Anda di halaman 1dari 344

BAHAN GALIAN INDUSTRI

Penyunting
Supriatna Suhala
M.Arifin

PUSLITBANG TEKNOLOGI MINERAL


1997
Digitalized By:
TitanIsys
BAHAN GALIAN INDUSTRI

DAFTAR ISI
Daftar Isi
Hak Cipta
Nama Pembuat
Kata Pengantar
1. PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1 – 1
2. TINJAUAN UMUM ............................................................................................................. 2 – 3
3. ASPAL, Adjat Sudrajat dan Mulyono HP .......................................................................... 3 – 7

4. BARIT, Adjat Sudrajat dan M. Arifin ............................................................................... 4 – 24


5. BATU APUNG, M. Arifin dan Toton Sentana Kunrat ..................................................... 5 – 40
6. BATU DIMENSI, M. Arifin ................................................................................................ 6 – 53

7. BATU KAPUR, Harta Haryadi ......................................................................................... 7 – 75


8. BATU MULIA, Darsa Permana ....................................................................................... 8 – 92
9. BELERANG, Supriatna Suhala dan Adjat Sudrajat ....................................................... 9 - 105

10. BENTONIT, M. Arifin dan Adjat Sudrajat .................................................................... 10 – 124


11. DOLOMIT, Suhendar ................................................................................................... 11 – 139
12. FELSPAR, Yudi Mandalawanto ................................................................................... 12 – 151

13. FOSFAT, Adjat Sudrajat .............................................................................................. 13 – 166


14. GIPSUM, Toton Sentana Kunrat ................................................................................. 14 – 186
15. KALSIT, Adjat Sudrajat, Harta Haryadi, dan Suhendar .............................................. 15 – 200

16. KAOLIN, Toton Sentana Kunrat dan Supriatna Suhala .............................................. 16 – 215
17. KROMIT, Toton Sentana Kunrat dan M. Arifin ............................................................ 17 – 230
18. MANGAN, M. Arifin dan Tiswan Suseno ..................................................................... 18 – 245

19. PASIR KUARSA, Adjat Sudrajat, Supriatna Suhala, dan M. Arifin ............................ 19 – 260
20. PERLIT, Suhendar ....................................................................................................... 20 – 280
21. TALK, Yudi Mandalawanto .......................................................................................... 21 – 291

22. TANAH JARANG, Ridwan Saleh dan M. Arifin ........................................................... 22 – 304


23. ZEOLIT, Supriatna Suhala dan M. Arifin ..................................................................... 23 – 320

24. ZIRKON, M. Arifin dan Supriatna Suhala ....................................................................24 – 339


Hak Cipta/Penerbit :

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral

Jl. Jend. Sudirman 623 Bandung


Telpon : (022) 6030483, Fax : (022) 60003373

ISBN : 979 – 8641 – 04 – 3

Hak cipta dilindungi oleh undang undang


Dilarang menguntip atau memperbanyak sebagaian atau
seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit
Penulis

Adjat Sudrajat, Darsa Permana


Harta Haryadim, M.Arifin
Mulyono HP, Ridwan Saleh
Suhendar, Supriatna Suhala
Toton Sentana Kunrat, Triswan Suseno
Yudo Mandalawanto

Penyunting Bahasa
Syofyan Zakarioa

Pelaksana Teknis

Sumartono, Doddy Sunardi Rusli


Dede Maulana, Rinaldi Adam
Deden Mulyana, Kuswoto
Firmansyah
BAHAN GALIAN INDUSTRI i

KATA PENGANTAR

Seiring dengan berkembangnya sektor industri manufaktur dan konstruksi dalam dua
dekade terakhir, permintaan pasar berbagai komoditi bahan galian industri di Indonesia
telah meningkat dengan pesat. Perkembangan pasar tersebut juga telah mendorong minat
para penanam modal untuk berkiprah di sektor pertambangan bahan galian industri. Suatu
kenyataan juga bahwa keberadaan sumber daya bahan galian industri di Indonesia cukup
besar dan beragam. Potensi sumber daya yang besar dan peluang pasar yang luas
sayangnya tidak diimbangi oleh perkembangan publikasi dan informasi yang memadai.
Saat ini sangat dirasakan adanya kekurangan publikasi dan informasi lengkap mengenai
bahan galian industri, khusunya yang terbit dalam bahasa Indonesia.

Buku “Bahan Galian Industri” ini diterbitkan dengan maksud untuk mengisi kekosongan
atau kekurangan publikasi dan informasi dalam bidang bahan galian industri. Buku ini
diharapkan dapat menjadi refensi dan mampu menyediakan informasi yang cukup memadai
bagi siapa saja yang mempunyai minat untuk mengetahui lebih lanjut tentang memadai
bagi siapa saja yang mempunyai minat untuk mengetahui lebih lanjut tentang seluk beluk
komoditi bahan galian industri, khusunya para peminta baru terhadap komoditi ini.

Perlu kami sampaikan,penyusunan buku ini telah dirintis sejak tahun 1987 ole kelompok
Pengakajian Komoditi Mineral Bidang Data dan Informasi (kemudian Bidang Litbang Tekno
Ekonomi dan Informasi Mineral), Pusat Penelitian dan Pengambangan Teknologi Mineral,
Bandung.

Akhirnya, Kami menyadari tiada gading yang tak retak, CD ini di sana-sini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan sekali saran, masukan, dan Kritik yang
membangun dari para demi perbaikan CD ini pada edisi berikutnya.

Atas kesedian para pembaca untuk mengoleksi CD BGI ini kami ucapkan terima kasih
dan harapan kami semoga CD BGI ini membawa manfaat, terutama sebagai acuan dan
masukan dalam pesatnya pengembangan bahan galian industri di Indonesia tercinta ini.

Bandung, April 1997

Penyuting,

Supriatna Suhala
M. Arifin
BAHAN GALIAN INDUSTRI 1–1

1 PENDAHULUAN

Dalam arti luas, bahan galian industri adalah bahan industri di Indonesia antara lain industri kimia, pupuk,
tambang, kecuali bahan bakar, bijih logam, dan air, semen, pulp dan kertas, keramik dan porselen,
yang digali dan dapat digunakan secara langsung gelas, minyak nabati, serta industri logam dasar dan
tanpa atau sedikit melalui proses pengolahan terlebih barang-barang dari logam.
dahulu. Suatu anonim yang sering digunakan untuk
bahan galian industri adalah bahan galian non Pertambangan bahan galian industri di Indonesia
logam, atau yang lebih spesifik lagi adalah bahan telah berlangsung cukup lama, dan dikenal dengan
galian industri dan batuan. tambang tradisionil yang dilakukan oleh rakyat
setempat untuk keperluan kehidupan mereka sendiri,
Definisi di atas sekarang ini sudah tidak tepat lagi, seperti penambangan lempung, pasir, batu dan kapur
karena dengan semakin berkembangnya teknologi yang digunakan untuk menghasilkan bata, genting,
industri manufaktur menuntut produk-produk bahan dan lain keperluan untuk bangunan rumah tinggal.
galian industri sebagai bahan baku yang mempunyai Sejak pertengahan Repelita I, tambang-tambang
spesifikasi tertentu (uniform berderajad tinggi), yang bahan galian industri bersekala besar mulai
untuk memperolehnya kadang-kadang memerlukan bermunculan, seperti tambang batu kapur, lempung,
proses pengolahan yang panjang dan komplek. dan pasir kuarsa yang dilakukan oleh pabrik-pabrik
Demikian pula dengan batas-batas bahan galian semen untuk memenuhi kebutuhan bahan baku
industri sangat sukar ditetapkan, sebagai contoh, mereka sendiri. Saat ini pertambangan bahan galian
bahan galian kromit, zirkon, bauksit, mangan, dan industri telah berkembang pesat, baik jenis bahan
tanah jarang yang merupakan bahan galian logam, galian maupun jenis produknya. Demikian pula
namun dapat pula diklasifikasikan sebagai bahan dengan penerapan teknologi penambangan dan
galian industri bila produknya berbentuk mineral pengolahan, seperti penerapan teknologi pemboran
yang telah diolah dan digunakan langsung sebagai dan peledakan di tambang-tambang batuan beku
bahan baku dalam industri manufaktur. dan batu kapur serta teknologi pemurnian bentonit,
kaolin, zeolit, dan lainnya.
Dalam industri manufaktur dan konstruksi, peranan
bahan galian industri sebagai bahan baku sangat Permintaan bahan galian industri yang sangat besar
penting, yang pada umumnya berfungsi untuk tidak selalu dapat dipenuhi oleh produksi dalam
memperbaiki mutu ataupun untuk memperoleh negeri, sehingga untuk beberapa jenis produk bahan
produk akhir dengan spesifikasi tertentu. Tidak galian tertentu harus diimpor. Keterbatasan potensi
sama halnya dengan bahan galian logam, dalam cadangan bahan galian industri, seperti belerang,
bahan galian industri tidak dikenal adanya proses fosfat, talk, dan gipsum merupakan salah satu faktor
daur-ulang dari produk padat mineral (kecuali gelas), penghambat utama, selain belum adanya penerapan
serta tidak ada bahan substitusi selain di antara teknologi pemurnian untuk menghasilkan produk
bahan galian itu sendiri. dengan spesifikasi tertentu, seperti felspar untuk
glasir dan ultra fine kaolin.
Perkembangan industri manufaktur dan konstruksi
saat ini secara langsung telah meningkatkan Secara umum, pertambangan bahan galian industri
kebutuhan bahan galian industri. Karena di Indonesia dipastikan akan tumbuh pesat di masa
perkembangan ini tidak dapat diikuti oleh peningkatan mendatang. Perkiraan ini didasarkan pada
produksi bahan galian industri, terutama produk pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang mencapai
dengan kualitas tertentu, mengakibatkan impor bahan di atas 5% per tahun serta ditunjang dengan besarnya
galian industri juga meningkat. Beberapa jenis industri jumlah penduduk, yang semuanya akan menjadi
manufaktur utama sebagai konsumen bahan balian potensi pasar di dalam negeri. Demikian pula dengan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 1–2

perkembangan pasar bahan galian industri dunia,


terutama di kawasan Asia-Pasifik yang sangat cerah
di masa mendatang. Berdasarkan sisi potensi
cadangan serta perkembangan pasar dalam dan luar
negeri, diketahui beberapa jenis bahan galian di
dalam negeri yang mempunyai prospek baik untuk
dikembangkan, termasuk produk derivatifnya antara
lain tanah jarang, zirkon, kromit, zeolit, batu dimensi
(marmer dan granit), talk, barit, kapur, dan mangan.

*****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 2–1

2 TINJAUN UMUM

1. MULA JADI DAN KETERDAPATAN DI bahan galian industri. Termasuk pula disini adalaah
INDONESIA berbagai jenis produk kimia dasar, termasuk pupuk
yang secara langsung tidak terlepas dari bahan
Secara gelogis, Indonesia mempunyai sumber daya galian industri sebagai bahan baku. Termasuk pula
mineral, termasuk bahan galian industri yang sangat disini adalah berbagai jenis produk kimia dasar.
besar. Pembentukan pegunungan, aktivitas magma
pada gunung-gunung api, serta proses sedimentasi Dengan sangat luasnya kegunaann bahan galian
yang telah berjalan dalam periode waktu lama selalu industri pada saat ini, rasanya sangat sulit
disertai dengan proses evolusi geologi yang dibayangkan bila kehidupan manusia modern tanpaa
mengakibatkan terjadinya proses pembentukan kehadiran bahan galian industri.
bahan galian. Berbagai indikasi adanya proses
tersebut banyak dijumpai di berbagai tempat di 2.2 Arti dan Peranan dalam Perekonomian
kepulauan Indonesia. Potensi geologi yang sangat
besar ini telah diakui pula oleh para ahli di luar Peranan bahan galian industri dalam perekonomian
Indonesia, dalam laporan Bank Dunia, Indonesia suatu negara dapat dilihat antara lain dari tingkat
diklasifikasikan pada peringkat ke-2 di antara negara- konsumsinya. Tingkat konsumsi sangat erat
negara berkembang yang mempunyai kekayaan kaitannya dengan tingkat populasi penduduk dan
bahan galian (Tabel 1). pendapatan perkapita. Oleh karena itu, pada skala
nasional, regional, ataupun global peningkatan jumlah
penduduk dan pertumbuhan pendapatan perkapita
2. ARTI DAN PERANAN BAHAN GALIAN merupakan faktor yang sangat mempengaruhi tingkat
INDUSTRI permintaan bahan galian industri, baik saat ini maupun
dimasa mendatang. Faktor lain yang berpengaruh
2.1 Arti dan Peranan bagi Manusia terhadap permintaan tersebut antara lain
perkembangan tekologi, subtitusi, dan business
Bahan galian industri mempunyai peranan sangat cycle.
penting dalam kehidupan manusia. Peranan dan
kehadirannya dalam kehidupan manusia seringkali Peranan utama bahan galian industri dalam suatu
tidak disadari, sebagai contoh, rumah tempat tinggal negara adalah untuk memenuhi kebutuhan bahan
yang sebagian besar komponennya terbuat produk baku industri manufaktur dan konstruksi, serta untuk
padat bahan galian industri, seperti bata, genting, memenuhi berbagai kebutuhan di sektor pertanian.
semen, batu dan pasir, keramik, serta kaca. Kebutuhan bahan galian industri akan meningkat
pesat pada fase awal proses industrialisasi suatu
Demikian pula dengan barang-barang dari logam negara, dan selanjutnya akan stabil pada saat
yang proses produksinya memerlukan bata tahan industrialisasi tersebut mencapai fase kemantapan,
api dan pasir cetak yang bahan bakunya berasal dari yaitu fase dimana konsumsi perkapita mencapai
bahan galian industri. PVC (plastik), komposit,gelas titik jenuh (maksimum). Oleh karena itu, pola
fiber, dan keramik teknologi maju dapat dibuat perkembangan tingkat konsumsi bahan galian industri
sebagian bahan semi/super konduktor yang kini di negara maju jauh berbeda dengan negara
telahberfungsi sebagai bahan pengganti berbagai berkembang. Perkembangan tingkat konsumsi di
jenis logam, pembuatannya memerlukan baha baku negara maju lebih kecil atau sama dengan tingkat
ataupun paling sedikit bahan pengisi (filler) dan PDB, yaitu 2 – 4%; sedangkan di negara yang
bahan pengembang (exterder) yang berasal dari sedang dalam proses indrustrialisasi seperti Tai-
BAHAN GALIAN INDUSTRI 2–2

Tabel 1. Klasifikasi Negara berkembang Berdasarkan Potensi Geologi

Klas Peringkat Negara berdasarkan C.E Michener (1969)

10 Meksiko, Brazilia
9 Indonesia, Namibia, Zimbabwe, Angola, Mozambik
8 Argentina, Chili, Kongo, Filipina
7 Ethiopia, Kenya, Tanzani, Nigeria, Pakistan, Saudi Arabia, Turki, India, Myanmar
6 tt
5 tt
4 Suriname, Cote, d’lvoire, Libia, Sudan, Tunisia, Iran, Irak, Jordania, Kuwait
3 Guinea

Sumber : Brixel, 1985


Keterangan : tt = tidak tersedia; 10 = possitif dan 1 = negatif

wan, Korea selatan, Singapura, Hongkong, Malay- sangat beragam, baik jenis bahan galian yang
sia, Thailand, dan termasuk Indonesia tingkat diusahakan maupun jenis produk dan kualitasnya.
konsumsi sama dengan tingkat pertumbuhan PDB Pelaku penambangan bahan galian industri juga
sebesar 5 – 10 %. beragam mulai dari pengusaha besar (tambang kapur,
lempung, pasir kuarsa, kaolin, felspar, dan bentonit)
Selain itu, peranan bahan galian industri lainnya hingga rakyat kecil yang umumnya sebagai
yang tidak kalah penting dalam mendukung penambang pasir, batu, lempung, dan kapur.
perekonomian suatu negara antara lain :
Di Indonesia, pertambangan bahan galian ini semakin
– Sebagai industri pendukung dalam tumbuh dari tahun ke tahun, sebagai akibat dari
pengembangan industri modern, seperti industri peningkatan kebutuhannya sebagai bahan baku di
refraktori, industri semi/super konduktor, dan sektor industri dan pertanian. Kadang-kadang
lainnya. kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh produksi
tambang di dalam negeri, melainkan harus
– Dapat menyediakan kesempatan kerja dan didatangkan dari impor. Selain disebabkan oleh
kesempatan berusaha. spesifikasinya belum dapat memenuhi baku mutu
sebagai bahan baku terutama di industri manufaktur
– Dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. seperti felspar (glasir), mangan, kaolin (ultra fine),
dabentonit (lumpur bor); juga disebabkan oleh potensi
– Sebagai substitusi impor dan peningkatan cadangan bahan galian di dalam negeri yang sangat
pendapatan ekspor. terbatas, seperti fosfat, belereng, witherit, talk, zirkon,
dan gipsum.
– Untuk pengembangan keahlian dalam bidang
pertambangan dan pengolahan bahan galian Sebagaimana telah dikemukakan, faktor utama yang
industri. menentukan tingkat permintaan bahan galian industri
adalah populasi penduduk dan tingkat pendapatan
– Sebagai sarana pengembangan wilayah. perkapita, sehingga bila di tinjau dari sisi permintaan,
kondisi paling baik bagi perkembangan pasar bahan
galian industri adalah disemua negara yang
3. PERKEMBANGAN PERTAMBANGAN, mempunyai populasi penduduk besar dengan tingkat
PERMINTAAN, DAN PASAR BAHAN pertumbuhan PDB perkapita yang tinggi. Oleh karena
GALIAN INDUSTRI itu, negera-negara di kawasan Asia-Pasifik dengan
jumlah penduduk yang sangat besar dan dengan
Pertambangan bahan galian industri di indonesia pertumbuhan PDB rata-rata di atas 5% pertahun di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 2–3

ramalkan akan menjadi pasar potensial bagi bahan 4. PROSPEK BAHAN GALIAN INDUSTRI
galian industri. Hal lain yang menggembirakan adalah
bahan galian industri telah menjadi suatu komoditi Berbeda dengan logam, prospek bahan galian industri
yang ekonomis untuk di perdagangkan secara menjelang tahun 2000-an jauh lebih baik, hal ini
internasional. Berdasarkan penelitian Bank Dunia disebebkan oleh :
(1988), lebih dari 40% dari total produksi bahan
galian industri dunia pada tahun 1983 untuk zirkon, – Potensi ancaman yang berasal dari proses
yodium, batu dimensi (marmer dan granit) bauksit, daurulang seperti pada mineral logam hampir
belereng, barit serta ilmenit dan rutil telah mendekati minimal.
diperdagangkan secara internasional atau diekspor
oleh negara produsennya. Hanya bahan galian industri – Ancaman material substitusi, intensitasnya tidak
yang mempunyai harga rendah dan digunakan dalam sekuat seperti yang terjadi pada mineral logam,
volume besar, seperti bahan galian untuk industri hal ini karena subtitusi sebagian besar berasal
konstruksi dipasarkan secara internasional dalam dari bahan galian industri itu sendiri. Demikian
jumlah relatif kecil dibandingkan dengan volume pula dengan ancaman adanya penurunan
modalnya (Gambar 1). intensitas penggunaan sebagai akibat kemajuan
teknologi pembuatan barang-barang jadi relatif
lebih lemah.

– Harga komoditi bahan galian industri di pasaran


internasional relatif lebih stabil dibandingkan
dengan komoditi logam yang sering mengalami
fluktuasi harga berdasarkan penelitian United
States Bureau of Mines (1986), menjelang tahun
2000 permintaan komoditi kristal kuarsa, rutil,
ilmenit, marmer dan granit, zirkon, talk, kromit,
asbes, dan lithium akan meningkat diatas 4,5%
pertahun; sedangkan bauksit, fosfat, belereng,
diatome, lempung, gamping, perlit, batu dan
pasir, pasir kuarsa, yodium, batu apung, barit,
dan potasium akan meningkat 2 – 4% pertahun.
Bahan galian industri lainnya seperti felspar,
mangan, dan magnesit hanya mengalami
peningkatan kurang dari 2% pertahun.

Adanya proses daur-ulang dalam industri gelas dan


kaca menyebabkan prosentase peningkatan
konsumsi felspar dan magnesit lebih rendah dari
prosentasi produksi gelas dan kaca. Daur-ulang
dalam industri kertas juga mengurangi peningkatan
konsumsi magnesit dalam bentuk magnesia kaustik,
namun tidak mempengaruhi tingkat konsumsi kaolin
ataupun kalsium karbonat. Proses daur-ulang dalam
industri baja di negara maju secara langsung
Gambar 1. Andil Perdagangan Bahan Galian
menghambat laju permintaan bijih mangan, meskipun
Industri di Pasar terhadap Produksi
permintaan untuk keperluan industri batere kering,
Tahun 1993
kimia, dan keramik tetap meningkat sebesar 4%
BAHAN GALIAN INDUSTRI 2–4

pertahun.

Di Indonesia, prospek bahan galian industri telah


teruji akan selalu meningkat seiring dengan
peningkatan PDB perkapita. Pada pertumbuhan PDB
rata-rata diatas 5% pertahun diharapkan akan
memacu pertumbuhan perekonomian didalam negeri
yang pada akhirnya akan meningkatan permintaan
bahan galian industri. Selain itu, prospek
pengembangan galian industri di dalam industri di
dalam jorong oleh sumberdaya bahan bahan galian
yang melimpah, iklim investasi yang telah membaik,
kondisi pasar yang menguntungkan, serta
penguasaan teknologi pengolahan.

****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–1

3 ASPAL
Oleh : Adjat Sudradjat,
Mulyono HP

1. PENDAHULUAN yang termasuk kelompok ini adalah minyak, aspalit,


dan mineral max (lilin).
Komoditi aspal, baik dari dari alam maupun hasil
residu penyulingan minyak, mempunyai andil dalam Aspal adalah material berwarna hitam, dengan
mendukung keberhasilan pembangunan. Posisi sementasi yang solid atau semi solid. secara umum,
aspal sangat strategis ditinjau dari pemakainnya, aspal akan melunak jika dipanaskan dan kembali
yaitu sebagai pelapis, pengikat, pemeliharaan, lebih solid setelah dingin. Di alam aspal ditemukan
penunjang, peningkatan, pembangunan jalan, dan di ruang bercelah dan pori atau dari prodiuk sampingan
juga penggantian jembatan. Oleh karena itu, aspal penyuntingan minyak. Aspaltit adalah material
merupakan salah satu indikator untuk menilai hasil berwarna hitam, yang secara alami terjadi pada
pembangunan. Posisi setrategis ini juga tercermin bituan solid; biasanya mengkilap dan pecahannya
dalam pemnggolongan bahan galian yang tertuang membentuk konkoidal. Aspaltit yang sudah dikenal
dalam peraturan pemerintah nomor 37 tahun 1986. adalah gilsonit (uintahit), grahamit, dan ter. Mineral
max (lilin) adalah material yang solid atau semi
Terhentinya posisi aspal alam buton (asbuton) sejak solid. Secara relatif dapat disebut sebagai bitumen,
Agustus 1987, dalam sekala makro berarti tidak tidak mudah menguap, warnanya berpariasi, dan
mengoptimalkan kekayaan alam Indonesia; kilap lilin. Mineral lilin yang cukup dikenal adalah
sementara dalam sekala mikro beraryti azokerit. Pirobitumen adalah matertial berwarna hitam
kekurangannya kontribusi pendapatan nasional atau berupa hodrokarbon yang solid; dapat dilebur, dan
daerah. Yang menjadi permasalahan utama terhenti relatif dapat dicaurkan dalam karbon disulfida
produksi asbuton adalah kendala pemasaran penamaan material ini berdasarkan sifatnya yang
sehingga stok diperusahaan semaki menumpuk. Di membentuk hidrokarbon cair atau gas setelah
samping itu, adanya aspal hasil sampingan dipanaskan.
penyulingan minyak bumi yang harganya lebih murah
dan mudah diperoleh. Aspaltit pirobitumen didefinisikan sebagai
subsantially free of oxygenated bodies. Misalnya
Di sisi lain, peningkatan pembangunan jalan dan wurtzilit (eleterit), alberit, dan impsonit. Sedangkan
jumlah produksi aspal minyak maupun jumlah impor non-aspaltik pirobitumen mengandug oxygenated
memberikan informasi bahwa masih terdapat cukup bodies seperti batu bara dan gembut.
peluang bagi produksi aspal alam dalam negri.
a. Aspal Minyak

2. GEOLOGI Aspal minyak diperoleh dari penyulingan minyak


bumi aspal dengan berbagai kadar, volume lebih
2.1 Mulai Jadi dan Mineralogi besar dan lebih ekonomis daripada aspal alam.
Adanya pariasi kadar ini kemungkinan dipakainya
Aspal merupakan bitumen yang merupakan istilah aspal diberbagai industri, sehingga kedudukan aspal
umum dalam sekelompok material yang terbentuk alam dapat diganti oleh aspal minyak. Bahkan di
dari cairan hidrokarbon yang dapat dilebur (fusible) Amnereika konsumsi aspal minyak lebih dari 5%
dan mencair (soluble) dalam karbon. Selain aspal per tahun. Komposisi elemen karbon pada aspal
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–2

minyak hampir sama dengan minyak, yaitu 83% dari terbatas di Albania, Indonesia, dan Irak, untuk
berat, tetapi mengandung unsur belerang (S), natrium, campuran paping; kecuali di Albania aspal dipakai
(Na), dan oksida (O) jauh lebih besar (Tabel 1). juga untuk pelepis dan campuran cat.

Batuan aspal juga dijumpai sebagai deposit dari


Tabel 1. Komposisi Kimia Yang Terkandung bituminus batu pasir dan kapur. Peresapan aspal
kemungkinan ditempatkan dalam batuan asal
Koposisi Elemen (% berat) sebagai minyak bumi yang dikonversikan dalam
Material bentuknya sekarang dengan polimerisasi alam. De-
C H S N O posit aspal bituminus terdapat di Amerika (kentucky,
Texas, Oklahoma, Lousiana, Utah, Alkansas, dan
Gas alam 76 23 0,2 0,2 0,3
Alabama).
Minyak bumi 84 13 2 0,5 0,5
Aspal 83 10 4 1 2
Di Eropa ditemukan di Perancis, Jerman, Italia dan
Kerosin 79 0 5 2 8
Swiss.

Di alam, batuan aspal berkadar bitumen sesuai


b. Aspal Alam dengan aslinya, seperti :

Kejadian asbuton masih diteliti oleh para ahli. Sejauh – Batuan aspal kapur yang merupakan natural
ini , mulai jadi asbuton disebabkan adanya pengaruh limestone rock aspalt dengan kadar 9 – 12%
tektonik terhadap minyak bumi yang diduga semula dan perimbangan material pengotor bebas.
terkandung dalam batuan induk kemudian berimigrasi
melalui dasar dan mengimpregnasi batuan – Batuan aspal yang mertupakan natural
sekitarnya, yaitu batu gamping dan batu pasir. sendstone rock aspalt berkadar 7% sisanya
Dalam perjalanan waktu, fraksi ringan dari minyak bebas dari tanah liat atau material yang lain.
bumi menguap sedangkan fraksi yang berat
menyatu dengan batuan yang ditempati dan – Batuan aspal terproses yang terdiri atas
membentuk aspal alam buton. sendstone rock aspalt yang bercampur
denganbeberapa bagian semen aspal
Secara teoretri, aspal alam terbentuk perlahan-lahan
dari fraksionasi alami minyak bumi didekat 2.2 Potensi dan Cadangan Aspal Indonesia
permukaan. Material aspal membentuk suatu danau
yang mengisi pori-pori celah batuan aspal, atau de- Aspal alam di Pilau Butom, Sulawesi Tenggara
posit yang mengandung campuran aspal alam dan diketahuai sejak awal abad-20. Penyelidikan utama
bahan mineral dalam berbagi proporsi. dilakukan oleh Elbert tahun 1909. Kemudian, tahun
1922 – 1930 oleh Departemen Tambang
Aspal alam mulai digunakan sekitar 300 Pemerintahan Belanda di Hindia Timur. Meijnbouwen
SM.Penambangannya dilakukan dari sumuran cultuur Matscappij Boeton sampai terjadinya perang
terbuka atau danau. Cebakan danau aspal alam Pasipik atas dasar kerja borongan untuk pemerintah
yang terbesar di dunia terdapat di kepulauan Trinidad sampaitahun 1954.
dengan luas 75 ha dan kedaalaman sampai 95
meter. Aspal alam ini disulling dengan menguapkan Sejak itu, pengusaha aspal dikelola oleh bagian
air dan dilakukan untuk pelepisan jalan, atap Butas, Kementrtian Pekerjaan Umum. Tahun 1962,
bangunan, mastic flooring, sebagai material kadar didirikan Perusahaan Aspal Negara (PAN) Sesuai
air, dan pemakaianlainya. Sekarang aspal alam dengan PP No. 195 Tahun 1961 yang mengusahakan
kurang komersial kecuali dilokasi-lokasi yang aspal alam lebih lanjut. Kemudian, berdasarkan PP.
cadangannya cukup besar, mudah ditambah dan No. 3 Tahun 1984, PAN dialihkan menjadi PT
diangkut, atau untuk kegunaan khusus. Sarana Karya (Persero).

Deposit aspal alam dieksplorasi secara komersial Endapan asbuton terbesar mulai dari Teluk
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–3

Sampolawa sampai Teluk Lawela. horizontal atau batuan aspal, yaitu dengan
memindahkan serial elektroda secara horizontal yang
Kadar aspal dalam batuan bervariasi antara 10 – diatur pada interval yang sama (2,5 dan 10 meter)
45% bergantung pada jenis dan porositas batuan, menurut prinsip Wanner melalui pengukur berulang-
meskipun dalam ;lapangan yang sama. Areal aspal kali.
biasanya ditemukan pada puncak pegunungan atau
dilereng antiklin. Resistivitas yang tercatac menunjukan kandungan
butimen. Batu aspal berbitumen lebih tinnggi akan
Di Pulau Buton terdapat 19 lapangan aspal besar mempunyai nilai resistivitas yang relatif lebih tinggi
dan kecil. Empat dioantaranya dikatakan dekonomis, pula. Tetapi, hubungan kuantitav antara kandungan
yaitu lapangan Waisiu dengan cadangan sekitar bitumen dan resistivitas tak dapat diketahui dalam
200.000 ton dan kadar bitumen rata-rata 30% penyelidikan eksplorasi. Oleh karena itu, nilai
Kabungka (4,5 juta ton -45%) Wariti (600.000 ton; resistivitas dibagi dalam dua golongan.
30%), dan lapangan Lawela (20.000 ton; 35%).
– Nilai resistivitas> Ohm-M untuk batu aspal
berbitumen diatas 10%.
3. PERTAMBANGAN
– Nilai Resistivitas> 150 Ohm-M untuk batu aspal
berbitumen dibawah 10%
3.1 Eksplorasi
Nilai batas resistivitas antars ksndungan bitume yang
Kegiatan eksplorasi aspal buton dilakukan dengan tinggi dan rendah perlu dikoreksi setelah hasil
dua cara, yaitu eksplorasi dan elektrik. analisis kandungan bitumen diketahui. Pada
umunya,tanah alluvial, tanah penutup, dan napal
Eksplorasi seismik dilakukan untuk menganalisis lepuk uang kelihatan mencolok mempunyai
tebal tanah penutup. Eksplorasi dilakukan resistivitas kurang dari 50 Ohm -M. Dengan
sepanjang 12 garis pengukur, dengan regu pencatat demikian, material penutup mudah dibedakan
sekitar 500 m dari titik tembak untuk dapat dengan b batu aspal ditinjau dari resestivitasnya.
menyelidiki sampai kedalaman 100 m.
3.2 Penambangan
Arah lapisan napal dari aspal adalah 34o NE dan
kemiringan 26°NU, ±10 m dibawah lapisan batu Sampai saat ini penambangan aspal alam hanya
aspal. Kecepatan gelombang antara batu aspal dan dilakukan di kabungka yang dilakukan dengan cara
napal tak dapat dihitung dengan analisis, sehingga tambang terbuka. Penambangan dibuka dengan
garis batas antara keduanya hampir tak dapat cara menupas tanah penutup, kemudian batu
diketahui. Tebal tanah penutup 7 m atau kurang aspalnya dieksploitasi dengan peledakan,
dapat diketahui. pengecilan ukuran, pemilihan kadar, dan pen-
campuran. Kadar bitumen berkisar antara 3 – 15%
Kecepatan gelombang seismak dalam tanah dengan hasil percampuran bekisar antara 6,5 – 7%.
penutup sekitar 400-600 m/detik, sewdangkan
dalanm batu aspal dan napal antara 1.500 – 3.000 Lapisan absuton yang relatif keras (batuan induknya
m/detik. pasir) di gali dengan buldozer (ripping) dan yang
batuan induknya kapur digali dengan peledakan.
Eksplorasi geolistrik dikerjakan denhgan dua cara, Hasil galian Absuton diangkut ke crushing plant
yaitu horizontal dan vertikal. Cara vertikal dipakai untuk menjadi tiga macam ukuran, diayak atau
untuk menyelidiki variasi vertikal dari tanah dan disaring dalam bentuk curah.
batuan. Kesalahan kecil akibat tidak teraturnya
permukaan tanah tidak dapat dihindarkan. Variasi Asbuton curah diangkut kepelabuhan Banabung
dari resistivitas arah vertikal di gambarkan sebagai untuk dimuat kekapal/tongkat dengan alat musik
resistivity logs. ship loader conveyor dan selanjutnya dikirim ke
daerah daerah yang memerlukan di Indonesia
Cara horozontal diginakan untuk menyelidiki variasi (Gambar 1).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–4

Gambar 1. Kegiatan Penambangan Batu Aspal

Pemasaran menjadi kendala utama. Apabil residu padat dan setengah padat dengan sifat sama
penjualan/pengapalan aspa l tidak lancar,produksi seperti aspal alam.
juga akan terpaksa diturunkan.
Proses penyulingan minyak mentah yang pertama
3.3 Pengolahan dilakukan dengan menggunakan batch stil dengan
memisahkannya dari praksi yang lebih ringan dan
a. Pengolahan Aspal Minyak lebih volatile.hasil residu tergantung kepada jumlah
fraksi ringan yang dapat dipisahkan pada temperatur
Produksi minyak dari lapangan Pennsylvania dan sekotar 700°F. Proses aspal ini dikenal sebaga
Ohio di Amerika Serikat, pertama kali tidak dapat aspal minyak, sedangkan dari proses penguapan
diolah menjadi aspal karena tidak menghasilkan diperoleh aspal uap.
residu padat tanpa dekomposisi. Meskipun
demikian,destilasi residu tersebut yang divampur Penemuan tabung kontinu atau pipa still pada tahun
dengan aspal yang lebih keras sudah digunakan 1912, telah memudahkan memudahkan perolehan
digunakan untuk pelapisan jalan. produk residu secara kontinu dalam operasinya.
Penemuan tersebut juga memung kinkan untuk
Pada tahun 1981 – 1909, berbagai percobaan mengola jenis minyak yang sebelumnya tidak dapat
dilakukan untuk menemukan konvrensi dari residu dilakukan. Produk dari proses ini dikenal straight
minyak menjadi produk setengah padat, tetapi reduced atau straight non-asphalt.
hasilnya belum memenuhi persyaratan untuk
pelepisan jalan. Baru pada tahun 1902, aspal minyak Munculnya proses continue crackimg pada tahun
baru dapat diterima oleh pasar dalam jumlah yang 1923 mengebabkan aspal panas menjadi faktor
cukup besar (kurang lerbih 90%) ,terutama setelah penentu untuk pengaspalan jalan atau industri, dan
penemuan minyak do California yang penghasilkan terus berkembang sehingga pasokan aspal panas
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–5

cukup hanya menggunakan fraksi kecil dari minyak Produknya sekarang dikenal sebagai air – blown
mentah pada taraf catalytic cracking. asphalt atau (aspal tiup) dengan berbagai tipe dan
kadar (Gambar 2).
Usaha memperkeras residu dengan oksidasi telah
diperoleh produksi husus untuk memperbaiki suhu Aspal dari jenis straight reduced dan semisolid pav-
kerentanan dan daya tahan terhadap cuaca. Produk ing binder sering digunakan untuk pengaspalan
ini dapat digunakan untuk built – up roof covering jalan. Produk-produk cair seperti curing cutback, baik
dan prepared dan prepared roofing. yang lembut.medium, atau cepat dan emulsi air, juga
sering digunakan.
Setelah,itu teknik – teknik residu dengan oksidasi
terus berkembang, misalnya dengan perubahann Aspal tiup telah dikembangkan dengan mencampur-
bejana peniupan horisontal menjadi vertikal, kan bahan pengisi,polimer, soloen,dalam bentuk
peniupan tekanan tinggi pengontrolan temperatur emulsi. Prengembangan disesuaikan dengan kondisi
yang lebih baik, dan pemakaian katalisator. pasar berdasarkan fungsi dan pemakaiannya.

Gambar 2. Pengolahan Aspal Minyak


BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–6

b. Pengolahan Batuan Aspal dalam bentuk setengah padat sampai dengan cair
memerlukan pengolahan terlebih dahulu sesuai
Untuk memudahkan pengangkutan batuan aspal , dengan spesifikasi pasar.material aspaltyit dari
terutama pengaspalan dan pelayanan terhadap penyulingan minyak mentah merupakan sumber
pemakaian, diperlukan penecilan ukuran dan kadar utama aspal,sebagai pengganti aspal alam. Mate-
tertentu. rial aspaltik residu mulai dipakai sebagai pengiakat
sekitar tahun 1900. Di Amerika serikat, konsumsi
Untuk memproduksi asbuton, perusahaan telah aspal minyak untuk vaving melonjak tajam dari
memiliki 1 unit pemecahan batu aspal jenis hammer 26.000 ton tahun 1902 menjadi 2 juta ton pada awal
dengan mill jaques, Australia dengan kapasitas 1970-an. Spesifikasi untuk aspal semen mulai umum
gilingan 250/jam menghasilkan tiga macam ukuran digunakan tahun 1990.
dengan hasil pemecahan/penggilingan (Tabel 2).
Dalam hal lain, aspal minyak akan menghasilkan
komposisi kima yang sangat berbeda. Oleh karena
Tabel 2. Batuan Hasil Penggilingan itu, beberapa model pengujian untuk mengukur sifat
fisik dari aspal tersebut juga diperlukan. Pada tahun
Ukuran Jumlah 1971, AASHO telah mengeluarkan spesifikasi aspal
untuk semen dalam lima macam kadar viskositas
yang berbeda (Tabel 3).
- 150 s.d. + 50 mm 2.250 m3
- 50 s.d. + 10 mm 1.100 m3 4.1 Prosedur Pengujian
- 10 s.d. terkecil/abu 1.100 m3
Sebagian besar prosedur pengujian untuk aspal
minyak dapat pula digunakan untuk menguji aspal
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, pada tahun alam. Pengujian tersebut berasal dari American
1977, PAN-Buton membangun sebuah pabrik di Society for Testing and Material (ASTM); American
Banabung untuk mencetak aspal dalam bentuik Association Of State Highway Officials (AASHO) dan
briket. Pendirian pabrik karena adanya anggapan Institute Of Petroleum (IP).
dari konsumen bahwa aspal halus dalam bentuk
curah adalah bukan aspal.Tetapi, sejak itu pabrik a. Bitaumen Yang Tidak Mencair dalam
tidak dipakai lagi tanpa suatu alasan yang pasti, Nafta Parafin (AASHO T 46-37)
meskipun biyaya inventasi pendirian pabrik cukup
besarar (± 200 juta rupiah). Pengujian untuk mengetahui kadar keaspalan yang
tidak mencair pada 86-88 Benaphtha, yaitu berat
Pada tahun 1978 dibangun pula satu pabrik molekul tertinggi dan fraksi aspal yang paling
pengolahan unit pemecahan aspal di Kabungka. aromatik.
Operasi percobaan dilakukan pada bulan Maret –
Juni 1977 dalam produ tiga jenis ukuran. Hasilnya b. Bitumen Yan g mencair dalam Karbon
ternyata banyak diminta konsiumen, terutama produk Disulfid (ASTM D4-52)
berukuran -50 mm s.d + 10 mm. Sampai saat ini
Crushing plant tersebut masih dipakai. Pemasaran Pengujian untuk mengetahui kemurnian atau
dalam bentuk kantor (+40 kg) maksudnya untuk lebih kebebasan asapla dari material pengotorannya.
memudahkan dalam kapal atau sebaliknya. Dengan pengujian pencairan (solubity) dapat
diketahui persentase bitumen nyata atau campuran
aspal dengan materia lain. juga dapat diketahui
4. PENGGUNAAN DAN SPESIFIKASI sebagian aspal minyak yang bebas dari karbon
disulfid yang tidak mencair.
Aspal merupakan komponen utama kontruksi jalan
raya. Penggunaannya berpariasi, sebagai pengikat c. Titik Retak (Breaking Point) (IP 80/53)
jalan dengan pelapis sempurna, disain teknis yang
kompleks untuk ultimate traffic,disemprotkan untuk Titik retak adalah temperatur saat pertamakali aspal,
melindungi lapisan yang telah ada. penggunaan aspal menjadi rapuh, yang ditunjukan oleh rekahan selaput
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–7

Tabel 3. Spesifikasi Aspal Semen, dengan Tingkat Viskositas pada 140o F

Tingkat Viskositas
No Jenis Uji
AC - 2.5 AC - 5 AC - 10 AC - 20 AC - 40
1. Viskositas 140 o, Poises 250 + 50 500 + 100 2000 + 400 4000 + 600 1000 + 200
o
2. Viskositas 275 F, Cs-min 80 110 150 210 300
3. Penetras 77 200 120 70 40 20
4. Titik Api, COC, F, - min 325 350 425 450 450
5 Solubilitas dalam 99,0 99,0 99,0 99,0 99,0
trichloroethylene , persen min
6 Uji residu tes oven lapisan tipis
viskositas, 140 oF, proses-maks 1.000 2.000 4.000 8.000 16.000
Pengaliran 77oF, 5 cm per 100 100 50 20 20
menit, minimum dalam cm
7 Uji Spot, sengan :
- Pencair naptha standar Negatif untuk semua tingkat
- Pencair naptha -xylene,% Negatif untuk semua tingkat
- Pencair heptane-xylene,% Negatif untuk semua tingkat

tiipis jika aspal difdinginkan dan dilenturkan. phalt dan minyak jalan untuk memisahkan
kandungan zat terbang dari aspal. Untuk uji ini
Pengujian dilakukan dengan menempatkan selaput digunakan botol bereher samping, 500 ml aspal cair,
tipis aspal setebal 0,5 mm dengan logam dengan dan termometer yang diletakan pada cairan aspal
tekanan sama pada suatu lekukan mendrel setebal dengan jarak 0,25 inch dari dasar botol.
9 mm dan digunakan dengan rata-rata 1 celcius
permenit. Duktilitas (kemempuan menerima Persentase relatif dari total destilasi diukur dari
tekanan) aspal berkorenpondensi dengan gerak temperatur antara 320 – 680°F. Apabila pada
tekan aspal yang bergerak sangat lambat sehingga temperatur rendah jumlah persentase lebih besar,
aspal mulai tidak mengalir. ,maka jenis aspal cair merupakan aspal menguap
cepat (repid curing).
d. Pengikatan dan Adesi (ASTM D1191-52 T)
Pengujian yang lain, ASTM D 224 – 49 dibuat untuk
Pengujian untuk mengetahui daya ikat dan adhesi menentukan persentase aspal berdasarkan
dari gabungan material untuk beton semen potland emulsinya atau memisahkan aspal sebagian dari
pada temperatur rendah. pengujian lebih lanjut.

e. Kompatibilitas (ASTM D 1370-58) g. Duktilitas (ASTM D 113-44)

Pengujian untik memperoleh informasi lapisan aspal Duktilitas aspal adalah jarak dalam centimeter dari
pada tingkat jenuh bila dilakukan secara bersamaan briket standar yang dapat direntang sebelum patah.
sehingga pada atap yang disiapkan akan keluar cairan Pengukuran dilakukan dengan merentangkan briket
dan meninggalkan gores. tercetak yang mempunyai luas permukaan papa
bagian terkecil, yaitu 1 cm2 dan rata-rata terikat
f. Destilasi (ASTM D 402-55) 5cm/menit pada 77°F sampai 0,25 cm/menit pad
32°F alat yang dipakai adalah duktilometer.Pengukur
Destilasi adalah pengujian terhadap cut back as- mencangkup dua sifat kemampuan aspal mengalir,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–8

yaitu adesi dan elestisitas. Alat yang diguakan adalah penetrometer yang
memungkinkan pembebanan jarum standar bergerak
h. Flash Point (Titik Nyala ASTM D 92-57) vertikal tanpa friksi. Nilai persentase jarum diukur
dari 0 sampai 300mm/10. Aspal lunak mempunyai
Titik nyala asp adalah temperatur nyata sehingga nilai persentase besar, sedangkan aspal keras nilai
memberikan cukup uap air untuk membentuk persentasinya rendah.
campuran yang tidak mudah terbakar dengan udara.
l. Titik Lunak (ASTM D 36-26)
Metode Cleveland Open Cup lebih banyak di gunakan
dari pada metode Tag Open Cup. Dalam metode Titik lunak aspal adalah temperatur yang dicapai
Cleveland, pemanasan aspal dilakukan di dalam pada saat aspal mengalami pelunakan. Bola baja
mangkuk kuning dengan rata-rata dari 10°F/menit diletakan pada masa aspal yang berada pada Kuning
sampai muncul nyala dipermukaan material yang kuning, kemudian dipanaskan dalam air atau
diuji. umumnya, titik nyala merupakan petunjuk gridselor sampai aspal tersebut tertembus oleh bola
bahaya api, atau digunakan juga untuk mengetahui baja.
bahwa suatiu produk telah rterkonstaminasi mate-
rial yang mempunyai titik nyala lebih rendah. Secara defenitif aspal tidak mempunyai titik lebur,
tetapi secara perlahan akan melunak jika
Dari ujian diperopleh informasi kandungan campuran dipanaskan. sifat melebur ini dijelaskan dengan
yang bailk untuk menghasilkan busa. konsep titik lunak.

i. Float Test (Uji Apung ASTM D 139-49) m. Berat Jenis (ASTM D 70-52)

Flos Test merupakan salah satu uji untuk Berat jenis masing – masing bitumas biasanya
menentukan konsistensi aspal , terutama yang diterangkan dalam 77/77°F, yaitu, perbandingan
memili sifat terlalu lunak apabila dipaka i untuk uji antara berat meaterial dan volume tertentu pada
persentase. Pengujian meliputi pengisian aspal temperatur 77°F dengan volume air dan temperatur
kedalam kolar kuning yang disisipkan pada sawan yang sama. Untuk aspal padat dan setengan padat,
pengapung, lalu ditempatkan dalam air pada 122 biasanya digunakan alat piknometer, sedangkan
celsiusC. Waktu yang dibutuhkan oleh air untuk untuk aspal cair digunakan hidrometer. Berat jenis
mengapung aspal diukur dalam detik merupakan sangat penting untuk mengubah volume menjadi
visokitas mengapung. berat atau sebaliknya, terutama dalam hubungannya
dengan aspal cair yangdipasarkan dalam satuan
j. Homoginitas volume, sementara aspal padat dan setengah padat
dalam satuan berat.
Homoginitas adalah pengujian mengenai keragaman,
kemurniaan, dan kelengkapan busa aspal hasil n. Spot Test (AASHO T 102-42)
pencampuran. Uji lapisan tipis trasparan dengan
mikroskop menyatakan adanya garam anargonik Uji ini sering dikaitkan dengan uji oliensitspot. Aspal
terpisah dari bahan aspal, karbon brebas yang ungkin dimasukan dalam larutan nafta, dan melelehkan pada
tercampur selama pengolahan, dan beberapa ma- kertas filter sehingga terbentuk spot (noktah).
terial berat Setengah kering, aspal dinyatakan spot negatif
apabila memberikan noda bulat, uniform dan
k. Penetrasi (ASTM D 5-52) berwarna coklat, dan spot positiff apabila memberi
noda dengan warna dan densitas tidak uniform.
Uji ini sering dipakai untuk mengetahui konsistensi
aspal, terutama penentuan tingkat persentase jarum Pengujian dinyatakan signifika si apabila aspal
standar dalam temperatur, waktu, dan beban tersebut merekah, terlalu panas, atau aspal
tertentu. Kondisi yang sering digunakan adalah 77°F, mengandung lumpur atau material lain yang tak
5 detik, dan 100gram. dapat ditoleransi dalam campuran aspal.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–9

o. Stain (Noda, ASTM D 1828-58) t. Kandungan air (ASTM D 95-58)

Uji ini mengukur kecenderungasn aspal untuk Untuk efisiensi dalam pengapalan aspal, kandungan
menodai kertas atau material selulosik lain. Cetakan air maksimum aspal cair atau minyak jalan kadang-
yang berisi aspal ditempatkan pada salah satu sisi kadang perlu ditentukan. Pengukuran dilakukan
setumpuk kertas rokok standar kemudian dilakukan dengan pembusaan kembali produk aspal dengan
untuk waktu dan temperatur tertentu. Banyak bahan pelarut cair dengan mengukur kondesasi air
lembaran kertas yang ternodai menunjukan indeks dalam gelas khusus. Pada saat mengukur aspal,
penodaan. Sifat penodaan merupakan ciri penting akan diketahui ada tidaknya pembentukan buasa
aspal yang dugunakan untuk pelepis kertas atau apabila produk tersebut selama penggunaannya
lainnya dalam mempengaruhi material selulosik jika dipanaslkan pada temperatur tinggi.
dikontakan dengan aspal.
u. Kandungan lilin (Wax)
p. Temperatur Kerentanan
Uji coba untuk menentukan lilin ini tidak ada.lilin
Temperatur kerentanan digunakan untuk mengetahui atau parapin padat bukan merupakan material
konsitensi aspal karena perubahan temperatur, dan penentu,melainkan hanya merupakan klasifikasi
untuk menentukan faktor/rasio penetrasi pada sementara untuk menyatakan campuran hidrokarbon
temperatur yang berbeda, meskipun terdapat yang meleleh pada terperatur tertentu.
beberapa faktor yang menghubungkan antara
penetrasi dengan titik lunak viskositas. Berdasrkan v. Cuaca (Weathering-ASTM D 529-59)
pengujian konsesdtensi, sebagai besar faktor ini
signifikan pada penekanan yang tidak diketahui dan Uji ini dipakai untuk mengukur daya tahan relatif ma-
berubah-ubah. terial pelepis aspal terhadap cuaca. Pengujian
dilakukan dengan air dan sinar ultra violet yang
Setiap faktor yang signifikan mempunyai karakteristik disorotkan terhadap suatu panel yang dilapisi aspal
indeks, sehingga dapat digunakan untuk setebal 0.025 inci dengan kondisi temperatur dan
membedakan aspal dari sumber maupun cara waktu yang dapat dikontrol.
pengolahan yang berbeda.
Alat yang digunakan disebut Weather –
q. Koreksi Temperatur-Volume (ASTMD Ometer,meskipun tidak memberikan hasil yang
1250-56) memuaskan untuk membandingkan sifat menahan
cuaca dari aspal yang telah diketahui dengan aspal
Uji ini merupakan konvrensi aspal dari suatu yang belum diketahui
temperatur ke temperatur lain. Di Amerika Serikat
setandar dasar yang digunakan adalah ada 4.2 Sifat dan Kegunaan
temperatur 60 celsius F. Biasanya dapat dilihat dari
tabel yang juga dapat digunakan untuk konvrensi Untuk laporan pengujian biasanya tidak semua sifat
gravitas menurut api keberat jenis, atau konvrensi fisik dilaporkan. Contoh pelaporan pengujian ada
berat ke volume. pada Tabel 4.

s. Thin Film Oven Test (ASTM D 1754-60) Streight-reduced residual penetrasi 90 merupakan
tipe aspal pelepis jalan. Aspal panas merupakan
Uji ini bertujuan untuk menentukan pengaruh panas pitch yang berasal dari craking – coiltar yang berasal
udara (sampai 325°F) terhadap aspal yang dari fiber board atau sebagai pengikat untuk
disemprotkan kepada selaput tipis. Dengan pengerasan material pada temperatur biasa,
mengukur perubahan penetrasi akan diperioleh aspal sebaliknya pada temperatur tinggi akan terjadi
yang mengeras. Indikasi ini dapat digunakan untuk penurunan viskositas mencolok.
menentukan kekerasan relatif untuk pemakaian
aspal hot mix. Produk aspal tiup (air-blown product) adalah tipe
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3 – 10

Tabel 4. Sifat – Sifat Tiga Jenis Aspal

Air-blown
No Jennies Uji SRR Thermal
Residual
o
1. Titik Lunak, F 155 235 200
2. Penetrasi pada 770F, 100g, det, mm/10 90 0 90
0
3. Duktilitas pada 77 F, cm/min, cm 150+ sangat keras 3,2
0
4. Berajenis, 60/60 F 1,03 1,22 1,05
0
5. Rata-rata koef. Mulai/F, ekspansion/ F
0
-60-150 F 0,00035 0,00032 0,00035
0
- 60-450 F 0,00038 0,00035 0,00038
0
6. Spesifiheat, Btu/(Ib) ( F)
-40 0,40 0,37 0,39
-200 0,47 0,44 0,46
-400 0,56 0,52 0,55
0
7. Thermal Conductivity pada 80 F, Btu (hr) 0,09 0,09 0,09
2
(ft )(F/ft)
9 0 2
8. Permeability constant x 10 , pad77-95 F, g/cm ,
g, (cm) (hr), (mm), Hg/cm
- water vapor 3,0-9,3 5,4 6,0-11,5
- Oxygen - - 0,4
9. Water absorption 010 mil films on aluminium panels,
% by wt
- 50 minggu - - 1,5-10
-100 minggu - - 2,5-16,5
10. Surface tension, dynes/cm
0
-77 f 34 - 32
-2120F 27 - 28
Dielectric strength, spherical-electrodes, kv/mm 14-45 36 30-35
0
Dielectric constant, 50 cycles pada 68 F 2,7 3,0 2,7
Keterangan : SRR = Streaight – Reduced Residual

yang digunakan sebagai aspal steep – pitchroofing.


Penggunaan aspal terbesar adalah untuk hotmix
Yang membedakan ketiga jenis aspal diatas adalah
(aspal panas) yang apabila dicampur dengan
titik lunak, tingkat penetrasi, dan daya tahan
agregat pilihan akan membentuk beton aspaltik
untuk pelepis pembukaan jalan utama. Aspal yang
a. Sreight-reduced Asphalt
dicampurkan sebagai pengikat adalah sekitar 4,5
– 10% bergantung kepada tinggkat dari tipe
Streight-reduced Asphalt adalah residu penyulingan
agregatnya.
minyak mentah yang mengendap karena adanya
tekanan atmosfer dan vakum dengan/tanpa uap.
Jika kekerasan aspal dikurangi sampai panetrasi <
300, aspal jenis ini dinamakan aspal semen. Aspal
Aspal jenis ini dipakai untuk pelepis jalan, pengikat
hot mix untuk pelepis jalan biasanya digunakan
campuran bahan jalan, dan lapisan penutup (seal
tingkat panetrasi 85-100 atau yang lebih rendah, 60-
coating), sedangkan dalam bentuk aspal cair
70 (Tabel 4).
digunakan untuk lapisan penutup dan soil stabilizer.
Setelah aspal hot mix, merupakan pemakai
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3 – 11

Tabel 5. Sifat – SIfat Beberapa Jenis Aspal

Metoda Straight-reduced
Air Blown
No Sifat-Sifat ASTM Penetration Grade Thermal
40-50 85-100 150-200 Coating CML*)
0
1. Berat jenis, 77/77 F D 70 0,025 1.020 1.013 1.024 1,30 1,90
0
2. Titik api, F D 92 550 485 480 550 450 450
3. Titik lunak (Softening point) 0F E 28 122 166 105 220 185 170
4. Penetration, mm/10
- 320F, 220g, 60 sec D5 10 16 33 12 32 0
0
-77 F, 100g, 5 sec D5 45 90 185 800 55 2
0
-115 F, 50g, 5 sec D5 195 300+ 300+ 300+ 110 14
5. Duktilitas D 133 150+ 150+ 150+ 2,2 3,6 0,0
5 cm/min, cm
6. Furol viskosity , sec D 88
- 2750F - 350 190 120 - - -
0
- 30 F - 170 105 65 - - 650
0
-350 F - 65 40 28 650 390 120
7. Solubility in CCL, % D4 99,5+ 99,5+ 99,5+ 99,2 98,0 99,0
Thin film oven loss on T 175 0,0 0,1 0,2 0,1 0,1 0,5
Heating at 325 0F, %
Penetration of residue D5 33 60 110 14 43 0
at 77 tjhin film oven loss
0
on heating at 325 F, %F
8. Oliensisi spot test T 102 neg neg neg - neg

Keterangan : *) CML = Catalitic membrame liming

terbesar, dengan tingkat penetrasi antara 50-200 pelepisan juga diikat dengan pewarna sehingga
(roofer’s flux) yang langsung dapat digunakan jenuh. Pelepisan juga jika dengan pewarna sehingga
sebagai penjenuh rol. jenuh. Pelepisan saluran kenal dengan
menyemprotkan aspal yang telah dipanaskan
Pada tingkat panestrasi ini, aspal akan dioksidasi sampai 400 celsius F. Dengan lapisan tipis (tabel
sampai sedikit di atas titik lunak,biasanya antara 0,25 inchi) digunakan sekitar 1,5 galon/yard2 aspal
135 – 145 celsius F untuk penetrasi 25 – 50 dipakai
untuk penjenuh papan sirap. Penambahan oksidasi c. Aspal Panas (Thermal Asphalt)
sampai dengan titik lunak 215 – 230° dan fenetrasi
15 – 25 pada 77 celsius F akan menghasilkan aspal Produk aspal panas p[emasokannya menurun
pelepis untuk pabrik prepared roogfing. karena proses panas sudah diganti dengan proses
katalytic cracking yang menghasilkan aspal minyak
b. Aspal Tiup yang berkadar tinggi. Thermal Phitches karena
kerentanan viskositasnya tinggi. Thermal Pitches
Sifat khusus aspal yang dioksidasi adalah aspal karena kerentanan viskisitasnya tinggi, sangat
pelepis untuk prepared roofing dan aspal untuk keras pada temperatur biasa tetapi akan mencair
selaput saluran kenal (tabel 5). Jenis terahir biasanya jika dipanaskan.
ditiup dengan katalisator P2O5 untuk menghasilkan
produk yang lebih fleksibel pada temperatur rendah. Aspal panas biasanya dipakai pengikat atau sebagai
Biasanya, untuk pelepis diisi dengan 40-50% min- penjenuh untuk fiberboards. Penggunaannya
eral penstabil 200 mesh, dan sekitar 35% dari berat tergantung kekerasan aspal (Tabel 5).
akhir papan sirat. Untuk permukaan yang tahan air,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3 – 12

Tabel 6. Spesifikasi Aspal Cair untuk Pelapis Jalan

Rapid Curing Medium Curing Slow Curing


N0 Spesifikasi Metode
RC-1 RC-2 MC-1 MC-2 SC-1 SC-2
I. Titik api, (tag open), F D 1310 - 80+ 100+ 150+ - -
2. Titi api (cleveland and open cup) D 92 - - - - 150+ 225+
3. Furol viscosity, sec D 88 - - - - - -
0
-122 F - 75-150 - -75-150 - 75-150 -
0
-130 F - - 125-250 - -125-250 - -125-250
4. Air, % D 95 - - - - 0,5 0,0
5. - Distilation, % of total distilate D 402 - - - - -
- s.d. 6800F - - - - - - -
0
- s.d. 374 F - 10+ - - - - -
0
- s.d. 437 F - 50+ 8+ 20- - - -
- s.d. 5000F - 70+ 40+ 26-25 30- - -
- a.d. 6000F - 88+ 80+ 70-90 40-80 - -
0
- Total s.d. 680 F, % - - - - - 10-30 10-
0
- Residu dari distilasi s.d. 680 F - 60+ 78+ 60+ 78+ - -
6. Residu from distilation - - - - - - -
- Penetrasi, 770F, 100g, D5 80-120 80-120 120-300 120-300 - -
5 sec, mm/10
0
- ductility at 77 F, cm D 113 100+ 100+ 100+ 100+ - -
4
- solubility in CCL , % D4 99,5+ 99,5+ 99,5+ 99,5+ - -
0
- float test at 122 F, sec D 139 - - - - 28-100 60-150
7. Aspal residu pada D 243 - - - - 50+ 75+
100 penetration, %
8. Ducility of 100 penetration D 113 - - - - 100+ 100+
aspal residu pada 770F, cm, %
4
9. Solubility in CCL , % D4 - - - - 99,5+ 99,5+

d. Liquid Asphalt (Aspal Cair) blown


Alat viskometer mikro telah dikembangkan untuk
Dikenal juga dengan aspal cut beck, dengan mengukur sifat selaput tipis, misalnya pelapis dan
komposisi asphalt cement fluxed dan pelarut atau pengikat bahan jalan
pencair minyak.Pengguinaannya tergantung dari
tingkat v skositas, mulai dari temperatur biasa f. Durability (Daya Tahan)
sampai >300°F. Spesefikasi jenis/tipe produk aspal
cair, yaitu Produk RC (Rapid Cure) dan MC (Me- Lamanya daya tahan aspal berhubungan erat dengan
dium Cure) dapat dilihat pada tabel 6.Sifat reologi kemampuan menahan pengaruh panas dan
yang dinyatakan dengan nilai empiris atau nilai terutama terhadap pengaruh cuaca dan oksidasi.
absolut dipakai untuk di dentifikasi bitumen alam
dengan kaitannya dengan stuktur material bitumen. g. Emulsi
Kondisi gel yang berasal dari minyak mempunyai
sifat asli yang lebih parafinik dan penetrasi relatif
Eulsi merupakan sifat aspal cair yang lain.
lebih tinggi pada titik lunak tertentu. Derajat sebaran
Tingkat pengerasan cepat (repid-setting grade MS).
dinyatakan dengan indeks penetrasi (PI), dengan
Untuk perlakukan permukaan dan tudung pelepis
klasifikasi PI = –2 adalah tipe pitch PI = -2 s.d. +2
atau permukaan yang membutuhkan agregat
adalah tipe sol,dan PI = >+2 adalah tipe gel atau
makadam Kestabilan dua tipe diatas masih kalah
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3 – 13

Tabel 7. Spesifikasi Aspal Emulsi

Spesifikasi Rapid Curing Medium Curing Slow Curing


No.
RC-1 RC-4 (MC-1) (SC-1)
1. Pengujian emulsi:
o
- Viskositas Furol pada 77 F, detik 20-100 - 100+ 20-100
o
- Viskositas Furol pada 122 F, detik - 75-400 - -
- Residu distilasi, % 57-62 62-69 62-69 57-62
- Pengendapan, 5 hari, % 3- 3- 3- 3-
2. Demulsibilatas
- 35 ml untuk 0,02 N CaCl2, % 60+ 50+ - -
- 50 ml untuk 0,10 N CaCl2, %
- Uji ayak (sisa, pada no. 20), % 0,10- 0,10- 0,10- 0,10-
- Uji campur semen, %
3. Pengujian residu
o
- Penetrasi, 77 F, 100g, 5 dtk, mm/10 100-200 100-200 100-200 100-200
- Solubilitas dalam CCl4, % 97,5 97,5 97,5 97,5
o
- Duktilitas pada 77 F cm 40+ 40+ 40+ 40+
Keterangan : Tanda + menandakan harga minimum
Tanda – menandakan minimum

dibandingkan dengan tipe pengerasan lembab dense-raded agregates).


Produk RC atau proses cepat dipakai dengan
mencampurkan aspal semen dengan pencairan 5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
nafta volatilitas rendah yang disiapkan dengan
tabung penyuling pada temperatur 200 – 400 5.1 Perkembangan Pemasokan dan
celsius F. Produk MC aatu proses medium Permintaan
menggunakan pencair tipe kerosen dengan
volatilitas medium. Produksi aspal Indonesia terdiri dari aspa alam oleh
PT Sarana Karya dan aspal minyak yang dihasilkan
e. Reologi oleh empat dari delapan kilang minyak pertamina,
yaitu Kilang Pamngkala Brandara, musisi, Cilacap
Asap dapat diubah melalui perunbahan berdasarkan dan Wonokromo.
pengontrolan sifat reologinya sebagai syarat Aspal alam Pulau Butom (Asbuton) prodiuksinya
pemakaian. Daya tahan terhadap kondisi tergantung telah dihentikan sejak Agustus1987 karena masalah
kepada sifat mengalirnya. pemasaran. Hal ini sudah terlihat dengan turunnya
Biasanya aspal yang digunakan mempunyai sifat produksi Asbuton tahun 1984 -1986 sebesar 62%
tidak melakukan penggerakan yang besar jika padahal tingkat produksi yang dicapai tahun 1983
dipakai sebagai selaput (film) maupun pelepis (coat- adalah 533 ribu ton. Tahun 1983 ini merupakan titik
ing) untuk waktu yang lebih lama balik untuk produksi aspal alam di Indonesia (tabel 8).
Tiga uji empiris yang sering digunakan untuk Pada tahun 1990, kegiatan pemasaran Asbuton
membedakan aspal diberbagai pemakaian adalah mulai aktif kembali dan tahun 1991, Perusahaan
titik lunak, penikrasi, dan duktilitas. (slow- memutuskan untuk memulai produksi kembali.
setting=SS) yang bisa memisahkan secara Tercatat tahun 1992 produksinya mencapai 200.513
sempurna material, seperti semen yang dicampur ton.
tanpa mengalami keretakan karena emulsi. dengan Sementara itu, pembeli utama Asbuton adalah
demikian, tingkat SS sangat baik untuk di campur Direktorat Bina Marga, Departemen Pekerjaan
dengan agreget y ang mempunyai tingkatan Umum (PU), kemudian Pemda yang ada di Indone-
pembagian kepadatan yang halus (finely divided sia kawasan Timur , BUMN, dan Swasta.Konsumsi
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3 – 14

Tabel 8. Produksi dan Penjualan Aspal Buton, 1980 – 1989


Produksi Penjualan (ton)1) Ekspor 2)
Tahun
(Ton) LP(%) Dep.PU PEMDA Jumlah Ton Nilai ($AS)
1980 173.018 - 85.800 4.512 90.312 - -
1981 277.098 60,16 210.000 1.255 211.255 - -
1982 330.842 19,40 400.752 6.335 407.087 - -
1983 533.185 16,16 396.686 1.821 398.507 - -
1984 417.239 -11,62 400.969 4.796 405.765 - -
1985 456.634 -3,10 372.964 11.683 384.647 6,0 3.000
1986 242.656 -46,86 113.862 121.940 235.802 40.133,7 2.622.879
1987 84.888 -65,02 - - 50.716 103.386,6 6.431.828
1988 - - - - 44.490 323.969,7 22.436.679
1989 - - - - -37.529 - -
1990 - - - - - - -
1991 - - - - - - -
1992 200.513 - - - - - -
Sumber : 1) PT. Sarana Karya
2) Biro Pusat Statistik
Keterangan : *) Penyaluran : Asbuton yang dikirim dari Banabungi merupakan Hasil penjualan + stok PT.
SAKA di Daerh
ILP = Laju Pertumbuhan Tahunan

Tabel 9. Realisasi Fisik Bidang Bina Marga

Program Satuan Tahun


1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989
Pemeliharaan jalan dan jembatan km 8.974 5.994 10.675 13.467 11.807 23.171 19.499 21.693
Penunjang jalan dan jembatan km 20.114 17.255 13.072 11.676 12.105 9.325 15.506 12.957
Peningkatan jalan dan jembatan km 895 2.111 2.682 3.247 2.562 3.556 5.666 3.751
Pembangunan jalan dan jembatan km 383 246 150 159 151 462 574 208
Penggantian jembatan m 6.291 5.167 4.583 5.990 5.026 7.643 6.506 8.675
Sumber : – Biro Perenicana Departemen Pekerjaan Umum
– Bagian Perintal Direktorat Jenderal Bina Marga

dari 1987-1991 tidak diketahui dengan jelas sebab Tahunan.


hanya berdasarkan surat pemberitahuan Mentri PU Sumber : – Biro Perencanaan Departemen
kepada Direktorat Jendral Pertambangan umum Pekerjaan Umum
(tabe 9) – Bagian Perintah Direktorat
Penggunaan Asbuton oleh Bina Marga menycangkup Jenderal Bina Marga
program pemeliharaan, penunjang, peningkatan, dan
pembangunanjalan, jembatan. Selain itu, hampir 50 Industri cat, vernis, dan lak, industri aki, batu batere,
% aspal yang dipakai di Indonesia berasal dari aspal barang dari karet dan barang dari logam.
minyak. Sekarang lewbih dari 95% aspal minyak. Dalam kurun 1985 – 1989, tingkat industri aspal
Pemakaian aspal lainnya di Indonesia oleh disektor industri diatas tidak mengalami peningkatan
sumber : 1) PT Sarana Karya berarti. Tahun 1985 tercatat hanya sebesar 2.200
2) Biro Pusat Statistik ton dan tahun 1989 sebesar 18.1000 ribu ton,atau
Keterangan :*) Penyuluhan Asbuton yang rata-rata tahunan sebesar 0,9% (Tabel 10).
dikirim dari Banabuni merupakan Sementara itu, ekspor aspal di Indonesia dilakukan
hasil penjualan + stok pada tahun 1985 – 1988, walaupun relatif kecil.
PT. ILP = Laju Pertumbuhan Sedangkan infor pada tahun 1985 – 1988 tercatat
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3 – 15

Tabel 10. Jumlah dan Nilai Konsumsi Aspal di Sektor Industri

Propinsi 1985 1986 1987 1988 1989


ton Juta Rp. ton Juta Rp. ton Juta Rp. ton Juta Rp. ton Juta Rp.
Jawa Barat 1.812,1 1.081,7 1.815,0 1.084,3 1.817,9 1.086,9 1.820,9 1.089,4 1.823,8 1.092,0
DKI Jakarta 356,6 124,1 355,6 123,1 355,6 123,1 354,6 122,0 354,6 122,0
Jawa Tengah - - - - - - - - - -
Jawa Timur 5,6 3,7 4,6 3,6 4,8 3,7 5,5 4,4 4,8 3,8
Luar Jawa 35,9 24,5 48,5 33,0 61,2 41,5 86,3 67,4 111,5 87,0
Jumlah 2.210,1 1.233,9 2.223,7 1.243,9 2.239,5 1.255,5 2.267,3 1.283,3 2.294,8 1.304,7

Tabel 11. Penggunaan Aspal di Indonesia

Asbuton yang telah


Aspal Pertamina Aspal Impor
Tahun Dikonversikasikan ke 100% bitumen
ton % dari 8 ton % dari 8 ton % dari 8 % dari 8
1975 53.915 27,7 121.835 62,6 18.922 97 194.672
1976 46.780 38,2 53.312 43,6 22.286 18,2 122.378
1977 82.975 36,9 129.047 57,3 13.060 5,8 225.082
1978 136.738 47,5 101.834 35,4 49,291 17,1 287.863
1979 197.370 70,9 70.430 25,3 10,513 3,8 278.313
1980 200.384 59,3 119.697 35,4 18,063 5,3 338.144
1981 159.400 39,3 167.878 41,4 78,215 19,3 405.493
1982 185.145 34,7 268.050 50,2 80,764 15,1 533.959
1983 161.167 38,3 196.484 46,6 63,762 15,1 421.413
1984 250.000 53,6 156.589 33,6 59,429 12,8 466.018
1985 348.649 68,6 119.101 21,2 57,250 10,2 561.000
1986 404.815 63,1 199.633 31,1 37,149 5,8 641.597
1987 328.332 59,4 160.138 29 64,681 11,7 553.151
1988 390.699 61,8 164.425 26 76,968 12,2 632.092
1989 331.432 50,4 260.957 39,7 65,292 9,9 657.681
Rata-rata 49,9 38,6 11,5 100%

masih dibawah 125 ton, kecuali pada tahun 1985. dimanfaatkan sebagai pelapis permukaan jalan dan
Pada tahun 1989, sampai dengan bulan Oktpober, pengikatan agregat sebagai aspal hot mix.
tercatat sebesar 20.224 ton atau yang merupakan Konsumen diarahkan ke Indonesia kawasan Timur
kenaikan sebesar 160 kali lipat dari pada tahun 1988 yang mempunyai jarak tidak terlalu jauh, sehingga
(Tabel 11). Negara – negara pengimpor aspal ke In- pengangkutan tidak memerlukan ongkos tinggi.
donesia adalah Jepang, Singapur, Jerman, dan Ada nbeberapa keuntungan bila potensi aspal Indo-
Amerika Serikat. nesia dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut :

5.2 Prospek – Pemanfaatan kekayaan sumber alam Indonesia


– Penghematan devisa nehgara,
Potensi cadang alam di pulau Buton saat ini – Menambah kesempatan kerja,
berjumlah 5,72 ton dengan kadar bitumen 20 – 30% – Penggunaan energi sedikit, karena tidak perlu
mengingat jumlah cadangan tersebut, untuk pemasaran,
memasok kebutuhan aspal di Indonesia yang saat – tidak diperlukan teknologi tinggi, dan dapat
ini lebih dari 500.000 ton sangat tidak mungkin. Oleh dikerjakan secara padat karya.
karena itu, cadangan yang ada masih dapat Seperti diketahui asbuton dapat digunakan sebagai
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3 – 16

pelepis penggunaan jalan, baik campuran dingin Konservasi Tahun Anggaran 1978-1979,
(cold mix) maupun campuran panas (hot mix). Pada Direktorat Teknik Pertambangan, Sub Direktorat
campuran dingin asbuton dicampur pada temperatur Konservasi, Jakarta, 1979.
rendah dengan minyak pelumat (flu oil/bunker oli) 6. Anonim, Aspal, Buku Pedoman Bahan Galian
didalam campur beton (concret mixer), sedangkan Indonesia 1950-1965, Bahan Galian Industri
campuran panas asbuton diperoleh dengan Direktorat Pertambangan, Departemen
campuran minyak pelumat dan agraret dengan aspal Pertambangan, 1968.
panas didalam aspalt mixing plant. 7. Kirk-Othme, Aspalt, Encyklopedia of Chemical
Technology, Intersicience Publishers, a Dipision
6. Penutup of John Willey & Sons, Inc, New York, 1967.
8. H. Ranupandojo dan S.W Koentowibisono
Di pulau Buton saat ini terdapat beberapa Anawlisa Statistik Pertambangan, Biro Pusat
lapanganaspal berpotensi, empat diantaranya Statistik dengan Penelitian Pengembangan
dikatagorikan ekonomis. Potensi cadangannya Ekonomo Fakultas Ekonomi Universitas Gajah
diperkiran sekitar 5,72 juta ton dengan kadar 20 – 30%. Mada, 1987.
sampai dengan tahun 1989, pemasokan aspal 9. Sjahrial Zen dan Ngaja Ginting Soeka, BE.
Indonesaia berasap dari aspal alam Pembinaan Pengembangan Teknis
Buton danaspal minyak. akan Tetapi, sejak Agustus Pertambangan dan Perusahaan Aspal Negara
1987, produksi Asbuton dihentikan dengan alasan Buton, Direktorat Pertambangan, Jakarta, 1980.
pemasaran. Disamping itu diperoleh aspal minyak 10. Anonim, 40 Tahun Peran Pertambangan dan
denga harga yang lebih murah. Baru pada tahun Energi Indonesia 1945 – 1985, Departemen
1992 produksi Asbuton berjalan kembali dengan Pertambangan dan Energi, 1985.
produksi sebesar 200.513 ton, dengan pemasaran 11. Anonoim Buku Tahunan Indonesi 1988,
ditunjukan ke Indonesi kawasan Timiur. Departemen Pertambangan dan Energi, 1989.
Sementara itu, impor aspal sampai dengan tahun 12. Anonim, Majalah Pertambangan dan Energi
1993 masih stabil. Stabilnya impor aspal ini karena Nimor 5 – 6/1989, Departemen Pertambangan
untuk perbuatan jalan, terdapat material lainyang Dan Energi,1989.
berasal dari semen portland yang digunakan tol dan 13. Mulyono Hadiprayitno, Mempelajari Faktor –
jalan di atas tanah labil. faktor yang berpengaruh pada Produksi
Mengingat jumlah cadangan Asbuton, dan prospek Cabentonit di Indonesia, Thesis Program Teknik
pengusahaan yang ada saat ini, pemasaran dapat dan Manajemen Industri, Pakultas Pasca
diarahkan untuk propinsi – propinsi yang berada di Sarjana, Institut Teknologi Bandung, 1987.
Wilayah Indonesia Timur. Untuk itu perlu
kebijaksanaan pemerintah yang dapat mendukung ****
peningkatan Asbuton di masa mendatang.

DAFTAR PUSAKA

1. G.V Chilingarian dan T.F Yen, Bitumens,


Aspalth and Tar Sands, Elsevier Scientific Pub-
lishing Company, 1978.
2. John M Botswick, Bituminous materials, In-
dustrials Minerals and rocks (nonmetallics Other
than Fuels), Amerikan Institute of Minning,
Metarullgical , and petroleum Engineers, Inc,
New York, 1983.
3. Anonim, Buku Induk Kestatistikan, Pekerjaan
Umum Edisi VI 1988, Departemen Pekerjaan
Umum, 1988.
4. Robert F. Baker, Handbook Of Highway Engi-
neering, litton Educational Publishing, Inc, 1975.
5. Animon, Laporan Kegiatan Sub Direktorat
nnnn
BAHAN GALIAN INDUSTRI
nnnnnnnnnnnnn nnnn
4 – 24

4 BARIT
Oleh : Adjat Sudradjat,
M. Arifin

1. PENDAHULUAN magma yang mengandung unsur barium yang


menerobos dan mengisi rekahan (fissure) pada batuan
Kata barit berasal dari bahasa Yunani, yaitu barys yang diterobosnya. Proses pembentukan cebakan
yang berarti berat. Barit dikenal juga dengan nama jenis ini disebut metasomatisme karena terjadi pada
lain seperti baryte, heavy spar, atau tiff. Mineral ini suhu sedang sampai dengan rendah. Bentuk cebakan
mulai dikenal dan diusahakan secara komersial yang terjadi berupa urat-urat barit (fissure vein), yang
pada awal abad ke-19. mempunyai panjang dari beberapa ratus meter
sampai 2.000 m dan ketebalan dari beberapa
Barit dapat dikenal dari nyala api yang berwarna sentimeter sampai dengan beberapa meter.
hijau bila dibakar. Karekteristik barit lainnya yang
dapat diketahui secara cepat adalah tidak larut Pada cebakan jenis ini, barit umumnya berasosiasi
dalam air dan asam, tidak mudah bereaksi, dan dengan mineral sulfida seperti pyrit, galena, fluorit,
dapat menyerap radiasi. sphalerit, dan kalkopyrit.

Barit yang berkomposisi kimia BaSO4 , merupakan b. Residual


senyawa barium yang dapat dijumpai dalam jumlah
sangat besar dan sekarang ini ditambang secara Cebakan residual merupakan hasil pelapukan kimia
ekonomis. Senyawa barium lainnya yang juga sering dan pengayaan terhadap urat-urat barit yang terutama
dijumpai, tetapi dalam jumlah terbatas adalah witherit terdapat pada batuan karbonat. Proses pelapukan
(BaCO3 ) dan sanbornit (BaSi2 O5 ). akan memceraikan urat-urat barit, sehingga dengan
adanya air tanah dan/atau air permukaan, pecahan
Dalam industri perminyakan, barit merupakan salah urat barit akan terpisah dari unsur pengotornya.
satu komponen lumpur bor yang sangat penting,
yang penggunaannya mencapai 85 – 90% dari Cebakan jenis ini disebut juga eluvium atau kolovial
produksi barit dunia. Sisanya (10 – 15%) digunakan yang mempunyai kadar lebih tinggi bila dibandingkan
sebagai bahan baku dalam pembuatan kimia barium, dengan jenis cebakan barit primer. Hal ini terjadi
bahan pengisi dan pengembang, pigmen, dan bahan karena barit telah mengalami pencucian dan
penyerap radiasi. pengendapan secara alam (residu). Menurut Bateman
(1981), proses pembentukan cebakan residual
disebut proses oksidasi dan pengayaan supergen,
2. GEOLOGI dan lapisan barit lapuk akan terendapkan di bawah
lapisan material lain yang juga telah melapuk, tetapi
2.1 Mula Jadi mempunyai berat jenis yang lebih kecil.

Berdasarkan cara terbentuknya, terdapat empat c. Sedimen Volkanik


jenis cebakan barit, yaitu cebakan metasomatik,
residual, sedimen volkanik, dan cebakan eksogen Cebakan sedimen volkanik terbentuk sebagai hasil
(Tabel 1). reaksi kimia antara larutan hidrotermal yang mem-
bawa unsur barium dengan senyawa hidrogen sulfi-
a. Metasomatik da. Cebakan jenis ini biasanya berbentuk lensa yang
mengisi suatu sinklin batuan sedimen yang terlipat.
Cebakan metasomatik merupakan hasil intrusi
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 25

Tabel 1. Jenis Cebakan Barit dan Cara Terbentuknya

Jenis Cebakan Cara Terbentuknya Karakteristik Terbentuknya Bentuk Cebakan

Metasomatik Intrusi larutan hidrotermal Terjadinya reaksi antara BaCl2, Vein, lensa-lensa, dan breksi
yang bersifat asam dan BaS, dan air hidrotermal barit.
alkalis (metasomatisme). dengan air radose yang me-
ngandung ion SO4.

Residu Pelapukan kimia yang di- Terjadi pelapukan terhadap Lapisan yang terdiri atas
(Eluvial atau sertai dengan pengayakan. batuan yang mempunyai material lapuk (dekat per-
Koluvial ketahanan rendah (batuan mukaan) dan bongkahan
karbonat) yang mengandung barit.
urat barit.

Sedimen Volkanik Pengisian rongga dengan Terjadi rekasi antara unsur- Lensa-lensa.
cara bereaksi dengan unsur Ba dengan unsur H 2S (Ketebalan : 1,5 – 6 cm).
batuan majir (replecement). yang berasal dari penguapan
air laut ataupun sumber air
panas.
H2S → H2SO4 → BaSO4.

Eksogen Pengisian ronga yang ter- Terjadi pengisian pada rongga Lensa-lensa, urat, dan pod.
dapat pada batuan majir yang terdapat pada batu-
(cavity filling). gamping.

Sumber : Kuzvart, M., Industrial Minerals and Rocks

Pada cebakan jenis ini, barit pada umumnya Tabel 2. Sifat Fisik dan Kimia Barit
berasosiasi dengan mineral sulfida seperti galena,
sphalerit, dan pyrit. BaO 65,7 %
SO3 34,3%
d. Cebakan Eksogen Berat molekul 233,34
Isotop 135,136,137,138
Cebakan eksogen umumnya terdapat pada batuan Klas kristal Orthorombik
karbonat, yang mengisi celah ataupun rongga batuan Bentuk kristal Tabular
tersebut yang telah mengalami ambrukan (fallen Kilap Mutiara-Kaca
b l o c k ). Menurut Bateman (1981), proses Kekerasan (skala Mohs) 2,5 – 3,5
pembentukan cebakan eksogen adalah pengisian Berat jenis 4,3 – 4,6
rongga (cavity filling), sedangkan bentuk cebakannya Warna Putih (murni)
dapat berupa urat, pod, ataupun lensa. Konduktivitas arus DC 9,8 E-8 Mho/m
Permitimitas relatif 10,03 Faraz/m
2.2 Mineralogi

Di alam, barit mengandung campuran unsur Cr, Ca,


Pb, dan Ra, yang senyawanya mempunyai bentuk Sebagai unsur barium (Ba), barit juga dijumpai sa-
kristal yang sama dengan barit. ngat terbatas dalam felspar (3% BaO), plagioklas
(7,3% BaO), muskovit (9,9% BaO), dan biotit (6 – 8%
Unsur pengotor barit adalah besi oksida, lempung, BaO). Kerak bumi rata-rata mengandung unsur barium
dan unsur organik, yang semuanya dapat memberikan sekitar 0,05%. Barit juga dijumpai sebagai mineral
bermacam-macam warna pada barit. Warna kristal ikutan (gangue mineral) terutama pada cebakan
barit murni adalah putih atau abu-abu. Sifat-sifat kimia logam sulfida, seperti timah hitam, emas, perak,
dan fisika barit lainnya dapat dilihat pada Tabel 2. tembaga, dan fluorit, serta dalam cebakan mineral
tanah jarang.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 26

2.3 Potensi Cadangan Barit di Indonesia terdapat beberapa lokasi cadangan barit lainnya,
yaitu daerah Tasikmalaya, Jawa Barat; Kulonprogo
Secara keseluruhan, cadangan barit di Indonesia dan Purworejo, Jawa Tengah; Pangulu, P. Lombok;
yang telah diketahui cukup besar tetapi tersebar di dan Tanah Toraja, Sulawesi Selatan (Gambar 1 dan
beberapa lokasi, seperti : Lampiran A).

a. Daerah Omesuri, Lebatukan, dan


3. PERTAMBANGAN
Buyasari; Flores Timur
3.1 Eksplorasi
Cadangan barit di daerah ini termasuk jenis cebakan
metasomatis, yang terbentuk sebagai hasil intrusi Kegiatan eksplorasi ditujukan untuk mengetahui
larutan sisa-sisa magma yang mengandung barit penyebaran, kedalaman, besar cadangan, serta sifat
dan menerobos serta mengisi rekahan-rekahan pada kimia dan fisik cebakan barit. Untuk tujuan tersebut,
batuan beku asam dan zona tufa andesit. Cebakan beberapa tahap kegiatan eksplorasi, terutama seperti
barit yang terbentuk adalah berupa urat-urat barit yang pernah dilakukan untuk cebakan barit di daerah
(fissure vein). Omesuri dan Lebatukan adalah :

Di daerah Buyasari, urat barit mempunyai kete- – pemetaan,


balan 0,01 – 1,85 m dan panjang 25 – 50 m, dengan – pembuatan sumur uji,
jumlah cadangan perkiraan sebesar 8,50 ribu ton – pemboran inti,
dan kadar 40 – 78% BaSO4 . Di daerah Omesuri dan – pemercontohan.
Lebatukan, ukuran urat barit bervariasi, dengan jumlah Pemetaan dilakukan dengan sistem poligon tertutup
cadangan terukur sebesar 308 ribu ton dan kadar dengan menggunakan theodolit. Peta yang dibuat
87% BaSO4 serta berat jenis 4,2. terdiri atas peta situasi, peta topografi, dan peta
geologi (stratigrafi) yang masing-masing mempunyai
b. Pulau Wetar, Maluku Selatan skala 1:2000. Peta-peta tersebut akan menjadi peta
dasar, yang digunakan selain untuk kegiatan
Cadangan barit di daerah ini termasuk cebakan eksplorasi rinci, seperti untuk penentuan posisi titik
sedimen vulkanik, yang mengandung unsur emas bor dan sumur uji, ukuran sumuran, kedalaman
dan perak yang sangat tinggi. Proses mineralisasi pemboran, dan metode pemercontoan, juga sebagai
cebakan barit di daerah ini terjadi dalam tahap peta dasar dalam rancang bangun tambang.
hidraulik breksia laterit dan vulkanoklastik. Bentuk
cebakan barit berupa pod yang tersemen dalam Sumur uji dan bor inti bertujuan untuk mengetahui
volkanik laterit oleh mineral kuarsa, limonit, hematit, penyebaran cebakan barit, baik yang ada di permu-
dan lempung. Jumlah cadangan barit sekitar 2 juta kaan maupun di bawah permukaan bumi. Sumur uji
ton yang merupakan cadangan terukur, dengan yang dibuat berukuran panjang 2 – 6 m, lebar 0,70 m,
kadar rata-rata 40% BaSO4 . dan kedalaman 1 m. Ukuran sumur uji ini bergantung
kepada penyebaran cebakan barit di permukaan
c. Daerah Lanjut, Kendawangan, bumi. Untuk mengetahui penyebaran cebakan barit
Kalimantan Barat di bawah permukaan bumi dilakukan dengan
pemboran inti pada kedalaman mencapai 10 m atau
Cadangan barit di daerah ini termasuk cebakan lebih.
eksogen. Bentuk cebakan berupa urat dan pod
berwarna putih hingga abu-abu, yang mengisi celah- Pemercontohan bertujuan untuk mengetahui kadar
celah pada batu gamping terkersikan yang berwarna cebakan barit serta sifat fisik dan kimia barit serta
abu-abu hingga coklat kotor. batuan majir (barren rock). Kegiatan ini dilakukan,
baik pada sumur uji dengan pemercontohan alur
Urat-urat barit yang dijumpai mempunyai ketebalan (channel sampling) maupun dengan bor inti (core
0,01 – 0,07 m dengan jumlah cadangan tereka sampling). Berdasarkan hasil pengujian contoh di
sebesar 1,7 juta ton. laboratorium dan spasi titik sumur uji ataupun bor inti
di lapangan, cadangan cebakan barit dapat dihitung.
Selain lokasi cadangan di atas, di Indonesia masih 3.2 Penambangan
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Keterangan :
Lokasi cebakan barit :

1. Cikondang, Kec. Cineam, 3. Ds. Durensari, Bagelen, 5. Tanjung Merah dan Pakuoyong
Kab. Tasikmalaya Kab. Purworejo P. Lomblen, Kab. Flores Timur
2. Ds. Plampang Kukusan, Sermo 4. Ds. Lanjut, Kendawangan, 6. P.Wetar, Maluku Selatan
Kab. Kulonprogo Kab. Pontianak 7. Sangkanropi, Kab. Tanatoraja

4 – 27
Gambar 1. Peta Sebaran Barit di Indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 28

Penambangan cebakan barit dapat dilakukan secara Di pasaran banyak dijumpai bermacam-macam
tambang terbuka maupun tambang bawah tanah. konsentrat barit yang sesuai dengan spesifikasi
Pemilihan sistem penambangan bergantung kepada pasar dan kegunaannya. Teknologi pengolahan min-
jenis cebakan, topografi daerah setempat, serta eral sekarang ini dapat menghasilkan berbagai produk
ukuran, sifat fisik dan kimia cebakan itu sendiri dan barit yang sesuai dengan kegunaannya.
lapisan tanah penutupnya. Sebagian besar barit
yang diproduksi selama ini berasal dari tambang Dibandingkan dengan pengolahan bahan galian
terbuka, baik ditambang dengan sistem open pit industri pada umumnya, pengolahan barit termasuk
maupun kuari. pengolahan mineral yang sangat komplek (multi-
minerals processing), dalam arti memerlukan tahap-
Cebakan barit di daerah Omesuri dan Lebatukan tahap pengolahan serta peralatan yang lengkap.
pernah direncanakan ditambang dengan cara
tambang bawah tanah, yaitu dengan sistem sub- Tahap pengolahan barit, terutama untuk menghasil-
level stoping. Sebaliknya, cebakan barit bersama kan barit murni (di atas 95% BaSO4 ) dengan
dengan bijih emas di Pulau Wetar direncanakan bermacam-macam kegunaannya dapat dilihat pada
ditambang dengan sistem open cut. Gambar 2.

3.3 Pengolahan 4. KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI

TAMBANG

KONSENTRASI
Long Washer,
Roll Crusher,
Sizing Screen, dan
Bendalari Jig

Slime Konsentrat
100% – 1,25 in
KLASIFIKASI
PEMISAHAAN
MAGNETIK
Halus Kasar
Dryer,
Sizing Screen, dan
FLOTASI FLOTASI Hammer Mill

KONSENTRAT KONSENTRAT KONSENTRAT


98 – 99% BaSO4 97 – 97,5% BaSO4 98 – 98,5% BaSO4
0,5% Fe2 O3 0,5 - 1% Fe2 O3 0,5% Fe2 O3

Diambil dari : New Riverside Ochre Company

Gambar 2. Tahap Pengolahan Barit


BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 29

Sebagian besar produksi barit dunia digunakan dalam Tabel 3. Spesifikasi Barit untuk Lumpur Bor
industri perminyakan. Pemakaian ini mencapai
sekitar 85 – 90% dari produksi barit secara Uraian Standar API
keseluruhan. Sisanya digunakan sebagai bahan
baku dalam industri kimia barium, sebagai bahan FISIKA :
pengisi dan pengembang (filler dan extender), dan
Berat jenis min 4,2
agregat semen. 1)
Distribusi ukuran :
– 200 mesh maks 3,0%
4.1 Barit Untuk Lumpur Pemboran
– 325 mesh, min maks 5,0%
Dalam industri perminyakan, barit merupakan salah KIMIA :
satu komponen lumpur pemboran (drilling fluids)
sangat penting. Hal ini selain disebabkan berat BaSO4 min 94%
jenisnya yang tinggi, juga sifat barit lainnya yang Logam alkali terlarut maks 250 ppm
spesifik seperti sifat yang abrasif rendah dan tidak Lempung maks 1%
larut dalam air ataupun asam. Fungsi lumpur Karbonat tidak terlarut maks 0,1%
pemboran dalam eksplorasi minyak bumi dan gas
alam adalah untuk : Diayak secara basah dengan standar Amerika.
1)
API = American Petroleum Institute.
– melumasi dan mendinginkan mata bor;
– mengangkat serpihan batuan (cutting) k e
permukaan; Tabel 4. Spesifikasi Barit untuk Kimia Barium
– mencegah runtuhnya dinding lubang bor;
– mengontrol aliran minyak, gas, dan air sehingga
tidak terjadi semburan liar (blowout). Uraian Nilai

BaSO4 96 – 98,5%
Dalam lumpur pemboran, barit berfungsi sebagai
SrSO4 1 – 2,5%
bahan pemberat (weighting agent ). Tujuan
Fe2 O3 0,1%
penambahan barit di sini adalah untuk meningkatkan
SiO2 0,1%
bobot lumpur pemboran pada volume tetap. Oleh
MnO2 dan TiO2 Nihil
karena itu, jumlah barit yang akan ditambahkan
CaO + MgO 0,2%
dapat dihitung secara matematis (Lampiran B).
Fluorin Nihil
Distribusi ukuran 4 dan 20 mesh
Spesifikasi barit yang digunakan untuk lumpur
pemboran dapat dilihat pada Tabel 3.

4.2 Kimia Barium Barium sulfida atau disebut juga black ash,
merupakan kimia barium awal yang nantinya
Barit yang digunakan sebagai bahan baku dalam digunakan untuk pembuatan kimia barium lainnya
industri kimia barium diperkirakan mencapai 8 – 9% (Gambar 3).
dari kebutuhan barit dunia secara keseluruhan. Produk
kimia barium yang banyak beredar di pasaran antara Barium sulfida diperoleh dengan cara mereduksi
lain barium sulfida, barium karbonat, blanc fixe, barit dengan bubuk batu bara dalam tungku putar
lithopone, barium klorida, barium hidroksida, dan (rotary kiln) pada suhu 1100 – 1250°C
lain-lain.
BaSO4 + 2C → BaS + 2CO2
Tabel 4 memperlihatkan spesifikasi barit untuk
digunakan sebagai bahan baku kimia barium, dan Hasil akhir reduksi mengandung sekitar 80 – 85%
Tabel 5 memperlihatkan beberapa jenis dan BaS, bergantung kepada kandungan unsur pengotor
kegunaan kimia barium yang ada di pasaran. dalam material asal (kadar barit).
a. Barium Sulfida b. Barium Karbonat
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 30

Tabel 5. Jenis Kimia Barium, Cara Pembuatan, dan Kegunaanya

Jenis Kimia Barium Cara Pembuatan Kegunaan

Blanc Fixe Reaksi antara BaS dengan garam Bahan pengisi dan pengembang
(Tepung) Glaube. bermutu tinggi untuk warna-warna
artistik, cat, kertas, vernis, dan tinta.
Blanc Fixe Reaksi antara BaS dengan garam Kertas fotografi dan sebagai bahan
(Pasta) Glaube dan asam HCl. pelapis (coating) untuk kertas.
Lithopone Reaksi ganda antara BaS dengan Zn- Bahan perekat dan dempul, warna-
Sulfat. warna artistik dan cat.
Barium Hidroksida Ada dua cara, yaitu : Minyak pelumas, plastik, dan kertas
1. Hidrolisa BaO.
2. Oksidasi BaS dengan O2 .
Barium Karbonat Ada dua cara, yaitu : Tabung televisi, keramik, gelas, dan
1. Injeksi BaS dengan O2 . enamel.
2. Reaksi BaS dengan soda abu.
Barium Klorat Reaksi BaCl2 dengan Na-klorat. Kembang api dengan nyala hijau.
Barium Kromat Reaksi K-kromat dengan suatu kimia Pigmen kuning untuk warna-warna
barium. artistik.
Barium Flourida — Kristal laser, enamel, dan bahan untuk
pembalseman.
Barium Hidrida Reduksi barit dengan hidrogen pada Sumber untuk memperoleh gas hidrogen.
suhu 200°C.
Barium Manganat Reaksi BaCO3 dengan Mn-oksida. Pigmen hijau.
Barium Nitrat Reaksi BaS dengan asam nitrat encer. Nyala api hijau untuk piroteknik.
Barium Oksida Reduksi BaCO3 Dessicant.
Barium Titanat Reaksi BaCO3 dengan Ti-oksida. Elektro keramik.

Sumber : Industrial Mineral, Oktober 1987.

Barium karbonat atau disebut juga witherite Penggunaan barium karbonat dalam industri gelas,
merupakan produk kimia barium yang sangat penting, enamel, dan magnetik tetap ditujukan untuk
karena banyak digunakan dalam industri manufaktur, memperbaiki mutu produk akhir. Selain itu, barium
seperti gelas (35%), kimia (27%), keramik (25%), karbonat juga mempunyai kemampuan untuk
ferrit dan titanat (8%), serta industri email, magnit mengubah garam-garam sulfat yang dapat larut
tetap, dan industri lainnya (5%). menjadi tidak dapat larut (menetralisir larutan sulfat).

Ada dua cara yang sering dilakukan dalam Dalam industri gelas, barium karbonat merupakan
pembuatan barium karbonat dengan menggunakan sumber barium oksida yang digunakan untuk
barium sulfida sebagai bahan baku, yaitu : memperbaiki mutu gelas, seperti :

BaS + CO2 → BaCO3 + H2 S – indek bias menjadi lebih tinggi,


BaS + Na2 CO3 → BaCO3 + Na2 S – memberikan kekerasan dan tahanan terhadap
goresan yang lebih besar,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 31

BaSO4
(Barit)

+C

BaS
(Black ash)

+CO2 + Na2 CO3

+ O2 H2O + Na2 SO4 + HCl + ZnSO4


+ H2 SO4
BaCO3
(Barium karbonat)

+ H2 SO4 +C + HNO3 + HCl

BaSO4 BaSO4 .ZnS


Ba(OH) BaO Ba(NaO3 )2 BaCl2
(Blanc fixce) (Lithopone)

5% 15% <1% 1% 8% 20%

Gambar 3. Persentase Produk Kimia Barium dari 100% Barit

– permukaan menjadi lebih halus dan mengkilat, Dalam industri elektro-keramik, barium karbonat
– memperbaiki sifat lelehan gelas, digunakan dalam bentuk barium titanit (BaTiO3 ).
– memberikan tahanan terhadap media agresif, Barium titanit diproduksi dalam dua bentuk, yaitu
– dapat menyaring radiasi yang keluar dari tabung bentuk piringan dan monolitik. Bahan ini digunakan
sinar katoda pada televisi. untuk pembuatan kondensor berukuran kecil yang
umumnya digunakan dalam industri komputer,
Perkembangan penggunaan barium karbonat ada telekomunikasi, dan otomotif. Fungsi barium titanit
hubungannya dengan industri televisi. Khusus untuk di sini adalah untuk memperbaiki tahanan listrik,
tabung televisi berwarna, pemakaian barium karbonat memperbesar kuat tekan mekanik, dan mengurangi
sedikit berkurang karena adanya bahan pencampur kehilangan arus listrik.
yang lebih baik, yaitu strontium karbonat. Bahan ini
dapat menyerap lebih banyak radiasi gamma yang Selain itu, barium karbonat juga digunakan dalam
dihasilkan oleh potensial katoda dalam televisi pembuatan glasir dan email. Fungsi barium karbonat
berwarna. Perbandingan pemakaian antara barium di sini adalah untuk memperbaiki sifat-sifat fisik
karbonat dengan strontium karbonat dalam industri produk yang dilapisi, seperti kekerasan, kilap, serta
ini sekitar 3 – 4% BaO dan 5 – 7% SrO. ketahanannya terhadap goresan, korosi, panas, dan
pelapukan atmosfir.
Produk gelas lainnya yang juga menggunakan barium
karbonat adalah gelas kristal, gelas fiber, dan manik- Barium karbonat juga digunakan dalam industri ferrit-
manik gelas pemantul sinar yang umum digunakan magnetik (BaFe12 O19 ), yang dihasilkan dengan cara
untuk rambu lalu-lintas. pemanggangan 1 molekul barium karbonat dengan 6
molekul besi oksida pada suhu 1100 – 1350°C.
Dalam industri keramik, barium karbonat sangat
bermanfaat untuk mengikat ion sulfat yang larut BaCO3 + Fe2 O3 → BaFe2 O4 + CO2
dalam material pembuat gelas (gipsum), mencegah BaFe2 O4 + 5Fe2 O3 → BaFe12 O19
perusakan warna, dan menghindari terjadinya Ferrit-magnetik umumnya digunakan untuk tombol-
pemekaran permukaan keramik yang dihasilkan. tombol listrik, pengeras suara (speaker) dinamik,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 32

alat pendengar (earphone), telepon, mikrofon, dan rheologi yang baik, indeks bias yang sesuai, dan
motor listrik seperti yang terdapat pada tape re- dispersi dalam air yang baik. Tabel 6, memperlihatkan
corder deck, jam listrik, dan peralatan penyapu kaca spesifikasi blanc fixe sebagai pigmen pelapis kertas.
(windscreen wipers). Pemakaian blanc fixe terpenting lainnya, terutama
yang berbentuk pasta adalah untuk pembuatan kertas
Pemakaian barium karbonat lainnya adalah sebagai fotografi hitam-putih. Kertas ini dilapisi dengan suatu
bahan untuk menetralisirkan asam sulfat, yang
digunakan dalam proses pemurnian air laut dengan Tabel 6. Spesifikasi Blanc Fixe sebagai
proses elektrolisis alkali klor serta digunakan dalam Pelapis Kertas
industri asam orthofosfor.

c. Blanc Fixe Uraian Nilai

Blanc fixe atau barium sulfat dibuat dengan berbagai Berat jenis 4,0 – 4,2
cara, bergantung kepada tujuan penggunaannya. Kecemerlangan 95 – 99 %
Ukuran butir 0,5 – 4,0 µm
BaCO3 + H2 SO4 → BaSO4 + H2 O + CO2 Sifat permukaan 4,0 – 4,5 m2 /g
BaCl2 + Na2 CO3 → BaSO4 + 2NaCl Kekerasan 3 – 4 (skala Mohs)
BaS + Na2 SO4 → BaSO4 + Na2 S Kebutuhan binder 9 – 14 g casein/100 g pigmen
BaS + H2 SO4 → BaSO4 + H2 S Indeks minyak 12 – 22 g minyak/100 g pigmen
Indeks air 16 – 22 g air/100 g pigmen
Sekitar 90% blanc fixe yang diproduksi digunakan Potensial zeta – 20 hingga -35 mv
sebagai bahan pengisi dan pengembang dalam
industri cat (70%), kertas (10%), plastik dan baterai
(10%), dan dalam bidang kedokteran (10%). bahan yang disebut baryta, yaitu suatu campuran
Pemakaian blanc fixe dalam industri di atas kadang- antara 70% blanc fixe dan 30% gelatin, sebelum
kadang menggantikan peranan barit sebagai bahan kertas tersebut dilapisi dengan emulsi Zn-halida.
pengisi dan pengembang. Pemakaian kedua bahan pelapis ini akan
menghasilkan permukaan kertas fotografi yang
Dalam industri cat, blanc fixe digunakan untuk mengkilat dengan hasil cetakan foto yang sangat
menggantikan fungsi pigmen putih yang bersifat tajam.
opak (tidak tembus cahaya) tanpa mempengaruhi
sifat keopakan cat itu sendiri. Pemakaian ini dise- d. Lithopone
babkan oleh sifat blanc fixe yang baik seperti indeks
minyak rendah, sehingga mengurangi pemakaian Lithopone diproduksi dengan mereaksikan barium
jumlah bahan pencampur (binder), serta dapat sulfida dengan seng sulfat. Hasil yang diperoleh
meningkatkan kecemerlangan cat, sehingga me- berupa endapan dengan komposisi BaSO4 .ZnS,
ngurangi pemakaian pigmen pewarna. Untuk warna- yang kualitasnya bergantung kepada kandungan Zn-
warna artistik, pemakaian blanc fixe lebih disukai sulfida (standarnya adalah 30% ZnS).
dibandingkan dengan barit. Hal ini disebabkan oleh
warna dan distribusi ukuran blanc fixe lebih baik. BaS + ZnSO4 → BaSO4 .ZnS

Dalam industri kertas, pemakaian blanc fixe dapat Lithopone lebih dikenal sebagai pigmen putih yang
menghasilkan kertas yang mempunyai mutu digunakan dalam industri kertas dan cat. Pemakaian
keburaman dan kecemerlangan sangat tinggi lithopone dalam industri kertas karena sifatnya yang
sehingga dapat mengurangi pemakaian tinta cetak, sama dengan sifat-sifat barit ataupun blanc fixe.
menambah bobot kertas tipis, dan menghasilkan Dalam industri cat, lithopone digunakan sebagai cat
kertas dengan permukaan yang lebih halus. Blanc dasar permukaan dalam industri otomotif. Bahan ini
fixe dapat pula berfungsi sebagai pigmen pelapis juga digunakan sebagai pengisi pasta, dempul, dan
kertas. Sifat blanc fixe yang perlu diperhatikan untuk pelapis kertas dinding. Pemakaian lithopone lainnya
tujuan ini adalah distribusi ukuran harus seragam, adalah untuk warna-warna artistik, karet, dan tinta.
tidak hidroskopis, bersifat abrasif rendah, bersifat Sekarang ini peranan lithopone sebagai pigmen
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 33

telah digantikan oleh titanium oksida (TiO2 ), karena untuk pembuatan vitamin, hormon, dan penggumpal
bahan ini dapat menghasilkan warna-warna yang darah.
lebih bermutu tinggi.
4.3 Bahan Pengisi dan Pengembang (Filler
e. Barium Klorida dan Extender)

Barium klorida diperoleh dari hasil reaksi langsung Salah satu penggunaan barit terpenting di luar industri
antara barium sulfida dengan asam hidroklorida atau perminyakan adalah sebagai bahan pengisi dan
gas klor. Selain itu, kimia barium ini dapat pula pengembang. Fungsi barit di sini adalah sebagai
diperoleh dari hasil reaksi antara barium karbonat bahan pemberat (weighting agent). Jumlah pemakaian
dengan asam hidroklorida. Barium klorida yang barit sebagai bahan pengisi dan pengembang
dihasilkan ada dua macam, yaitu dalam bentuk mencapai sekitar 4 – 5% dari konsumsi barit dunia
anhidrat (BaCl2 ) atau hidrat dan dalam bentuk kristal secara keseluruhan.
(BaCl2 .2H2 O).
Barit digunakan sebagai bahan pengisi dan
BaS + 2HCl → BaCl2 + H2 S pengembang karena sifatnya yang baik, seperti
2BaCO3 + 4HCl → 2BaCl2 .2H2 O + 2CO2 berat jenis yang tinggi, kecemerlangan, sifat abrasif
2BaS + 2Cl2 → 2BaCl2 + S2 yang rendah, tidak mudah bereaksi, tahan terhadap
pelapukan, dan dapat menyerap radiasi.
Bentuk produk pertama umumnya digunakan untuk
pengaturan dalam pemanasan garam-garam, Di Amerika Serikat, barit sebagai bahan pengisi
sedangkan yang berbentuk hidrat digunakan untuk digunakan dalam industri cat (60%), plastik (25%),
menghilangkan kotoran-kotoran yang berupa larutan dan lain-lain termasuk industri cat dan otomotif
sulfat dari suatu sistem atau rester dalam industri (15%). Di Inggris, pemakaian barit dalam industri
penyaring molekul (molecular-sieve). otomotif jauh lebih besar lagi, yaitu 33%, sedangkan
sisanya digunakan dalam industri cat (27%), karet
Pemakaian barium klorida lainnya adalah sebagai (10%), pelindung radiasi (10%), plastik (6%), dan
bahan untuk pemurnian air laut, bahan tambahan lainnya (14%).
dalam pengerasan baja, dan untuk menurunkan
campuran fluks dalam pengelasan. Tabel 7 memperlihatkan spesifikasi barit yang
umum digunakan sebagai bahan pengisi dan
f. Barium Hidroksida pengembang.
a. Cat
Barium hidroksida dihasilkan dari proses oksidasi
larutan barium sulfida panas dalam udara. Barium Penggunaan barit sebagai bahan pengisi dalam
hidroksida oktahidrat [Ba(OH)2 ] yang dihasilkan
kemudian dipanggang untuk mendapatkan bentuk
monohidrat (BaOH). Tabel 7. Spesifikasi Barit sebagai Bahan
Pengisi
3BaS + O2 + 2H2 O → 2Ba(OH)2 + BaS 3

Barium hidroksida digunakan sebagai bahan Uraian Nilai


tambahan dalam industri minyak pelumas, industri
BaSO4 97,0 – 98,5
PVC, dan sebagai bahan pengganti barium karbonat
SiO2 1,5 – 3,0%
dalam industri keramik.
Logam berat Nihil
Garam terlarut maks. 0,1%
g. Kimia Barium Lainnya
pH 6,2 – 7,8
Kimia barium lainnya yang ada di pasaran adalah Berat jenis 4,4
berbagai jenis barium organik. Kimia barium ini Reflektansi 95 – 96%
umumnya digunakan sebagai bahan katalis ataupun Penyerapan minyak 10,0 – 2,0
reagen yang dalam bidang kedokteran digunakan Kehalusan (min. 99%) maks. 40
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 34

industri cat sangat dominan. Dalam hal ini, sifat barit Tabel 8. Spesifikasi Barit untuk Bis Rem
yang perlu diperhatikan adalah distribusi ukuran,
bentuk butiran, dan indeks refraktif, yang semuanya
akan menentukan tingkat efisiensi optikal cat. Barit Spesifikasi Nilai
yang digunakan minimal mengandung 80% BaSO4
Berat jenis 4,34
dan maksimal 0,5% Fe2 O3 .
Penyerapan minyak 10,5
Distribusi ukuran :
Dalam industri cat, barit merupakan bahan pengisi
75 µm 99%
pemutih (bukan sebagai pigmen), yang berfungsi
50 µm 85%
untuk menghasilkan suatu perlapisan yang opak
40 µm 67%
(tidak tembus cahaya). Dalam cat vernis, cat air, dan
30 µm 44%
cat anti karat, pemakaian barit dapat menghasilkan
20 µm 23%
suatu derajat impermeabilitas dan durabilitas yang
10 µm 8%
tinggi. Pemakaian tersebut berguna untuk mencegah
5 µm 3%
penyerapan oleh perlapisan paling atas serta dapat
2 µm 1%
menahan goresan.

Barit digunakan juga untuk warna-warna artistik.


Ukuran butir yang diperlukan untuk warna artistik ini jalan raya, dan jalur-pacu pada bandara udara.
berkisar antara 1 – 5 µm. Oleh karena itu, untuk Sekarang ini barit juga digunakan dalam industri
warna-warna artistik lebih banyak digunakan blanc ban yang khusus untuk peralatan konstruksi
fixe sebagai pengganti barit, karena blanc fixe yang berat.
diproduksi mengandung lebih dari 25% yang
berukuran 1 – 5 µm. 4.4 Pelindung Radiasi

b. Plastik dan Karet Barit dapat digunakan sebagai bahan agregat untuk
campuran semen paling baik, yang pada umumnya
Pemakaian barit sebagai bahan pengisi dalam industri berfungsi sebagai bahan pelindung radiasi pada
plastik dan karet ada hubungannya dengan industri reaktor nuklir. Kegunaan agregat semen barit
otomotif. Beberapa komponen otomotif yang lainnya adalah untuk konstruksi pipa bawah tanah,
umumnya menggunakan barit adalah tali kipas, terutama pada daerah rawa. Ada beberapa faktor
selang karet, lapik karet, gasket, dan bahan-bahan yang menyebabkan barit digunakan untuk tujuan
kedap suara. Sifat-sifat fisik barit yang membuatnya ini, yaitu :
banyak digunakan dalam industri ini antara lain berat
jenis yang tinggi, sifat abrasif rendah, tidak mudah – Dapat melemahkan sinar gamma.
larut dalam air dan asam, tahan terhadap panas dan – Dapat dibuat dalam bentuk agregat semen.
korosi, serta dapat menyerap radiasi. – Sifat durabilitas dan penghantar panas yang
tinggi.
Barit juga digunakan dalam industri yang meng-
hasilkan peralatan olah raga. Inti karet bola tenis Tabel 9 memperlihatkan spesifikasi barit yang digu-
mengandung sekitar 10% barit mutu sedang. Fungsi nakan untuk agregat semen.
barit di sini adalah sebagai bahan pemberat.

c. BahanTahan Goresan 5. PROSPEK DAN PERKEMBANGAN

Lakur (logam paduan) yang terdiri atas barium, Dalam 10 tahun terakhir konsumsi barit dunia
timbal, dan kalsium digunakan sebagai bantalan mengalami penurunan. Keadaan ini terutama dise-
(bearing), bis rem, dan kopling. Tabel 8 memperlihat- babkan oleh semakin menurunnya aktivitas
kan spesifikasi barit yang digunakan untuk bis rem. pengeboran dalam eksplorasi minyak bumi dan gas
Penambahan sekitar 10% barit dalam campuran alam yang membutuhkan barit mutu API. Sebaliknya,
karet dan aspal digunakan sebagai bahan hamparan kebutuhan barit untuk kimia barium mengalami
(ubin) yang umumnya digunakan untuk parkir, peningkatan.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 35

Tabel 9. Spesifikasi Barit untuk Agregat Semen 4. Ciccu, R., Operation Research as an Aid to Ma-
nagement of Barega Barite Mine, Sardinia, Insti-
tution of Mining and Metallurgy, August 1985.
Uraian Nilai

BaSO4 min 92% 5. Drawater, C., Estimation of Baryte Consumption


Kandungan besi min1,0% During Oilwell Drilling, Industrial Minerals, July
Kandungan air 0% 1984.
Bobot isi ukuran halus 4,24
6. Faith, W.L., et .al., Industrial Chemical, 3rd
Edition, John Wiley and Sons, Inc, New York,
1965.

Di Indonesia, kebutuhan kimia barium cukup besar 7. Fowler, J.H., Barytes, The No-wait Agent, Cana-
namun untuk memenuhinya sebagian besar masih dian Institute of Mining and Metallurgy Bulletin,
diimpor, terutama blanc fixe, lithopone, dan barium Vol 79 No. 889, May 1986.
karbonat.
8. Griffiths, J., Baryte : Non-drilling Applications,
Potensi cadangan barit, seperti yang terdapat sebagai Industrial Minerals, June 1984.
produk sampingan bijih emas di Pulau Wetar dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri 9. Harris, T.S., Extender and Filler Mineral Markets
kimia barium. Namun, karena industri ini belum in the Western United States & Canada, Cana-
berkembang di dalam negeri, produk barit tersebut dian Institute of Mining and Metallurgy Bulletin,
dipasarkan ke luar negeri. Vol. 79 No. 889, May 1986.

Berdasarkan kajian viabilitas ekonomi, usaha pe- 10. Jensen, M.L. & Bateman, A.M., Economic Min-
ngembangan industri kimia barium cukup eral Deposits, Revised Printing, 3rd Edition,
menguntungkan. Selain mempunyai nilai tambah John Wiley and Sons, Inc, New York, 1981.
tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan di dalam
negeri, potensi cadangan barit juga cukup mendukung 11. Kuzvart M., Industrial Minerals and Rocks, Deve-
sebagai bahan baku. lopment in Economic Geology 18, Elsevier,
Amsterdam, 1984.

DAFTAR BACAAN 12. Massonne, J., Technology and Uses of Barium-


Strontium Compounds, Industrial Minerals, June
1. Ampian, S.G., Barite, Mineral Facts and Prob- 1982.
lems 1985, Edition, Bureau of Mines, Bulletin
675, United States Department of Interior. 13. Wolfe, J.A., Mineral Resources a World Review,
Dowden and Culver Book, New York, 1984.
2. Austin, G.T., Shreve’s Chemical Process Indus-
tries, Fifth Edition, McGraw-Hill Book Co, New
York, 1984. *****
3. ___, Baryte : Its Uses Outside Drilling Muds,
Industrial Minerals, October 1978.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 36

LAMPIRAN A
Lokasi Potensi Barit di Indonesia

Lokasi Cadangan Keterangan

Jawa Barat :
Cikondang, Belum diketahui Berupa urat-urat bijih yang mengisi celah pada batuan
Kec. Cineam, tufa breksi.
Kab. Tasikmalaya Daerah mineralisasi tersebar pada daerah seluas 6 ha.

Jawa Tengah :
Kp. Plampang Kukusan, 12.000 ton Berupa urat-urat bijih yang mengisi celah pada batuan
Watutugu, Sermo, (hipotetis) andesit berumur Miosen.
Kab. Kulon Progo
Durensari, Bagelen Belum diketahui Berupa urat-urat bijih yang mengisi celah pada batuan
Purworejo andesit berumur Miosen.

Kalimantan Barat :
Ds. Lanjut, Belum diketahui Berupa urat-urat bijih yang mengisi celah pada batuan
Kec. Kendawangan, silicified limestone.
Kab. Pontianak Daerah mineralisasi tersebar pada daerah seluas 500 x
500 m2 .
Kadar bijih : 96,5 – 98,5% BaSO2 ; 0,9 – 2,2% SiO2 ; 0,3
– 0,6% Fe2 O3 ; 0,15 – 0,25% H2 O; dan BJ 4,4.

Sulawesi Selatan :
Sangkonropi, 5.000 ton Mineralisasi bijih sulfida pada zona riolit/dasit yang
Kab. Tanatoraja (Sumber daya) terkersikan.

Nusa Tenggara Timur :


Tj. Merah dan Pakuyong, Belum diketahui Berupa urat-urat bijih yang terbentuk akibat asosiasi
P. Lomblen, Kab. Flores batuan kuarsa pada dasit.
Timur
Kec. Riung, Kab. Ngada Belum diketahui Berupa urat-urat bijih yang mengisi celah pada batuan
tufa dasit.

Sumber : Direktorat Sumberdaya Mineral, 1990


BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 37

LAMPIRAN B
Perhitungan Jumlah Penambahan Barit untuk Lumpur Pemboran

Tujuan penambahan barit adalah untuk meningkatkan bobot lumpur pemboran pada volume tetap.
Jumlah kebutuhan barit yang akan ditambahkan dapat dihitung dengan persamaan berikut :

V1 (W 2 – W1 )
Vb = –––––––––––––
(W b – W2 )

dimana :
V1 = Volume lumpur pemboran sebelum ditambah barit, bbl.
Vb = Volume barit yang ditambahkan, bbl.
W1 = Bobot isi lumpur pemboran sebelumnya, ppg.
W2 = Bobot isi lumpur pemboran yang diinginkan, ppg.
Wb = Bobot isi barit, ppg. (ppg = pounds per gallon dan bbl = barrels)

Dalam perhitungan volume barit yang harus ditambahkan, perlu diperhatikan adanya penambahan volume
permukaan dan kenaikan volume antara dasar laut dengan tinggi rig.

Volume permukaan adalah volume lumpur yang diperlukan untuk sirkulasi secara terus-menerus antara
permukaan dengan mata bor, yang besarnya ditetapkan 600 bbl. Kenaikan volume diasumsikan sebesar 0,52
bbl/ft. terhadap kedalaman air laut dan tinggi rig dari permukaan air laut (biasanya 100 ft), atau dapat dihitung
dengan persamaan berikut :

Kenaikan volume = (kedalaman laut + 100) x 0,52

Dari volume barit yang ditambahkan, berat barit yang dibutuhkan (dalam metrik ton) dapat dihitung dengan
persamaan :

T = Vb x 0,159 x 4,25

T = Berat barit yang ditambahkan, ton.


Vb = Volume barit yang ditambahkan, bbl
0,159 = Faktor pengubah dari bbl. ke m3 .
4,25 = Berat jenis barit.

Contoh perhitungan :

Suatu lubang bor berdiameter 12 inci direncanakan dibor hingga mencapai kedalaman 8.800 ft. Selubung
(casing pipe) yang digunakan mempunyai diameter 13 3/8 inci. yang dipasang hingga kedalaman 5.000 ft.
Lumpur pemboran yang digunakan adalah KCl/polimer dengan bobot isi 9,0 ppg. Dengan penambahan barit,
bobot isi lumpur pemboran diharapkan akan mencapai 11,0 ppg. Jika diketahui tinggi rig 100 ft, kedalaman laut
150 ft, dan volume permukaan 600 bbl, maka dari Tabel 10 dapat dihitung kapasitas selubung dan lubang bor,
yaitu:

1. Kapasitas lubang bor


= (8.800 – 5.000) x 0,1458
= 554,04

2. Kapasitas selubung
= 5.000 x 0,1497
= 748,50
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 38

3. Kenaikan volume Dengan demikian, volume dan berat barit yang


dibutuhkan dapat dihitung, yaitu :
= (150 + 100) x 0,52
= 130 (11,1 – 9,0)
Volume barit = 2.032,54 x
4. Volume permukaan
(35,4 – 11,1)
= 600
= 75,65 bbl
5. Jumlah volume total Berat barit = 175,65 x 0,159 x 4,25
= 2.032,54 bbl = 118,7 ton

Tabel 10. Perhitungan Kapasitas Selubung dan Lubang Bor

Selubung Lubang Bor


Garis tengah Kapasitas Garis tengah Kapasitas

(inci) (bbl/ft) (inci) (bbl/ft)


30 0,7616 36 1,2590
20 0,3552 26 0,6567
185 /8 0,3062 171 /2 0,2975
16 0,2222 121 /4 0,1458
133 /8 0,1497 105 /8 0,1097
113 /4 0,1175 83 /4 0,0744
103 /4 0,0942 81 /2 0,0702
95 /8 0,0732 77 /8 0,0602
85 /8 0,0594 6 0,0350
75 /8 0,0459
7 0,0371
51 /2 0,0232
nnnnn
BAHAN GALIAN INDUSTRI
nnnnnnnnnnnnnnnnnnnn n
nn
nn
nnnnnn
5 – 39
n

5 BAT U APUNG
Oleh : M. Arif,
Toton Sentana Kunrat

1. PENDAHULUAN dasar dalam menentukan langkah-langkah atau


tindakan yang perlu diambil/dilakukan, baik oleh
Batu apung atau pumice merupakan salah satu pihak pemerintah maupun pihak swasta untuk
bahan galian industri atau golongan C, yang cukup pengembangan industri pertambangan batu apung
mempunyai peranan berarti di sektor konstruksi dan di dalam negeri dalam menunjang pembangunan
sektor industri, baik sebagai bahan baku utama nasional.
maupun sebagai bahan baku penolong.

Di alam, batu apung yang terbentuk dari hasil letusan 2. GEOLOGI


gunung api, umumnya berupa fragmen-fragmen dalam
batuan breksi, termasuk jenis batuan aluminium Batu apung atau pumice adalah jenis batuan yang
silikat bersifat gelas (glassy), berstruktur celular, berwarna terang, mengandung buih yang terbuat dari
serta mempunyai densiti ruah (bulk density) yang gelembung berdinding gelas, dan biasanya disebut
rendah. Jenis batuan lainnya yang memiliki struktur juga sebagai batuan gelas vulkanik silikat.
fisika dan asal terbentuknya sama dengan batu
Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi
apung adalah pumicit, volkanik cinder, dan scoria.
letusan gunung api yang mengeluarkan materialnya
ke udara; kemudian mengalami transportasi secara
Perkembangan sektor konstruksi dan industri,
horizontal dan terakumulasi sebagai batuan
terutama di negara- negara maju, telah menunjukkan
piroklastik. Batu apung memiliki sifat versikular
peningkatan yang berarti; dan hal ini telah
yang tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak
mengakibatkan segi permintaan akan batu apung
(berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas alam
Indonesia pada akhir-akhir ini terus meningkat. Dari
yang terkandung di dalamnya, dan pada umumnya
segi pemasokan, produksi batu apung Indonesia
terdapat sebagai bahan lepas atau fragmen-fragmen
sebagian besar berasal dari daerah Nusa Tenggara
dalam breksi gunung api. Sedangkan mineral-min-
Barat, dan sisanya dari daerah Ternate, Pulau Jawa
eral yang terdapat dalam batu apung adalah fel-
dan lain-lain. Sementara itu impor batu apung dapat
spar, kuarsa, obsidian, cristobalit, dan tridimit.
dikatakan tidak ada, atau untuk kebutuhan di dalam
negeri sudah terpenuhi. Didasarkan pada cara pembentukan (desposisi),
distribusi ukuran partikel (fragmen) dan material
Untuk mengetahui sampai sejauh mana perilaku dan asalnya, endapan batu apung diklasifikasikan sebagai
perkembangan segi pemasokan, permintaan dan berikut :
harga batu apung, beserta faktor- faktor yang
berpengaruh terhadap perkembangan tersebut, maka – Sub-areal;
akan dilakukan evaluasi dan analisisnya, serta – Sub-aqueous;
membuat perkiraan di masa mendatang – New ardante; yaitu endapan yang dibentuk oleh
(prospeknya). Metode analisis yang digunakan adalah pergerakan ke luar secara horizontal dari gas
dengan melakukan penelaahan secara kualitatif, dalam lava, yang menghasilkan campuran
dan dengan menggunakan serial data tahun 1985 fragmen dengan berbagai ukuran dalam suatu
sampai tahun 1993. bentuk matriks;
– Hasil endapan ulang (redeposit).
Dengan diketahui perkembangan serta faktor yang Dari metamorfosenya, hanya daerah-daerah yang
berpengaruh tersebut, diharapkan dapat dijadikan relatif ada gunung api, akan mempunyai endapan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 40

batu apung yang ekonomis. Umur geologi dari – Al2 O3 : 12,00 – 15,00%
endapan-endapan ini antara Tersier sampai – Fe2 O3 : 0,90 – 4,00%
sekarang. Gunung api yang aktif selama umur – Na2 O : 2,00 – 5,00%
geologi tersebut antara lain pada jalur pinggiran – K2 O : 2,00 – 4,00%
laut Pasifik dan jalur yang mengarah dari laut – MgO : 1,00 – 2,00%
Mediteran ke pegunungan Himalaya kemudian ke – CaO : 1,00 – 2,00%
India Timur. – Unsur lainnya : TiO2 , SO3 , dan Cl

b. Hilang pijar (LOI atau loss of ignition) : 6%


Batuan yang sejenis dengan batu apung lainnya
adalah pumicit dan vulkanik cinder. Pumicit
c. pH : 5
mempunyai komposisi kimia, asal pembentukan
dan struktur gelas yang sama dengan batu apung.
Perbedaannya hanya pada ukuran partikel, yaitu Sedangkan sifat fisikanya adalah :
diameternya lebih kecil dari 0,16 inci. Batu apung
ditemukan relatif dekat dengan tempat asalnya, – Bobot isi ruah : 480 – 960 kg/cm3
sedangkan pumicit sudah ditransportasi oleh angin – Peresapan air
dengan jarak yang cukup jauh, dan terendapkan (water absorption) : 16,67%
berupa akumulasi abu berukuran halus atau sebagai – Gravitasi spesifik : 0,8 gr/cm3
sedimen tufa. – Hantaran suara
(sound transmission) : rendah
– Ratio kuat tekan
Vulkanik cinder mempunyai fragmen vesikular terhadap beban : tinggi
berwarna kemerahan sampai hitam, yang tertumpuk – Konduktivitas panas
selama erupsi batuan basaltik dari letusan gunung (thermal conductivity) : rendah.
api. Sebagian besar endapan cinder kedapatan – Ketahanan terhadap api : s.d. 6 jam.
sebagai fragmen-fragmen perlapisan yang berbentuk
krucut dengan diameter antara 1 inci sampai beberapa
inci. 3. PERTAMBANGAN

Potensi 3.1 Eksplorasi

Penelusuran ke terdapatan endapan batu apung


Di Indonesia, keterdapatan batu apung selalu dilakukan dengan mempelajari struktur geologi batuan
berkaitan dengan rangkaian gunung api berumur di daerah sekitar jalur gunung api, antara lain dengan
Kuarter sampai Tersier. Penyebarannya meliputi mencari singkapan-singkapan, dengan geolistrik,
daerah Serang dan Sukabumi (Jawa Barat), pulau atau melakukan pemboran dan pembuatan beberapa
Lombok (Nusa Tenggara Barat) dan pulau Ternate sumur uji. Selanjutnya dibuat peta topografi daerah
(Maluku). yang diperkirakan terdapat endapan batu apung
dengan skala yang besar guna melakukan eksplorasi
Potensi endapan batu apung yang mempunyai arti detail. Eksplorasi detail bertujuan untuk mengetahui
ekonomis dan cadangannya sangat besar adalah di kualitas dan kuantitas cadangan dengan lebih pasti.
pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, pulau Ternate, Metode eksplorasi yang digunakan di antaranya
Maluku. Jumlah cadangan terukur di daerah tersebut dengan pemboran (bor tangan dan bor mesin) atau
diperkirakan lebih dari 10 juta ton. Di daerah Lombok, pembuatan sumur uji.
eksploitasi batu apung sudah dilakukan sejak lima
tahun yang lalu, sedangkan Ternate pengusahaannya Dalam menentukan metode mana yang akan dipakai,
baru dilakukan tahun 1991. harus dilihat kondisi dari lokasi yang akan dieksplorasi,
yaitu didasarkan kepada peta topografi yang dibuat
Sifat-sifat kimia batu apung adalah : pada tahap penelusuran (prospeksi). Metode
a. Komposisi kimianya : eksplorasi yang dilakukan dengan cara pembuatan
– SiO2 : 60,00 – 75,00% sumur uji, pola yang digunakan adalah empat persegi
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 41

panjang (dapat pula dengan bentuk bujur sangkar)


dengan jarak dari satu titik/sumur uji ke sumur uji – Pengeringan (drying); jika material dari tambang
berikutnya antara 25 – 50 m. Peralatan yang dipakai banyak mengandung air, maka perlu dilakukan
dalam pembuatan sumur uji di antaranya adalah : pengeringan, antara lain dengan menggunakan
cangkul, linggis, belincong, ember, tali. rotary dryer.

Sedangkan eksplorasi dengan pemboran dapat


dilakukan dengan menggunakan alat bor yang 4. KEGUNAAN
dilengkapi bailer (penangkap contoh), baik bor tangan
ataupun bor mesin. Dalam eksplorasi ini dilakukan Batu apung lebih banyak digunakan di sektor
juga pengukuran dan pemetaan yang lebih detail, konstruksi dibandingkan dengan sektor industri.
untuk digunakan dalam perhitungan cadangan dan
pembuatan perencanaan tambang. 4.1 Di Sektor Konstruksi

3.2 Penambangan Di sektor konstruksi, batu apung banyak dimanfaat-


kan untuk pembuatan agregat ringan dan beton
Pada umumnya, endapan batu apung terletak dekat agregat ringan karena mempunyai karakteristik yang
ke permukaan bumi, penambangannya dilakukan sangat menguntungkan; yaitu ringan dan kedap
dengan cara tambang terbuka dan selektif. suara (high in-sulation). Berat spesifik batu apung
Pengupasan tanah penutup dapat dilakukan dengan sebesar 650 kg/cm3 sebandingkan dengan bata
alat-alat sederhana (secara manual) ataupun dengan biasa seberat 1.800 – 2.000 kg/cm3 . Dari batu
alat-alat mekanis, seperti bulldozer, scraper, dan apung, lebih mudah dibuat blok-blok yang berukuran
lain-lain. Lapisan endapan batu apungnya sendiri besar, sehingga dapat mengurangi pelesteran.
dapat digali dengan menggunakan excavator antara
lain backhoe atau power shovel, lalu dimuat langsung Kelebihan lain dari penggunaan batu apung dalam
ke dalam truk untuk diangkut ke pabrik pengolahan. pembuatan agregat adalah tahan terhadap api,
kondensi, jamur dan panas, serta cocok untuk
3.3 Pengolahan akustik.

Untuk menghasilkan batu apung dengan kualitas Spesifikasi batu apung untuk pembuatan agregat
yang sesuai dengan persyaratan ekspor atau dan beton agregat ringan adalah sebagai berikut :
kebutuhan di sektor konstruksi dan industri, batu
apung dari tambang diolah terlebih dahulu, antara a. Agregat ringan (BS 3797, tahun 1964):
lain dengan menghilangkan pengotor dan mereduksi – SO3 : maks 1%
ukurannya. – LOI (loss of ignition) : maks. 4%
– Bobot isi ruah :
Secara garis besar, proses pengolahan batu apung - butiran kasar : maks. 0,96 ton/m3
terdiri atas : - butiran halus : maks. 1,20 ton/m3

– Pemilahan (sorting); untuk memisahkan batu b. Beton agregat ringan (BS 2028, 1364, tahun
apung yang bersih dari batu apung yang banyak 1968)
pengotornya (impuritis), dan dilakukan secara – Kedap suara (3 inci blok) : 44.3 db.
manual atau dengan scalping screens. – Bobot isi kering : 0.88 ton/m3
– Nilai kalori : 1.0 kal.
– Peremukan (crushing); untuk mereduksi ukuran, – Fire resistance : sampai dengan 6 jam
dengan menggunakan crusher, hammer mills, – Susut kering (drying shrinkage) : 0.04%
dan roll mills. – Ukuran Butir : 1 – 9 cm.
– Sizing; untuk memilahkan material berdasarkan Selain penggunaan tersebut di atas, di sektor
ukuran yang sesuai dengan permintaan pasar, konstruksi batu apung digunakan untuk pondasi
dilakukan dengan menggunakan saringan jalan, bahan baku genteng akustik, bahan tahan api
(screen). dan lain-lain.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 42

– Hilang pijar : maks. 5%


4.2 Di Sektor Industri – Zat terbang : maks. 1%
– Lolos saringan 300 m : min. 70%
Di sektor industri, batu apung digunakan sebagai – Lolos saringan 150 m : maks. 30%.
bahan pengisi (filler), pemoles/penggosok (polish-
ing), pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif, b. Untuk keramik tembikar
isolator temperatur tinggi dan lain-lain. Industri – SiO2 : 69,80%
pengguna, fungsi, dan derajat ukuran butir batu – Al2 O3 : 17,70%
apung dapat dilihat pada Tabel 1. – Fe2 O3 : 1,58%
Beberapa contoh spesifikasi batu apung yang – MgO : 0,53%
digunakan di sektor industri, adalah : – CaO : 1,49%
– Na2 O : 2,45%
a. Untuk pigmen sebagai berikut : – K2 O : 4,17

Tabel 1. Kegunaan Batu Apung di Sektor Industri

Industri Kegunaan Derajat Ukuran Butir

Cat – pelapis nonskid kasar


– cat sekat akustik kasar
– bahan pengisi cat tekstur halus-kasar
– flattening agents sangat halus
Kimia – media filtrasi kasar
– chemical carrier kasar
– pemicu korek api belerang halus-kasar
Logam dan plastik – pembersih dan pemoles sangat halus
– vibratory and barrel finishing sangat halus-sedang
– pressure blasting sedang
– electro-plating halus
– pembersih gelas/kaca sangat halus
Komponder – bubuk sabun tangan sedang
– pembersih gelas/kaca sangat halus
Kosmetik dan odol – pemoles dan penambal gigi halus
– pemerata kulit bubuk cair
Karet – bahan penghapus sedang
– bahan cetakan sangat halus
Kulit – untuk mengkilap sedang
Kaca dan cermin – pemrosesan tabung TV halus
– pemoles dan pengkilap kaca tabung TV halus
– bevel finishing sangat halus
– penghalus potongan kaca sangat halus
Elektronika – pembersih papan sirkit sangat halus
Tembikar – bahan pengisi halus

Keterangan : Kasar = 8 – 30 mesh; sedang = 30 – 100 mesh; halus = 100 – 100 mesh; sangat halus > 200 mesh
Sumber : Industri Minerals, Bulletin, 1990
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 43

– H2 O : 2,04% – MgO : 0,13% – 0,26%


– Kadar air : 21% – CaO : 0,80% – 1,50%
– Kuat lentur : 31,89 kg/cm2 – Na2 O : 3,40% – 3,62%
– Peresapan air : 16,66% – K2 O : 4,30% – 4,71%
– Berat volume : 1,18 gr/cm2 – Hilang pijar : 4% – 5%
– Keplastisan : plastis
– Ukuran butir : 15 – 150 mesh c. Yunani :
– SiO2 : 70,55%
Komposisi bahan untuk keramik tembikar ini terdiri – Al2 O3 : 12,24%
atas pumice, tanah liat, dan kapur dengan – Fe2 O3 : 0,89%
perbandingan masing-masing 35%, 60% dan 5%. – MgO : 0,10%
Penggunaan batu apung ini, dimaksudkan untuk – CaO : 2,36%
mengurangi bobot dan meningkatkan kualitas – Na2 O : 3,49%
tembikar. – K2 O : 4,21%
– SO3 : 0,03%
Di samping di sektor konstruksi dan industri, batu – Unsur lainnya : 0,62%
apung digunakan juga di sektor pertanian, yaitu – Hilang pijar : 5,51%
sebagai bahan aditif dan substitusi pada tanah – Bobot isi ruah kering : 0,6 – 0,72 ton/m3
pertanian. – Ukuran butir : s.d. 8 mm

Beberapa spesifikasi batu apung yang diperdagang-


kan oleh beberapa produsen di dunia adalah sebagai 5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
berikut :
5.1 Perkembangan Pemasokan, Permintaan,
a. Tipe Itali : dan Harga
– SiO2 : 70,90%
– Al2 O3 : 12,76% Didasarkan kepada kaidah keseimbangan
– Fe2 O3 : 1,75% pemasokan dan permintaan, pemasokan terdiri atas
– Lolos saringan : produksi, impor dan stok pada tahun sebelumnya,
0.5 inci : 100% sedangkan permintaan terdiri atas konsumsi, ekspor
3/4 inci : 95% dan stok pada tahun bersangkutan. Oleh karena
1/4 inci : 67% data stok baik pada tahun sebelumnya maupun
1/4 inci : 51% pada tahun bersangkutan tidak/sulit diperoleh, maka
– Pengotor (lempung, dalam evaluasi dan analisis perkembangan pema-
garam dan abu) : 32,8% sokan dan permintaan batu apung di Indonesia,
– Karbonat : 0% selama periode 1985 – 1991 ini diasumsikan nol.
– Bobot isi ruah : 480 kg/cm3
– Graviti spesifik : 0.80 a. Pemasokan Batu Apung
– Peresapan air : 44.0% berat kering
– Nilai agregat impact Perkembangan pemasokan batu apung Indonesia
(0.5 – 3/8 inci) : 56.0% dalam kurun waktu 1985 – 1991, terus meningkat,
– Nilai agregat crushing sebagai berikut.
(0.5 – 3/8 inci) : 67%
– Nilai abrasi agregat Produksi
(0.5 – 3/8 inci) : 212.0
– Indeks flakiness : 5.4 Produksi batu apung Indonesia berasal dari pulau
– Indeks elongation : 3.6 Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan daerah
b. Turki : lainnya seperti Bali, Lampung, Bengkulu dan Jawa
– SiO2 : 67,80% – 72,50% Barat. Dalam tahun-tahun terakhir ini, di daerah
– Al2 O3 : 12,59% – 14,00% Ternate, Maluku, batu apung sudah mulai
– Fe2 O3 : 0,90% – 3,00% dieksploitasi.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 44

1985 – 1991, perkembangan produksi batu apung


Perkembangan produksi batu apung Indonesia, dari daerah- daerah tersebut masih menunjukkan
selama periode 1985 – 1991, secara keseluruhan kecenderungan meningkat. Kenaikan kembali
menunjukkan kecenderungan meningkat, yaitu dari produksi pada tahun 1991, disebabkan oleh mulai
3.091 ton pada tahun 1985 menjadi 127.401 ton pada diproduksinya batu apung dari daerah Ternate.
tahun 1988, kemudian meningkat lagi menjadi
172.554 ton pada tahun 1991. Produksi tertinggi Impor Batu Apung
dicapai pada tahun 1990, sebesar 185.461 ton, yang
berarti juga telah terjadi penurunan produksi di tahun Selama kurun waktu 1985 – 1991, Indonesia
1991 sebesar 6,96%. Laju pertumbuhan produksi mengimpor batu apung hanya dalam jumlah kecil,
selama periode tersebut (lima tahun) terakhir adalah yaitu dari Jepang dan Taiwan. Pada tahun 1985 dan
16,78% per tahun. 1987 tidak tercatat adanya impor batu apung.

Di daerah Lombok, batu apung tercatat mulai Impor batu apung pada tahun 1986 dan 1988 masing-
diproduksi tahun 1987, yaitu sebesar 23.963 ton, masing berjumlah hanya 3 ton dan 1 ton. Akan
dan terus meningkat hingga menjadi 138.661 ton tetapi, dalam tiga tahun terakhir ini, impor batu
pada tahun 1990 (Tabel 2). Produksi pada tahun apung mulai meningkat dibandingkan dengan tahun
1991, berdasarkan kuota dari pemerintah terhadap sebelumnya, yaitu pada tahun 1989, tahun 1990,
asosiasi batu apung di daerah tersebut, sebanyak dan pada tahun 1991 masing-masing sebesar 259
125.000 ton. Dalam tiga tahun terakhir kontribusi ton senilai 88.725 AS $, 153 ton senilai 49.106 AS
rata-rata produksi batu apung dari Lombok, NTB, $ dan 294 ton dengan nilai 131.502 AS $ (Tabel 3).
terhadap seluruh produksi batu apung Indonesia b. Permintaan Batu Apung
adalah sekitar 70%.
Permintaan batu apung Indonesia yang terdiri atas
Jumlah perusahaan pertambangan batu apung di konsumsi di dalam negeri dan ekspor selama periode
daerah Lombok yang memiliki SIPD eksploitasi 1985 – 1991 cenderung terus meningkat, sebagai
sampai dengan tahun 1991 dan masih aktif, hanya
sebanyak lima buah. Sedangkan yang lainnya
Tabel 3. Impor Batu Apung Indonesia
merupakan perusahaan-perusahaan dengan SIPD
prosesing, dan penjualan.
Produksi batu apung dari daerah Bengkulu, Lampung, Tahun Tonase (ton) Nilai (AS $)
dan Jawa Barat, sudah dimulai sejak sebelum tahun
1985. Meskipun pada tahun 1989 dan 1990 terjadi 1985 – –
penurunan produksi, tetapi selama kurun waktu 1986 3 4.763
1987 – –
1988 1 2.249
Tabel 2. Produksi Batu Apung Indonesia 1989 259 88.725
1990 153 49.106
1991 294 131.502
Produksi (ton)
Tahun Sumber : Statistik Perdagangan, Impor, BPS
NTB Daerah lainnya Jumlah

1985 tt 3.091 3.091 berikut :


1986 tt 17.361 17.361
1987 23.963 73.848 97.811 Konsumsi
1988 51.290 76.332 127.602
1989 100.000 64.322 164.111 Di Indonesia, batu apung digunakan untuk pembuatan
1990 138.661 46.800 185.461 agregat ringan seperti genteng, bata, gorong-gorong
1991 125.000 47.554 172.554 untuk pondasi rumah, dan stonewashing di industri
jean.
Sumber : Dinas Pertambangan NTB dan Survei PPTM 1991/
92, diolah kembali.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 45

Konsumsi batu apung di dalam negeri selama kurun Perkembangan ekspor batu apung Indonesia, selama
waktu 1985 – 1991, ternyata telah menunjukkan kurun waktu 1985 – 1991, meskipun sedikit
peningkatan yang berarti. Pemenuhan kebutuhan berfluktuasi, dapat dikatakan tetap menunjukkan
batu apung tersebut, lebih dari 98% dipenuhi dari peningkatan, dan dalam lima tahun terakhir
produksi dalam negeri sendiri, yaitu antara 10 – 20% kenaikannya rata-rata 14,96% per tahun.
dari tingkat produksi.
Pada tahun 1985 ekspor batu apung hanya sebanyak
Laju pertumbuhan konsumsi dalam lima tahun 2.787 ton, pada tahun 1988 menjadi 88.787 ton, dan
terakhir adalah 48,59%. Konsumsi pada tahun 1985 pada tahun 1991 meningkat lagi menjadi 106.161
hanya sebanyak 697 ton, pada tahun 1988 meningkat ton. Ekspor tertinggi dicapai pada tahun 1989, yaitu
menjadi 17,891 ton, hingga pada tahun 1991 sebanyak 119.082 ton. Jika dibandingkan dengan
mencapai 49.917 ton (Tabel 4). tahun 1989, ekspor tahun 1991 menurun sekiitar
Penggunaan batu apung di dalam negeri, baik sebagai 10,85%, tetapi meningkat sebesar 1,28%
bahan baku utama maupun penolong, di antaranya dibandingkan ekspor tahun 1990 (Tabel 5).
adalah industri bahan konstruksi seperti genteng, c. Harga Batu Apung Indonesia
bata bangunan, dan untuk pondasi rumah, terutama
Harga batu apung Indonesia (harga berlaku) dalam
kurun waktu 1985 – 1991, dan dihitung berdasarkan
Tabel 4. Konsumsi Batu Apung Indonesia volume dan nilai ekspor, ternyata berfluktuasi, tetapi

Tahun Tonase (ton)


Tabel 5. Ekspor Batu Apung Indonesia
1985 697
1986 1.739 Tahun Tonase (ton) Nilai (AS $)
1987 12.178
1988 17.891 1985 2.787 321.404
1989 26.670 1986 15.626 1.863.752
1990 55.668 1987 73.759 8.683.463
1991 49.917 1988 88.787 9.360.696
1989 119.082 13.857.259
Sumber : Survei PPTM, diolah kembali 1990 104.402 14.373.400
1991 106.161 14.413.440

di daerah yang memiliki potensi batu apung. Industri Sumber : Biro Pusat Statistik
lainnya yang menggunakan batu apung adalah
industri jean (tekstil, keramik, gerabah), patung, dan
barang-barang seni lainnya. tetap menunjukkan kenaikan rata- rata sebesar
3,16% per tahun harga dinyatakan dalam dolar AS,
Ekspor sedangkan jika dalam rupiah, kenaikannya lebih
besar, yaitu 13,84%. Perbedaan ini disebabkan oleh
Sebagian besar (95%) ekspor batu apung Indonesia perubahan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah dalam
ditujukan ke Hongkong, Thailand, Taiwan, Amerika setiap tahunnya, yang ternyata semakin tinggi.
Serikat, Singapura, Malaysia, dan Korea Selatan,
sedangkan sisanya ke negara-negara di Asia Timur, Pada tahun 1985 harga batu apung per ton adalah
India, Bangladesh, Oman, dan lain-lain. Ukuran batu 115,32 dolar AS , kemudian menurun menjadi 105,43
apung yang diekspor ada tiga jenis yaitu 2/3 inci, 3/ dolar AS pada tahun 1988, dan naik kembali menjadi
4 inci dan 5/8 inci. Jumlah ekspor setiap tahunnya 135,77 dolar AS pada tahun 1991.
sekitar 80 – 90 % dari total batu apung yang
diproduksi. Lain halnya jika dalam rupiah, harga pada tahun
1985 adalah Rp 128.582,00 per ton, pada tahun 1988
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 46

meningkat menjadi Rp 178.388,00 per ton, dan pada memiliki cadangan lebih dari 12 juta m3 . Menurut
tahun 1991 terus meningkat hingga mencapai Rp Dinas Pertambangan Propinsi NTB, potensi endapan
270.455,00 per ton (Tabel 6). batu apung yang terbesar terdapat di pulau Lombok,
5.2 Prospek Batu Apung Nusa Tenggara Barat, dan cadangannya diperkirakan
lebih dari 7 juta m3 .
Untuk dapat melihat prospek industri pertambangan
batu apung Indonesia di masa datang, perlu ditinjau/ Apabila dilihat dari tingkat produksi sekarang, yaitu
dianalisis beberapa faktor atau aspek yang sekitar 175.000 ton per tahun, potensi batu apung di
berpengaruh, baik yang mendukung maupun Indonesia baru habis lebih dari 40 tahun. Namun,
eksplorasi dan inventarisai endapan batu apung di
daerah-daerah tersebut di atas perlu ditingkatkan ke
Tabel 6. Harga Batu Apung Indonesia eksplorasi yang lebih detail, sehingga jumlah
cadangan dan kualitasnya dapat diketahui dengan
pasti.
Tahun Harga per ton *)

dolar AS Rp Kebijaksanaan Pemerintah

1985 115,32 128.582,00 Aspek yang tidak kalah pentingnya bagi industri
1986 119,27 153.023,00 pertambangan adalah kebijaksanaan pemerintah,
1987 117,72 194.238,00 antara lain pencanangan ekspor di luar minyak dan
1988 105,43 178.388,00 gas sejak Pelita IV, deregulasi di bidang ekspor, dan
1989 116,37 206.790,00 peningkatan pemanfaatan sumber daya alam.
1990 137,67 254.690,00 Kebijaksanaan tersebut, pada dasarnya merupakan
1991 135,77 270.454,00 dorongan bagi para eksportir dan para pengusaha
untuk menanamkan investasinya, yang di antaranya
Sumber : Biro Pusat Statistik, diolah kembali adalah di industri pertambangan batu apung. Namun,
Keterangan : *) Harga batu apung (harga berlaku) dihitung agar kebijaksanaan pemerintah tersebut lebih
berdasarkan volume dan nilai ekspor.
berhasil, bagi industri pertambangan batu apung,
masih perlu disertai dengan kemudahan dalam
perizinan dan bantuan teknis baik eksplorasi maupun
hambatan-hambatannya. Oleh karena data yang eksploitasi, serta informasi tentang potensi; terutama
diperoleh sangat terbatas, analisis hanya dilakukan untuk para pengusaha golongan ekonomi lemah.
secara kualitatif. Di samping itu, akan dibuat juga
proyeksi untuk tahun 2000. Faktor Permintaan

a. Aspek-aspek yang Berpengaruh Dengan semakin meningkatnya sektor konstruksi


dan industri pemakai batu apung di dalam negeri, di
Perkembangan industri pertambangan batu apung di negara-negara maju dan di negara-negara
Indonesia, baik yang sudah, sedang, ataupun yang berkembang lainnya, permintaan akan batu apung
akan datang, di antaranya dipengaruhi oleh aspek- telah semakin meningkat.
aspek berikut : potensi, kebijaksanaan pemerintah,
permintaan di dalam dan luar negeri, harga, substitusi, Di sektor konstruksi, sejalan dengan pertambahan
dan aspek lainnya, seperti tumpang tindih lahan, jumlah penduduk di dalam negeri, kebutuhan
jarak transportasi dan informasi potensi dan teknologi perumahan pun terus meningkat, yang sudah barang
pemanfaatan. tentu pemakaian bahan konstruksi akan naik. Untuk
Ketersediaan Potensi daerah yang dekat dengan lokasi keterdapatan batu
apung, dan sukar mendapatkan batu bata dan genteng
Potensi batu apung Indonesia yang tersebar di yang terbuat dari tanah merah, serta batu untuk
daerah Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Yogyakarta, pondasi, maka batu apung dapat digunakan pengganti
Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Ternate, belum bahan konstruksi tersebut.
dapat diketahui secara pasti. Tetapi diperkirakan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 47

Dalam tahun-tahun terakhir ini, pemakaian batu


apung untuk agregat ringan, yaitu genteng sudah Struktur atau tata niaga batu apung yang berlaku
dilakukan oleh satu perusahaan bahan bangunan di sekarang ini, masih kurang menguntungkan para
Bogor, Jawa Barat, dan menghasilkan produk genteng pengusaha tambang batu apung. Sebagai contoh,
yang lebih ringan serta kuat. di daerah Nusa Tenggara Barat, pada tahun 1991
harga batu apung di lokasi tambang berkisar antara
Di negara-negara maju penggunaan bahan konstruksi Rp 450 – Rp 500,00 per karung, dan di tempat
yang ringan dan tahan api untuk pembangunan prosesing sekitar Rp 700,00 per karung. Jika selesai
gedung dan perumahan semakin di utamakan. Dalam di proses akan menghasilkan batu apung bersih
hal ini, pemakaian batu apung sangat sesuai karena sekitar 30 kg/karung. Sementara itu, harga batu
di samping ringan juga mudah penanganannya, apung yang diekspor, jika dihitung dari nilai dan
yaitu dibentuk menjadi agregat dengan ukuran volume ekspor tahun 1991 diperoleh harga sebesar
sebagaimana yang diinginkan, sehingga Rp 270,50 per kg. Jika harga tersebut diasumsikan
mempermudah dan mempercepat proses sebagai harga sampai di negara tujuan ekspor,
pembangunannya. ongkos transportasi, pajak, dan asuransi, serta
ongkos-ongkos lainnya sebesar 40% dari harga
Demikian juga di negara-negara berkembang, tersebut di atas, maka harga jual batu apung di
penggunaan batu apung untuk pembangunan tempat eksportir sekitar Rp 165,00 per kg, atau Rp
perumahan yang mudah dan murah serta aman, 4.950,00 per 30 kg.
mulai banyak dilakukan.
Dengan demikian jelas sekali bahwa batu apung di
Semakin meningkat minat masyarakat terhadap lokasi tambang sangat rendah. Dengan kata lain,
pemakaian dari bahan tekstik jenis jean, baik di tata niaga batu apung di Indonesia, cenderung lebih
dalam maupun luar negeri, telah memacu industri banyak menguntungkan pihak eksportir,
tekstil jenis jean untuk berproduksi secara besar- dibandingkan dengan pengusaha tambangnya
besaran, sehingga pemakaian batu apung sebagai sendiri.
stonewashing terus meningkat.
Oleh karena itu, perlu adanya perombakan dalam
Karena adanya kelebihan dari sifat batu apung dengan tata-niaga batu apung sedemikian rupa, yang dapat
menggunakan bahan galian lainnya seperti batu lebih mendukung peningkatan industri pertambang-
apung dibandingkan dengan menggunakan bahan an batu apung, serta tetap menguntungkan semua
galian lainnya seperti bentonit, zeolit atau kaolin, di pihak.
negara-negara maju, pemakaian batu apung sebagai
filler dalam industri pestisida, mulai menunjukkan Substitusi
peningkatan. Jika menggunakan batu apung,
pestisida tidak akan tenggelam di dalam air, sehingga Dalam penggunaanya, batu apung dapat disubstitusi
kerjanya akan relatif lebih efektif; sedangkan jika dengan material lain. Di sektor industri konstruksi,
menggunakan bentonit atau kaolin, pestisida tersebut batu apung dapat diganti oleh kaolin dan feldspar
akan cepat tenggelam dan kurang efektif. sebagai salah satu bahan baku genteng, saluran air
(gorong-gorong). Untuk dinding bangunan,
Keadaan tersebut di atas terbukti dari tingkat penggunaan batu apung mendapat persaingan dari
permintaan (konsumsi dan ekspor) batu apung, bata merah, asbes, kayu papan, dan sebagainya. Di
yang hampir setiap tahunnya terus meningkat. sektor industri, serta sebagai bahan baku di industri
Dalam industri keramik jenis gerabah, pemakaian keramik, dapat disubstitusi dengan bentonit, kaolin,
batu apung akan meningkatkan kualitas keramik, felspar, dan zeolit, yang cenderung lebih mudah
yaitu lebih ringan dan lebih kuat. Namun, pemakaian untuk mendapatkannya.
batu apung untuk bahan keramik di dalam negeri
sampai saat ini belum banyak berkembang dan Aspek Lainnya
masih terus dilakukan penelitian.
Aspek lainnya yang dapat berpengaruh terhadap
Faktor Harga sektor pertambangan, khususnya pertambangan batu
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 48

apung, adalah :
Produksi batu apung di masa datang cenderung
a. Masalah tumpang tindih lahan. akan lebih dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi
Pada kenyataannya, banyak potensi batu apung di dalam negeri sendiri. Oleh karena itu, untuk
yang terdapat di kawasan perkebunan, kehutanan proyeksinya digunakan laju pertumbuhan pendapatan
(hutan lindung dan cagar alam), dan kawasan domestik bruto (GDP) per tahun; antara lain 3%
lainnya, sehingga terjadi benturan kepentingan, (proyeksi rendah), 5% (proyeksi sedang), 7%
yang akhirnya cenderung potensi batu apung (proyeksi tinggi), maka produksi batu apung pada
tersebut tidak dapat dimanfaatkan/diusahakan. tahun 2000 diperkirakan mencapai angka antara
225.100 – 317.230 ton (Tabel 7).
b. Masalah transportasi.
Meskipun harga batu apung ini relatif lebih murah, Impor
tetapi karena jarak transportasi dari lokasi
terdapatnya batu apung dengan industri-industri Sejalan dengan semakin berkembanganya teknologi,
pemakainya cukup jauh, maka industri-industri di masa datang pengolahan batu apung di dalam
tersebut cenderung menggunakan bahan galian negeri diperkirakan semakin maju, dan sudah dapat
industri yang lain (substitusinya). menghasilkan produk dengan spesifikasi
sebagaimana dibutuhkan oleh industri pemakainya.
c. Informasi potensi dan teknologi pemanfaatan. Dengan demikian, impor batu apung yamg semula
Pada dasarnya, banyak investor yang berminat timbul sebagai akibat kualitasnya tidak dapat
terhadap industri pertambangan batu apung.
Akan tetapi, karena masih kurangnya informasi
tentang data potensi yang lebih akurat, maka Tabel 7. Proyeksi Produksi Batu Apung
para investor tersebut tidak melanjutkan niatnya. Indonesia Tahun 1997dan 2000
Demikian juga halnya, penelitian dan informasi
tentang teknologi pemanfaatan batu apung di
industri hilir pemakainya, di dalam negeri Produksi Proyeksi Produksi (ton)
dirasakan masih perlu ditingkatkan lagi, agar pada
dapat menunjang pengembangan industri Tahun 1991 LP 1997 2000
pertambangan batu apung di masa mendatang.
rendah 194.200 225.100
b. Prospek Batu Apung Indonesia (3,00%)
sedang 209.740 267.680
172.554 (5,00%)
Berdasarkan analisis perkembangan selama periode
1985 – 1991 dan aspek-aspek yang tinggi 225.100 317.230
mempengaruhinya, prospek industri pertambangan (7,00%)
batu apung Indonesia di masa datang (sampai tahun
2000) diperkirakan cukup baik. Keterangan : LP = Laju pertumbuhan rata-rata per tahun.

c. Pemasokan
memenuhi permintaan industri hilir tersebut, kini
Walaupun ada substitusi dari material lain bagi batu dapat dipasok dari dalam negeri sendiri. Dengan
apung dan pemanfaatannya di sektor industri di demikian, pada tahun 2000 impor batu apung tidak
dalam negeri yang belum banyak berkembang, jika ada lagi.
dilihat dari sisi potensi yang cukup besar, terus
meningkatnya permintaan dari luar negeri, serta d. Permintaan
kebijaksanaan pemerintah dalam ekspor yang lebih
luwes, diperkirakan sisi pemasokan, yaitu produksi Sementara itu, sejalan dengan meningkatnya
dan impor batu apung, akan terus meningkat. kebutuhan bahan konstruksi yang lebih ringan, aman
dan mudah penanganannya, serta meningkatnya
Produksi kemajuan teknologi pemanfaatan batu apung di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 49

sektor industri, maka permintaan batu apung baik Tabel 9. Proyeksi Ekspor Batu Apung
dari dalam maupun luar negeri diperkirakan akan Indonesia Tahun 1997 dan 2000
terus meningkat.
Produksi Proyeksi Produksi (ton)
Konsumsi
pada
Tahun 1991 LP 1997 2000
Konsumsi batu apung di dalam negeri pada beberapa
tahun terakhir ini mulai menunjukkan peningkatan, rendah 119.480 138.510
terutama di sektor konstruksi. Di masa yang akan (3,00%)
datang pun konsumsi batu apung diperkirakan terus sedang 139.150 164.690
meningkat. Untuk proyeksinya, dihitung dengan laju 106.161 (5,00%)
pertumbuhan GDP 3%, 5%, dan 7%, maka didapat tinggi 184.770 369.390
besarnya konsumsi batu apung di dalam negeri pada (7,00%)
tahun 2000, antara 65.130 – 91.770 ton (Tabel 8).
Ekspor Keterangan : LP = Laju pertumbuhan rata-rata per tahun.

Proyeksi ekspor untuk pemenuhan permintaan


negara- negara lain, pada tahun 2000 diperkirakan
mencapai jumlah antara 184.770 – 369.390 ton. – Batu apung adalah jenis bahan galian industri
(Tabel 9). yang dihasilkan dari letusan gunung api,
mempunyai struktur selular, bobot isi ruahnya
6. KESIMPULAN DAN SARAN rendah, dan mengandung gelembung yang
berdinding gelas, serta sering disebut juga
Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis tentang sebagai batuan vulkanik gelas.

– Batu apung banyak digunakan untuk pembuatan


bahan konstruksi, yaitu agregat ringan seperti
Tabel 8. Proyeksi Konsumsi Batu Apung genteng, pipa saluran air, dinding kedap suara
IndonesiaTahun 1997 dan 2000 dan lain-lain. Sedangkan di sektor industri
digunakan sebagai bahan abrasif dan pemoles/
Produksi Proyeksi Produksi (ton) pengkilap (polishing) di industri logam dan kulit,
pada bahan pembersih kaca, bahan pengisi (filler) dan
Tahun 1991 LP 1997 2000 pelapis (coating) di industri cat, odol dan
kosmetik, serta sebagai chemical carrier di
rendah 56.180 65.130 industri kimia.
(3,00%)
sedang 60.670 77.440 – Indonesia memiliki potensi endapan batu apung
49.917 yang cukup besar, yaitu lebih dari 10 juta m3 ,
(5,00%)
tinggi 65.430 91.770 tersebar di Bengkulu, Jambi, Lampung, Jawa
(7,00%) Barat, DI Yogyakarta, Bali, Pulau Lombok (NTB),
Ternate, dan Tidore. Potensi yang sudah
Keterangan : LP = Laju pertumbuhan rata-rata per tahun. diusahakan adalah di daerah Bengkulu Lampung,
Jawa Barat, Pulau Lombok, dan Ternate.

– Perkembangan pemasokan dan permintaan batu


perkembangan batu apung selama periode 1985 – apung Indonesia dalam kurun waktu 1985 –
1991, beserta aspek-aspek yang mempengaruhi- 1991, cenderung meningkat. Produksi batu apung
nya, dapat ditarik kesimpulan dan sara sebagai meningkat 16,78% per tahun, konsumsi 48,59%
berikut : per tahun, dan ekspor sekitar 14,67% per tahun.
Impor batu apung selama kurun waktu tersebut
6.1 Kesimpulan masih sangat kecil, yaitu hanya 294 ton pada
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 50

tahun 1991. Sedangkan harga batu apung rata- United State, Department of Interior, 1985.
rata meningkat 3,16 % per tahun, dan pada
tahun 1991 mencapai angka Rp 270.454,00 per 3. Michale B. Mc., Pumice Market (Volcanic Rise
ton atau Rp 270,50 per kg. of Stone-washing), Industrial Minerals, Buletin,
Department of Interior, 1990.
– Prospek industri pertambangan batu apung di
masa datang diperkirakan baik, yaitu pada tahun 4. Peterson N.V. and Mason R.S., Pumice, Pum-
2000 proyeksi produksi antara 225.100 – 317.230 icite and Volcanic Cinder, Industrial Minerals
ton, konsumsi di dalam negeri antara 65.130 – and Rocks.
91.770 ton, dan ekspor mencapai angka 138.510
- 369.390 ton. Sementara itu, batu apung yang 5. Wiss L. N., Mineral Processing Handbook , (Pum-
semula diimpor diharapkan sudah dapat dipenuhi ice), Society of Mining Engineera, American
dari dalam negeri sendiri. Institut of Mining, Metallurgical, and Petroleum
Engineers Inc., New York, 1985.
– Dilihat dari sisi proyeksi pemasokan dan
permintaan, sampai tahun 2000 peluang 6. ——, Statistik Industri, Biro Pusat Statistik,
pengusahaan di industri pertambanan batu apung, Jakarta, 1980 – 1988.
masih cukup terbuka.
7. ——, Statistik Perdagangan Luar Negeri, Ekspor
6.2 Saran & Impor, Biro Pusat Statistik, 1980 – 1988.

– Untuk meningkatkan industri pertambangan batu 8. ——, Laporan Tahunan Kegiatan Pertambang-
apung di Indonesia, maka perlu dilakukan an, Direktorat Teknik Pertambangan Umum,
inventarisasi dan eksplorasi bahan galian tersebut Jakarta.
dengan lebih lengkap, agar dapat menarik minat
investor untuk menanamkan uangnya di industri 9. ——, Informasi Teknologi Keramik dan Gelas,
pertambangan tersebut. Laporan hasil penelitian, LIPI, Jakarta.

– Penelitian dan informasi teknologi pemanfaatan 10. ——, Peningkatan Mutu Body Keramik Plered
batu apung di semua sektor atau bidang, perlu dengan Bahan Tambah, Brosur, Badan Penelitian
ditingkatkan lagi. dan Pengembangan Industri, Balai Besar Industri
Keramik, Departemen Perindustrian, Bandung.
– Peran-serta pemerintah untuk pengembangan
industri batu apung sangat diperlukan, antara ******
lain bantuan eksplorasi, kemudahan perizinan
eksplorasi dan eksploitasi, dan bantuan
penelitian teknologi pemanfaatan batu apung.

DAFTAR PUSTAKA

1. Appleyard, F. C., Industrial Minerals and Rocks


(Construction Materials).

2. Mesinger A.C., Pumice and Pumicite (Mineral


Fact and Problems) Bureau of Mines, Buletin,
nnnGALIAN INDUSTRI
BAHAN nnnnnnnnnnnnn nnnn6nnnnnn
– 51

6 BAT U DIMENSI
Oleh : M. Arifin

1. PENDAHULUAN Pada umumnya granit berwarna putih keabu-abuan.


Sebagai batu dimensi, warna-warna granit lainnya
Batu hias dapat berasal dari batuan beku, sedimen, yang diinginkan, antara lain merah, merah muda,
atau batuan malihan yang karena sifat-sifat fisiknya cokelat, abu-abu, biru, hijau, dan hitam.
dapat dipotong dan dipoles ataupun diukir. Jenis
pertama disebut batu dimensi (dimension stone) Secara geologis, granit merupakan batuan beku
yang digunakan pada konstruksi bangunan, sebagai asam plutonik, yang berarti batu ini terbentuk dan
bahan eksklusif pelapis dinding, lantai ataupun membeku dalam kerak bumi (batuan beku dalam).
plafon suatu gedung, monumen, dan bangunan Bentuk cebakan yang terjadi dapat berupa dyke,
lainnya. sill, atau dalam bentuk massa yang besar dan
tidak beraturan. Bentuk terakhir merupakan
Batu dimensi yang diproduksi di Indonesia adalah cebakan granit yang sekarang ini ditambang untuk
marmer, granit (termasuk gabro), batu sabak, ala- tujuan komersial.
baster, dan batu pasir. Hingga tahun 1991, di In-
donesia telah beroperasi sekitar 30 buah pabrik b. Gabro
marmer dan empat buah pabrik granit, dengan
kapasitas pabrik terpasang keseluruhan masing- Gabro merupakan batuan beku ultra-basa plutonik
masing 4,27 juta m2 dan 360 ribu m2 per tahun. dengan komposisi mineral utama adalah pyroksin,
hornblende, dan biotit.
Konsumen batu dimensi, khususnya konsumen
marmer dan granit terbagi dalam tiga kelompok, yaitu Pada umumnya gabro berwarna hitam pekat, dan
sektor pemerintah, swasta, dan perseorangan. karena batu ini mempunyai komposisi kimia sama
dengan granit, yaitu 70% SiO 2 dan 15% Al 2 O3 , maka
gabro sering dinamakan granit hitam. Warna-warna
2. GEOLOGI gabro lainnya yang digunakan sebagai batu dimensi
adalah merah muda, hijau, dan biru.
2.1 Mineralogi dan Mula Jadi
c. Marmer
Secara petrologi, jenis batuan yang umumnya dapat
dijadikan batu dimensi adalah batuan beku (granit dan Marmer atau disebut juga dengan batu pualam
gabro), batuan sedimen (batu pasir dan batu kapur), merupakan batu kapur yang telah mengalami
dan batuan malihan (marmer dan batu sabak). proses malihan. Proses ini terjadi karena adanya
tekanan dan suhu yang sangat tinggi, sehingga
a. Granit tekstur batuan asal seperti tekstur sedimen dan
biologi menghilang dan membentuk tekstur batuan
Granit merupakan salah satu anggota keluarga yang baru (proses rekristalisasi).
batuan beku asam yang mempunyai tekstur granitik
dengan komposisi kimia 70% SiO2 dan 15% Al2 O3. Komposisi mineral utama marmer adalah mineral-
Komposisi mineral utama granit adalah kuarsa dan mineral karbonat, yaitu kalsit, dolomit, dan/atau
felspar, sedangkan mineral lain yang dijumpai dalam serpentin; sedangkan mineral tambahannya adalah
jumlah kecil adalah biotit, muskovit, hornblende, kuarsa, talk, khlorit, amphibol, pyrit, pyroksin,
dan pyroksin. hematit, dan grafit. Semua mineral tambahan ini
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 52

akan memberikan pola warna yang sangat rekristalisasi mineral mika.


beragam, sebagai contoh, marmer kalsit murni
berwarna putih. Namun, adanya mineral grafit dan Komposisi mineral utama batu sabak adalah kuarsa
pyrit akan memberikan warna menjadi abu-abu; dan mika, sedangkan mineral lainnya yang dijumpai
sedangkan mineral hematit akan memberikan dalam jumlah kecil adalah illit, serisit, kalsit,
warna merah muda. Warna-warna marmer lainnya plagioklas, khlorit, dolomit, pyrit, grafit, dan rutil.
yang umumnya dijumpai adalah keemasan, merah, Mineral-mineral ini memberikan variasi warna batu
merah jambu, hijau, kuning, hitam, dan cokelat. sabak, seperti abu-abu, hitam, merah, violet, dan
hijau.
Berdasarkan komposisi mineral utama dan mula
jadinya, marmer dibagi dalam dua jenis, yaitu : 2.2 Cadangan

– Marmer onyx, yaitu kalsit kristalin yang Cadangan batu dimensi di Indonesia sangat
terbentuk dari larutan air dingin dan umumnya bervariasi. Berdasarkan penyelidikan terakhir, jenis
dijumpai dalam gua-gua batu gamping. cadangan batu dimensi yang telah diketahui adalah
marmer, granit, gabro, dan batu sabak. Dari
– Marmer verde-antik, yaitu serpentin masif yang keempat cadangan batu dimensi di atas, cadangan
dipotong oleh urat-urat kuarsa. marmer dan granit tersebar cukup luas (Gambar 1
dan 2). Lokasi cadangan batu dimensi di Indone-
Sedangkan berdasarkan kenampakan teksturnya, sia dapat dilihat pada Lampiran A.
ada beberapa jenis penamaan marmer, seperti :
Statuari (berbutir halus).
– Statuari (berbutir halus). 3. PERTAMBANGAN
– Arsitektur (kaya dengan tekstur).
– Ornamental (mempunyai pola warna yang 3.1 Eksplorasi
indah).
– Cipulin (mengandung mineral talk). Tujuan utama eksplorasi batu dimensi adalah untuk
– Ruin (berbutir halus dengan bentuk tidak teratur). menentukan variasi geologi, yang diperoleh dengan
– Breksia (berbutir kasar dengan bentuk persegi). cara pengeboran inti. Evaluasi variasi geologi yang
– Kerang (mengandung fosil). dilakukan selama kegiatan eksplorasi ini, antara
lain :
d. Batu Pasir
– Pemetaan tipe batuan, yang akan digunakan
Ada tiga jenis batu pasir yang dapat digunakan untuk menentukan stratigrafi dan kontinuitas
sebagai batu hias, yaitu batu pasir, batu pasir batuan.
kuarsilik, dan kuarsit. Komposisi mineral utama – Struktur geologi.
batu pasir adalah kuarsa dan felspar. – Soundness system analysis, yaitu analisis
tekstur batuan seperti perlapisan, bidang belahan
Warna batu pasir lebih bervariasi bila dibandingkan (rift/bed), kekar, skistositas, dan lain-lain.
dengan batu hias lainnya. Warna-warna batu pasir
antara lain cokelat, abu-abu, merah muda, krem, Variasi geologi ini sangat penting, karena sangat
kuning gading, kuning, merah jambu, cokelat menentukan dalam perencanaan dan rancang
keabuan, putih, merah, keemasan, ungu, biru, dan bangun kuari batu dimensi, terutama menyangkut
merah coklat. metode penambangan dan arah penggalian.

e. Batu Sabak 3.2 Penambangan

Batu sabak berasal dari lempung atau serpih yang Berbeda dengan penambangan bahan galian pada
telah mengalami proses malihan regional. Batu ini umumnya, penambangan batu dimensi mempunyai
ditandai oleh adanya bidang belahan (cleava-ge) ciri khusus, baik cara penggalian maupun bentuk
yang sejajar, dan terbentuk karena proses produknya. Penambangan batu dimensi bertujuan
BAHAN GALIAN INDUSTRI
6 – 53
Gambar 1. Peta Sebaran Cadangan Marmer di Indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI
6 – 54
Gambar 2. Peta Sebaran Cadangan Granit di indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 55

untuk menghasilkan bongkahan batuan yang 3.3 Pengolahan


berukuran tertentu.
Tujuan pengolahan adalah untuk menghasilkan
Sekarang ini telah berkembang suatu metode lempengan batuan berukuran tertentu (standar pabrik
penambangan batu hias beserta peralatan atau pasar) yang salah satu sisi permukaannya di-
pemboran yang digunakan, yaitu Finish Method. poles.
Tahap-tahap penambangan dengan metode ini
antara lain : Sekarang ini telah banyak industri yang
menyediakan peralatan pabrik pengolahan batu
a. Pelepasan Balok dari Batuan Induk hias. Pengembangan mesin pemotong intan,
khususnya jenis diamond-tipped saw telah
Pada tahap produksi pertama ini, sisi balok vertikal mempermudah untuk menghasilkan lempengan-
dibor dengan kedalaman 4 – 6 m dan spasi 20 lempengan batu dimensi dalam berbagai ukuran
cm. Demikian juga dengan sisi balok horizontal yang dikehendaki secara cepat dan tepat.
yang dibor sampai kedalaman 5 – 8 m dan spasi
30 – 40 cm. Pengeboran tersebut dilakukan dengan Gambar 3 memperlihatkan tahap pengolahan batu
monodrillguide rigged dengan diameter setiap hias dengan makron method.
lubang bor 27 – 32 mm. Peledakan dilakukan
secara simultan, baik terhadap sisi vertikal maupun
horizontal, dengan densitas bahan peledak sekitar 4. PRODUK BATU DIMENSI
60 – 100 g/m3 .
4.1 Spesifikasi Produk dan Kegunaan
Dengan metode ini ukuran balok batu hias yang
dapat dilepas dari batuan induknya dapat mencapai Tidak semua batuan dapat menghasilkan
4000 m3 , yaitu panjang 20 – 80 m, tinggi 4 – 6 m, permukaan yang halus bila dipoles. Batuan yang
dan lebar 5 – 8 m. berbutir halus jika dipoles akan menghasilkan
permukaan yang lebih baik dibandingkan dengan
b. Persiapan Balok untuk Pabrik yang berbutir kasar. Pada umumnya batuan yang
Pengolahan mengandung mineral yang mempunyai belahan
baik tidak dapat dipoles.
Tahap akhir adalah membagi balok besar secara
vertikal menjadi balok yang lebih kecil. Pemboran ASTM (American Standard Testing Material) telah
dilakukan pada spasi 25 cm, sedangkan densitas menerbitkan standar spesifikasi batuan yang dapat
bahan peledak sekitar 30 – 80 g/m3 . Balok-balok dijadikan batu hias. Standar ini meliputi karakteristik
yang dihasilkan berukuran panjang 3 – 6 m, tinggi batuan, sifat-sifat fisik yang diperlukan, dan metode
4-6 m, dan lebar 1,5 – 3 m. Balok-balok ini cara uji (Tabel 1). Khusus untuk marmer, Indonesia
kemudian diperkecil kembali hingga mencapai telah menetapkan syarat mutu marmer yang
ukuran 15 – 30 ton, tergantung kapasitas alat muat digunakan sebagai pelapis dinding dan lantai melalui
(wheel loader) dan ukuran mesin pemotong utama SII.0379-80 (Tabel 2).
(primary saw) pada pabrik pengolahan.
Produk batu dimensi berbentuk lempeng batuan
Pada penambangan batu dimensi, arah bidang yang salah satu sisi permukaannya dipoles.
belahan sangat penting untuk diperhatikan karena Lempengan tersebut mempunyai ketebalan 20 –
akan mempengaruhi kualitas produk akhir. Arah 30 mm, dengan ukuran standar pabrik, yaitu 60 x
bidang belahan merupakan bidang lemah batuan 60 cm, 60 x 40 cm, 60 x 30 cm, 30 x 30 cm, atau
yang dapat dimanfaatkan untuk mempermudah berukuran berdasarkan permintaan konsumen
pelepasan bongkahan dari batuan induknya. Oleh (pasar).
karena itu, pemotongan batu dimensi sebaiknya
disejajarkan dengan arah bidang belahan tersebut, Dalam perdagangan, batu dimensi mempunyai
karena cara tersebut juga akan menghasilkan kuat nama komersial yang diberikan berdasarkan pada
tekan produk akhir yang maksimum. lokasi tambang dengan kombinasi pola warna dan
BAHAN GALIAN INDUSTRI
6 – 56
Gambar 3. Tahapan Pengolahan Batu Dimensi (Metode Makron)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 57

Tabel 1. Sifat Fisik dan Karakteristik Batuan sebagai Batu Dimensi 1)

Batu Sabak Marmer


Sifat Fisik Granit Gabro
Eksterior Interior Kalsit Serpentin Travertin

Ukuran maksimum, ft2 75 – 20


(ASTM C615-80) – (ASTM C629-80) (ASTM C503-79)
Densitas, lbs/ft2 (ASTM C-97) (ASTM C-97)
– Rendah 150 – 173 – – 140
– Minimal diinginkan 160 t.i t.i 162 175 144
– Tinggi 190 – 179 – – 160
Penyerapan air, % berat
(ASTM C-121) (ASTM C-97) (ASTM C-121)
– Rendah 0,02 – 0,00 0,00 0,65 –
– Minimal diinginkan 0,40 t.i 0,25 0,45 0,75 0,75 0,75

Kuat tekan, ksi (ASTM C-170) (ASTM C-170)


– Minimal diinginkan 90 t.i t.i 7,2
– Tinggi 52 35 – 28,0
Kuat tarik, ksi (ASTM C-99) (ASTM C-120) (ASTM C-99)
– Minimal diinginkan 1,5 t.i 7,2 1,0
– Tinggi 5,5 – 9,0 4,0
Modulus elastisitas, ksi
– Rendah 2 – – 2,0
– Tinggi 10 – – 15,0

Ketahanan abrasi t.i – 8,0 8,0 10,0


(ASTM C –241)

Dikutip dari Masonary Institute of America.


1)
Catatan : t.i = tidak diinginkan

Tabel 2. Syarat Mutu Marmer, SII.0379 – 80

Marmer untuk Lantai Marmer untuk Dinding


Sifat Fisik
A B Bagian Luar Bagian Dalam

Penyerapan air maksimum, % 0,75 0,75 0,75 1,00


Kuat tekan maksimum, kg/cm2 800 800 600 500
Katahanan aus maksimum, mm/menit 0,13 0,16 – –
Kekekalan bentuk tidak catat tidak catat tidak catat retak kecil1)

Keterangan :
Kolam A untuk beban hidup >250 kg/cm2, seperti ruang umum, gedung pertemuan, koridor hotel, toko/pasar, dan lain-lain.
Kolam B untuk beban hidup < 250kg/cm2, seperti rumah tinggal biasa, kamar hotel, ruang kantor, dan lain-lain.
1) Retak-retak kecil yang tidak tembus, atau menyebabkan rapuh.

tekstur atau dengan beberapa diskripsi eksotis bangunan dan monumen, yaitu untuk keperluan
lainnya. interior dan eksterior dalam bentuk pelapis dinding
atau lantai. Dibandingkan dengan granit, marmer
Batu dimensi umumnya digunakan pada konstruksi lebih umum digunakan secara eksklusif untuk
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 58

keperluan interior, terutama marmer yang cukup beragam, baik jenis maupun bentuk
memberikan kesan eksotis dengan pola-pola warna produknya, walaupun bahan baku yang digunakan
alam dan urat-urat mineral pengotor di dalamnya. tidak seluruhnya berasal dari dalam negeri. Jenis
Sedangkan granit dan gabro lebih umum digunakan batu dimensi yang diproduksi tersebut antara lain
untuk keperluan eksterior, dan batu sabak lebih marmer, granit, batu sabak, batu pasir, travertin,
umum digunakan sebagai bahan penghias langit- dan alabaster; sedangkan bentuk produk yang
langit gedung (roofing). Penggunaan marmer untuk dihasilkan adalah tile dan roofing.
keperluan eksterior sekarang ini lebih disukai yang
mempunyai pola-pola warna yang lembut atau Marmer merupakan jenis batu dimensi yang
berwarna terang. banyak diusahakan. Pengusahaan batu dimensi
ini sudah berlangsung cukup lama, yaitu diawali
4.2 Kontrol Kualitas oleh PT Industri Marmer Indonesia yang berlokasi
di daerah Tulung Agung. Sekarang ini terdapat 30
Kualitas batu dimensi perlu sekali dijaga perusahaan marmer dengan kapasitas pabrik
kesinambungannya, mengingat pada umumnya terpasang keseluruhan 4,29 juta m2 per tahun.
konsumen membutuhkan kekuatan yang tinggi, Dari semua perusahaan tersebut tidak seluruhnya
walaupun batu hias tersebut tipis. mengusahakan tambang marmer karena sebagian
hanya merupakan pabrik pengolahan yang
Untuk kontrol kualitas, diperlukan balok batu menggunakan bahan baku dari dalam negeri
dimensi yang diambil dari kuari sebagai contoh uji ataupun impor.
(Gambar 4). Contoh uji ini berukuran 22 x 24 x 30
in. Sebaliknya, pengusahaan granit sebagai batu
dimensi masih relatif baru di Indonesia. Saat ini
ASTM telah menerbitkan satu seri cara uji sifat- terdapat lima perusahaan granit dengan kapasitas
sifat fisik dan karakteristik batu dimensi, yaitu uji pabrik terpasang keseluruhan lebih dari 360 ribu
penyerapan air (ASTM C-97), bobot isi ruah (ASTM m2 per tahun. Satu di antaranya, yaitu PT Karimun
C-97), kuat tarik (ASTM C-99), kuat tekan (ASTM Granit di P. Karimun, Riau, sedangkan yang
C-170), ketahanan abrasi (ASTM C-241), dan sifat lainnya hanya merupakan pabrik pengolahan.
kelenturan (ASTM C-880). Tujuan uji mutu batu
dimensi ini adalah untuk : Produksi marmer Indonesia saat ini telah mencapai
2,5 juta m2 per tahun, sedangkan konsumsinya
– Menentukan kemampuan batu dimensi untuk mencapai 4 juta m2 per tahun. Dibandingkan dengan
menahan, baik tekanan yang berasal dari beban marmer, produksi granit jauh lebih kecil yaitu rata-
struktur maupun proses pelapukan. rata 15 ribu m2 per tahun. Namun, konsumsinya
jauh melampaui produksinya, yaitu sekitar 200 ribu
– Mengetahui sejauh mana batu dimensi dapat
m2 per tahun.
menahan tiupan angin dan beban seismik tanpa
mengalami retakan.
Konsumen batu dimensi terbesar adalah gedung-
– Mengetahui sifat penyerapan air maupun zat gedung megah milik swasta dan pemerintah
cair lainnya yang dapat menyebabkan (perkantoran, pasar swalayan, hotel, dan lain-lain).
perubahan dan pengotoran warna.
Untuk memenuhi kebutuhan batu dimensi dengan
– Menentukan kemampuan batu dimensi berbagai variasi warna tertentu kadang-kadang
terhadap sifat abrasif bila digunakan untuk didatangkan dari impor, mengingat permintaan
lantai. konsumen terhadap pola warna tertentu tersebut
tidak selalu dapat dipenuhi oleh suatu tambang di
suatu negara. Oleh karena itu, dalam perdagangan
5. PROSPEK BATU DIMENSI batu dimensi, impor produk-produk setengah jadi
(produk tambang) tetap berlangsung antar negara.
5.1 Kondisi Saat Ini
Konsumsi granit cukup besar, walaupun masih jauh
Jenis batu dimensi yang diproduksi di Indonesia dibandingkan dengan marmer. Harga granit yang
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 59

Gambar 4. Cuplikan Balok dari Tambang untuk Uji Mutu ASTM


BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 60

sangat tinggi merupakan salah satu penyebab, dengan pola warna tertentu, sedangkan pasar
walaupun sifat fisik dan pola warnanya lebih baik. produk dengan pola warna lain tetap ber-langsung
Pada umumnya granit yang dikonsumsi berasal walaupun intensitasnya lebih kecil.
dari impor, baik dalam bentuk produk setengah
jadi maupun produk jadi. Hal ini disebabkan oleh – Perdagangan batu dimensi antar negara tidak
pola warna granit yang berasal dari dalam negeri dapat dihindari, atau dengan kata lain untuk
masih sangat terbatas, di samping pengusahaan pola-pola warna tertentu suatu negara tidak
cadangan granit di dalam negeri masih sangat dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Oleh
terbatas. Impor produk-produk setengah jadi karena itu, di pasaran dunia banyak dijumpai
umumnya digunakan sebagai bahan baku pabrik- produk batu dimensi dengan berbagai pola
pabrik pengolahan batu dimensi di dalam negeri, warna dan bentuk produk (produk jadi atau
sedangkan produk jadi dikonsumsi langsung. setengah jadi).

Selain marmer dan granit, jenis batu dimensi lain 5.3 Prospek Pengembangan
yang diimpor adalah batu sabak, alabaster, batu
pasir, dan travertin. Namun, volume impornya relatif Indonesia memiliki cadangan batu dimensi yang
sangat kecil, Jenis batu dimensi yang diekspor cukup besar, tetapi baru sebagian kecil yang telah
sama dengan jenis yang diimpor; baik dalam diusahakan, khususnya cadangan granit dan gabro.
bentuk produk jadi maupun setengah jadi. Granit Selain itu, cadangan marmer yang belum
merupakan jenis batu hias yang diekspor dalam diusahakan masih banyak, dengan pola warna yang
jumlah besar, terutama produk setengah jadi beragam, dan bahkan terdapat warna-warna yang
(produk tambang). Keadaan ini menunjukkan sekarang ini lagi disenangi, seperti merah dan
bahwa kapasitas terpasang pabrik granit belum hitam. Demikian pula dengan cadangan granit yang
mampu untuk mengolah granit yang dihasilkan oleh diketahui cukup besar dan tersebar luas, dan di
tambang-tambang granit di dalam negeri. Ekspor beberapa lokasi cadangan tersebut dapat digunakan
marmer dalam bentuk produk jadi telah berlangsung sebagai batu dimensi (Lampiran B).
cukup lama tetapi dalam volume cukup kecil, yaitu
rata-rata 2.500 ton per tahun 1990, sedangkan Walaupun konsumsi batu hias di dalam negeri
ekspor dalam bentuk produk setengah jadi, masih cukup besar, pengembangan cadangan batu
terutama dalam bentuk balok berlangsung sejak dimensi sebaiknya juga berorientasi ekspor. Hal
tahun 1989, yaitu 13,5 ton per tahun. ini terjadi karena sifat pola perdagangan batu hias
yang tidak terlepas dari pengaruh perdagangan
5.2 Pola Pasar antarnegara. Namun, yang perlu diperhatikan dalam
investasi batu dimensi, terutama untuk tujuan
Berbeda dengan bahan galian industri yang lain, ekspor, adalah kesinambungan pemasaran. Untuk
pasar batu dimensi sama sekali tidak tergantung mencapai tujuan ini, investor baru ada baiknya
pada perkembangan perekonomian dunia. Pasar melakukan suatu bentuk kerja sama pengusahaan
batu hias cenderung lebih dipengaruhi oleh selera dengan badan perdagangan internasional yang
perancang bangunan (arsitek) dan perseorangan. secara tradisional telah menguasai perdagangan
Kekhususan pasar ini ditambah lagi dengan pola batu dimensi dunia, seperti Italia, Jerman, dan
perdagangan yang lebih ditentukan pula oleh Spanyol.
tampilan warnanya, dan bukan oleh kualitas produk,
seperti halnya bahan galian industri pada
umumnya. Kondisi pola perdagangan produk batu 6. VIABILITAS EKONOMI
dimensi ini menimbulkan beberapa aspek yang
menguntungkan seperti : Berdasarkan prospek yang baik serta harga yang
tinggi, industri batu dimensi, khususnya batu granit
– Kejenuhan pasar produk batu dimensi tidak merupakan investasi yang atraktif bila dilakukan
akan pernah terjadi. Hanya yang akan terjadi secara berhati-hati. Sebagai industri yang
pada kurun waktu tertentu adalah kecenderung- berorientasi ekspor, investasi ini akan lebih
an konsumen untuk lebih menyenangi produk mendatangkan keuntungan.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 61

tahunan sebesar 14,50 juta dolar AS.


Total investasi industri granit dimensi bergantung
kepada kapasitas pabrik terpasang. Pada kapasitas Ringkasan viabilitas ekonomi untuk industri granit
terpasang 250.000 m2 , total investasi yang dimensi dapat dilihat pada Tabel 3.
dibutuhkan diperkirakan sebesar 18,50 juta dolar
AS, dengan total pengeluaran untuk produksi
DAFTAR BACAAN

Tabel 3. Viabilitas Ekonomi Industri Granit Dimensi

Uraian US$

Penguasaan SIPD seluas 25 ha 25.000


Ekplorasi, studi kelayakan, studi lingkungan hidup (AMDAL, RPL, dan RKL, 300.000
uji laboratorium, dan lain-lain.
Pembebasan tanah untuk kuari, perumahan, perkantoran, bengkel, pabrik 650.000
bahan peledak, dan lain-lain.
Bangunan untuk perumahan, perkantoran, bengkel, pabrik, gudang bahan peledak, 1.800.000
dan lain-lain.
Peralatan untuk kuari, pabrik dan bengkel serta peralatan pendukung 10.700.000
Bunga bank selama periode konstruksi 1.300.000

Modal tetap 14.775.000


Modal kerja 2.500.000
Biaya modal 17.275.000
Tes produksi, pelatihan, dan konsultasi 1.225.000
Total investasi 18.500.000

Pengeluaran tahunan :
Biaya langsung :
– Bahan mentah (senyawa kimia, bahan peledak, pemboran, dan lain-lain) 7.500.000
– Utiliti/energi 1.000.000
– Tenaga kerja langsung, termasuk supervisi 750.000
– Perawatan pabrik, termasuk bahan dan tenaga kerja 600.000
– Penyediaan operasi 110.000
– Royalti 150.000

Biaya tidak langsung


Biaya tetap :
– Overhead tidak terduga 130.000
– Depresiasi dan deplesi 2.350.000
– Kredit 1.320.000
– Lainnya (pajak, asuransi, testing, dan lain-lain) 140.000

Total pengeluaran tahunan


Pendapatan pada 80% kapasitas pabrik terpasang :
200.000 m2 x US$ 100 20.000.000
Keuntungan setelah pajak (35%) 4.355.000
Return on Investment (ROI) 24,70%
Payback period 3,40 tahun
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 62

Bates, R.L., Geology of the Industrial Rocks And Perindustrian.


Minerals, Harper And Raw Publishers, New York,
1960. Power, T., Limestone Spesifications, Limiting,
Constrants on the Market, Industrial Mine-rals,
–––––, Dimension Stone Drilling Methods And Drill- Oktober 1985.
ing Machines, Tamrock Quarry Line, Tamrock Sur-
face, Finlandia. Power, W.R., Dimension and Cut Stone, Industrial
Minerals And Rocks, Edited by Lepond, 4th Edi-
Kuzvart, M., Industrial Minerals And Rocks, Devel- tion, AIME, New York, 1975.
opment in Economic Geology 18, Elsevier,
Amsterdam, 1984. Smith, M., Dimensional Stone Blasting in Finland,
Mining Magazine, Oktober 1987.
Harben, P. dan Purdy, J., Dimension Stone Evalu-
ation, From Cradle to Gravestone, Industrial Min- –––––, Statistik Ekspor dan Impor, Biro Pusat
erals, Februari 1991. Statistik, Jakarta.

–––––, Marble Slab Industry, Project Profile, Indo- Taylor, H.A., Dimension Stone, Mineral Facts And
nesian Invesment Coordinating Board, Jakarta, April Problems, 1985 Editon, Bureau of Mine Bulletin
1985. 675, Washington, 1985.

–––––, Makron Stone Processing Machines and


Method, Makron OY, Finlandia.
*****
–––––, Pengembangan Kapasitas Nasional Sektor
Industri, 1986 – 1990, Edisi 1986, Departemen
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 63

LAMPIRAN A
Lokasi Potensi Cadangan Marmer di Indonesia

Lokasi Cadangan Keterangan

D.I. Aceh :
– Ds. Dadalu, Kec. Takengon Jutaan ton – Berwarna abu-abu, abu kehitaman. Termasuk
Kab. Aceh Tengah. (Sumber daya) Formasi Tawar berumur Perm Trias.
– Kualitas dapat memenuhi sebagai batu
dimensi.
– Ds. Kungki, Kec. Blangkejeren, Jutaan ton – Berwarna putih kehijauan, yang terbentuk
Kab. Aceh Tenggara. (Sumber daya) karena kontak antara batu kapur, yang
termasuk Formasi Alas berumur Perm,
dengan biotit granit.
– Kualitas dapat memenuhi sebagai batu
dimensi.
– Kec. Tapak Tuan, Puluhan juta ton – Berwarna abu-abu, putih dan kehitaman,
Kab. Aceh Selatan. (Sumber daya) serta kecokelatan, dengan sifat fisik
kompak dan keras.
– Kualitas belum diketahui.
Sumatera Utara :
– Kec. Kotapuluh, Kab. Tanahkaro. 1.552.223 m3 – Terdapat pada batu gamping yang termasuk
(Hipotetik) Formasi Alas. Sifat fisik antara lain keras
dan kompak, dengan warna abu-abu terang
kemerahan.
– Kualitas dapat memenuhi sebagai batu
dimensi.
– Kec. Loabuluh, Kab. Tanahkaro. Sumber daya – Terdapat pada batu gamping yang termasuk
Formasi Batu mithil berumur Perm awal
hingga Trias akhir.
– Kualitas belum diketahui.
– Ds. Simarmar, Kec. Balige, Sumber daya – Sifat fisik antara lain kompak dan berwarna
Kab. Tapanuli Utara putih.
– Kualitas belum diketahui.
– Ds. Siwajan, Kec. Wanatahu, – Sifat fisik antara lain kompak dan berwarna
Kab. Simalungun. hitam.
– Kualtas belum diketahui.
Sumatera Barat :
– Kec. Kamang, Kab. Agam. 536.814.740 m3 – Terdapat pada batuan gamping kristalin.
– Kualitas baik.
– Ds. Sitangan, Kec.Payakumbuh, Puluhan juta ton – Telah diusahakan oleh PT Alam Sumber
Kab. Limapuluh Kota. (Hipotetik) Indah, Tahiti Jaya, dan PT Marindatara.
– Kualitas baik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 64

Lanjutan .....

Lokasi Cadangan Keterangan

– Ds. Silibiru, Kec. Sijunjung, 15.230.687 m3 – Sifat fisik antara lain keras dan kompak,
Kab. Sawahlunto. dengan warna putih dan abu-abu
– Kualitas belum diketahui.
– Ds. Sempur Kudus, 4.913.000 m3 – Sifat fisik antara lain keras dan kompak,
Kec. Sijunjung, Kab. Sawahlunto. (Hipotetik) dengan warna abu-abu.
– Kualitas belum diketahui.
– Ds. Matur, Kab. Agam Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– Ds. Singkarak, Kab. Solok. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– Ds. Silungkang, Kec. Sawah- Puluhan juta ton – Berwarna putih abu-abu dan kehitaman.
lunto, Kab. Sawahlunto (Hipotetik) Berumur Perm Karbon.
– Lubuk Kerambil, Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
Kab. Tanah Datar.
Jambi :
– Bukit Sungsang, S. Tuo, Sumber daya – Berwarna abu-abu muda. Terdapat pada
Kab. Kerinci. daerah dengan ketinggian 1.300 m pal.
– Kualitas belum diketahui.
Lampung :
– Bedengbaru, Tanjungkarang, 625.000 m3 – Sifat fisik antara lain kompak dan keras,
Kotabumi. (Hipotetik) dengan warna putih. Telah diusahakan oleh
penduduk setempat.
– Kualitas baik.
– Wai Riau Sumber daya – Sifat fisik antara lain kompak dan berwarna
putih.
– Kualitas belum diketahui.
Jawa Barat :
– G. Karang, Bulukeun, Cipanas, 1.300.000 ton – Terletak sekitar 4 km sebelah tenggara
Kab. Lebak. (Hipotetik) desa Cipanas.
– Kualitas belum diketahui.
– Tagogapu dan Citatah, Puluhat juta ton – Merupakan batu gamping yang termasuk
Kab. Bandung Formasi Rajamandala. Sebagian telah
diusahakan oleh PT Marmer Citatah.
– Kualitas cukup baik.
– Ds. Sidangkerta, Cililin, Puluhan juta ton – Merupakan batu gamping yang termasuk
Kab. Bandung Formasi Rajamandala.
– Ds. Tenjojaya, Kec. Cibadak, 1.565.450 m3 – Kualitas baik.
Kab. Sukabumi.
– Ds. Cigunung dan Ds. Bebe- Sumber daya – Berwarna putih sampai abu-abu. Pernah
dahan, Kec. Cibalong, diusahakan oleh PT Marindo.
Kab. Tasikmalaya.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 65

Lanjutan .....

Lokasi Cadangan Keterangan

Jawa Tengah :
– Merden dan Kebuth. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– G. Jiwo, Kab. Klaten. Sumber daya – Merupakan batu gamping berumur Miosen.
– Kualitas belum diketahui.
– Darmakraden, Karangbawang, 10 juta ton – Merupakan batu gamping berumur Miosen.
Kab. Purworejo. (Sumber daya) Sifat fisik antara lain kompak, keras, dan
kristalin; dengan warna coklat kekuningan,
kecoklatan, dan kemerahan.
– Kualitas belum diketahui.
– Tanggung, Semarang. 6 juta ton – Terdapat di S. Tanggung dan G. Sugih
(Sumber daya) Manik. Sifat fisik antara lain kompak, keras,
dan kristalin; dengan warna putih
kekuningan, kecoklatan, dan kemerahan.
– Kualitas belum diketahui.
Jawa Timur :
– Campurdarat, Tulungagung. Jutaan ton – Telah diusahakan.
– Kualitas baik.
– Ds. Sambeng, Kec. Panggul, 3.695.000 m3 – Berwarna abu-abu kehitaman, dan banyak
Kab. Trenggalek. urat-urat kalsit yang tersemenkan secara
baik.
– Ds. Besole, Kec. Besuki, Jutaan ton – Telah diusahakan oleh PT Industri Marmer
Kab. Tulungagung. Indonesia, Tulungagung.
– Dadapan, Kec. Pringkuku, 3.000.000 m3 – Terdiri atas tiga buah bukit dengan kemiringan
Kab. Pacitan. (Potensial) lereng 30°. Sifat fisik antara lain masif, keras,
padat, dan berbutir halus hingga sedang.
– Kualitas baik.
– Gampeng, Kec. Kampak, 80.000 m3 – Berwarna abu-abu muda sampai kehitaman
Kab. Trenggalek. (Potensial) dan terdapat urat-urat kalsit yang
tersemenkan.
– Kualitas baik.
– G. Kuncung, Kalidawir, 130.000 m3 – Berwarna merah daging hingga merah muda,
Kab. Tulungagung. (Potensial) dengan ukuran butir halus hingga kasar.
– Kualitas baik.
– Kec. Gandusan dan Srabah, Jutaan m3 – Berwarna abu-abu muda dan merah daging
Kab. Trenggalek. dengan retakan yang tersebar dengan baik.
– Kualitas baik.
Sulawesi Tengah :
– Donggala dan Parigi, Puluhan Juta ton – Sifat fisik kompak, dengan warna putih hingga
Kab. Donggala. (Sumber daya) abu-abu.
– Kualitas belum diketahui.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 66

Lanjutan .....

Lokasi Cadangan Keterangan

– Kec. Poso Pesisir, Pamona Utara, Jutaan m3 – Mempunyai warna yang sangat bervariasi,
Lembo, Petasia, dan Kec. Mori (Sumber daya) yaitu putih keabuan, abu-abu kecokelatan,
Atas, Kab. Poso. merah kecokelatan, hijau, dan hitam bergaris
putih.
– Kualitas sangat baik.
Sulawesi Tenggara :
– Launti, Kab. Kendari. Sumber daya – Terdapat pada batu sekis kristalin dan batuan
sedimen tak terinci.
– Kualitas cukup baik.
Sulawesi Selatan :
– Soroako, Kab. Lawu. Sumber daya – Pejal berlapis.
– P. Patuanuang Asue, Puluhan juta ton – Terdapat pada batu kapur yang termasuk
Kec. Maros, Kab. Maros. Formasi Tonasa. Merupakan kontak antara
sill basal dan batu kapur. Berwarna putih, abu-
abu kekuningan hingga hitam.
– Kualitas cukup baik.
Nusa Tenggara Barat :
– G. Lahasan dan G. Batu, Jutaan ton – Berwarna abu-abu kemerahan.
Ds. Neera dan Ds. Pila, (Sumber daya)
Kec. Monta, Kab. Bima.
– Bt. Bangkul, Kp. Ketapang, 21.500.000 ton – Berwarna putih dan abu-abu hingga
Ds. Sekotong Barat, Kec. Gerung, kehitaman.
Kab. Lombok Barat.
Nusa Tenggara Timur :
– Ds. Nunmafo, Kec. Insana, Jutaan m3 – Terdapat pada batu kapur yang termasuk
Kab. Timor Tengah. (Sumber daya) Formasi Maubise. Sifat fisik antara lain
kompak dan keras, dengan warna putih abu-
abu.
– Kualitas baik.
– Ds. Fatuketi, Kec. Tasifoto Jutaan m3 – Terdapat pada batu kapur yang termasuk
Barat, Kab. Belu. (Sumber daya) Formasi Maubise. Sifat fisik antara lain
kompak dan keras, dengan warna abu-abu
muda.
– Kualitas baik.
– Ds. Fatuleo, Kec. Ampuang, Jutaan m3 – Terdapat pada batu kapur yang termasuk
Kab. Kupang. (Sumber daya) Formasi Maubise. Sifat fisik antara lain
kompak dan keras, dengan warna abu-abu
muda.
– Kualitas cukup baik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 67

Lanjutan .....

Lokasi Cadangan Keterangan

Timor Timur :
– Manatuto Mentiarno, Sumber daya – Tersebar luas pada formasi Wailuli. Sifat
Kab. Manatuto. fisik antara lain kompak dan keras, dengan
warna abu-abu, merah jambu, dan hitam.
– Kualitas belum diketahui.
– Maiana-Batugade, Kab. Bobonaro. Sumber daya – Tersebar luas pada Formasi Cablak,
Maubeise, Lolotoi, Aitutu, dan Dortolu. Sifat
fisik antara lain keras dan masif, dengan
warna abu-abu, merah jambu, dan krem.
– Kualitas belum diketahui.
– Ds. Lomea, Kec. Bobonaro, Sumber daya – Tersebar luas pada Formasi Maubise dan
Kab. Bobonaro. Dortolu. Sifat fisik antara lain keras dan
masif, dengan warna abu-abu, cokelat, dan
krem.
– Kualitas belum diketahui.
Maluku :
– Wai Nabi, P. Taliabu Utara. Sumber daya – Merupakan hasil kontak metamorfosa pada
batu Gamping. Berwarna putih abu-abu,
dengan kandungan kristal kalsit.
– Kualitas belum diketahui.
Irian Jaya :
– Kp. Arunu dan Tanjung Nappan, Sumber daya – Terdapat pada batu gamping yang
TelukWaoboe berselingan dengan skis kristalin.Pantai
Merupakan hasil kontak metamorfosa dengan
batuan plutonik asam.
– Kualitas belum diketahui.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 68

LAMPIRAN B
Lokasi Potensi Cadangan Granit di Indonesia

Lokasi Cadangan Keterangan

D.I. Aceh :
– Ds. Samadua, Kab. Aceh Selatan. Sumber daya – Batu granit berwarna abu keputihan, dengan
ukuran butir sedang hingga kasar, dan
keras. Penyebaran cukup luas.
– Kualitas belum diketahui.
– Ds. Kungki, Kec. Blangkejeren, Sumber daya – Batu granit berwarna abu keputihan yang
Kab. Aceh Tenggara. telah mengalami pelapukan kuat serta
banyak terdapat rekahan-rekahan.
– Kualitas belum diketahui.
Sumatera Utara :
– Sibolga, Kab. Tapanuli Tengah. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– Tarutung, Kab. Tapanuli Selatan. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– Kec. Kotanopan, Kab. Tapanuli Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
Selatan.
– P. Berhala. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– Parapat, Kab. Simalungun. Sumber daya – Berupa batu granit/diorit yang terbentuk
sebagai intrusi yang bersifat masif.
– Kualitas belum diketahui.
Sumatera Barat :
– Alahan Panjang, Kab. Solok. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– Air Bangis, Kab. Pasaman. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
Riau :
– G. Kijang P. Bintan. 134.000.00 m3 – kualitas cukup baik.
– Kec. Rombak dan Kampar. Sumber daya – Tersebar pada daerah seluas 12,5 km2.
– Kualitas baik.
– Kec. Tandum, Kab. Kampar. Sumber daya – Tersebar pada daerah seluas 12 km2 .
berwarna abu-abu berbintik hitam.
– Kualitas belum diketahui.
– Kec. Kritang, Kab. Indragiri Hulu. Sumber daya – Tekstur batuan porfir, dengan warna abu-
abu berbintik hitam dan merah muda
– Kualitas belum diketahui.
– Kec. Siberida. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– G. Bintan Besar, P. Bintan. 1.079.100 m3 – Kualitas belum diketahui.
(Potensi)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 69

Lanjutan .....

Lokasi Cadangan Keterangan

Jambi :
– Ds. Sungai Manau, Kec. Sungai Sumber daya – Termasuk batuan jenis granodiorit, dengan
Manau, Kab. Sarko. warna abu-abu kecokelatan.
– Kualitas cukup baik.
– Kec. Palepat dan Rantau Pandan, Sumber daya – Berwarna abu-abu kemerahan.
Kab. Bungotebu.
Bengkulu :
– Air Manna, Kec. Manna Utara. Sumber daya – Sebaran cukup banyak, berupa bongkahan
bergaris tengah 2,5 m, yang tersebar di
daerah aliran sungai, Berwarna abu-abu
muda dan merah.
– Kualitas baik.
Kalimantan Barat :
– G. Raya, G. Burik, G. Banil, Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
G. Pandang, Bengkayang.
– Kab. Sanggau. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
Kalimantan Selatan :
– Bukit Raya, Kec. Sungai Pinang, Sumber daya – Sebaran cukup banyak, dengan warna
Kab. Banjar. abu-abu kehitaman. Terdiri dari batuan diorit
piroksin dan granodiorit.
– Kualitas belum diketahui.
Kalimantan Tengah :
– Tengkiling, Palangkaraya. 6.000.000 ton – Kualitas belum diketahui.
Sulawesi Selatan :
– Bantimurung, Kab. Maros. Sumber daya – Berupa terobosan batuan granodiorit, yang
sebagian telah mengalami ubahan.
– Kualitas belum diketahui.
– Boloci, Kab. Pankep. Sumber daya – Terdiri dari batuan granodiorit, granit, dan
trakhit.
– Kualitas belum diketahui.
Sulawesi Tengah :
– Kec. Balaesang, Damsol, Sirenja 107 milyar m3 – Berwarna abu-abu cerah sampai kehitaman
dan Dolo, Kab. Donggalo. (Poteansial) dan cokelat kemerahan, dengan testur
batuan porfiritik. Kandungan felspar >60%
dengan kekerasan 6 – 7 skala Mohs.
– Kualitas sangat baik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 70

Lanjutan .....

Lokasi Cadangan Keterangan

– P. Talibu, P. Bangkai, P. Labobo, 27 milyar m3 – Warna sangat bervariasi yaitu abu-abu.


dan P. Peleng, Kep. Banggai. (Potensial) kehitaman, merah jambu, dan merah daging.
Di Indonesia belum ada dijumpai granit
dengan warna seperti di daerah ini.
– Kualitas sangat baik.
– Kec. Dondo, Galang, Dampal 42 milyar m3 – Bertekstur porfiritik dengan bintik hitam
Utara, dan Dampal Selatan, (Potensial) dari mineral hornblende dan biotit. Berwarna
Kab. Toli-toli. abu-abu keputihan, kecoklatan, dan
kehijauan.
– Kualitas sangat baik.
Sulawesi Tenggara :
– P. Padamrang dan P. Lambusina. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
Nusa Tenggara Timur :
– Manufahi, Kab. Manufahi. Sumber daya – Berwarna hitam kehijauan hingga hitam
pekat.
– Kualitas baik.
Timor-Timur :
– Hilamahu Laclo, Manatuto. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
Maluku :
– Ds. Fayaul, Kec. Wasile, Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
Kab. Halmahera Tengah.
– Wusia, Halmahera Timur Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
Irian Jaya :
– Ifar. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– P. Roan. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– S. Sentani. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 71

LAMPIRAN C
Lokasi Potensi Cadangan Batu Sabak di Indonesia

Lokasi Cadangan Keterangan

DI. Aceh :

– Goh Kedondong, Goh Tebara, 1.375.000 ton – Berwarna abu-abu gelap, dengan urat kalsit
Tanah Reubuh, Bukit Lampulo, Sumber daya setebal 0,2 – 6 cm.
Kireng Bidien, Kireng Jambuaye,
Kp. Laudo.
Sumatera Barat :
– Siguntur Mudo, Sumber daya – Berwarna abu-abu gelap.
Kab. Pesisir Selatan. – Kualitas belum diketahui.
– Sirukam, Kab. Solok. Sumber daya – Berwarna abu-abu gelap.
– Kualitas belum diketahui.
– Panti, Kab. Pasaman. Sumber daya – Berwarna abu-abu gelap.
Kualitas belum diketahui.
– Ds. Tanjung balit, Kec. Lembah Sumber daya – Berwarna abu-abu gelap dan pernah
Gumanli, Kab. Solok. dimanfaatkan untuk batu tulis.
Kualitas belum diketahui.
BAHAN GALIAN INDUSTRI
nnnnnnnnnnnnnn 7 – 72

7 BATU KAPUR
Oleh : Harta Haryadi

1. PENDAHULUAN membedakannya adalah terjadinya perombakan


dari bahan batu kapur tersebut yang kemudian
Batu kapur merupakan salah satu mineral industri terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak
yang banyak digunakan oleh sektor industri ataupun jauh dari tempat semula. Sedangkan yang terjadi
konstruksi dan pertanian, antara lain untuk bahan secara kimia, adalah jenis batu kapur yang terjadi
bangunan, batu bangunan, bahan penstabil jalan dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan
raya, pengapuran untuk pertanian, bahan keramik, tertentu dalam air laut ataupun air tawar.
industri kaca, industri semen, pembuatan karbid,
untuk peleburan dan pemurnian baja, untuk bahan Selain hal di atas, mata air mineral dapat pula
pemutih dalam industri kertas pulp dan karet, untuk mengendapkan batu kapur, (disebut endapan sin-
pembuatan soda abu, untuk penjernihan air; untuk ter kapur). Jenis batu kapur ini terjadi karena
proses pengendapan bijih logam non-ferous dan peredaran air panas alam yang melarutkan lapisan
industri gula. Sumber daya mineral ini cukup besar, batu kapur di bawah permukaan, yang kemudian
sehingga pengembangan industri pertambangannya diendapkan kembali di permukaan bumi.
memiliki prospek yang baik.
Magnesium, lempung, dan pasir merupakan unsur
Stabilitas politik yang baik di Indonesia, telah pengotor yang mengendap bersama-sama pada saat
memacu perkembangan sektor industri, konstruksi proses pengendapan. Keberadaan pengotor batu kapur
dan pertanian ke tingkat yang lebih baik. memberikan klasifikasi jenis batu kapur. Apabila
Perkembangan ini secara tidak langsung pengotornya magnesium, maka batu kapur tersebut
memperlihatkan adanya peningkatan kebutuhan diklasifikasikan sebagai batu kapur dolomitan.
akan bahan baku dan penolong batu kapur sebagai
industri hulu, bagi perkembangan sektor industri Begitu juga apabila pengotornya lempung, maka batu
yang merupakan industri hilir. Berdasarkan kapur tersebut diklasifikasikan sebagai batu kapur
pertimbangan tersebut dapat diperkirakan prospek lempungan, dan batu kapur pasiran apabila
pasar untuk komoditas ini cukup cerah. pengotornya pasir. Persentase unsur-unsur pengotor
sangat berpengaruh terhadap warna batu kapur
tersebut, yaitu mulai dari warna putih susu, abu-abu
2. GEOLOGI DAN PENAMBANGAN muda, abu-abu tua, coklat, bahkan hitam. Warna
kemerah-merahan misalnya, biasanya disebabkan
2.1 Mula Jadi oleh adanya unsur mangan, sedangkan kehitam-
hitaman disebabkan oleh adanya unsur organik.
Batu kapur dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu
secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Batu kapur dapat bersifat keras dan padat, tetapi
Sebagian besar batu kapur di alam terjadi secara organik. dapat pula kebalikannya. Selain yang pejal (mas-
Jenis ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah sive) dijumpai pula yang porous.
kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau
berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Batu kapur yang mengalami metamorfosa akan
berubah penampakannya maupun sifat-sifatnya. Hal
Untuk batu kapur yang terjadi secara mekanik, ini terjadi karena pengaruh tekanan maupun panas,
sebetulnya bahannya tidak jauh berbeda dengan sehingga batu kapur tersebut menjadi berhablur,
jenis batu kapur yang terjadi secara organik. Yang seperti yang dijumpai pada marmer. Selain itu, air
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 73

tanah juga sangat berpengaruh terhadap berasosiasi dengan batu kapur atau dolomit akan
penghabluran kembali pada permukaan batu kapur, tetapi dalam jumlah kecil, adalah siderit (FeCO3 ),
sehingga terbentuk hablur kalsit. ankerit (Ca2 MgFe(CO3 )4 ) dan magnesit (MgCO3 ).

Di beberapa daerah endapan batu kapur seringkali Karena sifat fisika mineral-mineral karbonat hampir
ditemukan di gua dan sungai bawah tanah. Hal ini sama satu sama lain, maka tidak mudah untuk
terjadi sebagai akibat reaksi tanah. Air hujan yang mengindentifikasikannya. Untuk batuan yang relatif
mengandung CO3 dari udara maupun dari hasil monomineralik dan kompak, berat jenis, warna,
pembusukan zat-zat organik di permukaan, setelah bentuk kristal dan sifat fisika lainnya dapat digunakan
meresap ke dalam tanah dapat melarutkan batu untuk mengindentifikasi batuan tersebut.
kapur yang dilaluinya. Reaksi kimia dari proses
tersebut adalah sebagai berikut : Tingkat solubilitas dari mineral yang berbeda dalam
dilute hydroulic acid dapat dipergunakan sebagai
CaCO3 + 2 CO2 + H2 O → Ca (HCO3 )2 + CO2 petunjuk dalam pengindentifikasian. Tingkat
solubilitas tertinggi dipunyai oleh aragonit,
Ca(HCO3 )2 larut dalam air, sehingga lambat laun berikutnya adalah kalsit dan dolomit. Teknik ini
terjadi rongga di dalam tubuh batu kapur tersebut. sangat berguna dalam laboratorium, sedangkan di
Secara geologi, batu kapur erat sekali hubungannya lapangan aplikasinya sangat terbatas.
dengan dolomit. Karena pengaruh pelindian (leach-
ing) atau peresapan unsur magnesium dari air laut ke Oleh karena batuan karbonat jarang yang
dalam batu kapur, maka batu kapur tersebut dapat monomineralik di alam, maka menurut Carr Donald
berubah menjadi dolomitan atau jadi dolomit. Kadar D. dan Rooney L.F (1985) untuk mengklasifikasi-
dolomit atau MgO dalam batu kapur yang berbeda kannya dapat didasarkan pada jumlah kalsit dan
akan memberikan klasifikasi yang berlainan pula dolomit serta material non-karbonat yang
pada jenis batu kapur tersebut (Tabel 1). terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, jika jumlah
kalsit yang terkandung di dalam batuan karbonat
tersebut merupakan yang terbanyak, maka dapat
Tabel 1. Klasifikasi Batu Kapur Berdasarkan dikatakan batuan tersebut merupakan batu kapur.
Kadar Dolomit atau MgO Sedangkan bila mineral dolomit (MgCO 3 )
merupakan yang terbanyak, maka batuan tersebut
batu dolomit (Gambar 1).
Kadar
Nama Batuan Kadar Dolomit
MgO (%) 2.3 Potensi dan Cadangan
Batu kapur 0–5 0,1 – 1,1
Batu kapur Potensi batu kapur di Indonesia sangat besar dan
bermagnesium 5 – 10 1,1 – 2,2 tersebar hampir merata di seluruh kepulauan Indone-
Batu kapur dolomitan 10 – 50 2,2 – 10,9 sia (Gambar 2). Data yang pasti tentang jumlah
Dolimit berkalsium 50 – 90 10,9 – 19,7 seluruh cadangan batu kapur belum ada, namun
Dolomit 90 – 100 19,7 – 21,8 secara umum potensi batu kapur Indonesia sampai
saat ini diketahui berjumlah sekitar 28,678 milyar
Sumber : Petti John, 1990. ton (Tushadi Madiadipoera, Direktorat Sumber Daya
Mineral 1990) dengan perincian kurang lebih 61,376
juta ton merupakan cadangan terunjuk (probable),
2.2 Mineralogi dan 28,616 milyar ton merupakan cadangan tereka
(possible), termasuk di dalamnya cadangan dengan
Batu kapur dan dolomit merupakan batuan karbonat klasifikasi spekulatif dan hipotetik.
utama yang banyak digunakan di industri. Aragonit
yang berkomposisi kimia sama dengan kalsit Sebagian besar cadangan batu kapur Indonesia
(C a C O 3 ) tetapi berbeda dalam struktur kristalnya, terdapat di Sumatera Barat dengan jumlah cadangan
merupakan mineral metastable karena pada kurun diperkirakan sekitar 23,23 milyar ton, atau hampir
waktu tertentu dapat berubah menjadi kalsit. Min- 81,02 persen dari cadangan seluruhnya (Tabel 2).
eral karbonat lainnya yang umumnya ditemukan
Cadangan batu kapur di Indonesia mempunyai kadar
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 74

3.2 Penambangan

Penambangan batu kapur di Indonesia umumnya


dilakukan dengan cara tambang terbuka (kuari).
Tanah penutup (overburden) yang terdiri dari tanah
liat, pasir dan koral dikupas terlebih dahulu dengan
menggunakan bulldozer atau power scraper. Selanjutnya
penambangan dilakukan dengan cara pengeboran dan
peledakan, sampai diperoleh ukuran bongkah yang
diinginkan. Bongkah yang terlalu besar, akan dibor dan
diledakkan ulang (secondary blasting).

Pengambilan bongkah kapur biasanya dilakukan


dengan wheel loader, kemudian dimuat ke alat
transportasi seperti truk jungkit (dump truck), ban-
berjalan (belt conveyor), lori. dan lain-lain.

3.3 Pengolahan
Gambar 1. Klasifikasi Mineralogi Buatan
Karbonat Dalam beberapa hal, batu kapur dapat langsung
digunakan sebagai bahan baku, misalnya pada
industri semen, fondasi jalan, rumah, dan
– CaO antara 40 – 55%; sebagainya. Akan tetapi, untuk keperluan lainnya,
– SiO antara 0,23 – 18,12%; perlu pengolahan terlebih dahulu, misalnya dengan
– Al2 O3 antara 0,20 – 4,33%; pembakaran. Cara ini dimaksudkan untuk
– Fe2 O3 antara 0,1 – 1,36%; memperoleh kapur tohor (CaO), kalsium hidroksida
– MgO antara 0,05 – 4,26%; (Ca(OH)2 ), dan gas CO2 .
– CO2 antara 35,74 – 42,78%;
– H2 O antara 0,1 – 0,85%; Secara umum pembuatan kapur tohor meliputi :
– P2 O5 antara 0,072 – 0,109%; – Kalsinasi pada temperatur 900 – 1000°C,
– K2 = 0,18 dan L.O.I = 40,06%. (Tabel 3). sehingga batu kapur terurai menjadi CaO dan
CO2 .
Potensi batu kapur yang sangat besar volumenya
dan tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia – CO2 ditangkap, dibersihkan dan dimasukkan
sangat menguntungkan bagi pihak investor/calon ke dalam tangki.
investor pengusaha untuk berusaha di bidang
pertambangan, terutama dikaitkan dengan – Dari kalsinasi dapat terbentuk kapur tohor
penyediaan bahan baku untuk industri pemakai di (CaO), dan kapur padam (CaOH2 ), yaitu
dalam negeri. setelah CaO disiram dengan air.
Jika pembakaran batu batu kapur dilakukan pada
temperatur sekitar 900°C, maka diperoleh CaO
3. PERTAMBANGAN dengan reaksi sebagai berikut :

3.1 Eksplorasi CaCO3 ↔ CaO + CO2

Eksplorasi batu kapur dilakukan bertahap. Kegiatan Pada reaksi ini terjadi penyerapan panas, karena
ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara untuk menguraikan 1 gram molekul CaCO3 (100
pemboran dan geolistrik. Penghitungan cadangan gram) memerlukan panas 42,5 kkal. Sedangkan
dilakukan berdasarkan korelasi data pengeboran untuk batu dolomit (MgCO3 ), jika dibakar pada
dengan data geolistrik dan data geologi singkapan. temperatur 800°C akan terjadi penguraian.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 75

Gambar 2. Peta Lokasi Endapan Batu Kapur Indonesia

Tabel 2. Penyebaran Cadangan Batu Kapur di Indonesia

No. Propinsi Jumlah Keterangan

1. D.I Aceh 100,857 Seluruh cadangan batu kapur ini


2. Sumatera Utara 5,709 terklasifikasi sebagai cadangan
3. Sumatera Barat 23.273,300 tereka (termasuk hipotesis dan
4. Riau 6,875 spekulatif), kecuali cadangan di
5. Sumatera Selatan 48,631 Nusa TenggaraTimur, sejumlah
6. Bengkulu 2,730 61,376 juta ton sebagai
7. Lampung 2,961 cadangan (probable) terunjuk.
8. Jawa Barat 672,820
9. Jawa Tengah & DIY 125,000
10. Jawa Timur 416,400
11. Kalimantan Selatan 1.006,800
12. Kalimantan Tengah 543,000
13. Nusa Tenggara Barat 1.917,386
14. Nusa Tenggara Timur 229,784
15. Sulawesi Utara 66,300
16. Sulawesi Selatan 19,946
17. Irian Jaya 240,000

Total 28.678,500

Sumber : Madiapoera T. (1978), Madiapoera T., dkk (1990), PPTM (1986).


BAHAN GALIAN INDUSTRI
Tabel 3. Spesifikasi Kimia Endapan Batu Kapur di Indonesia

Spesifikasi dalam (%)


No. Provinsi
CaO MgO SO3 Fe 2O3 Al2O3 SiO2 Na2O K2O CO2 H2O P2O5 LOT
1. D.I. Aceh 27.4 – 48.8 0.1 – 9.7 0.1 – 0.5 0.0 – 0.7 0.4 – 78 8.2 – 44.3 – – – – – –
2. Sumatera Utara
a. Batu Gamping Kristalin 41.0 – 66.8 0.1 – 8.7 0.0 – 0.5 0.0 – 0.4 0.0 – 7.2 04 – 89.2 0.25 0.69 – – – –
b. Batu Gamping Dolomit 40.8 – 62 2.2 – 7.8 0.0 – 0.1 0.2 – 0.8 0.5 – 1.7 10.2 – 6.2 0.05 0.58 – – – –
3. Sumatera Barat 62.9 – 66 – – 0.0 – 0.1 – 0.1 – 2.8 – – – – – –
4. Riau – – – – 0.4 – 1.6 – – – – – – –
5. Sumatera Selatan – – – – – 0.78 – – – – – –
6. Bengkulu
a. Kab. Rejang-lobang 46.6 – 66.6 0.1 – 0.8 – 0.0 – 0.6 0.0 – 0.8 0.2 – 3.8 – – 0.6 – 7 0.1 – 07 0.1 –
b. Kab. Lobang Utara 54.6 0.24 – 0.28 0.2 1.26 – – 42.8 0.1 0.1 –
c. Muara Air Kasam 60.0 – 54.1 0.2 – 2.0 – 0.1 – 1.4 0.5 – 4.8 1.4 – 18.1 – – 16.8 – 42.8 0.7 – 09 0.4 –
d. Kab. Bengkulu Utara 50.04 0.51 – 0.5 0.6 8.5 – 0.2 – 0.7 – 40.1
7. Lampung 50.6 – 55.3 0.0 – 2.2 0.0 – 0.4 0.2 – 0.5 0.0 – 2.0 0.1 – 4.8 – – – – – 40.9 – 42.5
8. Jawa Barat 46.4 – 56.2 0.0 – 5.6 0.0 – 0.8 0.1 – 1.8 0.1 – 1.8 0.2 – 6.7 – – – 0.1 – 1.8 0.0 – 04 –
9. Jawa Tengah 45.7 – 59.6 0.0 – 1.1 0.0 – 1.2 0.1 – 1.4 0.0 – 6.0 0.2 – 5.8 – – – 0.2 – 1.7 0.0 – 04 –
10. Jawa Timur 27.6 – 55.6 0.0 – 17.1 0.0 – 0.3 0.1 – 8.4 0.0 – 8.0 0.1 – 6.2 – – – 0.2 – 2.7 0.0 – 0.7 –
11. Nusa Tenggara Barat 46.0 – 66.6 0.4 – 4.0 – 0.1 – 0.8 0.2 – 4.9 0.0 – 15.2 – – – – 0.0 – 0.0 –
12. Nusa Tenggara Timur 41.2 – 53.3 0.8 – 2.0 1.1 – 10.5 0.0 – 1.9 0.8 – 6.0 1.1 – 14.0 – – – – – –
13. Kalimantan Barat – – – – – – – – – – – –
14. Kalimantan Tengah – – – – – – – – – – – –
15. Kalimantan Selatan 46.1 – 55.4 0.2 – 1.2 – 0.1 – 0.5 0.43 – – – – 0.22 0.08 –
16. Sulawesi Tengah – – – – – – – – – – – –
17. Sulawesi Selatan 50.0 – 54.0 0.3 – 0.0 – 0.1 – 2.0 – – – – – – – –
18. Sulawesi Tenggara – – – – – – – – – – – –
19. Maluku – – – – – – – – – – – –
20. Timor-Timur – – – – – – – – – – – –
21. Irian Jaya 00.0 – 54.0 0.0 – 17.6 – 0.0 – 0.9 0.8 – 2.4 0.1 – 4.5 – – – – – –

7 – 76
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 77

jembatan maupun isian bendungan, terutama di


MgCO3 ↔ MgO + CO2 daerah yang tidak memiliki sumber batu bangunan
seperti andesit, basalt, dan semacamnya.
yang menghasilkan MgO yang disebut magnesit
kostik. Walaupun batu kapur mempunyai daya tahan tekan
1000 – 2000 kg/cm2 , untuk keperluan tersebut di
Pembakaran batu kapur dolomitan, artinya batu kapur atas, harus dipilih batu kapur yang berstruktur pejal
yang sedikit atau banyak mengandung MgCO3, pada atau keras serta berhablur halus dengan daya tekan
temperatur 800 – 850°C hanya MgCO3 lah yang terurai, 800 – 2500 kg/m2 .
tetapi CaCO3 nya belum dapat terurai. Jadi, yang
dihasilkan adalah MgOCaCO3 . b. Bahan Bangunan

Dolomit kostik di sini yang aktif ialah MgO, Batu kapur yang digunakan sebagai bahan
sedangkan CaCO3 bekerja sebagai bahan pengisi. bangunan berfungsi sebagai campuran dalam
Akan tetapi, apabila pembakaran batu kapur adukan pasangan bata/plester, pembuatan semen
dolomitan dilakukan pada suhu di atas 900°C, yang trass atau semen merah. Umumnya batu kapur
terjadi ialah baik CaCO3 maupun MgCO3, keduanya yang digunakan adalah kapur kalsium.
akan terurai menjadi CaO dan MgO, dimana di
satu pihak akan terjadi penambahan zat aktif (CaO), Syarat yang harus dipenuhi untuk bahan bangunan
tetapi di lain pihak terjadi pengurangan karena ini adalah :
penurunan keaktifan MgO.
– (CaO + MgO) minimum 95%,
Pada pembakaran batu kapur yang mengandung – (SiO + Al2 O3 + Fe2 O3 ) maksimum 5%;
MgCO3 penurunan daya ikat MgO tak dapat – CO2 maksimum 3% dan
dihindari karena pada reaksi penguraian CaCO3 – 70% lolos ayakan 0,85 mm.
menjadi CaO dan CO2 dibutuhkan temperatur lebih
tinggi dari 900°C. Kapur padam yang dicampur dengan tras dan air
akan membentuk semacam semen yang disebut
Penggunaan Temperatur di atas 900°C diperlukan semen tras. Terjadinya sifat semen dalam
terutama pada pembakaran batu kapur yang pencampuran tersebut karena oksida-oksida alu-
berukuran besar, agar temperatur pada bagian mina dan silika yang bersifat asam membentuk
dalam mencapai temperatur cukup tinggi untuk senyawa sebagai berikut :
terjadinya disosiasi. Gas CO2 yang terjadi akibat
disosiasi batu batu kapur, dari hasil pembakaran – Ca(OH2 ) + SiO2 + (n-1)H2 O → CaO, SiO2
bahan bakar, atau pun dari udaranya sendiri dapat nH2 O (semen)
dihilangkan dengan alat pembuat gas atau secara
alami. Salah satu contoh tungku pembakaran batu – Ca(OH2 ) + Al2 O3 + 5 H2 O → CaO, Al2 O3
kapur dapat di lihat pada Gambar 3. 6H2 O (semen)

c. Bahan Penstabil Jalan


4. KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI YANG
DIBUTUHKAN Batu kapur yang digunakan sebagai fondasi jalan
raya, termasuk rawa-rawa yang dilaluinya, berfungsi
Batu kapur dapat dimanfaatkan untuk berbagai untuk mengurangi penyusutan plastisitas
macam kebutuhan, antara lain adalah : dan pemuaian fondasi jalan raya tersebut. Reaksi
yang terjadi diperkirakan sama dengan
a. Batu Bangunan pembentukan semen tras, sedangkan jumlah
pemakaian kapur padamnya sekitar 1 – 6%, sesuai
Yang dimaksud sebagai batu bangunan di sini adalah dengan keadaan tanah dan konstruksi jalan yang
yang berupa batu pecah dan batu hias. Batu kapur akan dibuat. Untuk keperluan ini batu kapur yang
ini biasanya digunakan untuk pondasi rumah, jalan, digunakan diharapkan berkadar belerang rendah.
BAHAN GALIAN INDUSTRI
7 – 78
Gambar 3. Model-Model Tungku Pembakaran Batu Kapur
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 79

sebagian kecil saja.


d. Pertanian
f. Industri Kaca
Kesuburan tanah akan lebih baik apabila
keasamannya (pH) diturunkan melalui pengapuran. Dalam industri kaca, batu kapur digunakan sebagai
Untuk setiap jenis tanaman memerlukan tingkat bahan tambahan. Jenis batu kapur yang digunakan
keasaman yang berbeda; untuk kacang-kacangan, adalah jenis batu kapur dan dolomit dengan kadar
gandum, dan kentang misalnya, masing-masing masing-masing :
memerlukan tingkat keasaman (pH) antara 6 – 7,5;
5,75 – 7,5; dan 5 – 6,45. – (SiO2 0,96%), (Fe2 O3 0,04%), (Al2 O3 0,14%)
– (MgO 0,15%), dan (CaO 55,8%); serta
Batu kapur yang digunakan dalam pertanian, dapat – (SiO2 0,14%), (Fe2 O3 0,03%), (Al2 O3 MgO
berupa serbuk yang ditaburkan atau kapur tohor 20,80%) dan (CaO 31,8%).
(hydrated lime). Untuk serbuk batu kapur
diharapkan mempunyai kadar MgCO3 maksimum g. Industri Bata Silika
10% dan ukuran butiran lebih kecil dari 5 mm
dengan 95% di dalamnya berukuran kurang dari 3 Untuk pembuatan bata silika, batu kapur yang
mm. diperlukan adalah dengan kadar :

Pengapuran dapat memberikan beberapa – CaO minimum 90%


keuntungan. Dengan menurunkan keasaman tanah – MgO maksimum 4,5%
(pH), pengapuran memungkinkan nutrient lain – Fe2 O3 + Al2 O3 maksimum 1,5% dan
lepas dari pupuk. Tingkat keasaman yang rendah – CO2 maksimum 5%.
juga memperbaiki peningkatan mikrobiologi alam
dari tanah melalui penghancuran bahan organik h. Industri Semen
(penggemburan tanah).
Dalam industri semen, batu kapur merupakan
Kapur pada tanah liat (clay) dapat memperbaiki bahan baku utama. Untuk satu ton semen
struktur fisik, sehingga dapat membantu pertumbuhan diperlukan tidak kurang dari 1 ton batu kapur.
akar. Kapur juga memberikan kontribusi kalsium Syarat-syarat harus dipenuhi dalam pembuatan se-
terhadap tanaman tingkat magnesiumnya rendah/hilang men adalah :
akibat panenan atau erosi.
– kadar CaO : 50 – 55%.
Untuk melaksanakan proses pengapuran, jumlah – MgO maksimum 2%
batu kapur yang diperlukan sangat bervariasi. – kekentalan (viskositas) luluhan 3200 centipoise
Menurut Goeswono S. (1978), jumlah batu kapur (40% H2 O).
yang diperlukan sekitar 400 kg untuk setiap hektar – kadar Fe2 O3 : 2,47% dan Al2 O3 : 0,95%.
tanah, sedangkan sumber lain menyebutkan antara
2 – 4 ton untuk setiap hektar, bahkan sampai 5 i. Pembuatan Karbid
ton per hektar. Untuk disinfektan dan pembuatan
kompos batu kapur yang digunakan berupa kapur Bahan utama pembuatan karbid adalah kapur tohor
padam. (60%), lainnya adalah kokas (40%), antrasit,
petroleumcoke (carbon black).
e. Bahan Keramik Kapur tohor yang cocok untuk pembuatan kalsium
karbid ini mempunyai spesifikasi :
Dalam industri keramik, batu kapur berfungsi
sebagai imbuh untuk menurunkan temperatur lelah, – Total CaO minimum 92%;
sehingga pemuian panas masa setelah dibakar – MgO maksimum 1,75%;
sesuai dengan pemuaian glasir, agar glasir tidak – SiO2 maksimum 2%;
retak atau lepas. Selain untuk imbuh dalam – Fe2 O3 + Al2 O3 maksimum 1%;
pembuatan keramik, batu kapur dapat digunakan – Fe2 O3 tidak lebih dari 5%;
juga dalam pembuatan glasir, walaupun hanya – S maksimum 0,2%;
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 80

– P maksimum 0,02% dan kadar CaCO 3 98%, kehalusan 325 mesh,


– Hilang pijar (LOI) pada contoh yang diambil di mempunyai daya serap terhadap minyak, warna
tungku 4%. putih dan pH >7,8. Bahan pemutih ini dipakai dalam
industri kertas untuk pemutih pulp, pengisi, pelapis
j. Peleburan dan Pemurnian Baja (coating), dan pengkilap.

Dalam peleburan dan pemurnian besi atau logam l. Pembuatan Soda Abu
lainnya, batu kapur/dolomit berfungsi sebagai imbuh
pada tanur tinggi. Bijih besi mengandung silika Untuk pembuatan 1 ton soda abu diperlukan batu
dan alumina sebagai unsur tambahan; dalam kapur 1 – 1,25 ton, melalui proses amonia soda.
proses peleburan unsur-unsur tersebut bersenyawa Sedangkan persyaratan yang harus dipenuhi antara
dengan bahan pengimbuh berupa terak cair (seng) lain :
yang mengapung di atas lelehan besi, sehingga
mudah dipisahkan. Di samping itu, batu kapur – CaCO3 : 90 – 99%;
diperlukan untuk mengikat gas-gas seperti SO2 ,dan – MgCO3 : 0,6%;
H2 S. – FesO3 + Al2 O3 + SiO2 = 0,3%.

Untuk itu batu kapur yang diperlukan harus m. Penjernihan Air


mempunyai kadar CaO yang tinggi, dan batuan
tersebut harus sarang dan keras. Dalam penjernihan air, kapur umumnya digunakan
bersama soda abu dalam proses kapur soda. Di
Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi antara sini kapur berfungsi untuk menghilangkan
lain : “bikarbonat” sebagai penyebab kekeruhan
sementara pada air.
Untuk batu kapur :
Air kotor yang banyak mengandung bakteri akan
– CaO minimum 52%;
menjadi bersih dalam waktu 24 – 48 jam, apabila
– SiO2 maksimum 4% (1,5 – 4%);
dibubuhi kapur yang cukup banyak. Demikian pula
– Al2 O3 + Fe2 O3 maksimum 3%;
air yang keruh akan menjadi jernih, sedangkan air
– MgO maksimum 3,5%;
yang mengandung CO 2 dinetralkan. Hal ini
– Fe2 O3 maksimum 0,65%;
dimaksudkan untuk menghindarkan terbawanya
– P maksimum 0,1%.
karat pada pipa yang disalurkan kepada konsumen.
Untuk dolomit
n. Proses Pengendapan Bijih Logam Non-
– MgO : 17 – 19%; ferrous
– SiO maksimum 6% dan
– Al2 O3 + Fe2 O3 maksimum 3%. Selain batu kapur digunakan untuk hal-hal yang
diuraikan di atas, juga dapat digunakan dalam
k. Bahan Pemutih dalam Industri Kertas, proses pengendapan bijih logam-logam non-ferous.
Pulp, dan Karet Dalam proses ini batu kapur bertindak sebagai
settling agent dan pengontrol keasaman (pH).
Untuk keperluan ini batu kapur yang diperlukan
ialah yang mempunyai hablur murni (hampir Dalam proses flotasi bijih nikel, batu kapur berfungsi
CaCO3 ) yang digerus sangat halus. Biasanya untuk mengendapkan basic nickel carbonate. Batu
batu kapur berasal dari jenis yang lunak, kapur yang diperlukan untuk proses satu ton bijih
berwarna putih, terutama yang terdiri dari adalah antara 75 – 80 kg (Malau K., 1978).
cangkang-cangkang kerang dan jasad-jasad renik o. Industri Gula
yang terdiri dari kapur/CaCO 3 sebagai hasil
sampingan pembuatan basic magnesium karbonat Pada industri gula, batu kapur digunakan dalam
dari dolomit. proses penjernihan nira tebu dan menaikkan pH
nira. Batu kapur yang dibutuhkan untuk 1000 kw
Batu kapur yang cocok untuk bahan pemutih adalah tebu adalah sekitar 150 kg (dalam bentuk kapur
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 81

tohor). Persyaratan yang diinginkan adalah batu masa yang akan datang semakin meningkat
kapur dengan kadar : dengan kuantitas yang cukup besar. Demikian juga
untuk konstruksi/jalan.
– H2 O : 0,2%;
– HCL : 0,2%; Untuk daerah yang tidak mempunyai cadangan batu
– SiO2 : 0,1%; andesit/basalt sebagai bahan fondasi jalan dan
– Al2 O3 : 0,1%; perumahan, seperti beberapa daerah di Kalimantan,
– CaO : 55,0%; Sulawesi, Bali, NTB dan NTT untuk dapat memenuhi
– MgO : 0,4%; keperluan bahan baku tersebut dapat digantikan oleh
– CO2 : 43,6%; batu kapur. Melihat perkembangan di daerah tersebut
– SO4 : Tidak nyata; terutama dalam Pelita V, maka diperkirakan
– (Na2 O K2 O) : 0,3%. kebutuhan akan batu kapur untuk fondasi atau
konstruksi akan semakin meningkat.

5. PROSPEK PENGEMBANGAN Berdasarkan hal tersebut, dapat diperkirakan bahwa


kebutuhan batu kapur di luar sektor industri cukup
5.1 Perimbangan Penyediaan dan Kebutuhan besar dan diperkirakan kebutuhannya akan
semakin besar di masa mendatang.
Perkembangan penyediaan dan kebutuhan batu kapur
dari tahun 1986 sampai tahun 1995 (selama 10 tahun a. Produksi dan Konsumsi
pengamatan) menunjukkan ketidakseimbangan, yaitu
terjadi kekurangan penyediaan yang secara kumulatif Perkembangan produksi batu kapur selama kurun
seluruhnya berjumlah 42,3 juta ton. waktu 1986 – 1995 memperlihatkan peningkatan
yang cukup tinggi, dengan laju pertumbuhan
Terdapat beberapa kemungkinan yang terjadi tahunannya sebesar 12,35%. Jumlah produksi pada
sehubungan dengan keadaan tersebut, di antaranya tahun 1986 tercatat 13,48 juta ton dan pada tahun
adalah semakin pesatnya pertumbuhan sektor 1995 meningkat menjadi 58,43 juta ton, atau hampir
pemakainya seperti sektor konstruksi dan fondasi empat kali lipat produksi tahun 1986.
selama kurun waktu 1986-1995. Kemungkinan-
kemungkinan lain, yaitu adanya pemasokan yang Sementara itu konsumsi batu kapur di sektor
berasal dari produksi perusahaan yang tidak industri dalam kurun waktu yang sama
tercatat (non-formal). memperlihatkan perkembangan yang cukup berarti,
dalam arti ada kecenderungan meningkat cukup
Sementara itu, perkembangan yang terjadi pada dua tinggi dengan laju pertumbuhan sebesar 10,45%
tahun terakhir (1994 dan 1995) menunjukkan keadaan setiap tahunnya.
kekurangan penyediaan yang relatif sangat besar
(Tabel 4). Sebenarnya keadaan di atas belum Jumlah pemakaian batu kapur tersebut pada tahun
mencerminkan keadaan yang sebenarnya mengingat 1986 sebesar 17,27 juta ton, dan pada tahun 1995
data yang dikumpulkan belum mencakup data menjadi 72,86 juta ton. Industri semen merupakan
pemakaian di bidang pertanian, konstruksi, dan pemakai utama batu kapur. Tercatat sekitar 86,84%
perumahan, serta data tersebut masih merupakan dari jumlah konsumsi batu kapur pada tahun 1995
data perkiraan sementara. diserap oleh industri tersebut (Tabel 5).

Perluasan areal pertanian melalui program Jawa Barat di samping sebagai produsen utama
transmigrasi, khususnya di daerah yang tanahnya batu kapur, juga merupakan konsumen utama.
mempunyai tingkat keasaman tinggi, seperti di Diketahui rata-rata 60% dari jumlah konsumsi batu
beberapa daerah di Sumatera, Kalimantan, dan kapur seluruhnya terserap di provinsi ini setiap
Sulawesi akan memberikan pengaruh terhadap tahunnya (Tabel 6).
tingkat pemakaian batu kapur di Indonesia.
c. Ekspor dan Impor
Melihat perkembangan di daerah tersebut, dapat
diperkirakan bahwa penggunaan batu kapur untuk Sampai saat ini belum diperoleh informasi mengenai
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Tabel 4. Perimbangan Penyediaan dan Pemasokan Batu Kapur 1986 – 1995
(ton)

No. Sektor 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995

1. Impor 6.134 11.908 2.448 2.605 8.531 2.933 3.139 4.867 6.490 7.607
2. Produksi 13.456.670 16.405.074 20.917.972 26.451.433 29.694.000 34.920.000 41.206.000 46.294.000 52.011.000 58.434.000
3. Konsumsi 17.271.544 19.851.817 19.957.498 26.730.823 31.440.300 37.060.100 43.770.800 51.790.100 61.379.800 72.856.100
4. Ekspor – – – – – – – – – –
5. Perimbangan penyediaan -3.808.840 -3.434.835 +962.922 -276.785 -1.737.769 -2.137.167 -2.561.661 -5.491.233 -9362.310 -14.414.493
dan kebutuhan

Keterangan : (–) kekurangan penyediaan


(+) kelebihan penyediaan

Tabel 5. Konsumsi Batu Kapur Menurut Provinsi, 1986 – 1995


(000 ton)

No. Provinsi 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995

1. DKI Jakarta 15,5 15,9 15,9 14,1 18,4 26,4 35,6 43,4 52,4 61,6
2. Jawa Barat 10.227,5 12.209,7 12.076,2 16.144,2 17.275,5 18.723,3 20.398,9 22.401,7 24.801,5 27.054,7
3. Jawa Tengah & DIY 997.4 1.112,2 15.01,0 16.07,4 27.98.7 41.86,4 58.62,1 78.62,1 10.255,5 13.329,9
4. Jawa Timur 19.78,0 19.03,6 17.54,4 23.19,7 35.11,0 48.98,7 65.74,4 85.77,2 10.968,0 14.042,2
5. Luar P.Jawa 4.053,2 4.610,4 4.610,0 6.645,4 7.836,7 9.224,4 10.900,1 12.902,9 15.293,7 18.367,9
Total 17.271,5 19.851,9 19.957,5 26.730,8 31.440,3 37.060,1 43.770,8 51.790,1 61.379,8 72.856,1

Sumber : BPS, diolah kembali/PPTM, 1994.

7 – 82
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 83

ekspor batu kapur, walaupun ada usaha-usaha ke arah itu, Tingginya harga satuan tersebut disebabkan oleh
yaitu rencana ekspor ke Australia. Namun, sampai saat beberapa faktor, antara lain biaya transportasi, cara
ini belum ada realisasinya. Impor batu kapur ke Indonesia pengolahan, dan kualitas. (Tabel 8).
terdiri atas jenis flux dan kapur tohor (quick-lime). Data
yang disajikan di sini merupakan hasil pengolahan kembali Akan tetapi apabila menurut lokasi, harga satuan
data dari Biro Pusat Statistik, di antaranya adalah konsumsi tersebut relatif sama untuk beberapa
penyesuaian data volume impor dengan melihat harga propinsi, kecuali untuk DKI Jakarta. Pada tahun
satuan yang sesuai. 1995, harga satuannya berkisar antara Rp 4.800,00
– Rp 15.850,00 setiap tonnya, sedangkan untuk
Sebagai contoh data impor pada tahun 1986 dan DKI Jakarta harganya sekitar Rp 80.900,00 setiap
1995 mempunyai harga satuan masing-masing tonnya.
sebesar $AS 11,37 dan $AS 163,42 sedangkan data
yang lainnya mempunyai harga satuan yang jauh Sementara itu harga satuan impor dalam kurun
lebih besar dari harga-harga tersebut (di atas $AS waktu tersebut menunjukkan kecenderungan yang
280). Untuk penyesuaiannya, maka harga satuan meningkat, yaitu dari $AS 11,37 pada tahun 1986
yang dipakai adalah harga di bawah $AS 163,42 oleh menjadi $AS 163.42 pada tahun 1995 (Tabel 9).
karena itu terjadi adanya perbedaan desimal dengan
data BPS. 5.2 Pengembangan

Data lainnya yang diolah kembali adalah impor Potensi batu kapur yang begitu besar dan tersebar
quick-lime. Di sini data tersebut dikonversikan hampir merata di seluruh di Indonesia, serta tingkat
menjadi batu kapur/ flux, yaitu dengan cara penggunaan yang terus meningkat di sektor industri
membagi nilai impor dengan harga satuan untuk pemakainya selama sepuluh tahun terakhir
tahun yang bersangkutan. memberikan harapan yang baik bagi investor di
bidang pertambangan untuk dapat mengembangkan
Pada tahun 1986, jumlah impor batu kapur usaha pertambangan batu kapur. Akan tetapi
diperkirakan berjumlah 6.134 ribu ton dan pada tersedianya potensi serta kebutuhan konsumen
tahun 1995 sedikit meningkat menjadi 7.607 ribu yang besar tersebut jika tidak ditindaklanjuti, belum
ton. Impor tertinggi terjadi pada tahun 1987, yaitu cukup untuk mengatakan baik tidaknya prospek
sebesar 11.908 ton (Tabel 7). pemasarannya di masa mendatang, dalam arti
perlu memperhatikan aspek kualitas dan kuantitas
d. Harga dari pemenuhan bahan baku tersebut, sehingga
mutu yang diharapkan serta kontuinitas perusahaan
Informasi harga batu kapur yang resmi di pasaran dapat berkesinambungan.
belum diperoleh. Harga yang disajikan di sini
merupakan harga satuan berdasarkan jumlah, dan 5.3 Pemasaran Dalam Negeri
nilai pemakaian, serta impor.
Melihat perkembangan perimbangan penyediaan
Ditinjau dari sisi industri pemakai, harga satuan batu dan kebutuhan batu kapur dalam kurun waktu 1986
kapur sangat bervariasi. Harga batu kapur untuk – 1995, yang dalam dua tahun terakhir (1994 dan
industri semen dan industri pengolahan bahan galian 1995) menunjukkan ketidakkeseimbangan, serta
bukan logam relatif sama dan merupakan harga laju perubahan tahunan konsumsi batu kapur dalam
terendah. Pada tahun 1995 harganya masing-masing kurun waktu tersebut lebih tinggi dibandingkan
sekitar Rp 2.820,00 – Rp 4.680,00 setiap tonnya. dengan produksinya, maka dapat diperkirakan
Hal ini disebabkan hampir seluruh batu kapur yang bahwa prospek pengembangan pertambangan batu
digunakan merupakan produksi sendiri. kapur di masa mendatang sangat cerah.

Berbeda dengan batu kapur untuk industri lain (di Dengan menggunakan model pertumbuhan
industri semen, harga satuannya berkisar antara (kuadrat), diperkirakan pada tahun 2000 mendatang
Rp 6.000,00 – Rp 182.850,00 per ton. Harga jumlah produksi batu kapur akan mencapai 94,071
termahal dipunyai oleh batu kapur yang digunakan juta ton , sedangkan konsumsinya mencapai
di industri cat, sedangkan yang termurah dipunyai 141,523 juta ton. Berdasarkan angka-angka
oleh industri mesin, reparasi, dan bengkel mesin.
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Tabel 6. Produksi Batu Kapur Menurut Provinsi, 1986 – 1995
(000 ton)

No. Provinsi 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995

1. Jawa Barat 7.078 8.212 11.974 16.780 17.590 18.695 20.469 21.741 23.170 27.912
2. Jawa Tengah & DIY 2.356 2.657 2.554 2.803 3.613 4.718 6.492 7.764 8.838 10.799
3. Jawa Timur 1.237 1.501 1.446 1.880 2.690 3.795 5.569 6.841 7.460 9.876
4. Luar P.Jawa 2.787 4.035 4.944 4.989 5.799 7.714 8.670 9.948 10.568 12.983
Total 13.457 16.405 20.918 26.451 29.694 34.920 41.206 46.294 52.011 58.434

Sumber : BPS diolah kembali/PPTM, 1994


Keterangan tahun 1995 merupakan data sementara

Tabel 7. Perkiraan Impor Batu Kapur Indonesia, 1986 – 1995


(000 ton)

No. Negara Asal 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995

1. Jepang 751 501 1.529 1.506 1.093 1.068 743 650 1.141 1.300
2. Singapura 3.420 27 510 540 3.726 595 1.425 610 3.810 3.969
3. Amerika Serikat 439 9.353 245 275 781 330 275 1.200 829 988
4. Inggris 127 16 25 55 169 130 69 135 517 676
5. Malaysia 308 – 45 75 650 – 471 147 698 850
6. Thailand 192 – – – 534 – – – 502 661
7. Hongkong – – – – – – – – – –
8. Perancis – – – – – 34 – – – –
9. Swedia – – – – 1.148 – – – – –
10. Jerman Barat 803 9 – – – – – 2.125 – –
11. Norwegia – 2.000 24 54 – – – – 1.227 1.390
12. Guatemala – – – – – - - - – –
13. Swiss – – – – – – – – – –
14. Lainnya – – 68 98 – 153 153 – – –
Total 6.134 11.908 2.448 2.605 8.531 2.933 3.193 4.867 6.490 7.607

7 – 84
Catatan : Data 1994 dan 1995 (Data Sementara)
Sumber : Statistik Perdagangan indonesia (Biro Pusat
Statistik)
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Tabel 8. Harga Satuan Batu Kapur Menurut Jenis Industri Pemakai, 1986 – 1995
(000 Rp/ton)

No. Jenis Industri 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995
1. Ind. Gula 23,37 24,36 22,01 20,79 21,41 25,48 30,32 36,08 42,94 51,10
2. Ind. Makanan Ternak 20,82 21,85 22,01 22,00 22,23 22,67 23,12 23,59 24,56 24,54
3. Ind. Penyamakan dan Peng. Kulit 9,00 12,06 12,14 11,65 12,81 16,78 21,92 28,80 37,74 49,43
4. Ind. Kertas 14,65 14,50 13,20 13,63 13,90 14,04 14,18 14,32 14,,46 14,61
5. Ind. Kimia Pokok 13,38 12,53 45,66 40,87 58,03 62,67 67,69 73,10 78,95 85,27
6. Ind. Pupuk 74,00 74,29 73,55 76,87 78,39 79,96 81,56 83,19 84,85 86,55
7. Ind. Cat 73,11 73,12 90,90 96,62 106,28 114,78 123,96 133,88 144,59 156,16
8. Ind. Keramik dan Porselain 47,50 50,00 50,00 55,00 57,76 68,73 81,79 97,33 155,82 137,83
9. Ind. Gelas 19,08 19,14 24,28 29,47 34,18 35,21 36,26 37,35 38,47 39,63
10. Ind. Semen 3,10 3,28 2,70 2,51 2,66 2,97 3,33 3,73 4,18 4,68
11. Ind. Barang dari Semen 18,31 15,37 15,73 15,20 15,97 16,13 16,29 16,45 16,61 16,78
12. Ind. Kapur 15,45 14,76 6,91 6,52 7,88 10,25 13,33 17,33 22,53 29,29
13. Ind. Barang Galian Non-logam 1,60 1,60 2,30 2,34 2,69 8,71 2,74 2,77 2,80 2,82
15. Ind. Dasar Besi Baja. 18,92 18,92 18,92 18,92 19,86 22,05 24,47 27,16 301,5 33,47
16. Ind. Mesin, Reparasi dan Bengkel 42,91 41,19 11,92 6,01 8,23 11,28 15,45 21,17 29,01 39,23
Mesin
17. Ind. Lainnya 109,80 105,30 74,69 14,498 173,97 175,71 177,47 179,24 181,04 182,85
Sumber : BPS diolah kembali/PPTM, 1994.
Keterangan : Tahun 1995 merupakan data sementara.

7 – 85
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 86

tersebut, jelas bahwa prospek pengembangan batu


kapur sangat baik. Dengan menggunakan model trend/kecenderungan
yang dibentuk oleh masing-masing jenis industri
Akan tetapi, apabila menggunakan model trend, tersebut, kecuali industri dasar besi dan baja
maka jumlah produksi dan konsumsi batu kapur menggunakan model pertumbuhan dengan laju
tersebut masing-masing akan mencapai 81,790 pertumbuhan yang digunakannya adalah laju
juta ton dan 96,180 juta ton, sedangkan bila pertumbuhan konsumsi batu kapur total, maka batu
menggunakan model ekonometrika (ec. power) dan kapur yang dibutuhkan pada tahun 2000 mendatang
dengan menggunakan asumsi pertumbuhan diperkirakan akan mencapai 2,03 juta ton. Dengan
ekonomi Indonesia untuk lima tahun mendatang demikian kelima jenis industri tersebut dapat
sebesar 5% setiap tahunnya, maka pada tahun digunakan sebagai arah pemasaran, apabila akan
2000 mendatang produksi diperkirakan akan mengembangkan industri batu kapur.
mencapai 143,818 juta ton. Konsumsinya sebesar
164,167 juta ton bila menggunakan proyeksi Prospek pengembangan ini akan lebih baik apabila
kapasitas produksi semen pada tahun 2000 juga diarahkan untuk pemakaian di sektor konstruksi,
mendatang dan produksi semen mencapai tingkat perumahan, dan pertanian sebagai bahan fondasi dan
kapasitas produksinya, yaitu sebesar 60,5 juta peningkatan kesuburan tanah, khususnya di Indonesia
ton semen (Asosiasi Semen Indonesia, Lokakarya Bagian Timur. Program pembangunan mulai PJPT II
Energi, 1988). Itu berarti membutuhkan batu kapur atau awal Repelita VI ini diarahkan ke kawasan timur
sebagai bahan baku produksinya kurang lebih (KTI) dan juga karena ada beberapa daerah di kawasan
11,803 juta ton, dengan catatan industri semen ini kaya akan cadangan batu kapur. Akan tetapi,
tetap menyerap 87% dari jumlah seluruh pemakaian cadangan batu andesit/basalt sebagai bahan fondasi
batu kapur di sektor industri. sangat kurang serta daerah pertanian yang tanahnya
mempunyai tingkat keasaman yang tinggi. Di samping
Dengan menggunakan model-model di atas, itu, pembangunan industri semen skala kecil akan
terlihat adanya kelebihan kebutuhan batu kapur menambah peluang pengembangan pertambangan batu
di sektor industri. Akan tetapi walaupun kapur di daerah ini.
diperkirakan terdapat kelebihan kebutuhan batu
kapur di sektor industri di masa mendatang 5.4 Pengembangan dengan Orientasi Ekspor
dibandingkan dengan produksinya. Ini
diperkirakan terjadi pada industri semen, akan Pengembangan pertambangan dengan orientasi
sangat sulit bagi pihak luar (investor) untuk ekspor cukup memberikan harapan. Perkembangan
dapat mengisi kelebihan kebutuhan tersebut, penyediaan dan kebutuhan batu kapur di beberapa
karena kelebihan kebutuhan tersebut sudah negara di kawasan ASEAN memberikan petunjuk
dapat dipenuhi oleh industri semen itu sendiri tentang adanya peluang ekspor batu kapur Indone-
(semua industri semen mempunyai SIPD batu sia ke kawasan ini.
kapur sendiri).
Malaysia dan Filipina misalnya, perkembangan di kedua
Hal ini merupakan kendala utama bagi investor negara tersebut memperlihatkan ketidakseimbangan
baru untuk mengembangkan pertambangan batu antara penyediaan batu kapur dari dalam negeri masing-
kapur, dan selayaknya keadaan ini harus masing dengan kebutuhan industrinya.
menjadi perhatian pemerintah terutama bila
ingin dunia pertambangan ini mempunyai iklim Kebutuhan sektor industri di luar logam di Malay-
yang kondusif, dan menarik bagi para investor. sia untuk tahun 1995 diperkirakan mencapai 22
Beberapa industri selain industri semen yang sampai 23 juta ton. Ini belum melibatkan kebutuhan
mempunyai kecenderungan menggunakan bahan di sektor konstruksi dan bangunan, yang
baku batu kapur yang terus meningkat di masa diperkirakan sebesar 5 juta ton setiap tahunnya,
mendatang. Kuantitasnya yang cukup besar dan sehingga jumlah kebutuhan seluruhnya akan
harga satuan batu kapurnya pun cukup tinggi, yaitu mencapai 27 sampai 28 juta ton.
antara Rp 19 sampai Rp 96 setiap ton adalah
industri dasar besi dan baja, industri kertas, Industri Sementara itu, tingkat produksi dengan asumsi laju
cat, industri gula, dan industri makanan ternak. pertumbuhan PDB Malaysia sebesar 8% per tahun,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 87

hanya mencapai 21,4 juta ton (Lay Hock Teoh, 1990), pertambangan batu kapur ini diarahkan ke
sehingga untuk memenuhi kebutuhannya, Malaysia industri lain, seperti industri gula, kertas, cat,
harus mendatangkannya dari luar negeri (impor), dan industri dasar besi dan baja, karena industri-
begitu juga dengan Filipina. industri ini mempunyai kecenderungan
meningkat cukup tinggi dengan harga satuan
Berdasarkan data yang dikirimkan ke Pusat batu kapur yang cukup tinggi.
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral,
(1988), produksi batu kapur Filipina berjumlah 26,98 – Selain diarahkan untuk memasok kebutuhan
ribu ton, sedangkan konsumsinya mencapai 1,12 sektor industri, pengembangan ini juga dapat
juta ton. Laju pertumbuhan konsumsi batu kapur di diarahkan untuk memasok kebutuhan sektor
negara ini kurang lebih 15% setiap tahunnya. konstruksi dan perumahan sebagai bahan fondasi
di sektor pertanian sebagai kapur pertanian
Dengan menggunakan laju pertumbuhan ini, khususnya di Indonesia bagian tengah dan timur.
kebutuhan batu kapur pada tahun 1995 mencapai
3,032 juta ton sedangkan produksinya diproyeksikan – Pengembangan tersebut diperkirakan akan
hanya mencapai 14,03 ribu ton. Melihat angka-angka mempunyai prospek yang cukup baik, mengingat
tersebut, jelas terdapat peluang untuk ekspor batu beberapa daerah di kawasan tersebut kaya akan
kapur Indonesia ke negara Fillipina. cadangan batu kapur tetapi tidak mempunyai
cadangan batu andesit/basalt yang cukup. Di
samping itu banyak lahan pertanian dengan tingkat
6. PENUTUP keasaman yang tinggi.

Berdasarkan uraian di muka, dapat ditarik


kesimpulan sebagai berikut : DAFTAR PUSTAKA

– Perkembangan perimbangan penyediaan dan 1. Carr D.D. and Rooney L.F.,”Limestone and
kebutuhan batu kapur selama dua tahun Dolomit”, Industrial Minerals, March. 1990.
terakhir (1994 – 1995) secara relatif
menunjukkan ketidakseimbangan, dengan 2. Dhadar J.R., “Bahan Galian Indonesia”,
pertumbuhan konsumsi lebih besar dari Direktorat Jenderal Pertambangan Umum.
pertumbuhan produksi. Hal ini disebabkan oleh
semakin pesatnya pembangunan sektor-sektor 3. Madiapoera T., “Batu Gamping dan Dolomit di
yang membutuhkan bahan baku batu kapur. Indonesia”, Hasil lokakarya Peranan Bahan
Antara lain, sektor konstruksi yang Galian Industri dalam Pembangunan, 29 Maret-
menyebabkan industri semen semakin pesat 1 April 1978, PPTM.
perkembangannya.
4. Madiapoera. T., dkk (1990), “Bahan Galian
– Dengan menggunakan model trend produksi dan Industri di Indonesia”, Direktorat Jenderal
konsumsi batu kapur, pada tahun 2000 Sumberdaya Mineral.
diperkirakan jumlah produksi batu kapur sekitar
81,790 juta ton, sedangkan untuk kebutuhannya 5. Makridakis S., Wheelwright S.C. and McGee
diperkirakan sekitar 96,180 juta ton. Hal ini V.E., “Forecasting :Method and Application”,
menunjukkan bahwa prospek pengembangan John Willey & Sons, Newyork, 1983.
pertambangan batu kapur cukup memberikan
harapan. Akan tetapi, karena kelebihan kebutuhan 6. Pressher J.W. and Pilham L., “Lime Calcium
tersebut diperkirakan berasal dari industri semen Coumpound”, Mineral Fact and Problem, 1985.
dan dapat dipenuhi sendiri, maka sangat sulit bagi
perusahaan tambang lainnya untuk memasok 7. Petti John., “Lime in Industrial”, 1990.
kekurangan pemasokan tersebut.
8. Teoh L.H., “Industrial Minerals Potential in Ma-
– Untuk itu, sebaiknya pengembangan laysia”, Status Report, 1990.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 88

9. Wijaya Soelistijo U., “Pembakaran Kapur Ekspor, 1986 s/d 1993, Biro Pusat Statistik.
Dengan Bahan Bakar Batubara”, PPTM 1976.
16. ........, “Statistik Perdagangan Luar Negeri”,
10. ........., “Buku Tahunan Pertambangan Indone- Impor, 1986 s/d 1993, Biro Pusat Statistik.
sia, tahun 1986 s/d 1993, Departemen
Pertambangan dan Energi. 17. ........, “Statistik Indonesia, 1993”, Biro Pusat
Statistik.
11. ........, “40 Tahun Peranan Pertambangan dan
Energi Indonesia 1945-1983”, Departemen 18. ........; “Asosiasi Semen Indonesia, Lokakarya
Pertambangan dan Energi. Energi”, 1988.

12. ........, “Kompilasi Informasi Endapan Bahan


Galian di Indonesia”, Bagian I, PPTM, 1986. *****
13. ........, “Lime in Industrial Development : A
UNIDO Guide to its Uses and Manufacture in
Developing Countries”, UNIDO, 1985.

14. ........, “Statistik Industri, 1986 s/d 1993”, Biro


Pusat Statistik.

15. ........, “Statistik Perdagangan Luar Negeri”,


BAHAN GALIAN INDUSTRI nnnnnnnnnnn
nnnnnnn
nnn
nn
n 8 – 89

8 BATU MULIA
Oleh : Darsa Permana

1. PENDAHULUAN intan di Kalimantan memiliki kesamaan dengan mula


jadi intan di Afrika Selatan.
1.1 Umum
Melalui penyelidikan geologi oleh Ir. W.C.B Koolhoven
Batu mulia adalah semua jenis mineral dan batuan (1935) terhadap endapan pembawa intan di Kalimantan
yang mempunyai sifat fisik dan kimia yang khas, Selatan, ditemukan butiran intan berukuran 0,1 karat
serta digunakan untuk perhiasan dan bahan dekorasi pada 10 ton contoh batuan breksi endapan aluvial.
atau hiasan. Definisi batu mulia sulit ditentukan Penemuan ini dianggap tidak ekonomis, sehingga
dalam batasan yang jelas/pasti, tetapi lebih banyak penyelidikan dilanjutkan kepada jenis batuan sedimen
didasarkan atas nilai penting dalam dunia konglomerat dan batu pasir.
perdagangan. Bahkan saat ini istilah batu mulia
sudah mulai diterapkan juga kepada seluruh mineral Tidak ada catatan lebih lanjut tentang keekonomian
atau batuan, yang apabila diproses melalui cadangan, namun produksi intan Kalimantan Selatan
pemotongan atau pembentukan dan penggosokan selama periode 1876 – 1940 telah dipublikasikan
dapat dijadikan batu hias. Dengan demikian, jenis dalam Jarboek van het Mijnwezen in Nether-
batu mulia pun semakin banyak dan bervariasi. lands Indie. Data yang dikumpulkan belum begitu
lengkap karena tidak memasukan produksi intan
Dalam dunia perdagangan, batu mulia digolongkan ke hasil penggalian oleh rakyat setempat.
dalam tiga jenis, yaitu jenis batu permata (precious
stones), jenis batu setengah/semi permata (semi- Beberapa saat setelah Perang Dunia II berakhir,
precious stones), dan jenis batu hias (ornamental kegiatan penggalian intan menurun, kecuali tambang
stones). rakyat tradisional yang terus berlangsung di
Kalimantan (Selatan, Tengah, dan Barat). Pada
Batu permata dan semi permata umumnya digunakan tahun 1965, pendulang di daerah Cempaka
sebagai perhiasan oleh manusia (langsung maupun (Kalimantan Selatan) menemukan intan berukuran
tidak langsung), sedangkan batu hias untuk dekorasi 167 karat, yang kemudian diberi nama Trisakti.
atau penambah keindahan ruangan. Sebuah jenis
batu permata dapat memiliki nama yang beraneka- Penemuan ini menggugah Pemerintah untuk
ragam, mulai dari nama mineral/batuan, nama ilmiah, menggalakkan kembali pencarian intan, yakni dengan
nama perdagangan, sampai kepada nama julukan/ mendirikan Proyek Intan Kalimantan Selatan yang
khusus. Nama yang disebut terakhir biasanya muncul berada di bawah PN Aneka Tambang. Penyelidikan
atas dasar pertimbangan warna, tekstur atau motif di daerah Sungai Air Pinang dan Pangaron, serta
(pattern), bahkan kadang-kadang mengandung unsur diteruskan ke daerah Martapura, tidak memberikan
kepercayaan suatu daerah/bangsa. hasil yang diharapkan apabila cadangan yang ada
ditambang secara modern.
1.2 Sejarah Perbatumuliaan
Penambangan batu mulia yang lain (di luar intan)
Di Indonesia batu mulia, khususnya intan, sudah hanya dilakukan oleh rakyat secara tradisional,
ditambang/digali oleh rakyat sejak abad VI. Pemerintah kecil-kecilan, dan kadang-kadang bersifat usaha
Hindia Belanda mengefektifkan usaha penggalian intan sampingan. Tidak ada catatan resmi tentang kapan
primer di Kalimantan Selatan, menyusul hipotesa dan di mana rakyat pertama kali memulai usaha
yang dikemukakan oleh Gascuell bahwa mula jadi penambangan tersebut. Hanya sebagai informasi
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 90

patut dikemukakan, industri perajin batu mulia (lapi- sekelilingnya sehingga terjadi penurunan temperatur
dary) di daerah Sukabumi, Jawa Barat telah di dalam tubuh magma.
beroperasi sejak tahun 1930. Ini berarti awal
kegiatan penambangan batu mulia di daerah yang Jika cairan magma mencapai permukaan atau dekat
sama, tidak akan jauh berbeda dengan kegiatan permukaan bumi dalam keadaan kental atau setengah
industri pengolahannya. kental, maka berbentuk batuan yang umumnya
disebut lava atau batuan lelehan. Sebaliknya jika
Kemajuan industri pengolahan batu mulia (di luar intan) magma sudah mengental di bawah permukaan bumi,
mengalami peningkatan cukup pesat, ditandai dengan maka berbentuk batuan beku dalam. Ketika terjadi
tumbuhnya perajin di berbagai daerah terutama di pendinginan akan terbentuk mineral-mineral, baik
daerah yang berdekatan dengan sumber daya batu mineral pembentuk batuan maupun mineral yang
mulia. Untuk mengantisipasi perkembangan yang tergolong batu mulia. Mineral ringan berada di bagian
terjadi, sejak awal tahun 1980-an. atas, sedangkan mineral berat akan tenggelam dan
berada di bagian bawah (disebut proses kristalisasi
Pemerintah cq Departemen Perindustrian membuat mineral primer atau diferensiasi magma).
sentra-sentra industri kerajinan batu-batuan di
Sukabumi (Jawa Barat), Lampung, Jambi, Pacitan Pada tingkat kristalisasi selanjutnya, kristal dari
(Jawa Timur), dan Martapura (Kalimantan Selatan). mineral-mineral yang terbentuk mulai tumbuh.
Dewasa ini hampir seluruh ibu kota propinsi telah Kadang-kadang kristal yang kecil tumbuh membesar
memiliki masyarakat perajin batu mulia. Bahkan awal atau ditumbuhi oleh kristal lain sampai terjadi
tahun 1990-an mulai didirikan organisasi-organisasi keseimbangan, yaitu apabila magma sudah betul-
penggemar batu mulia, seperti Masyarakat Batumulia betul dingin.
Indonesia (MBI), Yayasan Pengembangan Batumulia
dan Mineral Indonesia (YPBMI), Perhimpunan Pada tingkat kristalisasi terakhir, sisa magma
Penggemar Suiseki Indonesia (PPSI), serta menjadi lebih encer karena zat yang mudah menguap,
Masyarakat Batumulia dan Mineral (MBM). seperti gas dan uap panas, menjadi lebih banyak.
Jika magma encer ini masuk ke dalam rekahan atau
Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik, ekspor celah batuan, maka akan terbentuk pegmatit dan
batu mulia Indonesia pada tahun-tahun terakhir urat-urat. Sebagian gas atau uap yang masih terdapat
menduduki peringkat sembilan besar sebagai dalam batuan akan membentuk lubang-lubang jika
penghasil devisa negara non-migas. gas atau uap tersebut melepaskan diri. Lubang-
lubang ini biasanya diisi oleh berbagai jenis mineral.

2. GEOLOGI Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa proses


diferensiasi magma dapat membentuk batu mulia,
2.1 Mula Jadi yang antara lain dapat dikatagorikan sebagai
berikut :
Mula-jadi batu mulia tidak jauh berbeda dengan
pembentukan batuan atau mineral secara umum. – Batu mulia bertemperatur tinggi, seperti intan,
Oleh karena itu, pembentukan batu mulia mungkin safir, rubi, peridotit, garnet, zirkon, dan lain-lain.
saja terjadi melalui proses diferensiasi magma,
– Batu mulia pegmatis, seperti emerland, beril,
proses metamorforsa, atau proses sedimentasi.
krisoberil, safir, rubi, spinel, topas, turmalin,
zirkon, dan lain-lain.
a. Proses Diferensiasi Magma
– Batu mulia pneumatis, seperti turmalin, topas,
Proses ini sering disebut sebagai proses felspar, dan lain-lain.
pembentukan batuan beku, yaitu mengalirnya cairan
magma ke permukaan bumi akibat terjadi kekuatan – Batu mulia bertemperatur rendah, seperti kalsedon,
alam seperti kegiatan gunung api atau tektonik. agate (akik), jasper, opal, dan lain-lain.
Ketika cairan magma berupaya menerobos ke b. Proses Metamorfosa
permukaan bumi, terjadilah kontak dengan batuan di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 91

Panas, tekanan, cairan, dan gas atau uap yang dilepas besar, dan akhirnya ke laut.
oleh magma yang menuju permukan bumi terserap
oleh batuan di sekitarnya dan akan membentuk min- Selama proses transportasi berlangsung, bahan
eral-mineral baru yang disebut mineral metamorfik. batuan mengalami gesekan terus-menerus
sehingga terjadi ukuran yang lebih halus dan akan
Ada tiga jenis proses metamorfosa yang tergantung mengendap pada tempat-tempat tertentu. Produk
dari keadaan yang mendominasinya, yaitu : dari proses pengendapan ini disebut endapan
sekunder (aluvial) dan merupakan sumber yang
– Metamorfosa kontak atau termal, yang kaya akan batu mulia umumnya dan batu permata
dominan dipengaruhi oleh faktor temperatur. khususnya. Sebagai contoh adalah keterdapatan
Perubahan berlangsung jika panas dari massa intan di Kalimantan, yang merupakan endapan
batuan beku yang menerobos batuan lain sekunder.
mencapai bidang kontak, Batuan gamping (murni)
paling reaktif terhadap perubahan temperatur, Beberapa jenis batu mulia yang penting banyak
dan akan berubah menjadi marmer. dihasilkan dari hasil rombakan batuan beku dan
metamorfosa, yang kemudian terliberasi dan
Pasir yang mengalami proses metamorfosa terendapkan bersama fragmen batuan lain di samping
kontak akan menimbulkan rekristalisasi butiran, aliran sungai. Berbagai batu permata, seperti intan,
sehingga terbentuk kuarsit. Batuan yang safir, rubi, amethyst, topas dan zirkon, umumnya
mengandung lempung dan serpih akan menjadi terdapat sebagai endapan letakan.
hornfels yang menghadirkan Al-silikat berupa
mineral kristolit, biotit atau kordierit. Ditinjau dari unsur kimia yang terdapat pada batu
mulia, diketahui ada tiga kelompok batu mulia
– Metamorfosa dislokasi , yang terjadi pada yaitu :
temperatur rendah, serta pengaruh proses
tektonik yang biasanya terdapat di sepanjang – Batu mulia dengan hanya satu unsur kimia, atau
bidang patahan dan tempat-tempat lemah lainnya dikenal dengan istilah monogemstone.
di dalam kerak bumi. Beberapa jenis batuan Contoh : Intan.
hasil metamorfosa dislokasi antara lain genes,
macam-macam sekis, dan batuan serpih. Batuan – Batu mulia dengan beberapa unsur kimia yang
beku yang mengalami proses metamorfosa terbentuk menjadi suatu mineral, atau dikenal
dislokasi akan menghasilkan serpentinit dan dengan istilah mineral gemstone.
amfibol. Contoh : saphire, rubi, dan korundum, yang
kesemuanya berasal dari mineral korundum;
– Metasomatisma, merupakan metamorfosa yang kecubung (amethyst) yang terbentuk dari min-
disebabkan oleh adanya pengaruh kimia dari eral kuarsa terimbuh oleh mangan sehingga
batuan lain di sekitarnya. Proses metasomatisma menghasilkan warna violet; turmalin yang
ini bekerja dari volume per volume dalam skala berbentuk dari mineral kuarsa yang terimbuh
kecil maupun besar. Secara keseluruhan oleh unsur tembaga dan nikel sehingga
komposisi batuan dapat berubah, dan kadang- memberikan warna hijau kebiruan.
kadang terjadi penggantian sempurna terhadap
satu mineral saja tanpa kehilangan tekstur asal. – Batu mulia dengan beberapa unsur kimia yang
terbentuk dari beberapa mineral, atau dikenal
c. Proses Sedimentasi dengan istilah multi-mineral gemstone.
Contoh : bloodstein yang terbentuk dari min-
Batuan beku dan metamorfosa yang muncul di eral krisopras yang memberikan warna hijau
permukaan bumi akan mengalami pelapukan akibat tua yang dominan dan ditambah dengan min-
pengaruh air, udara atau oksigen atau karbon eral hematit yang akan memberikan bercak-
dioksida, pergantian temperatur, dan pengaruh bercak warna merah darah.
organisme. Hancuran batuan serta pelapukannya Ditinjau dari ukuran dan bentuk batu mulia, dikenal
kemudian diangkut oleh air atau media lain (es, tiga klasifikasi, yaitu :
angin, pengaruh gravitasi) menuju anak sungai, sungai
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 92

– Berbentuk gunungan batu mulia yang cukup potensial.


Batu mulia yang terbentuk berukuran besar dan
umumnya akibat terobosan magma yang Keterdapatan batu mulia di Indonesia sesuai dengan
mempengaruhi batuan di sekitarnya. penggolongannya, adalah sebagai berikut :
Contoh : oniks yang merupakan gejala penerobosan
magma pada batu kapur muda (dolomit). a. Jenis batu permata, meliputi intan, garnet, opal
(kalimaya), kecubung (amethyst), giok (jade),
– Berbentuk kerakal korundum, topas, dan turmalin (Tabel 1);
Batu mulia yang terbentuk berukuran menengah
karena telah mengalami proses transportasi. b. Jenis semi permata, meliputi kalsedom, agate
Apabila proses transportasi berlangsung lama (akik), rinjang (chert), kristal kuarsa, zirkon,
dan jauh, maka batu mulia dijumpai dalam bentuk jasper, batu asam (meteorit-tektit), krisopras,
membulat seperti kerakal (pebble); apabila malakit, asurit, fluorit, hematit (batu darah),
singkat dan dekat, maka batu mulia berbentuk krisokola, andalusit, kristolit, prechnit, dan ob-
membaji seperti kerikil. sidian (Tabel 2);
Contoh : saphire, rubi, dan emerald.
c. Jenis batu hias; meliputi oniks, serpentinit, kalsit,
– Berbentuk isian/lempungan aktinolit, peridotit, pegmatit, kuarsit, granit, dan
Batu mulia yang terbentuk berukuran sangat suiseki (Tabel 3).
halus, malahan ada yang bersifat mengkaca
(glassy) atau bersifat mengkristal (cristallin).
Pembentukan batu mulia ini terjadi akibat rongga- 3. PERTAMBANGAN BATU MULIA
rongga yang kosong di sekitar daerah terobosan
magma dan berlangsung proses pendinginan 3.1 Penambangan
yang cepat, sehingga batu mulia tersebut akan
bersifat mengkaca. Kegiatan penambangan berbagai jenis batu mulia
Contoh : opal, kalsedon, dan hornblende. hanya dilakukan oleh rakyat setempat secara
tradisional, kecil-kecilan, sederhana, dan kadang-
Apabila proses pendinginan berjalan amat kadang bersifat usaha sampingan/sambilan. Hampir
lembut, maka akan terbentuk batu mulia yang atau bahkan tidak ada sama sekali kegiatan
bersifat mengkristal. penambangan berskala besar, menggunakan
Contoh : garnet, kuarsa, dan lain-lain. peralatan mekanis, dan ditekuni sebagai usaha tetap.

2.2 Sumber Daya dan Penyebaran Tambang opal (kalimaya) di daerah Kabupaten Lebak,
Jawa Barat mungkin dapat mendekati gambaran teknik
Ditinjau dari segi mula jadi (genesa), Indonesia penambangan yang baik, tetapi karena dikelola oleh
memiliki sumber daya batu mulia yang cukup besar, rakyat kecil, tetap masih perlu pembinaan dalam
walaupun belum sampai kepada penentuan kualitas masalah lingkungan dan keselamatan kerja. Dengan
dan kuantitasnya. Di Pulau Sumatera, batu mulia menggunakan sistem tambang dalam (underground min-
banyak dijumpai di sepanjang pegunungan Bukit ing), para penambang opal masuk ke tambang melalui
Barisan; di Pulau Jawa terdapat di sepanjang jalur sumuran tegak (vertical shaft) yang berukuran (2 x 2)m2.
bagian selatan dan beberapa daerah di sekitar
Gunung Muria. Kedalaman maksimum sumuran adalah 35 m.
Jenjang (bench) kecil dibuat pada kedalaman
Wilayah Nusa Tenggara, Sulawesi bagian barat dan tertentu (biasanya disesuaikan dengan panjang
utara, serta Kepulauan Maluku diperkirakan juga tangga yang terbuat dari bambu). Untuk
mengandung sumber daya batu mulia. Sementara mengangkut batuan digunakan seperangkat alat
Pulau Kalimantan yang merupakan daratan stabil, timba (kerekan, timba, tali karet) serta fondasi untuk
memungkinkan pembentukan batu mulia lebih baik menempatkan alat timba tersebut. Sementara untuk
dan dalam jumlah besar. Demikian pula dengan keperluan penambangan digunakan peralatan
Pulau Irian Jaya yang memiliki banyak kesamaan tradisional, seperti cangkul, linggis, pengki, golok
dengan benua Australia, diperkirakan mengandung atau pisau, dan lampu petromak (sebagai alat
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Tabel 1. Jenis Batu Permata

Spesifikasi
Nama/Jenis
Rumus Kimia Kekerasan Berat Jenis Warna Mula-jadi Lokasi

Intan C 10 3,47 – 3,56 Bervariasi (bening, biru semu, Berasosiasi dengan Sumatera dan Kalimantan
kehijuan, merah muda, hitam) batuan ultra basa

Garnet (FeMg)3Al 2SiO12 6,5 – 7,5 3,5 – 4,3 Merah, cokelat, kuning, putih, Metamorfosa dan Sumatera, Kalimantan,
hijau, hitam batuan beku Sulawesi, Maluku, Irian Jaya

Opal/Kalimaya SiO2H2O 5,5 – 6,5 1,9 – 2,5 Kuning, hijau bening, hijau Terjadi karena proses Jawa Barat
jingga, merah, biru, safir, hidrotermal
cokelat, hitam)

Kecubung/ SiO2 7 2,65 Ungu Endapan primer dan Sumatera , Jawa, Sulawesi
amethys endapan rombakan Maluku, Irian Jaya

Giok/Jade NaAlSiO2 6,5 – 7 3,0 – 3,5 Dari hijau pucat sampai Metamorfosa Aceh, Sulawesi, Maluku,
hijau tua IrianJaya

Korundum Al2O3 9 3,9 – 4,1 Bervariasi (merah bening, metamorfosa dan Kalimantan Tengah
biru safir, cokelat, hitam) batuan beku

Topas Al2SiO4(F,OH)2 8 3,4 – 3,5 Bening, kuning, merah muda, berasosiasi dengan Sumatera Selatan,
kebiruan, kehijauan batuan pegmatit Kalimantan Selatan, Maluku

Turmalin (NaCa)Ni-MgFeMn 3 7 – 7,5 3,0 – 3,25 Kehijauan, kemerahan Metamorfosa dan Kalimantan Barat
AlFe 3B3Si16O27 batuan beku
(OOH)Y

8 – 93
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Tabel 2. Jenis Semi Permata

Spesifikasi
Nama/Jenis
Rumus Kimia Kekerasan Berat Jenis Warna Mula-jadi Lokasi

Kalsedom dan SiO2 7 2,60 Bervariasi (kelabu sampai Berasosiasi dengan Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Agat (batu akik) kuning madu batuan gunung api Sulawesi, Maluku, Irian Jaya
Chert (rijang) SiO2 7 2,60 Terang dan gelap Endapan di dasar laut Aceh, Kalimantan Selatan,
NTT, Sulawesi Selatan
Kristal kuarsa SiO2 7 2,65 Bening, merah muda, kuning Beku pegmatit dan Sumatera, Jawa, Kalimantan,
granit, serta urat Sulawesi
hidrotermal
Zirkon ZrSiO4 7,5 4,08 Bening, Kecokelatan, abu-abu Terdapat dalam Sumatera, Kalimantan Selatan
kehijauan, kemerahan batuan beku asam

Jasper SiO2 6,5 – 7 2,5 – 2,8 Merah kecokelatan, pekat Endapan aluvial pada Jawa, Kalimantan Selatan
aliran sungai
Batu satam SiO2 5,5 2,34 – 2,51 Hitam pekat, suram Dari angkasa luar Sumatera Selatan, Jawa
(meteorit-tektik) (meteorik) Tengah, Kalimantan Selatan
Krisopras SiO2 6,5 – 7 2,65 Hijau muda sampai hijau tua Mengisi rekahan pada Jawa Barat, Jawa Timur
batuan gunung api
Malakit Cu3CO3(OH) 2 3,5 – 4 3,9 – 4,03 Hujau cerah Zona oksidasi Aceh, Jawa Barat
mineralisasi tembaga
Asurit Cu3(CO3)2(OH) 2 3,5 – 4 3,77 – 3,89 Biru cerah Terdapat bersama Jawa Timur
malakit
Flourit CaF2 4 3 – 3,1 Hijau muda, kuning, hijau Proses hidrotermal Aceh
kebiruan, ungu, bening
Hematit Fe2O3 5,5 – 6,5 5,26 Merah kehitaman Produk sublimasi NTB, Kalimantan Selatan
(batu darah) kegiatan vulkanik
Krisokola Cu4H4Si44O10(OH) 8 2–4 2,0 – 2,2 Hijau, biru kehijauan, cokelat, Hijau, biru kehijauan, Aceh
hitam cokelat, hitam
Prehnit Ca2Al2Si3O10(OH) 2 6 – 6,5 2,8 – 2,95 Hijau muda Hijau muda NTB, Kalimantan Selatan

Andalusit dan Al2SiO5 7,5 3,16 – 3,20 Merah, hijau, kecokelatan Merah, hijau, Kalimantan Barat
Klasitolit kecokelatan

8 – 94
Obsidian – – – Cokelat, hitam, putih bening, Cokelat, hitam, putih Sumatera Barat, Jawa Barat,
hijau bening bening, hijau bening Sulawesi Utara
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Tabel 3. Jenis Batu Hias

Spesifikasi
Nama/Jenis
Rumus Kimia Kekerasan Berat Jenis Warna Mula-jadi Lokasi

Oniks/ SiO2 3–7 2,5 – 2,8 Cokelat, kuning muda, kuning Proses hidrotermal Jawa, Kalimantan
oniks marble tua berasosiasi dengan
kalsit

Sepentinit Mg6Si4O10(OH) 8 3–5 2,5 – 2,6 Kehijuan Berasosiasi dengan Kalimantan Selatan
mineral kromit,
magnetit, dan magnesit

Kalsit CaCO3 3 2,6 – 2,8 Bervariasi (bening, putih, Terjadi pada batu Jawa Timur
kelabu, kemerahan, kehijauan, gamping
kebiruan, ungu, kuning,
cokelat hitam)

Peridotit – 5–6 2,3 – 3,2 Hijau Batuan baku plutonik Kalimantan Selatan

Aktinolit Ca2MgFe5SiO42H2O 5–6 3,0 – 3,3 Hijau Mineral ciri pada Kalimantan,Sulawesi,
batuan metamorfosa Maluku
fasies sekis hijau

Pegmatit – 6–6 2,2 – 2,3 Abu-abu, merah daging Berasosiasi dengan Riau
batuan granit

Kuarsit SiO2 6,5 – 7 2,5 – 2,8 Bervariasi (putih, kelabu, Terjadi akibat proses Sulawesi Tengah
kemerahan, kecokelatan) metamorfosa pada
tekanan dan
temperatur tinggi

Granit – – – Merah, merah daging, merah Hasil pembekuan Sumatera, Kalimantan,


kekuningan, abu-abu magma Sulawesi, Maluku, Irian Jaya
kemerahan, putih kehitaman,
putih kehijuan, hitam

Suiseki – 7 – – Batuan metamorfosa, Sumatera, Jawa, Kalimantan,


sedien, batuan beku Sulawsi, Irian Jaya

Fosil – – – – Bahan organik pada Jambi, Timor, Irian Jaya


ruang kosong

Marmer CaCO3 – – Bervariasi (putih, abu-abu, Proses metamorfosa Sumatera, Jawa, NTB,

8 – 95
hitam, merah, hijau, pada batu gamping/ Sulawesi, Timor Timur,
dan lain-lain dolomit Irian Jaya
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 96

penerangan di dalam sumur). Jika sumuran juga perantara yang berperan sebagai perajin. Tidak
mengandung air, maka disediakan pompa air yang ada patokan harga dalam transaksi jual-beli,
berkekuatan cukup besar. terlebih-lebih jika batu mulia yang dijual berbentuk
profil batuan yang dianggap unik.
Omset penjualan opal ini, baik dalam bentuk mentah
maupun setengah jadi (digosok agak kasar), dapat Secara garis besar, industri pengolahan batu
mencapai jutaan rupiah per hari. Sebagai contoh : mulia dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
opal sebesar ibu jari ditawarkan dengan harga golongan, yaitu :
berkisar antara Rp. 200 – Rp. 300 ribu.
– Industri pengolahan berskala kecil (home indus-
Umumnya awal penambangan batu mulia, atau lebih try), yang antara lain dicirikan oleh tenaga kerja
tepat disebut penggalian batu mulia, dimulai ketika setiap perusahaan di bawah lima orang, kadang-
salah seorang penduduk mendapatkan penampa- kadang mengerjakan pesanan dari perusahaan
kan fisik suatu batuan yang tidak sama dengan yang lebih besar atau tidak memiliki toko (show-
batuan di sekitarnya. Batuan tersebut, yang setelah room) sendiri, modal usaha relatif kecil, dan
diteliti ternyata merupakan salah satu jenis batu menggunakan peralatan sederhana.
mulia, kemudian dijajakan dan laku dijual dengan
‘harga yang memadai’. Anggota masyarakat yang – Industri pengolahan berskala menengah, yang
lain, di sela-sela kesibukan mengolah sawah atau antara lain dicirikan oleh tenaga kerja setiap
kebun, mulai mencari batuan serupa atau ‘batuan perusahaan berjumlah antara 5 – 15 orang,
aneh’ yang menurut perkiraan mereka sebagai batu kadang-kadang mengerjakan pesanan dari
mulia. Begitulah proses ini berlangsung selama perusahaan lain untuk tujuan ekspor, memiliki
bertahun-tahun, tanpa ada perubahan yang berarti. toko sendiri yang mungkin lebih dari satu,
modal usaha cukup besar, dan menggunakan
Kini pencarian batu mulia sudah merambah ke peralatan mekanis.
daerah yang lebih luas lagi, tidak saja di areal
pesawahan atau kebun, tetapi juga dengan menelusuri – Industri pengolahan berskala besar, yang antara
sungai-sungai dan perbukitan. Faktor permintaan lain dicirikan oleh tenaga kerja yang profesional
yang semakin meningkat dan diikuti oleh harga yang dan terdidik, penjualan lebih banyak berorientasi
terus membaik, tampaknya mendorong antusiasme ekspor, memiliki toko sendiri di tempat-tempat
masyarakat untuk mencari batu mulia. Namun eksklusif, batu mulia yang diolah bernilai tinggi,
mengingat penyebaran batu mulia tidak pernah modal usaha sangat besar, dan menggunakan
merata (berbentuk lensa-lensa yang tidak beraturan), peralatan canggih atau mengandalkan
maka sulit bagi masyarakat untuk mendapatkan profesionalisme tenaga kerjanya. Runa Jew-
batu mulia secara kontinu atau dalam jumlah besar. elry merupakan salah satu contoh industri
pengolahan batu mulia berskala besar; selain
Bertitik tolak dari kenyataan di atas, maka jumlah produk dari perusahaan ini mampu merambah
produksi hasil tambang Indonesia yang berasal dari Eropa dan Amerika Serikat serta Jepang,
batu mulia tidak pernah diketahui, baik jumlah, omset penjualannya pun mampu mencapai
jenis, maupun kualitasnya. Demikian pula dengan 30.000 dolar per bulan.
keterlibatan tenaga kerja dalam usaha
penambangan/penggalian batu mulia, mengingat Berbeda dengan industri berskala besar yang selalu
belum ada satu instansi pemerintah pun yang berada di kota-kota besar seperti Bandung dan
pernah melakukan survei, maka sampai kini tidak Jakarta, lokasi industri berskala kecil dan menengah
ada data yang menyangkut masalah ketenaga- umumnya terletak tidak berjauhan dengan lokasi
kerjaan ini. kegiatan penggalian.
3.2 Industri Pengolahan Walaupun hanya digunakan sebagai perhiasan oleh
manusia dan penambah keindahan ruangan, ternyata
Dari hasil penggalian yang dilakukan tanpa metode produk industri pengolahan sangat bervariasi. Hal ini
yang jelas, batu mulia mentah kemudian dijual disebabkan oleh begitu banyak dan beragamnya
kepada perajin, baik secara langsung maupun jenis batu mulia yang ada di alam/diperdagangkan,
melalui perantara (pengumpul). Kadang-kadang ada serta bersifat unik (jarang atau bahkan tidak ada
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 97

yang mempunyai tekstur serupa).


Batu mulia telah lama diperdagangkan secara luas
Beberapa produk hasil industri pengolahan batu di seluruh dunia. Berdasarkan data tahun 1987 –
mulia, antara lain mata cincin, giwang, liontin, gelang, 1991 (Tabel 4), Thailand merupakan negara yang
profil hewan atau tumbuh-tumbuhan, tea set, asbak, memiliki pasar batu mulia terbesar di dunia, dengan
vas bunga, plaket dan batu alami. arah kecendrungan (trend) peningkatan mencapai
87,7%. Sementara itu, jika dibandingkan dengan
Secara umum, kehidupan industri pengolahan batu perdagangan perhiasan, perdagangan batu mulia
mulia atau perajin batu mulia jauh lebih baik dunia berada jauh di atasnya.
dibandingkan dengan kehidupan para penggali.
Dengan nilai tambah yang kadang-kadang Data tahun 1991 yang diperoleh dari Badan
mencapai 5 – 6 kali lipat dari harga batu mulia Pengembangan Ekspor Nasional menunjukkan,
mentah, maka perajin batu mulia dapat menikmati perbandingan rata-rata antara perdagangan batu
keuntungan yang cukup besar. mulia dengan perdagangan perhiasan menunjukkan
angka 17.968 : 5.630 (dalam jutaan dolar AS), atau
Sebagai contoh : Para perajin oniks di Kabupaten 73,8 : 26,2 (dalam persentase). Dengan trend
Tulang Agung membeli bahan baku senilai lebih dari peningkatan perdagangan batu mulia selama periode
Rp 150 juta/tahun. Hasil dari penjualan oniks yang 1987 – 1991 mencapai 10,1%, maka diperkirakan
telah diolah mencapai di atas Rp 1 milyar/tahun. prospek pemasaran batu mulia cukup cerah, karena
Dengan demikian, nilai tambah yang diperoleh sekitar peluang pasar semakin bertambah setiap tahunnya.
Rp 850 juta/tahun (Sumber : Dinas Perindustrian
Tingkat II Tulung Agung, data tahun 1994). Bagi Indonesia yang dikenal memiliki sumber daya
berbagai jenis batu mulia dalam jumlah besar, data di
Animo masyarakat luas yang cukup tinggi dalam atas paling tidak memberikan peluang usaha baru bagi
penggunaan batu mulia, menyebabkan pertum- peningkatan devisa negara. Ekspor yang selama ini
buhan industri pengolahan batu mulia (perajin batu telah berjalan (Tabel 5) dan berhasil menjadi 10 besar
mulia) terus meningkat dari tahun ke tahun. penghasil devisa non-migas, mungkin dapat
Peranan Dinas Perindustrian Tingkat II cukup ditingkatkan lagi di masa-masa mendatang.
menonjol dalam segi bimbingan dan pembinaan, Di sisi lain, dengan jumlah penduduk yang sangat
sehingga data para perajin pun tercatat rapi. besar, pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang
cukup tinggi, dan diindikasikan tidak sedikit penduduk
yang menyenangi batu mulia, maka pasar domestik
4. PEMBAHASAN juga tidak kalah menarik. Dengan demikian, dapat
dibayangkan berapa banyak batu mulia yang harus

Tabel 4. Pasar Potensial Batu Mulia di Dunia Tahun 1987 – 1991

Indeks (%) Indeks (%) Total Indeks


No. Negara Share (%) Trend (%)
(a) (b) (a + b)

1. Thailand 32,1 1 87,7 1 2


2. Jepang 16,32 2 11,5 6 8
3. Amerika Serikat 15,8 3 6,6 9 12
4. Swiss 13,2 4 9,7 8 12
5. Hongkong 5,8 5 11,0 7 12
6. Jerman 4,3 6 12,4 4 10
7. Perancis 3,4 7 13,7 3 10
8. Inggris 1,6 8 (9,0) 10 15
9. Belgia 1,2 9 17,7 2 11
10. Italia 1,1 10 12,5 4 14

Sumber : Biro Pusat Statistik


BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 98

Tabel 5. Perkembangan Ekspor Perhiasan Indonesia ke Berbagai Negara ($AS)

No. Negara 1988 1989 1990

1. USA 2.287.123 3.451.350 3.887.457


2. Jepang 102.404 88.155 9.466.413
3. Singapura 62.051.970 51.086.687 11.650.790
4. Hongkong 11.671.084 38.643.999 34.811.991
5. Jerman 449.518 1.259.008 3.490.235
6. Austria 117.543 1.008.091 113.260
7. Inggris 200.306 447.794 502.486
8. Canada 41.404 134.373 168.357
9. Italia 401.760 751.876 528.023
10. Swiss 369.938 620.019 1.447.700
11. Belanda 13.517 82.720 238.974

Jumlah 81.211.837 111.640.000 140.156.881

Sumber : Biro Pusat Statistik


Catatan : Realisasi Ekspor tersebut belum termasuk barang yang dibeli
Wisatawan Asing (Individual) dalam jumlah terbatas

diproduksi, berapa banyak sentra industri batu mulia penyelidikan pendahuluan. Belum ada penyelidikan
yang harus didirikan, berapa banyak tenaga kerja lebih rinci, yang mampu diterjemahkan ke dalam
yang dapat diserap, serta berapa banyak keterkaitan tahapan operasional.
faktor ekonomi – langsung maupun tidak langsung –
lainnya yang akan terlibat di dalamnya. Untuk mengatasi kendala di atas, maka tidak ada
cara lain bagi Departemen Pertambangan dan Energi
Permasalahannya sekarang adalah berbagai selain menyediakan anggaran yang lebih memadai
perangkat untuk merealisasikan obsesi di atas belum bagi kepentingan eksplorasi batu mulia.
banyak tersedia. Indonesia masih dihadapkan kepada
kendala-kendala yang memerlukan pemecahan Dengan data dan informasi yang lebih detil, diharapkan
secara terintegrasi. banyak investor bermodal kuat yang mau
menanamkan modalnya di bidang penambangan
4.1 Data dan Informasi Sumber Daya Batu batu mulia.
Mulia
4.2 Sumber Daya Manusia
Satu-satunya instansi pemerintah yang khusus
menangani pencarian batu mulia adalah Seksi Batu Perkembangan industri perajin batu mulia baru
mulia pada Direktorat Sumberdaya Mineral, mengarah kepada peningkatan jumlah (kuantitas)
Departemen Pertambangan dan Energi, yang baru perajin dan produk, belum menyentuh aspek kualitas
didirikan pada tahun 1985. Antisipasi yang terlambat perajin dan produk serta diversifikasi produk. Selama
dan diikuti oleh penyediaan anggaran operasional bertahun-tahun, jenis produksi yang dihasilkan
yang relatif kecil, mengakibatkan penyediaan data hampir-hampir berjalan monoton dan kurang
dan informasi sumber daya batu mulia berjalan berkualitas ditinjau dari segi seni (art). Akibatnya
tersendat-sendat. Meskipun Seksi ini berhasil konsumen jenuh dibanjiri oleh produk-produk yang
mengeluarkan berbagai publikasi tentang sumber sedikit sekali mengalami perubahan.
daya batu mulia dan mencakup seluruh wilayah
Indonesia, tetapi data dan informasi yang Kondisi yang mengarah kepada stagnasi kreativitas
disampaikan sangat bersifat umum dan berbentuk ini perlu segera diatasi dengan peningkatan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 99

sumberdaya manusia para perajin. Bukan persoalan massal (murah), yang paling penting adalah
yang mudah untuk mengatasi-nya, sebab di Indo- bantuan modal dalam bentuk pinjaman lunak.
nesia belum tersedia lembaga pendidikan resmi Teknologi canggih yang sulit ditiru harus dibeli dari
yang dapat menghasilkan sumber daya manusia luar negeri, mungkin perlu diberi keringanan pajak
berkualitas di bidang perbatumuliaan. Perusahaan impor untuk memasukannya ke Indonesia.
besar mungkin telah melakukan upaya peningkatan
sumber daya manusia ini, tetapi jelas terbatas
untuk kepentingan perusahaannya. Keterlibatan 5. PENUTUP
beberapa BUMN untuk membantu perusahaan kecil,
juga belum mampu memecahkan permasalahan Secara geologi, Indonesia diperkirakan mengandung
secara menyeluruh. berbagai jenis batu mulia, mulai dari ujung utara
Pulau Sumatera sampai bagian paling timur Irian
Oleh karena itu, sebagaimana dilakukan Thailand, Jaya. Namun, masih perlu penyelidikan lebih lanjut
sudah saatnya Indonesia mendirikan semacam agar sumber daya yang ada tidak sebatas berfungsi
Lembaga Pendidikan Perbatumuliaan di beberapa sebagai kekuatan ekonomi yang potensial, tetapi
kota yang potensial memiliki sumber daya batu mampu menjadi kekuatan ekonomi yang riil.
mulia. Sentra-sentra industri yang tersebar di berbagai
wilayah tanah air, dapat dijadikan lokasi keberadaan Berbagai kendala yang dihadapi dalam
lembaga ini. pengembangan batu mulia, sudah sepantasnya
membuat semua pihak – pemerintah dan swasta –
4.3 Teknologi secara bersama-sama dan bahu-membahu
mengatasi kendala tersebut. Sebab, walaupun
Walaupun unsur seni sering menonjol dalam menjadi salah satu andalan ekspor non-migas,
menentukan nilai sebuah batu mulia, unsur teknologi dibandingkan dengan negara-negara yang tergabung
juga memegang peranan yang sangat penting. dalam ASEAN, Indonesia masih ketinggalan dalam
Sebagai barang perhiasan dan seni, batu mulia tetap pengembangan batu mulia.
harus disentuh oleh teknologi canggih, terutama
untuk keperluan pemotongan, pemolesan, dan Meskipun disadari bahwa sektor pertambangan dan
penyelesaian akhir (finishing). industri masih memerlukan banyak pembenahan,
pelaksanaan eksplorasi terhadap sumber daya batu
Selama ini hampir seluruh perajin menggunakan mulia sebagai tindak lanjut dari penyelidikan
teknologi yang relatif sederhana walaupun dalam pendahuluan merupakan faktor kunci yang akan
kesederhanaan itu kadang-kadang dapat memberi peluang bagi peningkatan kegiatan
menghasilkan produk bernilai tinggi. Pembuatan keduanya (penambangan dan industri).
mata cincin yang memperlihatkan bentuk macam-
macam di dalam cincin tersebut, membuktikan ada Apa yang dilakukan Dinas Pertambangan Jawa
perajin yang memiliki kreativitas. Barat, yang bekerjasama dengan Lembaga
Penelitian Universitas Padjadjaran, untuk
Ketidakmampuan menyediakan teknologi canggih melakukan kegiatan eksplorasi batu mulia di daerah
tampaknya semata-mata didasarkan kepada Bungbulang, Garut patut ditiru oleh Dinas
kemampuan finansial yang tidak mendukung (modal Pertambangan lain. Eksplorasi yang bertujuan
kecil). PT Pupuk Sriwijaya sebagai Bapak Angkat menentukan jumlah cadangan batu mulia,
perajin batu mulia di Kabupaten Pacitan, Jawa diharapkan dapat meningkatkan animo masyarakat
Timur, memang telah berhasil membuat beberapa untuk menambang batu mulia secara benar melalui
jenis peralatan sendiri dan relatif murah dengan bimbingan dan pembinaan, sekaligus mendorong
kemampuan sama seperti peralatan impor sejenis penerimaan daerah dari sektor perpajakan/retribusi.
yang berharga mahal. Tokh peralatan yang dibuat
tidak mampu dibeli oleh sebagian besar perajin, Sebagai sektor usaha yang mengalami masa booming
dengan alasan ketidakadaan modal. Oleh karena pada beberapa tahun terakhir, dunia perbatumuliaan
itu, di samping dituntut inovasi teknologi dari para Indonesia memang masih memerlukan pembenahan
pakar di dalam negeri dan dapat dijual secara di sana-sini. Dan kesemuanya perlu dana, tenaga,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 100

serta waktu untuk merealisasikannya. dan Sumberdaya Mineral, Bandung, 1995.

6. Soetjipto, Rozik B., Peranserta Rakyat dalam


DAFTAR PUSTAKA Pengusahaan Pertambangan, Makalah pada
Temu Profesi Tahunan IV PERHAPI, Bandung,
1. Ansori, dkk., Studi Potensi Batumulia dan Bahan 1995.
Bangunan di Wilayah Karangsambung, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geoteknologi, 7. , Pembinaan Perajin Batumulia harus
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Diarahkan kepada Kemandirian dalam
Karangsambung, 1992. Mengembangkan Usahanya, Artikel, Buletin Batu
mulia, Edisi 02, Bogor, 1995.
2. Harjanto, Sarno, Permata dan Batupermata,
Publikasi Khusus, Direktorat Sumberdaya Min- 8. , Hasil Studi Kelayakan Usaha
eral, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Pertambangan Batu Setengah Permata di
Mineral, Bandung, 1992. Kabupaten DT II Garut, Laporan, Kerjasama
Dinas Pertambangan Propinsi DT I Jawa Barat
3. Hutagalung, Lindung, SE, Prospek Pemasaran dengan Lembaga Penelitian Universitas
Batumulia, Artikel, Buletin Batumulia No. 001 Padjadjaran, Bandung, 1993.
Tahun I, Bogor, 1994.

4. Permana, Darsa, dan Rochim, Endang, Studi *****


Pendahuluan Penyelidikan Sumberdaya
Batumulia di Pulau Jawa untuk Mengembang-
kan usaha Pertambangan Rakyat, PPTM,
Bandung, 1995.

5. Simandjuntak, WHR, Parningolan, MR, dan Zulfikar,


Mengenal Mineral Alamiah dan Jenis Batumulia
Indonesia, Publikasi Khusus, Direktorat
Sumberdaya Mineral, Direktorat Jenderal Geologi
BAHAN GALIAN INDUSTRI nnnnnnnnn 9 – 101

9 BELERANG
Oleh : Supriatna Suhala,
Adjat Sudradjat

1. PENDAHULUAN batuan penutup kubah garam (cap rock over salt


domes).
Belerang adalah bahan galian non-logam yang
banyak digunakan di berbagai sektor industri, baik Proses sublimasi, sedimentasi, dan aliran belerang
dalam bentuk unsur maupun senyawa. Meskipun menghasilkan endapan permukaan; sedangkan
belerang hanya sebagai bahan baku penolong, endapan penggantian menghasilkan endapan di
perannya sangat penting dalam menghasilkan bawah permukaan bumi yang memerlukan
berbagai produk industri; misalnya : industri gula, pengeboran untuk eksplorasi dan eksploitasi.
kimia, pupuk, ban, karet, dan korek api.
Endapan kubah garam yang mengandung belerang
Meningkatnya aktivitas industri hilir di Indonesia biasanya berasosiasi dengan batuan gamping,
akhir-akhir ini mengakibatkan kebutuhan belerang gipsum ataupun anhidrit, dan air belerang. Pada
terus bertambah, dan pada tahun 1992 telah umumnya, endapan ini mengandung minyak bumi
mencapai 402 ribu ton. Dalam kurun 1977 – 1992, pada kedalaman yang relatif dangkal dan suhu
laju pertumbuhan tahunan konsumsi adalah 8%. sekitar 90°C.

Di lain pihak, produksi belerang Indonesia Endapan kubah garam seperti yang ditemukan di
relatif kecil dan penambangan masih terbatas daerah Gulf Coast (USA) diperlukan eksplorasi
pada belerang murni dari kawah atau bekas yang teliti, karena endapan ini terpencar dan jauh
gunung api. dari permukaan bumi.

Di Indonesia endapan-endapan yang telah diketahui


2. GEOLOGI dan dieksploitasi merupakan endapan sublimasi
dan sedimentasi.
2.1 Mula Jadi
a. Endapan Primer
Di alam, belerang ditemukan, baik sebagai unsur
dalam bentuk kristal belerang (hampir murni) atau Endapan Sublimasi
lumpur dengan kadar S : 40 – 60% maupun sebagai
persenyawaan dengan logam lain (golongan sulfida Proses sublimasi belerang ini berasal dari gas
dan garam sulfo), seperti galena (PbS), spalerit vulkanik yang disebut solfatara. Endapan ini
((Zn, Fe)S), pirit (FeS 2 ), dan lain-lain. berdasarkan suhu solfatara dibagi menjadi dua,
yaitu :
Secara umum, tipe endapan belerang di alam
terdiri atas endapan primer dan endapan sekunder. Solfatara dengan Suhu 90 – 110°C

Endapan primer terdiri atas endapan sublimasi, Belerang akan melekat pada permukaan batuan di
sedimentasi, aliran belerang, dan endapan sekitar mulut solfatara atau akan mengisi celah-
penggantian (replacement). Endapan sekunder celah batuan dan menjadi semen. Apabila gas-
terdiri atas endapan pengayaan supergen (hasil gas vulkanik melalui rekahan, akan terjadi kerak
oksidasi, reduksi kimia, dan reduksi bakteri) dan belerang yang agak luas daerah penyebarannya,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 102

dengan reaksi pembentukannya sebagai berikut : piroklasik, tufa dan aliran lava atau breksi
volkanik.
2H2 O + SO2 → 3S + 2H2 O
4H2 S + SO4 → 5S + 4H2 atau SO2 – Adanya struktur patahan, rekahan, kekar, dan
lipatan atau batuan sarang sebagai saluran.
Batuan asal dapat berubah menjadi opal yang
sarang dan mengandung mineral-mineral sulfat. – Adanya kegiatan vulkanisme atau intrusi
sebagai sumber hidrotermal.
Solfatara dengan Suhu 200 – 300°C
Pembentukan endapan belerang berasal dari reaksi
Aktivitas solfatara besar dan gas-gas vulkanik antara H2 S dan SO2 menjadi 3S dan 2H2 O atau
mengalir melalui saluran-saluran, kemudian hasil oksidasi :
mendingin, meleleh, dan tertampung dalam
cekungan-cekungan. 2H2 S + O2 → 2S + 2H2 O.

Endapan Sedimentasi Gas H2 S akan bereaksi dengan oksidasi besi yang


terdapat pada batuan induk dengan reaksi sebagai
Sedimentasi belerang terjadi di daerah yang berair. berikut :
Belerang yang menyublim akan tenggelam dan
tertampung atau tertimbun sebagai suatu endapan Fe3 O4 + 6H2 S + 3O2 → 3FeS 2 + 6H2 O
di dasar kawah. Berdasarkan suhu dasar kawah,
belerang jenis ini dapat dibagi dua jenis, yaitu : atau

– Bila suhu dasar kawah lebih rendah dari titik Fe3 O4 + 4H2 S → 3FeS + S + 4H2 O.
cair belerang, maka belerang akan mengendap
ke dasar kawah bersamaan dengan lumpur atau Hasil genetika hidrotermal akan menghasilkan bijih
debu. Ciri-ciri endapan ini adalah berwarna berkadar rendah, tetapi karena mineral-mineral
hitam coklat, abu-abu dan kekuning-kuningan sulfida tidak mantap atau sangat peka, maka dapat
serta mengandung mineral besi sulfida dan abu terjadi kadar menjadi lebih tinggi dalam proses
yang teropalkan (sulfur-mud). pengayaan supergen.

– Bila suhu dasar kawah lebih tinggi atau sama b. Endapan Sekunder
dengan titik cair belerang, maka belerang akan
terkumpul di dasar kawah sebagai cairan. Endapan Pengayaan Supergen

Aliran Belerang Alterasi Oksidasi dan Reduksi Kimiawi

Mineral sulfida umumnya sangat peka dan mudah


Endapan belerang ini bersifat asam dan akan keluar berubah komposisi (teralterasi dan teroksidasi)
bersamaan dengan aliran air panas dan uap air menjadi sulfat yang sebagian besar larut dalam air.
melalui lubang solfatara. Endapan ini baru diketahui Karena itu, singkapan suatu vein sulfida biasanya
di daerah Shiretoko Iwosan, Tokaechidake, dan bebas dari mineral sulfidis. Misalnya goson (limonit
Azuma Nusa, Jepang. dan kwarsa) sebagai penutup vein sulfida atau bog-
iron. Syarat pengendapan sulfida supergen adalah :
Endapan Penggantian (Replacement)
– Daerah tropis banyak hujan.
Proses endapan belerang penggantian (metasomatis – Batuan sarang, untuk sirkulasi air dan udara.
replacement) terjadi karena tersarangnya batuan – Adanya urat-urat sulfida, vein yang diperkaya.
induk oleh larutan hidrotermal, misalnya pirit atau – Adanya oksidasi pada bagian dari tubuh vein
markasit (FeS 2 ). Syarat-syarat pengendapan sebelah atas atau urat tadi.
belerang metasomatis adalah : – Tidak ada bahan-bahan yang dapat melarutkan
kembali bahan larutan itu, misal batuan karbonat
– Adanya batuan induk yang serasi, misal batuan pada zona oksidasi.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 103

– Adanya recipitant pada daerah di bawah zona Selanjutnya hidrogen sulfida dioksidasi dengan
oksidasi. reaksi :

Setelah mengalami pencucian, pada daerah di atas +O2


permukaan air tanah, sulfida-sulfida akan teroksidasi 2H2 S → 2S + H2 O
dengan reaksi :
Kadang-kadang oleh air meteorit, H2 S dan H2 SO4
FeS 2 + 8H2 O + SO2 → 2Fe2 O3 + 8H2 SO4 dapat mengendapkan belerangnya, dengan reaksi :
2FeSO2 + 6H3 SO4 → 2Fe2 (SO4 )3 + 6H2 O
+O2
Atau 3H2 S + 2SO4 → 4H2 O + 4S

FeS 2 + H2 O + 7O → FeSO4 + H2 SO4 Batuan Penutup Kubah Garam (Cap Rock


2FeSO4 + H2 SO4 → Fe2 (SO4 )3 + H2 O Oversalt Domes)

Ferrosulfat itu mudah teroksidasi dengan reaksi Endapan belerang batuan penutup terdapat di
kimia : atas kubah-kubah garam, dan biasanya
berasosiasi dengan gamping, gips, atau anhidrit.
6FeSO2 + 3O + 3H2 O → 2Fe2 (SO4 )3 + 2Fe(OH)3 Jenis ini terjadi akibat proses reduksi bakteria
dari bahan-bahan gips, dan anhidrit dan
Kemudian ferrosulfat akan terhidrolisa, dengan membentuk sulfida kalsium yang kemudian
reaksi : menjadi kalsium karbonat dan hidrogen sulfida.
Akhirnya, hidrogen sulfida itu dioksidasikan
Fe2 (SO4 )3 + 6H2 O → 2Fe(OH)3 + 3H2 SO4 menjadi belerang dan air.

Peranan ferrosulfat sebagai pengoksidasi yang 2.2 Mineralogi


kuat, dengan reaksi :
Sifat-sifat fisik belerang adalah :
Fe2 (SO4 )3 +FeS 2 → 3FeSO4 + 2S.
– Kristal belerang berwarna kuning, kuning
Larutan-larutan itu terbawa sampai melewati air kegelapan, dan kehitam-hitaman, karena
tanah dan terjadi perubahan karena pereduksian : pengaruh unsur pengotornya.
– Berat jenis : 2,05 – 2,09.
FeSO4 + 4H2 S → FeS 2 + 3S 4 H2 O atau SO2 – Kekerasan : 1,5 – 2,5 (skala F. Mohs).
– Ketahanan : getas/mudah hancur (brittle).
Zona pengayaan sekunder ini dikontrol oleh affini- – Pecahan : berbentuk konkoidal dan tidak rata.
ty, dan terbentuklah pirit atau chalkopirit, dan lain- – Kilap : damar.
lain. – Rasa : batu ambar
– Gores : berwarna putih.
Reduksi Bakteri
Sifat belerang lainnya adalah :
Air yang merembes atau mengalir melalui batuan
akan menjadikan reaksi kimia dan menghasilkan – Tidak larut dalam air, atau H2 SO4 .
garam-garam sulfat. Dalam kondisi tertentu (miskin – Titik lebur 129°C dan titik didihnya 446°C.
oksigen), garam sulfat biasanya mengandung – Mudah larut dalam CS 2 , CC14 , minyak bumi,
bakteri-bakteri yang dapat mereduksi garam sulfat minyak tanah, dan anilin.
menjadi hidrogen sulfida, dengan reaksi. – Penghantar panas dan listrik yang buruk.
– Apabila dibakar apinya berwarna biru dan
+4H2 menghasilkan gas-gas SO2 yang berbau busuk
(SO4 ) → H2 S + 4H2 O (Tabel 1).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 104

Tabel 1. Sifat-Sifat Fisik Belerang Endapan tipe stratigrafi umumnya besar, berbentuk
kubah serta dekat dengan permukaan bumi
sehingga tidak begitu sulit untuk dilakukan
Titik Lebur °C eksplorasi. Eksplorasi endapan stratigrafi
Rhombik, Sa 110,2 – 112,8 menyerupai eksplorasi minyak dan gas bumi,
Monoklin, Sb 114,5 – 119,3 karena adanya hubungan genetik antara minyak
Titik didih °C 444,6 dan biogenik belerang seperti :
Berat jenis, 20C, g/m3 ,
Rhombik 2,07 – Batuan pembawa sulfat, lebih disukai yang
Monoklin 1,96 tebal dan tersusun dari anhidrit.
Amorphous 1,92
Lelehan 125 –150°C, g/ml 1,8 – 1,78 – Berdekatan dengan minyak bumi.
Tahanan kelistrikan, ohm cm,
20°C 1,9 x 1012 – Hubungan hidrodinamika antara sulfat dan
110°C 4,8 x 1012 minyak yang sering diendapkan pada sesar
400°C 8,3 x 106 patahan dan porositas.

– Perangkap struktur dan stratigrafinya mengan-


Sumber : Snell FD and Ettre LS Encyclopedia of Industrial
Chemical Analysis, p.363 dung tanda-tanda reaksi pembentukan belerang.

– Suatu keadaan pengurangan ketika minyak dan


sulfat mengalami metabolisme biokimia.
2.3 Potensi dan Penyebaran
– Pada lingkungan oksidasi, produk metabolisme
Potensi dan penyebaran endapan belerang Indone- berubah menghasilkan belerang.
sia saat ini baru diketahui di enam propinsi, dengan
total cadangan sekitar 5,4 juta ton (Tabel 2).
Metode eksplorasi yang digunakan adalah pemetaan
Untuk tipe sublimasi, karena proses terjadinya geologi, foto geologi (struktur dan warna geokimia),
didasarkan kepada aktivitas gunung berapi, maka thermal IR (panas reaksi), geokimia (masuk dalam
selama gunung berapi aktif, belerang tipe ini dapat epektrometer gas-gas udara), tahanan jenis, alat-
diproduksi. Dengan demikian, sumber daya belerang alat pemboran dan logging lubang bor.
sublimasi dapat dianggap tidak terbatas.
Eksplorasi tipe endapan belerang vulkanis dilakukan
Pengusahaan belerang di Indonesia dilakukan di melalui penyelidikan geologi daerah belerang
lima lokasi, yaitu di G. Telaga Bodas (Jawa Barat), (gunung berapi), pemboran, dan sumur-sumur
G. Welirang, G. Ijen (Jawa Timur), Pulau Damar eksplorasi, analisis kimia contoh untuk menentukan
(Maluku), dan di Sulawesi Utara. Penambangannya kadar belerang dan dilakukan mikrokopis bijih.
dilakukan secara terbuka, yaitu mengambil belerang
hasil sublimasi di sekitar lubang-lubang solfatara 3.2 Penambangan
dan diangkut dengan pikulan.
Penambangan belerang dapat dilakukan dengan
metode tambang terbuka, tambang bawah tanah,
3. PERTAMBANGAN dan frasch-process, bergantung kepada bentuk,
letak dan sebaran endapannya.
3.1 Eksplorasi
a. Tambang Terbuka
Eksplorasi endapan belerang agak sukar, terutama
untuk endapan tipe frasch dibandingkan dengan Kegiatan ini dilakukan untuk endapan tipe stratigrafi
tipe endapan stratigrafi (stratiform). Hal ini dan vulkanis yang terletak dekat permukaan bumi.
disebabkan oleh sebarannya di permukaan bumi Penggalian dapat menggunakan alat-alat sederhana
terpencar, indikasi yang sedikit, dan sangat dalam. atau alat mekanis (shovel, monitor, dan dragline
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 105

Tabel 2. Cadangan Belerang Indonesia

Cadangan (ton) Type


No. Lokasi
Terukur Terindikasi Tereka Hipotetik Endapan

1. Sumatera Utara
G. Sorik Merapi, Taput. – – 220.000 – S : 20 – 93%
Tarutung (DU.233) 104.487 – – – S : 50 – 70%
Kab. Karo (DU.236) 174.884 – – – S : 99,5%
Sumut (DU.241) 17.197 – – – S : 14,9 – 99,9%
Kec. Panyambungan, (234) 59.788 – – – S : 12,4 – 99,72%
2. Bengkulu
Kawah Kabu, G.Berti – – 33.410 – S:?
3. Jawa Barat
G. Papandayan – – – 1.600 Sublimasi, S : 90 – 95%
Cisurupan, Kab. Garut 130.794 – – – S : 98,8%
G. Kraha – – – 20.000 S : 25 80%
G. Galunggung – – – 9.675 Lumpur, S : 10 12%
G. Talaga Bodas 848.771 – – – Lumpur, S : 99%
G. Putri – – – 121.000 Lumpur, S : ?
4. Jawa Tengah
G. Dieng – – – 52.763 Sublimasi, S : 32%
G. Ijen – – – 36.000 Sublimasi, S : 20 – 80%
5. Jawa Timur
DU 255/Jatim, PT Candi
Ngirimbi, Kab. Banyuwangi 2.610.192 – – – S : 90%
6. Sulawesi Utara
G. Soputan, Kawah Masem – – – 55.000 Sublimasi, S : 46 – 56%
G. Ronami, Tomboan – – – 37.355 Sublimasi, S : 70%
G. Ambang – – – 521.455 Sublimasi, S : 783 – 99%
G. Mahawu – – – 81.020 Sublimasi, S : 70%
7. Maluku
DU 304, Maluku Tenggara 18.051 246.000 – – S : 95,05%
Jumlah 3.962.166 246.000 254.410 935.868

Sumber : Bahan Galian Industri di Indonesia, DSDM 1991

excavator). Material hasil penggalian dimuat dan lubang bukaan ke arah endapan, seperti shaft,
diangkut dengan pikulan, lori, dump truck, dan tunneling, drift, adit, dan lain-lain. Penambangan
sejenisnya. dapat menggunakan metode room and pillar, cut
and fill, gophering, dan lain-lain.
b. Tambang Bawah Tanah
c. Metode Frasch-Process
Penambangan bawah tanah dilakukan terhadap
endapan yang terletak di bawah permukaan bumi. Metode frasch-process adalah penambangan
Penambangan dikerjakan dengan membuat lubang- dengan menginjeksikan air panas (±160°C). Air
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 106

panas berfungsi untuk melarutkan belerang dari batuan dan berubah menjadi cairan belerang,
endapan kubah garam atau sejenisnya pada kemudian terkumpul pada bagian bawah lubang
kedalaman antara 150 – 170 m (Gambar 1). bor.

– Melalui pipa keempat dimasukkan udara


bertekanan tinggi untuk menekan cairan
belerang masuk ke pipa ketiga dan mengalir
menuju permukaan tanah. Kecepatan aliran
udara (debit udara) diatur sesuai dengan
kecepatan pelelehan belerang. Apabila aliran
belerang tidak lancar, ke dalam pipa ketiga
dimasukkan air panas sehingga alur cairan
belerang dapat lancar kembali.

3.3 Pengolahan

Cara pengolahan belerang bergantung kepada


jenis endapannya. Belerang jenis lumpur,
sebelum dimasukkan ke dapur autoclave
dilakukan flotasi terlebih dahulu, dengan tujuan
untuk meninggikan kadar belerang dan
menghilangkan senyawa besi sulfat dan silikat
dari larutan. Dapat juga dilakukan dengan
pelarutan dan penghabluran (solvent dan
crystalization), misalnya pelarut karbon disulfida,
dimethil disulfida atau larutan hidrokarbon lainnya.

Belerang kristal pengolahannya dapat langsung


dimasukkan ke dalam dapur authoclave dengan
Gambar 1. Penambangan dengan Franch menambahkan solar, air, dan NaOH, lalu
Prosess dipanaskan dengan memasukkan uap air panas
bertekanan 3 atmosfer selama 30 – 60 menit.

Pemisahan belerang dalam dapur terjadi karena


Metode ini dikerjakan dengan membuat lubang bor
titik lebur belerang lebih rendah daripada mineral
dilengkapi dengan empat macam pipa bergaris-
pengotornya. Hasilnya berupa belerang cair yang
tengah 3 – 20 cm. Setiap pipa mempunyai fungsi
dialirkan melalui filter kemudian dicetak dalam
sebagai berikut :
bentuk balok-balok.

– Pipa pertama (paling luar) berfungsi sebagai Untuk mendapatkan belerang berkadar murni tinggi
selubung dan pelindung. dilakukan sublimasi dan destilasi. Proses
– Pipa kedua berfungsi untuk saluran panas. pemurnian belerang ini sangat penting karena
– Pipa ketiga berfungsi mengalirkan lelehan. industri membutuhkan kemurnian tinggi, yakni
– Pipa keempat atau (paling dalam) berfungsi 99,9% S. Belerang berkadar sekitar 45 – 66%S,
memasukkan udara bertekanan tinggi. dipergunakan untuk membasmi tikus, dan lain
sebagainya.
Cara penambangannya adalah sebagai berikut :

– Air panas dimasukkan melalui pipa kedua 4. KEGUNAAN


menuju ke formasi batuan pembawa belerang
untuk melelehkan endapan belerang. Lelehan Meskipun belerang merupakan suatu elemen
belerang akan bergerak turun melalui pori-pori terpenting dan dibutuhkan hampir semua sektor
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 107

Gambar 2. Pengolahan Belerang dengan Teknik Autoclaving

industri, belerang sangat jarang muncul dalam suatu kehidupan manusia sehari-hari, terutama di industri
produk akhir. Pada umumnya, belerang digunakan pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis,
sebagai bahan pemrosesan (processing agent). pengolahan minyak bumi, dan produksi logam.

Saat ini , konsumsi belerang dunia telah mencapai a. Pemakaian Asam Sulfat di Industri Pupuk
± 40 juta ton. Lebih dari 85% digunakan untuk
membuat asam belerang (asam sulfat-H2 SO4 ). Di industri pupuk, asam sulfat merupakan bahan
Selebihnya digunakan dalam bentuk elemen murni pembantu utama untuk pembuatan pupuk fosfat
atau senyawa kimia bukan asam. (phosphatic fertilizers) dan asam sulfat. Batuan
fosfat diubah oleh asam sulfat menjadi asam fosfat,
Beberapa penggunaan belerang di dunia industri yang menghasilkan gipsum sebagai produk
dapat diuraikan seperti dibawah ini, dan secara sampingan. Asam fosfat ini merupakan bahan
lengkap dapat dilihat dalam Tabel 3. utama untuk memproduksi berbagai jenis pupuk,
yaitu dikalsium fosfat, diamonium fosfat, dan triple
4.1 Penggunaan Asam Belerang (sulfat) superphosphate.

Asam sulfat (asam belerang) merupakan asam Cara lain untuk membuat pupuk fosfat adalah
yang terpenting dalam industri, sehingga konsumsi dengan mencampurkan batuan fosfat dan asam
belerang per kapita pernah dipakai sebagai ukuran sulfat secara terkontrol. Sebagian kecil fosfat akan
tingkatan industri suatu bangsa. diubah menjadi super fosfat kadar rendah yang
larut dalam air dan mengandung gipsum.
Asam belerang atau asam sulfat digunakan baik
secara langsung maupun tidak pada berbagai Di industri pupuk, asam sulfat dipakai untuk
pembuatan barang yang berkaitan dengan membuat pupuk ammonia sulfat. Sebagian kecil
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 108

Tabel 3. Penggunaan Belerang dalam Berbagai Industri

Prosentase
Bentuk
No. Sektor Industri Produk Akhir Penggunaan
Penggunaan
Belerang*)

1. Pupuk Asam sulfat – Super fosfat ± 50%


(H2 SO4 ) – Ammonium fosfat
– Ammonium sulfat
– Mixed fertilizer
2. Industri Kimia Asam sulfat – Detergen sintetis ± 18%
– Feed additive
– Anti knok basaline
– Resin sinteti
– Protective coatin
– Bahan pewarna
– Pengasam sumur minyak
(Oil well acizing)
– Katalis dalam pengolahan minyak bumi
– Reduksi aluminium
– Paper sizing
– Pengolahan air
– Industri pharmasi
– Insektisida
– Anti beku
Carbon disulfida – Rayon/viscose ± 3%
(CS 2 ) – Cellophane
– Karbon tetraklorida
– Bahan kimia pengolahan karet
Elemen (S) – Insektisida ± 2%
– Fungisida
– Industri karet
– Soil sulfur
3. Titanium dan Asam sulfat – Cat dan email ± 5%
pewarna lainnya – Lenodeum dan coated serat (fabrics)
– Kertas
– Tinta cetak
4. Rayon dan film Asam sulfat – Serat ban ± 3%
– Tekstil viscase
– Serat campuran
– Sellophane
– Film/fotografi
5. Besi dan baja Asam sulfat – Mobil ± 2%
– Pelas timah dan kontiner lainnya
– Produk logam lainnya
6. Minyak bumi Asam sulfat – Bahan bakar pesawat ± 8%
– Oli/pelumas
– Produk minyak lainnya
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 109

Lanjutan Tabel 3 .....

Prosentase
Bentuk
No. Sektor Industri Produk Akhir Penggunaan
Penggunaan
Belerang*)

7. Industri lainnya Asam sulfat – Bahan peledak ±8%


– Logam bukan besi
– Karet sintetis
– Batere/accu
– Textile finishing

Senyawa belerang – Bahan kimia untuk perang ±3%


lainnya – Baja spesial
– Bahan celup/pewarna
– Bahan pemutih
– Industri kulit
– Fotografi

*) Prosentase penggunaan di Amerika Serikat

belerang murni, asam sulfat, atau gipsum, biasa tambang tembaga berkadar rendah untuk
dipakai untuk meningkatkan mutu tanah. dikonsentrasikan dengan cara konvensional (teknik
flotasi). Juga, untuk memisahkan mineral karbonat
b. Pemakaian Asam Sulfat di Industri Pulp/ dan silikat dari bijih tembaga yang sangat sulit
kertas dipisahkan dengan cara flotasi. Umumnya, asam
sulfat untuk proses leaching diperoleh dari hasil
Pemakaian asam sulfat di industri kertas adalah sampingan peleburan tembaga yang ada di daerah
untuk proses sulfatisasi kertas yang terbuat dari tambang itu sendiri.
kayu. Kadang-kadang dalam pabrik pulp
digunakan gas SO2 sebagai bahan antara (inter- Asam sulfat merupakan reagen yang biasa di-
mediate). Gas SO2 diperoleh dari pembakaran gunakan untuk mengekstraksi uranium dari bijih-
belerang murni di pabrik pulp itu sendiri atau nya, dengan vanadium sebagai produk sampingan.
hasil sampingan dari operasi peleburan logam- Dalam industri logam besi dan baja, asam sulfat
logam bijih sulfida. Gas SO 2 tersebut akan dipakai untuk bahan pembersih karat, kotoran, dan
diubah menjadi asam sulfat yang sangat gemuk di permukaan baja sebelum masuk ke
•dibutuhkan dalam proses sulfidasi. proses selanjutnya.

c. Pemakaian Asam Sulfat di Industri Cat e. Pemakaian Asam Sulfat di Industri


Pengolahan Minyak Bumi
Pemakaian asam sulfat di industri cat adalah untuk
memproduksi zat pewarna (pigmen) titanium oksida Fungsi asam sulfat dalam proses pengolahan
dengan proses sulfat. Dalam proses ini asam sulfat minyak bumi adalah sebagai katalis dalam proses
direaksikan dengan ilmenit atau titanium slag, alkylation. Alkylation suatu proses produksi kom-
dengan tujuan untuk menangkap unsur besi sulfat ponen bahan bakar dengan bilangan oktan dan
yang dapat menimbulkan polusi. stabilitas tinggi dapat diproduksi dengan
menggabungkan aliran-aliran gas yang (combining
d. Pemakaian Asam Sulfat di Industri Logam gaseous streams). Dalam proses pengolahan
minyak bumi hampir 75% asam sulfat dapat didaur
Di industri logam, asam sulfat digunakan dalam ulang. Di sektor ini, pemakaian asam sulfat
proses leaching bijih tembaga atau buangan bersaing dengan asam hydrofruor.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 110

f. Pemakaian Asam Sulfat di Industri a. Proses Kontak


lainnya
Pembuatan asam belerang dengan proses kontak
Industri lain yang memakai asam sulfat adalah dapat diterangkan sebagai berikut.
industri kimia, bahan peledak, karet sintetis, accu,
pertenunan, film dan fotografi. Belerang murni dilelehkan oleh uap air yang
bersirkulasi secara tertutup dalam melting tank.
4.2 Pembuatan Asam Sulfat Lelehan belerang dipompakan ke suatu tempat
pembakaran (burner), yang dikonversikan menjadi
Asam sulfat (asam belerang) diproduksi dalam gas belerang dioksida (SO2 ). Gas SO2 didinginkan
berbagai tingkat kepekaan, biasanya diukur dalam dalam suatu waste heat boiler untuk selanjutnya
Derajat Beaume (°Be). Makin pekat asam belerang disaring dan dicampur udara dengan campuran 7
yang terkandung dalam air, makin tinggi °Be. °Be – 10% gas SO2 dan 11 – 14% gas O2 .
dihitung dengan rumus seperti di bawah ini.
Campuran gas itu dimasukkan ke dalam suatu
145 konventer yang terbagi menjadi empat ruangan, yang
°Be = 145 –
berat jenis dilengkapi dengan katalis platina, atau vanadium.
Dalam ruangan-ruangan tersebut gas SO2 dan O2
Dengan rumus di atas, pada Tabel 4., ditunjukkan diubah menjadi gas SO 3 . dan selanjutnya didinginkan
hubungan antara °BE dengan presentase berat dalam economizer, kemudian dialirkan ke dasar oleum
H2 SO4 dalam larutan. tower. Sebagian gas SO 3 diserap untuk
meningkatkan kepekatan oleum, sedangkan sisanya
Selain dalam bentuk larutan cair, asam belerang dialirkan ke dalam tower asam belerang dan diserap
juga dipasarkan dalam bentuk oleum, yaitu H2 SO4 oleh asam belerang yang kurang pekat (Gambar 4).
pekat yang mengandung SO3 . Oleum 20% berarti
100 kg larutan mengandung 29 kg SO3 dan 80 kg Dengan proses kontak, untuk satu ton asam
H2 SO4 . belerang (100%) diperlukan masukan :

Asam belerang dapat diproduksi dengan proses Belerang : 340 kg,


kontak dan proses kamar (chamber process). Air : 4.000 gallon (15.140 liter)

Tabel 4. Tingkat Kepekaan Asam Belerang

% berat % berat
Berat Jenis °Be Berat Jenis °Be
H2 SO4 H2 SO4

5,00 1,0332 4,6593 55,00 1,4494 44,9585


10,00 1,0681 9,2450 60,00 1,5024 48,4878
15,00 1,1045 13,7189 65,00 1,5578 51,9201
20,00 1,1424 18,0789 70,00 1,6151 55,2222
25,00 1,1860 22,7403 75,00 1,6740 58,3811
30,00 1,2220 26,3421 80,00 1,7323 61,2963
35,00 1,2636 30,2485 85,00 1,7841 63,7265
40,00 1,3065 34,0185 90,00 1,8198 65,3209
45,00 1,3515 37,7118 95,00 1,8388 66,1443
50,00 1,3990 41,3545 100,00 1,8537 66,7781

Sumber : Snell FD and Ettre LS, Encyclopedia of Industrial Chemical Analysis, Interscience
Publishers divisions of John Wiley and Sons, Toronto
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 111

Gambar 3. Proses Pembuatan Asam Sulfat dengan Proses Kontak

Gambar 4. Proses Pembuatan Asam Sulfat dengan Proses Kamar Timbal


BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 112

Uap air : 100 kg – Pembuatan insulator, dalam hal ini belerang


Udara : 7.000 m3 yang dibusakan (foamed sulfur) mempunyai
Tenaga listrik : 5 kwh sifat kuat tekan yang tinggi (high compressive
strength).
a. Proses Kamar Timbal (Chamber Process)
– Bahan tambahan pembuatan beton special.
Dari proses ini akan diperoleh gas SO2 panas hasil
pembakaran belerang atau pirit yang dicampur – Elektroda pada pembuatan batere logam alkali.
dengan udara pada komposisi 7 – 9% dan 9 –12%
gas O2 . Campuran gas SO2 dan O2 dialirkan ke CS 2 , yaitu cairan belerang yang mudah terbakar
bagian bawah Glower Tower, kemudian ke atas digunakan secara tidak langsung dalam industri
berlawanan arah dengan aliran larutan Nitrous Vit- kimia, farmasi, pengolahan karet, dan selulosa.
riol, yaitu asam belerang 70 °BE = 77% H2 SO4
dan 2,5% N2 O3 , yang dialirkan dari Gay Lussac Tujuan penggunaan CS 2 di industri adalah :
Tower (Gambar 5).
– Industri kimia; untuk memproduksi karbon
Sebagian SO2 teroksidasi di Glower Tower, tempat tetraklorida, dan senyawa organik yang
nitric oxide (N 2 O 3 ) dicampur dengan SO 2 . mengandung belerang lainnya.
Campuran gas akan keluar dari tower pada suhu
70 –100°C, dan dipompakan ke kamar timbal yang – Industri pengolahan minyak bumi ; sebagai
dipasang secara seri. Di dalam kamar timbal, bahan pembuat katalis.
sebagian besar gas SO2 dioksidasi menjadi SO3 ,
dan dikonversikan menjadi H 2 SO 4 dengan – Industri farmasi; pembuatan fungisida, dan obat-
menyemprotkan air. Asam sulfat yang keluar obatan lainnya.
kepekatannya 50 °Be (62 – 68% H2 SO4 ) dan akan
dialirkan kembali ke Glower Tower untuk – Industri karet ; untuk proses vulkanisasi dingin
pengkonsentrasian lebih lanjut, sehingga (cold vulcanisation).
menghasilkan asam sulfat pekat 60 °Be (77,7 %
H2 SO4 ). Asam belerang ini disirkulasikan kembali – Industri selulosa; sebagai bahan penolong
ke Gay Lussac Tower untuk menangkap gas NO. pembuatan cellophane, dan viscose rayon

Untuk memperoleh satu ton asam belerang dengan


proses kamar timbal diperlukan masukan : 5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
Belerang : 330 kg
Nitrogen : 2,5 kg (anhydrous ammonia) oxide 5.1 Perkembangan Ekonomi Belerang
Air : 2.500 gallon (9462,5 lt) Indonesia
Udara : 8.000 m3
Tenaga listrik : 15 kwh Perkembangan produksi belerang Indonesia dalam
kurun 1977 – 1989 berfluktuasi, namun cenderung
c. Pemakaian Belerang Murni dan Senyawa meningkat dengan laju perubahan tahunan sebesar
bukan Asam 9,4%.

Belerang dapat digunakan langsung dalam bentuk Dibandingkan dengan produksinya, konsumsi
belerang murni atau senyawa bukan asam, seperti belerang Indonesia pada kurun yang sama cukup
CS 2 (carbon disulfida) dan SO2 . tinggi dan cenderung meningkat dengan laju
pertumbuhan tahunan sebesar 8%. Industri yang
Belerang murni dipakai sebagai : mengkonsumsi belerang adalah industri pupuk
sebesar 1,8 juta ton, dengan laju pertumbuhan
– Campuran aspal pada pembuatan jalan raya. (LP) tahunan sebesar 9,7%. Selanjutnya, industri
Penambahan dilakukan pada temperatur tinggi kimia sebanyak 216.233 ton (11,83%), industri gula
untuk lebih meningkatkan kekuatan jalan. sebanyak 140.117 ton (16,07%.), dan sisanya
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 113

industri ban, karet, korek api. Sementara itu, nilai bagi nilai konsumsi belerang terhadap jumlah
konsumsi belerang pun mengalami kenaikan, dari tonasenya, sehingga dapat dikatakan sebagai harga
Rp 1,7 milyar tahun 1977 menjadi Rp 69,4 milyar beli rata-rata oleh pabrik. Perkembangan harga
tahun 1989 dengan laju pertumbuhan tahunan belerang rata-rata cenderung meningkat. Adanya
sebesar 26,54%. perbedaan harga belerang per jenis industri
•terutama dilihat dari segi kualitas belerang yang
Ekspor belerang Indonesia pernah dilakukan tetapi dipakai oleh industri pemakainya. Sebagai bahan
jumlahnya sangat kecil. Di lain pihak, jumlah dan perbandingan pada tabel yang sama, juga
nilai impor belerang dalam kurun 1977 – 1989 diperlihatkan harga belerang di di Amerika Serikat
mengalami kenaikan yang berarti, dengan laju dan Kanada, khususnya harga FOB (free on board).
pertumbuhan masing-masing 17% dan 34,30%.
Impor terendah dicapai tahun 1977 sebesar 30.406 Ketidakseimbangan pada Tabel 5, kemungkinan
ton dengan nilai US $ 2,2 juta dan tertinggi dicapai adanya impor asam belerang (H2 SO4 ) dan belerang
pada tahun 1987 sebesar 379.115 ton dengan nilai oksida (SO2 ) yang cukup meningkat. Di lain pihak,
$ AS 51.4 juta. produksi belerang indonesia masih sangat kecil,
sehingga peranannya terhadap perimbangan
Kanada, Singapura, Taiwan, Belgia, dan Luxem- pemasokan dan permintaan belum berarti.
burg merupakan negara pemasok utama belerang
untuk Indonesia. Masih 18 negara yang tercatat 5.2 Prospek Belerang Di Indonesia
sebagai pemasok belerang dalam jumlah yang
lebih sedikit. Data penyedian dan pasokan belerang a. Produksi Belerang
dapat dilihat dalam Tabel 5 dan 6.
Sejak tahun 1977 sampai sekarang produksi
Harga belerang pada Tabel 7, merupakan hasil belerang Indonesia tidak memperlihatkan perkem-

Tabel 5. Penyediaan dan Pasokan Belerang Indonesia, 1977 – 1992

Produksi Konsumsi Impor


Tahun Jumlah Jumlah Nilai Jumlah Nilai Ekspor Stock
(ton) ton 000 Rp. ton 000$AS

1977 1.697 46.302 1.680.384 30.406 2.235 – negatif


1978 204 62.062 2.790.271 47.083 3.138 – negatif
1979 180 69.384 4.884.295 32.009 3.852 2,5 negatif
1980 197 72.695 7.181.084 53.233 9.172 0,2 negatif
1981 498 73.981 7.936.152 99.925 15.789 0,3 positif
1982 1.144 82.424 1.479.059 76.217 13.667 – negatif
1983 2.769 88.320 10.699.705 105.730 15.860 0,1 positif
1984 5.099 88.476 11.494.916 214.480 32.561 – positif
1985 4.336 240.479 38.287.516 185.213 33.056 – negatif
1986 4.525 322.024 61.586.983 232.246 37.214 – negatif
1987 3.941 333.197 71.075.767 379.115 51.387 – positif
1988 3.411 359.239 60.323.771 345.577 47.389 – negatif
1989 3.732 347.264 69.411.847 298.634 43.374 – negatif
1990 3.918 339.466 73.973.584 260.324 32.299 – –
1991 4.216 355.627 84.908.305 274.761 35.080 – –
1992 5.180 362.396 86.277.855 329.458 41.447 – –

Sumber : Laporan Tahunan, Direktorat Teknik Pertambangan 1979, 1981 – 1994.


Statistik Industri Bagian II, 1977 – 1992.
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Tabel 6. Jumlah dan Nilai Konsumsi Belerang di Berbagai Industri, 1977 – 1992

Industri
Tahun Gula Kimia Pupuk Korek Api Ban Karet Total
ton juta Rp. ton juta Rp. ton juta Rp. ton juta Rp. ton juta Rp. ton juta Rp. ton juta Rp.

1977 5.019 532,8 9.732 260,8 31.371 654,0 20 2,6 134 20,7 26 9,5 46.302 1.690,4
1978 10.936 1.465,6 9.079 251,5 41.996 1.055,6 16 2,2 24 1,1 21 9,3 62.062 2.790,3
1979 7.014 544,0 10.757 545,3 51.501 3.169,5 30 3,5 61 7,9 21 2,2 69.354 4.554,3
1980 7.924 1.383,2 9.964 595,7 55.123 5.141,6 34 6,3 255 41,0 105 13,3 72.695 7.151,1
1981 6.533 1.200,3 11.755 923,5 55.202 5.662,9 64 13,2 274 52,6 113 23,8 73.981 7.936,2
1982 5.400 1.650,7 11.471 1.593,4 59.234 6.164,5 59 14,6 46 9,0 201 27,0 52.424 9.479,1
1983 12.539 255,2 17.655 1.909,5 57.765 6.164,5 54 19,6 34 7,0 243 43,4 89.320 10.699,7
1984 11.690 2.654,6 21.497 2.523,3 55.000 6.251,7 55 20,7 12 2,7 192 41,8 88.176 11.494,9
1985 11.257 2.944,0 17.453 3.269,4 211.403 31.993,4 75 22,3 21 7,1 210 61,4 240.479 38.297,5
1986 12.952 3.175,7 16.412 3.244,0 292.492 55.100,5 51 20,1 17 7,1 70 33,5 322.024 61.587,0
1987 13.036 3.654,6 31.000 6.673,9 299.936 61.657,8 56 31,4 30 26,4 79 81,8 333.193 72.075,8
1988 15.162 3.140,6 22.437 5.520,9 313.645 61.943,5 105 44,4 31 15,2 179 122,8 359.239 60.232,8
1989 17.598 3.986,9 25.091 7.234,3 304.215 57.966,4 120 53,0 30 23,0 204 148,3 347.264 69.411,6
1990 15.986 4.091,8 52.351 13.235,5 285.046 62.471,8 125 60,1 32 21,7 81 223,1 339.466 73.973,6
1991 11.972 3.904,3 54.706 11.396,0 287.762 69.453,4 430 242,9 31 21,2 131 191,6 355.627 84.908,3
1992 18.369,0 10.524,9 65.077 15.176,3 288.506 73.820,6 106 38,9 34 20,6 227 251,8 362.395 86.277,9

Sumber : Statistik Industri 1977 – 1992


Sensus Ekonomi 1986, Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS

9 – 114
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 115

Tabel 7. Harga Rata-Rata Belerang Prangko Pabrik, 1977 – 1989

Amerika
Industri (Rp/ton) Kanada *)
Serikat
Tahun
F.O.B. F.O.B
Gula Kimia Pupuk Korek Api Ban Karet Tampa Vancouver
($AS) ($AS)

1977 106.151 26.797 2.221 130.650 154.597 366.730 68,50 70 – 85


1978 134.019 28.035 25.141 134.438 170.917 393.857 68,50 70 – 85
1979 121.741 78.303 61.543 182.400 128.930 105.571 95,50 120 – 125
1980 174.554 67.208 92.770 184.500 143.993 80.630 127,50 130 – 130
1981 192.912 78.558 102.583 206.031 167.659 210.353 127,50 120 – 125
1982 200.085 109.416 104.070 212.304 196.065 131.647 135,50 90 – 100
1983 203.782 10.156 106.725 233.226 206.176 178.506 132,20 120 – 120
1984 227.085 117.381 113.668 243.882 227.500 217.531 140,50 135 – 145
1985 260.830 187.003 151.291 297.827 338.857 292.219 157,50 140 – 150
1986 245.703 197.663 188.383 321.753 416.765 476.705 157,50 93 – 120
1987 279.682 215.288 213.288 364.930 879.533 407.192 128 – 135,50 93 – 120
1988 297.402 246.064 193.631 422.524 490.645 689.809 128,00 93 – 120
1989 329.093 317.988 206.197 471.775 573.303 842.693 134,20 100 – 105
1990 – – – – – – 125 – 130,00 125 – 130

Sumber : Statistik Industri, 1977 – 1989, Sensus Ekonomi 1986, Statistik Industri Besar & Sedang, BPS
*) Industrial Mineral, berbagai terbitan.

Tabel 8. Impor Asam Belerang dan Belerang dikembangkan mengingat endapannya :


Dioksida, 1985 –1989
– terjadi dan terdapat dari kegiatan gunung berapi
Asam Belerang BelerangDioksida yang masih aktif,
Tahun – jumlah cadangan sedikit,
Jumlah Nilai Jumlah Nilai – keberadaan endapan belerang terpencil,
1985 60,91 129.530 8,46 14.195 tersebar jauh dari infrastruktur.
1986 103,12 845.641 2,77 12.524 – Kualitas endapan di bawah belerang impor.
1987 64,96 261.471 7,45 12.642 – Potensi belerang dari mineral-mineral sulfida
1988 22,16 41.927 49,96 61.695 belum ditemukan dalam jumlah besar.
1989 200,23 78.127 13,40 24.213 – Hasil sampingan dari pengolahan MIGAS tidak
1990 142,68 159.041 276,65 238.256 mengadung belerang berkadar tinggi.
1991 377,78 242.919 195,21 121.319
Teknologi

Sumber : Statistik Perdagangan Luar Negeri, Indonesia, Teknologi penambangan/eksplorasi masih terbatas
1977 –1989 BPS. pada endapan sublimasi di gunung api dan
endapan lumpur dalam danau kawah.
bangan yang berarti. Beberapa penyebab lemahnya
Sampai saat ini belum diperoleh informasi tentang
perkembangan produksi belerang di Indonesia,
produksi belerang hasil pengolahan mineral sulfida,
antara lain :
dan MIGAS di Indonesia. Belerang hasil sampingan
Potensi Belerang di Indonesia pengolahan minyak bumi asal Timur Tengah di
kilang minyak Cilacap dipakai sendiri untuk
Potensi belerang Indonesia sangat sulit untuk memproduksi minyak pelumas.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 116

Harga Belerang diperkirakan perkembangannya akan meningkat


secara perlahan. Ini terbukti dengan laju perubahan
Harga belerang Indonesia cenderung mengikuti yang rata-rata positif.
harga pasaran internasional, akibat dari
ketergantungan terhadap belerang impor. Pada Industri Gula
umumnya, belerang dipasaran internasional
merupakan produk sampingan dari : Dalam hal ini, perkembangan konsumsi belerang di
industri gula akan terus meningkat sejalan dengan
– Penyulingan minyak bumi dan gas alam yang bertambahnya jumlah penduduk, daya beli masya-
bersifat asam, rakat, kapasitas dan jumlah pabrik gula yang ada.

– Pengolahan mineral-mineral sulfida, seperti pirit, Penurunan jumlah impor gula yang cukup besar
kalkopirit (dari tambang tembaga), galena sejak 1984 membuktikan bahwa tambahan jumlah
(timah hitam), spalerit (seng), dan kapasitas pabrik gula yang telah menstabilkan
pemasokan dan permintaan pasar dalam negeri,
– Tambang belerang berskala besar (tambang juga tingkat ekspor.
terbuka atau tambang frasch).
Dari perhitungan ternyata bahwa konsumsi belerang
Dari pernyataan di atas, pengusahaan belerang di besar kaitannya dengan konsumsi gula di sektor
Indonesia cukup sulit diterapkan. Penanaman modal industri dan rumah tangga.
untuk usaha penambangan dan pengolahan
belerang tidak didukung oleh jumlah cadangan, Industri Pupuk
kualitas yang baik, dan harga yang sesuai,
sehingga investasi diperkirakan tidak ekonomis. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pupuk
di dalam negeri, antara lain :
Cadangan yang ada saat ini hanya cocok dikem-
bangkan untuk skala kecil karena pengusahaan – Program intensifikasi dan ekstensifikasi sektor
belerang di Indonesia masih sedikit. pertanian tanaman pangan dan perkebunan,
termasuk perluasan lahannya.
b. Konsumsi Belerang
– Iklim (curah hujan).
Tingkat konsumsi belerang di Indonesia sangat
dipengaruhi oleh perkembangan industri hilirnya. – Perluasan kapasitas pabrik, dan lain-lain

Pada industri tersebut, belerang yang digunakan Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa konsumsi
belum ada penggantinya, walaupun merupakan belerang di industri pupuk erat kaitannya dengan
komponen minor atau bahan baku tambahan, perkembangan produksi pupuk, yang erat kaitannya
belerang selalu ada. Jadi, belerang pun harga dengan perkembangan sektor pertanian dan
belerang tidak akan banyak berpengaruh terhadap perkebunan.
ongkos produksi. Dengan demikian, setiap kenaikan
jumlah produk industri hilir akan diikuti oleh Adanya perluasan pabrik TSP dan Za, juga turut
kenaikan tingkat konsumsi belerang. Hasil analisis meningkatkan konsumsi belerang di industri pupuk
pun menunjukkan bahwa harga belerang hanya 12,6%. Ekspor pupuk pun cenderung meningkat
sedikit berpengaruh terhadap konsumsi. sejalan dengan adanya peningkatan jumlah
produksi pupuk.
Industri-industri yang diperkirakan mempunyai
prospek yang baik dalam mengkonsumsi belerang Industri Kimia di Luar Pupuk
adalah Industri gula, pupuk, dan kimia.
Untuk industri ini, hasil perhitungan memper-
Di industri ban, korek api, dan karet meskipun lihatkan bahwa konsumsi belerang dipengaruhi oleh
konsumsi belerang masih di bawah ratusan ton, jumlah produknya.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 117

Industri Lainnya – Perlu penelitian cara menangkap uap belerang


sublimasi semaksimal mungkin. Selama ini,
Prospek konsumsi belerang di industri lainnya penambangan belerang dilakukan secara
(industri ban, korek api, dan karet) perkembangannya tambang terbuka yang sederhana, yaitu dengan
akan meningkat secara perlahan. Ini terbukti dengan membuat dapur (pawon) pada setiap lubang
laju perubahan yang rata-rata positif. solfatara. Informasi menunjukkan bahwa dari
100% uap belerang yang keluar, hanya 20%
Industri lain yang berpotensi menggunakan belerang yang tertangkap, dan selebihnya menguap di
dalam jumlah besar adalah : udara.

– Komposisi belerang aspal untuk aplikasi Sementara itu, kemungkinan habisnya


pembuatan jalan aspal dengan tujuan untuk cadangan belerang di Indonesia akan lama
menambah ketahanan dan kekuatan jalan. karena tergantung dari aktivitas gunung berapi.

– Material enginering dalam rangka menambah Perkiraan Impor


kekuatan dan ketahanan material-material baru.
Belerang impor merupakan pemasok utama
– Pengolahan air limbah. belerang Indonesia dengan perkembangan dalam
satu dasa warsa terakhir mengalami peningkatan
– Industri sulfur elektroda dalam baterai alkali-metal. dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 17%.

– Pengolahan tanah (soil treatment). Impor belerang masih akan terus berlanjut sejalan
dengan meningkatnya kebutuhan belerang pada
c. Perkiraan Permintaan Belerang Indone- industri hilir. Perkembangan jumlah dan kapasitas
sia, sampai Tahun 2000 pabrik industri hilir pemakai belerang menyebabkan
tingkat produksi dalam negeri sulit untuk
Untuk memprakirakan perkembangan kebutuhan dikembangkan.
belerang lima tahun mendatang di Indonesia
kebutuhan akan dihitung berdasarkan laju
pertumbuhan GNP (Gross National Product ) 6. PENUTUP
sebesar 5% dengan asumsi keadaan ekonomi dan
politik sesuai dengan tahun-tahun sebelumnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
Hasil perhitungan memperlihat-kan bahwa proyeksi rendahnya tingkat produksi di Indonesia sehingga
konsumsi belerang pada tahun 2000 akan berkisar tidak banyak berpengaruh terhadap perkembangan
antara 402.500 – 706.900 ton. penyediaan belerang di dalam negeri, antara lain :

Sementara itu, dari uraian terdahulu telah – Cadangan belerang Indonesia ditemukan dalam
dikemukakan jumlah belerang impor saat ini lebih jumlah yang sedikit.
besar dibandingkan dengan stok dan produksi
tambang. Perbandingan tersebut adalah 81 : 1. – Endapan belerang Indonesia umumnya tersebar
Beberapa faktor yang dapat mendorong pada daerah terpencil jauh dari kegiatan pabrik
meningkatnya produksi belerang di Indonesia untuk (infrastruktur).
dapat berperan dalam pemasokan, antara lain :
– Kalah bersaing dengan belerang impor baik
– Menguatnya nilai mata uang asing terhadap dari segi harga maupun mutu.
rupiah akan menyebabkan harga belerang. akan
terus bersaing dengan belerang impor. – Perkembangan jumlah dan kapasitas pabrik
industri hilir pemakai belerang di dalam negeri.
– Kebutuhan belerang dalam negeri yang
diperkirakan akan terus meningkat dengan Sementara itu, kebutuhan belerang Indonesia dalam
makin berorientasi swasembada dan ekspor kurun waktu pengamatan terus meningkat, dengan
produknya. laju perubahan tahunan sebesar 8% dan akan terus
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 118

berlanjut sesuai dengan perkembangan industri 3. Anonim, Statistik Industri Bag. II, Biro Pusat
hilirnya, terutama pada industri pupuk, kimia, dan Statistik, 1977 – 1992.
gula. Karena produksi belerang dalam negeri relatif
kecil, perkembangan impor belerang di masa 4. Anonim, Statistik Perdagangan Luar Negeri,
mendatang cenderung terus meningkat sesuai Biro Pusat Statistik, 1977 – 1992.
dengan meningkatnya kebutuhan belerang dalam
negeri. 5. Anonim, Rencana Pembangunan Lima Tahun
kelima (1989/90 – 1993/94), Departemen
Mengingat usaha penambangan belerang Indone- Perindustrian.
sia yang selama ini masih sangat terbatas dengan
tingkat produksi yang masih rendah, maka 6. Anonim, Bahan Galian Industri, Buku Pedoman
diperlukan usaha-usaha yang dapat mendorong Bahan Galian Industri, 1950 – 1965, Direktorat
usaha penambangan belerang di Indonesia, Pertambangan, 1967.
diantaranya adalah :
7. Muchtar Aziz, Pengolahan Belerang dengan
– Perubahan teknologi penambangan belerang Teknik Autoclaving serta Hasil Pene-rapannya
tipe sublimasi yang selama ini dilakukan secara dalam Pabrik skala Kecil, Brosur No. 23.93,
sederhana, yaitu dengan cara membuat dapur Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
(pawon) pada lubang-lubang solfatara. Untuk Mineral, Bandung, 1993.
itu perlu usaha/penelitian yang dapat
mengurangi uap belerang yang lolos sebagai 8. Supriatna Suhala, Adjat Sudradjat Dan
akibat proses sublimasi tersebut. Harsodo, Analisis Kuantitatif Struktur Ekonomi
Belerang Indonesia dalam Kaitannya dengan
Aktivitas Industri Hilirnya, PPTM, Bandung,
DAFTAR PUSTAKA 1986.

1. Anonim, Sulphur, Mineral Fact and Problem 9. Tushadi Madiadipoera, dkk., Bahan Galian
1985, Edition, Bureau of Mines Preprint from Industri di Indonesia, Direktorat Sumberdaya
Bulletin, US Department of the Interior. Mineral, Direktorat Jenderal Geologi dan
Sumberdaya Mineral, DPE, Bandung, 1990.
2. Anonim, Komoditi Belerang dalam Kurun 1979
– 1983 dan Kemungkinan pengembangan
usaha Pertambangan di Indonesia, Tim
Pengkajian Komoditi Mineral, PPTM, DJPU,
1985. *****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 1

10 BENTONIT
Oleh : M. Arifn
Adjat Sudrajat
1. PENDAHULUAN Tipe bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :

Natrium bentonit (Na-bentonit) dan kalsium bentonit a. Tipe wyoming (Na-bentonit)


(Ca-bentonit) adalah bahan galian yang cukup banyak
dibutuhkan oleh sektor industri, antara lain sebagai Jenis bentonit tipe wyoming (wyoming bentinote)
bahan pemucat, bahan penolong, bahan pengisi, mempunyai kemampuan mengembang hingga
ataupun sebagai lumpur pemboran. Cadangan delapan kali hingga dicelupakan ke dalam air dan
bentonit yang sudah diselidiki di Indonesia cukup tetap terdidpersi beberapa waktu didalam air.
besar, namun pengusahaan atau pemamfaatannya penggunaan yang pertama adalah sebagai lumpur
masih belum optimal. di samping itu, Indonesia pembilas pada kegiatan pemboran, pembuatan pelet
sebagai salah satu rodusen minyak sawit dunia biji besi, penyumbat kebocoran bendungan dan
memerlukan bentonit untuk mendapatkan produk kolam.
minyak goreng berkualitas. untuk ekspor bahan baku
masih terdapat kendala terutama kualitas produk Na-bentonit dalam keadaan kering berwarna putih
bentonit yang rendah. atau cream, sebaliknya dalam keadaan basah dan
terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap.
2. GEOLOGI perbandingan soda dan kapur tinggi, suspensi
koloidal bentonit wyoming mempunyai pH :8,5-9,8
2.1. Mula Jadi tidak dapat diaktivasi, posisi pertukaran ion sama-
Secara umum, mula jadi endapan bentonit ada empat sama diduduki oleh ion Na+.
macam, yaitu hasil pelapukan, hidrotermal, akibat
transpormasi, dan sedimentasi. b. Mg, Ca-bentonit (Sub-bentonit = Meta
bentonit)
a. Endapan Hasil Pelapukan
Tipe bentonit ini kurang mengembang apabila
Faktor utama dalam pembentukan endapan bentonit dicelupkan kedalam air, akan tetapi secara alamiah
hasil pelapukan adalah kondisi komposisi mineral ataupun setelah diaktipkan dengan asam, mempunyai
batuan, komposisi kimia, dan daya laut air pada sifat menghisap yang baik, tetap terdispersi di dalam
batuan asalnya. yang terakhir ini dapat dikemukakan air, perbandingan kandungan Na dan Ca rendah,
sebagai : iklim, macam relief, dan tumbuh-tumbuhan suspensinya mempunyai pH :4 -7. Posisi pertukaran
yang berada diatas batuan. ion lebih banyak diduduki oleh ion-ion kalsium dan
magnsium. warna abu-abu,biru,kuning,merah dan
Mineral penting dalam pembentukan lempung Dalam coklat. Penggunaan jenis bentonit ini dalam proses
keadaan awal, bentonit mempunyai kemampuan pemurnian minyak goreng perlu di aktivasi terlebih
yang tinggi untuk menjernihkan warna, seperti pada dahulu dengan menggunakan asam-asam mineral.
pengolahan minyak yang berasal dari binatang atau
tumbuh-tumbuhan. kemampuan penyerapan warna Sebagian besar endapan bentonit di Indonesia
dapat ditingkatkan melalui proses pengolahan dan digolongkan kedalam jenis Ca -bentonit yang tidak
pemanasan.Bentonit berdasarkan kandungan mengembang (nonswelling bentonit).
alumunium silikat hydrous dapat dibagi menjadi dua
golongan yaitu activated clay dan fullers earth. acti- 2.3. Potensi dan Cadangan
vated alay adalah lempung yang kurang memiliki
daya pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat Deposit bentonit Indonesia tersebar di P. Jawa, P.
ditingkatkan melalui pengolahan tertentu sebelum Sumatera, sebagian P. Kalimantan, dan P. Sulawesi.
lempung itu dipergunakan didalam proses pemucatan Cadangannya diperkirakan sekitar 380 juta ton, dan
warna.fullers earth dipergunakan didalam fulling atau pada umumnya terdiri dari jenis kalsium.
pembersih bahan wool dari lemak.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 2

Beberapa lokasi yang sudah dan sedang


dieksploitasi, yaitu di Karangnunggal, Tasik malaya, 3.2 Penambangan
Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat, Nanggulang (Di
Yogyakarta), dan beberapa tempat di Jawa timur. Oleh karena itu kebanyakan endapan bentonit
Sedangkan endapan bentonit jenis natrium terdapat terdapat dekat dengan permukaan tanah, bahkan
di pangkalan Brandan, Sumut, Sorolangun Bangko ada yang sudah tersingkap dipermukaan akibat
(Jambi); Boyolali (Jawa tengah). Lokasi bentonit proses pelapukan, maka sistem penambangannya
lainnya dapat dilihat pada gambar 1. dilakukan dengan metode penembangan terbuka dan
sistem jenjang. (gambar 2)
3. PERTAMBANGAN Lapisan tanah akan dikupas terlebih dahulu dan
dipindahkan kesuatu tempat penimbunan, yang akan
3.1 Eksplorasi digunakan untuk menimbun daerah endapan yang
sudah selesai ditambang dikemudian hari, sehingga
Pekerjaan yang lakukan dalam eksplorasi bekas penambangan dapat dimanfaatkan kembali
pendahuluan atau detail adalah antara lain : untuk lahan pertranian atau perhubungan. peralatan
pemetaan dan pembuatan sumur uji atau pemboran. yang digunakan dalam proses penggalian dan
Pada eksplorasi detail pemuatan peta dilakukan pengupasan tanah penutup, antara lain : wheel
dalam skala lebih kecil (1 : 1.000), dan jarak titik scraper, dragline scraper, dragline excavator, dan
sumur uji atau pengeboran lebih dekat. power shovel.

a. Pemetaan 3.3 Pengolahan

Pemetaan dilakukan untuk membuat peta topografi Hasil penggalian endapan bentonit dari tambang
dan situasi daerah untuk mementukan langkah- berupa bongkah-bongkah (raw material) diangkut
langkah dalam menunjang kegiatan eksplorasi, dengan truk ke pabrik untuk diolah melalui beberapa
evaluasi endapan dan perencanaan tahapan proses, yaitu :penghancuran, pemanasan,
penambangan.Peengukuran dilakukan dengan penggilingan, dan pengayakan (gambar 3)
menggunakan alat ukur theodolit pada areal yang
diinginkan dengan titik ikat pengukurannya adalah a. Pengembangan Bentonit
titik triangulasi. selain itu, juga dilakukan penentuan
dan pengukuran lokaso titik bor atau sumur uji Bentonit mempunyai sipat mengadsorpsi karena
dengan interval 25-100 m. dari hasil pengukuran ukuran vartikel koloidnya sangat kecil dan memiliki
kemudian dibuat peta topografi dan situasi dengan kapasitas permukaan ion yang tinggi. pengembangan
skala yang diinginkan untuk menggambarkan letak bentonit disebabkan oleh adanya penggantian
titik sumur uji atau titik bor, tempat-tempat isimorphous pada lapisan oktohedral (Mg oleh AI)
penggalian eendapan, penyebaran endapan, jalan dalam menghadapi kelebihan muatan di ujung kisi-
desa, dan jalan setapak, dan lain-lain. kisinya.

b. Pembuatan Sumur Uji atau Pengeboran. Adanya gaya elektrostatis yang mengikat kristal pada
jarak 4,5 A dari permukaan cukup kuat untuk
Pembuatan sumur uji atau pengeboran (dengan bor mempertahankan ion dipermukaan unit-unitnya, dan
tangan ataupun bor mesin) dimaksudkan untuk akan tetap menjaga unit itu untuk tidak saling
mengetahui penyebaran endapan secara lateral dan merapat, pada pencampuran pada air, adanya
vertikal, dtruktur bantuan, dan data lainnya, melalui pengembangan membuat jarak antara setiap unit
pengambilan contoh, pengukuran stratigrafi endapan, makin melebar dan lapisannya menjadi bentuk
serta analisis contoh tersebut di laboratorium. serpihan, serta mempunyai permukaan luas jika
dalam zat pengsuspensi.
Berdasarkan pemeriksaan contoh di laboratorium,
maka akan dapat diketahui kualitas dan kuantitas b. Aktivasi Bentonit
endapan bentonit, penyebaran serta ketebalan
penutupnya, yang selanjutnya data tersebut akan Aktivasi bentonit dilakukan untuk menaikan kapasitas
dievaluasi, sehingga dapat ditentukan nilai adsorpsi dan mendapatkan sifat bentonit yang di
keekonomiannya. inginkan. dalam keadaan awal, bentonit mempunyai
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 3

• Lokasi Endapan Bentonit


1. Belakaring 10. Bojongmanik, Cilayang, 17. Patuk, Sepat, dan Gembyong, 23. Kasasi, Sajung, Ngarayam
2. Pangkalan Brandan dan Leuwidamar, Lebak Gunungkidul; dan Baos Lor, dan
3. Longgam, Kampar 11. Jasinga dan Nanggung, Gayamharyo, Sleman Kasri, Ponorogo
4. Lipatkain, Singingi Bogor 18. Wonosegoro, Simo, Klari 24. Jajai dan Gunung Ujong
5. Kuatan Hulu, Rengat, 12. Lengong dan Jampang Jambe, dan Kendel, Trenggalek
Siberida, dan Kuatan Tengah, Sukabumi Boyolali 25. Bantur dan Sumbermanjing,
Mudik, Indragiri Hulu 13. Sukanagara dan Warung 19. Jatingaleh, Semarang Malang
6. Tabah Penanjung, Bitung, Cianjur 20. Sumberlawang, Sangiran 26. Mulia dan Quelicai
Bengkulu Utara 14. Tomo, Situraja, dan dan Tangken, Sragen Bobonaro
7. Merapai, Lahat Tj. Kerta, Sumedang 21. Gundih, Grobogan 27. Venilale, Baukau
8. Belimbing, Prabumulih 15. Manonjaya dan Karangnunggal, 22. Donorejo, Saren, dan 28. Selaputi, Sangala, dan
9. Kb. Agung dan Banko Tasikmalaya Bandar, Pacitan Sesean, Tanah Toraja
Tj. Enim; dan Tebing 16. Mrenden, Banjarnegara 29. Mondayan, Bolangmo
Tahisapi, Muara Enim ngandow

Sumber : Direktorat Sumberdaya Mineral 1990

Gambar 1. Daerah Prospek Endapan Bentonit di Indonesia

kemampuan adsorpsi yang rendah tetapi melalui Aktivasi dengan Pemanasan


aktivasi (penambahan asam dan pemanasan), daya
adsorpasinya akan meningkat. Pada proses pemucatan minyak kelapa sawit dengan
bentonit sebagai adsorbennya memperlihatkan bahwa
Dalam hal ini, montmorillonit mempunyai struktur bentonit mulai aktif menyerap warna pada temperatur
bertingkat dan kapasitas pertukaran ion yang aktif di 80 - 130 C. Kenaikkan tingkat kejernihan tidak
bagian dasar. oleh karena itu strukturnya dapat seberapa besar setelah temperatur 140 - 150 C,
diganti seperti struktur bagian dasar dengan cara bahkan cenderung menurun,. Pada proses
penambahan asam. Asam tersebut akan pemucatan minyak kedele penghilangan warna
menyebabkan penggantian akan menyebabkan minimun pada temperatur sekitar 100 C.
penggantian ion-ion K+,Na+ dan Ca+2 dengan H+
dalam ruang interlamelar, serta akan melepaskan Pengaruh Waktu
ion-ion AI+3, Fe+3, dan Mg+3 dari kisi strukturnya
sehingga menjadikan lempung lebih aktif. Pengontrolan minyak dengan tanah pemucat sangat
dipengaruhi oleh waktu. pada kondisi temperatur,
Aktivasi bentonit dipengaruhi oleh konsentrasi asam, tekanan, dan jumlah tanah pemucat yang sama
biasanya dipakai asam sulfat, selain itu, perlu memperlihatkan bahwa hasil penghilangan warna
diperhatikan sifat dasar, distribusi ukuran pori, maksimum pada temperatur tertentu, dan kemudian
keasaman, dan nilai SiO2 atau AI2O3 dalam bentonit. cenderung menurun bila kontak diperpanjang.
Faktor-faktor tersebut bergantung juga kepada penurunan pemucat dikarenakan akan habisnya daya
komposisi mineral lempung bleaching earth serta serap lempung.
metode aktivasinya (Gambar 4).
Beberapa hasil aktivasi dapat diterangkan di bawah ini. Pengaruh Tekanan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 4

Penimbunan Penggalian
tanah penutup tanah penutup

Pemasaran dalam
bentuk raw material
Penggalian
endapan bentonit

Pengangkutan Lokasi pabrik


pengolahan

Lahan bekas
tambang Pengeringan

Proses
Penimbunan kembali
dengan tanah penutup pengolahan/aktivasi

Pemasaran
Reklamasi

Gambar 2. Bagan Alir PenambanganEndapan Bentonit

Bentonit dari Preparasi/reduksi


tambang ukuran

Pengayakan
(10 mm)

Pengeringan dengan Pengayakan


burner (1-5 jam) (5 mm)

+ 5 mm - 5 mm

Pengeringan dengan Pengeringan dengan


Penggilingan burner ( 1jam) burner (1 Jam)

Pengayakan dengan
# 200 mesh

+ 200 mesh - 200 mesh


Penggilingan Produksi

+ 200 mesh - 200 mesh


Classifying

Gambar Bagan Alir Proses Pengolahan Bentonit


BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 5

Agar reaksi lebih sempurna, perlu diperhatikan


berbagai aspek seperti waktu kontak, penekanan,
dan aspek lainnya.

4. KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI

4.1 Kegunaan

Dipasaran, Na bentonit alam dikenal sebagai bentonit


Wyoming dan bentonit sintetis disebut brekbond 2
(inggris) dan bentonit (Italia). sedangkan Ca bentonit
juga dikenal denga produk, seperti NKH, Tonsil, Gal-
leon, dan lain-lain Na bentonit dipakai untuk bahan
perekat, pengisi (filler), dan lumpur bor. penggunaan
Na bentonit untuk pengeboran sebenarnya bersaing
dengan jenis lempung lain yang telah diaktivasi.
misalnya pada pengeboran didaerah bergaram dan
geothermal, pemakaian Na bentonit tidak memperoleh
hasil baik, karena dapat terjadi pengendapan dan
kerak-kerak akibat pengaruh cairan elektrolit.
pemakaian yang lain adalah untuk pengecoran logam,
pembuatan pelet konsenstrat besi dan logam lain,
teknik sipil, sebagai bahan pemucat, katalis, dan
lain-lain.
Penggunaan utama Ca bentonit adalah untuk
pembuatan Na bentonit sintetis dan lempung aktif.
selain itu, juga digunakan untuk pembersih minyak
bakar, pelumas, minyak goreng, farmasi,
kimia,kertras, keramik, dan lainnya. Ca-bentonit untuk
pembuatan Na-bentonit sintetis mempunyai banyak
keuntungan daripada lempung lain, kecuali lempung
Gambar 4. Proses Aktivitas Bentonit lain, lempung asam, misalnya saat penggerusan,
penyaringan, dan pengeringan . selain itu,
menghasilkan produk sampingan yaitu, precipitated
Proses penghilangan warna dari bahan pemucat calcium carbonate.
dipengaruhi juga oleh luas permukaan tanah pemucat
yang dikontakan dengan minyak. dengan
Selain Na-bentonit dan Ca-bentonit terdapat lempung
menurunkan tekanan pori dalam tanah pemucat pada
sejenis yang penggunaanya hampir sama yaitu, :
tekanan atmosfir, bentonit, akan terdeareasi,
atapulgit, sepiolit, dan lempung asam.
sehingga luas permukaannya akan lebih besar.
tekanan yang umum dipakai di industri-industri adalah
Atapulgit mempunyai sifat mengembang yang baik,
5.077 mm Hg.
sehingga mudah membentuk spesifikasi yang di
inginkan konsumen. aktivasi dilakukan sama seperti
c. Aktivasi Bentonit untuk Lumpur Bor terhadap Ca-bentonit atau lempung asam.

Aktivasi Bentonit untuk lumpur bor adalah proses Lapangan penggunaanya adalah sebagai bahan
aktivasi untuk merubah Ca-bentonit menjadi Na penyerap dan penjernih di industri minyak goreng
bentonit dengan cara penambahan senyawa alkali, dan penyulingan minyak bumi, bahan pembuatan wol
yaitu sodium karbonat (NaCo3) dan sodium mineral, pembersih lemak, bahan obat-obatan, cat,
hidroksida (NaOH). Dengan aktivasi ini diharapkan keramik, campuran semen, bahan pengisi di industri
terjadi perubahan sifat hidrasi, dispersi, reologi, swell- kertas, dan bahan lumpur bor.
ing, dan sifat lainnya dari bentonit, sehingga dapat
digunakan untuk lumpur bor.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 6

Atapulgit digunakan sebagai lumpur bor apabila Tabel 1. Spesifikasi Kimia Bentonit di Industri
pengeboran dilakukan didaerah bergaram (garam, Minyak Sawit dan Mesin
natrium, jodium, atau bromium) dan geothermal.
Unsur Industri Minyak Indutsri Mesin
Sepiolit dalam dunia perdagangan disebut juga full- Nabati
ers earth (Amerika) atau meerschaum (Jerman). Sifat
lempung ini tidak terpengaruh oleh elektrolit yang SiO2 37,88 - 64,43% 54,50 - 68,10%
terdapat dalam cairan, sehingga sepiolit banyak Al2O3 13,24 - 19,68% 4,60 - 18,83%
digunakan sebagai lumpur pengeboran didaerah geo- Fe2O3 3,23 - 7,03% 1,09 - 3,20%
thermal dan didaerah bergaram. penggunaan sepiolit TiO2 0,07 - 0,70% –
sebagai lumpur pengeboran didaerah geothermal CaO 2,14 - 15,40% 0,40 - 2,24%
dapat menghemat biaya sebesar 5-10% dibandingkan MgO 1,68 - 2,21% 2,64 - 5,40%
dengan lempung lain, dan didaerah garam dapat K2O 0,48 - 1,58% 0,02 - 0,61%
menghemat biaya sampai 15-25%. Na2O3 0,12 - 0,53% 0,04 - 1,81%
H2O – 4,99 - 8,00%
Penggunaan sepiolit lainnya adalah di industri L.O.I 12,46 - 21,76% 12,46 - 21,76%
keramik sebagai bahan campuran lempung agar pH – 3,20
dapat menghasilkan sifat plastis yang di inginkan; Blea.Power 25,38 - 38,11% –
bahan perekat dalam pembuatan bata tahan api
Sumber : Survey PPTM, 1993
(refratori) dan sejenisnya; bahan penyerap di industri
minyak bumi dan minyak goreng, bahan wol min- Tabel 2. Spesifikasi Bentonit di Industri
eral, sebagai katalis di bidang pertanian dan
perternakan.
SPESIFIKASI FISIKA
Lempung asam disini hanyalah untuk membedakan Bentuk Warna Serbuk halus
dengan bentonit atau fullers earth yang sudah Warna putih kekuning – kuningan,
kehilangan sifat khasnya, dan derajat keasaman tidak berbau
tinggi (pH rendah). sifat lempung asam yang sangat Kadar air Maks. 15%
menonjol ialah daya serap (hygroscopic) dan peluntur Kadar abu min. 75%
(decolouring) lampung asam sama sekal;i tidak
memiliki sifat mengembang sehingga lapangan
penggunaanya jauh berbeda dengan bentonit dan
SPESIFIKASI KIMIA
fullers earth.
pH : 9 – 10,5
Kekuatan
Lempung asam banyak dipakai di industri minyak
bumi dan minyak goreng setelah diaktivasi. aktivasi
tidak memerlukan banyak biaya tetapi sifat yang
diharapkan dapat terpenuhi, dan digunakan dengan Sumber : PT Martina Berto dan PT Unilever Indonesia
hasil yang memuaskan. dari proses aktivasi lempung
Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang
asam akan didapatkan hasil sampingan yang dipakai
spesifikasi bentonit yang di konsumsi oleh industri
di industri kimia dan obat-obatan , yaitu : aluminium
hilir didalam negeri tidak diperoleh data yang engkap,
sulfat, gipsum, garam timbal, aluminium silikat, dan
dan pada umumnya perusahaan yang disurvei hanya
silika.
memberikan unsur spesifikasi yang paling utama.
4.2 Spesifikasi di Industri
Spesifikasi bentonit di industri sabun (PT Agrocorb
Indonesia) adalah :
Di Indonesia, sebagian besar penggunaan Ca-
- Fuller’s earth
bentonit adalah di Industri penjernihan minyak kelapa
- Kandungan air : max 1%
dan sawit. untuk dapat memperoleh minyak sawit
- Ukuran butir (lolos saringan - 325 mesh) : min 90%
bermutu tinggi di perlukan Ca-bentonit dengan
Spesifikasi bentonit di industri barang-barang dari
persyaratan tertentu, terutama bleaching power.
semen (PT Wijaya Karya) adalah sebagai berikut :
penggunaan di industri lainnya, juga memerlukan
– Dalam bentuk serbuk berukuran 200-300 mesh;
persyaratan yang sesuai dengan kebutuhan.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 7

– Zn murni : 98-99% tidak menentu. walaupun terdapat produsen tambang,


– Kandungan pb : maks 1% tetapi jumlah produksinya tidak diketahui secara
pasti. produsen tambang Na-bentonit adalah PT
Spesifikasi di Industri kimia (obat-obatan) adalah : Indoben Wijaya Mineral yang juga sebagai produsen
Ca-bentonit, dan PT Sud chemic.
– Mikrobial Limit :Tidal mengandung eschericia coli,
– pH : 9,5-10,5 Sebaliknya, pengusahaan dan produksi Ca-bentonit
– L.O.I : 5,0-8,0% berat berkembang pesat dan sementara ini sebagian besar
– Gel Formation : 2% dalam 24 jam terdapat di P. Jawa. pada tahun 1994, produkdinya
– swelling power : 2 gr dalam larutan air adalah 144.379 ton meningkat hampir empat kali
100ml; 24 mil dalam 2 jam dari produksi tahun 1992 (43.617 ton). jumlah tersebut
– Ukuran butir : -200 mesh berasal dari lima perusahaan yang melaporkan
kegiatannya yaitu, :PT Hasta Nusantara Agung, PT
Indobent Wijaya Mineral,PT Jati Mineral,KUD Teluk

Tabel 3. Perkembangan Bentonit Indonesia

Pemasokan Permintaan
Tahun Produksi Impor Konsumsi Ekspor
ton ton 000.$AS ton 000 Rp ton 000.$AS
1982 7.597 30.679 4.225,3 3.471 791.819 6.909 1.271,2
1983 10.006 24.185 3.405,1 5.572 1.361.790 9.928 1.674,2
1984 12.505 24.542 3.731,9 8.155 2.169.421 5.184 829,5
1985 11.768 28.189 4.030,7 7.417 2.632.217 3.009 494,1
1986 14.755 23.005 4.123,2 8.800 3.424.397 4.206 643,8
1987 16.594 2.517 1.091,2 9.228 3.558.541 5.832 913,7
1988 20.263 13.532 3.090,4 11.678 3.646.758 5.544 888,8
1989 28.800 8.407 2.584,2 13.512 3.813.837 10.048 1.053,0
1990 33.068 30.462 5.503,7 34.535 10.045.758 7.700 913,8
1991 40.673 10.416 2.188,8 41.717 16.831.255 14.435 1.627,3
1992 43.612 9.951 2.494,6 45.759 21.214.751 22.136 1.904,4
1993 102.943 14.409 2.756,7 43.182 16.708.515 7.996 1.421,2
1994 144.379 15.395 2.880,2 tt tt 7.004 1,138,1

Sumber : Direktorat Produsen BGI, 1992


Data dan Informasi Pertambangan di indonesia, 1995.
Buletin Statistik Komoditi M ineral 1996
Statistik Perdagangan Luarnegeri, Indonesia,
Ekspor - Impor 1982 - 1994, BPS

5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK BENTONIT


INDONESIA

5.1 Perkembangan

Produksi Na-bentonit Indonesia pada dasarnya


berasalal dari usaha penambangan tidak komersial
dan baru memenuhi sebagian kecil kebutuhan di
dalam negri, yang kontinuitasnya juga dapat dikatakan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 8

Tabel 4. Konsumsi Ca – Bentonit di Indonesia Berdarkan Asal Bahan

Asal Bahan
Tahun Impor Domestik Total
ton 000 Rp. ton 000 Rp. ton 000 Rp.
1982 2.369 563.014 1.102 228.805 3.417 791.819
1983 3.111 741.624 2.461 619.505 5.572 1.361.790
1984 4.286 1.024.852 3.869 1.144.569 8.155 2.169.421
1985 1.675 839.245 5.742 1.792.972 7.417 2.632.217
1986 1.165 539.959 7.634 2.884.438 8.800 3.424.397
1987 3.147 1.258.800 6.081 2.297.651 9.228 3.558.451
1988 611 176.236 11.067 3.470.522 11.678 3.646.758
1989 865 192.277 12.647 3.621.560 13.512 3.813.837
1990 897,5 327.800 33.537,5 9.717.958 34.535 10.045.758
1991 941,0 477.803 40.776 16.353.452 41.717 16.831.255
1992 1240,5 653.039 44.518,5 20.561.722 45.759 21.214.751
1993 802,0 402.450 42.380 16.306.165 43.182 16.708.515

Sumber : Satistik Industri Bagian II, 1982 – 1993 Tabel 5. Konsumsi Na - Bentonit*)
1982 – 1991
Uang Sakti, dan UD Morgan City.
Dalam kurun 1982-1993, komsumsi Ca-bentonit In-
Kedalaman
donesia juga meningkat pesat, terutama di Industri Tahun Konsumsi Jumlah Lubang
minyak goreng, kimia dasar, dan barang galian buku (ton) (ton) Bor (mt)
logam. Tahun 1993, ketiganya mengkonsumsi sekitar
1982 30.207 238 503.458
90,4% dari total konsumsi (43.182 ton). sisanya
dikonsumsi oleh Industri pengecoran, sabun, 1983 32.867 265 547.786
kosmetika, dan mesin jahit. laju pertumbuhan 1984 24.785 214 413.092
tahunan konsumsi di Industri-industri tersebut adalah 1985 25.835 220 430.593
32,7%. di samping itu, makin banyak pemakaian
bahan baku yang berasal dari dalam negri (Tabel 3 1986 18.157 147 302.620
dan 4). 1987 11.217 93 186.959
1988 16.430 135 273.835
Walaupun priduksi Na-bentonit sudah ada tetapi
1989 15.115 117 251.918
dalam penggunaannya diperkirakan masih terdapat
kendala, terutama swelling index yang masih kurang, 1990 16.555 123 275.918
dan apabila dipakai untuk pengeboran diperlukan 1991 16.212 130 270.204
jumlah yang lebih besar daripada Na-bentonit impor.
Data Na-bentonit diperoleh berdasarkan kegiatan Keterangan : *) Perkiraan berdasarkan pengeboran minyak
pengeboran eksplorasi minyak bumi dan geother- bumi dan geothermal
mal yang mengkonsumsi Na-bentonit paling banyak.
Asumsi yang dipakai adalah bahwa setiap meter jumlah produksi minyak, tahun-tahun sebelumnya.
kedalaman pengeboran berdiameter 6-8 inci baru tahun 1988, kegiatan pengembangan eksplorasi
memerlukan Na-bentonit 60kg, dengan hasil terutama pada pengeboran geothermal dimulai
perhitungan seperti tercantum pada (tabel 5). kembali dan pemakaian Na-bentonit meningkat
Perkembangan konsumsi Na-bentonit tahun 1984- kembali.
1987 menurun karena adanya kuota OPEC terhadap
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 9

Tabel 6. Harga Rata-Rata Ca - Bentonit di Beberapa Provisi (Rp/Kg)

Harga di Propinsi
Tahun Jakarta Jawa Barat Jateng dan Jawa Timur Luar Jawa Rata-rata
DI Yogyakarta
1985 240 200 233 191 419 256
1986 240 202 260 191 436 266
1987 276 203 228 192 419 264
1988 236 202 228 203 423 258
1989 236 214 231 203 388 255
1990 237 217 232 207 414 261
1991 238 222 232 209 420 264
1992 238 226 240 212 425 268

Sumber : Survei PPTM

tinggi yang disebabkan adanya biaya tambahan


Adanya ekspor bentonit diperkirakan berasal dari transportasi, karena produsen bentonit umunya
jenis kalsium, sedangkan jenis natrium sampai tahun berada di pulau Jawa (tabel 6)
1991 nihil. perkembangan tahun 1991-1994 menurun,
dengan tahun 1994 ekspor ditujukan ke negara Harga bentonit domestik ini masih lebih rendah
Singpura (58,0%) dan Thailan (38,2%). daripada harga bentonit impor. Adanya industri
minyak goreng yang menggunakan bentonit impot
Impor bentonit diperkirakan sebagian besar berupa dengan alasan kemampuan bleaching yang tinggi (>
Na-bentonit untuk kegiatan eksplorasi minyak bumi 65%). tetapi jumlahnya tidak banyak. Survei PPTM,
dan gas, Impor bentonit ini berasal dari Jepang, 1992, memperlihatkan bahwa bleaching power
Cina, Amerika Serikat, Singapura, India, Australia, bentonit Indonesia di industri tersebut sekitar 30%
Inggris, belanda, Prancis, dan Jerman. (Tabel 1).

Perkembangan harga bentonit di dalam negri tahun 5.2 Prospek


1985-1992 tidak banyak mengalami perubahan
berarti, walaupun harga bentonit di luar Jawa lebih Hasil perhitungan antara variabel pemasukan dan
pemakaian dan pendekatan suatu model memberi
Tabel 7. Perkembangan Produksi Minyak gambaran bahwa :
Sawit Dunia
– Produksi bentonit Ca-bentonit dipengaruhi
secara nyata oleh konsumsinya, terutama
Tahun Indonesia Malaysia Nigeria Lainnya konsumsi di industri minyak goreng atau jum
1980 691 2.576 433 849 lah produksi minyak goreng dan mening
katnya produk domestik bruto (PDB).
1985 1.210 4.133 307 1.182 – Ekspor bentonit sangat dipengaruhi oleh besar
1990 2.413 6.902 580 1.858 nya produksi dan konsumsi bentonit di dalam
1991 2.665 6.139 605 2.006 negeri.
1995 4.731 7.596 780 2.256
Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa
2000 7.465 8.751 1.016 2.730
industri pertambangan bentonit di Indonesia
2005 9.891 9.901 1.297 3.154 berhubungan erat dengan turun naiknya industri
2010 12.293 11.052 1.623 3.603 minyak goreng di dalam negeri, dan peningkatan
PDB.
Sumber : Ditjen Perkebunan, 1994
a. Peluang Pengusahaan Bentonit dan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 10

Proyeksinya Di Indonesia, konsumsi bentonit untuk keperluan ini


Indonesia dan Malaysia termasuk negara produsen tahun 1993 mencapai 20.498 ton, sedangkan Ma-
utama minyak sawit di dunia. Tahun 1995, laysia mencapai 199.000 ton. Dengan demikian,
produksinya mencapai sebesar 4,73 juta ton dan prospek konsumsi bentonit di kedua negara tersebut
7,60 juta ton minyak sawit masing-masing. Industri diperkirakan cukup menggembirakan, yang berarti
ini merupakan konsumen terbesar bentonit jenis peluang bagus bagi pengusahaan bentonit di Indo-
kalsium. nesia. Hal ini diperkuat oleh perkembangan produksi

Tabel 8. Pemsokan dan Permintaan Kalsium Bentonit di ASEAN

Negara 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993


Indonesia 1 14.755 16.594 20.263 28.800 33.068 40.673 43.612 102.943
(Cadangan 2 4.206 5.832 5.544 10.048 7.700 14.435 22.136 7.996
380 Juta ton ) 3 8.800 9.228 11.678 13.512 34.535 41.717 45.759 43.182
4 23.005 2.517 13.532 8.407 30.462 10.416 9.951 14.409
Filipina 1 1.800 2.021 2.030 5.961 14.607 42.066 31.896 tt
(14 juta ton ) 2 - 34.879 - 0.1 - - tt
3 3.683 - 6.631 13.422 23.107 45.749 13.649 tt
4 1.883 2.322 4.601 7.461 8.500 3.685 6.269 tt
Thailand 1 - - - - - 2.512 8.010 2.780
(14 juta ton) 2 - - - - - - - -
3 - - - - - 2.521 4.645 3,50
4 - - - - - 22.407 - -
Malaysia 1 - - - - - 53.361 80.442 199.188
2 - - - - - - - -
3 - - - - - - - -
4 - - - - - 53.361 80.442 199.188

Keterangan : 1 = Produksi; 2 - Ekspor; 3 = Konsumsi; 4 =


Impor
Sumber : An Overview : The Malaysian Mineral Industry 1994.
The Philippine Market for Industry Minerals,1994.
Overview of the Mineral Industry of Thailand, 1994

Tabel 9. Perkembangan dan Proyeksi Bentonit, 1994 - 2000

Indonesia Malaysia
Tahun
Produksi Ekspor Konsumsi KbMG PMS PMS KbMg
1994 144.379 7.004 7.044 51.300 23.327 4.098,00 7.202 210.068
1995 179.795 110.780 7.478 69.015 26.546 4.731,00 7.596 221.56
1996 190.881 113.959 8.075 76.922 30.209 5.182,85 7.814 227.918
1997 202.828 117.226 8.789 85.602 34.378 5.677,85 8.038 234.452
1998 216.197 120.595 9.640 95.602 39.122 6.220,12 8.269 241.190
1999 219.188 124.066 10.656 95.122 44.521 6.814,19 8.507 248.132
2000 244.575 127.624 11.869 116.951 50.665 7.465,00 8.751 255.249

Keterangan : KbMG = Konsumsi bentonit di industri minyak


Goreng.
PMS = Produksi Minyak Sawit
*) estimasi berdasarkan model
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 11

minyak sawit dan proyeksi dari kedua negara mencapai 127.600 ton.
tersebut (Tabel 7).
Namun satu hal yang patut diketahui, yaitu selama b. Faktor Kendala Usaha Industri
ini Malaysia mengimpor bentonit dari Amerika Serikat Pertambanagan Bentonit
dan India. Indonesia yang memiliki cadangan bentonit
sebesar 380 juta ton dan kebanyakan dari jenis Pada akhir pelita V atau memasuki tahap pelita VI,
bleaching clay, sebetulnya mempunyai peluang Departemen Perindustrian memperkirakan bahwa
mengekspor bentonit ke Malaysia (Tabel 8). produksi bentonit sekitar 308.940 ton, tetapi tidak
tercapai. Tahun 1994 produksinya hanya mencapai
Dalam hal ini, kemungkinan bleaching power produk sekitar 144 ribu ton.
Ca-bentonit Indonesia yang rendah merupakan salah Beberapa faktor yang mempengaruhi hal di atas
satu kendala utama. Apabila dipaksakan perlu lebih adalah :
banyak bahandinilai lebih rendah daripada bentonit – Tidak ada investor yang berani membangun pabrik
Amerika Serikat atau India. pengolahan bentonit dan sulit didapatnya tenaga
pengolah siap pakai di Indonesia.
Pemakaian pada Industri Kimia dasar juga – Penelitian dan rekayasa rancang bangun untuk
mempunyai prospek cukup baik dalam pemakaian pengolahan Ca-bentonit yang sesuai dengan
Ca-bentonit. Tahun 1993, Industri ini mengkonsumsi kondisi endapan di dalam negeri tidak
12.262 ton, terbesar kedua ini Indonesia setelah berkelanjutan.
industri minyak goreng. industri lainnya meskipun – Penambangan baru diarahkan terhadap endapan
dalam jumlah tidak banyak diperkirakan relatif stabil, bentonit berkadar penyerap yang tinggi.
yaitu industri sabun, kosmetika, mesin jahit, dan – Proses aktivasi Ca-bentonit banyak memakai
pengecoran logam. asam sulfat yang bersifat korosif terhadap alat
Jumlah penduduk Indonesia merupakan pasar logam besi dan baja dan dapat menghasilkan
potensial bagi produk minyak goreng didalam negeri. limbah berbahaya bagi lingkungan tempat
Sampai saat ini, diperkirakan minyak goreng yang pembuangan. Dalam proses kation Ca -bentonit
berkualitas baik masih terbatas dikonsumsi oleh nanjadi Na -bentonit terdapat kendala dalam
masyarakat tertentu. memperoleh bahan kimia yang akan digunakan
Sejalan dengan bertambah baiknya pola hidup untuk menambahkan swelling ideks viskositas.
masyarakat, kebutuhan terhadap minyak goreng
berkualitas baik di masa mendatang di perkirangan Yang menarik adalah naiknya konsumsi bentonit
akan terus meningkat. Dalam hal ini, peranan untuk penjernihan tidak memberikan nyata terhadap
bentonit dalam proses pengolahan minyak sangat kenaikan harga. Keadan ini disebabkan cukup
penting, sehingga kebutuhan Ca-bentonit pun akan tersedianya cadangan bentonit di pulau Jawa, dan
terus bertambah. membuktikan adanya persaingan harga bentonit di
Pesaing Indonesia dalam hal pemasaran ekspor luar negri adanya perbedaan harga lebih banyak
(terutama ke Malaysia) dalam Filipina, yang dip[engaruhi oleh ongkos transportasi. rendahnya
mempunyai jumlah cadangan sebesar 14 juta ton, harga Ca -bentonit Indonesia daripada harga bentonit
juga jarak yang lebih dekat. impor karena selama ini produksi bentonit
Dengan adanya peluang tersebut, proyeksi kebanyakan masih berupa bahan mentah.
pemasokan dan permintaan bentonit Indonesia
sampai tahun 2000 diperkirakan akan mencapai Pemakaian bentonit aktif di industri minyak goreng
angka seperti tertera Tabel 9. berakibat harga bentonit menjadi lebih tinggi dari
Proyeksi tersebut dibuat dengan harapan Indone- bentonit impor. dengan kata lain, belum ditemukan
sia sudah dapat mengeskpor bentonit ke Malay- cara pengolahan denga ongkos murah dan dapat
sia paling sedikit 50% untuk kebutuhan pengolahan menghasilkan produk bentonit berkualitas setara
minyak sawitnya. dengan kadar bentonit impor.

– Produksi bentonit tahun 2000 diperkirakan Faktor lain yang mempengaruhi perkambangan
seluruhnya sebesar 116.950 ton, dengan sekitar industri bentonit di Indonesia adalah :
50% digunakan untuk pengolahan minyak sawit,
yaitu sebesar 50.665 ton. – Jumlah perusahaan pertambangan dan
– Sementara itu untuk ekspor tahun 2000 akan pengolahan bentonit sebagian besar berlokasi di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 12

Pulau Jawa; hal yang sama terjadi pada Untuk dapat menunjang kebutuhan Na-bentonit di
penyebaran penduduk Indonesia. oleh karena itu Indonesia, beberapa upaya yang perlu dilakukan,
kebanyakan pabrik minyak goreng berada di antara lain :
Pulau. Jawa, sehingga produsen tambang di
pulau Jawa tidak dapat bersaing dengan di pulau – Peningkatan kegiatan eksplorasi terhadap
Jawa karena tingginya ongkos transportasi. kemungkinan adanya cadangan Na-bentonit yang
besar.
– Penambangan baru diarahkan kepada endapan – Sistem informasi mineral industri
berkadar menyerap tinggi. (golongan C) sebagai sumber informasi bagi para
investor dalam kaitannya dengan pengusahaan
– Adanya material subtitusi seperti fullers earth, pertambangan, seperti cadangan, dan pasokan
piropilit, dan lain-lain, dengan potensi yang cukup permintaan komoditi mineral. Dalam hal ini,
besar dan mudah dijangkau, tidak mistahil akan ARDCMR dapat sebagai sarana/fasilitas pusat
merupakan saingan dan kendala bagi distribusi dan pertukaran informasi mineral.
pengembangan usaha perkembangan bentonit. – Peningkatan penelitian dan pengembangan
6. PENUTUP teknologi pengolahan bentonit berkadar rendah
dengan biaya yang murah yang berkelanjutan;
Di kawasan ASEAN, Malaysia dan Indonesia
termasuk negara produsen utama minyak sawit DAFTAR PUSTAKA
dunia. sementara itu, Malaysia menginfor Ca -
bentonit dari Amerika Serikat dan India yang tahun 1. Adjat Sudradjat, M. Arfin, Prospek Pengusahaan
1993 mencapai 199.000 ton. Bentonit di Indonesia, PPTM, Bandung, 1996.

Indonesia, dengan jumlah cadangan bentonit lebih 2. Anonim, Statistik Industri, Bag. II, Biro Pusat
dari 380 juta ton dan umumnya dari jenis kalsium Statistik, Jakarta, 1982 -1992.
mempunyai peluang pengusahaan Ca -bentonit yang
cukup terbuka, baik untuk pemakaian di luar negri 3. Anonim, Statistik Perdagangan Luar negeri
maupun untuk ekspor ke Malaysia dan negara (Ekspor dan Impor), Biri Pusat Statistik, Jakarta,
lainnya. Sampai saat ini, ekspor bentonit Indonesia 1982 - 1994.
ke Malaysia masih nihil.
4. Anonim, Peranan Bahan Galian Industri dalam
Adanya peluang tersebut, Indonesia perlu Pembangunan, Lokakarya Direktorat Jenderal
memvbangun pabrik pengolah Ca- bentonit dengan Geologi dan Sumberdaya Mineral, Jakarta, 29
kemampuan bleaching yang cukup tinggi (min. 65%) Maret - 1 April 1975, Lampiran 4.20. A, Bentonit.
selama ini, dari hasil survai menunjukan bahwa
kemanpuan bleaching bentonit dalam negri baru 30%. 5. Anonim, An Overview : The Malaysian Mineral
Indusrtriy, 1994.
Apabila Indonesia dapat mebgekspor Ca -bentonit
ke Malaysia paling sedikit 50% dari kebutuhan 6. Anonim, The Philippine Market For Industry Min-
bentonit Malaysia, maka produksi Ca-bentonit Indo- erals, 1994
nesia sampai tahun 2.000 diperkirakan akan
mencapai antara 180 -245 ribu ton, masih dibawah 7. Anonim, Overview of the Mineral Industry of Thai-
kapasitas produksi sebesar 308,9 ribu ton. land, 1994.

Dalam hal pemasaran ekspor, Filipina dengan 8. Hadiprayitno, M. Faktor-faktor yang berpengaruh
cadangan bentonit sebesar 24 juta ton merupakan pada produksi Ca-Bentonit di Indonesia, Thesis
pesaing kuat dikawasan ASEAN, terutama ekspor Bandung, 1987.
bahan bakunya ke malaysia. di Indonesia peluang
permintaan akan di tentukan oleh industri minyak 9. Komar P.A, Penjernihan Minyak Nabati dengan
goreng, terutama dilihat dari pola kehidupan yang Bentonit dari Nanggulan, PPTM, Bandung, 1981.
semakin mapan dan jumlah penduduk yang besar.
Industri lainnya yang mempunyai prospek permintaan 10. Lefond, Some Properties of the Major Mineral
cukup baik adalah industri kimia dasar. Fille, hal 239, Industrial Mineral and Rock 4 th.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 13

11. Syafri Munir, beberapa hasil pengolahan Bentonit,


Pusat Pengembangan Teknologi Mineral, Laporan
Teknik Pengembangan No. 08, Bandung, 1980.

12. Sunardi, R.A, Asean-ECC Workrshop On Indus-


trial Minerals, Bangkok, 21 - 22 Februari 1988.

13. Van Bemmelen, R.W, The Geology of Indonesia


Vol 1 A, hal. 616 - 659.
nnnnnnn
BAHAN GALIAN INDUSTRI nnnnnnnnnnnnnnnnnnnn 11 – 134

11 DOLOMIT
Oleh : Suhendar

1. PENDAHULUAN umur batu gamping, semakin besar kemungkinannya


untuk berubah menjadi dolomit. Dolomit primer
Dolomit, salah satu variasi batu gamping, merupakan umumnya berbentuk urat, yang terbentuk bersama-
bahan baku penting yang digunakan industri gelas sama dalam cebakan bijih. Mulajadi dolomit dapat
dan kaca lembaran, industri keramik dan porselen, dilihat pada Gambar 1.
industri refraktori, pupuk, dan pertanian. Dalam
industri hilir pemakai, dolomit dapat digunakan, baik 2.2 Mineralogi
secara langsung dalam bentuk dikalsinasi terlebih
dahulu, maupun dalam bentuk kimia dolomit. Sebagai salah satu rumpun mineral karbonat,
dolomit mempunyai struktur kristal rhombohedral
Potensi dolomit di Indonesia cukup besar dan tersebar yang mempunyai komposisi kimia CaMg(CaCO3 )2
mulai dari Propinsi DI Aceh hingga ke Irian Jaya dengan atau manganodolomit dan berkomposisi
spesifikasi yang berbeda, sedangkan dolomit dengan MgFe(CaCO3 )2 atau ferrodolomit.
kualitas baik sampai saat ini baru diketahui terdapat di
daerah Sedayu dan Tuban, Jawa Timur. Umumnya dolomit berwarna putih ke abu-abuan
atau kebiru-biruan dengan kekerasan lebih lunak
dari batu gamping (berkisar antara 3,5 – 4), bersifat
2. GEOLOGI DAN POTENSI pejal, berat jenis antara 2,8 – 2,9 yang berbutir
halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah
2.1 Mula Jadi menyerap air serta mudah dihancurkan.

Dolomit yang baru dikenal sejak tahun 1882, Batuan ini merupakan batu kapur yang sebagian
merupakan variasi batu gamping yang mengandung dari unsur kalsiumnya diganti oleh magnesium.
>50% karbonat. Istilah dolomit pertama kali Kandungan unsur magnesium menentukan nama
digunakan untuk batuan karbonat tertentu yang dolomit tersebut. Misalnya batu kapur yang
terdapat di daerah Tyrolean Alpina (Pettijohn. F.J. mengandung ± 10% MgCO 3 disebut kapur
1956). Dolomit dapat terbentuk, baik karena proses dolomitan, sedangkan bila mengandung 19%
primer maupun sekunder. MgCO3 disebut dolomit (Tabel 1 dan Gambar 2).

Secara sekunder, dolomit umumnya terjadi karena 2.3 Potensi dan Penyebaran
proses pelindian (leaching) atau peresapan unsur
magnesium dari air laut ke dalam batu gamping, Tushadi (1990) menyatakan bahwa penyebaran
atau yang lebih dikenal dengan proses dolomitisasi, dolomit yang cukup besar terdapat di Sumatera
yaitu proses perubahan mineral kalsit menjadi Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur
dolomit. Selain itu, dolomit sekunder dapat juga dan Madura, Timor Timur, dan Irian Jaya. Selain itu,
terbentuk karena diendapkan secara tersendiri sebenarnya dolomit juga tersebar di daerah lain,
sebagai endapan evaporit. namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil, dan hanya
berupa lensa-lensa pada endapan batugamping.
Pembentukan dolomit sekunder dapat terjadi karena
beberapa faktor, di antaranya adalah tekanan air yang a. Provinsi Jawa Barat
banyak mengandung unsur magnesium dan prosesnya
berlangsung dalam waktu lama. Dengan semakin tua Dijumpai di daerah Cibinong, Bogor yaitu di Pasir
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 135

Gedogan. Dolomit di daerah ini umumnya berwarna dolomitan.


putih abu-abu dan putih, serta termasuk batu
gamping dolomitan yang bersifat keras, kompak, c. Provinsi Jawa Timur
dan kristalin.
Dijumpai di beberapa daerah yaitu :
b. Provinsi Jawa Tengah
– Di daerah G. Ngaten, dan G. Ngembang,
Dijumpai di daerah Pamotan, tepatnya sekitar 1 Tuban yang terdapat pada bagian atau formasi
km di sebelah timur laut Pamotan. Cebakan di batu gamping yang berumur Pliosen.
daerah ini berupa batuan dolomit dan batu gamping Cadangan dolomit dengan kandungan MgO

Air Laut

Presipitasi

Biokimia
Presipitasi kimia
Dolit Gua-gua Dolomit
Lumpur arogonit Cangkang Invertebrata

Diagenesis Diagenesis

Gamping Biostromal
Kalsilutit Butiran Pengayaan
dan Biohermal

Diagenesis

Kalkarenit Eksolusi

MgO dari air laut


atau ait tanah

Dolomit primer Dolomit ubahan Dolomit berbintik

Gambar 1. Ganesa Dolomit Menurut Pettijohn (1965)

Tabel 1. Penanaman Dolomit Berdasarkan Kandungan

Nama Batuan Kadar Dolomit (%) Kadar MgO (%)

Batu gamping 0–5 0,1 – 1,1


Batu gamping magnesium 5 – 10 1,1 – 2,2
Batu gamping dolomitan 10 – 50 2,2 – 10,9
Dolomit berkalsium 50 – 90 10,9 – 19,7
Dolomit 90 – 100 19,7 – 21,8

Sumber : Pettjohn, 1956


BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 136

yang terdapat di daerah ini bersifat keras dan pejal,


kompak serta kristalin.
0 10 50 90 100
% Kalsit Di daerah Socah, Bangkalan Madura, yaitu sekitar
1 km sebelah timur Socah, batuan dolomit
termasuk formasi Kalibening (fasis batu gamping)
Batu Gamping Magnesium

Batu Gamping dolomitan

yang berumur Pliosen. Cebakan dolomit di sini


berwarna putih agak lunak dan sarang, dengan
Dolomit berkalsium

cadangan ditaksir sekitar 430 juta metrik ton.


Batu Gamping

d. Provinsi Sumatera Barat

Dijumpai di daerah G. Kajai. Analisa batu gamping


Dolomit

yang diambil dari bongkahan lepas yang berasal


dari dapur bakar batu gamping dekat Kajai (antara
Bukittinggi-Payakumbuh), diperkirakan berumur
% Dolomit Permokarbon.
0 10 50 90 100
e. Provinsi Sulawesi Selatan

Dijumpai di daerah Tonassa, beberapa contoh batu


gamping yang berasal dari Tonassa telah dianalisa,
hasilnya menunjukkan bahwa contoh tersebut
adalah dolomit yang berumur Eosen dan
Sumber : Pettijohn, 1956
merupakan lensa-lensa dalam batu gamping.
Gambar 2. Klasifikasi Campuran Kalsit f. Provinsi Timor-Timur
dengan Dolomit
Dolomit di Propinsi Timor Timur ini termasuk
kedalam Formasi Wailuli, ditandai dengan warna
18,5% sebesar 9 juta m3 , sedangkan dengan putih, dan masih berupa sumber daya yang belum
kandungan MgO 14,5% sebesar 3 juta m3 . dimanfaatkan dengan baik. Terdapat di daerah
Desa Tapau, Desa Carabau, Kec. Bobonaro.
– Di daerah Sekapuk, endapan dolomit terdapat
di sebelah utara Kampung Sekapuk yang g. Provinsi Irian Jaya
terletak antara Sedayu-Tuban. Endapan batu
gamping dan dolomit di daerah ini membentuk Terdapat di daerah Abe Pantai, sekitar G. Sejahiro,
bukit Sekapuk, Kaklak, dan Malang. Batuan G. Mer, dan Tanah hitam dengan kandungan MgO
dolomit di daerah ini terdapat pada formasi = 10,7% – 21,8%, merupakan lensa-lensa dan
gamping berumur Pliosen, dengan ketebalan kantong-kantong dalam batu gamping.
50 m dan mempunyai sifat lunak serta berwarna
putih. Jumlah cadangan sekitar 50 juta m3 .
3. PERTAMBANGAN
Di daerah Pacitan, Sentul, dan Pancen, umumnya
batu gamping yang mengandung dolomit 45,5 – 3.1 Eksplorasi
90,4% berumur Pliosen. Di daerah G. Kaklak,
Tuban cebakan dolomit terdapat dalam formasi batu Eksplorasi di samping bertujuan untuk menentukan
gamping Pliosen, dengan ketebalan sekitar 35 m jumlah cadangan juga untuk menginterpretasikan
dan besar cadangan diperkirakan sekitar 70 juta bentuk tubuh endapan, luas penyebaran, dan
m3 . struktur yang dominan di daerah tersebut.
Eksplorasi bahan galian industri pada umumnya
Di G. Lengis, Gresik pada umumnya batuan dolomit
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 137

lebih sederhana dibandingkan dengan untuk min-


eral logam, karena sebaran fisik bahan galian
industri biasanya lebih mudah ditemukan.

Eskplorasi biasanya dilakukan apabila hasil


penyelidikan pendahuluan memenuhi syarat untuk
perencanaan penambangan. Eksplorasi batuan
dolomit dilakukan bertahap. Kegiatan ini dapat
dilakukan dengan menggunakan cara pemboran
dan/atau sumuraji. Perhitungan cadangan dilakukan
berdasarkan korelasi data pemboran dengan data
geologi permukaan.

3.2 Penambangan
Gambar 3. Bagan Alir Pengolahan Dolomit
Penambangan batuan dolomit di Indonesia
umumnya dilakukan dengan cara tambang terbuka Keterangan :
dengan metoda kuari. Tanah penutup (overburden)
yang terdiri dari tanah liat, pasir dan koral dikupas A = Penghancuran B = Pengayakan
terlebih dahulu. Pengupasan dapat dilakukan C = Penyimpanan D = Pembakaran
E = Produk F = Pertanian, Penyaring,
dengan menggunakan bulldoser atau power scraper. G = R.R. Cars Pengisian
Penambangan dilakukan dengan cara konvensional
dan mekanis. 1 = Tambang 11 = Elevator
2 = Penghancur lubang 12 = Pengayak Ganda
buka 3 inch
3.3 Pengolahan 3 = Ban berjalan (24x76) 13 = Bak penyimpanan
75 ton
Pengolahan dolomit dilakukan dengan cara yang 4 = Tempat Penumpukkan, 14 = Bak penyimpanan 800
sederhana pula. Bongkah-bongkah dolomit hasil kap. 480 to ton
5 = Ban berjalan 60 tph 15 = Ban berjalan
dari penambangan diangkut ke unit pengolahan. 6 = Penghancur, lubang 16 = Konveyor
Kemudian bongkah-bongkah dolomit tersebut buka 1 inchi
direduksi ukurannya dengan mengguna-kan alat 7 = Konveyor 17 = Konveyor
pemecah batu, hasil proses ini selanjutnya digiling 8 = Pengayak Ganda lubang 18 = Tempat penyimpanan
buka 1/2-line (6.500t) 9 = Penggiling
untuk mendapatkan dolomit yang berukuran halus palu
(tepung) dengan ukuran tertentu yang disesuaikan 9 = Elevator mangkok
dengan permintaan. 10 = Traylor rolls 20 = Pembakar putar

Bagan alir proses pengolahan dolomit terlihat pada


Gambar 3. – Bahan pembuat semen, sorel, sea water mag-
nesia
– Industri alkali
4. KEGUNAAN – Pembersih air
– Industri ban
Dolomit banyak digunakan, baik untuk keperluan – Ply wood
bahan bangunan, pertanian ataupun dalam industri. – Industri obat-obatan dan komestik
Dolomit banyak digunakan sebagai komoditi pada : – Campuran makanan ternak
– Industri keramik
– Industri refraktori – Bahan penggosok (abrassive)
– Dalam tungku pemanas atau tungku pencair
– Dalam pupuk digunakan unsur Mg untuk Dalam kaitannya dengan penggunaan dalam
meningkatkan pH tanah industri di Indonesia, dibatasi hanya dalam
– Dalam industri cat sebagai pengisi beberapa sektor industri saja, sesuai dengan yang
– Industri kaca, plastik, kertas terdaftar di Departemen Perindustrian, seperti industri
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 138

gelas dan kaca lembaran, industri keramik dan Foy C, 1971).


porselen, industri refraktori, pertanian khususnya
sektor perkebunan, industri peleburan dan pemurnian Komoditi pertanian perkebunan merupakan
logam, industri bahan galian non-logam. penyumbang devisa negara dari sektor nonmigas
yang masih diandalkan selain sektor lainnya. Untuk
Dari sekian banyak cara pemanfaatannya, menunjang hal tersebut perlu ekstensifikasi, selain
penggunaan dolomit dapat dikelompokkan menjadi intensifikasi dan diversifikasi. Dengan terbatasnya
tiga, yakni (Gambar 4) : sumber daya tanah, perluasan areal tersebut makin
menjamah tanah-tanah bermasalah, di antaranya
1. Penggunaan dolomit secara langsung termasuk tanah-tanah masam dan kurang subur,
2. Penggunaan dolomit yang telah dikalsinasi seperti tanah Podsolik Merah Kuning.
3. Penggunaan kimia dolomit.
Pengalaman menunjukkan bahwa kebanyakan
4.1 Pengunaan Dolomit Secara Langsung tanah perkebunan di lahan bermasalah ini
produktivitasnya rendah. Untuk meningkatkan
Seperti tercantum dalam Gambar 4, penggunaan produkstivitas tanah tersebut diperlukan masukan
dolomit secara langsung digunakan untuk pertanian, unsur hara yang tinggi, termasuk pengapuran dan
semen klinker mortar, klinker dolomit, penyemenan pemupukan magnesium
atau dempul untuk rekahan-rekahan, sedangkan
di Kuwait saat ini dolomit telah digunakan sebagai Total areal perkebunan yang mencapai ± 10 juta
material untuk jalan. hektar, peranan dolomit dapat ditingkatkan sebagai
salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk
a. Pertanian perbaikan dan peningkatan kesuburan tanah
masam di atas.
Dolomit digunakan untuk menetralisir tanah yang
sudah masam dan digunakan untuk menahan Dalam sektor pertanian dolomit dipergunakan
untuk menaikkan pH tanah masam dan sebagai
Penggunaan Dolomit

Langsung Dolomit Kalsinasi Kimia dari dolomit

a. Pertanian a. Semen magnesium oksoklorida a. Oksida magnesium


b. Semen klinker mortar b. Semen magnesium oksisulfat b. Hidroksida magnesium
c. Dolomit klinker c. Busa inorganik magnesium c. Magnesium Karbonat
d. Dempul rekahan d. Bata dolomit
e. Pemanfaatan lainnya
(di Kuwait untuk pondasi jalan)

Gambar 4. Skema Pengunaan Dolomit

keasaman yang ditimbulkan oleh penggunaan sumber magnesium. Pada tanah-tanah masam
pupuk seperti urea. Dolomit menetralisasi unsur yang banyak terkandung adalah Mn dan
keasaman tanah melalui pertukaran ion, dan kation Fe serta kekurangan unsur Mg, yang
kalsium dan magnesium menghilangkan ion mengakibatkan tanaman tidak dapat
hidrogen di dalam tanah. Berdasarkan hasil mengasimilasi CO2 .
penelitian proses ini akan meningkatkan sekitar
15 – 40% produksi tanaman (Kamprath. E. and Dengan pemberian dolomit, pH tanah akan
meningkat sehingga unsur-unsur N, P dan K akan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 139

menjadi semakin baik. Pada pemberian pupuk tanah bereaksi netral sampai alkalin.
amonium (Urea dan DAP) dan Kalium (KCl atau
ZK) yang terlalu banyak, akan menyebabkan tanah b. Semen Klinker Mortar
kekurangan unsur Mg. Pemberian pupuk nitrogen
mempunyai kecenderungan menciptakan suasana Penambahan dolomit sampai 40% terhadap se-
asam. men mempercepat hidrasi semen (Soroka and
Setter, 1977). Butiran halus dolomit berkisar
Dolomit terbukti lebih dapat menaikkan pH tanah 1.150 hingga 10.300 cm 2 /g. Untuk membuat
dengan nyata bila dibandingkan dengan Kieserit, semen portland, material halus dolomit ini
tetapi tidak berbeda nyata terhadap kandungan C- ditambahkan dengan rasio 1 : 2,75 ke mortar,
organik, N-Kjeidahl dan P-Bray 2, K-tukar, dan yang secara alamiah membentuk pasir silisius
KTK tanah. Dolomit sudah sejak lama diperguna- dan yaitu dolomit yang perbandingan harganya
kan sebagai pupuk magnesium untuk berbagi saat ini 1 : 6.
jenis tanaman semusim ataupun tahunan
(Collings, 1955; Donahus et al dalam P. Mempunyai berat jenis mendekati 2,63 g/cm3
Simatupang). Kandungan dolomit antara 10 – 40% dari berat
semen akan merubah volume pasir, rasio air antara
Penggunaan dolomit sebagai pengganti Kieserit 30 : 70. Dari hasil penelitian ternyata dolomit
akhir-akhir ini meningkat karena subsidi pupuk dengan batu gamping pun pada dasarnya
dikurangi pemerintah termasuk Kieserit, MgSO4 menghasilkan nilai yang hampir sama.
H2 O. Dengan naiknya harga pupuk, pemakai
pupuk cenderung memilih yang lebih murah. c. Klinker Dolomit

Penggunakan bahan baku dalam negeri akan dapat Untuk pembuatan klinker dolomit (Mamykin dan
menghemat devisa per tahun kurang lebih sebesar Ivanova 1971) memerikan bahwa spesifikasi dolomit
US $ 9 juta dan sekaligus mengembang-kan yang dapat digunakan adalah :
industri dalam negeri dalam rangka memberi
kesempatan kerja (Soepardi, 1985, Simatupang, CaO 32,51%
1989). MgO 20,59
SiO2 Sedikit
Karena pupuk dolomit bersifat alkalis dan termasuk Fe2 O3 0,13
salah satu jenis bahan kapur pertanian maka Al2 O3 0,05
penggunaan terus-menerus menurunkan TiO2 0,04
kemasaman tanah, atau meningkatkan pH tanah. LOI 46,25
Perubahan sifat tanah ini dapat menyebabkan
beberapa unsur hara makro dan mikro, terutama Dolomit dipanaskan dan ditambahkan kalsium
P, K, Cu dan Zn menjadi tidak tersedia atau florida pada temperatur 1.500°C memperlambat
penyerapannya oleh akar tanaman akan terganggu hidrasi dan mempercepat kristalisasi MgO.
(Rajagukguk, 1984; Soepardi, 1985).
d. Dempul Rekahan
Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan
dolomit sebagai pupuk Mg untuk tanaman Selain batu gamping, dolomit atau campuran
perkebunan belum sepenuhnya diketahui dan perlu keduanya dapat juga dimanfaatkan untuk dibuat
diteliti lebih jauh. Penelitian yang perlu dempul sebagai penyemen rekahan-rekahan pada
mendapatkan prioritas antara lain adalah : kayu. Komposisi untuk dempul ini, kandungan
dolomitnya sekitar 85% dari kesuluruhan. Untuk
a. Kehalusan butir, filler kandungan dolomitnya kurang dari 95%
b. Jenis dan kadar unsur yang terkandung, harus lebih kecil dari 150 mikron dan bila kurang
c. Metode analisis pupuk untuk menduga dari 50% dari beratnya harus lebih kecil dari 53
keefektifan dolomit bagi tanaman perkebunan, mikron.
d. Kemungkinan penggunaan dolomit untuk 4.2 Dolomit Kalsinasi
berbagai macam tanaman perkebunan pada
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 140

a. Semen Magnesium Oksiklorida nesium oksida membentuk magnesium polifosfat


komplek, dan juga sebagai binder.
Magnesium oksiklorida dapat dibuat dari MgO-
CaCO3 melalui proses kalsinasi pada dolomit. Hal penting adalah bahwa penambahan fosfat
Caranya adalah dengan penambahan terhadap 100 adalah membantu mengikat kembali kalsium
bagian MgO dengan 100 bagian magnesium klorida oksida dari kalsinasi dolomit, sehingga mencegah
dicampur dalam 30 ml air dan 1 bagian sodium bentukan dari kalsium hidroksida, karena kalau
heksame-tafosfat. Reaksi antara oksida dan mag- hal ini terjadi maka akan terjadi penurunan kualitas
nesium klorida menghasilkan semen magnesium semennya. Semen ini banyak digunakan untuk
oksiklorida (5MgO.MgCl2. 9H2 O). Semen ini dapat mempercepat pembuatan jalan raya, pavement dan
digunakan dalam industri polister (SMC) yang akan berbagai konstruksi serta untuk mengisi rekahan-
membentuk garam dengan karbosiklik dan rekahan (Limes and Russel, 1975).
kelompok molekul polister. Kecepatan reaksi
penebalannya dapat dikontrol di daerah permukaan c. Busa Magnesium Anorganik
atau dari ukuran butir magnesiumnya. SMC banyak
digunakan dalam industri komponen kendaraan Sejenis busa dari bahan anorganik dapat dibuat
mobil. dengan mereaksikan oksida magnesium dengan
asam polifosforik. Jenis produknya antara lain adalah
Semen ini cukup keras, tetapi tidak tahan terhadap untuk bahan pintu, pelapis, dinding tahan api, bata
air. Untuk menghindarkannya dapat dilindungi penyekat, dan pencegahan keling baja dari korosi.
dengan pemolesan dengan menggunakan
terpentin. Semen ini sering digunakan sebagai ma- d. Bata Silikat
terial dasar. Penggunaan lainnya adalah untuk
matrik penyemenan dalam berbagai variasi. Hampir Prosesnya dimulai dengan memisahkan bagian yang
keseluruhan komposisi semen ini tahan terhadap terutama mengandung partikel dengan ukuran 106
pelarut, kuat akan tekanan dan tarikan, harga mikron dari dolomit yang dikalsinasi. Bagian ini
bersaing, dan tahan terhadap api dan serangga. kemudian ditambahkan ke bagian penghidrasian dari
oksida magnesium dan oksida kalsium. Pemisahan
b. Semen Magnesium Oksisulfat bagian ini dapat dilakukan dengan penyaringan atau
dengan menggunakan pemisahan udara, sementara
Saat ini telah ditemukan cara untuk menghaluskan partikel pasiran dibuang.
karbonat dari dolomit dan kalsium sulfat untuk
menghasilkan larutan dengan bebas dari unsur besi, Partikel pasiran terutama mengandung oksida mag-
yakni dengan proses : nesium dan bagian mengandung sebagian dari
oksida magnesium yang berukuran 106 mikron.
MgCO3 + CaSO4 → MgSO4 + CaCO3 Bagian ini dapat digunakan untuk industri bata
Magnesium Gypsum Magnesium Kalsium silikat. Mengejutkan sekali bahwa tidak ada unsur
Karbonat Sulfat Karbonat fosfat yang digunakan dalam proses ini. Hal ini
diantisipasi untuk lebih meningkatkan kualitas
Untuk menghasilkan semen magnesium oksisulfat batanya.
maka perlu disiapkan bahan dasar berupa MgSO4
7H2 O (magnesium sulfat heptahidrat). Pertama- 4.3 Penggunaan Dolomit dari Kimia Dolomit
tama sediakan 50% larutan konsentrat MgSO4
7H2 O, kemudian tambahkan sodium heksameta- Viswanathan (1979) telah melakukan proses
fosfat (± 6% dari berat MgSO4 7 H2 O), lalu pemisahan magnesium karbonat dan kalsium
tambahkan magnesium oksida dari dolomit yang karbonat dari dolomit atau batu gamping dolomitan.
sudah dikalsinasi. Sehingga proses ini akan Magnesium karbonat telah digunakan sebagai
menghasilkan 5 MgSO4 . MgSO4 8 H2 O. pengganti kalsium karbonat dalam industri refraktori
dasar dan kimiawi magnesium juga digunakan
Penambahan fosfat ke dalam reaksi ini sebagai pengisi (filler) dalam industri plastik.
mengandung banyak maksud, yaitu di antaranya Bagian yang kaya akan batu gamping dapat
sebagai perubah viskositas, bereaksi dengan mag-
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 141

dimanfaatkan untuk industri semen, dengan


kandungan oksida magnesium kurang dari 3%.

Proses pemisahan magnesium karbonat dan


kalsium karbonat dari dolomit dan batu gamping
dolomitan dapat dilihat pada Gambar 5 dan 6.

a. Magnesium Oksida (MgO)

Magnesium Oksida dari dolomit banyak digunakan


pada beberapa industri, di antaranya industri gelas
dan kaca , keramik, dan untuk refraktori.

Industri Gelas dan Kaca Lembaran


Gambar 6. Bagan Alir Kalsinasi Dolomit
Dalam industri kaca diperlukan bahan-bahan seperti (Viswanathan et al. 1979)
pasir silika, soda (Na2 CO3 ) , kapur, dolomit dan
lainnya. Dolomit yang dipakai mempunyai standar
Perancis, untuk industri kaca diperlukan oksida-
oksida termasuk di dalamnya magnesium oksida SiO2 : 70 – 72%
dari dolomit dengan spesifikasi berikut : Al2 O3 : 0 – 2%
CaO : 6 – 12%
SiO2 : 0,15% Na2 O : 12 – 16%
Fe2 O3 : 0,03% MgO : 0 – 4%
Al2 O3 : 0,05%
MgO : 20,80% Sedangkan dalam industri kaca yang memproduksi
CaO : 31,80% kaca tak berwarna, dolomit dipergunakan sebagai
bahan tambahan, dengan spesifikasinya antara lain
Sedangkan komposisinya adalah : adalah :

Kadar air bebas : maks. 5,00%


Dolomit, 10 kg MgO : min. 19,00%
CaO : min. 33,00%
Fe2 O3 : maks. 0,05%
Kalsinasi
dengan ukuran besar butir :
Dolomit semi kalsinasi, 7,94 kg
Ukuran lubang ayakan : berat(%)
+ 2,0 : nihil
Penggilingan basah (hilang 0,04 kg) + 0,83 : maks. 15
- 0,15 : maks. 20
Material dalam proses (7,90 kg)
Industri Keramik dan Porselen

Karbonasi, penyaringan Dalam industri keramik dan porselen, dolomit yang


dipergunakan di antaranya harus mempunyai
CaCO3 (5,6 – 6,0 kg) MgCO3 (3,8 – 4,4 kg) spesifikasi :

MgO : min. 17,5% (dari dolomit)


Gambar 5. Pemisahan Magnesium Karbonat CaO : min. 27,5%
dan Kalsium Karbonat dari Dolomit dan Batu Fe2 O3 : maks. 0,5%
Gamping Dolomitan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 142

Industri Refraktori banyak) dan magnesit krom (kadar magnesit lebih


banyak). Cara pembuatan bata-bata basa ini ada
Bahan refraktori (bahan tahan api) adalah bahan dua macam yaitu dibakar atau tidak dibakar.
non metal yang mempunyai kemantapan ukuran,
sifat fisik dan kimia pada suhu tinggi dan kondisi Magnesit lebih banyak dipergunakan dari pada
kerja yang stabil waktu dipergunakan. dolomit, karena magnesit jauh lebih stabil. Dolomit
mempunyai kerugian antara lain :
Refraktori sangat luas pemakaiannya, bahkan boleh
dikatakan semua industri yang menggunakan panas – kecenderungan untuk slacking (bereaksi
dalam proses produksinya memakai bata tahan api dengan air dan CO2 ),
ini. seperti industri besi baja, industri pengecoran – bata dolomit rapuh,
logam dan lain-lain. Sehingga di negara-negara maju – bata dolomit mempunyai kecenderungan untuk
industri refraktori ini termasuk industri kunci. cepat menjadi bubuk.

Dewasa ini industri hilir pemakai refraktori di Indo- Magnesit dan dolomit selain dibuat bata juga
nesia semakin meningkat, sedangkan untuk sebagai mortar, pembuatan bata magnesit dapat
memenuhi kebutuhan konsumsi refraktori masih disingkat sebagai berikut :
harus diimpor walaupun produksi refraktori di In-
donesia sudah memberikan andil, namun masih a. Kalsinasi bahan mentah untuk menghilangkan
dalam jumlah terbatas, yaitu dengan perbandingan CO2 nya, hal ini dapat dikerjakan :
produksi dalam negeri dan dari impor rata-rata
berkisar 1 : 2. – Dengan temperatur 129 – 188°F akan terjadi
disosiasi MgCO3 – MgO + CO2 Sifat MgO
Bahan mentah tahan api bukan lempung (non clay yang masih bereaksi dengan air (H2 O) dan
refractory) diantaranya adalah dolomit, bauksit, SO2. Dapat bereaksi dengan MgCl2 sehingga
korundum dan lain-lain. menghasilkan bahan yang kompak. Prinsip
ini dipakai untuk pembuatan barang tahan
Dolomit adalah batuan karbonat yang banyak api yang tidak dibakar.
mengandung mineral CaCO3 .MgCO3 , secara teoritis
komposisinya adalah : – Bahan dipanaskan hingga suhu 2.642 –
3.272°F hingga membentuk MgO dibakar
CaO : 30,4%
mati (periclase). Periklas ini sudah tidak
MgO : 21,9%
mempunyai sifat seperti MgO dibakar
CO2 : 47,7%
rendah. Untuk menurunkan temperatur
Dolomit biasanya banyak digunakan untuk hingga dihasilkan periklas ini dapat dicapai
pembuatan barang tahan api, yang digunakan dalam dengan penambahan Fe3 O4 sebanyak 4 –
industri baja karena bahan ini sangat mudah didapat 8%.
dan murah. Akan tetapi, karena CaO dalam dolomit
sangat sukar dibakar mati (dead burn) maka b. Bahan yang sudah dikalsinasi ini digiling
penggunaan bahan ini tergeser oleh magnesit. dengan dry pan atau roller mill hingga mencapai
butiran 6 mesh.
Persyaratan dolomit untuk bata tahan api ini adalah
sebagai berikut : c. Hasil saringan ditambah dengan air 5 – 7%
dan perekat organik dicampur dengan
MgO : min. 19% menggunakan wet pan.
SiO2 : maks. 2%
R2 O3 (Al2 O3 + Fe2 O3 +Mn3 O4 ) : maks. 2% d. Bahan campuran dibentuk dengan tekanan
tinggi, setelah itu dikeringkan dalam
Dolomit adalah salah satu bahan pembentuk barang pengeringan terowongan.
tahan api basa, tempat barang tahan api basa
tersebut ada beberapa jenis, yaitu : magnesit, e. Bata mentah ini kemudian dibakar dalam
dolomit, krom, krom magnesit (kadar krom lebih
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 143

tungku selama 18 – 21 hari pada temperatur dan tidak mengandung air, dikenal dengan nama
2.075 – 2.768°F. Vienna Lime, merupakan bahan penggosok pada
beberapa macam logam dan mutiara. Bahan ini
Untuk pembuatan barang tahan api diklasifikasikan terutama dipakai sebagai bahan penggosok dan
menurut komposisi kimia dalam tiga tingkat mutu pembersih barang atau logam yang dipernekel,
sebagai berikut : supaya unsur nikel dapat lebih melekat.

– Tingkat mutu 1 Magnesium Hydroksida


– Tingkat mutu 2
– Tingkat mutu 3 Magnesium hidroksida digunakan sebagai filler
untuk industri plastik, yang berfungsi untuk
dengan syarat mutu sebagai berikut : memperlambat pengaruh panas atau api.
Industri Peleburan dan Pemurnian Logam
4.4 Industri Lainnya
Dalam industri peleburan dan pemurnian dolomit
dipakai sebagai bahan imbuh (iflux) pada tanur Selain pemakaian dalam industri-industri seperti
tersebut di atas, penggunaan dolomit lainnya adalah
:

Oksida Mutu – Dalam industri alkali diperlukan batu gamping


1 2 3 dolomitan dengan kandungan MgO 6%,
MgO , min, % 22 19 16
SiO2 , maks, % 0,5 1 3 – Sebagai pengikat senyawa sulfur dari bahan-
(Al2 O3 + Fe2 O3 ), maks, % 1,5 2 3 bahan yang banyak mengandung sulfur,

– Dolomit dapat dipakai sebagai pembersih air,


untuk mengikat SiO2 dalam air,
tinggi, yang berfungsi untuk menurunkan titik lebur,
penyebaran panas dan mengikat unsur-unsur – Sebagai bahan pengisi dalam industri ban, cat,
ikutan. Pada peleburan bijih besi unsur-unsur ikutan kertas, ply wood dan sebagainya.
seperti silika dan alumina akan bersenyawa dengan
bahan imbuhan (sebagai slag) yang mengapung di – Sebagai bahan baku obat-obatan dan komestik,
atas lelehan besi, sehingga mudah dipisahkan. Di
samping itu bahan imbuhan ini berfungsi pula – Sebagai campuran makanan ternak.
mengikat gas-gas, seperti SO2 , H2 S dan HF.

Penyebaran panas pada tanur metalurgi harus baik, 5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
maka dolomit yang akan digunakan harus memiliki
sifat-sifat : 5.1 Perkembangan

– Sarang keras Dolomit cukup banyak dimanfaatkan oleh industri


– Lunak dan hancur sebelum tercapai titik lebur hilir, baik secara langsung berupa dolomit itu
logamnya, sendiri, setelah dikalsinasikan dan semi kalsinasi
– MgO antara 17 – 19% atau kandungan oksidasinya.
– SiO2 maks 6 %
– Al2 O3 + Fe2 O3 + MgO maks 5% Produksi dolomit dari tahun 1986 hingga tahun
1993 menunjukkan kenaikan dari 68.988 ton hingga
Industri Bahan Penggosok 111.786 ton, sedangkan konsumsi akan dolomit
dimanfaatkan oleh beberapa industri, di antaranya
Sebagai bahan penggosok (abbrasive) dolomit yang adalah industri pupuk, keramik dan porselein, kaca
digunakan adalah dolomit dengan kandungan 43% lembaran dan gelas, bahan galian bukan logam,
MgCO3 . Dolomit dikalsinasikan menjadi MgO, CaO
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 144

dan bahan dasar besi dan baja dengan total volu- meningkatkan kapasitas produksi atau melakukan
me pada pada tahun 1986 sebesar 91.975 ton dan penambangan di lokasi yang baru.
naik terus menjadi 184.223 pada tahun 1993.

Sampai saat ini ekspor komoditi dolomit tidak jelas 6. KESIMPULAN


terungkap, sedangkan impornya dari tahun 1986
sebesar 7.074 ton dan naik mengalami fluktuasi Dolomit dapat digunakan oleh beberapa industri hilir.
hingga tahun 1993 menjadi 4.468 ton. Di antaranya oleh industri gelas dan kaca lembaran,
industri keramik, pertanian, dan lain-lain. Digunakan
5.2 Prospek sebagai bahan baku utama maupun sebagai bahan
baku penolong. Potensi dolomit di Indonesia cukup
Melihat jumlah produksi, konsumsi, ekspor dan banyak, yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan
impor ternyata belum adanya keseimbangan, dan kualitas yang berbeda.
jumlah volume konsumsi masih cukup tinggi
dibandingkan pasokan produksi dan impor. Hal ini
dapat dilihat pada Tabel 2. Sehingga data DAFTAR PUSTAKA
tersebut dapat diperkirakan masih ada peluang
untuk meningkatkan jumlah produksi dengan cara 1. Corr D.D. and Rooney L.F, Limestone and
Dolomit, Industrial Mineral, March 1990.

Tabel 2. Keseimbangan Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Dolomit

No. Sektor 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993

1. Produksi 68.988 38.492 70.043 68.791 83.850 92.285 101.569 111.786


2. Impor 7.074 5.158 5.069 6.939 3.670 3.505 3.588 3.546
3. Konsumsi 91.975 128.111 127.519 129.938 142.255 153.923 167.787 184.223
4. Ekspor – – – – – – – –
5. Perimbangan -15.913 -84,461 -52.407 54.208 -54.735 -58.133 -62.630 -68.891
Penyediaan
dan Kebutuhan

Sumber : Statistik Industri, diolah lagi PPTM

2. Darmawijaya, M.I., Dosis Pemupukan Tanaman


Teh Produktif Asal Biji Pada Tanah Jenis
Andosol di Indonesia, Warta BPTK 2 (3/4):
236 – 276, 1976.

3. Dhadar J.R., Bahan Galian Indonesia,


Direktorat Jenderal Pertambangan Umum.

4. Mediadipoera T. dkk., Bahan Galian Industri


di Indonesia, Direktorat Jenderal Sumberdaya
Mineral Bandung, 1990.

5. Pusat Penelitian Marihat, Pupuk pupuk Mag-


nesium untuk Tanaman Kelapa Sawit.,
Gambar 7. Perimbangan Produksi, Konsumsi Pematang Siantar, Sumatera Utara, 1984.
dan Impor Dolomit Indonesia
6. Schoorel, A.F., Report of Visit to PTP VII,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 145

Internal Report of BPTK, 1976. Pusat Statistik.

7. Soepraptoharjo, M., Soil Classification in In- 12. _____, Statistik Perdagangan Luar Negeri,
donesia, Soil Rest. Ist. Bogor, 1979. Impor, Biro Pusat Statistik, 1986 – 1990.

8. Suhendar, Dolomit (Perkembangan dan 13. _____, Statistik Indonesia, Biro Pusat Statistik,
Prospeknya). Pusat Penelitian dan Pengem- 1986.
bangan Teknologi Mineral, Prospek Pengem-
bangan Pusat Informasi Mineral, 1994. 14. Thampan, P.K., Handbook on Coconut Palm,
Oxford & IBM Publishing Co., 1981.
9. _____, Batugamping dan Dolomit di Indone-
sia, Hasil Lokakarya, Peranan Bahan Galian
Industri dalam Pertambangan, 29 Maret – 1
April, PPTM, Bandung, 1978. *****

10. _____, Buku Tahunan Pertambangan Indone-


sia, Tahun 1986 – 1992. Departemen
Pertambangan dan Energi.

11. _____, Statistik Industri, 1981 – 1990. Biro


BAHAN GALIAN INDUSTRI nnnnnnnnnnnnnnnnnnnn 12 – 146

12 FELSPAR
Oleh : Yudi Mandalawanto

1. PENDAHULUAN jenis felspar di atas yang dikenal memiliki nilai


ekonomis adalah felspar yang berasal dari batuan
Pembangunan sektor industri pemakai felspar di asam.
Indonesia dewasa ini menunjukkan peningkatan yang
berarti, terutama dalam industri keramik, dengan 2.2 Mineralogi
pemakaian di atas 85%. Hal ini akan memberikan
dampak positif bagi pengembangan usaha Felspar adalah mineral alumina anhidrat silikat
pertambangan felspar di masa mendatang, sesuai yang berasosiasi dengan unsur kalium (K), natrium
dengan laju pertumbuhan industri keramik sebagai (Na), dan kalsium (Ca) dalam perbandingan yang
konsumen terbesar felspar. beragam. Berdasarkan kandungan unsur-unsur
tersebut, secara mineralogi felspar dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok mineral,
2. GEOLOGI yaitu :

2.1 Mula Jadi – alkali felspar;


– plagioklas.
Felspar adalah nama kelompok mineral yang terdiri
atas potasium, sodium, dan kalsium alumino silikat. Kelompok felspar tersebut dapat divisualisasikan
Pada umumnya kelompok mineral ini terbentuk oleh dalam bentuk segitiga hubungan antara K-Na-Ca
proses pneumatolistis dan hidrothermal yang seperti pada Gambar 1.
membentuk urat pegmatit. Felspar ditemukan pada
batuan beku, batuan erupsi, dan metamorfosa, baik Kelompok alkali felspar adalah sanidin sebagai ka-
yang bersifat asam maupun basa. lium-natrium felspar dan ortoklas sebagai natrium-
kalium felspar. Sedangkan ortoklas dan mikrolin
Batuan granit mengandung 60% felspar yang. keduanya termasuk sanidin, namun masing-masing
berasosiasi dengan kuarsa, mika khlorit, beryl, dan mempunyai sistem kristal monoklin, dan mikrolin
rutil, sedangkan pada batuan pegmatit berasosiasi mempunyai sistem kristal triklin.
dengan kuarsa, mika, dan topaz.
Kelompok felspar plagioklas terklasifikasikan mulai
Berdasarkan keterdapatannya endapan felspar dapat dari albit (natrium felspar) dengan komposisi Na : Ca
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu : sekitar 9 : 1 hingga anortit (kalsium felspar) dengan
komposisi Na : Ca sekitar 1 : 9 (Gambar 1).
– felspar primer; Sebaliknya kombinasi unsur unsur K dengan Ca
– felspar diagenetik; tidak pernah terjadi.
– felspar aluvial.
Seluruh jenis felspar umumnya mempunyai sifat
Setiap jenis endapan felspar mempunyai fisik yang hampir sama, yaitu nilai kekerasan sekitar
karakteristik yang berbeda-beda. Felspar primer 6 – 6,5 skala Mohs dan berat jenisnya sekitar 2,4 –
terdapat dalam batuan granitis, felspar diagenetik 2,8 gram/ml, sedangkan warna bervariasi mulai dari
terdapat dalam batuan sedimen piroklastik, putih keabu-abuan, merah jambu, coklat, kuning,
sedangkan felspar aluvial terdapat dalam batuan dan hijau.
yang telah mengalami metamorforsa. Dari seluruh Berdasarkan komposisi kimia, felspar mempunyai
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 147

rumus umum MZ4 O8 . M adalah kation K+, Na+ kalsium. Sebaliknya anortiti (Ca-felspar) tidak
atau Ca2+, kadang-kadang ada juga Ba2+ dan pernah berasosiasi dengan unsur kalium. Felspar
NH4+. Komponen Z adalah kation-kation Al3+ dan partitik dan felspar albit adalah felspar
Si4+, tetapi sebagian digantikan oleh Fe3+. Dengan komersial.Untuk membedakan alkali felspar dari
demikian berdasarkan keterangan pada Gambar felspar plagioklas dapat dilakukan dengan
1, maka komposisi kimia felspar murni adalah menggunakan asam fluorida serta larutan natrium
seperti pada Tabel 1. kobaltnitrit, dan dengan bantuan mikroskop akan
Di alam sulit ditemukan felspar ideal dengan terlihat permukaan kalium felspar berwarna kuning

Gambar 1. Hubungan antara K-Na-Ca Felspar

Tabel 1. Komposisi Kimia dan Sifat Fisik Felspar

Komposisi Kimia Teoritis Berat


Felspar Rumus
Kekerasan
Na 2 O CaO Al 2 O3 SiO2 Jenis

Ortoklas K2 O.Al2 O3 6SiO2 16,9 – – 18,4 64,7 2,24 – 2,66 6,0


Albit Na2 O.Al2 O8 6SiO2 – 11,8 – 19,4 68,8 2,50 – 2,70 6,0 – 6,5
Anortit CaO.Al2 O8 2SiO2 – – 20,1 36,62 43,28 2,60 – 2,80 6,0 – 6,5

komposisi seperti Tabel 1. Hampir semua kalium cerah dan permukaan felspar plagioklas berwarna
felspar mengandung unsur natrium baik terinklusi m e rah. Cara ini sering disebut dengan teknik stain-
atau interlock dengan albit yang disebut felspar ing (pewarnaan). Kemudian cara fisika biasanya
partitik. Demikian pula albit selalu mengandung dilakukan dengan menggunakan difraksi sinar-x.
sejumlah kecil campuran unsur kalium dan unsur 3. PERTAMBANGAN
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 148

Endapan felspar yang baik dan halus digali dan disortir


3.1 Eksplorasi di tempat penggalian. Setelah disortir, kemudian
diangkut ke tempat penimbunan (gudang) .
a. Pembuatan Peta Situasi dan Eksplorasi Pengangkutan dari tempat penambangan ke gudang
Skala 1 : 1000 penimbunan bisa dilakukan dengan tenaga manusia
dengan menggunakan peralatan pengki (untuk lokal).
Pembuatan peta selain untuk menggambarkan lokasi
titik-titik bor, sumur uji, daerah penggalian, dan Dari gudang, bahan galian diangkut ke konsumen
keseluruhan daerah ini, juga untuk membuat peta dengan menggunakan truk. Penjualan dilakukan
geologi lokal penyebaran batuan felspar yang dapat dengan harga loko gudang, dengan demikian
digunakan sebagai peta kegiatan eksplorasi lanjutan pengangkutan ke tempat pabrik dilakukan oleh
dalam melanjutkan penggalian terarah. pembeli. Sebelum dipasarkan dilakukan pemeriksaan
laboratorium atas beberapa contoh yang diambil dari
b. Pemboran Inti stok yang ada di gudang.

Pemboran dimaksudkan untuk mengetahui 3.3 Pengolahan


penyebaran secara mendatar dan ke arah dalam dari
endapan felspar, sehingga dapat diketahui besarnya Pada umumnya, pengolahan felspar adalah
cadangan dari batuan tersebut. menghilangkan atau menurunkan kadar material
pengotor, seperti : besi, biotite, turmaline, mica/mus-
c. Sumur Uji covite dan kwarsa. Apabila kadar unsur Fe2 O3 terlalu
tinggi, maka akan mengakibatkan perubahan warna
Pembuatan sumur uji bergantung kepada penyebaran pada proses pembuatan badan keramik. Sebagai
endapan felspar. Dari sumur uji ini akan terlihat contoh, untuk pembuatan badan porselen yang baik,
variasi ketebalan tanah penutup, di samping apabila kadar Fe2 O3 maksimum adalah 0,50%.
terdapatnya batuan tufa yang belum mengalami
perubahan secara sempurna akibat pengaruh Cara pengolahan dapat dilakukan dengan sederhana,
hidrotermal yang mengubahnya menjadi batuan fel- yaitu dengan penggilingan, pencucian, dan
spar. Dengan sumur uji akan diketahui batas pengayakan. Penggilingan dapat dilakukan dengan
penyebaran batuan felspar dan dapat diperkirakan menggunakan alat Pot Mill atau Pebble Mill.
pengaruh bahan-bahan yang membentuk batuan
felspar tersebut. Jika mineral felspar terdapat dalam batuan yang telah
mengalami ubahan dan mengandung berbagai macam
3.2 Penambangan mineral ikutan seperti mika (muskovit, biotit), hematit,
tourmalin, garnet, dan silika bebas serta terkaolinisasi,
Penambangan bahan galian felspar dilakukan dengan maka proses pengolahannya menjadi lebih rumit.
cara tambang terbuka. Penambangan didahului dengan Proses magnetik intensitas magnet tinggi hanya dapat
pengupasan lapisan tanah penutup yang berupa memisahkan hematit, namun mineral-mineral pengotor
lempung. Apabila ditemukan lapisan felspar akan lainnya tetap tidak terpisahkan dan kadar alkali
dilakukan penambangan secara selektif. felsparnya juga tidak meningkat.

Penambangan selanjutnya dilakukan dengan sistim Cara pengolahan yang sudah umum dilakukan
teras (bench system) seperti Gambar 2, dengan terhadap jenis batuan felspar yang telah mengalami
ketinggian dan lebar teras 3 x 5 m. Sistem ubahan adalah proses penghilangan lanau
penambangan ini dapat menghasilkan suatu front (desliming) dikombinasikan dengan proses flotasi
penambangan yang aman dan memudahkan buih (froth flotation). Flotasi buih adalah proses
pekerjaan selanjutnya. Lapisan tanah penutup atau yang memanfaatkan media gelembung udara untuk
endapan felspar yang berkualitas rendah dibuang/ mengapungkan secara selektif mineral yang bersifat
dipindahkan ke suatu tempat yang tidak mengganggu hidrofobi. Selain gelembung udara, proses flotasi
jalannya penambangan. membutuhkan pereaksi kimia seperti pengatur pH,
surfaktan, dan pembuih. Proses ini dapat
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 149

Gambar 2. Penambangan Felspar dengan Sistem Teras (Bench System)

menghasilkan produk-produk berkadar tinggi seperti cara flotasi buih berlangsung pada pH asam dengan
felspar, kuarsa, dan mika secara terpisah. menggunakan pereaksi asam hidrofluor (HF). Namun
saat ini di Jepang telah dilakukan uji coba proses
Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, flotasi tanpa HF bahkan prosesnya berlangsung
dan negara-negara Eropa, pengolahan felspar dengan pada pH mendekati normal, sehingga menjadi lebih
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 150

murah dan dapat mengurangi pencemaran limbah. a. Felspar untuk pembuatan badan keramik halus
Keberhasilan dari proses flotasi buih ditentukan oleh
faktor-faktor seperti derajat liberasi, jumlah, dan SNI No. 1145 – 1984
jenis pereaksi kimia.
Felspar untuk

Bagan Alir Proses Pengolahan Felspar yang umum


dilakukan di Jepang dan USA dapat dilihat pada Oksida
Gerabah
Gambar 3. Porselen Saniter Halus
(%) (%) Padat
3.4 Potensi (%)

K2 + Na2 O 6,0 – 15,0 6,0 –15,0 6,0 – 15,0


Berdasarkan data dari Direktorat Sumberdaya Min-
Fe2 O3 + maks. 0,5 0,7 0,8
eral, Indonesia mempunyai potensi cadangan fel-
TiO2 + maks. 0,3 0,7 –
spar sangat banyak, yaitu cadangan proved 271.693
CaO + maks. 0,5 0,5 1,0
ribu ton, probable 11.728 ribu ton, dan possible
56.561 ribu ton. Dari jumlah cadangan tersebut Di dalam industri gelas terdapat beberapa
besar produksi felspar baru dihasilkan dari beberapa
perusahaan, yaitu dua buah di Jawa Tengah dan SNI No. 1275 – 1985
lima buah di Jawa Timur. Kelas Na 2 O (%)

1 2,00 – 2,99
4. SPESIFIKASI DAN KEGUNAAN 2 3,00 – 3,99
3 4,00 – 4,99
Mutu felspar ditentukan oleh kandungan oksida 4 5,00 – 5,99
kimia K 2 O dan Na2 O yang relatif tinggi (di atas 6%), 5 6,00 – 6,99
oksida Fe2 O3 , dan TiO2 .

Felspar digunakan di berbagai industri, banyak


diperlukan sebagai bahan pelebur/perekat pada
persyaratan khusus yang harus dipenuhi, yaitu :
suhu tinggi dalam pembuatan keramik halus seperti
barang pecah belah, saniter, isolator dan juga a. Syarat kimia atau komposisi oksida (%)
digunakan dalam industri gelas/kaca. Kegunaan – SiO2 , antara 68,00 – 69,99%
yang lebih rinci dapat dilihat pada (Gambar 4). – Al2 O3 , di atas 17%
– (K 2 O + Na2 O), di atas 11%
Kegunaan felspar dan persyaratan yang di perlukan – Fe2 O3 , antara 0,1 – 02%
dalam industri yaitu :
b. Syarat fisik
4.1 Industri keramik – Ukuran butir :
+16 mesh – 0 (nol)
Jenis felspar yang digunakan dalam industri +20 mesh – 1%, maksimum
keramik adalah orthoklas/mikrolin dan albit/ -100 mesh – 25%, maksimum
plagioklas asam (natrium felspar). Felspar dalam
bentuk plagioklas basa dengan kadar kalium tinggi 2.3 Industri Gelas Amber (Gelas Berwarna
tidak dipakai. Coklat)

– Kalium feldspar 99,5% berukuran -20 mesh


Persyaratan untuk industri keramik berdasarkan
– Fe2 O3 (maksimum) = 0,05
Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah :
– K2 O lebih dari 10%
b. Felspar untuk pembuatan glasir
– Al2 O3 lebih dari 18%. Silika bebas (maksimum)
4.2 Industri Gelas = 6%
– CaO (maksimum) = 2%
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 151

Batuan felspar dari Batuan felspar dari


tambang 1 tambang 2

Peremuk rahang Peremuk rahang

Peremuk kerucut Peremuk kerucut

Pencampuran
(blending)
Kasar
Rod mill

Ayakan getar

Klasifayer Slime (lempung, kaolin, dll.)

Conditioner 1
H2 SO4 sulfonat MIBC
pH 2,5 – 3,0

Flotasi oksida
besi/mika

Mengapung Tidak mengapung


(oksida besi/mika) (felspar, kuarsa)

HF –
Conditioner 2
Pengeringan Amine asetat –
pH 3,0 – 3,5
MIBC –

Produk oksida besi/


Flotasi felspar
mika kadar tinggi

Mengapung Tidak mengapung


(felspar) (kuarsa)

Pengeringan Pengeringan

Produk felspar kadar Produk kuarsa kadar


tinggi tinggi

Gambar 3. Bagan Alir Pengolahan Felspar yang Umum Digunakan di Luar Negeri
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 152

Gambar 4. Pohon Industri Felspar (Kegunaan Felspar di Berbagai Industri)


BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 153

c. Ekspor dan Impor


2.4 Industri Kaca Lembaran
Ekspor felspar yang tercatat selama tahun
– Al2 O3 lebih besar dari 18% pengamatan baru pada tahun 1988, yaitu sebesar 21
– Fe2 O3 lebih kecil dari 0,8% ton dengan nilai AS $ 306. Ekspor ini kemungkinan
– K2 O (alkali komponen) lebih besar 10% besar merupakan contoh yang dikirim pengusaha/
penambang dalam rangka mencari pemasaran atau
Penggunaan sebagai bahan pengisi (filler) penjajagan usaha bersama dengan pihak lain.
diutamakan yang ukuran butirnya berkisar antara
200 mesh sampai 10 mikron. Walaupun tingkat produksi mengalami peningkatan,
perkembangan impor pun mengalami kenaikan pula
Adapun komposisi kimia beberapa felspar Indonesia sebesar 19,47% per tahun. Impor felspar pada tahun
dan luar negeri yang pernah dianalisis oleh Balai 1977 sebesar 6.014 ton dengan nilai AS $ 455.893
Besar Industri Keramik dapat dilihat pada Tabel 2. meningkat menjadi 47.308 ton dengan nilai AS $
5.832.612,00 pada tahun 1994. Tercatat 13 negara
pengimpor felspar ke Indonesia. Pada tahun 1994
5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK yang terbesar datang dari RRC (30,00%, Turki (21%),
Malaysia (19%), dan India (13,00%) (Gambar 7).
5.1 Perkembangan Produksi, Konsumsi,
Ekspor dan Impor, serta Harga d. Harga

a. Produksi Sampai saat ini harga standar felspar di Indonesia


belum dapat diperoleh, karena belum ada laporan
Perkembangan produksi felspar selama tahun secara periodik. Namun demikian harga felspar
pengamatan (Tabel 3 dan Gambar 5) secara diperoleh dengan membagi nilai konsumsi terhadap
keseluruhan mengalami peningkatan sebesar 22% jumlah tonase konsumsi setiap tahunnya, sehingga
per tahun. Tanpa melibatkan data tahun 1977 dan harga yang diperoleh merupakan harga beli rata rata
1978 laju pertumbuhan produksi hanya mengalami oleh pabrik.
peningkatan, yaitu sebesar 7,78% per tahun.Produksi
felspar hingga saat ini hanya dihasilkan beberapa Variasi harga ini secara teoretis diakibatkan oleh
perusahaan saja, itu pun dalam bentuk raw material. berbagai faktor, antara lain kualitastalk, jarak industri
pemakai dari pelabuhan impor, kuantistas talk yang
b. Konsumsi dibeli, dan lain lain. Dalam tahun pengamatan (1977
– 1994) harga felspar atas dasar harga yang berlaku
Pemakai utama felspar di Indonesia adalah industri mengalami kenaikan 8,17%.
keramik dan porselen, yang pada tahun 1994
pemakaiannya mencapai ± 81,00% kaca lembaran; 5.2 Prospek
sisanya oleh industri alat-alat dapur, dan lain-lain
(Gambar 6). Penggunaan felspar dalam industri Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembang-
keramik dan porselein sebagian besar adalah sebagai an felspar, antara lain : potensi, teknologi, pemasok-
bahan body material, sedangkan pada industri alat- an (supply) dan permintaan (demand), perkembangan
alat dapur digunakan sebagai pelapis (fritz enamel). industri hilir.

Pemakaian felspar pada industri dalam kurun waktu Melihat potensi dan besar cadangan yang tersebar,
pengamatan (Tabel 3 dan Gambar 5) meningkat serta sedikitnya perusahaan felspar, sebenarnya
setiap tahunnya, yaitu dari 6.657 ton pada tahun komoditas ini berpeluang untuk dikembangan,
1977 menjadi 33.318 ton pada tahun 1990, dan sedangkan faktor teknologi merupakan kendala yang
terjadi lonjakan mulai tahun 1991 akibat adanya cukup besar dalam pengusahaan felspar, karena
pertumbuhan industri pemakai felspar. Secara selama ini penambangan masih dilakukan secara
keseluruhan konsumsi felspar mengalami kenaikan sederhana dan produk yang dihasilkan masih dalam
dengan laju pertumbuhan 21,30% setiap tahunnya. bentuk bongkah. Di samping itu, dengan adanya
mutu felspar yang bervariasi dan tidak konsisten,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 154

Tabel 2. Beberapa Komposisi Kimia Felspar

Analisa Kimia (%)


Felspar
SiO2 Al 2 O3 Fe 2 O3 TiO2 CaO MgO K2 O Na 2 O

Indonesia
1. Lampung 64,91 13,45 0,17 0,03 0,21 – 11,91 3,86
2. Sumut 86,00 8,75 0,16 0,04 0,31 0,31 3,14 1,45
3. Banjarnegara (Jateng) 77,00 12,25 0,68 0,11 0,02 0,10 5,95 2,18
4. Ludoyo (Jatim) 74,30 11,36 1,01 – 0,33 0,05 4,50 7,41
5. PT Artomoro (Kab. Blitar) 69,79 16,60 1,65 0,30 0,42 0,69 7,23 0,13
6. PT Jaya Murni (Kab. Lebak) 68,82 16,91 0,54 2,56 0,75 0,67 1,50 8,21

Impor
1. USA 68,00 17,50 0,10 – – 0,50 2,00 11,50
2. Canada 66,50 17,30 0,10 – 0,15 – 2,00 13,00
3. Jerman 72,60 15,00 0,20 – 0,40 0,40 – 11,40
4. Inggris 73,80 16,00 0,40 – 2,30 0,10 – 7,40
5. India
a. Supergrade 62,40 19,37 0,19 – 1,05 0,19 12,33 3,89
b. Standar 63,58 18,62 0,10 – 0,82 0,78 11,56 3,75
6. RRC 67,68 16,82 0,39 – 0,75 1,21 7,48 4,74

Tabel 3. Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Felspar


Tahun 1977 – 1994

Produksi Konsumsi Harga*) Ekspor Impor


Tahun
(ton) (ton) (000. Rp/ton) (ton) (ton)

1977 2.827 6.657 47 – 6.014


1978 6.616 8.658 33 – 6.766
1979 14.782 10.902 54 – 10.760
1980 12.226 11.611 77 – 13.611
1981 17.839 9.610 84 – 13.133
1982 14.785 11.076 83 – 10.653
1983 12.826 14.964 80 – 7.230
1984 13.417 13.928 76 – 13.523
1985 14.496 15.376 76 – 6.872
1986 17.995 15.962 76 – 12.504
1987 18.715 17.846 73 – 14.193
1988 19.839 18.816 75 21 16.000
1989 23.293 19.106 77 – 18.977
1990 16.900 33.318 79 – 18.723
1991 22.547 79.251 82 – 14.556
1992 22.928 66.363 83 – 26.226
1993 24.384 105.380 106 – 37.308
1994 34.224 90.288 134 – 47.685

Keterangan : *) Berdasarkan harga yang berlaku


Sumber : Biro Pusat Statistik, diolah kembali
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 155

Gambar 5. Perkembangan Produksi, Konsumsi, dan Impor Felspar 1977 – 1994

Gambar 6. Pemakaian Komoditas Felspar di Sektor Industri Tahun 1994

Gambar 7. Impor Felspar Menurut Negara Asal, Tahun 1994

mengakibatkan kualitas bahan belum sepenuhnya spar dalam bentuk tepung yang disesuaikan dengan
memenuhi Standar Nasional Indonesia. Oleh karena spesifikasi yang dibutuhkan oleh industri pemakai.
itu, perlu adanya teknologi industri pengolahan fel-
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12
11 –– 156
156

Ditinjau dari segi pemasokan dan permintaan, tetap spar, dengan tujuan memperoleh berbagai macam
belum mencapai keseimbangan. Hal ini disebabkan manfaat yang cukup layak dan untuk mendapatkan
oleh data di sektor konsumsi belum mencerminkan gambaran apa saja yang mungkin dikemudian hari.
keadaan sebenarnya. Namun, apabila melihat Dalam pengkajian aspek keuangan diperhitungkan
perkembangan sektor industri (produksi dan ekspor beberapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk modal
keramik dan porselein) yang saat ini telah memasuki tetap dan modal kerja/operasional sehari-hari. Modal
perkembangannya yang cukup pesat (Tabel 4), tetap meliputi tanah, gedung/bangunan lain, mesin/
mengakibatkan kebutuhan akan bahan baku felspar peralatan, dan kendaraan lapangan. Sedangkan
semakin meningkat pula. Kemungkinan inilah yang modal kerja/operasional yang diperlukan untuk
mengakibatkan impor felspar tetap tidak bisa memutar roda operasional sehari-hari meliputi : bahan
dihindari, di dalamnya terdapat jenis leucite yang penolong, bahan bakar, gaji dan upah, dan lain-lain.
merupakan bahan substitusi felspar untuk keramik. Perubahan mengenai penilaian investasi proyek
Oleh karena itu, melihat kondisi di atas, diperkirakan penambangan felspar menggunakan konsep nilai
komoditas felspar cukup prospek untuk dikembangkan. waktu uang (time value of money ) dengan
mendasarkan pada proceededs (cash flow) yang
didiskontokan atas dasar biaya modal (cost of capi-
6. KRITERIA INVESTASI tal) dan beberapa kriteria keuntungan seperti Net
Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
Investasi dalam mengembangkan komoditas fel- dan Payback Period (PP).

Tabel 4. Pertumbuhan Industri Pemakai Bahan Galian Felspar

Kapasitas Produksi
No. Jenis Industri
1986 1990 1993*)

1. Alat makan dan minum 3.085.000 5.997.000 14.670.000


(table wares, dosin) (17 perusahaan) (30 perusahaan)
2. Sanitair wares (buah) 753.900 1.660.000 2.400.000
(5 perusahaan) (9 perusahaan)
3. Floor/wall tiles (m2 ) 16.700.000 28.000.000 84.000.000
(18 perusahaan) (25 perusahaan) (46 perusahaan)
4. Glazed roof tiles (buah) 16.290.000 25.300.000 35.000.000
(3 perusahaan) (5 perusahaan)
5. Isolator keramik tt 13.000 tt
tegangan rendah (ton) (5 perusahaan)
Tegangan menengah – – 800.000
(buah) (1 perusahaan)
6. Glasir/Frit, ton – – 50.000
(3 perusahaan)
7. Gelas
– Kaca lembaran (ton) tt 300.000 tt
– Botol dan alat rumah tt 130.000 tt
tangga (ton)
– Lampu pijar/TL (ton) tt 120.000 tt
8. Kerajinan keramik 4.600.000.000 tt tt
(buah)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 157

profitabilitas untuk kapasitas produksi 10.000 ton/


6.1 Net Present Value (NPV) tahun.

Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang Besarnya kebutuhan investasi adalah Rp 1,1 milyar
investasi dengan nilai sekarang penerimaan- yang dipenuhi dari Rp. 550 Juta pinjaman Bank
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. dengan tingkat bunga 20%, waktu pengembalian
Untuk menghitung nilai sekarang tersebut perlu pinjaman selama 10 tahun. Rincian biaya yang
ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang harus dikeluar kan untuk tingkat produksi 10.000
dianggap relevan. Apabila nilai sekarang penerimaan ton/tahun dapat dilihat pada Tabel 5, sedangkan
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang biaya operasional tahunan dapat dilihat pada Tabel
lebih besar daripada nilai sekarang investasi, maka 6.
proyek dikatakan menguntungkan. Sedangkan
apabila lebih kecil (disebut NPV negatif), proyek Dalam menghitung aliran kas tahunan (annual
dinilai tidak menguntungkan. Adapun rumus NPV cash flow) hanya diperhitungkan semua kejadian
adalah yang berbentuk kas, sehingga unsur depresiasi
(tidak berbentuk kas) dijadikan sebagai unsur
n -t n -t
NPV = Í Bt(1 + i) – Í Ct(1 – i) penambah dari keuntungan tahunan. Dari hasil
t=1 t=0
perhitungan diperoleh besarnya aliran kas sebagai
NPV = nilai bersih (keuntungan) saat sekarang; berikut :
B(t) = total penerimaan (benifit) dari periode t;
C(t) = total biaya yang dikeluarkan pada waktu t;
(1+i)-t = PWF (present wort factor) atau discount Tabel 5. Rincian Dana Investasi untuk Tingkat
factor. Produksi 10.000 ton/tahun

6.2 Internal Rate of Return (IRR)


Jenis Pengeluaran Nilai Pengeluaran
IRR untuk suatu investasi adalah tingkat bunga yang
1. Peralatan pengelolaan Rp. 500.000.000,00
menyamakan present value dari aliran kas masuk.
2. Bangunan Rp. 150.000.000,00
Secara matematika tingkat bunga sebagai IRR
3. Tanah Rp. 100.000.000,00
dinyatakan sebagai r, dengan rumus :
4. Biaya Kendaraan Rp. 200.000.000,00
dimana :
5. Biaya modal kerja Rp. 130.000.000,00
untuk dua bulan
r = IRR yang dicari
P1 = tingkat bunga ke – 1 Kebutuhan Dana Investasi Rp. 1.100.000.000,00
P2 = tingkat bunga ke – 2
C1 = NPV ke – 1
C2 = NPV ke – 2
– Th. ke-1 – ke-5 = Rp 463.750.000,00
6.3 Payback Period – Th. ke-6 = Rp 533.750.000,00
– Th. ke-7 – ke-9 = Rp 463.750.000,00
P 2 – P1
r = P1 – C1 – Th. ke-10 = Rp 671.250.000,00
C2 – C1
Berdasarkan discounted proceed per tahun dengan
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat suatu tingkat bunga 20% dan asumsi salvage value/nilai
investasi bisa kembali. Kalau periode payback ini sisa dianggap peralatan pengolahan dan kendaraan
lebih pendek daripada yang diisyaratkan, maka 10% dan bangunan 5%, maka besarnya NPV
proyek dikatakan menguntungkan. adalah sebesar Rp 666.785.600,00 dan IRR adalah
42%.
Sebagai ilustrasi dari metode kriteria investasi
tersebut, berikut ini disajikan studi investasi bahan Tingkat IRR yang cukup tinggi ini karena pada
galian felspar. Dengan berdasarkan pada peluang umumnya kegiatan di sektor pertambangan
pasar, berikut ini akan dianalisis secara mempunyai risiko tinggi seperti risiko ketidakpastian
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 158

Tabel 6. Biaya Operasional Tahunan

Nilai Pengeluaran Jumlah Pengeluaran


Jenis Biaya
(Rp. 000) (Rp. 000)

Variable Cost
1. Gaji karyawan produksi 200.000,00
2. Bahan penolong 100.000,00
3. Bahan baku 300.000,00
4. Bahan bakar 45.000,00
5. Telepon 5.000,00 650.000,00

Fixed Cost
1. Gaji karyawan di luar kas produksi 75.000,00
2. Penyusunan alat dan bangunan 155.000,00
3. Perawatan 25.000,00
4. Asuransi 10.000,00
5. Biaya administrasi dan umum 50.000,00
6. Bunga kredit 110.000,00
7. Reklamasi 25.000,00 450.000,00

Jumlah Biaya Operasional 1.100.000,00

pasar, perubahan harga yang cenderung menurun Tabel 7. Perubahan Indikator Profitabilitas
dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu dibahas sebagai Akibat Penurunan Harga
kondisi ketidakpastian tersebut dalam analisis
kepekaan/sensitivitas. Indikator Profitabilitas
Harga
Analisis Kepekaan (Rp/ton) NPV IRR PP
(Rp.000) (%) (th.bln) PI
Ketidakpastian berarti semakin banyak ke-mungkinan
yang akan terjadi. Karena apabila suatu rencana 175.000,00 66.785,600 42,0 2th 5bl 1,50
proyek akan dihadapkan pada masalah 150.000,00 653.636,570 22,7 3th 6bl 1,04
ketidakpastian dalam penafsiran aliran kas, maka perlu 145.000,00 -68.993,200 16,0 5th 6bl 0,95
diperkirakan kemungkinan kemungkinan yang akan
terjadi bila proyek tersebut sudah berjalan.

Penurunan Harga Felspar

Apabila terjadi penurunan harga dari Rp 175.000,00/ 7. PENUTUP


ton sampai Rp 145.000,00/ton perubahan profita-
bilitas yang terjadi adalah seperti yang terlihat pada Semakin berkembangnya industri yang memerlukan
Tabel 7. akan bahan baku felspar yang selama ini masih
Kenaikan Biaya Operasi dipenuhi oleh impor, membuka peluang untuk usaha
pengembangan pertambangan felspar di Indonesia.
Apabila terjadi kenaikan biaya operasi 10%, yaitu dari Sudah saatnya Pemerintah, c.q Departemen
Rp 1.100.000.000,00 menjadi Rp 1.375.000.000,00 Pertambangan dan Energi melakukan peningkatan
sebagai kenaikan tingkat upah, bahan-bahan dan biaya penelitian mengenai industri pengolahan felspar di
perawatan, maka perubahan indikator profitabilitas Indonesia yang dapat menghasilkan felspar dengan
dapat dilihat pada Tabel 8. kualitas produk felspar impor atau produk felspar
dengan standar industri pemakai (SNI).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 159

Tabel 8. Perubahan Indikator Profitabilitas 6. , Statistik Perdagangan Luar Negeri In-


Akibat Kenaikan Biaya Operasi Mineral donesia, Ekspor, Biro Pusat Statistik, Jakarta,
Felspar 1977 – 1994.

Kenaikan Indikator Profitabilitas 7. , Statistik Perdagangan Luar Negeri In-


Biaya donesia, Impor, Biro Pusat Statistik, Jakarta,
Operasional NPV IRR PP 1977 – 1994.
PI
(%) (Rp.000) (%) (th.bln)
8. , Buku Tahunan Pertambangan Indo-
10 367.023,850 34 2 th.10 bl. 1,27 nesia, Departemen Pertambangan dan Energi,
25 –82.618,700 15 3 th.10 bl. 0,94 berbagai Edisi.

9. , Kompilasi Informasi Endapan Bahan


Galian Industri di Indonesia, PPTM Ngurah Ardha,
Jafril., Bahan Galian Industri Felspar, B.07.95,
DAFTAR PUSTAKA PPTM, 1995.

1. Balai Besar Industri Keramik, Family Tree, Bahan 10. Ngurah Ardha, Jafril, Bahan Galian Industri Fel-
Galian Industri Untuk Industri Keramik, spar, B.07.95, PPTM, 1995.
Departemen Perindustrian, 1990.
11. Yudi Mandalawanto, Prospek Perkembangan
2. Hartono J.M.V. dan Widad Baraba, Masalah dan Felspar di Indonesia, Tahun 1980 – 1990, Laporan
Prospek Bahan Galian Industri Untuk Keramik, Ekonomi Bahan Galian No. 76, 1990/1991.
1992.

3. Subari, Pengolahan Felspar dan Pemakaian- *****


nya Dalam Industri Keramik.
4. Mineral Fact and Problem, Edisi 1985 Bureau of
Mines, Bulletin 675, United States Department
of Interior.

5. , Statistik Industri, Biro Pusat Statistik,


1977 – 1993.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 160

13 FOSFAT
Oleh : Adjat Sudradjat,
Darsa Permana

1. PENDAHULUAN (Ca10 (PO4 ) 6 .F2 ) yang terbentuk selama proses


pembekuan magma. Kadang-kadang, endapan fosfat
Fosfat merupakan salah satu bahan galian yang berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks,
sangat berguna untuk pembuatan pupuk. Tahun terutama karbonit kompleks dan sienit. Fosfat karbonit
1992, sekitar 90%, konsumsi fosfat dunia dipakai kompleks banyak terdapat di Afrika Selatan,
untuk pembuatan pupuk, sedangkan sisanya sedangkan fosfat dengan kandungan nefelin sienit
dipakai oleh industri detergen dan makanan ternak. terdapat di Kota Peninsula, CIS; Jacupi-ranga dan
Di Indonesia dalam 10 tahun terakhir ini, konsumsi Araxa, Brazil; Sukulu Hill, Uganda; dan Glenover,
fosfat untuk pupuk, antara 94 – 97%. Afrika Selatan. Endapan fosfat primer terbatas
sehingga produksi dunia dari endapan tersebut hanya
Sebagai negara agraris, Indonesia sangat sekitar 15 – 20%.
membutuhkan penyediaan fosfat cukup banyak,
namun hampir seluruhnya diimpor. Pada tahun b. Endapan Fosfat Sedimen
1992 konsumsi fosfat mencapai 1,9 juta ton.
Sebagian besar produksi fosfat dunia berasal dari
Kendala utama pemasokan fosfat di dalam negeri endapan sedimen, seperti gamping fosfatan dan
karena cadangan yang sedikit dan tersebar, sehingga pasir fosfatan yang terdapat sepanjang pesisir
impor fosfat diperkirakan akan tetap tinggi di tahun- kontinen bagian timur. Misalnya, endapan Miosen di
tahun mendatang apabila penyelidikan cadangan bagian timur Amerika Serikat, mulai dari selatan
fosfat yang baru belum menampakkan hasil. Virginia, California Utara, Georgia sampai ke selatan
Florida.

2. GEOLOGI Endapan tersebut termasuk endapan primer mate-


rial fosfatan akibat penaikan temperatur air atau
2.1 Mula Jadi pertemuan arus air bertemperatur hangat dan dingin,
terutama di struktur cekungan dan sepanjang
Fosfat adalah batuan dengan kandungan fosfor yang paparan berbentuk kubah (dome). Kandungan fosfat
ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan akan meningkat di suatu muara (estuaria) atau
sebagai bone phosphate of lime (BPL) atau triphos- dekat muara sungai selama sejumlah organik dan
phate of lime (TPL), atau berdasarkan kandungan nutrisi tumbuh terendapkan dan terkayakan oleh
P2 O5 . adanya daur ulang di dasar laut, seperti pelapukan
dan pelindihan. Endapan Florida yang terkenal
Mula jadi batuan fosfat dapat dibedakan menjadi tersusun dari pebel berbagai ukuran, mulai dari
tiga tipe, yaitu fosfat batuan beku-apatit (igneous pasir hingga gravel yang terbentuk dan terendapkan
phosphate), sedimen (fosfat marin), dan guano. dalam arus purba atau lapisan estuaria.

a. Endapan Fosfat Batuan Beku-apatit Tipe endapan fosfat marin berasal dari himpunan
(Primer) endapan sedimen, seperti serpih, dolomit, rijang,
diatome, garam, dan pasir karbonatan. Sebarannya
Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan sangat luas dan biasanya disusun oleh mineral
oksida fosfatnya terdapat dalam mineral apatit frankolit dengan kandungan fosfat berupa nodule,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 161

kerangka fosfatan (material tulang), dan pasir fisik yang dimilikinya : warna putih atau putih
fosfatan. Contoh jenis ini adalah endapan umur kehijauan, hijau, berat jenis 2,81 – 3,23 dan
Kambrium di Australia, endapan Perm di bagian kekerasan 5 H.
barat Amerika Serikat, endapan Kapur di Colombia,
endapan Eosin di bagian Barat dan Utara Afrika dan 2.3 Potensi dan Cadangan
Timur Tengah, endapan Miosen di Peru, California,
dan di Kara Tau, Uni Soviet. Di dunia, cadangan fosfat berjumlah 12 milyar ton
dengan cadangan dasar sebesar 34 milyar ton.
Endapan lainnya adalah yang terbentuk pada Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah
kontinen stabil atau bagian dalam kontinen. dengan ditemukannya endapan fosfat di Afrika
Biasanya berasosiasi dengan gamping, dolomit, Utara, Barat, dan Timur Tengah. Maroko, dan
serpih, batu pasir glaukonit, seperti endapan pasir Sahara Barat; kemudian CIS, Afrika Selatan,
fosfatan yang terdapat di Tennesse dan serpih Amerika Serikat, China, dan Jordania adalah negara
fosfatan di Arkansas. yang memiliki cadangan fosfat terbesar di dunia
(Tabel 1).
c. Endapan Guano

Endapan fosfat guano terbentuk dari sisa kotoran Tabel 1. Cadangan Fosfat Dunia,
burung laut atau kelelawar yang terhimpun dalam per Januari 1993 (ribu ton)
jumlah banyak. Fosfat guano dapat terubah menjadi
lapisan batuan di bawah koral setelah mengalami
pelindihan, seperti terdapat di Kepulauan Island dan Negara Cadangan Dasar
Nauru, batuan gamping di Pulau Christmas, dan
Amerika serikat 1.230.000 4.440.000
batuan volkanik di Senegal.
Cina 210.000 210.000
Israel 10.000 10.000
Batuan fosfat Guano sebarannya sangat terbatas,
Jordania 90.000 480.000
tidak memiliki pelapisan, dan berwarna gelap. Fosfat
Maroko dan Sahara
yang terbentuk dalam gua mempunyai kenampakkan
Barat 5.900.000 21.440.000
fisik yang hampir sama dengan fosfat yang terdapat
Senegal – 160.000
di daratan.
Afrika Selatan 2.530.000 2.530.000
Tongo – 60.000
Jenis fosfat lainnya adalah koprolit, yaitu kumpulan
Tunisia – 270.000
fosfat yang berasal dari kerangka tulang, gigi, dan
Rusia 1.330.000 1.330.000
lain-lain. Endapan fosfat jenis koprolit mengandung
Lainnya 690.000 2.860.000
sejumlah kecil fosfat, bahkan apabila suatu produksi
dimurnikan, cadangannya dapat menjadi lebih kecil Total 12.000.000 34.000.000
lagi (susut).
Sumber : Mineral Commodity Summaries, 1993
Produksi fosfat dunia dari endapan guano diperkirakan
sekitar 2%.

2.2 Mineralogi Di Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki


adalah 2,5 juta ton endapan guano (kadar P2 O5 =
Sebagian besar fosfat komersil yang berasal 0,17 – 43%) dan diperkirakan sekitar 9,6 juta ton
dari mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat fosfat marin dengan kadar 20 – 40% P2 O5 .
dan kloro-fosfat dan sebagian kecil wavellite Keterdapatannya di Provinsi Aceh, Jawa Barat,
(fosfat aluminium hidros). Sumber lainnya tetapi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara,
dalam jumlah sedikit berasal dari jenis slag, Sulawesi Tengah, dan NTT. Tempat lainnya adalah
guano, crandallite [CaAl3 (PO4 )2 (OH)5.H2 O], dan Sumatera Utara, Kalimantan, Timor Timur, dan Irian
millisite (Na,K). CaAl6 (PO4 )4 (OH)9 .3H2 O. Sifat Jaya (Tabel 2).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 162

Tabel 2. Cadangan Fosfat di Indonesia

No. Jenis Lokasi Cadangan (ton) Kandungan P2 O5 (%)

1. Guano Jawa Barat


Kabupaten Lebak dan Rangkasbitung : 4.000 23 – 30
Kab. Bogor (Cibinong dan Leuwiliang) n.n n.n
Kabupaten Ciamis
Cigugur, Cijulang, Parigi, Pangandaran 99.459 1 – 38
Kecamatan Padaherang :
Gua Tumpeng 13.650 26,5
Bukit Katileng 6.142 14,55
Gua Komijing 1 21.775 29
Gua Komijing 2 12.792 33
Gua Jamenom 16.800 28
Desa Ciganjeng 19.656 n.n
Kabupaten Tasikmalaya :
Kecamatan Kawalu/Bubuay 117 19.38
Jawa Tengah
Kabupaten Pati, Sukolilo dan Brati 119.000 10 – 38
Kabupaten Grobogan, Desa Karangayung 54.500 25,99
Jawa Timur
Kabupaten Tuban 25.831 28
Kabupaten Lamongan 186.680 31
Kabupaten Gresik 25.500 29,5
Sumatera Utara
Kabupaten Tanah Karo, Kec. Kota Buluh n.n
Kabupaten Langkat, Kecamatan Bahorok n.n
Kalimantan Selatan
Kabupaten Kandangan 72.240 12,48 – 30
Sulawesi Tenggara
Pulau Kakabaya 45.000 0,37 – 25,12
Timor Timur
Queicai 9 – 21,30
Irian Jaya
Pulau Misol 3–8
Pulau Anjawi 2.500 3
Ayamaru 28

2. Marin Jawa Timur


Kabupaten Tuban, Kecamatan Merakurah,
Desa Senor 1.600.000 n.n
Pulau Madura 74.518 28
Pulau Kangean n.n n.n

Sumber : – Kompilasi Sumberdaya Mineral, 1991, DSDM


BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 163

3. PERTAMBANGAN penghancur dan penghalus. Dengan proses basah,


fosfat ukuran tertentu dialirkan untuk diklasifikasikan
3.1 Eksplorasi menjadi konsentrat solid (60 – 70%) dan sejumlah
pengotor.
Di Indonesia, eksplorasi fosfat dimulai sejak tahun
1919. Umumnya, kondisi endapan fosfat guano Konsentrat diolah dengan proses flotasi. Dengan
yang ada berbentuk lensa-lensa, sehingga untuk penambahan reagen bahan bakar (fuel acid) dan
penentuan jumlah cadangan, dibuat sumur uji asam gemuk (fatty acid), sisa mineral pengotor akan
pada kedalaman 2 – 5 m. Selanjutnya adalah menempel pada reagen, sementara fosfatnya
pengambilan contoh untuk dianalisis kandungan mengendap dan diproses pada klasifikasi tahap
fosfatnya. Eksplorasi rinci juga dapat dilakukan kedua.
dengan pemboran bilamana kondisi struktur geologi
total diketahui. Konsentrat hasil klasifikasi dimasukkan ke dalam
alat pengering dan siap dipasarkan, sedangkan
3.2 Penambangan mineral pengotornya diproses kembali.

Pada umumnya, sistem penambangan batu fosfat Dalam hal khusus, pengolahan fosfat memiliki cukup
adalah tambang terbuka. Di beberapa negara tidak banyak variasi, seperti di bawah ini.
jarang diterapkan sistem tambang dalam, seperti di
Rusia, Maroko, Tunisia, Mesir, dan Amerika Serikat. a. Pengeringan dan Penggilingan
Di Indonesia tambang batu fosfat khususnya tipe
guano menerapkan tambang bawah tanah dengan Endapan fosfat dengan kemurnian sangat tinggi
sistem gophering. cukup diolah dengan pengeringan hingga tingkat
kelembaban tertentu, lalu digiling sesuai ukuran
Pada tambang skala besar, dragline menjadi pilihan butir yang diinginkan konsumen.
utama. Apabila lapisan penutup endapan terdiri dari
material padat, pengupasan dapat dilakukan
b. Kalsinasi
dengan peledakan.
Proses kalsinasi dilakukan untuk memperoleh fosfat
Peralatan yang umum digunakan selain dragline,
dengan kandungan Al2 O3 + Fe2 O3 di bawah 4% .
adalah scraper, p i p a (slurry pipe lines ), ban
yang bebas dari zat-zat organik, flour, dan karbon,
berjalan (belt conveyor), bucket wheel excavator
pada temperatur 900 – 950°C.
(BWE), grabbing cranes, truk, dan alat bantu
lainnya. Pada tambang skala kecil seperti yang
dilakukan di Indonesia dipakai alat sederhana c. Pencucian dengan Air
seperti linggis, cangkul, belincong, dan
semacamnya. Pencucian dilakukan terhadap batuan fosfat
berkadar tinggi dan mengandung lumpur yang dapat
3.3 Pengolahan mengakibatkan kadar Al2 O3 dan Fe2 O3 tinggi. Alat
yang digunakan adalah log washer, thickener,
Pengolahan fosfat meliputi penghancuran, ayakan (screen ), cyclone , pompa, dan alat
penghalusan, pencucian, pengayakan, klasifikasi, pengering.
flotasi, dan pengeringan, dan alat bantu penampung
(bin), pompa hisap, cyclone, ban berjalan, grizzly, d. Flotasi
thickener, dan sejenisnya (Gambar 1).
Cara flotasi digunakan terhadap batuan fosfat apatit
Proses pengolahannya adalah sebagai berikut : atau collophanite untuk mengapungkan mineral
ikutannya. Alat yang dipakai adalah an-ionic, car-
Fosfat hasil tambang dimasukkan ke dalam alat boxylic acid atau olieic acid.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 164

Fosfat dari
tambang

Penggerusan
(crusher)

Penghalusan Fosfat ukuran


(mil) tertentu

Proses basah

Klasifikasi I Konsentrat 60 - 70%


(classifier) padatan dan sejumlah
pengotor

Flotasi
(untuk konsentratnya)

Kosentrat I

Kosentrat II Klasifikasi II

Alat pengering
Pengotor (rotary drier)

Produk

Gambar 1. Bagan Alir Proses Pengolahan Fosfat

e. Volatilisasi fosfatnya. Apabila kadar MgO >0,3% akan timbul


kesulitan dalam pembuatan asam fosfat. Pelindihan
Volatilisasi dilakukan untuk membersihkan mineral dilakukan dengan penambahan asam belerang,
fosfat dari senyawa aluminium dan besi dengan ammonium, dan SO2 .
proses reaksi kimia. Aluminium dan besi diubah
menjadi AlCl3 dan FeCl3 yang bersifat volatile dengan Peralatan yang digunakan untuk pengolahan meliputi
cara penggerusan, pemanasan, dan pemasukan penampung bijih (bin), grizzly, ban berjalan,
gas HCl. penghancur (crusher mill), ayakan, pompa, alat
flotasi, classifier, thickener, pengering, dan alat
f. Reduksi bantu lainnya.

Cara ini dipakai untuk pengambilan fosfor.


4. KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI
g. Pencampuran (Blending)
4.1 Kegunaan
Fosfat kadar rendah dapat dimanfaatkan setelah
penambahan fosfat kadar tinggi pada rasio tertentu, Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan
sehingga dicapai kadar yang diinginkan. nitrogen yang tidak mencair dalam air, tetapi dapat
diolah dengan menambahkan asam untuk
h. Pelarutan/Pelindihan (Leaching) memperoleh berbagai produk fosfat (Gambar 2).

Pelindihan adalah untuk mengurangi kadar MgO – Penambahan asam belerang menghasilkan su-
dalam batuan fosfat tanpa mengurangi kadar per-fosfat normal (0-18-0 sampai 0-20-0).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 165

– Proses kering asam fosforik, H3 PO4 (0-52-0 Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P 2 O5,
sampai 0-54-0) menghasilkan asam superfosforik antara 4 – 42%. Sementara itu, tingkat uji pupuk
(0-68-0 sampai 0-72-0); pupuk cair; superfosfat fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N (nitro-
kadar tinggi (P 2 O5 = 54%). gen), P (fosfat atau P2 O5 ), dan K (potas cair atau
K2 O).
– Penambahan asam fosforik akan menghasilkan
triple superfosfat [pupuk TSP (0-44-0 sampai Pemakaian fosfat untuk pupuk di Indonesia saat ini
0-46-0)], ditambah ammonia menghasilkan mencapai di atas 94%. Fosfat sebagai pupuk alam
monoammonium fosfat [pupuk MAP (11-48-0)], tidak cocok untuk tanaman pangan, karena tidak
dan diammonium fosfat [DAP (18-46-0)]. larut dalam air sehingga sulit diserap oleh akar
tanaman pangan. Fosfat yang digunakan sebagai
– Penambahan fosfat dengan asam nitrat akan pupuk tanaman pangan perlu diolah menjadi pupuk
menghasilkan pupuk nitro-fosfat. buatan.

Semua produk di atas mengandung water soluble P 4.2 Spesifikasi


dan dapat digunakan secara tersendiri atau
dikombinasikan dengan sejumlah potas untuk Persyaratan pupuk fosfat alam berdasarkan Standar
membentuk pupuk campuran (Gambar 3). Industri Indonesia (SII) nomor 0826 tahun 1983
adalah sebagai berikut :
Batuan fosfat yang dilebur dengan kokas dan silika
akan menghasilkan : P2 O5 total min. 26%. a.b.d.k.
P2 O5 larut dalam asam sitrat min. 3%
– asam fosforik murni untuk imbuh makanan dan CaO min. 40%
industri pasta gigi, H2 O min. 20%
Al2 O3 + Fe2 O3 min. 3%
– sodium tripolyfosfat (STPP) untuk detergen dan
Kehalusan (-80 mesh) min. 60%
imbuh makanan,
a.b.d.k. = asal berat dasar kering
– asam fosfor untuk water treatment,
– fosfor triklorid pestisida, penghambat api, Untuk pupuk fosfat buatan berlaku SII nomor 0029
plastizer untuk plastik dan rethanes. tahun 1973, yaitu :

Deflorinasi Makanan Ternak

Penggilingan Pupuk :
Batuan
Fosfat Penambahan H2SO4 - Aplikasi Langsung
Penambahan HNO3 - Super Fosfat Normal
Penambahan H2PO4 - Fosfat Nitrit
- TSP
- Amonium Fosfat
H 2S O4 Amoniasasi
- Aplikasi Langsung
Penurunan
panas

Asam Fosfat

Variasi
Oksidasi dan absorpsi
dalam air
Fosfat Industri Kimia dan
Elemental Makanan

Gambar 2. Pemanfaatan Batuan Fosfat Gambar 3. Persentasi Pupuk Campuran


BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 166

– SSPA (single super phosphate) : Fosfat larut – Fosfat larut dalam asam sitrat 2% (dihitung
dalam air (P 2 O5 min. 13%). sebagai P2 O5 ) min. 30% dari P2 O5 yang larut
– DSPA (double super phosphate) : Fosfat larut dalam asam mineral.;
dalam air (P 2 O5 min. 38%). – Kehalusan 80 mesh min. 90%.
– TSP (triple super phosphate) : Fosfat larut dalam Di pasaran internasional, penilaian kadar P2 O 5
asam sitrat 2% (P 2 O5 min. 43%). ditentukan atas dasar BPL (Bone Phosphate Lime),
– Fosfat Bakar yang identik dengan persen Ca3 (PO4 )2 . Persen BPL
= 2,1853 x persen P2 O5 .
Berdasarkan mutu, fosfat terdiri dari dua jenis :
Untuk sifat fisik dan komposisi kimia fosfat yang
a. Mutu I
diperdagangkan di pasar internasional dapat disimak
– Fosfat larut dalam asam belerang (P 2 O5 min. pada Tabel 3 – 6.
19%);
Persyaratan fosfat untuk pembuatan pupuk yang
– Fosfat larut dalam asam sitrat 2% (P 2 O5 min.
dipakai oleh PT Petro Kimia Gresik adalah :
80% larut dalam asam mineral;
– Kehalusan 80 mesh min. 90%. Fisik
b. Mutu II – Warna : Coklat
– Bentuk : Butiran
– Fosfat larut dalam asam belerang (P 2 O5 min. – Ukuran : + 4 mesh maks. 0,75%
11%); – ( lolos saringan) : + 200 mesh min. 96%.

Tabel 3. Fosfat di Pasaran Internasional

Spesifik Gravity Kekerasan


Jenis Rumus kimia Warna
(SG) (H)

Hydroxy fluorapatite Ca5(PO4)3(OH,F) H ijauatau hijau kebiruan 3,17 – 3,23 5


Flour apatite Ca5(PO4, CO3,OH)3(F,OH) Nodul gelap dan terang 3,1 – 3,2 5
Wavellite Al3(PO4)2(OH)3.5H2O Putih atau putih kehijauan 2,81 5

Sumber : Phosphate Rock, The Industrial Minerals Handy Book, 1992

Tabel 4. Spesifikasi Fosfat di Pasar Internasional

Fisik
Texture : berpola, bentuk, ukuran, kristalinitas, rekahan
Ukuran : berdimensi kristal dan fragment, ukuran bebas,
Alternation : hancuran karena iklim (weathering), kalsinasi
Kimia
P2 O5 di atas 42%
Rasio CaO : P2 O5 dari 1,32 – 1,61; atau yang lebih rendah (untuk mengurangi konsumsi asam),
Besi dan aluminium : < 3 + 4% dengan P2 O5 /R2 O3 = 20
Magnesium : tingkat P2 MgO = 78
Flourine : Jarak rasio P2 O5 : F dari 6-11 dalam apatit; rasio Si : F harus tinggi
Klorin : 500 ppm
Elemen toksic : kandungan Cd, Hg, Cr, As, Pb, Se, U, dan V rendah
Organic matter : rendah

Sumber : The Industrial Mineral Hand Book, 1992.


BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 167

Tabel 5. Komposisi Kimia Konsentrat Fosfat Komersial di Dunia

Unsur Siilijarvi Jordania Florida Idaho Morocco Togo Nauru Mexico


Finland 70/72% 77% BPL Youssou- Kalsin Baja Cal*)
TCP fiaun

P2 O5 35,5 32,5 35,31 32,3 34,14 36,85 39,92 29,0


CaO NA 50,0 50,10 45,85 53,84 51,69 54,42 46,14
CO2 6,90 4,70 2,98 2,10 2,90 – 2,04 5,33
MgO 1,30 0,45 0,23 0,17 0,46 0,03 – 0,77
K2 O 0,04 0,03 0,08 0,61 0,9 0,05 trace 0,32
Na2 O 0,10 0,45 0,40 0,46 0,89 0,27 0,45 0,73
Al2 O3 0,20 0,50 1,02 2,13 0,33 1,00 0,30 1,96
Fe2 O3 0,50 0,35 1,03 0,95 0,15 1,30 – 2,15
SiO2 0,50 0,35 3,05 9,87 2,72 2,99 0,40 6,78
F2 0,50 0,35 3,87 2,99 4,25 3,75 2,62 2,95

*) Pasir pantai, benefisiasi, bukan kalsin


Sumber : The Industrial Mineral Hand Book, 1992

Tabel 6. Bahan-bahan untuk Pupuk (Fertilizer) Konversi untuk Mineral Fosfat

Potas
Nutrisi Utama Nutrisi Sekundair
Muriate of potash = KCl
Nitrogen Kalsium Boron
KCl = K2 O x 0,61
Fosforus Magnesium Klorin K2 O = KCl x 1,64 atau K x 1,2051
K = K2 O x 1,2046
Potasium Belerang Kobalt
Tembaga
Kalsium fosfat
Besi
Mangan BPL = Bone phosphate of lime
Molibdenum TCP = Tricalsium phosphate
Sodium TPL = Triphosphate of lime
Seng P = P2 O5 x 2,2914 atau BPL x
5,0072
P2 O5 = P x 0,4346 atau BPL x 2,1852
Kimia BPL; TCP; TPL = P x 0,1997 atau P2 O5 x
0,4576
– P2 O5 : 29 – 34% Sumber : The Industrial Minerals Hand Book, 1992
– CaO : 48 – 54%
– H2 O maks. : 3%
– F maks. : 4% 5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
– MgO : 0,4%
– Na2 O maks. : 0,75% 5.1 Perkembangan
– K2 O maks. : 0,25%
– Cl maks. : 0,03% a. Indonesia
– CO2 : 4,5 – 6,0%
– SiO2 : 4,0 – 5,5% Kegiatan pertambangan fosfat di Indonesia masih
– Al2 O3 + Fe2 O3 : 0,3 – 3,0% terbatas di Pulau Jawa dalam skala kecil, walaupun
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 168

indikasi sumber daya fosfat terdapat di Kalimantan Pembangunan berbagai proyek di atas sebagian
Tengah, Sulawesi Tenggara, Timor Timur dan Irian telah menampakkan hasil nyata bahkan cenderung
Jaya. Data tahun 1990 – 1992 mencatat 35 dapat melakukan ekspor komoditi hasil pertanian
perusahaan SIPD (Surat Izin Pertambangan Daerah), tertentu. Di sisi lain, hal ini membuat konsumsi
yaitu di Propinsi Jawa Barat (7), Jawa Tengah (6), pupuk fosfat meningkat.
dan Jawa Timur (22).
Pada tahun 1982, kebutuhan fosfat adalah 328,8 ribu
Produksi fosfat Indonesia dalam kurun 1982 – 1994 ton menjadi 1,97 juta ton tahun 1992, dengan laju
mengalami penurunan, bahkan tahun 1994 hanya pertumbuhan tahunan 25,80%. Tahun 1985
445 ton. Salah satu penyebabnya adalah produksi merupakan awal lonjakan permintaan fosfat Indone-
yang tidak berkelanjutan karena cadangan yang sia, yaitu dimulainya produksi asam fosfat untuk
sedikit dan tersebar, Salah satu pertambangan bahan baku pupuk TSP yang selama ini masih
yang cukup besar (PT IKI) di Jawa Barat mulai diimpor. Nilai konsumsi fosfat pun mengalami
tahun 1996 diperkirakan akan memproduksi fosfat peningkatan, dan pada tahun 1992 mencapai Rp 170
dengan kapasitas sampai 700 ribu ton per tahun. milyar.

Dalam kurun 1981 – 1994, impor fosfat Indonesia Konsumsi fosfat pada industri pupuk mencapai 94 –
lebih dari 13 juta ton, bernilai lebih $AS 700 juta, 97% dari total konsumsi Indonesia, sisanya di luar
dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 19,33% industri pupuk mencapai 35.000 – 40.000 ton per
dan 18,01%. Pada tahun 1992, kebutuhan fosfat tahun, atau 3 – 4% dari total konsumsi fosfat.
yang berasal dari impor mencapai 99,1% (Tabel 7 Indonesia juga mengekspor fosfat dengan negara
dan 8). tujuan Republik of China atau Taiwan.

Pada setiap Repelita, sektor pertanian selalu Sementara itu, antara harga fosfat impor dan fosfat
mendapat prioritas utama untuk dikembangkan. ekspor relatif tidak jauh berbeda. Hal ini menandakan
Untuk PJP II ini, penekanan di bidang pertanian fosfat Indonesia sebenarnya mampu bersaing dan
adalah kepada perluasan tanaman pangan, lahan tidak kalah mutunya dengan fosfat impor.
pertanian serta pemanfaatan lahan kering dan
sebagainya yang didukung oleh pemanfaatan ilmu Dari Tabel 7, apabila dikaji jumlah impor1) tahun
pengetahuan dan teknologi, serta penyediaan 1992 –1994, terjadi penurunan drastis dari 800 ribu
sarana dan prasarana. ton pada tahun 1992 menjadi 133 ribu ton tahun 1993

Tabel 7. Perimbangan Pemasokan dan Permintaan Fosfat Indonesia

Produksi Impor Harga Ekspor Konsumsi


Tahun
ton (ton)1) (ton)2) ($AS) ($AS/ton) (ton) ($AS) ton (000 Rp.)

1981 – – 251.091,0 20.729.252 82,56 – – – –


1982 25.656 289.476,0 289.476,0 20.999.806 72,54 520,0 36.500,0 328.818,0 14.541.838,0
1983 36.513 361.757,0 361.757,0 21.389.830 59,13 1.106,0 58.712,0 401.848,0 18.492.368,0
1984 46.772 636.504,0 636.504,0 39.741.935 62,44 550,0 33.750,0 387.500,0 18.975.450,0
1985 54.037 817.451,0 817.451,0 56.336.966 68,92 2.200,0 77.623,0 1.034.382,0 65.511.853,0
1986 64.448 717.571,0 717.571,0 42.180.100 58,78 – – 1.332.981,0 89.586.733,0
1987 78.391 1.195.639,0 1.195.639,0 66.978.615 56,02 2.254,0 140.216,0 1.278.135,0 105.375.866,0
1988 164.965 1.035.831,0 1.035.831,0 58.558.552 56,53 11.789,0 936.295,0 1.331.594,0 101.223.441,0
1989 73.034 853.611 853.611,0 52.971.589 62,06 13.192,0 942.136,0 1.074.946,0 66.978.615,0
1990 9.724 898.851 1.181.821,0 74.312.905 62,88 3.563 326.369 1.188.511,0 139.953.890,0
1991 6.384 1.273.635 1.585.622,2 102.472.749 64,63 5.249 581.369 1.191.828,0 149.676.571,0
1992 800 793.044 1.947.898,0 125.678.379 64,52 1.237 89.957 1.966.266,0 170.000.795,0
1993 1.191 133.344 1.331.018,2 84.652.759 63,60 859 72.516 tt –
1994 445 489.151 1.589.150,5 104.661.452 65,86 6.169 791.689 tt –

Sumber : Statistik Perdagangan Luar Negeri, Impor, BPS, 1981 – 1992


Data dan Informasi, DJPU, 1995
Keterangan : 1) Data BPS; 2) diolah kembali; Impor fosfat pada tahun 1990, 1992, berdasarkan konsumsi
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 169

Tabel 8. Jumlah dan Nilai Konsumsi Fosfat di Indonesia, 1990 – 1992

Asal Fosfat Total


Tahun Impor Domestik
ribu ton milyar Rp. ton milyar Rp. ribu ton milyar Rp.

1990 1.181,8 139,74 6.690 0,21 1.188,5 139,95


1991 1.084,5 142,37 107.346 7,29 1.191,8 149,66
1992 1.947,9 147,54 18.373 22,46 1.966,3 170,00

Sumber : Statistik Industri,bag II, Biro Pusat Statistik, 1990 – 1992.

dan 489 ribu ton tahun 1994. Akan tetapi apabila 1991 tercatat mengimpor fosfat sekitar 679 ribu
melihat jumlah konsumsi fosfat yang tinggi tahun ton, dan Malaysia sekitar 500 ribu ton tahun 1993.
1992, dan produksi yang kecil, ada kemungkinan
tingkat impor2) tahun 1993 –1994 lebih besar lagi. c. Dunia

Perbedaan tersebut kemungkinan besar terjadi karena Cadangan fosfat dunia saat ini adalah 12 milyar ton
banyaknya stok fosfat dari impor tahun-tahun dari cadangan dasar sebesar 34 milyar ton yang
sebelumnya. kebanyakan berasal dari endapan fosfat marin. Jumlah
itu diperkirakan akan bertambah dengan
b. Kawasan ASEAN ditemukannya endapan fosfat di Afrika Utara, Barat,
dan Timur Tengah.
Di kawasan ASEAN, selain Indonesia, Filipina dan
Thailand memiliki endapan fosfat walaupun dalam Negara-negara penghasil utama fosfat dunia adalah
jumlah yang sedikit. Oleh karena itu, fosfat yang Amerika Serikat, Rusia, Maroko, dan Cina. Keempat
diproduksi pun dalam jumlah yang kecil apabila negara tersebut memproduksi fosfat sekitar 76%
dibandingkan dengan konsumsi di dalam negeri dari total produksi dunia tahun 1992, yaitu 138,9 juta
masing-masing (Tabel 9). ton. Tahun 1992 ini merupakan tahun keempat
turunnya produksi dunia sejak 1989. Sementara itu,
Oleh karena itu, Indonesia, Filipina, dan Malaysia negara eksportir fosfat terbesar dunia adalah Maroko
merupakan importir terbesar di kawasan ASEAN. dan Amerika Serikat. Negara eksportir lainnya adalah
Pada tahun 1992, impor fosfat Indonesia Rusia, Yordania, Syria, Tunisia, Israel, Afrika Barat,
diperkirakan sekitar 1,9 juta ton; Filipina, tahun dan Afrika Selatan (Tabel 10).

Tabel 9. Produksi, Konsumsi dan Impor Fosfat di Kawasan ASEAN (ton)

Cadangan 1991 1992 1993


Negara
juta ton Prod. Kons. Impor Prod. Kons. ton Prod. Kons. ton

Indonesia 11,1 6.384 1,2 juta 1,6 juta 800 1,9 juta 1.947,9 1.191 tt 1,33 juta
Filipina 3,4 21.793 0,93 juta 0,93 juta tt tt – tt tt –
Thailand 1) 0,34 5.936 5.037 – 7.981 7.080 – 10.764 8.838 –
Malaysia 2) – tt 0,41 juta – tt 0,43 juta 0,43 juta tt 527.789 0,53 juta

Sumber : Overview of the mineral industry of Thailand Country Paper, 1994


The Malaysian Mineral Industry, overview, 1994
Overview of the Mineral Industry of Philipphines, 1994
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 170

Tabel 10. Negara Produsen dan Eksportir Fosfat Dunia (000 ton)

Produksi Eksportir
No. Negara
1990 1991 1992 1989 1990 1991

1. Amerika Serikat 46.041 48.096 46.965 8.323 6.959 5.749


2. CIS 35.082 29.994 21.411 2.712 1.914 1.128
3. Maroko 21.189 17.988 19.700 12.426 11.672 9.143
4. Cina 15.500 17.627 17.956 194 344 534
5. Tunisia 6.566 6.401 6.400 1.082 602 421
6. Jordania 5.925 4.433 4.296 6.357 4.871 4.246
7. Israel 3.516 3.370 3.595 1.946 1.501 1.4
8. Afrika Selatan 3.086 3.165 3.23 1.094 1.217 1.166
9. Brazil 2.968 3.210 3.450 – – –
10. Togo 2.314 2.965 2.083 3.347 2.783 3.074
11. Senegal 2.289 1.741 2.301 1.396 1.356 1.304
12. Syria 1.670 1.415 1.266 1.729 1.394 1.246
13. Mesir 1.143 1.300 1.300 – – –
14. Aljazair 1.102 1.17 1.23 298 851 1.044
15. Nauru 926 530 747 1.187 926 530
16. Lainnya 3.889 3.558 2.945 – – –

Total 153.206 146.433 138.875 – – –

Sumber : Industrial Mineral, March 1994

Beberapa faktor yang menyebabkan turunnya akibat buruknya keadaan cuaca, banjir, atau musim
permintaan fosfat dunia, adalah : kemarau.

– ditutupnya beberapa pabrik asam fosforik di Seballiknya, pertumbuhan pemakaian pupuk fosfat
kawasan Eropa Barat, di negara-negara berkembang cukup tinggi terutama
produk fosfat impor, seperti di Cina, India, dan
– situasi politik di kawasan Eropa Timur dan sekutu Pakistan.
Uni Soviet (dahulu),
5.2 Prospek
– perluasan ke arah pabrik pengolahan oleh
produsen fosfat utama dunia dan bertambahnya a. Indonesia
penjualan produk pupuk daripada bahan baku
fosfat di pasaran, Di Indonesia, sebagai negara agraris yang sedang
mengarah ke agrobisnis, keberadaan industri pupuk
– diperolehnya keuntungan hasil sampingan, yaitu fosfat akan sangat menunjang sektor pertanian
produk-produk industri hilir (fosfo-gipsum dari sebagai konsumen pupuk. Dengan demikian,
produksi asam fosforik), prospek pemakaian fosfat di Indonesia dalam PJP II
diperkirakan masih akan terus meningkat.
– munculnya isu lingkungan sehubungan dengan
kandungan impuritis yang tinggi dari fosfat Hal ini sesuai dengan program sektor pertanian yang
sedimen; misalnya cadmium dan arsenik. tertera dalam GBHN 1993, di antaranya :

Tahun 1993, di Amerika Utara, kecuali Meksiko – Pembangunan pertanian tanaman pangan terus
dan Brazil, pemasaran pupuk fosfat juga menurun ditingkatkan untuk lebih memantapkan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 171

swasembada pangan, dan pendapatan Faktor yang cukup berpengaruh dalam penentuan
masyarakat, antara lain : melalui peningkatan harga fosfat adalah jarak dari produsen ke
produktivitas usaha tani, perluasan lahan konsumen, dan kualitas fosfat (% BPL). Di masa
pertanian, pemanfaatan lahan kering, depan diperkirakan harga fosfat dunia akan
pekarangan, dan rawa dengan didukung oleh mengalami sedikit penurunan atau paling tidak
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, stabil, selama belum terjawabnya isu lingkungan,
penyediaan sarana prasarana yang makin larangan pemakaian fosfat dan subtitusi fosfat
memadai, penanganan pasca-panen yang makin untuk detergen oleh zeolit di negara-negara maju.
efisien dan kebijaksanaan harga yang sesuai. Di lain pihak, harga fosfat diperkirakan akan
mengalami sedikit kenaikan sehubungan dengan
– Pembangunan perkebunan dilanjutkan untuk meningkatnya penggunaan fosfat untuk makanan
meningkatkan ekspor dan memenuhi kebutuhan ternak.
industri dalam negeri.
b. Kawasan ASEAN
Program Sektor Pertanian di atas memberikan
gambaran bahwa permintaan pupuk fosfat diper- Di kawasan ASEAN, Indonesia, Filipina, dan Malay-
kirakan akan meningkat di masa mendatang. Bank sia adalah negara konsumen fosfat yang cukup
Dunia dan Departemen Perindustrian dan besar. Sampai dengan tahun 1993, kebutuhan fosfat
Perdagangan memperkirakan bahwa permintaaan ketiga negara tersebut mencapai 500 ribu sampai 3
fosfat Indonesia tahun 2000 akan mencapai sekitar juta ton per tahun. Di lain pihak, keberadaan mineral
3 juta ton. fosfat di negara kawasan ASEAN relatif kecil,
sehingga untuk memenuhi kebutuhan fosfat di masa
Di Indonesia, Direktorat Sumberdaya Mineral mendatang diperkirakan masih dipasok dari impor.
nampaknya mengalami masalah dalam membiayai
penelitian sumber daya fosfat yang baru. Adanya 5.3 Isu dan Kecenderungan
dukungan dari USGS (United States of Geological
Survey) dalam mengembangkan cadangan fosfat Terjadinya penurunan produksi dari hampir semua
dan industri pertambangan fosfat di Indonesia, produsen fosfat di dunia sampai tahun 1992,
terutama di Sidamulih, Ciamis (PT. IKI) diperkirakan diperkirakan akan terus berlanjut untuk beberapa
prospek pertambangan fosfat di Indonesia cukup baik. tahun mendatang selama belum terjawabnya isu
lingkungan dan adanya subtitusi fosfat untuk detergen.
USGS berpendapat bahwa jumlah cadangan fosfat
dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan BPPT Sementara itu, walaupun harga fosfat di Amerika
(40 juta ton) dapat ditentukan secara lebih besar Serikat dan dunia mengalami sedikit peningkatan,
lagi, apabila digunakan peralatan canggih yang harga pupuk fosfat, terutama diammonium fosfat
dimiliki USGS. Jika hasil survei menunjukkan menurun sekitar 1/3 dibandingkan dengan harga
kelayakan, ada dua perusahaan besar AS yang pada tahun 1994.
akan ikut mengembangkan pertambangan fosfat di
Indonesia dengan teknik yang lebih maju. Kedua Berkenaan dengan harga pupuk fosfat tersebut,
perusahaan tersebut adalah Freeport dan Jacob membuat sangsi bagi produsen pupuk terhadap
Engineering. Dengan demikian, Indonesia dapat kelangsungan ekonomi di Amerika Serikat dan
menggunakan potensi fosfatnya untuk mengurangi internasional. Namun, beberapa kalangan
ketergantungan terhadap fosfat impor, dan berpendapat bahwa bertambahnya pemakaian fosfat
meningkatkan kemampuan penggunaan fosfat untuk untuk makanan ternak membuat permintaan fosfat
yang lebih luas lagi. Untuk itu, perlu dilakukan survei dunia selanjutnya akan meningkat.
di lain tempat untuk mendukung survei pendahuluan.
a. Produksi Fosfat Indonesia
Hasil dari kerjasama antara BPPT dan USGS akan
dipakai sebagai acuan untuk menentukan posisi Dengan ditemukannya cadangan fosfat di Sida-
Indonesia terhadap pasokan fosfat pada tahun 2000. mulih, Ciamis, milik PT Istana Kanematsu Indonesia
Dana yang diperlukan untuk eksplorasi lanjutan (IKI), telah disusun program untuk antisipasi
diperkirakan sebesar 4 juta dolar AS. meningkatnya permintaan fosfat di Indonesia.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 172

PT IKI berencana akan memproduksi antara 600 – Tabel 11. Perdagangan Merchant Grade
700 ribu ton fosfat alam tahun 1995 dan akan (MGA) & Super Phosphate Konversi untuk
menambah kapasitasnya menjadi 1 juta ton akhir mineral fosfat (SPA)
1996. Di samping itu, PT IKI sedang membangun
pabrik untuk berbagai produk, seperti KSP (Kapur
Pertanian Fosfat) dengan kandungan 5 – 10% P 2 O5 , MGA SPA
Negara
fosfat batuan alam (16 – 30% P 2 O5 ), fosfat cair, dan 1991 1992 1991 1992
fosfat kalsium defluorinated alam (NDCP) dengan
kandungan 15 – 16% P2 O5 . Pemasaran produk Amerika Serikat 303 438 386 45
fosfat dilakukan bekerja sama dengan KUD di Tunisia 436 506 107 37
sekitarnya dan untuk tiga tahun pertama, PT IKI Spanyol 12 26 92 6
akan memasok sebesar 1,6 juta ton.
Sumber : Industrial Mineral, March 1994
PT IKI dan PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) juga telah
melakukan kerja sama dalam rangka memperluas Permintaan SPA yang menurun sangat berpengaruh
pemasaran fosfat, akhir tahun 1995. PT Pusri terhadap produsennya, seperti Oxychem (USA),
bertindak sebagai distributor KSP bagi perkebunan- Siape (Tunisia) dan Fesa (Spanyol). India termasuk
perkebunan dan daerah transmigrasi. salah satu produsen pupuk SPA yang terganggu,
karena harga SPA cukup tinggi sehingga permintaan
Untuk memasok kebutuhan dalam negeri, PT IKI DAP di negaranya menurun, sementara para petaninya
akan memproduksi 100.000 ton NDCP tahun 1996, beralih memakai pupuk urea. Group OCP, Maroko
dan akan memperluasnya dalam waktu dekat kehilangan sekitar 50.000 ton ekspor fosfatnya
menjadi 250.000 ton/tahun dengan harga antara 80 (hampir 9% dari 51% pasaran fosfat Maroko di dunia).
– 200 ribu rupiah/ton. PT IKI juga menerima pesanan
dari negara lain, tetapi hanya dapat mengekspor Negara-negara produsen MGA yang mengalami
NDCP ke Australia sebesar 500 ton/bulan, karena kenaikan cukup tinggi adalah Amerika Serikat (dari
prioritas utama untuk kebutuhan dalam negeri. 60.000 menjadi 200.000 ton), perusahaan Senegal
(dari 5.000 menjadi 259.000 ton), Siape, Tunisia (dari
Untuk menambah kapasitas produksi menjadi 1 juta 10.000 menjadi 240.000 ton), JPMC Jordania (6.000
ton per tahun diperlukan biaya investasi sekitar 135 menjadi 18.000 ton) dan Fesa, Spanyol (dari 0
juta dolar AS. menjadi 18.000 ton).

Kendala yang ada sekarang ini adalah transportasi Selain di negara tersebut di atas, di kawasan Eropa
dari pabrik ke jalan utama, sementara jalan peng- Barat pemasaran MGA diperkirakan mempunyai
hubung masih dalam pembangunan. prospek yang sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh
b. Perdagangan Asam Fosforik Dunia permintaan MGA tahun 1992 yang cukup tinggi,
yaitu 670 ribu ton dari 300 ribu ton tahun 1991.
Ada dua jenis asam fosforik yang dijual di pasaran
dunia, yaitu merchant grade (MGA) dan super fosfat Tingginya permintaan MGA menyebabkan
(SPA). Penjualan jenis MGA cenderung menaik, ditutupnya sejumlah pabrik asam fosforik karena
sedangkan penjualan SPA menurun, terutama dianggap tidak ekonomis lagi dan masalah
karena adanya interaksi antara permintaan asam lingkungan, seperti di Inggris (1), Belgia (2). Ketiga
fosforik dengan produk industri hilir, seperti pabrik tersebut kapasitasnya turun drastis menjadi
diammonium fosfat (DAP) dan monoamonium sekitar 270.000 ton per tahun.
fosfat (MAP) (Tabel 11).
Di kawasan Asia dan Timur Tengah, kecuali Cina,
pemasaran asam fosforik juga cukup rendah dan
Sampai tahun 1992, CIS masih merupakan konsumen
cenderung mengalami penurunan.
terbesar SPA di dunia, tetapi hanya mencapai 64
ribu ton, menurun drastis dari 565 ribu ton tahun Pemasaran Pupuk
1991, sebagai akibat rendahnya permintaan
polyfosfat amonium dan merosotnya nilai tukar uang. Lebih dari 90% pasaran fosfat dunia dikonsumsi
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 173

untuk pupuk, tetapi tahun 1992, konsumsi pupuk dan danau-danau (entropication). Sifat merugikan
fosfat mengalami penurunan sekitar 3,5%, bersamaan ini mengakibatkan larangan penggunaan fosfat untuk
dengan adanya perubahan cuaca, politik, dan juga pembuatan detergen (Sodium tripoly-phosphate –
munculnya isu lingkungan. STPP), dan digantikan oleh zeolit dan
polycarboxilate. Akan tetapi, pemerintah negara
maju menganggap bahwa larangan tersebut masih
Tabel 12. Ekspor Asam Fosforik (000 ton P2 O5 ) terlalu pagi. Beberapa studi yang dilakukan
memperlihatkan bahwa pengaruh larangan itu belum
dapat dilaksanakan bahkan cenderung diabaikan.
Negara 1991 1992
Para ahli lainnya berpendapat bahwa limbah fosfat
Maroko 1.337,5 1.453,8 lebih mudah dipisahkan daripada limbah zeolit. Satu
Tunisia 543,1 542,9 teknologi yang telah dikembangkan di Belanda
Amerika Serikat 689,1 483,3 memperlihatkan perolehan sekitar 70 – 80% fosfat
Afrika Selatan 151,6 196,2 hasil limbah dapat dipisahkan dan menghasilkan
Afrika 109,6 55,6 kalsium fosfat pelet yang dapat didaur ulang.
Spanyol 104,2 32,3 Teknologi tersebut dapat dipromosikan di Eropa
Timur dan negara berkembang (yang belum ada
Sumber : Industrial Mineral, March 1994 larangan pemakaian STPP).

Adanya daur ulang akan merupakan suatu ancaman


Beberapa negara importir pupuk terbesar seperti terhadap volume permintaan fosfat untuk perdagang-
Cina, India, dan Rusia mengalami penurunan. Pada an STPP, selama pengaruh terhadap alam belum
tahun 1994, Cina dan India secara nyata teratasi, terutama pemakaian STPP untuk detergen
menghapuskan subsidi pembelian pupuk. Sementara di negara maju. Hal ini terlihat dari pemakaian
itu, Rusia muncul sebagai kekuatan baru sebagai STPP sebesar 690 m lbs tahun 1993 menjadi 610
pengekspor MAP dan DAP, sebagai suatu upaya m lbs pada tahun 1994, bahkan mungkin lebih
dalam mengatasi kesulitan nilai tukar mata uangnya. rendah lagi.
Berkurangnya importir terbesar di dunia ini merupakan
suatu peringatan bahwa penjualan MAP & DAP di Pemasaran Makanan Ternak
pasaran dunia masih akan menurun walaupun
permintaan pupuk masih tetap stabil. Fosfor adalah suatu komponen tulang kritis yang
mempunyai peranan penting dalam fungsi
Beberapa kawasan yang mengalami penurunan metabolisme. Fosfor sebagai unsur pokok makanan
permintaan pupuk fosfat, misalnya di Eropa Barat ternak terdiri atas empat jenis, yaitu : bone, meal,
disebabkan oleh surplus panen gandum; Amerika beta trikalcium fosfat, dan defluorinated fosfat.
Utara karena adanya musim hujan serta banjir di Pertumbuhan pasar fosfat untuk makanan ternak di
daerah-daerah pertanian sebelah selatan. Namun, dunia diperkirakan 1 – 1,5%/tahun.
US Department of Agriculture memperkirakan apabila
situasi membaik, tingkat konsumsi pupuk akan c. Teknologi Pengolahan Fosfat untuk Pupuk
meningkat lagi. Di lain pihak, negara-negara
berkembang di Asia akan mengalami pertumbuhan Dengan memakai prinsip-prinsip dalam prosesfrasch
yang baik, dengan laju permintaan pupuk berkisar 4 pada penambangan belerang, para ahli tambang
– 6% per tahun. dapat mengeksploitasi endapan bawah tanah dengan
cairan garam, yang kemudian dikenal dengan
Pemasaran Detergen pelindihan in situ. Larutan garam disuntikkan ke
dalam deposit untuk melarutkan mineral dan
Fosfat dapat menjadikan dunia kotor di mata kemudian dipompakan ke permukaan untuk
masyarakat karena hubungannya dengan tingkat dikristalisasi dan recovery.
kandungan gizi yang tinggi yang ditunjukkan oleh
tumbuhnya tanaman ganggang di sungai-sungai Sejalan dengan perkembangannya ditemukan pula
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 174

metode heap and dump leaching. Larutan yang – Sejumlah besar gipsum mengandung radium.
digunakan adalah asam belerang dengan tujuan Kerusakan produk radium biasanya tampak
melarutkan mineral logam agar berkumpul di bagian dalam batuan yang dihasilkan. Penambahan
bawah. Tetapi, pemakaian asam belerang pada asam sulfat terhadap setiap ton batuan fosfat
pelindihan bijih emas tidak efektif sehingga dipakai akan menghasilkan 1,5 ton gipsum.
larutan sodium dan potasium sianida.
Dari hal di atas, pelindihan in situ atau pelindihan vat
Apabila bijih tidak mengandung kehalusan dan (vat leaching) menjadi alternatif untuk pengolahan
ukuran butir yang layak, pelindihan dapat dilakukan batuan fosfat. Pengurangan asam sulfat tidak
dengan cara vat leaching. Bahan baku ditempatkan memungkinkan sebab perolehan gipsum yang akan
dalam suatu bejana yang dilengkapi media menguntungkan.
penyaring. Hasil pelindihan dimasukkan melalui
puncak bejana dan dilakukan penapisan bahan Teknologi Baru Pengolahan Pupuk Fosfat
baku sampai selesai. Bejana disusun sedemikian
rupa sehingga sistem penghitungan dapat dipakai Suatu cara telah dikembangkan untuk pelindihan
dan operasi pelindihan dapat tercapai. Larutan padat endapan batuan fosfat atau hasil tambang, yaitu
ditambahkan kepada bejana terakhir dan larutan heap (leaching) atau vat (leaching) dengan
encer kepada bejana pertama, kemudian menggunakan HCl atau HNO 3 . Melalui cara
dipompakan dari bejana pertama sampai bejana penguapan akan diperoleh kristal-kristal yang
terakhir. Waktu pelindihan antara 2 – 4 hari. mengandung kalsium klorid dan mono-kalsium-
fosfat atau kalsium nitrat dan monokalsium fosfat,
Pemakaian cara vat leaching dapat mengkonsumsi kemudian dengan pemanasan pada suhu 200 –
reagen sekecil mungkin dengan hasil produksi 250°C akan diperoleh dikalsium-fosfat.
berkadar tinggi dan menghindarkan pemakaian thick-
ener dan alat penyaring yang harganya mahal. Walaupun HCL dan HNO3 lebih mahal daripada
H2 SO4 , dinilai lebih efektif dan dapat diperbaharui
Sementara ini, teknologi penambangan endapan secara bertahap dengan daur ulang. Dengan demikian,
fosfat yang digunakan saat ini adalah sistem pemakaian vat leaching akan lebih ekonomis
terbuka dan bawah tanah. Penambangan bijih dengan perolehan bahan baku yang diharapkan.
biasanya dilakukan dengan memisahkan lempung,
karbonat atau material organiknya. Konsentrat Pada proses teknologi saat ini, konsentrasi asam
fosfat diberi perlakuan dengan menambahkan merupakan faktor penting. Larutan asam yang
asam sulfur dalam suatu bejana sehingga akan digunakan harus mempunyai konsentrasi yang
menghasilkan asam fosfor yang terpisah dari rendah karena pelindihan batuan fosfat pada
gipsum dalam suatu urutan arus penghitung konsentrasi asam tinggi akan mengarah ke formasi
thickeners. Dalam beberapa kasus digunakan asam fosforik, seperti dalam persamaan berikut :
juga asam nitrit tetapi tidak ada gipsum yang
terbentuk. Ca10 ( PO4 )6 F2 + 20 H + → 6H3 PO4 + 10 Ca 2+ + 2HF

Beberapa masalah dengan memakai teknologi di Asam fosforik selanjutnya akan bereaksi dengan
atas, yaitu : apatit selama pelapisan dan akan membentuk
dikalsium-fosfat yang terlarut dalam air, seperti
– Diperlukan material yang sangat besar dan waktu ditunjukkan oleh persamaan berikut :
yang lama.
Ca10 ( PO4 )6 F2 + 4H3 PO4 →10 Ca HPO4 + + 2HF
– Apabila batuan mengandung lumpur, perlu waktu
lama bagi lumpur masuk ke tempat yang Oleh karena itu, susunan dikalsium fosfat dalam
dipersiapkan dan memerlukan tempat yang luas lapisan batuan fosfat tidak menguntungkan karena
dan air banyak di dalam sirkuit. terhalang pori-pori lapisan dan mengakibatkan
penyaringan menjadi lebih lama. Jadi, pemakaian
– Reklamasi daerah lapisan penutup dan konsentrasi asam rendah akan mendukung
pembuangan untuk menjaga lingkungan. penyusunan mono-kalsium-fosfat yang terlarut dalam
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 175

air dan tidak akan bercampur oleh adanya proses Tabel 13. Analisis Jenis Produk Dikalsium-
pelindihan. Lebih diutamakan, konsentrasi optimum Fosfat
HCl berkisar antara 7 – 10% dan konsentrasi opti-
mum HNO3 berkisar antara 15 – 20%.
Unsur 10% HCl 20 % HNO3
Larutan pelindih dapat didaur ulang selama semua
P2 O5 38,8 42,9
asam bebas digunakan oleh reaksi apatit di dalam
Ca 35,0 35,1
lapisan batuan fosfat. Sebagai contoh, konsentrasi
Mg 0,22 0,51
HCl = 10% dan HNO3 = 20%, jumlah asam akan
Fe 0,30 0,71
mendekati tiga kali jumlah stoichiometric karena
Al 1,25 3,26
hadirnya apatit dalam lapisan, sehingga semua
P2 O5 /Ca 1,14 1,22
larutan asam dapat dikonsumsi.

Proses Pelindihan Sumber : Industrial Mineral, March 1994

Pada saat batuan fosfat disaring dengan larutan asam,


P2 O5 hasil pelindihan sebagian besar berbentuk
monokalsium-fosfat, kemudian diuapkan untuk Ekstraksi Uranium dan Lantanida
memperoleh kristalin dari CaCl2 . Ca(H2 PO4 )2 .2H2
atau Ca(NO 3 )2 .Ca (H2 PO4 )2 . 2H2 O, tetapi bergantung Seperti diketahui bahwa kebanyakan batuan fosfat
kepada pemakaian asam hidrolis atau asam nitrit. mengandung uranium dan lantanida dalam konsentrat
Penguapan dapat juga dengan sinar matahari. yang kecil. Dengan ekstraksi akan memungkinkan
diperoleh logam-logam hasil pelindihan dengan
Pada saat garam rangkap dipisahkan dari hasil memakai bahan pelarut organik secukupnya,
pelindihan, kristal-kristal dipanaskan pada suhu sebelum diuapkan.
antara 200 – 250°C dengan tujuan membentuk
dikalsium fosfat dan uap asam. Reaksi yang Untuk ekstraksi uranium dari batuan fosfat,
berlangsung bergantung kepada besarnya persentasi terlebih dahulu dilakukan pelindihan terhadap
pemakaian HCl dan HNO3 . kristal-kistal untuk mendapatkan monokalsium
fosfat. Apabila menggunakan HNO3 , uranium
CaCl2 PO4 H2 O → CaHPO4 + HCl +H2 O+ diekstraksi dari pelindihan dengan campuran
Ca (NO3 ) H2 PO4 . H2 O → CaHPO4 + HNO3 +H2 O tributyl phosphate dan di(2 – ethiyhexyl) asam
fosfor cair dalam bentuk hexane atau toluene.
Dalam reaksi di atas, uap asam dapat dipadatkan Rasio campuran biasanya antara 0,75 : 1 dan
atau dicuci dengan air untuk memperoleh sebagian 1:1, dengan jumlah cairan untuk ekstraksi
larutan asam yang diperlukan, sementara sisanya, bervariasi dari 10 – 20%.
yaitu P2 O5 = 40% sebagai produk fosfat berkadar
tinggi (Tabel 13). Perolehan Fluorin

Sebagian lagi larutan asam diperoleh dengan Batuan fosfat mengandung sekitar 3% fluorin. Pada
menambahkan H2 SO4 kepada cairan induk pada teknologi sekarang, suatu fraksi fluorin teruapkan
kondisi normal dan menjaring gipsum yang terbentuk. sebagai gas HF atau SiF4 yang akan ditangkap
dalam sistem pembuangan gas. Dengan
CaCl2 + H2 SO4 → 2HCl + CaSO4 menggunakan larutan HCl atau NO3 , sisa fluorin
Ca (NO3 )2 + H2 SO4 → 2HNO3 + CaSO4 ditawarkan sebagai ion fluoro silikat SiF2 6 . Dengan
penambahan garam sodium akan diperoleh suatu
Penguraian secara relatif akan berkurang dan presipitat fluoro silikat sodium yang merupakan
dipertahankan dalam bentuk di atas untuk kondisi sumber fluorin yang banyak digunakan di industri
optimal. Dalam hal ini, tahapan perolehan yang aluminium.
diharapkan tidak menghasilkan pembentukan uap
asam dan gas nitrit yang rumit. 2Na+ + Si F6 → Na2 SiF6
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 176

Pemisahan Radium digunakan secara tersendiri atau dikombinasikan


dengan sejumlah potas untuk membuat pupuk
Produk dikalsium fosfat yang dijual di pasaran harus campuran atau pupuk kompon.
bebas dari radioaktif radium (produk dari uranium).
Produk tersebut diperoleh dengan menambahkan Dalam dunia perdagangan, fosfat dipasarkan dengan
sejumlah barium klorid secukupnya diikuti oleh kandungan P2 O5 , antara 4 – 42%, dan nilai batuan
sejumlah eqivalen sodium sulfat yang membentuk fosfat lebih dari 20% P2 O5 . Penilaian kadar P2 O5
monokalsium- fosfat menjadi presipitat (BA,Ra)SO4 ditentukan atas dasar BPL (Bone Phosphate of
yang dapat dipisahkan melalui penyaringan. Lime) yang identik dengan prosentase Ca3 (PO4 )2 ,
sekitar 2,1853 x persent P2 O5.
Beberapa keuntungan dari teknologi eksploitasi
endapan fosfat vat leaching di atas, adalah : Sampai saat ini, kegiatan pertambangan fosfat Indo-
nesia masih terbatas di P. Jawa, walaupun indikasi
– Pelindihan batuan in situ (penambangan) suatu keberadaan sumber daya fosfat terdapat pula di
deposit, penghancuran, dan cara pengolahan Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Timor Timur
(heap dan vat leaching) merupakan suatu dan Irian Jaya. Sementara itu, produksi fosfat Indo-
teknologi murah daripada pelindihan dalam nesia sampai 1994 masih sangat kecil, hanya 445
bejana yang diikuti oleh pencucian dalam suatu ton. Rendahnya produksi fosfat karena sumber daya
thickener seperti dipraktekkan saat ini. yang sedikit dan produksi yang tidak berkelanjutan,
sedangkan permintaan fosfat hampir mencapai 2
– Pemakaian HCl dan HNO3 sebagai agen juta ton tahun 1992. Dengan demikian, konsumen
pelindihan walaupun harganya lebih mahal dari masih mengandalkan kebutuhannya terhadap fosfat
pada H2 SO 4 , tetapi mempunyai beberapa impor yang tahun 1994 mencapai 1,6 juta ton,
keuntungan, yaitu : modal dan ongkos operasi bahkan mungkin lebih.
rendah; diperolehnya produk sampingan
(gipsum); mempertinggi perolehan uranium, Di kawasan ASEAN, cadangan fosfat selain
tanah jarang, fluorin; dan mengontrol radium terdapat di Indonesia, juga terdapat di Filipina, Ma-
serta produk-produk yang bersifat merusak. laysia, dan Thailand, tetapi jumlahnya sedikit.
Sementara itu, konsumsinya berkisar antara 500
– Kolam matahari dapat digunakan untuk – 700 ribu ton per tahun, kecuali Thailand (di bawah
menguapkan hasil pelindihan dan akan meng- 20.000 ton).
hasilkan monokalsium fosfat, juga CaCl2 dan
Ca(NO3 )2 bergantung kepada jenis asam yang Cadangan fosfat dunia tahun 1993, tercatat 12 milyar
digunakan. Produk hasil penguapan akan ton dari cadangan dasar sebesar 34 milyar. dan
membentuk kristal-kristal CaCl2 Ca(H2 PO4 )2 . diperkirakan akan bertambah dengan ditemukannya
2H2 O atau Ca(NO3 )2 Ca(H2 PO4 )2 . H2 O. Kristal- cadangan fosfat di kawasan Afrika bagian Utara dan
kristal tersebut dikompos pada suhu 200 – Barat, serta Timur Tengah. Cadangan fosfat terbesar
250°C yang akan menghasilkan dikalsium fosfat terdapat di pesisir Kontinental, Laut Atlantik dan
(CaHPO4 ) sebagai produk fosfat berkadar tinggi Kepulauan Pasifik.
yang laku di pasaran dengan kandungan P 2 O5 =
40% Amerika Serikat, CIS, Maroko dan Cina merupakan
produsen utama dunia yang menghasilkan sekitar
76% dari total produksi dunia sebesar 138,9 juta
6. PENUTUP ton. Produksi fosfat dunia selama 4 tahun terakhir
ini mengalami penurunan yang disebabkan
Fosfat (P) merupakan suatu bahan utama nutrisi menurunnya permintaan, terutama akibat ditutupnya
(Kalium dan Nitrogen), yang dalam pemakaiannya pabrik-pabrik asam fosforik dan di kawasan Eropa
harus diolah dengan menambahkan asam, yang Barat; situasi politik di kawasan Eropa Timur
akan menghasilkan berbagai produk pupuk, (sekutu Uni Soviet dahulu); juga dihentikannya
berdasarkan persentasi campuran nitrogen, fosfat impor fosfat oleh importir terbesar dunia, yaitu :
dan potas cair. Semua produk pupuk tersebut dapat Cina, India, dan Rusia. Bahkan Rusia telah muncul
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 177

sebagai eksportir fosfat baru. Selain itu, adanya diammonium phosphate (DAP) dan mono ammo-
perluasan dari produsen ke arah pabrik pengolahan nium phosphate (MAP). Di samping itu, harga SPA
dan bertambahnya penjualan produk pupuk, yang tinggi telah menyebabkan permintaan DAP
sehingga mengimpor produk akhir lebih di beberapa negara menjadi turun drastis tahun
menguntungkan daripada bahan baku fosfat. Isu 1992, yang berakibat ditutupnya sejumlah pabrik
lingkungan yang muncul di negara maju ikut asam fosforik (SPA) karena dianggap sudah tidak
menurunkan produksi fosfat. ekonomis lagi.

Di lain pihak, sumber fosfatnya sendiri merupakan Pemakaian fosfat untuk detergen juga telah menurun
hal penting dengan perolehan produk akhir berupa drastis, karena hubungannya dengan tingkat
fosfo-gipsum dari hasil sampingan pengolahan kandungan gizi yang tinggi di sungai-sungai dan
fosfat. Seperti diketahui, bahwa fosfat sedimen danau-danau yang ditunjukkan oleh tumbuhnya
mengandung tingkat impuritis yang tinggi daripada tanaman ganggang (entropication).
fosfat apatit (batuan beku), seperti cadmium dan
arsenik yang merusak lingkungan. Di negara maju, pemakaian fosfat untuk pembuatan
detergen (STPP Sodium tripolyphosphate) telah
Berdasarkan studi pendahuluan oleh BPPT bekerja dilarang meskipun telah ditemukan suatu teknologi
sama dengan Konsorsium Perancis tahun 1989, yang dapat menangkap sekitar 70 – 80% fosfat hasil
di Pulau Jawa diperkirakan terdapat cadangan fosfat buangan serta dapat menghasilkan kalsium fosfat
sebesar 40 juta ton. Selain itu, diperkirakan juga yang dapat di daur ulang. Para ahli mengusulkan
terdapat endapan fosfat tipe marin. zeolit dan polycarboxilate dapat dipakai sebagai
pengganti fosfat untuk detergen.
Ditinjau dari sisi ilmu geologi ada keterkaitan antara
Pulau Christmas dan Kepulauan di Indonesia. Oleh Adanya daur ulang limbah fosfat dapat merupakan
karena itu, dimungkinkan keberadaan endapan ancaman terhadap jumlah permintaan dan
fosfat Indonesia jauh lebih besar lagi, karena Pulau pemasokan fosfat, khususnya STPP yang sudah
Christmas dengan luas wilayah yang kecil saja menurun sejak tahun 1994.
mempunyai cadangan fosfat sebesar 100 juta ton.
Di negara maju, fosfat untuk keperluan ini akan terus
Dengan jumlah cadangan fosfat terduga tersebut, menurun selama dampak terhadap alam sekitarnya
prospek industri fosfat di Indonesia di masa men- belum teratasi. Meskipun demikian, negara-negara
datang diperkirakan akan dapat mengurangi impor di Eropa Timur dan berkembang masih merupakan
fosfat yang semakin meningkat atau mungkin pasar yang prospek karena belum ada larangan.
menghentikannya.
Dewasa ini, telah ditemukan metode pelindihan
Dengan demikian, upaya pemenuhan kebutuhan yang lebih efektif untuk penambangan/pengolahan
fosfat domestik sebesar 2,96 juta ton per tahun fosfat, yaitu vat leaching. Metode ini ditemukan
pada tahun 2000, diharapkan akan dapat dicapai dengan menggunakan konsep dasar dari proses
apabila eksplorasi lanjutan yang menurut rencana frasch terhadap mineral belerang dan dapat juga
akan dilaksanakan oleh lembaga bantuan survai dipakai terhadap bijih-bijih logam, serta bahan galian
Amerika Serikat (USGS) menampakkan hasil seperti fosfat dengan menggunakan asam HCl dan HNO3
yang diduga. Jika hasil survai menunjukkan kelayak- sebagai agen pelindih.
an, kemungkinan ada dua perusahaan Amerika
Serikat, yaitu Freeport dan Jacob Engineering yang Keuntungan yang diperoleh dengan memakai
akan membantu mengembangkan pertambangan teknologi eksploitasi in situ atau vat leaching
fosfat dengan teknologi yang lebih maju. terhadap endapan fosfat, yaitu :

Dalam dunia perdagangan asam fosforik, jenis mer- – Pelindihan batuan insitu, atau penambangan
chant grade (MGA) mempunyai prospek yang lebih suatu deposit, penghancuran, dan cara
baik daripada jenis super fosfat (SPA), terutama pengolahan (heap dan vat leaching) merupakan
dalam hubungannya antara permintaan asam suatu teknologi murah daripada pelindihan dalam
fosforik dengan produk-produk industri hilir seperti bejana seperti dipraktekkan saat ini.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 178

– Pemakaian larutan HCl dan HNO3 sebagai agen Export dan Import, 1981 – 1994, Biro Pusat
pelindih walaupun lebih mahal dari pada H2 SO4 Statistik.
yang biasa digunakan, tetapi menghasilkan
beberapa keuntungan, yaitu modal dan ongkos 7. Anonim, Bab II : Pembangunan Nasional, Garis-
operasi rendah; diperolehnya produk sampingan garis Besar Haluan Negara, 1993.
(gipsum); mempertinggi perolehan uranium,
tanah jarang dan fluorin; mempertinggi 8. Anonim, Daftar KP dan SIPD, Jawa Timur, Jawa
kemungkinan dalam mengontrol radium dan Barat dan Jawa Tengah, Dinas Pertambangan
produk-produk yang bersifat merusak. Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, 1990
– 1992.
– Kolam matahari dapat digunakan untuk
menguapkan hasil pelindihan yang akan 9. Anonim, Mineral Industrial of Asia and the Pasific,
menghasilkan monokalsium fosfat dan juga 1989 International Review, US Departemen of
CaCl2 dan Ca(NO3 )2 bergantung kepada jenis the Interior, Bureau of Mines, 1992.
asam yang digunakan. Produk hasil penguapan
berbentuk kristal-kristal CaCl2 Ca(H2 PO4 )2 . 2H2O 10. Amdel., Industrial Minerals laboratory Testing;...
atau Ca(NO3 )2 Ca (H2 PO4 )2 .2H2 O. yang akan Characteristic of Commercial Products, 19...
dikompos pada suhu 200 – 250°C untuk
menghasilkan dikalsium fosfat sebagai produk 11. Darsa, dkk., Prospek Perkembangan Fosfat di
fosfat berkadar tinggi yang laku di pasaran dengan Indonesia, PT. Aneka Tambang dan Puslitbang
kandunganan P2 O5 = 40%. Teknologi Mineral (P3TM), 1990.

12. Fathi Habashi, Phosphate Fertilizer Industry


DAFTAR PUSTAKA "Processing Technology", Industrial Mineral,
March 1994.
1. Anonim, Phosphate Market-boom, Vacillation,
and Recovery, Industrial Mineral, November 1976, 13. Joyce Griffiths, Phosphate Rock "Prevailing Cli-
p.17. mate Uncertain", Industrial Mineral, March, 1994.

2. Anonim, Mineral Commodity Summary, 1993, 14. ...., Paper Countries, Morocoan Company Pro-
US Publishing, 1994. files, Industrial Minerals, July 1993, p. 25 – 33.

3. Anonim, Maximum Handling of Phosphate 15. Peter W. Harben, The Industrial Minerals Hand
Needed, Petrominer, No. 07, July 15, 1995. Book : AGuide to Markets, Specification, and
Prices, Published by Industrial Minerals Divi-
4. Anonim, PT IKI Pursues, Domestic Phosphate sions, 1992.
Requirement, Petrominer, No. 04. April 15, 1996,
p. 26 – 28. 16. ...., Some Environmental Aspects of Jordanian
Phosphate Mining, Industrial Mineral, March,
5. Anonim, Statistik Industri Bag. II, 1982 – 1992, 1990, p. 103 – 109.
Biro Pusat Statistik.

6. Anonim, Statistik Perdagangan Luar Negeri : *****


BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 179

14 GIPSUM
Oleh : Toton Sentana Kunrat

1. PENDAHULUAN diketahui sampai sejauh mana perkembangan industri


pertambangan gipsum di Indonesia, dan langkah-
Gipsum adalah salah satu bahan galian industri langkah yang perlu dilakukan serta penang-
yang mempunyai kegunaan cukup penting di sektor gulangannya, baik oleh pihak pemerintah maupun
industri, konstruksi maupun bidang kedokteran; baik pihak swasta untuk pengembangan industri
sebagai bahan baku utama maupun bahan baku pertambangan gipsum di dalam negeri.
penolong. Di alam, gipsum merupakan mineral
hidrous sulfat yang mengandung dua molekul air,
atau dengan rumus kimia CaSO4 – 2H2 O. Jenis-jenis 2. GEOLOGI
batuannya adalah satinspar, alabaster, gypsite dan
selenit. Warna gipsum mulai dari putih, kekuning- 2.1 Mula Jadi
kuningan sampai abu-abu. Dalam penggunaannya
gipsum dibagi menjadi dua bentuk, yaitu gipsum Gipsum adalah mineral hidrous kalsium sulfat
tidak dikalsinasi dan dengan kalsinasi (bentuk plas- (CaSO4 .2H2 O) yang terjadi di alam. Pada umumnya
ter). endapan gipsum berbentuk endapan sedimen
mendatar, terletak dekat permukaan bumi dengan
Perkembangan sektor industri pemakai gipsum di penyebaran yang luas, serta sering berasosiasi
Indonesia telah menunjukkan peningkatan yang dengan batu kapur, serpih, batu pasir, marmer, dan
cukup berarti, terutama industri semen. Hal ini telah lempung. Jenis batuan yang lain dan selalu
mengakibatkan semakin meningkatnya penyediaan berasosiasi dengan gipsum adalah anhidrit (CaSO4 ),
dan permintaan akan gipsum di dalam negeri. yang masih merupakan mineral sulfat yang sejenis
dengan gipsum tetapi tidak mengandung kristal
Meskipun Indonesia sudah memproduksi gipsum H2 O.
alam dan gipsum sintetis, untuk pemenuhan
sebagian kebutuhan industri pemakai gipsum di Endapan gipsum sebagian besar terbentuk dari air
dalam negeri, masih harus mengimpor dari negara laut dan hanya sebagian kecil berasal dari endapan
lain. Di sisi lain, Indonesia mulai tahun 1985 danau yang mengandung air garam. Gipsum juga
telah melakukan ekspor ke negara-negara dapat terjadi sebagai hasil kegiatan vulkanik, tempat
tetangga. gas H2 S dari fumarol bereaksi dengan kapur dan
hasil pelapukan batuan-batuan.
Oleh karena itu, untuk mengetahui sampai sejauh
mana perilaku dan perkembangan segi penyedia- Endapan gipsum ditemukan dalam lima jenis bentuk,
an, permintaan, dan harga gipsum tersebut, beserta yaitu :
faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka akan
dilakukan evaluasi dan analisisnya, serta membuat – Batuan gipsum yang berbentuk granular dan
perkiraan di masa mendatang (sampai tahun 2000). buram, mengandung sedikit dolomit, batu kapur,
Mengingat keterbatasan data, analisis hanya akan dan kadar CaSO4 : 76%,
dilakukan secara kualitatif, dan dengan
menggunakan serial data dari tahun 1980 sampai – Gipsit, bersifat lunak dan kurang murni,
dengan tahun 1989.
– Alabaster, berbentuk padat, berbutir halus, bagus
Berdasarkan analisis tersebut diharapkan dapat berwarna putih dan agak bening,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 180

– Satinspar, berbentuk serat dan berkilap (fiber), Kerta Pertambangan Jabar, cadangannya hanya
sering kali ditemukan dalam lapisan tipis dengan sebesar 161.151 ton (cadangan terkira atau prob-
bentuk kristal, able).

– Selenit, berbentuk kristal dan transparan.


3. PERTAMBANGAN
a. Sifat Fisik
3.1 Eksplorasi
– Warna : putih, kuning, abu-abu
merah jingga, hitam bila tak Eksplorasi endapan gipsum untuk mengetahui letak,
murni. penyebaran dan ketebalan dapat digunakan cara
– Spesifik grafity : 2,31 – 2,35 pemetaan geologi atau geofisika, misalnya
– Kekerasan : 1,5 – 2 (skala F. Moh's) menggunakan metode tahanan jenis, potensial listrik,
– Bentuk mineral : kristalin, serabut dan masif. dan lain-lain. Perhitungan cadangan dapat dilakukan
– Kilap : sutera. secara sederhana, yaitu perkalian antara luas daerah
mendatar dengan kedalaman rata-rata. Hal ini
b. Sifat Kimia disebabkan oleh bentuk dan penyebaran endapan
gipsum pada umumnya lebih sederhana dibandingkan
– Gipsum pada umumnya mengandung : dengan endapan logam.
– SO3 = 46,5%
– CaO = 32,6% Untuk menentukan ketebalan rata-rata dapat
– H2 O = 20,9% dilakukan dengan cara pemboran, sumur uji (test
– Kelarutan dalam air adalah : pit), atau parit-parit eksplorasi. Di samping
2,1 gram tiap liter pada suhu 40°C. menentukan ketebalan, juga diambil contoh-contoh
1,8 gram tiap liter air pada 0°C. endapan gipsum untuk dianalisis di laboratorium
1,9 gram tiap liter pada suhu 70 – 90°C. secara analisis kimia dan analisis mikroskopi bijih
– Kelarutan bertambah dengan penambahan Hcl dalam menentukan kualitas endapan tersebut.
atau HNO3 .
3.2 Penambangan
2.2 Potensi
Cara penambangan gipsum dapat dilakukan secara
Ditinjau dari segi keberadaannya, endapan gipsum tambang terbuka (quarry) atau tambang bawah tanah
di Indonesia tersebar di beberapa daerah, yaitu di (underground mining). Hal ini bergantung kepada
Pulau Jawa, DI Aceh, Sumatera, Kalimantan Timur, letak dan penyebaran endapan apakah di atas atau
Sulawesi Selatan dan Tengah, serta Nusa Tenggara di bawah permukaan bumi. Penambangan secara
Barat. Pada umumnya penyelidikan yang pernah tambang terbuka dapat dilakukan meliputi tahapan :
dilakukan, baru sampai tahap penyelidikan umum, pengupasan lapisan tanah penutup (stripping),
sehingga kuantitas dan kualitas seluruh cadangan pembongkaran (loosening), pemuatan (loading), dan
gipsum hingga saat ini belum diperoleh angka yang pengangkutan (transporting).
pasti.
a. Pengupasan Tanah Penutup
Meskipun dari segi penyebaran cukup banyak, dari
hasil penyelidikan tersebut di atas, ternyata belum Ini merupakan suatu kegiatan membersihkan segala
ditemukan cadangan gipsum yang besar dan dapat macam material yang menutupi tubuh batuan, seperti
ditambang secara besar-besaran dan ekonomis. : alang-alang, tanah, atau batuan pengotor lainnya.
Kegiatan ini dapat menggunakan alat-alat manual
Demikian juga halnya dengan cadangan yang (seperti cangkul, linggis, blincong, sekop, dsb.)
sekarang sedang diusahakan, yaitu di daerah sampai dengan modern (seperti : bulldoser yang
Cidadap, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten dilengkapi ripper, scrapper, shovel, hydraulicking,
Tasikmalaya, Jawa Barat, yang dikerjakan oleh PD dan sebagainya). Namun pemilihan alat ini
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 181

bergantung kepada keadaan lapangan dan skala bongkah-bongkah batuan gipsum menjadi butir
produksi. Kegiatannya meliputi : pembabatan/ atau partikel dengan ukuran tertentu yang sesuai
pembersihan dan pendorongan material-material dengan kebutuhan. Sedangkan tahapan prosesnya
pengganggu ke tempat yang tidak menggangu meliputi :
kegiatan penambangan selanjutnya.
– Peremukan primer menggunakan peremuk
b. Pembongkaran crusher dengan tipenya bergantung kepada
ukuran bongkah,
Ini merupakan serangkaian pekerjaan untuk
membebaskan batuan atau endapan dari batuan – Peremukan sekunder dengan menggunakan
induknya yang masif/ padat. Kegiatan ini bergantung hammer mill dan cone crusher,
kepada kekerasan batuan/endapan. Melihat sifat
fisik endapan gipsum, yang kekerasannya lunak – Pengayakan dilakukan baik sesudah peremukan
(1,5 – 2 skala F. Moh's) untuk skala produksi besar primer maupun sekunder dengan menggunakan
dapat menggunakan bulldoser yang dilengkapi rip- ayakan getar,
per. Akan tetapi, bila endapan telah mengeras
sehingga tidak mungkin dilakukan penggaruan, maka – Penghalusan, dengan menggunakan roller mill,
dapat digunakan cara pengeboran dan peledakan, ball mill, dan metode gravitasi lainnya, atau
dengan peralatannya antara lain : alat bor Jack dengan flotasi,
Hammer, bahan peledak ANFO, dinamit dan detona-
tor. Kegiatan ini meliputi : penggaruan oleh bulldoser – Pengeringan, untuk mengurangi kadar air bebas,
yang dilengkapi ripper atau pengeboran dan peledakan, dan biasanya dilakukan sebelum atau sesudah
lalu material hasil pembongkaran dikumpulkan dengan peremukan sekunder, serta menggunakan
bulldoser agar mudah dimuat oleh alat muat (misalnya pengering putar pada suhu 49°C,
wheel loader).
– Pencucian, jika dibutuhkan produk bersih dan
c. Pemuatan dan Pengangkutan putih dilakukan pencucian dengan mengguna-
kan heavy media separator.
Ini merupakan kegiatan memuat dan mengangkut
material hasil penggaruan/peledakan ke unit b. Proses Kalsinasi
pengolahan atau penampungan. Kegiatan ini dapat
menggunakan alat muat wheel loader dan alat angkut Kalsinasi atau pemanasan dilakukan untuk
dump truck dengan kapasitas tergantung skala mengurangi/mereduksi gipsum dari bentuk dehidrat
produksinya. menjadi hemihidrat(stucco atau plaster of paris),
anhidrit dapat larut (solube anhidrit), dan anhidrit
3.3 Pengolahan tidak dapat larut (insoluble anhidrit atau dead burn
gipsum).
Pengolahan gipsum dimaksudkan untuk meng-
hilangkan mineral pengotor yang terkandung di Hemihidrat (CaSO4 1 /2 H2 O)
dalamnya serta agar dapat memenuhi spesifikasi
yang diperlukan oleh industri pemakainya (Gambar Terdiri atas α (alpha) hemihidrat dan ß (beta)
1). Secara garis besar proses pengolahan gipsum hemihidrat. Keduanya mempunyai bentuk kristal
dibagi menjadi tiga tahap, yaitu proses preparasi, yang sama, tetapi sifat fisika yang berbeda.α
kalsinasi, dan formulasi. Tahapan proses tersebut hemihidrat lebih stabil, lebih lambat mengeras, lebih
tidak selalu dilakukan semuanya, bergantung kepada kerat dan kuat, kurang reaktif, prosesnya lebih
kualitas dan jenis gipsum yang dibutuhkan oleh mahal dibandingkan dengan ß-hemihidrat.
industri pemakai.
Pembuatan α hemihidrat dilakukan dengan
a. Proses Preparasi memanaskan (kalsinasi gipsum hasil preparasi, di
dalam suatu lingkungan yang jenuh air pada suhu
Proses preparasi dimaksudkan untuk mereduksi 97°C, dengan tekanan tinggi yang dihasilkan dari
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 182

Gipsum dari hollow flight screw can (dengan pemakaian panas


Tambang melalui hollow flight), atau kombinasi grinding dengan
kalsinasi (pemanasan) melalui impact mill.
Reaksinya adalah :
Peremukaan &
Pengayakan I CaSO4 .2H2 O → CaSO4 1 /2 H2 O + 11 /2 H2 O
Soluble Anhidrit

Peremukaan & Apabila hemihidrat yang terbentuk dalam ketel


Pengayakan II dipanaskan lebih lanjut dengan uap air sampai dengan
200°C, akan terbentuk suatu plaster anhidrous
calsium sulfat yang disebut juga anhidrit yang dapat
Pengayakan Pengeringan Gipsum untuk larut (soluble anhidrit), kurang plastis, lebih dan
Buangan Semen kuat. Reaksinya adalah :

CaSO4 .2H2 O → CaSO4 + 2 H2 O


Kalinasi Penghalusan
Insoluble Anhidrit

Jika kalsinasi dilanjutkan sampai dengan suhu hampir


Penghalusan Kalinasi Gipsum untuk 500°C (di dalam tanur putar), akan menghasilkan
filler & Pertanian anhidrit yang tidak dapat larut (insoluble anhidrit
atau dead burned gipsum), dan jika ditambahkan
accelerator ke dalamnya akan membentuk suatu
plaster yang disebut Keenes Cement.
Stucco
Jika temperatur kalsinasi dinaikkan lagi hingga lebih
dari 900°C, maka sebagian SO2 akan dibebaskan,
dan dihasilkan suatu produk dengan kandungan
Wallboard Penghalusan Campuran CaO lebih tinggi, serta apabila dicampur dengan air
mesin & tungku Kembali Plaster akan menghasilkan produk yang sangat padat, kerat,
mempunyai ketahanan tinggi, dan berwarna buram.
Reaksinya adalah :
Produk Produk
CaSO4 .2H2 O → CaO + SO3 + 2 H2 O

Gambar 1. Bagan Aliran Pengolahan Gipsum c. Proses Formulasi

Pada dasarnya proses formulasi ditujukan untuk


auto clave dengan uap air. Sedangkan ß-hemihidrat mengatur waktu pengerasan (setting time) dari produk
dibuat dengan memanaskan (kalsinasi) gipsum pada hasil kalsinasi, yaitu dengan penambahan suatu zat
suhu 100°C di dalam suatu ruangan hampa udara. atau material yang disebut accelerator dan retarder.
Biasanya dilakukan dalam suatu alat yang disebut
Apabila gipsum hasil kalsinasi ditambah dengan air
kettle yang terdiri atas ruangan mengandung sedikit
akan mengeras kembali dalam waktu 15 – 25 menit.
uap air, pada tekanan atmosfir. Apabila kalsinasi
Dengan penambahan suatu accelerator, waktu
mencapai hampir 170°C sebagian besar produk
pengerasan akan menjadi 3 – 4 menit. Material yang
yang dihasilkan berupa ß-hemihidrat, dan sebagian
digunakan sebagai accelerator antara lain adalah
kecil α-hemihidrat.
potasium sulfat. Apabila retarder yang ditambahkan,
maka waktu pengerasan akan menjadi 2 – 3 jam.
Beberapa metode lain untuk menghasilkan ß-
Material yang digunakan sebagai retarder dibuat dari
hemihidrat, yaitu dengan kalsinasi dalam tanur putar,
unsur-unsur organik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 183

yaitu batu kapur yang digunakan mempunyai mutu


3.4 Gipsum Sintetis yang lebih tinggi.
c. Gipsum Sintetis Hasil Sampingan Industri
Selain gipsum alam, terdapat juga gipsum sintetis Kimia (Cement Retarder)
yang diperoleh dengan memproses air laut dan air
kawah yang banyak mengandung sulfat dengan Gipsum dapat juga dihasilkan sebagai produk
menambahkan unsur kalsium ke dalamnya. Sumber sampingan beberapa industri kimia, antara lain
gipsum yang lain adalah sebagai produk sampingan industri asam sulfat, asam sitrat dan asam fosfat.
pembuatan asam fosfat, asam sulfat, dan asam
sitrat. Di Indonesia, gipsum sintetis di antaranya dihasilkan
dari produk sampingan dalam pembuatan asam
a. Gipsum Sintetis dari Air Laut fosfat PT Petrokimia Gresik Berdasarkan data dari
Departemen Perindustrian dan Perdagangan, pabrik
Air laut banyak mengandung ion SO4= dibanding gipsum sintetis telah selesai dibangun tahun 1984
ion Ca++ (sebagian terikat oleh Mg++), maka jika dengan kapasitas terpasang 440.000 ton per tahun
ke dalam larutan tersebut ditambahkan suatu dan direncanakan seluruh produksinya diperuntukan
larutan yang banyak mengandung Ca ++, akan sebagai retarder bagi pemenuhan kebutuhan pabrik-
terjadi pengendapan gipsum. Dalam hal ini, sumber pabrik semen di dalam negeri.
ion Ca++ dapat diperoleh dari larutan CaCl2 sebagai
hasil buangan pabrik soda abu yang menggunakan
proses amonia-soda, atau dari larutan Ca(OH)2 4. KEGUNAAN
yang dapat dibuat dari kapur.
Penggunaan gipsum baik di sektor konstruksi
b. Gipsum Sintetis dari Air Kawah maupun industri terbagi atas dua macam, yaitu :

Pembuatan gipsum sintetis dari air kawah yang a. Gipsum yang belum dikalsinasi,
mengandung sulfat dapat dilakukan dengan cara dipergunakan untuk :
yang cukup mudah, yaitu cukup dengan
menambahkan batu kapur (CaCO3 ) ke dalamnya. Industri portland semen (sebagai retarder agar se-
Reaksinya adalah : men jangan lekas membeku); yaitu jika pem-
bakaran kapur sudah berbentuk klinker, maka
CaCO3 + air kawah → CaSO4 2H2 O gipsum (atau campuran gipsum dan anhidrit) akan
dicampurkan dan digerus bersama-sama klinker
Penelitian cara pembuatan gipsum sintetis ini pernah tersebut, sehingga membentuk portland semen.
dilakukan, dengan menggunakan air kawah gunung
Ijen di Jawa Timur yang banyak mengandung sulfat. Persyaratannya adalah :
Percobaan di laboratorium menunjukkan bahwa – SO3 (min) 35%,
setiap liter air kawah gunung Ijen dapat menghasilkan – CaO (min) 2 /3 berat SO3 ,
80 gram gipsum. – garam-garam Mg dan Na (maks.) 0,1%,
– hilang pijar (maks.) 9%,
Berdasarkan hasil tes di laboratorium pabrik se- – ukuran partikel 95% – 14 mesh,
men Gresik, gipsum yang diperoleh ternyata – Pertanian; sebagai kondisioner tanah yang
menunjukkan kadar yang masih di bawah kadar mengandung alkali dan sebagai pupuk terutama
yang digunakan oleh pabrik semen tersebut, tetapi untuk tanaman kacang,
masih memenuhi persyaratan ASTM (14), serta – Industri kertas, cat, dan insektisida, sebagai
dapat digunakan dalam pembuatan semen dan filler, jenis gipsum adalah terra alba, berwarna
tidak banyak mengurangi sifat-sifat semen itu putih dan derajat kemurniannya lebih besar dari
sendiri. 98%.

Senyawa pengotor yang terdapat dalam gipsum b. Gipsum Kalsinasi


yang dihasilkan adalah Al2 O3 dan Fe2 O3 yang
berasal dari batu kapur. Senyawa ini dapat dikurangi,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 184

– Di sektor konstruksi, untuk wall board dan partisi, - 100 mesh : 95%
yaitu gipsum plaster jenis ß-hemihidrat. - 30 mesh : 100%
– Di bidang kedokteran, α-hemihidrat (plaster of
paris) untuk cetakan gigi, pengobatan tulang – Brewing, dengan syarat-syarat :
- CaSO4 2H2 O : 98%
Air Gipsum - SiO2 : 0,34%
- Al2 O3 & Fe2 O3 : 0,34%
Tangki - MgO : 0,08%
Mill Pullvirizer - Alkali : 0,14%
Pencucian
- H2 O dan organik lainnya : 0,26%

Air Sodium Olcate/ – Untuk bahan tahan api; bila gipsum plaster
Sodium silicate Mill dicampur 20% air, dapat melindungi barang dari
suhu tinggi,

Tangki Tangki Saringan – Dalam bentuk soluble anhidrit dapat digunakan


Getar juga untuk filler,
Pencucian Flotasi

– Penggunaan lainnya adalah sebagai sumber


Saringan pembuatan asam sulfat, amonium sulfat, untuk
Saringan kapur tulis, dan sebagai lumpur pemboran (drill-
Tekan Pengering Putar Pemanasan ing mud).

Humidity 5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK GIPSUM


Blender
Chamber DI INDONESIA

5.1 Perkembangan Pemasokan, Permintaan,


PLASTER dan Harga
OF PARIS
a. Pemasokan
Gambar 2. Bagan Alir Pembuatan Plaster of
Perkembangan pemasokan gipsum selama kurun
Paris
waktu 1980 – 1992 adalah sebagai berikut.
yang patah, dan sebagainya (proses pembuat-
annya lihat Gambar 2). Produksi
– Di industri keramik/sanitair, untuk cetakan (moul-
ding dan potting plaster) dengan persyaratan Produksi selama kurun waktu 1980 – 1992
menurut ASTM : meskipun agak berfluktuasi, masih menunjukkan
peningkatan cukup berarti. Pada tahun 1980
- CaSO4 1 /2 H2 O : 80% sampai dengan 1984, produksi gipsum masih di
- Waktu pengerasan : 20 – 40 menit bawah 1.000 ton dan hanya berasal dari produksi
- Ukuran partikel : tambang (gipsum alam). Mulai tahun 1985 telah
- 100 mesh : 90% terjadi lonjakan produksi yang cukup besar (Tabel 1),
- 30 mesh : 100% dan pada tahun 1992 produksinya mencapai 433.320
- Compressive strength : 800 psi ton.

– Untuk industri pasta gigi dengan persyaratan : Lonjakan produksi ini disebabkan oleh mulai
- CaSO4 1 /2 H2 O : 93% diproduksi-nya gipsum sintetis (sebagai produk
- Waktu pengerasan : 5 – 20 menit sampingan) sejak tahun 1985 yang di antaranya
- Ukuran partikel : berasal dari PT Petrokimia Gresik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 185

Tabel 1. Produksi Gipsum Indonesia Tabel 2. Impor Gipsum Indonesia

Produksi (ton) Gipsum Plaster Jumlah


Tahun Tahun
(ton) (ton) (ton)
Alam Sintetis Jumlah
1980 259.770 58.836 318.606
1980 453 – 453
1981 307.612 8.546 316.158
1981 855 – 855
1982 286.568 7.781 294.349
1982 570 – 570
1983 354.970 1.185 356.155
1983 658 – 658
1984 382.446 1.855 384.301
1984 712 – 712
1985 292.113 12.826 304.939
1985 981 134.535 135.517
1986 193.033 4.486 197.519
1986 1.437 273.816 274.253
1987 117.550 4.823 122.373
1987 1.367 368.957 380.324
1988 86.934 5.797 92.731
1988 1.591 427.902 429.493
1989 129.221 12.173 141.394
1989 1.449 420.788 422.237
1990 238.134 7.743 245.877
1990 1.656 414.342 415.998
1991 184.978 4.726 189.704
1991 1.550 430.501 432.051
1992 213.173 5.494 218.667
1992 1.815 431.205 433.020

Sumber : **) Laporan tahunan Direktorat Teknik Sumber : Statistik Perdagangan (Impor), Biro Pusat Statistik
Pertambangan, DJPU.
*) Statistik Industri, BPS.

laju perubahan rata-rata 15% per tahun (Tabel 2).

Perkembangan produksi gipsum alam dalam kurun Dari tahun 1980 sampai dengan 1985 impor gipsum
waktu 1980 – 1992 cenderung meningkat rata-rata relatif stabil, yaitu rata-rata sekitar 325.000 ton.
15,91% per tahun. Pada tahun 1980 produksi Sejak itu sampai dengan tahun 1988 impor gipsum
gipsum alam hanya 485 ton, tahun 1988 meningkat menurun dengan tajam hingga mencapai 92.731
menjadi 1.591 ton, dan pada tahun 1992 tercatat ton. Penurunan ini disebabkan oleh sebagian
sebesar 1.815 ton, atau meningkat sekitar 17.10% kebutuhan gipsum yang semula dari impor,
dari produksi tahun 1988. khususnya untuk industri semen sudah dapat
dipenuhi oleh gipsum sintetis yang diproduksi di
Produksi gipsum sintetis yang sebagian besar dalam negeri sendiri (dari PT Petrokimia dan industri
diproduksi PT Petrokimia Gresik, pada tahun 1985 kimia lainnya).
sebanyak 134.535 ton, meningkat menjadi 433.020
Sedangkan pada tahun 1989 sampai 1992 impor
ton pada tahun 1992.
gipsum cenderung meningkat lagi. Pada tahun 1992
produksinya mencapai 218.667 ton. Peningkatan
Impor
tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan produksi
semen sebagai konsekuensi dari meningkatnya
Sampai tahun 1992, untuk memenuhi sebagian
kebutuhan semen untuk pembangunan di sektor
kebutuhan gipsum di dalam negeri, Indonesia masih
konstruksi. Dengan demikian kebutuhan gipsum pun
harus mengimpor dari negara lain. Impor gipsum
ikut meningkat lagi.
sebagian besar terdiri atas gipsum tidak dikalsinasi,
dan sisanya dalam bentuk plaster. Gipsum yang Ditinjau dari asal negara, Jepang, Thailand, Austra-
tidak dikalsinasi tersebut lebih dari 85% dipergunakan lia, dan China adalah negara-negara pemasok utama
untuk memenuhi kebutuhan pabrik semen. gipsum Indonesia. Selain itu masih ada beberapa
negara lain yang tercatat sebagai pemasok gipsum
Secara keseluruhan perkembangan impor gipsum ke Indonesia dalam bentuk plaster dalam jumlah
selama kurun waktu 1980 – 1992, meskipun tertentu, serta dilakukan secara insidentil (tidak
berfluktuasi masih menunjukkan peningkatan dengan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 186

kontinu) dalam setiap tahunnya, antara lain dari


Jerman, Belanda, dan Perancis. Perkembangan jumlah konsumsi gipsum selama
b. Permintaan kurun waktu 1980 – 1992 oleh masing-masing
industri pemakai tersebut adalah sebagai berikut
Perkembangan permintaan gipsum selama periode :
1980 – 1992 adalah sebagai berikut.
– Pada industri semen, pemakaian gipsum
Konsumsi meningkat rata-rata 12,29% per tahun. Pada
tahun 1980 konsumsinya sebanyak 174.930
Dalam kurun waktu 1980 – 1992, konsumsi ton, kemudian meningkat menjadi 294.150 ton
gipsum, gipsum alam, sintetis ataupun plaster of pada tahun 1985, dan terus meningkat hingga
Paris (hasil kalsinasi) oleh industri hilir dan sektor menjadi 679.148 ton pada tahun 1992.
lainnya secara keseluruhan terus meningkat rata-
rata 12,30% per tahun. – Pada industri keramik-porselen meningkat rata-
rata 33,68% per tahun.
Pada tahun 1980 konsumsi gipsum sebanyak
177.672 ton meningkat menjadi 296.611 ton pada – Pada industri lainnya meningkat rata-rata 16,17%
per tahun.

Tabel 3. Konsumsi Gipsum di Sektor Industri Ekpor

Ekspor gipsum baru dimulai pada tahun 1985 dengan


Konsumsi di Industri (ton) negara tujuan adalah Jepang dan Filipina.
Tahun Jumlah Perkembangan ekspor gipsum sampai tahun 1989
Semen Porselen Lainnya berfluktuasi, yaitu pada tahun 1985 hanya sebesar
1.839 ton meningkat menjadi 166.213 ton pada
1980 174.930 607 2.135 177.672
tahun 1988. Akan tetapi, sejak tahun 1989 sampai
1981 205.320 557 1.302 207.179
tahun 1992 terus menurun hingga hanya sebanyak
1982 222.510 1.042 1.160 224.712
1983 243.330 524 2.110 245.964
1984 265.500 998 1.572 268.070
1985 294.150 891 1.570 296.613 Tabel 4. Ekspor Gipsum Indonesia
1986 328.230 1.501 1.670 331.403
1987 356.280 2.688 2.126 361.094
Negara Tujuan (ton)
1988 395.640 2.628 2.220 400.488 Jumlah
Tahun
1989 437.700 3.463 2.343 443.506 Jepang Filipina Ton
1990 597.038 2.663 3.054 602.755
1991 578.311 6.653 6.305 591.268 1985 – 1.839 1.839
1992 679.148 6.395 6.760 692.303 1986 10.500 73.435 83.935
1987 40.221 40.200 80.421
Sumber : Statistik Industri, Biro Pusat Statistik 1988 54.715 111.498 166.213
1989 – 110.753 110.753
1990 – 81.639 81.639
tahun 1985, dan terus meningkat hingga mencapai 1991 – 89.300 89.300
692.303 ton pada tahun 1992 (Tabel 3). 1992 – 61.607 61.607
Dilihat dari industri pemakainya, lebih dari 98%
total konsumsi gipsum di dalam negeri dikonsumsi
oleh industri semen, Sedangkan sisanya 61.607 ton. (Tabel 4).
dikonsumsi oleh industri keramik dan porselen, Jika ditinjau dari tingkat produksi tambang (gipsum
serta industri lainnya seperti industri bata tahan alam) yang masih sangat kecil dibandingkan dengan
api, barang konstruksi, alat laboratorium, dan tingkat ekspor, maka dapat dipastikan jenis gipsum
sebagainya. yang diekspor adalah gipsum sintetis dan diperkirakan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 187

dari PT Petrokimia Gresik. mempengaruhinya, antara lain faktor kesediaan


c. Harga potensi/cadangan, perkembangan industri pemakai,
material substitusi, harga, kebijaksanaan pemerintah,
Harga gipsum per ton atas dasar harga berlaku di dan lain sebagainya.
Indonesia selama kurun waktu 1980 – 1992
menunjukkan kecenderungan meningkat dengan laju a. Ketersediaan Potensi
pertumbuhan rata-rata 5,40% per tahun. Pada tahun
1992 harganya mencapai Rp 48.120,00 per ton, atau Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa
naik sekitar 18,68% dari harga tahun 1991 (Tabel 5). keberadaan endapan gipsum di Indonesia tersebar
di beberapa daerah, akan tetapi dari hasil eksplorasi
yang dilakukan sampai saat ini, ternyata belum
diketemukan cadangan endapan yang besar dan
Tabel 5. Harga Gipsum
ekonomis untuk diusahakan dengan tingkat produksi
yang tinggi. Keadaan ini jelas tidak menunjang
Harga (Rp/ton) perkembangan pertambangan gipsum di masa
Tahun
mendatang, yang pada akhirnya akan dapat
Atas Dasar Harga Atas Dasar Harga
memenuhi penyediaan gipsum, khususnya di dalam
berlaku Konstan 1983
negeri.
1980 26.000,00 34.600,00
1981 27.300,00 34.900,00 Oleh karena itu, kegiatan eksplorasi dan inventari-
1982 32.800,00 35.900,00 sasi daerah-daerah yang potensil akan endapan
1983 32.500,00 32.500,00 gipsum perlu lebih ditingkatkan lagi.
1984 35.000,00 32.200,00
1985 35.700,00 32.000,00 b. Perkembangan Industri Hilir/Pemakai
1986 36.800,00 32.300,00
1987 38.100,00 33.200,00 Perkembangan industri pemakai gipsum di Indone-
1988 39.370,00 34.500,00 sia, telah menunjukkan suatu perkembangan yang
1989 41.570,00 35.600,00 sangat pesat, terutama industri semen sebagai
1990 39.800,00 36.300,00 konsumer gipsum terbesar.
1991 40.150,00 35.300,00
1992 47.650,00 40.100,00 Ditinjau dari pertumbuhan produksi semen selama
tahun 1980 sampai 1992, terus menunjukkan
peningkatan sekitar 10,15% per tahun (Tabel 6).
Dengan demikian kebutuhan akan gipsum juga terus
Jika harga gipsum tersebut didasarkan atas harga meningkat, yang selama ini kebutuhan tersebut
konstan tahun 1983, maka meskipun sampai dengan sebagian masih dipenuhi dari impor. Hal ini pada
tahun 1985 cenderung menurun. Akan tetapi, dasarnya merupakan faktor yang memberikan peluang
perkembangan dari 1980 sampai dengan 1992 masih terhadap peningkatan industri gipsum di dalam negeri.
menunjukkan peningkatan dengan laju pertumbuhan
hanya sebesar 1,36%. Pada tahun 1980 harga c. Substitusi
gipsum Rp.34.600,00 per ton, menurun menjadi Rp
32.000,00 per ton pada tahun 1985, kemudian terus Dalam penggunaannya di beberapa industri, gipsum
meningkat hingga pada tahun 1992 menjadi dapat digantikan juga oleh material lain, baik dari
47.1007,00 per ton jenis bahan galian golongan C sendiri maupun dari
material sintetis. Misalnya penggunaan sebagai filler
5.2 Prospek dalam industri kertas, cat, dan insektisida cenderung
lebih banyak dan mudah dengan menggunakan
Untuk dapat mengetahui prospek gipsum di masa kaolin, kalsit, dan bentonit. Dalam kegiatan pemboran
mendatang selain berdasarkan kondisi per- cenderung lebih baik menggunakan Na-bentonit.
kembangan pada tahun-tahun sebelumnya, juga Sebagai wallboard dan partisi bangunan dapat
tidak terlepas dari faktor-faktor kualitatif yang digantikan dengan plywood.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 188

Tabel 6. Perkembangan Produksi Semen lebih murah, sehingga kurang menarik bagi para
investor

Produksi Semen Laju – Ongkos transportasi; untuk daerah tambang


Tahun
(000 ton) perubahan (%) yang cukup jauh dari pusat pemasaran. Ongkos
1980 5.831 transportasi akan merupakan beban yang cukup
1981 6.844 + 17,37 besar, sehingga akan sulit bersaing dengan
1982 7.417 + 8,37 gipsum impor, dan gipsum produk sampingan.
1983 8.111 + 9,36
Dengan demikian, berdasarkan analisis perkem-
1984 8.850 + 9,11
bangan selama periode 1980 – 1992, serta pengaruh
1985 9.805 + 10,08
dari faktor-fator kualitatif, baik yang menunjang
1986 10.941 + 1,16
maupun tidak, maka prospek perkembangan gipsum
1987 11.876 + 8,54
di masa mendatang dapat diperkirakan sebagai
1988 13.188 + 1,04
berikut.
1989 14.590 + 10,06
1990 16.871 + 15,63
5.3 Proyeksi Pemasokan
1991 18.243 + 8.13
1992 19.480 + 6,78
a. Produksi
Sumber : Statistik Industri, BPS
Meskipun ada beberapa faktor yang menunjang, jika
ditinjau dari masalah ketersediaan potensi yang
sangat kurang, harga yang relatif rendah, dan adanya
saingan dari gipsum sintetis akan menjadi kendala
Dalam industri semen, gipsum alam dapat digantikan terhadap perkembangan industri pertambangan
dengan gipsum sintetis yang dihasilkan dari produk gipsum, atau dengan kata lain bahwa prospek industri
sampingan beberapa industri kimia, seperti industri pertambangan gipsum di Indonesia tidak akan banyak
asam sitrat, asam fosfat, titanium oksida, dan industri berkembang.
kimia lainnya. Adanya gipsum sintetis dari produk
sampingan ini, jelas akan merupakan saingan Sebagai proyeksi, yang dihitung dengan
terhadap industri pertambangan gipsum (gipsum menggunakan laju pertumbuhan di sektor
alam). pertambangan umum 4,3 % (proyeksi rendah), produk
domestik bruto (PDB) 5% (proyeksi sedang), serta
d. Kebijaksanaan Pemerintah laju pertumbuhan rata-rata produksi gipsum per
tahun selama periode pengamatan yaitu 15,91%,
Kebijaksanaan pemerintah seperti peningkatan (proyeksi tinggi), maka produksi gipsum alam sampai
ekspor di luar minyak dan gas, pada dasarnya akan dengan tahun 2000 hanya akan berkisar antara
merupakan dorongan bagi berkembangnya sektor 2.680 – 5.900 ton.
lain. Dalam hal ini termasuk juga industri
pertambangan gipsum. Namun kebijaksanaan Demikian juga halnya produksi gipsum sintetis dari
tersebut perlu disertai dengan beberapa kemudahan produk sampingan industri kimia, apabila tidak ada
antara lain kemudahan dalam perizinan dan bantuan peningkatan kapasitas dari pabrik kimia yang
dalam melakukan eksplorasi. memproduksi produk sampingan gipsum tersebut,
atau tidak ada pendirian pabrik gipsum sintetis
e. Faktor Lainnya yang baru, maka produksi gipsum sintetis ini pun
tidak akan banyak berubah dari tahun-tahun
Faktor lainnya yang berpengaruh terhadap sebelumnya. Pada saat ini produksinya hampir
perkembangan industri pertambangan adalah : mendekati kapasitas terpasang, yaitu 440.00 ton
per tahun.
– Harga; dibandingkan dengan harga bahan galian
industri lainnya, bentonit, kaolin, zeolit dan Dengan demikian, baik produksi gipsum alam
sebagainya, maka harga per ton gipsum relatif maupun sintetis, sampai tahun 2000, diperkirakan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 189

tidak akan banyak berkembang. membutuhkan gipsum sekitar 750.000 ton. Selain
itu, kemungkinan besar akan didirikan lagi pabrik-
b. Impor pabrik semen baru seperti diKalimantan dan kawasan
timur Indonesia, yang sekarang ini sedang dalam
Melihat pemasokan gipsum alam (gipsum dari taraf studi kelayakan.
tambang) yang sangat kecil, dan keterbatasan
penyediaan gipsum sintetis dari produk sampingan, b. Ekspor
sedangkan tingkat kebutuhan gipsum khususnya di
industri semen akan terus meningkat, maka impor Ekspor gipsum yang baru dimulai tahun 1985, dalam
gipsum di masa mendatang diperkirakan meningkat lima tahun terakhir telah menunjukkan suatu
juga. peningkatan yang cukup besar, dan gipsum yang
diekspor adalah gipsum sintetis.
Untuk proyeksi impor di masa mendatang,
diasumsikan bahwa laju pertumbuhannya sama Namun, jika rencana peningkatan kapasitas produksi
dengan laju pertumbuhan PDB 5% dan 7% per tahun industri semen pada akhir Pelita V dapat terealisasi,
(proyeksi rendah dan sedang), laju pertumbuhan maka akan membawa dampak yang berarti terhadap
konsumsi di industri semen 10,15% per tahun, prospek ekspor gipsum di masa mendatang. Ekspor
(proyeksi tinggi), sehingga diperoleh perkiraan impor gipsum diperkirakan akan menurun dan bahkan
tahun 2000 antara 322.450 – 473.700 ton. kemungkinan tidak ada ekspor sama sekali, karena
gipsum alam maupun sintetis kemungkinan akan
5.4 Proyeksi Permintaan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan industri di
dalam negeri, khususnya industri semen.
a. Konsumsi
5.5 Proyeksi Harga (Atas Dasar Harga Konstan
Perkembangan konsumsi gipsum (termasuk plas- 1983)
ter) pada dasarnya tidak terlepas dari perkembang-
an industri pemakainya. Sebagaimana telah Ditinjau dari kemungkinan terjadinya peningkatan
dijelaskan bahwa pemakai terbesar gipsum di Indo- konsumsi gipsum yang cukup besar, sehingga dalam
nesia adalah industri semen (sekitar 98% dari seluruh kesetimbangan pasar di dalam negeri diperkirakan
konsumsi). akan terjadi kesenjangan antara pemasokan dan
permintaan, dan permintaan jauh lebih besar.Keadaan
Oleh karena itu, perkembangan konsumsi gipsum ini akan berpengaruh terhadap perkembangan harga
ini sangat dominan dipengaruhi oleh laju pertumbuhan gipsum di masa mendatang, dan diperkirakan akan
produksi semen, yaitu sebesar 10,15% per tahun. meningkat.
Sedangkan industri semen sendiri akan dipengaruhi
oleh pertumbuhan di sektor konstruksi, yang pada Sebagai proyeksi, harga gipsum (atas dasar harga
akhirnya dipengaruhi oleh produk domestik bruto konstan 1983), yang dihitung dengan menggunakan
(PDB). Dengan kata lain, konsumsi gipsum secara laju pertumbuhan per tahun selama kurun waktu
tidak langsung akan dipengaruhi oleh tingkat 1980 – 1992 sebesar 1.36%, produk domestik bruto
pertumbuhan PDB. (PDB) 5% dan 7% per tahun, maka diperoleh harga
gipsum per ton di tahun 2000 berkisar antara Rp
Sebagai proyeksi, konsumsi gipsum sampai tahun 44.670 – Rp 68.900 per ton.
2000, yang dihitung berdasarkan laju pertumbuhan
produk domestik bruto (PDB) 5% dan 7% per tahun, 5.6 Peluang Pengusahaan
serta laju pertumbuhan industri semen, diperoleh
angka berkisar antara 1.003.400 – 1.470.700 ton. Berdasarkan hasil analisis perkembangan struktur
industri gipsum dan proyeksinya, serta faktor-faktor
Proyeksi tersebut diperkirakan akan mendekati yang berpengaruh, ternyata di masa mendatang
kenyataan, dan hal ini dapat ditinjau dari adanya jumlah permintaan gipsum di dalam negeri
rencana peningkatan kapasitas terpasang industri diperkirakan jauh lebih besar daripada pemasokan,
semen pada akhir Pelita V (tahun 1993) dari 17,8 juta dalam hal ini pemasokan gipsum yang berasal dari
ton menjadi 25 juta ton per tahun, yang akan produksi tambang dan produk sampingan industri
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 190

kimia di dalam negeri, maka peluang pengusahaan 4. Johnstone,S.J., Minerals For The Chemical and
gipsum sangat besar. Allied Industries, Chapman and Hall, second
edition, London, 1961.
Namun apabila dilihat dari jumlah cadangan gipsum
yang sudah diketemukan sangat sedikit, maka 5. Komar, P.A., Diskusi Masalah Bahan Baku
pengembangan produksi gipsum di masa mendatang Kimia Untuk Industri, Kertas Kerja, Proceeding
akan sulit dilakukan. Oleh karena itu, untuk membantu Lembaga Kimia Nasional, LIPI, Bandung, 1978.
pemenuhan kosumsi gipsum di dalam negeri yang
juga sebagai upaya pengurangan impor gipsum, 6. Pressler J.W., Gypsum Mineral Facts and Prob-
hanya gipsum sintetis yang menjadi alternatif untuk lems, Bureau of Mines, Belletin, United State,
dapat dikembangkan di masa mendatang. Department of Interior, 1985.

7. ———, Statistik Industri, Biro Pusat Statistik,


6. PENUTUP Jakarta, 1980 – 1992.

Untuk menunjang berkembangnya industri 8. ———, Statistik Perdagangan Luar Negeri,


pertambangan gipsum di Indonesia, maka kegiatan Ekspor & Impor, Biro Pusat Statistik, 1980 –
eksplorasi dan inventarisasi endapan/cadangan 1992.
gipsum perlu lebih ditingkatkan.
9. ———, Data dan Informasi Pertambangan
Ditinjau dari segi kebutuhan gipsum di masa Umum, Direktorat Jenderal Pertambangan
mendatang yang diperkirakan semakin besar, maka Umum, Departemen Pertambangan dan Energi,
perlu diteliti lebih seksama pemanfaatan sumber Jakarta, 1987/1988.
lain untuk membuat gipsum sintetis, agar
ketergantungan terhadap impor dapat dikurangi. 10. ———, Laporan Tahunan Kegiatan Pertam-
bangan, Direktorat Teknik Pertambangan,
Direktorat Jenderal Pertambangan Umum,
DAFTAR PUSTAKA Jakarta, 1987/1992.

1. Appleyard, F.C., Industrial and Rocks (Con- 11. ———, Pengembangan Kapasitas Nasional
struction Materials). Sektor Industri, 1986 – 1990, Departemen
Perindustrian, Jakarta.
2. Davis, L.L., Gypsum, Mining Engineering US-
Bureau of Mines, London, June 1990. 12. ———, Basic Chemical Industries of Indonesia,
Directory 1990, Published by The Federation of
3. Dickson, T., Gypsum, Building From The Depths, Basic Chemical Industries of Indonesia, Jakarta,
Industrial Minerals, US-Bureau of Mines, Bulle- 1990.
tin, United State.
*****
BAHAN GALIAN INDUSTRI nnnnnnnn
nnnnnnnnnn
nnnnnnnnn
nnnnnnn 15 – 191

15 KALSIT
Oleh : Adjat Sudrajat,
Darsa Permana,
Harta Haryadi

1. PENDAHULUAN (CaCO3 ). Ankerit terbentuk karena adanya substitusi


unsur Fe terhadap unsur Ca menjadi mineral CaFe(CO3 )2
Dewasa ini pemanfaaan kalsit menunjukkan dengan berat sekitar 21,7% kalsit. Sedangkan kutnakorit
perkembangan yang semakin baik. Pemakaian kalsit merupakan substitusi Mn terhadap unsur Ca hingga
jenis heavy maupun light semakin bertambah luas mencapai 25% berat kalsit.
ruang lingkupnya, sehingga volume pemakaian juga
meningkat. Mineral aragonit mempunyai komposisi kimia sama
seperti kalsit. Keduanya dapat mempunyai warna
Semula pemakai kalsit hanya beberapa jenis yang sama, tetapi kehadiran kedua mineral tersebut
industri, tetapi sampai saat ini telah mencapai 23 dapat dibedakan dari struktur kristalnya.
jenis industri, baik sebagai bahan baku utama
maupun sebagai bahan baku tambahan. Kalsit Kalsit mempunyai bentuk primatik, tabular,
selain digunakan di sektor industri, juga digunakan rhomboedral, massive, berbutir kasar sampai sangat
di sektor pertanian, yang berfungsi sebagai soil halus. Kalsit dapat terbentuk sebagai stalaktit,nodul,
conditioner, yang dikenal dengan nama kaptan. tuberose, koraloidal, olitic atau pisolitik. Berat jenis
kalsit murni adalah 2,71 dan akan meningkat sesuai
dengan tingkat substitusi unsur logam.
2. GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN
Kalsit murni tidak berwarna dan transparan, warnanya
2.1 Mula Jadi dan Mineralogi akan berubah sesuai dengan substitusi yang terjadi,
sepeti kuning, coklat, pink, biru, lavender, kehijauan,
Endapan kalsit merupakan hasil restrukturisasi batu abu-abu, hitam dan mungkin kehijauan seperti klorit.
gamping yang mengkristal setelah mengalami Sifat kalsit yang lain adalah tingkat kekerasan 3
proses pelarutan. Umumnya terjadi pada batu Mohs, belahan rhombohedral dengan sudut 75 –
gamping atau marmer dalam masa kristalin yang 105°.
berlapis dan berupa stalaktit dan stalakmit.
Kalsit termasuk mineral pembentuk batuan sedimen
Kalsit dengan komposisi kimia CaCO3 dapat ataupun metamorf, dan merupakan material semen
ditemukan dalam keadaan murni dan tidak, pada suatu batuan, banyak ditemukan dan
bergantung kepada kandungan mineral pengotornya. terdistribusi pada lapisan bumi.
Mineral pengotor ini terbentuk karena adanya
subtitusi unsur Ca oleh unsur logam, seperti Kalsit murni terjadi sebagai bagian dari chalk atau
Mg, Fe, Mn. Dalam prosentase berat tertentu, batu kapur. Batuan kalsit akan mengalami perubahan
mineral pengotor kalsit tersebut akan membentuk menjadi marmer pada tekanan dan temperatur tinggi.
mineral kapur yang lain, seperti dolomit, ankerit, Pada proses ini struktural kristal kalsit berubah,
dan kutnakorit. demikian pula dengan sifat fisiknya, sedangkan
komposisi kimianya mengikuti batuan asalnya.
Dolomit terbentuk karena substitusi unsur Mg
terhadap unsur Ca, sehingga terbentuk mineral Kalsit ditemukan juga pada batuan beku basa sebagai
CaMgCO3 yang mencapai sekitar 26,5% berat kalsit hasil dari alterasi kalsium silika, atau hasil proses
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 192

hidrotermal pada urat-urat bijih. Pada keadaan jumpai bukit kapur yang tidak ditutupi lagi oleh
tersebut kalsit merupakan asosiasi dari bijih sulfida, tanah penutup, tetapi terlihat berupa bukit-bukit
fosfat, kuarsa, barit, flourit, dolomit, dan siderit. Sifat kapur yang tandus.
fisik kalsit dan asosiasinya dapat dilihat pada Tabel
1. Penyelidikan endapan kalsit dilakukan melalui
penyelidikan yang mencakup pengecekan lapangan,
2.2 Potensi dan Cadangan Kalsit keadaan endapan, dan penyebarannya. Pengupasan
dilakukan dengan penggalian tanah penutup
Penyebaran kalsit di Indonesia mengikuti sebaran permukaan dan tebing-tebing. Selanjutnya eksplorasi
endapan batu gamping karena pembentukannya dengan membuat parit-parit, pemboran, dan sumur
sama, namun hal ini tidak berarti bahwa pada setiap uji.
endapan batu gamping akan ditemukan kalsit.
Penentuan kualitas dapat dilakukan analisis contoh hasil
Endapan kalsit sebagian besar diketemukan dalam pengeboran dan chanel sampling yang dengan tujuan
bentuk lensa-lensa atau merupakan asosiasi endapan mengetahui kandungan unsur di dalam endapan, hilang
mineral yang lain, dan jarang ditemukan endapan pijar, dan unsur lainnya. Hasil eksplorasi dapat
kalsit murni dalam ukuran besar. Berdasarkan data digunakan untuk menghitung cadangan pasti,
DSDM, 1991, jumlah cadangan yang sudah diselidiki perencanaan penambangan, pengolahan, sistem
(tereka) adalah 10,1 juta ton yang terdapat di Indarung, transportasi yang tepat, dan lain-lain.
Sumatera Barat (10 juta ton) dan Begelan, Kabupaten
Purwokerto, Jawa Tengah (0,1 juta ton). Pada pertambangan kalsit berskala kecil, tahap
ini jarang dilakukan, tetapi cukup dengan melakukan
2.3 Eksplorasi Penambangan dan penyelidikan pendahuluan dan penelitian terhadap
Pengolahan sifat fisik-kimia, dan kandungan mineral pengotor.

a. Geologi dan Eksplorasi b. Penambangan

Pada umumnya, geologi kalsit merupakan daerah Pada umumnya, penambangan kalsit dilakukan
batu kapur, perbukitan atau pegunungan. secara sistem terbuka. Pengupasan tanah penutup
Stratigrafi batuannya terdiri atas tanah penutup yang tipis dapat dilakukan dengan buldoser atau
(lempung dan marel), batu kapur (termasuk dengan peralatan sederhana. Untuk tanah penutup
kalsit), dan lapisan paling bawah yang terdiri yang tebal, penambangan dilakukan dengan cara
batu gunung api (tufa, breksi, dan andesit). tambang bawah tanah dan untuk tanah penutup
Sering terjadinya erosi menyebabkan banyak di yang terdiri dari batuan keras, pengupasan

Tabel 1. Sifat Fisik Kalsit dan Batu Kapur

Mineral (Rumus Kimia) Sistem Kristal Belahan Kekerasan Bobot isi Warna
(Mohs)

Kalsit (CaCO3 ) Hexagonal Rhombohedral 3 2,71 tidak berwarna putih,


berwarna (pengotor)
Dolomit (CaMg(CO3 )2) Hexagonal Rhombohedral 3,5 – 4,0 2,87 putih – pink
Aragonit (CaCO3 ) Orthorombik – 3,5 – 4,0 2,93 – 2,95 tidak berwarna –
putih
Siderit (FeCO3 ) Hexagonal Rhombohedral 3,5 – 4,0 3,7 – 3,9 coklat – hitam
Ankerit (Ca2 MgFe(CO3 )4 ) Hexagonal Rhombohedral 3,5 – 4,0 2,9 putih – pink
Magnesit (MgCO3 ) Hexagonal Rhombohedral 3,5 – 4,0 2,96 – 3,1 putih – kuning

Sumber : Industrial Minerals and Rocks, 1985


BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 193

dilakukan dengan cara pengeboran dan peledakan. CaO + H2 O → Ca(OH)2


hydrated lime
Tahap selanjutnya adalah penambangan batuan Ca(OH) + CO2 → CaCO3 + H2 O
secara berjenjang dengan pengeboran dan peledak- Kalsit
an atau dengan menggunakan alat sederhana.
Dalam proses kalsinasi, terlebih dahulu dilakukan
Di Indonesia, penambangan kalsit dilakukan secara reduksi ukuran terhadap batu kapur, lalu dimasuk-
tambang terbuka, karena endapannya berupa kan ke dalam tungku dan dipanaskan sampai suhu
perbukitan dan dataran di lingkungan pegunungan 1000° – 1300°C yang menghasilkan kapur tohor
kapur. Ada juga penambangan kalsit di daerah gua- (quicklime) dan gas CO2 .
gua kapur yang keberadaannya bersamaan dengan
endapan fosfat. Apabila dilakukan penambahan air secukupnya
terhadap kapur tohor dan penambahan kapur kembali
Pengusaha kalsit terdiri dari pengusaha dengan untuk mengikat unsur Ca, maka akan diperoleh
surat izin pengusahaan daerah (SIPD) Tk I atau II dan CaCO3 dan air (H2 O). CaCO3 inilah yang dikenal
non-SIPD. Pengusaha SIPD melakukan teknik sebagai light calcite.
penambangan dengan lebih teratur, sedangkan
pengusaha non-SIPD melakukan panambangan Tahap-tahap kegiatan pengolahan kalsium karbonat
cadangan berupa lensa-lensa dengan volume lebih dapat diamati pada Gambar 1 dan 2.
kecil dan dengan sistem selektif pada batu kapur.

c. Pengolahan 3. KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI PRODUK

Pengolahan kalsit hanya bertujuan untuk mem- 3.1 Penggunaan


peroleh ukuran butir dan tingkat kadar CaCO3 sesuai
dengan spesifikikasi pasar. Pengolahan dapat Penggunaan kalsit sekarang ini telah mencakup
dilakukan secara sederhana, yaitu dengan berbagai sektor yang didasarkan pada sifat fisik
menghilangkan kotoran yang melekat. Kemudian dan kimianya. Penggunaan tersebut, di antaranya
dilakukan penghancuran dan diayak sesuai dengan di sektor pertanian, industri kimia, industri
ukuran yang diinginkan. makanan, industri logam, dan lainnya.

Untuk mendapatkan ukuran butir halus (<12 mesh) a. Pertanian


dipecahkan dengan menggunakan hammer mill; dan
untuk mendapatkan ukuran yang sangat halus (-200 Pemupukan tanah hasilnya akan optimum apabila
mesh) digunakan super mill (pulverizer). keasaman tanah dapat dikurangi dengan cara
pengapuran. Kapur yang digunakan dapat berupa
Produk kalsit hasil penambangan yang dapat dikon- kapur tohor (quicklime), kapur padam (hidrated lime),
sumsi langsung oleh industri, dikenal dengan nama ataupun dalam bentuk tepung yang biayanya lebih
heavy calcite. murah dibandingkan dengan jenis lainnya. Biasanya,
pengapuran dapat mencapai 5 ton/ha dan tidak
Proses pengolahan yang lain adalah melalui proses harus dilakukan setiap tahun.
kalsinasi terhadap batu gamping sebagai bahan
baku. Produk dari proses ini merupakan kalsit dari b. Industri Kimia
jenis ligth calcite
Di industri kimia, kalsit dipakai untuk memproduksi
Rumus umum reaksi pembuatan light calcite adalah kaustik soda dan alkali lainnya dengan mengguna-
sebagai berikut : kan solvay process.

dipanaskan Kalsit jenis light calcite berfungsi sebagai filler,


CaCO3 (kapur) → CaO + CO2 extender coating pada industrii kertas, cat, karet,
Quicklime farmasi, dan plastik. Produk lain yang banyak
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 194

Quari batu kapur

Produk blok Produk fraksi

Pemisahan
Barang-barang ukuran
seni Batu hias

Mineral
Konstruksi Material balast
teraso

Industri
teraso
Penggerusan Industri semen Kalsinasi

Kapur tanah Kapur tanah


kalsium karbonat magnesium

Commercial Pengendapan Aktivasi


lime kalsium kalsium
production karbonat karbonat

V
Light calsium carbonat

Gambar 1. Proses Pengolahan Light Kalsium Karbonat

digunakan adalah kalsium hipklorit, asam sitrit, Kalsit di industri ini dipakai juga untuk mengolah
fosfat, gliserin, dan propilin oksida. Kalsit alam sisa produk pada pabrik pengawetan, mengurangi
(heavy calcite) digunakan pada industri keramik, keasaman buah kalengan dan persiapan penggiling-
gelas, barang-barang gelas, kimia, bahan galian annya. Apel dan beberapa jenis buah lainnya akan
bukan logam, dan lainnya. menjadi baik dengan cara pengontrolan suhu. Jenis
kalsit yang digunakan adalah hydrated lime yang
c. Industri Makanan berfungsi menyerap karbon dioksida yang dikeluarkan
oleh buah-buahan.
Pemakaian kalsit terbesar di industri ini adalah
untuk pemurnian gula bit. Setiap satu ton gula Di industri makanan ternak, kalsit di pakai sebagai
membutuhkan sampai 250 kg kalsit yang sebagian imbuhan atau penambah unsur Ca dalam
besar di pasok dari pembakaran kapur di pabrik gula. pembentukan tulang dan telur pada unggas.
Gula tebu juga memerlukan kalsit tetapi dalam d. Industri Metalurgi
jumlah kecil (2 – 7 kg/ton).
Baja yang dibuat dengan basic oxygen method
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 195

Batu kapur Kokas


↓ ↓
Kiln
↓ ↓
Kapur tohor Gas
↓ ↓
Pengadukan Bak pencucian
↓ ↓
Pemisahan → Pelarutan → Bak reaksi → Pemisahan → Bak penampung → Dehidrasi

Pengeringan

Pulveris ?

Tes

Pengepakan

Gambar 2. Proses Pengolahan Kalsium Karbonat

memerlukan sejumlah kalsit berkualitas tinggi sebagai karbonat, yang akan dihasilkan dengan melakukan
fluks yang berfungsi untuk mengikat material pengotor pembakaran dengan tingkat kehilangan sekitar 10%.
atau sebagai slag, seperti fosfor, belerang, silika,
dan alumina. Kadang-kadang dolomit dipakai sebagai Untuk mengurangi keasaman tanah, pengolahan
fluks dengan maksud tungku peleburan lebih besar. dapat dilakukan dengan menambahkan fosfat dan
nutrisi pupuk. Pada tanah dengan tingkat keasaman
Pada peleburan aluminium dengan Metode Bayer, rendah mikro organisme akan tumbuh dengan baik
kalsit dan kaustik soda merupakan bagian penting sehingga tanah menjadi gembur dan subur.
yang berfungsi untuk menghancurkan bijih bauksit. Pengapuran pada tanah lempung dapat mem-perbaiki
struktur tanah. Kapasitas dan frekuensi pengapuran
Pemakaian kalsit/kapur terbesar pada kegiatan tergantung sifat tanah permukaan dan tingkat aktivitas
flotasi logam bukan besi adalah pada flotasi logam pelarutan yang terjadi.
tembaga. Kemudian untuk logam-logam seng,
timah hitam, perak, dan uranium. Sementara itu, Pada industri perminyakan, kalsit dipakai untuk
pada pengolahan logam bukan besi lainnya, kalsit membuat lumpur pemboran.
dipakai pada proses flotasi sebagai settling agent
dan pengontrol pH selama proses flotasi f. Industri Konstruksi
berlangsung.
Batu kalsit termasuk sebagai material konstruksi.
e. Industri Lainnya Pemakaiannya adalah untuk pondasi jalan atau
bangunan yang berfungsi untuk menstabilkan tanah.
Selain industri di atas, industri pengalengan, lem Penggunaan kalsit untuk konstruksi tidak
tulang, kertas, dan perminyakan menggunakan se- memerlukan persyaratan tertentu.
jumlah kalsit pada proses pabrikasinya. Selain itu, kalsit dapat juga dipakai untuk pembuatan
Industri kertas merupakan salah satu industri pemakai kapur tohor dengan cara memisahkan CO2 melalui
kalsit cukup besar. Penggunaan kalsit bertujuan pemanasan.
untuk memperoleh alkali pada proses sulfat. Selain
itu, juga dipakai untuk menghasilkan endapan 3.2 Spesifikasi Kalsit (Kalsium Karbonat) di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 196

Industri Hilir
Industri Plastik, Ban, dan Pelapis
Di dalam penggunaanya, kalsit berfungsi sebagai
filler, pelicin, fluks dan lain-lain. Sifat dan spesifikasi- Spesifikasi kalsium karbonat yang diperlukan untuk
nya tergantung industri pemakaiannya. jenis industri ini adalah :

a. Bahan Pengisi (Filler) – permukaan spesifik : 20 – 50 m2 /g,


– ukuran butir : 0,08 – 0,02 µ.
Kalsit berfungsi sebagai filler karena mempunyai
sifat stabil terhadap cahaya dan tidak larut dalam air Jenis plastik yang menggunakan filler dari kalsium
(mempunyai daya tutup yang baik). Fungsi filler di karbonat antara lain polyvinyl chlorida, polypropylin,
dalam pabrikasi, antara lain untuk : dan polyester.

– mengurangi jumlah bahan baku utama, Keuntungan digunakannya filler kalsium karbonat di
– menurunkan biaya tanpa mengurangi kualitas industri ini adalah biaya bahan baku menjadi rendah,
produk, tahan terhadap benturan, kekakuan, dan tahan panas.
– menambah daya tutup,
Persyaratan jumlah CaCO3 dalam industri plastik
– diperolehnya sifat-sifat tertentu, seperti warna
adalah :
yang tidak cepat pudar.
– PVC : 7 – 40% berat bahan,
Persyaratan umum kalsit untuk industri adalah : – PP : 20 – 40% berat bahan,
– PE : 30 – 55% berat bahan,
– CaCO3 : 96%
– ukuran butir : -325 mesh, Penggunaan plastik, antara lain untuk kemasan
– tidak larut dalam HCI : 1%, plastik dan karet, pembuatan pipa (paralon), industri
– hilang pijar : 4,2 – 4,4%, automotif, kelistrikan, dan elektronika.
– kadar air : 0,3%.
Industri Cat
Beberapa persyaratan kalsit sebagai filler untuk
setiap industri, seperti pada Tabel 2. Pada industri cat, spesifikasi kalsium karbonat yang

Tabel 2. Spesifikasi Kalsit (Kalsium Karbonat) sebagai Filler untuk Beberapa Industri (%)

Kertas Pelitur
Jenis Industri Cat Karet Pipa PVC Pengisi Kertas Pelapis Kimia dll.

CaCO3 , % 96,15 98,5 98,5 96,15 98,5 98,1 96,15


Kandungan air 0,13 0,10 0,14 0,13 0,14 – 0,13
Kandungan uap air 0,20 20 1 15 – – 0,20
Distribusi partikel :
+ 53 mikron 0,030 0,02 0,1 0,75 0,02 0,01 9
+ 10 mikron 18 1 13 18 1 1 30
5 mikron 33 2,5 35 35 2,5 4 5,30
2 mikron- 36 80 40 40 80 90 28
1 mikron- – 42 – – 42 70 –
Luas per spes m2 /gr 2,70 6,0 1,88 2,2 8,0 5 – 16 1,50
Kilap 85,5 84 84,0 85,5 89 96 84,70

Sumber : Power, Tim "Limestone Spesification" Industrial Mineral, October 1985


BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 197

diperlukan, antara lain :


b. Pelicin
Sifat fisika :
– permukaan : 5 – 11 m2 /g, Fungsi kalsit sebagai pelicin dapat dijumpai pada
– ukuran butir : 0,2 – 4,0 µ (-325 mesh), industri farmasi (pembuatan tablet). Fungsi pelicin
– kecerahan : 97 – 98% pada tablet adalah untuk :
– sg : 2,7;
– kandungan air : 1% – mengurangi daya gesek antara butiran tablet
dengan die.
Kimia : – memperlancar aliran butiran tablet,
– CaCO3 : 98,50% – mencegah melekatnya butiran tablet pada per-
– Acid insolube : 0,30% mukaan punch dan die,
– Al2 O3 : 0,20% – mempermudah pemrosesan akhir.
– SiO2 : 0,20%
– Fe2 03 : 0,02% Persyaratan kalsium karbonat sebagai pelicin
– MgO : 0,30% antara lain :

Pemakaian cat ini meliputi : – kandungan CaCO3 minimal 98,5% dihitung


– cat kering (cholorinated rubber), terhadap zat yang dikandungnya,
– cat anti karat, – serbuk hablur, putih tidak berbau, tidak berasa,
– bahan untuk mencegah penggumpalan cat, – kandungan arsen tidak lebih dari 4 BPL,
– pembuatan rambu-rambu pada jalan raya, – logam berat tidak lebih dari 30 BPL,
– bahan tinta cetak. – susut kering 2%

Meskipun digunakan untuk cat, pigmen kalsium Persyaratan zat pelicin antara lain :
karbonat mempunyai daya tahan yang kurang baik
terhadap cuaca karena solubilitas dan reaksi yang – dapat melapis sebagian besar butiran,
kurang terhadap asam dan air hujan. – jumlah zat pelicin tidak boleh melebihi 1%; apa-
bila melebihi, obat akan mudah hancur,
Industri Kosmetika – bersifat hidropholic (menolak air),
– ukuran butiran : -200,
Spesifikasi yang diperlukan, antara lain : – mempunyai permukaan spesifik yang tinggi,
yaitu perbandingan antara luar permukaan dengan
– permukaan : 6 – 11 m2 /g, volume.
– ukuran butir : 0,2 – 0,4 µ,
– kecerahan : 98 – 99%, c. Bahan Pewarna

Pemakaian filler untuk kosmetika antara lain Penggunaan kalsit sebagai bahan pewarna
sebagai : memerlukan spesifikasi seperti :

– filler pada cream, – kandungan CaCO3 >98%,


– pembawa parfume, – kandungan air dan hilang bakar <1%,
– filler untuk make up penahan sinar matahari, – alkalinity 0,5%,
– pasta gigi. – ukuran -44 µ >99%.

Pemakaian sebagai pengkilap dan pembersih tingkat d. Industri Gelas


halus sampai sedang,
– ukuran partikel 5 – 6 µ, Pemakaian kalsit pada industri gelas dimaksudkan
– untuk pembersih jendela, pintu rumah, dan sebagai campuran bahan baku, seperti pasir kuarsa,
kendaraan, dengan persyaratan :
– detergen.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 198

– CaO : 55,06%, – rigid profiles


– SiO : 0,25%,
– Al2 O3 : 0,09% , k. Plasticiced PVC
– Fe2 O3 : 0,037%.
– Loble,
Kalsit murni juga dapat digunakan untuk pembuatan – Coating
peralatan optik.

e. Industri Makanan Ternak 4. PERKEMBANGAN EKONOMI KALSIT

– CaO : 38%, Produk kalsit Indonesia berasal dari produksi tambang


– Fosfor : 0,02%, formal (SIPD) dan non-formal, juga dari industri
– Sodium : 0,06%, kalsium karbonat. Produksi kalsit hasil tambang
– Klorin : 0,03%, merupakan kalsit alam (heavy calcite), sedangkan
– Magnesium : 2,04%, produk dari industri kalsium karbonat disebut ligth
– Potasium : 0,11%, calcite, yang berasal dari pengolahan kapur, chalk,
– Sulfur : 0,04%, marmer, atau dolomit.
– Iron : 3.500 ppm.
Selama rentang waktu pengamatan, produksi heavy
f. Industri Barang-Barang Kimia calcite dan ligth calcite menunjukkan peningkatan
dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 18,34%
– CaCO3 min 95% dan 21,67%. Produksi kalsit alam berasal dari
– SG 2,65 – 2,75%, Propinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan
– ukuran butir D.I Yogyakarta.
- <30 µ = 100%,
- <20 µ = 96%, Walaupun produksi tambang yang tercatat hanya
- <10 µ = 34%. berasal dari tambang yang formal, pemasokan dari
perusahaan non-formal tidak dapat diabaikan. Hal itu
g. Industri Kosmetik dilihat dari tingkat konsumsi kalsium karbonat yang
tinggi.
– CaCO3 = 98,5%,
– Kandungan air = 1%, Dari hasil pengamatan di lapangan jumlah perusahaan
– pH = 8–9 non-SIPD jauh lebih besar dari pada SIPD. Jumlah
peruusahaan SIPD di pulau Jawa tercatat 2.489
h. Industri Kertas buah perusahaan dan Non-SIPD 35.043 buah
perusahaan.
– CaCO3 = 85%,
– air = 0,8%, Konsumsi kalsit alam dan kalsium karbonat dalam
– sisa 200 mesh = 0,05 %, kurun pengamatan menunjukkan peningkatan yang
– kecerahan = 98 %. berarti. Konsumsi kalsit terdiri dari heavy calcite dan
light calcite. Heavy calcite dipakai pada industri
i. Plastik, Rubber, Sealant keramik, industri barang-barang kimia, industri
pengolahan logam, dan industri makanan ternak.
Spesifikasi : Sedangkan light calcite dikonsumsi oleh industri
kertas, industri cat, plameur, industri ban, industri
– Spesifikasi permukaan = 20 – 50 m2 /g, sabun, industri kosmetik, dan lainnya.
– ukuran butir = 0,08 – 0,02 µ,
Kosumsi kalsit Indonesia selama kurun waktu 1989
j. PVC Polymer – 1992 meningkat dengan laju tahunan 13,26%.
Kenaikan permintaan kalsit dipengaruhi oleh industri
– corrugate land drain, drain pipes, guttering, pemakainya, eperti industri kimia, gelas dan barang
– presure pipes, dari gelas, bahan galian bukan logam.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 199

Pada tahun 1985 hanya terdapat beberapa jenis produksi domestik kurang memenuhi syarat (Tabel
industri yang mengkonsumsi kalsit atau kalsium 4 dan 5).
karbonat, dan pada tahun-tahun terakhir ini
perkembangan pemasarannya cukup pesat
mencapai lebih dari 12 jenis industri. Perkembangan 5. PROSPEK PERKEMBANGAN KALSIT
ini didorong oleh semakin berkembangnya teknologi
industri sebagai subtitusi dan mineral filler yang Selama ini perkembangan pemasokan kalsit alam
harganya lebih murah. masih berjalan secara berkesinambungan. Walaupun
data mengenai cadangan kalsit tidak dapat diketahui,
Pemasokan impor kalsium karbonat berasal dari namun pasokan bahan baku kalsium karbonat dapat
negara Taiwan, Jepang, Cina, Perancis, dan Korea bersumber dari kapur, marmer, chalk, dolomit,
Selatan dan lainnya. Impor kalsit selama kurun ataupun kalsit itu sendiri masih dapat diandalkan.
waktu pengamatan cenderung stabil.
5.1 Perkembangan di Indonesia
Komposisi pemakaian kalsit/kalsium karbonat untuk
masing-masing sektor industri ban misalnya, Prospek perkembangan produksi kalsium karbonat
pemakaian kalsum karbonat berkisar antara 5 – 10% juga nampak semakin baik dengan meningkatnya
berat ban, industri cat membutuhkan kalsium karbonat investasi pada industri ini.
sebesar 10% berat hasil produksinya (Tabel 3).
Kapasitas terpasang industri kalsium karbonat pada
Keseimbangan antara pemasokan dan permintaan akhir Pelita V diproyeksikan 136.600 ton per tahun,
selama lima tahun terakhir ternyata menunjukkan dari 23 perusahaan. Sementara itu, diperkirakan
tingkat yang negatif, yang berarti bahwa tingkat produksi kalsium karbonat pada akhir Pelita V adalah
pemasokan lebih rendah dari tingkat permintaan. mencapai 270.000 ribu ton.
Keadaan ini kemungkinan karena tingkat
pemasokan kalsit, tidak tercatat secara akurat, Semakin cerahnya prospek kalsium karbonat dilihat
terutama yang berasal dari perusahaan Non-SIPD. dengan akan diproduksinya kalsium karbonat
masterbatch compound, dan masterbatch colorants
Sementara itu, dari hasil survei pasar diperoleh compound, yang keduanya berfungsi sebagai bahan
dua jenis kalsit, yaitu heavy calcite dan light cal- pewarna plastik. Diharapkan diversifikasi produksi
cite. Harga jenis kalsit heavy grade tingkat pabrik kalsium karbonat ini akan dapat memenuhi bahan
per bulan April 1990 adalah Rp. 100,00 – Rp. baku tersebut yang selama ini dipenuhi dari impor.
120,00/kg, sedangkan harga kalsit jenis light grade
eks impor (Taiwan) adalah Rp. 330,00/kg, tidak Kapasitas terpasang pada akhir Pelita V dari lima
termasuk PPN. Walaupun kalsit impor lebih mahal buah perusahaan yang telah mendapat izin dan
namun penggunaannya cenderung naik, karena

Tabel 3. Produksi, Impor dan Konsumsi Kalsit dan Kalsium Karbonat Indonesia, 1985 – 1989

Impor
Produksi Konsumsi
Kalsium Karbonat
Tahun
Kalsium Kalsit Alam
Kalsit Alam ton 000 $AS Kalsium
Karbonat Karbonat

1985 12.262,00 13.450,00 21.404,00 4.758,00 95.927,00 13.240,00


1986 40.768,00 14.407,00 30.003,00 4.938,00 104.781,00 14.628,00
1987 41.060,00 40.500,00 22.373,00 7.965,00 156.309,00 16.881,00
1988 50.387,00 58.472,00 23.382,00 5.559,00 165.259,00 18.461,00
1989 47.885,00 70.786,00 16.450,00 5,979.00 152.751,00 16.986,00

Sumber : Buletin Statistik Komoditi Mineral, PPTM, Departemen Perindustrian, Hasil Survey Komoditi Mineral, PPTM ,1990
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 200

Tabel 4. Jumlah Konsumsi Kalsit Heavy Grade pada Industri, 1985 – 1989 (ton)

No. Jenis Industri 1985 1986 1987 1988 1989

1. Makanan ternak 4.194,00 4.797,00 5.400,00 6.844,00 6.594,00


2. Kimia pokok 4.028,00 6.330,53 8.633,07 10.935,60 13.238,13
3. Barang kimia lainnya 30.566,10 30.568,10 69.533,00 68.944,78 55.330,78
4. Keramik dan porselen 85,00 85,00 90,00 86,00 94,00
5. Gelas dan sejenisnya 45.794,09 50.858,04 54.847,99 62.822,94 56.736,08
6. Bahan galian non-logam 11.043,00 12.157,00 14.443,00 12.005,00 16.858,00
7. Logam untuk bangunan 129,36 129,36 129,36 129,36 129,36
8. Lainnya*) 87,00 1.128,80 3.232,80 3.491,43 3.770,74

Total 95.926,55 104.780,83 156.309,22 165.259,11 152.751,09

Sumber : Survei Pemakaian Bahan Galian, PPTM 1990, Statistik Industri, BPS 1985 – 1987, Jakarta
Keterangan : *) minyak goreng, limun, triplek, pulp, pupuk, barang dari semen, genteng, mesin dan listrik dan pengolahan
lainnya.

Tabel 5. Jumlah Konsumsi Kalsit Light Grade pada Berbagai Industri, 1985 – 1989 (ton)

No. Jenis Industri 1985 1986 1987 1988 1989

1. Kertas 4.755,00 4.400,00 3.305,00 4.785,00 5.385,00


2. Cat, vernis, dan lain-lain 1.192,00 1.465,38 1.732,35 2.019,53 2.291,70
3. Farmasi 367,00 513,00 587,00 733,00 733,00
4. Sabun dan alat pembersih lainnya 6.291,00 7.508,60 10.461,20 9.862,80 7.448,40
5. Ban luar dan dalam 210,00 252,20 317,00 492,00 528,00
6. Barang-barang dari karet 150,00 200,00 175,00 250,00 225,00
7. Plastik 275,16 288,92 303,36 348,53 334,60

Total 13.240,16 14.628,10 16.880,91 18.490,86 16.945,70

Sumber : Survey Pemakaian Bahan Galian, PPTM ,1990


Statistik Industri, BPS 1985 – 1987, Jakarta

masih dalam taraf persiapan produksi ditambah lima luasnya pemanfaatan kalsit ini adalah sebagai akibat
perusahaan terdahulu adalah 210.800 ton per tahun. dari perkembangan teknologi pengolahan kalsium
Apabila angka produksi kalsit mencapai 70% dari karbonat sesuai dengan kebutuhan pasar/Industri.
kapasitas terpasang, maka produksi kalsium Walaupun pemakaian kalsit untuk soil conditioner
karbonat akan mencapai 147.560 ton, yang secara angka belum tercatat, namun dari beberapa
diperkirakan angka produksi sudah akan dicapai penelitian, kalsit ternyata sangat bermanfaat dalam
pada tahun 1991. menurunkan derajat keasaman tanah sehingga mikro
organisme dapat tumbuh dengan baik, terutama
Semakin luasnya jenis industri pemakai kalsit untuk lahan transmigrasi, dan tanah pozoland merah
membuat prospek permintaan kalsit semakin baik. kuning.
Sektor lain yang diperkirakan memakai kalsium
karbonat adalah sebagai soil conditioner, bahan Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi
konstruksi maupun keperluan lainnya. Semakin perkembangan pemasokan, permintaan, dan harga
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 201

kalsit Indonesia adalah sebagai berikut : Tingkat efisiensi produksi industri kalsium karbonat
belum mencapai kapasitas optimum, karena baru
a. Pemasokan Kalsit Alam sekitar 60% dari kapasitas yang ada, yaitu 210.000
ton per tahun.
Perkembangan dan prospek kalsit akan dipengaruhi
oleh besarnya cadangan kalsit, perilaku pengusaha- c. Permintaan
an, serta permintaan kalsit.
Peningkatan permintaan kalsit/kalsium karbonat
Kondisi Cadangan Kalsit terutama didorong oleh perkembangan tingkat
teknologi sehingga penggunaannya menjadi demikian
Endapan kalsit di Indonesia ditemukan dalam bentuk luas, baik sebagai bahan baku utama maupun
lensa-lensa di pegunungan kapur dengan ukuran penolong.
yang kecil-kecil dan kadar tidak merata. Ciri kalsit
yang unik menyebabkan operasi pengusahaan kalsit 5.2 Perkembangan di Pasaran Internasional
agak tersendat-sendat dan bukan padat modal.
Sementara itu penambangannya dilakukan secara Di Malaysia tingkat impor kalsit juga menunjukkan
sederhana dangan kapasitas produksi terbatas. trend naik. Pada tahun 1988 tercatat sebesar 33.107
ton (3.912.876 dolar AS), dan perkembangan
Usaha Sampingan ekspornya berfluktuasi dan pada tingkat yang lebih
rendah dan pada tahun yang sama sebesar 1.926
Adakalanya produksi kalsit merupakan usaha ton (873.465 dolar AS). Sedangkan Philipina, produksi
sampingan dari penambangan kapur, karena yang tercatat sebesar 1.815 ton (1988), Ekspor/
keterdapatan endapan kalsit bersamaan dengan impornya tidak tercatat. Impor kalsit Indonesia yang
kapur/gamping. berasal dari Philipina pada tahun 1985 tercatat
10.400 ton (759 dolar AS).
Dengan demikian, produksi kalsit tidak berjalan
berkelanjutan sehingga produksi dari usaha ini Perkembangan kalsit atau kalsium karbonat untuk
berkembang secara fluktuatif. Dengan kata lain, tingkat dunia menunjukkan keadaan yang cukup
pabrik dapat mengolah bahan baku kalsium karbonat baik. Produksi kalsium karbonat di Eropa Barat
waktunya kosong. tercatat bahwa produsen kalsium karbonat yang
tertinggi adalah Inggris yaitu sebesar 72.000 ton
Keterkaitan Perusahaan Penambangan Besar pada tahun 1988, kemudian disusul oleh Jerman
dengan Perusahaan Pengolahan Barat 62.000 ton. Sedangkan Finlandia dan Spanyol
masing-masing 15.000 ton dan 10.000 ton, terendah
Sebagian besar penambang kalsit hanya mem- adalah Swedia 3.000 ton. Total produksi kalsium
produksi kalsit berupa bahan baku. Di lain pihak, karbonat 258.000 ton pada tahun 1988.
perusahaan pengolahan merupakan penghubung
antara pihak penambang dengan pihak konsumen, Konsumsi kalsium karbonat untuk Eropa Barat
dan peranan ini sangat penting sekali dalam jalur tercatat sebesar 202.000 ton, dengan negara
pemasokan dan permintaan. konsumen terbesar Jerman Barat 50.000 ton dan
Perancis 48.000 ton, kemudian Inggris 30.000 ton.
Penambang non-SIPD merupakan pengusaha Sedangkan konsumsi kalsit di negara-negara yang
ekonomi lemah, sebaliknya perusahaan pengolahan, lain seperti bervariasi antara 4.000 – 25.000 ton/
dalam perkembangannya menjadi faktor penentu tahun.
bagi kelangsungan perusahaan tambang ekonomi
lemah. Meskipun perusahaan pengolahan lebih Di Eropa, pemakaian kalsium karbonat yang
banyak diuntungkan, namun kehadirannya tetap terbesar digunakan untuk polimer dan plastik
dibutuhkan sebagai satu-satunya pembeli. sebesar 80.000 ton/tahun. Pada industri kertas
sebesar 60.000 ton/tahun, industri cat 40.000 ton/
b. Kapasitas Produksi tahun, industri kosmetik, farmasi, dan lainnya
masing-masing 10.000, 5.000, dan 16.000 ton/
tahun.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 202

7. KESIMPULAN
Permintaan kalsium karbonat untuk mineral filler di
wilayah Asia untuk industri plastik merupakan yang Perkembangan pemanfaatan, dan pemakaian kalsit
terbesar dibandingkan dengan mineral filler yang lain baik light grade maupun heavy grade di sektor
seperti kaolin, talk, silika. Peningkatan permintaan industri, semakin meningkat dan laju pertumbuhan
plastik telah mendorong berkembang dan meluasnya rata-rata per tahun secara historikal mencapai 27%,
industri plastik Asia. Permintaan plastik per kapita dan 14%. Sedangkan konsumen terbesar untuk
yang tertinggi adalah Amerika Serikat sebesar 55 light grade adalah industri kertas, sabun dan
kg, dan berikutnya Jepang dengan 40 kg per kapita, pembersih lainnya dan industri kertas. Tingkat
berikutnya baru Malaysia 10 kg per kapita. konsumsi jenis ini pada tahun 1989 mencapai
Pemakaian plastik ini meliputi florring, pipa, tali dan 22.545 ton. Konsumen dari jenis heavy grade yang
kabel, kelistrikan, kendaraan, alat-alat listrik dan terbesar adalah industri gelas dan barang-barang
lainnya. dari gelas, industri barang-barang kimia, pada tahun
1989 mencapai volume 152.751 ton.

6. INVESTASI Pemasokan kalsit terdiri atas produksi tambang


(SIPD dan Non-SIPD), produksi industri kalsium
Peningkatan pemasokan kalsit di dalam negeri tidak karbonat dan kalsit/kalsium karbonat impor.
terlepas dari perkembangan aktivitas penam-bangan Perkembangan produksi baik dari tambang SIPD
dan pengolahannya. Perkembangan ini dipengaruhi maupun industri kalsium karbonat terus meningkat
oleh tingkat investasi yang ada, dengan semakin dan pada tahun 1989 tercatat sebesar 22.545 ton
tinggi perkembangan tingkat investasi, maka tingkat dan 70.786 ton. Sedangkan impor menunjukkan
perkembangannya akan semakin tinggi pula. Dalam kecenderungan yang terus menurun dan pada tahun
rangka mendorong tingkat investasi pada sub-sektor 1989 tercatat 6.450 ton.
ini, maka akan ditampilkan gambaran mengenai hal
tersebut. Ketidakseimbangan antara permintaan dan
pemasokan, yang menunjukkan keadaan negatif
Perkiraan investasi meliputi biaya produksi, atau permintaan lebih besar dari pemasokan,
pemasaran, dan rate of return dan aliran kas terutama bersumber pada kekurangjelasan arus
kegiatan pertambangan dan pengolahan kalsit. perdagangan, baik pemasokan kalsit dari perusahaan
Perkiraan didasarkan pada beberapa asumsi kondisi non-SIPD dan perusahaan pengolahan.
endapan/cadangan yang merupakan bukit,
ketebalan tanah penutup 0 – 2,5 m terdiri atas Proyeksi baik produksi maupun konsumsi sampai
tanah, tumbuhan kayu agak jarang, ganti rugi akhir Pelita V, dan untuk tahun 2000, didasarkan
pemilikan lahan perseorangan yang dilakukan atas laju pertumbuhan historikal, pertumbuhan
secara bertahap untuk yang terkena operasi dan PDB dan tingkat kecenderungan; sehingga dapat
dampaknya. diperoleh angka produksi kalsit dan kalsium
karbonat untuk proyeksi sedang adalah sebesar
Operasi penambangan dilakukan secara semi 33.637 ton dan 119.000 ton, dan proyeksi
mekanis dengan pemboran dan peledakan. tingginya 57.586 ton 150.639 ton. Kapasitas ini
Kapasitas terpasang pabrik pengolahan 5 ton/jam, 210.000 ton, sehingga proyeksi tingginya dapat
dengan 200 mesh dan dikemas dengan karung tercapai.
plastik. Proyeksi permintaan kalsit/kalsium karbonat untuk
akhir Pelita V maupun tahun 2000, selain
Rincian biaya selengkapnya dapat diamati pada didasarkan atas laju pertumbuhan historikal,
Tabel 6. Investasi yang ditanam berupa modal sendiri pertumbuhan intensitas pemakaian, dan tingkat
dan modal pinjaman bank, dengan masing-masing kecenderungan. Perkembangan pemakaian ini juga
35% dan 65%. Nilai total investasi sebesar Rp.1.225 didasarkan atas diversifisikasi produk industri kalsium
juta, modal sendiri sebesar Rp. 429 juta. karbonat sehingga akan memperluas lingkup
pemakaian produk kalsit.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 203

Tabel 6. Perkiraan Investasi, Biaya Produksi dan Pemasaran serta Rate of Return
Pertambangan dan Pengolahan Kalsit*)

No. Jenis Kegiatan Nilai (Jutaan Rupiah)

A. Investasi :
1. Biaya pemilikan konsesi (SIPD)
– Perizinan, akte notaris, dan lain-lain 15
– Pembebasan tanah (pabrik, kantor, bengkel, dan lain-lain) 25
2. Eksplorasi (penyelidikan umum, pemetaan geologi, topografi,
pemboran, dan analisis contoh) 100
3. Studi kelayakan dan PIL/ANDAL 10
4. Pra Produksi :
– Gedung pabrik, kantor, bengkel 150
– Penyiapan lahan 15
– Peralatan pengolahan, 50 ton/hari 310
– Peralatan tambang dan pendukungnya 150
– Peralatan kantor dan sarana operasional 50
5. Modal Kerja 400

Total investasi 1.225

B. Pengeluaran per tahun :


1. Biaya operasi
– Bahan bakar dan peledak 120
– Biaya pemeliharaan 318
– Gaji dan upah karyawan 210
2. Pajak dan asuransi 25
3. Reklame dan rehabilitasi 5
4. Amortisasi 225
5. Depresiasi 92
Total pengeluaran 995

C. Pendapatan :
1. Penjualan (11.000 ton per tahun) 1.100
2. Pendapatan bersih 164
3. Rare of return 33,36%
4. Payback period 2,5 tahun

*) Berdasarkan keadaan tahun 1991


BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 204

DAFTAR BACAAN
9. Ladoo nd Mayer, Non Metallic Minerals, Mc.
1. Anonim, Statistik Industri, Bagian II, Biro Pusat Graw Hills Book, Inc. New York, Toronto Lon-
Statistik, 1982 – 1993. don, 1951, p.121.

2. Ananonim, Statistik Perdagangan Luar Negeri 10. Lefond S.J., Industril Mineerals and Rocks, Non
Indonesia; Ekspor dan Impor, Biro Pusat Metallic other han fuels, Ameria Institute of
Statistik Jakarta, 1982 – 1994. Mining, Metalurgi and Petroleum Engineering,
Inc. New York, 1975, p. 770 – 774.
3. Anonim, Buku Tahunan Pertambangnan dan
Indonesia, Departemen Pertambangan dan 11. Seth Vidur, dkk., Sodium Dodecyl Phosphate as
Energi, berbagai edisi. Collector in The Clsit-Apatite Mineral System,
The Departement of Metallurgical Engineering
4. Anonim, Laporan Penelitian Bahan Baku Indian Insitute of Technology, Kapur, India, 19?.
Keramik, Balai Besar Keramik, Bandung, 1983.
12. Supranto, J., Ekonometrik, Lembaga Penerbit
5. Anonim, Penyebaran Endapan Bahan galian di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,
D . I Y o g y a k a r t a, Direktorat Jenderal Jakarta, 1986.
Pertambangan Umum Sumberdaya Mineral,
Bandung, 1982. *****

6. Anonim, Kajian Perekonomian Indonesia, Cen-


tre for Policy Studies, berbagai edisi.

7. Anonim, Komplikasi Informasi Endapan bahan


Galian Industri di Indonesia, P usat
Pengembangan Teknologi Mineral, 1987.

8. Gujarati D., Basic Econometrics, 4th Edition,


Mc. Graw Hill Intenational Book Company, New
York, 1984.
BAHAN GALIAN INDUSTRI

KETERANGAN

1.Lubuk Sikapang , Pasaman Sumbar 11. Sumber Sari, Pati Jateng


2.Indarung Lolopadang , Padang Pariaman Subar 12. Gebangharjo , Pancimantoro , Wonogiri
3. Lebong Muaraam , Bengkulu 13. Kedungtulup , Simber , Rembang
4.Bideng Baru , Lampung 14. Tanalumi , Remabang , Purbolinggo
5. G Jambu , Leuwiliang , Bogor 15. Sumigaluh Kulonprogo
6.Kec Rowokele , Kec Ayah , Kec Buayan , Kebumen , Jateng 16. Pojongtepus , Semam panggang , Gunung Kidul
7.Kec Purwonegoro , Bawang , Bumi jawa , Banjarnegara 17. Gedangan , Sumbermajing Wetan , Malang
8.Gondorejo , Todanan , Blora 18. Klepu pule-pule, Beji ledok pelum Pacitan
9. Keling , Jepara 19. Talun , G Tumpuk kepil , Trenggalek
10. Komadahbatur , Tawangrejo , Grobogan , Jateng

Tabel 1. Lokasi Penyebaran Endapan Kalsit di Indonesia


15 – 205
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 1

16 KAOLIN
Oleh : Toton Setanan Kuntrat
Supriatna Suhala

1. PENDAHULUAN telah diambil sejak beberapa abad yang lampau.


Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari
Dengan meningkatnya perkembangan industri material lempung dengan kandungan besi yang
pemakai kaolin di Indonesia seperti: industri karet, rendah, dan pada umumnya berwarna putih atau
kertas, keramik, pestisida, dan lain-lainnya, agak keputihan. Kaolin mempunyai komposisi
kebutuhan/permintaan kaolin, baik sebagai bahan hidrous alumunium silikat (2H2O Al2O3 2SiO2),
baku utama maupun pembantu, dirasakan semakin dengan disertai beberapa material penyerta.
meningkat. Dua proses geologi pembentukan kaolin(kaolinisasi)
Ditinjau dari segi geologi, Indonesia memiliki potensi adalah proses pelapukan dan proses hidrotermal
yang besar untuk dikembangkan menjadi salah satu alterasi pada batuan beku feldspartik, mineral-min-
penghasil kaolin terkemuka di dunia. Sehingga eral potas alumunium silika dan feldspar diubah
bukan saja dapat memenuhi kebutuhan industri menjadi kaolin.
dalam negeri, tetapi juga dapat menjadi pengekspor Proses kaolinisasi berada dalam kondisi tertentu,
kaolin atau barang-barang padat kaolin. sehingga elemen-elemen selain siliks, alumunium,
Informasi tentang potensi, pemasokan(supply), oksigen, dan hidrogen akan mengalami
permintaan(demand) dan harga, serta analisis perpindahan. Gambaran proses ini seperti dalam
perkembangan dari tahun ke tahun dan prospeknya persamaan berikut:
di masa datang sangat dibutuhkan, baik bagi
pemerintah (untuk menyusun pola kebijaksanaan 2KAlSi3O8 + 2H2O Al2 (OH)4(Si2O5) + K2O+4SiO2
pengembangan industri kaolin) maupun pihak Felspar Kaolinit
swasta yang berminat untuk melakukan inventasi
di sektor bahan galian kaolin dan industri hilirnya. Proses pelapukan terjadi pada permukaan atau
Oleh karena itu, akan dilakukan suatu analisis sangat dekat dengan permukaan tanah, sebagian
perkembangan pemasokan, permintaan, dan harga besar proses terjadi pada batuan beku.
kaolin secara kualitatif dan kuantitatif dengan Endapan kaolin yang terjadi karena proses
menggunakan serial data dari tahun 1989 sampai hidrothermal terdapat pada retakan-retakan,
tahun 1993, serta membuat perkiraan patahan, dan daerah permaebel lainnya.
perkembangan di masa mendatang. Endapan kaolin ada dua macam, yaitu endapan re-
Disamping perkembangannya, hasil analisis tersebut sidual dan endapan sedimentasi. Di Indonesia
diharapkan dapat diketahui juga faktor-faktor yang endapan kaolin yang besar, yaitu endapan residual
berpengaruh terhadap tingkat produksi, konsumsi, dari hasil alterasi batuan granit. Endapan ini terdapat
dan harga kaolin di Indonesia, serta kemungkinan di Pulau Bangka dan Belitung.
ada peluang khususnya bagi para pengusaha baik
Swasta,BUMN atau masyarakat lainnya untuk 2.2 Mineralogi
mengembangkan usahanya ke dalam bidang
pertambangan komoditi kaolin. Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin
adalah kaolinit, nakrit, dikrit, dan halloysit, dengan
2. GEOLOGI kaolinit sebagai mineral utamanya. Halloysit
(Al2(OH)4 SiO5 2H2O) mempunyai kandungan air
2.1 Mula Jadi lebih besar, dan seringkali membentuk endapan
tersendiri. Dalam endapan kaolin yang ekonomis
Nama kaolin berasal dari bahasa China “kauling” tidak diketemukan mineral seperti nakrit dan dikrit.
yang berarti “pegunungan tinggi”, yaitu nama gunung Sifat-sifat fisik mineral kaolinit antara lain, berwarna
dekat Jauchau Fa, China, yang tanah lempungnya putih dan agak keputihan, kekerasan 2-2,5, berat
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 2

jenis 2,60-2,63, plastis, mempunyai daya hantar - Cara tambang terbuka (open pit)
panas dan listrik yang rendah, serta PH bervariasi. - Cara tambang semprot (hydraulicking)
Pada cara tambang terbuka, pengupasan tanah
2.3 Potensi dan Cadangan Kaolin Indonesia penutup dapat dilakukan dengan alat-alat sederhana
secara manual ataupun dengan alat-alat mekanis,
Cadangan kaolin menurut penyelidikan sebelum seperti bulidoser, scraper, dan lain-lain. Lapisan ka-
tahun 1950 diketahui sekitar 7,2 juta ton. olin itu sendiri dapat digali dengan menggunakan
Penyelidikan sesudah tahun 1950, yang meliputi excavator antara lain backhoe atau power shovel,
daerah Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Pulau lalu dimuat langsung ke dalam truk untuk diangkut
Bangka dan Belitung menghasilkan angka cadangan kepabrik pengolahan.
perkiraan sebesar 66.212.000 ton, termasuk Padad cara tambang semprot, endapan kaolin yang
didalamnya 12.946.830 ton cadangan terbukti telah dikupas tanah penutupnya disemprot dengan
(proved), 26.565.232 ton cadangan terunjuk (prob- menggunakan monitor, hasil penyemprotan
able), dan 26.700.000 ton cadangan tereka (pos- berbentuk lumpur yaitu campuran kaolin dengan air.
sible) (Lampiran A), dengan mutu yang cukup baik Kemudian lumpur tersebut dipompakan ke tempat
sebagai bahan keramik dan untuk pengisi (filer). pengolahan melalui pipa-pipa.
Di samping cadangan tersebut, masih terdapat de- 3.3 Pengolahan
posit lainnya yang masih memerlukan penyelidikan
lebih lanjut, yaitu berupa cadangan hipotesis yang Pengolahan kaolin terutama ditujukan untuk
berjumlah puluhan juta ton, serta tersebar di membuang mineral-mineral pengganggu seperti
Sumatera, Jawa, dan Sulawesi Utara. Cadangan pasir kuarsa, mineral oksida besi, oksida titanium,
kaolin pada beberapa produsen dapat dilihat dalam dan mika. Selain itu, pengolahan kaolin ditujukan
Gambar 1. untuk mendapatkan butir-butir halus, tingkat
keputihan yang tinggi (brightness), kadar air tertentu,
3. PERTAMBANGAN pH tertentu, dan sifat-sifat lainnya.
Pada dasarnya proses pengolahan bergantung
3.1 Eksplorasi kepada jumlah, jenis mineral-mineral pengotornya,
dan spesifikasi penggunaan. Secara umum proses
Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas sumber pengolahan dapat dilihat pada gambar 2.
daya endapan kaolin, perlu dilakukan eksplorasi. Untuk keperluan khusus dengan persyaratan ketat,
Metode eksplorasi yang digunakan diantaranya seperti penggunaan sebagai pengisi dan sebagai
dengan pengeboran (bor tangan dan bor mesin) pelapis dilakukan pengolahan secara khusus pula.
atau pembuatan sumur uji. Untuk industri kertas, proses pengolahannya dapat
Dalam menentukan metode mana yang akan dilihat pada gambar 3.
dipakai, maka harus dilihat kondisi dari lokasi yang
akan dieksplorasi. Metode eksplorasi yang dilakukan 4. PENGGUNAAN KAOLIN DAN
dengan cara pembuatan sumur uji, pola yang SPESIFIKASINYA
digunakan adalah empat persegi panjang(dapat pula
berbentuk bujur sangkar) dengan jarak dari satu 4.1 Penggunaan
titik/sumur uji ke sumur uji berikutnya antara 25-50
m. Peralatan yang Kaolin banyak dipakai dalam berbagai industri, baik
dipakai dalam pembuatan sumur uji diantaranya: sebagai bahan baku utama maupun bahan
cangkul, linggis, belincong, ember, tali. pembantu. Hal ini karena adanya sifat-sifat kaolin
Sedangkan eksplorasi dengan pemboran dapat seperti kehalusan, kekuatan, warna, daya hantar
dilakukan dengan menggunakan alat bor yang listrik dan panas yang rendah, serta sifat-sifat
dilengkapi bailer(penangkap conto), baik bor tangan lainnya.
maupun bor mesin. Dalam industri, kaolin dapat berfungsi sebagai
pelapis (coater), pengisi (filer), barang-barang tahan
3.2 Penambangan api dan insolator. Penggunaan kaolin yang utama
adalah dalam industri-industri kertas, keramik, cat,
Penambangan kaolin dapat dilakukan dengan dua sabun, karet/ban, dan pestisida. Sedangkan
cara bergantung kepada kondisi endapannya, yaitu: penggunaan yang lainnya adalah dalam industri-
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 3

KETERANGAN

Sebaran endapan permukaan berumur Kuarter


Lokasi endapan kaolin :

1. Krueng seunagan 8. Cerucuk, pangkalan 15. Dulangan, Wonogiri 25. Bangli, Tambanan
Meulaboh Baru, Pangkalalan, 16. Banaran, Ngentrong, 26. Batunampar, Lobok
2. Blangkejeran Aer Rajah, Aer Saga, 17. Singkawang Timur
3. Kutapanjang, Aceh dan Badau, P. Belitung 18. Lusar, Ledo 27.Sape, Bima
Tenggara 9. Aer batu, Palembang 19. Mandor 28. Palawa, Donggala
4. Sarulla, Tap. Utara 10.Tanjung sari, Lahat 20. Kendawangan, Ketapang 29. Bolangmangandow
5. Bonjol, Pasaman 11.Gihan, Lampung21. Kireng, Bingkerai 30. Ngai Modomera Tabobo

Gambar 1. Sebaran Potensi Endapan Kolin


industri kosmetik, farmasi (obat-obatan), fertilizer, Kaolin dari Tambang
absorbent, pasta gigi, industri logam dan barang-
barang untuk bangunan, dan sebagainya. Secara
skematis penggunaan kaolin industri dapat dilihat Talang dengan Sekat Pasir Kasara
Air
( Sluice Box )
pada gambar 4.
Dalam industri kertas, kaolin digunakan sebagai Reagen
pelapis dan pengisi agar permukaan menjadi kuat Penggumpal Elutrasi / Desliming Pasir Kasara
(Tawas)
dan halus. Karena sifat daya hantar panas dan listrik
yang rendah, sehingga kaolin dapat digunakan untuk Tangki pengendapan
peralatan/barang-barang tahan api, dan digunakan (Setting pond)
sebagai penyekat (dalam kelistrikan). Dengan harga
yang relatif lebih murah dibandingkan dengan
Filtering
bahan-bahan yang lain, kaolin cukup kompetitif di
pasaran.
Dalam industri keramik, kaolin merupakan salah Pengeringan
satu bahan baku utama. Pemakaian kaolin dalam (Draying
industri keramik dan porselen berkisar antara 15-
40%. Untuk industri cat, karet/ban kaolin berfungsi Kaolin Murni
sebagai filer.Sedangkan dalam industri sabun, tapal
gigi, kosmetik, farmasi, dan industri lainnya, kaolin Penggilingan
hanya merupakan bahan baku imbuhan atau bahan
baku
Tepung Kaolin

Gambar 2. Bagian Aliran Proses Pengolahan


Kaolin Secara Umum
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 4

Kaolin dari Tambang


Kaolin Murni I I Coating Liner/Milling

Ban Kosmetik
Air Slurry
Filer Kertas Farmasi

Pengayakan Kotoran Cat


Kaolin Murni Glasir
Pertisida

Classifier Pasir Kuarsa


A.R Tangga
Refraktori Gelas
Seniter
Cyclone Pasir Halus Kaolin Semen Putih
Isolator
Porselen Keramik
Kapur Tulis
Thickener Air Barang Teknik

A.R Tangga
Tiles
Filter Press Stone Were Cer Tilles
Liner/Milling Liner/Milling

Keramik Seni
Pasir Halus Pengeringan

Tepung Kaolin
Gambar 4. Diagram Penggunaan Kaolim di
Desintergration Sektor Industri

Cyclone

Cyclone

Gambar 3. Bagan Aliran Proses Pengolahan


Kaolin untuk Coating Grade
4.2 SPESIFIKASI Equivalent(PCE), warna hasil pembakaran dan
penyusutannya. Sebagai syarat umum, kaolin harus
a. Spesifikasi untuk Industri Hilir mengandung mineral kaolinit paling sedikit 80%.
Syarat-syarat yang lain dapat dilihat pada tabel 2.
Industri Karet
Penggunaan kaolin dalam industri hilir memerlukan
Dalam industri karet, kaolin digunakan sebagai
beberapa persyaratan tertentu, dan ini bergantung
campuran latek, yang dimaksudkan untuk
kepada jenis industrinya, antara lain sebagai berikut:
memperbaiki sifat-sifatnya, antara lain kekuatan,
Industri Kertas
katahanan terhadap abrasi, dan kakakuannya.
Dalam industri kertas, kaolin berfungsi sebagai
Persyaratan kaolin untuk dapat digunakan dalam
pengisi dan pelapis. Spesifikasi kaolin yang
industri karet adalah:
dibutuhkan dalam industri ini secara umum dapat
Pengisi
dilihat pada tabel 1.
– Derajat kecerahan : 76-84%
Industri Keramik
– Kandungan air : 1%
Dalam industri keramik, kaolin antara lain digunakan
– Sisa lolos saringan
untuk membuat white ware (barang-barang yang
325 mesh : 0,02-0,30%
berwarna putih, termasuk porselen), ubin dinding,
– Ukuran butir : 2 mikron : 55-92%
insulator (alat penyeka), refraktori, face brick.
5 mikron : 3-25%
Klasifikasinya adalah:
– Kelas porselen,
Pelapis
– Kelas saniter,
– Derajat kecerahan : 83,5-85,5%
– Kelas gerabah halus padat (stone-ware),
– Ukuran butir 2 mikron : 71-80%
– Kelas gerabah tidak padat (earth-ware).
5 mikron : 3-8%
Tes terhadap kaolin ini meliputi Modulus of
– Sisa lolos saringan
Rupture(MOR), Casting Rate, Pyrometric Cone
200 mesh : 0,0005-0,0007%
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 5

Industri Pestisida mudah reaktif, dapat berfungsi sebagai lapisan


penutup yang mempunyai kekuatan tinggi. Warna
Kegunaan kaolin dalam industri pestisida kaolin yang putih akan memudahkan untuk merubah
mempunyai spesifikasi seperti dibawah: menjadi berwarna seperti apa yang diinginkan,
sehingga mengurangi jumlah pemakaian bahan-
– Ukuran Butir : < 2 mikron 87 – 92% bahan pewarna. Mempunyai suspensi yang baik,
– Sisa Saringan juga mempunyai variasi ukuran butir yang besar,
200 mesh : minimum 99,5-100% yang akan dapat dipergunakan dalam berbagai
325 mesh : minimum 99,0-99,97% industri cat.
– Kandungan Air : maksimum 1%
– Suspensi Air Tabel 2. Spesifikasi Kaolin untuk Keramik
setelah 48 jam : 70-80%
– PH : 4,5-5,5% Spesifikasinya (%)
– Komposisi Kimia : Al2O3 38%, SiO2 45% Analisis
Porselen Saniter Gerabah
– Bentuk Butir : Pipih hexagonal platest Halus Kasar
– Comptability : baik untuk semua materi
Kimia
– Daya rekat : baik dengan atau tanpa
minyak - Fe2O3 < 0,4 < 0,7 < 0,8 1
– Abrasi : sangat rendah - TiO2 < 0,3 < 0,7 - -
- CaO < 0,8 < 0,8 < 0,8 0.8
Industri Cat - SO3 < 0,3 < 0,2 < 0,4 0.4
Penggunaan kaolin di dalam industri cat, antara lain
dikarenakan kaolin mempunyai sifat yang tidak Fisika
Tabel 1. Spesifikasi Kaolin untuk Industri - Besar butir
Kertas < 2 micron > 80,0 > 80,0 > 80,0 > 80,0
Spesifikasi Pelapis Pengisi - Brightness > 90,0 > 90,0 > 80,0 > 80,0
Fisika - Kadar Air < 5,0 < 5,0 < 7,0 < 7,0
- Derajat Putih >83% 79-83,5%
- Ukuran butir Sumber : Standar Industri Indonesia, Departemen Perindustrian
<2 mikron 71-80% 30-68%
>5 mikron 3-8% 12-50%
- Bentuk partikel flad shape - 5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
-Viskositas
5.1 Keseimbangan antara Pemasokan dan
pada 10-100 rpm, 500 cps -
Permintaan
precent solid 68-73% -
- Abrasion index mak 20 mg -
a. Produksi
- PH 4,5-7,0 4,5-7,0
- Kandungan air 1% <1%
Produksi kaolin di Indonesia dalam kurun waktu
tahun 1977-1992 menunjukan kecendrungan
Kimia meningkat, yaitu dari 36.460 ton pada tahun 1977
- SiO2 46.73% 47.80% menjadi 147.109 ton pada 1988, dan meningkat lagi
- Al2O3 37.84% 37.30% menjadi 181.114 ton pada tahun 1992 (Tabel 3).
- Fe2O3 0.92% 0.52% Selama kurun waktu tersebut waktu tersebut rata-
- TiO2 0.09% 0.04% rata laju pertumbuhan produksi kaolin 12.82% per
- CaO 0.05% 0.20% tahun.
- MgO 0.06% 0.10% Jenis kaolin yang diproduksi pada kurun waktu
- K2O 1.70% 1.72% tersebut pada umumnya adalah jenis ceramic grade,
- Na2O 0.07% 0.05% dan hanya sebagian kecil berupa jenis pengisi (filer
- L.O.I 12.33% 12.30% grade), sedangkan untuk jenis pelapis (coating
Sumber : Industrial Minerals, Juni 1987 grade) belum diproduksi.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 6

Sampai dengan tahun 1992, di Indonesia tercatat konsumsi kaolin dalam industri tersebut 21d,87%
lebih dari 20 perusahaan tambang kaolin, yang dan 13,93%. Sedangkan untuk industri lainnya
kebanyakan terdapat di Pulau Bangka dan di Pulau seperti industri kosmetik, barang untuk bangunan,
Belitung, sisanya tersebar di Pulau Jawa, industri, barang logam, pada tahun terakhir dalam
Kalimantan, dan Sulawesi. periode tersebut telah mengkonsumsi kaolin
sebanyak 5.752 ton.
b. Konsumsi
c. Ekspor
Pada kurun waktu 1977-1992 konsumsi kaolin di
sektor industri di Indonesia memperlihatkan Indonesia sudah sejak lama melakukan ekspor ka-
peningkatan rata-rata 19,30% per tahun. Pemakai olin, yaitu untuk jenis ceramic grade atau raw ma-
kaolin terbesar adalah industri kertas (41%), diikuti terial, sedangkan jenis pengisi (filer) baru dilakukan
oleh industri keramik (30%), cat dan sabun 12%, beberapa tahun belakangan ini. Tujuan ekspor
dan sisanya dikonsumsi oleh industri lain-lain. adalah Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Thailand,
Pada tahun 1977 total konsumsi kaolin hanya 13.400 dan negara-negara lainnya.
ton, dan pada tahun 1985 mencapai hingga 104.552
ton atau meningkat sekitar delapan kali lipat. Pada kurun waktu 1977-1992, jumlah dan nilai
Konsumsi kaolin di sektor industri terus meningkat, ekspor kaolin memperlihatkan peningkatan dengan
sehingga mencapai 146.33 ton pada tahun 1992 laju pertumbuhan 19,84% per tahun (Tabel 5). Pada
(Tabel 4). tahun 1992 jumlah ekspor kaolin 137.681 ton
dengan nilai Rp. 21,9 milyar, atau jumlahnya
Konsumsi kaolin di industri kertas selama kurun
waktu tersebut di atas meningkat rata-rata 15,20% Tabel 3. Produksi Kaolin Indonesia
per tahun. Pada tahun 1977 konsumsinya hanya Tahun Jumlah (ton)
3.408 ton, dan pada tahun 1985 menjadi 32.187
ton, kemudian pada tahun 1992 mencapai 59.704
1977 36.460
ton. 1978 37.800
Konsumsi kaolin di industri keramik dan poselen 1979 60.760
meskipun berfluktuasi, namun masih menunjukan 1980 85.463
peningkatan rata-rata 26,67% per tahun. Pada tahun 1981 82.249
1992 konsumsinya 44.496 ton atau meningkat 1982 85.088
hampir enam kali lipat dari konsumsi pada tahun
1983 85.752
1977 yang jumlahnya hanya 7.799 ton.
Industri lainnya yang banyak mengkonsumsi kaolin 1984 111.954
adalah industri cat dan industri sabun. Dalam 1985 106.877
periode 1977-1992, konsumsi kaolin di industri cat, 1986 123.240
meskipun berfluktuasi, masih menunjukan 1987 122.046
peningkatan sebesar 19,72% per tahun. Konsumsi 1988 147.109
tertinggi dicapai pada tahun 1988 yaitu 17.296 ton. 1989 157.122
Pada tahun 1992 konsumsinya sebanyak 16,682
ton atau lebih rendah 3,40% dari konsumsi tahun
1990 169.683
1988. Sedangkan di industri sabun, konsumsi ka- 1991 186.532
olin cenderung terus meningkat dengan laju 1992 188.114
pertumbuhan sebesar 16% per tahun. Konsumsi Sumber : Survai, PPTM 1993
pada tahun 1977 sebanyak 883 ton, kemudian pada
tahun 1985 meningkat menjadi 10.069 ton, dan pada meninglat lebih dari empat kali lipat dan nilainya
tahun 1992 konsumsi 13.970 ton. lebih dari delapan kali lipat dibandingkan dengan
jumlah dan nilai ekspor pada tahun 1985.
Dalam industri ban dan karet, pestisida pada tahun
terakhir dalam periode 1977-1992, masing-masing d. Impor
mengkonsumsi kaolin 3.751 ton, 1.990 ton, dan
5.750 ton. Rata-rata laju pertumbuhan per tahun Meskipun Indonesia sudah mengekspor kaolin,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 7

pemenuhan sebagian kebutuhan da dalam negeri akan Harga rata – rata kaolin untuk pengisi (filer) pada
kaolin jenis pengisi, dan seluruh jenis pelapis masih tahun 1992 adalah Rp. 119.500,00 per yang berarti
diimpor dari negara lain seperti Jepang, Austra lia, meningkat menjadi hampir dua kali lipat dari harga
A m e rika, Inggris, Belanda, Jerm an Barat, dan tahun 1985. Harga Kaolin untuk pelapis (coating)
negara lainnya. rata – rata Rp. 589.260,00 per ton (280,60 dolar AS
per ton) sampai di tempat konsumen (CIF), yang
Im p o r kaolin sejak tahun 1977 sam p a i dengan 1992 berarti meningkat sekitar 10,73% dari harga tahun
terus m e n ingkat dengan laju pertum b u h a n 1 9 , 4 4 % 1988.
per tahun (Tabel 6). Pada tahun 1977 im p o r kaolin
sebanyak 3.500 ton dengan nilai Rp. 155,06 juta, Jika atas dasar harga konstan 1983, perkembangan
m e n ingkat m e n jadi 22.207 ton dengan nilai Rp. 5.05 harga rata – rata per ton kaolin (rill price) jenis
m ilyar pada tahun 1985, dan terus m e n ingkat keramik dan pengisi ternyata berfluktuasi (Tabel 8).
m e n jadi 69.596 ton dengan nilai Rp. 41,01 m ilyar Pada tahun 1992 harga per ton kaolin jenis keramik
pada tahun 1992 yang berarti tiga kali lipat dari Rp. 53.840,00 dan jenis pengisi Rp. 95.190,00,
tahun 1985, dan nilainya lebih dari delapan kali lipat. Sedangkan perkembangan harga per ton kaolin jenis
pelapis dari tahun 1977 sampai dengan tahun 1989
e. Harga terus menunjukkan peningkatan (sama seperti untuk
harga yang berlaku). Harga per ton pada tahun 1992
Atas dasar harga yang berlaku, Perkembangan adalah Rp. 402.760,00 (Tabel 8), atau meningkat
harga rata-rata kaolin dalam periode 1977-1992 lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan harga
sedikit berfluktuasi, tetapi cenderung meningkat. pada tahun 1977.
Harga kaolin jenis keramik di dalam negeri pada
tahun 1992 adalah Rp.65.600,00 per ton atau Rata-rata laju pertumbuhan per tahun ketiga jenis
meningkat 11,50% dibandingkan dengan harga pada kaolin tersebut masing-masing sebesar 4,29% untuk
tahun 1988 (Tabel 7). kaolin jenis keramik, 2,73% untuk jenis pengisi, dan
Tabel 4. Konsumsi Kaolin Indonesia

Industri
Tahun Jumlah
Kertas Keramik Cat Sabun Ban dan KaretPestisida Lainnya
1977 3,408 7,799 612 883 209 tt 489 13,400
1978 2,393 7,625 619 768 232 tt 783 12,420
1979 5,535 8,850 799 836 349 tt 501 16,870
1980 5,842 13,378 1,046 1,596 231 tt 326 21,419
1981 7,518 12,690 861 1,632 644 tt 451 23,796
1982 13,379 14,707 772 1,003 1,591 321 968 32,741
1983 22,618 13,469 1,190 2,023 807 256 782 41,145
1984 21,801 10,327 3,762 3,761 1,389 363 1,018 42,421
1985 32,187 41,464 14,057 10,069 1,901 1,067 3,777 104,522
1986 40,333 45,234 15,648 9,701 2,100 2,099 3,698 118,813
1987 45,604 44,212 16,318 10,436 2,226 2,587 3,659 125,043
1988 51,737 43,461 17,269 12,085 2,379 1,823 3,803 132,557
1989 53,742 44,457 16,678 11,973 2,752 1,999 4,752 136,353
1990 53,936 43,125 16,188 11,526 2,170 1,981 3,080 132,006
1991 56,847 44,315 16,884 12,254 2,619 1,895 4,518 139,332
1992 59,704 44,496 16,682 13,970 3,751 1,990 5,750 146,333

Sumber : Statistik Industri 1977 s/d 1992, Biro Pusat Statistik, Jakarta
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 8

6,05% untuk jenis pelapis. dalam negeri, yang mempunyai hubungan baik
dengan tingkat kemakmuran masyarakat maupun
5.2 Propek dengan jumlah penduduk.

Untuk mengetahui prospek perkembangan industri Hal ini dapat dijelaskan juga bahwa dengan semakin
pertambangan kaolin Indonesia di masa mendatang, meningkatnya tingkat kemakmuran masyarakat dan
maka terlebih dahulu akan dilakukan analisis faktor- semakin bertambahnya jumlah penduduk,
faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan kebutuhan akan produk-produk industri hilir pemakai
selama periode tahun 1977-1992, baik yang bersifat kaolin semakin meningkat, antara lain kebutuhan
kuantatif maupun kualitatif. akan kertas tulis dan cetak bermutu tinggi, barang-
barang dari keramik baik untuk peralatan rumah
Secara kuantitatif, berdasarkan hasil pengujian tangga, tegel, dinding, maupun sebagai barang
ekonometrika dengan menggunakan regresi ganda, hiasan, kebutuhan perumahan yang sudah barang
dan asumsi tidak ada stok serta faktor yang bersifat tentu akan memerlukan cat, kebutuhan sabun atau
kualitatif (tanpa memasukan faktor kebijaksanaan, detergen dan produk pemakai lainnya.
pengaruh pasar internasional), menunjukan bahwa Dengan demikian, dapat dikatakan juga bahwa
terdapat beberapa faktor dominan atau nyata yang tingkat kemakmuran masyarakat dan jumlah
berpengaruh terhadap tingkat produksi, konsumsi, penduduk, secara terpisah mempunyai pengaruh
ekspor, impor dan harga kaolin di Indonesia, sebagai yang nyata terhadap tingkat konsumsi kaolin.
berikut:
– Meskipun tingkat ekspor kaolin selama
– Selama kurun waktu 1977-1992, produksi ka- periode1977-1992 terus menunjukkan
olin di Indonesia lebih banyak dipengaruhi peningkatan, tetapi dari pengujian secara
secara nyata oleh tingkat produksi, konsumsi, ekonometrika ternyata faktor yang dominan
dan ekspor pada tahun sebelumnya, atau pengaruhnya terhadap tingkat ekspor hanya
terdapat lagi satu tahun. Faktor tingkat produksi
tahun sebelumnya yang mempengaruhi tingkat
produksi pada tahun yang berjalan dapat Tabel 5. Eksport Kaolin Indonesia
ditafsirkan bahwa para produsen kaolin
cenderung untuk mempertahankan tingkat Jumlah Nilai
Tahun
produksinya, sama seperti tahun sebelumnya. (ton) ($AS) (000 Rp)
Sedangkan pengaruh faktor konsumsi dan 1977 2,175 46,274 19,212
ekspor pada tahun sebelumnya dapat 1978 2,557 54,480 24,321
ditafsirkan juga bahwa para produsen kaolin 1979 1,574 34,347 21,639
kurang memperhatikan kemungkinan 1980 5,313 175,605 110,944
perkembangan ke depan akan permintaan ka-
1981 9,309 618,668 393,832
olin, yang sebenarnya terus meningkat, sehingga
1982 2,063 168,130 112,042
dalam merencanakan produksinya hanyaa
berpegang kepada tingkat permintaan pasar 1983 3,796 160,102 143,178
pada tahun sebelumnya. 1984 10,920 633,630 652,539
1985 34,908 2,402,476 2,678,352
– Aktivitas industri hilir mempunyai pengaruh 1986 44,807 2,737,183 3,511,395
dominan terhadap tingkat konsumsi kaolin, 1987 76,403 4,263,662 7,033,058
terutama produksi industri kertas, keramik, cat, 1988 82,682 4,983,370 8,432,859
sabun, ban dan karet, 1989 121,129 9,100,340 16,198,605
1990 126,661 8,115,361 15,013,418
serta industri lainnya. Dalam periode 1977-1992, 1991 125,125 9,879,703 18,969,030
produksi kertas, keramik, cat, sabun, dan karet, 1992 137,861 10,690,370 21,915,259
cenderung terus meningkat, dan hal ini diikuti secara
nyata dengan meningkatnya jumlah konsumsi ka-
olin di industri-industri tersebut. Sebagian besar Sumber : Statistik Perdagangan, BPS, Jakarta
produk industri hilir pemakai kaolin dikonsumsi di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 9

Tabel 6. Eksport Kaolin Indonesia Tabel 7. Harga Kaolin Atas Dasar Harga
Berlaku
Jumlah Nilai Jenis Kaolin
Tahun
(ton) ($AS) (000 Rp) Tahun Mentah Pengisi Pelapis
1977 3,500 373,493 155,063 (Rp/ton) (Rp/ton) Rp/ton $AS/ton
1978 8,247 1,007,618 449,821 1977 20,300 35,380 70,210 168.3
1979 11,429 1,147,714 723,955 1978 20,600 32,210 84,240 188.7
1980 13,318 2,523,714 962,625 1979 21,000 38,180 119,340 189.2
1980 29,420 39,400 123,130 194.9
1981 13,668 2,905,281 1,212,864
1981 24,980 48,960 121,780 191.3
1982 13,218 2,004,951 1,336,099
1982 35,100 53,880 137,150 205.8
1983 20,347 3,126,210 2,795,738
1983 31,100 64,560 170,541 190.7
1984 29,956 5,613,324 5,782,173 1984 38,640 72,460 226,500 219.4
1985 22,207 4,526,854 5,046,673 1985 41,600 82,600 256,410 230
1986 19,460 4,935,911 6,332,033 1986 52,900 93,000 290,690 226.6
1987 27,597 6,178,722 10,192,110 1987 56,200 92,700 393,090 238.3
1988 35,301 8,581,069 14,520,884 1988 61,700 98,600 417,970 247
1989 50,464 12,689,460 22,587,239 1989 65,600 119,500 459,600 258.2
1990 56,787 16,259,358 30,079,812 1990 73,200 132,800 491,200 265.5
1991 42,621 13,126,127 25,595,947 1991 81,700 147,500 532,150 272.9
1992 69,569 19,529,121 41,011,154 1992 91,100 164,000 589,260 280.6

Sumber : Statistik Perdagangan, BPS, Jakarta Keterangan : *) berdasarkan jumlaj dan Nilai Impor
dari Amerika dan Australia
Sumber : Statistik Perdagangan, BPS, Jakarta
tingkat ekspor pada tahun sebelumnya. Hal ini
dapat diartikan juga sebenarnya tingkat ekspor Dengan demikian, jelaslah bahwa jumlah tingkat
cenderung lebih dipengaruhi oleh keadaan/ impor kaolin ini dipengaruhi oleh tingkat
permintaan pasar di luar negeri, sehingga konsumsi.
rencana ekspor pada tahun berjalan berpatokan
kepda tingkat ekspor tahun sebelumnya. – Secara ekonometrika tingkat harga kaolin untuk
Disamping itu, apabila dari jenisnya, kaolin yang jenis keramik (raw material) dan pengisi hanya
diekspor sebagian besar berupa raw material dipengaruhi oleh tahun berjalan. Sedangkan
yang mempunyai harga rendah. harga kaolin jenis pelapis lebih dominan
dipengaruhi oleh harga pada tahun sebelumnya.
– Sedangkan faktor yang paling dominan atau Keadaan tersebut bukan berarti bahwa faktor
nyata pengaruhnya terhadap tingkat impor ka- tingkat produksi, konsumsi, ekspor atau impor
olin adalah tingkat konsumsi, dan ini dapat tidak berpengaruh terhadap tingkat harga tetapi
ditafsirkan bahwa tingkat impor kaolin ini benar- disebabkan oleh kesulitan dalam pemilahan/
benar bergantung kepada kebutuhan kaolin jenis pemisahan jumlah tonase produksi, konsumsi,
yang diimpor oleh beberapa industri pemakainya. ekspor dan impor menurut masing-masing
jenisnya. Oleh karena itu, tidak bisa dilakukan
Jika dilihat dari perkembangan industri hilir pengujian ekonometrika untuk pengaruh faktor-
pemakai kaolin, terutama industri kertas, faktor tersebut terhadap tingkat harga masing-
peningkatan aktivitas industri tersebut masing jenis kaolin.
berpengaruh terhadap tingkat industri kaolin,
sementara itu jenis kaolin yang digunakan di Untuk harga jenis pelapis, karena jenis belum
industri tersebut di antaranya belum diproduksi diproduksi di dalam negeri atau harus di impor
di dalam negeri, yaitu jenis pelapis (coating). dari negara lain, maka tingkat harga pada tahun
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 10

Tabel 8. Harga Kaolin Dasar Harga dieksplotasi baru dilakukan di Pulau Bangka,
Konstan 1983 Belitung, dan di beberapa daerah di Pulau Jawa
serta di Sulawesi Utara. Sedangkan potensi kaolin
Tahun Jenis Kaolin yang terdapat di sebagian daerah Kalimantan Barat
Mentah Pengisi Pelapis dan Kalimantan Selatan yang diperkirakan mutunya
(Rp/ton) (Rp/ton) (Rp/ton) cukup baik untuk keramik dan pengisi, belum pernah
dilakukan penambangan.
1977 36,100 68,420 188,020
Dengan demikian, masalah cadangan kaolin di In-
1978 32,620 65,390 203,360 donesia cukup tersedia, dan dapat mendukung
1979 38,240 69,530 217,320 pengembangan struktur industri kaolin di masa
1980 40,890 55,550 173,610 mendatang.
1981 30,720 62,670 155,880
1982 41,630 63,900 162,660 Teknologi dan Investasi
1983 31,100 64,560 170,540
1984 40,570 76,080 237,830 Perkembangan industri kaolin di Indonesia sering
dihadapkan kepada masalah teknologi, terutama
1985 37,320 73,510 230,000
teknologi pengolahan.
1986 49,670 77,330 272,560 Sampai saat ini kaolin yang diproduksi di Indone-
1987 46,250 76,290 323,510 sia, dan dipasarkan baik dalam negeri maupun
1988 44,120 70,500 298,850 ekspor, sebagian besar terdiri atas jenis keramik
1989 47,470 87,800 337,690 dan sisanya jenis pengisi. Sedangkan untuk kaolin
jenis pelapis, belum tercatat adanya produksi.
1990 49,510 90,200 358,120
Hal ini selain tidak tersedianya deposit kaolin untuk
1991 51,630 92,660 379,780 jenis pelapis, juga disebabkan oleh kurangnya
1992 53,840 95,190 402,760 penguasaan segi teknologi pengolahan. Disamping
itu untuk mendirikan pabrik pengolahan kaolin
membutuhkan inventasi yang cukup besar.

berjalan mengacu kepada tingkat harga tahun Subtitusi


sebelumnya.
Dari segi kegunaan, peranan kaolin dapat disubtitusi
Faktor yang bersifat kualitatif yang berpengaruh dengan material/bahan galian lain.
terhadap perkembangan pemasokan dan Sebagai bahan baku untuk keramik atau sebagai
permintaan kaolin Indonesia, serta prospeknya di pengisi dalam industri kertas, cat, sabun dan
masa mendatang adalah: kosmetik, kaolin dapat disubtitusi oleh bentonit,
kalsit, gypsun, talk, zeolit, dan feldspar.
– Ketersediaan potensi/cadangan, Penggunaan material subtitusi untuk kaolin di sektor
– Teknologi, industri, yang paling besar kemungkinannya dan
– Subtitusi, mulai berkembang saat ini adalah light calcite,
– Kebijaksanaan Pemerintah, khususnya untuk industri kertas (konsumen kaolin
– Faktor lainnya. terbesar). Akan tetapi penggunaan light calcite
dalam industri kertas dibutuhkan perubahan proses
Potensi dalam industri itu sendiri, yaitu dari proses asam
menjadi proses basa.
Sebagaimana diketahui, bahwa di Indonesia memiliki Untuk beberapa tahun mendatang (jangka pendek),
potensi endapan kaolin yang sangat besar, dan subtitusi ini diperkirakan belum banyak berpengaruh
tersebar di Pulau Bangka, Belitung, Jawa, terhadap perkembangan industri kaolin.
Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Jika dilihat
dari segi pengusahaanya, potensi kaolin yang sudah Kebijaksanaan Pemerintah

Program pemerintah yang dicanangkan sejak Pelita


BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 11

III, yaitu peningkatan sektor industri, dan adanya Tabel 9. Proyeksi Produksi (1996 – 2000)
program peningkatan ekspor di luar minyak dan gas,
yang disertai dengan kemudahan-kemudahan Tahun Produksi (ton)
(deregulasi), sangat mendukung perkembangan
Rendah Sedang Tinggi
industri kaolin di dalam negeri.
1995 195,380 201,280 205,040
Faktor Lainnya 1996 203,190 215,370 233,500
1997 211,130 230,440 243,610
– Tenaga kerja ; upah tenaga kerja yang relatif 1998 219,570 246,580 265,540
lebih rendah dibandingkan dengan negara lain
dapat menekan biaya opersi penambangan/
1999 228,350 2000 289,430
pengolahan. 2000 237,490 282,300 315,480
– Energi ; tersedianya sumber energi,
seperti batu bara, dan air (PLTA, PLTG, dan Tabel 10. Proyeksi Konsumsi (1996 – 2000)
sebagainya) dapat menekan ongkos produksi
serta ketergantungan terhadap bahan bakar
Tahun Konsumsi (ton)
minyak.
Rendah Sedang Tinggi
5.3 Proyeksi 1996 163,330 178,030 194,050
1997 172,560 188.09 205.02
Berdasarkan perkembangan yang terjadi selama
periode 1977-1992, dan dengan melihat faktor-faktor
1998 182,300 198,700 216,590
kualitatif maupun kuantitatif yang berpengaruh 1999 192,610 209,940 228,840
terhadap perkembangan pemasokan dan 2000 203,500 221,800 241,770
permintaan kaolin, maka dengan menggunakan
model ekonometrika akan dibuat proyeksi produksi,
konsumsi, ekspor impor dan harga kaolin di masa c. Proyeksi Ekspor
mendatang (Tahun 1996-2000).
Proyeksi yang dibuat mengacu kepada pertumbuhan Ekspor kaolin Indonesia terdiri atas jenis keramik
PDB, masing-masing untuk proyeksi rendah 3%, dan filer yang selama ini terus menunjukkan
sedang 5%, dan tinggi 7%. Sedangkan pertumbuhan peningkatan, dapat diartikan juga bahwa kualitas
penduduk untuk proyeksi rendah 1,5%, sedang 2%, kedua jenis kaolin tersebut dapat diterima di pasaran
dan proyeksi tinggi 2,5%. internasional.

a. Proyeksi Produksi Adanya kemudahan-kemudahan yang dinerikan oleh


pemerintah di bidang ekspor komoditis di luar
Proyeksi produksi kaolin di Indonesia sampai minyak dan gas, serta apabila diikuti dengan
dengan tahun 2000 diperkirakan akan mencapai peningkatan kualitas dan harga-harga yang dapat
angka antara 237.490-315.440 ton (Tabel 9). bersaing, maka perkembangan ekspor kaolin di
masa mendatang akan bertambah baik. Ekspor ka-
b. Proyeksi Konsumsi olin pada tahun 2000 diperkirakan mencapai angka
antara 232.100-377.160 ton (Tabel 11)
Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan produk industri hilir pemakai ka- d. Proyeksi Impor
olin, maka aktivitas industri hilir pun akan semakin
meningkat, sehingga kebutuhan akan kaolin pada Indonesia meskipun sudah memproduksi kaolin
tahun mendatang akan meningkat juga. untuk jenis pengisi (filer), tetapi untuk pemenuhan
Proyeksi konsumsi kaolin pada tahun 2000 kaolin jenis tersebut yang sesuai dengan kebutuhan
diperkirakan berkisar antara 203.500-241.770 ton beberapa konsumen di dalam negeri tetap harus
(Tabel 10). diimpor.
Dengan demikian, impor kaolin pengisi dan jenis
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 12

coating di masa mendatang diperkirakan akan terus Tabel 13. Perkiraan Harga Kaolin
meningkat. Sebagai proyeksinya, jumlah impor ka- (1996 – 2000)
olin Indonesia pada tahun 2000 diperkirakan
mencapai angka antara 98.860 – 128.240 ton
Tahun Harga Kaolin Jenis : (Rp/ton)*)
(Tabel 12). Ceramic
(Raw Material) Pengisi Pelapis
Tabel 11. Proyeksi Ekspor Kaolin 1996 59,250 102,230 533,590
(1996 – 2000)
1997 60,620 104,070 562,940
Tahun Ekspor (ton) 1998 61,980 105,940 591,090
1999 63,350 107,850 617,690
Rendah Sedang Tinggi
2000 64,710 109,800 642,390
1996 137,800 179,140 223,920 Keterangan : *) Atas dasar harga konstan 1983 (riil price)
1997 157,030 204,140 255,160
1998 178,880 232,540 290,670 tersebut umumnya tidak dapat meningkatkan mutu
kaolinnya ke jenis pelapis atau coating grade. Hal
1999 203,760 264,880 331,100 ini sebagai akibat adanya kendala dan segi teknologi
(teknologi pengolahan) dan investasi.
2000 232,100 301,730 377,160
Ditinjau dari perkembangan konsumsi dan ekspor,
serta proyeksinya yang terus meningkat, merupakan
Tabel 12. Proyeksi Impor Kaolin
peluang bagi perusahaan baru untuk komoditas ka-
(1996 – 2000)
olin jenis pengisi dan pelapis, karena meskipun
Tahun Impor (ton) berupa kaolin jenis pengisi, tetapi pada
kenyataannya dalam impor pun selain kaolin jenis
Rendah Sedang Tinggi pelapis terdapat juga jenis pengisi.
1996 79,800 87,780 90,420 Keadaan ini dapat ditafsirkan juga para produsen
1997 84,190 94,800 98,670 kaolin jenis pengisi lebih mengutamakan kearah
ekspor daripada untuk kebutuhan industri hilir di
1998 88,820 102,380 107,680 dalam negeri, atau kemungkinan kaolin jenis
1999 93,700 110,570 117,510 tersebut kurang dapat memenuhi persyaratan yang
diminta oleh beberapa konsumen di dalam negeri.
2000 98,860 119,420 128,240
Oleh karena itu, untuk pengusahaan kaolin jenis
pengisi ini perlu memperhatikan dan mengutamakan
e. Proyeksi Harga kualitas sehingga dapat memenuhi atau sesuai
dengan spesifikasi kaolin yang diperlukan disetiap
Berdasarkan model ekonometrika dan model industri hilir di dalam negeri, serta dapat lebih
pertumbuhan, maka harga kaolin atas dasar harga bersaing di luar megeri.
konstan 1983 (rill price), pada tahun 2000 untuk
setiap jenis kaolin diperkirakan sebagai berikut Sedangkan untuk pengusahaan kaolin jenis pelapis,
(Tabel 13). melihat ketersediaan deposit yang pada umumnya
hanya berkualitas untuk jenis pengisi, maka masih
– raw material/ceramic diperlukan penyelidikan eksplorasi lebih lanjut. Dari
grade : Rp. 64.710,00 / ton segi ketersediaan cadangan,
– Pengisi (filer grade) : Rp. 109.800,00 / ton maka untuk melakukan pengusahaan komoditas
– Pelapis (coating grade) : Rp. 642.390,00 / ton kaolin serta pengembangan di kemudian hari, de-
posit atau cadangan di daerah Kalimantan Barat
dan Selatan mempunyai prospek yang cukup baik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 13

6. PENUTUP ton,
– Konsumsi kaolin antara 168.000-231.000
Dari hasil kajian yang dilakukan terhadap tingkat ton,
pemasokan, permintaan, dan harga kaolin di Indo- – Impor kaolin antara 60.000-76.000 ton,
nesia serta kaitannya dengan aktivitas industri – Ekspor kaolin antara 159.000-295.000 ton
hilirnya dan faktor-faktor yang berpengaruh, maka
perkembangan di masa mendatang dapat diperoleh f. Dengan melimpahnya potensi kaolin di Indone-
gambaran sebagai berikut: sia, serta semakin meningkatnya konsumsi,
perlu usaha-usaha pengembangan industri
a. Perkembangan pemasokan, permintaan, dan penambangan kaolin baik melalui pembukaan
harga kaolin selama kurun waktu 1977-1992 tambang-tambang baru ataupun diversufikasi.
menunjukkan peningkatan, dengan rata-rata laju Dengan kata lain peluang untuk melakukan
pertumbuhan per tahun masing-masing untuk usaha penambangan komoditas kaolin masih
produksi 12,82%, konsumsi 19,30%, ekspor terbuka, khususnya untuk jenis kaolin pengisi
19,84% dan impor 19,44%. Sedangkan laju (filer), dengan lebih memperhatikan kualitas
pertumbuhan per tahun harga kaolin (atas harga yang diinginkan baik oleh industri hilir maupun
konstan 1983) jenis keramik 4,29%, jenis pengisi di pasaran internasional, serta dengan harga
2,73%, dan jenis pelapis 6,03%. yang dapat bersaing.

b. Timbulnya ketidakseimbangan antara g. Untuk memperkuat struktur kaolin di dalan


permintaan dan pemasokan pada dasarnya negeri, perlu dilakukan penyelidikan/eksplorasi
disebabkan oleh masih adanya mata rantai y lebih lanjut terhadap keberadaan deposit kaolin
terputus antara industri penambangan kaolin yang berkualitas untuk pelapis (coating), agar
(industri hulu) dan industri hilir, yaitu belum dapat menanggulangi ketergantungan terhadap
adanya perusahaan yang memproduksi kaolin impor.
jenis coating dan jenis filer yang sesuai dengan h. Deposit kaolin yang mempunyai prospek cukup
kebutuhan sebagian industri hilir. baik diusahakan adalah di daerah Kalimantan
c. Berdasarkan pengujian ekonometrika Barat dan Kalimantan Selatan.
menunjukan bahwa konsumsi kaolin mempunyai
korelasi nyata dengan produk domestik bruto DAFTAR PUSTAKA
(PDB), atau dapat diartikan juga bahwa dengan
semakin meningkatnya PDB, maka intensitas 1. Lefond, Industrial Mineral and Rocks, 4th Edi-
penggunaan kaolin di Indonesia semakin tion, American Institut Of Mining, Metallurgical
meningkat juga. and Petroleum Engineers, Inc. New York, 1975.
d. Berdasarkan faktor-faktor terukur (kuantitatif) 2. Kuzvart.M, Industrial Mineral and Rocks, Devel-
dan faktor yang bersifat kualitatif seperti segi opment in Economic Geology, Elsevier,
ketersediaan potensi/cadangan, belum Amsterdam, 1984.
berkembangnya material subtitusi, 3. Wolfe. J.A., Mineral Resources A World Re-
kebijaksanaan pemerintah yang lebih luwes, view, A Dowden Culver Book, Chapman and
serta faktor mudah dan murahnya sumber energi Hall, New York, 1984.
dan tenaga kerja, maka prospek perkembangan 4. Harben P., Paper Expansions Spur Kaolin In
kaolin di masa mendatang cukup baik. Georgia, Industrial Mineral Bulletin, June 1979.
e. Sebagai proyeksinya, yang dihitung secara 5. Bristow.C.M., Worl Kaolins, Genesis,
ekonometrika serta berdasarkan laju Exploation and Application, Industrial Mineral
pertumbuhan produk domestik bruto, dan jumlah Bulletin, July 1987.
penduduk, maka pada tahun 2000 jumlah 6. Gujarati.D., Basic Econometrics, 4th Edition,
pemasokan, permintaan, dan harga kaolin Mc.Graw Hill, International Book Company, New
diperkirakan terus meningkat sebagai berikut: York, 1984.
– Produksi kaolin antara 187.000-365.000
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 14

7. Pindyck. R.S., Econometric Model and Economic


Forecast, Second Edition, International Student
Edition, Mc. Graw-Hill Book Company, New
York,1981.
8. -----------, Mining Annual Review, Publish by Min-
ing Journal, London, 1989.
9 -----------, ASEAN - EEC Industrial Mineral Work-
shop, Bangkok, 1988.
BAHAN GALIAN INDUSTRI n
n
nn
nn
n
nn
nn
n
nn
nn
n
nn
nn
n
nn
nn
n
nn
nn
n
nn
nn
n 17 – 220

17 KROMIT
Oleh : Toton Sentana Kunrat,
M. Arifin

1. PENDAHULUAN Tabel 1. Mineralogi Kromit

Kromit termasuk mineral strategis karena sifat fisik Uraian Keterangan


logam yang berasal dari ekstraksi mineral tersebut
sangat erat hubungannya dengan perkembangan Komposisi Kimia FeCr2 O4
industri rekayasa pesawat dan ruang angkasa,
kemiliteran, dan industri italic lainnya. Habit Masif hingga granular

Kristal Oktahedral (namun jarang)


Pada dekade tahun 80-an ataupun dekade
sebelumnya, nilai strategis juga diakibatkan oleh Sifat Fisik :
ketimpangan dalam pemasokan dan permintaan – Warna Hitam
(supply-demand) kromit dunia.Negarapemasok kromit, – Goresan Cokelat
terutama kromit metalurgi berasal dari negara-negara – Kilap Logam
sosialis, seperti Uni Sovyet, Albania, dan Kuba; – Belahan Tidak ada
sedangkan negara konsumen terdiri dari Amerika – Pecahan Tidak beraturan
Serikat, Jepang, dan negara-negara Eropa Barat. – Tahanan Getas
– Kekerasan 5,5 (skala Moh's)
Sebagian besar konsumsi kromit, atau sekitar 76% – Berat jenis 4,5 – 4,8
dari produksi kromit dunia digunakan untuk industri
logam kromium dan logam paduan, sedangkan
sisanya digunakan sebagai kromit non-logam, yaitu dengan sebuah prisma yang mempunyai varian enam
untuk industri refraktori, foundri, kimia (termasuk buah (Gambar 1). Oleh karena itu, secara umum
pigmen), dan industri keramik. komposisi kimia kromit dapat ditulis menjadi
(Mg,Fe+2)(Cr,Al,Fe+3)2 O4 .

2 GEOLOGI Karena komposisi kimia kromit yang bervariasi,


berdasarkan kadar dan nisbah Cr:Fe, kromit dapat
2.1 Mula Jadi dan Mineralogi dibagi dalam tiga kelompok, yaitu kromit kaya krom,
kaya aluminium, dan kaya besi. Variasi kromit ini
Kromit merupakan satu-satunya mineral yang juga dapat dibedakan dari tipe endapan, mula jadi,
menjadi sumber logam kromium. Mineral ini dan tujuan penggunaannya (Tabel 2).
mempunyai komposisi kimia FeCr2 O3 , dengan sifat
fisik terpenting, antara lain berwarna hitam dan a. Endapan Primer
bentuk kristal tidak beraturan. Sifat-sifat fisik kromit
lainnya dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan mula jadinya, cebakan kromit primer
dibagi dalam dua tipe, yaitu cebakan stratiform dan
Di alam, komposisi kimia kromit sangat bervariasi podiform.
karena terdapat unsur-unsur logam lain yang
mempengaruhinya seperti magnesium dan alu- Stratiform
minium, yang masing-masing dapat menggantikan
unsur besi dan krom dalam mineral kromit. Perubahan Cebakan stratiform merupakan cadangan kromit
komposisi kromit dapat digambarkan secara grafis dunia terbesar yang dapat ditambang secara
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 221

tersebut terdiri atas 13 lapisan dengan ketebalan


0,02 – 4 m. Penyebaran cebakan kromit di daerah ini
mempunyai jurus barat-timur sepanjang 50 km dan
lebar 0,8 km.

Podiform

Cebakan podiform terbentuk pada batuan ultramafik


peridotit dan serpentinitit yang terlipat kuat. Batuan
jenis ini disebut juga dengan ofiolit, yaitu batuan
yang berasal dari selubung dan kerak samudera
yang terangkat ke atas oleh peristiwa tektonik
selama proses pembentukan jalur pegunungan.

Bentuk umum cebakan podiform tidak beraturan,


seperti pod, lensa-lensa, dan sack-form. Selain itu,
Gambar 1. Medan Komposisi Kromit dapat juga berbentuk tabular atau lapisan-lapisan,

Tabel 2. Pengelompokan Bijih Kromit Berdasarkan Komposisi dan Kegunaannya

Podiform Stratiform Podiform dan Stratiform

Kadar Kaya unsur Al Kaya unsur Fe Kaya unsur Cr


% Cr2 O3 (% berat) 33 – 38 40 – 46 46 – 55
Nisbah Cr : Fe 2 – 2,5 : 1 1,5 – 2 : 1 2:1
Kegunaan Utama Refraktori Metalurgi dan Kimia Metalurgi

Sumber : US Geological Survey Circular 930-B

ekonomis. Cebakan tipe ini terbentuk sebagai hasil tetapi berbeda dengan stratiform karena lapisan
proses kristalisasi suatu fase kromit yang berupa tersebut tidak kontinu (perlapisan disiminasi) dan
suatu masa leleh dan bersifat asam. Kromit adalah tidak memperlihatkan pola distribusi yang sistematis
salah satu mineral pertama yang terbenam, di dalam batuan induknya.
berkerut, dan mengkristal sebelum mengendap
dalam ruang-ruang magma. Cadangan bijih podiform sangat bervariasi tetapi
sangat kecil dibandingkan dengan cebakan strati-
Keadaan ini yang menyebabkan terjadinya lapisan- form, yaitu dari beberapa ton hingga satuan juta ton.
lapisan kromit yang tipis dan homogen, serta Lebih dari setengah cadangan bijih podiform dunia
memperlihatkan batas yang jelas antara lapisan dikelompokkan sebagai kromit kaya aluminium.
bijih kromit dengan lapisan batuan induk. Pada
Di Indonesia, endapan kromit termasuk tipe
celah-celah antara lapisan dijumpai mineral-mineral
podiform, yang pada umumnya tersebar di Indone-
silikat dalam jumlah cukup besar dan secara nyata
sia bagian timur. Bentuk endapan berupa perlapisan
akan mempengaruhi kadar dan ukuran butir kromit.
dan lensa-lensa di dalam batuan piroksen-peridotit.
Karakteristik cebakan stratiform lainnya adalah b. Endapan Sekunder
penyebaran secara lateral yang sangat jauh (luas).
Sebagai contoh adalah cebakan kromit di Komplek Endapan kromit sekunder ada dua tipe, yaitu pasir
Stillwater, Montana, Amerika Serikat. Cebakan hitam dan tanah laterit. Proses pelapukan terhadap
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 222

batuan yang mengandung kromit mengakibatkan 3. PERTAMBANGAN


terjadinya akumulasi butir-butir kromit yang berbentuk
pasir berwarna hitam. Hal ini dapat terjadi karena 3.1 Penambangan
kromit mempunyai berat jenis tinggi dan tahan terhadap
pelapukan. Pada daerah tropis, pelarutan mineral silikat Teknologi penambangan endapan bijih kromit dapat
yang terdapat dalam batuan ultramafik dapat dilakukan secara tambang dalam ataupun tambang
menghasilkan tanah laterit yang kadang-kadang terbuka. Untuk cebakan stratiform, penambangan-
mengandung kromit walaupun sangat kecil. nya sangat mudah dilakukan walaupun tebal
lapisannya lebih kecil dari 1 m. Hal ini disebabkan
Di Indonesia, jenis tanah laterit ini dijumpai bersama oleh batas yang jelas antara lapisan bijih dengan
dengan endapan bijih nikel, seperti di Pegunungan batuan induknya. Sebaliknya, untuk cebakan
Siklop dan Moropeni (Irian Jaya). Kandungan bijih podiform, penambangannya agak sulit dilakukan
kromit pada endapan jenis ini hanya 2 – 40% Cr2 O3 . dalam jumlah besar. Untuk cebakan jenis ini selec-
Sedangkan salah satu contoh jenis endapan tanah tive mining sering dilakukan.
hitam adalah di daerah Wosu, Sulawesi Tengah.
Endapan kromit ini dijumpai dalam bentuk pasir Endapan kromit di daerah Wosu (Sulawesi Tengah)
kerikil dengan ketebalan 3 m. ditambang dengan cara tambang terbuka. Karena
berbentuk pasir, penambangannya cukup dengan
2.2 Potensi Sumberdaya Kromit di Indonesia menggunakan wheel loader (front-end loader). Alat
ini berfungsi sebagai alat gali dan alat muat pasir kromit
Di Indonesia, batuan ultramafik-mafik atau disebut dari batuan induk ke saringan putar (trommel screen).
juga batuan ofiolit merupakan batuan induk mineral Material yang lolos saringan kemudian dipompakan ke
kromit. Batuan ini tersebar cukup luas, terutama di pabrik pengolahan untuk diolah lebih lanjut.
Indonesia bagian timur.
Endapan kromit di Kavak (Turki) ditambang dengan
Di Indonesia bagian barat, batuan ini tersebar secara cara tambang dalam. Jalan masuk tambang berupa
tidak merata dan kecil-kecil pada jalur pegunungan sumuran (shaft) berukuran 1,20 x 4,00 m, yang
di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, berfungsi sebagai sarana transportasi petambang
dan Kalimantan Selatan. Menurut Sopaheluwakan serta sarana suplai perbekalan dan peralatan.
(1985), luas daerah penyebaran batuan ofiolit di
Indonesia diperkirakan 75 ribu km2 (Gambar 2). Penambangan dilakukan di setiap sub-level yang
jumlahnya tergantung kepada jumlah lapisan bijih
Indikasi mineralisasi kromit di Indonesia telah cukup kromit, sedangkan penggaliannya dilakukan dengan
lama diketahui, namun berdasarkan penelitian, daerah cara timbun-balik (back-fill system). Produksi
yang berpotensi masih sangat terbatas di antaranya tambang rata-rata 400 ton per hari, dan sebelum
adalah (Lampiran A) : dibawa ke permukaan (pabrik pengolahan), produk
tambang yang berukuran 60 x 80 cm terlebih dahulu
diremuk dengan jaw crusher yang terletak di dalam
– G. Patrabulu, G. Bobaris, G. Meratus, P.Laut,
tambang pada level -250 m.
dan P. Sebuku di Kalimantan Selatan,

– Daerah Barru dan Malili di Sulawesi Selatan, 3.2 Pengolahan

– P. Pakal, P. Gebe, dan P. Halmahera di Maluku Pengolahan kromit termasuk dalam multi-minerals
Utara, processing, karena selain membersihkannya dari
unsur pengotor (slime dan mineral kuarsa) juga
– Pegunungan Siklop dan Pegunungan Moropeni memisahkannya dari mineral-mineral berat lainnya.
di Irian Jaya. Pengolahan kromit dengan cara tersebut pada
umumnya terdiri atas pengolahan basah (wet pro-
Di samping itu potensi cadangan kromit di daerah cess) dan pengolahan kering (dry process). Untuk
Wosu, Sulawesi Tengah sejak tahun 1988 telah endapan kromit primer, sebelum bijih kromit diolah,
diusahakan oleh PT Bituminusa dan PT Palmabim maka sebelumnya dilakukan pengecilan ukuran
Mining. (crushing-screen-milling processing).
BAHAN GALIAN INDUSTRI
17 – 223
Gambar 2. Peta Indikasi Cebakan Kromit pada Daerah Penyebaran Batuan Ofiolit di Indonesia (Sopaheluwakan, J., 1985)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 224

Teknologi pengolahan yang diterapkan untuk endap- 4. PENGGUNAAN DAN SPESIFIKASI


an kromit di daerah Wosu terdiri atas (Gambar 3) :
Penggunaan kromit terbesar adalah sebagai kromit
a. Pengolahan basah : metalurgi yang digunakan dalam pembuatan baja
– Metode : gravitasi. tahan karat (stainless steel) pada industri logam.
– Peralatan : siklon dan humprey spiral. Kebutuhan kromit untuk industri logam sekitar 76%
– Konsentrat akhir : 80% CrO2 . dari total produksi kromit dunia, sedangkan sisanya
– Kebutuhan air : 600 gpm. digunakan sebagai kromit non-logam atau sebagai
– % Perolehan : 90%. mineral industri, yaitu untuk refraktori (13%) serta
kimia, foundri, dan keramik (11%).
b. Pengolahan kering : Penggunaan kromit terbesar untuk logam karena
– Metode : medan listrik dan magnit. logam kromium mempunyai sifat yang sangat penting,
– Peralatan : high tension seperator dan yaitu sifat ketahanan terhadap panas, abrasif, korosif,
magnetic seperator. dan oksidasi; sedangkan logam paduannya
– Material olahan : konsentrat pengolahan mempunyai kuat tekan yang sangat tinggi.
basah. Karakteristik dan sifat fisik logam krom lainnya
– Konsentrat akhir : 98% CrO2 . dapat dilihat pada Tabel 3.

Raw material

Saringan putar → Batu, krikil, dan slime

Humprey spiral → Siklon → Kuarsa

↓←
Konsentrat, 80% CrO2

Nirkonduktor
Stockpile (Kuarsa, Olivin, dan Hornblende)
↓ ↑
Tungku putar → High tension separator

Konduktor
(Kromit, magnetit, dan ilmenit)


Magnetik
Magnetic separator
(Magnetik dan ilmenit)

Nirmagnetik
(Kromit, 98% CrO2 )

Storage
Kapasitas 80 ribu ton

Gambar 3. Diagram Alir Pengolahan Kromit (PT Palmabim Mining)


BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 225

Tabel 3. Karakteristik Logam Krom logam dunia. Tabel 4, memperlihatkan spesifikasi


kromit yang digunakan untuk refraktori.

Nomor atom 24 Sebagai bahan baku refraktori, kromit digunakan


Berat atom 52,0 untuk menghasilkan refraktori basa (basic refrac-
tory) yang pada umumnya berkomposisi magnesia-
Isotop 50(4,5%),52(83,8%),
krom. Refraktori ini ada empat jenis, yaitu :
53(9,4%), 54(2,3%)
Titik leleh 1903°C – Bata berkomposisi kromit dan magnesia, yaitu
bata krom-magnesia (70% kromit) dan bata
Berat jenis 7,2
magnesia-krom (30 – 40% kromit).
– Klinker magnesia-krom.
– Bata magnesia-krom bakar.
– Bata magnesia-krom yang berasal dari pem-
Diagram penggunaan kromit, baik sebagai kromit
bakaran, peremukan, dan rebonded.
metalurgi maupun non-metalurgi dapat dilihat pada
Gambar 4.
Penggunaan bata magnesia-krom terbesar adalah
untuk melapisi ladel pada peleburan baja dan alu-
4.1 Kromit Logam
minium. Refraktori ini juga digunakan secara luas
pada industri pemurnian logam non-besi, seperti
Dalam industri logam, kromit terutama digunakan
peleburan tembaga, timbal, dan seng serta pada
untuk menghasilkan logam paduan kromit, yaitu
industri gelas dan semen portland.
baja tahan karat.

Dalam pembuatan baja tahan karat, pertama kali Akhir-akhir ini, volume penggunaan bata magnesia-
kromit direduksi di dalam sebuah electric carbon krom sedikit menurun, yang disebabkan oleh adanya
arc furnace yang akan menghasilkan fero-krom pengurangan penggunaan open hearth furnace dan
dengan kadar 50 – 73% Cr2 O3 . Untuk keperluan electric arc furnace terutama di Amerika Serikat,
tersebut, pada umumnya digunakan kromit berkadar Jepang, dan negara-negara Eropa Barat.
tinggi (kromit metalurgi), yaitu minimal 48%
Cr2 O3 dengan nisbah Cr : Fe = 3 : 1. Dengan Negara-negara tersebut kini mulai beralih meng-
semakin berkembangnya teknologi peleburan baja, gunakan basic oxygen furnace dalam memproduksi
yaitu proses AOD (argon oxygen decarburization) baja. Teknologi peleburan tersebut pada umumnya
dan VOD (vacuum oxygen decarburization), fero- menggunakan refraktori magnesia dan dolomit tanpa
krom yang berkadar rendah telah semakin luas kromit. Sebaliknya, di negara-negara Eropa Timur
digunakan dalam pembuatan logam ini. Bahan penggunaan bata magnesia-krom masih sangat besar
baku tersebut dikenal dengan nama charge-chrom karena teknologi produksi baja masih menggunakan
yang mempunyai kadar 50% Cr2 O3 . Oleh karena teknologi peleburan lama, yaitu open hearth furnace
itu, sekarang ini baja tahan karat telah dapat dan electric arc furnace.
diperoleh dengan menggunakan kromit berkadar
b. Foundri
rendah (kromit kimia) yang di alam dijumpai lebih
melimpah dibandingkan dengan kromit metalurgi. Untuk keperluan foundri, kromit digunakan dalam
Dalam jumlah kecil, logam kromium murni dapat bentuk pasir. Walaupun di pasaran terdapat bahan
pula dihasilkan dengan menggunakan proses yang lebih baik (pasir zirkon), namun kebutuhan
alumino-thermis dan elektrolitik terhadap senyawa pasir kromit sebagai foundri cenderung meningkat.
kromium (asam kromik). Hal ini disebabkan oleh harga kromit yang lebih
stabil dengan kualitas yang konsisten.
4.2 Kromit Non-Logam
Penggunaan kromit sebagai foundri disebabkan oleh
a. Refraktori beberapa sifat fisik yang sangat penting, yaitu :

Volume penggunaan kromit untuk refraktori sangat – Sangat tahan terhadap logam-logam reaktif yang
besar, yaitu sekitar 50% dari produksi kromit non- sedang dicetak.
BAHAN GALIAN INDUSTRI
– Pabrik peleburan baja dan aluminium
(ladle lining)
Kromit dan – Pabrik peleburan tembaga, timbal,
Refraktori Bata magnesia-krom dan seng
Magnesia
– industri gelas dan gelas fiber
– industri semen

– Industri logam (chrom platting)


– Sodium kromat – Industri perkayuan (bahan pengawet
– Sodium bikromat kayu)
– Amonium bikromat – Industri kulit (bahan penyamak)
– Asam kromat – Industri tekstil (bahan pencelup)
(krom tri-oksida) – Industri sabun
– Krom sulfat – Industri pigmen
Sodium kromat dan
Non-logam Kimia – Potasium bikromat – Industri kimia organik
sodium bikromat
– Potasium kromat – Industri perminyakan (drilling mud)
– Lainnya

– Chrom yellow and green – Industri cat


– merkuri krom – Industri tinta cetak

KROMIT – Pabrik peleburan baja-mangan


Foundri Pasir kromit Cetakan (casting)
(manganese steel smelting)

Gelas dan Produk gelas dan


Tepung kromit
keramik keramik berwarna

Ferrochrom dan
Logam Logam dasar Baja tahan karat – Industri barang-barang dari logam
charge chrom

17 – 226
Gambar 4. Diagram Penggunaan Kromit
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 227

– Kecepatan ekspansi panas sangat rendah. dengan komposisi kimia dan distribusi ukuran.
– Tahan terhadap peningkatan panas yang tiba- Spesifikasi pasir kromit yang berlaku saat ini
tiba. berdasarkan pada British Steel Casting Re-
search and Trade Assosiation (Tabel 5).
Spesifikasi kromit sebagai foundri berhubungan
Pasir kromit sebagai foundri terutama digunakan
Tabel 4. Spesifikasi Kromit untuk Refraktori

Fine lumps +10 mesh -10 mesh

Komposisi kimia1) : Cr2O3 31% minimum 32% minimum 33% minimum


Cr2O3 + Al2O3 58% minimum 59% minimum 60% minimum
SiO2 6.5% maksimum 5.5% maksimum 3,5% maksimum
Total besi sebagai Fe 12% maksimum 12% maksimum –
Distribusi ukuran1) : -10 mesh 20% maksimum 20% maksimum –
-65 mesh – – 30% maksimum
+10 mesh 80% minimum 80% minimum –
+65 mesh – – 70% minimum
Tingkat kebutuhan asam : pada pH 3 4 5
Maksimum 13,6 ml 11,3 ml 10,9 ml
Bentuk butir : Angular
Ekspansi panas (900°C) : 55% maksimum
Hilang pijar : 0,10% maksimum
Berat jenis : 4.50
Densitas ruah : 160 lbs/cuft.

1) Berdasarkan spesifikasi dari "the Palauig Refractory Chromite, the Philippines"

Tabel 5. Spesifikasi Kromit untuk Foundri

Komposisi : Cr2O3 48% minimum


Fe 2O3 26% maksimum
SiO2 4% maksimum
CaO 0,5% maksimum
pH : 7–9
Tingkat kebutuhan asam : pada pH 3 4 5
Maksimum 10 ml 6 ml 6 ml
Loss on ignition : Maksimum 0,05% dihitung di bawah atmosfir nitrogen (bebas oksigen)

Kadar

Halus Menengah

Komposisi granulometrik : Lolos 22, tertahan pada 200 mesh – 95% minimum
Lolos 44, tertahan pada 200 mesh 90% minimum –
Tertahan pada 44, 60, 72, 100 mesh – 10% minimum
Tertahan pada 72, 100, 150, 200 mesh 10% minimum –
70% minimum on 4 sieve
Lolos200 mesh 8% maksimum 5% maksimum
A.F.S. kandungan lempung 0,5% maksimum 0 , 5 %
maksimum
Sumber : The British Steel Casting Research and Trade Association
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 228

pada pabrik peleburan logam paduan baja-mangan lainnya adalah sebagai bahan pengawet kayu, bahan
(manganese steel alloy). pencelup tekstil, dan bahan penyamakan kulit, lumpur
pemboran, katalis, pengolahan air, dan pengerjaan
c. Kimia Kromium akhir logam.

Di pasaran terdapat banyak jenis kimia kromium Sebagai bahan pengoksida, sodium bikromat
yang berasal dari pengolahan dan reaksi antara digunakan pada pembuatan makanan ternak, bahan
kapur dan soda abu dengan bijih kromit. Jenis kimia organik sintesis, bahan pemucat dan pemurnian
kromium tersebut adalah sodium bikromat, sodium lilin, minyak, dan gemuk pada industri sabun, serta
kromat, potasium bikromat, potasium kromat, asam bahan pengkilap kuningan.
kromik (kromium trioksida), pigmen, dan lain-lain.
Asam Kromik (CrO3 )
Pada umumnya kimia kromium tersebut digunakan
sebagai bahan penyamakan kulit (leather tanning), Asam kromik (kromium trioksida) berbentuk kristalin
bahan pencelup tekstil (dye and mordant ), yang berwarna merah gelap. Dalam industri logam,
pencetakan, industri proses kimia (kimia dasar), asam kromik digunakan sebagai bahan pelapis krom
fotografi, farmasi, pelapis logam (metal plating), dan (chrom plating), sedangkan dalam industri non-logam,
produksi logam kromium murni. bahan kimia ini digunakan sebagai bahan pengawet
kayu, yang berfungsi untuk mencegah kerusakan
Spesifikasi kromit untuk pembuatan kimia kromium kayu yang disebabkan oleh serangga. Selain itu,
dapat dilihat pada Tabel 6. asam kromik digunakan juga pada industri kulit
Jenis kimia kromium yang umum dijumpai di pasaran (bahan penyamak), industri tekstil (bahan pencelup
wool), dan pigmen (zinc yellow pigment).

Tabel 6. Spesifikasi Kromit Kimia Kimia Kromium Lainnya

Kimia kromium lainnya yang sering dipasarkan dan


Kandungan % Berat digunakan, antara lain :
Kromik oksida (Cr2 O3 ), min. 4,0%
– Kromik sulfat (tanning salt) umum digunakan
Silika (SiO2 ) maks. 5,0%
sebagai bahan penyamak kulit dan bahan
Besi total (FeO) maks. 20,0%
pencelup untuk kain drill.
Alumina (Al2 O3 ) maks. 14,0%
Magnesia (MgO) maks. 14,0% – Sodium kromat digunakan sebagai bahan
Kapur (CaO) maks. 3,0% pencelup tekstil (terutama wool), pengolahan
air, lumpur pemboran minyak bumi dan gas
Sumber : Indian Standards Institution, IS : 4737-1968 alam, pipa aliran minyak mentah, pigmen, bahan
pengawet kayu, dan katalis.
dunia, antara lain : – Potasium bikromat (Na2 Cr2 O7 ) digunakan untuk
produk-produk piroteknik, korek api, fotografi,
Sodium Bikromat (Na2 Cr2 O7 ) dan cetak biru.

Sodium bikromat berwarna orange kemerahan. Bahan – Amonium bikromat [(NH4 )2 Cr2 O7 ] digunakan
kimia ini sangat penting karena selain dapat digunakan untuk produk-produk kembang api, katalis, dan
secara langsung, juga merupakan bahan dasar dalam porselain.
pembuatan kimia kromium lainnya (termasuk
pigmen). – Kromium dioksida (CrO2 ) digunakan sebagai
bahan dalam pembuatan pita magnetik berkua-
Dalam penggunaan secara langsung, sodium litas tinggi untuk tape recorder dan audio-video.
bikromat terutama digunakan sebagai bahan d. Pigmen
pengoksida (oxidizing agent). Sedangkan kegunaan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 229

Senyawa kromium dapat menghasilkan warna-warna penggunaan ini adalah :


brilian dan eksotis, selain juga dapat memberikan
sifat ketahanan terhadap korosi. – Kadar : 40 – 44% Cr2 O3 .
– Ukuran butir : -38 mikron maksimum 5%.
Warna senyawa kromium tersebut, antara lain :

– Merah, kuning, dan orange dihasilkan dari 5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK KROMIT
interaksi antara sodium bikromat dengan garam- DI INDONESIA
garam timbal (lead salts) yang akan membentuk
timbal kromat. 5.1 Perkembangan
– Biru dihasilkan dari oksidasi ferocyanida dengan
bikromat. a. Produksi dan Konsumsi

– Hijau dihasilkan dari kombinasi antara pigmen Pada pertengahan tahun 1970 pernah ada kegiatan
chrome yellow dengan prussian blue. penambangan kromit di daerah Barru, Sulawesi
Selatan yang dilakukan oleh rakyat setempat. Tahun
Chrome yellow, chrome green, dan molybdate or- 1988, penambangan kromit secara kontinu dilakukan
ange merupakan pigmen utama yang umum diguna- oleh PT Bituminusa dan PT Palmabim Mining di
kan di industri cat dan tinta cetak. daerah Wosu, Sulawesi Tengah. Jenis kromit yang
diproduksi adalah kromit foundri dengan kapasitas
Zinc yellow merupakan cat primer modern yang produksi pabrik pengolahan rata-rata 40.000 ton per
mengandung unsur seng, kalsium, strontium, atau tahun. Pada tahun 1988, produksi kromit 7.636 ton,
barium. Pigmen ini berfungsi sebagai zat penghambat yang kemudian meningkat menjadi 8.857 ton pada
korosi (corrosion-inhibiting agent) yang terutama tahun 1989.
digunakan sebagai bahan pelapis dasar pada baja
super-struktur untuk konstruksi laut dan logam- Oleh karena konsumsi kromit di dalam negeri sangat
logam ringan untuk pesawat terbang. kecil, hampir seluruh produksi kromit tahun 1989
dan 1989 diekspor. Namun sejak tahun 1991, kegiatan
Mercury chrome juga digunakan untuk tujuan penambangan kromit di daerah Wosu terhenti, karena
kelautan, yaitu sebagai cat anti-fouling karena dapat sulitnya pemasaran ekspor.
menghambat pertumbuhan dan kolonisasi organisme
laut, seperti teritip (remis) dan ganggang yang Di Indonesia, kromit terutama digunakan di industri
biasanya menempel pada dasar kapal. refraktori sebagai bahan baku untuk pembuatan bata
magnesia-krom. Industri hilir lainnya adalah industri
Chrome oxide green (Cr2 O 3 ) dihasilkan dari
barang-barang dari logam yang menggunakan kromit
reduksi sodium bikromat pada suhu tinggi
sebagai foundri (moulding sand), serta industri
sehingga membentuk anhidrous kromik oksida.
keramik dan porselen yang menggunakan kromit
Pigmen ini sangat luas digunakan sebagai cat
sebagai salah satu bahan glasir. Berdasarkan pada
untuk peralatan militer (mesin-mesin perang) dan
data konsumsi yang ada serta volume impor, maka
untuk pembuatan roofing granule berwarna hijau,
konsumsi kromit rata-rata dapat diperkirakan sebesar
karena sifat pigmen ini yang sangat baik seperti
184 ton per tahun, yaitu :
tahan terhadap bahan kimia, panas, air, dan sinar
matahari. Pigmen sejenis ini adalah Guignet’s
– Industri refraktori : 175 ton.
green yang pada umumnya digunakan sebagai
– Industri barang-barang dari logam : 7 ton.
pigmen cat dan tinta karena dapat memberikan
– Industri keramik dan porselen : 2 ton.
warna biru-hijau yang unik serta kestabilan
terhadap unsur-unsur alkali.
Selain mengkonsumsi kromit secara langsung, In-
e. Lainnya donesia juga mengkonsumsi produk kromit, seperti
kimia kromium, pigmen, ferro-krom, dan baja tahan
Kromit dalam bentuk tepung digunakan secara karat.
langsung pada industri gelas dan keramik sebagai
sumber warna alami. Spesifikasi umum kromit untuk
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 230

b. Impor dan Ekspor berkembang pesat. Hal ini sangat terasa terutama di
negara-negara Eropa Barat, Amerika Serikat, dan
Hampir seluruh kebutuhan kromit di Indonesia berasal Jepang. Perkembangan ini terutama disebabkan oleh
dari impor, namun mulai tahun 1988 – 1991 sebagian sifat logam kromium dan baja tahan karat yang
kecil kebutuhan tersebut telah dapat dipenuhi oleh mempunyai nilai strategis serta hubungannya dengan
produksi tambang kromit di dalam negeri. Pada perkembangan industri hi-tech.
tahun 1989, impor kromit hanya sekitar 95 ton, yang
pada tahun 1987 mencapai 247 ton. Ketimpangan pemasokan-permintaan kromit dunia
juga merupakan salah satu faktor yang meng-
Dibandingkan dengan impor kromit, volume impor akibatkan teknologi produksi baja tahan karat semakin
produk kromit jauh lebih besar lagi. Keadaan ini berkembang pesat.
menunjukkan bahwa industri-industri hilir yang
menggunakan kromit sebagai bahan baku di dalam Teknologi peleburan kromit yang telah dikembangkan
negeri masih sangat terbatas, terutama industri oleh negara-negara Eropa Barat, Jepang, dan Amerika
peleburan kromit (stainless steel) dan industri proses Serikat adalah AOD (argon oxygen decarburization)
kimia atau kimia dasar (termasuk pigmen). dan VOD (vacuum oxygen decarburization). Kedua
teknologi tersebut dapat menggunakan ferro-krom
Sebagian besar produksi kromit di dalam negeri berkadar rendah atau yang disebut charge-krom (
diekspor. Ekspor kromit Indonesia pertama kali 50% Cr2 O3 ) sebagai bahan baku. Dengan demikian,
berlangsung pada tahun 1988, yaitu sebesar 80 industri baja tahan karat tidak selalu tergantung pada
ton. Pada tahun 1989, ekspor kromit meningkat kromit logam, tetapi juga dapat menggunakan kromit
menjadi 15.198 ton dengan nilai AS $ 1,30 juta. kimia sebagai bahan baku, yang cadangannya jauh
Negara tujuan ekspor kromit tersebut adalah Aus- lebih melimpah, seperti yang terdapat di Afrika
tralia, Jepang, Inggris, Singapura, dan Filipina. Selatan, Filipina, Turki, dan India.

c. Harga Dengan semakin berkembangnya teknologi AOD


dan VOD, secara geopolitik, pemasokan kromit
Berdasarkan data ekspor, harga kromit Indonesia dunia sebagai bahan baku logam tidak menjadi
dari jenis foundri sekitar AS$ 85 per ton. Menurut masalah lagi. Keadaan ini yang mengakibatkan
majalah Industrial Mineral, November 1990, harga teknologi industri hilir kromit semakin berkembang
kromit per ton yang berasal dari negara produsen pesat, sehingga secara langsung mengakibatkan
adalah : kebutuhan kromit di masa mendatang akan semakin
meningkat.
– Transvaal, chemical grade 44 – 45% Cr2 O3 ,
FOB : AS$70 – 75. Pada tahun 2010, kebutuhan kromit dunia
– Foundry grade 45% Cr2 O3 , FOB : AS$ 74 – 78. diperkirakan mencapai 10 juta ton. Tabel 7 memper-
– Refractory grade 46% Cr2 O3 , FOB : AS$ 74 – 78. lihatkan bahwa peningkatan kebutuhan kromit
– Filipina, refractory grade (conc.), FOB : AS$100 tersebut disebabkan oleh perkembangan industri
– 120. peleburan kromit, seperti yang ditunjukkan oleh
– Inggris, moulding grade (98% mesh), FOB: f120 peningkatan kebutuhan industri tersebut sebesar
– 150. 93% dari total kebutuhan kromit dunia pada tahun
2010. Peningkatan ini dapat dimengerti karena :
5.2 Prospek
– Perkembangan teknologi rekayasa, ruang
a. Kromit Dunia angkasa, pesawat, dan teknologi hi-tech lainnya
yang semakin tumbuh di masa mendatang,
Sebagai salah satu mineral yang mempunyai nilai
strategis, di masa mendatang kebutuhan kromit dunia – Tidak tersedianya bahan pengganti (substitusi)
dipastikan semakin meningkat. Faktor utama yang kromit sebagai bahan baku baja tahan karat,
mendorong pertumbuhan kromit dunia adalah
teknologi produksi baja tahan karat yang semakin – Perkembangan industri peleburan kromit (AOD
dan VOD) yang didukung oleh ketersediaan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 231

bahan baku kromit metalurgi dan kromit kimia sia termasuk cebakan podiform dengan volume
yang melimpah. cadangan sangat kecil (di bawah 1 juta ton). Cadangan
ini tersebar di beberapa daerah, antara lain
Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi
Tengah.
Tabel 7. Perkiraan Konsumsi Kromit
Dunia,Tahun 2010 Cadangan yang kecil-kecil serta terbatasnya industri
hilir yang dapat menyerap kromit kemungkinan yang
(Dalam juta ton)
menjadi penyebab terlambatnya usaha-usaha
Penggunaan 1985 2010 LP1) pengembangan cadangan kromit di dalam negeri.

Logam 1,9 9,3 6,6 Meskipun demikian, penyelidikan rinci terhadap


(Ferokrom dan Stainless cadangan kromit di daerah-daerah berpotensi seperti
Steel) Halmahera dan pulau-pulau di sekitarnya serta daerah
Kimia, Foundri 0,6 0,7 0,6 Pegunungan Siklop dan Moropeni Irian Jaya perlu
dan Refraktori segera dilakukan. Hal ini guna mendukung
pertumbuhan industri hilir di dalam negeri ataupun
Jumlah 2,5 10,0 5,7 untuk memanfaatkan perkembangan kromit dunia
yang semakin meningkat pesat.
Sumber : Chromium Review, No.3 March 1985.
1) LP = laju pertumbuhan per tahun.

b. Kromit Indonesia DAFTAR BACAAN

Perkembangan kromit dunia belum diikuti oleh 1. Industrial Minerals Supplement, Mining Journal,
perkembangannya di dalam negeri. Kendala utama Vol. 308 No. 7919, London, May 1990.
yang dihadapi di Indonesia antara lain kecilnya
cadangan kromit yang telah diketahui secara pasti 2. Logam Nusantara, Warta Logam dan Besi Baja
dan terbatasnya jenis industri hilir di dalam negeri. Indonesia, No. 0003, Maret 1990.

Perkembangan Industri Hilir Kromit 3. Malhotra, V., Chromite In India, A Review, Indus-
trial Minerals, September 1983.
Di masa mendatang, peningkatan kebutuhan kromit
secara tidak langsung diperkirakan dari peningkatan 4. McMichael,B., Chromite, Ladles Refine Demand,
kebutuhan refraktori di dalam negeri. Menurut Industrial Minerals, Februari 1989.
Departemen Perindustrian, pada tahun 1990,
kebutuhan besi-baja oleh industri logam dasar (PT 5. Mikami, H.M., Chromite, Industrial Minerals and
Krakatau Steel dan perusahaan swasta) mencapai Rocks, Volume 1, Fifth Edition, American Insti-
690 ribu ton, dan pada tahun 1993 meningkat menjadi tute of Mining, Metallurgical, and Petroleum
5.200 ribu ton. Engineers, Inc., New York, 1983, p. 567 – 584.

Pertumbuhan industri logam dasar pada tahun 1993 6. PT Bituminusa dan PT Palmabin Mining,
secara langsung mengakibatkan peningkatan Chromite Sand From Indonesia, Brosur.
kebutuhan refraktori sekitar 7,5 kali lipat (disesuaikan
dengan pertumbuhan industri logam dasar tahun 7. Power, T., Chromite, The Non-metallurgical
selama 1990 – 1993). Markets, Industrial Minerals, April 1985.

Kondisi Cadangan Kromit Indonesia dan 8. Simanjuntak, H.R.W. dan Sopaheluwakan, J.,
Peluang untuk Pengembangannya Lokasi Baru Penemuan Mineral Kromit pada
Komplek Ofiolit di Indonesia Timur, Buletin No.
Berdasarkan penelitian-penelitian rinci yang telah 25, Maret 1986, Direktorat Sumberdaya Mineral.
dilakukan diketahui bahwa cadangan kromit Indone- 9. Sopaheluwakan, J.,Komoditi Strategis Kromit,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 232

Geologi, Teknologi, dan Potensinya di Indone- view, A Dowden And Culver Books, Chapman
sia, Riset, Jilid 6 No.1, Lembaga Geologi dan and Hall, New York, 1984.
Pertambangan Nasional, LIPI, 1985.
10. Wolfe, J.A., Mineral Resources, A World Re- *****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 233

LAMPIRAN A
Lokasi Potensi Kromit di Indonesia

Lokasi Cadangan Keterangan

Kalimantan Selatan :
– Gunung Patrabulu, 10.000 ton Termasuk cebakan podiform yang dijumpai dalam bentuk
Martapura lensa-lensa atau bongkahan bijih masif.
Kadar bijih : 44,73% Cr2 O3 ; 21,68% Fe2 O3 ; 1% TiO2 ;
10,22% MgO.
– Penyaringan, Belum diketahui Kadar bijih : 34,84% Cr2 O3 ; 14,33% Fe2 O3 ; 0,78% TiO2 ;
Tanah Laut 12,90% MgO.
– Tanah Ambungan, 132.000 ton Kadar bijih : 3,0 – 30,3% Cr2 O3 dan 4,5 – 40,5% Fe2 O3 .
Tanah Laut
– Pulau Sebuku Belum diketahui Kadar bijih : 50,0% Cr2 O3 .

Sulawesi Selatan :
– Sungai Larona, Belum diketahui Termasuk cebakan podiform yang dijumpai dalam bentuk
Malili lensa-lensa atau bongkahan bijih masif.
– Daerah Barru Belum diketahui Termasuk cebakan podiform yang dijumpai dalam bentuk
lensa-lensa 0,30 – 0,75m dan lapisan tipis dengan tebal
0,10-1,00 m.
Tersebar pada kompleks batuan ultramafik yang telah
mengalami tektonik purna magmatik yang sangat kuat dan
tingkat erosi lanjut.
Kadar bijih : 52,65% Cr2 O3 ; 17,46% Fe2 O3 ; 0,17% TiO2 ;
12,83% Al2 O3. Termasuk kromit refraktori dengan nisbah
Cr:Fe = 2,95:1.

Sulawesi Tenggara :
Daerah Latau 3.000 ton Termasuk cebakan podiform yang dijumpai dalam bentuk
lensa-lensa atau bongkahan bijih masif.
Kadar bijih : 50,0% Cr2 O3 dan termasuk kromit metalurgi.

Sulawesi Tengah :
Daerah Wosu, Di atas 1 juta ton Termasuk cebakan sekunder (pasir hitam) yang tersebar
Bungku Tengah, Poso di lima lokasi pada pesisir pantai sepanjang 30 km dengan
tebal endapan sekitar 3 m.
Kadar bijih : 42,30% CrO3 ; 19,70% Fe2 O3 ; 20,0% TiO2 ; dan
termasuk kromit foundri.
Lokasi cadangan kromit ini telah diusahakan oleh PT
Bituminusa dan PT Palmabim Mining.

Maluku :
– Sungai Dodoga, Belum diketahui Dijumpai dalam bentuk bongkahan bijih masif.
Halmahera Tengah Kadar bijih : >20% Al2 O3; dan termasuk kromit metalurgi
dengan nisbah Cr : Fe = 3 : 1.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 234

Lanjutan ...

– Sungai Tutungan, Belum diketahui Kadar bijih :30,0% Al2 O3 dan 19,0% MgO. Nisbah Cr:Fe =
Halmahera Tengah 1,9 – 2,2 :1.
– Pulau Pakal, Belum diketahui Berupa lapisan tipis (schlieren) yang terdapat pada batuan
Halmahera Timur dunit terlipat.
Kadar bijih : 14,0% Al2 O3 dan termasuk kromit metalurgi
dengan nisbah Cr : Fe = 3,6 : 1.
– Pulau Gebe Belum diketahui Berupa lapisan tipis (schlieren).
Kadar bijih : 40,0% Cr2 O3 dan 26,0 – 27,0% Al2 O3. Termasuk
kromit refraktori dengan nisbah Cr : Fe = 2,2 :1.

Irian Jaya :
– Daerah Ifar, 3 juta ton Termasuk cebakan sekunder (tanah laterit) yang
Pegunungan Siklop, mengandung bijih nikel dan kobal.
Tanah Merah Kadar bijih : 44,0% Cr2 O3 dengan nisbah Cr : Fe = 2,2 : 1
– Pegunungan Belum diketahui Termasuk cebakan sekunder (tanah laterit) yang tersebar
Moropeni pada daerah seluas 10 km2 .
BAHAN GALIAN INDUSTRI nnnnnnnnnnnnnnnnnnn 18 – 235

18 MANGAN
Oleh : M. Arifin,
Tiswan Suseno

1. PENDAHULUAN lima tipe, yaitu :

Mangan merupakan salah satu dari 12 unsur terbesar – Cebakan hidrothermal,


yang terkandung dalam kerak bumi. Mineral mangan – Cebakan sedimenter, baik bersama-sama
yang diketahui ada sekitar 300 jenis, namun yang maupun tanpa affiliasi vulkanik,
sering dijumpai dalam cebakan bijih komersial ada 13 – Cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava
jenis. Pirolusit dan psilomelan merupakan mineral bawah laut,
yang umum menjadi cebakan utama bijih mangan. – Cebakan metamorfosa
– Cebakan laterit dan akumulasi residual.
Di Indonesia, cadangan mangan cukup besar namun
tersebar di banyak lokasi, yang secara individu Dari kelima tipe cebakan tersebut, sumber mangan
umumnya berbentuk kantong atau lensa berukuran komersial berasal dari cebakan sedimenter yang
kecil dengan kadar yang bervariasi. Cadangan terpisahkan dari aktivitas vulkanik dan cebakan
mangan yang telah diketahui sekitar 5,35 juta ton, akumulasi residual.
sedangkan cadangan yang sedang ditambang
berjumlah 4,90 ribu ton. Cebakan sedimen laut mempunyai ciri khusus yaitu
berbentuk perlapisan dan lensa-lensa. Seluruh
Saat ini, terdapat empat usaha pertambangan mangan cebakan bijih karbonat berasosiasi dekat dengan
yang telah berproduksi. Salah satu di antaranya batuan karbonat atau grafitik, dan kadang-kadang
merupakan tambang mangan tertua yaitu PD Kerta mengandung lempung yang menunjukkan adanya
Pertambangan, yang dimiliki oleh pemerintah daerah suatu pengurangan lingkungan pengendapan dalam
Provinsi Jawa Barat, sedangkan tiga perusahaan cekungan terdekat. Sebaliknya, cebakan bijih oksida
lainnya adalah swasta nasional. lebih umum dan berasosiasi dengan sedimen klastik
berukuran kasar, dengan sedikit atau sama sekali
Kegunaan mangan sangat luas, baik untuk tujuan bebas dari unsur karbon organik. Cebakan bijih ini
metalurgi maupun non-metalurgi. Untuk tujuan non- dihasilkan di bawah kondisi oksidasi yang kuat dan
metalurgi, mangan digunakan untuk produksi baterai, bebas sirkulasi air.
kimia, keramik dan gelas, glasir dan frit, pertanian,
proses produksi uranium, dan lainnya. Di Indonesia, Cebakan bijih oksida merupakan cebakan sedimenter
industri hilir pemakai mangan adalah industri baterai, yang sangat komersial dengan kadar bijih 25 – 40%
keramik dan porselein, industri logam, dan industri Mn, sedangkan cebakan bijih karbonat kadarnya
korek api. cenderung lebih kecil, yaitu 15 – 30% Mn.

b. Nodul
2. GEOLOGI Istilah nodul mangan umum digunakan walaupun
sebenarnya kurang tepat, karena selain mangan
2.1 Mula Jadi masih terkandung pula unsur besi, nikel, kobalt, dan
molybdenum, sehingga akan lebih sesuai bila
a. Cebakan Terrestial dinamakan dengan nodul poli-metal.

Menurut Park (1956), cebakan mangan dibagi dalam Dasar samudra diperkirakan diselimuti lebih dari 3

18 – 235
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 236

Tabel 1. Mineral Mangan yang Umum Dijumpai dalam Cebakan Komersial

Mineral Komposisi Kandungan Mn (%)

Pirolusit MnO2 63,2


Nsutit (Mn1-x)+4(Mnx)+2 O2-2x(OH)2x ?
Manganit Mn2 O3 .H2 O 62,0
Hausmanit Mn3 O4 72,0
Psilomelan Bervariasi Bervariasi
Kriptomelan KMn8 O16 45 – 60
Lithioforit (Al, Li) MnO2 (OH)2 ?
Todorokit (Na,Ca,K,Mn2+)(Mn4+,Mn2+,Mg)6 O12 .3H2 O) ?
Groutit HMnO2 ?
Braunit 3Mn2 O3 .MnSiO3 50 – 60
Rhodonit MnSiO3 42,0
Rhodokrosit MnCO3 48,0
Wad Bervariasi Bervariasi

triliyun ton nodul berukuran kentang. Di Samudra dan terbentuk dalam cebakan sedimenter dan re-
Pasifik sendiri, nodul yang terbentuk diperkirakan sidual.
sebesar 10 juta ton per tahun. Berdasarkan hasil
penyelidikan yang dilakukan oleh USBM, diketahui Pirolusit merupakan mineral berwarna abu-abu besi
bahwa zona kadar tertinggi terdapat dalam Cekungan dengan kilap metalik, mempunyai kekerasan 2 – 2,5
Sedimen Pasifik bagian timur, yang terletak pada dan berat jenis 4,8. Pirolusit yang terbentuk sebagai
jarak 2.200 km sebelah tenggara Los Angeles, pseudomorf dari manganit atau mineral mangan
Kalifornia. Di zona ini, nodul mangan terjadi dalam lainnya, biasanya bersifat masif ataupun reniform
lapisan tunggal dan tidak teratur. dan kadang-kadang berstruktur fibrous dan radial.

Secara individu, nodul mempunyai kilap suram Psilomelan merupakan mineral berkomposisi oksida
dengan warna coklat tanah hingga hitam kebiruan. terhidrasi yang pada umumnya berasosiasi dengan
Tekstur permukaan dari halus hingga kasar. Setiap mineral barium dan potasium oksida. Mineral ini
nodul mengandung satu atau lebih sisa-sisa makhluk mempunyai warna dan berat jenis sama dengan
air laut, pragmen batuan, atau nodul lainnya. Nodul pirolusit, namun mempunyai kekerasan yang lebih
ini diliputi oleh lapisan mangan, besi, dan logam besar (5 – 6) dan mempunyai kilap submetalik.
oksida lainnya yang berbentuk konsentris namun Sebagai mineral yang amorf, psilomelan bersifat
tidak terus-menerus. Lapisan lempung kemudian masif, reniform, botriodal, atau stalaktitik, sehingga
mengisi celah-celah di antara lapisan oksida tersebut lebih umum dijumpai dalam cebakan sekunder.
secara tidak beraturan dan biasanya dapat dijadikan
patokan dalam perhitungan periode pertumbuhan Mangan berkomposisi oksida lainnya, namun tidak
nodul bersangkutan. berperan sebagai mineral utama dalam cebakan
bijih, adalah braunit dan manganit. Braunit merupakan
2.2 Mineralogi mineral berwarna coklat kehitaman dan sering
mengandung silika sebanyak 10%, sedangkan
Mangan, dengan kandungan sekitar 0,1%, termasuk manganit merupakan mineral oksida terhidrasi yang
12 unsur terbesar yang terdapat dalam kerak bumi. berwarna hitam besi atau abu-abu baja. Kedua
Walaupun lebih dari 300 jenis mineral mangan yang mineral ini dijumpai dalam urat bijih ataupun cebakan
telah diketahui, namun hanya sekitar 13 mineral saja sekunder.
yang sering dijumpai dalam cebakan bijih komersial
(Tabel 1). Bijih mangan utama adalah pirolusit dan Beberapa mineral mangan yang dijumpai terbatas
psilomelan. Kedua mineral ini berkomposisi oksida dalam cebakan bijih adalah hausmanit, todorokit,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 237

lithioforit, dan nsutit. Pada tahun 1930, cadangan mangan di Kliripan dan
Karangnunggal diusahakan secara teratur oleh
Hausmanit merupakan mineral berwarna coklat sebuah perusahaan Belanda, yaitu NM Algemeene
kehitaman dengan kilap submetalik. Todorokit yang Indisch Mijnbouw en Exploitatie Maatschappij (AIME).
hanya dikenal di tambang Todoroki, Jepang sebelum
tahun 1960, merupakan salah satu mineral utama Setelah Perang Dunia II, kedua tambang tersebut
dalam nodul mangan. Lithioforit berkomposisi alu- kemudian diambil alih oleh pemerintah daerah
minium-litium mangan oksida dengan kandungan setempat yang pengelolaannya dilakukan oleh
kobal, nikel, dan tembaga yang bervariasi. masing-masing perusahaan daerah bersangkutan.

Nsunit adalah nama yang berasal dari tambang Saat ini terdapat 22 usaha pertambangan mangan di
Nsuta di Ghana, merupakan mangan oksida bukan Indonesia, namun hanya empat di antaranya telah
stochiometrik . Rhodokrosit yang berkomposisi berproduksi secara teratur, sedangkan sisanya masih
karbonat, merupakan mineral berwarna merah muda dalam tahap eksplorasi. Salah satu perusahaan yang
hingga coklat yang terbentuk dalam urat bijih sebagai telah berproduksi tersebut adalah PD Kerta
cebakan replasemen pada batuan kapur. Rhodonit Pertambangan, yang merupakan perusahaan milik
yang berkomposisi silikat mempunyai kemiripan pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat, sedangkan
sifat fisik dengan rhodokrosit, namun mineral ini sisanya adalah perusahaan swasta nasional.
terbentuk sebagai cebakan sekunder.
Dari hasil kegiatan eksplorasi oleh ke-22 perusahaan
2.3 Cadangan Mangan di Indonesia pertambangan tersebut, diketahui bahwa cadangan
mangan Indonesia tercatat sebesar 649.065 ton
Cebakan sedimenter merupakan cadangan bijih mangan cadangan terukur dan 4.679.681 ton cadangan
yang banyak dijumpai di Indonesia, dan umumnya terunjuk, sedangkan cadangan yang sedang
berkomposisi oksida serta berasosiasi dengan kegiatan ditambang tercatat sebesar 4.888 ton cadangan
vulkanik dan batuan yang bersifat basa. Cebakan bijih terukur dan 2.341.315 ton cadangan terunjuk.
mangan tersebut umumnya dijumpai dalam bentuk
mineral pirolusit dan psilomelan, dan kadang-kadang 3.2 Teknologi Pertambangan
dijumpai pula dalam bentuk rhodonit, rhodokrosit,
manganit, braunit, dan nsutit. Cebakan bijih mangan berbentuk kantong-kantong
kecil dan lensa-lensa yang tersebar dalam batuan
Secara keseluruhan, potensi cadangan mangan di induknya. Pada umumnya, kadar bijih bervariasi,
Indonesia cukup besar, namun tersebar di banyak tidak hanya dalam tubuh bijih secara keseluruhan,
lokasi di seluruh Indonesia. Secara individu, cadangan namun dalam tubuh bijih secara individu.
mangan tersebut relatif kecil, berbentuk kantong-
kantong ataupun lensa-lensa, dan pada umumnya Kondisi demikian sangat menyulitkan untuk
termasuk cadangan yang mempunyai kadar relatif menentukan jumlah ketersediaan cadangan bijih
rendah. dengan kadar tertentu, yang akibatnya akan
menyulitkan pula dalam penyediaan produk tambang
Sebaran potensi dan lokasi cadangan bijih mangan dalam jumlah besar dengan mutu seragam secara
di Indonesia dapat dilihat pada Lampiran A. teratur. Selain itu, kondisi tersebut juga akan
menyulitkan dalam menentukan disain tambang dan
umur tambang. Oleh karena itu, tambang mangan
3. PERTAMBANGAN pada umumnya merupakan suatu bentuk kuari yang
besar, dengan banyak lokasi penggalian di dalamnya
3.1 Perkembangan Tambang Mangan di yang tersebar secara tidak beraturan dan dilakukan
Indonesia secara manual.

Usaha pertambangan mangan di Indonesia pertama Di Indonesia, cadangan mangan umumnya


kali dilakukan di Kliripan, Kulon Progo, Yogyakarta, ditambang secara tambang terbuka dengan peralatan
walaupun cebakan mangan yang pertama ditemukan manual hingga semi-mekanis, hanya cadangan bijih
di daerah Karangnunggal, Tasikmalaya, Jawa Barat. mangan di daerah Singkil, Malang yang ditambang
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 238

secara tambang bawah tanah. Pembersihan


Eksplorasi
tanam tumbuh
Karena penambangan mangan umumnya untuk
cadangan yang mempunyai kadar MnO2 74 – 90%,
sehingga pengolahan mangan hanya berbentuk Timbun Pengupasan
pemilahan dan pencucian untuk menghilangkan unsur balik tanah penutup
pengotor, seperti lempung dan pasir (Gambar 1).
Gambar 2 memperlihatkan tahap pertambang-an
mangan, mulai dari tahap eksplorasi hingga Ekstraksi bijih
pemasaran.
4. KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI
Pemecahan
primer

Pengolahan Penimbunan

Pengangkutan
ke pelabuhan

Pengapalan

Gambar 2. Tahap-Tahap Umum


Pertambangan Mangan

keramik dan gelas, kimia, dan lain-lain.

Dalam dua dekade terakhir, intensitas penggunaan


mangan dalam proses produksi besi-baja meng-
alami penurunan. Hal ini selain disebabkan oleh jalur
proses produksi besi-baja yang semakin efisien,
juga disebabkan oleh perubahan spesifikasi produk
baja itu sendiri. Sebaliknya, intensitas penggunaan
mangan untuk tujuan non-metalurgi cenderung
meningkat, walaupun peningkatan kebutuhan
tersebut tidak banyak berpengaruh terhadap pasar
dunia.

4.1 Logam
Gambar 1. Proses Pengolahan Mangan
Dalam proses produksi besi baja, peranan mangan
adalah sebagai penghilang oksigen dan belerang.
Peranan tersebut semakin penting seiring dengan
Sekitar 90% mangan dunia digunakan untuk tujuan semakin berkembangnya teknologi proses produksi
metalurgi, yaitu untuk proses produksi besi-baja, baja, namun sebaliknya, keadaan tersebut meng-
sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan non- akibatkan pula terjadinya penurunan kebutuhan
metalurgi antara lain untuk produksi baterai kering, mangan seperti pada penerapan teknologi proses
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 239

produksi dengan tungku berbasis oksigen (BOF). b. Keramik

Penggunaan mangan dalam proses produksi besi- Dalam produksi keramik, mangan berfungsi sebagai
baja akan memberikan keuntungan pada produk bahan pewarna, yang akan memberikan warna
akhir, seperti memberikan efek kekuatan, stabilitas bayangan seperti hitam dan abu-abu, merah dan
kekilapan (tahan terhadap reaksi oksigen dan coklat, dan juga warna-warna lembut lainnya.
belerang), serta lebih mampu untuk menahan beban
dalam konstruksi berat. Penggunaan mangan dalam Formulasi mangan untuk menghasilkan warna-warna
proses produksi besi-baja ada dua bentuk, yaitu tertentu sangat bergantung kepada tipe lempung
konsentrat bijih mangan dan/atau logam mangan yang digunakan, jumlah dan ukuran butir mangan
paduan (feromangan dan/atau siliko-mangan). yang digunakan, cara penggunaan, suhu pembakar-
an, lama perendaman, dan kondisi tungku pem-
Dalam proses produksi besi baja, bijih mangan bakaran (kiln ). Selain itu, formulasi tersebut
berukuran halus dicampur dengan bijih besi yang bergantung pula kepada kandungan besi oksida
juga berukuran halus membentuk sinter bijih, yang dalam mangan, karena kandungan besi yang lebih
kemudian di dalam tungku peleburan akan meng- tinggi akan memberikan warna yang lebih gelap.
hasilkan logam panas. Sebagian besar mangan
untuk tujuan metalurgi digunakan untuk produksi Ada dua jenis produk mangan yang dipasarkan
logam paduan mangan, dan yang sangat dikenal sebagai bahan pewarna, yaitu dalam bentuk tepung
saat ini adalah feromangan (FeMn).Logam paduan ini berukuran 53 mikron dan dalam bentuk suspensi
pertama kali diproduksi di Perancis, dengan yang siap digunakan yang disebut dengan slop
komposisi terdiri dari 76% Mn, 7% C, dan sisanya (kandungan mangan 60% berat).
Fe.
c. Gelas
4.2 Non-Logam
Dalam produksi gelas, mangan mempunyai tiga
a. Baterai fungsi utama, yaitu sebagai penghilang unsur-unsur
organik dalam adonan gelas, bahan penghilang warna
Baterai primer merupakan pasar terbesar untuk dengan mengoksidasi ion besi sehingga gelas
penggunaan mangan non-metalurgi. Disebut dengan terhindar dari warna hijau, dan sebagai bahan
baterai primer karena merupakan sumber tenaga pewarna.
untuk peralatan yang mempunyai jangka hidup
terbatas. Fungsi mangan sebenarnya yang utama adalah
sebagai bahan pewarna, terutama untuk pembuatan
Pada umumnya, baterai dinamakan berdasarkan gelas-gelas industri dan kemasan, tetapi tidak
pada kandungan komponen utamanya, sebagai digunakan untuk pembuatan kaca lembaran.
contoh ordinary zinc-carbon cell, heavy duty zinc-
carbon cell, mercury button cell, lithium cell, dan Warna pasti yang dihasilkan dari penambahan
alkaline manganese cell. mangan sangat bergantung kepada kondisi suhu
dan oksidasi gelas, tipe gelas yang dikehendaki,
Mangan yang digunakan untuk baterai ada tiga dan jumlah mangan yang ditambahkan.
bentuk produk, yaitu naturally manganese dioxide
(NMD) yang terdiri dari konsentrat bijih atau bijih d. Glasir dan Frit
mangan (natural ground ore), chemical manganese
dioxide (CMD), dan electrolytic manganese dioxide Mangan juga digunakan sebagai glasir, sebagai
(EMD). Ketiga mangan dioksida tersebut digunakan contoh persenyawaan MNO2 -Fe2 O3 akan mem-
sebagai katoda yang di dalam sell akan bertindak berikan noda merah muda, sementara itu MnO2 -
sebagai de-polarisator. Saat ini, NMD cenderung CaO-FeO atau MnO2 -Cr2 O3 -NiO akan memberikan
digunakan untuk produksi zinc-carbon cell, sedangkan noda merah-cokelat.
EMD dan CMD untuk produksi alkaline cell.
Frit digunakan sebagai dasar untuk glasir dan email,
biasanya terdiri atas dua lapisan yang salah satunya
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 240

berwarna hitam dan mengandung mangan sekitar (3MnO.MnSO4 ).


1,5% berat.
g. Lainnya
e. Kimia
Kegunaan mangan lainnya adalah bahan pembuat
Di bidang kimia mangan digunakan sangat luas batang las, elektrolisis seng, dan sebagai bahan
untuk pengolahan air serta sebagai bahan imbuh pengoksida dalam produksi uranium.
pada pupuk dan bahan bakar. Beberapa jenis kimia
mangan yang umumnya digunakan antara lain 4.3 Spesifikasi
mangan karbonat, mangan klorida, mangan oksida,
mangan sesquioksida, mangan sulfat, potasium Selama ini dikenal ada tiga jenis mutu mangan yang
permanganat, mangan chilat, dan mangano- diproduksi dan dipasarkan, yaitu metalurgi, baterai,
manganik oksida. dan kimia. Mutu mangan untuk baterai dan kimia
mempunyai komposisi sama dengan mutu untuk
f. Pertanian metalurgi, hanya kandungan mangan dinyatakan
dalam MnO2 , yang mempunyai nilai pembanding
Dalam pertanian, mangan biasa digunakan pula sebesar 63% terhadap Mn. Dengan demikian, bila
untuk pembuatan pupuk, pakan ternak, dan fungisida. diketahui kadar bijih mangan 85% MnO2 , berarti
kandungan unsur Mn adalah 54% (Tabel 2).
Makanan hewan membutuhkan kandungan Mn tinggi,
namun tidak dalam bentuk MnO2 . Mangan etelin Selain kandungan mangan, pertimbangan lain yang
bisditiokarbonat adalah produk fungisida yang dapat juga menentukan mutu adalah tingkat konsentrasi
mencegah pembusukan, penyakit, dan jamur pada unsur pengotor seperti alumina, silika, dan kapur, serta
tumbuh-tumbuhan. Sebagai pupuk, mangan dapat distribusi ukuran butir, dan khusus untuk tujuan metalurgi
digunakan dalam bentuk oksida (MnO2 ), sulfat nisbah mangan terhadap besi merupakan faktor yang
(MnSO 4 ), atau tribasik mangan sulfat sangat penting pula untuk dipertimbangkan.

Tabel 2. Spesifikasi Mangan untuk Berbagai Keperluan

Metalurgi Baterai Kimia


MnO2 – min. 80,00% min. 70,00%
Mn min. 48,00% – –
Al2 O3 maks. 7,00% – –
Al2 O3 + SiO2 maks. 11,00% – –
Fe maks. 6,00% – maks. 5,00%
P maks. 0,19% – maks. 8,00%
As maks. 0,18% – maks. 0,15%
Cu maks. 0,001% –
Pb maks. 0,30% – –
Zn – –
Co – maks. 0,001% –
Ni – maks. 0,001% –
Nitrat – trace –
NH3 – maks. 0,02% –
Na2 O – maks. 0,20% maks. 0,10%
K2 O – maks. 0,10% maks. 2,00%
CaO – maks. 0,20% maks. 0,25%
H2 O – maks. 3,00% –
Ukuran butir – 76% 44 mikron 100% <2 inci
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 241

ekstruksi logam bukan besi.

5. PERKEMBANGAN MANGAN DI Jenis mangan dan produknya yang dikonsumsi oleh


INDONESIA keempat industri hilir tersebut adalah :

5.1 Penyediaan dan Permintaan – mangan dioksida, baik berupa konsentrat bijih
maupun bijih mangan (natural ground ore),
Pada tahun 1992, produksi mangan Indonesia
mencapai 16.394 ton (Tabel 3). Produksi tersebut – mangan dioksida sintetis, yang berupa EMD
berasal dari empat perusahaan tambang mangan, ataupun CMD,
yaitu PD Kerta Pertambangan, CV. Budimas & Co.,
PT. Nusa Tri Wijaya, dan CV. Sribumi, namun sejak – logam paduan mangan, yang berupa logam FeMn
tahun 1991, CV. Sribumi telah menghentikan ataupun SiMn.
kegiatannya.
Secara keseluruhan, konsumsi mangan beserta
Sebagian besar produksi mangan diekspor, dengan produknya cukup besar (Tabel 4). Berdasarkan vol-
negara tujuan antara lain Jepang, Cina, Australia, ume konsumsi mangan dioksida pada tahun 1992,
dan Taiwan. Hanya sebagian kecil saja yang diketahui bahwa industri baterai merupakan industri
dipasarkan ke dalam negeri. Tujuan pasar mangan di hilir pemakai mangan terbesar, dengan tingkat
dalam negeri adalah industri korek api serta industri konsumsi sekitar 85,5% dari total konsumsi,
keramik dan porselein. kemudian diikuti oleh industri keramik dan porselain
(13%), industri logam (0,9%), dan industri korek api
Industri hilir pemakai mangan di dalam negeri antara (0,6%). Dalam industri baterai, jenis mangan yang
lain industri baterai, keramik dan porselein, logam, digunakan terdiri atas mangan dioksida dan EMD,
dan industri korek api. Industri logam terdiri dari yang dikonsumsi oleh industri baterai seluruhnya
industri logam dasar, pengecoran, dan penggilingan berasal dari impor. Mangan yang dikonsumsi oleh
besi-baja dan logam bukan besi, serta industri industri keramik dan porselein dan industri korek api

Tabel 3. Perkembangan Mangan di Indonesia

Uraian 1988 1989 1990 1991 1992

Produksi, ton1) 12.964 9.873 11.007 13.253 16.394

Penjualan :1)
– Ekspor, ton 9.180 5.720 8.600 3.172 4.505
– Dalam negeri, ton 2.131 4.268 9.206 2.631 564

Konsumsi :
– Mangan dioksida, ton2) 16.743 16.842 14.780 18.169 20.726
– EMD, ton 4.936 4.418 4.751 4.353 5.764
– FeMn dan SiMn, ton 5.677 5.967 5.430 8.042 12.527

Impor :
– Mangan dioksida, ton2) 14.612 12.574 5.574 15.538 20.162
– EMD, ton 4.936 4.418 4.751 4.353 5.764
– FeMn dan SiMn, ton 5.677 5.967 5.430 8.042 12.527

Sumber : Subdit. Bimbingan, DTPU, 1992.


Biro Pusat Statistik, diolah kembali
1) Produksi dan penjualan mangan dalam bentuk mangan dioksida
2) Merupakan NMD yang terdiri dari konsentrat dan bijih mangan (natural ground ore)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 242

Tabel 4. Konsumsi Mangan di Indonesia

Industri hilir 1988 1989 1990 1991 1992

Industri baterai :
– Mangan dioksida, ton1) 15.354 15.131 12.883 15.659 17.737
– EMD, ton 4.936 4.418 4.751 4.353 5.764

Industri keramik dan porselein :


– Mangan dioksida, ton 1.316 1.676 1.865 2.354 2.714

Industri logam :2)


– Mangan dioksida, ton – – – 102 194
– FeMn dan SiMn, ton 5.677 5.967 5.430 8.042 12.527

Industri korek api :


– Mangan dioksida, ton 73 35 32 54 81

Total konsumsi :
– Mangan dioksida, ton 16.743 16.842 14.780 18.169 20.726
– EMD, ton 4.936 4.418 4.751 4.353 5.764
– FeMn dan SiMn, ton 5.677 5.967 5.430 8.042 12.527

Sumber : Biro Pusat Statistik, diolah kembali.


1) Merupakan NMD yang terdiri dari konsentrat dan bijih mangan (natural ground ore)
2) Terdiri dari industri logam dasar, pengecoran, penggilingan besi-baja dan bukan besi,
serta industri ekstruksi logam bukan besi

merupakan bijih mangan (natural ground ore), yang Taiwan, Cina, India, Mozambik, Afrika Tengah, Afrika
hampir seluruhnya berasal dari produksi di dalam Selatan, Australia, Inggris, Jerman, Belgia, dan
negeri. Norwegia.

Dalam industri logam, selama ini menggunakan 5.2 Harga


logam paduan mangan (FeMn dan SiMn) dalam
proses produksi. Namun, sejak tahun 1991 telah Pasar mangan dunia relatif stabil. Hal ini disebabkan
menggunakan pula bijih mangan untuk campuran oleh bahan substitusi mangan untuk berbagai
sinter dalam tungku peleburan. Seluruh bijih mangan kegunaan tidak ada.
dan logam paduannya yang digunakan dalam industri Harga mangan di pasar dunia bergantung kepada
logam berasal dari impor. jenis produk dan kadar MnO2 , sebagai contoh, harga
mangan pada tahun 1992 untuk :
Konsumsi mangan di dalam negeri semakin
meningkat. Konsekwensinya, impor mangan juga – bijih dengan kadar MnO2 74 – 76% : 220 dolar AS
meningkat (Tabel 3). Hal ini disebabkan oleh cadangan per ton,
mangan di dalam negeri yang sedang ditambang
relatif kecil serta mempunyai kadar yang sangat – mangan dioksida dengan kadar MnO2 84% (mutu
beragam. baterai) : 220 dolar AS per ton,

Pada umumnya impor mangan (termasuk konsentrat – EMD dengan kadar MnO2 90 – 92% : 1,55 dolar
bijih dan EMD) berasal dari Jepang, Taiwan, Cina, AS per kg.
Singapura, Amerika Serikat, Brasil, Jerman, dan
Belgia, sedangkan impor logam paduan mangan Sedangkan harga bijih mangan di dalam negeri pada
(FeMn dan SiMn) berasal dari Jepang, Korea Selatan, tahun 1992 berkisar antara Rp 200 – 400 per kg.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 243

5. McMichael, B., Manganese : EMD, the Power in


DAFTAR BACAAN the Markets, Industril Minerals, May 1989.

1. Harries-Rees, K., Manganese : A Myriad of 6. Myhre, F., Changing Role of Manganese and Its
Minor Markets, Industrial Mineral, November Effects on Consumption, Transaction of IMM,
1992. Section A, Vol. 94, July 1985.

2. Harben, P.W. and Bates, R.L.. Industrial Miner- 7. Rao, V.S. and Pradhan, A.W., Winning of
als : Geology and World Deposits, Industrial Manganese Ore from Pockety Deposits, IE(I)
Mineral Division, Metal Bulletin Plc, London, Journal-MI, Vol. 65, November 1984.
1993.
8. Robert-Tissot, C.E.D., Manganese : Commer-
3. Harben, P.W.. The Industrial Minerals Handy cial Aspects, Transaction of IMM, Section A,
Book : A Guide to Markets, Spesifications, and Vol. 94, July 1985.
Prices, Industrial Mineral Division, Metal Bulle-
tin Plc, London, 1992. 9. Toon, S., Manganese : Active Batteries Attact
Producers, Industrial Mineral, July 1985.
4. Madiadipoera, T., dkk.. Bahan Galian Industri di
Indonesia, Direktorat Sumberdaya Mineral, *****
Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya
Mineral, Bandung, 1990.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 244

LAMPIRAN A
Lokasi Potensi Cadangan Mangan di Indonesia

Lokasi Cadangan Keterangan

Aceh :
– Karang Igeuh Sumber daya Indikasi berupa rhodonit dalam cebakan hidrothermal.
(Belum diketahui)
– Lhok Kruet, Calang, Sumber daya Kontak metasomatik berupa pirolusit yang berasosiasi
Aceh Barat (Belum diketahui) dengan besi. Ukuran badan bijih di permukaan sekitar
150 x 14 m2 .
– Kapi (40 km tenggara Sumber daya Psilomelan di daerah patahan (hidrothermal).
Blangkejeren) (Belum diketahui)

Sumatera Utara :
– Pantai Timur Sumber daya Sedimen, berupa konresi dari besi rawa. Kadar Mn3 O4
(Belum diketahui) dalam bog iron 7,9%, sedangkan dalam konkresi 13,5 –
20,1%.
– 23 km timur laut Natal Sumber daya Berupa bongkah oksida mangan berukuran hingga
(Belum diketahui) 50 cm, berlapis, dan berbentuk karena replacement
batuan chert radiolaria.

Sumatera Barat :
– Mangani Sumber daya Hidrothermal dalam urat breksi yang berasosiasi
(Belum diketahui) dengan Au dan Ag. Terdapat sebagai rhodonit dan
rhodokrosit.
– Ulu Ayer Sumber daya Hidrothermal, berupa urat kecil Polianit dalam batuan
(Belum diketahui) diabas. Kadar MnO2 94,4%.

Riau :
– S. Lumut Singingi Sumber daya Hidrothermal (?), bijih bangan berupa sedimen dalam
(Belum diketahui) breksi. Kadar Mn total 43,08%.
– Belangbeo Sumber daya Hidrothermal (?), ditemukan mangan oksida sebagai
(Belum diketahui) bongkahan yang tersingkap pada daerah selebar 2 – 3
m.

Sumatera Selatan :
S. Selan, P. Bangka Sumber daya Kadar MnO2 27,56%.
(Belum diketahui)

Bengkulu :
Gebang Ilir, Tambang Sumber daya Hidrothermal yang berasosiasi dengan Au. Berupa
Sawah (Belum diketahui) rhodonit, rhodokrosit, psilomelan, pirolusit, braunit, dan
nsutit.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 245

Lanjutan ...

Lokasi Cadangan Keterangan

Lampung :
G. Pesawaran Ratai Hipotetik Sedimen rawa, terdapat sebagai psilomelan dan hidro-
(G. Waja, G. Kasih, dan G. Waja : 300 ton thermal. Kadar Mn di G. Waja 60%, di G. Kasih 45 –
G. Kedondong) G. Kasih : 500 ton 50%, dan G. Kedondong 7%.

Jawa Barat :
– Cikotok, Pandeglang Sumber daya Berasosiasi dengan Au, berupa rhodokrosit, rhodonit,
(Belum diketahui) dan spartait. Kadar MnO2 9 – 32%.

– Cibadong, Sukabumi Sumber daya Terdapat dalam tufa dan breksi. Kadar MnO2 32 – 60%.
(± 10.000 ton)
– Karangnunggal, Sumber daya Terdapat 13 lokasi mineralisasi. Kadar MnO2 45 – 90%.
Tasikmalaya (± 350.000 ton)
– Cigembor, Salopa, Sumber daya Terdapat berupa bongkahan limonit mengandung
Tasikmalaya (Indikasi) mangan. Kadar MnO2 83,34%.
– Cikatomas, Sumber daya Terdapat berupa bongkahan yang terdiri dari pirolusit.
Tasikmalaya (Indikasi) Kadar MnO2 66 – 91%.

Jawa Tengah :
– Karangbolong, Sumber daya Pirolusit dan psilomelan yang berupa gumpalan olitik
Banyumas (± 7.000 ton) dalam batu kapur, Kadar MnO2 60%.
– Ngargoretno, Salaman, Sumber daya Terdapat sebagai pirolusit berbentuk lensa. Kadar MnO2
Magelang (± 127.000 ton) 80%.
– Bapangsari, Purworejo Sumber daya Ditemukan dalam bentuk bongkahan.
(Indikasi)
– Cangkerep, Semang- Sumber daya Ditemukan dalam bentuk bongkahan.
gung, Purworejo

DI Yogyakarta :
– Kliripan, Kulonprogo Sumber daya Terdapat di daerah Kliripan, Penggung pada lereng
(± 182.000 ton) selatan Bukit Menoreh (Sewu, Beleng, Tetes,
Wanotawan, dan Barongan). Kadar Mn 25 – 35%.
– Samigaluh, Kulonprogo – Terdapat berupa pirolusit dan psilomelan. Kadar
MnO2 57,75%.
– Daerah Gedad Sumber daya Terdapat sebagai lensa-lensa di antara batu kapur
Batuwarno, Eromoko (Gedad 54 ton) dan Formasi Andesit Tua. Kadar MnO2 di Gedad
92,10%, Batuwarno 82,74%, dan Eromoko 78,31%.
– Gunung Kidul Sumber daya Terdapat di Kepuh, Ngepek, Ngejring, Ngaglik,
(Indikasi) Kutuan, dan Selonjono.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 246

Lanjutan ...

Lokasi Cadangan Keterangan

Jawa Timur :
– Pacitan dan Ponorogo Sumber daya Dijumpai di beberapa daerah. Endapan bijih mangan
Nambakan berupa pirolusit, sebagai lensa-lensa di abtara batu
(18.315 ton) kapur dan tufa.
Tambah Kadar Mn di Nambakan 3%.
(28.261 ton) Kadar Mn di Tambah 4,5%.
Ngradu Kadar Mn di Ngradu 5%.
(28.756 ton) Kadar Mn di Sempor 6,6%.
Sempor Kadar Mn di Gunung Gede 60,55%.
(55.174 ton) Kadar Mn di Dawung 58,26%.
G. Gede Kadar Mn di Klumpit 58,55%.
(40.506% ton) Kadar Mn di Banyumuntah 55,51%.
Munung Kadar Mn di Bukul 49,04%.
(19.500 ton) Kadar Mn di Gunung Kembar 55,47%.
Kadar Mn di Cikuli 57,6 – 57,9%.
Kadar Mn di Goro 57,82%.
– Blimbing Ponorogo Sumber daya Berupa pirolusit. Kadar Mn 59,52%.
(Cukup besar)
– Panggul, Trenggalek Sumber daya Berupa psilomelan dalam bentuk lensa-lensa di antara
(Indikasi) batu kapur dan tufa.
– G. Kuncung, Tumpak- Sumber daya Terdapat di banyak tempat. Berupa pirolusit dan
telor, dan Serut, (Belum diketahui) psilomelan dalam bentuk lensa-lensa di antara batu
Trenggalek kapur dan tufa.
Kadar Mn di Gunung Kuncung 56,66%.
Kadar Mn di Gunung Tumpaktelor 49,42%.
Kadar Mn di Serut 39,00%.
Kadar Mn di Tumpak Gumaewang : 60,31%.
Kadar Mn di Gunung Prongos 59,78%.
Kadar Mn di Belih Gondangan 59,95%.
Kadar Mn di Gelang 47,19%.
Kadar Mn di Belik 54,81%.
Kadar Mn di Lempung 30,67%.
Kadar Mn di Dandah 46,76%.
Kadar Mn di Ampelgading 35,68%.
– Gunung Jambe, Blitar Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
(Belum diketahui) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 6,4 – 51,1%.
– G. Puncak Asem, Blitar Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
(2.000 ton) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 5,6%.
– G. Cemenung, Blitar Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
(± 54.000 ton) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 47,9%.
– Kec. Wlingi, Blitar Sumber daya Kadar Mn 60 – 75%.
(± 2.000 ton)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 247

Lanjutan ...

Lokasi Cadangan Keterangan

– Sukorejo, Tulung Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
Agung (± 500 ton) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 41 – 42,1%.
– Tenggong, Tulung Sumber daya Kadar Mn 34 – 24,1%.
(± 30 ton)
– G. Rajak dan Kalirejo, Sumber daya Berupa lensa-lensa. Kadar Mn O2 50 – 90,1%
Malang (± 30.000)
– Bedug I dan II, Puger Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
Jember (± 28.000 ton) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 2,1%
– Karang Bale, Puger, Sumber daya Kadar Mn 31,8 – 56,7%.
Jember (Belum diketahui)
– G. Marondon Sekunir Sumber daya Kadar Mn 13,8%.
Puger, Jembe (± 37.000 ton)
– G. Sadeng, Puger, Sumber daya Kadar Mn 18,8%.
Jember (± 180.400 ton)

Kalimantan Barat :
Lumar, Sambar Sumber daya Terdapat berupa sedimen dan urat dalam tufa yang
(± 42.7000 ton) terdiri rhodonit, rhodokrosit. Kadar Mn 14,94 – 5,42%.

Kalimantan Timur :
G. Bambu, Muara Sumber daya Hidrothermal, berupa urat-urat halus bersama mineral
Ancalong (Belum diketahui) kuarsa.

Kalimantan Selatan :
– G. Besi, Pengaron, Sumber daya Terbentuk karena proses hidrothermal dan sedimen
Martapura (± 9.000 ton) (?). Terdapat sebagai bongkahan dalam Formasi
Diabas Formir dan Serpih Pasiran. Kadar Mn 14,94 –
55,42%.
– S. Tawao, Birayang Sumber daya Hidrothermal kontak (?), berupa bongkahan.
(± 100 – 200 ton)

Nusa Tenggara Barat :


– Teluk Maja, Sumbawa Sumber daya Berupa bongkahan manganit.
(Indikasi)
– Panda, Binoa Sumber daya Terdapat bersama-sama limonit.
(Indikasi)

Nusa Tenggara Timur :


– Manggarai, Flores Sumber daya —
(Indikasi)
– Pulau Roti Sumber daya Berupa bongkah bijih besi dan konkresi bijih mangan.
(Indikasi) Kadar Mn3 O4 69,1%.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 248

Lanjutan ...

Lokasi Cadangan Keterangan

Nusa Tenggara Barat :


Sumber daya Berupa bongkahan manganit.
(Indikasi)

– Panda, Binoa Sumber daya Terdapat bersama-sama limonit.

Nusa Tenggara Timur :


– Manggarai, Flores Sumber daya —
(Indikasi)
– P. Roti Sumber daya Berupa bongkah bijih besi dan konsentrasi bijih
(Indikasi) mangan. Kadar Mn3 O4 69,1%.
– Sebelah Timur Kupang, Sumber daya —
Timor (Indikasi)
– Ole manenok, Sumber daya Terdapat sebagai lensa-lensa kecil pada batuan
Kupang, Timor (Indikasi)
– Tanimi, Kupang, Timur Sumber daya Ditemukan pada sungai sebelah timur Bukit Tanini.
(Indikasi)
– Sebelah Selatan Sumber daya —
Kupang, Timur
– Ikan Foti, amarasi Sumber daya Berupa bongkahan pirolusit dan nodul-nodul hasil.
(Indikasi) endapan laut dalam. Kadar MnO2 85,15%.
– Niuk Baum, Amarasi, Sumber daya Terdapat sebagai lensa-lensa. Kadar MnO2 85%.
(Indikasi)
– Moil Tobe Sumber daya Terdapat sebagai lapisan-lapisan di antara tanah lias
(± 63.800 ton) dan serpihan pasiran.
– Buleo, Timur Niki-Niki Sumber daya Berupa konkresi pada kompleks Babonaro.
(Indikasi)
– Ds. Ponudan Kaubelah, Sumber daya Berupa konkresi pada kompleks Babonaro
Barat Atapupu (Indikasi)
– Oe Ekam, Oe Baki Sumber daya —
Babuin, Kalbano, (Indikasi)
Timor Tengah

Timor Timur :
– Viqueque Sumber daya Berupa pirolisit dan manganit yang berkadar tinggi,
(Indikasi) dapat di Batukerbau Vemasse, Buibau, dan Seisal.
– Venilale Sumber daya Hasil endapan laut dalam dan berasosiasi dengan
(Indikasi) fosfat marin.
– Selatan Airucondor Sumber daya —
(Indikasi)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 249

Lanjutan ...

Lokasi Cadangan Keterangan

Sulawesi Utara :
– Tanjung Tarowitan, Sumber daya Berupa butiran mangan yang tersebar dipermukaan
Minahasa (Belum diketahui) tanah. Kadar Mn 32,42%.
– Molosifat Sumber daya Berupa psilomelan
(Belum diketahui)

Sulawesi Tengah :
Tewangko, Tona Sumber daya Berupa psilomelan dalam bongkahan kuarsa
(Belum diketahui)

Sulawesi Selatan :
– Wonomulyo, Polewali Sumber daya Berupa bongkahan.
(± 15.000 ton)
– Liburung, Bone Sumber daya —
(Indikasi)

– Tanene, Riaja Sumber daya Terdapat dalam batu kapur dan batu lanau
(Indikasi)

Sulawesi Tenggara :
S. Rumu, Wapowaru Sumber daya Berupa bongkahan
(Belum diketahui)

Maluku :
– Kec. Laloda dan Galela Sumber daya Terdapat di daerah Supu, Pasawani, A. Pacao, A.
(Indikasi) Keretalamo, A. Salu, A. Doitia, dan A. Pitan.
Bongkahan pirolusit dan psilomelan tersebar di sungai-
sungai.
– Pulau Batanta Sumber daya Berupa psilomelan dan pirolusit yang terdapat pada
(Indikasi) batas antara urat porfir dan tufa.
– Waturen, Tj. Fatufat, Sumber daya Fragmen pirolusit terbentuk lapisan tipis (5 cm) dalam
Pulau Buru (Indikasi) batu kapur.
– Pulau Doi, Pulau Sumber daya Pirolusit dan psilomelan terdapat sebagai lapisan pada
Dongasuli Dowonggigita batas tufa. Di Pulau Doi bijih mangan tersebut dijumpai
(8.900 ton) di empat lokasi.
Dawa (65.000 ton)
Salube (7.000 ton)
Galau (10.000 ton)
– Waigeo Sumber daya Bijih mangan dijumpai bersama-sama kobal yang
(Indikasi) merupakan lapisan penutup endapan nikel.

Sumber : Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung, 1990.


BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 250

19 PASIR KUARSA
Oleh : M. Arifin,
Adjat Sudradjat,
Supriatna Suhala

1. PENDAHULUAN Pada umumnya, di alam, pasir kuarsa ditemukan


dengan ukuran butir bervariasi dalam distribusi yang
Pasir kuarsa memegang peranan cukup penting melebar, mulai dari fraksi halus (0,06 mm) sampai
bagi industri, baik sebagai bahan baku utama dengan ukuran kasar (2 mm).
maupun penolong. Sebagai bahan baku utama,
pasir kuarsa dipakai oleh industri semen, kaca 2.2 Mineralogi
lembaran, botol dan pecah-belah, email (enamel).
Sedangkan sebagai bahan baku penolong dipakai Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas
dalam pengecoran logam, dan industri lainnya. kristal-kristal silika (SiO 2 ) dan mengandung
senyawa pengotor yang terbawa selama proses
Lebih dari satu dasawarsa terakhir ini, industri hilir pengendapan. Pada umumnya, senyawa pengotor
pemakai pasir kuarsa tumbuh dan berkembang tersebut terdiri atas oksida besi, oksida kalsium,
dengan pesat. Hasil pemantauan Biro Pusat Statistik oksida alkali, oksida magnesium, lempung, dan
dalam kurun 1981–1993, konsumsi pasir kuarsa zat organik hasil pelapukan sisa-sisa hewan, serta
meningkat sekitar 24,70% per tahun. tumbuhan.

Sementara itu, hasil survei Pusat Penelitian dan Secara umum, pasir kuarsa Indonesia mempunyai
Pengembangan Teknologi Mineral dalam kurun komposisi kimia sebagai berikut :
waktu yang sama, produksi pasir kuarsa meningkat
sekitar 28,30% per tahun. Peningkatan produksi ini SiO2 : 55,30 – 99,87%
karena didukung pula oleh sumberdaya pasir kuarsa Fe2 O3 : 0,01 – 9,14%
yang sangat melimpah. Al2 O3 : 0,01 – 18,00,%
TiO2 : 0,01 – 0,49%
CaO : 0,01 – 3,24%
2. GEOLOGI MgO : 0,01 – 0,26%
K2 O : 0,01 – 17,00%
2.1 Mula Jadi
Sifat-sifat fisik mineral pasir kuarsa, antara lain :
Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama pasir
putih merupakan hasil pelapukan batuan yang Warna : putih bening atau warna lain
mengandung mineral utama, seperti kuarsa, dan bergantung kepada senyawa
felspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan pengotornya; misalnya, warna
terbawa oleh air atau angin yang diendapkan di kuning mengandung Fe-oksida,
tepi-tepi sungai, danau, atau laut. warna merah mengandung Cu-
oksida.
Di alam, pasir kuarsa ditemukan dengan kemurnian Kekerasan : 7 (Skala Mohs);
yang bervariasi bergantung kepada proses Berat jenis : 2,65;
terbentuknya di samping adanya material lain yang Titik lebur : kurang lebih 1715°C
ikut selama proses pengendapan. Material pengotor Bentuk kristal : hexagonal;
tersebut bersifat sebagai pemberi warna pada pasir Panas spesifik : 0,185; dan
kuarsa, dan dari warna tersebut dapat diperkirakan Konduktivitas
derajat kemurniannya. panas : 12 – 100°C
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 251

2.3 Potensi Cadangan Pasir Kuarsa Indonesia melalui penyelidikan udara, pemetaan geologi,
geofisika, dan lain-lain. Penyelidikan geofisika dapat
Cadangan pasir kuarsa Indonesia cukup besar menggunakan cara tahanan jenis, potensial diri,
dengan lokasi tersebar di 11 propinsi (Gambar 1). atau cara gempa.
Menurut Madiadipoera. T, dkk., jumlah cadangan
pasir kuarsa diperkirakan sekitar 4,55 milyar ton, Untuk lebih meyakinkan potensi cadangan dapat
dengan perincian 78,6 juta ton cadangan terukur, dilakukan melalui eksplorasi lanjutan, seperti
12,4 juta ton terindikasi, 21,3 juta ton tereka dan pemboran, sumur uji (test pit ), atau saluran
4,4 milyar cadangan hipotetik. (trenches). Penyelidikan ini dilakukan untuk tempat
yang berada di lembah purba, sungai, danau, atau
Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat provinsi
laut, karena endapan mengalami pelapukan dari
di Sumatera Barat, yaitu sekitar 82,5% dari seluruh
batuan induk, kemudian terangkut dan terendapkan
cadangan yang ada di Indonesia. Berikutnya adalah
pada daerah tersebut.
Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan
(Tabel 1).
Perhitungan cadangan dapat dilakukan dengan
Mutu cadangan pasir kuarsa di Kalimantan Selatan perkalian antara luas sebaran endapan dengan rata-
merupakan pasir kuarsa terbaik di Indonesia, rata ketebalan. Rata-rata ketebalan dapat ditentukan
dengan kadar silika (SiO2 ) berkisar antara 98,7 – dengan cara pemboran tangan, sumur uji, atau parit
99,9%, kemudian Bangka dan Belitung dengan uji. Untuk luas penyebaran, panjang dan lebarnya
kadar SiO2 antara 97,6 – 98,53%. ada penambahan/pengurangan jarak antara titik-
titik lubang bor. Kemudian, pengambilan contoh
endapan untuk dianalisis dalam menentukan kualitas
3. PERTAMBANGAN
endapan.
3.1 Eksplorasi
3.2 Penambangan
Eksplorasi endapan pasir kuarsa dilakukan untuk
menentukan letak, penyebaran, dan ketebalan Penambangan pasir kuarsa dapat dilakukan dengan

Gambar 1. Lokasi Endapan Pasir Kuarsa di Indonesia


BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 252

Tabel 1. Potensi Cadangan Pasir Kuarsa dan Silika di Indonesia


(ton)

Cadangan
No. Propinsi
Terukur Terindikasi Tereka Hipotetik Mutu SiO2

1. Sumatera Utara 225.430 – – – 84,08%


2. Riau 5.405.175 – – 85.100.000 99,51%
3. Sumatera Barat – 780.000 1.300.000 3.751.000.000 baik
4. Sumatera Selatan 59.350.653 11.575.000 10.772.110 14.951.100 87,4 – 99,68%
5. Jawa Barat 11.043.092 0 8.327.836 102.520.000 73,54 – 99,33%
6. Jawa Tengah 572.189 0 0 1.450.000 68,37 – 96,00%
7. Jawa Timur 1.168.845 0 886.737 2.725.000 89,65 – 98,8%
8. Kalimantan Barat 0 0 0 330.950.000 96,65 – 99,63%
9. Kalimantan Selatan 810.700 0 0 49.000.000 97,99 – 99,50%
10. Kalimantan Timur 0 0 0 4.000.000 belum diketahui
11. Sulawesi Selatan 0 0 0 95.530.000 90,00 – 97,17%
Total 78.576.083 12.355.000 21.286.683 4.437.226.100

Catatan : tt. = Tidak Tercatat


Sumber : T. Madiapura, dkk, Direktorat Sumberdaya Mineral, 1991

cara seluri ataupun tambang semprot, bergantung selain peralatan manual ataupun mekanis, tekanan
kepada letak dan penyebaran endapan. Tahapan air tinggi juga dapat digunakan.
penambangan meliputi pengupasan lapisan tanah
penutup, pembongkaran, pemuatan dan c. Pemuatan dan Pemangkutan
pengangkutan (Gambar 2).
Untuk mengangkut hasil pembongkaran ke unit
a. Pengupasan (Stripping) pengolahan atau penampungan (stock pile) dapat
menggunakan alat muat wheel loader, back hoe,
Pengupasan dilakukan untuk membersihkan ma- dredging, dan alat angkut dump truck, pikulan,
terial penutup dengan memakai alat manual gerobak, lori, dan lain-lain.
(cangkul, singkup, belincong, dan lain-lain), ataupun
alat mekanis (bulldoser yang dilengkapi garu 3.3 Pengolahan
tunggal/ganda, srapper, shovel, dan lain-lain).
Untuk memperoleh spesifikasi yang diinginkan perlu
Pemilihan alat tergantung kepada kondisi lapangan pengolahan/pencucian untuk menghilangkan
dan skala produksi tambang. Apabila digunakan senyawa pengotor. Pasir kuarsa dapat langsung
bulldoser yang dilengkapi garu, tahapan digunakan, misalnya untuk pasir cetak. Namun,
penambangan dapat meliputi : penggaruan, kadang-kadang dilakukan penggilingan untuk
pendorongan dan pengumpulan material tanah memperoleh ukuran yang sangat halus seperti yang
penutup yang dapat dimanfaatkan untuk menutup diinginkan industri pemakai. Secara umum,
lubang bekas penambangan. pengolahan pasir kuarsa dapat dilihat seperti pada
Gambar 3.
b. Pembongkaran

Pembongkaran dilakukan untuk membebaskan 4. PENGGUNAAN


endapan dari batuan induknya yang padat/keras.
Pada umumnya, endapan pasir kuarsa merupakan Pasir kuarsa banyak digunakan di industri gelas
endapan lepas yang mudah dibongkar, sehingga kaca, semen, bata tahap api (refraktori), pengecor-
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 253

untuk mendapatkan sifat produk gelas kaca yang


diinginkan, seperti :

– AlO3 dan B2 O3 untuk menambah katahanan


terhadap kimia,

– Oksida-oksida krom, kobal, besi, atau nikel


sebagai bahan pewarna.

– Oksida belerang untuk memperbaiki proses


peleburan dalam pelembutan gelas yang
dicairkan.

Dalam industri gelas kaca, spesifikasi pasir kuarsa


yang digunakan bergantung kepada jenis
produknya. Ada empat jenis produk gelas kaca
yang beredar di pasaran, yaitu kaca lembaran,
gelas kemasan, gelas rumah tangga, gelas ilmu
pengetahuan dan keteknikan.

a. Kaca Lembaran

Di bidang konstruksi bangunan, pemakaian kaca


sudah sangat meluas terutama kaca lembaran,
kaca gelombang, kaca balok untuk keperluan
kombinasi sinar difusi, gelas fiber untuk pengatur
tata suara gedung pertunjukan, atau keperluan lain
yang membutuhkan sifat tembus cahaya atau
tembus pandang.
Gambar 2. Penambangan Pasir Kuarsa
Untuk menghasilkan kaca mutu tinggi (misalnya
cermin), kaca lembaran harus dipoles rata-halus
kedua permukaannya dan mengkilap dengan cara
an logam, bahan baku pembuatan tegel dan mosaik polished plate glass, tetapi harganya mahal karena
keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbida, membutuhkan banyak waktu dan biaya dalam
ampelas, pasir filter, glass wool, dan lain-lain. pemolesannya, walau menggunakan mesin
sekalipun. Setelah tahun 1959, ditemukan kaca
Persyaratan pasir kuarsa yang dipakai oleh setiap mutu prima dengan cara float process (proses
industri tidak dapat ditetapkan secara pasti. Yang pengambangan) dengan biaya lebih rendah dari
paling utama adalah harus menjamin kemurnian polished plate glass.
minimum dengan pembatasan pada oksida
pengotornya. Ada dua jenis kaca yang sudah diketahui, yaitu
jenis indoflot (kaca polos/bening) dan panasap
4.1 Industri Gelas dan Kaca (kaca berpola atau kaca es). Keduanya sudah
dikembangkan dengan teknik yang lebih modern
Sebagian besar formula gelas kaca yang diproduksi di PT Asahimas.
untuk komersil terdiri dari kuarsa/silika, soda dan
garam dapur. Sebagai bahan baku, pasir kuarsa Kaca Indoflot
merupakan oksida pembentuk gelas. Pada proses
pembuatannya terhadap formula gelas kaca Kaca indoflot dibuat dengan cara pengambangan
kadang-kadang ditambahkan oksida-oksida lain cairan kaca di atas cairan logam. Sifat istimewa
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 254

Pasir Kuarsa dari alam

Pencucian dengan air pada


cyclone/classifier/washer, Lempung dan
Air
untuk menghilangkan lempung kotoran lain
yang dikandungnya

Scrubbing (pencucian dengan


kekentalan yang tinggi :
60 – 70% solid)

Pencucian pada Sisa-sisa lempung/


Air
cyclone/classifier senyawa besi

Magnetic separator Magnetic

Pengayakan

Pasir kuarsa murni dengan


spesifikasi tertentu

Gambar 3. Pengolahan Pasir Kuarsa

yang dimilikinya adalah :


– Arsitektur interior dan eksterior rumah, perkan-
– Kedua permukaannya rata, sejajar sempurna, toran, pusat perbelanjaan dan semacamnya;
dan bebas distorsi, baik untuk bayangan – Lemari pamer dan ruang pamer (etalase);
langsung maupun dipantulkan. – Dinding kaca yang luas;
– Mebel;
– Benda yang ada dibalik kaca akan terlihat – Akuarium dan sebagainya.
terang dan jernih karena kaca ini bersifat
transparansi dan transmitansi yang tinggi. Kaca Panasap (Kaca Berpola/Es)

– Permukaan lebih berkilau daripada polished Kaca Panasap merupakan kaca warna yang dibuat
plate glass karena dipoles dengan api. dengan proses pengambangan. Warna kaca
diperoleh dengan cara memasukkan zat pewarna
– Tebal kaca dimungkinkan sampai 19 mm ke dalam cairan kaca yang sedang diproses.
dengan dimensi lebih besar sehingga
memudahkan perencanaan dinding kaca yang Kaca panasap dapat mengurangi panas dan silau
besar. cahaya yang masuk, serta mempunyai daya
tembus pandang rendah sekali yang memberi rasa
Kaca indoflot sangat cocok untuk pemakaian nyaman bagi yang ada di dalam ruangan. Kaca
sebagai berikut : jenis ini sangat cocok dipakai di daerah tropis,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 255

terutama untuk pemakaian :


Industri lainnya
– Arsitektur interior dan eksterior rumah, per-
kantoran, pusat perbelanjaan dan sejenisnya; Penggunaan gelas-kaca di bidang ilmu penge-
– Mebel; tahuan dan keteknikan secara langsung memacu
– Dinding partisi dan sebagainya. penerapan teknologi maju dalam industri gelas
kaca.
Khusus, kaca tanpa pantul (non reflektive/non-
glare) dapat digunakan untuk kaca bingkai foto. Industri mobil, pesawat terbang, motor boat banyak
menggunakan gelas kaca berteknologi tinggi,
Sifat fisik, komposisi pembuatan kaca, dan seperti kaca laminasi, kaca diperkeras, kaca
spesifikasi kaca indoflot dan panasap, harus berkawat listrik, kaca pengaman lengkung, isolasi
memenuhi persyaratan seperti pada Tabel 2 – 4. gelas fiber atau gelas fiber yang dimanfaatkan
sebagai plastik.
Gelas Kemasan
Di bidang kelistrikan, gelas digunakan untuk
Gelas kemasan digunakan untuk pengemasan penerangan, transimisi daya, perhubungan, dan
produk industri makanan dan industri farmasi. elektronika. Produk dari bidang ini adalah kaca
Untuk pengemasan makanan dan minuman penghantar listrik, gelas isolator listrik, tabung sinar
dapat digunakan botol yang berwarna ataupun katoda, gelas resistor, gelas penahan sinar
tidak berwarna ultrasonik pada radar, televisi, komputer, gelas
laboratorium, dan lain-lain.
Untuk kemasan obat-obatan diperlukan botol
yang tahan terhadap kimia, yaitu jenis botol 4.2 Industri Semen
sulfatasi dan pipa gelas jenis borosilikat untuk
ampul dan vial. Di industri semen, pasir kuarsa digunakan sebagai
bahan pelengkap untuk pembuatan cement port-
Gelas Keperluan Alat Rumah Tangga land, yaitu sebagai pengontrol kandungan silika
dalam semen yang dihasilkan.
Gelas keperluan alat rumah tangga dapat berupa
piring, mangkok, dan cangkir, termasuk gelas Jumlah pasir kuarsa yang dicampur dengan bahan
perhiasan, gelas kristal, dan gelas lainnya. baku semen lainnya bervariasi, bergantung kepada

Tabel 2. Sifat-sifat Fisik dan Mekanik Kaca

Sifat Fisik dan Mekanik Nilai-nilai

– Indeks refraksi ± 1,52


– Indeks pantulan/cahaya tegak lurus ± 4%
– Suhu pelunakan 0,2 kcal/kg°C (0 – 50°C)
– Konduksi panas 720 - 730°C
– Koefesien pemuaian linier 9 – 10 x 10 -6 /°C (suhu normal 27 – 350°C)
– Berat jenis ± 2,5
– Kekerasan 6 Derajat (skala Mohs)
– Modulus young 720.000 kg/cm2
– Angka poisson 0,25
– Tegangan pecah rata-rata ± 500 kg/cm2
– Ketahanan terhadap cuaca Tidak berubah

Sumber : PT IGLAS, 1992


BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 256

Tabel 3. Pasir Kuarsa untuk Pembuatan Kaca

Kaca Indoflot Kaca Panasap


Komposisi Persentase Komposisi Persentase

– SiO2 70 – 72% – SiO2 97,56%


– Al2 O3 0 – 2% – Fe2 O3 0,20%
– CaO 6 – 12% – Al2 O3 0,68%
– MgO 0 – 4% – CaO 0,15%
– Na2 O 12 – 16% – MgO 0,02%
– SO3 0,75%
– H2 O 0,65%

Sumber : PT IGLAS, 1992

Tabel 4. Spesifikasi Kaca Jenis Indoflot dan Panasap

Ketebalan Ukuran Maksimum


Berat
Produk
(kg/m2 )
Standar Toleransi Standar Spesial
(mm) (mm) (mm) (mm)

Indoflot 2 1,7 – 2,3 1.320 x 660 – 4,5


3 2,7 – 3,3 1.830 x 910 3.660 x 1.520 7
5 4,7 – 5,3 2.440 x 2.130 4.370 x 3.660 12
6 5,7 – 6,3 3.050 x 2.130 4.370 x 3.660 15
8 7,1 – 9,0 3.050 x 2.130 4.370 x 3.660 20
10 9,1 – 11,0 3.050 x 2.130 4.370 x 3.660 25
12 11,1 – 13,0 3.050 x 2.130 4.370 x 3.660 30
15 14,1 – 16,0 – – 37
19 17,5 – 20,5 – – 47

Panasap gray 5 4,7 – 5,3 2.440 x 2.130 – 12


Panasap bronze 6 5,7 – 6,3 3.050 x 2.130 – 15
8 7,1 – 9,0 3.050 x 2.130 – 20
10 9,1 – 11,0 3.050 x 2.130 – 25
12 11,1 – 13,0 3.050 x 2.130 – 30

Panasap dark gray 5 4,7 – 5,3 2.440 x 2.130 – 12


Panasap blue 6 5,7 – 6,3 3.050 x 2.130 – 15

Clear sheet 2 1,7 – 2,1 1.320 x 660 – 4,5


3 2,7 – 3,3 1.830 x 910 – 7
5 4,7 – 5,3 – – 15

Figure class 3 2,6 – 3,4 1.830 x 910 – 7


5 4,6 – 5,4 2.440 x 2.130 – 11

Non reflektive glass 2 1,7 – 2,1 1.220 x 910 – 4,5

Sumber : PT IGLAS, 1992


BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 257

Tabel 5. Spesifikasi Penggunaan Pasir Kuarsa di Beberapa Industri

Gelas Kemasan dan


Spesifikasi Kaca Lembaran Gelas Optik
Rumah Tangga

Komposisi Kimia
– SiO2 min. 99,00 min. 98,50 min. 99,50
– FeO2 maks. 0,50 maks. 0,03*) maks. 0,001
– Al2 O3 maks. 0,10 maks. 0,30 maks. 0,002
– CaO + MgO maks. 0,50 maks. 0,20 maks. 0,10
– Cr2 O3 maks. 0,50 maks. 0,0006 maks. 0,0002

Distribusi Ukuran butir (+20 - 200 mesh)


– 14 mesh tidak ada tidak ada tidak ada
– 25 mesh maks. 1 maks. 0,5 –
– 36 mesh maks. 5 maks. 1,5 –
– -120 mesh maks. 5 – maks. 95,00
Hilang pijar pada 1.000°C maks. 0,5 maks. 0,5 maks.0,5
Kelembaban maks. 5,0 maks. 5,0 maks. 0,5

Catatan : *) Kandungan Fe-oksida untuk gelas kemasan yang tidak berwarna.


Sumber : Anim Lukman, dkk (1991), Perkembangan pasir kuarsa di Indonesia, dalam kurun 1980 -
1988, PPTM, 1991.

kandungan silika bahan baku semen lainnya. Akan mempermudah proses pengeringan, mengontrol,
tetapi, secara umum dapat ditentukan dengan penyusutan, dan memberi kerangka pada badan
komposisi atau perbandingan 66,5 kg pasir kuarsa keramik.
untuk 1 ton produk semen.
Secara umum, keramik terdiri atas bahan anorganik
4.3 Industri Pengecoran dan Bata Tahan Api bukan logam berfasa kristalin dan/atau campuran
dengan logam yang proses produksinya
Pasir kuarsa yang dipakai di industri pengecoran memerlukan pemanasan suhu tinggi. Berdasarkan
berfungsi sebagai pasir cetak (casting sand) dan fungsi dan strukturnya, produk keramik dibagi
foundry. Sementara itu, di industri bata tahan api menjadi dua tipe, yaitu keramik konvensional dan
pasir kuarsa merupakan bahan baku utama. keramik maju (advance ceramics).
Persyaratan umum yang dipakai di kedua industri
tersebut, antara lain kandungan silika, distribusi a. Keramik Konvensional
ukuran, dan bentuk butiran (Tabel 6).
Pada umumnya, jenis ini menggunakan bahan-
4.4 Industri Keramik bahan alam yang terdiri atas fasa amorf dengan
atau tanpa diolah.
Pasir kuarsa di industri keramik digunakan sebagai
bahan mentah untuk pembuatan badan keramik Ada dua golongan industri yang termasuk keramik
bersama-sama dengan kaolin, ball clay, felspar, konvensional, yaitu :
dan lain-lain. Penggunaan yang utama adalah
sebagai bahan keramik saniter. – Industri keramik berat yang terdiri atas industri
semen, mortar, refraktori, abrasif, dan industri
Pasir kuarsa dipakai karena mempunyai sifatnya khusus.
yang baik untuk bahan pengurus sehingga
– Industri keramik halus, yaitu gerabah/keramik
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 258

Tabel 6. Pasir Kuarsa untuk Pengecoran dan Bata Tahan Api (Refraktori)

Pengecoran Bata Tahan Api (Refraktori)

Komposisi Komposisi
– SiO2 min. 90% SiO2 min. 95,00%
– Na2 + K2 O maks. 2% Al2 O3 maks. 1,00%
– Fe2 O3 maks. 1,5 Na2 O3 maks. 0,30%
K2 O maks. 0,30%
TiO2 maks. 0,30%

Distribusi Ukuran Butir Distrribusi Ukuran Butir


– Kasar (-30 + 70 mesh) 35% Kasar 3,35 – 0,50 mm
– Sedang (70 mesh) 30% Sedang 0,50 – 0,18 mm
– Halus (-70 + 200 mesh) 35% Halus >0,18 mm
Bentuk Butiran Sub-angular Bentuk butiran agak bersudut

Sumber : Anim Lukman, dkk [3], PPTM, 1991

hias, ubin lantai dan dinding, saniter, peralatan yang memberi bentuk kekuatan, dan glasir sebagai
makan-minum (table ware), isolator listrik, alat penutup badan sehingga tampak lebih indah,
dapur, keramik teknik, lampu pijar, botol dan menarik, dan mudah dibersihkan. Persentase
gelas. penggunaan pasir kuarsa dalam keramik tergantung
dari jenis badan keramik yang dibuat (Tabel 7).
b. Keramik Maju
Pasir kuarsa memiliki peranan penting sebagai
Industri keramik maju di Indonesia belum ada. Bahan pembentuk badan keramik karena mempunyai
yang digunakan merupakan bahan baku artifisial fungsi sebagai pengendali sifat pasir kuarsa dalam
murni yang mempunyai fasa kristalin. Produk keramik keadaan mentah dan setelah dibakar. Sebagai
maju dipasarkan di dunia, antara lain : pengendali, pasir kuarsa harus memenuhi
persyaratan standar seperti pada Tabel 8.
– Zirkonia dan sialon untuk industri otomotif (blok
mesin, gear), mata pisau dan gunting; 4.5 Industri Lainnya

– Barium titanat untuk industri elektronika Beberapa kegunaan pasir kuarsa dalam industri
(sebagai kapasitor, resistor); lain, yaitu :

– Keramik nir-oksida (Zirkon nitrida, magnesium – Bahan pengisi (filler) dalam industri cat.
nitrida, silikon karbida, silikon nitrida) – Bahan pengeras dalam industri karet.
digunakan untuk high technology kiln furniture, – Bahan ampelas dalam industri gerinda.
cutting tools, komponen mesin, alat ekstraksi – Bahan penghilang karat dalam industri logam
dan pengolahan logam; (sand blasting).
– Bahan penyaring (sand filter) dalam industri
– Fibre optic di industri telekomunikasi, penjernihan air (water treatment).
penerangan, gedung pencakar langit dan tenaga – Bahan baku pembuatan ferro silicon carbide.
surya.
5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
Badan keramik terdiri atas dua bagian, yaitu badan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 259

Tabel 7. Persentase Penggunaan Bahan Pasir bersangkutan. Sebagian besar produksi pasir
Kuarsa untuk Badan Keramik kuarsa berasal dari hasil tambang yang berada di
Jawa Barat (umumnya dimiliki oleh industri se-
men) dan Belitung, yang tahun 1993 mencapai
Bahan Jumlah Pasir Kuarsa (%) sekitar 71,6% dan 21,52% (Tabel 9).
Stone Ware
Amerika 30 Dalam kurun 1981 – 1993, jumlah produksi pasir
Eropa 25 kuarsa Indonesia mengalami peningkatan dengan
laju pertumbuhan tahunan sebesar 18,04%, dan
Saniter pada tahun 1993 telah mencapai 1,28 juta ton.
Amerika 30 Jumlah produksi ini tidak termasuk dari perusaha-
Eropa 25 an tanpa izin.
Porselin
Pemakai Lokal 20,7 – 32,2 Industri semen merupakan pemakai utama pasir
Hotel Ware 19,6 – 27,0 kuarsa, yaitu sekitar 74,4% dari seluruh jumlah
Barang Tahan Panas 12,3 – 23,0 konsumsi. Berikutnya adalah industri gelas dan
barang dari gelas (11,4%), kaca lembaran (9,9%),
Semi Porselin 10 – 20 dan sisanya oleh industri barang dari semen,
Bone China 3 – 14 logam/pengecoran logam, keramik-porselain, dan
industri kimia.
Sumber : Kajian Keramik, PPTM, 1994
Perkembangan konsumsinya dalam kurun yang
sama, juga meningkat dengan laju pertumbuhan
tahunan sebesar 11,63 %, yaitu dari sebesar 623,5
5.1 Perkembangan Pasir Kuarsa Indonesia ribu ton tahun 1981 meningkat sekitar 133,86 %
pada tahun 1993 (Tabel 10).
Sampai dengan tahun 1992, perusahaan
pertambangan pasir kuarsa yang terlibat sekitar Sementara itu, ekspor pasir kuarsa dimulai tahun
35 buah perusahaan, yang sebagian besar terdapat 1977. Walaupun laju pertumbuhan tahunan ekspor
di Belitung, Jawa Barat, dan Jawa Timur. menaik, tetapi perkembangannya berfluktuasi (Tabel
10). Negara tujuan ekspor pasir kuarsa adalah
Data produksi pasir kuarsa yang dipunyai oleh Jepang, Korea Selatan dan Taiwan.
industri semen tidak tercatat secara resmi, dan
diperkirakan seluruhnya dipakai oleh yang Walaupun produksi pasir kuarsa dan silika cukup
besar, beberapa perusahaan pemakai masih

Tabel 8. Persyaratan Silika (Kuarsa) untuk Bahan Pembentuk Rangka Keramik

SII 1281 – 85 atau Persyaratan Silika untuk Keramik di Jepang


Unsur
SNI 1026 – 89 (%) Table ware Novelties1) Ubin

SiO2 =97,00 min. >98% >98% >98%


Al2 O3 1,00 maks. <1% <0,5% <0,5%
CaO 1,50 maks. Jejak Jejak <0,2%
Fe2 O3 0,40 maks. Jejak <0,1%
MgO – Jejak <0,2% –
K2 O – <1,0% 0,8% –
Na2 O – >1,0% – –
TiO2 – – – –

1) arca, vas dan barang seni lainnya


BAHAN GALIAN INDUSTRI
Tabel 9. Produksi Pasir Kuarsa Menurut Propinsi, 1981 – 1993
(Ribuan ton)
No. Provinsi 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993

1. Sumatera Utara 1,10 4,00 10,46 6,85 6,94 7,15 2,84 5,80 6,85 7,12 7,39 8,72 9,67
2. Riau 3,81 6,91 19,67 – – – – – – – – – –
3. Sumatera Barat 64,77 142,7 94,13 86,83 87,05 90,61 91,77 100,07 118,18 122,84 127,50 150,43 166,91
4. Lampung 1,48 1,18 – – – – – – – – – – –
5. P. Bangka 5,34 14,72 17,04 26,12 23,94 21,79 4,57 4,02 4,75 4,93 5,12 6,04 6,71
6. P. Belitung 99,59 104,29 80,90 62,83 84,70 69,78 52,55 125,12 147,76 153,59 159,42 188,09 208,70
7. Jawa Barat 229,47 660,85 115,45 405,90 557,69 671,31 753,19 472,97 558,56 580,60 602,63 711,01 788,90
8. Jawa Tengah 18,13 11,01 2,24 1,34 1,26 8,15 1,79 – 2,1 1,9 2,3 2,6 2,96
9. Jawa Timur 24,26 31,69 9,53 14,10 3,81 4,14 6,62 0,17 0,20 0,21 0,22 0,26 0,28
10. Kalimantan Timur – 10,3 22,80 24,68 – – – – – – – – –
11. Kalimantan Barat – – – – 3,71 – – – – – – – –
12 Kalimantan Selatan 2,02 32,63 28,65 31,14 43,84 56,09 55,97 58,17 68,70 71,41 74,12 87,45 97,03

Total 449,96 1.010 400,87 659,81 813,01 933,13 969,30 766,63 907,1 941,7 978,7 1.155 1.281

19 – 260
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 261

Tabel 10. Konsumsi, Ekspor dan Impor Pasir Kuarsa Indonesia, 1981 – 1993
(Ribu ton)
Jenis Industri
Barang Gelas
Kaca Keramik dan Kimia
Tahun Semen dari dan Logam Lain Total Ekspor Impor
Lembaran Porselain Pokok
Semen Sejenisnya

1981 482,4 14,64 54,56 58,04 6,42 0,85 0,10 6,59 623,6 12,55 tt
1982 525,1 4,79 81,40 56,97 7,67 4,97 4,47 6,36 691,7 15,96 0,80
1983 573,1 4,83 99,92 64,47 6,18 2,37 3,04 16,22 770,2 46,30 0,68
1984 623,5 3,57 30,00 70,92 4,26 4,77 1,26 1,74 740,0 28,20 0,50
1985 705,7 6,40 113,03 110,03 9,15 21,63 9,92 2,82 978,7 20,35 1,47
1986 792,6 7,80 151,58 114,87 11,36 18,99 14,96 6,00 1.118,2 36,90 2,39
1987 829,1 7,32 141,38 128,71 5,70 12,36 17,01 4,02 1.145.6 16,96 0,53
1988 856,9 13,45 221,01 131,02 7,88 19,27 19,34 4,26 1.273,2 24,80 0,90
1989 916,9 13,99 223,22 132,33 8,26 19,66 19,73 4,43 1.338,6 6,67 1,46
1990 981,1 14,55 225,45 133,65 8,43 20,05 20,12 4,61 1.408,0 18,65 4,27
1991 1.049,8 15,13 227,71 134,99 8,60 20,45 20,52 4,79 1.482,0 14,28 13,49
1992 1.123,3 15,73 229,98 136,34 8,77 20,86 20,93 4,98 1.560,9 12,16 9,87
1993 1.201,9 16,36 232,28 137,70 8,94 21,28 21,35 5,18 1.564,0 13,22 5,21

Sumber : Statistik Industri Bag. II, 1981-1993, Biro Pusat Statistik.

menggunakan pasir kuarsa impor; terutama dipakai kuarsa domestik. Demikian juga dengan harga
sebagai sand blasting pada pengecoran logam, ekspor dan impor (Tabel 11).
yaitu untuk membuang karat pada pipa.
Harga pasir kuarsa dalam negeri sangat bervariasi,
Sama halnya dengan ekspor, perkembangan impor bergantung kepada kualitas bahan yang dipakai dan
pasir kuarsa berfluktuasi cukup tinggi, tetapi biaya angkut, tetapi secara umum, perkembangan-
jumlahnya sedikit dibandingkan total konsumsi. nya cenderung menaik. Demikian juga perkem-bangan
Jepang, Australia, dan Jerman merupakan negara harga kuarsa ekspor, tahun 1985 sebesar 7,08 dolar
pemasok pasir kuarsa Indonesia. AS/ton, dan tahun 1993 sebesar 23,05 dolar AS/ton.
Sebaliknya, harga pasir kuarsa impor menurun. Pada
Sementara itu, mengingat lebih dari 90 % konsumsi tahun 1985 harganya sekitar 303,72 dolar AS, dan
pasir kuarsa ini berasal dari dalam negeri, maka tahun 1989 turun menjadi 218 dolar AS per tonnya.
harga satuan yang dihitung dianggap harga pasir Tingkat harga pasir kuarsa impor lebih tinggi

Tabel 11. Harga Pasir Kuarsa Ekspor, Impor dan Beberapa Industri Pemakai, dan, 1985 – 1993

Jenis Industri (000 Rp/ton)


Tahun Ekspor Impor Barang Gelas dan Keramik Logam
Kaca Kimia
$ AS/ton $ AS/ton Semen dari barang dan dan
Lembaran Pokok
Semen dari gelas Porselain Pengecoran

1985 7,08 303,72 8,44 23,37 19,02 20,03 32,94 23,82 37,00
1986 10,03 275,20 9,90 24,13 20,90 21,00 30,14 18,12 41,24
1987 9,80 230,21 10,28 23,01 21,58 60,94 64,22 25,75 41,89
1988 10,94 179,81 12,89 27,39 21,18 62,04 30,62 20,00 42,55
1989 12,73 218,11 17,40 28,49 21,98 63,16 31,11 19,17 43,22
1990 14,77 230,37 18,62 29,63 22,86 64,42 31,73 20,04 44,08
1991 17,13 180,03 19,92 30,81 23,77 65,71 32,37 20,44 44,97
1992 19,87 217,90 21,32 32,04 24,72 67,03 33,01 20,85 45,87
1993 23,05 230,32 22,81 33,32 25,71 68,37 33,67 21,27 46,78
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 262

daripada harga konsumsi dan ekspor. mm), kaca berpola (3 – 5 mm), dan kaca new sun
pitro (3 – 10 mm). Laju pertumbuhan tahunan produk-
5.2 Perkembangan Industri Pemakai Pasir si kaca lembaran dalam Pelita IV adalah 20,26%.
Kuarsa
Kecuali kacamata, kebutuhan kaca lembaran
a. Industri Kaca Lembaran domestik telah terpenuhi dari produksi dalam negeri,
dengan pertumbuhan selama Pelita IV adalah sekitar
Pada akhir Pelita IV ada empat pabrik kaca lem- 8,61%. Sedangkan dalam Pelita V Departemen
baran swasta nasional dengan kapasitas terpasang Perindustrian memperkirakan kenaikan konsumsi
sebesar 341.120 ton/tahun. Metode yang dipakai sebesar 15%/ tahun (Tabel 13).
adalah proses pengambangan (float process) yang Pangsa pasar kaca lembaran akhir Pelita IV adalah
dapat memproduksi kaca lebih baik dan dapat Jawa (79,01%), Sumatera (14,44%), Kalimantan
bersaing di pasaran luar negeri daripada dengan (3,01%), dan daerah lainnya (3,54%). Sementara
proses tarik atau fourcault process. itu, ekspor kaca lembaran dimulai akhir Pelita III
(1.352 ton) dan pada akhir Pelita IV telah mencapai
Lokasi pabrik lebih mengutamakan pada orientasi pasar, 118.388 ton. Negara tujuan ekspor adalah Jepang,
jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi Australia, Korea, Singapura, Amerika Serikat,
yang relatif tinggi, seperti di Jakarta, Jawa Timur, Jawa Kanada, Eropa, dan Timur Tengah.
Tengah, dan Medan (Tabel 12).
Adanya kenaikan ekspor disebabkan oleh beberapa
Salah satu dapur pabrik berkapasitas 36.120 ton/ pabrik di negara Australia, Filipina, dan Taiwan
tahun telah melakukan memodifikasi proses saat itu masih mengadakan perbaikan. Gambaran
fourcault menjadi rolled-out yang dapat industri kaca lembaran di negara ASEAN/ASIA,
menghasilkan kaca jenis New Sun Pitro untuk dapat dilihat pada Tabel 14.
ekspor. Produk kaca lembaran terdiri atas kaca Pengembangan selanjutnya adalah melaksanakan
polos dengan tebal 2 – 19 mm, kaca warna (2 – 19 pembangunan pabrik dengan kapasitas 1,29 juta

Tabel 12. Perkembangan Kapasitas dan Produksi Kaca Lembaran dalam Pelita IV (Ribu ton)

Nama Perusahaan Status 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88 1988/89

PT Asshahimas Flat Glass Kapasitas 198,1 198,1 198,1 156,1 156,1


Co. Ltd. Jakarta (PMA) Produksi 152,1 182,2 189,2 150,3 136,9
Ekspor 10.666 9.213 15.763 44.737 56.072
PT Purnomo Sejati Kapasitas – – – 150,0 150,0
Industrial Ltd. Jawa Timur Produksi – – – 105,0 151,8
(PMDN) Ekspor – – – 3.250 62.316
PT Abdi Rakyat Bakti Kapasitas – – – 15,0 15,0
Medan (PMDN) Produksi – – – – 13,3
Ekspor – – – – –
PT Tensindo,Semarang Kapasitas – – – 20.0 20,0
(PMDN) Produksi – – – – 10,7
Ekspor – – – – –
Total Kapasitas 198,1 198,1 198,1 341,1 341,1
Produksi 152,1 182,2 189,2 255,3 312,7
Ekspor 10.666 9.213 15.763 47.987 118.388

Sumber : PT. Asahimas


BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 263

Tabel 13. Kebutuhan Kaca Lembaran dalam Pelita IV dan V

(ribu ton)

Tahun Kebutuhan LP (%) Tahun Kebutuhan*) LP (%)

1984/86 140,1 – 1989/90 205,8 –


1985/86 157,3 12,25 1990/91 236,7 –
1986/87 179,2 13,97 1991/92 272,1 –
1987/88 184,5 2,93 1992/93 313,0 –
1988/89 194,2 5,28 1993/94 359,9 –

*) proyeksi Departemen Perindustrian

Tabel 14. Gambaran Industri Kaca Lembaran di Beberapa Negara di ASIA, 1990 – 1994

ton

No. Negara 1994

1. Malaysia +
Kapasitas 81.000 81.000 81.000 125.000 260.000
Pemanfaatan kapasitas 81.000 81.000 81.000 116.200 228.600
Konsumsi dalam negeri 50.300 59.500 63.000 70.000 90.000
+/- 30.700 21.500 18.000 46.200 138.600
Harga/ton
– DN 682 682 682 682 682
– Ekspor (FOB) 385 685 385 385 385
2. Thailand
Kapasitas 168.000 247.000 262.000 329.500 329.500
Pemanfaatan kapasitas 168.000 231.200 251.100 314.500 322.750
Konsumsi dalam negeri 168.000 188.500 209.000 233.000 260.000
+/- – 42.700 42.700 42.100 81.500
Harga/ton
– DN 594 594 594 594 594
– Ekspor (FOB) – – – – –
3. Pilipina +
Kapasitas – 98.500 111.000 124.000 124.000
Pemanfaatan kapasitas – 98.500 108.500 120.150 122.700
Konsumsi dalam negeri – 50.000 59.000 66.000 73.000
+/- – 48.500 49.500 54.150 49.700
Harga/ton
– DN 620 620 620 620 620
– Ekspor (FOB) – – – – –
4. Taiwan +
Kapasitas 300.000 327.000 413.000 447.000 447.000
Pemanfaatan kapasitas 300.000 321.600 393.100 431.600 443.600
Konsumsi dalam negeri 224.000 251.500 275.500 301.500 337.000
+/- 76.000 70.100 117.600 130.100 106.600
Harga/ton
– DN 730 730 730 730 730
– Ekspor (FOB) 592 592 592 592 592
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 264

No. Negara 1994

5. Korea
Kapasitas 480.000 632.500 766.000 804.000 804.000
Pemanfaatan kapasitas 480.000 602.000 724.050 783.050 800.200
Konsumsi dalam negeri 445.000 536.500 581.000 628.000 678.000
+/- 35.000 65.000 143.050 155.050 122.200
Harga/ton
– DN 560 560 560 560 560
– Ekspor (FOB) – – – – –
6. China
Kapasitas 1.491.500 1.639.000 1.945.000 2.042.000 2.144.000
Pemanfaatan kapasitas 1.491.500 1.609.200 1.869.050 1.992.000 2.133.900
Konsumsi dalam negeri 1.431.000 1.501.000 1.600.000 1.717.000 1.834.000
+/- 60.500 108.500 269.050 275.000 279.900
Harga/ton
– DN – – – – –
– Ekspor (FOB) 277 277 277 277 277
7. Indonesia
Kapasitas 481.120 481.120 951.120 971.120 971.120
Pemanfaatan kapasitas 402.240 467.120 725.785 920.120 969.120
Konsumsi dalam negeri 236.660 272.150 312.970 359.915 395.906
Ekspor 133.660 175.600 194.000 337.200 663.050
+/- 133.660 175.600 194.000 337.200 663.050
Harga/ton
– DN 426 426 426 426 426
– Ekspor (FOB) 400 400 400 400 400

Sumber : Laporan Ekonomi Bahan Galian Industri No. 124, PPTM.

ton/tahun yang izinnya telah terbit (Tabel 15). Sampai dengan tahun 1993, kapasitas produksi
industri keramik di Indonesia dengan pesat,
b. Perkembangan Industri Semen terutama floor tile, wall tile, dan alat makan-minum
Produsen semen di Indonesia sampai saat ini (table ware).
berjumlah 10 perusahaan dengan produksi semen
berbagai tipe, yaitu 5 (lima) di P. Jawa dan 5 Industri keramik table ware mempunyai kapasitas
(lima) di luar Jawa. Kontribusi pabrik semen yang terpasang 686 juta buah/tahun. Sekitar 70 – 75%
berlokasi di P. Jawa mencapai 72,35% dari total produk keramik tersebut dikonsumsi di dalam negeri
produksi semen Indonesia, yaitu dari PT Semen dan sisanya diekspor.
Cibinong, PT Indocement Tunggal Perkasa, PT
Tridaya Manunggal Perkasa Cement, PT Semen Pabrik keramik saniter ada tiga buah (TOTO,
Nusantara dan PT Semen Gresik. KIA Standard, dan INA), dengan kapasitas
produksi 2 juta buah/tahun. Kebutuhan keramik
Peningkatan konsumsi pasir kuarsa tidak terlepas di dalam negeri telah dapat dipenuhi oleh
dari semakin tingginya kebutuhan semen di dalam ketiga pabrik tersebut, meskipun ada, produk
negeri dan ekspor, terutama digunakan untuk saniter dari manca negara jumlahnya sedikit.
perumahan, pembuatan jalan untuk tanah berawa.
Industri keramik gelas-botol/rumah tangga, lampu
c. Perkembangan Industri Keramik pijar dan isolator kapasitas produksinya masing-
masing sebesar 130.000 ton, 120.000 ton, dan 13
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 265

Tabel 15. Perluasan dan Pembangunan Proyek Baru Pabrik Kaca

Kapasitas Selesai
No. Nama Perusahaan
(ton/Tahun) (Tahun)

1. Perluasan PT Abdi Rakyat Bakti,Medan 120.000 Desember 1990


2. Pembangunan PT Tensido, Semarang, Tahap II 20.000 1990
Tahap III 20.000 1993
3. Pabrik baru PT Astraguard, Serang 190.000 Juli 1993
4. Perluasan PT Asahimas Flat Glass Co. Ltd 150.000 Juli 1992
5. Perluasan PT Tensindo, Kendal 130.000 Desember 1992
6. Pabrik baru PT Mulia Glass, Bekasi 150.000 Awal 1992
7. Pabrik baru PT Hanindo Glass Industry, Semarang 160.000 Juli 1993
8. Pabrik baru PT Indo Glass Era Cipta Industries, Serang 200.000 Juli 1993
9. Pabrik baru PT Perkasa Sheet Glass Industries, Serang 150.000 Juli 1993

ribu ton/tahun. b. Prospek dan Peluang Industri Pemakai


Pasir Kuarsa di Indonesia
Produk keramik yang diekspor terdiri atas jenis
keramik refraktori, bangunan, saniter, dan rumah Perkembangan konsumsi pasir kuarsa di masa
tangga. Dalam hal lain, impor keramik dilakukan mendatang diperkirakan akan ditentukan oleh
untuk perlengkapan laboratorium dan alat-alat perkembangan industri-industri tersebut. Jumlah
pertanian yang berasal dari Jepang, Singapura, Tai- penduduk yang besar juga merupakan potensi pasar
wan, Jerman, Italia, Spanyol, dan negara lainnya. yang dapat diharapkan untuk produk-produk
industri. Industri keramik pun mempunyai peluang
5.3 Prospek dan Peluang Industri Pemakai yang cukup baik dengan semakin beragamnya
Pasir Kuarsa Indonesia produk-produk yang dihasilkannya.

a. Prospek Keberadaan Pasir Kuarsa di Meskipun demikian, untuk memasok pasir kuarsa
Indonesia untuk industri semen dan kaca lembaran di In-
donesia diperkirakan akan mengalami berbagai
Selama tingkat harga domestik lebih rendah dari kendala yang berarti. Hal ini disebabkan oleh
harga impor, maka prospek pengusahaan selama ini industri tersebut kebanyakan memiliki
pertambangan pasir kuarsa dilihat dari sisi sumber pengusahaan pertambang-an pasir kuarsa sendiri
dayanya cukup cerah. Jumlah cadangan saat ini untuk kebutuhan industrinya.
tidak kurang dari 4,5 milyar ton.
Peluang pengusaha-an pertambangan lebih
Sementara itu, prospek pasir kuarsa untuk tujuan ditujukan untuk memasok industri di luar industri
ekspor diperkirakan kurang begitu baik. Salah satu tersebut, misalnya industri keramik, water treat-
kendalanya adalah daya saing pasir kuarsa yang ment, tabel ware dan sebagainya.
kuat dari negara lain, khususnya Malaysia dan
Australia sebagai pengekspor utama pasir kuarsa Prospek Pasir Kuarsa di Industri Semen
ke Jepang.
Menurut Departemen Perindustrian, proyeksi
Untuk itu, adanya perluasan kapasitas produksi kapasitas produksi semen sampai tahun kedua
industri terkait di dalam negeri lebih ditekankan Pelita VI sekitar 25,8 juta ton dan mulai tahun
untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. 1995 diperlukan paling sedikit 1,8 juta ton pasir
Sementara itu, orientasi ekspor lebih ditekankan kuarsa per tahun. Sementara itu, pada akhir pelita
kepada produk industri daripada bahan baku. VI (1998/99) proyeksi kapasitas produksi semen
sebesar 34,3 juta ton dengan kebutuhan pasir
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 266

kuarsa sekitar 2,4 juta ton/tahun. sehingga dalam Repelita VI dan VII keadaan
pemasokan dan permintaan kaca lembaran masih
Adanya gejolak kenaikan harga semen portlan di cukup mantap (Tabel 16).
Indonesia akan berakibat terhadap naiknya harga
jual rumah murah mengakibatkan naiknya laju Berdasarkan posisi industri kaca lembaran pada
inflasi di Indonesia. akhir Pelita V dan proyeksi pengembangannya,
pada Pelita VI perlu kebijaksanaan :
Sebagai alternatif pemecahannya adalah dengan
menaikkan kapasitas terpasang pabrik semen yang – Realisasi perluasan dan pengembangan pabrik
telah ada, atau mendirikan pabrik semen baru di kaca lembaran baru seperti pada Tabel 16.
daerah yang belum mempunyai pabrik. di samping
itu, penetapan HPS yang lebih menguntungkan – Penggunaan proses pengambangan yang
produsen diharapkan dapat menarik minat investor sesuai perkembangan teknologi dewasa ini.
baru atau bekerja sama dengan investor semen yang
sudah ada yang memerlukan bantuan dana dalam – Mendorong pengembangan industri-industri
menaikkan kapasitas produksi. substitusi bahan baku impor untuk memper-
kecil ketergantungan terhadap impor.
Dalam Pelita VI, pemerintah menargetkan
membangun 500 – 600 ribu unit rumah sederhana – Di masa mendatang lokasi pabrik kaca lembar-
dan sangat sederhana. Target tersebut akan an diharapkan dapat didirikan di Provinsi-provinsi
terwujud seandainya pasokan dan harga semen lain yang potensial.
cukup mendukung. Untuk bangunan RS dan RSS
meskipun menggunakan semen tipe II jenis Beberapa kendala yang harus diantisipasi dalam
campuran, harganya masih cukup tinggi. upaya peningkatan ekspor kaca lembaran di masa
mendatang.
Sementara itu, jumlah penduduk Indonesia pada
tahun 2000 diperkirakan sekitar 214 juta jiwa – Hampir semua negara tujuan ekspor memiliki
dengan sendirinya kebutuhan perumahan akan industri kaca lembaran.
semakin meningkat.
– Negara pesaing ekspor telah banyak menambah
Dengan dibangunnya infra struktur di Indonesia, kapasitas produksinya.
seperti jalan tol, perumahan, perkantoran dan
bangunan lainnya jelas akan memerlukan pasokan – Biaya transportasi ekspor cukup tinggi.
semen yang cukup banyak.
– Impor bahan baku/penolong untuk keramik
Prospek Pasir kuarsa di Industri Kaca Lembaran kecuali pasir kuarsa masih dominan (70%),
sehingga biaya produksi tinggi.
Kebutuhan kaca lembaran erat kaitannya dengan
perkembangan pembangunan perumahan, gedung, Prospek Pasir Kuarsa di Industri Keramik
kantor, dan lain-lain. Di Industri otomotif,
perkembangan kaca lembaran sebagai bahan baku Produk keramik yang mungkin dapat bersaing di
utama industri kaca pengaman diperkirakan juga pasaran luar negeri yaitu : table ware (jenis
akan meningkat. Kebutuhan kaca lembaran saat porselain), tiles, kerajinan keramik (novelties),
ini adalah untuk perumahan/gedung (65%), kaca refraktori, dan isolator.
mobil (5%), mebel (12%), kaca muka (6%).
Sementara itu, berkembangnya perumahan dan
Departemen Perindustrian memperkirakan bahwa makin mantapnya pendapatan penduduk Indone-
kenaikan permintaan pasir kuarsa pada Repelita sia telah mendorong masyarakat untuk memiliki
VI akan mencapai sebesar 10,0% (579.600 ton) produk-produk tersebut. Berdasarkan hal tersebut,
dan pada Repelita VII sebesar 7,5 % per tahun investasi modal masih akan terus berlanjut dan
(832.155 ton). Untuk mencapai jumlah tersebut produk keramik pun akan terus meningkat, sehingga
perlu pemanfaatan kapasitas produksi kaca 100%, kebutuhan terhadap pasir kuarsa pun akan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 267

Tabel 16. Perkiraan Persediaan dan Permintaan Kaca Lembaran pada Repelita VI dan VII
ton

Repelita VI 1994/95 1995/96 1996/97 1997/98 1998/99


KNT
– Eksisting Unit 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120
– Tambahan Kapasitas – – – – –
– Jumlah 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120
Permintaan/Kebutuhan
– Dalam Negeri 395.906 435.496 479.045 526.950 579.645
– Ekspor 696.450 736.500 736.500 736.500 736.500
– Jumlah 1.092.356 1.171.996 1.215.545 1.263.450 1.316.145
– Kapasitas Pabrik 1.544.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120
– Kelebihan/Kekurangan 451.764 459.124 415.575 386.670 314.975

Repelita VII 1999/2000 2000/01 2001/02 2002/03 2003/4


KNT
– Eksisting Unit 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120
– Tambahan Kapasitas – – – – –
– Jumlah 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120
Permintaan/Kebutuhan
– Dalam Negeri 631.118 669.852 720.091 774.098 832.155
– Ekspor 736.500 736.500 736.500 736.500 736.500
– Jumlah 1.367.618 1.406.352 1.456.591 1.510.598 1.568.655
– Kapasitas Pabrik 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120
– Kelebihan/Kekurangan 271.502 224.768 174.529 120.522 62.465

bertambah besar. tersebar di 16 provinsi, yang terbesar di antaranya


± 72,76% di Sumatera Barat, 11,91% di Sumatera
Walaupun perusahaan keramik bergantung kepada Utara, dan 9,23% di Kalimantan barat.
permintaan domestik, diperkirakan ada delapan
perusahaan yang mempunyai potensi untuk Dengan meningkatnya permintaan semen secara
dikembangkan menjadi perusahaan ekspor. Untuk langsung memerlukan pasir kuarsa sebagai salah
tujuan tersebut perlu keterkaitan sektor hulu- satu bahan baku utama pembuatan semen.
hilirnya, melalui perbaikan kualitas, produktivitas Departemen Perindustrian memproyeksikan bahwa
dan pemasaran. kebutuhan pasir kuarsa di tahun 2.000 akan
mencapai 2,4 juta ton, sementara pada tahun 1993
Industri Lainnya kebutuhan pasir kuarsa adalah 1,56 juta ton.

Perkembangan konsumsi pasir kuarsa di industri Untuk itu, adanya kemungkinan perluasan
logam, kimia pokok, bata tahan api diperkirakan kapasitas produksi industri lebih ditekankan untuk
cenderung sedikit menaik, dan diharapkan memenuhi kebutuhan domestik. Sementara itu,
perkembangan industri ini akan semakin baik. orientasi ekspor lebih ditekankan kepada produk
industri daripada ekspor bahan baku, karena
peluang pasir kuarsa untuk tujuan ekspor akan
6. PENUTUP bersaing dengan negara Malaysia dan Australia.

Potensi sumber daya pasir kuarsa di Indonesia Yang paling berpeluang adalah industri semen
cukup besar dengan cadangan diperkirakan tidak
kurang dari 4,48 milyar ton. Keberadaannya
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 268

dan keramik (table ware, saniter, wall tile, dan 3. Anonim, Kompilasi Informasi Endapan Bahan
keramik hias). Sementara itu, untuk ekspor kaca Galian Industri di Indonesia, Bag. 1, Pusat
lembaran akan terdapat kendala-kendala, karena Pengembangan Teknologi Mineral, DJPU,
hampir semua negara tujuan ekspor dalam kurun Departemen Pertambangan dan Energi, 1986.
1981 – 1993 memiliki pabrik kaca lembaran yang
saat ini telah menambah kapasitas produksinya. 4. Anonim, Statistik Perdagangan Luar Negeri,
Selain itu, biaya transportasi yang cukup tinggi Ekspor dan Impor, Menurut Jenis Barang dan
di samping masih dominannya (± 70%) bahan Negara Asal, Biro Pusat Statistik, Jakarta, 1980
baku penolong untuk pembuatan kaca lembaran. – 1994.

Selain industri semen, industri kaca lembaran dan 5. Anonim, Kajian Keramik, Pusat Penelitian dan
keramik sebagai salah satu pemakai pasir kuarsa Pengembangan Teknologi Mineral, 1994.
yang cukup banyak mempunyai peluang untuk
meningkatkan produk. Demikian juga dengan 6. Groudev S.N. and Groudeva V.I., Iron From
industri lainnya, walaupun peningkatannya Quartzands : a Microbial Approach, Industrial
diperkirakan relatif sedikit. Minerals, 1986.

Semakin pesatnya pembangunan di luar Pulau 7. Harta Haryadi, Mineral dalam Gelas dan Kaca,
Jawa, akan berpengaruh terhadap perpindahan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
penduduk dari Pulau jawa. Oleh karena itu, dalam Mineral, 1995.
upaya memenuhi permintaan produk industri di
atas perlu diupayakan pendirian pabrik semen 8. Madiadipoera T., dkk., Bahan Galian Industri
dan kaca lembaran di Provinsi-provinsi yang di Indonesia, Direktorat Jenderal Geologi dan
potensial dengan kualitas bahan yang cukup Sumberdaya Mineral, Direktorat Sumberdaya
memadai, misalnya Sulawesi (Ujungpandang) dan Mineral, 1990.
Kalimantan Barat atau Kalimantan Selatan.
Pendirian pabrik diperuntukan terutama untuk 9. Makridakis S., Wheelwright S.C., McGee V.E.,
memenuhi permintaan produk semen dan kaca Forecasting : Methods and Applications, Sec-
lembaran di Kawasan Indonesia Timur. ond Edition, John Wiley & Sons, New York,
1983.
Kendala sehubungan dengan peluang peng-usahaan
10. Pindyck R.S. & Rubinfeld, Econometrics Mod-
pasir kuarsa di Indonesia adalah pemasaran bahan
els and Economics Forecast, McGraw-Hill
galian tersebut. Selama ini, kebutuhan pasir kuarsa
Book Company, Sydney, 1986.
di industri semen dan kaca lembaran masih
dipasok oleh industri semen itu sendiri, mengingat 11. Suhala S., Sudradjat A., dan Arifin M., Analisa
hampir semua industri semen dan industri kaca Kuantitatif Struktur Ekonomi Pasir Kuarsa In-
lembaran mempunyai konsesi penambangan pasir donesia dalam Kaitannya dengan Aktivitas
kuarsa sendiri. Dalam hal ini, perlu suatu kerja Industri Hilirnya, Pusat Penelitian dan
sama antara produsen pasir kuarsa dengan industri- Pengembangan Teknologi Mineral, 1986.
industri pemakai pasir kuarsa.
*****
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, Statistik Industri, Vol. II, Biro Pusat


Statistik, Jakarta, 1980 – 1993.

2. Anonim, Buku Tahunan Pertam-bangan Indo-


nesia, Departemen Pertambangan dan Energi,
1980 – 1988.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 269

20 PERLIT
Oleh : Suhendar

1. PENDAHULUAN
Tebal lapisannya mencapai ratusan meter.
Perlit dikenal sebagai batuan yang akan Umumnya batuan pengandung tersebut adalah
mengembang bila dipanaskan dengan perlahan-lahan batuan piroklastik, sedimen tufaan yang kadang-
maupun secara cepat. Sifat pemuaian ini disebabkan kadang mengandung kerakal (pebbles) tersisipkan
oleh adanya struktur molekuler air dan gas yang bersama-sama dengan aglomerat amygdaloidal.
dapat dimobilisasikan pada temperatur 760°C, dan Perlit yang terdapat pada batuan intrusi di dekat
dapat mengembang hingga 20 kali dari volume permukaan umumnya berbentuk kubah (dome),
asalnya. retas (dike), dan sill.

Keterjadiannya selalu berasosiasi dengan kegiatan 2.2 Mineralogi


vulkanisme, sehingga potensi mineral perlit di Indone-
sia cukup banyak. Mineral perlit sebenarnya telah Struktur aliran ditandai dengan warna goresan merah
ditemukan sejak 2000 tahun yang lalu. Sedang untuk atau coklat. Selain itu terdapat pula mineral-mineral
skala industri, batuan ini baru dikembangkan pada biotit yang berwarna coklat, yang dapat menunjukkan
tahun 1945. Pada tahun 1925 pemrosesan perlit secara arah aliran.
skala komersil dikembangkan di Jerman Barat.
Perlit merupakan batuan yang dihasilkan dari kegiatan
Perlit dimanfaatkan untuk plester dan agregat beton vulkanik, berkomposisi riolitik, berstruktur perlitik,
ringan, bahan atap, isolator temperatur rendah (insu- ,dan umumnya mempunyai kandungan air lebih
lation low temperature), isolator temperatur tinggi, besar dari obsidian (glossary of geology) pada endapan
dempul tembok, agregat untuk pertanian (pupuk), yang berbentuk memancar (radier) atau sentripetal.
filler, dan bahan filter. Umur batuan pengandung umumnya tersier sampai
kwater, jarang yang berumur lebih tua.

2. GEOLOGI 2.3 Potensi

2.1 Mula Jadi Sesuai dengan keterjadiannya, perlit selalu


berasosiasi dengan aktivitas gunung berapi,sehingga
Perlit terdapat pada hasil letusan atau lelehan di bagian banyak kemungkinan keterdapatannya di Indonesia
bawah atau tengah. Hal ini diinterprestasikan bahwa yang kaya akan gunung berapi ini.
terjadinya perlit disebabkan oleh proses perlitisasi
selama atau pada waktu pembekuan. Proses tersebut Dari berbagai hasil studi dapat diinventarisasi
berlangsung pada temperatur tertentu yang keberadaan, potensi dan hasil analisis kimia perlit di
disebabkan oleh berat lapisan di atasnya. Indonesia adalah sebagai berikut :

Selama perlitisasi berlangsung terjadi penambahan a. Pansurnapitu, Sumatera Utara


air yang berasal dari batuan sekitarnya atau post
magmatic hydration . Pecahan-pecahan perlit Perlit ditemukan di daerah Pansurnapitu, Kecamatan
berbentuk kulit bawang (onion skin fracture), mungkin Silindung, Kabupaten Tapanuli Utara. Lokasinya
disebabkan oleh gaya tarikan (strain) pada waktu berjarak ± 14 km sebelah selatan kota Tarutung.
proses pendinginan. Perlit berada dalam suatu endapan bersama dengan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 270

Tabel 1. Komposisi Kimia Rata-Rata Perlit barat kota Lubuk Sikaping. Perlit di daerah ini
dan Rhiolit ditemukan sebagai bongkah-bongkah di dalam
tufa, berwarna putih keabu-abuan, dan agak lunak.
Tersingkap 185 m dengan ketebalan 1,5 – 3,5
Perlit Rhiolit m dan faktor pengembangan 213,3% dari hasil
Oksida Utama
Wit% Wit% crucible test.
SiO2 72,70 72,82
d. Sungai Tutung, Sumatera Barat
Al2 O3 12,91 13,27
TiO2 0,91 0,28
Perlit terdapat di Sungai Tutung termasuk ke dalam
Fe2 O3 1,35 2,58
Kecamatan Air Angek, Kabupaten Kerinci.
MgO 0,23 0,39
CaO 0,82 1,57
e. Mutaralam, Lampung
Na2 O 3,07 3,55
K2 O 4,73 4,30
Perlit ditemukan sebagai aliran riolit dan berlokasi di
MnO 0,05 0,07
daerah Mutaralam, K ecamatan S umberjaya,
P2 O5 0,04 0,07
Kabupaten Lampung Utara. Hasil dari laboratorium
LOI 3,19 1,10
(crucible test) menunjukkan bahwa pengem-
Kisaran Oksida pada perlit bangannya sebesar 269%.

SiO2 70.33 75.07 Dengan hasil analisa kimia :


Al2 O3 12.17 13.66
Na2 O 2.4 3.75 SiO2 = 70,94%; Al2O3 = 18,45%;
K2 O 4.43 5.03 Fe2O3 = 0,23%; FeO = 0,21%;
LOI 2.15 4.98 CaO = 1,46%; MgO = 0,30%
Na2O = 2,80%; K2O = 1,60%
Sumber : Mineral Industry International, 1992 TiO2 = 0,16%; P2O5 = 0,01%;
MnO = 0,06%; H2O = 0,76%; H2O+ = 3,03%,
cadangannya diperkirakan banyak.
obsidian sebagai bongkah-bongkah di dalam tufa,
berwarna keabu-abuan dan keputihan, agak lunak. f. Gedong Surian, Lampung

Dari hasil pemeriksaan laboratorium contoh perlit ini Ditemukan di daerah Gedong Surian, Kecamatan
pengembangannya sampai 153,3% dari hasil cru- Sumberjaya, Kabupaten Lampung Utara.
cible test.
g. Gunung Muhul, Lampung
b. Bukit Sikaping, Sumatera Barat
Perlit ditemukan di daerah Gunung Muhul,
Lokasi ditemukannya terdapat di daerah Bukit Kecamatan Balulu, Kabupaten Lampung Utara.
Sikaping, Desa Ujung Ladang, Kecamatan Sepuluh Perlit di daerah ini terdapat sebagai aliran riolit-dasit
Koto Singkarak, Kabupaten Solok, berjarak 9 km dan sebagai bongkah-bongkah dalam tufa. Terdapat
sebelah barat Singkarak. Perlit di daerah ini pada depresi Suoh pada zone patahan Semangko.
ditemukan bersama dengan obsidian sebagai Asosiasinya dengan batuan dasit dan liparit.
bongkah-bongkah dalam tufa. Perlitnya agak keras, Pengembangannya mencapai 392% (crucible
berwarna keabu-abuan, dengan faktor test).
pengembangan 9,4% dari hasil crucible test.
Dengan hasil analisa :
c. Bukit Rasam, Sumatera Barat
SiO2 = 71,95%; Al2O3 = 12,45%;
Lokasi ditemukannya di daerah Bukit Rasam, Fe2O3 = 0,93%; FeO = 5,14%;
Desa Jambak, Kecamatan Lubuk Sikaping, CaO = 1,32%; MgO = 0,45%;
Kabupaten Pasaman. Berjarak ± 3 km sebelah Na2O = 3,80%; K2O = 2,40%;
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 271

TiO2 = 0,17%; P2O5 = 0,01%; tersebut terdapat pula obsidian. Agak keras,
MnO = 0,10%; H2O = 0,51%; H2O+ = 3,03% berwarna kehijau-hijauan. Pengembangannya
cadangannya diperkirakan banyak. mencapai 300% (crucible test) dengan cadangannya
mencapai 644.000 ton.
h. Ciasmara, Jawa Barat
l. Tataaran, Sulawesi Utara
Perlit ditemukan di daerah Ciasmara Kecamatan
Cibungbulan, Kabupaten Bogor. Lebih kurang 32 Tataaran termasuk Kecamatan Tomohon, Kabupaten
km dari Bogor melalui jalan Bogor-Leuwiliang. Perlit Minahasa. Lebih kurang 25 km sebelah selatan kota
di daerah ini ditemukan berupa fragmen dari breksi Manado. Perlit di daerah ini ditemukan berupa sisipan
lahar, maksimum 25 m. Berwarna keabu-abuan dalam aliran kaca volkanik-riolit. Termasuk dalam
dan keputih-putihan agak keras, dengan pengem- satuan batuan gunung api muda. Warna perlit keputih-
bangannya sampai 127% (crucible test). Analisis putihan, agak lunak, dengan pengembangannya
kimianya belum lengkap H2 O = 1,14%; H2 O+ = mencapai 176%.
1,23%; Cadangannya belum diketahui.

i. Gunung Kiamis, Jawa Barat 3. PERTAMBANGAN

Gunung Kiamis termasuk Desa Pasirwangi, 3.1 Eksplorasi


Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. Lebih
kurang 17 km sebelah barat laut kota Garut. Eksplorasi dilakukan untuk menentukan jumlah
Perlit ditemukan sebagai aliran yang berselang cadangan, dan luas penyebaran. Eksplorasi
seling dengan obsidian. Berwarna keputih-putihan dilakukan apabila prospekting yang terdahulu
dan agak keras terdapat di atas lapisan lava memenuhi syarat untuk perencanaan penambangan.
andesit. Tebalnya mencapai 30 m, dengan Eksplorasi perlit dilakukan dengan beberapa
pengembangan sebesar 84 – 119% (crucible tahapan, yaitu dengan melakukan pemboran dan
test) geolistrik untuk mendapatkan data penyebaran
vertikal. Perhitungan cadangan dilakukan
Dengan hasil analisa : berdasarkan korelasi data dengan data pengeboran
dan geologi permukaan.
SiO2 = 73,62%; Al2 O3 = 13,25%;
Fe2 O3 = 1,75%; FeO = 0,39%; 3.2 Penambangan
CaO = 1,38%; MgO = 0,58%;
Na2 O = 3,82%; K2 O = 3,40%; Umumnya endapan perlit di beberapa negara yang
TiO2 = 0,23%; P2 O5 = 0,01%; telah menggunakan secara besar-besaran ditambang
MnO = 1,00%; H2 O = 0,51%; H2 O+ = 1,20%. dengan cara tambang terbuka (open pit) dengan tidak
mengabaikan pilihan terhadap tanah penutup (over
j. Santrijaya, Jawa Barat burden) yang paling kecil sehingga dapat ditambang
dengan biaya operasional relatif lebih murah.
Santrijaya terletak 2 km sebelah utara Karang-
nunggal, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Cara penambangan terbuka (open pit) dirasakan lebih
Tasikmalaya. Perlit di daerah ini ditemukan sebagai murah karena menggunakan alat-alat yang lebih
aliran kaca volkanik di dalam tufa andesit-dasit dan sederhana dan jumlahnya sedikit, jika dibandingkan
juga sebagai fragmen breksi. Mutu dan analisa kimia dengan cara lain. Jenis perlit batu apung atau perlit
belum ada. tidak kompak (lose) dapat ditambang dengan
peralatan ripper, loader, dan buldoser.
k. Dorodonggamasa, Nusa Tenggara Barat
Penggunaan kombinasi ripper dan scraper
Dorodonggamasa termasuk Kecamatan Sape, dilakukan di beberapa daerah, tempat sebenarnya
Kabupaten Bima. Lebih kurang 20 km sebelah selatan penggunaan alat-alat modern ini harus dilakukan
Sape. Endapan perlit tersebut terdapat berbentuk dengan sangat selektif dan dengan kontrol kualitas
gang pada batuan andesit-dasit. Dalam gang perlit yang baik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 272

Sedangkan untuk endapan perlit yang kompak Metode Penfield (Loss of Ignition)
(dense) atau dengan retakan-retakan sedang
ditambang dengan cara peledakan dan diusahakan Adanya H2 O ditentukan dengan memanaskan
tidak banyak memecahkan tubuh perlit tersebut. contoh pada temperatur tertentu. H2 O ditentukan
Hasil peledakan dapat diangkut dengan truk dan dengan memanaskan contoh sampai temperatur
buldoser ke tempat penampungan. 105°C. Perlu dipanaskan sampai 24 jam supaya
terjadi penguapan yang sempurna. Jumlah contoh
3.3 Pengolahan yang diperlukan masing-masing sebanyak 0,5
gram. H2 O+ didapat dengan cara pengurangan
Metode yang sering dilakukan dalam pengolahan kedua hasil tersebut. Cara ini kurang teliti jika
perlit untuk mengetahui dan menentukan tingkat dibandingkan dengan Metode Penfield. Tabel 2
pengembangan serta jumlah kadar air hablur yang adalah hasil ringkasan beberapa tes yang telah
terkandung dalam perlit atau batuan lainnya adalah dilakukan terhadap beberapa contoh (Sumber :
: metode crucible dan metode penfield atau loss of Perlit Deposite in New Zealand, Journal of Sci-
ignition. ence and Technology).

Metode Crucible a. Penggilingan (Milling)

Dengan metode ini diperlukan 2 gram contoh, dengan Penggilingan dilakukan untuk mengurangi atau
besar butir No -14+52 B.S. Contoh tersebut mengecilkan ukuran butir dan lebih menyeragam-
ditempatkan dalam crucible platina, kemudian kan ukuran butir tersebut sesuai dengan yang
dimasukkan ke dalam tungku listrik. Setelah itu dikehendaki, dapat dilakukan dengan cara basah
dipanaskan pada temperatur 950°C selama 10 menit. dan cara kering. Proses basah dilakukan untuk
Kemudian contoh dikeluarkan dari tungku, dan diukur mengurangi debu yang timbul saat penggilingan
volumenya dengan ukuran standar. yang dapat membahayakan atau mengganggu
kesehatan manusia di sekitar pabrik.
Blast Test. Seandainya diperlukan data untuk
setiap perubahan maka perlu dilakukan Blast Proses ini memerlukan air sangat banyak sekitar 15
Test. Untuk uji ini diperlukan contoh 0,2 gram ton tiap hari untuk tiap 1 ton perlit. Sebaliknya
yang berbutir -14+ 52 B.S yang ditempatkan proses kering tidak memerlukan air sebanyak itu.
dalam cawan platina kecil dan terbuka. Kemudian Untuk proses penggilingan ini dapat di daerah-daerah
contoh tersebut dipanaskan selama ± 2 menit. kuari atau di lokasi tertentu yang dinilai lebih
Perlu diperhatikan dan dicatat adanya perubahan- cocok,seperti di jalan utama atau mendekati
perubahan warna, dan gelembung-gelembung yang pelabuhan. Contoh proses penggilingan dapat dilihat
timbul. Volume tidak diukur. pada Gambar 1 dan 2.

Tabel 2. Hasil Beberapa Uji Terhadap Batuan

H2O H2O+ H2O


Tipe Batuan Pengembangan Warna Swelling Warna % % %
Penfield Dari Ignition loss

Ignimbrit – Coklat Tua – Coklat tua 0,84 3,6 3,61


Ignimbrit 10 Coklat tua sedikit Coklat tua 1,26 – 4,25
Obsidian – Abu-abu sedikit Abu-abu 0,05 0,2 0,32
kehitaman kehitaman
Pitchstone 40 – – – – – –

Sumber : New Zealand Journal of Science and Technology, 1989


BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 273

Gambar 1. Contoh Proses Penggilingan

Gambar 2. Bagan Alir Proses Pengolahan Perlit Muai Menurut Barnes (1961)

b. Proses Pengembangan Pada Gambar 3 dan 4 kondisi pemanasan, yang


juga menggambarkan urutan kurva viskositas perlit
Peningkatan Standar dari komposisi kimia yang konstan dengan kandungan
air yang berbeda.
Pengembangan ini dilakukan dengan menurunkan
titik kehalusan (softening point) karena campuran air Jika perlit menahan semua air dengan kuat di
dan oleh naiknya gelembung udara dari perubahan dalamnya ketika dipanaskan, viskositasnya akan
secara lambat uap dari air saat perlit pada kondisi turun sepanjang garis kurva ke kandungan airnya.
plastis. Hasil percobaan memperlihatkan bahwa
kecepatan pembebasan air tersebut pada temperatur Misalnya perlit yang kandungan airnya 3% akan
tertentu sangat tinggi dan jumlah residu air sangat mencapai titik kehalusan pada temperatur 470°C,
berarti dalam mengontrol pengembangan perlit. sedangkan bila kandungan airnya hanya 1%, maka
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 274

Gambar 3. Perubahan Viskositas Perlit di Bawah Kondisi Pemanasan yang Bervariasi

Pada kurva tiga yaitu viskositas berkurang terhadap


titik kehalusan dari 107,6 P pada temperatur 600 –
700°C untuk pengembangan menghasilkan kondisi
di bawah kondisi yang biasa untuk kebutuhan komersial.

Pengembangan Tungku Pembakaran


(Furnance)

Ada beberapa jenis tungku yang sudah dikembang-


kan, diantaranya adalah tungku putar mendatar dan
tungku tegak tetap, seperti terlihat pada Gambar 3 – 5.

4. KEGUNAAN
Gambar 4. Hilang Air pada Tingkat yang
Berbeda Saat Perlit Dipanaskan Perlit digunakan untuk plester, agregat beton
ringan, atap, isolator temperatur rendah (insulation
tidak akan tercapai kehalusan walaupun dipanaskan low temperature), isolator temperatur tinggi, dempul
hingga 770°C, meskipun kandungan airnya berkurang tembok, pembawa pupuk, bahan pengisi dan
dan kemiringan kurva viskostasnya lebih kecil. bahan-bahan penyaring. Perlit muai dapat bersaing
dengan bahan lain untuk digunakan sebagai bahan
Garis kurva viskositas hasil perubahan dari tiga agregat konstruksi bangunan ringan, campuran
kondisi pemanasan, yang ditandai dengan titik-titik, plesteran atau campuran beton karena berst jenis
dijelaskan dengan proyeksi vertikal dan kandungan sangat ringan dan tahan panas.
air sisa pada temperatur yang diberikan pada kurva
viskositas asli seperti yang digambarkan untuk Untuk dipergunakan sebagai campuran plester dan
temperatur 990°C/menit. beton, perlit muai harus mempunyai berat jenis
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 275

a. Beton Ringan

Sebagai beton ringan harus mempunyai


kepadatan antara 7,5 – 15 per kaki kubik dan
besar butiran tertentu dalam beton sangat ringan
ini biasanya perlit dicampur dengan air dan
semen portland atau bitumen. Hasilnya dapat
dimanfaatkan sebagai langit-langit, pengisi
lantai terutama pada bangunan bertingkat dan
untuk sistem dinding pembatas di bangunan
tinggi.

b. Isolasi Bangunan

Sebagai isolasi bangunan (building insulation), perlit


muai biasanya dicampur dengan bahan lain yang
tahan api (non-flammable), misalnya senyawa silika,
digunakan sebagai plaster tembok atau mansonry
wall. Untuk keperluan ini dianjurkan perlit muai
tersebut agar mempunyai kepadatan antara 3,25 –
Gambar 5. Pengembangan Horizontal 5,2 kg/m3 .
Perlit dengan Pemanasnya
c. Plesteran

antara 7,15 – 15 pon (Ib) per kaki kubik. Penggunaan perlit yang terbesar hingga saat ini
Persyaratan lain yang diperlukan perlit muai untuk adalah untuk plesteran. Plesteran dari perlit ini
campuran bahan bangunan (ligth weight concrete) sering digunakan untuk konstruksi struktur beton
adalah besar butiran yang homogen. tahan api, dan mengurangi beban mati yang juga
digunakan untuk atap langit-langit. Plester ini
Sifat-sifat lain yang diperlukan perlit muai sebagai berfungsi untuk menyerap panas dan akan
bahan bangunan adalah : tidak reaktif, pH = 7, mengeluarkan uap air. Berat plesteran perlit ini 60%
bebas dari bahan organik, dan tidak mempengaruhi lebih ringan dari plesteran tradisional yang terbuat
setting time dari ikatan-ikatan semen portland. dari pasir dan dengan daya tahan terhadap panas
empat kali lebih baik. Persyaratan besar butir
Apabila perlit dipanaskan, air yang terkandung yang diperlukan menurut standar ASTM dapat
sebanyak 2 – 6% akan berubah menjadi uap, dilihat pada Tabel 3.
membentuk gelembung-gelembung kecil yang tidak
berhubungan satu sama lainnya. Permukaan d. Isolator Temperatur Tinggi
gelembung tersebut apabila pecah akan menambah
luas permukaan dan sifat absorbsi perlit muai Pada pengecoran besi atau logam lainnya, perlit
tersebut. Oleh karena permukaan yang tidak teratur muai digunakan sebagai lapisan pada permukaan,
dari partikel-partikel perlit muai, maka bahan maksudnya untuk mencegah panas yang hilang
tersebut akan menyerap suara sehingga baik sekali selama pengecoran, sehingga tidak terjadi
sebagai bahan akustik. perlapisan. Pada pembuatan bahan tahan api,
misalnya batu bata tahan api, perlit muai digunakan
Lebih dari 75% perlit muai digunakan sebagai sebagai campuran bahan baku.
campuran bahan bangunan konstruksi ringan dan
sisanya di bidang industri dan pertanian. Hal ini e. Isolasi Temperatur Rendah
disebabkan sifatnya yang sangat menguntungkan,
yaitu mempunyai kepadatan yang sangat kecil dan Untuk keperluan penyimpanan cairan gas yang
konduktivitas yang sangat rendah. mempunyai titik didih sangat rendah diperlukan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 276

Tabel 3. Besar Butir Perlit Muai Menurut ASTM yang Diperlukan untuk
Plesteran dan Bahan Beton

No. Ukuran Ukuran (mikron) Campuran Plesteran Bahan Beton (ASTM C–332–66)
Sieve (mikron) (ASTM C–35–67) Berta % yang Tinggal
Vol % yang Tinggal

8 2,380 5 0 15 0
16 1,190 60 5 60 15
30 590 95 45 80 40
50 297 98 75 95 75
100 149 100 88 100 90

Sumber : Industrial Mineral, 1989

Tabel 4. Hubungan Komposisi Semen Berbanding dengan Agregat Terhadap Sifat Fisik

Campuran Beton BJ dalam Udara Strength Konduktivitas


Shrinkage
Semen : Agregat Kering kg/m3 N/mm2 Panas W/m°C

1:7 400 1,40 0,098 0,45


1:6 480 2,15 – 0,4
1:5 560 3,40 – –
1:4 640 4,75 1,555 0,20

Sumber : Industrial Mineral, 1989

isolator yang sangat baik dan rendah perlit muai digunakan sebagai bahan saringan,
konduktivitasnya. Dalam hal ini perlit muai adalah misalnya pada perusahaan minuman, makanan,
bahan isolator yang sangat baik dan dapat bersaing pabrik gula, pabrik sari buah-buahan, dan farmasi
dengan bahan isolator lainnya karena harganya kimia.
lebih murah, mudah dibawa dan dipindahkan serta
tidak menyerap air (non higroskopis). – Bahan Pembawa
Yaitu digunakan sebagai bahan pengandung
f. Industri atau pembawa untuk insektisida, pestisida
weedicida, pupuk dan lain-lain.
Di bidang industri perlit muai digunakan antara lain
sebagai : – Bahan Pengisi
Sebagai bahan pengisi atau ekstender, misalnya
– Bahan penggosok (abrasive), yaitu sebagai pada cat,email, plastik, kertas, tekstil,
campuran pada alat penggosok atau pembersih, gandarukem, damar, genting, dan bahan
misalnya sabun dan bahan pembersih lainnya, pembersih. Selain digunakan sebagai ekstender,
pada gurinda (grinding wheel), perlit muai direkat juga untuk mengurangi kepadatan hasil akhir.
pada temperatur rendah. Perlit muai mempunyai
keuntungan tahan urai (disintegrasi). g. Mineral untuk Makanan Ternak

– Bahan Saringan Mineral perlit dimanfaatkan dalam berbagai variasi


Oleh karena sifatnya yang netral (non reaktif), untuk makanan ternak, sebagai unsur tambahan,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 277

untuk meningkatkan pertumbuhan ternak. mengontrol masuknya makanan pada susu ternak,
Meningkatkan sifat fisik makanan ternak, mengurangi juga dapat mengabsorpsi mikro-organisme dan
kadar air dan pencegah efek panas. Keberadaan komponen lainnya selama proses permentasi dalam
mineral perlit dan vermikulit akan bersaing dengan usus binatang memamah biak tersebut. Sedangkan
penggunaan sepiolit dan zeolit. dalam akuakultur perlit dan vermikulit digunakan
untuk menghilangkan kandungan amoniak yang
Penambahan perlit sebagai diluent pada makanan dihasilkan oleh ikan setelah dipakan. Pada prinsipnya
ternak penghasil susu lemak dengan kadar yang perlit digunakan sebagai unsur pembesar dan untuk
rendah dan menjaga kandungan lemaknya. Ketika memperkecil kandungan lemak.
ditambahkan ke dalam menu makanan ayam broiler
ternyata ada pengurangan pada kadar lemak. Untuk Sebagai bahan baku perlit muai dapat disebutkan
optimalnya dilakukan dengan takaran 1 – 3%. Perlit di sini antara lain : perlit, pitchstone. Tidak semua
yang digunakan untuk makanan ternak ini umumnya obsidian mempunyai sifat seperti perlit. Hasil
berukuran butir sangat halus. analisis kimia dari beberapa macam perlit, welded
tuff, pitchstone (sumber : Perlite Resources of the
Mineral ini juga akan dapat mengganti keberadaan United States by Marison C.Jaster USA 1956),
pestisida dalam makanan ternak dengan dapat dilihat seperti pada Tabel 5.
mengadsorpsi dan sebagian dieksresikan, sehingga
mengurangi kadar polutan baik dalam tubuh ternak
maupun pada hasil susunya. 5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK

Takaran yang dipertimbangkan dari hasil riset Penggunaan perlit di berbagai sektor baik sebagai
tentang penggunaan perlit sebagai pemacu bahan baku utama maupun sebagai bahan baku
pertumbuhan, meniru seperti yang diterapkan penolong menjadi satu indikasi bahwa kebutuhan
seperti pada zeolit dan sepiolit. Perlit selain dapat perlit di masa mendatang akan sangat banyak

Tabel 5. Komposisi Kimia Beberapa Macam Perlit, Elded Tuff, Pitchstone

Rhyolitik Andesitik Dasitik


Welded tuff Pitchstone Obsidian
Perlit Perlit Perlit

SiO2 74,73 65,13 69,56 73,29 70,10 73,84


Al2 O3 10,82 15,73 15,65 12,63 12,37 13,00
Fe2 O3 2,46 2,24 1,24 0,84 0,81 1,82
FeO 0,58 1,86 0,91 2,25 0,91 0,79
MgO 0,20 1,49 0,82 0,10 1,43 0,49
CaO 0,80 3,62 2,52 1,78 3,03 1,52
Na2 O 2,68 2,93 4,00 3,32 3,57 3,82
K2 O 4,40 3,96 2,19 5,16 none 3,92
H2 O– 0,27 0,52 n.d none 6,48 none
H2O+ 2,94 1,91 2,92 0,34 0,07 0,53
TiO2 0,12 0,58 n.d 0,40 0,02 0,14
MnO 0,03 tr n.d – 0,03 0,07
P2 O5 0,12 0,23 0,13 0,14 – 0,01
NiO – 0,07 – – – –
FeS 2 – – – – – 0,02

Jumlah 100,15 100,27 100,03 100,25 100,36 99,07

Sumber : Industrial Minerals, 1988


BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 278

diperlukan. Walaupun secara formal penggunaan 5. Lin, I.J., Vermicullite & Perlit for Animal.
perlit belum begitu muncul dan belum dikenal luas,
melihat karakteristiknya, perlit dapat dikembangkan 6. ––––, Feedstuff & Crop Farming, Industrial Min-
volume asalnya, maka kemungkinan prospek perlit erals, p. 43 – 49,1989.
dari masa mendatang cukup cerah.
7. Peter W. Harber, Robert L. Bates, Vermiculite,
Industrial Minerals : Geology and World
6. PENUTUP Deposites, p. 295 – 298.

Sebagai mineral atau batuan yang dapat 8. Philip R. Strand & O.F. Stewart, Vermiculite,
mengembang bila dipanaskan dengan perlahan Industrial Mineral & Rocks, 5th Ed., Vol. 2, p.
maupun secara cepat hingga mencapai 20 kali 1375 – 1381.
volume asal, dan keberadaannya di Indonesia yang
kaya akan gunung berapi cukup tersebar luas dari 9. Roger Lougbrough, Minerals in Lightweight Insu-
Aceh hingga Irian Jaya menjadikan mineral ini cukup lation Filling the Market, Industrial Minerals, p.
berprospek untuk masa yang akan datang. 21 – 35, 1991.

10. Shackley D., Competition & Profitability in fu-


DAFTAR PUSTAKA ture, 4th Hungarian Perlite Conference, Indus-
trial Minerals, 1989.
1. Arthur C. Meisinger, Vermiculite, Mineral Facts
& Problems, 1985 edition, Bulletin 675, p. 917 – 11. Ted Dickson, Vermiculite Little Growth Envis-
922, 1985. aged, Industrial Minerals, p. 47 – 51, 1982.

2. Diana Kinch, Brazil set to boost Vermiculite 12. ––––, Perlit, Market, Patterns and Future Poten-
market, Industrial Minerals, p. 40 – 41, 1989. tial, Industrial Minerals, p. 17 – 37, 1977.

3. Lee Pettifar, Diversification the Key to Overall 13. ––––, Perlit Deposite in Zealand, Journal of
Expansion, Industrial Minerals, p. 55 – 75, 1981. Science and Technology, 1989.

4. Misalajuk, Z., Laporan Peninjauan Geologi Bahan


Obsidian Daerah S. Codot Rimbo Pengadang,
Kec. Lebong Selatan Kabupaten Rejang Lebong,
Propinsi Bengkulu, 1991. *****
BAHAN GALIAN INDUSTRI nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn 21 – 279

21 TALK
Oleh : Yudi Mandalawanto

1. PENDAHULUAN baik untuk pembentukan endapan talk murni (Winkler,


1994) :
Berkembangnya sektor industri di dalam negeri,
seperti industri kosmetik, industri cat, dan industri 3 dolomit + 4 kuarsa + H2 O = talk + 3 kalsit + 3CO2
keramik, secara tidak langsung menunjukkan bahwa
Gambaran geologi dari endapan talk bervariasi dan
kebutuhan terhadap komoditas mineral talk ikut
bermacam-macam, akan tetapi secara garis besar
meningkat, baik sebagai bahan baku utama maupun
mempunyai kesamaan.
bahan baku penolong.
Pertama, talk merupakan mineral sekunder yang
Walaupun data cadangan talk secara kuantitatif dibentuk dalam batuan induk (preexisting rocks),
belum ada, namun secara indikatif Indonesia baik secara langsung dari batuan tersebut maupun
mempunyai potensi untuk dapat mengembangkan melalui pembentukan mineral baru.
mineral ini, sehingga diperkirakan akan mampu
mengurangi ketergantungan impor talk yang sampai Kedua, endapan-endapan yang secara ekonomi
saat ini mendominasi kebutuhan di dalam negeri. penting, dibentuk di bawah kondisi metamorfosa
daerah dengan kadar rendah.
Peranan talk sangat penting dalam industri pemakai,
karena akan menghasilkan produk industri hilir Ketiga, badan/bentuk komersial umumnya tersusun
dengan ciri dan kualitas tinggi. Melihat kegunaan berlajur (tabular) dan selaras yang merupakan hasil
nya dalam industri hilir di dalam negeri, ternyata pelapukan setelah pembentukan material induknya.
peranan talk bersaing dengan mineral pengganti Keempat, sebagian besar badan “bijih” talk (talc ore
yang potensinya besar, seperti : kaolin dan felspar. bodies) terjadi dalam unit-unit batuan precambrian,
sedangkan yang lainnya diperkirakan. Alasannya,
hampir seluruh batasan-batasan talk terhadap
2. GEOLOGI precambrian dalam ruang dan waktunya disajikan
tidak jelas. Ini akan mudah dipahami dalam hal
2.1 Mula Jadi batuan ultramatic. Untuk batuan ini lebih banyak
dalam precambrian daripada dalam sistem geologi
Endapan talk dapat terjadi hampir di setiap benua yang lebih muda. Akan tetapi, akan lebih sulit dimengerti
dengan geologi endapan hampir semuanya sama, apabila dihadapkan dengan batuan dolomatic.
dan Alkalis sebagian besar batuan induk untuk
formasi talk merupakan batuan dolomit dan ultra- Untuk batuan ini lebih banyak di dalam cambrian dan
mafic. Menurut Chidester et al. (1964) terdapat sistem geologi yang lebih muda daripada dalam
tiga jenis endapan talk yang terdapat di Amerika precambrian. Kondisi sebagai akibat dari
Serikat, yaitu endapan talk yang berasosiasi metamorfosa yang dinamis dapat mencapai
dengan batuan sedimen, seperti yang terdapat di intensitas cukup hanya dalam waktu precambrian.
Nevada, California, Montana, New York, dan Texas;
endapan yang berasosiasi dengan batuan beku 2.2 Mineralogi
ultra matic, di Vermont, dan endapan yang
berasosiasi dengan batuan beku mafic di Talk adalah mineral yang sangat lunak dengan
pegunungan Appalachian. komposisi 3Mg 4SiO H2 O, dan biasanya terjadi
Reaksi kimia berikut merupakan metode yang cukup sebagai mineral sekunder hasil hidrasi batuan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 280

pendukung magnesium (magnesium bearing


rock) seperti peridotit, gabros, dan dolomit. 3.1 Penambangan

Apabila talk dibentuk dari peridotit (gabungan antara Sebagian besar talk ditambang dengan cara
magnesium yang olivin dengan pyroxene, prosesnya penambangan terbuka (open pit mining), akan tetapi
mengarah pada serpentinisasi atau steatisasi. cara penambangan dalam (underground mining) akhir-
Chlorit secara khusus diasosiasikan dengan talk akhir ini banyak digunakan, tentunya dengan alasan-
jenis ini. Dan apabila talk terjadi dalam endapan alasan tertentu, misalnya karena letak lokasi
sedimen, batuan induknya biasanya terjadi dengan endapan.
talk jenis ini.
Oleh karena tingkat kelicinan talk yang luar biasa,
Talk dengan kemurnian tinggi dapat diperoleh dari peralatan yang digunakan memerlukan spesifikasi
batuan sedimenter magnesium karbonat, khusus yang dapat memperkecil masalah yang
sedangkan untuk kemurnian rendah dapat diperoleh ditimbulkan oleh kondisi tersebut. Alat-alat pemuat
dari batuan beku ultrabasa. Tremolit, suatu dan pengangkut yang digunakan harus kendaraan
ampibole 2CaO5 MgO SO2 H 2 O diasosiasikan dengan ban atau rantai yang dapat mengurangi
dengan batuan metamorfik dan terjadi sebagai selip (licin), dan kemiringan harus dijaga jangan
batuan pipih atau kumpulan serat. Pyrophilite terlalu tajam.
adalah hydrous aluminium silikat yang mempunyai
kesamaan dengan talk dalam sifat-sifat dan Pemakaian peralatan pada tambang dalam umum
kegunaannya, dengan formula kimianya nya bersifat sederhana, sedangkan operasinya
Al2 O3 .4SiO2 .H 2 O. Blok pyrophylite yang masif menggunakan sumuran tegak (vertical shafts) dengan
adalah pyrophylite crypto crystaline yang kompak kedalaman 1000 feet. Metode penambangan yang
(compact cryptocrystaline pyrophylite) yang berisi digunakan adalah shrinkage stoping konvensional
rutil (TiO2 ) dan pengotor karbon dalam industri dengan sistem room and pillar. Untuk kondisi endapan
berlian sintetis, yaitu sebagai media transfer tekan talk yang berlapis, penyangga kayu seringkali
(pressures transfer medium ) dan mempunyai dibutuhkan untuk memproduksi hasil tambang yang
kemampuan mempertahanan integritas struktur bermutu tinggi dan lunak.
pada temperatur dan tekanan yang ultra tinggi.
Jenis ini dikenal secara umum sebagai wonder- Operasi penambangan untuk memproduksi bongkah
stone. kasar sebelum dipasarkan, biasanya dilaksanakan
dengan menggunakan metode pemboran
Unsur yang menentukan kadar talk untuk konvensional dan peledakan. Hal ini dilaksanakan
pembuatan instalator tuba elektronik adalah ste- untuk jenis bijih talk yang keras. Akan tetapi,
atite. Blok steatite talk merupakan bentuk masif memerlukan penanganan yang istimewa untuk
dari talk yang dapat dibentuk dengan mesin, dan menghindarkan berkurangnya kecerahan (brightness)
mempunyai tingkat penyusutan rendah yang talk. Pengambilan material untuk keperluan blok atau
merata, serta mempunyai resistivitas yang tinggi bongkah, atau untuk membentuk batuan yang
pada saat dibakar dalam temperatur tinggi. berdimensi, dilakukan dengan mengguna-kan bahan
peledak yang rendah (minimum).
2.3 Potensi
Salah satu contoh penambangan talk dengan sistem
Secara kuantitatif potensi mineral talk di Indo- tambang dalam (underground mining) dapat dilihat
nesia sampai saat ini belum diketahui. Akan pada Gambar 1, sedangkan salah satu contoh
tetapi, secara indikasi potensi mineral ini ada penambangan talk dengan sistem tambang terbuka
dan dapat dikembangkan. Endapan mineral talk (open pit mining) dapat dilakukan dengan sistem
yang telah diketahui terdapat di Kebumen, pembuatan jenjang-jenjang (back filling and digging
Jawa Tengah, dan Fayaul Halma-hera Tengah, method) seperti terlihat pada Gambar 2. Kegiatan
Maluku. dilakukan meliputi pengupasan, pemuatan, dan
pengangkutan, baik tanah penutup maupun tanah
3. PERTAMBANGAN
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 281

Gambar 1. Penambangan Talk dengan Sistem Tambang Dalam

Gambar 2. Penambangan Talk dengan Sistem Tambang Terbuka

endapan talknya. Pengupasan dilakukan dengan seperti buih, sedimentasi, hydro-claning, magnetic
menggunakan mesin gali seperti buldoser dan back separator kering/basah, pemutihan besaran butir
hoe. Material hasil pengupasan selanjutnya dimuat secara centrifugal, pengeringan dengan penyemprotan,
ke atas truk untuk diangkut ke lokasi penimbunan dan penggerusan dengan teknik baru. Penggerusan
dan pengolahan. teknik baru ini dimaksudkan untuk mendapatkan
ukuran partikel yang sangat kecil dan menghindarkan
3.2 Pengolahan dari pengotoran terhadap warna putih.

Penggilingan talk secara tradisional menghasilkan Kualitas talk umumnya ditentukan oleh butiran
produk talk dengan kemurnian yang rendah, partikel dan warna. Akan tetapi, dalam
sehingga cara ini mulai ditinggalkan. Generasi baru pengolahannya sangat rumit. Hal ini disebabkan
penggilingan talk meliputi aneka ragam pengolahan, sulitnya menentukan warna putih yang diinginkan,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 282

dan warna putih ini sering dikotori oleh peralatan Bongkah talk
penggerusan (ball mill). Untuk mengatasi hal tersebut,
media penggerusan sebaiknya menggunakan bahan
keramik, mengingat bahan galian talk itu lunak. Peremukan I
(jaw crusher)
Tahap pertama dalam peng-gilingan bijih talk untuk
menghasilkan ukuran partikel lebih besar dari 100 > 100 mesh
oversize
mesh menggunakan peralatan peremuk awal/pri-
Pengayakan
mary crusher (Gambar 3). Pada tahap ini biasanya
digunakan jaw crusher.
Peremukan II
Selanjutnya dilakukan pengayakan untuk memisah- (gyratory crusher)
kan butiran berukuran besar dari yang kecil. Butiran undersize
yang masih berukuran besar diremuk lagi dengan
peremuk kedua (secondary crusher), sedangkan yang
sudah berukuran kecil dapat langsung digerus agar Penggerusan
berukuran lebih halus. Pada peremukan kedua biasa
digunakan gyratory crusher sebagai alat peremuknya. Flotasi Tailing

Tahap selanjutnya adalah memisahkan talk dari


mineral-mineral pengotor dengan flotasi. Butiran- Kolam penampungan
butiran talk diapungkan dengan pembuihan,
sedangkan mineral pengotornya diendapkan. Pengentalan
Air
(thickening)
Tahap berikutnya memisahkan talk yang menempel
pada buih dengan cara pengentalan (thickening). Air
Penyaringan
yang keluar dari alat pengental (thickener) dibuang, Filtrat
(filtering)
sedangkan butiran talknya diolah dengan filter untuk
mendapatkan gumpalan butir-butir talk yang berupa
cake. Untuk menghasilkan talk yang kering dilakukan Cake
dengan mengeringkan cake dalam alat pengering(dryer).

Apabila terdapat mineral-mineral besi dalam talk, Pengeringan


maka mineral pengotor tersebut dapat dipisahkan (dryer)
dengan menggunakan alat pemisah magnetik (mag-
netic separator). Mineral-mineral besi akan tertarik Produk
oleh magnet sehingga talk terbebas dari mineral
pengotornya. Dalam proses pengolahan talk, semakin
Gambar 3. Diagram Alir Pengolahan Talk
kompleks mineral pengotor yang ada pada talk, akan
Secara Umum
semakin panjang tahap pengolahan yang dilakukan.

kadar rendah ternyata menunjukkan kecenderungan


4. KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI TALK naik yang sangat tinggi dalam penggunaannya. Talk
DALAM INDUSTRI merupakan salah satu mineral industri yang
mempunyai fungsi sebagai bahan pengisi (filler),
4.1 Kegunaan pelapis (coating) ataupun sebagai pitch-control agent.

Talk merupakan mineral yang mempunyai Kadar talk seringkali diidentifikasi menurut
kemampuan menyesuaikan diri yang tinggi (versa- kegunaannya. Sifat penting talk adalah kehalusan
tile mineral). Hal ini berarti bahwa tingginya tingkat dan kerataan, warna, kilap, licin, kandungan air,
kemurnian talk tidak memegang peranan penting penghisap minyak dan lemak, kelembaman, titik
dalam pemasarannya. Sebagai contoh, talk dengan fusi, konduktivitas listrik rendah, penghantar panas
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 283

tinggi, dan dielectric strength tinggi. Berdasarkan


sifat-sifat talk tersebut, maka talk dapat digunakan Tabel 1 menyajikan kegunaan dan fungsi talk dalam
pada industri kosmetik dan industri lainnya (cat, industri pemakai.
kertas, plastik, dan lain-lain), seperti yang terlihat 4.2 Spesifikasi Talk
pada Gambar 4.

Gambar 4. Pohon Industri Talk (Kegunaan Talk Diberbagai Industri)


BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 284

Tabel 1. Kegunaan Talk pada Beberapa Industri

Industri Kegunaan Fungsi

1. Keramik – penyekat/isolasi – keseragaman


– dinding dan genteng – tahan api
– peralatan makanan – tahan pecah
– refraktori – tahan tekanan
2. Kosmetik – bedak bayi – penghalus
– bedak badan – pewarna
– tepung halus – kemurnian
– bahan bulu mata – pengharum
– pewarna muka – penahan bau
– anti praspiran
– cream dan lations
3. Insektisida wettable powders – pembuat kuku
– penyerap
4. Cat – cat rumah – pewarna
– cat industri – pembentuk butiran/kehalusan
– tepung pelapis/dempul – pemurni
– penyerap bahan kimia
5. Plastik – model/bentuk kendaraan – besi lunak
– peralatan – pembentuk kehalusan
– dempul – pewarna
– pipa PVC – pemuai
– lantai/ubin buatan – penyerap bahan kimia dan cairan
6. Kertas – peredam suara – untuk permukaan
– pengganti serat – warna
– pengisi/filler – kemurnian
– pengatur warna – kikisan rendah
– penyerap
7. Atap – kasa untuk atap – penyerap bahan kimia
– penyerap cairan
– kehalusan
– tidak melekat (anti stick)
8. Karet – tali dan kabel – kemurnian
– kaus, pipa karet, selang karet – pembentuk kehalusan
– bahan pesawat – penyerap bahan kimia
– penyerap cairan

Sumber : Industrial Minerals, 1987, diolah kembali

Seperti telah dijelaskan bahwa kemurnian talk testing/pengecekan mengenai mineral talk, yang
belum menjamin pemakaian yang tinggi; artinya, dikaitkan dengan jenis industri tertentu.
bahwa setiap jenis industri memerlukan spesifikasi
khusus dari talk yang digunakan. Untuk itu perlu a. Industri Kosmetik
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 285

Standar talk untuk kosmetik dari United States


Penggunaan talk untuk kosmetik agar mutunya Pharmaceopia and Dispensatory of The United States
sangat baik dan mahal harganya, maka talk adalah sebagai berikut :
harus bebas dari pengotor yang nampak
kemurniannya, warnanya harus putih murni, bebas – Sangat putih atau putih keabu-abuan;
bakteri, daya serapnya tinggi, besar butirnya 99% – Bentuk tepung kristalin;
– 200 mesh, LOI tidak kurang dari 5%, daya – Manis-manis melekat pada kulit;
larut pada asam tidak kurang dari 2,5%. – Bebas dari kekasaran;
– Pembakaran (5%);
Beberapa standar untuk kosmetik agar talk bermutu – Melarutkan/menyerap asam (1% maks.);
tinggi antara lain : Standar kosmetik dari Johnson – Menyerap air (0,5% maks.);
and Johnson Australia, yang menggunakan talk – Bebas dari larutan besi di air.
dengan standar utama dari Mt Filton adalah sebagai
Kegunaan talk pada industri kosmetik mempunyai
berikut :
fungsi bermacam-macam, di antaranya sebagai
penghalus pada bedak bayi, pewarna pada bedak
– Dapat melarutkan asam (1,25%); badan, pemurnian pada tepung halus, pengharum
– Bulk density (20 – 25 pcf); pada bahan bulu mata, penahan bau pada pewarna
– Licin, tidak kasar dan harus melekat pada kulit; muka, anti-bau badan (perspirants) dan pewangi,
– Fe2 O3 (0,3%); serta penghalus pada cream dan lotions. Tabel 2
– Min 200 mesh (98,5%); menyajikan standar talk dari beberapa negara dan
– Min 100 mesh (100 %). Tabel 3 menyajikan spesifikasi talk menurut negara
produsen.
Standar talk untuk kosmetik dari British Pharma-
coepia adalah antara lain : b. Industri Keramik

– Sangat putih bedak/tepungnya; Untuk talk yang lunak dan masif juga bebas dari
– Netral (acidity alkality test); pengkristalan mineral pengganggu/pengotor,
– Menyerap asam (1% maks.); terutama sekali untuk spesifikasi yang minimal :
– Menyerap air (0,5%);
– besar butir : 95% lolos 325 mesh
– Kekeringan (105) (1% maks.)
99% lolos 200 mesh
– Pembakaran (1000) (6%).
– warna sesudah : kuning muda atau putih
dibakar

Tabel 2. Standar Talk untuk Kosmetik dari Beberapa Negara

Negara T.G.A Limits New York North Mt


Toilet Goods Kanada India Perancis Italia California Filton
State Carolina
Unsur Association SA

LOI maks. 7% 9,92 1,98 4,18 2,28 3,94 6,79 2,26 4,51
R2O3(Fe 2O3,
Al2O3, Free maks. 6% 1,40 0,43 0,85 0,40 1,08 0,63 0,07 1,19
SiO2) acid
solution
Fe 2O3 maks. 0,75 1,30 0,43 0,48 <0,4 0,57 <0,63 <0,07 0,58
CaO maks. 1,5 4,09 0,11 0,24 0,53 2,73 3,72 0,94 nd
Carbonates none trace none none none none none none –
Pb ppm maks. 20 0 1 2 0 0 0 1 –
As ppm maks. 2 1 2 1 0 0 0 1 –
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 286

Tabel 3. Spesifikasi Talk Menurut Negara Produsen

Negara
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Unsur-unsur

SiO2 59,8 61,0 38,4 55,8 38,9 62,4 60,3 57,4 62,2 46,3 63,5
Al2 O3 0,57 2,36 1,74 – 0,9 0,2 1,77 1,29 0,61 12,6 –
Fe2 O3 0,05 0,84 0,91 0,40 0,60 0,10 0,23 – 0,13 – –
FeO 0,15 0,03 5,21 – 5,90 0,20 0,85 0,86 0,45 1,50 –
MnO 0,39 – – – – – – – – – –
CaO 6,80 0,56 1,22 0,40 1,00 0,30 0,64 13,5 0 0,40 –
MgO 27,5 33,8 32,0 31,4 32,8 31,3 31,1 23,9 32,1 30,6 31,7
Na2 O2 + K2 O 0,07 – – 0,1 – – – 0,44 0 – –
SO3 4,75 – – – – – – – – – –
H2 O + LOI 4,55 1,03 3,58 5,00 3,00 4,90 5,20 2,20 4,51 4,60 4,80
H2 O 0,45 – – – 0,10 0,10 – – 0,11 – –
CO2 1,18 – 16,3 3,60 16,8 0,5 0,78 – – 4,00 –

Sumber : Purity spesification for talc

Keterangan :
1. Talville, New York, Amerika Serikat 7. Italia (kadar kosmetik super halus)
2. Norwegia 8. California, Amerika Serikat (tremolitic talc)
3. Finlandia 9. Best snow white, Mt Fitton
4. Norwegia (talk abu-abu) 10. Talk kadar rendah untuk keramik, Perancis
5. Norwegia (A.T) 11. Talk murni (teoritis)
6. Norwegia (I.T)

– SiO2 : min. 60%


– MgO : min. 30% – Fe2 O3 : 1,5%
– Al2 O3 : maks. 2,5% – CaO : 1,5%
– CaO : maks. 1,0% – Al2 O3 : 4,0%
– Fe2 O3 : maks. 1,5%
– Alkalis nominal : 0,4%
– LOI : maks. 6,0% 5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK TALK DI
– Acid Soluble lime : maks. 1,0% INDONESIA

Talk dengan kandungan Al yang tinggi digunakan 5.1 Perkembangan


dalam porselen listrik antara lain :
a. Konsumsi
– MgO : 30%
– LOI : -5% Konsumsi talk pada berbagai macam industri hilir
– CaO, Fe2 O3 , dan Alkalis : < 15% selama kurun waktu 1977 – 1994 menunjukkan
peningkatan yang cukup besar, yaitu rata-rata
Talk untuk bahan isolasi : 30,06% per tahunnya (Tabel 4 dan Gambar 5). Pada
tahun 1993 konsumsi mencapai 36.352 ton atau
– CaO : maks. 2,0% hampir lima kali konsumsi talk pada tahun 1983.
– Fe2 O3 : maks. 0,3%
– Al2 O3 : maks. 4,0% Ditinjau dari segi industri hilirnya, pemakai utama
mineral talk adalah industri kosmetik, industri
sedangkan spesifikasi steattite dari MSBM adalah :
barang keramik dan porselein, industri cat, industri
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 287

Tabel 4. Perkembangan Konsumsi, Impor, kertas, serta industri lainnya yang meliputi industri
dan Harga Talk Tahun 1977 – 1994 barang-barang dari karet, industri ban luar, industri
coklat bubuk, dan kembang gula.

Tahun Konsumsi Harga*) Impor Kontribusi pemakaian talk pada industri untuk data
(ton) (000 Rp/ton) (ton) tahun 1993, dapat dilihat pada Gambar 6.Pemakaian
1977 1.695 367 12.244 talk pada industri kosmetik mencapai 55% dari
1978 1.762 367 11.103 konsumsi keseluruhan, sedangkan sisanya terbagi
pada industri lainnya seperti industri keramik dan
1979 2.822 342 10.457
porselain, cat, plastik, dan kertas.
1980 3.028 359 10.946
1981 3.426 371 12.824
b. Impor
1982 3.605 395 17.356
1983 7.379 426 20.296 Selama kurun waktu pengamatan (1977 – 1994)
1984 2.850 330 17.229 impor mineral talk mengalami perubahan dengan
1985 7.895 407 12.759 laju perubahan yang tidak tetap dan kenaikan rata-
1986 6.266 363 27.287 rata per tahunnya mencapai 16,60% per tahun (Tabel
1987 6.450 364 16.753 4 dan Gambar 5). Dari tahun 1983 sampai tahun
1988 8.127 376 28.548 1994 impor talk mengalami kenaikan dan penurunan,
1989 8.437 385 27.741 dan tercatat pada tahun 1994 impor menunjukkan
1990 10.054 397 43.770 angka 58.328 ton atau hampir tiga kali impor pada
1991 12.448 431 28.879 tahun 1984. Tercatat 21 negara pengimpor talk ke
1992 14.603 469 30.900 Indonesia. Pada tahun 1994 terbesar datang dari
1993 36.352 508 59.609 negara RRC yang mencapai 92,50, Amerika Serikat
1994 28.948 552 58.328 1,68%, Australia 1,58%, dan Thailand 1, 43%.
(Gambar 7).
Sumber : Biro Pusat Statistik, diolah kembali oleh PPTM. c. Harga
Keterangan : *) harga berdasarkan harga konstan tahun 1993.

Gambar 5. Perkembangan Konsumsi dan Impor Talk


BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 288

Gambar 6. Konsumsi Talk Berdasarkan Sektor Industri, Tahun 1993

Gambar 7. Impor Talk Berdasarkan Negara Asal, Tahun 1994

Sampai saat ini harga standar talk belum dapat secara teoritis diakibatkan oleh berbagai faktor,
diperoleh karena belum ada laporan secara periodik. antara lain kualitas talk, jarak industri pemakai dari
Namun, harga talk diperoleh dengan membagi nilai pelabuhan impor, kuantitas talk yang dibeli, dan lain
konsumsi terhadap jumlah tonase konsumsi setiap lain. Dalam tahun pengamatan (1977 – 1994) harga
tahunnya, sehingga harga yang diperoleh merupakan talk atas dasar harga yang berlaku mengalami
harga beli rata rata oleh pabrik. Variasi dari harga ini kenaikan 15,10%. Akan tetapi berdasarkan harga
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 289

konstan tahun 1993, harga talk sebenarnya macam manfaat yang cukup layak di kemudian hari
mengalami kenaikan sebesar 2,89% per tahunnya dan untuk mendapatkan gambaran apa saja yang
(Tabel 4). mungkin di kemudian hari.

5.2 Prospek Dalam pengkajian aspek keuangan diperhitungkan


berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk modal
Idealnya, penelaahan baik tidaknya prospek tetap dan modal kerja/operasional sehari-hari. Modal
pengembangan talk harus didukung oleh data dan tetap meliputi tanah, gedung/bangunan lain, mesin/
informasi yang lengkap, seperti data potensi, peralatan, dan kendaraan lapangan. Sedangkan
produksi, konsumsi, ekspor, impor, harga, kebijakan modal kerja/operasional yang diperlukan untuk
pemerintah, serta informasi lainnya. memutar roda operasional sehari-hari meliputi :bahan
penolong, bahan bakar, gaji dan upah, dan lain-lain.
Akan tetapi, pada kenyataannya untuk memperoleh
data yang lengkap tidak semudah yang dibayang- Perubahan mengenai penilaian investasi proyek
kan. Sebagai jalan keluar, penelaahan prospek penambangan talk menggunakan konsep nilai waktu
pengembangan komoditas talk dapat dilakukan uang (time value of money) dengan mendasarkan
dengan cara memantau prilaku/gerak konsumsi dan pada proceededs (cash flow) yang didiskontakan
impor untuk kurun waktu tertentu. atas dasar biaya modal (cost of capital) dan beberapa
kriteria keuntungan seperti Net Present Value
Data komoditas talk yang ada, ternyata menunjukkan (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback
ketidaklengkapan. Data konsumsi belum termasuk Period.
data konsumsi pada industri farmasi, refraktori,
makanan ternak dan insektisida. Hal ini menyebabkan a. Net Present Value
ketidakseimbangan pemasokan dan kebutuhan,
dan pemasokan lebih besar daripada kebutuhan. Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang
investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas
Ketidakseimbangan ini akan menyebabkan bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung
terakumulasinya stok industri. Keadaan ini nilai sekarang tersebut perlu ditentukan terlebih
menunjukkan bahwa prospek pengembangan dahulu tingkat suku bunga yang dianggap relevan.
komoditas talk di Indonesia kurang baik. Akan tetapi Apabila nilai sekarang penerimaan kas bersih di
apabila melihat pergerakan volume impornya yang masa yang akan datang lebih besar daripada nilai
cenderung menaik, maka sebetulnya prospek sekarang investasi, maka proyek dikatakan
pengembangan komoditas talk ini menggembirakan. menguntungkan. Sedangkan apabila lebih kecil
Juga, ditunjang oleh adanya indikasi cadangan talk (disebut NPV negatif), proyek dinilai tidak
di Indonesia, menunjukkan bahwa kesempatan menguntungkan. Adapun rumus NPV adalah :
untuk mengembangkan industri pertambangan talk
di Indonesia cukup besar. NPV = t (1+i)-t - t (1-i)-t

Namun, perlu diperhatikan bahwa peranan harga NPV = nilai bersih (keuntungan) saat sekarang;
dan mineral pengganti sangat besar, seperti ka- B(t) = total penerimaan (benifit) dari periode t
olin, dan lain-lain. Oleh karena itu, tingkat harga C(t) = total biaya yang dikeluarkan pada waktu t
talk yang akan diproduksi di dalam negeri (1+i)-t = PWF (present wort factor) atau discount
hendaknya tidak lebih tinggi dari harga talk impor, factor (DF) yang merupakan faktor koreksi
serta harus diusahakan tingkat harga tersebut pengaruh waktu terhadap nilai uang pada
sebanding dengan harga-harga mineral pengganti. periode t dengan nilai interest rate i per
tahun.

6. KRITERIA INVESTASI Berdasarkan aliran kas (cash flow ) tahunan selama


5 tahun (Tabel 4), maka diperoleh NPV atas dasar
Investasi merupakan usaha menanamkan faktor- DF 18% sebesar Rp 325.802.542,20; sedangkan
faktor produksi langka dalam proyek tertentu atas dasar DF 30% diperoleh NPV sebesar Rp
(komoditas talk) dengan tujuan memperoleh berbagai 139.450.785,9. Dengan melihat angka tersebut,maka
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 290

proyek dianggap layak karena nilai NPV positif. proyek akan dihadapkan pada masalah
ketidakpastian dalam penafsiran aliran kas, maka
b. Internal Rate of Return (IRR) perlu diperkirakan kemungkinan kemungkinan yang
akan terjadi bila proyek tersebut sudah berjalan.
IRR untuk suatu investasi adalah tingkat suku bunga
yang menyamakan present value dari aliran kas Harga Talk Mengalami Penurunan
masuk. Secara matematis tingkat suku bunga
sebagai IRR dinyatakan sebagai r, dengan rumus : Jika yang terjadi adalah penurunan harga jual, maka
dimana : dengan adanya penurunan harga jual sebesar Rp
r = IRR yang dicari 50.000,00/ton dari Rp 200.000,00/ton menjadi Rp
P1 = tingkat suku bunga ke 1 150.000,00/ton, akan mengakibatkan nilai NPVturun
P2 = tingkat suku bunga ke 2 menjadi Rp 59.408.007,80 dari sebelumnya Rp
C1 = NPV ke 1 139.450.785,90 .
P 2 – P1
r = P1 - C1 IRR juga mengalami penurunan dari nilai sebelumnya
C2 – C1 38,98% menjadi 24,27%, begitu pula pay back
period berubah dari sebelumnya selama 2 tahun 4
C2 = NPV ke 2 bulan menjadi 3 tahun 3 bulan. Walaupun demikian,
mengingat suku bunga pinjaman saat ini antara 18 –
Dengan memasukan nilai NPV yang telah diperoleh 24 %, nilai NPV pada DF 18 – 24% positif dan
ke dalam rumus IRR tersebut, maka diperoleh payback period masih di bawah 5 tahun rencana,
besarnya IRR proyek penambangan talk = 38,98%. maka proyek ini masih dianggap layak melakukan
Berdasarkan nilai tersebut, maka jika tingkat suku usaha biarpun harga talk mengalami penurunan
bunga pinjaman bank saat ini berkisar antara 18 – harga sebesar Rp 50.000,00/ton.
24% per tahun, proyek tersebut dianggap layak
untuk diusahakan. Biaya Operasional Mengalami Kenaikan
Hingga 30%
c. Payback Period
Apabila terjadi peningkatan biaya operasionalsampai
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepatsuatu dengan 30%, akan mengakibatkan NPV pada DF
investasi bisa kembali. Kalau payback period ini 18% turun menjadi Rp 206.212.702,90 dari Rp
lebih pendek daripada yang diisyaratkan, maka 325.802.542,20 sebelumnya. Pada tingkat DF 30%,
proyek dikatakan menguntungkan. NPV turun menjadi Rp 46.914.699,40 dari
sebelumnya Rp 139.450.785,90.
Dari hasil perhitungan, aliran kas selama proyek
berjalan lima tahun usaha diperoleh aliran kas pada IRR juga mengalami penurunan dari nilai sebelumnya
tahun ke 1 sebesar Rp 118.417.060,00; sebesar 38,98% menjadi 33,53%, begitu pay back
tahun ke 2 sebesar Rp 195.360.580,00; period berubah dari 2 tahun 4 bulan menjadi 2 tahun
tahun ke 3 sebesar Rp 272.304.100,00; 8 bulan. Dengan demikian, proyek penambangan
tahun ke 4 sebesar Rp 272.304.100,00; talk tersebut masih layak untuk diusahakan walaupun
tahun ke 5 sebesar Rp 392.304.100,00; terjadi peningkatan biaya operasional hingga 30%.

Sementara total modal yang dikeluarkan sebesar Rp


392.000.000,00 sehingga diperoleh payback period 7. PENUTUP
selama 2 tahun 4 bulan dari rencana operasional
proyek 5 tahun. Dengan demikian, proyek Semakin berkembangnya industri yang memerlukan
penambangan talk ini berdasarkan kriteria payback bahan baku talk yang selama ini masih dipenuhi oleh
period dianggap layak untuk diusahakan. impor, semakin membuka peluang untuk usaha
d. Analisis Kepekaan pengembangan pertambangan talk di Indonesia.
Oleh karena itu, sudah saatnya Pemerintah, c.q
Ketidakpastian berarti semakin banyak kemungkin- Departemen Pertambangan dan Energi melakukan
an yang akan terjadi. Karena apabila suatu rencana peningkatan penelitian mengenai cadangan talk di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 291

Indonesia yang secara kuantitatif besar cadangannya Pusat Statistik, Jakarta.


belum diketahui. Salah satu faktor yang perlu
dipertimbangkan, adalah persaingan harga dengan 6. ----------, Statistik Perdagangan Luar Negeri In-
mineral-mineral pengganti, seperti kaolin, felspar, donesia, Impor, Jilid I, Tahun 1984 – 1994, Biro
dan lain-lain merupakan paramater yang perlu Pusat Statistik, Jakarta.
diperhatikan.
7. ----------, Kompilasi Informasi Endapan Bahan
Galian Industri Indonesia, Bagian I, PPTM,
DAFTAR PUSTAKA Bandung, 1986.

1. Bateman, Alan M., Economy Mineral Deposit, 8. Tatang Wahyudi, Sujarwanto, Sujarwo, Bambang
John Willey & Sons Inc., New York.Berry, L.G., Sunarto, Bahan Galian Industri Talk, B.03.95 ,
and Brian Mason, 1959 Mineralogy, WH Free- PPTM, Bandung, 1995.
man and Co., San Fransisco.
9. Yudi Mandalawanto, Model Ekonometrik Talk
2. Grexa Ronald W., North American Talc, Compe- Indonesia, Tahun 1977 – 1986, Laporan Ekonomi
tition in Every Direction, Industrial Minerals, Bahan Galian No. 62, PPTM, Bandung, 1989/
June 1987. 1990.

3. -----------, Purity Specification for Talc, United


States Pharmacopoeia, 17 p. *****
4. ----------, Statistik Industri, tahun 1984 – 1993,
Biro Pusat Statistik, Jakarta.

5. ----------, Statistik Perdagangan Luar Negeri In-


donesia, Ekspor, Jilid I, Tahun 1984 – 1994, Biro
BAHAN GALIAN INDUSTRI nnnnnnnnnnnnnnnnn 22 – 292

22 TANAH JARANG
Oleh : Ridwan Saleh,
M. Arifin

1. PENDAHULUAN – REE-berat atau subkelompok yttrium yang


meliputi gadolinium hingga lutetium dan yttrium.
Tanah-jarang adalah nama yang diberikan kepada
kelompok lanthanida, yang merupakan logam transisi Tanah-jarang mempunyai sifat reaktif tinggi terhadap
dari Grup 111B pada Tabel Periodik. Kelompok air dan oksigen, bentuk senyawa stabil dalam kondisi
lanthanida terdiri atas 15 unsur, yaitu mulai dari oksidasi +3, titik leleh relatif tinggi, serta sebagai
lanthanum (nomor atom 57) hingga lutetium (nomor bahan penghantar panas yang tinggi. Beberapa sifat
atom 71), serta ditambah dengan yttrium (nomor penting REE lainnya dapat dilihat pada Tabel 1.
atom 39) karena unsur terakhir ini memiliki toleransi
sifat sebagai tanah-jarang. Tanah-jarang tersebar luas dalam konsentrasi rendah
(10 – 300 ppm) pada banyak formasi batuan yang
Sebelum teknologi pengolahan modern berkembang, melingkupi kerak bumi. Walaupun tanah-jarang lebih
identifikasi dan ekstraksi REE tunggal sangat sulit umum dijumpai pada batuan granitik dibandingkan
dilakukan. Saat ini tidak hanya konsentrat RE-min- dengan pada variasi batuan basa, konsentrasi REE
eral dan RE-garam yang dapat dijumpai di pasaran tertinggi dijumpai pada batuan beku alkalin dan
dunia. Namun, dapat dijumpai pula REE tunggal karbonatit.
dalam bentuk RE-metal dan RE-oksida.
Dalam berbagai batuan, RE-mineral pada umumnya
Penggunaan tanah-jarang sangat luas dan kini erat
merupakan mineral ikutan (accessory minerals),
kaitannya dengan produk industri teknologi tinggi.
bukan sebagai mineral utama pembentuk batuan.
Industri komputer, telekomunikasi, nuklir, dan ruang
Berdasarkan mula jadi, cebakan RE-mineral dibagi
angkasa di masa mendatang diperkirakan akan
dalam dua tipe, yaitu cebakan primer sebagai hasil
mendominasi penggunaan tanah-jarang, terutama
proses magmatik hingga hidrothermal, serta cebakan
REE tunggal, seperti neodymium, samarium, eu-
sekunder sebagai hasil proses rombakan dan
ropium, gadolinium, dan yttrium.
sedimentasi (Tabel 2).

Pembentukan RE-mineral primer dalam batuan yang


2. GEOLOGI
berasosiasi karbonatit menghasilkan mineral
bastnaesit dan monasit. Cebakan RE-mineral yang
2.1 Mineralogi dan Mula Jadi
umum dikenal dan diusahakan adalah cebakan
REE merupakan kelompok lanthanida yang terdiri sekunder, yang sebagian besar berupa mineral
dari lanthanum hingga lutenium, yang satu sama lain monasit yang telah mengalami rombakan dari batuan
mempunyai sifat kimia sama. Yttrium, walaupun asalnya serta telah diendapkan kembali sebagai
tidak termasuk dalam kelompok lanthanida, karena endapan sungai, danau, delta, dan pantai.
mempunyai toleransi sifat sebagai tanah-jarang,
dimasukkan ke dalam kelompok REE. Karena variasi Selama ini telah diketahui lebih dari 100 jenis RE-
radius ion dan susunan elektron yang besar, REE mineral, dan 14 jenis di antaranya diketahui
diklasifikasikan ke dalam dua subkelompok, yaitu : mempunyai kandungan total % REO tinggi. RE-
mineral tersebut dikelompokkan dalam mineral
– REE-ringan atau subkelompok cerium yang karbonat, fosfat, oksida, silikat, dan fluorida
meliputi lanthanum hingga europium, (Tabel 3). Walaupun demikian, saat ini hanya
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 293

Tabel 1. Karakteristik REE dan Yttrium

Nomor Berat Sub Kelompok


Unsur Simbol Oksida Warna Oksida
Atom Atom REE

Lanthanum 57 La 138,91 La2 O3 Putih atau tidak berwarna


Cerium 58 Ce 140,12 CeO2 Putih, tidak berwarna, kuning
Praeseodymium 59 Pr 140,91 Pr6 O11 Hijau. hitam
Neodymium 60 Nd 144,24 Nd2 O3 Biru lembayung REE – Ringan
Promethium 61 Pm 146,00 Pm2 O3 Merah muda
Samarium 62 Sm 150,43 Sm2 O3 Merah, krem
Europium 63 Eu 152,00 Eu2 O3 Tidak berwarna
Gadolinium 64 Gd 157,25 Gd2 O3 Putih atau tidak berwarna
Terbium 65 Tb 158,93 Tb4 O7 Putih, tidak berwarna, coklat
Dysprosium 66 Dy 162,46 Dy 2 O3 Krem
Holmium 67 Ho 164,93 Ho2 O3 Krem
Erbium 68 Er 167,26 Er2 O3 Merah muda REE – Berat
Thulium 69 Tm 169,93 Tm2 O3 Hijau
Ytterbium 70 Yb 173,04 Yb2 O3 Hijau, tidak berwarna
Lutetieum 71 Lu 174,97 Lu2 O3 Tidak berwarna
Yttrium 39 Y 88,91 Y2 O3 Putih

Sumber : Industrial Mineral, April 1984 dan roskill Information Service, 1988

Tabel 2. Klasifikasi Cebakan RE-Mineral

Proses Pembentukan Tipe Cebakan Contoh

Magmatik Karbonatit Mountain Pass (AS), Bayan Obo (Cina)


hingga Granit alkaliln Strange Lake (Kanada)
hidrothermal Pegmatit –
Urat–urat hidrothermal Steenkampskraal (Afrika Selatan)

Rombakan dan Aluvial (pantai, sungai, dan lain-lain) Australia, India, Brazilia
sedimentasi Konglomerat Blind River (Kanada)
Residu Longnam, Xunwu (Cina)

Sumber : Industrial Mineral, Special Review, 1991

terdapat tiga jenis RE-mineral yang diusahakan Cebakan bastnaesit dijumpai sebagai urat-urat bijih
secara komersial, yaitu bastnaesit, monasit, dan dan diseminasi dalam suatu komplek batuan
xenotim. karbonatit-silikat. Cadangan bastnaesit terbesar
terdapat di Bayan Obo (Cina), sedangkan cadangan
a. Bastnaesit komersial dengan kadar sangat tinggi dijumpai di
Mountain Pass (Kalifornia, Amerika Serikat).
Bastnaesit mengandung 7 – 10% REO dan yttrium
sangat kecil (0,05%). Sifat fisik bastnaesit antara b. Monasit
lain berwarna kuning pucat hingga coklat, kekerasan
sekitar 4 – 4,5 (skala Moh's), dan berat jenis lima. Monasit mengandung lebih dari 70% REO dan 2%
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 294

Tabel 3. RE-Mineral Utama

Mineral Formula Tipe % Reo Maks

Bastnaesit CeFCO3 Fluokarbonat 75


Monasit (Ce,Y)PO4 Fosfat 65
Xenotim YPO4 Fosfat 62
Apatit (Ca, Ce)5 [(P,Si)O4 ]3 (O,F) Fosfat 12
Pyroklor (Na, Ca, Ce)2 Nb2 O6 F Oksida 6
Fergusonit (Y,Er,U,Th) (Nb,Ta,Ti)O4 Oksida 46
Samarskit (Y, Er,U,Ca) (Nb, Ta,Ti)2 O6 Oksida 22
Euxenit (Y,Ca,Ce,U,Th) (Nb,Ta, Ti)2 O6 Oksida 30
Brannerit (U, Ca, Fe, Y, Th)3 (Ti,Si)5 O16 Oksida 12
Allanit (Ce, Ca, Th)2 (Al,Fe)3 (SiO4 )3 (SiO4 )3 OH Silikat 28
Cerit CaCe6 Si3 O13 Silikat 70
Gadolinit (Y, Ce)2 FeBe2 Si2 O10 Silikat 48
Zirkon (Zr,Th,Y,Ce)SiO4 Silikat ?
Fluocerit CeF3 Fluorida 70

Sumber : Industrial Mineral, 1982

Y2 O3 . Sifat fisik monasit antara lain berwarna kuning timah aluvial di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan
hingga coklat kemerahan, dengan kekerasan 5 (skala Australia.
Moh’s), berat jenis 5, serta mempunyai ketahanan
terhadap proses pelapukan. 2.2 Cadangan

Cebakan utama monasit adalah endapan aluvial dan Cadangan dan sumber daya tanah-jarang dunia
pasir pantai, yang dijumpai bersama-sama dengan diperkirakan sebesar 45 juta ton REO, atau sekitar
mineral berat lain, seperti ilmenit, rutil, kasiterit, dan 1000 kali konsumsi dunia saat ini (Tabel 4). Hampir
zirkon. seluruh cadangan tersebut dijumpai dalam bentuk
mineral bastnaesit dan monasit, yang berarti hampir
Endapan pantai terpenting yang mengandung lebih sekitar 94% merupakan sumber REE-ringan.
dari 80% mineral berat dan 1 – 20% monasit terdapat
di sepanjang pantai Australia, Bahia dan Espirito
Santo (Brazilia), serta Tamil Nadu dan Kerala (India). Tabel 4. Cadangan Tanah-Jarang Dunia
Cebakan monasit lainnya terdapat di Sri Lanka, (dalam ribu ton REO)
Afrika Selatan, Madagaskar, Malaysia, Indonesia,
Thailand, Cina, dan Korea Selatan, sedangkan di Negara Cadangan Cadangan Dasar
Amerika Selatan (di luar Brazilia) terdapat di Uru-
guay dan Argentina. Cina 36.000 36.000
Amerika Serikat 5.500 6.500
c. Xenotim India 1.800 1.900
Australia 680 750
Xenotim mengandung lebih dari 62% REO, dan Negara CCS 450 500
merupakan sumber utama dari REE – berat dan Kanada 164 200
yttrium. Mineral ini dapat pula mengandung unsur-
Malaysia 30 35
unsur radioaktif, seperti uranium dan thorium. Sifat
Brazilia 20 73
fisik xenotim antara lain berwarna kuning hingga
Thailand 1 1
hijau kecoklatan, kekerasan 4,5 (skala Moh’s), dan
Lainnya 174 1.700
berat jenis 4,5.
Jumlah 45.000 48.000
Xenotim terutama diperoleh sebagai produk
sampingan dari penambangan dan pengolahan bijih Sumber : Industrial Minerals, Special Review, 1991.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 295

Daerah prospektif tanah-jarang terutama cebakan 3. PERTAMBANGAN


primer belum banyak diketahui; namun, yang telah
diketahui secara pasti adalah cebakan sekunder, 3.1 Penambangan dan Pengolahan
yaitu berupa mineral monasit dan xenotim. Mineral
ini bersama-sama dengan mineral ilmenit dan zirkon RE-mineral ditambang secara open pit untuk cebakan
merupakan mineral ikutan bijih timah sekunder yang primer (bastnaesit), sedangkan tambang semprot
dijumpai di daratan dan perairan P. Karimun Kundur, dan kapal keruk (dredging) untuk cebakan-cebakan
P. Bangka, dan P. Belitung (Gambar 1). aluvial (monasit dan xenotim). Pada umumnya min-

Keterangan :
Sn : kasiterit
W : wolframit
Ta-Nb : tantalum-nibium
Zr : zirkon
Y : yttrium (xenotim)
Ce : cerium (monasit)

Gambar 1. Daerah Prospektif Cebakan Re-Mineral Sekunder di Indonesia


BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 296

eral-mineral tersebut merupakan produk sampingan, khususnya yttrium. Di Malaysia dan Thailand,
kecuali cebakan bastnaesit di Mountain Pass yang konsentrat xenotim mempunyai kadar 60% Y2 O3 .
merupakan produk utama
3.2 Pemurnian
a. Bastnaesit
Proses pemurnian bertujuan untuk memperoleh RE-
Bastnesit merupakan sumber utama REE-ringan garam yang salah satu atau lebih unsur telah
yang ditambang sebagai produk utama di Mountain dipisahkan, serta REE tunggal baik dalam bentuk
Pass. Operasi penambangan (open pit), pengolahan, RE-oksida maupun RE-metal. Tahapan umum proses
dan pemurnian mineral ini telah berlangsung sejak pengolahan dan pemurnian tanah-jarang dapat dilihat
40 tahun yang lalu. Dalam lima tahun terakhir kapa- pada Gambar 2.
sitas produksi tambang telah mencapai 10 – 18 ribu
ton REO per tahun.
4. KEGUNAAN, PRODUK DAN SPESIFIKASI
Di Bayan Obo, bastnaesit diperoleh sebagai produk TANAH-JARANG
sampingan dari tambang bijih besi.
4.1 Kegunaan
Bijih bastnaesit di Bayan Obo mengandung 5 – 6%
REO, sedangkan di Mountain Pass 7 – 10% REO. a. Peleburan
Dengan proses pengolahan mineral (terutama flotasi)
akan diperoleh konsentrat bastnaesit dengan kadar Pemanfaatan RE-metal dan paduannya terutama
60% REO, dengan proses pelindihan kadar dapat dalam industri logam telah berlangsung sejak tahun
ditingkatkan menjadi 70% REO, dan dengan 1948. Jenis RE-metal dan paduannya yang terpenting
kombinasi antara pelindihan dan kalsinasi kadar adalah cerium, yttrium, mischmetal, dan RE-silisida.
dapat mencapai 85% REO.
Pada umumnya, fungsi RE-metal dan paduannya
b. Monasit adalah untuk mempermudah dalam proses
peleburannya sendiri serta untuk meningkatkan mutu
Monasit yang juga merupakan sumber utama REE- produk akhir. Hal ini disebabkan salah satu
ringan, diperoleh sebagai produk sampingan dari keuntungan RE-metal dan paduannya dapat
penambangan dan pengolahan mineral berat, seperti mengendalikan kandungan inklusi sulfida dalam
ilmenit, rutil, dan zirkon (Australia, Brazilia, Cina, produk akhir.
dan India); serta kasiterit, ilmenit, dan zirkon (Malay-
sia, Thailand, dan Indonesia). Dalam peleburan logam besi baja maupun logam
non-besi, RE-metal dan paduannya berfungsi untuk
Konsentrat monasit terutama diperoleh dengan meningkatkan mutu produk akhir, seperti :
proses pengolahan mineral secara konsentrasi
gravitasi, elektrostatik, dan magnetik. Sebagian besar – Membantu meningkatkan ketahanan dari
konsentrat monasit yang umumnya berasal dari keretakan karena adanya tekanan.
proses pengolahan mineral berat tersebut mempunyai
– Memberikan ketahanan lebih merata ke arah
kadar 55 – 65% REO.
memanjang dan melintang.
c. Xenotim – Dapat mengurangi keretakan akibat indusi
hidrogen, seperti HS 2 atau sumber-sumber
Xenotim umumnya diperoleh sebagai produk hidrogen lainnya.
sampingan dari penambangan dan pengolahan min-
eral berat, seperti kasiterit, ilmenit, zirkon, dan – Memperbaiki sifat fisik lainnya, seperti ringan,
monasit di Asia Tenggara; serta penambangan dan tahan terhadap gaya tarikan dan geseran,
pengolahan (pelindihan) bijih uranium di Kanada. serta meningkatkan daya redam terhadap
getaran.
Xenotim merupakan sumber utama REE-berat, Beberapa jenis produk besi baja dan logam paduan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 297

BIJIH

PENGOLAHAN MINERAL
Konsentrasi Gravitasi, Elektrostatik, dan Magnetik
atau Flotasi


KONSENTRAT

HIDROMETALURGI
dan
PEMURNIAN KIMIA
Pelindian (Leaching)


RE-GARAM
Klorida, Karbonat, Nitrat, Fluorida, dan Halida

↓ ↓
ELEKTROLISIS
KALSINASI atau
REDUKSI METALTHERMIK

↓ ↓
RE-OKSIDA RE-METAL

Gambar 2. Tahap Pengolahan dan Pemurnian Tanah-Jarang

non-besi yang menggunakan RE-metal dan menciptakan suatu medan elektrostatis yang
paduannya antara lain high-strength low-alloy steel kuat sehingga dapat membantu perkembangan
(HSLA steel), pyrophiric alloy, paduan magnesium, keasaman permukaan.
high carbon steel, paduan aluminium, ductile iron,
fecralloy, dan super alloy (Tabel 5). – Mencegah katalisator dari kerusakan yang
diakibatkan oleh uap panas selama pemanasan
b. Katalis tinggi yang diperlukan untuk pembakaran
akumulasi karbon.
Salah satu kegunaan tanah-jarang terpenting adalah
sebagai katalisator pada pengolahan minyak bumi
dan pada sistem pembuangan emisi gas dari hasil Dalam industri automotif, cerium dan lanthanum
pembakaran minyak. dengan kemurnian tinggi digunakan sebagai
katalisator untuk mengontrol sistem pembuangan
Dalam pengolahan minyak bumi, penambahan 1 – emisi gas hasil pembakaran dalam mesin mobil
5% tanah-jarang dalam katalis zeolit (buatan) dapat berbahan bakar bensin. Selama ini, senyawa
meningkatkan efisiensi proses perekahan katalitik. platina dan palladium digunakan sebagai katalisator
Tanah-jarang yang digunakan umumnya berbentuk untuk merubah senyawa berbahaya dan beracun,
RE-garam (klorida, oksida, nitrat, atau hidrat), dan seperti hidrokarbon, karbon monoksida, dan nitro-
sekitar 70% di antaranya merupakan gabungan gen dioksida menjadi senyawa yang aman terhadap
tanah-jarang yang kaya dengan lanthanum atau lingkungan, seperti air, nitrogen, dan karbon
cerium. Fungsi tanah-jarang di sini antara lain : dioksida.
– Mengaktifkan sifat katalis dengan cara
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 298

Tabel 5. Kegunaan Re-metal dan Paduannya dalam Peleburan Logam

Re–metal dan Paduannya Produk Logam Fungsi dan Kegunaan

Mischmetal HSLA Steel – pipa untuk keperluan aliran bawah tanah dan pemboran
dalam.
– Kerangka mobil/truk, seperti batang muka, bumper,
reinforcement, panel bodi, chasis, per, kemudi, dan
boot frame.
– Rangka baja untuk jembatan, hangar, gedung bertingkat,
dan stadion.
– Pondasi pada instansi lepas pantai.

Pyrophiric alloy Bahan pematik untuk korek api.

High carbon steel – Mata bajak (peralatan pertanian).


– Bilah gergaji.
– Tabung mekanik dan bearing (roll and bar)

Paduan magnesium – Kerangka dan mesin pesawat udara.


– Gearbox housing.

RE-Silisida HSLA Steel (Lihat mischmetal).


Yttrium Paduan aluminium Struktur badan pesawat udara.

Pecralloy (Jenis – Menggatikan fungsi keramik sebagai bahan pelapis


stanless steel) pada catalytic converter mobil.
– Sistem pembuangan gas pada mesin-mesin.

Super alloy – Peralatan pabrik pengolahan kimia.


Keramik – Turbin gas.
– Industri ruang angkasa .

Cerium Paduan Aluminium (Lihat yttrium).

Cerium & Lanthanum Ductile iron – Rumah transmisi dan exectric gear.
– Pipa pembuangan gas pada mesin.
– Brake drums.

Lanthanum Super alloy (Lihat yttrium).

c. Gelas dan Keramik thanum oksida, sedangkan dalam jumlah kecil antara
lain yttrium, europium, neodymium, praesodymium,
Dalam industri gelas, tanah-jarang mempunyai fungsi erbium, dan holium oksida (Tabel 6).
sebagai bahan pemoles, bahan peningkat warna,
bahan pewarna, dan sebagai bahan imbuh untuk Dalam industri keramik, tanah-jarang khususnya
menghasilkan gelas-gelas khusus. Tanah-jarang RE-oksida umumnya digunakan sebagai bahan
yang luas digunakan adalah cerium oksida dan lan- pewarna, hanya sebagian kecil yang digunakan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 299

Tabel 6. Kegunaan Re-Oksida dalam Gelas dan Keramaik

Jenis Tanah–jarang Produk Fungsi dan Kegunaan

Cerium Oksida Gelas biasa dan – Bahan pemoles untuk tabung sinar katoda (TV), kaca
gelas khusus lembaran, gelas oftalmik, gelas optik, dan lensa kamera.
– Bahan peningkat warna untuk tabung gelas TV dan gelas
kristal.

Keramik Bahan pewarna : Putih opak untuk ubin.

Lanthanum oksida Gelas Khusus Bahan imbuh untuk pembuatan lensa optik, gelas pengaman
radiasi, gelas kristal, gelas laser, serta gelas untuk keperluan
electroteknikal dan elektronik, industri kimia, dan petrokimia.
Keramik bahan imbuh untuk pembuatan keramik kondesor.

Neodymium oksida Gelas biasa dan Bahan pewarna : Violet.


gelas khusus

Keramik – Bahan pewarna : Unggu muda.


– Bahan imbuh untuk pembuatan kapasitor keramik.

Praesodymiun oksida Keramik Bahan pewarna : Coklat, hijau, kuning, dan orange.

Samarium oksida Keramik (Lihat lanthanum oksida).

Yttrium oksida Keramik – Bahan pewarna : orange.


– Bahan imbuh untuk pembuatan krusibel dan keramik
listrik.

Yttrium dan europium Gelas khusus (Lihat lanthanum oksida).


oksida
Keramik Sebagai fluks dalam sintering keramik halus.

Neodymium, Gelas khusus Bahan imbuh untuk pembuatan filter fotografi.


praesodymium, erbium,
dan holmium oksida

sebagai bahan imbuh dalam pembuatan keramik besi (Nd-Fe) yang kekuatannya dua kali lipat dari
kondensor dan sebagai fluks dalam pemanggangan magnet Sm-Co.
keramik halus. Jenis RE-oksida yang digunakan
antara lain praesodymium, yttrium, europium, sa- Penggunaan tanah-jarang sebagai bahan magnet
marium, dan lanthanum oksida (Tabel 6). sangat menguntungkan karena sifatnya yang
permanen (tetap), kekuatannya yang berlipat, dan
d. Magnet berbobot ringan. Karena sifat-sifat tersebut,
pemakaian magnet Nd-Fe dan Sm-Co telah
Samarium, neodymium, dan praesodymium oksida mengakibatkan komponen-komponen elektronika dan
dengan kemurnian 96% digunakan sebagai bahan listrik dibuat dengan ukuran yang semakin kecil.
magnet. Magnet samarium-kobalt (Sm-Co) sejak
tahun 1970-an dikembangkan di Jepang. Sekarang Magnet Nd-Fe umumnya digunakan untuk motor
ini telah dikembangkan pula magnet neodymiun- stater, wiper, motor alat pendingin, dan pengeras
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 300

suara stereo; sedangkan magnet Sm-Co umumnya tinggi pada industri superkonduktor, media
digunakan untuk motor DC, headphone, pengeras mempercepat reaksi fusi pada reaktor nuklir, dan
suara, tabung gelombang-mikro, mikrofon, dan lain- media pemantau kontaminasi dalam proses
lain. pengolahan limbah.

e. Fosfor g. Superkonduktor

Fosfor (pemancar cahaya) merupakan pasar Superkonduktivitas adalah kemampuan suatu bahan
terpenting untuk REE tunggal, terutama RE-metal. untuk menghantarkan listrik tanpa tahanan. Sifat ini
Fungsi tanah-jarang adalah untuk menghasilkan ditemukan pertama kali pada tahun 1911 di Belanda.
berkas cahaya pada panjang gelombang yang sangat Superkonduktor yang dalam 10 tahun terakhir masih
presisi dalam spektrum elektromagnetik, seperti : terus dikembangkan adalah keramik dengan bahan
– Cerium akan mengeluarkan berkas cahaya ultra baku tanah-jarang. Tanah-jarang yang umum
violet, digunakan adalah RE-oksida, yaitu yttrium, lantha-
num, thallium, dan holmium oksida.
– Dysprosium akan mengeluarkan berkas cahaya
kuning, Penggunaan superkonduktor yang mengandung
– Thulium akan mengeluarkan berkas cahaya biru, tanah-jarang cukup luas, yaitu mulai dari pengolahan
– Europium akan mengeluarkan berkas cahaya mineral, industri elektronika, peralatan kedokteran,
merah, kereta magnet (tevitated train), hingga pembangkit
tenaga listrik.
– Samarium akan mengeluarkan berkas cahaya
orange,
h. Penyimpan Data
– Terbium akan mengeluarkan berkas cahaya
hijau, Dalam bubble memory, tanah-jarang yang digunakan
– Neodymium akan mengeluarkan berkas cahaya adalah RE-oksida dengan kemurnian sangat tinggi
infra merah. namun dalam jumlah yang sangat kecil.

Fosfor yang mengandung REE tunggal tersebut Teknologi sekarang ini telah dapat menghasilkan
digunakan dalam tabung sinar katoda TV berwarna, bubble memory secara komersial terutama dalam
layar fokus X-ray, dan lampu fluorisensi. bentuk pita magnet yang berkapasitas 32 – 64 mbit/
cm 2 . Bahan penyimpan data ini umumnya
f. Laser menggunakan yttrium, luthium, samarium, dan/atau
gadolinium oksida.
Dalam suatu laser, ion-ion aktif yang merupakan
media aktif menyerap energi dari sumber-sumber Dalam tahun 1990-an, telah dikembangkan bubble
luar seperti lampu kilat dan arus listrik, yang kemudian memory jenis terbaru, yaitu disk optik, yang
diperkuat melalui kaca resonansi dan dikeluarkan mengandung gadolinium, terbium, dan dysprosium
kembali sebagai sinar laser dengan tingkat energi oksida. Namun, bahan penyimpan data ini belum
yang lebih tinggi. dioperasikan secara komersial.

Media aktif dalam suatu mesin laser dapat berupa i. Nuklir


bahan padat berbentuk kristal (YAG, yttrium-alu-
minium-garnet), cair, atau gas. Contoh mesin laser Dalam bidang nuklir, tujuan penggunaan tanah-jarang
yang mengandung REE adalah neodymium-YAG antara lain :
dan gadolinium-SAG (scandium-aluminium-garnet).
– Gadolinium oksida digunakan sebagai racun
Laser umumnya digunakan sebagai alat pemotong mudah terbakar yang dicampur dalam uranium
dan las pada industri logam, alat pemotong dan sebagai bahan bakar pada reaktor pemanas air.
pelubang kain pada industri garmen, mesin operasi
untuk kedokteran, alat pemotong dengan presisi – Samarium, europium, dan/atau dysprosium
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 301

oksida digunakan sebagai bahan penyerap neu- galium garnet, dan zirkonia merupakan permata
tron pada reaktor pembiakan cepat. buatan sebagai substitusi intan.

– Logam yttrium digunakan sebagai tabung untuk – Paduan lanthanum-nikel digunakan sebagai
reaktor pelelehan garam. bahan penyimpan hidrogen dalam jumlah
sangat besar (metal hidrat).
– Logam gadolinium dan dysprosium, terutama
dalam bentuk foil digunakan dalam neutron – Lanthanum heksaborida dapat menggantikan
radiografi pada industri ruang angkasa, nuklir, peranan tungsten sebagai katoda pada
dan rekayasa. mikroskop elektron.

– Sejumlah kecil thulium dan erbium digunakan – Yttrium-besi-garnet dan gadolinium-besi-garnet


sebagai bahan sasaran (target materials) pada dalam bentuk polikristal digunakan sebagai
beberapa generator neutron. bahan ferrit pada peralatan gelombang-mikro.

– Gadolinium oksida digunakan sebagai bahan – Gadolinium dan praesodymium sangat sesuai
imbuh cat yang dapat mencegah penetrasi radiasi digunakan dalam mesin pendingin magnetik.
bom neutron.
– Di Cina, RE-garam sangat luas digunakan pada
– Logam ytterbium dalam bentuk foil digunakan industri tekstil dan unutk pencelupan kain wol.
sebagai alat ukur tekanan yang dihasilkan oleh
peledakan nuklir bawah tanah. – Cerium fluorida menggantikan peranan
molibdenum disulfida dalam minyak pelumas,
j. Kedokteran yang fungsinya dapat meningkatkan ketahanan
terhadap panas dan tekanan.
Dalam bidang kedokteran, tanah-jarang yang telah
dikembangkan penggunaannya adalah : – Yttrium heksaborida dan erbium dekaborida
digunakan sebagai bahan pelapis plasma pada
– Gadolinium-153, isotop tanah-jarang, digunakan sistem energi matahari.
sebagai agen radio-farmasi pada pengobatan
nuklir. – Yttrium oksida sebagai bahan imbuh cat untuk
pelapis permukaan yang tidak reaktif atau
– Thullium-170 digunakan untuk mengurangi keramik, yang dapat digunakam pada suhu di
penolakan awal pada transplantasi organ tubuh. atas 2000°C.

– Europium telah dikembangkan dalam campuran – Dalam bidang geologi, tanah-jarang digunakan
bahan antigen, seperti hepatitis B, serta sebagai untuk mempelajari proses-proses geologi
bahan rehabilitasi gigi rusak dalam kedokteran terutama yang berlangsung di mantel dan kerak
gigi. bumi.

k. Lainnya 4.2 Jenis Produk dan Spesifikasi

Penggunaan tanah-jarang dalam berbagai bidang Produk-produk tanah-jarang yang merupakan


kehidupan masih sangat luas, walaupun dalam hasil pengolahan dan pemurnian serta juga
jumlah sangat kecil. Kegunaan tanah-jarang merupakan produk yang dipasarkan terdiri dari
tersebut antara lain : tiga jenis, yaitu :

– Paduan terbium-dysprosium-besi dapat – Kombinasi atau gabungan REE berbentuk


menggantikan peranan paduan besi-nikel-kobal, senyawa klorida, fluorida, asetat, karbonat, nitrat,
sebagai bahan magnetostriksi. oksalat, dan oksida, baik berupa konsentrat RE-
mineral (alam) maupun RE-garam (produk
– Kristal yttrium-aluminium garnet, gadolinium- pemurnian) yang salah satu atau lebih unsur
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 302

telah dipisahkan. tersebut.

– REE tunggal, yang berupa RE-metal atau RE- Saat ini sekitar 50% suplai tanah-jarang dunia
oksida dengan kemurnian di atas 99,0%. berasal dari Cina, baik dalam bentuk konsentrat
RE-mineral dan RE-garam maupun dalam bentuk
– Logam paduan, seperti mischmetal, RE-silisida, RE-oksida. Dalam lima tahun terakhir, produksi
dan ferocerium. tanah-jarang terutama dalam bentuk RE-garam dan
RE-oksida meningkat rata-rata 15% per tahun.
Dari keempat produk tanah-jarang tersebut, RE- Peningkatan ini sebagai akibat dari pembukaan
metal dan RE-oksida merupakan produk tambang-tambang baru, peningkatan efisiensi
yang mempunyai nilai jual sangat tinggi penambangan dan pengolahan, serta kegiatan-
(Lampiran A). kegiatan proyek kerjasama internasional. Tambang
RE-mineral di Cina tersebar di lima propinsi dengan
Kadar atau kualitas RE-mineral, baik masih dalam kapasitas produksi total 20.100 ton REO per tahun
bentuk bijih maupun konsentrat, serta produk-produk (Tabel 7).
pemurnian (kecuali REE tunggal dan logam paduan)
ditentukan berdasarkan nilai REO dan/atau Y2 O3 Di Amerika Serikat, perusahaan Molycorp mengem-
(yttrium oksida). Di pasaran dunia, kualitas produk bangkan industri tanah-jarang secara terpadu, mulai
tanah jarang sangat beragam, dan harga setiap dari penambangan bastnaesit di Mountain Pass-
produk juga bervariasi. Kalifornia, pengolahan dan pemurnian, hingga
pemasarannya.

5. PENYEDIAAN DAN PERMINTAAN, SERTA Di Perancis, perusahaan Rhone Poulenc mempro-


PROSPEK PASAR duksi REE tunggal dengan kemurnian tinggi. Karena
perusahaan ini tidak mengusahakan tambang sendiri,
5.1 Penyediaan kebutuhan bahan baku berupa konsentrat monazit
selama ini diimpor dari Australia, dan saat ini
Hingga akhir tahun 1990, terdapat empat negara perusahaan tersebut telah menandatangani pula
sebagai produsen utama produk pengolahan dan kontrak pembelian RE-klorida dari Cina sebagai
pemurnian tanah-jarang, yaitu Cina, Amerika Serikat, bahan baku pengganti.
Perancis, dan Jepang. Total kapasitas produksi
tanah-jarang dunia pada tahun 1992 diperkirakan Di Jepang terdapat tiga perusahaan yang mengelola
sebesar 70.000 ton REO, dimana Cina dan Perancis industri pemurnian konsentrat RE-mineral yang
menguasai sekitar 75 – 80% dari kapasitas produksi terutama memproduksi REE tunggal dengan

Tabel 7. Tambang Utama Tanah-Jarang di Cina

Tambang Propinsi RE-Mineral Kapasitas (ton/tahun)

Bayan Obo Nei Monggol Bastnaesit dan Monasit 12.000


Ganan Jiangxi Bijih serapan ion 1.000
Longnan (>90% REO)
Xunwu
Dingnan
Nanshanhan Guangdong Monazit dan Xenotim 4.900
P.Hainan
Yangjiang
Guangdong Guandong Bijih serapan ion 200
Weishan Shandong bastnaaesit 2.000
Yueyang Hunan Monazit —

Sumber : Industrial Minerals, Special Review, 1991


BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 303

kemurnian tinggi. Ketiga perusahaan tersebut adalah Berdasarkan pola konsumsi, konsumen tanah-jarang
Mitsui Mining & Smelting, Seimi Chemical, dan Shin dunia dapat dibagi dalam dua kelompok utama, yaitu
Nippon. :

5.2 Permintaan – Kelompok konsumen yang menggunakan


konsentrat RE-mineral dan RE-garam.
Pada tahun 1990, konsumsi tanah-jarang terutama
REE tunggal di pasaran dunia mencapai 35.000 ton – Kelompok konsumen yang menggunakan REE
REO per tahun dengan nilai sekitar 400 juta dolar AS. tunggal, yang digunakan untuk menghasilkan
produk-produk teknologi tinggi, seperti magnet,
fosfor, superkonduktor, dan lain-lain.
Pada tahun 1992, konsumsi meningkat sekitar 10%
menjadi 38.500 ton REO dengan nilai sekitar 425
5.3 Pola Penyediaan dan Permintaan
juta dolar AS (Tabel 8 – 10).

Tabel 8. Konsumsi REE Tunggal di Dunia, Tahun 1992


(Dalam ton REO)

Penggunaan Amerika Utara Eropa Jepang Cina Lainnya Total

Katalis 3.945 3.235 510 2.120 1.040 10.850


Gelas 2.210 2.175 2.900 810 2.355 10.650
Peleburan 1.140 685 215 3.615 4.795 10.450
Magnet 450 210 1.065 315 110 2.150
Fosfor 170 325 350 300 155 1.300
Keramik 330 455 865 125 75 1.850
Lainnya 90 95 65 954 55 1.250
Total 8.835 7.180 5.970 8.250 8.765 38.500

Sumber : Industrial Minerals, July 1993

Tabel 9. Konsumsi REE Tunggal Berdasarkan Penggunaan, Tahun 1992


(Dalam ton REO)

Pengunaan
Penggunaan Total
Katalis Gelas Peleburan Magnet Fosfor Keramik Lainnya

Lanthanum 3.105 785 3.225 0 115 315 310 7.855


Cerium 6.270 5.235 5.235 25 65 1.025 210 22.260
Praseodymium 390 525 525 50 0 150 55 1.195
Neodymium 1.085 1.465 1.465 1.330 0 130 225 4.630
Samarium 0 0 0 745 0 0 0 745
Europium 0 0 0 0 45 0 0 45
Gadolinium 0 0 0 0 55 0 40 95
Terbium 0 0 0 0 30 0 15 45
Dysprosium 0 0 0 0 40 10 55 105
Erbium 0 0 0 0 0 0 0 15
Thullium 0 0 0 0 10 0 0 10
Yttrium 0 0 0 0 940 220 340 1.500
Total 10.850 10.650 1.045 2.150 1.300 1.850 1.250 38.500

Sumber : Industrial Minerals, July 1993 dan Australian Journal of Mining, June 1993
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 304

Tabel 10. Perkiraan Konsumsi REE Tunggal Dunia, Tahun 2000 (dalam ton REO)

Total Konsumsi

Laju Pertumbuhan
Penggunaan 1990 1992 (% per tahun) 2000

Katalis 10.215 10.850 2,0 – 3,0 12.452 – 13.728


Gelas 9.430 10.650 4,0 – 8,0 13.959 – 20.359
Peleburan 9.980 10.450 2,5 – 5,0 12.775 – 16.256
Magnet 1.760 2.150 12,5 – 20,0 5.715 – 10.897
Fosfor 1.100 1.300 5,0 – 7,5 1.792 – 2.267
Keramik 1.750 1.850 3,0 – 10,0 2.352 – 4.539
lainnya 765 1.250 5,0 – 10,0 1.246 – 3.095
total 35.000 38.500 — 50.291 – 71.142

Sumber : Australian Journal of Mining, June 1993

Saat ini di pasaran dunia terjadi kelebihan penyediaan Akibat diterapkannya standar tersebut secara ketat,
tanah-jarang sekitar 50%. Keadaan ini beberapa negara produsen tanah-jarang yang selama
mengakibatkan terjadi penurunan penjualan secara ini hanya memproduksi konsentrat RE-mineral dan
drastis, terutama penjualan konsentrat RE-mineral RE-garam (industri hulu), saat ini telah mulai
dan RE-garam yang diperkirakan mendominasi mengembangkan industri hilir secara progresif untuk
pasar. Keadaan ini sangat dirasakan oleh negara- menghasilkan REE tunggal, baik dalam bentuk RE-
negara produsen utama konsentrat RE-mineral dan oksida maupun RE-metal.
RE-garam, seperti Australia, Cina, dan negara
produsen lainnya. 5.4 Prospek Pasar Dunia

Dalam lima tahun terakhir, penjualan konsentrat Di masa mendatang, peranan tanah-jarang dalam
monasit dari tambang-tambang di Australia Barat pengembangan industri teknologi tinggi akan semakin
mengalami penurunan dari 13.000 – 15.000 ton penting, terutama dalam industri komputer,
REO per tahun menjadi 5.000 – 7.000 ton REO per telekomunikasi, dan ruang angkasa.
tahun. Di Cina, produksi monasit turun dari 1.500
ton REO pada tahun 1987 menjadi 610 ton REO Pada tahun 2000-an, permintaan tahan-jarang di
pada tahun 1991, demikian pula dengan produksi pasaran dunia diperkirakan sebesar 50.000 – 70.000
xenotim yang mengalami penurunan dari 80 ton ton REO per tahun dengan nilai sekitar 1.000 –
REO pada tahun 1990 menjadi 40 ton REO pada 1.2000 juta dolar AS per tahun (Tabel 10).
tahun 1991. Peningkatan permintaan ini terutama disebabkan
oleh perkembangan industri teknologi tinggi, yang
Disamping itu, penurunan penjualan ini disebabkan diperkirakan akan menyebabkan peningkatan
pula oleh semakin ketatnya standar keselamatan kebutuhan REE tunggal rata-rata 85% per tahun.
dan kesehatan lingkungan (International Standards Peningkatan ini terutama akan terjadi pada :
Organization 9000 Series) yang diterapkan dalam 2
– 3 tahun terakhir, baik oleh negara-negara konsumen – Neodymium : laser (NdP 5 O14 ) dan magnet tetap
maupun negara-negara produsen sendiri. Karena (NdFeB).
seperti diketahui, dalam mineral monasit dan xenotim
terkandung unsur-unsur radioaktif relatif tinggi, – Samarium : magnet tetap (SmCo), produksi
sebagai contoh, monasit dari Australia Barat video colour recorder.
mengandung 6 – 7% ThO2 .
– Europium : fosfor (TV berwarna).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 305

– Gadolinium : laser, gelombang-mikro (Gd-Fe 1990.


garnet), dan nuklir.
6. Kamitani, M., Rare Earth Resources and the
– Yttrium : fosfor (TV berwarna), laser (yttria), PSZ Problems, Rare Earth : Future Prospects, In-
(zirkonia), dan gelombang mikro (Y-Fe garnet). dustrial Mineral Special Review, 1991.

7. Kingsnorth, D.J., Rare Earth : The Seeds of High


DAFTAR BACAAN Technology, Australian Journal of Mining, June
1993.
1. Balint, B.J., Separation Factors Between Adja-
cent Rare Earth, Australian Journal of Mining, 8. Kingsnorth, D.J. and Harries-Rees, K., Chinese
June 1993. Rare Earths : The Dragon Has Entered, Indus-
trial Minerals, July 1993.
2. Ezawa, T., Supply and Demand of Rare Earths
in Japan, Rare Earth : Future Prospects, Indus- 9. Su, Q., Yttrium : Its Separation and Applica-
trial Mineral Special Review, 1991. tions, Rare Earth : Future Prospects, Industrial
Mineral Special Review, 1991.
3. Griffiths, J., Rare Earths - Attracting Increasing
Attention, Industrial Minerals, April 1984. 10. , The Economics of Rare Earths and
Yttrium, 7th Edision, Roskill Informasion Service
4. Harben, P.W., The Industrial Minerals Ltd, London, 1988.
HandyBook: A Guide to Markets, Specifica-
tions, and Prices, Industrial Minerals Division -
Metal Bulletin PLC, London, 1992. *****

5. Harben, P.W. and Bates, R.L., The Industrial


Minerals Geology and World Deposits, Industrial
Minerals Division - Metal Bulletin PLC, London,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 306

LAMPIRAN A
Spesifikasi dan Harga Tanah-Jarang
(Kondisi Tahun 1990)

No. Produk Kualitas Harga (FOB)

A. Konsentrat RE-mineral :
1. Bastnaesit 70% REO $ 2,30/kg
2. Monasit min. 55% REO A$ 650 – 700/ton
3. Xenotim 60% Y2 O3 $ 32 – 33/kg

B. RE-garam :
1. Cerium karbonat 99% REO $ 11,22/kg
2. Cerium fluorida Techical Grade $ 6,60/kg
3. Cerium nitrat 96% REO $ 5,17/kg
4. Lanthanida klorida 46% REO $ 2,20/kg
5. Lanthanum karbonat 99,9% REO $ 12,98/kg
6. Lanthanum–lanthanida klorida 46% REO $ 2,09/kg
7. Lanthanum–lanthanida karbonat 60% REO $ 5,39/kg
8. Lanthanum–lanthanida nitrat 39% REO $ 3,85/kg
9. Neodymium karbonat 96% REO $ 9,90/kg

C. RE–oksida :
1. Cerium oksida 99,5% $ 30/kg
2. Gadolinium pksida 99,99% $ 125/kg
3. Samarium oksida 96% $ 140/kg
4. Neodymium oksida 95% $ 15/kg
5. Europium oksida 96% $ 1.600kg
6. Terbium oksida 99,9% $ 750/kg

D. RE–metal :
1. Cerium 99.5% $ 25,75/kg
2. Dysprosium 95% $ 132/kg
3. Erbium 96% $ 190/kg
4. Gadolinium 99,99% $ 136,50/kg
5. Holmium 99,9% $ 510/kg
6. Lanthanum 99,99% $ 23/kg
7. Lutetium 99,99% $ 7.000/kg
8. Samarium 96% $ 175/kg
9. Neodymim 95% $ 20/kg
10. Praseodymium 96% $ 38,85/kg
11. Terbium 99,9% $ 880/kg
12 Thulium 99,9% $ 3.600/kg
13. Ytterbium 99% $ 230/kg
14. Yttrium 99,99% $ 115,50/kg

Sumber : The Industrial Minerals Handybook, 1992


BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 307

Singkatan

REE Rare earth elements.


Unsur-unsur tanah-jarang
RE-mineral Mineral yang mengandung REE, seperti bastnaesit, monasit, xenotim, dan lain-lain.
RE-garam Senyawa baru yang terbentuk dari pemurnian RE-mineral, dengan salah satu atau lebih
unsur tanah-jarang telah dihilangkan.
RE-metal REE tunggal (Individual REE).
Logam tanah jarang, yaitu logam yang hanya terdiri dari salah satu unsur tanah-jarang.
RE-oksida REE tunggal (Individual REE)
Oksidasi tanah jarang, yaitu senyawa yang hanya terdiri dari salah satu unsur tanah-jarang.
REO (%, ton) Rare earth oxide total.
kandungan total oksida tanah-jarang dalam RE-mineral, RE-garam, dan RE-oksida.
Mbit Magabit (106 bit)
Kapasitas suatu memori dapat menyimpan data.
BAHAN GALIAN INDUSTRI nnnnnnnnnnnnnnnnnn 23 – 308

23 ZEOLIT
Oleh :SupriatnaSuhala,
M. Arifin

1. PENDAHULUAN hingga zona analsimik, yang pada akhirnya


terbentuk zona natrium feldspar di tengah-tengah
Zeolit alam merupakan senyawa alumino-silikat cekungan.
terhidrasi yang secara fisik dan kimia mempunyai
kemampuan sebagai bahan penjerap (adsorpsi), Endapan zeoilit jenis ini mempunyai struktur yang
penukar kation, dan katalis. sangat sederhana, dengan ketebalan hanya dari
beberapa sentimeter hingga beberapa meter. Daerah
Di Indonesia, zeolit termasuk salah satu bahan penyebaran cukup luas dan mempunyai konsentrasi
galian yang baru diusahakan dan dimanfaatkan. tinggi untuk jenis mineral zeolit tertentu.
Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan
pemanfaatan zeolit untuk berbagai keperluan masih Endapan ini pada umumnya dijumpai di daerah
terus dilakukan. Sebaliknya, di negara-negara Eropa, yang bersifat asam dan kering, dan mineral yang
Amerika Serikat, dan Jepang zeolit telah digunakan umum dijumpai adalah klinoptilolit, erionit, khabazit,
secara luas di sektor pertanian, peternakan, dan fillipsit.
perikanan, industri manufaktur, dan konstruksi.
b. Endapan Zeolit yang Berasal dari Hasil
Alterasi Air Tanah
2. GEOLOGI
Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh lapisan tufa
2.1 Mula Jadi zeolitik yang tebal. Zona zeolit yang terbentuk lebih
bersifat vertikal daripada horizontal. Keadaan ini
Mineral-mineral yang termasuk dalam grup zeolit disebabkan oleh perubahan komposisi kimia sebagai
pada umumnya dijumpai dalam batuan tufa yang akibat dari reaksi air tanah.
terbentuk dari hasil sedimentasi debu vulkanik yang
telah mengalami proses alterasi. Endapan ini mempunyai ketebalan yang dapat
mencapai ratusan meter. Mineral yang pada umumnya
Secara geologi, endapan zeolit terbentuk karena dijumpai adalah klinoptilolit dan mordenit.
proses sedimentasi debu vulkanik pada lingkungan
danau yang bersifat alkali (air asin), proses diagenetik c. Endapan Zeolit Jenis Diagenetik
(metamorfosa tingkat rendah), dan proses Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh perlapisan
hidrotermal. yang sangat tebal (sampai ratusan meter) dengan
penyebaran yang sangat luas, namun kandungan
a. Endapan Zeolit yang Berasal dari mineral zeolit sangat rendah.
Sedimen Vulkanik pada Lingkungan
Danau Ciri lain jenis endapan ini adalah struktur geologi
yang komplek, sebagai akibat proses tektonik.
Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh zona Endapan zeolit ini mengandung mineral heulandit
mineralogi secara lateral. Keadaan ini diakibatkan dan laumontit.
oleh perubahan komposisi air danau, yaitu mulai
dari indikasi debu vulkanik yang tidak mengalami d. Endapan Zeolit Jenis Hidrothermal
alterasi dan tersingkap pada batas cekungan danau,
kemudian diikuti oleh zona zeolit non-analsimik Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh zona
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 309

mineralisasi klipnotilolit dan mordenit pada daerah Ion Na+ dan K+ merupakan kation yang dapat
intrusi yang terdangkal dan terdingin. dipertukarkan, sedangkan atom Al dan Si merupakan
struktur kation dan oksigen akan membentuk struktur
Meskipun endapan zeolit jenis ini mempunyai kadar tetrahedron pada zeolit. Molekul- molekul air yang
yang tinggi, keterdapatannya di alam sangat terbatas, terdapat dalam zeolit merupakan molekul yang mudah
sehingga kurang begitu ekonomis untuk ditambang. lepas.

Zeolit alam terbentuk dari reaksi antara batuan tufa


2.2 Mineralogi asam berbutir halus dan bersifat rhyiolitik dengan air
pori atau air meteorik.
Zeolit alam merupakan senyawa alumino-silikat Komponen utama pembangun struktur zeolit adalah
terhidrasi, dengan unsur utama yang terdiri dari struktur bangun primer (SiO4 ) 4- yang mampu
kation alkali dan alkali tanah. Senyawa ini membentuk struktur tiga dimensi. Muatan listrik
berstruktur tiga dimensi dan mempunyai pori yang yang dimiliki oleh kerangka zeolit, baik yang terdapat
dapat diisi oleh molekul air. Rumus empiris zeolit di permukaan maupun di dalam pori menyebabkan
alam adalah : zeolit dapat berperan sebagai penukar kation,
penjerap, dan katalis.
M2/nO. Al2 O3 . x(SiO2 ). yH2 O
Pori-pori zeolit terbentuk dengan cara pengusiran air
dimana : pada pemanasan di atas 100°C. Keadaan seperti ini
yang memungkinkan zeolit dapat menjerap molekul-
M : kation alkali atau alkali tanah,
molekul yang mempunyai garis tengah lebih kecil
n : valensi kation,
dari pori-pori zeolit tersebut. Kandungan air yang
x : suatu harga dari 2 – 10,
terperangkap dalam rongga zeolit biasanya berkisar
y : suatu harga dari 2 – 7.
antara 10 – 35%.
Sebagai contoh adalah formula unit-sel dari Perbandingan antara atom Si dan Al yang bervariasi
klinoptilolit, yang merupakan mineral zeolit paling akan menghasilkan banyak jenis atau spesies zeolit
umum dijumpai, yaitu : yang terdapat di alam. Sampai saat ini telah ditemukan
lebih dari 50 jenis zeolit. Namun, mineral pembentuk
(Na,K)2 O. Al2 O3 .10SiO2 .8H2 O zeolit terbesar hanya ada sembilan jenis, yaitu
analsim, khabazit, klinoptilolit, erionit, mordenit,
atau dapat pula ditulis : ferrierit, heulandit, laumontit, dan fillipsit (Tabel 1). Di
(Na3 K3 ) (Al6 Si30 O72 ).24H2 O Indonesia, jenis mineral zeolit yang terbanyak adalah
klinoptilolit dan mordenit.

Tabel 1. Formula Unit-Sel dan Sifat Fisik Zeolit Alam

Garis tengah Kapasitas


Jenis Mineral Kestabilan Volume Pori
Komposisi Pori Tukar Kation
Zeolit Panas (%)
(°A) (meq/100 g)

Analsim Na16 (Al 6Si32O96) .16H2O Tinggi 18 2,6 4,54


Kabasit (Na2, Ca)6(Al 2Si24O72) .40H2O Tinggi 47 3,7 – 4,2 3,84
Fillipsit (Na, K)5 (Al 5Si11O32) .20H2O Sedang 31 2,8 – 4,8 3,31
klinoptilolit (Na3, K3) (Al 16Si30O72) .24H2O Tinggi 34 3,9 – 5,4 2,16
Erionit (Na, Mg 1/2, K)9 (Al 9Si27O72) .27H2O Tinggi 35 3,6 – 5,2 3,12
Ferrierit (Na2, Mg2) (Al 6Si30O72) .18H2O Tinggi 28 3,4 – 5,5 2,33
Mordenit Na8 (Al 8Si40O96) .24H2O Tinggi 28 2,9 – 7,0 2,29
Heulandit Ca4 (Al 8Si28O72) .24H2O Rendah 39 4,0 – 7,2 2,91
Laumonit Ca4 (Al 8Si16O48) .16H2O Rendah 34 4,6 – 6,3 4,25
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 310

2.3 Kristalografi total volume kristalnya.

Struktur kristal zeolit membentuk suatu kerangka Struktur kristal zeolit mempunyai sifat hidrofolik
tetrahedron berantai dalam bentuk tiga dimensi. Pada serta memperlihatkan sifat afinitas yang sangat
kristal zeolit, kedudukan atom pusat tetrahedron kuat terhadap molekul air. Dengan demikian semua
ditempati oleh atom Si dan Al, sedangkan atom-atom aplikasi adsorpsi (penjerapan) dan reaksi-reaksi
oksigen berada pada sudut-sudutnya. lainnya memerlukan proses dehidrasi terlebih
dahulu untuk mencapai kondisi bebas air. Perlu
Kedudukan atom Al dalam posisi tetrahedra diketahui bahwa semua proses penjerapan, katalis,
memerlukan tambahan muatan positif sebagai penetral dan penukaran kation terjadi di dalam struktur
muatan listrik, seperti kation logam alkali atau alkali kristal zeolit ini.
tanah. Keadaan seperti ini yang menyebabkan zeolit
dapat bersifat sebagai penukar kation (cation-ex- Secara garis besar, struktur zeolit dibangun dalam
change). Sedangkan pori-pori yang terdapat di dalam tiga bagian utama, yaitu (Gambar 1) :
struktur kristal zeolit diisi oleh molekul air. Pada
umumnya pori-pori tersebut mencapai 20 – 30% dari – Unit bangun primer (TO 4 ), yaitu tetrahedron

Keterangan :

1. Bentuk Kudung Oktahendra


2. Bentuk Satu Unit Sel
3. Bentuk Kerangka Zeolit-A

Gambar 1. Bentuk Kristal Zeolit


BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 311

dari empat oksigen dengan atom pusat tetrahe- Produk tambang berupa bongkahan zeolit berukuran
dra (T) adalah Si4+ dan Al3+. Semua atom 20 – 30 cm, atau sesuai dengan mesin peremuk
oksigen mengambil bagian di antara dua tetra- utama yang digunakan.
hedra, (TO 2 )n .
3.2 Pengolahan
– Unit bangun sekunder, yaitu susunan tetrahedra
yang membentuk cincin, seperti cincin tunggal Pengolahan zeolit dilakukan dalam dua tahapan,
berbentuk lingkar empat, enam, delapan atau yaitu pengecilan ukuran dan proses aktivasi (Gambar
berbentuk kubus serta cincin ganda lingkar 3).
empat, prisma heksagonal atau gabungan dari
dua cincin lingkar empat. a. Pengecilan Ukuran

– Polihedra besar yang simetri dan tersusun atas Pengecilan ukuran dilakukan melalui beberapa
kudung oktahedra, 11-hedra atau unit concridal, tingkatan, yaitu mulai dari peremukan (crushing)
serta 14-hedra atau unit ganelimit. sampai dengan penggerusan (grinding).

2.4 Cadangan Zeolit di Indonesia Tujuan tahapan ini adalah untuk memperoleh ukuran
produk yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Penyelidikan sumber daya zeolit di Indonesia masih Produk yang dihasilkan dapat secara langsung
belum banyak dilakukan. Walaupun demikian, digunakan (bidang pertanian dan peternakan) atau
indikasi adanya endapan ini diberbagai tempat telah terlebih dahulu melalui proses aktivasi untuk tujuan
diketahui, yang umumnya dijumpai pada sebaran penggunaan tertentu.
batuan berumur Tersier (Gambar 2).
Tingkatan dan peralatan yang digunakan dalam tahap
Terdapat beberapa daerah di Indonesia yang pengecilan ukuran adalah :
diperkirakan mempunyai cadangan zeolit sangat
besar dan berpotensi untuk dikembangkan, yaitu Peremukan :
Jawa Barat dan Lampung. Daerah potensi zeolit ini – Crusher dan screen (ayakan).
dapat dilihat pada Lampiran A. – Ukuran produk 3 cm,

Penggerusan :
3 PERTAMBANGAN – Hammer mill dan siklon.
– Ukuran produk hingga 100 mesh.
3.1 Penambangan
b. Aktivasi
Penambangan zeolit pada umumnya dilakukan
secara tambang terbuka (kuari). Peralatan yang Proses aktivasi bertujuan untuk meningkatkan sifat-
digunakan dapat berupa peralatan sederhana hingga sifat khusus zeolit dengan cara menghilangkan unsur-
peralatan mekanis, bergantung kepada kapasitas unsur pengotor (mineral pengganggu) yang terdapat
produksi tambang. Untuk tambang-tambang zeolit di dalam zeolit. Terdapat dua cara yang pada
skala menengah ke atas, penggalian zeolit dengan umumnya digunakan dalam proses aktivasi zeolit,
cara pemboran dan peledakan tidak dapat dihindari, yaitu dengan cara pemanasan dan cara kimia.
mengingat kekerasan zeolit cukup tinggi.
Pemanasan
Tahap-tahap penambangan zeolit terdiri atas :
Pemanasan dilakukan dalam suatu tungku putar
– Pengupasan tanah penutup. (rotary kiln) dengan menggunakan hembusan udara
– Penggalian zeolit, manual atau dengan pemboran panas yang bersuhu 200 – 400°C.
dan peledakan.
– Pemuatan. Pemanasan dilakukan selama 2 – 3 jam, tergantung
– Pengangkutan. besarnya kandungan unsur pengotor yang ada serta
BAHAN GALIAN INDUSTRI
23 – 312
Gambar 2. Peta Penyebaran Endapan Zeolit di Indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI
23 – 313
Gambar 3. Diagram Alir Pengolahan Zeolit
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 314

stabilitas zeolit terhadap panas. Stabilitas ini Tabel 4. Komposisi Mineral Mordenit dan
dipengaruhi oleh jenis mineral zeolit yang terkandung, Klinoptilolit dalam Larutan HCl pada
atau perbandingan atom Si dan Al (Tabel 2). Konsentrasi Asam Tertentu
Kimia

Konsentrasi Perbandingan SiO2 : Al 2 O3


HCl Mordenit Klinoptilolit
Tabel 2. Stabilitas Zeolit Terhadap Suhu
0,00 N 9,50 : 1,00 9,30 – 1,00
0,25 N – 9,30 – 0,58
Jenis Mineral Zeolit Suhu
0,50 N – 9,30 – 0,33
Klinoptilolit (kaya ion Ca) 500°C (maks.) 1,00 N 9,50 : 0,83 9,30 – 0,07
Klinoptilolit (kaya ion K) 800°C (maks.) 2,00 N 9,50 : 0,48 9,30 – 0,00
Khabazit 600 – 865°C 6,00 N 9,50 : 0,32 –
Laumonit 345 – 800°C 12,00 N 9,50 : 0,27 –
Mordenit 800 – 1000°C
Filipsit 360 – 400°C

untuk ukiran, dan agregate beton ringan). Pada 30


tahun terakhir, kegunaan zeolit dalam berbagai
Aktivasi zeolit secara kimia dilakukan dengan cara
keperluan baru diketahui setelah kandungan mineral
perendaman dan pengadukan zeolit dalam suatu
zeolit dapat dianalisis secara rinci dengan
larutan asam (H2 SO4 atau HCl) ataupun dalam
menggunakan defraksi sinar-x (XRD) mikroskop
larutan soda kaustik (NaOH). Kondisi aktivasi zeolit
elektron.
secara kimia dapat dilihat pada Tabel 3.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dalam
Penelitian dan penggunaan zeolit di sektor pertanian,
larutan asam (HCl) mineral mordenit dan klinoptilolit
peternakan, perikanan, industri, dan pengontrolan
polusi telah banyak dilakukan. Dari hasil penelitian
Tabel 3. Kondisi Aktivasi Zeolit dengan tersebut, pada 10 tahun terakhir telah mengubah
Cara Kimia kedudukan zeolit dari yang hampir tidak mempunyai
nilai ekonomis menjadi bahan galian yang ekonomis
untuk dikembangkan.
Reagen
Uraian
H2 SO4 NaOH Penggunaan zeolit pada umumnya didasarkan pada
sifat-sifat kimia dan fisika zeolit, seperti penjerap,
Konsentrasi Asam/Basa 0,2 N 0,5 N penukar kation, dan katalis.
Konsistensi 12,5% 50%
Lama Pengadukan 1 jam 3 jam a. Penjerap

Penjerapan adalah proses ikatan suatu molekul


atau unsur pada permukaan unsur lain. Penggunaan
akan melepaskan ion Al3+. Perubahan konsentrasi
zeolit sebagai bahan penjerap karena :
asam mengakibatkan perubahan perbandingan atom
Si dan Al (Tabel 4). – Zeolit bersifat selektif dan mempunyai kapasitas
tukar kation cukup tinggi.

4. KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI – Zeolit dapat memisahkan molekul-molekul


berdasarkan ukuran dan bentuk struktur kristal
4.1 Dasar-dasar Penggunaan zeolit.

Zeolit alam sebenarnya telah lama dikenal dan Jika beberapa molekul memasuki sistem pori zeolit,
digunakan, namun hanya terbatas sebagai bahan salah satu molekul tersebut akan tertahan yang
bangunan (semen pozolan, blok batu ringan, batu berdasarkan pada kepolaran atau efek interaksi
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 315

molekul tersebut dengan zeolit. Mekanisme proses mengandung pasir (kandungan lempung sedikit)
ini ada dua, yaitu penjerapan fisik atau gaya dan tanah podzolik. Fungsi zeolit disini adalah sebagai
vanderaxials dan penjerapan kimia atau gaya tarik bahan pemantap tanah (soil conditioner), sebagai
elektrostatik. Kedua mekanisme tersebut dapat pembawa pupuk (fertilizer carrier), pengontrol
berjalan secara bersamaan, bergantung kepada sifat pelepasan ion NH4+ dan K+ (slow release fertilizer),
unsur yang dijerap, keasaman permukaan, dan sebagai pengontrol cadangan air.
kemampuan penukaran kation zeolit, dan kandungan
kelembaban sistem. Dalam penggunaan zeolit sebagai pemantap tanah,
masalah penting yang harus diketahui adalah jenis
b. Penukar Kation kation dominan yang terkandung dalam zeolit. Zeolit
dengan kandungan ion Na+ yang tidak lebih tinggi
Kation-kation dalam zeolit dapat dipertukarkan daripada kation yang dapat dipertukarkan akan
dengan kation lain dalam suatu larutan. Hal ini memberikan hasil (panen) yang baik. Namun bila ion
disebabkan oleh ion-ion dalam pori-pori kristal zeolit Na+ berlebihan akan menyebabkan banyak ion ini
selalu memelihara kenetralan muatan listriknya, masuk ke dalam tanah, sehingga dapat menimbulkan
selain disebabkan pula oleh ion-ion tersebut yang keracunan dan hambatan dalam proses osmosa
dapat bergerak bebas. Kapasitas pertukaran kation pada tanaman. Sebaliknya, zeolit dengan kandungan
tergantung kepada ukuran, muatan ion, dan jenis ion K+ yang tinggi akan mempersulit terjadi proses
zeolit. pertukaran kation dengan ion NH4+, sehingga zeolit
jenis ini tidak cocok untuk pertanian. Oleh karena
Selain sebagai penukar kation, zeolit juga dapat itu, zeolit jenis klinoptilolit lebih umum digunakan
berfungsi sebagai penukar anion. Dalam hal ini karena kandungan ion Na+ lebih tinggi dibandingkan
kedudukan dari gugus hidroksil (OH) pada zeolit ion K+.
memegang peranan penting. Gugus hidroksil pada
zeolit dapat dibentuk dengan metoda deamonisasi Penahanan ion NH4+ dalam struktur kristal zeolit
melalui proses pertukaran ion NH4+ pada zeolit. dapat mencegah proses oksidasi ion NH4+ menjadi
ion NO3+ oleh nitrifying bacteria. Selain itu, keadaan
c. Katalis ini juga dapat mengontrol pemakaian pupuk jenis
amonium secara berlebihan.
Reaksi katalistik terjadi di dalam pori-pori kristal
zeolit. Oleh karena itu, sifat zeolit yang sangat Penggunaan zeolit, terutama jenis klinoptilolit telah
penting sebagai katalis adalah ukuran pori-pori dan memperlihatkan hasil, yaitu berupa peningkatan
volume kosong yang besar. Akan tetapi, sifat ini ketersediaan unsur nitrogen dalam tanah.
sangat jarang dijumpai pada zeolit alam, sehingga Keberhasilan ini akan lebih terlihat lagi bila zeolit
penggunaan zeolit buatan sebagai katalis lebih tersebut digunakan pada tanah yang kandungan
umum. Selain itu, kedudukan kation dalam struktur lempungnya sedikit (sandy soil, coarse textured
zeolit dan perbandingan atom Si dan Al juga soils, dan highly permeable).
mempengaruhi sifat zeolit sebagai katalis.
Penelitian pemanfaatan zeolit untuk pertanian
Sebagai katalis, zeolit mempunyai keistimewaan, yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Teknologi
yaitu lama pemakaian (life time) yang lebih panjang Mineral dengan Pusat Penelitian Tanah Bogor pada
bila dibandingkan dengan bahan katalis lainnya. tahun 1985, diketahui bahwa hasil penelitian
tanaman padi dalam laboratorium dan rumah kaca :
4.2 Penggunaan Zeolit
– Sampai dengan umur tanaman 1 bulan,
a. Bidang Pertanian dan Perkebunan penambahan 250 ppm zeolit pada lahan tanaman
padi dan tanpa penambahan NPK memberikan
Berdasarkan kapasitas pertukaran kation dan pengaruh yang sama dengan kondisi kontrol.
retensivitas terhadap air yang tinggi, zeolit sekarang Namun, pada umur berikutnya, peningkatan dosis
ini telah banyak digunakan untuk memperbaiki sifat- zeolit akan menyebabkan peningkatan anak
sifat tanah, terutama tanah yang banyak tanaman padi dalam jumlah cukup tinggi.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 316

sebagai imbuh makanan (feed additive) ternak babi


– Pemupukan dengan NPK dan penambahan 1.000 dan ayam. Penggunaan untuk ternak domba dan
ppm zeolit akan menghasilkan gabah tertinggi sapi hingga sekarang ini masih dalam tahap
dan jumlah anak terbanyak dibandingkan dengan penelitian.
pemberian zeolit pada tingkat dosis lainnya.
Penggunaan zeolit dalam bidang peternakan di
– Pada skala lapangan, peningkatan produksi dasarkan kepada dua sifat zeolit yang penting, yaitu:
lahan pertanian secara optimal diperoleh dengan
penggunaan zeolit sebanyak 6 ton/ha. – Kapasitas pengikat ion NH4+ yang berasal dari
ammonia sangat besar.
Tanah pertanian yang berupa tanah pozolan merah-
kuning merupakan lahan yang kurang subur dan – Afinitas zeolit terhadap ion-ion yang bersifat
perlu diperbaiki. Secara umum, tanah jenis ini racun.
memiliki sifat kimia kurang baik, sedangkan sifat
fisiknya tidak mantap karena stabilitas agregat Pada ternak ruminansia (domba, sapi, babi, ayam,
kurang, sehingga mudah terkena erosi. Selain itu, dan lain-lain), proses pencernaan protein dan non-
kandungan mineral kaolinit juga tinggi, sehingga protein nitrogen (NPN) sangat berbeda bila
jumlah air yang tersedia bagi tanaman agak kurang. dibandingkan dengan proses pencernaan pada ternak
non-ruminansia. Di dalam ruman ternak ruminansia,
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Pusat baik protein maupun non-protein nitrogen akan dicerna
Pengembangan Teknologi Mineral dengan Fakultas menjadi ammoniak. Proses pencernaan nitrogen
Pertanian Universitas Padjadjaran, bahwa perlakuan dalam ruman tersebut biasanya berlangsung cepat
terhadap tanah pozolan merah-kuning dengan kalsit sehingga banyak protein yang tidak dapat
dan zeolit memberikan pengaruh nyata, yaitu : dimanfaatkan oleh jasad-jasad renik (bakteri) untuk
sintesis protein di dalam tubuh. Keadaan ini
– Penambahan 6 ton zeolit dan 2 ton kapur per ha, menyebabkan banyak protein yang hilang dalam
produksi bijih kedelai kering per ha meningkat bentuk urin.
566,4%, atau 1450 ton/ha dibandingkan dengan
produksi tanpa penambahan zeolit dan kapur Penambahan zeolit ke dalam ransum, menyebabkan
yang besarnya 0,256 ton/ha. kelebihan ion NH4+ dapat diikat oleh zeolit sehingga
dapat dimanfaatkan oleh bakteri untuk keperluan
– Penambahan 6 ton zeolit per ha, produksi jagung sintesa protein sesuai dengan kebutuhan. Dengan
per ha meningkat 141%, atau 230 ton/ha demikian zeolit di sini berfungsi sebagai buffer ion
dibandingkan dengan produksi lahan tanpa NH4+. Adanya mekanisme tersebut, pemanfaatan
penambahan zeolit yang besarnya 0,95 ton/ha. protein oleh ternak ruminansia lebih efisien, yang
pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan
Di Jepang, pemanfaatan zeolit untuk peningkatan dan produksi ternak.
produksi pertanian telah lama diterapkan. Menurut
Minato (1968), penambahan 40 ton zeolit jenis Spesifikasi zeolit yang digunakan sebagai imbuh
klinoptilolit pada sawah seluas 1 are bersama-sama makan ternak dapat dilihat pada Tabel 5, yang cara
pupuk standar (urea/NPK), dapat meningkatkan penggunaan zeolit tersebut adalah :
penyediaan nitrogen sebesar 63%. Menurut Kazru
Tori (1975), penambahan 1 ton zeolit jenis klinoptilolit – Zeolit digerus sampai ukuran -200 mesh.
per Ha dapat meningkatkan produksi padi 17%, – Bunga matahari juga digerus.
wortel 65%, apel 13 – 14%, terung 55%, dan gandum – Kedua bahan di atas dicampur dengan rumput.
13%. c. Bidang Perikanan
b. Bidang Peternakan
Lahan perikanan terdiri atas tambak, kolam, perikanan
Dalam bidang peternakan, zeolit telah digunakan laut, dan lainnya.
secara komersial, terutama di negara-negara Eropa
dan Jepang. Di Indonesia, zeolit telah digunakan Zeolit di sini berfungsi sebagai pengontrol kandungan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 317

Tabel 5. Spesifikasi Zeolit Sebagai Imbuh


Makanan Ternak – Meningkatkan kelangsungan hidup benur dari
rata-rata 25% menjadi 87%.

Analisis Kimia Spesifikasi – Meningkatkan produksi tambak udang dari 4,36


SiO2 64,50% kg per petak menjadi 12 kg per petak (7 x 4 m 2 ).
TiO2 0,32%
Al2 O3 11,95% Jumlah penggunaan zeolit pada tambak udang
Fe2 O3 0,45% tergantung kepada tujuan penggunaannya, yaitu :
Na2 O 4,22%
CaO 1,21% – Untuk menjerap unsur NH4 , H2 S, besi, dan
MgO 0,13% unsur logam lainnya, yang umumnya
menggunakan zeolit sebesar 300 kg per ha per
bulan.

ion NH4+ di dalam air. Pada umumnya ion ini berasal – Untuk perawatan dan pembersihan tambak, baik
dari kotoran ikan dan sisa-sisa makanan yang telah yang berasal dari kotoran dan sisa pakan udang
membusuk. Dengan pemberian zeolit, pada ruangan maupun kotoran yang berasal dari luar, dapat
yang sama jumlah ikan yang dapat dipelihara lebih dilakukan dengan penaburan zeolit sekitar 50 gr/
banyak. Sebagai contoh, ikan salmon sekitar 30.000 m2 setiap 7 – 10 hari.
ekor dapat dipelihara dalam suatu kobongan di
sungai yang kandungan ion NH4+ tetap terkontrol – Untuk tambak baru atau tambak selesai panen,
pada 0,15 ppm dengan pemberian zeolit setiap 6 – pada dasar tambak ditebarkan zeolit sebanyak
8 hari. 500 kg/ha.

Pada peternakan udang, kendala yang dihadapi d. Bidang Industri


adalah rendahnya produksi (1 ton per ha per tahun),
sedangkan produksi tambak udang di Taiwan Pengeringan dan Pemurnian Gas
mencapai 20 ton/ha/tahun. Hal ini umumnya
disebabkan oleh tingkat kematian benur yang masih Zeolit telah umum digunakan dalam proses
tinggi karena sirkulasi air yang belum baik. pemurnian gas methan (biogas), gas alam, dan lain-
Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan lain.
memperbaiki sistem pengairan dan pemanfaatan
zeolit. Pada umumnya gas methan yang terbentuk dari
pembusukan sampah atau kotoran binatang
Pada tambak dengan sistem pengairan yang hanya mempunyai komposisi CH4+ (50%), CO2 (40%), dan
mengandalkan air pasang surut air laut serta sisanya (10%) berupa unsur belerang. Gas methan
kepadatan penebaran udang yang tinggi akan ini masih sangat kotor, bersifat korosif, dan nilai
menimbulkan masalah akumulasi amoniak. kalornya sangat rendah. Tahap pekerjaan untuk
Berdasarkan penelitian, pada kandungan ion NH4+ memurnikan gas methan tersebut adalah :
sekitar 0,2 ppm, pernafasan dan pencernaan udang
akan terganggu dalam waktu 35 hari. – Gas methan mula-mula dikeringkan dan
dihilangkan unsur belerangnya.
Zeolit dapat mengatasi masalah polusi di tambak
udang, terutama polusi yang terbentuk oleh ion – Gas methan kering kemudian dialirkan melalui
NH3+, S 2-, NH4+, Fe3+, dan Mn2+, baik yang berasal tabung-tabung yang berisi bubuk zeolit kering
dari ekskresi udang itu sendiri maupun dari (zeolit jenis khabazit atau erionit).
pembusukan sia-sisa makanan. Berdasarkan hasil
percobaan yang telah dilakukan oleh Pusat – Dalam tabung tersebut gas CO2 akan terjerap
Pengembangan Teknologi Mineral pada tambak dan terikat, sehingga dihasilkan gas methan
udang windu, penggunaan zeolit dapat : yang murni.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 318

digunakan untuk mengisap gas CO2 dan uap air.


Sama halnya dengan gas methan, dalam pemurnian
gas alam juga digunakan zeolit (khabazit dan erionit) – Dua tangki yang lain dipakai untuk mengisap
yang berfungsi untuk menjerap gas CO2 . gas N2 (nitrogen)
.
Mengingat sifat zeolit yang dapat menjerap gas – Udara yang dialirkan melalui tangki-tangki
CO2 , maka zeolit dapat digunakan untuk mengatasi tersebut akan keluar menjadi udara jenuh oksigen
pencemaran atau polusi udara dan air. Pencemaran (80% O2 ).
tidak hanya terjadi karena adanya partikel-partikel
yang tidak dikehendaki, namun disebabkan pula Bahan Pengisi (Filler)
oleh menurunnya kadar oksigen.
Zeolit dapat digunakan pada industri kertas dan kayu
Penggunaan zeolit untuk meningkatkan konsentrasi lapis (multipleks) sebagai pengisi (filler).
zat asam dalam air (danau, sungai, atau ruang
tertutup lainnya) merupakan suatu cara yang sangat Pada industri kertas, zeolit jenis klinoptilolit digunakan
mudah dan murah. Secara garis besar, untuk untuk menghasilkan kertas berkualitas super untuk
meningkatkan konsentrasi oksigen adalah dengan menggantikan fungsi kaolin atau kalsium karbonat.
cara mengalirkan udara kotor (tercemar) ke dalam Zeolit yang digunakan berukuran 0,7 – 15 mikron.
tabung-tabung yang telah diisi dengan bubuk zeolit Spesifikasi zeolit sebagai pengisi dapat dilihat pada
yang telah diaktivasi dengan asam (Tabel 6). Tabel 7.
Zeolit jenis mordenit merupakan zeolit terbaik untuk
Pada industri kayu lapis, zeolit digunakan dalam
meningkatkan konsentrasi oksigen. Zeolit jenis lain
bentuk pasta yang berfungsi sebagai pengisi dan
yang juga dapat digunakan adalah klinoptilolit,
perekat sebelum dilakukan penekanan dan
khabazit, erionit, dan analsim. Keistimewaan
pemanasan.
mordenit karena mempunyai sifat tambahan, yaitu
mampu menjerap gas nitrogen (N) secara terpisah
Bahan Keramik

Tabel 6. Spesifikasi Zeolit yang Digunakan Pada suhu 500°C dan tekanan 2.000 MPa, Zeolit-Y
sebagai Bahan Pemurnian Oksigen
Tabel 7. Spesifikasi Zeolit sebagai Pengisi
Kertas
Uraian Spesifikasi
Spesifikasi Nilai
Jenis zeolit Modenit
(50 – 55% dalam zeolit) Analisa kimia :
Ukuran butir -3+8 mesh SiO2 55 – 56%
Pengaktipan Pemanasan TiO2 0,03%
pada suhu 500 – 600°C Al2 O3 28 – 30%
Kekerasan Tinggi Fe2 O3 0,5%
Na2 O 0,05%
K2 O 7%
yang kemudian diubah menjadi ikatan atau senyawa CaO. MgO 2%
Na-N-H. Hilang pijar 6 – 7%

Proses peningkatan konsentrasi oksigen dapat Analisa Fisika :


dikerjakan pada temperatur kamar. Cara penggunaan
Ukuran butir :
zeolit sebagai bahan pemurnian oksigen adalah :
300 mesh 0,05%W
+10 mesh 25,00%
– Digunakan empat buah tangki yang berisi tepung
-5 mesh 54,00%
zeolit.
Brightness 70 – 73%
pH 9,1 – 9,3
– Dua tangki berdiameter 1 m dan tinggi 6 m
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 319

akan berubah menjadi jadeite (batu giok), yang ulang dalam lingkungan yang bersifat asam.
merupakan batu permata yang sangat keras dan
kaku. Reaksi perubahan fisika dan kimia Zeolit-Y Walaupun penggunaan zeolit alam kurang efektif
tersebut adalah : bila dibandingkan dengan zeolit sintetis, namun
zeolit alam mudah diperoleh dalam jumlah besar
Na(AlO2 )2 .4H2 O → NaAlSi2 O6 + 4H2 O dengan biaya yang sangat murah. Dengan sedikit
pengolahan, yaitu dengan menghilangkan unsur
Zeolit (dalam bentuk penukar magnesium) akan pengotornya, zeolit alam dapat digunakan sebagai
meleleh menjadi glass pada suhu 1600°C dan pada bahan penjerap, penyaring, dan katalis minyak bumi
suhu 10.000°C akan mengalami proses rekristalisasi yang sangat murah dengan hasil yang cukup
membentuk kordirit, yang reaksinya adalah : memuaskan.

Mg(AlO2 )4 (SiO2 )5 → Mg2 Al4 Si5 O18 MgX Sejak tahun 1970, zeolit jenis klinoptilolit dan mordenit
telah digunakan sebagai bahan katalis, isomerisasi,
Koordirit merupakan bahan keramik yang hidrogenasi, alkalinisasi, dan bahan polimerisasi.
komposisinya dapat diubah sebelumnya dengan Zeolit jenis khabazit pada umumnya digunakan
cara penukaran kation. sebagai bahan pengering gas H2 , F2 dan pemurni
hidrokarbon yang mengandung klorin (Cl2 ) dan fluorin
e. Bidang Energi (F2 ). Mordenit yang telah diaktifkan dapat digunakan
sebagai bahan katalis untuk menguraikan ikatan
Gasifikasi Batu bara hidrokarbon, sebaliknya erionit dapat digunakan
sebagai pembawa bahan katalis pada pembuatan
Zeolit digunakan sebagai katalisator pada proses persenyawaan hidrokarbon.
gasifikasi batu bara, terutama batu bara yang berkadar
belerang dan/atau nitrogen tinggi. Penggunaan zeolit Energi Matahari
dapat membantu untuk memperoleh gas batu bara
yang bersih karena zeolit tersebut dapat menjerap Dalam industri pemanfaatan energi matahari, zeolit
unsur-unsur pengotor. Cara lain dalam proses digunakan sebagai bahan penjerap dan pelepasan
gasifikasi batu bara, terutama batu bara insitu, yaitu panas kembali. Zeolit yang digunakan adalah jenis
dengan menghembuskan gas oksigen (oksigen cair) khabasit dan klinoptilolit.
ke dalam endapan tersebut. Penjerapan dan pelepasan panas radiasi matahari
digunakan untuk pembuatan alat pemanas dan
Karena biaya untuk mencairkan dan memurnikan pendingin ruangan (air conditioner) atau alat pemanas
oksigen sangat mahal, maka dapat digunakan zeolit air (heater). Selain itu, panas radiasi matahari juga
untuk membuat gas oksigen yang sesuai dengan dapat diubah fungsinya sebagai sumber energi listrik.
kadar yang dikehendaki. Selain itu, bahaya akibat
kebakaran yang biasanya terjadi pada waktu Pada dasarnya, fungsi zeolit disini adalah untuk
pemompaan oksigen murni dapat dihindarkan atau menciptakan keadaan yang kering pada siang hari
dapat diperkecil. dan lembab pada malam hari. Proses pengeringan
dan pelembaban oleh bubuk zeolit dapat
Industri Perminyakan menyebabkan perubahan panas beberapa ratus BTU
untuk setiap kilogram bubuk zeolit.
Dalam industri perminyakan, zeolit selain digunakan Zeolit dapat menjerap panas secara merata ke
sebagai petunjuk paleo environment pada lapangan segala arah dengan kapasitas besar. Hal ini berbeda
minyak bumi, juga dapat digunakan pada proses dengan bahan penjerap lain yang kini banyak
pemurnian. Tujuan penggunaan zeolit di sini adalah digunakan.
untuk menjerap air dan karbon dioksida yang
terkandung di dalam minyak bumi. Jenis zeolit f. Kelestarian Lingkungan
yang dapat digunakan dalam proses ini adalah
khabazit, klinoptilolit, dan mordenit. Penggunaan Dalam masalah lingkungan hidup, zeolit digunakan
zeolit ini dapat berlangsung lama dan berulang- sebagai bahan penghilang bau (deodorizer ),
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 320

penghilang warna, dan bahan pengontrol polusi. Tabel 8. Spesifikasi Zeolit sebagai Bahan
Pengontrol Polusi
Penggunaan zeolit sebagai bahan pengontrol polusi
pada umumnya didasarkan kepada kemampuan Jenis Limbah Spesifikasi
zeolit untuk mengubah kation suatu limbah dalam
jumlah besar secara selektif. Limbah Radioaktif
Jenis zeolit Klinoptilolit
Sekarang ini, penggunaan diterjen sudah merata Bahan yang diserap Cesium dan strontium
di masyarakat. Untuk menghilangkan kesadahan Ukuran butir 20-50 mesh
detergen tersebut, bisanya digunakan sodium
trifosfat sebagai pelembut air (water softener). Limbah Rumah Tangga
Bahan kimia ini ternyata sangat berbahaya bila Jenis zeolit Klinoptilolit
berada dalam air secara berlebihan karena dapat Bahan yang diserap NH4 (amonium)
mempercepat pertumbuhan lumut hijau (green al- dan logam berat
gae), yang dapat mengurangi kadar oksigen dalam Ukuran butir 20 – 50 mesh
air. Oleh karena itu, timbul pemikiran untuk Limbah Peternakan
mengganti senyawa fosfat tersebut dengan zeolit, Jenis zeolit Klinoptilolit
karena selain mempunyai sifat sebagai pelembut, Bahan yang diserap NH4 (amonium)
zeolit juga dapat menjerap dye-stuffs dan pigment Ukuran butir 100 mesh
dirt.

Pengurangan penggunaan detergen fosfat sudah


dilakukan, terutama di negara Eropa (Jerman Barat Tabel 9. Spesifikasi Zeolit sebagai
dan Belanda). Satu-satunya masalah yang timbul, Penangkap Gas SO2 pada Cerobong Asap
zeolit tidak larut tetapi membentuk suspensi dalam Pabrik Asam Sulfat dan PLTU Batubara
air, sehingga penggunaan detergen zeolit memerlukan
mesin cuci yang konstruksinya harus dimodifikasi Uraian Spesifikasi
secara besar-besaran. Oleh karena itu, zeolit
berukuran halus dan berbentuk bundar lebih disukai. Jenis zeolit Klinoptilolit atau
Mordenit
Spesifikasi zeolit yang digunakan untuk pengelolaan Ukuran butir 50 – 85 mesh
lingkungan dapat dilihat pada Tabel 8 dan 9. Pengaktipan Pemanasan pada
suhu 500 – 600°C
g. Bahan Bangunan Kemampuan serap 200 mg. SO2 /gr
Zeolit pada kondisi statik
Penggunaan zeolit sebagai bahan bangunan dan
ornamen telah dilakukan sejak jaman Romawi kuno.
Penggunaan tersebut meliputi jalan, pondasi rumah tekan dan dikeringkan dalam tungku (oven) selama
atau bangunan, saluran air, jembatan, bahan perekat kira-kira dua jam. Produk yang dihasilkan adalah
atau plester, dan lain-lain. Ornamen yang dibuat bata ringan dengan berat 0,75 kg dan kuat tekan
meliputi dinding berukir dan patung. 47 kg/cm2 .
h. Industri Pesawat
Seperti halnya perlit, obsidian, dan pitchstone, zeolit
juga dapat dibuat menjadi pelet ringan. Cara ini Dalam industri ini, zeolit kemungkinan dapat
dapat dilakukan dengan cara pemanasan zeolit digunakan sebagai saringan molekuler.
hingga temperatur 1.400°C.
4.3 Zeolit Buatan
Di Jepang, zeolit jenis klinoptilolit dipanaskan
hingga temperatur 550°C dan kemudian didinginkan Di pasaran terdapat tiga jenis bahan kimia yang
di udara terbuka. Bahan tersebut kemudian kegunaannya sama dengan zeolit alam, yaitu karbon
dicampur dengan plester dolomit (doloma tohor) aktif, silika gel, dan zeolit buatan. Akan tetapi
dan air dengan perbandingan 1:1, kemudian dicetak
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 321

berdasarkan penelitian, kemampuan karbon aktif


dan silika gel sebagai bahan penjerap tidak melebihi – Didinginkan secepatnya dengan air dan disaring
zeolit alam. untuk memisahkan padatan dari larutannya.

Zeolit buatan dapat dihasilkan dengan dua cara, – Padatan dicuci dengan air panas dan dikeringkan
yaitu clay convertion process dan hydrogel process. dalam oven bertekanan pada temperatur 250°F.
Jenis zeolit buatan yang dihasilkan tersebut adalah
Zeolit A, Zeolit Y, Zeolit K-G, Zeolit alfa, Zeolit 2K-5, – Produk yang dihasilkan adalah 464 g Zeolit Y
dan lain-lain. yang berkomposisi Na2 O.Al2 O3 .5SiO2 . nH2 O.

Pada clay convertion process digunakan bahan Zeolit buatan lebih murni dan mempunyai kemampuan
baku kaolin sebagai sumber silika dan alumina. lebih luas dibandingkan dengan zeolit alam, terutama
Reaksi perubahan kimia dari proses tersebut adalah sebagai bahan katalis. Walaupun demikian, prospek
: pengembangan zeolit buatan belum memberikan
peluang karena zeolit alam dapat diperoleh dalam
500 – 600°C
jumlah besar dengan biaya lebih murah, sedangkan
2Al2 Si2 O5 (OH4 ) → Al2 Si2 O7 + 4H2 O
teknologi pemanfaatannya masih belum mencapai
kaolin metakaolin
titik optimal.
100°C
6Al2 Si2 O7 + 12 NaOH + 21H2 O →
5. PROSPEK PENGEMBANGAN ZEOLIT
metakaolin
Na12 (AlO2 )12 (SiO2 )12 .27H2 O
Di masa mendatang, perkembangan zeolit di Indo-
zeolit A
nesia diperkirakan semakin meningkat. Hal ini
disebabkan oleh semakin berkembangnya jumlah
Berdasarkan reaksi tersebut, untuk menghasilkan 1
ataupun ruang lingkup penggunaan zeolit, serta
ton zeolit A diperlukan bahan-bahan :
perkembangan teknologi pengolahannya yang
semakin dapat memenuhi kriteria zeolit untuk
– kaolin : 1.414 lb,
berbagai keperluan.
– metakaolin : 1.217 lb,
– sodium hidroksida : 438 lb,
Ditinjau dari sisi teknologi dan potensi sumber daya,
– air reaksi : 345 lb.
pengembangan zeolit tidak menjadi masalah.
Terdapat beberapa lokasi cadangan zeolit di Jawa
Pada hydrogel process digunakan bahan baku
Barat dan Lampung yang dapat dikembangkan,
alumino-silikat gel alkali tanah. Tahapan pekerjaan
walaupun penyelidikan rinci terhadap kedua lokasi
pada proses ini adalah :
cadangan tersebut belum pernah dilakukan.
– Masukan 2.090 g H2 O ke dalam suatu ketel
resin, dan larutkan 162,2 gr NaOH. Secara teknis, pengembangan tambang zeolit baru
melaui berbagai tahap kegiatan antara lain :
– Tambahkan 425 g sodium aluminat yang me-
ngandung Al2 O3 24%, Na2 O 20%, dan H 2 O 56% – Evaluasi cadangan.
berat. – Rancang-bangun tambang.
– Dinginkan hingga suhu 100°F dan kemudian – Studi kelayakan.
ditambah 570 silika kalsinasi.
Dalam kasus ini, evaluasi tambang zeolit baru
– Pendinginan dipertahankan pada suhu 100°F hanya didasarkan pada rencana kapasitas pabrik
selama 24 jam dengan pengadukan perlahan, terpasar sebesar 12.000 ton/tahun, sehingga tingkat
dan setelah itu suhu ditingkatkan hingga 212°F produksi tambang diperkirakan sebesar 15.000 ton/
dan dipertahankan selama 24 jam dengan peng- tahun. Kelayakan ekonomi tambang zeolit ini dapat
adukan perlahan. dilihat pada Tabel 10.
DAFTAR BACAAN
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 322

1. Anwar, T.S., dkk., Penggunaan Zeolit Bayah 2. Clifton, R.A., Natural and Synthetic Zeolites, IC-
untuk Pengolahan Air Limbah Industri Textil 9140, Bureau of Mines, USA.
di Kabupaten Garut , PPTM, Bandung,
1987. 3. Heryadi, D., Pemberian Mineral Zeolit sebagai

Tabel 10. Viabilitas Ekonomi Tambang Zeolit


(dalam ribuan Rp)

Klasifikasi Jumlah

Pemilikan SIPD 15.000


(Izin, Akte Notaris, Rekomendasi, dan lain-lain)
Evaluasi Cadangan 75.000
(Pemetaan, Eksplorasi, Analisa Conto, Pengolahan dan Evaluasi Data Cadangan)
Studi kelayakan, ANDAL, Rancang-bangun Tambang, dan lain-lain) 35.000
Pembebasan Tanah : 30 ha 150.000
(Lokasi Tambang, Pabrik, dan Infrastruktur lainnya)
Saranan Fisik dan Fasilitas Tambang 100.000
Peralatan 825.000
(Peralatan Tambang, Pengolahan, serta Peralatan Operasional dan Penunjang)
Biaya Tetap 1.200.000
Modal Kerja 250.000
Pelatihan, Penyimpanan Lahan, dan Tes Produksi 50.000
Investasi 1.500.000

Biaya Produksi :
– Bahan Bakar dan Pelumas 50.000
– Gaji dan Upah 435.000
– Karung Plastik @ 25 kg. 125.000
– Iuran Produksi 30.000
Perawatan, Pajak, dan Asuransi 95.000
Reklamasi dan Rehabilitasi Daerah Bekas Tambang 45.000
Biaya Umum, termasuk Promosi 200.000
Biaya Operasi Tambang 980.000
Amortisasi 12.000
Depresiasi 225.000
Pengeluaran Setiap Tahun 1.217.000

Penjualan 2.100.000
(12.000 ton x Rp. 175.000/ton)
Pendapatan Besih per Tahun 420.000
Tingkat Pengambilan Modal :
– Return on Investment (ROI) 34,30%
– Payback Period 2,3 Tahun
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 323

Imbuh Makanan Ternak Ayam dan Domba,


PPTM, Bandung, 1987. 15. Sudjadi, M. dkk., Prospek Pemakaian Zeolit
Bayah sebagai Perubah Sifat Tanah untuk
4. Komar P.A., dkk., Prospek Pemakaian Zeolit Tanaman Padi, PPTM dan PPTB, Bogor, 1985.
Bayah sebagai Penukar Kation, PPTM, Bandung,
1985. 16. Suganal, dkk., Penggunaan Zeolit Bayah untuk
Pengolahan Air, PPTM, Bandung, 1987.
5. Komar P.A., dkk., Prospek Pemakaian Zeolit
Bayah sebagai Penjernih Minyak Kelapa Sawit, 17. Sunara, T. dan Komardi, O.S., Pemberian Min-
PPTM, Bandung, 1985. eral Zeolit sebagai Imbuh Makanan Ternak dan
Domba, PPTM, Bandung, 1987.
6. Komar P.A., dkk., Prospek Pemakaian Zeolit
Bayah sebagai Penangkap Ion Ca, PPTM, 18. Suyartono, dkk., Penerapan Model Pengolahan
Bandung, 1985. dan Pemanfaatan Zeolit Bayah untuk Gas dan
Cairan, PPTM, 1986.
7. Komar P.A., dkk., Prospek Pemakaian Zeolit
Bayah sebagai Penukar Ion Fe / Mn Dalam Air, 19. Suyartono, Percontohan Model Pengolahan
PPTM, Bandung, 1985. Zeolit Bayah untuk Pertanian dan Pengolahan
Air, Buletin PPTM Vol. 10 No. 3., November
8. Komar P.A., dkk., Prospek Pemakaian Zeolit 1988.
Bayah sebagai Penjerap Radionuklida SR-85
Sampah Radio Aktif, PPTM, Bandung, 1985. 20. Suyartono, Peranan Kapur dan Zeolit dalam
Pertanian, Terbitan Khusus No. 04, PPTM,
9. Komar P.A., dkk., Prospek Pemakaian Zeolit Bandung, 1986.
Bayah sebagai Penjerap ionNH4 dalam Air
Limbah, PPTM, Bandung, 1985. 21. Torii, K., Utilization of Natural Zeolite in Japan,
National Industrial Research Institute, Tohoku,
10. Mumpton, F.A., The Role of Natural Zeolit in Japan, 1980.
Agriculture and Aquaculture, International Com-
mittee on Natural Zeolites, Westview Press, 22. Usri, T., dkk., Pengaruh Penambahan Beberapa
Colorado, 1984. Tingkat Zeolit dalam Ransum terhadap
Pertumbuhan Domba, Fakultas Peternakan,
11. Olson, R.H., Zeolit, Industrial Minerals, 1985. Universitas Padjadjaran, Bandung, 1990.

12. Paggi, dkk., Prospek Pemakaian Zeolit Bayah


sebagai Pencapur Makanan Ternak , Kerjasama *****
PPTM dan Universitas Padjadjaran, Bandung,
1981.

13. Sarief, E.S., dkk., Pemanfaatan Zeolit dan Kapur


untuk Peningkatan Produktivitas Tanah dan
Hasil Pertanian Khususnya Tanaman Kedele
dan Jagung, PPTM, Bandung, 1987.

14. Sariman, dkk., Percontohan Penerapan


Pemanfaatan Zeolit Bayah untuk Pendingin
Ruang-an, PPTM, Bandung, 1989.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 324

Lampiran A
Lokasi Cadangan Zeolit di Indonesia

Perkiraan Cadangan
Lokasi Luas Penyebaran Ketebalan Jumlah
Ha m Cadangan

Jawa Barat :
– Bayah, Lebak Ratusan Puluhan Jutaan ton
– Cilember, Sukabumi – – –
– Cikembar, Sukabumi – – –
– Nanggung, Bogor 115 – 25 juta m3
– Nagreg, Bandung – – –
– Cikalong, Tasikmalaya – – –

Jawa Timur :
– Sumbermanjing, Wetan,Malang – 0–5 –
– Slaung, Ponorogo 35 – Jutaan ton
– Kedung banteng, malang – – Jutaan ton

Jawa Tengah dan DI Yogyakarta :


– Semanu, Gunung Kidul
– Banjarnegara – – –
– Wonosobo – – –
– Nanggulan – – –
– Salatiga – – –

Sumatera Utara :
– Kecamatan Purba – – –
– Kecamatan Sibolangit – – –
– Kecamatan Namorambe – – –
– Kecamatan Balige – – –
– Kecamatan Sarula – – –

Sumatera Selatan :
– Kota Agung – – –
– Krui – – –
– Kalianda – – –
– Rajabasa – – –
– Muara Enim – – –
– Baturaja – – –
– Pengunungan Gumai – – –

Kalimantan Timur :
– Gunung Rian – – –
– Malianau – – –
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 325

Lanjutan ...

Perkiraan Cadangan
Lokasi Luas Penyebaran Ketebalan Jumlah
Ha m Cadangan

Kalimantan Selatan :
– Desa Mandi Angin – – –
– Desa Kiram – – –
– Desa Gunung Jambu – – –

Kalimantan Barat :
Desa Gunung Jambu – – –

Maluku :
Desa Mepa – – –

Sulawesi Selatan :
Desa Barru – – –

Sulawesi Tengah :
Desa Bomba – – –
BAHAN GALIAN INDUSTRI
nnnnnnnnnnnnnnnn 24 – 326

24 ZIRKON
Oleh : M. Arifin,
Supriatna Suhala

1. PENDAHULUAN adalah zirkon (zirkonium silikat, ZrO2 .SiO2 ) dan


baddeleyit (zirkonium oksida, ZrO2 ). Di alam, kedua
Zirkon termasuk mineral baru di Indonesia, karena mineral ini dijumpai dalam bentuk senyawa dengan
selain keberadaannya sangat langka, juga hafnium (HfO2 ). Kandungan hafnium sekitar 1,5 –
penggunaannya baru mulai berkembang dalam 2,5% dari total berat zirkon atau baddeleyit.
sepuluh tahun terakhir ini.
Pada umumnya zirkon mengandung unsur besi,
Konsumen zirkon terbesar adalah industri keramik, kalsium, sodium, mangan, dan unsur lainnya. Unsur-
terutama untuk produksi keramik ubin (wall tile) dan unsur ini memberikan variasi warna zirkon yang
rumah tangga (table ware). Konsumen terbesar bermacam-macam. Warna zirkon murni adalah putih
lainnya adalah industri logam dasar, yang bening. Mineralogi zirkon dan variasi sifat fisika dan
kegunaannya adalah sebagai bahan anti korosi dan kimianya dapat dilihat pada Tabel 1.
penahan panas (refraktori dan foundri).
2.3 Cadangan dan Potensi Sumber Daya

2. GEOLOGI Sampai dengan saat ini, jumlah cadangan zirkon di


Indonesia tidak diketahui secara pasti. Walaupun
2.1 Mula Jadi demikian, potensi mineral ini diperkirakan cukup
besar.
Zirkon terbentuk sebagai mineral ikutan (accessory
mineral) pada batuan yang terutama mengandung Di Sumatera, penyebaran zirkon pada umumnya
Na-feldspar, seperti batuan beku asam (granit dan mengikuti penyebaran endapan kasiterit, yang lebih
syenit) dan batuan metamorf (gneiss dan skiss). dikenal dengan nama tin belt. Penyebaran tersebut
Secara ekonomis, zirkon dijumpai dalam bentuk meliputi daerah Sumatera bagian timur, Kepulauan
butiran (ukuran pasir), baik yang terdapat pada Riau, Pulau Bangka, dan Pulau Belitung, serta
sedimen sungai maupun sedimen pantai. Pada sebagian Kalimantan bagian barat. Berdasarkan
umumnya zirkon terkonsentrasi bersama-sama penyelidikan yang telah dilakukan, endapan zirkon
mineral titanium (rutil dan ilmenit), monazit, dan dipastikan terdapat di daerah Hatapang (Sumatera
mineral berat lainnya. Utara), Pulau Karimun Kundur dan Pulau Bintan
(Riau), serta Pulau Bangka dan Pulau Belitung
Di Indonesia, zirkon merupakan sedimen sungai (Sumatera Selatan).
yang terdapat di daratan dan lepas pantai. Mineral ini
dijumpai bersama-sama dengan mineral kasiterit Di Kalimantan tengah, zirkon merupakan mineral
dan elektrum (Au, Ag) sebagai mineral utama, ilmenit, ikutan bijih emas aluvial, walaupun di beberapa
magnesit, monazit, xenotim, pyrit, mineral sulfida tempat kandungan zirkon kadang-kadang lebih
lainnya, dan kuarsa. Cebakan keseluruhan mineral dominan. Berdasarkan hasil kegiatan eksplorasi
ini pada umumnya berasal dari batu granit yang telah dan eksploitasi tiga perusahaan Kontrak Karya Emas
mengalami pelapukan dan transportasi. di daerah Kalimantan Tengah, zirkon diketahui
tersebar di sungai Cembaga dan Katingan (termasuk
2.2 Mineralogi anak-anak sungainya). Di Kalimantan Timur, zirkon
terdapat di daerah Semboja yaitu sebagai endapan
Mineral utama yang mengandung unsur zirkonium pantai yang dijumpai bersama-sama mineral rutil.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 327

Tabel 1. Sifat Fisika dan Kimia Zirkon dan Baddeleyit

Baddeleyit Zirkon

Kristal Monoklin Prismatik Ditetragonal Dipiramidal


Warna Gelap Putih bening hingga kuning, kehijuan,
coklat, kemerahan, dan kuning kecoklatan
Kilap Logam Lilin
Belahan Beraturan Tidak sempurna
Kekerasan (skala Moh's) 6,5 7,5
Berat Jenis 5,8 4,6 – 4,7
Indek Refraksi 2,19 1,92 – 1,96
Hilang Pijar – 0,1%

Menurut Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dipisahkan dari mineral-mineral berat lainnya (multi-
dan Energi setempat, cadangan zirkon tersebut mineral processing).
dipastikan sebesar 33 ribu ton.
Pengolahan kasiterit, zirkon, dan mineral berat
Di Irian Jaya, keberadaan zirkon didasarkan kepada lainnya dilakukan oleh PT Tambang Timah dalam
kegiatan eksploitasi sembilan perusahaan SIPD dua tahap, yaitu :
yang berlokasi di daerah Kabupaten Jayapura. Karena
terbatasnya data yang ada, potensi zirkon di daerah a. Pengolahan di Tambang
ini belum jelas, baik tipe endapan, penyebaran
maupun jenis mineral ikutannya. Pengolahan di sini dilakukan dengan menggunakan
sluice box dan jig. Tujuan pengolahan tersebut
Daerah potensi zirkon di Indonesia beserta hasil- adalah untuk menghasilkan konsentrat kasiterit
hasil penyelidikan yang telah dan sedang dilakukan beserta mineral ikutannya, termasuk zirkon.
dapat dilihat pada Gambar 1 dan Lampiran A.
b. Pengolahan di Pusat Pencucian Bijih
Timah

3. PERTAMBANGAN Pengolahan dilakukan terhadap konsentrat tambang


dan kapal keruk. Metoda dan peralatan yang
Berdasarkan tipe endapan zirkon yang merupakan digunakan terdiri atas pemisahan gravitasi (meja
endapan aluvial, penambangan dilakukan dengan goyang, klasifier, jig), pemisahan listrik (high ten-
menggunakan kapal keruk, bulldozer, dragline, dan sion separator), dan pemisahan magnit (rapid mag-
lain-lain peralatan yang biasanya digunakan untuk netic separator ). Produk pengolahan adalah
menambang bijih aluvial. kasiterit, ilmenit, monazit, xenotim, dan zirkon
(Gambar 2).
Di P. Bangka, P. Belitung, dan P. Karimun Kundur,
zirkon ditambang bersama-sama dengan kasiterit. Di Kalimantan Tengah, zirkon ditambang bersama-
Penambangan dilakukan oleh PT Tambang Timah sama dengan bijih emas oleh PT Ampalit Mas
dengan cara : Perdana. Zirkon yang dihasilkan merupakan
konsentrat sluice box, akibatnya kadar zirkon
– Tambang semprot (konvensional dan tambang tersebut masih sangat rendah ( 30% ZrO2 ).
besar).
– Kapal keruk, tambang mekanis.
4. KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI
Pengolahan zirkon termasuk sangat komplek 4.1 Kegunaan
karena selain memisahkannya dari mineral
pengganggu (gangue minerals), tetapi juga Penggunaan zirkon sangat bervariasi, baik
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Keterangan :
1. Hatapang, Rantau Prapat, Sumatera Utara 5. P. Belitung Sumatera Selatan
2. P. Karimun Kundur, Riau 6. Kasongan, Kalimantan Tengah
3. P. Bintan, Riau 7. Semboja, Kalimantan Timur
4. P. Bangka, Sumatera Selatan

24 – 328
Gambar 1. Peta Indikasi Cebakan Zirkon di Indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 329

KOSENTRAI
TAMBANG
(30 - 45 % Sn)

PEMISAHAN GRAVITASI
(siklon, Klasifier
shaking table, dan jig)

MIDDLING
KOSENTRAT TAILING
kaseterit kuarsa
Kseterit ilmenit ilmenit
pyrit / Markasit
Monasi / Xenotim
Kuarsa tourmain

PENGERINGAN
(rotary dryer)

PEMISAHAN LISTRIK
(high tension separator

KONDUKTOR NON - KONDUKTOR


kasiterit monasit / xenotim
ilmenit ziroon kuarsa

PEMISAHAN MAGNIT
(rapid magnetik separator)

MAGNETIK NON - KONDUKTOR


Monasit / xenotim ziroon kuarsa

PEMISAHAN GRAVITASI
(air table)

KOSENTRAT TAILING
Ziroon kuarsa

Gambar 2. Diagram Alir Proses Pengolahan Zirkon


BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 330

sebagai mineral industri (non-logam) maupun keramik yang berasal dari zirkon, yaitu PSZ.
mineral logam (Gambar 3). Pasaran zirkon dunia Produk PSZ yang telah dikembangkan ada dua
sebagian besar digunakan sebagai mineral macam, yaitu :
industri, yaitu untuk pasir cetak (foundri), bata
tahan api (refraktori), keramik dan gelas, kimia • PSZ yang Dibuat dengan Menggunakan
zirkonium, dan lain-lain. CaO dan MgO

a. Keramik dan Gelas Keramik yang dihasilkan mempunyai kekuatan dan


ketahanan yang lebih baik, jika dibandingkan
Pada industri keramik dan gelas, zirkon yang dengan keramik konvensional (SiC, Si3, dan Al2 O3 ).
digunakan berbentuk zirkonia, PSZ (partially stabi- Produk keramik ini telah digunakan untuk
lized zirkonia), dan tepung zirkon (micronized komponen mesin/motor, pompa kimia, dan nozel
zirkon). (mulut pipa).

Tepung Zirkon • PSZ yang Dibuat dengan Menggunakan


Yttrium Oksida (Y2 O3 )
Tepung zirkon pada keramik terutama berfungsi
sebagai glasir opak (opacifier glazes), hal ini Keramik yang dihasilkan lebih stabil dan mempunyai
disebabkan zirkon mempunyai indeks refraksi konduktivitas panas rendah, selain mempunyai
cukup tinggi. Zirkon di sini menggantikan peranan ketahanan dan tahan lama. Keramik jenis ini sangat
Sn-oksida untuk menghasilkan keramik putih dan sesuai untuk pembuatan komponen adiabatik mesin
keramik berwarna yang bermutu tinggi, khususnya diesel, seperti pelapis silinder, kepala piston, dan
keramik untuk keperluan rumah tangga (table ware) katup.
dan keramik ubin (tile ceramic).
Kegunaan PSZ lainnya adalah untuk pembuatan
Prosentase pemakaian zirkon sebagai glasir opak elektroda yang dapat berfungsi untuk mengontrol
adalah 13% dari total bahan glasir yang digunakan. ratio antara bahan bakar dan oksida di dalam mesin.
Bahan-bahan glasir lainnya adalah pasir silika Keadaan ini tidak saja menyangkut masalah
(28%), feldspar (27%), kaolin (9%), witherit (5%), lingkungan, tetapi juga masalah efisiensi mesin
dan Zn-oksida (4%). mobil dan penghematan pemakaian bahan bakar.
Produk keramik untuk elektroda tersebut telah
Sebagai frit-enamel, tepung zirkon digunakan untuk dikembangkan oleh perusahaan NGK-insulator
melapisi logam (baja dan besi tuang). Walaupun (Jepang).
jumlah pemakaian zirkon sangat kecil dibandingkan
TiO2 , dengan penggunaan zirkon lebih baik, terutama b. Refraktori
dalam proses pelapisan secara kering untuk
menghasilkan produk peralatan dapur dan kamar Zirkon dapat dibuat menjadi bata tahan api yang
mandi. digunakan untuk melapisi tungku peleburan baja
dan gelas. Zirkon yang digunakan ada dua jenis,
Zirkonia yaitu AZS refraktori dan zirkonia-mullit. Pemakaian
kedua bahan ini sebagai refraktori karena secara
Dalam industri gelas, zirkonia (fused zirkon ) kimia mempunyai sifat netral serta ketahanan
digunakan untuk menghasilkan gelas-gelas yang terhadap panas mendadak yang sangat baik.
berkomposisi khusus, seperti gelas optik, gelas Zirkonia-mullit digunakan dalam bentuk batangan
fiber, gelas TV berwarna, dan lain-lain. dan nodul yang disusun secara beraturan.

PSZ (Partially Stabilized Zirkonia) Pemakaian zirkon secara langsung untuk refraktori
pada umumnya digunakan sebagai ladle brick .
Khusus untuk menghasilkan keramik rekayasa dan Refraktori ini dapat digunakan pada suhu hingga
listrik, sekarang ini telah dibuat bahan dasar 3600°F.
BAHAN GALIAN INDUSTRI
24 – 331
Gambar 3. Diagram Penggunaan Zirkon
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 332

c. Pasir Cetak (Foundri) e. Kimia Zirkonium

Zirkon sangat sesuai digunakan sebagai pasir cetak Dalam industri kimia, zirkonia digunakan untuk
karena sifat-sifatnya : pembuatan zirkonium sulfat, H2 ZrO2 (SO4 )2 .3H3 O.
Bahan kimia ini sangat penting karena merupakan
– Pengantar panas yang sangat tinggi, sehingga bahan dasar dalam pembuatan kimia zirkonium
proses pendinginan berlangsung empat kali lainnya.
lebih cepat bila dibandingkan dengan pasir
kuarsa, Zirkonium sulfat digunakan sebagai bahan untuk
penyamakan kulit (tanning leather) dan bahan
– Tidak reaktif terhadap logam lain, tambahan pada pigmen titania (berfungsi sebagai
penstabil pigmen).
– Butiran zirkon berbentuk bulat dengan permuka-
an bersih serta sesuai dengan semua jenis Produk kimia zirkonium lainnya beserta tujuan
binder, penggunaan adalah :

– Membutuhkan binder lebih sedikit dibandingkan – Zirkonium oxyclorida, sebagai bahan pelapis
dengan pasir cetak lainnya, (coating) pada tekstil.

– Ukuran tetap stabil walaupun terjadi peningkatan – Zirkonium tetrachlorida, sebagai bahan
panas, pemurnian Al dan Mg.

– pH zirkon netral atau sedikit asam. – Zirkonium karbonat sebagai obat (berbentuk
salep) untuk melawan racun yang berasal dari
Sebagai pasir cetak, zirkon umumnya digunakan tumbuh-tumbuhan.
untuk menghasilkan produk cetakan yang mempunyai
permukaan halus. Selain zirkon, fused zirkonia juga – Zirkonium hydrat sebagai moderator neutron.
digunakan sebagai pasir cetak, khususnya
pencetakan gelas secara kontinu. f. Zirkonia

d. Abrasif Zirkonia merupakan produk zirkon yang sangat


penting karena penggunaannya yang sangat
Produk zirkon yang umumnya digunakan sebagai luas, baik sebagai bahan pengganti zirkon itu
abrasif adalah alumina-zirkonia. Abrasif jenis ini ada sendiri maupun bahan yang digunakan untuk
dua kelompok, tergantung prosentase zirkonia yang menghasilkan produk-produk berteknologi tinggi.
digunakan, yaitu :
Zirkonia (termasuk fused zirkonia), selain digunakan
– AZ-abrasif (25% zirkonia). pada industri yang telah diuraikan diatas, juga
– NZ-abrasif (40% zirkonia). digunakan sebagai bahan :
AZ-abrasif terutama digunakan dalam hubungannya
dengan pengerjaan bahan-bahan yang berasal dari – Piezo-electric dan keramik titanat,
logam, seperti steel billet, automotif, dan lain-lain.
Di pasaran NZ-abrasif ada dua jenis, yaitu E347 – Pelapis penahan panas pada baling-baling
(bonded abrasive) dan E349 (coated abrasive). NZ- pesawat terbang, seperti yang telah diproduksi
abrasif terutama digunakan sebagai mata (bit) pada oleh perusahaan Pratt Whitney, General Elec-
mesin pemotong untuk batu hias (marmer dan tric, dan Rolls Royce.
granit) dan sebagai bola penggerus (grinding wheel).
g. Zirkon sebagai Batu Mulia (Gemstone)
Sebagai abrasif, pasir zirkon dapat juga digunakan
secara langsung, yaitu sebagai sandblast meng- Zirkon yang mempunyai variasi warna dapat
gantikan fungsi pasir kuarsa. digunakan sebagai batu mulia, seperti :
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 333

– Putih bening (Matara diamond), pasaran, antara lain :


– Jacinth atau hyacinth yang berwarna orange,
merah, ataupun coklat), – Baja zirkonium yang digunakan untuk gandar/as
– Jargon atau jaargon (kuning ataupun hijau), roda, poros, batang bor, dan konstruksi katup-
– Starlite (berwarna biru sebagai hasil dari tekan.
pemanasan zirkon yang berwarna merah
kecoklatan). – Niobium-zirkonium sebagai superkonduktor.

h. Logam Zirkonium dan Logam Paduan – Magnesium-logam tanah jarang-zirkonium yang


digunakan pada industri ruang angkasa dan
Logam zirkonium dengan kemurnian mendekati pesawat terbang.
100% diperoleh dengan cara mereduksi zirkonium
tetrachlorida dengan sodium. Logam yang dihasilkan – Zircaloy, terutama berbentuk tabung digunakan
berwarna abu-abu dan bersifat lunak (mudah dibentuk pada pembangkit listrik tenaga nuklir.
dan dipotong).
Logam zirkonium terpenting lainnya, terutama
Sifat terpenting logam ini adalah anti korosif. dalam bentuk senyawa dengan unsur lain (metal-
Berdasarkan sifatnya ini, logam zirkon terutama like compound) adalah zirkonium karbida. Logam
digunakan untuk : ini digunakan sebagai konduktor elektronik,
komponen alat pemotong, dan material struktur
– Crucible yang digunakan pada laboratorium analit. pada reaktor nuklir.
– Pipa keluaran gas.
– Bahan peledak primer (detonator). 4.2 Spesifikasi Produk
– Foil pada lampu sorot dan bola lampu kilat
kamera. a. Zirkon sebagai Mineral Industri
– Tabung penukar panas.
Kualitas zirkon yang terdapat di pasaran dibagi
Dalam jumlah kecil, logam zirkonium digunakan dalam tiga kelompok yang didasarkan pada
untuk konstruksi pabrik petrokimia, pupuk urea, penggunaannya, yaitu premium grade (ceramic
asam sulfat, dan pabrik asam hidroklorida. grade), standard grade (foundry grade), dan interme-
diate grade. Komposisi kimia utama dan tujuan
Khusus logam zirkon dengan kemurnian 100 % penggunaan masing-masing kualitas zirkon dapat
(unsur hafnium telah dihilangkan) digunakan dilihat pada Tabel 2.
sebagai tabung bahan bakar radio-aktif pada
reaktor nuklir. Ukuran butir zirkon yang pada umumnya digunakan
terdiri atas milled zircon (+200 mesh atau +300
Logam paduan zirkon yang banyak terdapat di mesh) dan micronized zircon (1.5 mikron atau 10

Tabel 2. Spesifikasi Zirkon dan Tujuan Penggunaannnya

Parameter Premium Intermediate Standard

ZrO2 + (HfO2 ), %min 66,00 65,50 65,00


TiO2 , % maks. 0,10 0,30 0,25
Fe2 O3 , %maks 0,05 0,07 0,15
Kegunaan – Refraktori gelas – Refraktori baja – Refraktori basa
– Zirkonium silikat – Keramik – Foundri
– Keramik mutu tinggi – Foundri

Sumber : The 9th Industrial Minerals International Congress.


BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 334

mikron), tetapi dalam pemasaran ukuran ini tidak Sedangkan pada zircolay-4 unsur-unsur logam
begitu penting. tersebut sama, kecuali nikel. Dalam logam paduan
niobium-zirkonium mengandung sekitar 20 – 40%
Berbeda dengan zirkon, baddeleyit yang dipasarkan zirkonium.
mempunyai kandungan ZrO2 lebih tinggi, karena
unsur utama mineral ini sudah dalam bentuk ZrO2 , c. Mineral Substitusi
namun di pasaran baddeleyit ini sangat terbatas, hal
ini disebabkan oleh cadangan baddeleyit sangat Terdapat beberapa mineral ataupun produk kimia
jarang dijumpai di alam. yang dapat digunakan sebagai bahan substitusi
zirkon dalam penggunaannya, seperti :
Produsen baddeleyit terbesar adalah PMC (Palabora
Mining Co.) dan Foskor (Phosphate Development – Refraktori : kromit, alumina-magnesia spinel,
Corp.) yang berkedudukan di Afrika Selatan. Kualitas dan pasir kuarsa.
produk baddeleyit yang dipasarkan oleh kedua – Foundri : pasir kuarsa, kromit, dan olivin.
perusahaan ini dapat dilihat pada Tabel 3. – Keramik : TiO2 dan Sn-oksida.

Tabel 3. Spesifikasi Baddeleyit Foskar dan PMC

Foska PMC
Unsur Kimia
BC96 BC99SEF N SQ

ZrO2 + HfO2 1 96,00 Min. 99,00 98,00 99,00


TiO2 1,00 Maks.0,30 0,40 0,20
Fe2O3 1,00 Maks.0,05 0,50 0,20
SiO2 1,50 Maks.0,50 0,30 0,20
CuO 0,60 Maks.0,02 0,10 0,10
P2O5 0,20 Maks.0,01 0,10 Maks.0,10
ThO2 0,03 maks.0,03 0,05 0,05
U2 O8 Maks.0,07 Maks.0,07 0,10 0,10

Sumber : Industrial Minerals, October 1981.


!) Unsur hafnium yang terkandung adalah 1,5 – 1,9% HfO 2

Selain itu pula, PMC memproduksi zirkonium sulfat Tabel 4. Spesifikasi ZR-Sulfat
dengan spesifikasi seperti pada Tabel 4.
Unsur Kimia Spesifikasi
b. Zirkon sebagai Logam
ZrO2 + HfO2 Min. 33.00%
Logam zirkonium murni yang terdapat di pasaran SO4 52,40
mempunyai kadar 98% dan 100%. Logam zirkon H2 SO4 bebas, nihil
yang mempunyai kadar kurang dari 100%, H2 O bebas Maks. 5,00%
menunjukkan bahwa logam ini masih terdapat unsur Asam tidak terlarut 0,30%
hafnium di dalamnya (1,5 – 2,5% berat). Bentuk Fe2 O3 0,05%
logam tersebut yang ada di pasaran adalah sponge, TiO2 0,30%
plate, cold rolled, dan powder. SiO2 0,50%
P2 O5 0,05%
Logam paduan (alloy) zirkon terpenting adalah Na2 O Maks. 0,01%
zircolay-2 dan zircolay-4. Unsur logam lain yang LOI pada 1000°C 66,40%
terkandung dalam zircolay-2 adalah timah (1,5%),
besi (0,12%), chromium (0,10%), dan nikel (0,05%). Sumber : Industrial Minerals, Oktober 1981.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 335

– Abrasif : pasir kuarsa dan ilmenit. Beberapa faktor yang menyebabkan produksi zirkon
di dalam negeri mengalami fluktuasi, antara lain :

5. STRUKTUR EKONOMI – Produksi zirkon seluruhnya merupakan produk


sampingan (by-product) bijih timah dan emas.
Zirkon merupakan salah satu mineral baru dalam
pengadaannya oleh sektor pertambangan di dalam – Penyebaran zirkon, terutama dalam bijih timah
negeri. Akan tetapi pemakaian mineral ini oleh tidak menentu, sehingga jumlah produksi zirkon
industri hilir di dalam negeri sudah berlangsung tidak dapat dipastikan berdasarkan jumlah
cukup lama. produksi bijih timah.

5.1 Produksi – Hingga saat ini produksi zirkon masih sangat


tergantung kepada permintaan konsumen, baik
Pengadaan zirkon oleh tambang di dalam negeri pasar di dalam negeri maupun ekspor.
berlangsung sejak tahun 1984. Zirkon ini berasal
dari tambang-tambang timah di Pulau Bangka dan 5.2 Konsumsi
Pulau Belitung yang dikelola oleh PT Tambang
Timah. Pada tahun 1989, produksi zirkon ditambah Di Indonesia, zirkon terutama digunakan pada
dari produk sampingan bijih emas aluvial yang industri keramik, yaitu sebagai glasir opak.
ditambang oleh PT Ampalit Mas Perdana di Kebutuhan zirkon pada industri ini mencapai 94%
Kalimantan Tengah. dari total konsumsi rata-rata. Sisanya 6%,
digunakan pada industri logam dasar (3,5%) dan
Produksi zirkon selama kurun waktu 1984 – 1989 industri barang-barang logam (2,5%).
menunjukkan angka yang fluktuatif (Tabel 5).
Angka-angka produksi ini didasarkan kepada Zirkon yang digunakan pada industri logam dasar
jumlah penjualan zirkon oleh PT Tambang Timah, dan industri barang-barang logam berfungsi sebagai
baik di dalam negeri maupun ekspor. Produk zirkon bahan penahan panas (refraktori) dan pasir cetak
yang berasal dari PT Ampalit Mas Perdana hingga (foundri).
tahun 1990 belum dapat dipasarkan karena
mutunya yang sangat rendah. Jumlah konsumsi zirkon pada industri hilir di dalam

Tabel 5. Produksi dan Penjualan Zirkon, Thaun 1984 – 1989

Produksi, ton Penjualan Dalam Negeri 1) Ekspor

Tahun PT Tambang PT Ampalit Total Jumlah Nilai Jumlah Nilai


Timah M. Perdana (ton) (000 Rp) (ton) (AS$)

1984 73 – 73 – – 73 11.890

1985 460 – 460 – – 460 46.000


1986 – – – – – – –

1987 50 – 50 50 18.750 – –
1988 1.230 – 1.230 30 10.614 1.200 170.970
1989 277 1.194 1.470 50 33.440 227 51.985

Keterangan : Kualitas zirkon PT Tambang Timah adalah 60 – 65% ZrO2


Kualitas zirkon PT Ampalit Mas Perdana adalah + 30% ZrO2
1) apparent consumption = impor + penjualan dalam negeri
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 336

negeri cukup besar. Selama kurun waktu 1985 – Besarnya ekspor pada tahun tersebut kemungkinan
1988, konsumsi zirkon mengalami peningkatan, disebabkan banyaknya stok karena tidak ada
yaitu 295 ton pada tahun 1985 menjadi 737 ton permintaan pada tahun sebelumnya. Pada tahun
pada tahun 1988, atau meningkat 2,5 kali lipat. 1989, ekspor zirkon mencapai 227 ton dengan nilai
Hingga Oktober 1989, konsumsi zirkon telah AS$ 51.935, atau turun sekitar 50% dibandingkan
mencapai 530 ton, dan pada akhir tahun 1989, dengan ekspor pada tahun 1985 yang besarnya 460
diperkirakan akan melebihi konsumsi pada tahun- ton (Tabel 5).
tahun sebelumnya (Tabel 6).
Negara tujuan ekspor zirkon Indonesia adalah Ma-
laysia dan Singapura.
Tabel 6. Konsumsi Zirkon (dalam ton)
Kebutuhan zirkon oleh industri hilir belum seluruhnya
dapat dipenuhi oleh pemasok di dalam negeri (PT
Industri Hilir 1985 1986 1987 1988 1989 Tambang Timah), baik kualitas maupun kontinuitas
pemasokan dalam jumlah besar. Oleh karena itu,
Keramik 268 457 537 699 503
impor mineral ini masih sangat besar, yaitu sekitar
Logam Dasar 18 13 18 24 16
90% dari total konsumsi di dalam negeri.
Lain-lain 9 11 11 14 11

Total 295 481 566 737 530 Selama kurun waktu 1985 – 1988, impor zirkon
mengalami peningkatan. Pada tahun 1985, impor
zirkon tercatat sebesar 295 ton, dan pada tahun
Sumber : Biro Pusat Statistik
1988 meningkat menjadi 707 ton, atau meningkat
2,4 kali lipat. Hingga Oktober 1989, impor zirkon
telah mencapai 480 ton (Tabel 7).
Berdasarkan fungsi dan kegunaan zirkon,
sebenarnya pemakaian zirkon oleh industri di Impor zirkon Indonesia selama ini terutama berasal
dalam negeri jauh lebih besar lagi, terutama dari Australia.
pemakaian secara tidak langsung. Beberapa bahan
baku yang diperkirakan mengandung unsur
zirkonium dan digunakan oleh industri di dalam
negeri adalah : Tabel 7. Jumlah dan Nilai Impor Zirkon,
Tahun 1985 –1989
– Industri penyamakan kulit (tanning material),
– Industri keramik dan gelas (glasir dan frit-enamel), Tahun Jumlah, ton Nilai, 1000 AS$
– Foundri, refraktori, dan abrasit (industri logam
dasar dan industri barang-barang logam). 1985 295 411
1986 481 532
Penggunaan produk-produk tersebut, terutama 1987 516 570
refraktori yang menyebabkan konsumsi zirkon pada 1988 707 808
industri logam dasar sangat kecil. 1989 480 532

5.3 Ekspor dan Impor Sumber : Departemen Perdagangan dan Biro Pusat Statistik.

Ekspor zirkon berlangsung sejak tahun 1984.


Ekspor tersebut seluruhnya berasal dari PT d. Harga Zirkon
Tambang Timah.
Pada tahun 1989, zirkon yang dipasarkan oleh PT
Selama kurun waktu 1984 – 1989, ekspor zirkon Tambang Timah untuk penggunaan di dalam negeri
memperlihatkan peningkatan dan penurunan, bahkan berharga Rp 500.000 – 800.000 per ton, sedangkan
pada tahun 1986 dan tahun 1987 sama sekali tidak harga ekspor sekitar AS$ 226 – 232 per ton.
ada ekspor. Ekspor terbesar terjadi pada tahun 1988
sejumlah 1.200 ton dengan nilai AS$ 170.970. Harga zirkon yang bervariasi tergantung pada
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 337

kadarnya (% ZrO2 ). Zirkon yang dijual (luar dan pertambangan mineral berat yang berbentuk
dalam negeri) mempunyai kadar 30 – 60% ZrO2 . endapan aluvial (placer). Tambang-tambang bijih
aluvial banyak beroperasi di Indonesia, baik
Harga zirkon impor jauh lebih besar lagi. Pada tahun tambang konvensional (tambang semprot) maupun
1989, harga zirkon impor (termasuk ongkos tambang berteknologi tinggi (kapak keruk).
pengangkutan) sekitar AS$ 1.083 per ton. Berdasar- Demikian juga halnya dengan proses pengolahan,
kan Industrial Minerals, bulan Juni 1990, harga Indonesia juga telah sangat berpengalaman dalam
zirkon Australia per ton (bulk dan FOB) adalah : mengolah bijih yang dapat menghasilkan beberapa
mineral berat sebagai konsentrat (multi-minerals
– Standard grade : A $ 570-640. processing).
– Intermediate grade : A $ 600-700.
– Premium grade : A $ 630-750. 6.2 Perkembangan Industri Hilir

Perkembangan industri di dalam negeri selama lima


6. PROSPEK PENGEMBANGAN tahun terakhir ini memperlihatkan perkembangan
yang sangat pesat. Keadaan ini sebagai akibat
Di masa mendatang, potensi zirkon di dalam negeri pengaruh dari kebijaksanaan pemerintah dalam
dapat dikembangkan menjadi komoditi bahan menentukan strategi pembangunan ekonomi,
tambang yang dapat diandalkan. Ada beberapa seperti yang tertuang dalam paket-paket
faktor yang mendukung perkembangan tersebut, deregulasi. Paket kebijaksanaan tersebut akan
antara lain : memberikan suatu jaminan dan kepastian untuk
mengembangkan produk industri, investasi baru dan
– Ketersediaan potensi sumberdaya zirkon dan lain-lain.
kemampuan,
– Teknologi, Perkembangan zirkon dalam kaitannya dengan
– Perkembangan industri hilir di dalam negeri, industri hilir di dalam negeri secara langsung
– Peluang ekspor. tergantung pada perkembangan industri keramik
dan industri logam dasar.
6.1 Ketersediaan Cadangan dan Kemampuan
Teknologi a. Industri Keramik

Potensi zirkon di Indonesia berjumlah cukup besar. Dalam industri keramik, zirkon digunakan sebagai
Walaupun belum terdapat angka pasti yang glasir opak. Industri keramik pemakai zirkon adalah
menunjukan hal tersebut, akan tetapi penyebaran dari jenis yang memproduksi wall tile dan table
mineral ini telah diketahui terdapat di daerah ware. Kapasitas terpasang kedua jenis industri
Hatapang (Sumatera Utara), Pulau Karimun Kundur keramik ini cukup besar. Berdasarkan data
dan Pulau Bintan (Riau), Pulau Bangka dan Departemen Perindustrian, pada tahun 1989,
Belitung (Sumatera Selatan), daerah Kasongan kapasitas terpasang industri keramik wall tile
(Kalimantan Tengah), Semboja (Kalimantan Timur), sebesar 15 juta m2 per tahun dengan jumlah
serta daerah Jayapura. perusahaan 25 buah. Sedangkan kapasitas
terpasang industri keramik table ware adalah 265
Di Indonesia, mineral ini merupakan mineral ikutan juta buah per tahun dengan jumlah perusahaan 24
bijih timah (kasiterit) dan bijih emas (elektrum), buah. Tingkat produksi kedua industri keramik ini
walaupun kadang-kadang mineral ini lebih dominan baru mencapai sekitar 80 – 85% dari kapasitas
(daerah Kasongan dan Semboja). terpasang.

Faktor lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah Kebutuhan glasir untuk industri keramik dalam lima
kemampuan teknologi penambangan maupun tahun terakhir meningkat. Dalam kurun waktu 1987
teknologi proses pengolahan. Indonesia (dalam hal – 1989, kebutuhan glasir yang diimpor meningkat
ini PT Tambang Timah dan PT Aneka Tambang) tajam, yaitu dari 2.011 ton pada tahun 1985 menjadi
sudah sangat berpengalaman dalam mengelola 6.026 ton pada tahun 1989 (Tabel 8).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 338

Tabel 8. Impor Refraktori, Foundri, Abrasif, c. Industri Lain-lain


Glasir, dan Frit Enamel
Industri lain yang juga di perkirakan mengakibatkan
peningkatan kebutuhan zirkon adalah industri mesin,
1987 1988 1989
barang-barang logam (peralatan rumah tangga dan
Refraktori 48.246 43.922 48.582 kantor), dan industri otomotif (asembling kendaraan
Foundri 1.097 1.238 1.270 bermotor).
Abrasif 2.827 2.333 2.359
Glasir 2.011 2.351 6.026 Industri tersebut secara tidak langsung membutuhkan
Frit Enamel 2.325 4.167 6.010 zirkon dalam bentuk produk-produk antara, seperti :

Sumber : Biro Pusat Statistik. – Frit-enamel (industri barang-barang logam).


– Abrasif (industri barang-barang logam dan
otomotif).
– Foundri (industri mesin dan industri pengecoran).
Perkembangan impor glasir, memungkinkan untuk
pengembangan industri yang menghasilkan produk
Kebutuhan produk tersebut sangat besar, dan
antara tersebut. Mengingat zirkon merupakan salah
saat ini masih diimpor dalam jumlah besar.
satu bahan baku utama glasir (13% dari total bahan
Walaupun pemakaian zirkon pada produk tersebut
yang diperlukan) serta bahan baku lainnya juga
relatif kecil, tetapi pengembangan industri mesin,
cukup tersedia, maka keadaan ini dapat membuka
barang-barang logam, dan industri otomotif di
peluang bagi pengembangan industri glasir di dalam
masa depan akan mengakibatkan peningkatan
negeri.
kebutuhan zirkon di dalam negeri, apalagi jika
industri yang menghasilkan produk antara tersebut
b. Industri Logam Dasar (Besi-Baja)
dapat dikembangkan di dalam negeri.
Di Indonesia, penggunaan zirkon pada industri logam 6.3 Peluang Ekspor
dasar berfungsi sebagai material anti korosi dan
penahan panas (refraktori). Pengembangan industri Sejak tahun 1984, Indonesia telah memproduksi
logam dasar sebagai akibat semakin meningkatnya zirkon, yaitu dalam bentuk penjualan keluar negeri
kebutuhan besi-baja oleh PT Krakatau Steel dan (ekspor). Walaupun demikian produksi zirkon ini
perusahaan swasta di dalam negeri, yang masih merupakan produk sampingan bijih timah dan
diperkirakan akan mencapai 5,2 juta ton pada tahun emas, sehingga kualitas dan kontinuitas produksi
1993 (Departemen Perindustrian). zirkon tidak menentu. Oleh karena itu, untuk lebih
meningkatkan ekspor zirkon di masa mendatang,
Pengembangan industri logam dasar tersebut, selain potensi mineral ini perlu dikelola lebih profesional
mengakibatkan peningkatan kebutuhan zirkon secara (bukan sebagai produk sampingan), yaitu dengan
langsung, juga secara tidak langsung akan cara :
meningkatkan kebutuhan zirkon dalam bentuk
produk antara, seperti refraktori. – Melakukan penyelidikan dan eksplorasi zirkon
secara rinci sehingga diperoleh data cadangan
Kebutuhan refraktori oleh industri logam dasar cukup yang pasti.
besar, terutama yang berasal dari impor. Keadaan
– Penanganan proses pengolahan zirkon secara
ini menyebabkan pemakaian zirkon sangat kecil,
khusus sehingga dapat diperoleh produk yang
karena telah dipenuhi oleh pemakai refraktori impor
sesuai dengan spesifikasi pasar. Selain itu,
yang sangat besar.
ekspor zirkon Indonesia sangat tergantung
kepada situasi pemasokan-permintaan zirkon
Pengembangan industri refraktori di masa mendatang
dunia saat ini dan di masa mendatang.
sangat mempunyai prospek. Keadaan ini selain
dapat mendukung pengembangan industri logam 6.4 Sisi Pemasokan
dasar, tetapi juga dapat memacu pertumbuhan
kebutuhan zirkon di dalam negeri. Pada tahun 1989, produksi zirkon dunia mencapai
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 339

860 ribu ton. Negara penghasil zirkon utama adalah pengurangan pemakaian zirkon untuk ladle refrac-
Australia, yaitu lebih dari 50% total produksi zirkon tory, terutama yang telah dilakukan oleh negara-
dunia. Negara penghasil zirkon terbesar lainnya negara industri.
adalah Afrika Selatan (16%), Amerika Serikat
(12%), dan Rusia (10%). Pada tahun yang sama, Penurunan ini lebih terasa lagi karena selama ini,
sejumlah 60 ribu ton zirkon (12% total produksi industri logam dasar di Jepang menggunakan zirkon
dunia) diproduksi oleh Brazilia, China, India, Nige- dalam jumlah sangat besar.
ria, Malaysia, Thailand, dan Srilangka. Zirkon yang
berasal dari negara-negara tersebut pada umumnya Faktor yang menyebabkan penurunan konsumsi
berkadar rendah. zirkon, terutama oleh industri logam dasar di
Jepang adalah pemasokan zirkon (dari Australia)
Di masa mendatang, produksi zirkon dunia di tidak dapat mencukup kebutuhan, sehingga
perkirakan meningkat pesat. Pada tahun 1995 menyebabkan harga meningkat.
produksi zirkon di perkirakan 1.160 ribu ton dan
tahun 2000 mencapai 1.400 ribu ton. Pada produksi Selain itu, sekarang ini telah di kembangkan bahan
tersebut Australia masih tetap sebagai pemasok substitusi zirkon, yaitu alumina magnesia spinel
terbesar (Tabel 9). (Al2 03 70% dan MgO 28%) yang mempunyai

Tabel 9. Perkiraan Produksi Zirkon Dunia Tahun 2000 (dalam ton)

No. Negara Produsen 1989 1990 1995 2000

1. Australia 473 540 610 720


2. Afrika Selatan 138 160 230 300
3. Amerika Selatan 103 100 120 140
4. Negara-negara bekas Eropa Timur 86 90 100 120

Jumlah 860 980 1.160 1.400

Sumber : Mining Journal dan Industrial Minerals International Congress, March 1990.

Harga zirkon relatif turun tetapi diimbangi dengan karakteristik lebih baik dari zirkon, walaupun
peningkatan konsumsi zirkon dunia yang menjadi harganya jauh lebih mahal.
bahan pertimbangan peningkatan produksi zirkon di
masa mendatang. Sebaliknya, konsumsi zirkon untuk refaktori peleburan
gelas cenderung meningkat. Tingkat pertumbuhan
6.5 Sisi Permintaan konsumsi dunia pada industri ini rata-rata 3% per
tahun, sedangkan pada industri logam dasar rata-
Perkembangan konsumsi zirkon dunia diasumsikan rata 0,7% per tahun.
berdasarkan tingkat pertumbuhan yang berbeda untuk
setiap penggunaan zirkon tersebut pada industri b. Foundri
hilirnya.
Konsumsi zirkon untuk foundri cenderung meningkat.
a. Refraktori Hal ini disebabkan sifat fisika zirkon yang lebih baik
dibandingkan bahan yang mempunyai fungsi sama
Konsumsi zirkon untuk refraktori pada tahun-tahun seperti chromit, silika, dan olivin.
terakhir mengalami penurunan, terutama pada industri
logam dasar. Penurunan ini disebabkan oleh Penggunaan zirkon tidak dapat dihindari, terutama
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 340

pada pencetakan logam dasar untuk menghasilkan Secara keseluruhan total konsumsi zirkon dunia
konponen berpresisi tinggi, seperti blok-blok mesin mengalami peningkatan. Tingkat pertumbuhan
aluminium. Tingkat pertumbuhan konsumsi zirkon konsumsi tersebut rata-rata 3,7% per tahun. Pada
dunia untuk foundri rata-rata 2,6% tahun (Tabel 10). tahun 2000, konsumsi zirkon dunia diperkirakan
mencapai 1.398 ribu ton (Tabel 9).

Tabel 10. Perkiraan Konsumsi Zirkon Dunia,


Tahun 1990 – 2000 DAFTAR BACAAN

(Ribuan ton) 1. Benbow. J., Steel Industry Minerals, Adding


Value Provide the Key, Industrial Minerals, Oc-
1990 2000 % Pertumbuhan tober 1989.
Fouduri 201 259 +2,6%
2. Berry, L.G. and Mason, B., Mineralogy, W.H.
Refraktori :
Freeman and Company, London, 1959.
– Besi 177 165 -0,7%
– Gelas 162 217 =3,0%
3. Clarke, G., The Palabora Complex, Triumph
Keramik 243 395 5,0%
Over Low Grade Ores, Industrial Minerals, Octo-
Kegunaan baru 165 362 +6,4%
ber 1981.
Jumlah 978 1.398 +3,7% 4. Coope, B.M., Zirkon - In Good Shape After
Turbulent Decade, Industrial Minerals, Decem-
Sumber : Industrial Minerals International Congress, March
ber 1976.
1990
5. Griffiths. J., Rare-earths, Attracting Increasing
Attention, Industrial Minerals, April 1984.
c. Keramik
6. Grullemans, W., Zirkon Supply and Demand in
Perkembangan konsumsi zirkon untuk glasir pada the 1990’s, 9th Industrial Minerals International
keramik ubin (tile) sangat kuat dipengaruhi oleh Congress, Sydney, 1990.
bidang kontruksi bangunan, baik bangunan komersial
maupun perorangan. Warna-warna produk keramik 7. Industrial Minerals Supplement, Mining Journal,
yang menarik dan tahan lama juga merupakan faktor Vol. 308 No.7919, London, May 1990.
yang mempengaruhi peningkatan konsumsi zirkon
pada industri ini. 8. Kuzvart, M., Industrial Minerals and Rocks,
Developments in Economic Geology, Elsevier,
Tingkat pertumbuhan konsumsi zirkon dunia pada Amsterdam, 1984.
industri keramik rata-rata 5% per tahun.
9. Logam Nusantara, Warta Logam dan Besi Baja
d. Lain-lain Indonesia, No.0003, Maret 1990.
10. Mayer, W., A Field Guide to Australian Rocks,
Selain ke tiga kegunaan zirkon di atas, beberapa Minerals & Gemstones, Rigby Ltd., Sydney,
kegunaan baru zirkon lainnya yang diperkirakan 1976.
mendorong perkembangan konsumsi di masa
mendatang, seperti zirkonia, PSZ, kimia zirkonium, 11. Power, T., Fused Minerals, The High Purity High
logam zirkonium, abrasif dan lain-lain. Performance Oxider, Industrial Minerals, July
1985.
Secara bersama-sama, penggunaan zirkon untuk
tujuan diatas mempengaruhi pertumbuhan konsumsi 12. Rouse, I.M., Zirkonium and Hafnium, Mining
zirkon rata-rata 6,4% per tahun. Annual Review Mining Journal, 1989.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 341

13. Suryono dan Subejo, Prospek Endapan Mineral 14. Watson, I., Minerals for Frits and Glazer, Value
Timah Dan Wolfram di Daerah Hatapang, Rantau in Variety, Industrial Minerals, June 1981.
Prapat, Sumatera Utara, Proceedings, Direktorat
Sumberdaya Mineral, No.19, Kolokium, Vol.1,
Februari 1985. *****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 342

LAMPIRAN A
Daerah Potensi Zirkon di Indonesia

Lokasi Cadangan Keterangan

Aek Batujongjong dan Belum diketahui – Tersebar di bagian timur Granit Hatapang pada tujuh
Aek Moumang, Hatapang, lokasi. Dijumpai bersama-sama dengan kasiterit
Rantau Prapat, Sumatera dan ilmenit.
Utara
– Potensi cukup besar, berdasarkan penelitian pada
413 conto diketahui bahwa kadar zirkon rata-rata
8,7% berat konsentrat.

Pulau Bintan, Riau Tidak diketahui Dijumpai bersama-sama dengan bijih bauksit dan
kasiterit.

Pulau Karimun Kundur Tidak diketahui – Merupakan mineral ikutan kasiterit dalam bentuk
(Riau) dan Pulau Bangka endapan aluvial dan bijih primer.
dan Belitung (Sumatera
Selatan) – Telah diusahakan oleh PT Tambang Timah.

Sungai Cembaga dan – Merupakan endapan aluvial yang dijumpai bersama-


Sungai Katingan, sama dengan bijih emas.
Kasongan, Kalimantan
Tengah – Potensi cukup besar dan telah ada tiga perusahaan
KK emas yang beroperasi, yaitu PT Kasongan Bumi
Kencana, PT Ampalit Mas Perdana, dan PT Kalteng
Mas Perdana.

Tanah Merah, Semboja, 33.000 ton (proved) – Merupakan endapan pasir pantai dan dijumpai
Kalimantan Timur bersama-sama dengan rutil.

– Daerah ini mempunyai prospek untuk dikembangkan


dengan memperluas daerah penelitian dan
eksplorasi.

Anda mungkin juga menyukai