia masih
konstruksi. Dengan demikian kebutuhan gipsum pun
harus mengimpor dari negara lain. Impor gipsum
ikut meningkat lagi.
sebagian besar terdiri atas gipsum tidak dikalsinasi,
dan sisanya dalam bentuk plaster. Gipsum yang Ditinjau dari asal negara, Jepang, Thailand, Austra-
tidak dikalsinasi tersebut lebih dari 85% dipergunakan lia, dan China adalah negara-negara pemasok utama
untuk memenuhi kebutuhan pabrik semen. gipsum Indonesia. Selain itu masih ada beberapa
negara lain yang tercatat sebagai pemasok gipsum
Secara keseluruhan perkembangan impor gipsum ke Indonesia dalam bentuk plaster dalam jumlah
selama kurun waktu 1980 – 1992, meskipun tertentu, serta dilakukan secara insidentil (tidak
berfluktuasi masih menunjukkan peningkatan dengan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 186
Tabel 6. Perkembangan Produksi Semen lebih murah, sehingga kurang menarik bagi para
investor
tidak akan banyak berkembang. membutuhkan gipsum sekitar 750.000 ton. Selain
itu, kemungkinan besar akan didirikan lagi pabrik-
b. Impor pabrik semen baru seperti diKalimantan dan kawasan
timur Indonesia, yang sekarang ini sedang dalam
Melihat pemasokan gipsum alam (gipsum dari taraf studi kelayakan.
tambang) yang sangat kecil, dan keterbatasan
penyediaan gipsum sintetis dari produk sampingan, b. Ekspor
sedangkan tingkat kebutuhan gipsum khususnya di
industri semen akan terus meningkat, maka impor Ekspor gipsum yang baru dimulai tahun 1985, dalam
gipsum di masa mendatang diperkirakan meningkat lima tahun terakhir telah menunjukkan suatu
juga. peningkatan yang cukup besar, dan gipsum yang
diekspor adalah gipsum sintetis.
Untuk proyeksi impor di masa mendatang,
diasumsikan bahwa laju pertumbuhannya sama Namun, jika rencana peningkatan kapasitas produksi
dengan laju pertumbuhan PDB 5% dan 7% per tahun industri semen pada akhir Pelita V dapat terealisasi,
(proyeksi rendah dan sedang), laju pertumbuhan maka akan membawa dampak yang berarti terhadap
konsumsi di industri semen 10,15% per tahun, prospek ekspor gipsum di masa mendatang. Ekspor
(proyeksi tinggi), sehingga diperoleh perkiraan impor gipsum diperkirakan akan menurun dan bahkan
tahun 2000 antara 322.450 – 473.700 ton. kemungkinan tidak ada ekspor sama sekali, karena
gipsum alam maupun sintetis kemungkinan akan
5.4 Proyeksi Permintaan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan industri di
dalam negeri, khususnya industri semen.
a. Konsumsi
5.5 Proyeksi Harga (Atas Dasar Harga Konstan
Perkembangan konsumsi gipsum (termasuk plas- 1983)
ter) pada dasarnya tidak terlepas dari perkembang-
an industri pemakainya. Sebagaimana telah Ditinjau dari kemungkinan terjadinya peningkatan
dijelaskan bahwa pemakai terbesar gipsum di Indo- konsumsi gipsum yang cukup besar, sehingga dalam
nesia adalah industri semen (sekitar 98% dari seluruh kesetimbangan pasar di dalam negeri diperkirakan
konsumsi). akan terjadi kesenjangan antara pemasokan dan
permintaan, dan permintaan jauh lebih besar.Keadaan
Oleh karena itu, perkembangan konsumsi gipsum ini akan berpengaruh terhadap perkembangan harga
ini sangat dominan dipengaruhi oleh laju pertumbuhan gipsum di masa mendatang, dan diperkirakan akan
produksi semen, yaitu sebesar 10,15% per tahun. meningkat.
Sedangkan industri semen sendiri akan dipengaruhi
oleh pertumbuhan di sektor konstruksi, yang pada Sebagai proyeksi, harga gipsum (atas dasar harga
akhirnya dipengaruhi oleh produk domestik bruto konstan 1983), yang dihitung dengan menggunakan
(PDB). Dengan kata lain, konsumsi gipsum secara laju pertumbuhan per tahun selama kurun waktu
tidak langsung akan dipengaruhi oleh tingkat 1980 – 1992 sebesar 1.36%, produk domestik bruto
pertumbuhan PDB. (PDB) 5% dan 7% per tahun, maka diperoleh harga
gipsum per ton di tahun 2000 berkisar antara Rp
Sebagai proyeksi, konsumsi gipsum sampai tahun 44.670 – Rp 68.900 per ton.
2000, yang dihitung berdasarkan laju pertumbuhan
produk domestik bruto (PDB) 5% dan 7% per tahun, 5.6 Peluang Pengusahaan
serta laju pertumbuhan industri semen, diperoleh
angka berkisar antara 1.003.400 – 1.470.700 ton. Berdasarkan hasil analisis perkembangan struktur
industri gipsum dan proyeksinya, serta faktor-faktor
Proyeksi tersebut diperkirakan akan mendekati yang berpengaruh, ternyata di masa mendatang
kenyataan, dan hal ini dapat ditinjau dari adanya jumlah permintaan gipsum di dalam negeri
rencana peningkatan kapasitas terpasang industri diperkirakan jauh lebih besar daripada pemasokan,
semen pada akhir Pelita V (tahun 1993) dari 17,8 juta dalam hal ini pemasokan gipsum yang berasal dari
ton menjadi 25 juta ton per tahun, yang akan produksi tambang dan produk sampingan industri
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 190
kimia di dalam negeri, maka peluang pengusahaan 4. Johnstone,S.J., Minerals For The Chemical and
gipsum sangat besar. Allied Industries, Chapman and Hall, second
edition, London, 1961.
Namun apabila dilihat dari jumlah cadangan gipsum
yang sudah diketemukan sangat sedikit, maka 5. Komar, P.A., Diskusi Masalah Bahan Baku
pengembangan produksi gipsum di masa mendatang Kimia Untuk Industri, Kertas Kerja, Proceeding
akan sulit dilakukan. Oleh karena itu, untuk membantu Lembaga Kimia Nasional, LIPI, Bandung, 1978.
pemenuhan kosumsi gipsum di dalam negeri yang
juga sebagai upaya pengurangan impor gipsum, 6. Pressler J.W., Gypsum Mineral Facts and Prob-
hanya gipsum sintetis yang menjadi alternatif untuk lems, Bureau of Mines, Belletin, United State,
dapat dikembangkan di masa mendatang. Department of Interior, 1985.
1. Appleyard, F.C., Industrial and Rocks (Con- 11. ———, Pengembangan Kapasitas Nasional
struction Materials). Sektor Industri, 1986 – 1990, Departemen
Perindustrian, Jakarta.
2. Davis, L.L., Gypsum, Mining Engineering US-
Bureau of Mines, London, June 1990. 12. ———, Basic Chemical Industries of Indonesia,
Directory 1990, Published by The Federation of
3. Dickson, T., Gypsum, Building From The Depths, Basic Chemical Industries of Indonesia, Jakarta,
Industrial Minerals, US-Bureau of Mines, Bulle- 1990.
tin, United State.
*****
BAHAN GALIAN INDUSTRI nnnnnnnn
nnnnnnnnnn
nnnnnnnnn
nnnnnnn 15 – 191
15 KALSIT
Oleh : Adjat Sudrajat,
Darsa Permana,
Harta Haryadi
hidrotermal pada urat-urat bijih. Pada keadaan jumpai bukit kapur yang tidak ditutupi lagi oleh
tersebut kalsit merupakan asosiasi dari bijih sulfida, tanah penutup, tetapi terlihat berupa bukit-bukit
fosfat, kuarsa, barit, flourit, dolomit, dan siderit. Sifat kapur yang tandus.
fisik kalsit dan asosiasinya dapat dilihat pada Tabel
1. Penyelidikan endapan kalsit dilakukan melalui
penyelidikan yang mencakup pengecekan lapangan,
2.2 Potensi dan Cadangan Kalsit keadaan endapan, dan penyebarannya. Pengupasan
dilakukan dengan penggalian tanah penutup
Penyebaran kalsit di Indonesia mengikuti sebaran permukaan dan tebing-tebing. Selanjutnya eksplorasi
endapan batu gamping karena pembentukannya dengan membuat parit-parit, pemboran, dan sumur
sama, namun hal ini tidak berarti bahwa pada setiap uji.
endapan batu gamping akan ditemukan kalsit.
Penentuan kualitas dapat dilakukan analisis contoh hasil
Endapan kalsit sebagian besar diketemukan dalam pengeboran dan chanel sampling yang dengan tujuan
bentuk lensa-lensa atau merupakan asosiasi endapan mengetahui kandungan unsur di dalam endapan, hilang
mineral yang lain, dan jarang ditemukan endapan pijar, dan unsur lainnya. Hasil eksplorasi dapat
kalsit murni dalam ukuran besar. Berdasarkan data digunakan untuk menghitung cadangan pasti,
DSDM, 1991, jumlah cadangan yang sudah diselidiki perencanaan penambangan, pengolahan, sistem
(tereka) adalah 10,1 juta ton yang terdapat di Indarung, transportasi yang tepat, dan lain-lain.
Sumatera Barat (10 juta ton) dan Begelan, Kabupaten
Purwokerto, Jawa Tengah (0,1 juta ton). Pada pertambangan kalsit berskala kecil, tahap
ini jarang dilakukan, tetapi cukup dengan melakukan
2.3 Eksplorasi Penambangan dan penyelidikan pendahuluan dan penelitian terhadap
Pengolahan sifat fisik-kimia, dan kandungan mineral pengotor.
Pada umumnya, geologi kalsit merupakan daerah Pada umumnya, penambangan kalsit dilakukan
batu kapur, perbukitan atau pegunungan. secara sistem terbuka. Pengupasan tanah penutup
Stratigrafi batuannya terdiri atas tanah penutup yang tipis dapat dilakukan dengan buldoser atau
(lempung dan marel), batu kapur (termasuk dengan peralatan sederhana. Untuk tanah penutup
kalsit), dan lapisan paling bawah yang terdiri yang tebal, penambangan dilakukan dengan cara
batu gunung api (tufa, breksi, dan andesit). tambang bawah tanah dan untuk tanah penutup
Sering terjadinya erosi menyebabkan banyak di yang terdiri dari batuan keras, pengupasan
Mineral (Rumus Kimia) Sistem Kristal Belahan Kekerasan Bobot isi Warna
(Mohs)
Pemisahan
Barang-barang ukuran
seni Batu hias
Mineral
Konstruksi Material balast
teraso
Industri
teraso
Penggerusan Industri semen Kalsinasi
V
Light calsium carbonat
digunakan adalah kalsium hipklorit, asam sitrit, Kalsit di industri ini dipakai juga untuk mengolah
fosfat, gliserin, dan propilin oksida. Kalsit alam sisa produk pada pabrik pengawetan, mengurangi
(heavy calcite) digunakan pada industri keramik, keasaman buah kalengan dan persiapan penggiling-
gelas, barang-barang gelas, kimia, bahan galian annya. Apel dan beberapa jenis buah lainnya akan
bukan logam, dan lainnya. menjadi baik dengan cara pengontrolan suhu. Jenis
kalsit yang digunakan adalah hydrated lime yang
c. Industri Makanan berfungsi menyerap karbon dioksida yang dikeluarkan
oleh buah-buahan.
Pemakaian kalsit terbesar di industri ini adalah
untuk pemurnian gula bit. Setiap satu ton gula Di industri makanan ternak, kalsit di pakai sebagai
membutuhkan sampai 250 kg kalsit yang sebagian imbuhan atau penambah unsur Ca dalam
besar di pasok dari pembakaran kapur di pabrik gula. pembentukan tulang dan telur pada unggas.
Gula tebu juga memerlukan kalsit tetapi dalam d. Industri Metalurgi
jumlah kecil (2 – 7 kg/ton).
Baja yang dibuat dengan basic oxygen method
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 195
memerlukan sejumlah kalsit berkualitas tinggi sebagai karbonat, yang akan dihasilkan dengan melakukan
fluks yang berfungsi untuk mengikat material pengotor pembakaran dengan tingkat kehilangan sekitar 10%.
atau sebagai slag, seperti fosfor, belerang, silika,
dan alumina. Kadang-kadang dolomit dipakai sebagai Untuk mengurangi keasaman tanah, pengolahan
fluks dengan maksud tungku peleburan lebih besar. dapat dilakukan dengan menambahkan fosfat dan
nutrisi pupuk. Pada tanah dengan tingkat keasaman
Pada peleburan aluminium dengan Metode Bayer, rendah mikro organisme akan tumbuh dengan baik
kalsit dan kaustik soda merupakan bagian penting sehingga tanah menjadi gembur dan subur.
yang berfungsi untuk menghancurkan bijih bauksit. Pengapuran pada tanah lempung dapat mem-perbaiki
struktur tanah. Kapasitas dan frekuensi pengapuran
Pemakaian kalsit/kapur terbesar pada kegiatan tergantung sifat tanah permukaan dan tingkat aktivitas
flotasi logam bukan besi adalah pada flotasi logam pelarutan yang terjadi.
tembaga. Kemudian untuk logam-logam seng,
timah hitam, perak, dan uranium. Sementara itu, Pada industri perminyakan, kalsit dipakai untuk
pada pengolahan logam bukan besi lainnya, kalsit membuat lumpur pemboran.
dipakai pada proses flotasi sebagai settling agent
dan pengontrol pH selama proses flotasi f. Industri Konstruksi
berlangsung.
Batu kalsit termasuk sebagai material konstruksi.
e. Industri Lainnya Pemakaiannya adalah untuk pondasi jalan atau
bangunan yang berfungsi untuk menstabilkan tanah.
Selain industri di atas, industri pengalengan, lem Penggunaan kalsit untuk konstruksi tidak
tulang, kertas, dan perminyakan menggunakan se- memerlukan persyaratan tertentu.
jumlah kalsit pada proses pabrikasinya. Selain itu, kalsit dapat juga dipakai untuk pembuatan
Industri kertas merupakan salah satu industri pemakai kapur tohor dengan cara memisahkan CO2 melalui
kalsit cukup besar. Penggunaan kalsit bertujuan pemanasan.
untuk memperoleh alkali pada proses sulfat. Selain
itu, juga dipakai untuk menghasilkan endapan 3.2 Spesifikasi Kalsit (Kalsium Karbonat) di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 196
Industri Hilir
Industri Plastik, Ban, dan Pelapis
Di dalam penggunaanya, kalsit berfungsi sebagai
filler, pelicin, fluks dan lain-lain. Sifat dan spesifikasi- Spesifikasi kalsium karbonat yang diperlukan untuk
nya tergantung industri pemakaiannya. jenis industri ini adalah :
– mengurangi jumlah bahan baku utama, Keuntungan digunakannya filler kalsium karbonat di
– menurunkan biaya tanpa mengurangi kualitas industri ini adalah biaya bahan baku menjadi rendah,
produk, tahan terhadap benturan, kekakuan, dan tahan panas.
– menambah daya tutup,
Persyaratan jumlah CaCO3 dalam industri plastik
– diperolehnya sifat-sifat tertentu, seperti warna
adalah :
yang tidak cepat pudar.
– PVC : 7 – 40% berat bahan,
Persyaratan umum kalsit untuk industri adalah : – PP : 20 – 40% berat bahan,
– PE : 30 – 55% berat bahan,
– CaCO3 : 96%
– ukuran butir : -325 mesh, Penggunaan plastik, antara lain untuk kemasan
– tidak larut dalam HCI : 1%, plastik dan karet, pembuatan pipa (paralon), industri
– hilang pijar : 4,2 – 4,4%, automotif, kelistrikan, dan elektronika.
– kadar air : 0,3%.
Industri Cat
Beberapa persyaratan kalsit sebagai filler untuk
setiap industri, seperti pada Tabel 2. Pada industri cat, spesifikasi kalsium karbonat yang
Tabel 2. Spesifikasi Kalsit (Kalsium Karbonat) sebagai Filler untuk Beberapa Industri (%)
Kertas Pelitur
Jenis Industri Cat Karet Pipa PVC Pengisi Kertas Pelapis Kimia dll.
Meskipun digunakan untuk cat, pigmen kalsium Persyaratan zat pelicin antara lain :
karbonat mempunyai daya tahan yang kurang baik
terhadap cuaca karena solubilitas dan reaksi yang – dapat melapis sebagian besar butiran,
kurang terhadap asam dan air hujan. – jumlah zat pelicin tidak boleh melebihi 1%; apa-
bila melebihi, obat akan mudah hancur,
Industri Kosmetika – bersifat hidropholic (menolak air),
– ukuran butiran : -200,
Spesifikasi yang diperlukan, antara lain : – mempunyai permukaan spesifik yang tinggi,
yaitu perbandingan antara luar permukaan dengan
– permukaan : 6 – 11 m2 /g, volume.
– ukuran butir : 0,2 – 0,4 µ,
– kecerahan : 98 – 99%, c. Bahan Pewarna
Pemakaian filler untuk kosmetika antara lain Penggunaan kalsit sebagai bahan pewarna
sebagai : memerlukan spesifikasi seperti :
Pada tahun 1985 hanya terdapat beberapa jenis produksi domestik kurang memenuhi syarat (Tabel
industri yang mengkonsumsi kalsit atau kalsium 4 dan 5).
karbonat, dan pada tahun-tahun terakhir ini
perkembangan pemasarannya cukup pesat
mencapai lebih dari 12 jenis industri. Perkembangan 5. PROSPEK PERKEMBANGAN KALSIT
ini didorong oleh semakin berkembangnya teknologi
industri sebagai subtitusi dan mineral filler yang Selama ini perkembangan pemasokan kalsit alam
harganya lebih murah. masih berjalan secara berkesinambungan. Walaupun
data mengenai cadangan kalsit tidak dapat diketahui,
Pemasokan impor kalsium karbonat berasal dari namun pasokan bahan baku kalsium karbonat dapat
negara Taiwan, Jepang, Cina, Perancis, dan Korea bersumber dari kapur, marmer, chalk, dolomit,
Selatan dan lainnya. Impor kalsit selama kurun ataupun kalsit itu sendiri masih dapat diandalkan.
waktu pengamatan cenderung stabil.
5.1 Perkembangan di Indonesia
Komposisi pemakaian kalsit/kalsium karbonat untuk
masing-masing sektor industri ban misalnya, Prospek perkembangan produksi kalsium karbonat
pemakaian kalsum karbonat berkisar antara 5 – 10% juga nampak semakin baik dengan meningkatnya
berat ban, industri cat membutuhkan kalsium karbonat investasi pada industri ini.
sebesar 10% berat hasil produksinya (Tabel 3).
Kapasitas terpasang industri kalsium karbonat pada
Keseimbangan antara pemasokan dan permintaan akhir Pelita V diproyeksikan 136.600 ton per tahun,
selama lima tahun terakhir ternyata menunjukkan dari 23 perusahaan. Sementara itu, diperkirakan
tingkat yang negatif, yang berarti bahwa tingkat produksi kalsium karbonat pada akhir Pelita V adalah
pemasokan lebih rendah dari tingkat permintaan. mencapai 270.000 ribu ton.
Keadaan ini kemungkinan karena tingkat
pemasokan kalsit, tidak tercatat secara akurat, Semakin cerahnya prospek kalsium karbonat dilihat
terutama yang berasal dari perusahaan Non-SIPD. dengan akan diproduksinya kalsium karbonat
masterbatch compound, dan masterbatch colorants
Sementara itu, dari hasil survei pasar diperoleh compound, yang keduanya berfungsi sebagai bahan
dua jenis kalsit, yaitu heavy calcite dan light cal- pewarna plastik. Diharapkan diversifikasi produksi
cite. Harga jenis kalsit heavy grade tingkat pabrik kalsium karbonat ini akan dapat memenuhi bahan
per bulan April 1990 adalah Rp. 100,00 – Rp. baku tersebut yang selama ini dipenuhi dari impor.
120,00/kg, sedangkan harga kalsit jenis light grade
eks impor (Taiwan) adalah Rp. 330,00/kg, tidak Kapasitas terpasang pada akhir Pelita V dari lima
termasuk PPN. Walaupun kalsit impor lebih mahal buah perusahaan yang telah mendapat izin dan
namun penggunaannya cenderung naik, karena
Tabel 3. Produksi, Impor dan Konsumsi Kalsit dan Kalsium Karbonat Indonesia, 1985 – 1989
Impor
Produksi Konsumsi
Kalsium Karbonat
Tahun
Kalsium Kalsit Alam
Kalsit Alam ton 000 $AS Kalsium
Karbonat Karbonat
Sumber : Buletin Statistik Komoditi Mineral, PPTM, Departemen Perindustrian, Hasil Survey Komoditi Mineral, PPTM ,1990
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 200
Tabel 4. Jumlah Konsumsi Kalsit Heavy Grade pada Industri, 1985 – 1989 (ton)
Sumber : Survei Pemakaian Bahan Galian, PPTM 1990, Statistik Industri, BPS 1985 – 1987, Jakarta
Keterangan : *) minyak goreng, limun, triplek, pulp, pupuk, barang dari semen, genteng, mesin dan listrik dan pengolahan
lainnya.
Tabel 5. Jumlah Konsumsi Kalsit Light Grade pada Berbagai Industri, 1985 – 1989 (ton)
masih dalam taraf persiapan produksi ditambah lima luasnya pemanfaatan kalsit ini adalah sebagai akibat
perusahaan terdahulu adalah 210.800 ton per tahun. dari perkembangan teknologi pengolahan kalsium
Apabila angka produksi kalsit mencapai 70% dari karbonat sesuai dengan kebutuhan pasar/Industri.
kapasitas terpasang, maka produksi kalsium Walaupun pemakaian kalsit untuk soil conditioner
karbonat akan mencapai 147.560 ton, yang secara angka belum tercatat, namun dari beberapa
diperkirakan angka produksi sudah akan dicapai penelitian, kalsit ternyata sangat bermanfaat dalam
pada tahun 1991. menurunkan derajat keasaman tanah sehingga mikro
organisme dapat tumbuh dengan baik, terutama
Semakin luasnya jenis industri pemakai kalsit untuk lahan transmigrasi, dan tanah pozoland merah
membuat prospek permintaan kalsit semakin baik. kuning.
Sektor lain yang diperkirakan memakai kalsium
karbonat adalah sebagai soil conditioner, bahan Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi
konstruksi maupun keperluan lainnya. Semakin perkembangan pemasokan, permintaan, dan harga
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 201
kalsit Indonesia adalah sebagai berikut : Tingkat efisiensi produksi industri kalsium karbonat
belum mencapai kapasitas optimum, karena baru
a. Pemasokan Kalsit Alam sekitar 60% dari kapasitas yang ada, yaitu 210.000
ton per tahun.
Perkembangan dan prospek kalsit akan dipengaruhi
oleh besarnya cadangan kalsit, perilaku pengusaha- c. Permintaan
an, serta permintaan kalsit.
Peningkatan permintaan kalsit/kalsium karbonat
Kondisi Cadangan Kalsit terutama didorong oleh perkembangan tingkat
teknologi sehingga penggunaannya menjadi demikian
Endapan kalsit di Indonesia ditemukan dalam bentuk luas, baik sebagai bahan baku utama maupun
lensa-lensa di pegunungan kapur dengan ukuran penolong.
yang kecil-kecil dan kadar tidak merata. Ciri kalsit
yang unik menyebabkan operasi pengusahaan kalsit 5.2 Perkembangan di Pasaran Internasional
agak tersendat-sendat dan bukan padat modal.
Sementara itu penambangannya dilakukan secara Di Malaysia tingkat impor kalsit juga menunjukkan
sederhana dangan kapasitas produksi terbatas. trend naik. Pada tahun 1988 tercatat sebesar 33.107
ton (3.912.876 dolar AS), dan perkembangan
Usaha Sampingan ekspornya berfluktuasi dan pada tingkat yang lebih
rendah dan pada tahun yang sama sebesar 1.926
Adakalanya produksi kalsit merupakan usaha ton (873.465 dolar AS). Sedangkan Philipina, produksi
sampingan dari penambangan kapur, karena yang tercatat sebesar 1.815 ton (1988), Ekspor/
keterdapatan endapan kalsit bersamaan dengan impornya tidak tercatat. Impor kalsit Indonesia yang
kapur/gamping. berasal dari Philipina pada tahun 1985 tercatat
10.400 ton (759 dolar AS).
Dengan demikian, produksi kalsit tidak berjalan
berkelanjutan sehingga produksi dari usaha ini Perkembangan kalsit atau kalsium karbonat untuk
berkembang secara fluktuatif. Dengan kata lain, tingkat dunia menunjukkan keadaan yang cukup
pabrik dapat mengolah bahan baku kalsium karbonat baik. Produksi kalsium karbonat di Eropa Barat
waktunya kosong. tercatat bahwa produsen kalsium karbonat yang
tertinggi adalah Inggris yaitu sebesar 72.000 ton
Keterkaitan Perusahaan Penambangan Besar pada tahun 1988, kemudian disusul oleh Jerman
dengan Perusahaan Pengolahan Barat 62.000 ton. Sedangkan Finlandia dan Spanyol
masing-masing 15.000 ton dan 10.000 ton, terendah
Sebagian besar penambang kalsit hanya mem- adalah Swedia 3.000 ton. Total produksi kalsium
produksi kalsit berupa bahan baku. Di lain pihak, karbonat 258.000 ton pada tahun 1988.
perusahaan pengolahan merupakan penghubung
antara pihak penambang dengan pihak konsumen, Konsumsi kalsium karbonat untuk Eropa Barat
dan peranan ini sangat penting sekali dalam jalur tercatat sebesar 202.000 ton, dengan negara
pemasokan dan permintaan. konsumen terbesar Jerman Barat 50.000 ton dan
Perancis 48.000 ton, kemudian Inggris 30.000 ton.
Penambang non-SIPD merupakan pengusaha Sedangkan konsumsi kalsit di negara-negara yang
ekonomi lemah, sebaliknya perusahaan pengolahan, lain seperti bervariasi antara 4.000 – 25.000 ton/
dalam perkembangannya menjadi faktor penentu tahun.
bagi kelangsungan perusahaan tambang ekonomi
lemah. Meskipun perusahaan pengolahan lebih Di Eropa, pemakaian kalsium karbonat yang
banyak diuntungkan, namun kehadirannya tetap terbesar digunakan untuk polimer dan plastik
dibutuhkan sebagai satu-satunya pembeli. sebesar 80.000 ton/tahun. Pada industri kertas
sebesar 60.000 ton/tahun, industri cat 40.000 ton/
b. Kapasitas Produksi tahun, industri kosmetik, farmasi, dan lainnya
masing-masing 10.000, 5.000, dan 16.000 ton/
tahun.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 202
7. KESIMPULAN
Permintaan kalsium karbonat untuk mineral filler di
wilayah Asia untuk industri plastik merupakan yang Perkembangan pemanfaatan, dan pemakaian kalsit
terbesar dibandingkan dengan mineral filler yang lain baik light grade maupun heavy grade di sektor
seperti kaolin, talk, silika. Peningkatan permintaan industri, semakin meningkat dan laju pertumbuhan
plastik telah mendorong berkembang dan meluasnya rata-rata per tahun secara historikal mencapai 27%,
industri plastik Asia. Permintaan plastik per kapita dan 14%. Sedangkan konsumen terbesar untuk
yang tertinggi adalah Amerika Serikat sebesar 55 light grade adalah industri kertas, sabun dan
kg, dan berikutnya Jepang dengan 40 kg per kapita, pembersih lainnya dan industri kertas. Tingkat
berikutnya baru Malaysia 10 kg per kapita. konsumsi jenis ini pada tahun 1989 mencapai
Pemakaian plastik ini meliputi florring, pipa, tali dan 22.545 ton. Konsumen dari jenis heavy grade yang
kabel, kelistrikan, kendaraan, alat-alat listrik dan terbesar adalah industri gelas dan barang-barang
lainnya. dari gelas, industri barang-barang kimia, pada tahun
1989 mencapai volume 152.751 ton.
Tabel 6. Perkiraan Investasi, Biaya Produksi dan Pemasaran serta Rate of Return
Pertambangan dan Pengolahan Kalsit*)
A. Investasi :
1. Biaya pemilikan konsesi (SIPD)
– Perizinan, akte notaris, dan lain-lain 15
– Pembebasan tanah (pabrik, kantor, bengkel, dan lain-lain) 25
2. Eksplorasi (penyelidikan umum, pemetaan geologi, topografi,
pemboran, dan analisis contoh) 100
3. Studi kelayakan dan PIL/ANDAL 10
4. Pra Produksi :
– Gedung pabrik, kantor, bengkel 150
– Penyiapan lahan 15
– Peralatan pengolahan, 50 ton/hari 310
– Peralatan tambang dan pendukungnya 150
– Peralatan kantor dan sarana operasional 50
5. Modal Kerja 400
C. Pendapatan :
1. Penjualan (11.000 ton per tahun) 1.100
2. Pendapatan bersih 164
3. Rare of return 33,36%
4. Payback period 2,5 tahun
DAFTAR BACAAN
9. Ladoo nd Mayer, Non Metallic Minerals, Mc.
1. Anonim, Statistik Industri, Bagian II, Biro Pusat Graw Hills Book, Inc. New York, Toronto Lon-
Statistik, 1982 – 1993. don, 1951, p.121.
2. Ananonim, Statistik Perdagangan Luar Negeri 10. Lefond S.J., Industril Mineerals and Rocks, Non
Indonesia; Ekspor dan Impor, Biro Pusat Metallic other han fuels, Ameria Institute of
Statistik Jakarta, 1982 – 1994. Mining, Metalurgi and Petroleum Engineering,
Inc. New York, 1975, p. 770 – 774.
3. Anonim, Buku Tahunan Pertambangnan dan
Indonesia, Departemen Pertambangan dan 11. Seth Vidur, dkk., Sodium Dodecyl Phosphate as
Energi, berbagai edisi. Collector in The Clsit-Apatite Mineral System,
The Departement of Metallurgical Engineering
4. Anonim, Laporan Penelitian Bahan Baku Indian Insitute of Technology, Kapur, India, 19?.
Keramik, Balai Besar Keramik, Bandung, 1983.
12. Supranto, J., Ekonometrik, Lembaga Penerbit
5. Anonim, Penyebaran Endapan Bahan galian di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,
D . I Y o g y a k a r t a, Direktorat Jenderal Jakarta, 1986.
Pertambangan Umum Sumberdaya Mineral,
Bandung, 1982. *****
KETERANGAN
16 KAOLIN
Oleh : Toton Setanan Kuntrat
Supriatna Suhala
jenis 2,60-2,63, plastis, mempunyai daya hantar - Cara tambang terbuka (open pit)
panas dan listrik yang rendah, serta PH bervariasi. - Cara tambang semprot (hydraulicking)
Pada cara tambang terbuka, pengupasan tanah
2.3 Potensi dan Cadangan Kaolin Indonesia penutup dapat dilakukan dengan alat-alat sederhana
secara manual ataupun dengan alat-alat mekanis,
Cadangan kaolin menurut penyelidikan sebelum seperti bulidoser, scraper, dan lain-lain. Lapisan ka-
tahun 1950 diketahui sekitar 7,2 juta ton. olin itu sendiri dapat digali dengan menggunakan
Penyelidikan sesudah tahun 1950, yang meliputi excavator antara lain backhoe atau power shovel,
daerah Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Pulau lalu dimuat langsung ke dalam truk untuk diangkut
Bangka dan Belitung menghasilkan angka cadangan kepabrik pengolahan.
perkiraan sebesar 66.212.000 ton, termasuk Padad cara tambang semprot, endapan kaolin yang
didalamnya 12.946.830 ton cadangan terbukti telah dikupas tanah penutupnya disemprot dengan
(proved), 26.565.232 ton cadangan terunjuk (prob- menggunakan monitor, hasil penyemprotan
able), dan 26.700.000 ton cadangan tereka (pos- berbentuk lumpur yaitu campuran kaolin dengan air.
sible) (Lampiran A), dengan mutu yang cukup baik Kemudian lumpur tersebut dipompakan ke tempat
sebagai bahan keramik dan untuk pengisi (filer). pengolahan melalui pipa-pipa.
Di samping cadangan tersebut, masih terdapat de- 3.3 Pengolahan
posit lainnya yang masih memerlukan penyelidikan
lebih lanjut, yaitu berupa cadangan hipotesis yang Pengolahan kaolin terutama ditujukan untuk
berjumlah puluhan juta ton, serta tersebar di membuang mineral-mineral pengganggu seperti
Sumatera, Jawa, dan Sulawesi Utara. Cadangan pasir kuarsa, mineral oksida besi, oksida titanium,
kaolin pada beberapa produsen dapat dilihat dalam dan mika. Selain itu, pengolahan kaolin ditujukan
Gambar 1. untuk mendapatkan butir-butir halus, tingkat
keputihan yang tinggi (brightness), kadar air tertentu,
3. PERTAMBANGAN pH tertentu, dan sifat-sifat lainnya.
Pada dasarnya proses pengolahan bergantung
3.1 Eksplorasi kepada jumlah, jenis mineral-mineral pengotornya,
dan spesifikasi penggunaan. Secara umum proses
Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas sumber pengolahan dapat dilihat pada gambar 2.
daya endapan kaolin, perlu dilakukan eksplorasi. Untuk keperluan khusus dengan persyaratan ketat,
Metode eksplorasi yang digunakan diantaranya seperti penggunaan sebagai pengisi dan sebagai
dengan pengeboran (bor tangan dan bor mesin) pelapis dilakukan pengolahan secara khusus pula.
atau pembuatan sumur uji. Untuk industri kertas, proses pengolahannya dapat
Dalam menentukan metode mana yang akan dilihat pada gambar 3.
dipakai, maka harus dilihat kondisi dari lokasi yang
akan dieksplorasi. Metode eksplorasi yang dilakukan 4. PENGGUNAAN KAOLIN DAN
dengan cara pembuatan sumur uji, pola yang SPESIFIKASINYA
digunakan adalah empat persegi panjang(dapat pula
berbentuk bujur sangkar) dengan jarak dari satu 4.1 Penggunaan
titik/sumur uji ke sumur uji berikutnya antara 25-50
m. Peralatan yang Kaolin banyak dipakai dalam berbagai industri, baik
dipakai dalam pembuatan sumur uji diantaranya: sebagai bahan baku utama maupun bahan
cangkul, linggis, belincong, ember, tali. pembantu. Hal ini karena adanya sifat-sifat kaolin
Sedangkan eksplorasi dengan pemboran dapat seperti kehalusan, kekuatan, warna, daya hantar
dilakukan dengan menggunakan alat bor yang listrik dan panas yang rendah, serta sifat-sifat
dilengkapi bailer(penangkap conto), baik bor tangan lainnya.
maupun bor mesin. Dalam industri, kaolin dapat berfungsi sebagai
pelapis (coater), pengisi (filer), barang-barang tahan
3.2 Penambangan api dan insolator. Penggunaan kaolin yang utama
adalah dalam industri-industri kertas, keramik, cat,
Penambangan kaolin dapat dilakukan dengan dua sabun, karet/ban, dan pestisida. Sedangkan
cara bergantung kepada kondisi endapannya, yaitu: penggunaan yang lainnya adalah dalam industri-
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 3
KETERANGAN
1. Krueng seunagan 8. Cerucuk, pangkalan 15. Dulangan, Wonogiri 25. Bangli, Tambanan
Meulaboh Baru, Pangkalalan, 16. Banaran, Ngentrong, 26. Batunampar, Lobok
2. Blangkejeran Aer Rajah, Aer Saga, 17. Singkawang Timur
3. Kutapanjang, Aceh dan Badau, P. Belitung 18. Lusar, Ledo 27.Sape, Bima
Tenggara 9. Aer batu, Palembang 19. Mandor 28. Palawa, Donggala
4. Sarulla, Tap. Utara 10.Tanjung sari, Lahat 20. Kendawangan, Ketapang 29. Bolangmangandow
5. Bonjol, Pasaman 11.Gihan, Lampung21. Kireng, Bingkerai 30. Ngai Modomera Tabobo
Ban Kosmetik
Air Slurry
Filer Kertas Farmasi
A.R Tangga
Tiles
Filter Press Stone Were Cer Tilles
Liner/Milling Liner/Milling
Keramik Seni
Pasir Halus Pengeringan
Tepung Kaolin
Gambar 4. Diagram Penggunaan Kaolim di
Desintergration Sektor Industri
Cyclone
Cyclone
Sampai dengan tahun 1992, di Indonesia tercatat konsumsi kaolin dalam industri tersebut 21d,87%
lebih dari 20 perusahaan tambang kaolin, yang dan 13,93%. Sedangkan untuk industri lainnya
kebanyakan terdapat di Pulau Bangka dan di Pulau seperti industri kosmetik, barang untuk bangunan,
Belitung, sisanya tersebar di Pulau Jawa, industri, barang logam, pada tahun terakhir dalam
Kalimantan, dan Sulawesi. periode tersebut telah mengkonsumsi kaolin
sebanyak 5.752 ton.
b. Konsumsi
c. Ekspor
Pada kurun waktu 1977-1992 konsumsi kaolin di
sektor industri di Indonesia memperlihatkan Indonesia sudah sejak lama melakukan ekspor ka-
peningkatan rata-rata 19,30% per tahun. Pemakai olin, yaitu untuk jenis ceramic grade atau raw ma-
kaolin terbesar adalah industri kertas (41%), diikuti terial, sedangkan jenis pengisi (filer) baru dilakukan
oleh industri keramik (30%), cat dan sabun 12%, beberapa tahun belakangan ini. Tujuan ekspor
dan sisanya dikonsumsi oleh industri lain-lain. adalah Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Thailand,
Pada tahun 1977 total konsumsi kaolin hanya 13.400 dan negara-negara lainnya.
ton, dan pada tahun 1985 mencapai hingga 104.552
ton atau meningkat sekitar delapan kali lipat. Pada kurun waktu 1977-1992, jumlah dan nilai
Konsumsi kaolin di sektor industri terus meningkat, ekspor kaolin memperlihatkan peningkatan dengan
sehingga mencapai 146.33 ton pada tahun 1992 laju pertumbuhan 19,84% per tahun (Tabel 5). Pada
(Tabel 4). tahun 1992 jumlah ekspor kaolin 137.681 ton
dengan nilai Rp. 21,9 milyar, atau jumlahnya
Konsumsi kaolin di industri kertas selama kurun
waktu tersebut di atas meningkat rata-rata 15,20% Tabel 3. Produksi Kaolin Indonesia
per tahun. Pada tahun 1977 konsumsinya hanya Tahun Jumlah (ton)
3.408 ton, dan pada tahun 1985 menjadi 32.187
ton, kemudian pada tahun 1992 mencapai 59.704
1977 36.460
ton. 1978 37.800
Konsumsi kaolin di industri keramik dan poselen 1979 60.760
meskipun berfluktuasi, namun masih menunjukan 1980 85.463
peningkatan rata-rata 26,67% per tahun. Pada tahun 1981 82.249
1992 konsumsinya 44.496 ton atau meningkat 1982 85.088
hampir enam kali lipat dari konsumsi pada tahun
1983 85.752
1977 yang jumlahnya hanya 7.799 ton.
Industri lainnya yang banyak mengkonsumsi kaolin 1984 111.954
adalah industri cat dan industri sabun. Dalam 1985 106.877
periode 1977-1992, konsumsi kaolin di industri cat, 1986 123.240
meskipun berfluktuasi, masih menunjukan 1987 122.046
peningkatan sebesar 19,72% per tahun. Konsumsi 1988 147.109
tertinggi dicapai pada tahun 1988 yaitu 17.296 ton. 1989 157.122
Pada tahun 1992 konsumsinya sebanyak 16,682
ton atau lebih rendah 3,40% dari konsumsi tahun
1990 169.683
1988. Sedangkan di industri sabun, konsumsi ka- 1991 186.532
olin cenderung terus meningkat dengan laju 1992 188.114
pertumbuhan sebesar 16% per tahun. Konsumsi Sumber : Survai, PPTM 1993
pada tahun 1977 sebanyak 883 ton, kemudian pada
tahun 1985 meningkat menjadi 10.069 ton, dan pada meninglat lebih dari empat kali lipat dan nilainya
tahun 1992 konsumsi 13.970 ton. lebih dari delapan kali lipat dibandingkan dengan
jumlah dan nilai ekspor pada tahun 1985.
Dalam industri ban dan karet, pestisida pada tahun
terakhir dalam periode 1977-1992, masing-masing d. Impor
mengkonsumsi kaolin 3.751 ton, 1.990 ton, dan
5.750 ton. Rata-rata laju pertumbuhan per tahun Meskipun Indonesia sudah mengekspor kaolin,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 7
pemenuhan sebagian kebutuhan da dalam negeri akan Harga rata – rata kaolin untuk pengisi (filer) pada
kaolin jenis pengisi, dan seluruh jenis pelapis masih tahun 1992 adalah Rp. 119.500,00 per yang berarti
diimpor dari negara lain seperti Jepang, Austra lia, meningkat menjadi hampir dua kali lipat dari harga
A m e rika, Inggris, Belanda, Jerm an Barat, dan tahun 1985. Harga Kaolin untuk pelapis (coating)
negara lainnya. rata – rata Rp. 589.260,00 per ton (280,60 dolar AS
per ton) sampai di tempat konsumen (CIF), yang
Im p o r kaolin sejak tahun 1977 sam p a i dengan 1992 berarti meningkat sekitar 10,73% dari harga tahun
terus m e n ingkat dengan laju pertum b u h a n 1 9 , 4 4 % 1988.
per tahun (Tabel 6). Pada tahun 1977 im p o r kaolin
sebanyak 3.500 ton dengan nilai Rp. 155,06 juta, Jika atas dasar harga konstan 1983, perkembangan
m e n ingkat m e n jadi 22.207 ton dengan nilai Rp. 5.05 harga rata – rata per ton kaolin (rill price) jenis
m ilyar pada tahun 1985, dan terus m e n ingkat keramik dan pengisi ternyata berfluktuasi (Tabel 8).
m e n jadi 69.596 ton dengan nilai Rp. 41,01 m ilyar Pada tahun 1992 harga per ton kaolin jenis keramik
pada tahun 1992 yang berarti tiga kali lipat dari Rp. 53.840,00 dan jenis pengisi Rp. 95.190,00,
tahun 1985, dan nilainya lebih dari delapan kali lipat. Sedangkan perkembangan harga per ton kaolin jenis
pelapis dari tahun 1977 sampai dengan tahun 1989
e. Harga terus menunjukkan peningkatan (sama seperti untuk
harga yang berlaku). Harga per ton pada tahun 1992
Atas dasar harga yang berlaku, Perkembangan adalah Rp. 402.760,00 (Tabel 8), atau meningkat
harga rata-rata kaolin dalam periode 1977-1992 lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan harga
sedikit berfluktuasi, tetapi cenderung meningkat. pada tahun 1977.
Harga kaolin jenis keramik di dalam negeri pada
tahun 1992 adalah Rp.65.600,00 per ton atau Rata-rata laju pertumbuhan per tahun ketiga jenis
meningkat 11,50% dibandingkan dengan harga pada kaolin tersebut masing-masing sebesar 4,29% untuk
tahun 1988 (Tabel 7). kaolin jenis keramik, 2,73% untuk jenis pengisi, dan
Tabel 4. Konsumsi Kaolin Indonesia
Industri
Tahun Jumlah
Kertas Keramik Cat Sabun Ban dan KaretPestisida Lainnya
1977 3,408 7,799 612 883 209 tt 489 13,400
1978 2,393 7,625 619 768 232 tt 783 12,420
1979 5,535 8,850 799 836 349 tt 501 16,870
1980 5,842 13,378 1,046 1,596 231 tt 326 21,419
1981 7,518 12,690 861 1,632 644 tt 451 23,796
1982 13,379 14,707 772 1,003 1,591 321 968 32,741
1983 22,618 13,469 1,190 2,023 807 256 782 41,145
1984 21,801 10,327 3,762 3,761 1,389 363 1,018 42,421
1985 32,187 41,464 14,057 10,069 1,901 1,067 3,777 104,522
1986 40,333 45,234 15,648 9,701 2,100 2,099 3,698 118,813
1987 45,604 44,212 16,318 10,436 2,226 2,587 3,659 125,043
1988 51,737 43,461 17,269 12,085 2,379 1,823 3,803 132,557
1989 53,742 44,457 16,678 11,973 2,752 1,999 4,752 136,353
1990 53,936 43,125 16,188 11,526 2,170 1,981 3,080 132,006
1991 56,847 44,315 16,884 12,254 2,619 1,895 4,518 139,332
1992 59,704 44,496 16,682 13,970 3,751 1,990 5,750 146,333
Sumber : Statistik Industri 1977 s/d 1992, Biro Pusat Statistik, Jakarta
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 8
6,05% untuk jenis pelapis. dalam negeri, yang mempunyai hubungan baik
dengan tingkat kemakmuran masyarakat maupun
5.2 Propek dengan jumlah penduduk.
Untuk mengetahui prospek perkembangan industri Hal ini dapat dijelaskan juga bahwa dengan semakin
pertambangan kaolin Indonesia di masa mendatang, meningkatnya tingkat kemakmuran masyarakat dan
maka terlebih dahulu akan dilakukan analisis faktor- semakin bertambahnya jumlah penduduk,
faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan kebutuhan akan produk-produk industri hilir pemakai
selama periode tahun 1977-1992, baik yang bersifat kaolin semakin meningkat, antara lain kebutuhan
kuantatif maupun kualitatif. akan kertas tulis dan cetak bermutu tinggi, barang-
barang dari keramik baik untuk peralatan rumah
Secara kuantitatif, berdasarkan hasil pengujian tangga, tegel, dinding, maupun sebagai barang
ekonometrika dengan menggunakan regresi ganda, hiasan, kebutuhan perumahan yang sudah barang
dan asumsi tidak ada stok serta faktor yang bersifat tentu akan memerlukan cat, kebutuhan sabun atau
kualitatif (tanpa memasukan faktor kebijaksanaan, detergen dan produk pemakai lainnya.
pengaruh pasar internasional), menunjukan bahwa Dengan demikian, dapat dikatakan juga bahwa
terdapat beberapa faktor dominan atau nyata yang tingkat kemakmuran masyarakat dan jumlah
berpengaruh terhadap tingkat produksi, konsumsi, penduduk, secara terpisah mempunyai pengaruh
ekspor, impor dan harga kaolin di Indonesia, sebagai yang nyata terhadap tingkat konsumsi kaolin.
berikut:
– Meskipun tingkat ekspor kaolin selama
– Selama kurun waktu 1977-1992, produksi ka- periode1977-1992 terus menunjukkan
olin di Indonesia lebih banyak dipengaruhi peningkatan, tetapi dari pengujian secara
secara nyata oleh tingkat produksi, konsumsi, ekonometrika ternyata faktor yang dominan
dan ekspor pada tahun sebelumnya, atau pengaruhnya terhadap tingkat ekspor hanya
terdapat lagi satu tahun. Faktor tingkat produksi
tahun sebelumnya yang mempengaruhi tingkat
produksi pada tahun yang berjalan dapat Tabel 5. Eksport Kaolin Indonesia
ditafsirkan bahwa para produsen kaolin
cenderung untuk mempertahankan tingkat Jumlah Nilai
Tahun
produksinya, sama seperti tahun sebelumnya. (ton) ($AS) (000 Rp)
Sedangkan pengaruh faktor konsumsi dan 1977 2,175 46,274 19,212
ekspor pada tahun sebelumnya dapat 1978 2,557 54,480 24,321
ditafsirkan juga bahwa para produsen kaolin 1979 1,574 34,347 21,639
kurang memperhatikan kemungkinan 1980 5,313 175,605 110,944
perkembangan ke depan akan permintaan ka-
1981 9,309 618,668 393,832
olin, yang sebenarnya terus meningkat, sehingga
1982 2,063 168,130 112,042
dalam merencanakan produksinya hanyaa
berpegang kepada tingkat permintaan pasar 1983 3,796 160,102 143,178
pada tahun sebelumnya. 1984 10,920 633,630 652,539
1985 34,908 2,402,476 2,678,352
– Aktivitas industri hilir mempunyai pengaruh 1986 44,807 2,737,183 3,511,395
dominan terhadap tingkat konsumsi kaolin, 1987 76,403 4,263,662 7,033,058
terutama produksi industri kertas, keramik, cat, 1988 82,682 4,983,370 8,432,859
sabun, ban dan karet, 1989 121,129 9,100,340 16,198,605
1990 126,661 8,115,361 15,013,418
serta industri lainnya. Dalam periode 1977-1992, 1991 125,125 9,879,703 18,969,030
produksi kertas, keramik, cat, sabun, dan karet, 1992 137,861 10,690,370 21,915,259
cenderung terus meningkat, dan hal ini diikuti secara
nyata dengan meningkatnya jumlah konsumsi ka-
olin di industri-industri tersebut. Sebagian besar Sumber : Statistik Perdagangan, BPS, Jakarta
produk industri hilir pemakai kaolin dikonsumsi di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 9
Tabel 6. Eksport Kaolin Indonesia Tabel 7. Harga Kaolin Atas Dasar Harga
Berlaku
Jumlah Nilai Jenis Kaolin
Tahun
(ton) ($AS) (000 Rp) Tahun Mentah Pengisi Pelapis
1977 3,500 373,493 155,063 (Rp/ton) (Rp/ton) Rp/ton $AS/ton
1978 8,247 1,007,618 449,821 1977 20,300 35,380 70,210 168.3
1979 11,429 1,147,714 723,955 1978 20,600 32,210 84,240 188.7
1980 13,318 2,523,714 962,625 1979 21,000 38,180 119,340 189.2
1980 29,420 39,400 123,130 194.9
1981 13,668 2,905,281 1,212,864
1981 24,980 48,960 121,780 191.3
1982 13,218 2,004,951 1,336,099
1982 35,100 53,880 137,150 205.8
1983 20,347 3,126,210 2,795,738
1983 31,100 64,560 170,541 190.7
1984 29,956 5,613,324 5,782,173 1984 38,640 72,460 226,500 219.4
1985 22,207 4,526,854 5,046,673 1985 41,600 82,600 256,410 230
1986 19,460 4,935,911 6,332,033 1986 52,900 93,000 290,690 226.6
1987 27,597 6,178,722 10,192,110 1987 56,200 92,700 393,090 238.3
1988 35,301 8,581,069 14,520,884 1988 61,700 98,600 417,970 247
1989 50,464 12,689,460 22,587,239 1989 65,600 119,500 459,600 258.2
1990 56,787 16,259,358 30,079,812 1990 73,200 132,800 491,200 265.5
1991 42,621 13,126,127 25,595,947 1991 81,700 147,500 532,150 272.9
1992 69,569 19,529,121 41,011,154 1992 91,100 164,000 589,260 280.6
Sumber : Statistik Perdagangan, BPS, Jakarta Keterangan : *) berdasarkan jumlaj dan Nilai Impor
dari Amerika dan Australia
Sumber : Statistik Perdagangan, BPS, Jakarta
tingkat ekspor pada tahun sebelumnya. Hal ini
dapat diartikan juga sebenarnya tingkat ekspor Dengan demikian, jelaslah bahwa jumlah tingkat
cenderung lebih dipengaruhi oleh keadaan/ impor kaolin ini dipengaruhi oleh tingkat
permintaan pasar di luar negeri, sehingga konsumsi.
rencana ekspor pada tahun berjalan berpatokan
kepda tingkat ekspor tahun sebelumnya. – Secara ekonometrika tingkat harga kaolin untuk
Disamping itu, apabila dari jenisnya, kaolin yang jenis keramik (raw material) dan pengisi hanya
diekspor sebagian besar berupa raw material dipengaruhi oleh tahun berjalan. Sedangkan
yang mempunyai harga rendah. harga kaolin jenis pelapis lebih dominan
dipengaruhi oleh harga pada tahun sebelumnya.
– Sedangkan faktor yang paling dominan atau Keadaan tersebut bukan berarti bahwa faktor
nyata pengaruhnya terhadap tingkat impor ka- tingkat produksi, konsumsi, ekspor atau impor
olin adalah tingkat konsumsi, dan ini dapat tidak berpengaruh terhadap tingkat harga tetapi
ditafsirkan bahwa tingkat impor kaolin ini benar- disebabkan oleh kesulitan dalam pemilahan/
benar bergantung kepada kebutuhan kaolin jenis pemisahan jumlah tonase produksi, konsumsi,
yang diimpor oleh beberapa industri pemakainya. ekspor dan impor menurut masing-masing
jenisnya. Oleh karena itu, tidak bisa dilakukan
Jika dilihat dari perkembangan industri hilir pengujian ekonometrika untuk pengaruh faktor-
pemakai kaolin, terutama industri kertas, faktor tersebut terhadap tingkat harga masing-
peningkatan aktivitas industri tersebut masing jenis kaolin.
berpengaruh terhadap tingkat industri kaolin,
sementara itu jenis kaolin yang digunakan di Untuk harga jenis pelapis, karena jenis belum
industri tersebut di antaranya belum diproduksi diproduksi di dalam negeri atau harus di impor
di dalam negeri, yaitu jenis pelapis (coating). dari negara lain, maka tingkat harga pada tahun
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 10
Tabel 8. Harga Kaolin Dasar Harga dieksplotasi baru dilakukan di Pulau Bangka,
Konstan 1983 Belitung, dan di beberapa daerah di Pulau Jawa
serta di Sulawesi Utara. Sedangkan potensi kaolin
Tahun Jenis Kaolin yang terdapat di sebagian daerah Kalimantan Barat
Mentah Pengisi Pelapis dan Kalimantan Selatan yang diperkirakan mutunya
(Rp/ton) (Rp/ton) (Rp/ton) cukup baik untuk keramik dan pengisi, belum pernah
dilakukan penambangan.
1977 36,100 68,420 188,020
Dengan demikian, masalah cadangan kaolin di In-
1978 32,620 65,390 203,360 donesia cukup tersedia, dan dapat mendukung
1979 38,240 69,530 217,320 pengembangan struktur industri kaolin di masa
1980 40,890 55,550 173,610 mendatang.
1981 30,720 62,670 155,880
1982 41,630 63,900 162,660 Teknologi dan Investasi
1983 31,100 64,560 170,540
1984 40,570 76,080 237,830 Perkembangan industri kaolin di Indonesia sering
dihadapkan kepada masalah teknologi, terutama
1985 37,320 73,510 230,000
teknologi pengolahan.
1986 49,670 77,330 272,560 Sampai saat ini kaolin yang diproduksi di Indone-
1987 46,250 76,290 323,510 sia, dan dipasarkan baik dalam negeri maupun
1988 44,120 70,500 298,850 ekspor, sebagian besar terdiri atas jenis keramik
1989 47,470 87,800 337,690 dan sisanya jenis pengisi. Sedangkan untuk kaolin
jenis pelapis, belum tercatat adanya produksi.
1990 49,510 90,200 358,120
Hal ini selain tidak tersedianya deposit kaolin untuk
1991 51,630 92,660 379,780 jenis pelapis, juga disebabkan oleh kurangnya
1992 53,840 95,190 402,760 penguasaan segi teknologi pengolahan. Disamping
itu untuk mendirikan pabrik pengolahan kaolin
membutuhkan inventasi yang cukup besar.
III, yaitu peningkatan sektor industri, dan adanya Tabel 9. Proyeksi Produksi (1996 – 2000)
program peningkatan ekspor di luar minyak dan gas,
yang disertai dengan kemudahan-kemudahan Tahun Produksi (ton)
(deregulasi), sangat mendukung perkembangan
Rendah Sedang Tinggi
industri kaolin di dalam negeri.
1995 195,380 201,280 205,040
Faktor Lainnya 1996 203,190 215,370 233,500
1997 211,130 230,440 243,610
– Tenaga kerja ; upah tenaga kerja yang relatif 1998 219,570 246,580 265,540
lebih rendah dibandingkan dengan negara lain
dapat menekan biaya opersi penambangan/
1999 228,350 2000 289,430
pengolahan. 2000 237,490 282,300 315,480
– Energi ; tersedianya sumber energi,
seperti batu bara, dan air (PLTA, PLTG, dan Tabel 10. Proyeksi Konsumsi (1996 – 2000)
sebagainya) dapat menekan ongkos produksi
serta ketergantungan terhadap bahan bakar
Tahun Konsumsi (ton)
minyak.
Rendah Sedang Tinggi
5.3 Proyeksi 1996 163,330 178,030 194,050
1997 172,560 188.09 205.02
Berdasarkan perkembangan yang terjadi selama
periode 1977-1992, dan dengan melihat faktor-faktor
1998 182,300 198,700 216,590
kualitatif maupun kuantitatif yang berpengaruh 1999 192,610 209,940 228,840
terhadap perkembangan pemasokan dan 2000 203,500 221,800 241,770
permintaan kaolin, maka dengan menggunakan
model ekonometrika akan dibuat proyeksi produksi,
konsumsi, ekspor impor dan harga kaolin di masa c. Proyeksi Ekspor
mendatang (Tahun 1996-2000).
Proyeksi yang dibuat mengacu kepada pertumbuhan Ekspor kaolin Indonesia terdiri atas jenis keramik
PDB, masing-masing untuk proyeksi rendah 3%, dan filer yang selama ini terus menunjukkan
sedang 5%, dan tinggi 7%. Sedangkan pertumbuhan peningkatan, dapat diartikan juga bahwa kualitas
penduduk untuk proyeksi rendah 1,5%, sedang 2%, kedua jenis kaolin tersebut dapat diterima di pasaran
dan proyeksi tinggi 2,5%. internasional.
coating di masa mendatang diperkirakan akan terus Tabel 13. Perkiraan Harga Kaolin
meningkat. Sebagai proyeksinya, jumlah impor ka- (1996 – 2000)
olin Indonesia pada tahun 2000 diperkirakan
mencapai angka antara 98.860 – 128.240 ton
Tahun Harga Kaolin Jenis : (Rp/ton)*)
(Tabel 12). Ceramic
(Raw Material) Pengisi Pelapis
Tabel 11. Proyeksi Ekspor Kaolin 1996 59,250 102,230 533,590
(1996 – 2000)
1997 60,620 104,070 562,940
Tahun Ekspor (ton) 1998 61,980 105,940 591,090
1999 63,350 107,850 617,690
Rendah Sedang Tinggi
2000 64,710 109,800 642,390
1996 137,800 179,140 223,920 Keterangan : *) Atas dasar harga konstan 1983 (riil price)
1997 157,030 204,140 255,160
1998 178,880 232,540 290,670 tersebut umumnya tidak dapat meningkatkan mutu
kaolinnya ke jenis pelapis atau coating grade. Hal
1999 203,760 264,880 331,100 ini sebagai akibat adanya kendala dan segi teknologi
(teknologi pengolahan) dan investasi.
2000 232,100 301,730 377,160
Ditinjau dari perkembangan konsumsi dan ekspor,
serta proyeksinya yang terus meningkat, merupakan
Tabel 12. Proyeksi Impor Kaolin
peluang bagi perusahaan baru untuk komoditas ka-
(1996 – 2000)
olin jenis pengisi dan pelapis, karena meskipun
Tahun Impor (ton) berupa kaolin jenis pengisi, tetapi pada
kenyataannya dalam impor pun selain kaolin jenis
Rendah Sedang Tinggi pelapis terdapat juga jenis pengisi.
1996 79,800 87,780 90,420 Keadaan ini dapat ditafsirkan juga para produsen
1997 84,190 94,800 98,670 kaolin jenis pengisi lebih mengutamakan kearah
ekspor daripada untuk kebutuhan industri hilir di
1998 88,820 102,380 107,680 dalam negeri, atau kemungkinan kaolin jenis
1999 93,700 110,570 117,510 tersebut kurang dapat memenuhi persyaratan yang
diminta oleh beberapa konsumen di dalam negeri.
2000 98,860 119,420 128,240
Oleh karena itu, untuk pengusahaan kaolin jenis
pengisi ini perlu memperhatikan dan mengutamakan
e. Proyeksi Harga kualitas sehingga dapat memenuhi atau sesuai
dengan spesifikasi kaolin yang diperlukan disetiap
Berdasarkan model ekonometrika dan model industri hilir di dalam negeri, serta dapat lebih
pertumbuhan, maka harga kaolin atas dasar harga bersaing di luar megeri.
konstan 1983 (rill price), pada tahun 2000 untuk
setiap jenis kaolin diperkirakan sebagai berikut Sedangkan untuk pengusahaan kaolin jenis pelapis,
(Tabel 13). melihat ketersediaan deposit yang pada umumnya
hanya berkualitas untuk jenis pengisi, maka masih
– raw material/ceramic diperlukan penyelidikan eksplorasi lebih lanjut. Dari
grade : Rp. 64.710,00 / ton segi ketersediaan cadangan,
– Pengisi (filer grade) : Rp. 109.800,00 / ton maka untuk melakukan pengusahaan komoditas
– Pelapis (coating grade) : Rp. 642.390,00 / ton kaolin serta pengembangan di kemudian hari, de-
posit atau cadangan di daerah Kalimantan Barat
dan Selatan mempunyai prospek yang cukup baik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 13
6. PENUTUP ton,
– Konsumsi kaolin antara 168.000-231.000
Dari hasil kajian yang dilakukan terhadap tingkat ton,
pemasokan, permintaan, dan harga kaolin di Indo- – Impor kaolin antara 60.000-76.000 ton,
nesia serta kaitannya dengan aktivitas industri – Ekspor kaolin antara 159.000-295.000 ton
hilirnya dan faktor-faktor yang berpengaruh, maka
perkembangan di masa mendatang dapat diperoleh f. Dengan melimpahnya potensi kaolin di Indone-
gambaran sebagai berikut: sia, serta semakin meningkatnya konsumsi,
perlu usaha-usaha pengembangan industri
a. Perkembangan pemasokan, permintaan, dan penambangan kaolin baik melalui pembukaan
harga kaolin selama kurun waktu 1977-1992 tambang-tambang baru ataupun diversufikasi.
menunjukkan peningkatan, dengan rata-rata laju Dengan kata lain peluang untuk melakukan
pertumbuhan per tahun masing-masing untuk usaha penambangan komoditas kaolin masih
produksi 12,82%, konsumsi 19,30%, ekspor terbuka, khususnya untuk jenis kaolin pengisi
19,84% dan impor 19,44%. Sedangkan laju (filer), dengan lebih memperhatikan kualitas
pertumbuhan per tahun harga kaolin (atas harga yang diinginkan baik oleh industri hilir maupun
konstan 1983) jenis keramik 4,29%, jenis pengisi di pasaran internasional, serta dengan harga
2,73%, dan jenis pelapis 6,03%. yang dapat bersaing.
17 KROMIT
Oleh : Toton Sentana Kunrat,
M. Arifin
Podiform
ekonomis. Cebakan tipe ini terbentuk sebagai hasil tetapi berbeda dengan stratiform karena lapisan
proses kristalisasi suatu fase kromit yang berupa tersebut tidak kontinu (perlapisan disiminasi) dan
suatu masa leleh dan bersifat asam. Kromit adalah tidak memperlihatkan pola distribusi yang sistematis
salah satu mineral pertama yang terbenam, di dalam batuan induknya.
berkerut, dan mengkristal sebelum mengendap
dalam ruang-ruang magma. Cadangan bijih podiform sangat bervariasi tetapi
sangat kecil dibandingkan dengan cebakan strati-
Keadaan ini yang menyebabkan terjadinya lapisan- form, yaitu dari beberapa ton hingga satuan juta ton.
lapisan kromit yang tipis dan homogen, serta Lebih dari setengah cadangan bijih podiform dunia
memperlihatkan batas yang jelas antara lapisan dikelompokkan sebagai kromit kaya aluminium.
bijih kromit dengan lapisan batuan induk. Pada
Di Indonesia, endapan kromit termasuk tipe
celah-celah antara lapisan dijumpai mineral-mineral
podiform, yang pada umumnya tersebar di Indone-
silikat dalam jumlah cukup besar dan secara nyata
sia bagian timur. Bentuk endapan berupa perlapisan
akan mempengaruhi kadar dan ukuran butir kromit.
dan lensa-lensa di dalam batuan piroksen-peridotit.
Karakteristik cebakan stratiform lainnya adalah b. Endapan Sekunder
penyebaran secara lateral yang sangat jauh (luas).
Sebagai contoh adalah cebakan kromit di Komplek Endapan kromit sekunder ada dua tipe, yaitu pasir
Stillwater, Montana, Amerika Serikat. Cebakan hitam dan tanah laterit. Proses pelapukan terhadap
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 222
– P. Pakal, P. Gebe, dan P. Halmahera di Maluku Pengolahan kromit termasuk dalam multi-minerals
Utara, processing, karena selain membersihkannya dari
unsur pengotor (slime dan mineral kuarsa) juga
– Pegunungan Siklop dan Pegunungan Moropeni memisahkannya dari mineral-mineral berat lainnya.
di Irian Jaya. Pengolahan kromit dengan cara tersebut pada
umumnya terdiri atas pengolahan basah (wet pro-
Di samping itu potensi cadangan kromit di daerah cess) dan pengolahan kering (dry process). Untuk
Wosu, Sulawesi Tengah sejak tahun 1988 telah endapan kromit primer, sebelum bijih kromit diolah,
diusahakan oleh PT Bituminusa dan PT Palmabim maka sebelumnya dilakukan pengecilan ukuran
Mining. (crushing-screen-milling processing).
BAHAN GALIAN INDUSTRI
17 – 223
Gambar 2. Peta Indikasi Cebakan Kromit pada Daerah Penyebaran Batuan Ofiolit di Indonesia (Sopaheluwakan, J., 1985)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 224
Raw material
↓
Saringan putar → Batu, krikil, dan slime
↓
Humprey spiral → Siklon → Kuarsa
↓←
Konsentrat, 80% CrO2
↓
Nirkonduktor
Stockpile (Kuarsa, Olivin, dan Hornblende)
↓ ↑
Tungku putar → High tension separator
↓
Konduktor
(Kromit, magnetit, dan ilmenit)
↓
←
Magnetik
Magnetic separator
(Magnetik dan ilmenit)
↓
Nirmagnetik
(Kromit, 98% CrO2 )
↓
Storage
Kapasitas 80 ribu ton
Dalam pembuatan baja tahan karat, pertama kali Akhir-akhir ini, volume penggunaan bata magnesia-
kromit direduksi di dalam sebuah electric carbon krom sedikit menurun, yang disebabkan oleh adanya
arc furnace yang akan menghasilkan fero-krom pengurangan penggunaan open hearth furnace dan
dengan kadar 50 – 73% Cr2 O3 . Untuk keperluan electric arc furnace terutama di Amerika Serikat,
tersebut, pada umumnya digunakan kromit berkadar Jepang, dan negara-negara Eropa Barat.
tinggi (kromit metalurgi), yaitu minimal 48%
Cr2 O3 dengan nisbah Cr : Fe = 3 : 1. Dengan Negara-negara tersebut kini mulai beralih meng-
semakin berkembangnya teknologi peleburan baja, gunakan basic oxygen furnace dalam memproduksi
yaitu proses AOD (argon oxygen decarburization) baja. Teknologi peleburan tersebut pada umumnya
dan VOD (vacuum oxygen decarburization), fero- menggunakan refraktori magnesia dan dolomit tanpa
krom yang berkadar rendah telah semakin luas kromit. Sebaliknya, di negara-negara Eropa Timur
digunakan dalam pembuatan logam ini. Bahan penggunaan bata magnesia-krom masih sangat besar
baku tersebut dikenal dengan nama charge-chrom karena teknologi produksi baja masih menggunakan
yang mempunyai kadar 50% Cr2 O3 . Oleh karena teknologi peleburan lama, yaitu open hearth furnace
itu, sekarang ini baja tahan karat telah dapat dan electric arc furnace.
diperoleh dengan menggunakan kromit berkadar
b. Foundri
rendah (kromit kimia) yang di alam dijumpai lebih
melimpah dibandingkan dengan kromit metalurgi. Untuk keperluan foundri, kromit digunakan dalam
Dalam jumlah kecil, logam kromium murni dapat bentuk pasir. Walaupun di pasaran terdapat bahan
pula dihasilkan dengan menggunakan proses yang lebih baik (pasir zirkon), namun kebutuhan
alumino-thermis dan elektrolitik terhadap senyawa pasir kromit sebagai foundri cenderung meningkat.
kromium (asam kromik). Hal ini disebabkan oleh harga kromit yang lebih
stabil dengan kualitas yang konsisten.
4.2 Kromit Non-Logam
Penggunaan kromit sebagai foundri disebabkan oleh
a. Refraktori beberapa sifat fisik yang sangat penting, yaitu :
Volume penggunaan kromit untuk refraktori sangat – Sangat tahan terhadap logam-logam reaktif yang
besar, yaitu sekitar 50% dari produksi kromit non- sedang dicetak.
BAHAN GALIAN INDUSTRI
– Pabrik peleburan baja dan aluminium
(ladle lining)
Kromit dan – Pabrik peleburan tembaga, timbal,
Refraktori Bata magnesia-krom dan seng
Magnesia
– industri gelas dan gelas fiber
– industri semen
Ferrochrom dan
Logam Logam dasar Baja tahan karat – Industri barang-barang dari logam
charge chrom
17 – 226
Gambar 4. Diagram Penggunaan Kromit
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 227
– Kecepatan ekspansi panas sangat rendah. dengan komposisi kimia dan distribusi ukuran.
– Tahan terhadap peningkatan panas yang tiba- Spesifikasi pasir kromit yang berlaku saat ini
tiba. berdasarkan pada British Steel Casting Re-
search and Trade Assosiation (Tabel 5).
Spesifikasi kromit sebagai foundri berhubungan
Pasir kromit sebagai foundri terutama digunakan
Tabel 4. Spesifikasi Kromit untuk Refraktori
Kadar
Halus Menengah
Komposisi granulometrik : Lolos 22, tertahan pada 200 mesh – 95% minimum
Lolos 44, tertahan pada 200 mesh 90% minimum –
Tertahan pada 44, 60, 72, 100 mesh – 10% minimum
Tertahan pada 72, 100, 150, 200 mesh 10% minimum –
70% minimum on 4 sieve
Lolos200 mesh 8% maksimum 5% maksimum
A.F.S. kandungan lempung 0,5% maksimum 0 , 5 %
maksimum
Sumber : The British Steel Casting Research and Trade Association
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 228
pada pabrik peleburan logam paduan baja-mangan lainnya adalah sebagai bahan pengawet kayu, bahan
(manganese steel alloy). pencelup tekstil, dan bahan penyamakan kulit, lumpur
pemboran, katalis, pengolahan air, dan pengerjaan
c. Kimia Kromium akhir logam.
Di pasaran terdapat banyak jenis kimia kromium Sebagai bahan pengoksida, sodium bikromat
yang berasal dari pengolahan dan reaksi antara digunakan pada pembuatan makanan ternak, bahan
kapur dan soda abu dengan bijih kromit. Jenis kimia organik sintesis, bahan pemucat dan pemurnian
kromium tersebut adalah sodium bikromat, sodium lilin, minyak, dan gemuk pada industri sabun, serta
kromat, potasium bikromat, potasium kromat, asam bahan pengkilap kuningan.
kromik (kromium trioksida), pigmen, dan lain-lain.
Asam Kromik (CrO3 )
Pada umumnya kimia kromium tersebut digunakan
sebagai bahan penyamakan kulit (leather tanning), Asam kromik (kromium trioksida) berbentuk kristalin
bahan pencelup tekstil (dye and mordant ), yang berwarna merah gelap. Dalam industri logam,
pencetakan, industri proses kimia (kimia dasar), asam kromik digunakan sebagai bahan pelapis krom
fotografi, farmasi, pelapis logam (metal plating), dan (chrom plating), sedangkan dalam industri non-logam,
produksi logam kromium murni. bahan kimia ini digunakan sebagai bahan pengawet
kayu, yang berfungsi untuk mencegah kerusakan
Spesifikasi kromit untuk pembuatan kimia kromium kayu yang disebabkan oleh serangga. Selain itu,
dapat dilihat pada Tabel 6. asam kromik digunakan juga pada industri kulit
Jenis kimia kromium yang umum dijumpai di pasaran (bahan penyamak), industri tekstil (bahan pencelup
wool), dan pigmen (zinc yellow pigment).
Sodium bikromat berwarna orange kemerahan. Bahan – Amonium bikromat [(NH4 )2 Cr2 O7 ] digunakan
kimia ini sangat penting karena selain dapat digunakan untuk produk-produk kembang api, katalis, dan
secara langsung, juga merupakan bahan dasar dalam porselain.
pembuatan kimia kromium lainnya (termasuk
pigmen). – Kromium dioksida (CrO2 ) digunakan sebagai
bahan dalam pembuatan pita magnetik berkua-
Dalam penggunaan secara langsung, sodium litas tinggi untuk tape recorder dan audio-video.
bikromat terutama digunakan sebagai bahan d. Pigmen
pengoksida (oxidizing agent). Sedangkan kegunaan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 229
– Merah, kuning, dan orange dihasilkan dari 5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK KROMIT
interaksi antara sodium bikromat dengan garam- DI INDONESIA
garam timbal (lead salts) yang akan membentuk
timbal kromat. 5.1 Perkembangan
– Biru dihasilkan dari oksidasi ferocyanida dengan
bikromat. a. Produksi dan Konsumsi
– Hijau dihasilkan dari kombinasi antara pigmen Pada pertengahan tahun 1970 pernah ada kegiatan
chrome yellow dengan prussian blue. penambangan kromit di daerah Barru, Sulawesi
Selatan yang dilakukan oleh rakyat setempat. Tahun
Chrome yellow, chrome green, dan molybdate or- 1988, penambangan kromit secara kontinu dilakukan
ange merupakan pigmen utama yang umum diguna- oleh PT Bituminusa dan PT Palmabim Mining di
kan di industri cat dan tinta cetak. daerah Wosu, Sulawesi Tengah. Jenis kromit yang
diproduksi adalah kromit foundri dengan kapasitas
Zinc yellow merupakan cat primer modern yang produksi pabrik pengolahan rata-rata 40.000 ton per
mengandung unsur seng, kalsium, strontium, atau tahun. Pada tahun 1988, produksi kromit 7.636 ton,
barium. Pigmen ini berfungsi sebagai zat penghambat yang kemudian meningkat menjadi 8.857 ton pada
korosi (corrosion-inhibiting agent) yang terutama tahun 1989.
digunakan sebagai bahan pelapis dasar pada baja
super-struktur untuk konstruksi laut dan logam- Oleh karena konsumsi kromit di dalam negeri sangat
logam ringan untuk pesawat terbang. kecil, hampir seluruh produksi kromit tahun 1989
dan 1989 diekspor. Namun sejak tahun 1991, kegiatan
Mercury chrome juga digunakan untuk tujuan penambangan kromit di daerah Wosu terhenti, karena
kelautan, yaitu sebagai cat anti-fouling karena dapat sulitnya pemasaran ekspor.
menghambat pertumbuhan dan kolonisasi organisme
laut, seperti teritip (remis) dan ganggang yang Di Indonesia, kromit terutama digunakan di industri
biasanya menempel pada dasar kapal. refraktori sebagai bahan baku untuk pembuatan bata
magnesia-krom. Industri hilir lainnya adalah industri
Chrome oxide green (Cr2 O 3 ) dihasilkan dari
barang-barang dari logam yang menggunakan kromit
reduksi sodium bikromat pada suhu tinggi
sebagai foundri (moulding sand), serta industri
sehingga membentuk anhidrous kromik oksida.
keramik dan porselen yang menggunakan kromit
Pigmen ini sangat luas digunakan sebagai cat
sebagai salah satu bahan glasir. Berdasarkan pada
untuk peralatan militer (mesin-mesin perang) dan
data konsumsi yang ada serta volume impor, maka
untuk pembuatan roofing granule berwarna hijau,
konsumsi kromit rata-rata dapat diperkirakan sebesar
karena sifat pigmen ini yang sangat baik seperti
184 ton per tahun, yaitu :
tahan terhadap bahan kimia, panas, air, dan sinar
matahari. Pigmen sejenis ini adalah Guignet’s
– Industri refraktori : 175 ton.
green yang pada umumnya digunakan sebagai
– Industri barang-barang dari logam : 7 ton.
pigmen cat dan tinta karena dapat memberikan
– Industri keramik dan porselen : 2 ton.
warna biru-hijau yang unik serta kestabilan
terhadap unsur-unsur alkali.
Selain mengkonsumsi kromit secara langsung, In-
e. Lainnya donesia juga mengkonsumsi produk kromit, seperti
kimia kromium, pigmen, ferro-krom, dan baja tahan
Kromit dalam bentuk tepung digunakan secara karat.
langsung pada industri gelas dan keramik sebagai
sumber warna alami. Spesifikasi umum kromit untuk
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 230
b. Impor dan Ekspor berkembang pesat. Hal ini sangat terasa terutama di
negara-negara Eropa Barat, Amerika Serikat, dan
Hampir seluruh kebutuhan kromit di Indonesia berasal Jepang. Perkembangan ini terutama disebabkan oleh
dari impor, namun mulai tahun 1988 – 1991 sebagian sifat logam kromium dan baja tahan karat yang
kecil kebutuhan tersebut telah dapat dipenuhi oleh mempunyai nilai strategis serta hubungannya dengan
produksi tambang kromit di dalam negeri. Pada perkembangan industri hi-tech.
tahun 1989, impor kromit hanya sekitar 95 ton, yang
pada tahun 1987 mencapai 247 ton. Ketimpangan pemasokan-permintaan kromit dunia
juga merupakan salah satu faktor yang meng-
Dibandingkan dengan impor kromit, volume impor akibatkan teknologi produksi baja tahan karat semakin
produk kromit jauh lebih besar lagi. Keadaan ini berkembang pesat.
menunjukkan bahwa industri-industri hilir yang
menggunakan kromit sebagai bahan baku di dalam Teknologi peleburan kromit yang telah dikembangkan
negeri masih sangat terbatas, terutama industri oleh negara-negara Eropa Barat, Jepang, dan Amerika
peleburan kromit (stainless steel) dan industri proses Serikat adalah AOD (argon oxygen decarburization)
kimia atau kimia dasar (termasuk pigmen). dan VOD (vacuum oxygen decarburization). Kedua
teknologi tersebut dapat menggunakan ferro-krom
Sebagian besar produksi kromit di dalam negeri berkadar rendah atau yang disebut charge-krom (
diekspor. Ekspor kromit Indonesia pertama kali 50% Cr2 O3 ) sebagai bahan baku. Dengan demikian,
berlangsung pada tahun 1988, yaitu sebesar 80 industri baja tahan karat tidak selalu tergantung pada
ton. Pada tahun 1989, ekspor kromit meningkat kromit logam, tetapi juga dapat menggunakan kromit
menjadi 15.198 ton dengan nilai AS $ 1,30 juta. kimia sebagai bahan baku, yang cadangannya jauh
Negara tujuan ekspor kromit tersebut adalah Aus- lebih melimpah, seperti yang terdapat di Afrika
tralia, Jepang, Inggris, Singapura, dan Filipina. Selatan, Filipina, Turki, dan India.
bahan baku kromit metalurgi dan kromit kimia sia termasuk cebakan podiform dengan volume
yang melimpah. cadangan sangat kecil (di bawah 1 juta ton). Cadangan
ini tersebar di beberapa daerah, antara lain
Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi
Tengah.
Tabel 7. Perkiraan Konsumsi Kromit
Dunia,Tahun 2010 Cadangan yang kecil-kecil serta terbatasnya industri
hilir yang dapat menyerap kromit kemungkinan yang
(Dalam juta ton)
menjadi penyebab terlambatnya usaha-usaha
Penggunaan 1985 2010 LP1) pengembangan cadangan kromit di dalam negeri.
Perkembangan kromit dunia belum diikuti oleh 1. Industrial Minerals Supplement, Mining Journal,
perkembangannya di dalam negeri. Kendala utama Vol. 308 No. 7919, London, May 1990.
yang dihadapi di Indonesia antara lain kecilnya
cadangan kromit yang telah diketahui secara pasti 2. Logam Nusantara, Warta Logam dan Besi Baja
dan terbatasnya jenis industri hilir di dalam negeri. Indonesia, No. 0003, Maret 1990.
Perkembangan Industri Hilir Kromit 3. Malhotra, V., Chromite In India, A Review, Indus-
trial Minerals, September 1983.
Di masa mendatang, peningkatan kebutuhan kromit
secara tidak langsung diperkirakan dari peningkatan 4. McMichael,B., Chromite, Ladles Refine Demand,
kebutuhan refraktori di dalam negeri. Menurut Industrial Minerals, Februari 1989.
Departemen Perindustrian, pada tahun 1990,
kebutuhan besi-baja oleh industri logam dasar (PT 5. Mikami, H.M., Chromite, Industrial Minerals and
Krakatau Steel dan perusahaan swasta) mencapai Rocks, Volume 1, Fifth Edition, American Insti-
690 ribu ton, dan pada tahun 1993 meningkat menjadi tute of Mining, Metallurgical, and Petroleum
5.200 ribu ton. Engineers, Inc., New York, 1983, p. 567 – 584.
Pertumbuhan industri logam dasar pada tahun 1993 6. PT Bituminusa dan PT Palmabin Mining,
secara langsung mengakibatkan peningkatan Chromite Sand From Indonesia, Brosur.
kebutuhan refraktori sekitar 7,5 kali lipat (disesuaikan
dengan pertumbuhan industri logam dasar tahun 7. Power, T., Chromite, The Non-metallurgical
selama 1990 – 1993). Markets, Industrial Minerals, April 1985.
Kondisi Cadangan Kromit Indonesia dan 8. Simanjuntak, H.R.W. dan Sopaheluwakan, J.,
Peluang untuk Pengembangannya Lokasi Baru Penemuan Mineral Kromit pada
Komplek Ofiolit di Indonesia Timur, Buletin No.
Berdasarkan penelitian-penelitian rinci yang telah 25, Maret 1986, Direktorat Sumberdaya Mineral.
dilakukan diketahui bahwa cadangan kromit Indone- 9. Sopaheluwakan, J.,Komoditi Strategis Kromit,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 232
Geologi, Teknologi, dan Potensinya di Indone- view, A Dowden And Culver Books, Chapman
sia, Riset, Jilid 6 No.1, Lembaga Geologi dan and Hall, New York, 1984.
Pertambangan Nasional, LIPI, 1985.
10. Wolfe, J.A., Mineral Resources, A World Re- *****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 233
LAMPIRAN A
Lokasi Potensi Kromit di Indonesia
Kalimantan Selatan :
– Gunung Patrabulu, 10.000 ton Termasuk cebakan podiform yang dijumpai dalam bentuk
Martapura lensa-lensa atau bongkahan bijih masif.
Kadar bijih : 44,73% Cr2 O3 ; 21,68% Fe2 O3 ; 1% TiO2 ;
10,22% MgO.
– Penyaringan, Belum diketahui Kadar bijih : 34,84% Cr2 O3 ; 14,33% Fe2 O3 ; 0,78% TiO2 ;
Tanah Laut 12,90% MgO.
– Tanah Ambungan, 132.000 ton Kadar bijih : 3,0 – 30,3% Cr2 O3 dan 4,5 – 40,5% Fe2 O3 .
Tanah Laut
– Pulau Sebuku Belum diketahui Kadar bijih : 50,0% Cr2 O3 .
Sulawesi Selatan :
– Sungai Larona, Belum diketahui Termasuk cebakan podiform yang dijumpai dalam bentuk
Malili lensa-lensa atau bongkahan bijih masif.
– Daerah Barru Belum diketahui Termasuk cebakan podiform yang dijumpai dalam bentuk
lensa-lensa 0,30 – 0,75m dan lapisan tipis dengan tebal
0,10-1,00 m.
Tersebar pada kompleks batuan ultramafik yang telah
mengalami tektonik purna magmatik yang sangat kuat dan
tingkat erosi lanjut.
Kadar bijih : 52,65% Cr2 O3 ; 17,46% Fe2 O3 ; 0,17% TiO2 ;
12,83% Al2 O3. Termasuk kromit refraktori dengan nisbah
Cr:Fe = 2,95:1.
Sulawesi Tenggara :
Daerah Latau 3.000 ton Termasuk cebakan podiform yang dijumpai dalam bentuk
lensa-lensa atau bongkahan bijih masif.
Kadar bijih : 50,0% Cr2 O3 dan termasuk kromit metalurgi.
Sulawesi Tengah :
Daerah Wosu, Di atas 1 juta ton Termasuk cebakan sekunder (pasir hitam) yang tersebar
Bungku Tengah, Poso di lima lokasi pada pesisir pantai sepanjang 30 km dengan
tebal endapan sekitar 3 m.
Kadar bijih : 42,30% CrO3 ; 19,70% Fe2 O3 ; 20,0% TiO2 ; dan
termasuk kromit foundri.
Lokasi cadangan kromit ini telah diusahakan oleh PT
Bituminusa dan PT Palmabim Mining.
Maluku :
– Sungai Dodoga, Belum diketahui Dijumpai dalam bentuk bongkahan bijih masif.
Halmahera Tengah Kadar bijih : >20% Al2 O3; dan termasuk kromit metalurgi
dengan nisbah Cr : Fe = 3 : 1.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 234
Lanjutan ...
– Sungai Tutungan, Belum diketahui Kadar bijih :30,0% Al2 O3 dan 19,0% MgO. Nisbah Cr:Fe =
Halmahera Tengah 1,9 – 2,2 :1.
– Pulau Pakal, Belum diketahui Berupa lapisan tipis (schlieren) yang terdapat pada batuan
Halmahera Timur dunit terlipat.
Kadar bijih : 14,0% Al2 O3 dan termasuk kromit metalurgi
dengan nisbah Cr : Fe = 3,6 : 1.
– Pulau Gebe Belum diketahui Berupa lapisan tipis (schlieren).
Kadar bijih : 40,0% Cr2 O3 dan 26,0 – 27,0% Al2 O3. Termasuk
kromit refraktori dengan nisbah Cr : Fe = 2,2 :1.
Irian Jaya :
– Daerah Ifar, 3 juta ton Termasuk cebakan sekunder (tanah laterit) yang
Pegunungan Siklop, mengandung bijih nikel dan kobal.
Tanah Merah Kadar bijih : 44,0% Cr2 O3 dengan nisbah Cr : Fe = 2,2 : 1
– Pegunungan Belum diketahui Termasuk cebakan sekunder (tanah laterit) yang tersebar
Moropeni pada daerah seluas 10 km2 .
BAHAN GALIAN INDUSTRI nnnnnnnnnnnnnnnnnnn 18 – 235
18 MANGAN
Oleh : M. Arifin,
Tiswan Suseno
b. Nodul
2. GEOLOGI Istilah nodul mangan umum digunakan walaupun
sebenarnya kurang tepat, karena selain mangan
2.1 Mula Jadi masih terkandung pula unsur besi, nikel, kobalt, dan
molybdenum, sehingga akan lebih sesuai bila
a. Cebakan Terrestial dinamakan dengan nodul poli-metal.
Menurut Park (1956), cebakan mangan dibagi dalam Dasar samudra diperkirakan diselimuti lebih dari 3
18 – 235
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 236
triliyun ton nodul berukuran kentang. Di Samudra dan terbentuk dalam cebakan sedimenter dan re-
Pasifik sendiri, nodul yang terbentuk diperkirakan sidual.
sebesar 10 juta ton per tahun. Berdasarkan hasil
penyelidikan yang dilakukan oleh USBM, diketahui Pirolusit merupakan mineral berwarna abu-abu besi
bahwa zona kadar tertinggi terdapat dalam Cekungan dengan kilap metalik, mempunyai kekerasan 2 – 2,5
Sedimen Pasifik bagian timur, yang terletak pada dan berat jenis 4,8. Pirolusit yang terbentuk sebagai
jarak 2.200 km sebelah tenggara Los Angeles, pseudomorf dari manganit atau mineral mangan
Kalifornia. Di zona ini, nodul mangan terjadi dalam lainnya, biasanya bersifat masif ataupun reniform
lapisan tunggal dan tidak teratur. dan kadang-kadang berstruktur fibrous dan radial.
Secara individu, nodul mempunyai kilap suram Psilomelan merupakan mineral berkomposisi oksida
dengan warna coklat tanah hingga hitam kebiruan. terhidrasi yang pada umumnya berasosiasi dengan
Tekstur permukaan dari halus hingga kasar. Setiap mineral barium dan potasium oksida. Mineral ini
nodul mengandung satu atau lebih sisa-sisa makhluk mempunyai warna dan berat jenis sama dengan
air laut, pragmen batuan, atau nodul lainnya. Nodul pirolusit, namun mempunyai kekerasan yang lebih
ini diliputi oleh lapisan mangan, besi, dan logam besar (5 – 6) dan mempunyai kilap submetalik.
oksida lainnya yang berbentuk konsentris namun Sebagai mineral yang amorf, psilomelan bersifat
tidak terus-menerus. Lapisan lempung kemudian masif, reniform, botriodal, atau stalaktitik, sehingga
mengisi celah-celah di antara lapisan oksida tersebut lebih umum dijumpai dalam cebakan sekunder.
secara tidak beraturan dan biasanya dapat dijadikan
patokan dalam perhitungan periode pertumbuhan Mangan berkomposisi oksida lainnya, namun tidak
nodul bersangkutan. berperan sebagai mineral utama dalam cebakan
bijih, adalah braunit dan manganit. Braunit merupakan
2.2 Mineralogi mineral berwarna coklat kehitaman dan sering
mengandung silika sebanyak 10%, sedangkan
Mangan, dengan kandungan sekitar 0,1%, termasuk manganit merupakan mineral oksida terhidrasi yang
12 unsur terbesar yang terdapat dalam kerak bumi. berwarna hitam besi atau abu-abu baja. Kedua
Walaupun lebih dari 300 jenis mineral mangan yang mineral ini dijumpai dalam urat bijih ataupun cebakan
telah diketahui, namun hanya sekitar 13 mineral saja sekunder.
yang sering dijumpai dalam cebakan bijih komersial
(Tabel 1). Bijih mangan utama adalah pirolusit dan Beberapa mineral mangan yang dijumpai terbatas
psilomelan. Kedua mineral ini berkomposisi oksida dalam cebakan bijih adalah hausmanit, todorokit,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 237
lithioforit, dan nsutit. Pada tahun 1930, cadangan mangan di Kliripan dan
Karangnunggal diusahakan secara teratur oleh
Hausmanit merupakan mineral berwarna coklat sebuah perusahaan Belanda, yaitu NM Algemeene
kehitaman dengan kilap submetalik. Todorokit yang Indisch Mijnbouw en Exploitatie Maatschappij (AIME).
hanya dikenal di tambang Todoroki, Jepang sebelum
tahun 1960, merupakan salah satu mineral utama Setelah Perang Dunia II, kedua tambang tersebut
dalam nodul mangan. Lithioforit berkomposisi alu- kemudian diambil alih oleh pemerintah daerah
minium-litium mangan oksida dengan kandungan setempat yang pengelolaannya dilakukan oleh
kobal, nikel, dan tembaga yang bervariasi. masing-masing perusahaan daerah bersangkutan.
Nsunit adalah nama yang berasal dari tambang Saat ini terdapat 22 usaha pertambangan mangan di
Nsuta di Ghana, merupakan mangan oksida bukan Indonesia, namun hanya empat di antaranya telah
stochiometrik . Rhodokrosit yang berkomposisi berproduksi secara teratur, sedangkan sisanya masih
karbonat, merupakan mineral berwarna merah muda dalam tahap eksplorasi. Salah satu perusahaan yang
hingga coklat yang terbentuk dalam urat bijih sebagai telah berproduksi tersebut adalah PD Kerta
cebakan replasemen pada batuan kapur. Rhodonit Pertambangan, yang merupakan perusahaan milik
yang berkomposisi silikat mempunyai kemiripan pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat, sedangkan
sifat fisik dengan rhodokrosit, namun mineral ini sisanya adalah perusahaan swasta nasional.
terbentuk sebagai cebakan sekunder.
Dari hasil kegiatan eksplorasi oleh ke-22 perusahaan
2.3 Cadangan Mangan di Indonesia pertambangan tersebut, diketahui bahwa cadangan
mangan Indonesia tercatat sebesar 649.065 ton
Cebakan sedimenter merupakan cadangan bijih mangan cadangan terukur dan 4.679.681 ton cadangan
yang banyak dijumpai di Indonesia, dan umumnya terunjuk, sedangkan cadangan yang sedang
berkomposisi oksida serta berasosiasi dengan kegiatan ditambang tercatat sebesar 4.888 ton cadangan
vulkanik dan batuan yang bersifat basa. Cebakan bijih terukur dan 2.341.315 ton cadangan terunjuk.
mangan tersebut umumnya dijumpai dalam bentuk
mineral pirolusit dan psilomelan, dan kadang-kadang 3.2 Teknologi Pertambangan
dijumpai pula dalam bentuk rhodonit, rhodokrosit,
manganit, braunit, dan nsutit. Cebakan bijih mangan berbentuk kantong-kantong
kecil dan lensa-lensa yang tersebar dalam batuan
Secara keseluruhan, potensi cadangan mangan di induknya. Pada umumnya, kadar bijih bervariasi,
Indonesia cukup besar, namun tersebar di banyak tidak hanya dalam tubuh bijih secara keseluruhan,
lokasi di seluruh Indonesia. Secara individu, cadangan namun dalam tubuh bijih secara individu.
mangan tersebut relatif kecil, berbentuk kantong-
kantong ataupun lensa-lensa, dan pada umumnya Kondisi demikian sangat menyulitkan untuk
termasuk cadangan yang mempunyai kadar relatif menentukan jumlah ketersediaan cadangan bijih
rendah. dengan kadar tertentu, yang akibatnya akan
menyulitkan pula dalam penyediaan produk tambang
Sebaran potensi dan lokasi cadangan bijih mangan dalam jumlah besar dengan mutu seragam secara
di Indonesia dapat dilihat pada Lampiran A. teratur. Selain itu, kondisi tersebut juga akan
menyulitkan dalam menentukan disain tambang dan
umur tambang. Oleh karena itu, tambang mangan
3. PERTAMBANGAN pada umumnya merupakan suatu bentuk kuari yang
besar, dengan banyak lokasi penggalian di dalamnya
3.1 Perkembangan Tambang Mangan di yang tersebar secara tidak beraturan dan dilakukan
Indonesia secara manual.
Pengolahan Penimbunan
Pengangkutan
ke pelabuhan
Pengapalan
4.1 Logam
Gambar 1. Proses Pengolahan Mangan
Dalam proses produksi besi baja, peranan mangan
adalah sebagai penghilang oksigen dan belerang.
Peranan tersebut semakin penting seiring dengan
Sekitar 90% mangan dunia digunakan untuk tujuan semakin berkembangnya teknologi proses produksi
metalurgi, yaitu untuk proses produksi besi-baja, baja, namun sebaliknya, keadaan tersebut meng-
sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan non- akibatkan pula terjadinya penurunan kebutuhan
metalurgi antara lain untuk produksi baterai kering, mangan seperti pada penerapan teknologi proses
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 239
Penggunaan mangan dalam proses produksi besi- Dalam produksi keramik, mangan berfungsi sebagai
baja akan memberikan keuntungan pada produk bahan pewarna, yang akan memberikan warna
akhir, seperti memberikan efek kekuatan, stabilitas bayangan seperti hitam dan abu-abu, merah dan
kekilapan (tahan terhadap reaksi oksigen dan coklat, dan juga warna-warna lembut lainnya.
belerang), serta lebih mampu untuk menahan beban
dalam konstruksi berat. Penggunaan mangan dalam Formulasi mangan untuk menghasilkan warna-warna
proses produksi besi-baja ada dua bentuk, yaitu tertentu sangat bergantung kepada tipe lempung
konsentrat bijih mangan dan/atau logam mangan yang digunakan, jumlah dan ukuran butir mangan
paduan (feromangan dan/atau siliko-mangan). yang digunakan, cara penggunaan, suhu pembakar-
an, lama perendaman, dan kondisi tungku pem-
Dalam proses produksi besi baja, bijih mangan bakaran (kiln ). Selain itu, formulasi tersebut
berukuran halus dicampur dengan bijih besi yang bergantung pula kepada kandungan besi oksida
juga berukuran halus membentuk sinter bijih, yang dalam mangan, karena kandungan besi yang lebih
kemudian di dalam tungku peleburan akan meng- tinggi akan memberikan warna yang lebih gelap.
hasilkan logam panas. Sebagian besar mangan
untuk tujuan metalurgi digunakan untuk produksi Ada dua jenis produk mangan yang dipasarkan
logam paduan mangan, dan yang sangat dikenal sebagai bahan pewarna, yaitu dalam bentuk tepung
saat ini adalah feromangan (FeMn).Logam paduan ini berukuran 53 mikron dan dalam bentuk suspensi
pertama kali diproduksi di Perancis, dengan yang siap digunakan yang disebut dengan slop
komposisi terdiri dari 76% Mn, 7% C, dan sisanya (kandungan mangan 60% berat).
Fe.
c. Gelas
4.2 Non-Logam
Dalam produksi gelas, mangan mempunyai tiga
a. Baterai fungsi utama, yaitu sebagai penghilang unsur-unsur
organik dalam adonan gelas, bahan penghilang warna
Baterai primer merupakan pasar terbesar untuk dengan mengoksidasi ion besi sehingga gelas
penggunaan mangan non-metalurgi. Disebut dengan terhindar dari warna hijau, dan sebagai bahan
baterai primer karena merupakan sumber tenaga pewarna.
untuk peralatan yang mempunyai jangka hidup
terbatas. Fungsi mangan sebenarnya yang utama adalah
sebagai bahan pewarna, terutama untuk pembuatan
Pada umumnya, baterai dinamakan berdasarkan gelas-gelas industri dan kemasan, tetapi tidak
pada kandungan komponen utamanya, sebagai digunakan untuk pembuatan kaca lembaran.
contoh ordinary zinc-carbon cell, heavy duty zinc-
carbon cell, mercury button cell, lithium cell, dan Warna pasti yang dihasilkan dari penambahan
alkaline manganese cell. mangan sangat bergantung kepada kondisi suhu
dan oksidasi gelas, tipe gelas yang dikehendaki,
Mangan yang digunakan untuk baterai ada tiga dan jumlah mangan yang ditambahkan.
bentuk produk, yaitu naturally manganese dioxide
(NMD) yang terdiri dari konsentrat bijih atau bijih d. Glasir dan Frit
mangan (natural ground ore), chemical manganese
dioxide (CMD), dan electrolytic manganese dioxide Mangan juga digunakan sebagai glasir, sebagai
(EMD). Ketiga mangan dioksida tersebut digunakan contoh persenyawaan MNO2 -Fe2 O3 akan mem-
sebagai katoda yang di dalam sell akan bertindak berikan noda merah muda, sementara itu MnO2 -
sebagai de-polarisator. Saat ini, NMD cenderung CaO-FeO atau MnO2 -Cr2 O3 -NiO akan memberikan
digunakan untuk produksi zinc-carbon cell, sedangkan noda merah-cokelat.
EMD dan CMD untuk produksi alkaline cell.
Frit digunakan sebagai dasar untuk glasir dan email,
biasanya terdiri atas dua lapisan yang salah satunya
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 240
5.1 Penyediaan dan Permintaan – mangan dioksida, baik berupa konsentrat bijih
maupun bijih mangan (natural ground ore),
Pada tahun 1992, produksi mangan Indonesia
mencapai 16.394 ton (Tabel 3). Produksi tersebut – mangan dioksida sintetis, yang berupa EMD
berasal dari empat perusahaan tambang mangan, ataupun CMD,
yaitu PD Kerta Pertambangan, CV. Budimas & Co.,
PT. Nusa Tri Wijaya, dan CV. Sribumi, namun sejak – logam paduan mangan, yang berupa logam FeMn
tahun 1991, CV. Sribumi telah menghentikan ataupun SiMn.
kegiatannya.
Secara keseluruhan, konsumsi mangan beserta
Sebagian besar produksi mangan diekspor, dengan produknya cukup besar (Tabel 4). Berdasarkan vol-
negara tujuan antara lain Jepang, Cina, Australia, ume konsumsi mangan dioksida pada tahun 1992,
dan Taiwan. Hanya sebagian kecil saja yang diketahui bahwa industri baterai merupakan industri
dipasarkan ke dalam negeri. Tujuan pasar mangan di hilir pemakai mangan terbesar, dengan tingkat
dalam negeri adalah industri korek api serta industri konsumsi sekitar 85,5% dari total konsumsi,
keramik dan porselein. kemudian diikuti oleh industri keramik dan porselain
(13%), industri logam (0,9%), dan industri korek api
Industri hilir pemakai mangan di dalam negeri antara (0,6%). Dalam industri baterai, jenis mangan yang
lain industri baterai, keramik dan porselein, logam, digunakan terdiri atas mangan dioksida dan EMD,
dan industri korek api. Industri logam terdiri dari yang dikonsumsi oleh industri baterai seluruhnya
industri logam dasar, pengecoran, dan penggilingan berasal dari impor. Mangan yang dikonsumsi oleh
besi-baja dan logam bukan besi, serta industri industri keramik dan porselein dan industri korek api
Penjualan :1)
– Ekspor, ton 9.180 5.720 8.600 3.172 4.505
– Dalam negeri, ton 2.131 4.268 9.206 2.631 564
Konsumsi :
– Mangan dioksida, ton2) 16.743 16.842 14.780 18.169 20.726
– EMD, ton 4.936 4.418 4.751 4.353 5.764
– FeMn dan SiMn, ton 5.677 5.967 5.430 8.042 12.527
Impor :
– Mangan dioksida, ton2) 14.612 12.574 5.574 15.538 20.162
– EMD, ton 4.936 4.418 4.751 4.353 5.764
– FeMn dan SiMn, ton 5.677 5.967 5.430 8.042 12.527
Industri baterai :
– Mangan dioksida, ton1) 15.354 15.131 12.883 15.659 17.737
– EMD, ton 4.936 4.418 4.751 4.353 5.764
Total konsumsi :
– Mangan dioksida, ton 16.743 16.842 14.780 18.169 20.726
– EMD, ton 4.936 4.418 4.751 4.353 5.764
– FeMn dan SiMn, ton 5.677 5.967 5.430 8.042 12.527
merupakan bijih mangan (natural ground ore), yang Taiwan, Cina, India, Mozambik, Afrika Tengah, Afrika
hampir seluruhnya berasal dari produksi di dalam Selatan, Australia, Inggris, Jerman, Belgia, dan
negeri. Norwegia.
Pada umumnya impor mangan (termasuk konsentrat – EMD dengan kadar MnO2 90 – 92% : 1,55 dolar
bijih dan EMD) berasal dari Jepang, Taiwan, Cina, AS per kg.
Singapura, Amerika Serikat, Brasil, Jerman, dan
Belgia, sedangkan impor logam paduan mangan Sedangkan harga bijih mangan di dalam negeri pada
(FeMn dan SiMn) berasal dari Jepang, Korea Selatan, tahun 1992 berkisar antara Rp 200 – 400 per kg.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 243
1. Harries-Rees, K., Manganese : A Myriad of 6. Myhre, F., Changing Role of Manganese and Its
Minor Markets, Industrial Mineral, November Effects on Consumption, Transaction of IMM,
1992. Section A, Vol. 94, July 1985.
2. Harben, P.W. and Bates, R.L.. Industrial Miner- 7. Rao, V.S. and Pradhan, A.W., Winning of
als : Geology and World Deposits, Industrial Manganese Ore from Pockety Deposits, IE(I)
Mineral Division, Metal Bulletin Plc, London, Journal-MI, Vol. 65, November 1984.
1993.
8. Robert-Tissot, C.E.D., Manganese : Commer-
3. Harben, P.W.. The Industrial Minerals Handy cial Aspects, Transaction of IMM, Section A,
Book : A Guide to Markets, Spesifications, and Vol. 94, July 1985.
Prices, Industrial Mineral Division, Metal Bulle-
tin Plc, London, 1992. 9. Toon, S., Manganese : Active Batteries Attact
Producers, Industrial Mineral, July 1985.
4. Madiadipoera, T., dkk.. Bahan Galian Industri di
Indonesia, Direktorat Sumberdaya Mineral, *****
Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya
Mineral, Bandung, 1990.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 244
LAMPIRAN A
Lokasi Potensi Cadangan Mangan di Indonesia
Aceh :
– Karang Igeuh Sumber daya Indikasi berupa rhodonit dalam cebakan hidrothermal.
(Belum diketahui)
– Lhok Kruet, Calang, Sumber daya Kontak metasomatik berupa pirolusit yang berasosiasi
Aceh Barat (Belum diketahui) dengan besi. Ukuran badan bijih di permukaan sekitar
150 x 14 m2 .
– Kapi (40 km tenggara Sumber daya Psilomelan di daerah patahan (hidrothermal).
Blangkejeren) (Belum diketahui)
Sumatera Utara :
– Pantai Timur Sumber daya Sedimen, berupa konresi dari besi rawa. Kadar Mn3 O4
(Belum diketahui) dalam bog iron 7,9%, sedangkan dalam konkresi 13,5 –
20,1%.
– 23 km timur laut Natal Sumber daya Berupa bongkah oksida mangan berukuran hingga
(Belum diketahui) 50 cm, berlapis, dan berbentuk karena replacement
batuan chert radiolaria.
Sumatera Barat :
– Mangani Sumber daya Hidrothermal dalam urat breksi yang berasosiasi
(Belum diketahui) dengan Au dan Ag. Terdapat sebagai rhodonit dan
rhodokrosit.
– Ulu Ayer Sumber daya Hidrothermal, berupa urat kecil Polianit dalam batuan
(Belum diketahui) diabas. Kadar MnO2 94,4%.
Riau :
– S. Lumut Singingi Sumber daya Hidrothermal (?), bijih bangan berupa sedimen dalam
(Belum diketahui) breksi. Kadar Mn total 43,08%.
– Belangbeo Sumber daya Hidrothermal (?), ditemukan mangan oksida sebagai
(Belum diketahui) bongkahan yang tersingkap pada daerah selebar 2 – 3
m.
Sumatera Selatan :
S. Selan, P. Bangka Sumber daya Kadar MnO2 27,56%.
(Belum diketahui)
Bengkulu :
Gebang Ilir, Tambang Sumber daya Hidrothermal yang berasosiasi dengan Au. Berupa
Sawah (Belum diketahui) rhodonit, rhodokrosit, psilomelan, pirolusit, braunit, dan
nsutit.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 245
Lanjutan ...
Lampung :
G. Pesawaran Ratai Hipotetik Sedimen rawa, terdapat sebagai psilomelan dan hidro-
(G. Waja, G. Kasih, dan G. Waja : 300 ton thermal. Kadar Mn di G. Waja 60%, di G. Kasih 45 –
G. Kedondong) G. Kasih : 500 ton 50%, dan G. Kedondong 7%.
Jawa Barat :
– Cikotok, Pandeglang Sumber daya Berasosiasi dengan Au, berupa rhodokrosit, rhodonit,
(Belum diketahui) dan spartait. Kadar MnO2 9 – 32%.
– Cibadong, Sukabumi Sumber daya Terdapat dalam tufa dan breksi. Kadar MnO2 32 – 60%.
(± 10.000 ton)
– Karangnunggal, Sumber daya Terdapat 13 lokasi mineralisasi. Kadar MnO2 45 – 90%.
Tasikmalaya (± 350.000 ton)
– Cigembor, Salopa, Sumber daya Terdapat berupa bongkahan limonit mengandung
Tasikmalaya (Indikasi) mangan. Kadar MnO2 83,34%.
– Cikatomas, Sumber daya Terdapat berupa bongkahan yang terdiri dari pirolusit.
Tasikmalaya (Indikasi) Kadar MnO2 66 – 91%.
Jawa Tengah :
– Karangbolong, Sumber daya Pirolusit dan psilomelan yang berupa gumpalan olitik
Banyumas (± 7.000 ton) dalam batu kapur, Kadar MnO2 60%.
– Ngargoretno, Salaman, Sumber daya Terdapat sebagai pirolusit berbentuk lensa. Kadar MnO2
Magelang (± 127.000 ton) 80%.
– Bapangsari, Purworejo Sumber daya Ditemukan dalam bentuk bongkahan.
(Indikasi)
– Cangkerep, Semang- Sumber daya Ditemukan dalam bentuk bongkahan.
gung, Purworejo
DI Yogyakarta :
– Kliripan, Kulonprogo Sumber daya Terdapat di daerah Kliripan, Penggung pada lereng
(± 182.000 ton) selatan Bukit Menoreh (Sewu, Beleng, Tetes,
Wanotawan, dan Barongan). Kadar Mn 25 – 35%.
– Samigaluh, Kulonprogo – Terdapat berupa pirolusit dan psilomelan. Kadar
MnO2 57,75%.
– Daerah Gedad Sumber daya Terdapat sebagai lensa-lensa di antara batu kapur
Batuwarno, Eromoko (Gedad 54 ton) dan Formasi Andesit Tua. Kadar MnO2 di Gedad
92,10%, Batuwarno 82,74%, dan Eromoko 78,31%.
– Gunung Kidul Sumber daya Terdapat di Kepuh, Ngepek, Ngejring, Ngaglik,
(Indikasi) Kutuan, dan Selonjono.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 246
Lanjutan ...
Jawa Timur :
– Pacitan dan Ponorogo Sumber daya Dijumpai di beberapa daerah. Endapan bijih mangan
Nambakan berupa pirolusit, sebagai lensa-lensa di abtara batu
(18.315 ton) kapur dan tufa.
Tambah Kadar Mn di Nambakan 3%.
(28.261 ton) Kadar Mn di Tambah 4,5%.
Ngradu Kadar Mn di Ngradu 5%.
(28.756 ton) Kadar Mn di Sempor 6,6%.
Sempor Kadar Mn di Gunung Gede 60,55%.
(55.174 ton) Kadar Mn di Dawung 58,26%.
G. Gede Kadar Mn di Klumpit 58,55%.
(40.506% ton) Kadar Mn di Banyumuntah 55,51%.
Munung Kadar Mn di Bukul 49,04%.
(19.500 ton) Kadar Mn di Gunung Kembar 55,47%.
Kadar Mn di Cikuli 57,6 – 57,9%.
Kadar Mn di Goro 57,82%.
– Blimbing Ponorogo Sumber daya Berupa pirolusit. Kadar Mn 59,52%.
(Cukup besar)
– Panggul, Trenggalek Sumber daya Berupa psilomelan dalam bentuk lensa-lensa di antara
(Indikasi) batu kapur dan tufa.
– G. Kuncung, Tumpak- Sumber daya Terdapat di banyak tempat. Berupa pirolusit dan
telor, dan Serut, (Belum diketahui) psilomelan dalam bentuk lensa-lensa di antara batu
Trenggalek kapur dan tufa.
Kadar Mn di Gunung Kuncung 56,66%.
Kadar Mn di Gunung Tumpaktelor 49,42%.
Kadar Mn di Serut 39,00%.
Kadar Mn di Tumpak Gumaewang : 60,31%.
Kadar Mn di Gunung Prongos 59,78%.
Kadar Mn di Belih Gondangan 59,95%.
Kadar Mn di Gelang 47,19%.
Kadar Mn di Belik 54,81%.
Kadar Mn di Lempung 30,67%.
Kadar Mn di Dandah 46,76%.
Kadar Mn di Ampelgading 35,68%.
– Gunung Jambe, Blitar Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
(Belum diketahui) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 6,4 – 51,1%.
– G. Puncak Asem, Blitar Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
(2.000 ton) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 5,6%.
– G. Cemenung, Blitar Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
(± 54.000 ton) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 47,9%.
– Kec. Wlingi, Blitar Sumber daya Kadar Mn 60 – 75%.
(± 2.000 ton)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 247
Lanjutan ...
– Sukorejo, Tulung Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
Agung (± 500 ton) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 41 – 42,1%.
– Tenggong, Tulung Sumber daya Kadar Mn 34 – 24,1%.
(± 30 ton)
– G. Rajak dan Kalirejo, Sumber daya Berupa lensa-lensa. Kadar Mn O2 50 – 90,1%
Malang (± 30.000)
– Bedug I dan II, Puger Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
Jember (± 28.000 ton) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 2,1%
– Karang Bale, Puger, Sumber daya Kadar Mn 31,8 – 56,7%.
Jember (Belum diketahui)
– G. Marondon Sekunir Sumber daya Kadar Mn 13,8%.
Puger, Jembe (± 37.000 ton)
– G. Sadeng, Puger, Sumber daya Kadar Mn 18,8%.
Jember (± 180.400 ton)
Kalimantan Barat :
Lumar, Sambar Sumber daya Terdapat berupa sedimen dan urat dalam tufa yang
(± 42.7000 ton) terdiri rhodonit, rhodokrosit. Kadar Mn 14,94 – 5,42%.
Kalimantan Timur :
G. Bambu, Muara Sumber daya Hidrothermal, berupa urat-urat halus bersama mineral
Ancalong (Belum diketahui) kuarsa.
Kalimantan Selatan :
– G. Besi, Pengaron, Sumber daya Terbentuk karena proses hidrothermal dan sedimen
Martapura (± 9.000 ton) (?). Terdapat sebagai bongkahan dalam Formasi
Diabas Formir dan Serpih Pasiran. Kadar Mn 14,94 –
55,42%.
– S. Tawao, Birayang Sumber daya Hidrothermal kontak (?), berupa bongkahan.
(± 100 – 200 ton)
Lanjutan ...
Timor Timur :
– Viqueque Sumber daya Berupa pirolisit dan manganit yang berkadar tinggi,
(Indikasi) dapat di Batukerbau Vemasse, Buibau, dan Seisal.
– Venilale Sumber daya Hasil endapan laut dalam dan berasosiasi dengan
(Indikasi) fosfat marin.
– Selatan Airucondor Sumber daya —
(Indikasi)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 249
Lanjutan ...
Sulawesi Utara :
– Tanjung Tarowitan, Sumber daya Berupa butiran mangan yang tersebar dipermukaan
Minahasa (Belum diketahui) tanah. Kadar Mn 32,42%.
– Molosifat Sumber daya Berupa psilomelan
(Belum diketahui)
Sulawesi Tengah :
Tewangko, Tona Sumber daya Berupa psilomelan dalam bongkahan kuarsa
(Belum diketahui)
Sulawesi Selatan :
– Wonomulyo, Polewali Sumber daya Berupa bongkahan.
(± 15.000 ton)
– Liburung, Bone Sumber daya —
(Indikasi)
– Tanene, Riaja Sumber daya Terdapat dalam batu kapur dan batu lanau
(Indikasi)
Sulawesi Tenggara :
S. Rumu, Wapowaru Sumber daya Berupa bongkahan
(Belum diketahui)
Maluku :
– Kec. Laloda dan Galela Sumber daya Terdapat di daerah Supu, Pasawani, A. Pacao, A.
(Indikasi) Keretalamo, A. Salu, A. Doitia, dan A. Pitan.
Bongkahan pirolusit dan psilomelan tersebar di sungai-
sungai.
– Pulau Batanta Sumber daya Berupa psilomelan dan pirolusit yang terdapat pada
(Indikasi) batas antara urat porfir dan tufa.
– Waturen, Tj. Fatufat, Sumber daya Fragmen pirolusit terbentuk lapisan tipis (5 cm) dalam
Pulau Buru (Indikasi) batu kapur.
– Pulau Doi, Pulau Sumber daya Pirolusit dan psilomelan terdapat sebagai lapisan pada
Dongasuli Dowonggigita batas tufa. Di Pulau Doi bijih mangan tersebut dijumpai
(8.900 ton) di empat lokasi.
Dawa (65.000 ton)
Salube (7.000 ton)
Galau (10.000 ton)
– Waigeo Sumber daya Bijih mangan dijumpai bersama-sama kobal yang
(Indikasi) merupakan lapisan penutup endapan nikel.
19 PASIR KUARSA
Oleh : M. Arifin,
Adjat Sudradjat,
Supriatna Suhala
Sementara itu, hasil survei Pusat Penelitian dan Secara umum, pasir kuarsa Indonesia mempunyai
Pengembangan Teknologi Mineral dalam kurun komposisi kimia sebagai berikut :
waktu yang sama, produksi pasir kuarsa meningkat
sekitar 28,30% per tahun. Peningkatan produksi ini SiO2 : 55,30 – 99,87%
karena didukung pula oleh sumberdaya pasir kuarsa Fe2 O3 : 0,01 – 9,14%
yang sangat melimpah. Al2 O3 : 0,01 – 18,00,%
TiO2 : 0,01 – 0,49%
CaO : 0,01 – 3,24%
2. GEOLOGI MgO : 0,01 – 0,26%
K2 O : 0,01 – 17,00%
2.1 Mula Jadi
Sifat-sifat fisik mineral pasir kuarsa, antara lain :
Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama pasir
putih merupakan hasil pelapukan batuan yang Warna : putih bening atau warna lain
mengandung mineral utama, seperti kuarsa, dan bergantung kepada senyawa
felspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan pengotornya; misalnya, warna
terbawa oleh air atau angin yang diendapkan di kuning mengandung Fe-oksida,
tepi-tepi sungai, danau, atau laut. warna merah mengandung Cu-
oksida.
Di alam, pasir kuarsa ditemukan dengan kemurnian Kekerasan : 7 (Skala Mohs);
yang bervariasi bergantung kepada proses Berat jenis : 2,65;
terbentuknya di samping adanya material lain yang Titik lebur : kurang lebih 1715°C
ikut selama proses pengendapan. Material pengotor Bentuk kristal : hexagonal;
tersebut bersifat sebagai pemberi warna pada pasir Panas spesifik : 0,185; dan
kuarsa, dan dari warna tersebut dapat diperkirakan Konduktivitas
derajat kemurniannya. panas : 12 – 100°C
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 251
2.3 Potensi Cadangan Pasir Kuarsa Indonesia melalui penyelidikan udara, pemetaan geologi,
geofisika, dan lain-lain. Penyelidikan geofisika dapat
Cadangan pasir kuarsa Indonesia cukup besar menggunakan cara tahanan jenis, potensial diri,
dengan lokasi tersebar di 11 propinsi (Gambar 1). atau cara gempa.
Menurut Madiadipoera. T, dkk., jumlah cadangan
pasir kuarsa diperkirakan sekitar 4,55 milyar ton, Untuk lebih meyakinkan potensi cadangan dapat
dengan perincian 78,6 juta ton cadangan terukur, dilakukan melalui eksplorasi lanjutan, seperti
12,4 juta ton terindikasi, 21,3 juta ton tereka dan pemboran, sumur uji (test pit ), atau saluran
4,4 milyar cadangan hipotetik. (trenches). Penyelidikan ini dilakukan untuk tempat
yang berada di lembah purba, sungai, danau, atau
Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat provinsi
laut, karena endapan mengalami pelapukan dari
di Sumatera Barat, yaitu sekitar 82,5% dari seluruh
batuan induk, kemudian terangkut dan terendapkan
cadangan yang ada di Indonesia. Berikutnya adalah
pada daerah tersebut.
Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan
(Tabel 1).
Perhitungan cadangan dapat dilakukan dengan
Mutu cadangan pasir kuarsa di Kalimantan Selatan perkalian antara luas sebaran endapan dengan rata-
merupakan pasir kuarsa terbaik di Indonesia, rata ketebalan. Rata-rata ketebalan dapat ditentukan
dengan kadar silika (SiO2 ) berkisar antara 98,7 – dengan cara pemboran tangan, sumur uji, atau parit
99,9%, kemudian Bangka dan Belitung dengan uji. Untuk luas penyebaran, panjang dan lebarnya
kadar SiO2 antara 97,6 – 98,53%. ada penambahan/pengurangan jarak antara titik-
titik lubang bor. Kemudian, pengambilan contoh
endapan untuk dianalisis dalam menentukan kualitas
3. PERTAMBANGAN
endapan.
3.1 Eksplorasi
3.2 Penambangan
Eksplorasi endapan pasir kuarsa dilakukan untuk
menentukan letak, penyebaran, dan ketebalan Penambangan pasir kuarsa dapat dilakukan dengan
Cadangan
No. Propinsi
Terukur Terindikasi Tereka Hipotetik Mutu SiO2
cara seluri ataupun tambang semprot, bergantung selain peralatan manual ataupun mekanis, tekanan
kepada letak dan penyebaran endapan. Tahapan air tinggi juga dapat digunakan.
penambangan meliputi pengupasan lapisan tanah
penutup, pembongkaran, pemuatan dan c. Pemuatan dan Pemangkutan
pengangkutan (Gambar 2).
Untuk mengangkut hasil pembongkaran ke unit
a. Pengupasan (Stripping) pengolahan atau penampungan (stock pile) dapat
menggunakan alat muat wheel loader, back hoe,
Pengupasan dilakukan untuk membersihkan ma- dredging, dan alat angkut dump truck, pikulan,
terial penutup dengan memakai alat manual gerobak, lori, dan lain-lain.
(cangkul, singkup, belincong, dan lain-lain), ataupun
alat mekanis (bulldoser yang dilengkapi garu 3.3 Pengolahan
tunggal/ganda, srapper, shovel, dan lain-lain).
Untuk memperoleh spesifikasi yang diinginkan perlu
Pemilihan alat tergantung kepada kondisi lapangan pengolahan/pencucian untuk menghilangkan
dan skala produksi tambang. Apabila digunakan senyawa pengotor. Pasir kuarsa dapat langsung
bulldoser yang dilengkapi garu, tahapan digunakan, misalnya untuk pasir cetak. Namun,
penambangan dapat meliputi : penggaruan, kadang-kadang dilakukan penggilingan untuk
pendorongan dan pengumpulan material tanah memperoleh ukuran yang sangat halus seperti yang
penutup yang dapat dimanfaatkan untuk menutup diinginkan industri pemakai. Secara umum,
lubang bekas penambangan. pengolahan pasir kuarsa dapat dilihat seperti pada
Gambar 3.
b. Pembongkaran
a. Kaca Lembaran
Pengayakan
– Permukaan lebih berkilau daripada polished Kaca Panasap merupakan kaca warna yang dibuat
plate glass karena dipoles dengan api. dengan proses pengambangan. Warna kaca
diperoleh dengan cara memasukkan zat pewarna
– Tebal kaca dimungkinkan sampai 19 mm ke dalam cairan kaca yang sedang diproses.
dengan dimensi lebih besar sehingga
memudahkan perencanaan dinding kaca yang Kaca panasap dapat mengurangi panas dan silau
besar. cahaya yang masuk, serta mempunyai daya
tembus pandang rendah sekali yang memberi rasa
Kaca indoflot sangat cocok untuk pemakaian nyaman bagi yang ada di dalam ruangan. Kaca
sebagai berikut : jenis ini sangat cocok dipakai di daerah tropis,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 255
Komposisi Kimia
– SiO2 min. 99,00 min. 98,50 min. 99,50
– FeO2 maks. 0,50 maks. 0,03*) maks. 0,001
– Al2 O3 maks. 0,10 maks. 0,30 maks. 0,002
– CaO + MgO maks. 0,50 maks. 0,20 maks. 0,10
– Cr2 O3 maks. 0,50 maks. 0,0006 maks. 0,0002
kandungan silika bahan baku semen lainnya. Akan mempermudah proses pengeringan, mengontrol,
tetapi, secara umum dapat ditentukan dengan penyusutan, dan memberi kerangka pada badan
komposisi atau perbandingan 66,5 kg pasir kuarsa keramik.
untuk 1 ton produk semen.
Secara umum, keramik terdiri atas bahan anorganik
4.3 Industri Pengecoran dan Bata Tahan Api bukan logam berfasa kristalin dan/atau campuran
dengan logam yang proses produksinya
Pasir kuarsa yang dipakai di industri pengecoran memerlukan pemanasan suhu tinggi. Berdasarkan
berfungsi sebagai pasir cetak (casting sand) dan fungsi dan strukturnya, produk keramik dibagi
foundry. Sementara itu, di industri bata tahan api menjadi dua tipe, yaitu keramik konvensional dan
pasir kuarsa merupakan bahan baku utama. keramik maju (advance ceramics).
Persyaratan umum yang dipakai di kedua industri
tersebut, antara lain kandungan silika, distribusi a. Keramik Konvensional
ukuran, dan bentuk butiran (Tabel 6).
Pada umumnya, jenis ini menggunakan bahan-
4.4 Industri Keramik bahan alam yang terdiri atas fasa amorf dengan
atau tanpa diolah.
Pasir kuarsa di industri keramik digunakan sebagai
bahan mentah untuk pembuatan badan keramik Ada dua golongan industri yang termasuk keramik
bersama-sama dengan kaolin, ball clay, felspar, konvensional, yaitu :
dan lain-lain. Penggunaan yang utama adalah
sebagai bahan keramik saniter. – Industri keramik berat yang terdiri atas industri
semen, mortar, refraktori, abrasif, dan industri
Pasir kuarsa dipakai karena mempunyai sifatnya khusus.
yang baik untuk bahan pengurus sehingga
– Industri keramik halus, yaitu gerabah/keramik
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 258
Tabel 6. Pasir Kuarsa untuk Pengecoran dan Bata Tahan Api (Refraktori)
Komposisi Komposisi
– SiO2 min. 90% SiO2 min. 95,00%
– Na2 + K2 O maks. 2% Al2 O3 maks. 1,00%
– Fe2 O3 maks. 1,5 Na2 O3 maks. 0,30%
K2 O maks. 0,30%
TiO2 maks. 0,30%
hias, ubin lantai dan dinding, saniter, peralatan yang memberi bentuk kekuatan, dan glasir sebagai
makan-minum (table ware), isolator listrik, alat penutup badan sehingga tampak lebih indah,
dapur, keramik teknik, lampu pijar, botol dan menarik, dan mudah dibersihkan. Persentase
gelas. penggunaan pasir kuarsa dalam keramik tergantung
dari jenis badan keramik yang dibuat (Tabel 7).
b. Keramik Maju
Pasir kuarsa memiliki peranan penting sebagai
Industri keramik maju di Indonesia belum ada. Bahan pembentuk badan keramik karena mempunyai
yang digunakan merupakan bahan baku artifisial fungsi sebagai pengendali sifat pasir kuarsa dalam
murni yang mempunyai fasa kristalin. Produk keramik keadaan mentah dan setelah dibakar. Sebagai
maju dipasarkan di dunia, antara lain : pengendali, pasir kuarsa harus memenuhi
persyaratan standar seperti pada Tabel 8.
– Zirkonia dan sialon untuk industri otomotif (blok
mesin, gear), mata pisau dan gunting; 4.5 Industri Lainnya
– Barium titanat untuk industri elektronika Beberapa kegunaan pasir kuarsa dalam industri
(sebagai kapasitor, resistor); lain, yaitu :
– Keramik nir-oksida (Zirkon nitrida, magnesium – Bahan pengisi (filler) dalam industri cat.
nitrida, silikon karbida, silikon nitrida) – Bahan pengeras dalam industri karet.
digunakan untuk high technology kiln furniture, – Bahan ampelas dalam industri gerinda.
cutting tools, komponen mesin, alat ekstraksi – Bahan penghilang karat dalam industri logam
dan pengolahan logam; (sand blasting).
– Bahan penyaring (sand filter) dalam industri
– Fibre optic di industri telekomunikasi, penjernihan air (water treatment).
penerangan, gedung pencakar langit dan tenaga – Bahan baku pembuatan ferro silicon carbide.
surya.
5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
Badan keramik terdiri atas dua bagian, yaitu badan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 259
Tabel 7. Persentase Penggunaan Bahan Pasir bersangkutan. Sebagian besar produksi pasir
Kuarsa untuk Badan Keramik kuarsa berasal dari hasil tambang yang berada di
Jawa Barat (umumnya dimiliki oleh industri se-
men) dan Belitung, yang tahun 1993 mencapai
Bahan Jumlah Pasir Kuarsa (%) sekitar 71,6% dan 21,52% (Tabel 9).
Stone Ware
Amerika 30 Dalam kurun 1981 – 1993, jumlah produksi pasir
Eropa 25 kuarsa Indonesia mengalami peningkatan dengan
laju pertumbuhan tahunan sebesar 18,04%, dan
Saniter pada tahun 1993 telah mencapai 1,28 juta ton.
Amerika 30 Jumlah produksi ini tidak termasuk dari perusaha-
Eropa 25 an tanpa izin.
Porselin
Pemakai Lokal 20,7 – 32,2 Industri semen merupakan pemakai utama pasir
Hotel Ware 19,6 – 27,0 kuarsa, yaitu sekitar 74,4% dari seluruh jumlah
Barang Tahan Panas 12,3 – 23,0 konsumsi. Berikutnya adalah industri gelas dan
barang dari gelas (11,4%), kaca lembaran (9,9%),
Semi Porselin 10 – 20 dan sisanya oleh industri barang dari semen,
Bone China 3 – 14 logam/pengecoran logam, keramik-porselain, dan
industri kimia.
Sumber : Kajian Keramik, PPTM, 1994
Perkembangan konsumsinya dalam kurun yang
sama, juga meningkat dengan laju pertumbuhan
tahunan sebesar 11,63 %, yaitu dari sebesar 623,5
5.1 Perkembangan Pasir Kuarsa Indonesia ribu ton tahun 1981 meningkat sekitar 133,86 %
pada tahun 1993 (Tabel 10).
Sampai dengan tahun 1992, perusahaan
pertambangan pasir kuarsa yang terlibat sekitar Sementara itu, ekspor pasir kuarsa dimulai tahun
35 buah perusahaan, yang sebagian besar terdapat 1977. Walaupun laju pertumbuhan tahunan ekspor
di Belitung, Jawa Barat, dan Jawa Timur. menaik, tetapi perkembangannya berfluktuasi (Tabel
10). Negara tujuan ekspor pasir kuarsa adalah
Data produksi pasir kuarsa yang dipunyai oleh Jepang, Korea Selatan dan Taiwan.
industri semen tidak tercatat secara resmi, dan
diperkirakan seluruhnya dipakai oleh yang Walaupun produksi pasir kuarsa dan silika cukup
besar, beberapa perusahaan pemakai masih
1. Sumatera Utara 1,10 4,00 10,46 6,85 6,94 7,15 2,84 5,80 6,85 7,12 7,39 8,72 9,67
2. Riau 3,81 6,91 19,67 – – – – – – – – – –
3. Sumatera Barat 64,77 142,7 94,13 86,83 87,05 90,61 91,77 100,07 118,18 122,84 127,50 150,43 166,91
4. Lampung 1,48 1,18 – – – – – – – – – – –
5. P. Bangka 5,34 14,72 17,04 26,12 23,94 21,79 4,57 4,02 4,75 4,93 5,12 6,04 6,71
6. P. Belitung 99,59 104,29 80,90 62,83 84,70 69,78 52,55 125,12 147,76 153,59 159,42 188,09 208,70
7. Jawa Barat 229,47 660,85 115,45 405,90 557,69 671,31 753,19 472,97 558,56 580,60 602,63 711,01 788,90
8. Jawa Tengah 18,13 11,01 2,24 1,34 1,26 8,15 1,79 – 2,1 1,9 2,3 2,6 2,96
9. Jawa Timur 24,26 31,69 9,53 14,10 3,81 4,14 6,62 0,17 0,20 0,21 0,22 0,26 0,28
10. Kalimantan Timur – 10,3 22,80 24,68 – – – – – – – – –
11. Kalimantan Barat – – – – 3,71 – – – – – – – –
12 Kalimantan Selatan 2,02 32,63 28,65 31,14 43,84 56,09 55,97 58,17 68,70 71,41 74,12 87,45 97,03
Total 449,96 1.010 400,87 659,81 813,01 933,13 969,30 766,63 907,1 941,7 978,7 1.155 1.281
19 – 260
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 261
Tabel 10. Konsumsi, Ekspor dan Impor Pasir Kuarsa Indonesia, 1981 – 1993
(Ribu ton)
Jenis Industri
Barang Gelas
Kaca Keramik dan Kimia
Tahun Semen dari dan Logam Lain Total Ekspor Impor
Lembaran Porselain Pokok
Semen Sejenisnya
1981 482,4 14,64 54,56 58,04 6,42 0,85 0,10 6,59 623,6 12,55 tt
1982 525,1 4,79 81,40 56,97 7,67 4,97 4,47 6,36 691,7 15,96 0,80
1983 573,1 4,83 99,92 64,47 6,18 2,37 3,04 16,22 770,2 46,30 0,68
1984 623,5 3,57 30,00 70,92 4,26 4,77 1,26 1,74 740,0 28,20 0,50
1985 705,7 6,40 113,03 110,03 9,15 21,63 9,92 2,82 978,7 20,35 1,47
1986 792,6 7,80 151,58 114,87 11,36 18,99 14,96 6,00 1.118,2 36,90 2,39
1987 829,1 7,32 141,38 128,71 5,70 12,36 17,01 4,02 1.145.6 16,96 0,53
1988 856,9 13,45 221,01 131,02 7,88 19,27 19,34 4,26 1.273,2 24,80 0,90
1989 916,9 13,99 223,22 132,33 8,26 19,66 19,73 4,43 1.338,6 6,67 1,46
1990 981,1 14,55 225,45 133,65 8,43 20,05 20,12 4,61 1.408,0 18,65 4,27
1991 1.049,8 15,13 227,71 134,99 8,60 20,45 20,52 4,79 1.482,0 14,28 13,49
1992 1.123,3 15,73 229,98 136,34 8,77 20,86 20,93 4,98 1.560,9 12,16 9,87
1993 1.201,9 16,36 232,28 137,70 8,94 21,28 21,35 5,18 1.564,0 13,22 5,21
menggunakan pasir kuarsa impor; terutama dipakai kuarsa domestik. Demikian juga dengan harga
sebagai sand blasting pada pengecoran logam, ekspor dan impor (Tabel 11).
yaitu untuk membuang karat pada pipa.
Harga pasir kuarsa dalam negeri sangat bervariasi,
Sama halnya dengan ekspor, perkembangan impor bergantung kepada kualitas bahan yang dipakai dan
pasir kuarsa berfluktuasi cukup tinggi, tetapi biaya angkut, tetapi secara umum, perkembangan-
jumlahnya sedikit dibandingkan total konsumsi. nya cenderung menaik. Demikian juga perkem-bangan
Jepang, Australia, dan Jerman merupakan negara harga kuarsa ekspor, tahun 1985 sebesar 7,08 dolar
pemasok pasir kuarsa Indonesia. AS/ton, dan tahun 1993 sebesar 23,05 dolar AS/ton.
Sebaliknya, harga pasir kuarsa impor menurun. Pada
Sementara itu, mengingat lebih dari 90 % konsumsi tahun 1985 harganya sekitar 303,72 dolar AS, dan
pasir kuarsa ini berasal dari dalam negeri, maka tahun 1989 turun menjadi 218 dolar AS per tonnya.
harga satuan yang dihitung dianggap harga pasir Tingkat harga pasir kuarsa impor lebih tinggi
Tabel 11. Harga Pasir Kuarsa Ekspor, Impor dan Beberapa Industri Pemakai, dan, 1985 – 1993
1985 7,08 303,72 8,44 23,37 19,02 20,03 32,94 23,82 37,00
1986 10,03 275,20 9,90 24,13 20,90 21,00 30,14 18,12 41,24
1987 9,80 230,21 10,28 23,01 21,58 60,94 64,22 25,75 41,89
1988 10,94 179,81 12,89 27,39 21,18 62,04 30,62 20,00 42,55
1989 12,73 218,11 17,40 28,49 21,98 63,16 31,11 19,17 43,22
1990 14,77 230,37 18,62 29,63 22,86 64,42 31,73 20,04 44,08
1991 17,13 180,03 19,92 30,81 23,77 65,71 32,37 20,44 44,97
1992 19,87 217,90 21,32 32,04 24,72 67,03 33,01 20,85 45,87
1993 23,05 230,32 22,81 33,32 25,71 68,37 33,67 21,27 46,78
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 262
daripada harga konsumsi dan ekspor. mm), kaca berpola (3 – 5 mm), dan kaca new sun
pitro (3 – 10 mm). Laju pertumbuhan tahunan produk-
5.2 Perkembangan Industri Pemakai Pasir si kaca lembaran dalam Pelita IV adalah 20,26%.
Kuarsa
Kecuali kacamata, kebutuhan kaca lembaran
a. Industri Kaca Lembaran domestik telah terpenuhi dari produksi dalam negeri,
dengan pertumbuhan selama Pelita IV adalah sekitar
Pada akhir Pelita IV ada empat pabrik kaca lem- 8,61%. Sedangkan dalam Pelita V Departemen
baran swasta nasional dengan kapasitas terpasang Perindustrian memperkirakan kenaikan konsumsi
sebesar 341.120 ton/tahun. Metode yang dipakai sebesar 15%/ tahun (Tabel 13).
adalah proses pengambangan (float process) yang Pangsa pasar kaca lembaran akhir Pelita IV adalah
dapat memproduksi kaca lebih baik dan dapat Jawa (79,01%), Sumatera (14,44%), Kalimantan
bersaing di pasaran luar negeri daripada dengan (3,01%), dan daerah lainnya (3,54%). Sementara
proses tarik atau fourcault process. itu, ekspor kaca lembaran dimulai akhir Pelita III
(1.352 ton) dan pada akhir Pelita IV telah mencapai
Lokasi pabrik lebih mengutamakan pada orientasi pasar, 118.388 ton. Negara tujuan ekspor adalah Jepang,
jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi Australia, Korea, Singapura, Amerika Serikat,
yang relatif tinggi, seperti di Jakarta, Jawa Timur, Jawa Kanada, Eropa, dan Timur Tengah.
Tengah, dan Medan (Tabel 12).
Adanya kenaikan ekspor disebabkan oleh beberapa
Salah satu dapur pabrik berkapasitas 36.120 ton/ pabrik di negara Australia, Filipina, dan Taiwan
tahun telah melakukan memodifikasi proses saat itu masih mengadakan perbaikan. Gambaran
fourcault menjadi rolled-out yang dapat industri kaca lembaran di negara ASEAN/ASIA,
menghasilkan kaca jenis New Sun Pitro untuk dapat dilihat pada Tabel 14.
ekspor. Produk kaca lembaran terdiri atas kaca Pengembangan selanjutnya adalah melaksanakan
polos dengan tebal 2 – 19 mm, kaca warna (2 – 19 pembangunan pabrik dengan kapasitas 1,29 juta
Tabel 12. Perkembangan Kapasitas dan Produksi Kaca Lembaran dalam Pelita IV (Ribu ton)
(ribu ton)
Tabel 14. Gambaran Industri Kaca Lembaran di Beberapa Negara di ASIA, 1990 – 1994
ton
1. Malaysia +
Kapasitas 81.000 81.000 81.000 125.000 260.000
Pemanfaatan kapasitas 81.000 81.000 81.000 116.200 228.600
Konsumsi dalam negeri 50.300 59.500 63.000 70.000 90.000
+/- 30.700 21.500 18.000 46.200 138.600
Harga/ton
– DN 682 682 682 682 682
– Ekspor (FOB) 385 685 385 385 385
2. Thailand
Kapasitas 168.000 247.000 262.000 329.500 329.500
Pemanfaatan kapasitas 168.000 231.200 251.100 314.500 322.750
Konsumsi dalam negeri 168.000 188.500 209.000 233.000 260.000
+/- – 42.700 42.700 42.100 81.500
Harga/ton
– DN 594 594 594 594 594
– Ekspor (FOB) – – – – –
3. Pilipina +
Kapasitas – 98.500 111.000 124.000 124.000
Pemanfaatan kapasitas – 98.500 108.500 120.150 122.700
Konsumsi dalam negeri – 50.000 59.000 66.000 73.000
+/- – 48.500 49.500 54.150 49.700
Harga/ton
– DN 620 620 620 620 620
– Ekspor (FOB) – – – – –
4. Taiwan +
Kapasitas 300.000 327.000 413.000 447.000 447.000
Pemanfaatan kapasitas 300.000 321.600 393.100 431.600 443.600
Konsumsi dalam negeri 224.000 251.500 275.500 301.500 337.000
+/- 76.000 70.100 117.600 130.100 106.600
Harga/ton
– DN 730 730 730 730 730
– Ekspor (FOB) 592 592 592 592 592
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 264
5. Korea
Kapasitas 480.000 632.500 766.000 804.000 804.000
Pemanfaatan kapasitas 480.000 602.000 724.050 783.050 800.200
Konsumsi dalam negeri 445.000 536.500 581.000 628.000 678.000
+/- 35.000 65.000 143.050 155.050 122.200
Harga/ton
– DN 560 560 560 560 560
– Ekspor (FOB) – – – – –
6. China
Kapasitas 1.491.500 1.639.000 1.945.000 2.042.000 2.144.000
Pemanfaatan kapasitas 1.491.500 1.609.200 1.869.050 1.992.000 2.133.900
Konsumsi dalam negeri 1.431.000 1.501.000 1.600.000 1.717.000 1.834.000
+/- 60.500 108.500 269.050 275.000 279.900
Harga/ton
– DN – – – – –
– Ekspor (FOB) 277 277 277 277 277
7. Indonesia
Kapasitas 481.120 481.120 951.120 971.120 971.120
Pemanfaatan kapasitas 402.240 467.120 725.785 920.120 969.120
Konsumsi dalam negeri 236.660 272.150 312.970 359.915 395.906
Ekspor 133.660 175.600 194.000 337.200 663.050
+/- 133.660 175.600 194.000 337.200 663.050
Harga/ton
– DN 426 426 426 426 426
– Ekspor (FOB) 400 400 400 400 400
ton/tahun yang izinnya telah terbit (Tabel 15). Sampai dengan tahun 1993, kapasitas produksi
industri keramik di Indonesia dengan pesat,
b. Perkembangan Industri Semen terutama floor tile, wall tile, dan alat makan-minum
Produsen semen di Indonesia sampai saat ini (table ware).
berjumlah 10 perusahaan dengan produksi semen
berbagai tipe, yaitu 5 (lima) di P. Jawa dan 5 Industri keramik table ware mempunyai kapasitas
(lima) di luar Jawa. Kontribusi pabrik semen yang terpasang 686 juta buah/tahun. Sekitar 70 – 75%
berlokasi di P. Jawa mencapai 72,35% dari total produk keramik tersebut dikonsumsi di dalam negeri
produksi semen Indonesia, yaitu dari PT Semen dan sisanya diekspor.
Cibinong, PT Indocement Tunggal Perkasa, PT
Tridaya Manunggal Perkasa Cement, PT Semen Pabrik keramik saniter ada tiga buah (TOTO,
Nusantara dan PT Semen Gresik. KIA Standard, dan INA), dengan kapasitas
produksi 2 juta buah/tahun. Kebutuhan keramik
Peningkatan konsumsi pasir kuarsa tidak terlepas di dalam negeri telah dapat dipenuhi oleh
dari semakin tingginya kebutuhan semen di dalam ketiga pabrik tersebut, meskipun ada, produk
negeri dan ekspor, terutama digunakan untuk saniter dari manca negara jumlahnya sedikit.
perumahan, pembuatan jalan untuk tanah berawa.
Industri keramik gelas-botol/rumah tangga, lampu
c. Perkembangan Industri Keramik pijar dan isolator kapasitas produksinya masing-
masing sebesar 130.000 ton, 120.000 ton, dan 13
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 265
Kapasitas Selesai
No. Nama Perusahaan
(ton/Tahun) (Tahun)
a. Prospek Keberadaan Pasir Kuarsa di Meskipun demikian, untuk memasok pasir kuarsa
Indonesia untuk industri semen dan kaca lembaran di In-
donesia diperkirakan akan mengalami berbagai
Selama tingkat harga domestik lebih rendah dari kendala yang berarti. Hal ini disebabkan oleh
harga impor, maka prospek pengusahaan selama ini industri tersebut kebanyakan memiliki
pertambangan pasir kuarsa dilihat dari sisi sumber pengusahaan pertambang-an pasir kuarsa sendiri
dayanya cukup cerah. Jumlah cadangan saat ini untuk kebutuhan industrinya.
tidak kurang dari 4,5 milyar ton.
Peluang pengusaha-an pertambangan lebih
Sementara itu, prospek pasir kuarsa untuk tujuan ditujukan untuk memasok industri di luar industri
ekspor diperkirakan kurang begitu baik. Salah satu tersebut, misalnya industri keramik, water treat-
kendalanya adalah daya saing pasir kuarsa yang ment, tabel ware dan sebagainya.
kuat dari negara lain, khususnya Malaysia dan
Australia sebagai pengekspor utama pasir kuarsa Prospek Pasir Kuarsa di Industri Semen
ke Jepang.
Menurut Departemen Perindustrian, proyeksi
Untuk itu, adanya perluasan kapasitas produksi kapasitas produksi semen sampai tahun kedua
industri terkait di dalam negeri lebih ditekankan Pelita VI sekitar 25,8 juta ton dan mulai tahun
untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. 1995 diperlukan paling sedikit 1,8 juta ton pasir
Sementara itu, orientasi ekspor lebih ditekankan kuarsa per tahun. Sementara itu, pada akhir pelita
kepada produk industri daripada bahan baku. VI (1998/99) proyeksi kapasitas produksi semen
sebesar 34,3 juta ton dengan kebutuhan pasir
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 266
kuarsa sekitar 2,4 juta ton/tahun. sehingga dalam Repelita VI dan VII keadaan
pemasokan dan permintaan kaca lembaran masih
Adanya gejolak kenaikan harga semen portlan di cukup mantap (Tabel 16).
Indonesia akan berakibat terhadap naiknya harga
jual rumah murah mengakibatkan naiknya laju Berdasarkan posisi industri kaca lembaran pada
inflasi di Indonesia. akhir Pelita V dan proyeksi pengembangannya,
pada Pelita VI perlu kebijaksanaan :
Sebagai alternatif pemecahannya adalah dengan
menaikkan kapasitas terpasang pabrik semen yang – Realisasi perluasan dan pengembangan pabrik
telah ada, atau mendirikan pabrik semen baru di kaca lembaran baru seperti pada Tabel 16.
daerah yang belum mempunyai pabrik. di samping
itu, penetapan HPS yang lebih menguntungkan – Penggunaan proses pengambangan yang
produsen diharapkan dapat menarik minat investor sesuai perkembangan teknologi dewasa ini.
baru atau bekerja sama dengan investor semen yang
sudah ada yang memerlukan bantuan dana dalam – Mendorong pengembangan industri-industri
menaikkan kapasitas produksi. substitusi bahan baku impor untuk memper-
kecil ketergantungan terhadap impor.
Dalam Pelita VI, pemerintah menargetkan
membangun 500 – 600 ribu unit rumah sederhana – Di masa mendatang lokasi pabrik kaca lembar-
dan sangat sederhana. Target tersebut akan an diharapkan dapat didirikan di Provinsi-provinsi
terwujud seandainya pasokan dan harga semen lain yang potensial.
cukup mendukung. Untuk bangunan RS dan RSS
meskipun menggunakan semen tipe II jenis Beberapa kendala yang harus diantisipasi dalam
campuran, harganya masih cukup tinggi. upaya peningkatan ekspor kaca lembaran di masa
mendatang.
Sementara itu, jumlah penduduk Indonesia pada
tahun 2000 diperkirakan sekitar 214 juta jiwa – Hampir semua negara tujuan ekspor memiliki
dengan sendirinya kebutuhan perumahan akan industri kaca lembaran.
semakin meningkat.
– Negara pesaing ekspor telah banyak menambah
Dengan dibangunnya infra struktur di Indonesia, kapasitas produksinya.
seperti jalan tol, perumahan, perkantoran dan
bangunan lainnya jelas akan memerlukan pasokan – Biaya transportasi ekspor cukup tinggi.
semen yang cukup banyak.
– Impor bahan baku/penolong untuk keramik
Prospek Pasir kuarsa di Industri Kaca Lembaran kecuali pasir kuarsa masih dominan (70%),
sehingga biaya produksi tinggi.
Kebutuhan kaca lembaran erat kaitannya dengan
perkembangan pembangunan perumahan, gedung, Prospek Pasir Kuarsa di Industri Keramik
kantor, dan lain-lain. Di Industri otomotif,
perkembangan kaca lembaran sebagai bahan baku Produk keramik yang mungkin dapat bersaing di
utama industri kaca pengaman diperkirakan juga pasaran luar negeri yaitu : table ware (jenis
akan meningkat. Kebutuhan kaca lembaran saat porselain), tiles, kerajinan keramik (novelties),
ini adalah untuk perumahan/gedung (65%), kaca refraktori, dan isolator.
mobil (5%), mebel (12%), kaca muka (6%).
Sementara itu, berkembangnya perumahan dan
Departemen Perindustrian memperkirakan bahwa makin mantapnya pendapatan penduduk Indone-
kenaikan permintaan pasir kuarsa pada Repelita sia telah mendorong masyarakat untuk memiliki
VI akan mencapai sebesar 10,0% (579.600 ton) produk-produk tersebut. Berdasarkan hal tersebut,
dan pada Repelita VII sebesar 7,5 % per tahun investasi modal masih akan terus berlanjut dan
(832.155 ton). Untuk mencapai jumlah tersebut produk keramik pun akan terus meningkat, sehingga
perlu pemanfaatan kapasitas produksi kaca 100%, kebutuhan terhadap pasir kuarsa pun akan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 267
Tabel 16. Perkiraan Persediaan dan Permintaan Kaca Lembaran pada Repelita VI dan VII
ton
Perkembangan konsumsi pasir kuarsa di industri Untuk itu, adanya kemungkinan perluasan
logam, kimia pokok, bata tahan api diperkirakan kapasitas produksi industri lebih ditekankan untuk
cenderung sedikit menaik, dan diharapkan memenuhi kebutuhan domestik. Sementara itu,
perkembangan industri ini akan semakin baik. orientasi ekspor lebih ditekankan kepada produk
industri daripada ekspor bahan baku, karena
peluang pasir kuarsa untuk tujuan ekspor akan
6. PENUTUP bersaing dengan negara Malaysia dan Australia.
Potensi sumber daya pasir kuarsa di Indonesia Yang paling berpeluang adalah industri semen
cukup besar dengan cadangan diperkirakan tidak
kurang dari 4,48 milyar ton. Keberadaannya
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 268
dan keramik (table ware, saniter, wall tile, dan 3. Anonim, Kompilasi Informasi Endapan Bahan
keramik hias). Sementara itu, untuk ekspor kaca Galian Industri di Indonesia, Bag. 1, Pusat
lembaran akan terdapat kendala-kendala, karena Pengembangan Teknologi Mineral, DJPU,
hampir semua negara tujuan ekspor dalam kurun Departemen Pertambangan dan Energi, 1986.
1981 – 1993 memiliki pabrik kaca lembaran yang
saat ini telah menambah kapasitas produksinya. 4. Anonim, Statistik Perdagangan Luar Negeri,
Selain itu, biaya transportasi yang cukup tinggi Ekspor dan Impor, Menurut Jenis Barang dan
di samping masih dominannya (± 70%) bahan Negara Asal, Biro Pusat Statistik, Jakarta, 1980
baku penolong untuk pembuatan kaca lembaran. – 1994.
Selain industri semen, industri kaca lembaran dan 5. Anonim, Kajian Keramik, Pusat Penelitian dan
keramik sebagai salah satu pemakai pasir kuarsa Pengembangan Teknologi Mineral, 1994.
yang cukup banyak mempunyai peluang untuk
meningkatkan produk. Demikian juga dengan 6. Groudev S.N. and Groudeva V.I., Iron From
industri lainnya, walaupun peningkatannya Quartzands : a Microbial Approach, Industrial
diperkirakan relatif sedikit. Minerals, 1986.
Semakin pesatnya pembangunan di luar Pulau 7. Harta Haryadi, Mineral dalam Gelas dan Kaca,
Jawa, akan berpengaruh terhadap perpindahan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
penduduk dari Pulau jawa. Oleh karena itu, dalam Mineral, 1995.
upaya memenuhi permintaan produk industri di
atas perlu diupayakan pendirian pabrik semen 8. Madiadipoera T., dkk., Bahan Galian Industri
dan kaca lembaran di Provinsi-provinsi yang di Indonesia, Direktorat Jenderal Geologi dan
potensial dengan kualitas bahan yang cukup Sumberdaya Mineral, Direktorat Sumberdaya
memadai, misalnya Sulawesi (Ujungpandang) dan Mineral, 1990.
Kalimantan Barat atau Kalimantan Selatan.
Pendirian pabrik diperuntukan terutama untuk 9. Makridakis S., Wheelwright S.C., McGee V.E.,
memenuhi permintaan produk semen dan kaca Forecasting : Methods and Applications, Sec-
lembaran di Kawasan Indonesia Timur. ond Edition, John Wiley & Sons, New York,
1983.
Kendala sehubungan dengan peluang peng-usahaan
10. Pindyck R.S. & Rubinfeld, Econometrics Mod-
pasir kuarsa di Indonesia adalah pemasaran bahan
els and Economics Forecast, McGraw-Hill
galian tersebut. Selama ini, kebutuhan pasir kuarsa
Book Company, Sydney, 1986.
di industri semen dan kaca lembaran masih
dipasok oleh industri semen itu sendiri, mengingat 11. Suhala S., Sudradjat A., dan Arifin M., Analisa
hampir semua industri semen dan industri kaca Kuantitatif Struktur Ekonomi Pasir Kuarsa In-
lembaran mempunyai konsesi penambangan pasir donesia dalam Kaitannya dengan Aktivitas
kuarsa sendiri. Dalam hal ini, perlu suatu kerja Industri Hilirnya, Pusat Penelitian dan
sama antara produsen pasir kuarsa dengan industri- Pengembangan Teknologi Mineral, 1986.
industri pemakai pasir kuarsa.
*****
DAFTAR PUSTAKA
20 PERLIT
Oleh : Suhendar
1. PENDAHULUAN
Tebal lapisannya mencapai ratusan meter.
Perlit dikenal sebagai batuan yang akan Umumnya batuan pengandung tersebut adalah
mengembang bila dipanaskan dengan perlahan-lahan batuan piroklastik, sedimen tufaan yang kadang-
maupun secara cepat. Sifat pemuaian ini disebabkan kadang mengandung kerakal (pebbles) tersisipkan
oleh adanya struktur molekuler air dan gas yang bersama-sama dengan aglomerat amygdaloidal.
dapat dimobilisasikan pada temperatur 760°C, dan Perlit yang terdapat pada batuan intrusi di dekat
dapat mengembang hingga 20 kali dari volume permukaan umumnya berbentuk kubah (dome),
asalnya. retas (dike), dan sill.
Tabel 1. Komposisi Kimia Rata-Rata Perlit barat kota Lubuk Sikaping. Perlit di daerah ini
dan Rhiolit ditemukan sebagai bongkah-bongkah di dalam
tufa, berwarna putih keabu-abuan, dan agak lunak.
Tersingkap 185 m dengan ketebalan 1,5 – 3,5
Perlit Rhiolit m dan faktor pengembangan 213,3% dari hasil
Oksida Utama
Wit% Wit% crucible test.
SiO2 72,70 72,82
d. Sungai Tutung, Sumatera Barat
Al2 O3 12,91 13,27
TiO2 0,91 0,28
Perlit terdapat di Sungai Tutung termasuk ke dalam
Fe2 O3 1,35 2,58
Kecamatan Air Angek, Kabupaten Kerinci.
MgO 0,23 0,39
CaO 0,82 1,57
e. Mutaralam, Lampung
Na2 O 3,07 3,55
K2 O 4,73 4,30
Perlit ditemukan sebagai aliran riolit dan berlokasi di
MnO 0,05 0,07
daerah Mutaralam, K ecamatan S umberjaya,
P2 O5 0,04 0,07
Kabupaten Lampung Utara. Hasil dari laboratorium
LOI 3,19 1,10
(crucible test) menunjukkan bahwa pengem-
Kisaran Oksida pada perlit bangannya sebesar 269%.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium contoh perlit ini Ditemukan di daerah Gedong Surian, Kecamatan
pengembangannya sampai 153,3% dari hasil cru- Sumberjaya, Kabupaten Lampung Utara.
cible test.
g. Gunung Muhul, Lampung
b. Bukit Sikaping, Sumatera Barat
Perlit ditemukan di daerah Gunung Muhul,
Lokasi ditemukannya terdapat di daerah Bukit Kecamatan Balulu, Kabupaten Lampung Utara.
Sikaping, Desa Ujung Ladang, Kecamatan Sepuluh Perlit di daerah ini terdapat sebagai aliran riolit-dasit
Koto Singkarak, Kabupaten Solok, berjarak 9 km dan sebagai bongkah-bongkah dalam tufa. Terdapat
sebelah barat Singkarak. Perlit di daerah ini pada depresi Suoh pada zone patahan Semangko.
ditemukan bersama dengan obsidian sebagai Asosiasinya dengan batuan dasit dan liparit.
bongkah-bongkah dalam tufa. Perlitnya agak keras, Pengembangannya mencapai 392% (crucible
berwarna keabu-abuan, dengan faktor test).
pengembangan 9,4% dari hasil crucible test.
Dengan hasil analisa :
c. Bukit Rasam, Sumatera Barat
SiO2 = 71,95%; Al2O3 = 12,45%;
Lokasi ditemukannya di daerah Bukit Rasam, Fe2O3 = 0,93%; FeO = 5,14%;
Desa Jambak, Kecamatan Lubuk Sikaping, CaO = 1,32%; MgO = 0,45%;
Kabupaten Pasaman. Berjarak ± 3 km sebelah Na2O = 3,80%; K2O = 2,40%;
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 271
TiO2 = 0,17%; P2O5 = 0,01%; tersebut terdapat pula obsidian. Agak keras,
MnO = 0,10%; H2O = 0,51%; H2O+ = 3,03% berwarna kehijau-hijauan. Pengembangannya
cadangannya diperkirakan banyak. mencapai 300% (crucible test) dengan cadangannya
mencapai 644.000 ton.
h. Ciasmara, Jawa Barat
l. Tataaran, Sulawesi Utara
Perlit ditemukan di daerah Ciasmara Kecamatan
Cibungbulan, Kabupaten Bogor. Lebih kurang 32 Tataaran termasuk Kecamatan Tomohon, Kabupaten
km dari Bogor melalui jalan Bogor-Leuwiliang. Perlit Minahasa. Lebih kurang 25 km sebelah selatan kota
di daerah ini ditemukan berupa fragmen dari breksi Manado. Perlit di daerah ini ditemukan berupa sisipan
lahar, maksimum 25 m. Berwarna keabu-abuan dalam aliran kaca volkanik-riolit. Termasuk dalam
dan keputih-putihan agak keras, dengan pengem- satuan batuan gunung api muda. Warna perlit keputih-
bangannya sampai 127% (crucible test). Analisis putihan, agak lunak, dengan pengembangannya
kimianya belum lengkap H2 O = 1,14%; H2 O+ = mencapai 176%.
1,23%; Cadangannya belum diketahui.
Sedangkan untuk endapan perlit yang kompak Metode Penfield (Loss of Ignition)
(dense) atau dengan retakan-retakan sedang
ditambang dengan cara peledakan dan diusahakan Adanya H2 O ditentukan dengan memanaskan
tidak banyak memecahkan tubuh perlit tersebut. contoh pada temperatur tertentu. H2 O ditentukan
Hasil peledakan dapat diangkut dengan truk dan dengan memanaskan contoh sampai temperatur
buldoser ke tempat penampungan. 105°C. Perlu dipanaskan sampai 24 jam supaya
terjadi penguapan yang sempurna. Jumlah contoh
3.3 Pengolahan yang diperlukan masing-masing sebanyak 0,5
gram. H2 O+ didapat dengan cara pengurangan
Metode yang sering dilakukan dalam pengolahan kedua hasil tersebut. Cara ini kurang teliti jika
perlit untuk mengetahui dan menentukan tingkat dibandingkan dengan Metode Penfield. Tabel 2
pengembangan serta jumlah kadar air hablur yang adalah hasil ringkasan beberapa tes yang telah
terkandung dalam perlit atau batuan lainnya adalah dilakukan terhadap beberapa contoh (Sumber :
: metode crucible dan metode penfield atau loss of Perlit Deposite in New Zealand, Journal of Sci-
ignition. ence and Technology).
Dengan metode ini diperlukan 2 gram contoh, dengan Penggilingan dilakukan untuk mengurangi atau
besar butir No -14+52 B.S. Contoh tersebut mengecilkan ukuran butir dan lebih menyeragam-
ditempatkan dalam crucible platina, kemudian kan ukuran butir tersebut sesuai dengan yang
dimasukkan ke dalam tungku listrik. Setelah itu dikehendaki, dapat dilakukan dengan cara basah
dipanaskan pada temperatur 950°C selama 10 menit. dan cara kering. Proses basah dilakukan untuk
Kemudian contoh dikeluarkan dari tungku, dan diukur mengurangi debu yang timbul saat penggilingan
volumenya dengan ukuran standar. yang dapat membahayakan atau mengganggu
kesehatan manusia di sekitar pabrik.
Blast Test. Seandainya diperlukan data untuk
setiap perubahan maka perlu dilakukan Blast Proses ini memerlukan air sangat banyak sekitar 15
Test. Untuk uji ini diperlukan contoh 0,2 gram ton tiap hari untuk tiap 1 ton perlit. Sebaliknya
yang berbutir -14+ 52 B.S yang ditempatkan proses kering tidak memerlukan air sebanyak itu.
dalam cawan platina kecil dan terbuka. Kemudian Untuk proses penggilingan ini dapat di daerah-daerah
contoh tersebut dipanaskan selama ± 2 menit. kuari atau di lokasi tertentu yang dinilai lebih
Perlu diperhatikan dan dicatat adanya perubahan- cocok,seperti di jalan utama atau mendekati
perubahan warna, dan gelembung-gelembung yang pelabuhan. Contoh proses penggilingan dapat dilihat
timbul. Volume tidak diukur. pada Gambar 1 dan 2.
Gambar 2. Bagan Alir Proses Pengolahan Perlit Muai Menurut Barnes (1961)
4. KEGUNAAN
Gambar 4. Hilang Air pada Tingkat yang
Berbeda Saat Perlit Dipanaskan Perlit digunakan untuk plester, agregat beton
ringan, atap, isolator temperatur rendah (insulation
tidak akan tercapai kehalusan walaupun dipanaskan low temperature), isolator temperatur tinggi, dempul
hingga 770°C, meskipun kandungan airnya berkurang tembok, pembawa pupuk, bahan pengisi dan
dan kemiringan kurva viskostasnya lebih kecil. bahan-bahan penyaring. Perlit muai dapat bersaing
dengan bahan lain untuk digunakan sebagai bahan
Garis kurva viskositas hasil perubahan dari tiga agregat konstruksi bangunan ringan, campuran
kondisi pemanasan, yang ditandai dengan titik-titik, plesteran atau campuran beton karena berst jenis
dijelaskan dengan proyeksi vertikal dan kandungan sangat ringan dan tahan panas.
air sisa pada temperatur yang diberikan pada kurva
viskositas asli seperti yang digambarkan untuk Untuk dipergunakan sebagai campuran plester dan
temperatur 990°C/menit. beton, perlit muai harus mempunyai berat jenis
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 275
a. Beton Ringan
b. Isolasi Bangunan
antara 7,15 – 15 pon (Ib) per kaki kubik. Penggunaan perlit yang terbesar hingga saat ini
Persyaratan lain yang diperlukan perlit muai untuk adalah untuk plesteran. Plesteran dari perlit ini
campuran bahan bangunan (ligth weight concrete) sering digunakan untuk konstruksi struktur beton
adalah besar butiran yang homogen. tahan api, dan mengurangi beban mati yang juga
digunakan untuk atap langit-langit. Plester ini
Sifat-sifat lain yang diperlukan perlit muai sebagai berfungsi untuk menyerap panas dan akan
bahan bangunan adalah : tidak reaktif, pH = 7, mengeluarkan uap air. Berat plesteran perlit ini 60%
bebas dari bahan organik, dan tidak mempengaruhi lebih ringan dari plesteran tradisional yang terbuat
setting time dari ikatan-ikatan semen portland. dari pasir dan dengan daya tahan terhadap panas
empat kali lebih baik. Persyaratan besar butir
Apabila perlit dipanaskan, air yang terkandung yang diperlukan menurut standar ASTM dapat
sebanyak 2 – 6% akan berubah menjadi uap, dilihat pada Tabel 3.
membentuk gelembung-gelembung kecil yang tidak
berhubungan satu sama lainnya. Permukaan d. Isolator Temperatur Tinggi
gelembung tersebut apabila pecah akan menambah
luas permukaan dan sifat absorbsi perlit muai Pada pengecoran besi atau logam lainnya, perlit
tersebut. Oleh karena permukaan yang tidak teratur muai digunakan sebagai lapisan pada permukaan,
dari partikel-partikel perlit muai, maka bahan maksudnya untuk mencegah panas yang hilang
tersebut akan menyerap suara sehingga baik sekali selama pengecoran, sehingga tidak terjadi
sebagai bahan akustik. perlapisan. Pada pembuatan bahan tahan api,
misalnya batu bata tahan api, perlit muai digunakan
Lebih dari 75% perlit muai digunakan sebagai sebagai campuran bahan baku.
campuran bahan bangunan konstruksi ringan dan
sisanya di bidang industri dan pertanian. Hal ini e. Isolasi Temperatur Rendah
disebabkan sifatnya yang sangat menguntungkan,
yaitu mempunyai kepadatan yang sangat kecil dan Untuk keperluan penyimpanan cairan gas yang
konduktivitas yang sangat rendah. mempunyai titik didih sangat rendah diperlukan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 276
Tabel 3. Besar Butir Perlit Muai Menurut ASTM yang Diperlukan untuk
Plesteran dan Bahan Beton
No. Ukuran Ukuran (mikron) Campuran Plesteran Bahan Beton (ASTM C–332–66)
Sieve (mikron) (ASTM C–35–67) Berta % yang Tinggal
Vol % yang Tinggal
8 2,380 5 0 15 0
16 1,190 60 5 60 15
30 590 95 45 80 40
50 297 98 75 95 75
100 149 100 88 100 90
Tabel 4. Hubungan Komposisi Semen Berbanding dengan Agregat Terhadap Sifat Fisik
isolator yang sangat baik dan rendah perlit muai digunakan sebagai bahan saringan,
konduktivitasnya. Dalam hal ini perlit muai adalah misalnya pada perusahaan minuman, makanan,
bahan isolator yang sangat baik dan dapat bersaing pabrik gula, pabrik sari buah-buahan, dan farmasi
dengan bahan isolator lainnya karena harganya kimia.
lebih murah, mudah dibawa dan dipindahkan serta
tidak menyerap air (non higroskopis). – Bahan Pembawa
Yaitu digunakan sebagai bahan pengandung
f. Industri atau pembawa untuk insektisida, pestisida
weedicida, pupuk dan lain-lain.
Di bidang industri perlit muai digunakan antara lain
sebagai : – Bahan Pengisi
Sebagai bahan pengisi atau ekstender, misalnya
– Bahan penggosok (abrasive), yaitu sebagai pada cat,email, plastik, kertas, tekstil,
campuran pada alat penggosok atau pembersih, gandarukem, damar, genting, dan bahan
misalnya sabun dan bahan pembersih lainnya, pembersih. Selain digunakan sebagai ekstender,
pada gurinda (grinding wheel), perlit muai direkat juga untuk mengurangi kepadatan hasil akhir.
pada temperatur rendah. Perlit muai mempunyai
keuntungan tahan urai (disintegrasi). g. Mineral untuk Makanan Ternak
untuk meningkatkan pertumbuhan ternak. mengontrol masuknya makanan pada susu ternak,
Meningkatkan sifat fisik makanan ternak, mengurangi juga dapat mengabsorpsi mikro-organisme dan
kadar air dan pencegah efek panas. Keberadaan komponen lainnya selama proses permentasi dalam
mineral perlit dan vermikulit akan bersaing dengan usus binatang memamah biak tersebut. Sedangkan
penggunaan sepiolit dan zeolit. dalam akuakultur perlit dan vermikulit digunakan
untuk menghilangkan kandungan amoniak yang
Penambahan perlit sebagai diluent pada makanan dihasilkan oleh ikan setelah dipakan. Pada prinsipnya
ternak penghasil susu lemak dengan kadar yang perlit digunakan sebagai unsur pembesar dan untuk
rendah dan menjaga kandungan lemaknya. Ketika memperkecil kandungan lemak.
ditambahkan ke dalam menu makanan ayam broiler
ternyata ada pengurangan pada kadar lemak. Untuk Sebagai bahan baku perlit muai dapat disebutkan
optimalnya dilakukan dengan takaran 1 – 3%. Perlit di sini antara lain : perlit, pitchstone. Tidak semua
yang digunakan untuk makanan ternak ini umumnya obsidian mempunyai sifat seperti perlit. Hasil
berukuran butir sangat halus. analisis kimia dari beberapa macam perlit, welded
tuff, pitchstone (sumber : Perlite Resources of the
Mineral ini juga akan dapat mengganti keberadaan United States by Marison C.Jaster USA 1956),
pestisida dalam makanan ternak dengan dapat dilihat seperti pada Tabel 5.
mengadsorpsi dan sebagian dieksresikan, sehingga
mengurangi kadar polutan baik dalam tubuh ternak
maupun pada hasil susunya. 5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
Takaran yang dipertimbangkan dari hasil riset Penggunaan perlit di berbagai sektor baik sebagai
tentang penggunaan perlit sebagai pemacu bahan baku utama maupun sebagai bahan baku
pertumbuhan, meniru seperti yang diterapkan penolong menjadi satu indikasi bahwa kebutuhan
seperti pada zeolit dan sepiolit. Perlit selain dapat perlit di masa mendatang akan sangat banyak
diperlukan. Walaupun secara formal penggunaan 5. Lin, I.J., Vermicullite & Perlit for Animal.
perlit belum begitu muncul dan belum dikenal luas,
melihat karakteristiknya, perlit dapat dikembangkan 6. ––––, Feedstuff & Crop Farming, Industrial Min-
volume asalnya, maka kemungkinan prospek perlit erals, p. 43 – 49,1989.
dari masa mendatang cukup cerah.
7. Peter W. Harber, Robert L. Bates, Vermiculite,
Industrial Minerals : Geology and World
6. PENUTUP Deposites, p. 295 – 298.
Sebagai mineral atau batuan yang dapat 8. Philip R. Strand & O.F. Stewart, Vermiculite,
mengembang bila dipanaskan dengan perlahan Industrial Mineral & Rocks, 5th Ed., Vol. 2, p.
maupun secara cepat hingga mencapai 20 kali 1375 – 1381.
volume asal, dan keberadaannya di Indonesia yang
kaya akan gunung berapi cukup tersebar luas dari 9. Roger Lougbrough, Minerals in Lightweight Insu-
Aceh hingga Irian Jaya menjadikan mineral ini cukup lation Filling the Market, Industrial Minerals, p.
berprospek untuk masa yang akan datang. 21 – 35, 1991.
2. Diana Kinch, Brazil set to boost Vermiculite 12. ––––, Perlit, Market, Patterns and Future Poten-
market, Industrial Minerals, p. 40 – 41, 1989. tial, Industrial Minerals, p. 17 – 37, 1977.
3. Lee Pettifar, Diversification the Key to Overall 13. ––––, Perlit Deposite in Zealand, Journal of
Expansion, Industrial Minerals, p. 55 – 75, 1981. Science and Technology, 1989.
21 TALK
Oleh : Yudi Mandalawanto
Apabila talk dibentuk dari peridotit (gabungan antara Sebagian besar talk ditambang dengan cara
magnesium yang olivin dengan pyroxene, prosesnya penambangan terbuka (open pit mining), akan tetapi
mengarah pada serpentinisasi atau steatisasi. cara penambangan dalam (underground mining) akhir-
Chlorit secara khusus diasosiasikan dengan talk akhir ini banyak digunakan, tentunya dengan alasan-
jenis ini. Dan apabila talk terjadi dalam endapan alasan tertentu, misalnya karena letak lokasi
sedimen, batuan induknya biasanya terjadi dengan endapan.
talk jenis ini.
Oleh karena tingkat kelicinan talk yang luar biasa,
Talk dengan kemurnian tinggi dapat diperoleh dari peralatan yang digunakan memerlukan spesifikasi
batuan sedimenter magnesium karbonat, khusus yang dapat memperkecil masalah yang
sedangkan untuk kemurnian rendah dapat diperoleh ditimbulkan oleh kondisi tersebut. Alat-alat pemuat
dari batuan beku ultrabasa. Tremolit, suatu dan pengangkut yang digunakan harus kendaraan
ampibole 2CaO5 MgO SO2 H 2 O diasosiasikan dengan ban atau rantai yang dapat mengurangi
dengan batuan metamorfik dan terjadi sebagai selip (licin), dan kemiringan harus dijaga jangan
batuan pipih atau kumpulan serat. Pyrophilite terlalu tajam.
adalah hydrous aluminium silikat yang mempunyai
kesamaan dengan talk dalam sifat-sifat dan Pemakaian peralatan pada tambang dalam umum
kegunaannya, dengan formula kimianya nya bersifat sederhana, sedangkan operasinya
Al2 O3 .4SiO2 .H 2 O. Blok pyrophylite yang masif menggunakan sumuran tegak (vertical shafts) dengan
adalah pyrophylite crypto crystaline yang kompak kedalaman 1000 feet. Metode penambangan yang
(compact cryptocrystaline pyrophylite) yang berisi digunakan adalah shrinkage stoping konvensional
rutil (TiO2 ) dan pengotor karbon dalam industri dengan sistem room and pillar. Untuk kondisi endapan
berlian sintetis, yaitu sebagai media transfer tekan talk yang berlapis, penyangga kayu seringkali
(pressures transfer medium ) dan mempunyai dibutuhkan untuk memproduksi hasil tambang yang
kemampuan mempertahanan integritas struktur bermutu tinggi dan lunak.
pada temperatur dan tekanan yang ultra tinggi.
Jenis ini dikenal secara umum sebagai wonder- Operasi penambangan untuk memproduksi bongkah
stone. kasar sebelum dipasarkan, biasanya dilaksanakan
dengan menggunakan metode pemboran
Unsur yang menentukan kadar talk untuk konvensional dan peledakan. Hal ini dilaksanakan
pembuatan instalator tuba elektronik adalah ste- untuk jenis bijih talk yang keras. Akan tetapi,
atite. Blok steatite talk merupakan bentuk masif memerlukan penanganan yang istimewa untuk
dari talk yang dapat dibentuk dengan mesin, dan menghindarkan berkurangnya kecerahan (brightness)
mempunyai tingkat penyusutan rendah yang talk. Pengambilan material untuk keperluan blok atau
merata, serta mempunyai resistivitas yang tinggi bongkah, atau untuk membentuk batuan yang
pada saat dibakar dalam temperatur tinggi. berdimensi, dilakukan dengan mengguna-kan bahan
peledak yang rendah (minimum).
2.3 Potensi
Salah satu contoh penambangan talk dengan sistem
Secara kuantitatif potensi mineral talk di Indo- tambang dalam (underground mining) dapat dilihat
nesia sampai saat ini belum diketahui. Akan pada Gambar 1, sedangkan salah satu contoh
tetapi, secara indikasi potensi mineral ini ada penambangan talk dengan sistem tambang terbuka
dan dapat dikembangkan. Endapan mineral talk (open pit mining) dapat dilakukan dengan sistem
yang telah diketahui terdapat di Kebumen, pembuatan jenjang-jenjang (back filling and digging
Jawa Tengah, dan Fayaul Halma-hera Tengah, method) seperti terlihat pada Gambar 2. Kegiatan
Maluku. dilakukan meliputi pengupasan, pemuatan, dan
pengangkutan, baik tanah penutup maupun tanah
3. PERTAMBANGAN
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 281
endapan talknya. Pengupasan dilakukan dengan seperti buih, sedimentasi, hydro-claning, magnetic
menggunakan mesin gali seperti buldoser dan back separator kering/basah, pemutihan besaran butir
hoe. Material hasil pengupasan selanjutnya dimuat secara centrifugal, pengeringan dengan penyemprotan,
ke atas truk untuk diangkut ke lokasi penimbunan dan penggerusan dengan teknik baru. Penggerusan
dan pengolahan. teknik baru ini dimaksudkan untuk mendapatkan
ukuran partikel yang sangat kecil dan menghindarkan
3.2 Pengolahan dari pengotoran terhadap warna putih.
Penggilingan talk secara tradisional menghasilkan Kualitas talk umumnya ditentukan oleh butiran
produk talk dengan kemurnian yang rendah, partikel dan warna. Akan tetapi, dalam
sehingga cara ini mulai ditinggalkan. Generasi baru pengolahannya sangat rumit. Hal ini disebabkan
penggilingan talk meliputi aneka ragam pengolahan, sulitnya menentukan warna putih yang diinginkan,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 282
dan warna putih ini sering dikotori oleh peralatan Bongkah talk
penggerusan (ball mill). Untuk mengatasi hal tersebut,
media penggerusan sebaiknya menggunakan bahan
keramik, mengingat bahan galian talk itu lunak. Peremukan I
(jaw crusher)
Tahap pertama dalam peng-gilingan bijih talk untuk
menghasilkan ukuran partikel lebih besar dari 100 > 100 mesh
oversize
mesh menggunakan peralatan peremuk awal/pri-
Pengayakan
mary crusher (Gambar 3). Pada tahap ini biasanya
digunakan jaw crusher.
Peremukan II
Selanjutnya dilakukan pengayakan untuk memisah- (gyratory crusher)
kan butiran berukuran besar dari yang kecil. Butiran undersize
yang masih berukuran besar diremuk lagi dengan
peremuk kedua (secondary crusher), sedangkan yang
sudah berukuran kecil dapat langsung digerus agar Penggerusan
berukuran lebih halus. Pada peremukan kedua biasa
digunakan gyratory crusher sebagai alat peremuknya. Flotasi Tailing
Talk merupakan mineral yang mempunyai Kadar talk seringkali diidentifikasi menurut
kemampuan menyesuaikan diri yang tinggi (versa- kegunaannya. Sifat penting talk adalah kehalusan
tile mineral). Hal ini berarti bahwa tingginya tingkat dan kerataan, warna, kilap, licin, kandungan air,
kemurnian talk tidak memegang peranan penting penghisap minyak dan lemak, kelembaman, titik
dalam pemasarannya. Sebagai contoh, talk dengan fusi, konduktivitas listrik rendah, penghantar panas
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 283
Seperti telah dijelaskan bahwa kemurnian talk testing/pengecekan mengenai mineral talk, yang
belum menjamin pemakaian yang tinggi; artinya, dikaitkan dengan jenis industri tertentu.
bahwa setiap jenis industri memerlukan spesifikasi
khusus dari talk yang digunakan. Untuk itu perlu a. Industri Kosmetik
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 285
– Sangat putih bedak/tepungnya; Untuk talk yang lunak dan masif juga bebas dari
– Netral (acidity alkality test); pengkristalan mineral pengganggu/pengotor,
– Menyerap asam (1% maks.); terutama sekali untuk spesifikasi yang minimal :
– Menyerap air (0,5%);
– besar butir : 95% lolos 325 mesh
– Kekeringan (105) (1% maks.)
99% lolos 200 mesh
– Pembakaran (1000) (6%).
– warna sesudah : kuning muda atau putih
dibakar
LOI maks. 7% 9,92 1,98 4,18 2,28 3,94 6,79 2,26 4,51
R2O3(Fe 2O3,
Al2O3, Free maks. 6% 1,40 0,43 0,85 0,40 1,08 0,63 0,07 1,19
SiO2) acid
solution
Fe 2O3 maks. 0,75 1,30 0,43 0,48 <0,4 0,57 <0,63 <0,07 0,58
CaO maks. 1,5 4,09 0,11 0,24 0,53 2,73 3,72 0,94 nd
Carbonates none trace none none none none none none –
Pb ppm maks. 20 0 1 2 0 0 0 1 –
As ppm maks. 2 1 2 1 0 0 0 1 –
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 286
Negara
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Unsur-unsur
SiO2 59,8 61,0 38,4 55,8 38,9 62,4 60,3 57,4 62,2 46,3 63,5
Al2 O3 0,57 2,36 1,74 – 0,9 0,2 1,77 1,29 0,61 12,6 –
Fe2 O3 0,05 0,84 0,91 0,40 0,60 0,10 0,23 – 0,13 – –
FeO 0,15 0,03 5,21 – 5,90 0,20 0,85 0,86 0,45 1,50 –
MnO 0,39 – – – – – – – – – –
CaO 6,80 0,56 1,22 0,40 1,00 0,30 0,64 13,5 0 0,40 –
MgO 27,5 33,8 32,0 31,4 32,8 31,3 31,1 23,9 32,1 30,6 31,7
Na2 O2 + K2 O 0,07 – – 0,1 – – – 0,44 0 – –
SO3 4,75 – – – – – – – – – –
H2 O + LOI 4,55 1,03 3,58 5,00 3,00 4,90 5,20 2,20 4,51 4,60 4,80
H2 O 0,45 – – – 0,10 0,10 – – 0,11 – –
CO2 1,18 – 16,3 3,60 16,8 0,5 0,78 – – 4,00 –
Keterangan :
1. Talville, New York, Amerika Serikat 7. Italia (kadar kosmetik super halus)
2. Norwegia 8. California, Amerika Serikat (tremolitic talc)
3. Finlandia 9. Best snow white, Mt Fitton
4. Norwegia (talk abu-abu) 10. Talk kadar rendah untuk keramik, Perancis
5. Norwegia (A.T) 11. Talk murni (teoritis)
6. Norwegia (I.T)
Tabel 4. Perkembangan Konsumsi, Impor, kertas, serta industri lainnya yang meliputi industri
dan Harga Talk Tahun 1977 – 1994 barang-barang dari karet, industri ban luar, industri
coklat bubuk, dan kembang gula.
Tahun Konsumsi Harga*) Impor Kontribusi pemakaian talk pada industri untuk data
(ton) (000 Rp/ton) (ton) tahun 1993, dapat dilihat pada Gambar 6.Pemakaian
1977 1.695 367 12.244 talk pada industri kosmetik mencapai 55% dari
1978 1.762 367 11.103 konsumsi keseluruhan, sedangkan sisanya terbagi
pada industri lainnya seperti industri keramik dan
1979 2.822 342 10.457
porselain, cat, plastik, dan kertas.
1980 3.028 359 10.946
1981 3.426 371 12.824
b. Impor
1982 3.605 395 17.356
1983 7.379 426 20.296 Selama kurun waktu pengamatan (1977 – 1994)
1984 2.850 330 17.229 impor mineral talk mengalami perubahan dengan
1985 7.895 407 12.759 laju perubahan yang tidak tetap dan kenaikan rata-
1986 6.266 363 27.287 rata per tahunnya mencapai 16,60% per tahun (Tabel
1987 6.450 364 16.753 4 dan Gambar 5). Dari tahun 1983 sampai tahun
1988 8.127 376 28.548 1994 impor talk mengalami kenaikan dan penurunan,
1989 8.437 385 27.741 dan tercatat pada tahun 1994 impor menunjukkan
1990 10.054 397 43.770 angka 58.328 ton atau hampir tiga kali impor pada
1991 12.448 431 28.879 tahun 1984. Tercatat 21 negara pengimpor talk ke
1992 14.603 469 30.900 Indonesia. Pada tahun 1994 terbesar datang dari
1993 36.352 508 59.609 negara RRC yang mencapai 92,50, Amerika Serikat
1994 28.948 552 58.328 1,68%, Australia 1,58%, dan Thailand 1, 43%.
(Gambar 7).
Sumber : Biro Pusat Statistik, diolah kembali oleh PPTM. c. Harga
Keterangan : *) harga berdasarkan harga konstan tahun 1993.
Sampai saat ini harga standar talk belum dapat secara teoritis diakibatkan oleh berbagai faktor,
diperoleh karena belum ada laporan secara periodik. antara lain kualitas talk, jarak industri pemakai dari
Namun, harga talk diperoleh dengan membagi nilai pelabuhan impor, kuantitas talk yang dibeli, dan lain
konsumsi terhadap jumlah tonase konsumsi setiap lain. Dalam tahun pengamatan (1977 – 1994) harga
tahunnya, sehingga harga yang diperoleh merupakan talk atas dasar harga yang berlaku mengalami
harga beli rata rata oleh pabrik. Variasi dari harga ini kenaikan 15,10%. Akan tetapi berdasarkan harga
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 289
konstan tahun 1993, harga talk sebenarnya macam manfaat yang cukup layak di kemudian hari
mengalami kenaikan sebesar 2,89% per tahunnya dan untuk mendapatkan gambaran apa saja yang
(Tabel 4). mungkin di kemudian hari.
Namun, perlu diperhatikan bahwa peranan harga NPV = nilai bersih (keuntungan) saat sekarang;
dan mineral pengganti sangat besar, seperti ka- B(t) = total penerimaan (benifit) dari periode t
olin, dan lain-lain. Oleh karena itu, tingkat harga C(t) = total biaya yang dikeluarkan pada waktu t
talk yang akan diproduksi di dalam negeri (1+i)-t = PWF (present wort factor) atau discount
hendaknya tidak lebih tinggi dari harga talk impor, factor (DF) yang merupakan faktor koreksi
serta harus diusahakan tingkat harga tersebut pengaruh waktu terhadap nilai uang pada
sebanding dengan harga-harga mineral pengganti. periode t dengan nilai interest rate i per
tahun.
proyek dianggap layak karena nilai NPV positif. proyek akan dihadapkan pada masalah
ketidakpastian dalam penafsiran aliran kas, maka
b. Internal Rate of Return (IRR) perlu diperkirakan kemungkinan kemungkinan yang
akan terjadi bila proyek tersebut sudah berjalan.
IRR untuk suatu investasi adalah tingkat suku bunga
yang menyamakan present value dari aliran kas Harga Talk Mengalami Penurunan
masuk. Secara matematis tingkat suku bunga
sebagai IRR dinyatakan sebagai r, dengan rumus : Jika yang terjadi adalah penurunan harga jual, maka
dimana : dengan adanya penurunan harga jual sebesar Rp
r = IRR yang dicari 50.000,00/ton dari Rp 200.000,00/ton menjadi Rp
P1 = tingkat suku bunga ke 1 150.000,00/ton, akan mengakibatkan nilai NPVturun
P2 = tingkat suku bunga ke 2 menjadi Rp 59.408.007,80 dari sebelumnya Rp
C1 = NPV ke 1 139.450.785,90 .
P 2 – P1
r = P1 - C1 IRR juga mengalami penurunan dari nilai sebelumnya
C2 – C1 38,98% menjadi 24,27%, begitu pula pay back
period berubah dari sebelumnya selama 2 tahun 4
C2 = NPV ke 2 bulan menjadi 3 tahun 3 bulan. Walaupun demikian,
mengingat suku bunga pinjaman saat ini antara 18 –
Dengan memasukan nilai NPV yang telah diperoleh 24 %, nilai NPV pada DF 18 – 24% positif dan
ke dalam rumus IRR tersebut, maka diperoleh payback period masih di bawah 5 tahun rencana,
besarnya IRR proyek penambangan talk = 38,98%. maka proyek ini masih dianggap layak melakukan
Berdasarkan nilai tersebut, maka jika tingkat suku usaha biarpun harga talk mengalami penurunan
bunga pinjaman bank saat ini berkisar antara 18 – harga sebesar Rp 50.000,00/ton.
24% per tahun, proyek tersebut dianggap layak
untuk diusahakan. Biaya Operasional Mengalami Kenaikan
Hingga 30%
c. Payback Period
Apabila terjadi peningkatan biaya operasionalsampai
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepatsuatu dengan 30%, akan mengakibatkan NPV pada DF
investasi bisa kembali. Kalau payback period ini 18% turun menjadi Rp 206.212.702,90 dari Rp
lebih pendek daripada yang diisyaratkan, maka 325.802.542,20 sebelumnya. Pada tingkat DF 30%,
proyek dikatakan menguntungkan. NPV turun menjadi Rp 46.914.699,40 dari
sebelumnya Rp 139.450.785,90.
Dari hasil perhitungan, aliran kas selama proyek
berjalan lima tahun usaha diperoleh aliran kas pada IRR juga mengalami penurunan dari nilai sebelumnya
tahun ke 1 sebesar Rp 118.417.060,00; sebesar 38,98% menjadi 33,53%, begitu pay back
tahun ke 2 sebesar Rp 195.360.580,00; period berubah dari 2 tahun 4 bulan menjadi 2 tahun
tahun ke 3 sebesar Rp 272.304.100,00; 8 bulan. Dengan demikian, proyek penambangan
tahun ke 4 sebesar Rp 272.304.100,00; talk tersebut masih layak untuk diusahakan walaupun
tahun ke 5 sebesar Rp 392.304.100,00; terjadi peningkatan biaya operasional hingga 30%.
1. Bateman, Alan M., Economy Mineral Deposit, 8. Tatang Wahyudi, Sujarwanto, Sujarwo, Bambang
John Willey & Sons Inc., New York.Berry, L.G., Sunarto, Bahan Galian Industri Talk, B.03.95 ,
and Brian Mason, 1959 Mineralogy, WH Free- PPTM, Bandung, 1995.
man and Co., San Fransisco.
9. Yudi Mandalawanto, Model Ekonometrik Talk
2. Grexa Ronald W., North American Talc, Compe- Indonesia, Tahun 1977 – 1986, Laporan Ekonomi
tition in Every Direction, Industrial Minerals, Bahan Galian No. 62, PPTM, Bandung, 1989/
June 1987. 1990.
22 TANAH JARANG
Oleh : Ridwan Saleh,
M. Arifin
Sumber : Industrial Mineral, April 1984 dan roskill Information Service, 1988
Rombakan dan Aluvial (pantai, sungai, dan lain-lain) Australia, India, Brazilia
sedimentasi Konglomerat Blind River (Kanada)
Residu Longnam, Xunwu (Cina)
terdapat tiga jenis RE-mineral yang diusahakan Cebakan bastnaesit dijumpai sebagai urat-urat bijih
secara komersial, yaitu bastnaesit, monasit, dan dan diseminasi dalam suatu komplek batuan
xenotim. karbonatit-silikat. Cadangan bastnaesit terbesar
terdapat di Bayan Obo (Cina), sedangkan cadangan
a. Bastnaesit komersial dengan kadar sangat tinggi dijumpai di
Mountain Pass (Kalifornia, Amerika Serikat).
Bastnaesit mengandung 7 – 10% REO dan yttrium
sangat kecil (0,05%). Sifat fisik bastnaesit antara b. Monasit
lain berwarna kuning pucat hingga coklat, kekerasan
sekitar 4 – 4,5 (skala Moh's), dan berat jenis lima. Monasit mengandung lebih dari 70% REO dan 2%
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 294
Y2 O3 . Sifat fisik monasit antara lain berwarna kuning timah aluvial di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan
hingga coklat kemerahan, dengan kekerasan 5 (skala Australia.
Moh’s), berat jenis 5, serta mempunyai ketahanan
terhadap proses pelapukan. 2.2 Cadangan
Cebakan utama monasit adalah endapan aluvial dan Cadangan dan sumber daya tanah-jarang dunia
pasir pantai, yang dijumpai bersama-sama dengan diperkirakan sebesar 45 juta ton REO, atau sekitar
mineral berat lain, seperti ilmenit, rutil, kasiterit, dan 1000 kali konsumsi dunia saat ini (Tabel 4). Hampir
zirkon. seluruh cadangan tersebut dijumpai dalam bentuk
mineral bastnaesit dan monasit, yang berarti hampir
Endapan pantai terpenting yang mengandung lebih sekitar 94% merupakan sumber REE-ringan.
dari 80% mineral berat dan 1 – 20% monasit terdapat
di sepanjang pantai Australia, Bahia dan Espirito
Santo (Brazilia), serta Tamil Nadu dan Kerala (India). Tabel 4. Cadangan Tanah-Jarang Dunia
Cebakan monasit lainnya terdapat di Sri Lanka, (dalam ribu ton REO)
Afrika Selatan, Madagaskar, Malaysia, Indonesia,
Thailand, Cina, dan Korea Selatan, sedangkan di Negara Cadangan Cadangan Dasar
Amerika Selatan (di luar Brazilia) terdapat di Uru-
guay dan Argentina. Cina 36.000 36.000
Amerika Serikat 5.500 6.500
c. Xenotim India 1.800 1.900
Australia 680 750
Xenotim mengandung lebih dari 62% REO, dan Negara CCS 450 500
merupakan sumber utama dari REE – berat dan Kanada 164 200
yttrium. Mineral ini dapat pula mengandung unsur-
Malaysia 30 35
unsur radioaktif, seperti uranium dan thorium. Sifat
Brazilia 20 73
fisik xenotim antara lain berwarna kuning hingga
Thailand 1 1
hijau kecoklatan, kekerasan 4,5 (skala Moh’s), dan
Lainnya 174 1.700
berat jenis 4,5.
Jumlah 45.000 48.000
Xenotim terutama diperoleh sebagai produk
sampingan dari penambangan dan pengolahan bijih Sumber : Industrial Minerals, Special Review, 1991.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 295
Keterangan :
Sn : kasiterit
W : wolframit
Ta-Nb : tantalum-nibium
Zr : zirkon
Y : yttrium (xenotim)
Ce : cerium (monasit)
eral-mineral tersebut merupakan produk sampingan, khususnya yttrium. Di Malaysia dan Thailand,
kecuali cebakan bastnaesit di Mountain Pass yang konsentrat xenotim mempunyai kadar 60% Y2 O3 .
merupakan produk utama
3.2 Pemurnian
a. Bastnaesit
Proses pemurnian bertujuan untuk memperoleh RE-
Bastnesit merupakan sumber utama REE-ringan garam yang salah satu atau lebih unsur telah
yang ditambang sebagai produk utama di Mountain dipisahkan, serta REE tunggal baik dalam bentuk
Pass. Operasi penambangan (open pit), pengolahan, RE-oksida maupun RE-metal. Tahapan umum proses
dan pemurnian mineral ini telah berlangsung sejak pengolahan dan pemurnian tanah-jarang dapat dilihat
40 tahun yang lalu. Dalam lima tahun terakhir kapa- pada Gambar 2.
sitas produksi tambang telah mencapai 10 – 18 ribu
ton REO per tahun.
4. KEGUNAAN, PRODUK DAN SPESIFIKASI
Di Bayan Obo, bastnaesit diperoleh sebagai produk TANAH-JARANG
sampingan dari tambang bijih besi.
4.1 Kegunaan
Bijih bastnaesit di Bayan Obo mengandung 5 – 6%
REO, sedangkan di Mountain Pass 7 – 10% REO. a. Peleburan
Dengan proses pengolahan mineral (terutama flotasi)
akan diperoleh konsentrat bastnaesit dengan kadar Pemanfaatan RE-metal dan paduannya terutama
60% REO, dengan proses pelindihan kadar dapat dalam industri logam telah berlangsung sejak tahun
ditingkatkan menjadi 70% REO, dan dengan 1948. Jenis RE-metal dan paduannya yang terpenting
kombinasi antara pelindihan dan kalsinasi kadar adalah cerium, yttrium, mischmetal, dan RE-silisida.
dapat mencapai 85% REO.
Pada umumnya, fungsi RE-metal dan paduannya
b. Monasit adalah untuk mempermudah dalam proses
peleburannya sendiri serta untuk meningkatkan mutu
Monasit yang juga merupakan sumber utama REE- produk akhir. Hal ini disebabkan salah satu
ringan, diperoleh sebagai produk sampingan dari keuntungan RE-metal dan paduannya dapat
penambangan dan pengolahan mineral berat, seperti mengendalikan kandungan inklusi sulfida dalam
ilmenit, rutil, dan zirkon (Australia, Brazilia, Cina, produk akhir.
dan India); serta kasiterit, ilmenit, dan zirkon (Malay-
sia, Thailand, dan Indonesia). Dalam peleburan logam besi baja maupun logam
non-besi, RE-metal dan paduannya berfungsi untuk
Konsentrat monasit terutama diperoleh dengan meningkatkan mutu produk akhir, seperti :
proses pengolahan mineral secara konsentrasi
gravitasi, elektrostatik, dan magnetik. Sebagian besar – Membantu meningkatkan ketahanan dari
konsentrat monasit yang umumnya berasal dari keretakan karena adanya tekanan.
proses pengolahan mineral berat tersebut mempunyai
– Memberikan ketahanan lebih merata ke arah
kadar 55 – 65% REO.
memanjang dan melintang.
c. Xenotim – Dapat mengurangi keretakan akibat indusi
hidrogen, seperti HS 2 atau sumber-sumber
Xenotim umumnya diperoleh sebagai produk hidrogen lainnya.
sampingan dari penambangan dan pengolahan min-
eral berat, seperti kasiterit, ilmenit, zirkon, dan – Memperbaiki sifat fisik lainnya, seperti ringan,
monasit di Asia Tenggara; serta penambangan dan tahan terhadap gaya tarikan dan geseran,
pengolahan (pelindihan) bijih uranium di Kanada. serta meningkatkan daya redam terhadap
getaran.
Xenotim merupakan sumber utama REE-berat, Beberapa jenis produk besi baja dan logam paduan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 297
BIJIH
↓
PENGOLAHAN MINERAL
Konsentrasi Gravitasi, Elektrostatik, dan Magnetik
atau Flotasi
↓
KONSENTRAT
↓
HIDROMETALURGI
dan
PEMURNIAN KIMIA
Pelindian (Leaching)
↓
RE-GARAM
Klorida, Karbonat, Nitrat, Fluorida, dan Halida
↓ ↓
ELEKTROLISIS
KALSINASI atau
REDUKSI METALTHERMIK
↓ ↓
RE-OKSIDA RE-METAL
non-besi yang menggunakan RE-metal dan menciptakan suatu medan elektrostatis yang
paduannya antara lain high-strength low-alloy steel kuat sehingga dapat membantu perkembangan
(HSLA steel), pyrophiric alloy, paduan magnesium, keasaman permukaan.
high carbon steel, paduan aluminium, ductile iron,
fecralloy, dan super alloy (Tabel 5). – Mencegah katalisator dari kerusakan yang
diakibatkan oleh uap panas selama pemanasan
b. Katalis tinggi yang diperlukan untuk pembakaran
akumulasi karbon.
Salah satu kegunaan tanah-jarang terpenting adalah
sebagai katalisator pada pengolahan minyak bumi
dan pada sistem pembuangan emisi gas dari hasil Dalam industri automotif, cerium dan lanthanum
pembakaran minyak. dengan kemurnian tinggi digunakan sebagai
katalisator untuk mengontrol sistem pembuangan
Dalam pengolahan minyak bumi, penambahan 1 – emisi gas hasil pembakaran dalam mesin mobil
5% tanah-jarang dalam katalis zeolit (buatan) dapat berbahan bakar bensin. Selama ini, senyawa
meningkatkan efisiensi proses perekahan katalitik. platina dan palladium digunakan sebagai katalisator
Tanah-jarang yang digunakan umumnya berbentuk untuk merubah senyawa berbahaya dan beracun,
RE-garam (klorida, oksida, nitrat, atau hidrat), dan seperti hidrokarbon, karbon monoksida, dan nitro-
sekitar 70% di antaranya merupakan gabungan gen dioksida menjadi senyawa yang aman terhadap
tanah-jarang yang kaya dengan lanthanum atau lingkungan, seperti air, nitrogen, dan karbon
cerium. Fungsi tanah-jarang di sini antara lain : dioksida.
– Mengaktifkan sifat katalis dengan cara
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 298
Mischmetal HSLA Steel – pipa untuk keperluan aliran bawah tanah dan pemboran
dalam.
– Kerangka mobil/truk, seperti batang muka, bumper,
reinforcement, panel bodi, chasis, per, kemudi, dan
boot frame.
– Rangka baja untuk jembatan, hangar, gedung bertingkat,
dan stadion.
– Pondasi pada instansi lepas pantai.
Cerium & Lanthanum Ductile iron – Rumah transmisi dan exectric gear.
– Pipa pembuangan gas pada mesin.
– Brake drums.
c. Gelas dan Keramik thanum oksida, sedangkan dalam jumlah kecil antara
lain yttrium, europium, neodymium, praesodymium,
Dalam industri gelas, tanah-jarang mempunyai fungsi erbium, dan holium oksida (Tabel 6).
sebagai bahan pemoles, bahan peningkat warna,
bahan pewarna, dan sebagai bahan imbuh untuk Dalam industri keramik, tanah-jarang khususnya
menghasilkan gelas-gelas khusus. Tanah-jarang RE-oksida umumnya digunakan sebagai bahan
yang luas digunakan adalah cerium oksida dan lan- pewarna, hanya sebagian kecil yang digunakan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 299
Cerium Oksida Gelas biasa dan – Bahan pemoles untuk tabung sinar katoda (TV), kaca
gelas khusus lembaran, gelas oftalmik, gelas optik, dan lensa kamera.
– Bahan peningkat warna untuk tabung gelas TV dan gelas
kristal.
Lanthanum oksida Gelas Khusus Bahan imbuh untuk pembuatan lensa optik, gelas pengaman
radiasi, gelas kristal, gelas laser, serta gelas untuk keperluan
electroteknikal dan elektronik, industri kimia, dan petrokimia.
Keramik bahan imbuh untuk pembuatan keramik kondesor.
Praesodymiun oksida Keramik Bahan pewarna : Coklat, hijau, kuning, dan orange.
sebagai bahan imbuh dalam pembuatan keramik besi (Nd-Fe) yang kekuatannya dua kali lipat dari
kondensor dan sebagai fluks dalam pemanggangan magnet Sm-Co.
keramik halus. Jenis RE-oksida yang digunakan
antara lain praesodymium, yttrium, europium, sa- Penggunaan tanah-jarang sebagai bahan magnet
marium, dan lanthanum oksida (Tabel 6). sangat menguntungkan karena sifatnya yang
permanen (tetap), kekuatannya yang berlipat, dan
d. Magnet berbobot ringan. Karena sifat-sifat tersebut,
pemakaian magnet Nd-Fe dan Sm-Co telah
Samarium, neodymium, dan praesodymium oksida mengakibatkan komponen-komponen elektronika dan
dengan kemurnian 96% digunakan sebagai bahan listrik dibuat dengan ukuran yang semakin kecil.
magnet. Magnet samarium-kobalt (Sm-Co) sejak
tahun 1970-an dikembangkan di Jepang. Sekarang Magnet Nd-Fe umumnya digunakan untuk motor
ini telah dikembangkan pula magnet neodymiun- stater, wiper, motor alat pendingin, dan pengeras
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 300
suara stereo; sedangkan magnet Sm-Co umumnya tinggi pada industri superkonduktor, media
digunakan untuk motor DC, headphone, pengeras mempercepat reaksi fusi pada reaktor nuklir, dan
suara, tabung gelombang-mikro, mikrofon, dan lain- media pemantau kontaminasi dalam proses
lain. pengolahan limbah.
e. Fosfor g. Superkonduktor
Fosfor (pemancar cahaya) merupakan pasar Superkonduktivitas adalah kemampuan suatu bahan
terpenting untuk REE tunggal, terutama RE-metal. untuk menghantarkan listrik tanpa tahanan. Sifat ini
Fungsi tanah-jarang adalah untuk menghasilkan ditemukan pertama kali pada tahun 1911 di Belanda.
berkas cahaya pada panjang gelombang yang sangat Superkonduktor yang dalam 10 tahun terakhir masih
presisi dalam spektrum elektromagnetik, seperti : terus dikembangkan adalah keramik dengan bahan
– Cerium akan mengeluarkan berkas cahaya ultra baku tanah-jarang. Tanah-jarang yang umum
violet, digunakan adalah RE-oksida, yaitu yttrium, lantha-
num, thallium, dan holmium oksida.
– Dysprosium akan mengeluarkan berkas cahaya
kuning, Penggunaan superkonduktor yang mengandung
– Thulium akan mengeluarkan berkas cahaya biru, tanah-jarang cukup luas, yaitu mulai dari pengolahan
– Europium akan mengeluarkan berkas cahaya mineral, industri elektronika, peralatan kedokteran,
merah, kereta magnet (tevitated train), hingga pembangkit
tenaga listrik.
– Samarium akan mengeluarkan berkas cahaya
orange,
h. Penyimpan Data
– Terbium akan mengeluarkan berkas cahaya
hijau, Dalam bubble memory, tanah-jarang yang digunakan
– Neodymium akan mengeluarkan berkas cahaya adalah RE-oksida dengan kemurnian sangat tinggi
infra merah. namun dalam jumlah yang sangat kecil.
Fosfor yang mengandung REE tunggal tersebut Teknologi sekarang ini telah dapat menghasilkan
digunakan dalam tabung sinar katoda TV berwarna, bubble memory secara komersial terutama dalam
layar fokus X-ray, dan lampu fluorisensi. bentuk pita magnet yang berkapasitas 32 – 64 mbit/
cm 2 . Bahan penyimpan data ini umumnya
f. Laser menggunakan yttrium, luthium, samarium, dan/atau
gadolinium oksida.
Dalam suatu laser, ion-ion aktif yang merupakan
media aktif menyerap energi dari sumber-sumber Dalam tahun 1990-an, telah dikembangkan bubble
luar seperti lampu kilat dan arus listrik, yang kemudian memory jenis terbaru, yaitu disk optik, yang
diperkuat melalui kaca resonansi dan dikeluarkan mengandung gadolinium, terbium, dan dysprosium
kembali sebagai sinar laser dengan tingkat energi oksida. Namun, bahan penyimpan data ini belum
yang lebih tinggi. dioperasikan secara komersial.
oksida digunakan sebagai bahan penyerap neu- galium garnet, dan zirkonia merupakan permata
tron pada reaktor pembiakan cepat. buatan sebagai substitusi intan.
– Logam yttrium digunakan sebagai tabung untuk – Paduan lanthanum-nikel digunakan sebagai
reaktor pelelehan garam. bahan penyimpan hidrogen dalam jumlah
sangat besar (metal hidrat).
– Logam gadolinium dan dysprosium, terutama
dalam bentuk foil digunakan dalam neutron – Lanthanum heksaborida dapat menggantikan
radiografi pada industri ruang angkasa, nuklir, peranan tungsten sebagai katoda pada
dan rekayasa. mikroskop elektron.
– Gadolinium oksida digunakan sebagai bahan – Gadolinium dan praesodymium sangat sesuai
imbuh cat yang dapat mencegah penetrasi radiasi digunakan dalam mesin pendingin magnetik.
bom neutron.
– Di Cina, RE-garam sangat luas digunakan pada
– Logam ytterbium dalam bentuk foil digunakan industri tekstil dan unutk pencelupan kain wol.
sebagai alat ukur tekanan yang dihasilkan oleh
peledakan nuklir bawah tanah. – Cerium fluorida menggantikan peranan
molibdenum disulfida dalam minyak pelumas,
j. Kedokteran yang fungsinya dapat meningkatkan ketahanan
terhadap panas dan tekanan.
Dalam bidang kedokteran, tanah-jarang yang telah
dikembangkan penggunaannya adalah : – Yttrium heksaborida dan erbium dekaborida
digunakan sebagai bahan pelapis plasma pada
– Gadolinium-153, isotop tanah-jarang, digunakan sistem energi matahari.
sebagai agen radio-farmasi pada pengobatan
nuklir. – Yttrium oksida sebagai bahan imbuh cat untuk
pelapis permukaan yang tidak reaktif atau
– Thullium-170 digunakan untuk mengurangi keramik, yang dapat digunakam pada suhu di
penolakan awal pada transplantasi organ tubuh. atas 2000°C.
– Europium telah dikembangkan dalam campuran – Dalam bidang geologi, tanah-jarang digunakan
bahan antigen, seperti hepatitis B, serta sebagai untuk mempelajari proses-proses geologi
bahan rehabilitasi gigi rusak dalam kedokteran terutama yang berlangsung di mantel dan kerak
gigi. bumi.
– REE tunggal, yang berupa RE-metal atau RE- Saat ini sekitar 50% suplai tanah-jarang dunia
oksida dengan kemurnian di atas 99,0%. berasal dari Cina, baik dalam bentuk konsentrat
RE-mineral dan RE-garam maupun dalam bentuk
– Logam paduan, seperti mischmetal, RE-silisida, RE-oksida. Dalam lima tahun terakhir, produksi
dan ferocerium. tanah-jarang terutama dalam bentuk RE-garam dan
RE-oksida meningkat rata-rata 15% per tahun.
Dari keempat produk tanah-jarang tersebut, RE- Peningkatan ini sebagai akibat dari pembukaan
metal dan RE-oksida merupakan produk tambang-tambang baru, peningkatan efisiensi
yang mempunyai nilai jual sangat tinggi penambangan dan pengolahan, serta kegiatan-
(Lampiran A). kegiatan proyek kerjasama internasional. Tambang
RE-mineral di Cina tersebar di lima propinsi dengan
Kadar atau kualitas RE-mineral, baik masih dalam kapasitas produksi total 20.100 ton REO per tahun
bentuk bijih maupun konsentrat, serta produk-produk (Tabel 7).
pemurnian (kecuali REE tunggal dan logam paduan)
ditentukan berdasarkan nilai REO dan/atau Y2 O3 Di Amerika Serikat, perusahaan Molycorp mengem-
(yttrium oksida). Di pasaran dunia, kualitas produk bangkan industri tanah-jarang secara terpadu, mulai
tanah jarang sangat beragam, dan harga setiap dari penambangan bastnaesit di Mountain Pass-
produk juga bervariasi. Kalifornia, pengolahan dan pemurnian, hingga
pemasarannya.
kemurnian tinggi. Ketiga perusahaan tersebut adalah Berdasarkan pola konsumsi, konsumen tanah-jarang
Mitsui Mining & Smelting, Seimi Chemical, dan Shin dunia dapat dibagi dalam dua kelompok utama, yaitu
Nippon. :
Pengunaan
Penggunaan Total
Katalis Gelas Peleburan Magnet Fosfor Keramik Lainnya
Sumber : Industrial Minerals, July 1993 dan Australian Journal of Mining, June 1993
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 304
Tabel 10. Perkiraan Konsumsi REE Tunggal Dunia, Tahun 2000 (dalam ton REO)
Total Konsumsi
Laju Pertumbuhan
Penggunaan 1990 1992 (% per tahun) 2000
Saat ini di pasaran dunia terjadi kelebihan penyediaan Akibat diterapkannya standar tersebut secara ketat,
tanah-jarang sekitar 50%. Keadaan ini beberapa negara produsen tanah-jarang yang selama
mengakibatkan terjadi penurunan penjualan secara ini hanya memproduksi konsentrat RE-mineral dan
drastis, terutama penjualan konsentrat RE-mineral RE-garam (industri hulu), saat ini telah mulai
dan RE-garam yang diperkirakan mendominasi mengembangkan industri hilir secara progresif untuk
pasar. Keadaan ini sangat dirasakan oleh negara- menghasilkan REE tunggal, baik dalam bentuk RE-
negara produsen utama konsentrat RE-mineral dan oksida maupun RE-metal.
RE-garam, seperti Australia, Cina, dan negara
produsen lainnya. 5.4 Prospek Pasar Dunia
Dalam lima tahun terakhir, penjualan konsentrat Di masa mendatang, peranan tanah-jarang dalam
monasit dari tambang-tambang di Australia Barat pengembangan industri teknologi tinggi akan semakin
mengalami penurunan dari 13.000 – 15.000 ton penting, terutama dalam industri komputer,
REO per tahun menjadi 5.000 – 7.000 ton REO per telekomunikasi, dan ruang angkasa.
tahun. Di Cina, produksi monasit turun dari 1.500
ton REO pada tahun 1987 menjadi 610 ton REO Pada tahun 2000-an, permintaan tahan-jarang di
pada tahun 1991, demikian pula dengan produksi pasaran dunia diperkirakan sebesar 50.000 – 70.000
xenotim yang mengalami penurunan dari 80 ton ton REO per tahun dengan nilai sekitar 1.000 –
REO pada tahun 1990 menjadi 40 ton REO pada 1.2000 juta dolar AS per tahun (Tabel 10).
tahun 1991. Peningkatan permintaan ini terutama disebabkan
oleh perkembangan industri teknologi tinggi, yang
Disamping itu, penurunan penjualan ini disebabkan diperkirakan akan menyebabkan peningkatan
pula oleh semakin ketatnya standar keselamatan kebutuhan REE tunggal rata-rata 85% per tahun.
dan kesehatan lingkungan (International Standards Peningkatan ini terutama akan terjadi pada :
Organization 9000 Series) yang diterapkan dalam 2
– 3 tahun terakhir, baik oleh negara-negara konsumen – Neodymium : laser (NdP 5 O14 ) dan magnet tetap
maupun negara-negara produsen sendiri. Karena (NdFeB).
seperti diketahui, dalam mineral monasit dan xenotim
terkandung unsur-unsur radioaktif relatif tinggi, – Samarium : magnet tetap (SmCo), produksi
sebagai contoh, monasit dari Australia Barat video colour recorder.
mengandung 6 – 7% ThO2 .
– Europium : fosfor (TV berwarna).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 305
LAMPIRAN A
Spesifikasi dan Harga Tanah-Jarang
(Kondisi Tahun 1990)
A. Konsentrat RE-mineral :
1. Bastnaesit 70% REO $ 2,30/kg
2. Monasit min. 55% REO A$ 650 – 700/ton
3. Xenotim 60% Y2 O3 $ 32 – 33/kg
B. RE-garam :
1. Cerium karbonat 99% REO $ 11,22/kg
2. Cerium fluorida Techical Grade $ 6,60/kg
3. Cerium nitrat 96% REO $ 5,17/kg
4. Lanthanida klorida 46% REO $ 2,20/kg
5. Lanthanum karbonat 99,9% REO $ 12,98/kg
6. Lanthanum–lanthanida klorida 46% REO $ 2,09/kg
7. Lanthanum–lanthanida karbonat 60% REO $ 5,39/kg
8. Lanthanum–lanthanida nitrat 39% REO $ 3,85/kg
9. Neodymium karbonat 96% REO $ 9,90/kg
C. RE–oksida :
1. Cerium oksida 99,5% $ 30/kg
2. Gadolinium pksida 99,99% $ 125/kg
3. Samarium oksida 96% $ 140/kg
4. Neodymium oksida 95% $ 15/kg
5. Europium oksida 96% $ 1.600kg
6. Terbium oksida 99,9% $ 750/kg
D. RE–metal :
1. Cerium 99.5% $ 25,75/kg
2. Dysprosium 95% $ 132/kg
3. Erbium 96% $ 190/kg
4. Gadolinium 99,99% $ 136,50/kg
5. Holmium 99,9% $ 510/kg
6. Lanthanum 99,99% $ 23/kg
7. Lutetium 99,99% $ 7.000/kg
8. Samarium 96% $ 175/kg
9. Neodymim 95% $ 20/kg
10. Praseodymium 96% $ 38,85/kg
11. Terbium 99,9% $ 880/kg
12 Thulium 99,9% $ 3.600/kg
13. Ytterbium 99% $ 230/kg
14. Yttrium 99,99% $ 115,50/kg
Singkatan
23 ZEOLIT
Oleh :SupriatnaSuhala,
M. Arifin
mineralisasi klipnotilolit dan mordenit pada daerah Ion Na+ dan K+ merupakan kation yang dapat
intrusi yang terdangkal dan terdingin. dipertukarkan, sedangkan atom Al dan Si merupakan
struktur kation dan oksigen akan membentuk struktur
Meskipun endapan zeolit jenis ini mempunyai kadar tetrahedron pada zeolit. Molekul- molekul air yang
yang tinggi, keterdapatannya di alam sangat terbatas, terdapat dalam zeolit merupakan molekul yang mudah
sehingga kurang begitu ekonomis untuk ditambang. lepas.
Struktur kristal zeolit membentuk suatu kerangka Struktur kristal zeolit mempunyai sifat hidrofolik
tetrahedron berantai dalam bentuk tiga dimensi. Pada serta memperlihatkan sifat afinitas yang sangat
kristal zeolit, kedudukan atom pusat tetrahedron kuat terhadap molekul air. Dengan demikian semua
ditempati oleh atom Si dan Al, sedangkan atom-atom aplikasi adsorpsi (penjerapan) dan reaksi-reaksi
oksigen berada pada sudut-sudutnya. lainnya memerlukan proses dehidrasi terlebih
dahulu untuk mencapai kondisi bebas air. Perlu
Kedudukan atom Al dalam posisi tetrahedra diketahui bahwa semua proses penjerapan, katalis,
memerlukan tambahan muatan positif sebagai penetral dan penukaran kation terjadi di dalam struktur
muatan listrik, seperti kation logam alkali atau alkali kristal zeolit ini.
tanah. Keadaan seperti ini yang menyebabkan zeolit
dapat bersifat sebagai penukar kation (cation-ex- Secara garis besar, struktur zeolit dibangun dalam
change). Sedangkan pori-pori yang terdapat di dalam tiga bagian utama, yaitu (Gambar 1) :
struktur kristal zeolit diisi oleh molekul air. Pada
umumnya pori-pori tersebut mencapai 20 – 30% dari – Unit bangun primer (TO 4 ), yaitu tetrahedron
Keterangan :
dari empat oksigen dengan atom pusat tetrahe- Produk tambang berupa bongkahan zeolit berukuran
dra (T) adalah Si4+ dan Al3+. Semua atom 20 – 30 cm, atau sesuai dengan mesin peremuk
oksigen mengambil bagian di antara dua tetra- utama yang digunakan.
hedra, (TO 2 )n .
3.2 Pengolahan
– Unit bangun sekunder, yaitu susunan tetrahedra
yang membentuk cincin, seperti cincin tunggal Pengolahan zeolit dilakukan dalam dua tahapan,
berbentuk lingkar empat, enam, delapan atau yaitu pengecilan ukuran dan proses aktivasi (Gambar
berbentuk kubus serta cincin ganda lingkar 3).
empat, prisma heksagonal atau gabungan dari
dua cincin lingkar empat. a. Pengecilan Ukuran
– Polihedra besar yang simetri dan tersusun atas Pengecilan ukuran dilakukan melalui beberapa
kudung oktahedra, 11-hedra atau unit concridal, tingkatan, yaitu mulai dari peremukan (crushing)
serta 14-hedra atau unit ganelimit. sampai dengan penggerusan (grinding).
2.4 Cadangan Zeolit di Indonesia Tujuan tahapan ini adalah untuk memperoleh ukuran
produk yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Penyelidikan sumber daya zeolit di Indonesia masih Produk yang dihasilkan dapat secara langsung
belum banyak dilakukan. Walaupun demikian, digunakan (bidang pertanian dan peternakan) atau
indikasi adanya endapan ini diberbagai tempat telah terlebih dahulu melalui proses aktivasi untuk tujuan
diketahui, yang umumnya dijumpai pada sebaran penggunaan tertentu.
batuan berumur Tersier (Gambar 2).
Tingkatan dan peralatan yang digunakan dalam tahap
Terdapat beberapa daerah di Indonesia yang pengecilan ukuran adalah :
diperkirakan mempunyai cadangan zeolit sangat
besar dan berpotensi untuk dikembangkan, yaitu Peremukan :
Jawa Barat dan Lampung. Daerah potensi zeolit ini – Crusher dan screen (ayakan).
dapat dilihat pada Lampiran A. – Ukuran produk 3 cm,
Penggerusan :
3 PERTAMBANGAN – Hammer mill dan siklon.
– Ukuran produk hingga 100 mesh.
3.1 Penambangan
b. Aktivasi
Penambangan zeolit pada umumnya dilakukan
secara tambang terbuka (kuari). Peralatan yang Proses aktivasi bertujuan untuk meningkatkan sifat-
digunakan dapat berupa peralatan sederhana hingga sifat khusus zeolit dengan cara menghilangkan unsur-
peralatan mekanis, bergantung kepada kapasitas unsur pengotor (mineral pengganggu) yang terdapat
produksi tambang. Untuk tambang-tambang zeolit di dalam zeolit. Terdapat dua cara yang pada
skala menengah ke atas, penggalian zeolit dengan umumnya digunakan dalam proses aktivasi zeolit,
cara pemboran dan peledakan tidak dapat dihindari, yaitu dengan cara pemanasan dan cara kimia.
mengingat kekerasan zeolit cukup tinggi.
Pemanasan
Tahap-tahap penambangan zeolit terdiri atas :
Pemanasan dilakukan dalam suatu tungku putar
– Pengupasan tanah penutup. (rotary kiln) dengan menggunakan hembusan udara
– Penggalian zeolit, manual atau dengan pemboran panas yang bersuhu 200 – 400°C.
dan peledakan.
– Pemuatan. Pemanasan dilakukan selama 2 – 3 jam, tergantung
– Pengangkutan. besarnya kandungan unsur pengotor yang ada serta
BAHAN GALIAN INDUSTRI
23 – 312
Gambar 2. Peta Penyebaran Endapan Zeolit di Indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI
23 – 313
Gambar 3. Diagram Alir Pengolahan Zeolit
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 314
stabilitas zeolit terhadap panas. Stabilitas ini Tabel 4. Komposisi Mineral Mordenit dan
dipengaruhi oleh jenis mineral zeolit yang terkandung, Klinoptilolit dalam Larutan HCl pada
atau perbandingan atom Si dan Al (Tabel 2). Konsentrasi Asam Tertentu
Kimia
Zeolit alam sebenarnya telah lama dikenal dan Jika beberapa molekul memasuki sistem pori zeolit,
digunakan, namun hanya terbatas sebagai bahan salah satu molekul tersebut akan tertahan yang
bangunan (semen pozolan, blok batu ringan, batu berdasarkan pada kepolaran atau efek interaksi
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 315
molekul tersebut dengan zeolit. Mekanisme proses mengandung pasir (kandungan lempung sedikit)
ini ada dua, yaitu penjerapan fisik atau gaya dan tanah podzolik. Fungsi zeolit disini adalah sebagai
vanderaxials dan penjerapan kimia atau gaya tarik bahan pemantap tanah (soil conditioner), sebagai
elektrostatik. Kedua mekanisme tersebut dapat pembawa pupuk (fertilizer carrier), pengontrol
berjalan secara bersamaan, bergantung kepada sifat pelepasan ion NH4+ dan K+ (slow release fertilizer),
unsur yang dijerap, keasaman permukaan, dan sebagai pengontrol cadangan air.
kemampuan penukaran kation zeolit, dan kandungan
kelembaban sistem. Dalam penggunaan zeolit sebagai pemantap tanah,
masalah penting yang harus diketahui adalah jenis
b. Penukar Kation kation dominan yang terkandung dalam zeolit. Zeolit
dengan kandungan ion Na+ yang tidak lebih tinggi
Kation-kation dalam zeolit dapat dipertukarkan daripada kation yang dapat dipertukarkan akan
dengan kation lain dalam suatu larutan. Hal ini memberikan hasil (panen) yang baik. Namun bila ion
disebabkan oleh ion-ion dalam pori-pori kristal zeolit Na+ berlebihan akan menyebabkan banyak ion ini
selalu memelihara kenetralan muatan listriknya, masuk ke dalam tanah, sehingga dapat menimbulkan
selain disebabkan pula oleh ion-ion tersebut yang keracunan dan hambatan dalam proses osmosa
dapat bergerak bebas. Kapasitas pertukaran kation pada tanaman. Sebaliknya, zeolit dengan kandungan
tergantung kepada ukuran, muatan ion, dan jenis ion K+ yang tinggi akan mempersulit terjadi proses
zeolit. pertukaran kation dengan ion NH4+, sehingga zeolit
jenis ini tidak cocok untuk pertanian. Oleh karena
Selain sebagai penukar kation, zeolit juga dapat itu, zeolit jenis klinoptilolit lebih umum digunakan
berfungsi sebagai penukar anion. Dalam hal ini karena kandungan ion Na+ lebih tinggi dibandingkan
kedudukan dari gugus hidroksil (OH) pada zeolit ion K+.
memegang peranan penting. Gugus hidroksil pada
zeolit dapat dibentuk dengan metoda deamonisasi Penahanan ion NH4+ dalam struktur kristal zeolit
melalui proses pertukaran ion NH4+ pada zeolit. dapat mencegah proses oksidasi ion NH4+ menjadi
ion NO3+ oleh nitrifying bacteria. Selain itu, keadaan
c. Katalis ini juga dapat mengontrol pemakaian pupuk jenis
amonium secara berlebihan.
Reaksi katalistik terjadi di dalam pori-pori kristal
zeolit. Oleh karena itu, sifat zeolit yang sangat Penggunaan zeolit, terutama jenis klinoptilolit telah
penting sebagai katalis adalah ukuran pori-pori dan memperlihatkan hasil, yaitu berupa peningkatan
volume kosong yang besar. Akan tetapi, sifat ini ketersediaan unsur nitrogen dalam tanah.
sangat jarang dijumpai pada zeolit alam, sehingga Keberhasilan ini akan lebih terlihat lagi bila zeolit
penggunaan zeolit buatan sebagai katalis lebih tersebut digunakan pada tanah yang kandungan
umum. Selain itu, kedudukan kation dalam struktur lempungnya sedikit (sandy soil, coarse textured
zeolit dan perbandingan atom Si dan Al juga soils, dan highly permeable).
mempengaruhi sifat zeolit sebagai katalis.
Penelitian pemanfaatan zeolit untuk pertanian
Sebagai katalis, zeolit mempunyai keistimewaan, yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Teknologi
yaitu lama pemakaian (life time) yang lebih panjang Mineral dengan Pusat Penelitian Tanah Bogor pada
bila dibandingkan dengan bahan katalis lainnya. tahun 1985, diketahui bahwa hasil penelitian
tanaman padi dalam laboratorium dan rumah kaca :
4.2 Penggunaan Zeolit
– Sampai dengan umur tanaman 1 bulan,
a. Bidang Pertanian dan Perkebunan penambahan 250 ppm zeolit pada lahan tanaman
padi dan tanpa penambahan NPK memberikan
Berdasarkan kapasitas pertukaran kation dan pengaruh yang sama dengan kondisi kontrol.
retensivitas terhadap air yang tinggi, zeolit sekarang Namun, pada umur berikutnya, peningkatan dosis
ini telah banyak digunakan untuk memperbaiki sifat- zeolit akan menyebabkan peningkatan anak
sifat tanah, terutama tanah yang banyak tanaman padi dalam jumlah cukup tinggi.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 316
ion NH4+ di dalam air. Pada umumnya ion ini berasal – Untuk perawatan dan pembersihan tambak, baik
dari kotoran ikan dan sisa-sisa makanan yang telah yang berasal dari kotoran dan sisa pakan udang
membusuk. Dengan pemberian zeolit, pada ruangan maupun kotoran yang berasal dari luar, dapat
yang sama jumlah ikan yang dapat dipelihara lebih dilakukan dengan penaburan zeolit sekitar 50 gr/
banyak. Sebagai contoh, ikan salmon sekitar 30.000 m2 setiap 7 – 10 hari.
ekor dapat dipelihara dalam suatu kobongan di
sungai yang kandungan ion NH4+ tetap terkontrol – Untuk tambak baru atau tambak selesai panen,
pada 0,15 ppm dengan pemberian zeolit setiap 6 – pada dasar tambak ditebarkan zeolit sebanyak
8 hari. 500 kg/ha.
Tabel 6. Spesifikasi Zeolit yang Digunakan Pada suhu 500°C dan tekanan 2.000 MPa, Zeolit-Y
sebagai Bahan Pemurnian Oksigen
Tabel 7. Spesifikasi Zeolit sebagai Pengisi
Kertas
Uraian Spesifikasi
Spesifikasi Nilai
Jenis zeolit Modenit
(50 – 55% dalam zeolit) Analisa kimia :
Ukuran butir -3+8 mesh SiO2 55 – 56%
Pengaktipan Pemanasan TiO2 0,03%
pada suhu 500 – 600°C Al2 O3 28 – 30%
Kekerasan Tinggi Fe2 O3 0,5%
Na2 O 0,05%
K2 O 7%
yang kemudian diubah menjadi ikatan atau senyawa CaO. MgO 2%
Na-N-H. Hilang pijar 6 – 7%
akan berubah menjadi jadeite (batu giok), yang ulang dalam lingkungan yang bersifat asam.
merupakan batu permata yang sangat keras dan
kaku. Reaksi perubahan fisika dan kimia Zeolit-Y Walaupun penggunaan zeolit alam kurang efektif
tersebut adalah : bila dibandingkan dengan zeolit sintetis, namun
zeolit alam mudah diperoleh dalam jumlah besar
Na(AlO2 )2 .4H2 O → NaAlSi2 O6 + 4H2 O dengan biaya yang sangat murah. Dengan sedikit
pengolahan, yaitu dengan menghilangkan unsur
Zeolit (dalam bentuk penukar magnesium) akan pengotornya, zeolit alam dapat digunakan sebagai
meleleh menjadi glass pada suhu 1600°C dan pada bahan penjerap, penyaring, dan katalis minyak bumi
suhu 10.000°C akan mengalami proses rekristalisasi yang sangat murah dengan hasil yang cukup
membentuk kordirit, yang reaksinya adalah : memuaskan.
Mg(AlO2 )4 (SiO2 )5 → Mg2 Al4 Si5 O18 MgX Sejak tahun 1970, zeolit jenis klinoptilolit dan mordenit
telah digunakan sebagai bahan katalis, isomerisasi,
Koordirit merupakan bahan keramik yang hidrogenasi, alkalinisasi, dan bahan polimerisasi.
komposisinya dapat diubah sebelumnya dengan Zeolit jenis khabazit pada umumnya digunakan
cara penukaran kation. sebagai bahan pengering gas H2 , F2 dan pemurni
hidrokarbon yang mengandung klorin (Cl2 ) dan fluorin
e. Bidang Energi (F2 ). Mordenit yang telah diaktifkan dapat digunakan
sebagai bahan katalis untuk menguraikan ikatan
Gasifikasi Batu bara hidrokarbon, sebaliknya erionit dapat digunakan
sebagai pembawa bahan katalis pada pembuatan
Zeolit digunakan sebagai katalisator pada proses persenyawaan hidrokarbon.
gasifikasi batu bara, terutama batu bara yang berkadar
belerang dan/atau nitrogen tinggi. Penggunaan zeolit Energi Matahari
dapat membantu untuk memperoleh gas batu bara
yang bersih karena zeolit tersebut dapat menjerap Dalam industri pemanfaatan energi matahari, zeolit
unsur-unsur pengotor. Cara lain dalam proses digunakan sebagai bahan penjerap dan pelepasan
gasifikasi batu bara, terutama batu bara insitu, yaitu panas kembali. Zeolit yang digunakan adalah jenis
dengan menghembuskan gas oksigen (oksigen cair) khabasit dan klinoptilolit.
ke dalam endapan tersebut. Penjerapan dan pelepasan panas radiasi matahari
digunakan untuk pembuatan alat pemanas dan
Karena biaya untuk mencairkan dan memurnikan pendingin ruangan (air conditioner) atau alat pemanas
oksigen sangat mahal, maka dapat digunakan zeolit air (heater). Selain itu, panas radiasi matahari juga
untuk membuat gas oksigen yang sesuai dengan dapat diubah fungsinya sebagai sumber energi listrik.
kadar yang dikehendaki. Selain itu, bahaya akibat
kebakaran yang biasanya terjadi pada waktu Pada dasarnya, fungsi zeolit disini adalah untuk
pemompaan oksigen murni dapat dihindarkan atau menciptakan keadaan yang kering pada siang hari
dapat diperkecil. dan lembab pada malam hari. Proses pengeringan
dan pelembaban oleh bubuk zeolit dapat
Industri Perminyakan menyebabkan perubahan panas beberapa ratus BTU
untuk setiap kilogram bubuk zeolit.
Dalam industri perminyakan, zeolit selain digunakan Zeolit dapat menjerap panas secara merata ke
sebagai petunjuk paleo environment pada lapangan segala arah dengan kapasitas besar. Hal ini berbeda
minyak bumi, juga dapat digunakan pada proses dengan bahan penjerap lain yang kini banyak
pemurnian. Tujuan penggunaan zeolit di sini adalah digunakan.
untuk menjerap air dan karbon dioksida yang
terkandung di dalam minyak bumi. Jenis zeolit f. Kelestarian Lingkungan
yang dapat digunakan dalam proses ini adalah
khabazit, klinoptilolit, dan mordenit. Penggunaan Dalam masalah lingkungan hidup, zeolit digunakan
zeolit ini dapat berlangsung lama dan berulang- sebagai bahan penghilang bau (deodorizer ),
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 320
penghilang warna, dan bahan pengontrol polusi. Tabel 8. Spesifikasi Zeolit sebagai Bahan
Pengontrol Polusi
Penggunaan zeolit sebagai bahan pengontrol polusi
pada umumnya didasarkan kepada kemampuan Jenis Limbah Spesifikasi
zeolit untuk mengubah kation suatu limbah dalam
jumlah besar secara selektif. Limbah Radioaktif
Jenis zeolit Klinoptilolit
Sekarang ini, penggunaan diterjen sudah merata Bahan yang diserap Cesium dan strontium
di masyarakat. Untuk menghilangkan kesadahan Ukuran butir 20-50 mesh
detergen tersebut, bisanya digunakan sodium
trifosfat sebagai pelembut air (water softener). Limbah Rumah Tangga
Bahan kimia ini ternyata sangat berbahaya bila Jenis zeolit Klinoptilolit
berada dalam air secara berlebihan karena dapat Bahan yang diserap NH4 (amonium)
mempercepat pertumbuhan lumut hijau (green al- dan logam berat
gae), yang dapat mengurangi kadar oksigen dalam Ukuran butir 20 – 50 mesh
air. Oleh karena itu, timbul pemikiran untuk Limbah Peternakan
mengganti senyawa fosfat tersebut dengan zeolit, Jenis zeolit Klinoptilolit
karena selain mempunyai sifat sebagai pelembut, Bahan yang diserap NH4 (amonium)
zeolit juga dapat menjerap dye-stuffs dan pigment Ukuran butir 100 mesh
dirt.
Zeolit buatan dapat dihasilkan dengan dua cara, – Padatan dicuci dengan air panas dan dikeringkan
yaitu clay convertion process dan hydrogel process. dalam oven bertekanan pada temperatur 250°F.
Jenis zeolit buatan yang dihasilkan tersebut adalah
Zeolit A, Zeolit Y, Zeolit K-G, Zeolit alfa, Zeolit 2K-5, – Produk yang dihasilkan adalah 464 g Zeolit Y
dan lain-lain. yang berkomposisi Na2 O.Al2 O3 .5SiO2 . nH2 O.
Pada clay convertion process digunakan bahan Zeolit buatan lebih murni dan mempunyai kemampuan
baku kaolin sebagai sumber silika dan alumina. lebih luas dibandingkan dengan zeolit alam, terutama
Reaksi perubahan kimia dari proses tersebut adalah sebagai bahan katalis. Walaupun demikian, prospek
: pengembangan zeolit buatan belum memberikan
peluang karena zeolit alam dapat diperoleh dalam
500 – 600°C
jumlah besar dengan biaya lebih murah, sedangkan
2Al2 Si2 O5 (OH4 ) → Al2 Si2 O7 + 4H2 O
teknologi pemanfaatannya masih belum mencapai
kaolin metakaolin
titik optimal.
100°C
6Al2 Si2 O7 + 12 NaOH + 21H2 O →
5. PROSPEK PENGEMBANGAN ZEOLIT
metakaolin
Na12 (AlO2 )12 (SiO2 )12 .27H2 O
Di masa mendatang, perkembangan zeolit di Indo-
zeolit A
nesia diperkirakan semakin meningkat. Hal ini
disebabkan oleh semakin berkembangnya jumlah
Berdasarkan reaksi tersebut, untuk menghasilkan 1
ataupun ruang lingkup penggunaan zeolit, serta
ton zeolit A diperlukan bahan-bahan :
perkembangan teknologi pengolahannya yang
semakin dapat memenuhi kriteria zeolit untuk
– kaolin : 1.414 lb,
berbagai keperluan.
– metakaolin : 1.217 lb,
– sodium hidroksida : 438 lb,
Ditinjau dari sisi teknologi dan potensi sumber daya,
– air reaksi : 345 lb.
pengembangan zeolit tidak menjadi masalah.
Terdapat beberapa lokasi cadangan zeolit di Jawa
Pada hydrogel process digunakan bahan baku
Barat dan Lampung yang dapat dikembangkan,
alumino-silikat gel alkali tanah. Tahapan pekerjaan
walaupun penyelidikan rinci terhadap kedua lokasi
pada proses ini adalah :
cadangan tersebut belum pernah dilakukan.
– Masukan 2.090 g H2 O ke dalam suatu ketel
resin, dan larutkan 162,2 gr NaOH. Secara teknis, pengembangan tambang zeolit baru
melaui berbagai tahap kegiatan antara lain :
– Tambahkan 425 g sodium aluminat yang me-
ngandung Al2 O3 24%, Na2 O 20%, dan H 2 O 56% – Evaluasi cadangan.
berat. – Rancang-bangun tambang.
– Dinginkan hingga suhu 100°F dan kemudian – Studi kelayakan.
ditambah 570 silika kalsinasi.
Dalam kasus ini, evaluasi tambang zeolit baru
– Pendinginan dipertahankan pada suhu 100°F hanya didasarkan pada rencana kapasitas pabrik
selama 24 jam dengan pengadukan perlahan, terpasar sebesar 12.000 ton/tahun, sehingga tingkat
dan setelah itu suhu ditingkatkan hingga 212°F produksi tambang diperkirakan sebesar 15.000 ton/
dan dipertahankan selama 24 jam dengan peng- tahun. Kelayakan ekonomi tambang zeolit ini dapat
adukan perlahan. dilihat pada Tabel 10.
DAFTAR BACAAN
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 322
1. Anwar, T.S., dkk., Penggunaan Zeolit Bayah 2. Clifton, R.A., Natural and Synthetic Zeolites, IC-
untuk Pengolahan Air Limbah Industri Textil 9140, Bureau of Mines, USA.
di Kabupaten Garut , PPTM, Bandung,
1987. 3. Heryadi, D., Pemberian Mineral Zeolit sebagai
Klasifikasi Jumlah
Biaya Produksi :
– Bahan Bakar dan Pelumas 50.000
– Gaji dan Upah 435.000
– Karung Plastik @ 25 kg. 125.000
– Iuran Produksi 30.000
Perawatan, Pajak, dan Asuransi 95.000
Reklamasi dan Rehabilitasi Daerah Bekas Tambang 45.000
Biaya Umum, termasuk Promosi 200.000
Biaya Operasi Tambang 980.000
Amortisasi 12.000
Depresiasi 225.000
Pengeluaran Setiap Tahun 1.217.000
Penjualan 2.100.000
(12.000 ton x Rp. 175.000/ton)
Pendapatan Besih per Tahun 420.000
Tingkat Pengambilan Modal :
– Return on Investment (ROI) 34,30%
– Payback Period 2,3 Tahun
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 323
Lampiran A
Lokasi Cadangan Zeolit di Indonesia
Perkiraan Cadangan
Lokasi Luas Penyebaran Ketebalan Jumlah
Ha m Cadangan
Jawa Barat :
– Bayah, Lebak Ratusan Puluhan Jutaan ton
– Cilember, Sukabumi – – –
– Cikembar, Sukabumi – – –
– Nanggung, Bogor 115 – 25 juta m3
– Nagreg, Bandung – – –
– Cikalong, Tasikmalaya – – –
Jawa Timur :
– Sumbermanjing, Wetan,Malang – 0–5 –
– Slaung, Ponorogo 35 – Jutaan ton
– Kedung banteng, malang – – Jutaan ton
Sumatera Utara :
– Kecamatan Purba – – –
– Kecamatan Sibolangit – – –
– Kecamatan Namorambe – – –
– Kecamatan Balige – – –
– Kecamatan Sarula – – –
Sumatera Selatan :
– Kota Agung – – –
– Krui – – –
– Kalianda – – –
– Rajabasa – – –
– Muara Enim – – –
– Baturaja – – –
– Pengunungan Gumai – – –
Kalimantan Timur :
– Gunung Rian – – –
– Malianau – – –
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 325
Lanjutan ...
Perkiraan Cadangan
Lokasi Luas Penyebaran Ketebalan Jumlah
Ha m Cadangan
Kalimantan Selatan :
– Desa Mandi Angin – – –
– Desa Kiram – – –
– Desa Gunung Jambu – – –
Kalimantan Barat :
Desa Gunung Jambu – – –
Maluku :
Desa Mepa – – –
Sulawesi Selatan :
Desa Barru – – –
Sulawesi Tengah :
Desa Bomba – – –
BAHAN GALIAN INDUSTRI
nnnnnnnnnnnnnnnn 24 – 326
24 ZIRKON
Oleh : M. Arifin,
Supriatna Suhala
Baddeleyit Zirkon
Menurut Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dipisahkan dari mineral-mineral berat lainnya (multi-
dan Energi setempat, cadangan zirkon tersebut mineral processing).
dipastikan sebesar 33 ribu ton.
Pengolahan kasiterit, zirkon, dan mineral berat
Di Irian Jaya, keberadaan zirkon didasarkan kepada lainnya dilakukan oleh PT Tambang Timah dalam
kegiatan eksploitasi sembilan perusahaan SIPD dua tahap, yaitu :
yang berlokasi di daerah Kabupaten Jayapura. Karena
terbatasnya data yang ada, potensi zirkon di daerah a. Pengolahan di Tambang
ini belum jelas, baik tipe endapan, penyebaran
maupun jenis mineral ikutannya. Pengolahan di sini dilakukan dengan menggunakan
sluice box dan jig. Tujuan pengolahan tersebut
Daerah potensi zirkon di Indonesia beserta hasil- adalah untuk menghasilkan konsentrat kasiterit
hasil penyelidikan yang telah dan sedang dilakukan beserta mineral ikutannya, termasuk zirkon.
dapat dilihat pada Gambar 1 dan Lampiran A.
b. Pengolahan di Pusat Pencucian Bijih
Timah
24 – 328
Gambar 1. Peta Indikasi Cebakan Zirkon di Indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 329
KOSENTRAI
TAMBANG
(30 - 45 % Sn)
PEMISAHAN GRAVITASI
(siklon, Klasifier
shaking table, dan jig)
MIDDLING
KOSENTRAT TAILING
kaseterit kuarsa
Kseterit ilmenit ilmenit
pyrit / Markasit
Monasi / Xenotim
Kuarsa tourmain
PENGERINGAN
(rotary dryer)
PEMISAHAN LISTRIK
(high tension separator
PEMISAHAN MAGNIT
(rapid magnetik separator)
PEMISAHAN GRAVITASI
(air table)
KOSENTRAT TAILING
Ziroon kuarsa
sebagai mineral industri (non-logam) maupun keramik yang berasal dari zirkon, yaitu PSZ.
mineral logam (Gambar 3). Pasaran zirkon dunia Produk PSZ yang telah dikembangkan ada dua
sebagian besar digunakan sebagai mineral macam, yaitu :
industri, yaitu untuk pasir cetak (foundri), bata
tahan api (refraktori), keramik dan gelas, kimia • PSZ yang Dibuat dengan Menggunakan
zirkonium, dan lain-lain. CaO dan MgO
PSZ (Partially Stabilized Zirkonia) Pemakaian zirkon secara langsung untuk refraktori
pada umumnya digunakan sebagai ladle brick .
Khusus untuk menghasilkan keramik rekayasa dan Refraktori ini dapat digunakan pada suhu hingga
listrik, sekarang ini telah dibuat bahan dasar 3600°F.
BAHAN GALIAN INDUSTRI
24 – 331
Gambar 3. Diagram Penggunaan Zirkon
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 332
Zirkon sangat sesuai digunakan sebagai pasir cetak Dalam industri kimia, zirkonia digunakan untuk
karena sifat-sifatnya : pembuatan zirkonium sulfat, H2 ZrO2 (SO4 )2 .3H3 O.
Bahan kimia ini sangat penting karena merupakan
– Pengantar panas yang sangat tinggi, sehingga bahan dasar dalam pembuatan kimia zirkonium
proses pendinginan berlangsung empat kali lainnya.
lebih cepat bila dibandingkan dengan pasir
kuarsa, Zirkonium sulfat digunakan sebagai bahan untuk
penyamakan kulit (tanning leather) dan bahan
– Tidak reaktif terhadap logam lain, tambahan pada pigmen titania (berfungsi sebagai
penstabil pigmen).
– Butiran zirkon berbentuk bulat dengan permuka-
an bersih serta sesuai dengan semua jenis Produk kimia zirkonium lainnya beserta tujuan
binder, penggunaan adalah :
– Membutuhkan binder lebih sedikit dibandingkan – Zirkonium oxyclorida, sebagai bahan pelapis
dengan pasir cetak lainnya, (coating) pada tekstil.
– Ukuran tetap stabil walaupun terjadi peningkatan – Zirkonium tetrachlorida, sebagai bahan
panas, pemurnian Al dan Mg.
– pH zirkon netral atau sedikit asam. – Zirkonium karbonat sebagai obat (berbentuk
salep) untuk melawan racun yang berasal dari
Sebagai pasir cetak, zirkon umumnya digunakan tumbuh-tumbuhan.
untuk menghasilkan produk cetakan yang mempunyai
permukaan halus. Selain zirkon, fused zirkonia juga – Zirkonium hydrat sebagai moderator neutron.
digunakan sebagai pasir cetak, khususnya
pencetakan gelas secara kontinu. f. Zirkonia
mikron), tetapi dalam pemasaran ukuran ini tidak Sedangkan pada zircolay-4 unsur-unsur logam
begitu penting. tersebut sama, kecuali nikel. Dalam logam paduan
niobium-zirkonium mengandung sekitar 20 – 40%
Berbeda dengan zirkon, baddeleyit yang dipasarkan zirkonium.
mempunyai kandungan ZrO2 lebih tinggi, karena
unsur utama mineral ini sudah dalam bentuk ZrO2 , c. Mineral Substitusi
namun di pasaran baddeleyit ini sangat terbatas, hal
ini disebabkan oleh cadangan baddeleyit sangat Terdapat beberapa mineral ataupun produk kimia
jarang dijumpai di alam. yang dapat digunakan sebagai bahan substitusi
zirkon dalam penggunaannya, seperti :
Produsen baddeleyit terbesar adalah PMC (Palabora
Mining Co.) dan Foskor (Phosphate Development – Refraktori : kromit, alumina-magnesia spinel,
Corp.) yang berkedudukan di Afrika Selatan. Kualitas dan pasir kuarsa.
produk baddeleyit yang dipasarkan oleh kedua – Foundri : pasir kuarsa, kromit, dan olivin.
perusahaan ini dapat dilihat pada Tabel 3. – Keramik : TiO2 dan Sn-oksida.
Foska PMC
Unsur Kimia
BC96 BC99SEF N SQ
Selain itu pula, PMC memproduksi zirkonium sulfat Tabel 4. Spesifikasi ZR-Sulfat
dengan spesifikasi seperti pada Tabel 4.
Unsur Kimia Spesifikasi
b. Zirkon sebagai Logam
ZrO2 + HfO2 Min. 33.00%
Logam zirkonium murni yang terdapat di pasaran SO4 52,40
mempunyai kadar 98% dan 100%. Logam zirkon H2 SO4 bebas, nihil
yang mempunyai kadar kurang dari 100%, H2 O bebas Maks. 5,00%
menunjukkan bahwa logam ini masih terdapat unsur Asam tidak terlarut 0,30%
hafnium di dalamnya (1,5 – 2,5% berat). Bentuk Fe2 O3 0,05%
logam tersebut yang ada di pasaran adalah sponge, TiO2 0,30%
plate, cold rolled, dan powder. SiO2 0,50%
P2 O5 0,05%
Logam paduan (alloy) zirkon terpenting adalah Na2 O Maks. 0,01%
zircolay-2 dan zircolay-4. Unsur logam lain yang LOI pada 1000°C 66,40%
terkandung dalam zircolay-2 adalah timah (1,5%),
besi (0,12%), chromium (0,10%), dan nikel (0,05%). Sumber : Industrial Minerals, Oktober 1981.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 335
– Abrasif : pasir kuarsa dan ilmenit. Beberapa faktor yang menyebabkan produksi zirkon
di dalam negeri mengalami fluktuasi, antara lain :
1984 73 – 73 – – 73 11.890
1987 50 – 50 50 18.750 – –
1988 1.230 – 1.230 30 10.614 1.200 170.970
1989 277 1.194 1.470 50 33.440 227 51.985
negeri cukup besar. Selama kurun waktu 1985 – Besarnya ekspor pada tahun tersebut kemungkinan
1988, konsumsi zirkon mengalami peningkatan, disebabkan banyaknya stok karena tidak ada
yaitu 295 ton pada tahun 1985 menjadi 737 ton permintaan pada tahun sebelumnya. Pada tahun
pada tahun 1988, atau meningkat 2,5 kali lipat. 1989, ekspor zirkon mencapai 227 ton dengan nilai
Hingga Oktober 1989, konsumsi zirkon telah AS$ 51.935, atau turun sekitar 50% dibandingkan
mencapai 530 ton, dan pada akhir tahun 1989, dengan ekspor pada tahun 1985 yang besarnya 460
diperkirakan akan melebihi konsumsi pada tahun- ton (Tabel 5).
tahun sebelumnya (Tabel 6).
Negara tujuan ekspor zirkon Indonesia adalah Ma-
laysia dan Singapura.
Tabel 6. Konsumsi Zirkon (dalam ton)
Kebutuhan zirkon oleh industri hilir belum seluruhnya
dapat dipenuhi oleh pemasok di dalam negeri (PT
Industri Hilir 1985 1986 1987 1988 1989 Tambang Timah), baik kualitas maupun kontinuitas
pemasokan dalam jumlah besar. Oleh karena itu,
Keramik 268 457 537 699 503
impor mineral ini masih sangat besar, yaitu sekitar
Logam Dasar 18 13 18 24 16
90% dari total konsumsi di dalam negeri.
Lain-lain 9 11 11 14 11
Total 295 481 566 737 530 Selama kurun waktu 1985 – 1988, impor zirkon
mengalami peningkatan. Pada tahun 1985, impor
zirkon tercatat sebesar 295 ton, dan pada tahun
Sumber : Biro Pusat Statistik
1988 meningkat menjadi 707 ton, atau meningkat
2,4 kali lipat. Hingga Oktober 1989, impor zirkon
telah mencapai 480 ton (Tabel 7).
Berdasarkan fungsi dan kegunaan zirkon,
sebenarnya pemakaian zirkon oleh industri di Impor zirkon Indonesia selama ini terutama berasal
dalam negeri jauh lebih besar lagi, terutama dari Australia.
pemakaian secara tidak langsung. Beberapa bahan
baku yang diperkirakan mengandung unsur
zirkonium dan digunakan oleh industri di dalam
negeri adalah : Tabel 7. Jumlah dan Nilai Impor Zirkon,
Tahun 1985 –1989
– Industri penyamakan kulit (tanning material),
– Industri keramik dan gelas (glasir dan frit-enamel), Tahun Jumlah, ton Nilai, 1000 AS$
– Foundri, refraktori, dan abrasit (industri logam
dasar dan industri barang-barang logam). 1985 295 411
1986 481 532
Penggunaan produk-produk tersebut, terutama 1987 516 570
refraktori yang menyebabkan konsumsi zirkon pada 1988 707 808
industri logam dasar sangat kecil. 1989 480 532
5.3 Ekspor dan Impor Sumber : Departemen Perdagangan dan Biro Pusat Statistik.
kadarnya (% ZrO2 ). Zirkon yang dijual (luar dan pertambangan mineral berat yang berbentuk
dalam negeri) mempunyai kadar 30 – 60% ZrO2 . endapan aluvial (placer). Tambang-tambang bijih
aluvial banyak beroperasi di Indonesia, baik
Harga zirkon impor jauh lebih besar lagi. Pada tahun tambang konvensional (tambang semprot) maupun
1989, harga zirkon impor (termasuk ongkos tambang berteknologi tinggi (kapak keruk).
pengangkutan) sekitar AS$ 1.083 per ton. Berdasar- Demikian juga halnya dengan proses pengolahan,
kan Industrial Minerals, bulan Juni 1990, harga Indonesia juga telah sangat berpengalaman dalam
zirkon Australia per ton (bulk dan FOB) adalah : mengolah bijih yang dapat menghasilkan beberapa
mineral berat sebagai konsentrat (multi-minerals
– Standard grade : A $ 570-640. processing).
– Intermediate grade : A $ 600-700.
– Premium grade : A $ 630-750. 6.2 Perkembangan Industri Hilir
Potensi zirkon di Indonesia berjumlah cukup besar. Dalam industri keramik, zirkon digunakan sebagai
Walaupun belum terdapat angka pasti yang glasir opak. Industri keramik pemakai zirkon adalah
menunjukan hal tersebut, akan tetapi penyebaran dari jenis yang memproduksi wall tile dan table
mineral ini telah diketahui terdapat di daerah ware. Kapasitas terpasang kedua jenis industri
Hatapang (Sumatera Utara), Pulau Karimun Kundur keramik ini cukup besar. Berdasarkan data
dan Pulau Bintan (Riau), Pulau Bangka dan Departemen Perindustrian, pada tahun 1989,
Belitung (Sumatera Selatan), daerah Kasongan kapasitas terpasang industri keramik wall tile
(Kalimantan Tengah), Semboja (Kalimantan Timur), sebesar 15 juta m2 per tahun dengan jumlah
serta daerah Jayapura. perusahaan 25 buah. Sedangkan kapasitas
terpasang industri keramik table ware adalah 265
Di Indonesia, mineral ini merupakan mineral ikutan juta buah per tahun dengan jumlah perusahaan 24
bijih timah (kasiterit) dan bijih emas (elektrum), buah. Tingkat produksi kedua industri keramik ini
walaupun kadang-kadang mineral ini lebih dominan baru mencapai sekitar 80 – 85% dari kapasitas
(daerah Kasongan dan Semboja). terpasang.
Faktor lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah Kebutuhan glasir untuk industri keramik dalam lima
kemampuan teknologi penambangan maupun tahun terakhir meningkat. Dalam kurun waktu 1987
teknologi proses pengolahan. Indonesia (dalam hal – 1989, kebutuhan glasir yang diimpor meningkat
ini PT Tambang Timah dan PT Aneka Tambang) tajam, yaitu dari 2.011 ton pada tahun 1985 menjadi
sudah sangat berpengalaman dalam mengelola 6.026 ton pada tahun 1989 (Tabel 8).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 338
860 ribu ton. Negara penghasil zirkon utama adalah pengurangan pemakaian zirkon untuk ladle refrac-
Australia, yaitu lebih dari 50% total produksi zirkon tory, terutama yang telah dilakukan oleh negara-
dunia. Negara penghasil zirkon terbesar lainnya negara industri.
adalah Afrika Selatan (16%), Amerika Serikat
(12%), dan Rusia (10%). Pada tahun yang sama, Penurunan ini lebih terasa lagi karena selama ini,
sejumlah 60 ribu ton zirkon (12% total produksi industri logam dasar di Jepang menggunakan zirkon
dunia) diproduksi oleh Brazilia, China, India, Nige- dalam jumlah sangat besar.
ria, Malaysia, Thailand, dan Srilangka. Zirkon yang
berasal dari negara-negara tersebut pada umumnya Faktor yang menyebabkan penurunan konsumsi
berkadar rendah. zirkon, terutama oleh industri logam dasar di
Jepang adalah pemasokan zirkon (dari Australia)
Di masa mendatang, produksi zirkon dunia di tidak dapat mencukup kebutuhan, sehingga
perkirakan meningkat pesat. Pada tahun 1995 menyebabkan harga meningkat.
produksi zirkon di perkirakan 1.160 ribu ton dan
tahun 2000 mencapai 1.400 ribu ton. Pada produksi Selain itu, sekarang ini telah di kembangkan bahan
tersebut Australia masih tetap sebagai pemasok substitusi zirkon, yaitu alumina magnesia spinel
terbesar (Tabel 9). (Al2 03 70% dan MgO 28%) yang mempunyai
Sumber : Mining Journal dan Industrial Minerals International Congress, March 1990.
Harga zirkon relatif turun tetapi diimbangi dengan karakteristik lebih baik dari zirkon, walaupun
peningkatan konsumsi zirkon dunia yang menjadi harganya jauh lebih mahal.
bahan pertimbangan peningkatan produksi zirkon di
masa mendatang. Sebaliknya, konsumsi zirkon untuk refaktori peleburan
gelas cenderung meningkat. Tingkat pertumbuhan
6.5 Sisi Permintaan konsumsi dunia pada industri ini rata-rata 3% per
tahun, sedangkan pada industri logam dasar rata-
Perkembangan konsumsi zirkon dunia diasumsikan rata 0,7% per tahun.
berdasarkan tingkat pertumbuhan yang berbeda untuk
setiap penggunaan zirkon tersebut pada industri b. Foundri
hilirnya.
Konsumsi zirkon untuk foundri cenderung meningkat.
a. Refraktori Hal ini disebabkan sifat fisika zirkon yang lebih baik
dibandingkan bahan yang mempunyai fungsi sama
Konsumsi zirkon untuk refraktori pada tahun-tahun seperti chromit, silika, dan olivin.
terakhir mengalami penurunan, terutama pada industri
logam dasar. Penurunan ini disebabkan oleh Penggunaan zirkon tidak dapat dihindari, terutama
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 340
pada pencetakan logam dasar untuk menghasilkan Secara keseluruhan total konsumsi zirkon dunia
konponen berpresisi tinggi, seperti blok-blok mesin mengalami peningkatan. Tingkat pertumbuhan
aluminium. Tingkat pertumbuhan konsumsi zirkon konsumsi tersebut rata-rata 3,7% per tahun. Pada
dunia untuk foundri rata-rata 2,6% tahun (Tabel 10). tahun 2000, konsumsi zirkon dunia diperkirakan
mencapai 1.398 ribu ton (Tabel 9).
13. Suryono dan Subejo, Prospek Endapan Mineral 14. Watson, I., Minerals for Frits and Glazer, Value
Timah Dan Wolfram di Daerah Hatapang, Rantau in Variety, Industrial Minerals, June 1981.
Prapat, Sumatera Utara, Proceedings, Direktorat
Sumberdaya Mineral, No.19, Kolokium, Vol.1,
Februari 1985. *****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 342
LAMPIRAN A
Daerah Potensi Zirkon di Indonesia
Aek Batujongjong dan Belum diketahui – Tersebar di bagian timur Granit Hatapang pada tujuh
Aek Moumang, Hatapang, lokasi. Dijumpai bersama-sama dengan kasiterit
Rantau Prapat, Sumatera dan ilmenit.
Utara
– Potensi cukup besar, berdasarkan penelitian pada
413 conto diketahui bahwa kadar zirkon rata-rata
8,7% berat konsentrat.
Pulau Bintan, Riau Tidak diketahui Dijumpai bersama-sama dengan bijih bauksit dan
kasiterit.
Pulau Karimun Kundur Tidak diketahui – Merupakan mineral ikutan kasiterit dalam bentuk
(Riau) dan Pulau Bangka endapan aluvial dan bijih primer.
dan Belitung (Sumatera
Selatan) – Telah diusahakan oleh PT Tambang Timah.
Tanah Merah, Semboja, 33.000 ton (proved) – Merupakan endapan pasir pantai dan dijumpai
Kalimantan Timur bersama-sama dengan rutil.