Anda di halaman 1dari 194

REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

KATA PENGANTAR

PT. Muara Alam Sejahtera memiliki Izin Usaha Pertambangan Operasi


Produksi sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor:
0512/DPMPTSP.V/VII/2019 tentang Persetujuan Perpanjangan Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi Batubara Kepada PT. Muara Alam Sejahtera
dengan luas daerah 1.745 ha. PT. Muara Alam Sejahtera yang beroperasi di
Kecamatan Merapi, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.
Pelaksanaan kegiatan penambangan yang baik membutuhkan suatu
perencanaan yang baik dan dokumen rencana pascatambang sebagai komitmen
untuk melakukan praktek pertambangan yang baik di Indonesia sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Dokumen perencanaan pascatambang yang disusun ini
telah mengacu pada Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Mineral nomor
1827.K/30MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan
yang Baik. Penyusunan dokumen ini juga telah didasari dari dokumen ANDAL dan
Studi Kelayakan sebagai bagian dari syarat pelaksanaan kegiatan penambangan di
PT Muara Alam Sejahtera Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Provinsi
Sumatera Selatan.
Tanggapan, koreksi, masukan dan saran konstruktif diharapkan untuk lebih
menyempurnakan isi dokumen. Terima kasih kami ucapkan atas bantuan dan
dukungan dari semua pihak sehingga tersusunnya dokumen ini.

Jakarta, September 2020


PT. Prima Mulia Sarana Sejahtera

Bernard Satria Nugraha


Direktur Utama

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Kata Pengantar i


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

INTISARI

Hasil penyelidikan eksplorasi batubara pada areal IUP operasi produksi PT Muara
Alam Sejahtera dengan estimasi jumlah sumber daya batubara adalah 80.908 Kton, terdiri
dari 14.993 Kton sumber daya terukur, 41.426 Kton sumber daya tertunjuk dan 24.489 Kton
sumber daya tereka dan total realisasi aktual produksi tahun 2009 s.d. tahun 2019 sejumlah
14.390.032 ton. Sedangkan jumlah cadangan pada tahun 2020 sebesar 26.508.325 ton dan
dan untuk tahun 2020 hingga tahun 2030 sebagai rencana penambangan yang dilakukan
revisi menjadi berjumlah sebesar 18.130.000 ton sehingga tersisa cadangan sebesar
8.378.325 ton dengan area pit penambangan pada empat lokasi yaitu Pit alam 1-3, 4, 5-7,
dan 8-9, sedangkan jumlah overburden termasuk tanah pucuk sebesar ± 211.297.195 BCM
dengan rencana perolehan recovery diharapkan mencapai 98% dari rencana produksi.
Pada tahun 2010 telah disusun dokumen Recana Pascatambang dengan Nomor SK
persetujuan dokumen RPT 540/941/pertamb/2010 tetapi dikarenakan perubahan desain
tambang sehingga disusun lah dokumen revisi rencana pascatambang pada tahun 2018
dengan nomor SK persetujuan 540/1758/DESDM/IV-1/2018 dengam total jaminan sebesar
Rp 22.783.687.308,-. Pada tahun 2020 dilakukan revisi ulang rencana pascatambang dari
dokumen RPT tahun 2018 disebabkan oleh beberapa pertimbangan yaitu : perubahan desain
penambangan, perluasan pit penambangan, perubahan kapasitas produksi, perubahan
stiping ratio, penyesuaian dokumen rencana reklamasi, penyesuaian terhadap peraturan-
perundangan terbaru, dan penyesuaian rencana dan target keuangan. Maka disusunlah
dokumen Revisi Rencana Pascatambang ini.
Program Pascatambang yang direncanakan sesuai hasil konsultasi publik
kesepakatan dengan pemangku kepentingan sekitar tambang dengan pemanfaatan lahan
tambang terbuka berupa sarana rekreasi wisata, reklamasi dan revegetasi lahan terganggu
dengan luas total 265,68 Ha terdiri dari empat zonasi keperuntukan lahan bekas tambang.
Aspek yang telah dihitung dan dipertimbangkan terdiri dari biaya langsung (biaya
tapak bekas tambang, biaya fasilitas penunjang, biaya pengembangan sosial budaya dan
ekonomi, biaya pemeliharaan, biaya pemantauan), dan biaya tidak langsung yang kemudian
dijumlahkan serta dipengaruhi eskalasi maka diperoleh total keseluruhan biaya Rencana
PascaTambang PT. Muara Alam Sejahtera sebesar Rp 27.197.975.482,- sehingga terdapat
kekurangan biaya jaminan sebesar pascatambang untuk disetorkan sebanyak
Rp 4.414.288.174,-. dengan faktor pengali disesuaikan dengan SK perpanjangan IUP OP
masa berlaku tahun 2023 – 2032 selama 10 tahun yang berpedoman pada Lampiran VI
matrik 6 KepMen ESDM No. 1827.K/30/MEM/2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah
Pertambangan yang Baik.

Kata Kunci : Program Pascatambang, Biaya RPT, Penempatan Jaminan

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Intisari Rencana Pascatambang ii


Dokumen RENCANA PASCATAMBANG
REVISI II Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Tabel Intisari - Rekapitulasi Perbandingan Sebelum dan Setelah Revisi Dokumen RPT
No Uraian RPT Sebelum Revisi RPT Setelah Revisi
1 KP Ekspolarasi 540/64/KEP/PERTAMBEN/2005 540/64/KEP/PERTAMBEN/2005
540/509/KEP/PERTAMBEN/2007 (KW.01.3.LHT.2007) 540/509/KEP/PERTAMBEN/2007 (KW.01.3.LHT.2007)
2 KP Eksploitasi
503/456/KEP/PERTAMBEN/2008 (KW.03.3.P.LHT.2008) 503/456/KEP/PERTAMBEN/2008 (KW.03.3.P.LHT.2008)
KP. Eksploitasi menjadi IUP Operasi 503/159/KEP/PERTAMBEN/2010 Tanggal 27 April 2010 503/159/KEP/PERTAMBEN/2010 Tanggal 27 April 2010
3
Produksi dengan luas wilayah 1.745 Ha dengan luas wilayah 1.745 Ha
SK Izin Usaha Pertambangan 503/159/KEP/PERTAMBEN/2010 tanggal 27 April 2010 503/159/KEP/PERTAMBEN/2010 dan
4
Operasi Produksi perpanjangan 0512/DPMPTSP.V/VII/2019
5 Luas 1.745 Ha 1.745 Ha
Tanggal Waktu IUP Operasi Tanggal 31 Juli 2019
6 Tanggal 27 April 2010
Produksi Tanggal 27 April 2010
12 Tahun (2010 s.d 2022)
7 Jangka Waktu IUP OP 12 Tahun (2010 s.d 2022)
10 Tahun (2022 s.d 2032)
KW.04.3.P.LHT.2008
8 Kode wilayah KW.04.3.P.LHT.2008
KW.21.1604.303.2019.017
9 Lokasi Pertambangan Desa Merapi dan Desa Muara Maung, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.
Tereka (Ton) 25.813.258 Tereka (Ton) 24.489.067
Terunjuk (Ton) 41.677.815 Terunjuk (Ton) 41.426.311
10 Jumlah Sumber daya
Terukur (Ton) 16.985.858 Terukur (Ton) 14.992.674
Total (Ton) 84.476.931 Total (Ton) 80.908.052
Terkira (Ton) 16.579.572 Terkira (Ton) 17.283.066
11 Jumlah Cadangan Terbukti (Ton) 13.881.002 Terbukti (Ton) 9.225.258
Total (Ton) 30.460.574 Total (Ton) 26.508.324
12 Pit Penambangan Pit Alam 1-3, 4, 5-7 dan 8-9 Pit Alam 1-3, 4, 5-7, dan 8-9
13 Lokasi Penimbunan Disposal Utara, Selatan, dan Alam 4 Disposal Alam 4, Selatan, Timur, dan Alam 8-9
14 Total Produksi Batubara (Ton) 33.686.250 32.520.032
15 Total Overburden (BCM) 177.785.651 197.367.245
16 Jumlah Seam 8,00 8,00
17 Jumlah Pit 3,00 4,00
18 Total Luas Pit (Ha) 341,90 386,07
19 Total Luas Disposal (Ha) 359,50 543,43
20 Luas Lahan RPT (Ha) 172,04 265,68
a. Tapak Bekas Tambang (Ha) 165,97 234,43
b. Fasilitas Pengolahan (Ha) 0,00 21,83
c. Fasilitas Penunjang (Ha) 1,07 9,42
21 Jaminan Yang telah ditempatkan (RP) 22.783.687.308 0,00
22 Total Biaya RPT (Rp) 22.783.687.308 27.197.975.482

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Intisari Rencana Pascatambang iii


REVISI II
Dokumen RENCANA PASCATAMBANG
Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
INTISARI ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ............................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ x

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................. I-1


1.1 Latar Belakang .......................................................... I-1
1.1.1 Identitas Pemegang Iup ................................ I-2
1.1.2 Peraturan Perundangan ................................ I-3
1.1.3 Status Perizinan ............................................ I-5
1.2 Maksud Dan Tujuan ................................................... I-9
1.3 Pendekatan Dan Ruang Lingkup .......................... ..... I-10

BAB II. PROFIL WILAYAH ............................................................. II-1


2.1. Lokasi Dan Kesampaian Wilayah .............................. II-1
2.1.1. Lokasi Kegiatan ............................................ II-1
2.1.2. Kesampaian Wilayah .................................... II-2
2.2. Kepemilikan Dan Peruntukan Lahan .......................... II-2
2.3. Rona Lingkungan Awal ............................................... II-3
2.3.1. Peruntukkan Lahan ....................................... II-3
2.3.2. Morfologi ....................................................... II-3
2.3.3. Air Permukaan .............................................. II-7
2.3.4. Air Tanah ...................................................... II-11
2.3.4.1 Model Konseptual ......................... II-13
2.3.4.2 Model Numerik .............................. II-15
2.3.5. Biologi Akuatik Dan Teresterial ..................... II-17
2.3.6. Sosial, Budaya Dan Ekonomi ........................ II-27
2.4. Kegiatan Lain Di Sekitar Rencana Usaha................... II-30

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Daftar Isi iv


REVISI II
Dokumen RENCANA PASCATAMBANG
Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
BAB III. DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN ..................... III-1
3.1. Keadaan Cadangan Awal ........................................... III-1
3.2. Sistem Dan Metode Penambangan ............................ III-4
3.2.1 Tahapan Kegiatan Penambangan ................ III-4
3.2.2 Rencana Produksi Dan Umur Tambang ........ III-8
3.2.3 Penanganan Tanah Zona Pengakaran ......... III-10
3.2.4 Penanganan Batuan Samping ...................... III-10
3.2.5 Konsep Pengendalian Air Asam Tambang ... III-12
3.2.6 Upaya Pengendalian Erosi Dan Sedimentasi III-16
3.3. Pengolahan Batubara ................................................. III-17
3.3.1 Tatacara Pengolahan ....................................... III-18
3.4. Fasilitas Penunjang .................................................... III-20

BAB IV. RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG IV-1


4.1 Keadaan Cadangan ................................................... IV-1
4.2 Peruntukan Lahan ...................................................... IV-2
4.2.1 Kondisi Akhir Umur Tambang ....................... IV-2
4.2.2 Kondisi Akhir Pascatambang ........................ IV-4
4.3 Morfologi ..................................................................... IV-9
4.4 Air Permukaan Dan Air Tanah .................................... IV-10
4.5 Biologi Teresterial Dan Akuatik................................... IV-12
4.5.1 Biota Teresterial ............................................. IV-12
4.5.2 Biota Akuatik .................................................. IV-14
4.6 Sosial, Ekonomi, Dan Budaya .................................... IV-17

BAB V. HASIL KONSULTASI DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN


(STAKEHOLDER) .............................................................. V-1
5.1 Hasil Konsultasi .......................................................... V-1

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG ......................................... VI-1


6.1 Reklamasi Lahan Bekas Tambang Dan Lahan Diluar
Bekas Tambang ......................................................... VI-1
6.1.1 Tapak Bekas Tambang ................................. VI-2
6.1.2 Fasilitas Pengolahan Dan/Atau Pemurnian.... VI-11
6.1.3 Kegiatan Reklamasi Fasilitas Penunjang ...... VI-15
6.1.4 Reklamasi Dan Revegetasi ........................... VI-17
6.2 Pengembangan Sosial, Budaya Dan Ekonomi .......... VI-20
6.2.1 Pendahuluan ................................................. VI-20
6.2.2 Pelepasan Tenaga Kerja .............................. VI-22
6.2.3 Pengembangan Usaha Alternatif .................. VI-23
6.3 Pemeliharaan Dan Perawatan .................................... VI-24

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Daftar Isi v


REVISI II
Dokumen RENCANA PASCATAMBANG
Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
BAB VII. PEMANTAUAN................................................................... VII-1
7.1 Kestabilan Fisik ......................................................... VII-1
7.2 Air Permukaan Daan Air Tanah .................................. VII-5
7.3 Biologi Akuatik Dan Terestrial..................................... VII-6
7.4 Sosial Dan Ekonomi ................................................... VII-9
BAB VIII. ORGANISASI DAN JADWAL ............................................ VIII-1
8.1 Organisasi ................................................................. VIII-1
8.1.1 Kegiatan Pascatambang ............................... VIII-1
8.1.2 Susunan Organisasi Pascatambang .............. VIII-1
8.2 Jadwal Kegiatan ......................................................... VIII-3
BAB IX. KRITERIA KEBERHASILAN PASCATAMBANG .............. IX-1
BAB X. RENCANA BIAYA PASCATAMBANG ............................. X-1
10.1 Biaya Langsung ......................................................... X-2
10.1.1 Biaya Tapak Bekas Tambang ........................ X-2
10.1.2 Biaya Pada Fasilitas Pengolahan .................. X-6
10.1.3 Biaya Pada Fasilitas Penunjang .................... X-8
10.1.4 Biaya Pengembangan Sosial, Buadaya, Dan
Ekonomi ......................................................... X-9
10.1.5 Biaya Pemeliharaan Dan Peawatan .............. X-10
10.1.6 Biaya Pemantauan......................................... X-12
10.2 Biaya Tidak Langsung ................................................ X-13
10.3 Total Biaya.................................................................. X-13

LAMPIRAN

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Daftar Isi vi


REVISI II
Dokumen RENCANA PASCATAMBANG
Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL INTISARI. Rekapitulasi Perbandingan Sebelum Dan Setelah Revisi Dok RPT iii
TABEL 1.1. Identitas Perusahaan ....................................................................... I-2
TABEL 2.1. Koordinat Wilayah IUP OP PT. Muara Alam Sejahtera .................... II-1
TABEL 2.2. Kualitas Air Sungai Di wilayah studi PT. MAS ................................... II-8
TABEL 2.3. Data Curah Hujan PT. MAS.............................................................. II-9
TABEL 2.4. Hasil Perhitungan Debit Run-Off Pit Alam 1-3 ................................. II-10
TABEL 2.5. Kualitas Air Tanah Dangkal Di Sekitar Wilayah Studi PT. Muara Alam
Sejahtera ......................................................................................... II-11
TABEL 2.6. Verifikasi Model Numerik Pada Sumur Pz-A3-03 ............................. II-15
TABEL 2.7. Keanekaragaman Jenis Plankton Di Perairan Wilayah Studi............ II-19
TABEL 2.8. Komposisi, Kelimpahan Dan Keanekaragaman Hewan Bentos........ II-20
TABEL 2.9. Jenis-Jenis Nekton (Ikan) Yang Tercatat Di Perairan Wilayah Studi . II-22
TABEL 2.10. Daftar Keragaman Dan Kelimpahan Vegetasi Di Wilayah Studi ....... II-24
TABEL 2.11. Daftar Satwa Dominan Yang Ada Di Wilayah Studi .......................... II-26
TABEL 2.12. Jumlah Penduduk Desa-Desa Wilayah Studi .................................. II-27
TABEL 2.13. Jumlah tenaga kesehatan di Kecamatan Merapi Barat ................... II-29
TABEL 2.14. Jumlah Sekolah Di Desa-Desa Wilayah Studi ....................................... II-30
TABEL 3.1. Sumberdaya Batubara Sebelum Revisi (Tahun 2020)...................... III-2
TABEL 3.2. Sumberdaya Batubara Setelah Revisi (Tahun 2020)........................ III-2
TABEL 3.3. Cadangan Batubara Sebelum Revisi (Tahun 2019) ........................ III-3
TABEL 3.4. Cadangan Batubara Setelah Revisi (Tahun 2020) ........................... III-4
TABEL 3.5. Rencana Produksi PT. MAS (Sebelum Revisi) ................................. III-9
TABEL 3.6. Realisasi Dan Rencana Produksi PT. MAS (Setelah Revsisi) .......... III-9
TABEL 3.7. Peralatan Fasilitas Pengolahan ....................................................... III-20
TABEL 3.8. Fasilitas Penunjang PT. MAS Sebelum Revisi ................................. III-25
TABEL 3.9. Fasilitas Penunjang PT. MAS Setelah Revisi ................................... III-25
TABEL 3.10. Fasilitas Penunjang Di Luar WIUP OP ............................................. III-26
TABEL 4.1. Zona Kegiatan Akhir Pascatambang ................................................ IV-3

TABEL 5.1. Saran Dari Instansi Dan Pemangku Kepentingan Terkait ...................... V-3
TABEL 6.1. Rencana Luas Lahan Terganggu Untuk RPT PT MAS..................... VI-2
TABEL 6.2. Lokasi Kegiatan RPT Pada Tapak Bekas Tambang Sebelum Revisi VI-3
TABEL 6.3. Lokasi Kegiatan RPT Pada Tapak Bekas Tambang Setelah Revisi . VI-3
TABEL 6.4. Pembongkaran Fasilitas Tambang .................................................. VI-4
TABEL 6.5. Reklamasi Lahan Bekas Fasilitas Tambang ............................................... VI-5
TABEL 6.6. Perawatan Jalan Tambang.......................................................................... VI-6
TABEL 6.7. Lahan Bekas Permukaan Tambang Termasuk Waste Dump
Area ................................................................................................. VI-7
TABEL 6.8. Reklamasi Lahan Bekas Tambang Permukaan................................ VI-8

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Daftar Tabel vii


REVISI II
Dokumen RENCANA PASCATAMBANG
Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
TABEL 6.9. Reklamasi Lahan Bekas Kolam Pengendap Fasilitas Tambang ....... VI-8
TABEL 6.10. Lokasi kegiatan RPT pada Fasilitas Pengolahan ............................. VI-11
TABEL 6.11. Pembongkaran Fasilitas Pengolahan .............................................. VI-12
TABEL 6.12. Reklamasi bekas fasilitas pengolahan......................................................... VI-12
TABEL 6.13. Reklamasi lahan bekas kolam tailing........................................................... VI-13
TABEL 6.14. Reklamasi lahan bekas timbunan pengolahan ................................. VI-13
TABEL 6.15. Perawatan dan pemeliharaan fasilitas penunjang (sebelum revisi) . VI-16
TABEL 6.16. Perawatan dan pemeliharaan fasilitas penunjang (setelah revisi) .... VI-16
TABEL 6.17. Perawatan dan pemeliharaan fasilitas penunjang setelah revisi ....... VI-16
TABEL 7.1. Parameter Dan Metode Pengukuran Tanah .................................... VII-2
TABEL 8.1. Jadwal Kegiatan Pasca Tambang ................................................... VIII-3
TABEL 9.1. Kriteria Keberhasilan Kegiatan Pasca Tambang sebelum revisi ....... IX-2
TABEL 9.2. Kriteria Keberhasilan Kegiatan Pasca Tambang setelah revisi......... IX-3
TABEL 10.1. Rencana Pasca tambang pada IUP PT. Muara Alam Sejahtera ...... X-1
TABEL 10.2. Biaya Pembongkaran Fasilitas Tambang ........................................... X-3
TABEL 10.3. Biaya Reklamasi Fasilitas Tambang ............................................... X-3
TABEL 10.4. Biaya Reklamasi Jalan Tambang .................................................... X-4
TABEL 10.5. Biaya Reklamasi Tambang Permukaan .......................................... X-4
TABEL 10.6. Biaya Reklamasi Lahan Bekas Kolam Pengendap .......................... X-5
TABEL 10.7. Biaya Pengamanan Lahan Bekas Tambang (Void) ......................... X-5
TABEL 10.8. Biaya Pembongkaran Fasilitas Pengolahan ..................................... X-6
TABEL 10.9. Biaya Reklamasi Lahan Bekas Crusher .......................................... X-7
TABEL 10.10. Biaya Reklamasi Lahan Bekas Kolam Tailing ................................. X-7
TABEL 10.11. Biaya Reklamasi Lahan Bekas Stockpile Plant ............................... X-7
TABEL 10.12. Rincian Biaya Program Remediasi Tanah Terkontaminasi .............. X-8
TABEL 10.13. Biaya Reklamasi Fasilitas Penunjang .............................................. X-9
TABEL 10.14. Biaya Pengembangan Sosisal, Budaya dan Ekonomi ..................... X-10
TABEL 10.15. Biaya Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman per hektar ............... X-12
TABEL 10.16. Biaya Pemantauan untuk tiga tahun ................................................ X-12
TABEL 10.17. Rencana dan Biaya Pascatambang PT Muara Alam Sejahtera ........ X-14
TABEL 10.18. Rencana dan Biaya Pascatambang PT Muara Alam Sejahtera ........ X-14
TABEL 10.19. Biaya jaminan RPT yang Telah ditempatkan .................................... X-15
TABEL 10.20. Tata Cara Penempatan Jaminan ..................................................... X-16

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Daftar Tabel viii


REVISI II
Dokumen RENCANA PASCATAMBANG
Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1. Peta situasi tambang PT. MAS ............................................ II-1


GAMBAR 2.2. Peta Kesampaian Wilayah .................................................. II-2
GAMBAR 2.3. Peta rencana Tata Ruang Wilayah ...................................... II-3
GAMBAR 2.4. Peta morfologi PT. MAS ...................................................... II-4
GAMBAR 2.5. Stratigrafi Umum Daerah Cekungan Sumatera Selatan ...... II-6
GAMBAR 2.6. penampang geoteknik 2 pit alam 1-3 ................................... II-13
GAMBAR 2.7. Model Konseptual Lapisan Pembawa Air Tanah Di Pit
Alam 1-3 .............................................................................. II-14
GAMBAR 2.8. Hasil Pemodelan Pada Kondisi Existing Di Pit Alam 1-3 ..... II-16
GAMBAR 2.9. Hasil simulasi pada kondisi LOM pit alam 1-3...................... II-17
GAMBAR 2.10. Peta Kegiatan Lain Di Sekitar Tambang IUP OP PT. MAS .. II-31

GAMBAR 3.1. Diagram alir penambangan batubara ................................... III-7


GAMBAR 3.2. Peta rencana dan actual penimbunan overburden PT. ABS. III-11
GAMBAR 3.3. Sistem Penutupan Kering (Dry Cover System) .................... III-15
GAMBAR 3.4. Layout fasilitas pengolahan IUP OP PT. MAS ..................... III-18
GAMBAR 3.5. Diagram Alir Pengolahan Batubara ...................................... III-19
GAMBAR 3.6. Layout fasilitas penunjang IUP OP PT. MAS ....................... III-25
GAMBAR 3.7. Fasilitas Tapak Project Diluar Wilayah IUP OP PT. MAS ... III-26

GAMBAR 4.1. Rencana Peruntukan Lahan (Rona Akhir Tambang


Penambangan Batu Gamping PT muara alam sejahtera .... IV-3
GAMBAR 4.2. Rencana Peruntukan Lahan (Rona Akhir PascaTambang)
Penambangan Batubara PT Muara Alam Sejahtera ............ IV-4
GAMBAR 4.3. Rencana oeruntukan lahan (rona Akhir pascatambang) sebelum
revisi penambanga batubara PT MAS ................................ IV-5
GAMBAR 4.4. Rencana penutuoan lahan setelah revisi penambangan
batubara PT. Muara Alam sejahtera .................................... IV-5
GAMBAR 4.5. Fasilitas Tapak Project diluar wilayah IUP OP ..................... IV-9

GAMBAR 6.1. Small Water Tank Trailler .................................................... VI-5


GAMBAR 6.2. Arah Aliran Overflow Void Tambang Batu Gamping ........... VI-10
GAMBAR 6.3. Saluran Trapesium .............................................................. VI-10

GAMBAR 8.1. Struktur Organisasi Pasca Tambang PT Gunung Pantara Barisan VIII-4

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Daftar Gambar ix


REVISI II
Dokumen RENCANA PASCATAMBANG
Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
A.) Biaya Pada Tapak Bekas Tambang .................................................. L-2
A).1. Biaya Pembongkaran Fasilitas Tambang .......................................... L-2
A).2. Biaya Reklamasi Fasilitas Tambang .................................................. L-3
A).3. Biaya Reklamasi (Perawatan dan Revegetasi) Jalan Tambang/Hauling L-6
A).4. Biaya Reklamasi Lahan Bekas Kolam Pengendap ............................ L-8
A).5. Biaya Reklamasi Tambang Permukaan ............................................. L-9
A).6. Biaya Pengamanan Lahan Bekas Bukaan Tambang (VOID) ............. L-12
B.) Biaya Pada Fasilitas Pengolahan ............................................................... L-15
B).1. Pembongkaran Fasilitas Pengolahan ................................................ L-15
B).2. Penebaran Tanah Pucuk ................................................................... L-17
B).3. Pengendalian Erosi ........................................................................... L-18
B).4. Biaya Revegetasi .............................................................................. L-19
B).5. Biaya Reklamasi Kolam Tailing (KPL) ............................................... L-19
B).6. Biaya Pengambilan tanah terkontaminasi untuk remediasi ................ L-20
B).7. Biaya Remediasi Tanah Terkontaminasi ........................................... L-20
C.) Fasilitas Penunjang ........................................................................... L-21
C).1. Reklamasi Lahan Bekas Landfill ........................................................ L-21
C).2. Biaya Perawatan Infrastruktur sebelum diserahkan ke pemangku
kepentingan ....................................................................................... L-23
C).3. Biaya Remediasi Tanah Terkontaminasi Fasilitas Penunjang ............ L-23
C).4. Reklamasi Fasilitas di Luar WIUP OP ............................................... L-23
D.) Biaya Pengembangan Sosial, Budaya Dan Ekonomi ........................ L-24
E.) Biaya Pemeliharaan dan Perawatan .................................................. L-25
F.) Biaya Pemantauan ............................................................................ L-26
G.) Perhitungan Biaya Eskalasi ............................................................... L-27
H.) Grafik Biaya Tidak Langsung ............................................................. L-30

I.) Lampiran perizinan


1. SK KP Eksplorasi MAS lama no 540.64 th 2005
2. SK KP Eksploitasi MAS no 540.509 th 2007
3. SK IUP OP - KP Eksploitasi jadi IUP OP MAS no 503.159 th 2010
4. SK perpanjangan IUP OP new MAS no 0512 th 2019
5. SK Penetapan Tanda Batas WIUP OP PT MAS No.KPTS.051.10 Sept 2018
6. SK ANDAL-RKL-RPL MAS no 340 th 2014
7. SK ANDAL lama MAS no 469 th 2007
8. SK Lingkungan PT. MAS 1745 Ha no 343 th 2014
9. SK Tapak Project Sukacinta MAS no 021 th 2018
10. Surat Perst FS lama no 540.558 th 2007
11. Surat Perst FS revisi 1 no 540.271 th 2014
12. Surat Perst FS revisi 2 no 540.923 th 2018
13. Surat Pertimbangan teknis PT MAS no 540.957 th 2019
14. Persetujuan Perubahan Susunan Direksi dan Komisaris No.540.958

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Daftar Lampiran x


REVISI II
Dokumen RENCANA PASCATAMBANG
Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
15. Surat Kesepakatan Perjanjian Penggunaan bersama Atas Fasilitas Dan/Atau Infrastruktur
Logistik Batubara Antara PT. PMSS dan PT. MAS
16. Surat Kesepakatan Antara PT. Muara Alam Sejahtera Dengan PT. Prima Mulia Sarana Sejahtera
Tentang Kesepakatan Penggunaan Sebagian Ruas Jalan Pada Wilayah MAS Untuk Digunakan
Oleh PMSS
17. Surat Perst RPT MAS awal no 540.941 th 2010
18. SK Revisi RPT Periode 2011 - 2022 No.5401758DESDMIV-I2018
19. Bukti transfer RPT 2013
20. Bukti transfer RPT 2014
21. Bukti transfer RPT 2015
22. Bukti transfer RPT 2016
23. Bukti transfer RPT 2017
24. Bukti transfer RPT 2018
25. Bukti transfer RPT 2019
26. Bukti transfer RPT 2020
27. BA Kesepakatan Pergantian Revegetasi MAS - ABS, 21 Oktober 2016
28. BA Konsultasi Publik MAS no 540.1209a Agustus th 2009 (gabung)
29. BA Pembahasan Revisi Rencana Pascatambang No. 02.2018
30. BA Pembahasan rencana penutupan tambang (RPT) 25 juli 2009
31. Izin P3 No.54036DESDMIV-12019
32. Perubahan anggaran dasar MAS-AKTA] 2004-08-03 NO. 01 (PENDIRIAN)
33. Pengesahan Akta Pendirian PT MAS 2004
34. [MAS-NIB] 2018-10-22 NO. 8120311002428
35. Surat izin usaha perdagangan_MAS_2014
36. Tanda Daftar Perusahaan MAS 2017-2022
37. Tanda Daftar Perusahaan PT MAS_2014-2019_BPPT _ PMD
38. Technical Memorandum - ANALISA DAN REKOMENDASI GEOTEKNIK DESAIN LOM
PIT KONSULTAN NRM UNTUK PIT ALAM 1-9_R1_approval
39. Technical Memorandum - ANALISA DAN REKOMENDASI GEOTEKNIK LOM
DISPOSAL ERM_R0
40. IUJP PANGI

J.) Titik Koordinat RPT


K.) Peta IUP PT. MAS
L.) Peta Kesampaian Daerah
M.) Peta Geologi Lokal
N.) Tata Guna Lahan
O.) Peta Situasi Rona Awal (Topografi)
P.) Peta Morfologi
Q.) Peta Kegiatan Lain
R.) Peta Fasilitas Pengolahan
S.) Peta IPPKH Jalan Angkut
T.) Layout Stockpile Sukacinta
U.) Peta Fasilitas Penunjang
V.) Peta Situasi Lokasi Tambang (Sebelum Revisi)
W.) Peta Situasi Lokasi Tambang (Setelah Revisi)
X.) Peta Situasi Rona Akhir Umur Tambang
Y.) Peta Situasi Rencana Rona Akhir Pasca Tambang (Sebelum Revisi)
Z.) Peta Situasi Rencana Rona Akhir Pasca Tambang (Setelah Revisi)
AA.) Peta Lokasi Pemantauan
BB.) Desain Pagar Pengaman Void

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Daftar Lampiran xi


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan pascatambang didefinisikan sebagai kegiatan terencana,
sistematis dan berlanjut setelah akhir, sebagian atau seluruh kegiatan
usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi
sosial di seluruh wilayah pertambangan. Kewajiban membuat Rencana
Pascatambang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2010
tentang Reklamasi dan Pascatambang, Peraturan Menteri No. 26 tahun
2018 Pelaksanaan dan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan
Pertambangan Mineral dan Batubara, serta Keputusan Menteri Nomor
1827.K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan yang Baik.
PT. Muara Alam Sejahtera memiliki Izin Usaha Pertambangan
Operasi Produksi sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Lahat Nomor
503/159/KEP/PERTAMBEN/2010 Tentang Penyesuaian Kuasa Pertambangan
Eksploitasi Menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi PT. Muara
Alam Sejahtera tanggal 27 bulan April Tahun 2010 dengan luas area Operasi
Produksi 1.745 Ha untuk masa berlaku selama 12 tahun dan diperpanjang
sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor
0512/DPMPTSP.V/VII/2019 tentang Persetujuan Perpanjangan Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi Batubara Kepada PT. Muara Alam
Sejahtera dengan luas wilayah 1.745 ha yang beroperasi di Kecamatan
Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.
PT. Muara Alam Sejahtera telah membuat dokumen rencana
pascatambang pada tahun 2010 sesuai dengan surat persetujuan RPT
Bupati Lahat Nomor 540/941/PERTAMB/2010 dan pada tahun 2018
PT. MAS melakukan revisi dokumen rencana pascatambang dikarenakan
adanya perubahan desain tambang dengan biaya jaminan pascatambang
yang telah ditempatkan di Bank Pemerintah sebesar Rp. 22.783.687.308
sesuai dengan Surat Persetujuan Revisi Rencana Pascatambang Periode
2011-2022 Gubernur Sumatera Selatan dengan Nomor
540/1758/DESDM/IV-1/2018 tanggal 17 September 2018.
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB I Pendahuluan I-1
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Pada tahun 2020 PT. MAS bermaksud melakukan revisi dokumen
rencana pascatambang kembali dikarenakan menyesuaikan jumlah sumber
daya dan cadangan batubara sesuai dengan rencana penambangan
terbaru, sinkronisasi rencana luas bukaan lahan, sinkronisasi rencana
produksi, SR, dan material balance, sinkronisasi rencana pascatambang
tahun 2007 s.d 2032 sampai akhir penambangan, Menyesuaikan fasilitas
tambang, fasilitas penunjang, fasilitas pengolahan yang digunakan serta
perubahan biaya jaminan pascatambang berdasarkan revisi dokumen studi
kelayakan tahun 2020 dan revisi dokumen rencana reklamasi.
PT. Muara Alam Sejahtera mempunyai komitmen yang kuat dalam
menjalankan proses pertambangan batubara yang berwawasan
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kelestarian fungsi
lingkungan hidup dan ekosistemnya. Menyadari bahwa kegiatan
pascatambang adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan baik sehingga
memerlukan proses perencanaan yang baik.

1.1.1 Identitas Pemegang IUP


Tabel 1.1. Identitas Perusahaan
No Identitas Dokumen RPT lama Th 2018 Dokumen RPT Baru Th 2020
1 Nama Perusahaan PT. Muara Alam Sejahtera
Jl. Lintas Sumatera Desa Muara Maung Kec. Merapi Barat, Kab Lahat
2 Alamat Perusahaan
Telp/Fax: (0731)323826
3 Penanggung Jawab Bernard Satria Nugraha
4 Jabatan Direktur Utama
5 Jenis Perizinan IUP Operasi Produksi Batubara
503/159/KEP/PERTAMBEN/2010
6 Nomor SK 503/159/KEP/PERTAMBEN/2010 dan perpanjangan
0512/DPMPTSP.V/VII/2019
7 Tanggal 27-Apr-10 27 April 2010 dan 31 Juli 2019
12 Tahun (2010-2022) dan
8 Masa Berlaku (Tmt S/D) 12 Tahun (2010-2022)
10 Tahun (2022-2032)
KW.04.3P.LHT.2008
9 Kode Wilayah KW.04.3P.LHT.2008
KW.21.1604.303.2019.017
10 Luas Wilayah 1745 Ha
Desa Muara Maung Kecamatan Merapi Barat Kabupaten Lahat
11 Lokasi
Provinsi Sumatera Selatan
12 Komoditas Batubara
Persetujuan Studi
13
Kelayakan
14 Persetujuan Izin Lingkungan 343/KEP/BLH/2014
15 Tanda Daftar Perusahaan 060417000004
16 Status Permodalan Dalam Negeri
Sumber: SK IUP Operasi Produksi PT. Muara Alam Sejahtera

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB I Pendahuluan I-2


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
1.1.2 Peraturan Perundangan
Kegiatan pascatambang merujuk pada peraturan sebagai berikut :
a. Peraturan Perundang-undangan
1. Undang-undang RI No.41/Th. 1999 Tentang Kehutanan, Terutama
Terkait Dengan Ketentuan Mengenai Status Dan Fungsi Hutan.
2. Undang-undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3. Undang-undang RI No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
4. Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
5. Undang-undang no. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
6. Undang-undang No. 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Undang-undang No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara.
b. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Peraturan Pemerintah
No. 85 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.
2. Peraturan Pemerintah RI No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun.
3. Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Terutama Terkait
Dengan Kriteria Kelas Dan Baku Mutu Air Untuk Sumber Daya
Perairan.
4. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2010 Tentang Tata Cara
Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan.
5. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 Tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang.
6. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2010 Tentang Wilayah
Pertambangan.
7. Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara
8. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2010 Tentang Pembinaan Dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Dan Pelaksanaan
Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara.
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB I Pendahuluan I-3
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
9. Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2010 Tentang Reklamasi dan
Pascatambang.
10. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5285).
c. Peraturan Menteri
1. Peraturan Menteri Kehutanan No. 146/KPTS-II/1999 Tentang
Pedoman Reklamasi Bekas Tambang Dalam Kawasan Hutan.
2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2012
Tentang Indikator Ramah Lingkungan Untuk Usaha Dan/Atau
Kegiatan Penambangan Terbuka Batubara.
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 Tentang
Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor
P.23/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 Tentang Kriteria
Perubahan Usaha Dan/Atau Kegiatan Dan Tata Cara perubahan
Izin Lingkungan.
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor
P.26/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2018 Tentang Pedoman Penyusunan
Dan Penilaian Serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup
Dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor
P.38/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2019 Tentang Jenis Rencana
Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Dampak
Lingkungan Hidup.
7. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 26
Tahun 2018 tentang Pelaksanaan dan Kaidah Pertambangan yang
Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara.
8. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 07
Tahun 2020 tentang Tata Cara Pemberian Wilayah, Perizinan Dan
Pelaporan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB I Pendahuluan I-4


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
d. Keputusan Menteri
1. Keputusan Menteri Kehutanan No. 55/KPTS-II/1994 tahun 1994
tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan, Terutama Terkait
Dengan Tata Cara Dan Persyaratan Pinjam Pakai Kawasan Hutan
Untuk Kegiatan Pertambangan.
2. Kepmen ESDM No 1824.K/30/MEM/2018 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat.
3. Kepmen ESDM No 1827.K/30/MEM/2018 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik.
4. Ketetapan Dirjen Pertambangan Umum No. Kep-
336.K/271/DDJP/1996 tentang Jaminan Reklamasi.
e. Keputusan Direktur Jendral
1. Keputusan Direktur Jendral Mineral dan Batubara Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 185.K/37.04/DJB/2019
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan
Dan Pelaksanaan, Penilaain, Dan Pelaporan Sistem Manajemen
Keselamtan Pertambangan Mineral Dan Batubara.

1.1.3 Status Perizinan


Perizinan yang telah didapatkan oleh PT. Muara Alam Sejahtera adalah
sebagai berikut:
1. Izin Kuasa Pertambangan Eksplorasi Berdasarkan Surat Keputusan Bupati
Lahat Nomor 540/64/KEP/PERTAMBEN/2005 Tentang Pemberian Izin
Kuasa Pertambangan Eksplorasi (KW 540/04/DPE/LHT/2005) seluas
2.821 ha Pada Tanggal 1 Februari 2005.
2. Izin Kuasa Pertambangan Eksploitasi Berdasarkan Surat Keputusan Bupati
Lahat Tentang Pemberian Izin Kuasa Pertambangan Eksploitasi
(KW.01.3.LHT.2007) seluas 2.413 ha pada tanggal 4 September 2007.
3. Izin kuasa pertambangan eksploitasi batubara berdasarkan Surat
Keputusan Bupati Lahat nomor : 503/456/KEP/PERTAMBANGAN/2008
seluas 1.745 ha pada tanggal 24 November 2008.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB I Pendahuluan I-5


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
4. Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Berdasarkan Surat Keputusan
Bupati Lahat Nomor 503/159/KEP/PERTAMBEN/2010 Tentang
Penyesuaian Kuasa Pertambangan Eksploitasi Menjadi Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi PT. Muara Alam Sejahtera tanggal 27
bulan April tahun 2010 dengan luas area Operasi Produksi 1.745 Ha di
Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan dengan masa berlaku selama
12 tahun.
5. Persetujuan Perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal Dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sumatera Selatan nomor
0512/DPMPTSP.V/VII/2019 tentang Persetujuan Perpanjangan Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi Batubara Kepada
PT. Muara Alam Sejahtera tanggal 31 Juli 2019 di Desa Muara Maung
kecamatan Merapi Barat provinsi Sumatera Selatan, berlaku selama 10
tahun terhitung sejak berakhirnya IUP Operasi Produksi
PT. Muara Alam Sejahtera sebagaimana ditetapkan pada SK Bupati Lahat
nomor 503/159/KEP/PERTAMBEN/2010 tanggal 27 April 2010.
6. Penetapan Tanda Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Muara
Alam Sejahtera Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Provinsi Sumatera Selatan nomor KPTS/051/DESDM/III-
3/2018 tentang Penetapan Tanda Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan
Tahap Operasi Produksi PT. Muara Alam Sejahtera pada tanggal 10
September 2010.
7. Surat Keputusan Bupati Lahat Nomor 469/KEP/BAPEDA/2007 tentang
Kelayakan Lingkungan Hidup Analisis Dampak Lingkungan Hidup (Andal)
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Penambangan Batubara Oleh
PT. Muara Alam Sejahtera Di Kecamatan Merapi Barat Kabupaten Lahat
Di Kecamatan Merapi Barat Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan
31 Juli 2007.
8. Keputusan Persetujuan Kelayakan Lingkungan Hidup Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB I Pendahuluan I-6
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
(RKL) Dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL),
Pengembangan Penambangan Batubara berdasarkan Surat Keputusan
Bupati Lahat nomor 340/KEP/BLH/2014 pada tanggal 30 September 2014.
9. Izin Lingkungan Atas Kegiatan Pengembangan Penambangan Batubara
Oleh PT. Muara Alam Sejahtera Berdasarkan Surat Keputusan Bupati
Lahat nomor 343/KEP/BLH-4/2014 pada tanggal 8 Oktober 2014.
10. Persetujuan Penggunaan Wilayah di Luar Wilayah Izin Usaha
Pertambangan Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral nomor 021/KPTS/DESDMIII-II/2018 tentang
Persetujuan Penggunaan Wilayah di Luar Wilayah Izin Usaha
Pertambangan pada tanggal 9 Maret 2018 berupa stockpile Batubara
dengan menggunakan Kontainer di Desa Tanjung Pinang Kecamatan
Merapi Barat Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera selatan.
11. Persetujuan Laporan Studi Kelayakan Rencana Tambang Batubara
Berdasarkan Surat izin Dinas Pertambangan Dan Energi nomor
540/558/PERTAMB/2007 pada tanggal 23 Agustus 2007.
12. Persetujuan Revisi Laporan Studi Kelayakan PT. Muara Alam Sejahtera
Berdasarkan Surat Dinas Pertambangan dan Energi Nomor
540/271/pertamb/2014 tanggal 03 Maret 2014.
13. Persetujuan Laporan Studi Kelayakan (FS) Perubahan
PT. Muara Alam Sejahtera Berdasarkan Surat Persetujuan Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Nomor 540/923/DESDM/III-2/2018 tanggal 27
Agustus 2018.
14. Pertimbangan Teknis Penambangan PT. Muara Alam Sejahtera
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Energi Dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Sumatera Selatan Kepada Kepala Dinas Penanaman
Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sumatera Selatan Nomor
540/957/DESDM/III-2/2019 pada tanggal 19 Juli 2019.
15. Persetujuan Perubahan Susunan Direksi Dan Komisaris Berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Sumatera Selatan Kepada Direktur Utama PT. Muara Alam Sejahtera
nomor 540/958/DESDM/III-2/2019 Pada Tanggal 19 Juli 2019.
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB I Pendahuluan I-7
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
16. Persetujuan Perjanjian Antara PT. MAS Dan PT. PMSS Tentang Penggunaan
Bersama Atas Fasilitas Dan/Atau Infrastruktur Logistik Batubara Antara PT.
Muara Alam Sejahtera Dengan PT. Prima Mulia Sarana Sejahtera
Berdasarkan Surat Adendum II No. 027A/MAS-PMSS/LEG/VII/2016 Tanggal
28 Desember Tahun 2018.
17. Surat Kesepakatan Antara PT. Muara Alam Sejahtera Dengan PT. Prima
Mulia Sarana Sejahtera Tentang Kesepakatan Penggunaan Sebagian Ruas
Jalan Pada Wilayah MAS Untuk Digunakan Oleh PMSS Berdasarkan Surat
Kesepakatan No. 029/PMSS-MAS/LEG/IV/2020 Pada Tanggal 8 April 2020.
18. Persetujuan Dokumen Rencana Penutupan Tambang Berdasarkan Surat
Bupati Lahat Nomor 540/941/PERTAMB/2010 Pada Tanggal 11 Mei 2010.
19. Persetujuan Dokumen Rencana Pascatambang Periode 2011-2022
Berdasarkan Surat Gubernur Sumatera Selatan Nomor
540/1758/DESDM/IV-1/2018 pada tanggal 17 September 2018.
20. Berita Acara Konsultasi PT. Muara Alam Sejahtera dengan pemangku
kepentingan (stakeholder) kabupaten lahat dalam rangka penyusunan
dokumen rencana penutupan tambang nomor 540/1209a/pertam/2009
pada tanggal 31 Agustus 2009.
21. Izin Pengangkutan, Penyimpanan/ Penimbunan dan Penggunaan Bahan
Peledak di Wilayah Izin Usaha Pertambangan Berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Sumatera Selatan Nomor 540/36/DESDM/IV-I/2019 tentang Izin
Pengangkutan, Penyimpanan/ Penimbunan dan Penggunaan Bahan
Peledak Di Wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
PT. Muara Alam Sejahtera tanggal 14 Februari 2019.
22. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT. Muara Alam
Sejahtera Nomor 1.
23. Keputusan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor C-31485 HT.01.01.TH.2004 Tentang Pengesahan Akta
Pendirian Perseroan Terbatas Tanggal 29 Desember 2004.
24. Nomor Induk Berusaha PT. Muara Alam Sejahtera nomor 8120311002428.
25. Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas (PT) dengan Nomor TDP
09.05.1.05.74689.
26. Status Permodalan Dalam Negeri.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB I Pendahuluan I-8


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
1.2 Maksud dan Tujuan
PT. Muara Alam Sejahtera menyadari bahwa kegiatan pascatambang
adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan baik sehingga memerlukan
proses perencanaan yang baik. Hal ini sejalan dengan apa yang telah
menjadi komitmen bagi manajemen PT. Muara Alam Sejahtera dan para
karyawan untuk melakukan yang terbaik dalam bidang kesehatan,
keselamatan kerja, dan lingkungan hidup.

Maksud :
1. Menyesuaikan jumlah sumber daya dan cadangan batubara
berdasarkan revisi dokumen studi kelayakan tahun 2020.
2. Sinkronisasi rencana luas bukaan lahan, tingkat produksi, SR, dan
material balance tahun 2007 s.d 2030 dengan realisasi luas bukaan,
tingkat produksi, SR, dan material balance terbaru berdasarkan revisi
dokumen studi kelayakan tahun 2020.
3. Sinkronisasi untuk rencana pascatambang tahun 2007 s.d 2032
berdasarkan revisi dokumen studi kelayakan tahun 2020 dan dokumen
rencana reklamasi setiap periodenya sampai akhir penambangan.
4. Menyesuaikan biaya jaminan pascatambang dengan realisasi bukaan
lahan dari tahun 2007 s.d 2019 dan rencana bukaan lahan tahun 2020
s.d 2032 berdasarkan revisi dokumen studi kelayakan tahun 2020.

Tujuan :
1. Merevisi jumlah sumber daya dan cadangan batubara.
2. Merevisi rencana dan realisasi bukaan lahan, tingkat produksi, SR, dan
material balance tahun 2007 s.d 2030.
3. Merevisi rencana pascatambang sesuai lahan terganggu yang tersisa
di akhir penambangan tahun 2030.
4. Merevisi dan menghitung biaya jaminan rencana pascatambang sesuai
dengan lahan terganggu yang tersisa di akhir penambangan tahun
2030.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB I Pendahuluan I-9


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
1.3 Pendekatan dan Ruang Lingkup
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, pendekatan yang diterapkan
adalah prinsip-prinsip kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan hidup
serta konservasi bahan galian. Prinsip lingkungan hidup meliputi kualitas air
permukaan, tanah, serta udara yang sesuai baku mutu lingkungan,
stabilitas dan keamanan timbunan batuan penutup, lahan bekas tambang,
dan struktur buatan, keanekaragaman hayati, pemanfaatan lahan bekas
tambang sesuai dengan peruntukan dan aspek sosial, budaya dan
ekonomi. Prinsip keselamatan dan Kesehatan kerja sesuai dengan
peraturan per undang-undangan yang berlaku. Prinsip konservasi bahan
galian meliputi pengumpulan data yang akurat mengenai bahan galian yang
tidak dieksploitasi dan/atau diolah serta sisa pengolahan bahan galian.

Ruang lingkup rencana pascatambang adalah:


1. Areal tapak bekas penambangan batubara, termasuk pembongkaran
dan reklamasi fasilitas tambang, jalan tambang, dan kolam pengendap
di dalam dan di luar wilayah IUP.
2. Pembongkaran dan reklamasi lahan bekas fasilitas pengolahan
termasuk bekas timbunan komoditas tambang dan pemulihan
(remediasi) tanah yang terkontaminasi bahan berbahaya dan beracun.
3. Pembongkaran/serah terima, penanganan dan reklamasi lahan bekas
fasilitas penunjang tambang di wilayah IUP (bangunan dan pondasi
beton, peralatan, sarana transportasi, tempat bahan bakar
minyak/pelumas, dll) serta pemulihan (remediasi) tanah yang
terkontaminasi bahan berbahaya dan beracun di wilayah IUP.
4. Pengembangan sosial, budaya, dan ekonomi.
5. Pemeliharaan dan pemantauan kegiatan pascatambang.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB I Pendahuluan I-10


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

BAB II
PROFIL WILAYAH

2.1. Lokasi dan Kesampaian Wilayah


2.1.1. Lokasi Kegiatan
Secara administratif Wilayah IUP Operasi Produksi
PT. Muara Alam Sejahtera berada di Kecamatan Merapi barat wilayah
Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis Wilayah
IUP Operasi Produksi PT. Muara Alam Sejahtera terletak pada koordinat
103º 39’ 30,00” - 103º 42’ 25,00” Bujur Timur dan 03º 44’ 30,00” - 03º 46’
34,00” Lintang Selatan (Tabel 2.1).

Tabel 2.1. Koordinat Wilayah IUP Operasi Produksi PT. MAS


Bujur Timur Lintang selatan
No
Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik
1 103 39 30.00 3 46 34.00
2 103 39 30.00 3 44 30.00
3 103 41 00.00 3 44 30.00
4 103 41 00.00 3 45 9.50
5 103 42 25.00 3 45 9.50
6 103 42 25.00 3 46 34.00
Sumber : SK IUP Operasi Produksi PT. Muara Alam Sejahtera, tahun 2010

Gambar 2.1 Situasi Lokasi Tambang PT. MAS

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-1


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
2.1.2 Kesampaian Wilayah
Terletak kurang lebih 190 Km ke arah Barat Daya dari Kota
Palembang. Dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat menggunakan
jalan negara menuju Kota Lahat, dan dilanjutkan perjalanan menuju
Kecamatan Merapi Barat dengan waktu tempuh 30 menit, lalu dilanjutkan
dengan memasuki jalan tambang yang telah dibuat oleh
PT. Muara Alam Sejahtera. Peta kesampaian wilayah dapat dilihat pada
gambar 2.2. dan Lampiran Peta (Peta Kesampaian Wilayah).

Gambar 2.2 Peta Kesampaian Wilayah PT. Muara Alam Sejahtera

2.2. Kepemilikan dan Peruntukan Lahan


Sebelum adanya kegiatan pertambangan batubara, lahan yang
termasuk ke dalam konsesi IUP OP PT. Muara Alam Sejahtera adalah milik
warga setempat yang didominasi dengan perkebunan karet dan
perkebunan campuran. Berdasarkan rencana tata ruang wilayah
Kabupaten Lahat, area IUP OP PT. Muara Alam Sejahtera termasuk ke
dalam Area Peruntukan Lain.
Penetapan besarnya kompensasi untuk lahan serta tanaman dan
bangunan diatas-Nya dilakukan secara transparan dengan segera oleh
pihak PT. Muara Alam Sejahtera langsung ke tangan pemilik. Prosedur

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-2


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
pelaksanaan ganti rugi lahan diawali dengan pengumuman, bimbingan dan
penyuluhan, konsultasi dengan masyarakat yang terkena dampak,
pembuatan daftar biaya ganti rugi, pelepasan hak milik dan sertifikasi, dan
pembuatan daftar monitoring pelaksanaan ganti rugi lahan.

2.3. Rona Lingkungan Awal


2.3.1. Peruntukkan Lahan
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lahat yang
tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun
2012 Tentang Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lahat
Tahun 2012 - 2032, area Izin Usaha Pertambangan (IUP)
PT. Muara Alam Sejahtera berada di Areal Penggunaan Lain (APL). Peta
rencana tata ruang wilayah dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lahat

2.3.2. Morfologi
Topografi daerah penelitian umumnya bergelombang dengan lereng
yang relatif landai. Kenampakkan permukaan di daerah penyelidikan masih
tertutup oleh vegetasi dari jenis pepohonan kecil, semak dan perdu.
Beberapa lokasi ditemukan lahan-lahan yang sudah terbuka dikarenakan

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-3


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
adanya pembuatan lahan pertanian oleh penduduk setempat. Tanaman
yang ditemui pada umumnya didominasi tanaman karet.
Daerah penyelidikan termasuk dalam lembar Geologi Lahat yang
dibatasi oleh koordinat 103º30’ - 105º00’ bujur timur dan 03º00’ - 04º00’
lintang selatan, meliputi daerah seluas kurang lebih 18.700 km2. Di sebelah
utara Lembar ini berbatasan dengan Lembar Palembang, di sebelah Timur,
dengan Lembar Tanjung Selapan (Toboali), di sebelah Selatan, dengan
Lembar Baturaja (Kota Bumi), dan di sebelah Barat, dengan lembar
Bengkulu. Secara fisiografi, Lembar Lahat termasuk dalam daerah rendah
dari Sumatera bagian Timur.
Secara morfologi, terdapat tiga satuan morfologi, yaitu daerah
pegunungan, daerah menggelombang dan dataran rendah. Daerah
pegunungan menempati sudut Barat Daya Lembar dengan puncaknya
berupa gunung-gunung, di antaranya yaitu Gunung Isauisau (1431 m),
Bukit Besar (735 m), dan Bukit Serelo (670 m). Pada bagian ini lereng
gunung umumnya agak terjal, lembahnya sempit dan di beberapa tempat
terdapat jeram. Aliran berpola teranyam berkembang di lereng atau kaki
bukit, dan di sekitar Gunung Isauisau pola alirannya memancar. Peta
morfologi dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4. Peta Morfologi PT. MAS

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-4


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Satuan bentuk lahan PT. Muara Alam Sejahtera yakni digolongkan
sebagai F1 (Dataran Fluvial), F7 (Dataran Banjir), D1 (Perbukitan Terkikis),
D4 (Bukit Sisa), S1 (Perbukitan Terlipat) dan S4 (Perbukitan Sinklinal).
Aliran sungai di area PT. Muara Alam Sejahtera digolongkan sebagai
dendritik, dengan jenis sungai berstadia tua dicirikan dengan diameter
sungai yang sudah sangat lebar dan memiliki cabang-cabang sungai yang
relatif sedikit.
Penyelidikan geologi terdahulu yang dilakukan di wilayah studi dan
sekitarnya telah dilakukan antara lain oleh: Van Bemmelen (1932), Musper
(1937), Marks (1956), Spruyt (1956), Pulunggono (1969), De Coster
2(1974), Pertamina (1981). Berdasarkan penelitian tersebut telah
menyimpulkan urutan-urutan stratigrafi umum di Cekungan Sumatera
Selatan. Berdasarkan peneliti-peneliti terdahulu, maka Stratigrafi
Cekungan Sumatera Selatan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu
kelompok batuan Pra-Tersier, kelompok batuan Tersier serta kelompok
batuan Kuarter.
Secara umum sedimentasi di Cekungan Sumatera Selatan
merupakan suatu daur lengkap yang terdiri dari daur regresi dan transgresi
(jackson, 1961, op cit Koesoemadinata, 1976). Fase-fase tersebut adalah :
1) Fase Transgresi : ditandai dengan pengendapan Telisa secara tidak
selaras diatas batuan dasar berumur Pra-Tersier. Penurunan dasar
cekungan lebih cepat dibandingkan dengan proses sedimentasi,
sehingga terbentuk urutan fasies non marin, transissi, laut dangkal, dan
laut dalam (Pulunggono, 1969).
2) Fase Regresi : Ditandai dengan pengendapan kelompok Palembang,
Pada fase ini pengendapan lebih cepat daripada penurunan dasar
cekungan sehingga terbentuk urutan yang berbalikan dengan fase
transgresi, yaitu fasies laut dangkal, transisi dan non marin.
Stratigrafi regional di Cekungan Sumatera Selatan menurut para
peneliti terdahulu dibagi atas beberapa formasi dan satuan batuan dari tua
sampai muda (Gambar 2.5), sebagai berikut :

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-5


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Gambar 2.5. Stratigrafi Umum Daerah Cekungan Sumatera Selatan


(T.O. Simanjuntak, dkk (1981); N. Suwarna dan Sukarsono (1984))

1) Batuan Pra – Tersier: Terdiri dari andesit, fiit, kuarsit, batu gamping,
granit dan granodiorit.
2) Formasi Lahat: diendapkan secara tidak selaras diatas batuan Pra –
Tersier pada kala Paleosen – Oligosen Awal di lingkungan darat.
Formasi ini tersusun dari tufa, aglomerat, breksi tufaan, andesit, serpih,
batulanau, batupasir dan batubara.
3) Formasi Talang Akar : terdiri dari batupasir berbutir kasar – sangat
kasar, batulanau dan batubara. Formasi ini diendapkan secara tidak
selaras diatas Formasi Lahat pada kala Oligosen Akhir – Miosen Awal
di lingkungan fluviatil sampai laut dangkal.
4) Formasi Baturaja : terdiri dari batu gamping terumbu, serpih gampingan
dan napal. Formasi ini diendapkan secara selaras di atas Formasi
Talang Akar pada kala Miosen Awal di lingkungan litoral sampai neritik.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-6


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
5) Formasi Gumai : terdiri dari serpih gampingan dan serpih lempungan.
Formasi ini diendapkan secara selaras diatas formasi Baturaja pada
kala Miosen Awal – Miosen Tengah dilingkungan laut dalam.
6) Formasi Air Benakat : terdiri dari batu pasir, diendapkan secara selaras
diatas Formasi Gumai pada kala Miosen Tengah – Miosen Akhir,
dilingkungan neritik sampai laut dangkal.
7) Formasi Ogan Komering Ulu: terdiri dari batu pasir, batu lanau, batu
lempung dan batubara. Formasi ini diendapkan secara selaras diatas
Formasi Air Benakat pada kala Miosen di lingkungan paludal, delta dan
bukan laut.
8) Formasi Kasai : terdiri dari batu pasir tufaan dan tufa, terletak selaras
diatas Formasi Ogan Komering Ulu, diendapkan dilingkungan darat
pada kala Pliosen Akhir – Plistosen Awal.
9) Endapan Kuarter : terdiri dari hasil rombakan batuan yang lebih tua,
berukuran kerakal, kerikil, pasir, lanau dan lempung, diendapkan
secara tidak selaras diatas Formasi Kasai.

2.3.3. Air Permukaan


Kajian hidrologi memegang peranan penting dalam menentukan
karakteristik sumber daya air. Sumber daya air yang dimaksudkan disini
adalah sumber daya air yang secara kualitas dan kuantitas dapat
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Di wilayah studi terdapat beberapa
sungai yang mengalir yaitu sungai Nipai, sungai kungkilan dan sungai
tabuan. Pengambilan sampel dilakukan di 4 titik lokasi yaitu di hulu sungai
Kungkilan, hilir sungai Kungkilan, hulu sungai Nipai dan hilir sungai
Nipai.Hasil analisis contoh air permukaan (tabel 2.2) dibandingkan dengan
baku mutu kualitas air yang diterapkan berdasarkan Peraturan Gubernur
Provinsi Sumatera Selatan Nomor 16 tahun 2005 tentang Peruntukan Air
dan Baku Mutu Air Sungai. Hasil analisis kualitas air sungai yang mengalir
di area penyelidikan dapat dilihat pada tabel 2.2.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-7


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Table 2.2 Kualitas Air Sungai di Wilayah Studi PT. Muara Alam Sejahtera
Lokasi Sampling
No Parameter Satuan BML
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9
I FISIKA
o
1. Temperatur C 28 27 28 31 30 28 25 26 28 Deviasi 3
2. TDS mg/l 516 794 742 1090 1106 1152 27 58 64 1000
3. TSS mg/l 94 4 1 231 415 224 1 2 21 50
II KIMIA
1. pH mg/l 5,5 5,5 5,5 4,5 4,5 4,5 5,5 5,5 5,5 6–9
2. BOD mg/l 1,9 1,9 1,5 1,67 2,66 1,04 2,7 1,2 1,3 2
3. COD mg/l 23,8 17,9 20,8 17,9 14,9 23,8 17,9 20,8 14,9 10
4. Amoniak Bebas mg/l 0,23 0,23 0,7 0,2 0,17 0,22 0,1 0,09 0,11 0,5
5. Minyak dan Lemak mg/l 0,4 0,8 0,8 1,2 0,4 1,2 0,8 0,8 2 1
6. Nitrat mg/l 0,5 0,5 0,4 0,5 0,9 0,4 0,4 0,4 0,4 10
7. Nitrit mg/l 0,469 0,024 0,026 0,002 0,006 0,008 0,015 0,009 0,013 0,06
8. Timbal mg/l <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 0,3
9. Tembaga mg/l <0,003 <0,003 <0,003 0,03 0,04 0,03 <0,003 0,004 0,003 0,02
10. Kadmium mg/l <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 0,1
11. Seng mg/l 0,202 0,091 0,076 0,785 0,773 0,7 <0,002 <0,002 <0,002 0,05
12. Sulfida mg/l 0,03 0,02 0,02 0,006 0,009 0,009 0,02 0,02 0,02 0,002
13. Fluorida mg/l 0 0,02 0 0,006 0 0 0 0 0 0,5
14. Klorida (Cl) mg/l 5,9 7,4 6,4 17,6 5,6 9,8 0,6 0,6 0,4 600
15. Klorida (Cl2) mg/l 0,07 0,05 0,06 0,06 0,07 0,06 6,6 8,3 2,5 0,03
16. Sulfat mg/l 29,6 68,8 91,7 157,6 200 71,5 31,6 28,9 42,1 400
17. DO mg/l 6,1 6,2 6,7 6,7 6,6 6,9 6,13 6,1 6,3 6
18. Fenol mg/l 1,5 2,6 1,3 3,5 4,6 4,6 0,6 0,6 0,4 0,001
19. Sianida mg/l 0,006 0,003 0,004 0,004 0,004 0,005 0,006 0,002 0,002 0,02
20. Besi mg/l 0,04 <0,005 <0,005 0,53 0,59 0,44 0,18 0,63 0,58 0,3
21. Mangan mg/l 3,64 4,68 2,79 0,02 0,01 0,02 0,02 <0,007 0,02 0,1
22. Arsen mg/l <0,0004 <0,0004 <0,0004 <0,0004 <0,0004 <0,0004 <0,0004 <0,0004 <0,0004 0,05
23. Kromium mg/l <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 0,05
24. Raksa mg/l <0,0003 <0,0003 <0,0003 <0,0003 0,0006 0,0006 <0,0003 0,01 0,01 0,001
III Biologi
1. E - Coly FCU <2 <2 <2 <2 <2 <2 <2 <2 <2 100
2. MPN - Coly FCU 27 17 33 <2 2 <2 2 4 2 1000
Sumber: Dokumen Normalisasi Sungai PT. MAS tahun 2016

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-8


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Sungai-sungai di wilayah studi mempunyai peranan yang sangat
besar bagi masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai ini.
Kondisi ini dapat dibuktikan dengan terkonsentrasinya sebagian
pemukiman penduduk dan kegiatan di daerah aliran sungai tersebut. Pada
saat ini sungai-sungai tersebut berfungsi untuk mendukung aktivitas yang
dilakukan oleh penduduk, terutama untuk pertanian, MCK, sumber air
minum serta perikanan. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan
kualitas air sungai di wilayah studi relatif cukup baik hanya parameter
kekeruhan yang memberikan pengaruh terhadapnya.
Selain sungai air permukaan yang terdapat di wilayah studi juga
terdapat air limpasan di pit tambang. Air limpasan di pit tambang hampir
semuanya berasal dari air hujan, hanya sedikit air tanah yang masuk ke
dalam pit. Sehingga dilakukan pemantauan curah hujan secara berkala oleh
PT. Muara Alam Sejahtera di stasiun pemantauan hujan yang telah dimiliki
sejak 2011 sampai sekarang. Selain melakukan pemantauan sendiri, data
curah hujan tambahan 2003 sampai dengan 2010 didapatkan dari Dinas
Kehutanan Merapi Barat Kabupaten Lahat. Data curah hujan bulanan di
lokasi IUP PT.MAS. Selain data curah hujan diperlukan data berupa
catchment area. Luas catchment area dan data curah hujan dapat di lihat
pada tabel 2.3 di bawah ini.

Tabel 2.3 Data Curah Hujan PT. MAS


CURAH HUJAN AREA SITE PT. MUARA ALAM SEJAHTERA
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
jan 568,0 175,3 384,1 572,6 324,8 245,1 717,7 216,5 168,5 468,5
feb 705,0 319,9 553,2 324,4 310,4 382,9 239,5 374,5 592,0 466,6
mar 356,0 200,9 92,1 472,2 259,0 203,3 554,0 475,1 484,5 325,0
apr 340,0 180,6 201,8 300,0 242,6 251,2 536,5 397,2 269,5 270,8
Mei 298,0 374,8 366,3 425,2 257,0 127,5 277,7 355,5 296,5 68,0
jun 195,0 327,4 98,6 161,2 141,0 81,0 71,0 106,0 115,0 159,0
jul 113,0 57,6 133,8 283,8 196,6 9,5 125,0 169,0 9,0 93,5
agu 353,0 21,3 62,0 111,3 325,0 102,2 40,5 223,5 218,0 -
sep 215,0 114,5 140,5 168,3 42,2 3,3 230,5 254,4 111,0 -
okt 328,0 300,1 352,0 371,0 90,1 8,2 475,4 560,0 277,5 -
nov 564,0 265,2 315,7 275,6 300,5 359,5 262,3 708,0 419,0 160,8
des 274,0 660,7 512,4 509,7 458,3 448,3 106,0 400,2 426,0 334,8
TOTAL 4.309,0 2.998,3 3.212,5 3.975,3 2.947,5 2.222,0 3.636,1 4.239,8 3.386,5 2.347,0
Rata2 359,1 249,9 267,7 331,3 245,6 185,2 303,0 353,3 282,2 195,6
Max 705,0 660,7 553,2 572,6 458,3 448,3 717,7 708,0 592,0 468,5
Sumber: Badan, Meorologi, Krimatologi, dan Geofisika Stasiun Kenten Palembang Tahun 2020

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-9


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Selanjutnya debit run-off yang masuk ke dalam pit alam 1-3 dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus metode rasional sebagai berikut.

dimana,
: debit run-off (1/det)
: run-off coefficient
: curah hujan rata-rata bulanan (mm/bulan)
: luas daerah tangkapan (m2)

Besarnya run-off coefficient yang digunakan adalah 1, karena


diasumsikan tidak ada yang terinfiltrasi menjadi air tanah. Hasil perhitungan
debit run-off yang akan masuk ke dalam pit setiap bulan dalam satu tahun.
Nilai debit ini dapat digunakan untuk perencanaan debit pemompaan. Debit
run-off yang masuk ke dalam pit Alam 1-2 berada pada rentang 89,6 –
347,21/det. Debit minimum untuk pit alam 1-3 yaitu pada bulan juni dan
debit maksimum pada bulan Januari. Tabel hasil perhitungan debit run-off
pit Alam 1-3 dapat dilihat pada tabel 2.4.

Tabel 2.4. Hasil Perhitungan Debit Run-Off Pit Alam 1-3


Lom Pit Alam 1-3 2.088.353
C (Run-Off Coefficient) 1
Debit Run-Off (L/Det)
Hujan Rata Rata Bulanan
Pit Alam 1-3
Jan 437,7 347,8
Feb 377,7 300,1
Mar 280,6 223
Apr 336,8 267,8
Mei 217,4 172,8
Jun 124,7 103,5
Jul 112,7 89,6
Aug 125,8 100
Sep 131,4 104
Okt 247,9 196,9
Nov 300,7 239
Dec 411,2 326,7
Debit Maksimum 89,6
Debit Minimum 347,8
Sumber : Laporan final studi hidrologi geoteknik PT. MAS

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-10


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
2.3.4. Air Tanah
Selain air permukaan, air tanah juga diambil beberapa sampel. Air
tanah yang diambil sampel merupakan air tanah dangkal (sumur) dari
sumur-sumur warga setempat baik warga sungai nipai dan warga sungai
kungkilan. Dalam pembahasan kualitas air sumur digunakan baku mutu
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 1910 tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Air Minum sebagaimana tertera pada Tabel 2.5
dibawah ini.

Tabel 2.5 Kualitas Air Tanah Dangkal di Sekitar Wilayah Studi


PT. Muara Alam Sejahtera
PARAMETER HASIL DAN
PERMENKES RI NO 416
NO YANG DI SATUAN ANALISIS METODE
(MENKES/PER/IX/1910)
ANALISA 214 215
l TDS mg/I 1,94 1,9 l.500 15.36/IK/LL/2015
SNI-06-6989-9-
2 Nitrit (N02) mg/I 0,024 0,032 1
2004
3 Nitrat (NO3) mg/I 0,115 0,179 1 15.33/IK/L/2015
SNI-6989.04-
4 Besi (Fe) mg/I 0,056 <0,024 1
2009
SNI-6989.09-
5 Clorida (Cl) mg/I 8,2 7,81 600
2010
SNI-6989.17-
6 Cromium mg/I <0,018 <0,018 -
201 l
7 Kekeruhan NTU 1,01 1,39 25 15.37/IK/L/2015
SNI-6989.05-
8 Mangan mg/I <0,024 <0,024 0,5
2009
SNI-06-
9 Wama PtCo 5 5 50
6989.24-2005
Tidak Tidak
10 Bau - Tidak Berbau Manual
Berbau Berbau
SNI-06-
11 Kesadahan Total mg/I 82,3 72,6 500
6989.12-2004
12 Cyanida mg/I <0,02 <0,02 0,1 15.32/IK/L/2015
SK.SNI.M-
13 EColy FCU Negatif Negatif -
23-1991-03
SK.SNI.M-
14 MPN-Coly FCU Negatif Negatif 50
17-1991-04
Sumber : Data Hasil Laboratorium air penduduk PT.MAS XII2017
Ket: 214=Sumur Warga Sungai Kungkilan, 215=Sumur Warga Sungai Nipai.

Selain mengambil sampel dari sumur warga untuk menguji kualitas


air, diambil juga sampel air tanah dalam untuk menghitung jumlah air
rembesan yang masuk ke dalam pit tambang. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara membuat sumur bor di luar areal penambangan dan
di dalam pit alam 1-3. Pemboran sumur air tanah dilakukan di areal disposal
selatan dengan nomor sumur PZ-DS-02. Berdasar informasi yang
dikumpulkan selama pemboran air tanah Sumur PZ-DS-02, dapat diketahui
bahwa top soil mempunyai tebal sekitar 5 meter. Di bawah timbunan

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-11


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
disposal, top soil diperkirakan mempunyai ketebalan antara 5 – 8meter. Di
bawah lapisan top soil terdapat lapisan pasir sangat halus sampai halus
kemudian diikuti lapisan batubara pada kedalaman 30meter (126.3 mdpl)
setebal 1meter dan di bawah lapisan batubara terdapat pasir sedang
sampai kedalaman 100 meter (56.3 mdpl). Karena didominasi oleh lapisan
pasir, maka di sekitar daerah longsoran Disposal Selatan potensi air tanah
dangkalnya cukup tinggi. MAT di dalam Sumur PZ-DS-02 diketahui berada
pada kedalaman 5meter atau pada posisi 151.3 mdpl.
Lubang bor Sumur PZ-DS-02 dibuat sampai kedalaman 100 meter
dengan bit 4 inci, kemudian dilakukan reaming sampai diameter lubang bor
menjadi 8 inci. Dikarenakan lubang bor terlalu kecil untuk konstruksi pipa
sumur dengan diameter 6 inci, sehingga di dalam lubang bor terlalu sempit
untuk dapat dipasang pipa piezometer di samping pipa sumur. Desain awal
Sumur PZ-DS-02 ditunjukkan oleh akibat adanya masalah sumbatan
lubang bor pada kedalaman 63, sehingga dari total kedalaman 100meter
hanya tersisa 56 m yang digunakan untuk konstruksi Sumur PZ-DS-02.
Rincian desain sumur telah diberikan secara khusus pada dokumen SOP
Konstruksi Sumur Bor PZ-DS-02 (11-01-2017) dan kemudian dilakukan
perubahan dengan rincian diberikan secara khusus pada dokumen Berita
Acara Perubahan Konstruksi Sumur Bor PZ-DS-02 (20-01-2017).
Belakangan baru diketahui bahwa, masalah lubang bor PZ-DS-02 adalah
runtuhnya lubang bor antara kedalaman 56 – 100meter yang menyebabkan
pembesaran lubang bor di sekitar kedalaman 30meter dimana lapisan
batubara berada, sehingga konstruksi sumur membutuhkan gravel halus
sebagai lapisan penyekat dalam jumlah yang jauh lebih besar dari yang
diperkirakan.
Pemboran di area penambangan dilakukan di pit Alam 1-3 dengan
nomor sumur PZ-A3-03 dan PZ-A4-04. untuk kondisi muka air tanah di
sekitar lokasi tersebut. Berdasarkan kondisi perlapisan batuan di sekitar Pit
Alam 1-3 dapat diperkirakan, bahwa kondisi air tanah pada lapisan
sandstone di low wall dan high wall akan terdrainase secara alami setelah
lapisan tersebut terekspose karena digali (diekskavasi), tanpa harus
melakukan pemompaan ataupun membuat drainhole. Hal ini dapat
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-12
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
digunakan sebagai dasar, bahwa lapisan sandstone pada lereng tersebut
dapat diasumsikan kering. Berbeda dengan lapisan sandstone, lapisan
mudstone memiliki konduktivitas hidraulik yang lebih kecil, sehingga air
tanah yang berada pada lapisan tersebut akan sulit terdrainase, sehingga
lapisan mudstone dapat diasumsikan tetap jenuh. Data penampang
geoteknik 2 untuk kondisi litologi bawah permukaan dapat dilihat pada
gambar 2.6. Untuk memvalidasi asumsi tersebut, maka dibuat model aliran
air tanah pada lereng tambang Pit Alam 1-3.

Gambar 2.6. Penampang Geoteknik 2 Pit Alam 1-3

2.3.4.1 Model Konseptual


Model konseptual air tanah adalah representasi karakter air
tanah secara kualitatif. Secara umum air tanah di pit Alam 1-3 dapat
dikategorikan sebagai sistem air tanah akuifer tak tertekan – semi
tertekan. Hasil pemboran sumur piezometer PZ-A3-03 menunjukkan
adanya aliran air tanah flowing di lokasi tersebut. Hal ini dikarenakan
kemiringan lapisan yang mengarah ke Selatan yang menyebabkan
aliran air tanah mengalir menuju ke Selatan, sehingga lapisan
sandstone pada lereng tambang akan menjadi salah satu daerah
imbuhan yang berkontribusi untuk aliran air tanah flowing di PZ-A3-03.
Model konseptual pit Alam 1-3 dapat dilihat pada gambar 2.7 di bawah
ini.
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-13
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Gambar 2.7 Model Konseptual Lapisan Pembawa Air Tanah


Di Pit Alam 1-3

Pada gambar 2.7 menunjukkan kondisi pelapisan batuan di Pit


Alam 1-3 yang dibagi sesuai dengan karakteristik hidraulik masing-
masing lapisan (hidrostratigrafi). Lapisan akuifer tersusun atas lapisan
sandstone, sedangkan lapisan non-akuifer tersusun atas lapisan
mudstone dan batubara, dan material disposal. Setiap lapisan
hidrostratigrafi tersebut memiliki karakteristik hidraulik yang berbeda.
Secara global karakter Hidrogeologi di sekitar piezometer PZ-A3-03
sama dengan karakter Hidrogeologi Disposal Selatan pada umumnya,
terjadi di daerah tinggi, dicirikan dengan muka air tanah yang dangkal
seperti dalam sumur PZ-DS-02 dan PZ-DS-01. Bila muka air tanah ini
kemudian memotong topografi, maka akan terjadi aliran ke dalam creek
sepanjang tahun. Bila kemudian muka air tanah ini terpotong oleh
pemboran, maka akan terjadi sumur yang flowing, dan inilah ciri di
daerah tersebut, seperti terjadi pada piezometer PZ-A3-03. SumurPZ-
DS-01 seharusnya juga bersifat flowing, karena muka air tanah berada
pada kedalaman 4,19 m, maka 5,55 m di bawah muka tanah setempat
adalah material timbunan.
Bila tidak ada material timbunan, maka muka air tanah akan
flowing karena lebih tinggi 36 cm di atas top soil asli atau original.
Dengan adanya fenomena flowing pada piezometer PZ-A3-03, diduga
Disposal Selatan di sekitar piezometer PZ-A3-03 mengalami
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-14
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
penjenuhan di bagian bawah atau dasarnya, yaitu pada bekas-bekas
creek yang kemudian tertimbun.

2.3.4.2 Model Numerik


Model numerik air tanah adalah representasi karakter air tanah
secara kuantitatif. Model numerik biasanya digunakan untuk
menggambarkan respon air tanah Ketika gangguan dikarenakan
kepadanya dalam bentuk pemompaan, injeksi, penerapan atau
ekskavasi yang dilakukan pada media aliran air tanah. Model numerik
aliran air tanah di pit Alam 1-3 ini menggambarkan respons air tanah
terhadap kegiatan penambangan lokasi tersebut. Respons tersebut
didasarkan pada dua skenario pemodelan, yaitu pemodelan dengan
kondisi lereng terdrainase secara alami dan pemodelan dengan
pemompaan untuk menurunkan muka air tanah pada lereng.
Pemodelan numerik dilakukan dengan bantuan software Visual
ModFlow. Nilai konduktivitas hidraulik lapisan pembawa air yang
digunakan sama seperti pemodelan sebelumnya di Disposal Selatan,
yaitu sebesar 10-5 m/det. Nilai konduktivitas hidraulik lapisan lainnya
diberikan, yaitu sebesar 10-8 m/det untuk lapisan non-akuifer dan
sebesar 10-7 m/det untuk material disposal. Verifikasi model dilakukan
dengan cara membandingkan muka air tanah hasil pengukuran di
lapangan pada sumur PZ-A3-03 yang hasilnya ditampilkan pada Tabel
2.6. Hasil verifikasi cukup baik dengan selisih hanya sebesar 0,51
meter. Pemodelan dengan pemompaan menggunakan 2 stasiun
pemompaan di sebelah Utara low wall dan sebelah Selatan high wall
Pit Alam 1-3, dengan masing-masing debit pemompaan 4 l/det dengan
waktu simulasi 5 tahun.

Tabel 2.6. Verifikasi Model Numerik Pada Sumur PZ-A3-03


Hasil Hasil
Pengukuran Perhitungan Selisih
MAT di PZ-A3-03 (mdpl) di Lapangan Model
91,16 91,67 0,51
Sumber: Dokumen Laporan final studi hidrologi geoteknik PT. MAS

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-15


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Hasil pemodelan pada kondisi existing Pit Alam 1-3 (Gambar 2.8)
menunjukkan, bahwa lapisan sandstone yang telah digali akan
terdrainase secara alami, ditandai dengan adanya zona dry cell (zona
kering) pada lapisan sandstone yang menjadi lereng low wall dan high
wall. Namun, untuk lapisan mudstone (non-akuifer) air tanah sulit untuk
terdrainase secara alami karena nilai konduktivitas hidraulik lapisan
mudstone yang rendah. Hal tersebut ditandai dengan muka air tanah
yang dangkal pada lapisan mudstone tersebut.

Gambar 2.8 Hasil Pemodelan Pada Kondisi Existing Di Pit Alam 1-3

Hasil simulasi Lom Pit Alam 1-3 ditunjukkan pada Gambar 2.9.
Berdasarkan hasil tersebut, lapisan sandstone pada lereng pit akan
terdrainase secara alami, sehingga menghasilkan zona dry cell pada
lapisan tersebut. Pada lapisan mudstone, terjadi penurunan muka air
tanah yang cukup tinggi, terutama yang berada di tengah-tengah pit,
dengan kedalaman muka air tanah mencapai sekitar 35 meter di bawah
muka tanah. Sedangkan pada lapisan mudstone yang lain, muka air
tanah masih dangkal. Inilah ciri pemompaan yang dilakukan pada
lapisan dengan konduktivitas rendah yang menghasilkan penurunan
muka air tanah yang sifatnya setempat atau lokal. Pemompaan di low
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-16
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
wall dan high wall, kurang dapat membantu mendrainase lereng pit.
Hasil simulasi selama 5 tahun dengan debit pompa 4 l/det menunjukkan
penurunan muka air tanah dan daerah pengaruh akibat pemompaan
yang kurang maksimal. Hal tersebut menyebabkan penyebaran
penurunan muka air tanah secara lateral menjadi kurang maksimal.
Oleh karena itu, untuk analisis geoteknik, lereng pada tambang Pit Alam
1-3 dapat dikondisikan jenuh.

Gambar 2.9 Hasil Simulasi Pada Kondisi LOM Pit Alam 1-3 Tanpa dan
Dengan Pemompaan

2.3.5. Biologi Akuatik dan Terserial


a. Biota Perairan
Dalam kegiatan pertambangan pasti akan memanfaatkan air
sungai yang mengalir di daerah sekitar pertambangan terutama
untuk kegiatan air baku untuk keperluan karyawan di samping untuk
kegiatan lainnya. Komunitas biota perairan dapat menjadi indikator
perubahan ekosistem perairan (akuatik). Biota perairan/akuatik
dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok umum yakni plankton,
bentos dan nekton. Penggolongan ini didasarkan pada perilaku dan
sifat yang mempengaruhi responsnya terhadap habitat akuatik.
Komunitas biota perairan baik plankton, bentos maupun nekton

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-17


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
dapat dijadikan sebagai bioindikator untuk menentukan kualitas
suatu perairan. Ketiga komponen biotik tersebut saling terkait dalam
menopang rantai dan jaring makanan dalam ekosistem perairan
seperti sungai.
Semua ekosistem perairan ini mempunyai fungsi ganda bagi
masyarakat, baik sebagai sumber penghasilan tambahan berupa
ikan maupun untuk keperluan domestik. Demikian pula untuk
kepentingan pihak penambangan nantinya tentu akan memegang
peranan penting, baik berguna untuk penambangan maupun untuk
keperluan karyawan, dengan demikian sedikit banyaknya akan ada
pengaruhnya pada perairan di sekitarnya.
- Plankton merupakan organisme yang mengapung yang
pergerakannya tergantung pada arus, walaupun beberapa
zooplankton menunjukkan gerakan berenang yang aktif yang
membantu mempertahankan posisi vertikal, plankton secara
keseluruhan tidak dapat melawan arus. Plankton dikelompokkan
berdasarkan tempat hidup dan penyebarannya yaitu:
Limnoplankton (yang terdapat di perairan tawar); Haliplankton
(yang terdapat di air asin atau air laut); Hyparimyroplankton
(yang terdapat di air payau); Haleoplankton (yang terdapat di
kolam-kolam); dan Potamoplankton (yang terdapat di air
mengalir atau sungai). Untuk mengetahui struktur komunitas
plankton pada badan perairan di sekitar areal rencana
pertambangan Batubara
PT. Muara Alam Sejahtera, maka dilakukan pengambilan sampel
plankton pada sungai yang terdapat di wilayah studi dengan hasil
pada table 2.7 sebagai berikut.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-18


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Tabel 2.7. Keanekaragaman Jenis Plankton Di Perairan Wilayah Studi


Lokasi Pengambilan Sampel
No Taksa
A-1 A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9
PHYTOPLANKTON
Bacillariophyceae
1 Diatoma sp. 350 - - 350 - - 1400 1750 1050
2 Tabellaria sp. 350 - 350 1050 700 700
3 Nitzschia sp 1400 1050 1400 2450 1400 1050 700 1050 700
4 Navicula sp. - - - 700 1050 -
5 Asterionella sp. 700 1050 350 350 - - - 700 1400
Chlorophyceae 1400 1050 1050
6 Staurastrum sp - 700 350 350 1050 700
7 Melosira sp. 1050 350 700 350 350 -
ZOOPLANKTON
Crustaceae
8 Nauplius sp. 700 700 700 350 700 350 350 350 1050
Rotifera
9 Cyclopoid sp. 1050 700 700 - 350 350 350 - 350
Jumlah Jenis 7 6 7 8 7 5 5 5 6
Kelimpahan (Individu/liter) ( H¢) 5600 4550 4550 5950 5600 3150 4200 4900 5600
Indeks Keanekaragaman 1,841 1,738 1,818 1,757 1,841 1,523 1,445 1,494 1,721
Indeks keseragaman (E) 0,213 0,206 0,216 0,202 0,213 0,189 0,173 0,176 0,199
Indeks dominansi ( D) 0,172 0,183 0,183 0,232 0,172 0,235 0,264 0,245 0,188
Kriteria Keanekaragaman Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Sumber : Dokumen Normalisasi Sungai PT. MAS tahun 2016

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-19


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

- Benthos dapat digolongkan atas 2 kategori yaitu kategori tumbuhan


(Phytobenthos) dan kategori hewan (Zoobenthos). Baik fitobenthos maupun
zoobenthos, keduanya pada prinsipnya hidup di dasar perairan. Pada fitobenthos
hidupnya hanya melekat di dasar perairan (substratum), mereka dapat melekat
pada benda-benda apa saja yang ada di dasar perairan, misalnya pada
bebatuan, sedimen, ataupun pada kayu-kayu yang telah mati. Sedangkan pada
zoobenthos hidupnya dapat bergerak secara lambat pada substrat di dasar
perairan. Untuk memenuhi persyaratan hidupnya, hewan benthos sangat
dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti kestabilan substrat, tipe substrat, tipe
mikro habitat, kekeruhan, arus air, kedalaman, temperatur, oksigen terlarut dan
predator. Hewan benthos di dalam ekosistem perairan mempuyai peranan
penting antara lain sebagai dekomposer atau pengurai bahan-bahan organik,
sebagai unsur biotik dalam membentuk mata rantai makanan ataupun jaring
makanan. Dalam masa menjalani kehidupannya kebanyakan hewan benthos
mengahabiskan masa siklus hidupnya di dasar perairan, oleh karena itu hewan
benthos akan mudah terkena pengaruh apabila terjadi perubahan lingkungan di
sekitarnya. Sehingga dengan adanya sifat sensitifitas terhadap lingkungan yang
dimiliki oleh hewan ini, maka organisme tersebut dapat pula digunakan sebagai
indikator biologis untuk menentukan kualitas perairan.

Tabel 2.8 Komposisi, Kelimpahan dan Keanekaragaman Hewan


Benthos
Lokasi Pengambilan Sampel
No Taksa
A-1 A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9
Mollusca
1 Lymnaea sp. 15 15 - 15 30 15 15 15 15
2 Tarebia sp. 15 - 15 15 15 15 - 15 -
Oligochaeta
3 Lumbricullus sp. 15 15 15 15 15 30 15 30 -
4 Branchiura sp. 30 15 15 - 30 15 15 15 15
Crustaceae
5 Potamon sp. 15 - 15 30 15 - 15 15 30
Diptera
6 Chironomus sp. 45 30 15 15 - 15 30 45 15
Jumlah Jenis 6 4 5 5 5 5 5 6 4
Kepadatan (Individu/m2 ) 135 75 75 90 105 90 90 135 75
Indeks Keanekaragaman ( 1,677 1,332 1,609 1,561 1,55 1,561 1,561 1,677 1,332
Indeks keseragaman (E) 0,342 0,309 0,373 0,347 0,333 0,347 0,347 0,342 0,309
Indeks dominansi ( D) 0,21 0,28 0,2 0,222 0,224 0,222 0,222 0,21 0,28
Kriteria Keanekaragaman Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Sumber : Dokumen Normalisasi Sungai PT. MAS tahun 2016

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-20


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

- Nekton (ikan) merupakan kelompok organisme Vertebrata yang


dapat bergerak bebas melawan arus di dalam air. Nekton adalah
organisme yang dapat berenang dan bergerak aktif dengan
kemauan sendiri. Nekton yang hidup di perairan sungai memiliki
komunitas yang berbeda - beda. Masing-masing jenis nekton
mempunyai karakteristik kemampuan dalam mencari pakan.
Berdasarkan kepada jenis pakan alaminya maka nekton/ikan
dapat digolongkan menjadi, Ikan herbivora, karnivora, dan
omnivora, yang masing-masing ikan ini memiliki perbedaan
morfologi mulut maupun usus pencernaannya, sesuai dengan
kondisi lingkungan supaya dapat melangsungkan hidup ikan air
tawar dapat dibagi kedalam tiga golongan: (1) jenis black fish,
ikan ini memiliki kemampuan adaptasi tinggi diseluruh habitat air
tawar, karena tahan terhadap perubahan lingkungan dan
umumnya memiliki alat pernafasan tambahan (labyrin).
Contohnya Clarias (Clariidae), Channa (Channidae), Notopterus
(Notopteridae), dan Anabas (Anabantidae). Ikan tersebut
termasuk jenis ikan residen pada daerah tertentu. (2) jenis white
fish (ikan putihan), termasuk jenis ikan yang aktif bermigrasi
selama hidupnya dan sangat sensitif terhadap perubahan
lingkungan. Ikan tersebut tidak mampu berdaptasi dengan
lingkungan yang terus menerus berubah dan ikan ini hidup
dibagian permukaan air. Contohnya Rasbora, Osteochilus
(Cyprinidae), dan Pangasius (Pangasiidae) dan (3) ikan
moderat, ikan ini memiliki kemampuan beradaptasi lebih dari
ikan jenis white fish dan dapat ditemukan diberbagai tipe habitat.
Jenis ikan ini kebanyakan hidup di aliran sungai, Contohnya
Crossocheilus (Cyprinidae).
Banyaknya spesies nekton di suatu perairan dapat memberikan
gambaran tentang komunitas nekton yang kompleks di perairan
tersebut. Keragaman spesies nekton di perairan, termasuk
sungai dapat mendeskripsikan tingkat kompleksitas suatu
komunitas nekton di perairan tersebut. Data jenis-jenis nekton
akan diperoleh berdasarkan hasil pengamatan langsung di

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-21


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

lapangan terhadap masyarakat yang sedang mencari ikan,


terutama di sungai-sungai utama dan beberapa anak sungai
yang terdapat di sekitar wilayah studi, serta wawancara dengan
masyarakat setempat. Hasil sementara komposisi jenis-jenis
ikan dari hasil scooping lapangan dapat dilihat pada Tabel 2.9
berikut.

Tabel 2.9. Jenis-Jenis Nekton (Ikan) yang Tercatat Di


Perairan Wilayah Studi
No Nama Lokal Nama Latin taksiran keterdapatan

1 Baung Macrones nemurus +


2 Beringit Macrones nigriceps +
3 Bebras Cyclocheilichthyes apogon +
4 Belut Monopterus alba +
5 Gabus Ophiocephalus micropeltes ++
6 Kepiat Mystacoleucus marginatus +
7 Kepras Cyclocheilichthyes lineatus +
8 Lampam Arbus schwanenfeldi +
9 Lele sungai Clarias batrachus ++
10 Mentulu Barbichthyes marmorata +
11 Puyau Osteochillus triporus ++
12 Seluang Rasbora aegyrotaenaenia +
13 Selincah Polycanthus hasselti +
14 Sehitam Labeo ehrysohecadion +
15 Tilan Mastacembelus armatus ++
16 Sepat siam Trichogaster pectoralis -
17 Sepat mata merah Trichogaster trichopterus -
Sumber : Dokumen Normalisasi Sungai PT. MAS tahun 2016

b. Biota Terrestrial
Biota terrestrial merupakan bagian dari organisme yang hidup di
daratan, baik yang hidup di permukaan tanah, di udara, di pohon
ataupun yang ada di dalam tanah yang mempunyai sifat bergerak
seperti beberapa fauna meliputi hewan peliharaan ataupun satwa
liar dan yang tidak bergerak meliputi berbagai flora. Flora dan
fauna merupakan dua golongan komponen biota terrestrial yang
tidak bisa dipisahkan, karena keberadaannya saling berhubungan
dan saling mempengaruhi yang akan membentuk suatu jaring-
jaring makanan. Seluruh flora dan fauna tersebut berdasarkan
kaidah dan pola mata rantai kehidupannya akan saling
mempengaruhi dan adanya ketergantungan yang apabila satu

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-22


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

komponen terganggu maka akan menyebabkan perubahan pada


makhluk hidup lainnya. Keberadaan flora dan fauna di dalam
lingkungan menurut fungsinya dapat di golongkan menjadi
konsumen, produsen dan pengurai.
Kelompok produsen adalah tumbuhan hijau yang mampu
membentuk bahan organik dengan menggunakan energi sinar
matahari melalui proses fotosintesis, Bahan organik yang
dihasilkan tersebut dapat menopang hidup berbagai organisme.
Pada level ini dikenal dengan produsen primer. Dalam proses
daur materi dan energi, produsen primer merupakan pakan
konsumen primer atau produsen sekunder yang disebut dengan
herbivor yaitu hewan pemakan tumbuhan. Selanjutnya konsumen
primer akan menjadi mangsa dari konsumen sekunder yang
disebut juga produsen tertier, predator dan karnivor. Baik
produsen primer, sekunder atau predator apa bila musnah akan
mengalami pembusukan, penguraian, perombakan atau
dekomposisi menjadi bentuk bahan organik yang lebih sederhana
oleh makhluk yang umumnya terdiri dari jasad renik seperti
bakteri. Sistem dan mata rantai kelompok biota darat adalah suatu
sistem yang pada akhirnya merupakan komponen yang akan
bersama-sama membentuk fenomena lingkungan tertentu
termasuk ekosistemnya.
- Flora adalah kelompok tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu
tempat/daerah dalam suatu periode/waktu tertentu, baik yang
tumbuh secara alami ataupun yang tumbuh dibudidayakan oleh
manusia. Keberadaan dan keragaman flora dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor
non fisik (biotik). Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah
iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan
ketinggian tempat, sedangkan yang termasuk faktor non fisik
(biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan itu
sendiri. Tumbuh-tumbuhan yang tumbuh dalam suatu bentang
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-23
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

lahan umumnya tersusun terdiri dari berbagai jenis dalam


banyak strata, tingkatan umur dan merupakan suatu kesatuan
dalam menyusun formasi permukaan lahan. Selain dari itu flora
dan fauna secara bersama-sama akan memodifikasi habitatnya
dan membentuk lingkungan yang seimbang seperti
pembentukan iklim mikro, memperkaya bahan organik tanah
dan dapat mengurangi intensitas cahaya matahari yang
menembus permukaan tanah.Berdasarkan peta tutupan lahan
yang bersumber dari RT/RW Kabupaten Lahat, kondisi tutupan
lahan wilayah izin produksi penambangan batubara PT. Muara
Alam Sejahtera saat ini didominasi oleh perkebunan campuran.
Pada wilayah tersebt disusun oleh dua status vegetasi yaitu
vegetasi alami dan vegetasi budidaya. Vegetasi alami adalah
vegetasi yang tumbuh secara alami yang didukung. Oleh faktor
genetik dan faktor lingkungan baik tumbuh secara generatif
ataupun yang tumbuh secara vegetatif. Vegetas budidaya
adalah vegetasi yang dibudidayakan dengan dengan tujuan
tertentu yang terdiri dari berbagai kelompok habitus baik herba
perdu ataupun pohon. Hasil survei kondisi tutupan lahan pada
wilayah studi secara keseluruhan didomnasi oleh kebun karet
dan kebun campuran. Penilaian terhadap vegetasi tersebut
dilakukan secara kualitatif dengan cara mendaftarkan
mengelompokkan perhabitus serta menilai perlindungan
seperti yang disajikan pada tabel 2.10 berikut.

Tabel 2.10. Daftar Keragaman dan Kelimpahan Vegetasi di


Wilayah Studi
No. Nama Daerah Nama Latin Taksiran Kelimpahan
1 Leban Vitex pubescens ++
2 Seru Schima wallichii +++
3 Pulai Alstonia scholaris +
4 Jambu mawar Eugenia sp. +++
5 Bambu betung Dendro calamus ++
6 Bambu Bambusa sp. +

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-24


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

No. Nama Daerah Nama Latin Taksiran Kelimpahan


7 Pelawi Euphorbia pulcherrima ++
8 Sungkai Peronema canescens +++
9 Simpur Dillenia exelsa +++
10 Rengas Gluta renghas ++
11 Mahang Macaranga triloba ++
12 Kemang Mangifera caesia +
13 Waru Hibiscus tiliaceus ++
14 Balik angin Mallotus paniculatus +++
15 Seduduk Melastoma malabathricum +++
16 Ketepeng Casia alata ++
17 Petaling Premna tomentosa +
18 Simpur kubung Litsea sp ++
19 Sesirihan Piper spp ++
20 Paku resam Gleichenia linearis +++
21 Rumput segitiga Cyperus sp +++
22 Alang-alang Imperata cylindrica +++
23 Karet Hevea brasiliensis +++
24 Karamunting Rhodomyrtus tomentosa -
Sumber : Dokumen Normalisasi Sungai PT. MAS tahun 2016

- Satwa merupakan salah satu organisme hidup yang ada pada


biota teresterial, yang kehidupannya sangat bergantung
dengan keberadaan flora, baik ketergantungan dalam
hubungan rantai makanan sebagai sumber pakan ataupun
ketergantungan dalam kesesuaian hidup atau habitat. Tipe
vegatasi merupakan suatu kelompok yang memiliki komposisi,
struktur dan fisiognomi tumbuhan yang serupa. Interaksi antara
kelompok tumbuhan dan lingkungannya, terutama satwa dan
makhluk hidup lainnya akan membentuk suatu komunitas yang
terdiri dari berbagai organisme yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya. Kesatuan dari berbagai organisme itu
bisa menjadi perwakilan dari suatu tipe komunitas ataupun
ekosisitim tertentu yang memiliki karakteristik tertentu,
sehingga menjadi pembeda antara satu komunitas atau
ekosistim dengan komunitas atau ekosistim yang lainnya.
Kestabilan tumbuh-tumbuhan membuat adanya saling
ketergantungan antara produsen dan konsumen yang stabil

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-25


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

pula, sehingga kestabilan keberadaan satwa sangat


bergantung pada kestabilan keberadaan vegetasi.
Berdasarkan dokumen Normalisasi Sungai PT. MAS tahun
2016 diketahui adanya beberapa jenis satwa liar yang masih
dapat dijumpai di wilayah studi yang tergolong pada beberapa
Klas antara lain klas reptilia, klas Aves, Klas mamalia meliputi
mamalia arboreal dan mamalia teresterial. Satwa-satwa
tersebut yang tampak dominan terangkum pada Tabel 2.11
berikut.

Tabel 2.11. Daftar Satwa Dominan Yang Ada di Wilayah Studi


Taksiran
No. Nama Latin Nama Lokal Status
Keterdapatan
Klass Amphibia
1 Rana cancrivora Katak TDL ++
2 Bufo melanopticus Bangkong TDL ++
Klass Reptilia
3 Mabouya sp Kadal TDL +
4 Varanus salvator Biawak TDL ++
5 Trionyx sp Labi-labi TDL +
6 Bungarus sp Ular weling TDL +
7 Aerochordus sp Ular air TDL +
Klass Aves
8 Pycnonotus aurigaster Kutilang TDL +
9 Streptopelia chinensis Tekukur TDL ++
10 Pycnonotus plumosus Berbah belukar TDL +
11 Streptopelia sp Titiran TDL +
12 Halcyon smyrmensis Cekakak belukar TDL +
13 Halcyon chloris Cekakak sungai TDL +
14 Copsychus saularis Kacer TDL ++
15 Dinopium javanensis Ayam-ayaman TDL ++
Klass Mammalia
16 Sus scropa Babi hutan TDL ++
17 Macaca sp Monyet TDL ++
18 Manis javanica Trenggiling DL*) +
19 Macaca fascicularis Kera ekor panjang TDL ++
20 Macacus sp Cingkuk TDL ++
21 Tragulus napu Napu DL*) +
22 Cignegalle benetti Siamang TDL ++
23 Tragulus javanicus Kancil DL*) +
Sumber : Dokumen Normalisasi Sungai PT. MAS tahun 2016

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-26


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

2.3.6 Sosial budaya, dan ekonomi


a. Penduduk
Kabupaten Lahat merupakan salah satu Kabupaten dalam
wilayah Provinsi Sumatera Selatan, terletak antara 40 sampai 60
lintang selatan dan 1040 sampai 1060 bujur timur. Luas wilayah
Kabupaten Lahat 4.361,83 km2 dengan batas batas administrasi
wilayah adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim
dan Kabupaten Musi Rawas.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim
3. SebelahSselatan berbatasan dengan Kota Pagar alam dan
Kabupaten Bengkulu
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Empat Lawang
Wilayah administrasi kabupaten Lahat saat ini terdiri dari 22
kecamatan, 360 desa definitif dan 17 kelurahan. Lokasi rencana
penambangan batubara PT. Muara Alam Sejahtera berada di
kecamatan Merapi Barat Kabupaten Lahat provinsi Sumatera
selatan. Pemukiman penduduk yang berada dii dalam area IUP
produksi PT. Muara Alam Sejahtera adalah Desa Muara Maung,
Desa Telatang, dan desa Merapi kecamatan Merapi barat. Data
jumlah penduduk di kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat
dapat dilihat pada tabel 2.12 di bawah ini :

Tabel 2.12. Jumlah Penduduk dan Rata-rata Penduduk Per Dusun


di Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat
Jumlah Rata-Rata
No. Desa
Penduduk Dusun Penduduk/Dusun
1 Ulak Pandan 2424 6 404
2 Negeri Agung 418 2 209
3 Lebak Budi 1025 3 341,6667
4 Suka Cinta 1240 3 413,3333
5 Gunung Agung 1491 3 497
6 Tanjung Pinang 953 3 317,6667
7 Suka Marga 701 2 350,5
8 Payo 1014 2 507

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-27


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Jumlah Rata-Rata
No. Desa
Penduduk Dusun Penduduk/Dusun

9 Karang Endah 630 2 315


10 Muara Terniang 798 2 399
Lubuk
11
Kepayang
794 3 264,6667
12 Tajung Telang 936 4 234
13 Kebur 1811 4 452,75
14 tanjung baru 1,298 3 432.67
15 muara maung 1,109 3 369.67
16 telatang 1,207 2 603.50
17 merapi 2,335 5 467.00
18 purwosari 841 4 210.25
19 karang rejo 323 2 161.50
Sumber : BPS Kabupaten Lahat, Merpi Barat Dalam Angka 2019

Dari tabel 2.12 tersebut terlihat penduduk di Desa Muara Maung


adalah Sebanyak 1109 jiwa, Desa Telatang sebanyak 1.207 jiwa
dan Desa Merapi adalah Desa yang memiliki penduduk terbanyak
di Kecamatan Merapi, dengan jumlah penduduk 2.335 jiwa.

b. Kesehatan
Pembangunan bidang kesehatan haruslah sebanding dengan
jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia. Pada
tahun 2018 jumlah fasilitas kesehatan yang tesedia di Kecamatan
Merapi Barat terdiri dari 1 unit puskesmas, 2 unit praktek bidan,
dan 1 unit praktek dokter. Tersedia pula tenaga kesehatan yang
terdiri dari 1 orang dokter umum dan 1 orang dokter gigi, 44 bidan,
32 tenaga kesehatan dan 25 dukun bayi terlatih. Denga fasilitas
tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan terbaik untul
masyarakat. Penyakit yang mendominasi di Daerah Kecamatan
Merapi Barat antara lain malaria, diare dan tuberculosis. Dan
untuk mendukung program keluarga berencana dalam rangka
mengatur kelahiran, maka pada setiap Desa telah dibentuk
posyandu. Tabel banyaknya tenaga kesehatan yang ada di
Kecamatan Merapi Barat dapat dilihat pada tabel 2.13

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-28


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Tabel 2.13. Jumlah Tenaga Kesehatan di Kecamatan


Merapi Barat
DUKUN BAYI
NO DESA DOKTER BIDAN NAKES
TERLATIH
1 Ulak Pandan - 6 2 -
2 Negeri Agung - 1 2 1
3 Lebak Budi - 2 1 2
4 Suka Cinta - 3 - 1
5 Gunung Agung - 1 - 2
6 Tanjung Pinang - 1 - 3
7 Suka Marga - 1 - 1
8 Payo - 1 - 1
9 Karang Endah 1 3 1
10 Muara Temiang 1 2 2 -
11 Lubuk Kepayang - 1 8 -
12 Tanjung Telang - 1 3 2
13 Kebur - 3 - 2
14 Tanjung Baru - 2 - 2
15 Muara Maung - 3 2 -
16 Telatang - 1 - 1
17 Merapi 1 10 5 3
18 Purwosari - 4 3 1
19 Karang Rejo - - 1 2
Jumlah 2 44 32 25
Sumber : data BPS kecamatan Merapi Barat Tahun 2019

c. Pendidikan
Sampai pada tahun 2018 jumlah sarana dan prasarana pendidkan
yang ada di Kecamatan Merapi Barat terdiri atas 13 buah PAUD,
9 TK, 14 SD/MI terbagi atas 12 SD negeri, 1 MI negeri, dan 1 MI
swasta. Untuk tingkat SMP/MTs, sebanyak 4 SMP/MTs terbagi
atas 3 SMP negeri dan 1 MTs Swasta. Untuk tingkat SMA/MA
hanya ada 1 yaitu SMA negeri 1 Merapi Barat. Tabel jumlah
sekolah menurut desa di kecamatan Merapi Barat dapat dilihat di
tabel 2.14

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-29


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Tabel 2.14. Jumlah Sekolah Menurut Desa di Kecamatan


Merapi Barat
NO DESA PAUD TK SD/MI SLTP/MTS SMU/MA/SMK PT
1 Ulak Pandan 1 1 1 - - -
2 Negeri Agung 1 - 1 - - -
3 Lebak Budi 1 - - - 1 -
4 Suka Cinta 1 - 1 1 - -
5 Gunung Agung - 1 1 - - -
6 Tanjung Pinang - 1 - - - -
7 Suka Marga 1 1 1 - - -
8 Payo - 1 1 - - -
9 Karang Endah 1 - - - - -
10 Muara Temiang 1 - - - - -
11 Lubuk Kepayang - 1 1 - - -
12 Tanjung Telang 1 - - 1 - -
13 Kebur - 1 1 - - -
14 Tanjung Baru 1 - 1 - - -
15 Muara Maung 1 - 1 - - -
16 Telatang 1 - 1 - - -
17 Merapi 1 1 1 1 - -
18 Purwosari - 1 1 1 - -
19 Karang Rejo 1 - 1 - - -
Jumlah 13 9 14 4 1 0
Sumber : data BPS kecamatan Merapi Barat Tahun 2019

2.4 Kegiatan Lain Di Sekitar Tambang


Kebanyakan lahan di sekitar IUP PT. Muara Alam Sejahtera digunakan
sebagai lahan perkebunan rakyat dan semak belukar. Terdapat pula
kegiatan pertambangan dari peusahaan pertambangan batubara lain nya
antara lain:
a. Bagian Utara sampai Barat daya terdapat pemukiman padat penduduk
dengan jarak terdekat ± 800 m dari mulut tambang.
b. Bagian Utara terdapat kegiatan perambangan batubara oleh
PT. Bukit Asam dan PT. Andalas Bara Sejahtera.
c. Bagian Selatan terdapat kegiatan pertambangan batubara oleh
PT. Bara Alam Utama dan PT. Bumi Merapi Energi.
d. Bagian Barat terdapat kegiatan pertambangan batubara oleh
PT. Asta Maharanita, PT. Mandiri Nusa Pratama dan PT. Aman
Toebilah Putra.
e. Bagian timur terdapat kegiatan pertambangan batubara oleh
PT. Cakra Mas Gemilang Mandiri.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-30


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Permukiman

Gambar 2.10. Peta Kegiatan Lain Di Sekitar Tambang IUP OP PT. MAS

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-31


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN

3.1. Keadaan Cadangan Awal


Model geologi dibangun menggunakan piranti lunak (software) geologi
dan pertambangan Xpac, yang telah dikenal luas dalam permodelan
geologi maupun rencana penambangan. Review atas model geologi
menghasilkan beberapa kesimpulan penting yang selanjutnya akan
menjadi dasar bagi perencanaan produksi, sebagai berikut:
1. Karakteristik Endapan Batubara
Berdasarkan hasil pengeboran Batubara di dalam WIUP Eksplorasi
memiliki struktur masif.
2. Sumber daya Batubara
Total estimasi sumber daya batubara sebelum revisi (2018) adalah
109.360.000 Ton, terdiri dari 52.210.000 Ton sumber daya terukur,
38.670.000 Ton sumber daya tertunjuk, dan 18.480.000 Ton sumber daya
tereka. Sedangkan untuk total estimasi sumber daya batubara setelah
revisi (2020) adalah 80.908.052 Ton, terdiri dari 14.993.674 Ton sumber
daya terukur, 41.426.311 Ton sumber daya tertunjuk, dan 24.489.067 Ton
sumber daya tereka. Terjadinya penurunan jumlah sumber daya sebesar
28.451.948 Ton dengan sumber daya sebelum revisi (2018) sebesar
109.360.000 Ton dan setelah revisi (2020) sebesar 80.908.052 Ton
dikarenakan :
a. PT. Muara Alam Sejahtera telah merealisasikan penambangan
batubara pada tahun 2009 sampai tahun 2019 dengan total
14.390.032 Ton.
b. Berdasarkan perhitungan ulang sumber daya di bulan Januari tahun 2020
terdapat beberapa variabel yang menjadi faktor penurunan jumlah sumber
daya yaitu luas area lapisan batubara, ketebalan lapisan maksimum atau
minimum, kualitas batubara, dan ketebalan minimum yang dapat
dipisahkan.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-1
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Tabel 3.1. Sumberdaya Batubara (Sebelum revisi) Tahun 2018
Sumber Daya (ton)
No
Nama Blok/ Prospek
Tereka Terunjuk Terukur
1 2 3 4
1 Alam 1-3 12.020.000 23.550.000 32.260.000
2 Alam 4 1.430.000 4.480.000 4.580.000
3 Alam 5-6 3.307.597 6.996.587 0.106.912
4 Alam 8-9 1.722.403 3.643.413 5.263.088
Sub Total 18.480.000 38.670.000 52.210.000
TOTAL 109.360.000
Sumber : Dokumen Studi Kelayakan PT. Muara Alam Sejahtera (th 2018)

Tabel 3.2. Sumberdaya Batubara Setelah Revisi (Tahun 2020)


Nama Sumberdaya Tahun 2020
Ketebalan
No Blok/ Seam Tereka Terunjuk Terukur Total
(m)
Prospek (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
UP0 5,8 5.434.044 4.153.593 - 9.587.637
A1 6,4 2.293.349 3.545.919 1.168.758 7.008.026
A2 10,3 3.187.758 5.265.608 3.158.575 11.611.940
ALAM
B1 13,8 3.299.260 6.406.232 6.069.034 15.774.526
1 1-3
B2 6,7 1.109.070 3.227.248 1.888.376 6.224.694
GT 0,7 - 135.691 225.547 361.238
GT2 0,4 6.240 3.509 - 9.748
Sub Total ALAM 1-3 15.329.721 22.737.799 12.510.290 50.577.810
2 ALAM 4 C 6,7 758.744 4.263.758 2.259.022 7.281.523
UP4 1,3 1.155.668 2.331.864 - 3.487.532
ALAM UP3 4,4 3.360.632 8.774.065 - 12.134.698
3 5-9 UP2 1,7 1.299.742 916.214 223.363 2.439.319
UP1 1,6 2.584.559 2.402.611 - 4.987.171
Sub Total ALAM 5-9 8.400.602 14.424.755 223.363 23.048.719

Total MAS 24.489.067 41.426.311 14.992.674 80.908.052

Sumber : Dokumen Studi Kelayakan PT. Muara Alam Sejahtera (rev 2020)

3. Cadangan Batubara
Total estimasi cadangan batubara sebelum revisi (2018) adalah
43.051.402 Ton, terdiri dari 16.950.000 Ton cadangan terkira dan
26.101.402 Ton cadangan terbukti. Sedangkan untuk total estimasi
sumber daya batubara setelah revisi (2020) adalah 26.508.325 Ton,
terdiri dari 17.283.066 Ton cadangan terkira dan 9.225.258 Ton
cadangan terbukti. Terjadinya penurunan jumlah cadangan sebesar
16.543.077 Ton dengan cadangan sebelum revisi (2018) sebesar
43.051.402 Ton dan setelah revisi (2020) sebesar 26.508.325 Ton maka
cadangan setelah revisi merupakan hasil perhitungan cadangan tersisa.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-2
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Terjadinya penurunan jumlah cadangan batubara di dalam IUP Operasi
Produksi PT. Muara Alam Sejahtera dikarenakan :
a. PT. Muara Alam Sejahtera telah merealisasikan penambangan
batubara pada tahun 2009 sampai tahun 2019 dengan total
14.390.032 Ton.
b. Perubahan rencana sekuen penambangan pada saat setelah revisi di
tahun 2020 sampai tahun 2030 meliputi :
 Luas bukaan pit penambangan sebelum revisi pada tahun 2009
sampai 2022 adalah sebesar 341,90 Ha, sedangkan luas bukaan
pit penambangan setelah revisi pada tahun 2020 sampai 2030
adalah sebesar 103,27 Ha.
 Elevasi terendah pit penambangan sebelum revisi pada tahun 2009
sampai 2022 adalah RL -120, sedangkan elevasi terendah pit
penambangan setelah revisi pada tahun 2020 sampai 2030 adalah
sebesar RL -130.
 Rekomendasi geoteknik untuk rencana sekuen penambangan pada
saat sebelum revisi (2018) dan setelah revisi (2020) adalah sama.
c. Perhitungan ulang cadangan tersisa dalam revisi dokumen studi
kelayakan dilakukan di bulan Januari tahun 2020, dengan
mempertimbangkan kualitas batubara yang menjadi produk yang bernilai
ekonomis, yaitu antara 5.400 Kkal/Kg (adb) sampai 6.400 Kkal/Kg (adb).

Dengan asumsi-asumsi di atas maka total cadangan sebelum revisi


(Tabel 3.3) dan setelah revisi (Tabel 3.4) diperlihatkan sebagai berikut :

Tabel 3.3. Cadangan Batubara Sebelum Revisi (Tahun 2018)


Cadangan Tahun 2018 Kualitas
Nama Cadangan
No Blok/ Terkira Terbukti Luas CV FC TM IM ASH VM
SR TS
Prospek (Ton) (Ton) (Ha) (Kcal/Kg) (%) (%) (%) (%) (%) HGI
(%)
1 2 3 4 5 adb adb ar adb adb adb
1 Alam 1-3 16.560.000 20.870.064 5,68 58,85 6.053 41,27 29,11 11,52 0,80 4,89 42,33 63,00
2 Alam 4 390.000 1.785.338 6,7 30,43 6.400 43,04 26,90 11,86 1,00 2,09 43,01 56,00
3 Alam 5-6 - 2.266.000 3.5 33 5.600 39,00 33,00 12,00 0,34 5,40 42,00 59,70
4 Alam 8-9 - 1.180.000 3.5 34 5.500 39,00 33,00 12,00 0,34 5,40 42,00 59,70
Sub Total 16.950.000 26.101.402
Total 43,051,402
Sumber : Dokumen Studi Kelayakan PT. Muara Alam Sejahtera (th 2018)

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-3
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Tabel 3.4. Cadangan Batubara Setelah Revisi (Tahun 2020)
Cadangan Tahun 2020 Kualitas
Nama Batuan
CV FC TM IM ASH VM
No. Blok/ Terkira Terbukti Total Penutup Luas TS
SR (Kcal/Kg) (%) (%) (%) (%) (%)
Prospek (Ton) (Ton) (Ton) (BCM) (Ha) (%)
adb adb ar adb adb adb
1 Alam 1-3 13.012.185 8.400.000 21.412.185 134.473.177 6,28 203,57 6.063 41,27 29,11 11,52 0,80 4,89 42,33
2 Alam 4 1.485.359 825.258 2.310.617 16.686.643 7,22 71,33 6.400 43,01 26,90 11,86 1,00 2,09 43,01
3 Alam 5-7 1.265.666 - 1.265.666 3.811.859 3,01 33,00 5.400 39,00 33,00 12,00 0,34 5,40 42,00
4 Alam 8-9 1.519.856 - 1.519.857 5.339.458 3,51 34,00 5.400 39,00 33,00 12,00 0,34 5,40 42,00
TOTAL 17.283.066 9.225.258 26.508.325 160.311.137 6,05
Sumber : Dokumen Studi Kelayakan PT. Muara Alam Sejahtera (rev 2020)

4. Kualitas Batubara
Perolehan batubara yang akan di tambang merupakan per lapisan
dengan struktur batuan dengan kadar FC sebelum revisi sebesar 5.500
- 6.400 Kcal/Kg, setelah revisi sebesar 5.400 - 6.400 Kcal/Kg.
5. Aspek Geoteknik
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, maka dengan ketinggian 10
meter dan sudut kemiringan lereng Pit Alam 1-3 HW RL-150, LW RL-150,
dan HW RL-127 dan sebesar 45o, LW-127 sebesar 40o, LW RL-120
sebesar 30o, Pit Alam 1-3 SW Timur dan Barat RL-120 sebesar 40o. Pit
Alam 4 RL-15 sebesar 50o. Pit Alam 5 RL 40 sebesar 50o. lereng masih
termasuk dalam kategori aman dengan nilai safety factor sebesar 1,2.
6. Aspek Hidrogeologi
Masalah air perlu diperhatikan dalam merancang kegiatan
penambangan yang berbentuk cekungan (pit). Air tersebut dapat berupa
air hujan, air tanah, maupun air yang berasal dan rawa di sekitar pit. Air
tersebut tidak mengganggu kegiatan penambangan maka perlu
dirancang suatu bukaan tambang sedemikian rupa sehingga air
limpasan tercegah masuk ke pit dan air yang masuk pit akan terkumpul
di suatu bagian yang terdalam saja. Selain itu diperlukan sistem penirisan
tambang yang tepat.

3.2. Sistem dan Metode Penambangan


3.2.1. Tahapan Kegiatan Penambangan
Tahapan kegiatan suatu pengusahaan pertambangan, secara garis
besar dapat dibagi menjadi :

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-4
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
1. Persiapan penambangan
Kegiatan fisik yang mengawali tahapan kegiatan penambangan
adalah pembebasan lahan yang dilakukan sebelum kegiatan
konstruksi fisik dimulai. Pembebasan tanah akan dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta tatacara
bisnis yang berlaku secara umum. Proses pembebasan lahan sering
membutuhkan waktu yang cukup lama, dikarenakan banyaknya
kepentingan yang masuk kedalamannya. Dukungan Pemerintah
Daerah sangat menentukan dalam proses ini dengan cara
memberikan pengertian kepada masyarakat di area yang akan
dibebaskan. Pemda setempat harus bisa menentukan status tanah
yang akan dibebaskan apakah Hak Milik, Hak Ulayat atau tanah
Negara yang digunakan untuk usaha lainnya.
Kegiatan berikutnya adalah konstruksi sarana-sarana penunjang
seperti jalan angkut, instalasi pengolahan Batubara, stockpile,
pelabuhan pemuatan Batubara, gudang bahan peledak, gudang
bahan bakar, perkantoran, pemukiman dan lain-lain. Untuk jalan
angkut Batubara sebagian akan menggunakan jalan provinsi.
2. Operasi Penambangan Terbuka
Kegiatan awal penambangannya meliputi kegiatan pembersihan
lahan (land clearing), pengupasan lahan penutup (stripping
overburden), dilanjutkan penambangan yang terdiri dari
pembongkaran (excavation), pemuatan (loading), dan pengangkutan
(hauling).
a. Pembersihan Lahan
Kegiatan yang dilakukan antara lain membersihkan lahan dari
pohon dan semak belukar, membuat jalan perintis untuk keluar
masuknya alat mekanis lainnya dan membuat saluran air
(drainase). Kegiatan ini bertujuan untuk membuka lokasi
penambangan agar memungkinkan bagi pekerjaan berikutnya
yaitu pengupasan overburden. Pembersihan lahan dilakukan
dengan buldoser dengan kemampuan kerja unit Buldoser adalah

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-5
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
untuk tujuan pembabatan (clearing), perintisan jalan,
menyebarkan material dan menimbun kembali.
Kegiatan yang dilakukan antara lain meratakan lahan yang
tertutupi pohon-pohon dan semak belukar, membuat jalan darurat
untuk keluar masuknya alat mekanis lainnya, membuat saluran air
(drainase) untuk mengeringkan lokasi kerja bila dibutuhkan, yang
semuanya bertujuan untuk membuka lokasi penambangan agar
memungkinkan bagi pekerjaan berikutnya yaitu pengupasan
lapisan penutup (overburden).
b. Pengupasan Lapisan Penutup
Lapisan penutup ini bisa berupa tanah pucuk, atau batuan
lunak/lapuk yang menutupi bahan galian. Pengupasan dilakukan
dengan alat mekanis excavator. Alat mekanis yang direncanakan
untuk pada pengupasan lapisan penutup adalah:
 1-5 unit excavator class 20 T-200 T untuk overburden dan top soil.
 1-19 unit truck class 20 T-100 T untuk overburden dan top soil.
 1-5 unit bulldozer untuk mendorong material overburden dan
top soil.
Lapisan penutup berupa tanah pucuk (top soil) digali dengan dan
ditimbun secara terpisah ke lokasi bank top soil. Timbunan top soil
tersebut dijaga sedemikian rupa untuk meminimalkan erosi
sehingga dapat ditebarkan kembali pada lahan yang siap
direhabilitasi dan direklamasi.
Demikian juga halnya dengan tanah penutup berupa batuan
lapuk, material akan di gali dan di timbun di lokasi waste dump
yang sudah ditentukan dengan geometri lereng timbunan tidak
melewati geometri maksimum yang direkomendasikan berdasar
pada analisis geoteknik. Batuan penutup yang potensial
membentuk air asam tambang akan dilakukan dengan metode
kering encapsulation dan dilakukan pemantauan secara berkala
hingga dipastikan timbunan tidak akan mencemari lingkungan.
c. Pembongkaran (excavation)
Pembongkaran merupakan kegiatan untuk melepaskan material
dan batuan induk agar material tersebut mudah untuk dilakukan

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-6
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
pengolahan. Metode pembongkaran yang di rencanakan akan
dilakukan di lokasi tambang Desa Merapi Barat yaitu metode
konvensional alat gali mekanis excavator class 30 T hingga 75 T
dengan peledakan.
Penambangan dimulai dengan mengupas lapisan penutup di
daerah blok-blok yang sudah ditentukan hingga pit limit. Teknik
penambangannya dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah
penambangan secara blok sesuai dengan rencana tahunan
sedemikian rupa sehingga kesinambungan produksi bisa terjaga.
d. Pemuatan
Alat gali muat yang direncanakan pada penambangan batubara
adalah:
 excavator class 20 T untuk menggali dan memuat top soil.
 excavator class 30 T hingga high class 200 T untuk menggali
dan memuat overburden dan batubara
e. Pengangkutan
Alat angkut yang digunakan untuk penambangan Batubara adalah
Dump truck class 20 T hingga 100 T.
Batubara hasil tambang diangkut oleh alat angkut menuju ROM
atau crusher untuk direduksi ukurannya. Jarak tambang dan
crusher lebih kurang 1 Km.

Gambar 3.1. Bagan Alir Penambangan Batubara


PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-7
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
3.2.2. Rencana Produksi dan Umur Tambang
Perencanaan produksi yang dilakukan dalam kajian kelayakan
lebih bersifat strategis, sedangkan berbagai aspek teknis penambangan
yang lebih rinci akan dilakukan pada tahap perencanaan tambang jangka
pendek. Pola pikir strategis dalam pengembangan tambang Batubara
(Batubara) mengacu kepada aspek-aspek lokasi dari endapan Batubara,
kondisi geologi dari endapan, kualitas endapan, sarana jalan angkut, serta
pentingnya apresiasi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja,
lingkungan hidup, dan prinsip konservasi.
Tambang Batubara PT. Muara Alam Sejahtera dirancang
berdasarkan perhitungan dari konsultan Geoteknik, maka didapatkan
besarnya sudut kemiringan lereng tunggal Pit Alam 1-3 sisi Low Wall
dengan ketinggian 8 meter yaitu 30o. sudut kemiringan lereng tunggal Pit
Alam 4 ketinggian 10 meter yaitu 45o dengan Faktor Keamanan sebesar 1,2.
Penimbunan tanah penutup dengan ketinggian 70 m menggunakan sudut
kemiringan total overall slope sebesar 15o dengan FK = 1,30.
Batubara yang digali atau eksploitasi dalam tiap tahapan yang
dilalui di atas akan mengalami looses atau kehilangan sehingga jumlah
Batubara yang diperoleh akan berkurang. Total looses Batubara dari proses
penambangan hingga dibawa ke stockpile diperkirakan 5%. Total Realisasi
Aktual produksi tahun 2009 s.d. tahun 2019 sejumlah 14.390.031,59 ton
dengan dilakukan produksi Batubara sebesar 140.072 ton, dan untuk tahun
2020 hingga tahun 2030 sebagai rencana penambangan yang dilakukan
revisi menjadi berjumlah sebesar 18.130.000 ton. Sedangkan material
balance Besarnya produksi Batubara dan besarnya tanah penutup untuk
dikupas tiap tahunnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-8
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Tabel 3.5. Rencana Produksi PT. MAS (Sebelum Revisi)

Sumber : Dokumen RPT PT. MAS th 2018

Tabel 3.6. Realisasi dan Rencana Produksi PT. MAS (Setelah Revisi)
SETELAH REVISI
Reklamasi

Luas Bukaan Pit (ha) Luas Bukaan Disposal (ha)


Periode

Produksi Vol. Topsoil


No. Tahun pit Alam Pit Pit Alam Pit Alam Total Luas Alam 8- Total Luas Vol. OB (BCM)
Utara Selatan Alam 4 Timur (Ton) (BCM)
1-3 Alam 4 5-7 8-9 Bukaan 9 Bukaan

1 2009 16,95 - - - 16,95 5,18 - - - - 5,18 140.072 221.646 331.950


2 2010 9,06 - - - 9,06 10,15 - - - - 10,15 302.387 640.715 288.150
3 1 2011 29,50 - - - 29,5 29,28 - - - - 29,28 699.322 2.927.935 881.700
4 2012 5,76 - - - 5,76 4,39 11,59 - - - 15,98 741.180 3.536.188 326.100
Realisasi

5 2013 8,50 - - - 8,5 - 34,33 - - - 34,33 877.014 3.325.452 642.450


6 2014 37,23 - - - 37,23 - 20,18 - - - 20,18 1.613.061 6.630.400 861.150
7 2015 25,55 - - - 25,55 - 80,87 - - - 80,87 2.315.886 11.274.407 1.596.300
8 2 2016 11,63 17,12 - - 28,75 - 5,63 37,03 13,46 - - 44,86 1.942.538 8.477.062 1.104.150
9 2017 13,17 9,96 - - 23,13 1,48 0,78 3,46 - - 5,72 1.713.789 8.133.076 432.750
10 2018 7,20 11,99 17,65 - 36,84 - 9,01 8,01 26,86 - 43,88 1.933.689 11.179.841 1.210.848
11 2019 34,91 20,44 6,18 - 61,53 -22,20 3,36 9,03 40,93 - 31,12 2.111.092 12.590.523 1.389.702
12 2020 7,00 5,00 3,00 - 15,00 - - - 36,70 - 36,7 2.300.000 12.220.000 775.500
13 3 2021 3,52 0,94 - - 4,46 - - - 30,10 - 30,1 2.000.000 15.050.000 518.400
14 2022 4,75 1,00 16,17 - 21,92 - - - - - 0 2.000.000 13.880.000 328.800
15 2023 6,09 - - 15,25 21,34 - - - 19,90 18,16 38,06 2.000.000 13.880.000 891.050
16 2024 - - - 12,38 12,38 - - - - - 0 2.000.000 13.880.000 185.700
Rencana

17 2025 4,59 - - 9,08 13,67 - - - - 23,97 23,97 2.000.000 13.880.000 564.600


18 4 2026 14,50 - - - 14,5 - - - 34,24 4,89 39,13 2.000.000 16.000.000 804.450
19 2027 - - - - - - - - - 24,75 24,75 1.500.000 12.000.000 371.250
20 2028 - - - - - - - - 23,58 - 23,58 1.000.000 8.000.000 353.700
21 2029 - - - - - - - - 5,59 - 5,59 800.000 6.000.000 71.250
22 2030 - - - - - - - - - - - 530.000 3.640.000 -
RPT
23 2031 - - - - - - - - - - - - - -
24 2032 - - - - - - - - - - - - - -
TOTAL 239,91 66,45 43,00 36,71 386,07 22,65 197,15 33,96 217,90 71,77 543,43 32.520.032 197.367.245 13.929.950

Keterangan :
Lahan dijadikan lubang pit tambang untuk pit alam 4 dan timbunan dipindahkan ke disposal selatan

Sumber : Tim Teknis Dokumen Studi Kelayakan PT. Muara Alam Sejahtera (rev 2020)

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-9
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
3.2.3. Penanganan Tanah Zona Pengakaran
Tanah pucuk yang dijumpai di areal penggalian mempunyai
ketebalan antara ± 150 - 200 cm yang lokasinya tersebar bervariasi.
Mengingat tanah pucuk ini kaya akan unsur hara yang sangat diperlukan
untuk penanaman kembali pada areal bekas tambang, maka
penanganannya harus dilakukan dengan hati-hati. Rencana penanganan
dan penyimpanan tanah pucuk :
• Pengupasan tanah sebaiknya jangan dilakukan dalam keadaan basah
(musim penghujan) untuk menghindari pemadatan dan rusaknya
struktur tanah;
• Dilakukan penanaman langsung dengan tanaman penutup (cover crop)
yang cepat tumbuh dan berumur pendek untuk menutup permukaan
tanah agar terhindar dari erosi akibat hujan.
Alat berat yang digunakan untuk membongkar dan mendorong tanah
pucuk apabila jarak ke tempat penimbunan kurang dari 200 m
adalah bulldozer kapasitas blade 4,4 m3 dan apabila melebihi jarak
tersebut, bulldozer tidak efisien lagi sehingga harus digunakan kombinasi
backhoe berupa excavator dan dump truck. Tanah pucuk ini akan
dikembalikan pada lokasi bekas tambang yang sudah ditimbun
dengan overburden atau menempati bagian paling atas dengan ketebalan
minimal 0,3 – 0,5 m, sehingga penanaman tumbuhan dapat dilakukan.
Tanah pucuk (top soil) untuk tanah zona pengakaran akan ditimbun di dekat
pit penambangan pada tiga lokasi yang tersisa pada akhir penambangan yaitu
TSA disposal selatan (4,30 ha), TSA disposal Alam 4 (2,20 ha) dan TSA
disposal timur (2,26 Ha) sehingga total timbunan TSA sebesar 8,76 Ha.

3.2.4. Penanganan Batuan Samping/Penutup


Pada awal produksi di setiap Pit, tanah penutup akan diangkut dan
dibuang di lokasi pembuangan yang berada di luar areal penggalian
(outside dump), pemindahan tanah penutup dilakukan pada 4 lokasi yaitu
disposal timur, disposal Alam 4 dan disposal selatan secara bertahap dari
tahun 2009 sampai 2030 serta penimbunan ke luar wilayah IUP OP pada
pit bekas bukaan tambang IUP PT. Andalas Bara Sejahtera pada tahun

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-10
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
2016 sampai 2019 dengan total 3.571.310 BCM (gambar 3.2.). Untuk pit 1-
3 dilakukan out pit dump dari tahun ke 1 hingga akhir tambang ke area
disposal selatan. Untuk pit alam 4-9 dilakukan outpit dump lalu dilakukan
inpit dump (backfilling). Cara penimbunan seperti ini dapat mengurangi
dampak-dampak negatif pada lingkungan karena lubang-lubang bekas
tambang tertutup kembali dan selanjutnya diselimuti dengan tanah pucuk
sebelum ditanami kembali. Lokasi Penimbunan batuan samping/tanah
penutup berada pada beberapa lokasi yaitu disposal selatan, timur,
utara/alam4, dan alam 8-9 (Tabel 3.6).

Gambar 3.2. Peta Rencana dan Aktual Penimbunan Overburden PT. ABS

Bentuk dari bekas tambang yang siap ditanami kembali ada dua
macam, yaitu :
a. Berbentuk jenjang (trap) dengan ketinggian jenjang relatif rendah
yaitu sekitar 1 m dan lebar sekitar 6 m. Selain sulit
melakukan penimbunan tanah pucuk, bentuk seperti ini memerlukan
biaya mahal untuk membentuk jenjang - jenjang tersebut. Selain itu,
juga mengakibatkan tingkat erosi tanah pucuk yang cukup tinggi.
b. Bentuk kedua adalah dibuat rata, dimana cara ini relatif lebih murah
dan mudah dalam penimbunan kembali serta menyebarkan tanah
pucuk, tingkat erosi juga relatif rendah.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-11
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
3.2.5. Konsep Pengendalian Air Asam Tambang
a. Air Hujan Yang Masuk Ke Bukaan Tambang
Air ini berasal dan air hujan yang langsung masuk ke dalam
bukaan tambang. Jumlah air ini tergantung dan luas pit yang dibuka
dan intensitas hujan yang jatuh pada bukaan tambang tersebut.
Dengan asumsi bahwa semua blok-blok yang ada dalam pit
semuanya ditambang, maka jumlah air hujan tiap-tiap blok dan jumlah
totalnya dapat dihitung berdasarkan data curah hujan harian
maksimum dan luas bukaan tambang yang bersangkutan. Masalah air
hujan dapat ditangani dengan dua cara, yaitu:
1) Air hujan yang jatuh di luar pit diusahakan semaksimal mungkin
tidak mengalir ke dalam pit dengan membuat paritan / saluran di
sekeliling pit atau di lereng pit untuk mengalirkan air tersebut ke
daerah lain yang lebih rendah.
2) Air yang jatuh ke dalam pit akan ditangani dengan menggunakan
sistem penyaliran open sump. Ini adalah suatu metode penyaliran
dengan cara membuat sumuran (sump) di elevasi terendah
daerah penambangan (lantai tambang), kemudian air dalam
sumuran dipompakan ke luar pit menuju settling pond.
Sistem penyaliran open sump ini dilakukan dengan cara
membuat paritan di dekat kaki jenjang (toe) untuk mengalirkan air
menuju ke sumuran serta mencegah genangan air di daerah jenjang.
Paritan-paritan ini merupakan paritan yang bersifat sementara yang
akan berubah kedudukannya sesuai dengan kemajuan penambangan.
Sumuran berfungsi sebagai tempat penampungan air sementara
sebelum di pompa ke luar daerah tambang. Agar daerah penggalian
tidak tergenang air maka elevasi sumuran dibuat lebih rendah dan
elevasi daerah penggalian sehingga semua air mengalir ke dalam
sumuran. Untuk menjaga agar tidak terjadi genangan air pada lereng
(yang dapat menyebabkan terganggunya kemantapan lereng), maka
lantai jenjang dibuat miring dan pada sisi jenjang dibuat paritan.
Paritan ini akan mengalirkan air langsung ke luar daerah tambang. Air

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-12
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
yang tidak mungkin dialirkan langsung ke luar daerah tambang akan
dialirkan ke sumuran yang terdapat pada lantai tambang. Selanjutnya
air akan dipompa ke luar pit kemudian diendapkan dalam kolam
pengendap (settling pond) yang ditempatkan pada lokasi-lokasi
tertentu, sebelum dialirkan ke sungai-sungai di sekitar daerah tambang.
b. Air Limpasan
Air permukaan di wilayah tambang berasal dari dua sumber yaitu
air limpasan (run off) dan air hujan yang langsung masuk ke bukaan
tambang (pit). Air limpasan umumnya berasal dan sekitar tambang
yaitu dan daerah tangkapan hujan. Dan data luas daerah tangkapan
hujan (A), intensitas hujan (I) dan koefisien limpasan (C) maka debit
air limpasan (Qp) di daerah penelitian dapat diketahui. Sebagai upaya
untuk mencegah agar air limpasan tidak masuk ke tambang maka
harus dibuat saluran dan tanggul di sekeliling bukaan tambang (pit).
Dengan upaya tersebut diperkirakan dapat mencegah /mengurangi air
limpasan yang akan masuk ke dalam lokasi penambangan.
c. Air Tanah
Air yang terinfiltrasi di daerah isian (recharge area) akibat
presipitasi memberikan input kepada keterdapatan air di bawah
permukaan. Kontrol-kontrol yang berpengaruh dalam infiltrasi antara
lain karakter hidrolik material yang dilalui, kemiringan lereng, gravitasi
dan kondisi vegetasi di daerah tersebut. Keterdapatan air di bawah
permukaan atau umumnya disebut air tanah (groundwater).
d. Rancangan Penyaliran
Sistem penyaliran yang diterapkan harus disesuaikan dengan
rancangan penambangan, sehingga sistem penyaliran tersebut dapat
mendukung kegiatan penambangan yang dilakukan. Hal yang perlu
dipersiapkan dalam merancang sistem penyaliran tambang, yaitu:
a) Limpasan Permukaan
b) Data Curah Hujan (jam atau harian).
c) Peta topografi / peta kemajuan tambang.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-13
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
e. Kolam Pengendap dan Letak Sumuran (sump)
Kolam sedimen berfungsi untuk memantau kualitas air yang
akan dibuang sungai, dibangun antara pit dengan titik buangan air
(seperti sungai). Sehingga diharapkan air tidak mencemari sungai
yang dimanfaatkan oleh penduduk di hilir. Bentuk settling pond adalah
persegi panjang dengan luas total kolam sedimen pada tapak
tambang 12,0 Ha untuk 4 KPL yang keperuntukkannya untuk area
perkantoran, pit, disposal, dan untuk area pengolahan 1 KPL seluas
0,88 ha.
Sumuran (sump) berfungsi sebagai tempat penampungan air
dan lumpur sebelum dipompa ke luar dan dalam bukaan tambang
(pit). Sumuran tambang dibedakan menjadi dua macam, yaitu
sumuran tambang permanen dan sumuran sementara. Sumuran
tambang permanen berfungsi selama penambangan berlangsung,
dan umumnya tidak berpindah tempat. Sedangkan sumuran
sementara berfungsi dalam rentang waktu tertentu dan sering
berpindah tempat. Sumuran ini biasanya untuk menampung
rembesan air tanah dari lapisan tanah yang sedang digali dan letaknya
tidak terlalu jauh dan sumuran permanen yang sudah ada.
Dimensi sumuran tambang tergantung pada kuantitas (debit) air
limpasan, kapasitas pompa, volume dan waktu pemompaan. Di
samping itu, pembuatan sumuran dipengaruhi juga kondisi lapangan
seperti kondisi penggalian terutama pada lantai tambang (floor), luas
areal penambangan serta jenis tanah atau batuan di bukaan tambang
(pit).
Daerah penambangan merupakan daerah yang memiliki banyak
sungai dengan arah aliran yang bervariasi. Untuk itu perlu dilakukan
pengaturan yang tepat terhadap jadwal penambangan sehingga aliran
air sungai dapat ditangani dengan baik, sehingga tidak akan
mengganggu kegiatan penambangan.
Berdasarkan dokumen studi hidrologi dan hidrogeologi tambang
PT. MAS tahun 2013 (terlampir) diketahui bahwa terdapat batuan

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-14
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
overburden & interburden yang bersifat PAF dengan proporsi + 46 %
pada area rencana pengembangan tambang PT. MAS tersebut, maka
disarankan agar hal itu menjadi perhatian pada waktu merencanakan
penambangan dan penimbunan tanah penutup (waste dumping).
Pada prinsipnya, diusahakan supaya material PAF tidak terekspose
ke permukaan untuk menghindari kontak langsung dengan udara dan
air hujan yang berpotensi dapat menimbulkan pembentukan air asam
tambang (AAT).

Sumber : Dokumen Studi hidrologi dan hidrogeologi tambang PT. MAS tahun 2013
Gambar 3.3. Sistem Penutupan Kering (Dry Cover System)

Ada beberapa cara yang umum dilakukan untuk menanggulangi


hal itu, di antaranya dengan menerapkan sistem penutupan kering
(Dry Cover System), yaitu dengan menempatkan batuan PAF berada
di bawah batuan NAF sebagai material penutup pada waktu
melaksanakan penimbunan (waste dumping). Tujuan dari sistem
penutupan kering ini adalah agar tingkat infiltrasi air dan difusi/adveksi
oksigen ke material PAF menjadi rendah. Penutupan dilakukan secara

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-15
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
bertahap dengan metode perlapisan (layering), baik secara single
layer cover (lapisan tungggal), dan atau dengan double layer cover
(lapisan ganda), disertai dengan pemadatan/kompaksi untuk setiap
lapisan. Tujuan dari sistem penutupan kering ini adalah agar tingkat
infiltrasi air dan difusi/adveksi oksigen ke material PAF menjadi
rendah. Sistem penutupan kering ini dipertimbangkan cocok untuk
dilaksanakan di Pit area PT. MAS, karena jumlah volume batuan
bersifat NAF sebagai penutup cukup jauh lebih banyak (1,5 kali)
dibandingkan batuan PAF. Sebagai Ilustrasi dari sistem penutupan
kering (gambar 3.3).

3.2.6 Upaya Pengendalian Erosi dan Sedimentasi


Pengendalian erosi merupakan hal yang mutlak dilakukan selama
kegiatan penambangan dan setelah penambangan. Erosi dapat
mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanah, terjadinya endapan lumpur
dan sedimentasi di alur-alur sungai. Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya erosi oleh air adalah curah hujan, kemiringan lereng (topografi),
jenis tanah, tata guna tanah (perlakuan terhadap tanah) dan tanaman
penutup tanah.
Beberapa cara untuk mengendalikan erosi dan air limpasan yang telah
direncanakan adalah sebagai berikut :
1. Meminimalisir areal terganggu dengan ;
a) Membuat rencana detail kegiatan penambangan dan reklamasi
dengan diakhiri penimbunan kembali area penambangan dibuat
berbentuk datar,
b) Membuat batas-batas yang jelas areal tahapan penambangan,
c) Penebangan pohon sebatas areal yang akan dilakukan
penambangan,
d) Pengawasan yang ketat pada pelaksanaan penebangan pepohonan
2. Membatasi/mengurangi kecepatan air limpasan dengan :
a) Pembuatan teras-teras
b) Pembuatan saluran diversi (pengelak)

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-16
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
c) Pembuatan SPA
d) Dam pengendali
3. Meningkatkan infiltrasi (peresapan air tanah)
a) Dengan penggaruan tanah searah kontur,
b) Akibat penggaruan, tanah menjadi gembur dan volume tanah
meningkat sebagai media perakaran tanah,
c) Pembuatan lubang-lubang tanaman, pendangiran, dll.
4. Pengelolaan air yang keluar dari lokasi penambangan
a) Penyaluran air dari lokasi tambang ke perairan umum harus sesuai
dengan perlakuan yang berlaku dan harus di dalam wilayah Kuasa
Tambang,
b) Membuat bendungan sedimen untuk menampung air yang banyak
mengandung sedimen,
c) Bila curah hujan tinggi perlu dibuat bendungan yang kuat dan
permanen yang dilengkapi dengan saluran diversi (pengelak),
d) Letak bendungan ditempatkan sedemikian sehingga aliran air mudah
ditampung dan dibelokkan serta kemiringan saluran air (SPA) jangan
terlalu curam,
e) Bila endapan sedimen telah mencapai setengah dari badan
bendungan sebaiknya sedimen dikeruk dan dapat dipakai sebagai
lapisan atas tanah,
f) Dalam membuat bendungan permanen harus dilengkapi dengan
saluran pelimpah (“Spillways”) untuk menangani keadaan darurat
dan saluran pembuatan (“decant”, “syohon”), dan lainnya yang
dianggap perlu,
g) Kurangi kecepatan aliran permukaan dengan membuat teras, check
dam dari beton, kayu atau dalam bentuk lain

3.3. Pengolahan Batubara


Batubara PT. Muara Alam Sejahtera ditambang dengan cara
penambangan terbuka menggunakan alat gali muat excavator class 20 T
yang menghasilkan batubara run of mine berbentuk boulder - boulder.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-17
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Peralatan dan sistem pengolahan batubara adalah menggunakan mesin roll
crusher, yang bekerja meremukkan batubara hasil penambangan sehingga
menghasilkan batubara dengan ukuran yang sesuai dengan spesifikasi dari
permintaan konsumen. Pada tahun tahun 2013 - 2016
PT. Muara Alam Sejahtera membangun fasilitas pengolahan crusher
berada di lokasi stokpile merapi yang akan dijadikan pit penambangan alam
4 seluas 13,99 ha dan pada tahun 2020-2021 rencana akan di pindahkan
diatas disposal alam 4 seluas 21,83 ha.

Gambar 3.4. Layout Fasilitas Pengolahan IUP OP PT. MAS

3.3.1 Tata Cara Pengolahan


Peremukan dilakukan secara bertahap, dimulai dengan
memasukan umpan yang berasal dari ROM stockpile kedalam primary
crusher melalui hopper yang dilengkapi dengan ayakan pertama, ukuran
yang dapat masuk kedalam crusher tersebut -500 mm sedangkan untuk
batubara dengan ukuran +500 mm akan diremukan secara manual terlebih
dahulu dengan menggunakan breaker hingga ukurannya memenuhi

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-18
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
spesifikasi yang telah ditentukan. Umpan yang lolos dari ayakan pertama
selanjutnya akan masuk ke proses primary crushing dengan reduction ratio
4 yang selanjutnya diayak dengan menggunakan ayakan kedua yang
dengan bukaan 150 mm. batubara ukuran -150 mm akan lolos dan
melanjutkan proses secondary crushing, sedangkan yang tidak lolos akan
mengalami recycle process sampai memenuhi spesifikasi tersebut. Hasil
dari secondary crushing akan diayak menggunakan ayakan ketiga dengan
bukaan 50 mm, sehingga umpan dibawah ukuran tersebut akan lolos dan
menjadi produk akhir yang kemudian dibawa menuju stockpile dengan
menggunakan conveyor. Bagan alir proses peremukan batubara yang
direncanakan PT. MAS dapat dilihat pada gambar 3.5 sebagai berikut.

Gambar 3.5. Diagram Alir Pengolahan Batubara

Peralatan peremukan batubara akan dipilih peralatan yang


mempunyai sifat peremukan yang halus dan tidak menimbulkan proses

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-19
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
peremukan batubara yang berlebihan. Studi hanya dilakukan sampai
keluaran produk crusher berupa (size reduction) sehingga akan ada
investasi penyediaan crusher. Berikut peralatan pengolahan Batubara
(Tabel 3.7) :
Tabel 3.7. Peralatan Fasilitas Pengolahan
1. Hopper 2. Main Conveyor
Kapasitas : 20 m3 Kapasitas : 500 m
Aksesoris : Grizzly Kuantitas : 1 buah
Kuantitas : 1 buah
3. Vibrating Screen 4. Crusher
Type : Single Deck Type : roll crusher
Kuantitas : 3 buah Power : 2 x 120 HP
Kuantitas : 3 buah
Sumber : Dokumen Studi Kelayakan PT. Muara Alam Sejahtera (rev 2020)

3.4. Fasilitas Penunjang


Fasilitas penunjang dan infrastruktur yang dimaksudkan di sini
adalah segala sarana dan prasarana yang direncanakan akan dibangun
untuk mendukung beroperasinya kegiatan penambangan dan pengolahan
PT. Muara Alam Sejahtera. Berdasarkan kelompok atau jenis fasilitas
penunjang dan infrastruktur, maka fasilitas penunjang dan infrastruktur
dikelompokkan atas :
1. Sarana Jalan (jalan tambang baik untuk pengangkutan batubara
dan lapisan penutup)
2. Bangunan kantor dan perumahan serta fasilitas umum
3. Bangunan utilitas energi/listrik dan air
4. Bangunan utilitas mekanik (gudang, bengkel dan laboratorium)
5. Sarana Jalan pengangkutan batubara
Uraian dari fasilitas penunjang PT. Muara Alam Sejahtera adalah
sebagai berikut. Untuk keseluruhan fasilitas penunjang (tabel 3.8.)
1. Jalan Angkut
Jalan tambang merupakan sarana infrastruktur vital dalam kegiatan
penambangan. Infrastruktur ini berfungsi menghubungkan suatu

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-20
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
lokasi dengan lokasi lainnya. Lokasi-lokasi yang dimaksud yaitu
lokasi tambang dengan area penimbunan overburden, topsoil,
stockpile, perkantoran, serta tempat-tempat lainnya di wilayah
penambangan. Total panjang jalan tambang sebesar 4 km.
2. Bangunan kantor
Kantor tambang dibangun untuk mendukung kegiatan operasional di
tambang sehingga jalannya operasional di area tambang dan juga
aktivitas lainnya dapat dikelola dengan baik. Kantor tambang sendiri
memiliki fungsi utama sebagai:
 Menerima informasi
Menerima informasi dalam bentuk surat, panggilan telepon,
pesanan pembelian sarana dan prasarana pertambangan,
faktur, dan laporan mengenai berbagai kegiatan pertambangan
di lapangan.
 Menyimpan data serta informasi
Tujuan pembuatan rekaman adalah menyiapkan informasi
sesegera mungkin apabila manajemen baik di tambang maupun
di kantor pusat meminta informasi tersebut.
 Mengatur informasi
Kantor tambang bertanggung jawab memberikan informasi
terbaik dalam melayani manajemen seperti, penyiapan laporan
statistik produksi, laporan keuangan lapangan, laporan
kemajuan tambang dan laporan mengenai performa karyawan
lapangan secara umum.
 Memberi informasi
Kantor tambang wajib memberikan informasi dari data yang
tersedia apabila manajemen meminta sejumlah informasi.
Informasi-informasi tersebut diberikan baik secara lisan maupun
tulisan. Seperti data produksi lapangan, anggaran, laporan
kemajuan tambang, laporan keuangan, dan instruksi yang
dikeluarkan atas perintah manajemen.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-21
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
 Melindungi aset
Di samping empat tugas di atas, masih terdapat fungsi kantor
tambang yang lain, yaitu mengamati secara cermat kegiatan
penambangan di lapangan serta mengantisipasi segala hal yang
tidak menguntungkan yang mungkin terjadi. Misalnya,
melaporkan adanya kekurangan persediaan peralatan dan
perlengkapan operasi penambangan, sehingga kegiatan operasi
penambangan dapat berlangsung secara berkesinambungan
dan optimal.
Sehingga dapat disimpulkan kantor tambang merupakan bagian
dari fasilitas penunjang yang digunakan untuk kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan
operasi penambangan. Bangunan kantor tambang PT. MAS
telah dibangun dengan luas 500 m2.
3. Masjid/Musholla
PT. Muara Alam Sejahtera membangun masjid atau musholla di
areal office facilities pada lahan seluas 50 m2.
4. Gudang Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
PT. Muara Alam Sejahtera membangun Gudang B3 dengan luasan
40 m2.
5. Gudang Bahan Peledak (Handak)
Bangunan tempat penyimpanan bahan peledak direncanakan seluas
1,01 ha termasuk bangunan lainnya adalah bangunan administrasi,
dan bangunan penjagaan serta lahan bebas. Bangunan-bangunan
tersebut di bangun minimal 1000 meter dari pemukiman penduduk
dan akan di beri pengamanan khusus berupa pagar dan penjagaan
dari aparat keamanan (polisi/satpam) yang berada di bagian
tenggara dari lokasi tambang.
6. Workshop
Bengkel merupakan infrastruktur yang akan digunakan untuk
perbaikan alat-alat berat dan ringan yang memerlukan perbaikan dan
perawatan. Letak bangunan ini ditempatkan tidak jauh dari lokasi

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-22
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
penambangan agar alat-alat berat yang memerlukan perbaikan
dapat dengan cepat diperbaiki. Bangunan ini juga dilengkapi dengan
peralatan- peralatan bengkel alat berat dan ringan.
Fasilitas ini berfungsi sebagai sarana pemeliharaan dan perawatan
peralatan tambang, baik peralatan utama maupun peralatan
penunjang. Ukuran bengkel disesuaikan dengan jumlah kendaraan
yang digunakan dalam kegiatan penambangan. Total luas untuk
area bengkel PT. MAS adalah 800 m2.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan fasilitas
ini adalah sebagai berikut:
 Sebaiknya dilengkapi dengan oil trap dan sediment trap.
 Lantai bengkel sebaiknya bersifat permanen dan terbuat dari
bahan yang kedap untuk mencegah oli masuk ke dalam tanah.
 Memiliki fasilitas kamar mandi, toilet dan cuci, ruang ganti
mekanik, kantor untuk kegiatan administratif, pencucian unit
sebelum ke bengkel.
 Memiliki penerangan yang memadai.
 Penataan denah yang baik untuk meminimalisir kecelakaan kerja.
7. Tangki BBM dan Gudang Oli
Mengingat kegiatan pertambangan PT. MAS merupakan salah satu
kegiatan industri, maka PT. MAS wajib menggunakan Bahan Bakar
Minyak (BBM) non- subsidi atau BBM industri. Namun karena
terbatasnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang
menyediakan BBM non subsidi, maka PT. MAS berencana
membangun stasiun bahan bakar sendiri yang berfungsi untuk
menyediakan bahan bakar bagi kebutuhan operasional alat
perusahaan dan kegiatan penambangan. Bahan bakar minyak
ditimbun di tangki penimbunan BBM yang tergabung dengan area workshop.
8. Ruang Genset
Sebagai salah satu infrastruktur pendukung, pembangkit listrik
merupakan bentuk infrastruktur yang sangat mempengaruhi

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-23
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
kegiatan operasional penambangan. Total luas bangunan untuk area
pembangkit listrik PT. MAS adalah 24 m2
9. Bangunan pos keamanan
Pos keamanan memiliki fungsi utama sebagai lokasi pengawasan
keamanan kegiatan penambangan dan pengangkutan batubara.
Selain itu, pos keamanan juga berfungsi sebagai pengontrol dan
pengawas lalulintas kendaraan tambang dan penunjang operasi
produksi baik yang masuk maupun yang keluar dari lokasi tambang.
Bangunan ini terdiri dari ruang jaga dan ruang perlengkapan. Total
luas pos keamanan adalah 5 x 8,7 m.
10. Settling Pond
Kolam pengendapan berfungsi untuk mengendapkan partikel-
partikel atau lumpur yang ikut bersama air hasil aliran dari saluran
tambang sebelum air lumpur tersebut dibuang ke permukaan akhir
maka diendapkan terlebih dahulu partikel-partikel padatnya agar
tidak mencemari lingkungan sekitar tambang. Ukuran settling pond
dibuat dengan mempertimbangkan luas area tangkapan hujan,
kandungan padatan air tambang dan koefisien pengendapan.
Settling pond akan dibangun di beberapa tempat, yaitu di sekitar
lokasi stockpile, pit penambangan, kantor dan disposal. Total luas
keseluruhan area settling pond PT. MAS adalah 128.800 m2.
Fungsi dari settling pond tersebut di atas masing-masing adalah
sebagai berikut :
a. Zona masukan yaitu tempat masuknya aliran lumpur ke dalam
kolam pengendapan dengan anggapan campuran padatan
cairan yang masuk terdistribusi secara seragam
b. Zona pengendapan yaitu tempat partikel akan mengendap
c. Zona endapan lumpur, yaitu tempat partikel padatan
mengalami sedimentasi dan terkumpul di bagian bawah kolam
pengendapan
d. Zona keluaran tempat keluarnya cairan yang jernih

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-24
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Gambar 3.6. Layout Fasilitas Penunjang IUP OP PT. MAS

Tabel 3.8. Fasilitas Penunjang PT. Muara Alam Sejahtera (Sebelum Revisi)

Sumber : dokumen RPT tahun 2018

Tabel 3.9. Fasilitas Penunjang PT. Muara Alam Sejahtera (Setelah Revisi)

Fasilitas Penunjang Ha m2
area perkantoran 0,68
- kantor 20 x 23 0,05 500
- mushola 6x6 0,005 50
- aula 12 x 8 0,0096 96
Perawatan - Pos Sekuriti 5 x 8,7 0,002 20
Infrastruktur - parkiran motor 20 x 9 0,02 200
Drainase Paritan 1.500
lapangan 12 x 7 0,01
Nurserry 0,32
Sumber : Dokumen Studi Kelayakan PT. Muara Alam Sejahtera (Revisi 2020)

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-25
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Sedangkan terdapat tapak project diluar wilayah IUP OP PT. MAS
untuk menunjang selama kegiatan penambangan yaitu pada stockpile
sukacinta sebagai lokasi penempatan batubara sementara yang telah
dimasukkan pada container sebelum pendistribusian pengangkutan
batubara menggunakan kereta api. Stockpile sukacinta merupakan lahan
milik PT. Kereta Api Logistik (KA-LOG) sebagai jasa angkutan batubara
menggunakan kereta api, dengan kata lain PT. MAS meminjam lahan
sukacinta pada PT. KALOG, sehingga PT. MAS berkewajiban untuk
mengembalikan kondisi lahan terpakai kembali seperti semula berupa
lahan terbuka.

Tabel 3.10. Fasilitas Penunjang di Luar WIUP OP (Setelah Revisi)


Fasilitas Penunjang Diluar WIUP (Ha)
Stockpile Sukacinta 5,67
- Container (Kantor, Rumah Genset,
0,026
dan TPS)
- Timbangan 0,004
- Pos Satpam 0,001
- kpl 1 0,1
- kpl 2 0,02
- kpl 3 0,03
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020

Gambar 3.7. Fasilitas Tapak Project di Luar Wilayah IUP OP PT. MAS

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-26
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

BAB IV
RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG

4.1 KEADAAN CADANGAN


Sebagaimana yang telah diuraikan pada BAB III, didasarkan pada
pertimbangan kondisi geologi, struktur, keadaan dan kekuatan batuan, ketebalan
lapisan batubara dan interburden, kemiringan/dip relatif datar, tingkat produksi,
fleksibilitas operasi, biaya tambang, dan keadaan topografi, maka secara umum dapat
ditentukan bahwa metode tambang terbuka merupakan pilihan PT. Muara Alam
Sejahtera yang tepat untuk operasi penambangan. Dan dengan kebijakan nisbah
kupas yang dikehendaki relatif kecil, maka dapat disimpulkan bahwa biaya
penambangan pada sistem tambang terbuka ini akan lebih baik. Kegiatan eksplorasi
yang dilakukan oleh PT. Muara Alam Sejahtera telah berhasil mengidentifikasi
sejumlah cadangan batubara yang merupakan cadangan yang penting. Hasil
penyelidikan eksplorasi batubara pada areal IUP operasi produksi PT. Muara Alam
Sejahtera dengan estimasi jumlah sumber daya batubara adalah 80.908 Kton, terdiri
dari 14.993 Kton sumber daya terukur, 41.426 Kton sumber daya tertunjuk dan 24.489
Kton sumber daya tereka dan total realisasi aktual produksi tahun 2009 s.d. tahun
2019 sejumlah 14.390.032 ton. Sedangkan jumlah cadangan pada tahun 2020
sebesar 26.508.325 ton dan dan untuk tahun 2020 hingga tahun 2030 sebagai
rencana penambangan yang dilakukan revisi menjadi berjumlah sebesar 18.130.000
ton sehingga tersisa cadangan sebesar 8.378.325 ton dengan area pit penambangan
pada empat lokasi yaitu Pit alam 1-3, 4, 5-7, dan 8-9, sedangkan jumlah overburden
termasuk tanah pucuk sebesar ± 211.297.195 BCM dengan rencana perolehan recovery
diharapkan mencapai 98% dari rencana produksi.
Lubang - lubang bekas tambang harus ditimbun kembali sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang yang berlaku, direklamasi dan direvegetasi. Hal ini berarti
sisa cadangan akan tertutup oleh timbunan lapisan penutup yang digunakan untuk
backfilling lubang tambang.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-1
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
4.2 PERUNTUKAN LAHAN
Peruntukan lahan pasca penambangan meskipun menjadi hak sepenuhnya
PT. Muara Alam Sejahtera, namun akan berkomitmen untuk memaksimalkan
keperuntukan lahan pascatambang dan pengelolaan lingkungan fisik pascatambang
agar dapat memberikan manfaat berkelanjutan tidak hanya bagi PT. Muara Alam
Sejahtera tetapi juga terhadap masyarakat sekitar tambang.

4.2.1. Kondisi Akhir Umur Tambang


Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan pertambangan mineral dan
batubara bahwa setiap lubang tambang harus ditutup kembali semaksimal mungkin
mendekati kondisi rona awal sebelum adanya kegiatan penambangan. Rencana
kegiatan reklamasi daerah bekas penambangan secara berkala telah dimulai pada
kegiatan penambangan tahun kedua atau ketiga dan seterusnya sampai akhir
penambangan yang mengacu kepada dokumen Studi Kelayakan dan AMDAL yang
telah disetujui dan disahkan oleh pihak yang berwenang. Pada prinsipnya suatu
tambang yang baik pada saat pasca tambang dapat memulihkan kembali lahan
bekas tambang menjadi lahan produktif dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar
tambang. Umumnya daerah yang direklamasi adalah lubang tambang dan lokasi
outpit dump. Semua outcrop lapisan batubara perlu dilakukan penutupan dengan
tanah penutup setelah tidak adanya kegiatan penambangan pada daerah tersebut
sehingga sumber mineral yang menyebabkan AAT tidak terekspos secara langsung.
Tidak semua daerah bekas tambang dapat direvegetasi karena terdapat
lubang bukaan sisa dari lubang bekas tambang yang tidak dapat ditimbun kembali
dan umumnya akan terisi air. Sesuai dengan penjelasan pada BAB 3 bahwa kegiatan
penambangan berada pada 4 bukaan lubang tambang yaitu pit alam 1-3, pit alam 4,
pit alam 5-7, dan pit alam 8-9. Pada dokumen RPT sebelumnya kondisi rona akhir
tambang menyisakan lahan terbuka seluas 159,72 ha sedangkan dalam rencana
pascatambang revisi ini lahan terbuka yang tersisa yaitu seluas 260,01 ha karena
pada tahun 2020 terdapat perubahan rencana kegiatan pertambangan berdasarkan
dokumen studi kelayakan revisi terbaru tahun 2020 (rincian tabel 4.1 dan gambar 4.1
- 4.2).

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-2
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Tabel 4.1. Zona Kegiatan Akhir Pascatambang

RPT 2018 (Sebelum revisi) RPT 2020 (setelah Revisi)


 Reklamasi lahan tapak bekas tambang 1. Reklamasi lahan Tapak bekas tambang
(Stockpile – 22,74 ha, TSA – 24,09 ha, - Fasilitas Tambang 9,77 ha,
Disposal 44,32 ha, pit 65,5 - ha, KPL - 2 - Jalan Tambang/hauling 14,27 ha,
ha, void 0 ha), - Disposal timur 5,59 ha,
 Fasilitas Pengolahan 0 ha dan - KPL 12,00 ha, dan

 Fasilitas penunjang – 1,07 ha berupa - Pengamanan lubang bekas tambang (void)

revegetasi tanaman seluas 159,72 ha 192,80 ha / 5.569,6 m)


2. Fasilitas Pengolahan
- Crusher, stockpile dan workshop-gudang
21,83 ha
3. Fasilitas Penunjang 3,75 ha
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020, dan dokumen RPT tahun 2018

Sumber : Dokumen revisi RPT PT. Muara Alam Sejahtera th 2018

Gambar 4.1. Rencana Peruntukan Lahan (Rona Akhir Tambang) sebelum revisi
Penambangan Batubara PT. Muara Alam Sejahtera

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-3
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Sumber : Olahan Data TIM revisi RPT PT. Muara Alam Sejahtera, 2020

Gambar 4.2. Rencana Peruntukan Lahan (Rona Akhir Tambang) setelah revisi
Penambangan Batubara PT. Muara Alam Sejahtera

4.2.2. Kondisi Akhir Pascatambang


Berdasarkan perubahan rencana kegiatan pertambangan pada dokumen
revisi studi kelayakan tahun 2020 maka kondisi akhir pascatambang ikut berubah
bahwa setelah kegiatan pertambangan berakhir akan menyisakan beberapa lokasi
yang masih dalam keadaan terbuka atau belum dilakukan reklamasi. Secara prinsip
kawasan atau sumberdaya alam yang dipengaruhi oleh kegiatan pertambangan
harus dikembalikan ke kondisi yang aman dan produktif melalui rehabilitasi. Kondisi
akhir rehabilitasi dapat diarahkan untuk mencapai kondisi seperti sebelum ditambang
atau kondisi lain yang telah disepakati. Rehabilitasi bertujuan untuk mengembalikan
lokasi tambang ke kondisi yang memungkinkan untuk digunakan sebagai lahan
produktif. Penentuan tataguna lahan pascatambang sangat tergantung pada
berbagai faktor antara lain potensi ekologis lokasi tambang dan keinginan
masyarakat serta pemerintah. Bekas lokasi tambang yang telah direhabilitasi harus
dipertahankan agar tetap terintegrasi dengan ekosistem bentang alam sekitarnya.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-4
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Sumber : Dokumen revisi RPT PT. Muara Alam Sejahtera th 2018

Gambar 4.3. Rencana Peruntukan Lahan (Rona Akhir PascaTambang)


Sebelum revisi Penambangan Batubara PT. Muara Alam Sejahtera

Permukiman

KPL

Fasilitas Penunjang

Fasilitas Pengolahan

Jalan Tambang/hauling

Sisa Bukaan Disposal


Timur Tahun 2029

Bank Soil

KPL Disposal Gudang Handak

Sumber: Olahan Data TIM RPT PT. Muara Alam Sejahtera, 2020

Gambar 4.4. Rencana Peruntukan Lahan (Rona Akhir PascaTambang)


Setelah Revisi Penambangan Batubara PT. Muara Alam Sejahtera

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-5
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Berdasarkan dokumen RPT sebelumnya lubang bekas tambang direncanakan
semuanya akan dibongkar dan revegetasi sedangkan pada dokumen rencana
pascatambang ini lahan lubang bekas kegiatan tambang akan dialihkan sebagai
sumber air bersih dan wisata air serta dilakukan kegiatan pengelolaan air lubang
bekas tambang, dalam keadaan demikian bekas lubang bukaan yang terisi air dialih
fungsikan menjadi sumber air untuk kegiatan pertanian, perikanan dan keperluan
lain-lain setelah melalui suatu proses sehingga air pada lubang bekas tambang
tersebut masuk dalam kriteria baku mutu air, dan jalan tambang tidak akan
direklamasi, jalan tersebut akan digunakan sebagai jalan akses untuk lokasi wisata,
dan fasilitas penunjang akan direnovasi yang nantinya digunakan warga setempat
untuk fasilitas wisata setelah diserah-terimakan kepada pemangku kepentingan
daerah lokasi WIUP OP penambangan PT. Muara Alam Sejahtera dan Dinas
Pariwisata Kabupaten setempat.
Lahan bekas tambang ini sangat prospek dibentuk sebagai daerah sarana
rekreasi atau wisata bagi penduduk sekitar karena areal lokasi penambangan dekat
dengan kota dan permukiman penduduk di sekitar lahan bekas tambang. Rencana
peruntukan lahan penutupan tambang di PT. Muara Alam Sejahtera berdasarkan
perencanaan penambangan Lahan bekas tambang tersisa lahan pit terbuka seluas
256,57 ha dan di peruntukkan sebagai void seluas 192,80 ha yang terbagi menjadi 4
zona kegiatan yaitu:

a. Pengamanan Sekeliling Lubang bekas Tambang (void)


Berdasarkan rencana pengembangan lahan bekas tambang pada rencana
pascatambang yang akan membentuk cekungan yang akan terisi air pada lubang
bekas tambang karena tanah penutup yang dikembalikan ke lubang tambang tidak
memungkinkan dari segi keekonomisan pada proses kegiatan backfilling akibat SR
yang terlalu tinggi dan akan dialih-fungsikan menjadi tempat wisata rekreasi air dan
sumber air bersih, maka perlu dilakukan pengamanan sehingga tidak menimbulkan
bahaya bagi masyarakat sekitar dan wisatawan berupa pemagaran di sekeliling
batas void dan pemasangan rambu-rambu di sekitar void serta pengelolaan dan
pemantauan kualitas air void.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-6
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Berdasarkan kajian geoteknik, geohidrologi dan hidrologi pada lokasi void di
identifikasikan bahwa memiliki resapan air yang kecil menyebabkan void yang
terbentuk akan terus mengalami penaikan air. Berdasarkan data topografi dan
morfologi pada akhir umur tambang maka ditetapkan batas maksimum permukaan
air pada void di ketinggian +60 mdpl sehingga air yang meluap dapat mengalir ke
lembah dataran rendah terdekat dari tambang pada ketinggian +54 mdpl yang
membentuk aliran air menuju sungai ketika hujan terjadi yang menyebabkan air
meluap, oleh karena itu akan dibuat paritan drainase untuk aliran luapan air (drainase
overflow) ketika air pada void terisi maksimal.

b. Zona Sarana Wisata Air dan Perikanan


Zona sarana wisata air meliputi kawasan perairan pada void seluas 192,80 ha
dan berfungsi untuk menunjang berbagai kegiatan wisata air. Sarana rekreasi pada
perencanaan jangka panjang dapat difungsikan untuk keberlanjutan aktivitas atau
kegiatan pascatambang. Pemenuhan terhadap kebutuhan akan air pada
pascatambang untuk zona water treatment yang nanti dimaksudkan untuk
mendukung zona penyediaan air bersih bagi masyarakat sekitar bekas tambang dan
akan dibudidayakan ikan air tawar yang siap ditebar ke kolam void sebagai penanda
bahwa air tersebut sudah dalam ambang batas layak normal beserta fasilitas rekreasi
air. Fungsi lain void dapat dijadikan sarana penelitian, sarana rekreasi seperti tempat
pemancingan umum sehingga dapat mendatangkan penghasilan bagi pengelolaan
pascatambang secara berkelanjutan.

c. Zona Wisata Perkebunan


Penataan dan peruntukan lahan pascatambang untuk zonasi kebun perlu
dilakukan untuk mengembalikan fungsi dan manfaat hutan menjadi kebun sebagai
pengatur tata air, perlindungan habitat, biodiversitas flora dan fauna, dan sebagai
komponen ekosistem hutan penghasil jasa lingkungan serta wisata bagi masyarakat
sekitar, maka kawasan zona hutan memiliki total luas 45,28 ha yang merupakan
lahan bekas fasilitas tambang pada lokasi bank soil 8,30 ha, gudang handak 1,01 ha,
dan disposal timur 5,59 ha, 9 lokasi lahan bekas kolam pengendap dengan total luas
4,28 ha, dan fasilitas pengolahan seluas 21,83 ha serta landfill pada fasilitas
penunjang seluas 4,27 ha.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-7
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Zona kebun memiliki fungsi pertama sebagai pendukung ekologis kawasan
lahan pascatambang PT. Muara Alam Sejahtera, kedua sebagai sarana untuk
memberikan informasi peragaan visual bagi para petani dan khususnya pengelola
perkebunan tentang jenis tanaman yang menguntungkan untuk dikembangkan,
kedua sarana wisata bagi wisatawan, sambil berekreasi menikmati udara segar dan
alami, dapat pula berolahraga guna menjaga kesegaran fisik.
Revegetasi pada rencana pascatambang PT. Muara Alam Sejahtera berupa
kegiatan reboisasi atau rehabilitasi lahan setelah penutupan areal bekas tambang
dan pengembalian tanah permukaan untuk mengembalikan dan mengembalikan
kualitas lahan terutama yang berhubungan dengan pencegahan erosi lahan,
penurunan kualitas perairan dan sungai, pencemaran logam berat. Kegiatan
revegetasi yang dilakukan selain penanaman cover crop pada area yang telah di
rehabilitasi yang diselingi penghijauan rerumputan jenis rumput gajah yang bisa
digunakan sebagai lahan penempatan bangunan untuk pembangunan terwujudnya
daerah wisata di sekitar PT. Muara Alam Sejahtera yang view poinnya menuju zona
air (void).

d. Zona Fasilitas Wisata Rekreasi


Untuk membantu rencana pembangunan wisata daerah sekitar void maka
fasilitas bangunan yang akan direncanakan seluas 0,24 ha berupa bangunan bekas
fasilitas penunjang yang telah direnovasi dan kemudian dilakukan modifikasi pada
interior bangunan seperti pengadaan perlengkapan Interior, pembuatan ruangan
kebutuhan pelayanan rekreasi, dsb. Perawatan fasilitas penunjang berupa
pengecatan ulang, renovasi tembok atau penyangga bangunan, perawatan parit
drainase dan renovasi/repair bangunan dengan total luas 0,24 ha.
Pada akhir pascatambang bangunan fasilitas penunjang dan fasilitas tambang
yang dibangun akan diserahkan kepada pemangku kepentingan setempat untuk
dimanfaatkan warga setempat sebagai fasilitas pengelola wisata setelah diserah-
terimakan kepada pemangku kepentingan daerah lokasi WIUP OP penambangan
PT. Muara Alam Sejahtera dan Dinas Pariwisata Kabupaten Lahat.
Sedangkan terdapat tapak project diluar wilayah IUP OP PT. MAS untuk
menunjang selama kegiatan penambangan yaitu pada stockpile sukacinta sebagai

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-8
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
lokasi penempatan batubara sementara yang telah dimasukkan pada container
sebelum pendistribusian pengangkutan batubara menggunakan kereta api. Stockpile
sukacinta merupakan lahan milik PT. Kereta Api Logistik (KA-LOG) sebagai jasa
angkutan batubara menggunakan kereta api, dengan kata lain PT. MAS meminjam
lahan sukacinta pada PT. KALOG, sehingga PT. MAS berkewajiban untuk
mengembalikan kondisi lahan terpakai kembali seperti semula berupa lahan terbuka.

Gambar 4.5 Rencana Pascatambang Fasilitas Tapak Project di Luar Wilayah IUP OP

4.3. MORFOLOGI
Berdasarkan kondisi rona awal hasil pengamatan di lapangan dan peta kelas
lereng menunjukkan bahwa wilayah studi Secara morfologi, terdapat tiga satuan
morfologi, yaitu daerah pegunungan, daerah menggelombang dan dataran rendah.
Daerah pegunungan menempati sudut Barat Daya Lembar dengan puncaknya
berupa gunung-gunung, di antaranya yaitu Gunung Isauisau (1431 m), Bukit Besar
(735 m), dan Bukit Serelo (670 m). Pada bagian ini lereng gunung umumnya agak
terjal, lembahnya sempit dan di beberapa tempat terdapat jeram. Aliran berpola

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-9
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
teranyam berkembang di lereng atau kaki bukit, dan di sekitar Gunung Isauisau pola
alirannya memancar.
a) Pada Akhir Umur tambang
Setelah dilakukannya kegiatan penambangan diwilayah IUP tentunya akan
mengubah kondisi awal berupa perubahan bentuk morfologi bentang alam,
namun perusahaan akan semaksimal mungkin untuk menyeimbangkan
semua aspek pada lahan terganggu tersebut dengan berupa kegiatan
backfilling dan kemudian direvegetasi/reboisasi sehingga bekas lubang-
lubang akan tertutup dan kembali menjadi asri mendekati kondisi rona awal
sebelum kegiatan penambangan dilakukan yang rencana tersebut tercantum
pada dokumen Rencana Reklamasi namun pada akhir umur tambang tetap
akan meninggalkan lubang karena tidak semua lahan akan mampu di
backfilling karena tanah penutup tidak mencukupinya sehingga akan terbentuk
sebuah void/danau yang pada akhir pascatambang dilakukan normalisasi
berupa dibentuknya tempat wisata pada area sekitar void tersebut.
b) Pada Akhir Pascatambang
Kondisi morfologi pada akhir pascatambang yang membentuk lubang menjadi
void dan adanya lahan terbuka yang telah direncanakan untuk dilakukan
reklamasi berupa pembentukan wilayah wisata air dan perkebunan wisata
sehingga lingkungan tersebut dapat terkelola menjadi lebih baik dan akan
menimbulkan efek positif bagi warga dan lingkungan sekitarnya.

4.4. AIR PERMUKAAN DAN AIR TANAH


Penambangan batubara merupakan upaya pemanfaatan lingkungan dimana
air merupakan salah satu komponen dalam proses produksi penambangan batubara
PT. Muara Alam Sejahtera. Berdasarkan hasil observasi lapangan, Keadaan
hidrologi Kabupaten Lahat dibedakan antara lain air permukaan (sungai, rawa dan
sebagainya) dan air yang bersumber di bawah permukaan (air tanah). Air di bawah
permukaan yang merupakan air tanah merupakan sumber air bersih untuk kehidupan
sehari-hari masyarakat. Sumber air permukaan di wilayah Kabupaten Lahat

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-10
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
bersumber dari beberapa sungai yang tersebar di beberapa Kecamatan, yang
pemanfaatannya untuk kebutuhan rumah tangga dan kegiatan pertanian.
Sumber daya air yang dimaksudkan di sini adalah sumberdaya air yang secara
kualitas dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar sesuai dengan baku mutu
air. Pada daerah lahan lokasi kegiatan terdapat beberapa anak sungai Di wilayah
studi terdapat beberapa sungai yang mengalir yaitu sungai Nipai, sungai kungkilan
dan sungai tabuan. Pengambilan sampel dilakukan di 4 titik lokasi yaitu di hulu sungai
Kungkilan, hilir sungai Kungkilan, hulu sungai Nipai dan hilir sungai Nipai. Pola aliran
sungai-sungai di wilayah studi adalah sub dendritik yaitu tersusun oleh litologi yang
relatif homogen dan dipengaruhi oleh struktur geologi serta memperlihatkan arah
aliran sungai mengalir ke sungai utama dimana arah alirannya yang berbeda dengan
arah aliran sungai utama. Lembah dan sungainya membentuk pola pengaliran
subtralis dengan stadium erosi menunjukkan stadium muda sampai dewasa dengan
kenampakan lembah sungai membentuk pola “V dan U“.
Kualitas air permukaan ini akan mengalami perubahan baik secara fisik
maupun kimia akibat berlangsungnya penambangan batubara. Senyawa-senyawa
kimia bersifat asam seperti asam sulfat, sulfida dan amoniak kemungkinan kecil
mengalami peningkatan karena sifat basa dari batubara itu sendiri yang mampu
menetralisir sifat asam tersebut baik melalui perembesan air pencucian batubara ke
dalam tanah, maupun aliran permukaan dan erosi.
Air permukaan pada akhir tambang di IUP OP PT. Muara Alam Sejahtera pada
kondisi setelah pascatambang akan diatur sedemikian rupa berdasarkan pola aliran
air yang akan disesuaikan dengan kondisi morfologi akhir tambang. Pembuatan
saluran yang diperkuat dengan batu menjadi prioritas untuk menjaga kestabilan
lahan timbunan agar tidak terjadi erosi, pembuatan saluran tersebut telah dimulai
sejak saat ini dan akan terus dilakukan sampai dengan akhir tambang. Aliran-aliran
air yang berasal dari lokasi timbunan PT. Muara Alam Sejahtera akan diarahkan
menuju kolam pengendapan lumpur (KPL) yang dibuat untuk menjamin agar
keluaran air tetap memenuhi standar baku mutu lingkungan (BML) berdasarkan
peraturan yang berlaku yang kemudian dialirkan menuju sungai terdekat.
Selama masa kegiatan rencana pascatambang akan dilakukan pemantauan
secara berkala selama 3 tahun setelah berjalannya program pascatambang, sebagai

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-11
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
titik lokasi pemantauan yaitu kolam pengendapan lumpur (KPL) menggunakan satu
lokasi KPL lama yang sudah terbentuk sebelumnya di bagian barat laut dan dilakukan
perawatan secara continue akan terus dilakukan selama masa 3 tahun pemeliharaan
dan pemantauan untuk menjaga agar KPL tetap berfungsi secara efektif yang
kemudian setelah 3 tahun akan ditimbun dan direklamasi sedangkan sisa KPL
lainnya akan dilakukan penimbunan dan reklamasi. Parameter yang digunakan
sebagai acuan dalam penentuan kualitas air keluaran dari lokasi IUP PT. Muara Alam
Sejahtera mengacu pada kriteria baku mutu air permukaan golongan II yang
ditetapkan PPRI Nomor 82 tahun 2001. Kolam pengendap lumpur dirancang untuk
mengendapkan lumpur dari air tambang dan limpasan. Air dari kolam pengendap
utama akan dialirkan ke kolam pengendap pembantu. Perhitungan dimensi KPL
didasarkan pada jumlah air yang masuk KPL dan dapat ditampung seluruhnya tanpa
ada yang keluar selama 10 jam. Waktu yang cukup diperlukan untuk
mengendapkan partikel yang terbawa bersama air. Tanggul dibuat di KPL untuk
mengurangi kecepatan aliran air dan mempercepat pengendapan.

4.5. BIOLOGI TERESTERIAL DAN AKUATIK


4.5.1 Biota Teresterial
A. Flora
Beragam jenis flora pada akhir tambang nanti akan terdapat sesuai dengan
kegiatan reklamasi dan revegetasi yang ada di sekitar IUP PT. Muara Alam Sejahtera
dan sekitarnya. Pengamatan vegetasi alami (hutan sekunder) di lokasi penambangan
batubara PT. Muara Alam Sejahtera meliputi lokasi rencana tambang, lokasi jalan
angkut dan lokasi pemukiman terdekat. Keadaan vegetasi di lokasi rencana tambang
adalah habitat hutan sekunder dan habitat budidaya.
Berdasarkan status peruntukkan lahan, areal yang diperuntukkan sebagai
rencana lokasi pertambangan Batubara PT. Muara Alam Sejahtera berada di Areal
Penggunaan Lain (APL). Di dalam wilayah studi merupakan vegetasi semak belukar
dan vegetasi budidaya (kebun karet dan kebun campuran) yang memiliki
keanekaragaman jenis tumbuhan yang sedang. Habitat satwa liar ini semakin
berkurang karena adanya kegiatan masyarakat setempat membuka lahan untuk
perkebunan karet, akibatnya satwa liar melakukan migrasi ke tempat lain mencari

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-12
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
habitat baru yang dapat mendukung kehidupannya. Areal yang direncanakan
dilakukan reklamasi dengan jenis tanaman penghijauan yang cepat tumbuh seperti
sengon dan jabon sebagai pioneer dan tanaman pokoknya karet, durian dan jambu
air. Selain itu pula pada lahan yang telah direklamasi ditanami juga dengan jenis
tanaman penutup (cover crop).

B. Fauna
Satwa yang berada di sekitar kawasan IUP PT. Muara Alam Sejahtera pada
saat pascatambang diperkirakan masih tetap ada. Satwa atau fauna yang dapat
diamati dan diinvestarisasi pada wilayah IUP PT. Muara Alam Sejahtera adalah dari
jenis mamalia, reptil, aves dan amfibi. Satwa di daerah tapak tambang cukup
beragam jenis maupun jumlahnya. Berdasarkan pengamatan lapangan dan dari
wawancara langsung dengan penduduk setempat diperoleh informasi tentang satwa
di sekitar lokasi kegiatan rencana pertambangan batubara PT. Muara Alam Sejahtera
yang terdiri dari jenis hewan besar, binatang melata, burung dan amfibi. Berdasarkan
dokumen Andal tahun 2014 diketahui adanya beberapa jenis satwa liar yang masih
dapat dijumpai di wilayah studi, beberapa diantara-Nya terdapat jenis jenis satwa liar
langka dan dilindungi oleh Undang-Undang antara lain : ular kobra, trenggiling, napu
dan kancil. Dengan demikian perlu ada suatu upaya pengelolaan terhadap satwa liar
yang dilindungi ini agar populasi satwa liar tersebut tetap lestari (tidak punah) di areal
ini, misalnya menyediakan lahan konservasi terutama di bantaran sungai minimal 50
meter di kiri kanan sungai dan himbauan dari pihak perusahaan agar karyawan
perusahaan tidak melakukan perburuan satwa liar di dalam wilayah penambangan.
Perubahan bentang alam harus seiring dengan kegiatan reklamasi dan
revegetasi. Keberhasilan revegetasi terutama tanaman yang mempunyai nilai
penting di atas 10 persen akan memberikan tempat tinggal satwa endemi. Umumnya
keberhasilan hidup satwa endemi tersebut ditentukan oleh keberadaan tumbuhan
yang tergolong mempunyai nilai INP di atas 10 persen. Kelompok aves yang
mempunyai kemampuan jelajah tinggi, maka perubahan bentang alam tidak
mempengaruhi keberadaan kelompok aves selama kegiatan revegetasi yang
dilaksanakan oleh perusahaan berhasil. Dengan demikian pengelolaan dan
pemantauan kegiatan reklamasi dan revegetasi mutlak untuk dilaksanakan sehingga

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-13
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
pada akhir kegiatan tambang atau pasca penambangan, nilai keanekaragaman
fauna di tapak tambang tidak jauh dari nilai di atas angka 2 (dua).
Dikarenakan terjadi perubahan bentang alam dan ada perubahan komposisi
vegetasi maka dimungkinkan terjadi perubahan komposisi fauna. Yang menjadi kunci
nilai kualitas lingkungan hidup adalah nilai dari indeks keanekaragaman fauna,
terutama dari kelompok mamalia dan herpentes. Nilai dari indeks keanekaragaman
fauna diharapkan tetap di atas nilai dua.
Kegiatan pertanian rakyat masyarakat di sekitar wilayah IUP PT. Muara Alam
Sejahtera umumnya selaras dengan usaha memelihara ternak peliharaan berupa
unggas (ayam dan itik, kambing dan sapi), yang sifat pengusahaannya dalam bentuk
skala kecil atau sambilan.

4.5.2. Biota Akuatik


Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa biota perairan
dapat dibedakan 3 (tiga) kelompok umum yakni plankton, bentos dan nekton.
Penggolongan ini didasarkan pada perilaku dan sifat yang mempengaruhi
responsnya terhadap habitat akuatik. Komunitas biotik, baik plankton, bentos, dan
nekton dapat dijadikan sebagai indikator ekologis. Perubahan komunitas biotik
tersebut merupakan indikator perubahan ekosistem perairan (akuistik). Ketiga
kelompok organisme tersebut saling terkait dalam menopang rantai makanan dan
jaring kehidupan dalam ekosistem perairan seperti kolam, sungai dan danau.
Kecamatan Merapi Barat merupakan wilayah yang dikelilingi oleh kawasan
perbukitan Bukit Barisan serta dialiri oleh sungai Lematang dan sungai-sungai kecil
seperti Sungai Puntang, dan Sungai Serelo. Hasil wawancara dengan masyarakat
setempat yang sering menangkap ikan di sungai Kungkilan dan Sungai Nipai
menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis ikan pada ke-2 ini memiliki
keanekaragaman yang rendah sampai sedang dan kelimpahan individu setiap jenis
sedikit sampai sedang. Hal ini disebabkan karena sungai Nipai merupakan sungai
yang relatif kecil dengan lebar 1 – 2 meter, sedangkan sungai Kungkilan merupakan
sungai dengan debit yang tergolong sedang.
Semua ekosistem perairan ini mempunyai fungsi ganda bagi masyarakat, baik
sebagai sumber penghasilan tambahan berupa ikan maupun untuk keperluan
domestik. Demikian pula untuk kepentingan pihak penambangan nantinya tentu akan
memegang peranan penting, baik berguna untuk penambangan maupun untuk

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-14
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
keperluan karyawan, dengan demikian sedikit banyaknya akan ada pengaruhnya
pada perairan di sekitarnya.
A. Plankton
Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman pada akhir penambangan
diharapkan menunjukkan kualitas perairan masih berada pada kisaran toleransi
dan adaptasi plankton. Dilihat dari kelimpahan masing-masing spesies plankton
yang menyusun komunitas plankton di perairan ini tidak ditemukan adanya jenis
yang melimpah atau dominan. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas perairan
tidak bersifat ekstrem terhadap satu jenis plankton. Selain itu pada kiri kanan
sungai terdapat vegetasi yang dapat menyuplai nutriea atau unsur hara dalam
perairan. Unsur hara ini sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan plankton
Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks saphrobiks menunjukkan bahwa
perairan di daerah studi tambang batubara, dikelompokkan dalam katagori
mengalami pencemaran ringan dengan tingkat saprobiks pada fase β-meso/oligo
saprobiks dengan arti bahwa perairan di sekitar wilayah studi mengandung
beban bahan organik di dalam air. Pada akhir kegiatan pertambangan,
diharapkan kualitas air melalui parameter indeks keanekaragaman plankton
meningkat menjadi sangat bagus dan dengan kualitas lingkungan hidup berskala
5. Berarti tingkat pencemaran dari β-meso/oligo saprobiks menjadi oligoβ –
mesosaprobiks, oligo, artinya badan perairan di tapak proyek tidak mengalami
pencemaran.

B. Benthos
Hewan benthos di dalam ekosistem perairan mempunyai peranan penting
antara lain sebagai dekomposer atau pengurai bahan-bahan organik, sebagai
unsur biotik dalam membentuk mata rantai makanan ataupun jaring makanan.
Dalam masa menjalani kehidupannya kebanyakan hewan benthos
menghabiskan masa siklus hidupnya di dasar perairan, oleh karena itu hewan
benthos akan mudah terkena pengaruh apabila terjadi perubahan lingkungan di
sekitarnya. Sehingga dengan adanya sifat sensitifitas terhadap lingkungan yang

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-15
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
dimiliki oleh hewan ini, maka organisme tersebut dapat pula digunakan sebagai
indikator biologis untuk menentukan kualitas perairan.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan dengan pengamatan secara visual
terhadap beberapa sungai yang ditemukan di sekitar wilayah studi, diperkirakan
keanekaragaman hewan benthos di perairan sekitar rencana kegiatan
penambangan batubara masih tinggi, hal ini disebabkan beberapa faktor antara
lain, tipe sungai adalah sungai daerah dataran tinggi atau daerah perbukitan
sehingga memiliki mikro habitat yang sangat heterogen, keheterogenan habitat
sangat mendukung keberadaan hewan benthos yang terdapat di dasar perairan.
Hasil sementara kelompok hewan benthos yang ditemukan di perairan sekitar
rencana kegiatan antara lain adalah : Serangga akuatik (Insecta), beberapa jenis
siput sungai (Gastropoda), remis (Bivalvia), Cacing air tawar (Oligochaeta) dan
Crutacea.

C. Nekton
Banyaknya spesies nekton di suatu perairan dapat memberikan gambaran
tentang komunitas nekton yang kompleks di perairan tersebut. Keragaman
spesies nekton di perairan, termasuk sungai dapat mendeskripsikan tingkat
kompleksitas suatu komunitas nekton di perairan tersebut. Data jenis-jenis
nekton akan diperoleh berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan
terhadap masyarakat yang sedang mencari ikan, terutama di sungai-sungai
utama dan beberapa anak sungai yang terdapat di sekitar wilayah studi, serta
wawancara dengan masyarakat setempat. Nekton adalah organisme yang dapat
berenang dan bergerak aktif dengan kemauan sendiri. Nekton yang hidup di
perairan sungai memiliki komunitas yang berbeda-beda. Masing-masing jenis
nekton mempunyai karakteristik kemampuan dalam mencari pakan. Berdasarkan
kepada jenis pakan alaminya maka nekton/ikan dapat digolongkan menjadi : Ikan
herbivor, karnivora, dan omnivora, yang masing-masing ikan ini memiliki
perbedaan morfologi mulut maupun usus pencernaannya, sesuai dengan kondisi
lingkungan supaya dapat melangsungkan hidup. Ikan air tawar dapat dibagi ke
dalam tiga golongan: (1) jenis black fish, ikan ini memiliki kemampuan adaptasi
tinggi diseluruh habitat air tawar, karena tahan terhadap perubahan lingkungan

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-16
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
dan umumnya memiliki alat pernafasan tambahan (labyrin). Contohnya Clarias
(Clariidae), Channa (Channidae), Notopterus (Notopteridae), dan Anabas
(Anabantidae). Ikan tersebut termasuk jenis ikan residen pada daerah tertentu.
(2) jenis white fish (ikan putihan), termasuk jenis ikan yang aktif bermigrasi
selama hidupnya dan sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Ikan
tersebut tidak mampu berdaptasi dengan lingkungan yang terus menerus
berubah dan ikan ini hidup dibagian permukaan air. Contohnya Rasbora,
Osteochilus (Cyprinidae), dan Pangasius (Pangasiidae) dan (3) ikan moderat,
ikan ini memiliki kemampuan beradaptasi lebih dari ikan jenis white fish dan dapat
ditemukan diberbagai tipe habitat. Jenis ikan ini kebanyakan hidup di aliran
sungai, Contohnya Crossocheilus (Cyprinidae).
Banyaknya spesies nekton di suatu perairan dapat memberikan gambaran
tentang komunitas nekton yang kompleks di perairan tersebut. Keragaman
spesies nekton di perairan, termasuk sungai dapat mendeskripsikan tingkat
kompleksitas suatu komunitas nekton di perairan tersebut. Data jenis-jenis
nekton akan diperoleh berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan
terhadap masyarakat yang sedang mencari ikan, terutama di sungai-sungai
utama dan beberapa anak sungai yang terdapat di sekitar wilayah studi, serta
wawancara dengan masyarakat setempat.

4.6. SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA


Pemukiman penduduk yang berada di dalam area IUP produksi PT. Muara
Alam Sejahtera adalah desa Muara Maung, desa Telatang, dan desa Merapi
kecamatan Merapi barat. Data jumlah penduduk di kecamatan Merapi Barat,
Kabupaten Lahat.
Berdasarkan keterangan para kades di Kecamatan Merapi Barat sebagian
besar penduduk yang bermata pencaharian disektor pertanian dan perkebunan
sekitar 70%, jauh menurun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya akibat
dampak pembukaan lahan pertambangan yang cukup besar. Meskipun demikian,
sektor pertanian tetap menjadi jenis lapangan pekerjaan utama dari penduduk di
Kecamatan Merapi Barat. Disisi lain, banyaknya penduduk yang bekerja di sector
pertanian khususnya yang menjadi buruh tani dikarenakan kurang majunya tingkat

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-17
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
pendidikan yang ada di desa tersebut ditambah lagi modal serta keahlian yang
dimiliki oleh masyarakat. Seiring dengan berkembangnya kegiatan penambangan
pada PT. Muara Alam Sejahtera diharapkan mampu untuk meningkatkan ekonomi
dan mata pencaharian warga sekitar sehingga lebih maju. Berakhirnya kegiatan
penambangan yang akan dilanjutkan kegiatan pascatambang dengan bentuk
reklamasi dan revegetasi berupa normalisasi pembentukan wisata rekreasi
perkebunan, perairan dan perikanan pada lahan bekas tambang yang menyisakan
void dan lahan permukaan terbuka yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi
mata pencaharian baru bagi masyarakat dalam bentuk wisata yang akan dinaungi
oleh dinas pariwisata, dan dapat dikelola oleh pemangku kepentingan masyarakat
setempat.
Aksesibilitas penduduk ke luar masuk desa umumnya cukup lancar karena
jalan utama merupakan jalan aspal lintas kabupaten, sehingga mempermudah
wisatawan untuk berkunjung ke lokasi wisata rekreasi air lahan bekas tambang
batubara PT. Muara Alam Sejahtera.
Dampak kegiatan pembukaan dan pematangan lahan terhadap persepsi
masyarakat merupakan dampak turunan dari fungsi penggunaan dan pengusahaan
lahan oleh kegiatan untuk konstruksi tambang. Kegiatan pembukaan lahan akan
menimbulkan dampak negatif terhadap persepsi masyarakat sekitar lokasi kegiatan
jika dalam pelaksanaannya menimbulkan gangguan pada kehidupan masyarakat
terutama akibat penurunan aktivitas pertanian masyarakat dan tata kehidupan
masyarakat sehari-hari. Persepsi positif dari kalangan masyarakat akan muncul jika
dalam proses pelaksanaannya memberikan dampak yang positif terhadap
peningkatan aksesibilitas, peningkatan terhadap usaha-usaha yang dilakukan oleh
masyarakat serta mampu menyerap banyak tenaga kerja masyarakat sekitarnya.
Dengan ini perusahaan berusaha sedemikian rupa menjadikan kawasan di sekitar
tambang sebagai mata pencaharian baru dan peningkatan pengetahuan bagi
masyarakat sekitar sehingga kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat terpenuhi
yang akan berdampak pada kehidupan sosial bermasyarakat terjalin saling
menguntungkan antar warga sekitar dan pihak perusahaan.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-18
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

BAB V
HASIL KONSULTASI DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN
(STAKEHOLDERS)

Dalam pengelolaan pertambangan batubara diperlukan strategi yang


sistematis untuk mengurangi dampak negatif kegiatan pertambangan.
Pendekatan sistem digunakan untuk merumuskan masalah secara terstruktur
sebagai panduan untuk menentukan arah kebijakan dalam menyikapi dampak
negatif yang timbul dan dirasakan oleh para pemangku kepentingan
(stakeholders). Secara teknis pelaksanaan kegiatan pascatambang
melibatkan masyarakat sekitar tambang dalam merumuskan kebijakan dan
rencana kegiatan pascatambang agar menghasilkan pengelolaan lingkungan
serta penguatan ekonomi masyarakat yang baik dan sesuai dengan aturan
yang berlaku. Tujuan dilakukannya konsultasi dengan pemangku kepentingan
adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan meminimalkan dampak sosial dan risiko potensial
yang berhubungan dengan pascatambang.
2. Mengidentifikasi berbagai kekhawatiran dan harapan utama
masyarakat.
3. Memberikan informasi kepada pihak – pihak yang terkena dampak
secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan
pertambangan yang dilakukan oleh PT. Muara Alam Sejahtera.
4. Menentukan arah kegiatan pascatambang sesuai dengan
kesepakatan pemangku kepentingan (stakeholders).

5.1 Hasil Konsultasi


Berdasarkan hasil konsultasi dengan pemangku kepentingan (yang
ada di Kabupaten Lahat yang dihadiri oleh :
1. Wakil Bupati Lahat.
2. Ketua DPRD Kabupaten Lahat.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB V Hasil Konsultasi Publik V-1


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

3. Sekretaris Daerah Kabupaten Lahat


4. Kepala Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Selatan
5. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan
6. Kepala Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten Lahat
7. Sekretaris Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten Lahat
8. Kepala Bidang Pertambangan Umum Dinas Pertambangan Dan Energi
Kabupaten Lahat
9. Kepala Bidang Listrik Dan Pengembangan Energi Dinas
Pertambangan Dan Energi Kabupaten Lahat
10. Kepala Bidang Geologi Dan Program Dinas Pertambangan Dan Energi
Kabupaten Lahat
11. Kepala Bidang Minyak Dan Gas Bumi Dinas Pertambangan Dan Energi
Kabupaten Lahat
12. Kepala Seksi Bimbingan Teknis Dan Pembinaan Dinas Pertambangan
Dan Energi Kabupaten Lahat
13. Kepala Seksi Pengawasan Teknis Dan K3L Dinas Pertambangan Dan
Energi Kabupaten Lahat
14. Kasi Pengelolaan Dan Konservasi Dinas Pertambangan Dan Energi
Kabupaten Lahat.
15. Staf Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten Lahat
16. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Dan Penanaman Modal Daerah
Kabupaten Lahat
17. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lahat
18. Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Lahat
19. Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat
20. Dinas Hubkominfo Kabupaten Lahat
21. Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lahat
22. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Lahat
23. Badan Pertahanan Nasional Kabupaten Lahat
24. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lahat
25. Kepala Bagian Pertahanan Kabupaten Lahat
26. Kepala Bagian Hukum Kabupaten Lahat

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB V Hasil Konsultasi Publik V-2


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

27. Kepala Bagian Pemerintah Kabupaten Lahat


28. Camat Merapi Timur, Camat Merapi Barat.
29. Kepala Desa Prabumenang
30. Tokoh Masyarakat, BPD
31. Direktur Perusahaan Daerah Kabupaten Lahat
32. LSM Kabupaten Lahat.
Berdasarkan hasil konsultasi publik lahan bekas tambang
PT. Muara Alam Sejahtera akan dikembalikan lagi ke sesuai dengan
peruntukan awal setelah pascatambang. Pada prinsipnya pemangku
kepentingan mempunyai pendapat, pandangan, tanggapan dan saran yang
sama mengenai kegiatan pertambangan PT. Muara Alam Sejahtera di
Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat. Beberapa saran dari pemangku
kepentingan terkait dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai berikut.

Tabel 5.1 saran dari instansi dan pemangku kepentingan terkait.


No Instansi Saran / Pendapat Tanggapan
Mengharapkan Perhatian Terhadap Saran Diperhatikan Dan Akan
Ketua Dprd Kab.
1 Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Dilaksanakan Berkoordinasi
Lahat
Lokasi Tambang Dengan Pemkab Lahat
Bagi Tenaga Kerja Yang Terkena
Pemkab Lahat, Agar Perusahaan Memperhatikan
Phk Akan Diperhatikan Sebelum
2 Melalui Wakil Kesempatan Kerja Bagi Masyarakat
Mereka Di Phk Mendapatkan
Bupati Sekitar Tambang Serta Lingkungan
Bekal Keterampilan
Agar Dinas Pertamben Kab. Lahat Selama Ini Koordinasi Dengan
Dinas Kehutanan Sebelum Mengeluarkan Izin Kp Dinas Kehutanan Ka. Lahat Sudah
3
Prov. Sumsel Berkoordinasi Dengan Dinas Kehutanan Berjalan Baik Untuk Menghindari
Kab. Lahat Kawasan Hutan
Dari Hasil Penelitian Dan Kondisi Lahan Informasinya Kami Perhatikan
Badan Lingkungan
4 Di Kec. Merapi Barat Cocok Untuk Untuk Pertimbangan Peruntukan
Hidup Kab. Lahat
Tanaman Karet Lahan Pascatambang
Disarankan Masalah Fasilitas Kesehatan
Sarannya Diperhatikan Untuk
Dinas Kesehatan Masyarakat Mendapatkan Perhatian
5 Pelaksanaan Akan Dikoordinasikan
Lahat Pihak Perusahaan. Khususnya Gangguan
Dengan Dinas Terkait
Saluran Pernapasan (Ispa)
Disarankan Agar Memperhatikan
Dinas
Kesejahteraan Tenaga Kerja, Phk Sarannya Diperhatikan Dan
6 Ketenagakerjaan
Diusahakan Bertahap, Berikan Pelatihan Dilaksanakan
Kab. Lahat
Kepada Tenaga Kerja Sebagai Bekal
Menyambut Baik Atas Kegiatan
Masih Memerlukan Dukungan
Penambangan Batubara, Terlihat
7 Kades Banjarsari Masyarakat Untuk Tugas Tugas-
Dengan Pelaksanaan Sudah Berjalan
Tugas Lapangan
Baik.
Masyarakat Mendukung Usaha
Kades Pertambangan Batubara Ini, Keinginan Masyarakat Akan
8
Prabumenang Mengharapkan Agar Masyarakat Juga Menjadi Perhatian Perusahaan
Ikut Sejahtera

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB V Hasil Konsultasi Publik V-3


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Sumber : berita acara konsultasi public PR. Muara Alam Sejahtera

Adapun hasil konsultasi publik yang telah diadakan di Ruang Pertemuan


PEMDA Kabupaten Lahat Tanggal 31 Agustus 2009 dapat disimpulkan (berita
acara dan notulen rapat terlampir):
1. Setiap perusahaan pertambangan batubara wajib melakukan reklamasi
dan revegetasi lahan bekas tambang dengan kondisi ekosistem
mendekati kondisi pada saat awal sebelum kegiatan penambangan
2. Program penutupan tambang PT. muara alam sejahtera dilakukan
dengan pemilihan tanaman yang cocok dengan kondisi lahan pasca
tambang. Untuk itu direncanakan berupa beberapa zonasi (Kawasan)
seperti zonasi perkebunan tanaman buah lokal, zonasi perkebunan
tanaman buah lokal, zonasi perkebunan kelapa sawit dan karet, PT.
Muara Alam Sejahtera bertanggung jawab pada kegiatan penanaman
dan pemeliharaan perkebunan tersebut dengan melaku uji kelayakan
sebelum diserahkan kepada pemerintah daerah Kabupaten Lahat.
3. Aset dan fasilitas tambang PT. Muara Alam Sejahtera berupa sarana
dan prasarana penunjang seperti bangunan kantor, mes karyawan,
Gudang, tangki BBM, Kantor pengolahan, bangunan mesin dan pos
penjagaan akan diserahkan kepada pemda kabupaten Lahat dengan
berita acara. Fasilitas tambang berupa jalan tambang dialih fungsikan
menjadi jalan perkebunan. Aset dan fasilitas yang ada di tambang
PT. Muara Alam Sejahtera dapat dilihat pada tabel 5.3 sebagai berikut.
Pemantauan rehabilitasi lahan dilakukan pada tapak bekas tambang,
tapak bekas sarana penunjang dan pengolahan sebelum diserahkan
kepada Pemda Kabupaten Lahat.
4. Kegiatan community development PT. Muara Alam Sejahtera yang akan
dilaksanakan yaitu
- Kolam penampungan air dari sisa bukaan lahan tambang, akan
digunakan sebagai sarana penunjang perkebunan kelapa sawit atau
untuk keperluan lainnya seperti budidaya ikan
- Pelatihan dan pengembangan Teknik pertanian menuju pertanian
terpadu dan mandiri yang melibatkan masyarakat setempat sehingga
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB V Hasil Konsultasi Publik V-4
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

menimbulkan sinergi yang positif dengan program perkebunan


kelapa sawit. Program ini dikelola oleh PT. Muara Alam Sejahtera
dengan pihak ketiga.
5. Pelepasan tenaga kerja PT. Muara Alam Sejahtera mengacu kepada:
- Pelepasan hubungan kerja berdasarkan undang-undang tenaga
kerja yang berlaku.
- Pemanfaatan tenaga kerja dibatasi dengan kebutuhan tahapan
kegiatan selanjutnya.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB V Hasil Konsultasi Publik V-5


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

BAB VI

PROGRAM PASCATAMBANG

Program pascatambang bertujuan untuk memulihkan atau memperbaiki


kondisi sumberdaya sisa aktivitas penambangan agar dapat difungsikan semaksimal
mungkin bagi tujuan pembangunan yang berkelanjutan pasca penambangan. Aspek
penting yang menjadi dasar dalam pelaksanaan program ini meliputi aspek ekologis
dan sosial ekonomi. Pertimbangan dari segi ekologis didasari kepada upaya
meminimalisir dampak buruk yang berkelanjutan akibat dari aktivitas penambangan
yang telah berlangsung. Sedangkan pertimbangan dari aspek sosial ekonomi
didasari kepada kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan sumberdaya yang ada
sebagai sarana penggerak perekonomian yang berkelanjutan bagi masyarakat
setempat. Untuk tujuan yang dimaksud, maka pertimbangan program kegiatan pokok
pascatambang berdasarkan studi kelayakan, rencana reklamasi, konsultasi publik,
ANDAL dan rencana perusahaan yang akan dilaksanakan meliputi upaya rehabilitasi
dan reklamasi tapak bekas aktivitas tambang, pemeliharaan dan perawatan
sumberdaya yang dapat dimanfaatkan serta pemberdayaan potensi lokal guna
meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat.

6.1. Reklamasi Lahan Bekas Tambang Dan Lahan Diluar Bekas Tambang
Semua kegiatan reklamasi dilaksanakan pada rencana pascatambang berada di
dalam wilayah izin usaha pertambangan operasi produksi PT. Muara Alam Sejahtera.
Reklamasi tambang yang terkait dengan program pascatambang dibagi menjadi tiga
prioritas wilayah yaitu:
a. Tapak Bekas Tambang
b. Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian
c. Fasilitas Penunjang

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-1


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Kegiatan penambangan PT. Muara Alam Sejahtera telah dimulai dari tahun
2009 yang kemudian dilakukan perpanjangan kegiatan penambangan hingga tahun
2032. Berdasarkan dokumen studi kelayakan sebelumnya, rencana pascatambang
kegiatan pertambangan eksisting dari tahun 2009 hingga tahun 2022 dan setelah
revisi rencana pascatambang untuk kegiatan penambangan hingga tahun 2032
dapat dirangkum menjadi tabel 6.1.

Tabel 6.1. Rencana Luas Lahan Terganggu Untuk RPT di PT. MAS
Luas (Ha)
Lahan
Sebelum Revisi Setelah Revisi
a. Tapak Bekas Tambang 143,32 234,43
1. Fasilitas Tambang
- Topsoil/Bank Soil 24,09 8,76
- Gudang Handak 0 1,01
2. Jalan Tambang 7,32 14,27
3. Tambang Permukaan
- Pit 65,50 0
- Disposal 44,32 5,59
4. KPL 2,00 12,00
5. Final Void (Keliling 6.025 m) 0 192,80
b. Fasilitas Pengolahan 22,74 21,83
1. Crushing Plant 0
- Crusher & Landfill 0 17,40
- Bangunan (Workshop dll) 0 0,17
2. Stockpile 22.74 3,38
3. KPL 0 0,88
c. Fasilitas Penunjang 1,07 9,42
1. Lahan Bekas Landfill 0 3,33
2. Kantor dan sarana penunjang 1,07 0,24
3. Fasilitas diluar WIUP 0
- Bangunan 0 0,03
- KPL 0 0,15
- All Area 0 5,67
TOTAL 172,04 265,68
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020, dan dokumen RPT tahun 2018

6.1.1. Tapak Bekas Tambang


Kegiatan reklamasi lahan tapak bekas tambang pada program pascatambang
akan disesuaikan dengan peruntukan lahan pascatambang yang telah dibahas di
Bab IV atau disesuaikan dengan zonasi yang telah ditetapkan. Berdasarkan
keperuntukan lahan yang telah dibahas di Bab IV, lahan tapak bekas tambang
batubara PT. Muara Alam Sejahtera akan direkayasa sedemikian rupa sehingga

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-2


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
dapat dijadikan lokasi wisata rekreasi air, dan wisata perkebunan. Pengelolaan lahan
sesuai rencana akan dilakukan secara bertahap selama kurang lebih 2 tahun sejak
masa operasi tambang berakhir. Kondisi lahan tambang pada akhir masa reklamasi
ini, diharapkan telah sesuai dengan rencana zonasi yang telah ditentukan.

Tabel 6.2. Lokasi Kegiatan RPT pada Tapak Bekas Tambang Sebelum Revisi

Sumber : Dokumen RPT PT. MAS tahun 2018

Tabel 6.3. Lokasi Kegiatan RPT pada Tapak Bekas Tambang Setelah Revisi
Tapak bekas tambang (Ha) 234,43
Disposal Selatan (Pit Alam 1-3) 4,30
Disposal Alam 4 (Pit Alam 4) 2,20
Bongkar & 1 Bank Soil Disposal Timur (Pit Alam 5-7) 2,26
reklamasi Total 8,76
2 Gudang Handak 1,01
Perawatan 3 jalan hauling (th 2009) 0,80
Jalan
& jalan hauling (th 2010) 0,20
Tambang
penanaman jalan hauling (th 2011) 0,20
& hauling
sawit jalan hauling (th 2015) 13,07
Total Luas (Ha) 14,27
Tambang Bukaan Lahan Disposal Timur th
Reklamasi 4 5,59
Permukaan 2029
Reklamasi 5 KPL KPL Tahun 2023 4,00
KPL Tahun 2024 2,00
KPL Tahun 2025 4,00
KPL Tahun 2027 2,00
Total 12,00
Pengamanan lahan bekas bukaan tambang
6 192,80
Pit Alam 1-3 (void)
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020,

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-3


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Setiap lokasi kegiatan pertambangan mempunyai kondisi tertentu yang
mempengaruhi pelaksanaan reklamasi. Pelaksanaan reklamasi di tapak bekas
tambang meliputi beberapa kegiatan pada lokasi lahan sebagai berikut :
1. Pembongkaran Fasilitas Tambang
Fasilitas Tambang yang tersisa untuk rencana pascatambang terdiri dari Bank
soil/tanah pucuk dan Gudang Handak dengan total luas lahan seluas 9,77 ha.
Kegiatan pembongkaran fasilitas tambang pada Banksoil berupa perataan
permukaan lahan dari sisa-sisa kegiatan penggunaan lahan menggunakan
buldozzer bertujuan merapikan lahan dari tumpukan batuan atau material yang
dapat mengganggu kegiatan revegetasi sehingga tanak pucuk dapat merata dan
tertata dengan rapi sedangkan untuk fasilitas tambang pada gudang handak
berupa pembongkaran seluruh bangunan gudang handak dengan ketentuan
bahwa gudang handak telah kosong dari seluruh bahan-bahan peledak sehingga
kegiatan pembongkaran bangunan tidak memiliki risiko ledakan. Material hasil
pembongkaran dijadikan sebagai timbunan terhadap lokasi tersebut yang
kemudian dilakukan penataan permukaan lahan untuk dilanjutkan kegiatan
revegetasi.

Tabel 6.4. Pembongkaran Fasilitas Tambang


Luasan (Ha)
Deskripsi
Sebelum Revisi Setelah Revisi
Banksoil 24,09 8,76
Gudang Handak 0 1,01
Total 46,83 9,77
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020, dan dokumen RPT tahun 2018

2. Reklamasi Fasilitas Tambang


Kegiatan reklamasi fasilitas tambang terdiri dari penataan lahan permukaan
tanah pucuk pada banksoil area, lahan banksoil/tanah pucuk tidak perlu
dilakukan penebaran lagi karena banksoil sudah tersedia pada lahan tersebut,
Sedangkan lahan bekas gudang handak akan dilakukan penebaran tanah zona
pengakaran pada lahan seluas 1,01 ha, kemudian seluruh lahan bekas fasilitas
tambang (banksoil area dan lahan bekas gudang handak) dilanjutkan kegiatan
revegetasi lahan berupa penanaman tanaman pioneer dan tanaman lokal (karet

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-4


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
dan buah-buahan) untuk dijadikan lahan wisata perkebunan seluas 9,77 ha lalu
dilakukan pemeliharaan dan pemupukan tanaman kebun, selain itu di sekitar
lahan tersebut akan dibuat drainase sebagai tindak pengendalian erosi. Di lokasi
ini juga akan dibuat jalan setapak berupa konblok sepanjang 1 x 500 m pada
setiap lahan yang nantinya daerah ini dibentuk sedemikian rupa sehingga akan
menjadi taman rekreasi buah-buahan untuk wisatawan.

Tabel 6.5. Reklamasi Lahan Bekas Fasilitas Tambang


Luasan (Ha)
Deskripsi Lokasi
Sebelum Revisi Setelah Revisi
- Banksoil 24,09 0
Penebaran Tanah Pucuk
- Gudang Handak 0 1,01
- Banksoil 24,09 8,76
Revegetasi
- Gudang Handak 0 1,01
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020, dan dokumen RPT tahun 2018

Hal yang tidak boleh terlupakan yaitu pemeliharaan tanaman berupa


penyiraman tanaman secara berkala. Karena lokasi lahan revegetasi luas yang
tidak berdekatan maka diperlukan alat siram yang mampu berpindah-pindah
secara effisien, sehingga dibutuhkan alat pemeliharaan berupa small water tank
trailler yang merupakan tempat penampung air (tangki air) portable yang
dilengkapi dengan pompa air dengan ditarik oleh kendaraan apa pun sehingga
memperlancar proses penyiraman. Small water tank trailler disarankan memiliki
ukuran kapasitas hanya 2500ℓ sehingga mampu untuk melewati barisan tanaman
(Gambar 6.1.)

Sumber : Alibaba.com

Gambar 6.1. Small Water Tank Trailler


PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-5
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
3. Pembongkaran dan Reklamasi Jalan Tambang
Jalan Tambang yang telah dibuat tidak akan dilakukan pembongkaran melainkan
hanya dilakukan perawatan dan penanaman pohon sawit serta lcc berfungsi
sebagai penguat struktur jalan dari limpasan air pada jalan. Perawatan jalan
berupa perataan jalan menggunakan motor grader sehingga layak untuk
digunakan sebagai fasilitas transportasi taman wisata rekreasi dan danau yang
akan diserah terimakan ke pemangku kepentingan masyarakat setempat dan
pengelola taman wisata rekreasi tersebut sedangkan penanaman sawit pada
setiap pinggir kiri-kanan jalan sepanjang 6.743 m dengan jarak tanam 9,5 x 9,5
m dengan jumlah 710 bibit setiap tepi jalan maka 1.420 bibit untuk tepi kiri-kanan
jalan serta akan disisipi tanaman lcc berjarak 0,6 x 0,6 m. Tanaman sawit
tersebut akan dilakukan pemeliharaan dan perawatan setiap tahun selama 3
tahun dengan total luas jalan sebesar 14,27 ha. Jalan tersebut merupakan 1,20
jalan sebagai jalan milik PT. MAS dan 13,07 ha jalan hauling kerja sama antara
PT. MAS dengan PT. Prima Mulia Sarana Sejahtera bahwa ketentuan semua
lahan jalan hauling/non tambang yang termasuk ke dalam IUP OP PT. MAS
merupakan tanggung jawab PT. Muara Alam Sejahtera.

Tabel 6.6. Perawatan Jalan Tambang/Hauling


Luasan (Ha)
Deskripsi Lokasi
Sebelum Revisi Setelah Revisi
Perawatan Jalan (perataan)
Jalan Tambang dan Hauling 7,32 14,27
dan penanaman sawit
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020, dan dokumen RPT tahun 2018

4. Reklamasi Lahan Bekas Tambang Permukaan


Tambang permukaan diharapkan telah direklamasi seluruhnya sebelum masa
penambangan berakhir dengan kata lain bahwa reklamasi lahan bekas
permukaan tambang sudah termasuk ke dalam rencana reklamasi periode 5
tahunan namun pada tahun 2029 menyisakan lahan bukaan tambang berupa
disposal timur seluas 5,59 ha yang akan dilakukan reklamasi berupa revegetasi
tanaman pioneer dan tanaman karet menyesuaikan kondisi pada dokumen
rencana reklamasi sesuai dengan rencana revegetasi tanaman per hektar karena

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-6


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
lokasi tersebut berada pada lahan yang sama dalam dokumen rencana reklamasi
yaitu disposal timur, selain itu pada lahan tambang permukaan menyisakan
bukaan lubang bekas tambang sebesar 49,94% dari total bukaan tambang
permukaan pada pit alam 1-9 atau sebesar 11,05 % dari total luas IUP OP
PT MAS yang berada pada desa merapi dan desa muara maung akan dilakukan
kegiatan program rencana pascatambang berupa pengendalian dan
pengamanan void yang terbentuk akibat rendahnya tingkat keekonomisan nilai
penambangan jika dilakukan kegiatan rehandling tanah penutup ke seluruh
lubang bekas tambang. Namun pada rencana pascatambang ini yang termasuk
lahan bekas tambang permukaan yaitu lahan bekas disposal di bagian timur
(Tabel 6.7). Lahan tambang permukaan pada PT. Muara Alam Sejahtera terdiri
dari beberapa lokasi bukaan tambang yang dinamakan pit Alam 1-9 tersebar
menjadi 4 lubang bukaan tambang permukaan hingga tambang berakhir tahun
2032, yaitu :

Tabel 6.7. Lahan Bekas Permukaan Tambang Termasuk Waste Dump Area
No. Lokasi Total Luas (ha) Keterangan
Pit :
192,80 ha pit akan dijadikan void dan 47,11 ha akan
1. Alam 1-3 239,91 dilakukan revegetasi yang telah termasuk ke dalam
jaminan reklamasi.
Semua pit telah ditimbun yang kemudian penimbunan
2. Alam 4 66,45
terus berlanjut menjadi disposal area alam 4.
Semua pit telah ditimbun yang kemudian penimbunan
3. Alam 5-7 43,00
terus berlanjut menjadi bagian disposal Timur.
Semua pit telah ditimbun yang kemudian penimbunan
4. Alam 8-9 36,71
terus berlanjut menjadi bagian disposal alam 8-9.
Disposal :
21,31 ha telah termasuk ke dalam jaminan rencana reklamasi
1. Timur 217,90 namun menyisakan 5,59 ha yang tidak termasuk dalam
jaminan periodik 5 tahunan rencana reklamasi.
Semua lahan telah selesai penimbunan pada tahun
2. Selatan 197,15 2018 akhir dan jaminan kegiatan reklamasi termasuk
dalam rencana reklamasi periodik 5 tahunan.
Utara dan 21,83 ha dijadikan sebagai lokasi fasilitas pengolahan
3. 56,61
Alam 4 pada tahun 2021.
Semua lahan telah selesai penimbunan pada tahun
4. Alam 8-9 71,77 2027 akhir dan jaminan kegiatan reklamasi termasuk
dalam rencana reklamasi periodik 5 tahunan.
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020,

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-7


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Pengamanan yang akan dilakukan terhadap lubang tambang yang terbentuk,
adalah salah satunya dengan penanaman cover crop atau tanaman dengan
jaringan akar yang kuat. Diharapkan dengan adanya penanaman tersebut,
lereng-lereng tambang akan memiliki kestabilan ketika nantinya tambang
tersebut akan ditinggalkan.

Tabel 6.8. Reklamasi Lahan Bekas Tambang Permukaan


Luasan (Ha)
Deskripsi Lokasi
Sebelum Revisi Setelah Revisi
1. Bekas Tambang Permukaan 65,5 0
Reklamasi
2. Disposal 44,32 5,59
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020, dan dokumen RPT tahun 2018

5. Reklamasi Lahan Bekas Kolam Pengendap


Kegiatan Reklamasi lahan bekas kolam pengendap pada tapak bekas tambang
diawali dengan penimbunan kembali galian bekas kolam pengendap lumpur,
kemudian dilanjutkan dengan penebaran tanah pucuk dan penanaman. Lahan
yang direklamasi berdasarkan pada beberapa bukaan lokasi lahan KPL per
tahun yang tersisa pada akhir umur tambang yaitu bukaan lahan lokasi KPL
tahun 2023, 2024, 2025, dan 2027 yang tersebar di sekitar lokasi penambangan
dengan total luas 12,00 ha (tabel 6.9), termasuk saluran pendukung kolam
pengendapan tersebut sedangkan akan disisakan satu lokasi lahan KPL-sump
sebagai keluaran aliran overflow dari void yang setelah 3 tahun pemeliharaan
akan direklamasi pada bagian barat laut berguna sebagai lokasi KPL-sump
pemantauan/penaatan air dari void menuju sungai.

Tabel 6.9. Reklamasi Lahan Bekas Kolam Pengendap Fasilitas Tambang


Luasan (Ha)
Lokasi
Sebelum Revisi Setelah Revisi
KPL Tapak bekas Tambang 2,0 12,00
TOTAL 2,0 12,00
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020, dan dokumen RPT tahun 2018

6. Pengamanan Lubang Bukaan Tambang (Void)


Setelah kegiatan penambangan berakhir akan menyisakan lubang bekas bukaan
tambang yang akan membentuk void pada desa merapi dan desa muara maung.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-8


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Void tersebut dalam peruntukannya akan dijadikan zona wisata air dan perikanan
sebagai kegiatan reklamasi program pascatambang. Pengamanan lereng lahan
bekas tambang berupa revegetasi dan pengendalian erosi telah termasuk ke
dalam rencana reklamasi periodik 5 tahunan. Pengamanan berikutnya adalah
dengan pemasangan pagar kawat berduri sebanyak 5 baris sehingga wisatawan
tetap dapat menikmati pemandangan danau (void) dan rambu-rambu pada
daerah-daerah yang cukup sering dikunjungi. Sedangkan untuk wisata rekreasi
sarana air dan perikanan berupa pembangunan tempat wisata rekreasi dengan
3 jenis kegiatan pembangunan yaitu dengan total luasan sebesar 192,80 ha
*terlampir :
a. Pengamanan Void (Pagar kawat harmonika dan bertiang berpondasi pada
sekeliling void sepanjang 6.025 m dan rambu-rambu)
b. Zona Wisata Air (Penebaran bibit ikan dan fasilitas rekreasi air)
c. Fasilitas wisata rekreasi
 Penyediaan fasilitas rekreasi (loket, area parkir, jalan setapak, bangku
taman, sepeda tandem, tempat sampah dan rambu-rambu keselamatan);
 Pembangunan Fasilitas Rekreasi pada bekas bangunan fasilitas
penunjang (Food court, toilet, Plazza, genset, menara pantau, kantor
pengelola, musholla dan pusat informasi); dan
 Perlengkapan Interior
d. Pembuatan drainase overflow
Luas Void yang direncanakan yaitu seluas 192,80 ha dengan batas
elevasi +60 mdpl yang dijadikan batas elevasi titik maksimal untuk pengaliran
air untuk dapat dialirkan ke sungai terdekat pada elevasi +54 mdpl melalui
kolam pantau ketika terjadinya overflow (Gambar 6.2), sehingga void
selamanya tidak akan terjadi overflow yang mengakibatkan air meluap ke
permukaan dan merusak tanaman pada lahan yang telah direklamasi.
Void yang terbentuk akan menampung air yang masuk dari berbagai
penjuru, untuk menghindari terjadinya overflow atau pelimpahan air lebih
maka dibuat drainase pengaliran air overflow yang dibuat sedemikian rupa
(gambar 6.2-6.3) menuju ke kolam pantau dan akan mengalir menuju sungai.
Drainase ini dibuat sepanjang 100 m dengan total volume 13.125 m3 berada
di bagian barat pit penambangan Alam 1-3.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-9


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Drainase overflow

+60 mdpl

Sungai +54 mdpl

Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020,


Gambar 6.2. Arah Aliran Overflow Void Tambang Batubara

Penampang drainase berbentuk trapesium yang memiliki kemiringan sisi


45° dengan dimensi sebenarnya adalah sebagai berikut :
Tinggi saluran basah = h = 5,0 m
Lebar saluran = b = 7,5 m
Lebar dasar = B = 10,0 m
Panjang sisi saluran dasar ke permukaan air = a = 8,65 m
Sudut kemiringan Saluran = α = 45o
Tinggi saluran = d = 6,0 m
Tinggi jagaan saluran = I = 0,5 m

Gambar 6.3. Saluran Trapesium

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-10


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
6.1.2. Fasilitas Pengolahan Dan/Atau Pemurnian
Fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian di tambang PT. Muara Alam
Sejahtera sebelum dilakukan revisi studi kelayakan berada di lokasi pit alam 4 seluas
13,99 ha (pada dokumen RPT Sebelum revisi seluas 22,74 ha) yang kemudian pada
tahun 2021 fasilitas pengolahan dipindahkan seluruhnya ke atas disposal alam 4
bagian timur laut karena lokasi lama akan dilakukan penambangan lanjutan untuk pit
alam 4, sehingga total luasan fasilitas pengolahan final yaitu 21,83 ha terdiri dari
crushing plant, stockpile plant, dan kolam tailing (KPL) yang berada di bagian utara
pit penambangan alam 1-3 atau timur laut dari disposal alam 4 yang nantinya
diharapkan semua fasilitas pengolahan ini akan direklamasi berupa pengelolaan
lahan dengan cara revegetasi. Kegiatan program pascatambang yang direncanakan
sebagai berikut:

Tabel 6.10. Lokasi Kegiatan RPT Pada Fasilitas Pengolahan


Luasan (Ha)
Fasilitas Pengolahan Sebelum Setelah
Revisi Revisi
Crushing Plant 22,74 17,57
- Crusher & landfill 0,0 17,40
- Gudang Kapur (8x5 m)
- gudang b3 (8x5 m)
- Tps limbah b3 (8x5 m)
- rumah genset (6x4 m)
0,0 0,17
- timbangan (0,01 ha)
- workhsop (0,08 ha)
Stockpile 4 lokasi 22,74 3,38
kpl 5 fasilitas pengolahan 0,0 0,88
TOTAL 22,74 21,83
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020, dan dokumen RPT tahun 2018

1. Pembongkaran Fasilitas Pengolahan


Fasilitas pengolahan yang telah dibangun untuk mendukung kegiatan
penambangan terdiri dari lokasi crushing plant (17,57 ha) dan Stockpile plant
(3,38 ha). Kegiatan pembongkaran terdiri dari 2 jenis kegiatan yaitu
pembongkaran crushing plant dan penataan lahan. Pembongkaran Crushing
plant direncanakan dengan penyerahan kegiatan pada pihak kedua atau di
subkontrak-kan yang sumber biayanya dari hasil penjualan barang bekas dari
besi-besi alat crushing plant itu sendiri, sedangkan penataan lahan dilakukan
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-11
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
pada lahan bekas crushing plant dan lahan bekas timbunan batubara di dekat
crusher (stockpile plant) berupa perataan permukaan lahan dari sisa-sisa
kegiatan penggunaan lahan tersebut menggunakan bulldozzer bertujuan
merapikan lahan dari tumpukan batuan atau material yang dapat mengganggu
kegiatan penebaran tanah pucuk sehingga tanak pucuk dapat merata dan tertata
dengan rapi.

Tabel 6.11. Pembongkaran Fasilitas Pengolahan


Luasan (Ha)
Deskripsi Kegiatan Lokasi
Sebelum Revisi Setelah Revisi
1. Crushing Plant
- Crusher & Landfill 0,0 17,40
Pembongkaran - Bangunan (Workshop dll) 0,0 0,17
2. Stockpile 22,74 3,38
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020, dan dokumen RPT tahun 2018

2. Reklamasi Lahan Bekas Fasilitas Pengolahan


Kegiatan reklamasi pada lahan bekas fasilitas pengolahan direncanakan akan
sama sistemnya dengan reklamasi pada fasilitas tambang yaitu membuat
kebun buah-buahan sebagai lahan wisata rekreasi dengan urutan kegiatan
berupa penebaran tanah pucuk, penanaman pioneer dan tanaman lokal
(buah-buahan), pemupukan dan pemeliharaan, pengendalian erosi dan
pembuatan jalan setapak konblok. Fasilitas pengolahan yang direklamasi
hanya pada lahan crushing plant seluas 17,57 ha.

Tabel 6.12. Reklamasi bekas Fasilitas Pengolahan


Luasan (Ha)
Deskripsi Kegiatan Lokasi
Sebelum Revisi Setelah Revisi
1. Crushing Plant
Reklamasi - Crusher & Landfill 0,0 17,40
- Bangunan (Workshop dll) 0,0 0,17
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020, dan dokumen RPT tahun 2018

3. Reklamasi Lahan Bekas Kolam Tailing


Kolam Tailing/kolam pengendap lumpur untuk fasilitas pengolahan berada di
bagian utara dekat dengan fasilitas pengolahan dengan luas 0,88 ha yang
terdiri dari 3 kompartemen KPL. Reklamasi lahan bekas kolam pengendap

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-12


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
fasilitas pengolahan sama halnya dengan reklamasi KPL fasilitas tambang
diawali dengan penimbunan kembali galian bekas kolam pengendapan
lumpur, kemudian dilanjutkan dengan penebaran tanah pucuk dan
penanaman.

Tabel 6.13. Reklamasi Lahan Bekas Kolam Tailing


Luasan (Ha)
Deskripsi Lokasi
Sebelum Revisi Setelah Revisi
Bag Timur Laut
KPL / Kolam Tailing 0,0 0,88
(crushing plant)
TOTAL 0,0 0,88
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020, dan dokumen RPT tahun 2018

4. Reklamasi lahan bekas timbunan komoditas tambang


Lahan bekas komoditas tambang yaitu lahan stockpile plant pada fasilitas
pengolahan yang mengelilingi crusher seluas 3,38 ha terdiri dari 4 lokasi
timbunan batubara dengan luasan 0,83, 0,84, ,85, dan 0,86 ha. Kegiatan
reklamasi pada lahan bekas timbunan komoditas tambang direncanakan akan
sama sistemnya dan kegiatan seiring dengan reklamasi pada fasilitas
pengolahan yaitu membuat kebun buah-buahan sebagai lahan wisata rekreasi
dengan urutan kegiatan berupa penebaran tanah pucuk, penanaman pioneer
dan tanaman lokal (buah-buahan), pemupukan dan pemeliharaan,
pengendalian erosi dan pembuatan jalan setapak konblok.

Tabel 6.14. Reklamasi Lahan bekas Timbunan Pengolahan


Luasan (Ha)
Deskripsi Kegiatan Lokasi
Sebelum Revisi Setelah Revisi
Reklamasi Stockpile Plant 22,74 3,38
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020, dan dokumen RPT tahun 2018

5. Pemulihan Lahan Kritis (Bioremediasi)


Permukaan tanah yang terkontaminasi dapat mempengaruhi Kualitas
lingkungan perairan terhadap aliran dari air permukaan yang mengaliri
permukaan tanah sehingga dapat mengganggu kesehatan manusia dan
kehidupan lainnya. Di samping itu, kondisi tanah yang demikian degraded,
mengakibatkan kegiatan revegetasi memerlukan biaya yang mahal. Dengan
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-13
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
demikian masalah yang harus diatasi terlebih dahulu dalam mengendalikan
AMD adalah memperbaiki kondisi tanah.
Salah satu metode yang ramah lingkungan adalah bioremediasi, yaitu
suatu proses dengan menggunakan mikroorganisme, fungi, tanaman hijau
atau ensim yang dihasilkan untuk mengembalikan kondisi lingkungan dengan
cara mengeliminasi kontaminan (Wikipedia, 2006). Kelompok mikroba yang
dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas tanah bekas tambang
Batubara adalah bakteri pereduksi sulfat (BPS). Dalam aktivitas
metabolismenya BPS dapat mereduksi sulfat menjadi H2S. Gas ini akan
segera berikatan dengan logam-logam yang banyak terdapat pada lahan
bekas tambang dan dipresipitasikan dalam bentuk logam sulfida yang reduktif
(Hards and Higgins, 2004). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan BPS yang diisolasi dari limbah industri kertas untuk menurunkan
kadar sulfat pada lahan bekas tambang Batubara.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pada perlakuan yang tidak di-
inokulasi dengan BPS konsentrasi sulfat dalam larutan tersebut relatif tidak
mengalami perubahan. Sedangkan pada perlakuan yang diinokulasi dengan
BPS terjadi penurunan dari konsentrasi sulfat sebesar 48.400 ppm pada hari
ke-0 menjadi 9.300 ppm pada hari ke-20 setelah inkubasi. Pada percobaan ini
BPS mulai menurunkan sulfat pada hari ke-5 inkubasi. Isolat murni BPS yang
diisolasi dari limbah industri kertas dapat mereduksi sulfat yang ditambahkan
ke dalam media Postgate. Penurunan tersebut apabila dihitung dengan rumus
efisiensi (Widyati, 2006) didapatkan nilai efisiensi sebesar 83.88%, sedangkan
kontrol yang tidak diinokulasi dengan BPS hanya mengalami penurunan
dengan efisiensi sebesar 0,81% dalam waktu 21 hari. Penurunan konsentrasi
sulfat pada berbagai penelitian karena BPS dapat menggunakan sulfat
sebagai akseptor electron untuk aktivitas metabolismenya (Higgins et al.,
2003). Karena sulfat menerima elektron maka senyawa ini mengalami reduksi
menjadi sulfida sehingga konsentrasinya dalam kultur tersebut mengalami
penurunan.
Bakteri Pereduksi Sulfat (BPS) efektif digunakan dalam proses
bioremediasi tanah bekas tambang Batubara dengan waktu inkubasi 20 hari.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-14


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Aktivitas BPS dapat menurunkan konsentrasi sulfat pada tanah bekas
tambang Batubara dengan efisiensi 89,76% dalam waktu inkubasi 20 hari.
Penurunan sulfat tersebut dapat meningkatkan pH tanah bekas tambang
Batubara dari 4,15 menjadi 6,66 dalam waktu yang sama. Nilai pH tersebut
merupakan pH yang ideal untuk pertumbuhan sebagian besar tanaman,
sehingga bioremedasi tanah dengan BPS akan sangat membantu kegiatan
rehabilitasi lahan bekas tambang batubara.

6.1.3. Kegiatan Reklamasi Fasilitas Penunjang


Fasilitas penunjang perlu dilakukan perlakuan khusus. Setiap lokasi dalam
fasilitas penunjang mempunyai kondisi tertentu yang mempengaruhi pelaksanaan
reklamasi. Pelaksanaan reklamasi umumnya merupakan gabungan dari pekerjaan
teknik sipil dan teknik vegetasi. Terdapat 2 lokasi fasilitas penunjang yang termasuk
pada rencana pascatambang ini yaitu di dalam maupun diluar WIUP OP PT. MAS.
Kegiatan reklamasi pada fasilitas penunjang di dalam WIUP yaitu revegetasi lahan
bekas landfill seluas 10,74 ha 40% akan dijadikan sebagai taman wisata perkebunan
seluas 3,33 ha dan bangunan bekas fasilitas penunjang seluas 0,24 ha di
penambangan batubara PT. Muara Alam Sejahtera yang akan dilakukan perawatan
dan pemeliharaan bangunan karena fasilitas ini akan diperuntukkan sebagai
bangunan kegiatan rekreasi yang nantinya dikembalikan ke Pemerintah terlebih
dahulu dan akan diserahkan kepada pemangku kepentingan masyarakat sebagai
pengelola ataupun dinas pariwisata serta dilakukan pengawasan oleh Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral/ Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dilnas
Lingkungan Hidup sebagai pengawas.
Pemeliharaan dan perawatan reklamasi fasilitas penunjang di dalam WIUP OP
yang dilakukan berupa pengecatan ulang dan perbaikan pada bangunan tembok
ataupun lantai bangunan dengan total luas bangunan sebesar 0,24 ha. Kegiatan
terbagi menjadi 4 macam yaitu perawatan pada bangunan full tembok, bangunan
terbuka, perawatan drainase serta bioremediasi yang diperlakukan secara khusus
(biaya terlampir).

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-15


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Tabel 6.15. Perawatan dan Pemeliharaan Fasilitas Penunjang (Sebelum Revisi)

Sumber : dokumen RPT tahun 2018

Tabel 6.16. Perawatan dan Pemeliharaan Fasilitas Penunjang (Setelah Revisi)


Fasilitas Penunjang Ha m2
area perkantoran 0,68
- kantor 20 x 23 0,05 500
- mushola 6x6 0,005 50
- aula 12 x 8 0,0096 96
Perawatan - Pos Sekuriti 5 x 8,7 0,002 20
Infrastruktur - parkiran motor 20 x 9 0,02 200
Drainase Paritan 1.500
Landfill 3,33
lapangan 12 x 7 0,01
Nurserry 0,32
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020

Sedangkan kegiatan reklamasi fasilitas penunjang diluar WIUP OP PT. MAS


yang berada di stockpile kontainer sukacinta yaitu Pembongkaran bangunan dan
perataan lahan landfill, Penimbunan lubang bekas KPL, serta Revegetasi seluruh
lahan dengan total luas lahan yang digunakan seluas 5,67 ha.

Tabel 6.17. Reklamasi Fasilitas Penunjang diluar WIUP OP (Setelah Revisi)


Fasilitas Penunjang Diluar WIUP (Ha)
Stockpile Sukacinta 5,67
- Container (Kantor, Rumah
0,026
Genset, dan TPS)
- Timbangan 0,004
- Pos Satpam 0,001
- kpl 1 0,1
- kpl 2 0,02
- kpl 3 0,03
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-16


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
6.1.4. Reklamasi dan Revegetasi
Pelaksanaan reklamasi dan revegetasi meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Persiapan Lahan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan persiapan lahan ini adalah
sebagai berikut :
a. Pengamanan lahan.
b. Pengaturan bentuk lahan.
c. Pengaturan/penempatan lahan pada lapisan tipis batubara.
2. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi
Pengendalian erosi merupakan kegiatan yang mutlak dilakukan selama
kegiatan di dalam aktivitas pertambangan pada lokasi fasilitas penunjang dan
setelahnya. Erosi mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanah, terjadinya
endapan lumpur dan partikel halus batubara. Untuk mengendalikan erosi
dilakukan tindakan konservasi tanah dan penanaman covercrop (LCC).
3. Pengelolaan Tanah Pucuk
Maksud dari pengelolaan tanah pucuk untuk mengatur dan
memisahkan tanah pucuk dengan lapisan tanah lain. Hal ini penting karena
tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman dan merupakan salah satu
faktor penting untuk keberhasilan pertumbuhan tanaman pada kegiatan
reklamasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan tanah pucuk
adalah Pengamatan profil tanah dan identifikasi pelapisan tanah tersebut
sampai dengan lahan tapak untuk pengolahan dan pemurnian.
a. Pengupasan tanah berdasarkan atas lapisan-lapisan tanah dan
ditempatkan.
b. Pada tempat tertentu sesuai tingkat lapisannya. Timbunan tanah pucuk
tidak melebihi dari 2 meter.
c. Pembentukan lahan sesuai dengan susunan lapisan tanah semula. Tanah
pucuk ditempatkan paling atas dengan ketebalan minimal 0,3 m.
d. Ketebalan timbunan tanah pucuk pada tanah yang mengandung racun
dianjurkan mengisolasi dan memisahkannya.
e. Tanah sebaiknya jangan dilakukan dalam keadaan basah untuk
menghindari Pemadatan dan rusaknya struktur tanah.
f. Bila lapisan tanah pucuk tipis (terbatas/sedikit), perlu dipertimbangkan.
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-17
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
4. Pengelolaan Sisa-sisa Limbah dan lainnya
Maksud dari pengelolaan ini untuk mengatur dan memisahkan limbah
dengan lapisan tanah lain yang dikumpulkan pada lokasi tertentu dan
kemudian dilakukan tindakan bioremediasi sebagai tindakan pengurai limbah
yang terkontaminasi sehingga aman tidak mencemari lingkungan sekitarnya.
Hal ini penting karena tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman dan
merupakan salah satu faktor penting untuk keberhasilan pertumbuhan
tanaman pada kegiatan reklamasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan sisa-sisa limbah adalah pengamatan profil tanah dan tanah
permukaan dari terkontaminasi dari sisa-sisa fasilitas umum.

5. Kegiatan Revegetasi
Keberhasilan revegetasi bergantung pada beberapa hal seperti
Persiapan penanaman, pemeliharaan tanaman serta pemantauan tanaman.
Pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan lahan yang akan di tanami yaitu
yang tumbuh cepat di lahan kritis sebagai perintis lahan bekas galian dan
timbunan. Tanaman yang di pilih terdiri dari 2 macam peruntukan yaitu hutan
dan perkebunan wisata dengan total 625 bibit/ha yang terbagi menjadi 3 jenis
yaitu tanaman pioneer (pohon sengon, Jabon, Sungkai, Pulai, mahoni, waru)
tanaman Lokal (Karet dan buah-buahan). Penanaman yang dilakukan terlebih
dahulu menanam LCC (kacang-kacangan) dan bibit pioneer yang kemudian
dilanjutkan dengan penanaman tanaman pokok. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam persiapan penanaman antara lain sebagai berikut :
a. Kegiatan pemupukan.
b. Pemilihan kualitas bibit
c. Pengumpulan dan ekstasi biji
d. Penyimpanan biji
e. Persiapan pembenihan
Pola tanam diatur berdasarkan kaidah-kaidah dengan memperhatikan
aspek konservasi tanah dan air, serta sesuai dengan hasil penelitian
ditetapkan jarak tanam 4 m x 4 m. Penanaman dilaksanakan dengan sistem
pot dan grid pada lahan yang relatif datar (0-15%), yakni penempatan jalur dan
titik tanam tegak lurus tersebar merata tanpa memperhitungkan kontur. Arah
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-18
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
jalur tanam sedapat mungkin utara-selatan. Jalur tanam diusahakan
bersambung apabila memotong jalan. Penanaman pada lahan yang
bergelombang (lereng 15-25 %) dilaksanakan dengan jalur tanam searah garis
kontur (sesuai dengan teknis penyiapan lahan/buka jalur pada lahan miring),
sehingga tidak lurus. Proses penanaman diawali dengan pemasangan ajir
(panjang 45 cm) yang ditancapkan pada titik dan jalur tanam sebagai tanda
posisi lubang tanaman yang akan dibuat. Ajir ditancapkan pada semua titik
tanam dengan dibantu tali (supaya lurus). Jika tepat di titik tanam terdapat batu
atau pangkal batang yang mengganggu, posisi ajir digeser, tetapi untuk titik
berikutnya tetap mengikuti jalur awal. Lubang tanam dibuat pada setiap titik
tanam yang telah ditandai ajir. Lubang tanam dibuat disesuaikan dengan
kondisi lahan media tanam.
Beberapa metode penanaman kembali dari tumbuhan asli apabila
diperlukan dapat dipilih. Metode penanaman yang dipilih akan bergantung
pada ukuran dan sifat dari lokasi dan tersedianya jenis tanaman. Beberapa
menetapkan pilihan antara lain : Penyemaian langsung, penanaman semaian
dan pencangkokan. Tingkat keberhasilan dan semua metode penanaman
akan berkurang bila tidak dilakukan pemeliharaan yang baik, untuk itu
diperlukan hal-hal berikut:
a. Pemagaran atau perlindungan tiap pohon diperlukan tetapi tidak pada
penanaman skala besar. Pemagaran keliling akan memberikan
perlindungan terhadap ternak pemakan tunas, lalu lintas kendaraan dan
pejalan kaki. Pagar sementara kurang dapat memberikan perlindungan
yang baik untuk jangka waktu yang lama, pemagaran keliling dilengkapi
dengan penahan angin akan meningkatkan keberhasilan program
revegetasi.
b. Hindarkan pengairan yang berlebihan pada daerah yang sudah ditabur
dengan biji sampai tiba musim hujan.
c. Penyiraman semaian harus dikurangi sedikit demi sedikit demi mencegah
ketergantungan yang berlebihan atau terjadinya akar permukaan.
d. Penggunaan pupuk, tambahan biji atau penyulaman penanaman.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-19


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
e. Kerusakan akibat serangga dan kutu adalah hal biasa, khususnya bila
program revegetasi menghasilkan tanaman atau rumput-rumputan yang
jarang didapati di daerah tersebut.

6.2. PENGEMBANGAN SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI


6.2.1. Pendahuluan
Teknik-teknik yang dipakai untuk pengelolaan dan pengendalian dampak
lingkungan oleh kegiatan penambangan batubara telah berkembang dengan baik,
namun untuk isu-isu yang berkaitan dengan sosial ekonomi masih merupakan
tantangan dan akan diuraikan proses penanganannya sehingga dalam pelaksanaan
penambangan, reklamasi dan penutupan tambang dapat berjalan dengan baik. Isu-
isu sosial-ekonomi seperti di bawah ini yang akan diuraikan pelaksanaannya :
1. Kompensasi kehilangan lahan dan akses sumber daya alam (seperti : lahan)
dan juga potensi kehilangan ekonomis dan gangguan terhadap kehidupan
budaya.
2. Pengelolaan dampak yang berkaitan dengan operasi pertambangan seperti:
masuknya pendatang baru yang berpotensi menimbulkan ketidakseimbangan
pendapatan, konsumsi air bersih, dan terjadinya persaingan yang disebabkan
pemakaian air bersih dan sumber daya alam lain yang dipergunakan bersama.
3. Tuntutan untuk melaksanakan program community development
pengembangan kesempatan kerja dan mekanisme untuk mendistribusikan
keuntungan sosial secara lebih luas di antara masyarakat lokal.

Penerapan pendekatan sosial-ekonomi lebih ditujukan pada penanganan


dampak negatif yang dirasakan masyarakat (komponen lingkungan sosial ekonomi
dan budaya) yang disebabkan penambangan PT. Muara Alam Sejahtera.
Penanganan dampak ditujukan terutama pada desa-desa yang terkena dampak dan
berada dalam wilayah Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat. Pendekatan
sosial-ekonomi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Memberikan bimbingan dan penyuluhan tentang peranan perusahaan dalam
kegiatan penambangan dalam rangka menunjang program pembangunan
yang berwawasan lingkungan.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-20


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
2. Mensosialisasikan lokasi-lokasi yang akan digunakan dalam kegiatan
tambang batubara PT. Muara Alam Sejahtera untuk menghindari disinformasi
dan keresahan masyarakat.
3. Bekerja sama dengan dinas/ instansi terkait memberikan penyuluhan,
bimbingan, dan bantuan untuk kepengurusan status tanah agar tidak
menimbulkan konflik saat pembebasan lahan.
4. Bekerja sama dengan dinas/ instansi terkait atau lembaga lainnya untuk
memberikan bimbingan dan penyuluhan dalam rangka pemanfaatan dana
ganti rugi secara produktif.
5. Dalam hal pembebasan lahan akan dilaksanakan dengan pendekatan
langsung antara PT. Muara Alam Sejahtera dengan masyarakat, namun tetap
berkoordinasi dengan Pihak Pemerintah Daerah (dinas/ instansi terkait, aparat
kecamatan, aparat desa).
6. Mengikutsertakan masyarakat dalam program reklamasi lahan dan
penghijauan di daerah sekitar PT. Muara Alam Sejahtera dengan melakukan
kerja sama pengadaan bibit dan pupuk kandang dalam sistem
agrosilvopastura.
7. Dalam penerimaan tenaga kerja, yang diutamakan adalah masyarakat sekitar
penambangan sesuai dengan kebutuhan dan kualifikasi, serta dilanjutkan
dengan pemberian pelatihan kerja (on the job training).
8. Melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah melalui Program
Community Development (CD) yang bersifat sukarela dan Corporate Social
Responsibility (CSR) yang bersifat wajib bagi perusahaan untuk lebih
memajukan pembangunan khususnya di daerah kabupaten Lahat agar
perekonomian masyarakat sekitar lokasi kegiatan pertambangan dapat lebih
ditingkatkan dalam bentuk bimbingan usaha mikro, kecil dan menengah serta
koperasi yang ada di masyarakat, bimbingan keterampilan dan bantuan bibit
dan teknis budidaya perkebunan (terutama karet, kopi, dan kelapa sawit) atau
tanaman pangan (padi, palawija dan sesayuran).
9. Memprioritaskan masyarakat daerah-daerah terdekat dengan lokasi sebagai
sasaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (bantuan pendidikan,

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-21


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
prasarana umum, bantuan usaha mikro, kecil dan menengah serta koperasi),
yang dapat diintegrasikan dalam program CD dan CSR tersebut.
10. Memprioritaskan mitra kerja lokal dalam hal pemenuhan kebutuhan
perusahaan (kebutuhan sehari-hari karyawan dan sebagainya).

Komponen lingkungan yang terkena dampak penting dalam komponen sosial


ekonomi dan budaya kegiatan penambangan Batubara PT. Muara Alam Sejahtera
akan menimbulkan dampak besar dan penting terhadap komponen sosial ekonomi
dan budaya, yaitu konflik status lahan, penggunaan uang ganti rugi, peluang kerja
dan usaha, perubahan pola subsisten, dan perubahan nilai ekonomi rumah tangga.
Upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang harus dilakukan merupakan
usaha-usaha yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi atau
mencegah dampak negatif dan meningkatkan dampak positif.

6.2.2. Pelepasan Tenaga Kerja


Setelah kegiatan penambangan batubara berakhir, maka dilakukan pelepasan
tenaga kerja. Berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 bahwa Seluruh
karyawan tetap yang terikat terhadap perusahaan yang tidak dipekerjakan setelah
perusahaan/tambang berakhir pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon
dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang
seharusnya diterima. Perhitungan uang pesangon yang dimaksud sesuai Pasal 156
ayat 3 dengan pertimbangan masa IUP OP PT. Muara Alam Sejahtera berakhir
sampai tahun 2032, namun biaya untuk pelepasan tenaga kerja tersebut sudah
termasuk ke dalam rincian biaya operasional sebagai pertanggung jawaban
perusahaan terhadap karyawan. Penanganan tenaga kerja yang dilepas dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1. Memberikan tenggang waktu bagi pekerja yang akan terkena pemutusan
melalui pendekatan personal, sehingga tenaga kerja telah mempersiapkan diri
mencari pekerjaan baru. Pemutusan hubungan kerja dilakukan secara bertahap
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
2. Alternatif lain dengan memberikan bimbingan dan peluang usaha untuk
membuka lapangan kerja baru bagi karyawan yang akan dilepas.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-22


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
3. Mempromosikan tenaga kerja yang berprestasi untuk dipertahankan karena
memiliki keterampilan dan dapat menerima perubahan.
4. Perlu memberikan insentif/pesangon agar dapat mempertahankan personil
yang tepat dan tetap bekerja sampai penutupan final.

6.2.3. Pengembangan Usaha Alternatif


Pengembangan usaha alternatif untuk masyarakat lokal yang disesuaikan
dengan program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Program
Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Dasar pemikirannya adalah
membantu pemerintah daerah dalam membangun perekonomian masyarakat
setempat sesuai dengan program rencana pascatambang PT. MAS yaitu :
1. Pelatihan Budidaya ikan sebagai peningkatan keterampilan warga sekitar
dalam budidaya ikan,
2. Pelatihan budidaya tanaman Industri perkebunan
3. Pelatihan pengelolaan pariwisata untuk peningkatan keterampilan warga
sekitar dalam mengelola tempat wisata air bekas tambang,
4. Bagi karyawan yang di PHK, direncanakan akan diajak rekreasi terlebih dahulu
untuk membukan wawasan terhadap kegiatan berwirausaha dan akan
diadakan pelatihan atau seminar untuk wirausaha dan nantinya karyawan bisa
dialihkan pekerjaannya ke bidang alternatif pengganti pertambangan melalui
pelatihan keahlian sebelum dilakukannya PHK, misalnya melatih karyawan
menjadi pelaku usaha mikro dan makro seperti membuka rumah makan
ataupun berdagang, beternak, berkebun
5. Bantuan modal usaha kecil

6.3. PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN


Kegiatan pemeliharaan dan perawatan terbagi menjadi 3 jenis kegiatan yaitu
Perawatan revegetasi tanaman, pemeliharaan kestabilan lereng dan erosi, serta
pemeliharaan terhadap kualitas air pada void.
1. Pemeliharaan dan perawatan revegetasi tanaman merupakan pemeliharaan
tanaman dengan masa pemeliharaan selama 3 tahun sejak tanaman tersebut
ditanam. Teknis pelaksanaan kegiatan pemeliharaan tanaman mengacu pada

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-23


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
prosedur dan standar yang umum dilakukan dengan uraian singkat sebagai
berikut :
a. Pemeliharaan tahun 1
Pemeliharaan tahun 1 mulai dilakukan pada saat umur tanaman satu bulan.
Kegiatan pokok pemeliharaan tahun berjalan berupa penyulaman,
penyiangan dan pemangkasan serta pemberantasan hama dan penyakit
tanaman.
- Penyulaman
Penggantian terhadap tanaman mati atau tanaman sakit dengan tanaman
baru yang baik dan sehat dilakukan dalam kegiatan ini. Penyulaman
didasarkan pada hasil sensus tanaman <90%, maka dilakukan
penyulaman. Kegiatan penyulaman diperkirakan meliputi sekitar 20% dari
kegiatan penanaman.
- Penyiangan
Kegiatan penyiangan bertujuan untuk membebaskan tanaman dari
tumbuhan pengganggu agar ruang tumbuh menjadi lebih luas, terutama
untuk memperoleh kandungan hara, mineral dan cahaya matahari yang
dibutuhkan. Penyiangan dilakukan dengan cara membersihkan gulma dan
tanaman pengganggu secara total di areal tanaman, dengan cara manual
maupun kimiawi (menggunakan glyphosate & sulphosate). Kegiatan ini
dilanjutkan dengan kegiatan pendangiran yaitu kegiatan penggemburan
tanah di sekitar tanaman radius ± 0,25 meter dan penimbunan tanah ke
arah pangkal tanaman. Kegiatan ini dilakukan selama tiga kali dalam satu
tahun berjalan, yaitu pada umur 4 bulan, 8 bulan dan 12 bulan.
- Pemupukan
Kegiatan pemupukan pada tahun 1 dilakukan bersamaan dengan kegiatan
persiapan lahan. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang dengan
dosis pupuk setiap batang selam daur 20 kg/batang. Teknis pemupukan
adalah dengan meletakkan pupuk di atas tanam pada dasar lubang
tanam. Setelah bibit tanaman dimasukkan dalam lubang tanam maka
pupuk tersebut beserta bagian akar bibit tanaman ditimbun dengan tanah
dari sekeliling lubang tanam.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-24


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
- Singling dan Pemangkasan
Singling merupakan upaya perawatan tanaman, khususnya Sengon,
dengan cara memotong batang-batang sekunder yang relatif lebih kecil
dan kurang bagus, sedemikian rupa sehingga terbentuk batang tunggal
tidak bercabang yang lurus. Kegiatan tersebut dilakukan satu kali
bersamaan dengan kegiatan penyiangan pada umur tanam 4 bulan.
Pemangkasan II dilakukan pada saat umur tanam 8 bulan.
- Pemberantasan Hama dan Penyakit
Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya pencegahan serangan hama dan
penyakit dengan melakukan penyemprotan segera setelah ditemukan
gejala dan tanda serangan oleh mikroorganisme atau serangga. Prakiraan
frekuensi penyemprotan dilakukan sebanyak dua kaIi dengan
menggunakan Dithane dan Ajodrin dengan dosis masing-masing 0,2 %
atau 20 ml per10 liter air untuk sekitar 150-200 batang tanaman, sehingga
kebutuhan setiap jenis obat pada setiap kali penyemprotan rata-rata 145
ml ha atau untuk selama pemeliharaan tahun berjalan 290 ml Ha.
b. Pemeliharaan Tahun II
Kegiatan pemeliharaan tahun II dimulai setelah tanaman umur lebih dari 1
tahun atau tahun kedua penanaman meliputi kegiatan penyiangan,
pemupukan pupuk organik dan pupuk buah, penjarangan serta
pemberantasan hama dan penyakit.
c. Pemeliharaan Tahun III
Kegiatan pemeliharaan tahun III dimulai setelah tanaman umur lebih dari 2
tahun atau tahun ketiga penanaman yang meliputi kegiatan penyiangan,
pemupukan pupuk organik dan pupuk buah, penjarangan serta
pemberantasan hama dan penyakit.
2. Pemeliharaan untuk kestabilan lereng dan erosi berguna untuk kegiatan
pemeliharaan terhadap lereng-lereng yang berpotensi membahayakan fungsi
ketahanan lereng lubang bekas tambang yang dijadikan void sehingga tidak
mengganggu ekosistem perairan pada void. Dalam usaha untuk mencegah atau
mengendalikan erosi ini, hendaknya diperhatikan beberapa faktor seperti iklim,
tanah, kemiringan, vegetasi penutup dan kegiatan manusia. Dari faktor-faktor

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-25


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
tersebut dapat ditentukan usaha pengendalian erosi dengan berdasarkan
prinsip-prinsip, yaitu memperbesar resistensi tanah sehingga daya rusak dan
daya hanyut aliran permukaan terhadap partikel-partikel tanah dapat diperkecil
dan memperbesar kapasitas infiltrasi sehingga lajunya aliran permukaan dapat
dikurangi. Kegiatan ini berlangsung selama 3 tahun dilakukan pemeliharaan per
tahun.
3. Pemeliharaan kualitas air pada void maksudnya Pengelolaan lingkungan
perairan void diperlukan sebagai suatu petunjuk untuk menilai perairan tersebut
apakah masih layak digunakan sesuai dengan peruntukannya atau tidak.
Mengingat kebutuhan akan air bukan saja dari segi kuantitas, tetapi juga dalam
hal kualitas harus baik. Dalam usaha pengendalian pencemaran perairan void
sangat diperlukan informasi dan masukan mengenai tingkat pencemaran yang
terjadi di perairan tersebut. Kesuburan perairan mekanisme alamiah secara
umum disebabkan pengayaan oleh unsur hara yang dibawa oleh aliran air dari
hasil pencucian lapisan tanah permukaan dan limbah organik. Proses masuknya
hara ke badan perairan dapat melalui dua cara yaitu: (1) penapisan air drainase
lewat pelepasan hara tanaman terlarut dari tanah; dan (2) lewat erosi permukaan
tanah atau gerakan dari partikel tanah halus masuk ke sistem drainase. Kegiatan
ini berlangsung selama 3 tahun dilakukan pemeliharaan per tahun.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-26


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

BAB VII
PEMANTAUAN

Kegiatan pemantauan diperlukan untuk memastikan bahwa semua aspek


dari pekerjaan-pekerjaan pascatambang berjalan dengan baik. Program
pemantauan akan dilakukan mulai dari masa pascatambang yang diperkirakan
memerlukan waktu selama 3 tahun. PT. Muara Alam Sejahtera akan membuat
laporan pemantauan yang terdiri atas laporan data triwulanan – memuat
ringkasan mengenai semua data pemantauan yang dikumpulkan selama masa
tiga bulan tersebut, serta laporan lingkungan tahunan – memuat ringkasan data,
analisis dan interpretasi atas hasil-hasil pemantauan dan kecenderungan
keadaan komponen lingkungan yang dipantau, dan ringkasan rencana kegiatan
lingkungan untuk masa tahun berikutnya.
Periode pemantauan setiap komponen dapat berbeda sehingga
pelaporan setiap komponen tersebut akan mengikuti periode pemantauan yang
telah dijadwalkan. Hasil pemantauan secara rutin dilaporkan kepada instansi
terkait (Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi) sesuai dengan periode
pemantauan yang dijelaskan dalam setiap komponen pemantauan lingkungan.

7.1. Kestabilan Fisik (Erosi)


a) Program Pemantauan
Pemantauan terhadap pergerakan tanah baik di lokasi lereng tambang
maupun lereng timbunan tanah penutup dimaksudkan untuk mengetahui sedini
mungkin apabila terjadi suatu tanda adanya pergerakan tanah. Pemantauan
pergerakan tanah dilakukan dengan cara menginstal titik tetap di lokasi pantau.
Secara berkala posisi titik tersebut diukur kembali agar diketahui apakah terjadi
pergeseran posisi atau tidak. Terjadinya pergeseran posisi menunjukkan adanya
pergerakan tanah yang berarti adanya kemungkinan terjadinya longsoran.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-1
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Tabel 7.1. Parameter dan Metode Pengukuran Tanah
 Sifat Fisik Tanah
KARAKTERISTIK BERAT – VOLUME
Kadar Air w %
Berat jenis Gs -
Berat isi asli ϒ g/cm3
Berat isi kering ϒd g/cm3
Berat isi jenuh ϒsat g/cm3
Porositas n %
Angka pori e -
Derajat kejenuhan Sr %
KARAKTERISTIK PLASTISITAS
Batas Cair LL %
Batas Plastis PL %
Indeks Plastis PI %
Batas Susut SL %
Indeks Susut SI %
Activity A %
Liquidity Indeks LI %
KARAKTERISTIK GRADASI BUTIR
< 0.002 mm %
Lempung < 0.005 mm %
Lanau 0.005-0.075 mm %
Pasir Halus 0.075 - 0.420 mm %
Pasir Sedang 0.420 - 2.000 mm %
Pasir Kasar 2.000 - 4.750 mm %
Kerikil > 4.750 mm %
Koef. Keseragaman Cu -
Koef. Kurva Cc -
KARAKTERISTIK PENGALIRAN
Koef. Permeabilitas k cm/dt
Tinggi Kapiler hc cm
Porositas Efektif nc %
KARAKTERISTIK KONSOLIDASI
Koef. Kompresibilitas av cm2/dt
Keof. Vol. kompres mv cm2/dt
Indeks Kompresi Cc -
Indeks Swelling Cx -
Koef. Konsolidasi Cy cm2/dt
Teg. Prakonsolidasi Pc kg/cm2
KARAKTERISTIK KEKUATAN

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-2
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Kohesi c kg/cm2
Sudut geser dalam Φ o
Kohesi residual Cr kg/cm2
Sudut geser dalam Φr o
residual
Kuat tekan bebas qu kg/cm2
Modulus Elastisitas Eu kg/cm2
KARAKTERISTIK KOMPAKSI DAN TMP
Berat isi maksimum ϒd max g/cm3
Kadar air optimum Wopt %
Kepadatan relatif Dr %
TMP TMP %

 Sifat Kimia Tanah

a. Bahan organik Analisis laboratorium, garvimetri, Titrasi


metode walkley & black
b. Redoks Tegangan listrik pH meter, elektroda
platina
c. pH H2O dan pH KCL Elektrokonduktimetri pH meter
d. Elektrokonduk-tivitas Elektrokonduktimetri Elektrokonduktimeter
e. C Walkley dan black Titrasi
f. P Bray 1, spektrofotometri, titrimetri Spektrofotometer
g. N Kjeldahl Destruksi, titrasi
h. Ca, Mg, K, Na Spektrofotometri Spektrofotometer
i. Al, Fe, Cu, Zn, Mn, Cd, Cr Spektrofotometri AAS

b) Aspek Lingkungan Yang Terkena Dampak


Kegiatan penimbunan tanah penutup baik pada bukaan tambang yang di
back filling maupun di outside dumping akan menyebabkan peningkatan
laju erosi tanah, terutama pada saat curah hujan tinggi. Erosi tanah ini
akan menimbulkan dampak lanjutan (sekunder) terhadap komponen
lingkungan lainnya antara lain:
 Peningkatan kepadatan tanah.
 Penurunan tingkat kesuburan tanah.
 Meningkatnya kekeruhan dan perubahan pH air sungai.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-3
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
 Gangguan terhadap biota perairan (plankton, benthos dan nekton).
 Kemungkinan adanya unsur beracun (toksik) pada tumpukan tahah
waste, yang dapat menghambat keberhasilan vegetasi.
c) Sumber Dampak Yang Akan Dipantau
Erosi yang terjadi berasal dari kegiatan penggalian tanah pucuk/tanah
penutup, penimbunan tanah penutup dan penggalian Batubara. Erosi akan
dipantau melalui pengukuran pada kolam-kolam pengendap.
d) Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur dampak yang digunakan adalah besarnya erosi/Ha/tahun dan
berkurang/bertambahnya bentang alam lama Ha/tahun. Satuan baku mutu
dalam erosi tanah adalah 2,5 ton/Ha/tahun pada tanah-tanah dasar tropis
(Morgan, 1980).
 Hasil perhitungan tingkat bahaya erosi pada saat rona awal adalah
1,48 ton/Ha/tahun tergolong sangat ringan.
 Kondisi pertumbuhan tanaman pada areal yang direvegetasi.
e) Metode Pemantauan Lingkungan
Laju erosi yang terjadi pada suatu areal dipantau dengan berbagai cara :
 Menghitung tingkat bahaya erosi dengan menggunakan metoda USLE
yang berpedoman kepada sifat-sifat tanah dan tanaman (sesuai
dengan metoda yang digunakan pada penetapan rona lingkungan awal).
 Pengamatan langsung terhadap erosi yang terjadi di lapangan
dilakukan untuk mendukung hasil perhitungan. Pengamatan
sedimentasi yang terjadi di sungai dengan menganalisis kandungan
lumpur dari air sungai juga dapat dilakukan untuk mengantisipasi
tingkat erosi yang terjadi.
 Hal ini berkaitan dengan erosi tanah adalah perubahan tingkat
kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Setiap 3 bulan dilakukan
analisis kesuburan tanah serta pengamatan terhadap pertumbuhan
tanaman di areal reklamasi. Pengamatan dilakukan pada setiap

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-4
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
reklamasi dengan membuat petak pengamatan dengan diukur tinggi
tanaman serta lingkar batangnya.
f) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Lokasi pemantauan lingkungan laju erosi tanah dan kestabilan lereng
adalah pada daerah lahan bekas bukaan pit alam 1-3 sebagai void
sebanyak 10 titik pemantauan.
g) Periode Pemantauan Lingkungan
Pemantauan dilaksanakan setiap 3 bulan sampai kegiatan pascatambang
berakhir. Pada musim hujan frekuensi pemantauan dilakukan setiap
sebulan sekali selama 3 hari. Pemantauan ini terus dilakukan sampai
dinyatakan selesai oleh instansi yang berwenang.

7.2 Air Permukaan dan Air Tanah


Pemantauan air permukaan pascatambang akan dilakukan di lokasi bebas
kolam-kolam pengendap dan di Sungai.
a) Aspek Lingkungan Yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang akan dipantau adalah kualitas air permukaan
yang berada di sekitar lokasi penimbunan, backfilling dan di sekitar lokasi
kegiatan tambang dan di Sungai. Penurunan kualitas air yang utama
terjadinya karena kekeruhan dan mungkin juga dari air asam tambang.
Dampak turunan dari parameter kualitas air adalah pH, Zat padat
tersuspensi, Fe terlarut dan Mn terlarut.
b) Sumber Dampak Yang Akan Dipantau
Kegiatan penggalian tanah pucuk/tanah penutup dan penggalian batubara,
penimbunan tanah penutup dan sarana penunjang tambang lainnya.
Meningkatnya erosi akan mengakibatkan kandungan padatan tersuspensi
dan kekeruhan air permukaan meningkat. Pengoperasian sarana
penunjang seperti bengkel akan menghasilkan limbah oli bekas.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-5
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

c) Tolak Ukur Dampak


Tolak ukur dampak terhadap perubahan kualitas air yang keluar dari lokasi
tambang adalah sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku di Provinsi
Sumatera Selatan.
d) Metode Pemantauan Lingkungan
Metode pemantauan kualitas air permukaan dan air buangan adalah
dengan melakukan analisis kimia dan perpaduan sifat-sifat kimia-fisika air
di lapangan dan membandingkannya dengan ketentuan baku mutu air
sungai sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku di Provinsi
Sumatera Selatan.
e) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Lokasi pemantauan lingkungan air adalah di setiap outlet KPL yang ada di
lokasi penimbunan dan galian tambang serta hulu dan hilir Sungai. Jumlah
titik pemantauan air adalah 5 titik.
f) Periode Pemantauan Lingkungan
Pemantauan dilakukan setiap 3 bulan sampai kegiatan pascatambang
berakhir. Pada musim hujan frekuensi pemantauan dilakukan setiap
sebulan sekali selama 3 hari. Pemantauan ini terus dilakukan sampai
dinyatakan selesai oleh instansi yang berwenang.

7.3. Biologi Akuatik dan Terestrial


Tujuan umum restorasi dalam perencanaannya adalah pemulihan kembali
fungsi-fungsi kawasan hutan seperti sebagai penghasil barang, jasa dan proses
ekologi dalam konteks yang lebih luas dan bukan sekedar menanami pohon-
pohon di lokasi tertentu. Restorasi bekas tambang lebih difokuskan pada
pemulihan dan pemeliharaan proses-proses penting seperti hidrologi, siklus hara,
transfer energi dan pemulihan fungsi-fungsi hutan sebagai habitat pada level
lanskap untuk optimalisasi fungsi ekologi hutan dan pemeliharaan biodiversitas

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-6
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
untuk kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Dengan demikian, maka perlu
dilakukan pemantauan untuk mengantisipasi kondisi akhir tambang sesuai
dengan yang diinginkan.
Pemantauan terhadap kondisi tanaman dilakukan pada seluruh areal
reklamasi dan revegetasi terhadap tanaman reklamasi mulai dari umur 1 tahun
dan 3 tahun. Lokasi-lokasi pemantauan dilakukan pada lokasi-lokasi sesuai
dengan pemantauan reklamasi yang saat ini telah dilakukan. Lokasi-lokasi
reklamasi permanen, harus tetap dilakukan agar kontinuitas keberhasilan dan
permasalahan selama masa operasi tambang dapat senantiasa tercatat dan
dikemudian hari dapat dijadikan sebagai acuan.
a) Aspek Lingkungan Yang Terkena Dampak
Perubahan jumlah populasi, potensi vegetasi, struktur vegetasi dan
keanekaragaman jenis vegetasi, serta keberadaan dan kembalinya hewan
yang akan terkena dampak ke lokasi semula.
b) Sumber Dampak Yang Akan Dipantau
Kegiatan operasional penambangan, seperti : penggalian dan penimbunan
tanah penutup serta Batubara dan pembukaan lahan.
c) Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur yang digunakan adalah perubahan jumlah populasi, potensi
vegetasi, struktur vegetasi dan keanekaragaman jenis vegetasi di areal
bekas penambangan, dibandingkan terhadap kondisi rona awal, serta
perubahan keberadaan hewan, dan keanekaragaman hewan yang ada di
areal bekas penambangan, dibandingkan terhadap kondisi rona awal.
d) metode Pemantauan Lingkungan
Metode pemantauan terhadap flora dapat dilihat pada uraian di bawah ini :
Pemantauan dilakukan terhadap persentase (%) pertumbuhan pohon yang
ada di areal reklamasi lahan pada timbunan tanah penutup dan areal
penimbunan bekas galian tambang, di areal penghijauan di tepi kiri kanan
jalan angkutan, di halaman base camp dan tempat-tempat yang terbuka.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-7
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Petak ukur pada waktu pengukuran di lapangan yang dibuat mempunyai


ukuran untuk fase pohon 20 x 20 cm2, fase tiang 10 x 10 m2. Satu petak tersebut
mewakili luasan 1 hektar. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut selanjutnya
diolah untuk memperoleh tolak ukur pemantauan yang lain yaitu kerapatan jenis,
dominasi jenis, Sedangkan untuk keanekaragaman jenis diperoleh dari jumlah
jenis yang terukur di lapangan. Persentase pertumbuhan pohon-pohon yang
ditanam diperoleh dari rumus sebagai berikut:

Persentase pertumbuhan pohon = x 100%

Perhitungan untuk memperoleh nilai kerapatan jenis,


frekuensi/penyebaran jenis, dominasi jenis dan Indeks Nilai Penting (INP) jenis
menggunakan rumus sebagai berikut :

 Kerapatan Jenis = x bt/Ha

 Kepadatan Relatif Jenis (KR) = x 100%

 Dominasi Jenis = x m2/Ha

 Dominasi Relatif Jenis (DR) = x 100%

 Frekuensi Jenis = x

 Frekuensi Relatif Suatu Jenis (FR) = x 100%

 Indeks Nilai Penting = KR + DR + FR

Metode pemantauan fauna dilakukan melalui wawancara dengan


penduduk yang berada di sekitar lokasi kegiatan penambangan dan juga
melalui pengamatan di lapangan melalui jejak kaki dan suara-suara fauna
yang terdengar.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-8
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
e) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Lokasi pemantauan lingkungan flora dan fauna adalah di lokasi-lokasi
lahan yang sudah direklamasi dengan titik pantau sejumlah 5 titik.
f) Periode Pemantauan Lingkungan
Pemantauan dilaksanakan setiap 3 bulan sekali sampai kegiatan
pascatambang berakhir. Pemantauan ini terus dilakukan sampai
dinyatakan selesai oleh instansi yang berwenang.

7.4. Sosial dan Ekonomi


Kegiatan pemantauan yang dilaksanakan di bidang sosial ekonomi pada
dasarnya merupakan kegiatan evaluasi kinerja program-program yang
dilaksanakan selama masa operasi hingga pascatambang PT. Muara Alam
Sejahtera. Kegiatan pemantauan program sosial ekonomi telah dan akan
dilaksanakan selama operasi penambangan Batubara hingga berakhir. Evaluasi
meliputi seluruh aspek terkait program pemberdayaan masyarakat dalam rangka
pembangunan berkelanjutan dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan,
kesehatan dan sanitasi. Sebagai kegiatan yang berkesinambungan, maka
pemantauan yang dilakukan selama masa operasi hingga pelaksanaan kegiatan
pasccatambang selesai untuk mengevaluasi kinerja program pascatambang.

7.4.1. Program Kesehatan


Program pembinaan kesehatan ini akan meningkatkan kemampuan
anggota rumah tangga dalam menjaga kesehatan masyarakat sekitar tambang,
program kesehatan yang dilakukan oleh perusahaan yaitu memberikan
pelayanan berobat gratis, bantuan gizi, dukungan posyandu balita dan lansia,
bantuan insentif untuk tennaga kesehatan setempat, Selanjutnya mendorong
pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan menambah
dan melengkapi sarana kesehatan dan tenaga kesehatan yang diperlukan sesuai
dengan kebutuhan.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-9
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Untuk mendukung masyarakat meningkatkan tingkat kesehatan
masyarakat, PT MAS memberikan 4 program pada rencana pascatambang.
Program tersebut, yaitu Berobat gratis; Program berobat gratis untuk masyarakat
bekerja sama dengan unit kerja kesehatan setempat. Program ini bertujuan untuk
memberikan image kepedulian perusahaan kepada kesehatan masyarakat terkait
isu-isu yang ada. Pemberian insentif tenaga kesehatan; Sebagai bentuk
dukungan perusahaan kepada para pekerja medis. Kegiatan ini dilaksanakan
bersamaan dengan kegiatan berobat gratis. Bantuan gizi ibu hamil, balita dan
lansia; Program ini dilaksanakan dengan memberikan makanan tambahan
kepada ibu hamil, balita dan lansia. Program ini bisa dilaksanakan bersamaan
dengan kegiatan posyandu. Dukungan Posyandu Balita dan Lansia; Dukungan ini
dalam bentuk bantuan peralatan dan perlengkapan posyandu.

7.4.2. Kesempatan Kerja dan Usaha


a) Aspek Lingkungan Yang Terkena Dampak
Jumlah angkatan kerja yang akan kehilangan lapangan pekerjaan
khususnya para pekerja tambang atau usaha lainnya erat kaitannya
dengan keberadaan Tambang Batubara PT. Muara Alam Sejahtera.
b) Sumber Dampak Yang Akan Dipantau
Pemutusan hubungan kerja (PHK) serta jenis kesempatan usaha yang
tidak dapat melakukan aktivitas karena penambangan Batubara telah
berakhir.
c) Tolak Ukur Dampak
Jumlah pekerja tambang dan lapangan usaha yang kehilangan pekerjaan
karena penambangan telah berakhir.
d) metode Pemantauan Lingkungan
Pemantauan dilakukan dengan cara melakukan evaluasi terhadap
perkembangan penyerapan tenaga kerja lokal dari tahun ke tahun.
Perubahan kinerja pekerja lokal yang telah bekerja di perusahaan

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-10
REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
dievaluasi dengan menggunakan survei, kuesioner dan atau wawancara
lapangan yang selanjutnya ditabulasi, dianalisis dan disimpulkan untuk
menyusun berbagai kebijaksanaan untuk penanggulangannya.
e) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Titik-titik pemantauan dilakukan secara rinci pada masyarakat yang berada
di daerah sekitar PT. Muara Alam Sejahtera berdasarkan etnis,
pendidikan, mata pencaharian dan lain-lain yang memiliki ketahanan
ekonomi.
f) Periode Pemantauan Lingkungan
Pemantauan dilakukan pada akhir penutupan tambang.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-11
REVISI II

DOKUMEN RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

BAB VIII
ORGANISASI DAN JADWAL

8.1 Organisasi
Organisasi untuk melaksanakan kegiatan pascatambang dilakukan dengan
membentuk tim pascatambang khusus untuk membuat perencanaan dan layanan-
layanan pengelolaan proyek bagi pascatambang di Wilayah PT. Muara Alam
Sejahtera. Tim ini akan mengoptimalkan sumber daya yang saat ini ada dan akan
merekrut tenaga kerja baru atau bekerja sama dengan konsultan bagi pekerjaan-
pekerjaan khusus yang diperlukan.

8.1.1. Kegiatan Pascatambang


Kegiatan utama pascatambang adalah kegiatan reklamasi sisa lahan,
pemantauan lingkungan dan penguatan/perbaikan struktur bangunan air dan
pengendalian erosi. Pelaksanaan kegiatan akan dilakukan bertahap sesuai dengan
jadwal pelaksanaan yang direncanakan.

8.1.2. Susunan Organisasi Pascatambang


Organisasi Pascatambang PT. Muara Alam Sejahtera secara umum tampak
pada Gambar 8.1 Susunan Organisasi Tim Pascatambang
PT. Muara Alam Sejahtera akan terdiri sebagai berikut :
1. Steering Committee dan Technical Committee
a. Steering committee : pemangku kepentingan yang akan dibantu oleh technical
committee.
b. Technical committee : pemangku kepentingan dan pakar yang terkait dengan
bidang-bidang yang menjadi lingkup pekerjaan Pascatambang.
2. General Manager/Kepala Teknik Tambang :
Bertanggung jawab keseluruhan proses pascatambang yang terdiri dari :
- Aspek perencanaan detail pascatambang
- Implementasi rencana pascatambang

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VIII Organisasi PascaTambang VIII-1


REVISI II

DOKUMEN RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

- Evaluasi kemajuan pelaksanaan pascatambang


- Melaporkan kemajuan kegiatan pascatambang kepada Pemerintah,
Steering committee, dan Board Of Directors (BOD).
3. Manajer Proyek
 Perencanaan operasional pascatambang
 Penyiapan lahan reklamasi (re-contouring, top soil spreading)
 Pembangunan dan perbaikan sistem drainase
 Pengawasan kemajuan pelaksanaan pascatambang
 Pengelolaan kualitas air
 Pemeriksaan dan perbaikan kolam pengendap dan void
 Contractor Management
 Unjuk kerja Health Safety and Environment (HSE)
 Pemantauan kestabilan fisik
 Konstruksi dan pemeliharaan
4. Manajer Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
 Reklamasi dan Revegetasi
 Penyiapan tanaman untuk revegetasi
 Pemantauan lingkungan
 Pelaksanaan audit
 Evaluasi kinerja lingkungan
 Rekomendasi perbaikan
 Pelaporan internal dan eksternal kemajuan pascatambang
 Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja
5. Manajer Pengembangan Masyarakat/Community Development dan Sumber
daya Manusia (Human Resources)
 Mengelola program Community Development/ Corporate Social
Responsibility (CSR) dan program exit strategy-nya pada masa menjelang
pascatambang
 Menjalankan fungsi pemantauan aspek-aspek sosio-ekonomi-budaya
masyarakat
 Evaluasi dan tindak lanjut dari community feedback
 Menjalankan fungsi community relations
 Menyelesaikan perselisihan/sengketa dengan masyarakat (community dispute)
 Menjalankan fungsi HR selama proses pascatambang
 Mempersiapkan exit strategy bagi karyawan

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VIII Organisasi PascaTambang VIII-2


REVISI II

DOKUMEN RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

6. Manajer Keuangan (Finance)


 Menjalankan fungsi finansial pascatambang
 Menjalankan fungsi kontrol terhadap aspek finansial
 Melaporkan kemajuan aspek pembiayaan

8.2. JADWAL KEGIATAN


Kegiatan pasca operasi penambangan direncanakan dimulai pada tahun
2030 setelah masa penambangan berakhir yang meliputi kegiatan Reklamasi dan
Sosial. Rincian jadwal kegiatan pascatambang PT. Muara Alam Sejahtera dapat
dilihat pada Tabel 8.1.

Tabel 8.1 Jadwal Kegiatan Pascatambang PT. Muara Alam Sejahtera

Waktu Pelaksanaan (Tahun)


No. Kegiatan
1 2
I Reklamasi
A Pembongkaran fasilitas tambang
1) Areal tapak bekas tambang
2) Areal bekas fasilitas tambang
b. Penataan areal
1) Areal tapak bekas tambang
2) Areal bekas fasilitas tambang
C Revegetasi
D Reklamasi Void
E Pembongkaran Fasilitas Penunjang
F Perbaikan dan reklamasi fasilitas penunjang
II Program Sosial Ekonomi
1) Pengelolaan dampak PHK
2) Pemberdayaan masyarakat
 Pengembangan usaha produktif alternatif
 Penguatan organisasi & kapasitas masyarakat
III Pemantauan (selama 3 tahun)
1) Kualitas air
2) Kualitas udara
3) Kestabilan lereng dan kualitas tanah
4) Sosial ekonomi
IV. Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman
VI Supervisi dan Laporan
VII Penyusunan Laporan Kegiatan
VIII Serah Terima ke Pemerintah

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VIII Organisasi PascaTambang VIII-3


REVISI II Dokumen RENCANA PASCATAMBANG
Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Gambar 8.1 Struktur Organisasi Pascatambang Batubara PT. Muara Alam Sejahtera

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VIII Organisasi PascaTambang VIII-4


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

BAB IX

KRITERIA KEBERHASILAN PASCATAMBANG

Keberhasilan dalam melakukan reklamasi lahan bekas tambang tidak bisa


hanya dilihat dari hasil akhir. Keberhasilan reklamasi hanya bisa dicapai apabila
berbagai tahapan dalam kegiatan reklamasi telah dipenuhi, yaitu:
 Penataan lahan. Kegiatan ini menyangkut pengelolaan tanah pucuk,
pengelolaan overburden, perhitungan terhadap stabilitas lereng, pencegahan
erosi dan sedimentasi, rencana void akhir, dan lain-lain
 Revegetasi. Kegiatan ini menyangkut penaburan tanah pucuk, perbaikan
kualitas tanah, jumlah populasi tanaman pionir per ha, dan perawatan
tanaman, termasuk pemupukan
 Pengayaan tanaman. Kegiatan ini untuk memperkaya jenis tanaman di lokasi
reklamasi dengan tanaman lokal
 Rencana pemanfaatan void akhir yang berisi air. Kualitas air dan desain
void harus disesuaikan dengan rencana.
 Pemantauan lingkungan. Kegiatan ini menyangkut pemantauan geoteknik,
pemantauan kualitas tanah, pemantauan erosi dan sedimentasi, kualitas air,
air asam tambang, keberhasilan revegetasi, dan lain-lain.

PT. Muara Alam Sejahtera dalam rangka menunjang keberhasilan reklamasi


pascatambang akan menyusun kemajuan pekerjaan reklamasi dan pascatambang
pada periode pelaporan dan evaluasi menyeluruh terhadap hasil pekerjaan
pascatambang serta pihak-pihak yang berkepentingan yang dilibatkan. Penyusunan
laporan kemajuan kegiatan pascatambang akan dilakukan setiap 3 bulan sekali.
Kriteria-kriteria keberhasilan kegiatan pascatambang yang telah direncanakan
disajikan pada Tabel 9.1 berikut ini.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IX Kriteria Keberhasilan PascaTambang IX-1


REVISI II Dokumen RENCANA PASCATAMBANG
Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Tabel 9.1 Kriteria Keberhasilan Kegiatan Pascatambang (Sebelum Revisi)
Sebelum Revisi
Kegiatan Rencana RPT Realisasi Akhir Tambang
No Objek Kegiatan Kriteria Keberhasilan Rencana Pascatambang
Pascatambang
(Ha) (%) (Ha) (%)
Pembongkaran fasilitas Fasilitas tambang sudah dibongkar seluruhnya dan telah direklamasi
51,83 100 0 0
tambang sesuai dengan program RPT
Reklamasi lahan bekas
51,83 100 0 0 Jalan tambang telah direklamasi seluruhnya sesuai dengan program RPT
fasilitas tambang
Perawatan jalan tambang 9 km 100 0 0 Jalan layak pakai, bersih dari material, serta drainase
Tapak bekas
1 Reklamasi tambang Bekas area penambangan telah direklamasi dan direvegetasi seluruhnya
tambang 65,5 100 0 0
permukaan sesuai program RPT
Reklamasi lahan bekas kolam Bekas kolam pengendap sudah ditimbun dan telah direklamasi
2 100 0 0
pengendap seluruhnya sesuai program RPT
Pengamanan Lahan Bekas Void yang terbentuk diamankan sedemikian rupa sesuai program RPT
0 100 0 0
Bukaan Tambang (void) sehingga tidak menyebabkan bahaya
Pembongkaran bangunan Seluruh bangunan fasilitas pengolahan (Crusher) sudah dibongkar
0 100 0 0
fasilitas pengolahan seluruhnya sesuai program RPT
Reklamasi lahan bekas Lahan bekas fasilitas pengolahan (Crusher) telah direklamasi sesuai
0 100 0 0
fasilitas pengolahan program RPT
Fasilitas Reklamasi lahan bekas kolam Bekas kolam tailing sudah ditimbun dan telah direklamasi seluruhnya
2 32,0 100 0 0
Pengolahan tailing sesuai program RPT
Reklamasi Lahan bekas Semua lahan bekas timbunan (stockpile plant) telah direklamasi sesuai
0 100 0 0
timbunan komoditas dengan peruntukkannya
Semua tanah yang terkontaminasi dikumpulkan dan diremediasi
Pemulihan (Remediasi) tanah 0 100 0 0
sehingga tidak mengakibatkan pencemaran
Reklamasi lahan bekas Seluruh bangunan fasilitas penunjang telah direnovasi dan dapat
1,07 100 0 0
Fasilitas bangunan dan pondasi beton digunakan dengan layak sesuai program RPT
3
penunjang Semua tanah yang terkontaminasi dikumpulkan dan diremediasi
Pemulihan (remediasi) tanah 0 100 0 0
sehingga tidak mengakibatkan pencemaran
Jalan tambang Per 3 bulan 100 Per 3 bulan 0 Jalan layak pakai
Tanaman Per 3 bulan 100 Per 3 bulan 0 Jumlah tanaman sesuai rencana dalam dokumen RPT
Pemeliharaan Kualitas air permukaan Per 3 bulan 100 Per 3 bulan 0 Baku mutu PP No 82 Tahun 2001
4 dan Kualitas air tanah Per 3 bulan 100 Per 3 bulan 0 Baku mutu Permenkes No 907 Tahun 2000
Pemantauan Kualitas udara Per 3 bulan 100 Per 3 bulan 0 Baku mutu PP No 41 Tahun 1999
Kebisingan Per 3 bulan 100 Per 3 bulan 0 Baku mutu PP No 41 Tahun 1999
Kualitas tanah Per tahun 100 Per tahun 0 Baku mutu PP No 82 Tahun 2001
Sumber : Dokumen Rencana Pasca Tambang PT. Muara Alam Sejahtera 2018

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IX Kriteria Keberhasilan PascaTambang IX-2


Dokumen RENCANA PASCATAMBANG
REVISI II Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Tabel 9.2. Kriteria Keberhasilan Kegiatan Pascatambang (Setelah Revisi)
Setelah Revisi
Kegiatan
No Objek Kegiatan Rencana RPT Realisasi akhir RPT Kriteria Keberhasilan Rencana Pascatambang
Pascatambang
(Ha) (%) (Ha) (%)
Pembongkaran fasilitas tambang
- Pembongkaran Gudang Handak 1,01 100 1,01 90 - Bangunan Gudang Handak Dibongkar Seluruhnya
- Penataan Lahan Banksoil / Topsoil 8,76 100 8,76 90 - Semua permukaan tanah bank soil tertata dan siap direvegetasi
Reklamasi lahan bekas fasilitas tambang 9,77 100 9,77 90 Lahan telah direklamasi seluruhnya dengan tanaman pioneer dan tanaman lokal
Kanan kiri jalan tambang sudah ditanami tanaman sawit dan permukaan jalan
Penanaman dan Perawatan jalan tambang 14,27 100 14,27 90
Tapak bekas rata serta air pada drainase mengalir.
1 Reklamasi tambang permukaan Bekas area penambangan telah direklamasi dan direvegetasi seluruhnya
tambang 5,59 100 5,59 90
(area disposal timur) dengan tanaman pioneer dan tanaman karet.
Bekas kolam pengendap sudah ditimbun dan telah direklamasi seluruhnya dan disisakan 3
Reklamasi lahan bekas kolam pengendap 12,00 100 12,00 90 kompartemen seluas 1 Ha untuk pengelolaan air selanjutnya yang kemudian akan
direklamasi. Reklamasi dilakukan dengan menanam tanaman pioneer dan tanaman lokal
Pengamanan Lahan Bekas Bukaan Tambang Void yang terbentuk diamankan sedemikian rupa sesuai program RPT sehingga
192,80 100 192,80 90
(void) tidak berpotensi bahaya
Pembongkaran fasilitas pengolahan (Crusher, Seluruh bangunan fasilitas pengolahan (pembongkaran : bangunan dan crusher,
3,38 100 3,38 90
bangunan, dan stockpile) ripping : stockpile) sudah dibongkar sesuai program RPT.
Lahan bekas fasilitas pengolahan (crushing plant dan bangunan) telah dibongkar
Reklamasi lahan bekas fasilitas pengolahan
17,57 100 17,57 90 dan direklamasi seluruhnya dengan tanaman pioneer dan tanaman buah-
(Crushing plant dan bangunan)
buahan
Fasilitas
2 Bekas kolam pengendap sudah ditimbun dan telah direklamasi seluruhnya
Pengolahan Reklamasi lahan bekas kolam tailing 0,88 100 0,88 90
dengan tanaman pioneer dan tanaman buah-buahan
Reklamasi Lahan bekas timbunan komoditas Semua lahan bekas timbunan (stockpile plant) telah direklamasi seluruhnya
3,38 100 3,38 90
(Stockpile) dengan tanaman pioneer dan tanaman buah-buahan.
Semua tanah yang terkontaminasi dikumpulkan dan diremediasi sehingga tidak
Pemulihan (Remediasi) tanah 21,83 100 21,83 90
mengakibatkan pencemaran
Semua lahan terbuka dari fasilitas penunjang sesuai dengan rencana telah
Reklamasi Lahan Bekas Landfill 3,33 100 3,33 90
direvegetasi sebagai taman kebun.
Reklamasi lahan bekas bangunan dan pondasi Seluruh bangunan fasilitas penunjang telah direnovasi dan dapat digunakan
Fasilitas 0,24 100 0,24 90
3 beton dengan layak sesuai program RPT
penunjang
Fasilitas Diluar WIUP OP 0,18 100 0,18 90 Semua fasilitas diluar WIUP OP harus sudah dibongkar dan lahannya sudah direvegetasi
Semua tanah yang terkontaminasi dikumpulkan dan diremediasi sehingga tidak
Pemulihan (remediasi) tanah 0,24 100 0,24 90
mengakibatkan pencemaran
Jalan tambang Per 3 bulan 100 Per 3 bulan 90 Jalan layak pakai
Tanaman Per 3 bulan 100 Per 3 bulan 90 Jumlah tanaman sesuai rencana dalam dokumen RPT
Kualitas air permukaan Per 3 bulan 100 Per 3 bulan 90 Baku mutu PP No 82 Tahun 2001
Pemeliharaan Kualitas air tanah Per 3 bulan 100 Per 3 bulan 90 Baku mutu Permenkes No 907 Tahun 2000
4 dan Kualitas udara Per 3 bulan 100 Per 3 bulan 90 Baku mutu PP No 41 Tahun 1999
Pemantauan Kebisingan Per 3 bulan 100 Per 3 bulan 90 Baku mutu PP No 41 Tahun 1999
Kualitas tanah Per tahun 100 Per tahun 90 Baku mutu PP No 82 Tahun 2001
Terlaksana kegiatan yang meliputi (berobat gratis, bantuan gizi, dukungan posyandu balita
Per Per
Program Kesehatan 100 90 dan lansia, bantuan insentif untuk tenaga kesehatan setempa)t dalam program
tahun Tahun pascatambang.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IX Kriteria Keberhasilan PascaTambang IX-3


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

BAB X
RENCANA BIAYA PASCATAMBANG

Rencana biaya Pascatambang akan dirangkum dan disajikan berdasarkan


Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 1827.k/30/MEM/2018
tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik Lampiran
VI matriks 3 dengan memperhitungkan kenaikan harga tiap tahun dan pengaruh
eskalasi. Besarnya rencana biaya ini dijadikan acuan jaminan pascatambang untuk
selanjutnya dengan biaya jaminan yang telah ditempatkan akan dikurangi dengan
biaya jaminan rencana pascatambang ini dan akan merevisi dokumen rencana
pascatambang sebelumnya tahun 2018. Program rencana pascatambang yang
akan dilakukan oleh PT. Muara Alam Sejahtera dimulai pada tahun 2030 dengan
luasan ± 265,68 hektar yang terletak di areal IUP PT. Muara Alam Sejahtera.

Tabel 10.1 Rencana Pascatambang pada IUP Batubara PT. Muara Alam Sejahtera
No. Area Luas
Tapak Bekas Tambang 234,43
a. Fasilitas Tambang
- Bank Soil/Top Soil 8,76
- Gudang Handak 1,01
1.
b. Jalan Hauling (keliling 6.743 m) 14,27
c. Permukaan Tambang (Waste Dump Disp Timur) 5,59
d. KPL Fasilitas Tambang 12,00
e. Void (keliling 5.570 m) 192,80
Fasilitas Pengolahan 21,83
a. Crushing Plant
- Crusher & Landfill 17,40
2.
- Bangunan (Workshop dll) 0,17
b. Stockpile Plant 3,38
c. Kolam Tailing 0,88
Fasilitas Penunjang 9,42
a. Landfill 3,33
b. Perawatan Bangunan 0,24
3. Fasilitas di Luar WIUP
a. Bangunan 0,03
b. KPL 0,15
c. All Area 5,67
TOTAL 265,68

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB X Biaya Rencana Pascatambang X-1


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

10.1 Biaya Langsung


Biaya langsung adalah biaya yang diperlukan dalam penyusunan rencana
biaya pascatambang dihitung sesuai pedoman Keputusan Menteri ESDM
No.1827.K/30/MEM/2018 dengan kebutuhannya masing-masing yang
menggunakan peralatan mekanis dengan total biaya langsung yang telah
diperhitungkan sebesar Rp 13.757.046.965,- untuk wilayah kegiatan rencana
pascatambang seluas 265,68 ha. Besarnya penyusunan komponen biaya langsung
meliputi :

10.1.1 Biaya Tapak Bekas Tambang


Perhitungan total biaya tapak bekas tambang diambil dari beberapa
komponen biaya. Biaya ini merupakan hasil perhitungan pada tapak bekas tambang
yang tidak masuk ke dalam biaya rencana reklamasi. Pekerjaan ini dilakukan
maksimal dilakukan dua tahun sebelum izin usaha pertambangan PT. Muara Alam
Sejahtera berakhir pada tahun 2032. Pekerjaan reklamasi sebelum masa akhir
tambang akan dimasukkan ke dalam rencana reklamasi yang dokumennya dibuat
secara periodik 5 tahunan. Berikut ini besarnya perhitungan yang digunakan dalam
komponen-komponen biaya untuk kegiatan reklamasi pada tapak bekas tambang
berdasarkan program rencana pascatambang pada bab VI.

1. Pembongkaran Fasilitas Tambang


Pembongkaran pada fasilitas tambang berupa penataan permukaan lahan pada
Banksoil/tanah pucuk dengan total luas lahan seluas 8,76 ha menggunakan alat
buldozzer sebagai perata permukaan lahan dari material-material bekas
kegiatan penambangan dengan total jam operasi selama 139 jam dihitung
berdasarkan produksi alat dan kondisi efisiensi produksi sebesar 87,78% dan
kegiatan pembongkaran bangunan yang tidak terpakai beserta landfill
menggunakan excavator sebagai alat bongkar bangunan dengan total luas
lahan pada gudang bahan peledak yaitu seluas 1,01 ha, sehingga total biaya
pembongkaran fasilitas tambang sebesar Rp 85.594.000,- untuk total luas
lahan 9,77 ha (Tabel 10.2)

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB X Biaya Rencana Pascatambang X-2


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Tabel 10.2. Biaya Pembongkaran Fasilitas Tambang

Kegiatan Deskripsi Luasan (Ha) Total Biaya (Rp)


Penataan Lahan Banksoil / Topsoil 8,76 79.508.000
Pembongkaran Gudang Handak 1,01 6.086.000
Total 9,77 85.594.000

2. Reklamasi Lahan Bekas Fasilitas Tambang


Lahan yang terganggu akibat pembuatan fasilitas harus ditata kembali agar
lingkungan hidup dapat pulih kembali. Penataan lahan dilanjutkan dengan
kegiatan reklamasi lainnya yaitu penebaran tanah pucuk (top soil), revegetasi
(penanaman tanaman) dan pemeliharaan yang biaya revegetasi berdasarkan
biaya revegetasi/ha yang telah ditentukan (lampiran), kemudian pengendalian
erosi, pengadaan konblok untuk jalan setapak serta pengadaan alat siram
tanaman small water tank trailler. Dimana besarnya biaya diperlukan pada akhir
pascatambang adalah Rp. 394.143.200,- (Tabel 10.3)

Tabel 10.3. Biaya Reklamasi Fasilitas Tambang


Area Unit Lokasi Luas (Ha) Total Biaya (Rp)
1. Penebaran Tanah Pucuk Gudang Handak 1,01 27.670.000
2. Pengendalian Erosi Gudang Handak 1,01 6.086.000
Fasilitas 3. Reklamasi
Tambang - Revegetasi Bank Soil Bank Soil
268.143.600
- Revegetasi Gudang Handak dan 9,31 30.916.100
Gudang Handak
- Jalan Setapak Konblok (500m) 25.000.000
- Alat Bantu Penyiraman 36.327.500
TOTAL 394.143.200

3. Pembongkaran Reklamasi Jalan Tambang


Karena jalan tambang nantinya dimanfaatkan untuk pendukung kegiatan wisata
rekreasi maka nilai luasan reklamasi jalan tambang/hauling berupa perawatan
jalan menggunakan motor grader dengan total luas jalan 14,27 ha dengan total
biaya perawatan jalan tambang sebesar Rp. 49.500.000,- dan di setiap pinggir
kiri-kanan jalan akan ditanami pohon sawit berfungsi sebagai penguat struktur
tepi jalan dari limpasan air pada jalan dengan total biaya penanaman sawit &
LCC sebesar Rp 122.429.000,- (Tabel 10.4)

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB X Biaya Rencana Pascatambang X-3


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Tabel 10.4. Biaya Reklamasi Jalan Tambang

Area Alat unit Luas Total Biaya (Rp)

Jalan Motor Grader Perawatan 14,27 ha 49.500.000


Tambang/hauling Penanaman Sawit & LCC 6.743 m 122.429.000

4. Reklamasi Tambang Permukaan


Berdasarkan rencana program pascatambang permukaan tambang yang
luasan lahan reklamasi (rincian kegiatan pada bab VI) seluas 5,59 ha berupa
revegetasi pada waste dump atau bukaan lahan disposal tahun 2029 dan
pengendalian void, namun biaya pengendalian void terpisah pada subbab ini
dan tercantum pada biaya pengamanan lahan bekas tambang (void) maka
untuk menunjang keberhasilan pembuatan taman wisata rekreasi permukaan
tambang direvegetasi dengan tanaman dengan jenis tanaman penghijauan
yang cepat tumbuh sebagai pioneer dan tanaman pokok karet yang biaya
tambang permukaan berupa pada lahan waste dump (disposal), namun pada
rencana lahan bekas tambang permukaan yang dijadikan void akan dilakukan
pengelolaan air void pada kegiatan pemeliharaan tahunan dengan biaya
tercantum pada sub bab 6 penanganan void. Sehingga total biaya untuk
reklamasi waste dump area sebesar Rp 386.933.900, dengan rincian :

Tabel 10.5. Biaya Reklamasi Tambang Permukaan


Area Unit Luas (Ha) Total Biaya (Rp)
Penataan Lahan 5,59 33.748.000
Penebaran topsoil 5,59 148.782.000
Disposal timur
Pengendalian erosi 5,59 33.294.000
Revegetasi 5,59 171.109.900
TOTAL 386.933.900

5. Reklamasi Lahan Bekas Kolam Pengendap


Lahan bekas kolam pengendap yang akan direklamasi pada fasilitas tambang
untuk tapak bekas tambang yaitu terdiri dari 6 lokasi KPL yang dibuka dengan
total luas 12,00 ha termasuk saluran pendukung kolam pengendapan tersebut,
diawali dengan penimbunan kembali galian bekas kolam pengendap lumpur
dengan tanah timbunan dari disposal terdekat, kemudian dilanjutkan dengan

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB X Biaya Rencana Pascatambang X-4


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

penebaran tanah pucuk dan penanaman menggunakan kombinasi alat mekanis


excavator dan dump truck dengan biaya sebesar Rp 2.881.892.000,- (Tabel 10.6)

Tabel 10.6. Biaya Reklamasi Lahan Bekas Kolam Pengendap


Area unit Luas (Ha) Total Biaya (Rp)
Penimbunan Lubang
12,00 1.476.648.000
Bekas KPL
KPL Tapak Penebaran tanah zona
12,00 221.606.000
Bekas Tambang pengakaran
Biaya Reklamasi 12,00 1.118.430.000
TOTAL 12,00 2.881.892.000

6. Pengamanan Lahan Bekas Tambang (Void)


Lahan bekas tambang yang terbentuk berupa void atau kolam air pada
elevasi terendah ditambang akan diamankan sedemikian rupa sesuai
dengan rencana program pascatambang berupa pengamanan lokasi void
berupa pembuatan pagar pipa besi bertiang dan berpondasi di sekeliling
kolam dengan panjang keliling 5.570m, penyediaan bibit ikan air tawar yang
siap dibudidayakan ke kolam void sebagai penanda bahwa air tersebut
sudah dalam ambang batas layak normal beserta fasilitas rekreasi air,
merekayasa wisata rekreasi pada lahan bekas fasilitas penunjang dan
disertai pembangunan marka peringatan berupa rambu-rambu dan
pembuatan drainase overflow serta perlu dilakukannya kajian lebih lanjut
terhadap geoteknik, hidrologi dan geohidrologi terhadap kestabilan lereng
lubang bekas tambang yang dijadikan void. Biaya yang diperlukan untuk
pengamanan lahan bekas void sebesar Rp. 4.494.297.791,- (Tabel10.7)

Tabel 10.7. Biaya Pengamanan Lahan Bekas Tambang (Void)


Area Unit Kegiatan Lokasi Total Biaya (Rp)
Keliling void
1. Pengamanan void Pemagaran dan rambu 1.554.856.836
(5.570 m)
Pengamanan Penebaran bibit ikan air tawar
2. Wisata Air Pada air di void 654.715.455
lahan bekas beserta fasilitas rekreasi air
tambang Penyediaan fasilitas rekreasi, Sekitar void dan
3. Fasilitas Wisata
(void) Rekayasa bangunan, bekas fasilitas 550.200.000
rekreasi
perlengkapan interior penunjang
4. Limpasan air Pembuatan drainase overflow Sebelah Barat pit 30.072.000

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB X Biaya Rencana Pascatambang X-5


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

10.1.2 Biaya pada Fasilitas Pengolahan


Fasilitas pengolahan yang telah dibangun terdiri dari crushing plant, stockpile
plant, workshop, gudang B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan kolam tailing
(KPL) yang berada di bagian timur laut penambangan pit alam 4 akan direklamasi
sesuai dengan program rencana pascatambang berupa revegetasi tanaman kebun
buah yang direncanakan direkayasa sedemikian rupa menjadi kebun wisata
rekreasi untuk wisatawan dengan rincian biaya kegiatan sebagai berikut:
1. Pembongkaran Fasilitas Pengolahan dan/atau Pemurnian
Kegiatan pembongkaran fasilitas pengolahan berupa pembongkaran alat dan
penataan permukaan lahan. Fasilitas pengolahan berupa crusher pada akhir
kegiatan penambangan dan pengolahan akan dibongkar namun proses
pembongkaran akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan karena alat
pengolahan dapat dijual kembali sehingga biaya untuk pembongkaran crusher
dianggap tidak ada atau Rp 0, sedangkan kegiatan penataan permukaan lahan
dilakukan pada lahan stockpile plant berupa ripping lantai kerja dan bangunan
workshop serta gudang dengan total luas sebesar 20,95 ha yang menghabiskan
biaya sebesar Rp 217.232.000,- (Tabel 10.8)

Tabel 10.8 Biaya Pembongkaran Fasilitas Pengolahan


Deskripsi Kegiatan Lokasi Luasan (Ha) Biaya (Rp)
Crusher & Landfill 17,40 0
Pembongkaran &
4 Stockpile plant 3,38 215.084.000
Penataan Lahan
Bangunan (Workshop dll) 0,17 2.148.000
TOTAL 20,95 217.232.000

2. Reklamasi Lahan Bekas Fasilitas Pengolahan dan/atau Pemurnian


Sesuai dengan rencana program pascatambang maka lahan bekas fasilitas
pengolahan dan/atau pemurnian yaitu pada lahan bekas crushing plant dengan
total luas sebesar 17,57 ha (Tabel 10.9).

Tabel 10.9. Biaya Reklamasi Lahan Bekas Crushing Plant


Area Unit Luas (Ha) Total Biaya (Rp)
Crushing Plant Penebaran topsoil 17,57 360.286.478
(crusher, panel, Pengendalian erosi 17,57 10.808.695
timbangan, Reklamasi (Revegetasi
17,57 537.817.700
banguan) dan Jalan Setapak)
TOTAL 908.912.873

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB X Biaya Rencana Pascatambang X-6


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

3. Reklamasi Lahan Bekas Kolam Tailing (KPL)


Kolam Tailing/kolam pengendap lumpur untuk fasilitas pengolahan memiliki luas
lahan total seluas 0,88 ha. Reklamasi lahan bekas kolam pengendap fasilitas
pengolahan sama halnya dengan reklamasi KPL fasilitas tambang diawali
dengan penimbunan kembali galian bekas kolam pengendapan lumpur,
kemudian dilanjutkan dengan penebaran tanah pucuk dan revegetasi (tanaman
pioneer dan tanaman lokal (buah-buahan), sehingga biaya reklamasi KPL fasilitas
pengolahan sebesar Rp 421.543.000,- (Tabel 10.10)

Tabel 10.10. Biaya Reklamasi Lahan Bekas Kolam Tailing


Area unit Luas (Ha) Total Biaya (Rp)
Penimbunan Lubang Bekas KPL 0,88 108.244.000
KPL Bekas Penebaran tanah zona pengakaran 0,88 16.344.000
Kolam Tailing Biaya Reklamasi 0,88 296.955.000
TOTAL 0,88 421.543.000

4. Reklamasi Lahan Bekas Timbunan Komoditas Tambang


Lahan bekas komoditas tambang yaitu lahan stockpile plant pada fasilitas
pengolahan sebagai timbunan batubara dari produksi crusher seluas 3,38 ha.
Kegiatan reklamasi pada lahan bekas timbunan komoditas tambang
direncanakan akan sama sistemnya dan kegiatan seiring dengan reklamasi
pada fasilitas pengolahan yaitu membuat kebun buah-buahan sebagai lahan
wisata rekreasi dengan urutan kegiatan berupa penebaran tanah pucuk,
penanaman pioneer dan tanaman lokal (Buah-buahan), pemupukan dan
pemeliharaan, pengendalian erosi.

Tabel 10.11. Biaya Reklamasi Lahan Bekas 4 Stockpile Plant


Area Unit Luas (Ha) Total Biaya (Rp)
Penebaran topsoil 3,38 69.309.522
Pengendalian erosi 3,38 2.079.305
Stockpile
Reklamasi (Revegetasi
3,38 103.461.800
dan Jalan Setapak)
TOTAL 174.850.627

5. Pemulihan (Remediasi) Tanah yang Terkontaminasi


Program pemulihan (remediasi) yang akan dilakukan pada tanah yang
terkontaminasi limbah B3 adalah dengan melakukan bioremediasi. Secara

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB X Biaya Rencana Pascatambang X-7


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

umum bioremediasi dimaksudkan sebagai penggunaan mikroba untuk


menyelesaikan masalah-masalah lingkungan atau untuk menghilangkan
senyawa yang tidak diinginkan dari tanah, lumpur, air tanah atau air permukaan
sehingga lingkungan tersebut kembali bersih dan alamiah. Area yang paling
terkena dampak dari kontaminasi bahan kimia, minyak, dan B3 pada fasilitas
pengolahan adalah lahan bekas crushing plant. Berikut ini ditampilkan biaya
sehubungan dengan program bioremediasi yang akan dilakukan oleh
perusahaan pada setiap lokasi dengan satuan per hektare yang dilakukan
pengelolaan tanah terlebih dahulu diambil asumsi 0,1 m tanah yang
terkontaminasi.

Tabel 10.12. Rincian Biaya Pengumpulan Tanah Terkontaminasi


Area Luas (Ha) Volume (BCM) Kegiatan Total Biaya (Rp)
Pengumpulan Tanah
Fasilitas 267.784.000
21,83 20.950 dengan Alat Mekanis
Pengolahan
Remediasi Tanah 248.862.000
Total 516.646.000

10.1.3 Biaya pada Fasilitas Penunjang


Fasilitas penunjang di Penambangan PT. Muara Alam Sejahtera pada
rencana pascatambang ini dibagi menjadi 4 macam kegiatan yaitu
a. Pertama reklamasi landfill tanah terbuka seperti parkiran lahan bebas untuk
sekitar bangunan yang akan dijadikan taman untuk sekitar bangunan,
b. kedua perawatan dan pemeliharaan bangunan berupa pengecatan ulang
dan perbaikan pada bangunan tembok ataupun lantai bangunan karena
fasilitas ini akan diperuntukkan sebagai bangunan kegiatan rekreasi yang
nantinya diserahkan ke pemangku kepentingan masyarakat sebagai
pengelola ataupun dinas pariwisata dan dinas pertambangan sebagai
pengawas,
c. ketiga kegiatan remediasi tanah terkontaminasi bahan berbahaya dan
beracun seperti tumpahan oli dan BBM,
d. keempat yaitu kegiatan pembongkaran dan perapian pada lokasi diluar
WIUP OP PT. MAS yang berada di stockpile sukacinta.
dengan rincian biaya sebagai berikut :

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB X Biaya Rencana Pascatambang X-8


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Tabel 10.13. Biaya Reklamasi Fasilitas Penunjang
Area Unit Luas (Ha) Biaya Reklamasi (Rp)
1. Landfill (taman kebun buah) 3,33 219.721.644
2. Perawatan (renovasi) Bangunan 14.155.000
Fasilitas 0,24
3. Remediasi Tanah 25.200.000
Penunjang 4. Fasilitas Diluar WIUP
- Pembongkaran & Perapian Bangunan 0,03 54.155.205
- Penimbunan Lubang bekas KPL 0,15 31.246.000
- Revegetasi seluruh lahan diluar WIUP 5,67 467.704.125

10.1.4 Biaya Pengembangan Sosial, Budaya, dan Ekonomi


a. Biaya Program Sosial, Budaya dan Ekonomi
1. Pelatihan Budidaya Ikan
Bagi masyarakat direncanakan akan ditingkatkan keterampilannya
melalui pelatihan Budidaya Ikan. Diperkirakan jumlah yang akan dilatih
sebanyak 15 orang setiap pelatihan dan dilakukan sebanyak 3 kali
dengan biaya pelatihan sekitar Rp. 1.000.000,- per orang/pelatihan,
sehingga jumlah biaya sebesar Rp 45.000.000,-.
2. Pelatihan Budidaya Tanaman
Diketahui bahwa pada saat pascatambang akan di revegetasi dengan
tanaman. Oleh sebab itu perlu diadakan pelatihan keterampilan budidaya
tanaman Industri kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan hasil
tanaman dari kegiatan revegetasi tersebut semaksimal mungkin.
Diperkirakan jumlah yang akan dilatih sebanyak 15 orang setiap
pelatihan dan dilakukan sebanyak 3 kali dengan biaya pelatihan sekitar
Rp. 1.000.000,- per orang/pelatihan, sehingga jumlah biaya sebesar Rp
45.000.000,-.
3. Pelatihan Pengelolaan Pariwisata
Pelatihan pengelolaan pariwisata untuk peningkatan keterampilan warga
sekitar dalam mengelola tempat wisata air bekas tambang, dengan
harapan setelah pascatambang warga setempat dapat berperan untuk
mengelola wisata rekreasi yang telah dilatih dan dididik. Diperkirakan
jumlah yang akan dilatih sebanyak 15 orang setiap pelatihan dan
dilakukan sebanyak 3 kali dengan biaya pelatihan sekitar Rp. 1.000.000,-
per orang/pelatihan, sehingga jumlah biaya sebesar Rp 45.000.000,-.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB X Biaya Rencana Pascatambang X-9


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

4. Pelatihan Keahlian Pelaku Usaha Kecil


Bagi karyawan yang di PHK, direncanakan akan dialihkan pekerjaannya
ke bidang alternatif pengganti pertambangan melalui pelatihan keahlian
sebelum dilakukannya PHK, misalnya melatih karyawan menjadi pelaku
usaha kecil seperti membuka rumah makan ataupun mampu membuat
dan menjual souvenir khas daerah setempat. Diperkirakan jumlah yang
akan dilatih sebanyak 15 orang setiap pelatihan dan dilakukan sebanyak
3 kali dengan biaya pelatihan sekitar Rp. 1.000.000,- per
orang/pelatihan, sehingga jumlah biaya sebesar Rp 45.000.000,-.
5. Bantuan Modal Usaha Kecil
Setelah dilakukan berbagai pelatihan keterampilan, maka faktor yang
paling penting adalah modal. Oleh sebab itu perlu diberikan modal
bergulir sebanyak 7 kelompok yang masing-masing kelompok menerima
sebesar Rp.10.000.000,- sehingga jumlah biaya yang diperlukan sebesar
Rp.70.000.000,-.

Tabel 10.14. Biaya Pengembangan Sosial, Budaya dan Ekonomi


BIAYA
No URAIAN PESERTA WAKTU JUMLAH
ORANG/BULAN
1 Pelatihan keahlian pelaku usaha kecil 15 3 1.000.000 45.000.000
2 Pelatihan budidaya pembibitan 15 3 1.000.000 45.000.000
3 Pelatihan budidaya tanaman industri 15 3 1.000.000 45.000.000
4 Pelatihan keterampilan lainnya 15 3 1.000.000 45.000.000
5 Modal usaha kecil 7 1 10.000.000 70.000.000
250.000.000

10.1.5 Biaya Pemeliharaan dan Perawatan


Biaya Pemeliharaan dan Perawatan terbagi menjadi 3 jenis yaitu Perawatan
revegetasi tanaman, pemeliharaan kestabilan lereng dan erosi, serta pemeliharaan
terhadap kualitas air pada void.
a. Pemeliharaan dan perawatan revegetasi tanaman maksudnya biaya yang
digunakan untuk kegiatan pemeliharaan tanaman selama 3 tahun terhitung
ketika tanaman telah ditanami. Besarnya biaya pemeliharaan dan perawatan
tanaman terbagi menjadi dua macam yaitu untuk perkebunan wisata (Fasilitas

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB X Biaya Rencana Pascatambang X-10


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

tambang dan fasilitas pengolahan) serta tanaman pokok karet (Lahan bekas
Waste dump) yang terdiri dari biaya untuk melakukan kegiatan :
- Pemeliharaan tahun 1, meliputi kegiatan : Penyulaman, Penyiangan,
Pemupukan, dan Pembersihan hama dan penyakit dan analisa tanah
- Pemeliharaan tahun 2, meliputi kegiatan : Penyiangan, Pemupukan,
Pembersihan hama dan penyakit.
- Pemeliharaan tahun 3, meliputi kegiatan : Penyiangan, Pemupukan,
Pembersihan hama dan penyakit.
b. Pemeliharaan untuk kestabilan lereng dan erosi berguna untuk kegiatan
pemeliharaan terhadap lereng-lereng yang berpotensi membahayakan fungsi
ketahanan lereng lubang bekas tambang yang dijadikan void sehingga tidak
mengganggu ekosistem perairan pada void. Dalam usaha untuk mencegah
atau mengendalikan erosi ini, hendaknya diperhatikan beberapa faktor seperti
iklim, tanah, kemiringan, vegetasi penutup dan kegiatan manusia. Dari faktor-
faktor tersebut dapat ditentukan usaha pengendalian erosi dengan berdasarkan
prinsip-prinsip, yaitu memperbesar resistensi tanah sehingga daya rusak dan
daya hanyut aliran permukaan terhadap partikel-partikel tanah dapat diperkecil
dan memperbesar kapasitas infiltrasi sehingga lajunya aliran permukaan dapat
dikurangi. Kegiatan ini berlangsung selama 3 tahun dilakukan pemeliharaan per
tahun.
c. Pemeliharaan kualitas air pada void maksudnya Pengelolaan lingkungan
perairan void diperlukan sebagai suatu petunjuk untuk menilai perairan tersebut
apakah masih layak digunakan sesuai dengan peruntukannya atau tidak.
Mengingat kebutuhan akan air bukan saja dari segi kuantitas, tetapi juga dalam
hal kualitas harus baik. Dalam usaha pengendalian pencemaran perairan void
sangat diperlukan informasi dan masukan mengenai tingkat pencemaran yang
terjadi di perairan tersebut. Kesuburan perairan mekanisme alamiah secara
umum disebabkan pengayaan oleh unsur hara yang dibawa oleh aliran air dari
hasil pencucian lapisan tanah permukaan dan limbah organik. Proses
masuknya hara ke badan perairan dapat melalui dua cara yaitu: (1) penapisan
air drainase lewat pelepasan hara tanaman terlarut dari tanah; dan (2) lewat
erosi permukaan tanah atau gerakan dari partikel tanah halus masuk ke sistem
drainase. Kegiatan ini berlangsung selama 3 tahun dilakukan pemeliharaan per
tahun.

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB X Biaya Rencana Pascatambang X-11


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Tabel 10.15. Biaya Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman per Hektar
Area Lokasi Total Biaya (Rp/ha)
Fasilitas Tambang 506.843.175
Disposal Timur 289.995.225
Revegetasi
Fasilitas Pengolahan 1.086.833.625
Fasilitas Penunjang 172.752.075
Kestabilan Lereng dan Erosi Lubang Bekas 150.000.000
Kualitas Air (Void) Tambang (Void) 90.000.000
TOTAL 2.296.424.100

10.1.6 Biaya Pemantauan


Biaya Pemantauan terdiri dari pemantauan semua aspek yang berdampak
terhadap lingkungan di sekitar kegiatan penambangan secara fisik maupun kimia
dengan dasar biaya pemantauan per tahun selama 3 tahun pada kegiatan
reklamasi dan revegetasi pascatambang. Total biaya pemantauan seluruhnya
adalah sebesar Rp. 143.100.000,-. Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 10.16
dibawah ini.

Tabel 10.16. Biaya Pemantauan Untuk Tiga Tahun


Biaya Tahun ke- (Rp)
Pemantauan
1 2 3 Total
1. Biaya Pemantauan Kualitas Air 120.000.000 120.000.000 120.000.000 360.000.000
2. Biaya Pemantauan Kualitas Tanah 40.000.000 40.000.000 40.000.000 120.000.000
3. Biaya Pemantauan Kestabilan Lereng 36.000.000 36.000.000 36.000.000 108.000.000
4. Biaya Pemantauan Erosi 100.000.000 100.000.000 100.000.000 300.000.000
5. Biaya Pemantauan Biologi Akuatik
72.000.000 72.000.000 72.000.000 216.000.000
dan Teresterial
6. Biaya Pemantauan Kesehatan dan Sosial 155.000.000 155.000.000 163.500.000 473.500.000
Jumlah 1.577.500.000

10.2 Biaya Tidak Langsung


Biaya tidak langsung ditentukan berdasarkan Keputusan Menteri ESDM
Nomor 1827.K/30/MEM/2018 berupa persentase grafik blok dari besaran nilai biaya
langsung (Terlampir) dikonversikan kenilai mata uang internasional yaitu US Dolar
(USD) 3 bulan terakhir yaitu Mei - Juli tahun 2020 sebesar 1 USD = Rp 14.531,-
dari total biaya langsung sebesar Rp 13.757.046.965,- dan diperoleh persentase
sebagai berikut :

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB X Biaya Rencana Pascatambang X-12


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

1. Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat sebesar 2,5 % dari biaya langsung
atau berdasarkan perhitungan.
2. Biaya perencanaan reklamasi sebesar 2 % - 10 % dari biaya langsung,
setelah dikorelasikan dengan grafik blok diperoleh 6,20%
3. Biaya administrasi dan keuntungan kontraktor sebesar 3% - 14% dari biaya
langsung, setelah dikorelasikan dengan grafik blok diperoleh 9,40%.
4. Biaya supervisi sebesar 2 % - 7 % dari biaya langsung, setelah dikorelasikan
dengan grafik blok diperoleh 4,60%.
*Grafik blok terlampir
Besarnya biaya tidak langsung didasarkan dari total biaya langsung yang
terdiri dari biaya mobilisasi dan demobilisasi alat berat, perencanaan reklamasi,
administrasi dan biaya supervisi pada PT. Muara Alam Sejahtera sebesar
Rp 3.005.358.652,-.

10.3 Total Biaya


Total biaya pascatambang merupakan biaya langsung ditambah dengan
biaya tidak langsung sebesar Rp 13.757.046.965,-, dan akan dipengaruhi oleh
faktor eskalasi dari suku bunga acuan Bank Indonesia yang dibulatkan menjadi 5 %
dengan persentase proyeksi suku bunga digunakan tahun 2020 yang telah
disepakati dari dinas ESDM Provinsi Sumatera Selatan untuk jaminan reklamasi
dan pacatambang. Dasar perhitungan jaminan pascatambang adalah pada waktu
sekarang (present value). Perhitungan tersebut untuk menentukan jumlah biaya di
akhir tahun pengerjaan program pascatambang pada tahun 2030.
Dari perhitungan diatas maka diketahui bahwa total biaya pascatambang
PT. Muara Alam Sejahtera adalah Rp. 22.783.687.308,- secara keseluruhan
besarnya jaminan pascatambang sesuai dengan Lampiran VI matrik 3.1 Keputusan
Menteri ESDM No 1827.K/30/MEM/2018
Sedangkan untuk tata cara penempatan jaminan pascatambang PT. Muara
Alam Sejahtera berpedoman pada Lampiran VI matriks 6 KepMen ESDM
No 1827.K/30/MEM/2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Pertambangan
yang Baik sesuai dengan sisa tahun rencana penambangan selama 10 tahun.
Berdasarkan revisi RPT ini terdapat biaya yang telah disetorkan berdasarkan
jaminan RPT sebelumnya dengan total yang telah disetorkan sebesar
Rp 22.783.687.308,- (rincian terlampir), maka terdapat kekurangan biaya jaminan

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB X Biaya Rencana Pascatambang X-13


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

pascatambang untuk disetorkan sebanyak Rp 4.414.288.174,-. Maka tata cara


penempatan jaminan pascatambang dihitung dengan faktor pengali disesuaikan
dengan SK perpanjangan IUP OP masa berlaku tahun 2023 – 2032 selama 10
tahun seperti pada Tabel 10.17.

Tabel 10.17. Biaya Jaminan RPT Yang Telah ditempatkan


Nama Perusahaan Nominal Jaminan No. Rekening
No Jenis Penempatan No. Seri Bilyet
Tambang (IDR) Jaminan
1 PT. Muara Alam Sejahtera RPT 2013 499.115.973 112.0204686583 AD718555
2 PT. Muara Alam Sejahtera RPT 2014 1.497.347.919 112.0204686591 AD718556
SK RPT 2011

3 PT. Muara Alam Sejahtera RPT 2015 2.495.579.865 112.02046866.9 AD718557


4 PT. Muara Alam Sejahtera RPT 2016 3.161.067.828 1120204709427 AE062219
5 PT. Muara Alam Sejahtera RPT 2017 4.048.385.114 112.020472979 AE155173
6 PT. Muara Alam Sejahtera RPT 2018 5.046.617.059 112.0204833185 AE062305
7 PT. Muara Alam Sejahtera SK RPT RPT 2019 3.017.786.775 1120204889344 AC062423
8 PT. Muara Alam Sejahtera 2018 RPT 2020 3.017.786.775 1120204952910 AE370115
TOTAL 22.783.687.308

Tabel 10.18. Tata Cara Penempatan Jaminan RPT (Setelah Revisi)

*Jaminan yang telah disetorkan th 2009-2020 22.783.687.308


NILAI PENEMPATAN JAMINAN (Rp)
Persentase Kelebihan biaya
Nilai Uang Jaminan
Umur Tambang Jaminan Jaminan
% Rp
1 (2023) 0,00% - -
2 (2024) 2,00% 88.285.763 -
3 (2025) 2,80% 123.600.069 -
4 (2026) 4,00% 176.571.527 -
5 (2027) 9,20% 406.114.512 -
6 (2028) 15,30% 675.386.091 -
7 (2029) 30,00% 1.324.286.452 -
8 (2030) 36,70% 1.620.043.760 -
9 (2031) 0,00% - -
10 (2032) 0,00% - -
TOTAL 100,00% 4.414.288.174
Total Jaminan RPT PT. MAS 27.197.975.482

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB X Biaya Rencana Pascatambang X-14


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Tabel 10.19. Rencana dan Biaya Pascatambang PT. Muara Alam Sejahtera (Sebelum Revisi)

Sumber : Dokumen RPT PT. Muara Alam Sejahtera tahun 2018

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB X Biaya Rencana Pascatambang X-15


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020
Tabel 10.20. Rencana dan Biaya Pascatambang PT. Muara Alam Sejahtera (Setelah Revisi)
LUAS BIAYA
No KEGIATAN Satuan
(Ha.) (Rp.)
1 Biaya Langsung
a. biaya pada tapak bekas tambang, terdiri atas biaya: 234,43
1 Pembongkaran fasilitas tambang 9,77 Rp 85.594.000
2 Reklamasi lahan bekas fasilitas tambang (ha) 9,77 Rp 394.143.200
3 Reklamasi jalan Hauling (ha)
1. Perawatan Jalan 14,27 Rp 49.500.000
2. Penanaman sawit di pinggir sepanjang jalan (m) 6.743 Rp 122.429.000
4 Reklamasi tambang permukaan (pit, waste dump) (ha) 5,59 Rp 386.933.900
5 Reklamasi lahan bekas kolam pengendap (ha) 12,00 Rp 2.753.312.000
6 Pengamanan lahan bekas bukaan tambang (void) 192,80
1. Pengamanan Sekeliling Void (m) 6.025 Rp 1.554.856.836
2. Zona Wisata Air (ha) 192,80 Rp 654.715.455
3. Fasilitas Wisata Rekreasi (ha) 192,80 Rp 550.200.000
4. Pembuatan Drainase Overflow (m3) 13.125 Rp 30.072.000
b. biaya pada fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian terdiri atas biaya: 21,83
1 Pembongkaran fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian 3,38 Rp 217.232.000
2 Reklamasi lahan bekas fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian (ha) 17,57 Rp 908.912.873
3 Reklamasi lahan bekas kolam tailing dan upaya stabilisasinya (ha) 0,88 Rp 421.543.000
4 Reklamasi lahan bekas timbunan komoditas tambang (ha) 3,38 Rp 174.850.627
5 Pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi bahan kimia, minyak, serta
21,83 Rp 516.646.000
bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan berbahaya dan beracun
c. biaya pada fasilitas penunjang, terdiri atas biaya: 9,42
1 Reklamasi lahan bekas landfill (ha) 3,33 Rp 219.721.644
2 Pembongkaran sisa bangunan, transmisi Iistrik, pipa, pelabuhan (udara dan
- Rp -
air), dan fasilitas lainnya
3 Reklamasi lahan bekas bangunan, transmisi listrik, pipa, pelabuhan (udara
- Rp -
dan air), dan fasilitas lainnya (ha)
4 Pembongkaran peralatan, mesin, serta tangki bahan bakar minyak dan - Rp -
5 pelumas
Penanganan sisa bahan bakar minyak, pelumas, serta bahan kimia - Rp -
6 Reklamasi lahan bekas sarana transportasi (ha) - Rp -
7 Reklamasi lahan bekas bangunan dan pondasi beton (ha) 0,24 Rp 14.155.000
8 Pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi bahan kimia, minyak, serta
0,24 Rp 25.200.000
bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan berbahaya dan beracun (m3)
9 Fasilitas di Luar Wilayah IUP OP (Stockpile Sukacinta)
a. Pembongkaran dan Perapian Bangunan 0,03 Rp 54.155.205
b. Penimbunan Lubang Bekas KPL 0,15 Rp 31.246.000
3. Revegetasi seluruh lahan diluar WIUP OP 5,67 Rp 467.704.125

d. Pengembangan sosial, budaya, dan ekonomi


1. Program sosial, budaya dan ekonomi Rp 250.000.000
e. Pemeliharaan / Perawatan Rp 2.296.424.100
f. Pemantauan Rp 1.577.500.000
SUBTOTAL Biaya Langsung (Rp) 265,68 Rp 13.757.046.965
### SUBTOTAL A (USD) 1 USD = Rp 14.531,- (2020) USD 946.738
2 Biaya tidak langsung, terdiri atas biaya:
a. mobilisasi dan demobilisasi alat**1) 2,50% Rp 342.295.974
b. perencanaan Pascatambang**2) 6,05% Rp 828.356.257
c. administrasi dan keuntungan pihak ketiga sebagai pelaksana Pascatambang**3) 9,10% Rp 1.245.957.346
d. supervisi**4) 4,30% Rp 588.749.075
SUBTOTAL 2 (Rp/US$) 265,68 Rp 3.005.358.652

3 TOTAL KESELURUHAN BIAYA RPT Batubara (Total Sub A + B) 265,68 Rp 16.697.197.617

4 Total setelah Pengaruh Eskalasi pada tahun 2030 ( 11 tahun - 2020 s/d 2030) 5,00% /tahun Rp 27.197.975.482

Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020

PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB X Biaya Rencana Pascatambang X-16


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

LAMPIRAN

REKAPITULASI ESTIMASI BIAYA RENCANA PASCA TAMBANG


Peralatan Rencana Pascatambang
Tingkat Produksi Biaya Operasi Per Jam
A B C D E A*(B+C)+(D*E)
JENIS
∑ (Unit) capacity Harga Sewa Premi Op. Liter Harga Solar Total Biaya (Rp)
(BCM/Jam)
unit m3 Rp/jam Rp/jam l Rp/l Rp/jam
Buldozzer 1 4,4 361 310.000 20.000 22 11.000 572.000
Excavator 1 1,2 233 167.000 15.000 16 16 11.000 358.000
Dump Truck 2 18,15 88,18 175.000 12.000 13 11.000 330.000
Motor Grader 1 135 HP 1000 m2/jam 377.500 20.000 15 11.000 562.500

Jumlah alat setiap kegiatan berbeda-beda, namun pertimbangannya berdasarkan match factor
(Keserasian kerja alat) sehingga alat dapat bekerja maksimal sesuai dengan peruntukannya. Secara
perhitungan teoritis, produksi alat gali-muat haruslah sama dengan produksi alat angkut, yaitu : Produksi alat
gali-muat = Produksi alat angkut, Sehingga persamaan untuk match factor menjadi :

CTm x Na Alat angkut Alat Muat


MF = Kap CT Unit Kap CT Unit ∑ isian
Cta x Nm
18 12,35 2 1,2 0,4 1 15 kali
MF = 0.97
Keterangan :
MF = Match Factor atau faktor keserasian
Na = Jumlah alat angkut dalam kombinasi kerja, unit
Nm = Jumlah alat gali-muat dalam kombinasi kerja, unit
Cta = Waktu edar alat angkut, menit
Ctm = Waktu edar alat gali-muat, menit
CTm = Lamanya pemuatan ke alat angkut, yang besarnya adalah jumlah pemuatan dikalikan
dengan waktu edar alat gali-muat (n.Ctm)
n = Banyaknya pengisian tiap satu alat angkut

Sehingga waktu edar Jarak lokasi Dumping (rata-rata) 500 m 0,5 km


Dump truck = Kecepatan (rata-rata) 15 km/jam
Waktu tempuh (rata-rata) 2 menit
isi 2 menit
kosong 2 menit
Bila hasil perhitungan diperoleh,
Tabel 2.6. Keterangan Nilai Match Factor
Nilai MF Arti dari Nilai Match Factor (MF)
alat muat bekerja kurang dari 100%, sedang alat angkut bekerja 100% sehingga terdapat
<1
waktu tunggu bagi alat muat karena menunggu alat angkut yang belum datang
alat muat dan angkut bekerja 100%, sehingga tidak terjadi waktu tunggu dari kedua jenis
=1
alat tersebut.
alat muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja kurang dari 100%, sehingga
>1
terdapat waktu tunggu bagi alat angkut.

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-1


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

A) Biaya Pada Tapak Bekas Tambang


Tahun I
Topsoil Stock/Bank 8,76
Total 8,76

A).1. Biaya Pembongkaran Fasilitas Tambang


a. Pembongkaran dan Perataan Permukaan tanah Fasilitas Tambang (TSA)
Luas : 8,76
- Input Data
Alat : Buldozzer
Kapasitas : 4,4 bcm Kebutuhan Solar : 22 liter
Biaya Sewa : 310.000 Rp/Jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya operator : 20.000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 242000
Produktivitas Normal : 361 m3/jam

- Menghitung Produktivitas Alat


- Faktor Penyesuaian
Faktor penyesuaian : operator material jam kerja kemiringan koreksi BJ metode kenampakanelevasi transmisi
0,8778375 0,85 1,35 0,85 1 0,9 1 1 1 1

- Produktivitas Alat : 317 m3/jam


- Tebal material : 0,5

- Menghitung Jam Operasi Alat


- Jam Operasi :
Tahun I II III
Jam Operasi 139,0 - -

- Menghitung Biaya Penataan Lahan


Tahun I II III
Biaya 79.508.000 - -

b. EXCAVATOR (Pembongkaran Bangunan Gudang Handak)


- Input Data Sistem Drainase (Excavator)
Alat : Excavator
Kapasitas bucket : 1,2 m3 Kebutuhan Solar : 16 liter
Biaya operator : 15000 Rp/Jam Harga Solar (Rp/liter) : 11.000
Biaya Sewa : 167.000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 176.000
Produktivitas alat : 149 m3/jam

- Volume tanah yg dipindahkan


- Waktu Pembongkaran bangungan per 10 m2 1 jam

Tinggi Lebar
Volume Pembongkaran bangunan Bongkaran
200 2 100 1,01

- Menghitung Kebutuhan Drainase


Volume tanah yg dipindahkan
Tahun I II III
bcm 202,00 - -

- Menghitung Produktivitas Alat


- Kapasitas Bucket Bersih
Kap. Bucket Kap. Nominal Faktor
Bersih Heaped Pengisian
0,96 1,2 0,8

- Waktu Kerja Efektif : 50 menit/jam


- Waktu Edar : 4 menit
- Produktivitas Alat : 12 m3/jam

- Menghitung Jam Operasi Alat


- Jam Operasi (Excavator) :
Tahun I II III
Jam Operasi 17 - -

- Menghitung Biaya Pembuatan Drainase


Tahun I II III
Biaya 6.086.000 - -

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-2


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

A).2. Biaya Reklamasi Fasilitas Tambang


A).2.1. Biaya Penebaran Tanah Pucuk (Excavator)
EXCAVATOR
Luas lahan
Tahun I II III
Luas (Ha) 1,01 0 0

Alat : Excavator
Kapasitas bucket : 1,2 m3 Kebutuhan Solar : 16 liter
Produktivitas alat : 149 m3/jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya Sewa : 167.000 Rp/Jam Total Biaya Solar (Rp) : 176000
Biaya operator : 15000 Rp/jam

Volume tanah yg dipindahkan (Excavator)

Tebal Topsoil di Tata 0,3


Tahun I II III
m3 3.030 - -
dens ton = bcm x 1,9 5.757
- Menghitung Produktivitas Alat
- Kapasitas Bucket Bersih
Kap. Bucket Kap. Normal Faktor
Bersih (m3) Heaped Pengisian
1,08 1,2 0,9

- Waktu Kerja Efektif : 55 menit/jam


- Waktu Edar : 0,4 menit
- Produktivitas Alat : 149 m3/jam

- Menghitung Jam Operasi Alat


- Jam Operasi (Excavator) :
Tahun I II III
Jam Operasi 21 - -

- Menghitung Biaya Penebaran Tanah Pucuk (Excavator)


Tahun I II III
Biaya 7.518.000 - -

A).2.2. Biaya Pemindahan Tanah Pucuk (Dump Truck)


- Input Data Penebaran tanah Pucuk (Dump Truck)
DUMP TRUCK
Alat : Dump Truck
Biaya Sewa : 175.000 (Rp/jam) Kebutuhan Solar : 13 liter
Produktivitas Normal : 88 m3/jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya Operator : 12.000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 143000
Kapasitas Truck : 18,2 m3
Jam Kerja Efektif : 50 menit/jam
Efisiensi Kerja : 75%

- Menghitung Produktivitas Alat


Dumptruck
Wkt edar (menit) MLt Lt LHt MDt Dt Bt
12,35 0,4 6,05 2 0,4 1,5 2
MLt = Manuver Loading Time LHt = Loading Hauling Time Dt = Dumping Time
Lt = Loading Time MDt = Manuver Dumping Time Bt = Back Time

- Jumlah Truck 2 *perbandingan Match Factor

Volume tanah yg dipindahkan


Tahun I II III
m3 3.030 - -

- Menghitung Jam Operasi Alat


Jam Operasi (Dump Truck) 21 0 0
Tahun I II III
Jam Operasi 42 - -

- Menghitung Biaya Penebaran Tanah Pucuk (Dump Truck)


Tahun I II III
Biaya 13.860.000 - -

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-3


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

A).2.3. Biaya Penataan Akhir Lahan


BULLDOZER (Penataan Akhir Lahan)
- Input Data
Alat : Buldozzer
Kapasitas : 4,4 bcm Kebutuhan Solar : 22 liter
Biaya Sewa : 310.000 Rp/Jam Harga Solar (Rp/liter) : 11.000
Biaya operator : 20.000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 242.000
Produktivitas Normal : 361 m3/jam

- Menghitung Produktivitas Alat


- Faktor Penyesuaian
Faktor penyesuaian : operator material jam kerja kemiringan koreksi BJ metode kenampakanelevasi transmisi
0,7803 0,85 1,2 0,85 1 0,9 1 1 1 1

- Produktivitas Alat : 282 m3/jam

- Menghitung Jam Operasi Alat


- Jam Operasi :
Tahun I II III
Jam Operasi 11 - -

- Menghitung Biaya Penataan Lahan


Tahun I II III
Biaya 6.292.000 - -

A).2.4. Biaya Pengendalian Erosi


EXCAVATOR (PEMBUATAN SISTEM DRAINASE)
- Input Data Sistem Drainase (Excavator)
Alat Excavator
Kapasitas bucket 1,6 m3 Kebutuhan Solar 16 liter
Biaya operator 0 Rp/Jam Harga Solar 11.000
Biaya Sewa 180.000 Rp/jam Total 176.000
Produktivitas alat 158 m3/jam

- Volume tanah yg dipindahkan


Panjang Luas
Volume Tanah Yang saluran Permukaa
dipindahkan bcm/Ha Drainase m n Saluran
200 400 0,5

- Menghitung Kebutuhan Drainase


Volume tanah yg dipindahkan
Tahun I II III
bcm 330 - -

- Menghitung Produktivitas Alat


- Kapasitas Bucket Bersih
Kap. Bucket Kap. Faktor
Bersih Nominal Pengisian
1,28 1,6 0,8

- Waktu Kerja Efektif 50 menit/jam


- Waktu Edar 0,5 menit
- Produktivitas Alat 128 m3/jam

- Menghitung Jam Operasi Alat


- Jam Operasi (Excavator)
Tahun I II III
Jam Operasi 3 - -

- Menghitung Biaya Pembuatan Drainase


Tahun I II III
Biaya 1.068.000 - -

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-4


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

A).2.5. Biaya Revegetasi Fasilitas Tambang (LAHAN KEBUN WISATA)


- Input Data Revegetasi - Input Data Revegetasi Sisipan
Jarak Tanam : 4x4 m2 16 Jarak Tanam 4x4 m2 16
Kebutuhan bibit/Ha : 625 bibit Kebutuhan bibit/Ha (40% * LCC) 250,00 bibit
Waktu penanaman 1 btg : 30 menit Waktu penanaman 1 btg 30 menit
Waktu penanaman / Ha : 312,50 Jam Waktu penanaman / Ha 125,00 Jam
Hari yang diperlukan : 45 hari Hari yang diperlukan 18 hari
TK yg diperlukan dlm 1 mg : 6 orang TK yg diperlukan dlm 1 mg 3 orang

- Input Data Pemeliharaan dan Perawatan Tahun 2 dan 3 - Input Data Pemeliharaan dan Perawatan Tahun 1
Jarak Tanam : 4x4 m2 16 Jarak Tanam 4x4 m2 16
Kebutuhan bibit/Ha : 125 bibit Kebutuhan bibit/Ha 250 bibit
Waktu penanaman 1 btg : 20 menit Waktu penanaman 1 btg 20 menit
Waktu penanaman / Ha : 41,67 Jam Waktu penanaman / Ha 83,33 Jam
Hari yang diperlukan : 6 hari Hari yang diperlukan 12 hari

- Menghitung Biaya Revegetasi per Hektar


Kebutuhan per Harga Total Harga
No Komponen Biaya Satuan
Hektar Satuan (Rp) (Rp)
I Penanaman utama
a. Penebaran biji coper crop Kg 20 50.000 1.000.000
Setelah cover crop tumbuh 1-2 bulan, kemudian dilanjut tanaman pioneer dan tanaman pokok

b. Pohon tanaman pioneer - Bibit Pioneer 312 15.000 4.680.000


Pohon tanaman pokok - Bibit Karet 188 25.000 4.700.000
(Bibit Siap Tanam tinggi ± 50 cm) - Bibit Buah 125 55.000 6.875.000
TOTAL BIBIT 625
c. Pupuk organik 20 Kg/lubang 12.500 500 6.250.000
d. Kapur/dolomit Kg 625 1.000 625.000
e. Insektisida Liter 8 10.000 80.000
f. Tenaga kerja HOK 45 120.000 5.400.000
Sub Total I 29.610.000
II Analisa Tanah
a. Analisa sampel tanah 4 Sampel/thn 4 250.000 1.000.000
Sub Total II 1.000.000
TOTAL I + 30.610.000
-
II
Harga tanaman berdasarkan harga pasaran jual-beli bibit tanaman bulan Juli 2020 untuk kelas bibit ukuran 50 cm
- Harga Pupuk ditentukan berdasarkan Permentan No.47/Permentan/SR.310/12/2017 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi
Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian

Berdasarkan biaya revegetasi per hektare sub bab A.2.5, maka biaya revegetasi
untuk Fasilitas Tambang, yaitu :

Biaya Revegetasi Fasilitas Tambang


Lokasi Topsoil Gudang Handak
Biaya Revegetasi (Rp) 268.143.600 30.916.100
Jumlah bibit tanaman 5475 631
- Bibit Pioneer 2733 189
- Bibit Karet 1647 190
- Bibit Buah 1095 126

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-5


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

A).2.6. Spesifikasi dan Biaya Pembelian Small Water Tank Trailler


small water tank trailler
specification
1.Loading capacity:2500kgs
2.Dead weigt :1000kgs
3.Size :2200*1200*1200mm
Horsepower < 150hp
Price $2.500
Rp36.327.500

Sumber : Alibaba.com
A).2.7. Pembuatan Jalan Setapak Pejalan Kaki untuk lokasi Topsoil area (uk. 1 x 500 m)
Biaya = 1 lokasi x (1 x 500) x Rp 50.000,-/m = Rp 25.000.000,-

MAKA Total biaya untuk Reklamasi Lahan Bekas Fasilitas Tambang adalah
Total = Tebar zona Pengakaran + Pengendalian Erosi + Revegetasi
= (A.2.1 + A.2.2 + A.2.3) + A.2.4 + (A.2.5 + A.2.6 + A.2.7)
= (7.518.000 + 13.860.000 + 6.292.000) + 6.086.000 + ((268.143.600 + 30.916.100) + 36.327.500 + 25.000.000)
= Rp 394.143.200,-

A).3. Biaya Reklamasi (Perawatan dan Revegetasi) Jalan Tambang/Hauling


A).3.1.Biaya Perawatan Jalan Tambang/Hauling
Diketahui :
Jenis Alat : MOTOR GRADER Luas Jalan (L) : 142.700,00 m2
Engine : 135 hp (spesifikasi alat) Lebar Jalan : ± 22 m (rata-rata)
Produksi (P) : 1628 m2/jam Panjang Jalan : 11.368,386 m
Harga Sewa (S) : Rp 562.500-,/jam

Biaya Perawatan seluruh jalan fasilitas tambang :


Total Biaya = Sx
= Rp 49.500.000,-
Data Spesifikasi Alat :
- Kapasitas berat operasi (operating weight) : = 10.800,00 kg
- Tenaga penggerak : Pw = 135 HP
- Panjang pisau (blade) : L = 3,710 meter
- Panjang pisau efektif : b = 2,60 meter
- Lebar overlap : bo = 0,30 meter

1) Pemilihan kecepatan operasi (V) :


 Road repair : 2–6 km/jam
 Bank finishing : 1,6 – 2,6 km/jam
 Field grading : 1,6 – 4,0 km/jam
 Trenching : 1,6 – 4,0 km/jam
 Snow removal : 7,0 – 25,0 km/jam
 Levelling : 2,0 – 8,0 km/jam

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-6


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020


2) Lebar (panjang) pisau efektif, 3) Faktor efisiensi kerja : (Fa)
Kondisi Kerja Efisiensi Kerja
Panjang / Lebar / Pisau Road repair, leveling 0,8
Panjang Efektif (m) Snow removal (V-type plow) 0,7
Pisau (m) Sudut Pisau Sudut Pisau Spreading, grading 0,6
600 450 Treaching, snow-removal 0,5
2,2 1,9 1,6
2,5 2,2 1,8
2,8 2,4 2,0
3,05 2,6 2,2
3,1 2,7 2,2
3,4 2,9 2,4
3,7 3,2 2,6
4,0 3,5 2,8
4,3 3,7 3,0
4,9 4,2 3,5
lebar overlap (bo) = 0,30 meter

A).3.2.Biaya Revegetasi Jalan Tambang/Hauling


- Input Data Revegetasi - Input Data Revegetasi Sisipan
Jarak Tanam : 9,5 x 9,5 m2 16 Jarak Tanam 9,5 x 9,5 m2 16
Luas Jalan : 13,07 ha Kebutuhan bibit/jarak sawit 0,015 gr/lubang
Panjang Jalan : 6.743 m Jarak Tanam LCC 0,6 x 0,6 m
Kebutuhan bibit disepanjang jalan : 1420 bibit (kiri & kanan) Jumlah Lubang / jarak sawit 160 3.408 gr
Waktu penanaman 1 btg : 30 menit Waktu penanaman / jarak sawit 10 menit
Waktu penanaman / Ha : 710,00 Jam Total Waktu penanaman 26,67 Jam
Hari yang diperlukan : 101 hari Total Hari yang diperlukan 4 hari
TK yg diperlukan dlm 1 mg : 14 orang TK yg diperlukan per bulan 1 orang

- Input Data Pemeliharaan dan Perawatan Tahun 2 dan 3 - Input Data Pemeliharaan dan Perawatan Tahun 1
Jarak Tanam : 9,5 x 9,5 m2 16 Jarak Tanam 9,5 x 9,5 m2 16
Kebutuhan bibit/Ha : 71 bibit Kebutuhan bibit/Ha 142 bibit
Waktu penanaman 1 btg : 20 menit Waktu penanaman 1 btg 20 menit
Waktu penanaman / Ha : 23,67 Jam Waktu penanaman / Ha 47,33 Jam
Hari yang diperlukan : 3 hari Hari yang diperlukan 7 hari
TK yg diperlukan dlm 1 mg 0 orang TK yg diperlukan dlm 1 mg 1 orang

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-7


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

- Menghitung Biaya Revegetasi Tanaman Sawit Untuk Jalan Hauling/Tambang


Jumlah Harga
No Komponen Biaya Satuan Total Harga (Rp)
Kebutuhan Satuan (Rp)
I Penanaman utama
a. Penebaran biji coper crop Kg 5 50.000 250.000
Setelah cover crop tum buh 1-2 bulan, kem udian dilanjut tanam an pioneer dan tanaman pokok
b. Pohon tanaman pokok - Bibit Sawit 1.420 37.000 52.540.000
(Bibit Siap Tanam tinggi ± 50 cm) TOTAL BIBIT 1.420
c. Pupuk organik 20 Kg/lubang 28.400 550 15.620.000
d. Kapur/dolomit Kg 1.420 1.500 2.130.000
e. Insektisida Liter 8 10.000 80.000
f. Tenaga kerja HOK 14 150.000 2.100.000
Sub Total I 72.720.000
II Analisa Tanah
a. Analisa sampel tanah 2 Sampel/thn 2 450.000 900.000
Sub Total II 900.000
TOTAL I + II 73.620.000
III Perawatan dan Pemeliharaan
Perawatan Tahun ke I
a. Pupuk organik (Rp/kg) 10 kg/lubang 14200 550 7.810.000
b. Penyulaman :
Tanaman Pokok Bibit 142 37.000 5.254.000
Biji cover crop Kg 1 50.000 50.000
c. Kapur/dolomit 20 Kg/lubang 1.420 1.000 1.420.000
d. Tenaga kerja HOK 7 150.000 1.050.000
e. Analisa sampel tanah 4 Sampel/thn 4 250.000 1.000.000
Perawatan Tahun ke II
a. Pupuk Organik 10 kg/lubang 14200 550 7.810.000
Pupuk Buah 0,05 L x 300 bh 71 70.000 4.970.000
b. Penyulaman : Bibit
Tanaman Pokok Bibit 71 37.000 2.627.000
Biji cover crop Kg 1 50.000 50.000
c. Kapur/dolomit 20 Kg/lubang 710 1.000 710.000
d. Tenaga kerja HOK 3 150.000 450.000
e. Pembersihan Lahan / 6 bln HOK 2 HOK x 3 hari 120.000 720.000
Perawatan Tahun ke III
a. Pupuk Organik 10 kg/lubang 14200 550 7.810.000
Pupuk Buah 0,05 L x 300 bh 71 70.000 4.970.000
b. Penyulaman :
Tanaman Pokok Bibit 24 37.000 888.000
Biji cover crop Kg 1 50.000 50.000
c. Tenaga kerja HOK 3 150.000 450.000
d. Pembersihan Lahan / 6 bln HOK 2 HOK x 3 hari 150.000 720.000
Sub Total II 48.809.000
Biaya Revegetasi Lahan dan Pemeliharaan Untuk Jalan (Rp) TOTAL I + II + III 122.429.000
* Satuan harga pada Juli 2020 di provinsi Sumatera Selatan

A).4. Biaya Reklamasi Lahan Bekas Kolam Pengendap (KPL Tapak Bekas Tambang)
Total Luas lahan KPL = 120.000 m2
Volume top soil (t : 0,3 m) = 36.000 m3
Volume timbunan (t : 2 m) = 240.000 m3
Waktu *Biaya
Produksi CT
KEGIATAN ALAT Eff kerja Jam Sewa Total (Rp/jam)
BCM/jam (menit)
(menit) (Rp/jam)
Penimbunan Exca 149 0,8 4 50 1611 358.000 576.738.000
Dump truk 88 0,8 5 50 2727 330.000 899.910.000
Penebaran Exca 149 0,8 4 50 242 358.000 86.636.000
tanah pucuk Dump truk 88 0,8 5 50 409 330.000 134.970.000
Penataan
(Final) Bulsozzer 317 114 572.000 65.208.000
Reklamasi dan
Pemeliharaan tanaman Tanam pohon Biaya *Rp/ha 82.487.500 989.850.000
Total Keseluruhan 2.753.312.000
* Biaya revegetasi per hektar (Lahan wisata perkebunan)

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-8


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

A).5. Biaya Reklamasi Tambang Permukaan (Waste dump area – Disposal Timur)
a. Biaya Pembongkaran Lahan
- Input Data
Alat : Buldozzer
Kapasitas : 4,4 bcm Kebutuhan Solar : 22 liter
Biaya Sewa : 310.000 Rp/Jam Harga Solar (Rp/liter) : 11.000
Biaya operator : 20.000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 242.000
Produktivitas Normal : 361 m3/jam

- Menghitung Produktivitas Alat


- Faktor Penyesuaian
Faktor penyesuaian : operator material jam kerja kemiringan koreksi BJ metode kenampakanelevasi transmisi
0,7803 0,85 1,2 0,85 1 0,9 1 1 1 1

- Produktivitas Alat : 282 m3/jam

- Menghitung Jam Operasi Alat


- Jam Operasi :
Tahun I II III
Jam Operasi 59 - -

- Menghitung Biaya Penataan Lahan


Tahun I II III
Biaya 33.748.000 - -

b. Biaya Penebaran Tanah Zona Pengakaran


EXCAVATOR
- Input Data Pemindahan Tanah Pucuk
Luas lahan
Tahun I II III
Luas (Ha) 5,59 0 0

Alat : Excavator
Kapasitas bucket : 1,2 m3 Kebutuhan Solar : 16 liter
Produktivitas alat : 149 m3/jam Harga Solar (Rp/liter) : 11.000
Biaya Sewa : 167000 Rp/Jam Total Biaya Solar (Rp) : 176.000
Biaya operator : 15000 Rp/jam

Volume tanah yg dipindahkan (Excavator)


Tahun I II III
m3 16.770 - -

- Menghitung Produktivitas Alat


- Kapasitas Bucket Bersih
Kap. Bucket Kap. Normal Faktor
Bersih (m3) Heaped Pengisian
1,08 1,2 0,9

- Waktu Kerja Efektif : 55 menit/jam


- Waktu Edar : 0,4 menit
- Produktivitas Alat : 149 m3/jam

- Menghitung Jam Operasi Alat


- Jam Operasi (Excavator) :
Tahun I II III
Jam Operasi 113 - -

- Menghitung Biaya Penebaran Tanah Pucuk (Excavator)


Tahun I II III
Biaya 40.454.000 - -

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-9


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

DUMP TRUCK
- Input Data Penebaran tanah Pucuk (Dump Truck)
Alat : Dump Truck
Biaya Sewa : 175.000 (Rp/jam) Kebutuhan Solar : 13 liter
Produktivitas Normal : 88 m3/jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya Operator : 12.000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 143000
Kapasitas Truck : 18,2 m3
Jam Kerja Efektif : 50 menit/jam
Efisiensi Kerja : 0,75

- Menghitung Produktivitas Alat


Dumptruck
Wkt edar (menit) MLt Lt LHt MDt Dt Bt
12,37 0,4 6,07 2 0,4 1,5 2
MLt = Manuver Loading Time LHt = Loading Hauling Time Dt = Dumping Time
Lt = Loading Time MDt = Manuver Dumping Time Bt = Back Time

- Jumlah Truck 2 *perbandingan Match Factor

Volume tanah yg dipindahkan


Tahun I II III
m3 16.770 - -

- Menghitung Jam Operasi Alat


Jam Operasi (Dump Truck) 113 0 0
Tahun I II III
Jam Operasi 226 - -

- Menghitung Biaya Penebaran Tanah Pucuk (Dump Truck)


Tahun I II III
Biaya 74.580.000 - -

BULLDOZER (Penataan Akhir Lahan)


- Input Data
Alat : Buldozzer
Kapasitas : 4,4 bcm Kebutuhan Solar : 22 liter
Biaya Sewa : 310.000 Rp/Jam Harga Solar (Rp/liter) : 11.000
Biaya operator : 20.000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 242.000
Produktivitas Normal : 361 m3/jam

- Menghitung Produktivitas Alat


- Faktor Penyesuaian
Faktor penyesuaian : operator material jam kerja kemiringan koreksi BJ metode kenampakanelevasi transmisi
0,7803 0,85 1,2 0,85 1 0,9 1 1 1 1

- Produktivitas Alat : 282 m3/jam

- Menghitung Jam Operasi Alat


- Jam Operasi :
Tahun I II III
Jam Operasi 59 - -

- Menghitung Biaya Penataan Lahan


Tahun I II III
Biaya 33.748.000 - -

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-10


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

c. Biaya Pengendalian Erosi


- Input Data Sistem Drainase (Excavator)
Alat : Excavator
Kapasitas bucket : 1,2 m3 Kebutuhan Solar : 16 liter
Biaya operator : 15000 Rp/Jam Harga Solar (Rp/liter) : 11.000
Biaya Sewa : 167.000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 176.000
Produktivitas alat : 149 m3/jam

- Volume tanah yg dipindahkan


Panjang
saluran Luas
Volume Tanah Yang Drainase m Permukaan
dipindahkan bcm/Ha /Ha Saluran m2
200 400 0,5

- Menghitung Kebutuhan Drainase


Volume tanah yg dipindahkan
Tahun I II III
bcm 1.118 - -

- Menghitung Produktivitas Alat


- Kapasitas Bucket Bersih
Kap. Bucket Kap. Nominal Faktor
Bersih Heaped Pengisian
0,96 1,2 0,8

- Waktu Kerja Efektif : 50 menit/jam


- Waktu Edar : 0,5 menit
- Produktivitas Alat : 96 m3/jam

- Menghitung Jam Operasi Alat


- Jam Operasi (Excavator) :
Tahun I II III
Jam Operasi 93 - -

- Menghitung Biaya Pembuatan Drainase


Tahun I II III
Biaya 33.294.000 - -

d. Biaya Revegetasi
Berdasarkan biaya revegetasi per hektare sub bab A.2.5, maka biaya revegetasi
untuk Waste Dump area (disposal timur 2029 – 5,59 ha), yaitu :

Biaya Revegetasi Tambang Permukaan


Lokasi Disposal Timur 2029
Biaya Revegetasi (Rp) 171.109.900
Jumlah bibit tanaman 3495
- Bibit Pioneer 1745
- Bibit Tanaman Pokok 1051
- Bibit Buah 699

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-11


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

A).6. Biaya Pengamanan Lahan Bekas Bukaan Tambang (VOID)


A).6.1. Biaya Pengamanan Sekeliling Void
Harga/satuan Biaya (Rp)
No. Kegiatan Jumlah Unit
(Rp) 2020
1 Pembangunan Pagar Sekeliling Void 6.025 m
a. Total Biaya Pembuatan Tiang dan Pondasi (Jarak 3 m) 2008 Tiang 208.792 419.254.336
b. Total Biaya Pembuatan Pagar kawat harmonika (t : 2 m) 2008 Tiang 783.000 436.802.500
c. Tenaga Kerja (12 orang) 669 Hari 150.000 361.800.000
2 Pembangunan marka untuk tanda peringatan
a. Marka/Rambu-rambu 300 ea 1.000.000 300.000.000
b. Tenaga Kerja Rp/ea 40.000 12.000.000
3 Biaya kebutuhan tak terduga 25.000.000
TOTAL 1.554.856.836

1. Biaya Pembangunan Pagar Sekeliling Void


Deskripsi satuan Satuan Harga Bahan
Keliling Void (m) 6.025 Deskripsi Bahan Satuan Harga (Rp)
1 Sak Semen 0,024 57.000
Jarak Antar Tiang Bangunan (m) 3
Pasir (M3) 1 100.000
Jumlah Tiang Penyangga (m) 2.008 Koral (M3) ukuran 3 x 5 1 240.000
Dimensi Tiang (m3) 0,26 Behel 8 Mm 12 40.000
Volume Pondasi (m3) 0,16 Pipa Besi 4" (m) 6 783000
Volume Tiang Penyangga (m3) 0,1

a. Pembuatan Tiang dan Pondasi Pagar


Bahan Kebutuhan 1 Tiang Harga
Pembuatan Tiang Pagar Bangunan Biaya/ Tiang (Rp) Total Biaya (Rp)
Semen (M3) 17% 0,0442 Rp104.975 Rp210.789.800
Pasir (M3) 33% 0,0858 Rp7.150 Rp14.357.200
Split (M3) 50% 0,13 Rp26.000 Rp52.208.000
Behel Pondasi 0,8x0,5 8 Rp26.667 Rp53.547.336
Behel Tiang 13,2 Rp44.000 Rp88.352.000
Total Biaya Tiang Rp208.792 Rp419.254.336

b. Pembuatan Pagar Pipa Besi 4 inc


Bahan Pagar Keliling Void (jarak antar Kebutuhan Pipa Pagar
tiang 3 m) kebutuhan kawat harga 1 roll 40 m
Kawat harmonika tinggi 2 m (d 16 mm -
lubang 6 cm) 6.025 2.500.000
Kebutuhan baut, dan kawat ikat 2.008 30.000
Harga Kawat (Rp/keliling) 376.562.500
Harga baut dan kawat ikat (Rp/keliling) 60.240.000
Total Biaya Rp436.802.500

c. Tenaga Kerja
Uraian Kegiatan Hari
Tenaga Kerja (orang) 12
Pembuatan (30 Pondasi) 1
Pembuatan (30 Tiang Pagar) 1
Pemasangan (30 Tiang Pengaman) 1
Kebutuhan Hari 3

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-12


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Kebutuhan hari Pembuatan Keliling Bangunan Pagar Void


banyak tiang 2008
pembuatan dan pemasangan bangunan pagar void 30
total hari pembuatan pagar pengaman 201

Pembuatan dan Pemasangan Tiang Pengaman Void Satuan


Tenaga Kerja (orang) 12
Jumlah Hari (Hari) 3
total hari 201
Biaya Perorang / Hari (Rp) Rp150.000
total biaya tenaga kerja Rp361.800.000

d. Total Biaya Pengamanan Void (Pembuatan Pagar)


Total Biaya Pagar Pengaman
Lokasi Sekelliling Void
Total Biaya Tiang Rp419.254.336
total biaya pagar Rp436.802.500
Total Biaya Tenaga Kerja Rp361.800.000
total biaya Rp1.217.856.836

A).6.2. Biaya Zona Wisata Air (Fasilitas Budidaya Ikan)


fasilitas perikanan dan air
Keterangan Harga Jumlah (Rp)
No Uraian Pekerjaan Jlh Dimensi Sat
Bahan Satuan (Rp)
1 Jaring Apung Jaring ukuran 6 7x10 m 300.000 1.800.000
2 Bibit Ikan campur 100000 Ekor 5.000 500.000.000
3 Pakan Apung PF.1000 12 SAK 150.000 1.800.000
4 Pakan Apung Besar 781-2 8 SAk 250.000 2.000.000
5 Obat Ikan 8 pcs 250.000 2.000.000
6 Perahu Pemantauan 1 Paket 18.000.000 18.000.000
SUBTOTAL I 525.600.000

Dimensi Luas Harga satuan


No. Uraian Pekerjaan Keterangan Bahan Jlh Jumlah (Rp)
(m) Dimensi (m) (Rp/m)
1 Gazebo Kayu atap daun genteng 5 2x 2 1 3.563.091 17.815.455
2 Dermaga apung besar Ponton dengan atap daun kelapa 1 6x 6 36 2.000.000 72.000.000
3 Dermaga apung kecil Ponton dengan atap daun kelapa 1 3x 3 9 1.500.000 13.500.000
4 Dermaga sandar perahu Kayu susun 1 2x 6 12 1.000.000 12.000.000
5 Perahu sedang Perahu kayu 6 3 x 0,5 2.300.000 13.800.000
SUBTOTAL II 129.115.455

TOTAL Biaya Fasilitas Budidaya Ikan : I + II = 654.715.455

A).6.3. Biaya Zona Wisata Rekreasi

Pekerjaan A
Luas Harga satuan
No. Uraian Pekerjaan Keterangan Bahan Jlh Satuan Jumlah (Rp)
Dimensi (m) (Rp/m)
1 Kipas angin Tornado fan 10 buah 1 1.000.000 10.000.000
2 Kursi kantor 12 buah 1 400.000 4.800.000
3 Kursi food court Plastik dengan rangka besi 40 buah 1 200.000 8.000.000
4 Meja food court Plastik dengan rangka besi 10 buah 500.000 5.000.000
5 Meja kantor Kayu 6 buah 400.000 2.400.000
6 Karpet mushallah 20 m 200.000 4.000.000
7 Instalasi listrik dan air 1 ha 0 25.000.000 25.000.000
SUBTOTAL 59.200.000

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-13


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Pekerjaan B
Dimensi Luas Harga satuan
No. Uraian Pekerjaan Keterangan Bahan Jlh Jumlah (Rp)
(m) Dimensi (m) (Rp/m)
1 Gerbang masuk + Loket tiket
- Bangunan Loket tiket + Satpam
Permanen batubata 2 1x 1 1 3.000.000 6.000.000
-Bangunan Gerbang Besi Holo 1 5x 1x 3 15 2.500.000 37.500.000
2 Area parkir mobil + motor Pengerasan batu split 1 100 x 100 x 0,1 10000 5.000 50.000.000
3* Jalan setapak pejalan kaki Konblok 1 1 x 100 100 50.000 5.000.000
4* Bangku taman Besi 10 unit 450.000 4.500.000
5 Sepeda tandem 5 unit 3.000.000 15.000.000
6* tempat sampah Fiber 20 unit 250.000 5.000.000
7* Rambu-rambu keselamatan Seng dengan tiang 20 500.000 10.000.000
SUBTOTAL 133.000.000
* Tersebar dibeberapa titik sesuai kebutuhan

Pekerjaan C
Dimensi Luas Harga satuan
No. Uraian Pekerjaan Keterangan Bahan Jlh Jumlah (Rp)
(m) Dimensi (m) (Rp/m)
1 Food court (3x3x10 Counter) Besi holo atap daun kelapa 1 5 x 12 60 1.000.000 60.000.000
2 Toilet Renovasi 2 2x 2 4 400.000 3.200.000
3 Plaza Besi holo atap daun kelapa 1 10 x 10 100 1.500.000 150.000.000
4 Pusat informasi Sekat Gipsum + kaca 1 2x 2 4 1.200.000 4.800.000
5 Menara pantau Baja rangkai 1 2 x 2 x 10 40 30.000.000
6 Kantor pengelola Repair bangunan lama 1 5x 5 25 2.500.000 62.500.000
7 Genset KRISBOW KW 2601051 1 unit 47.500.000 47.500.000
SUBTOTAL 358.000.000

Maka Total biaya penyediaan zona wisata rekreasi :


Total = Pekerjaan A + B + C
= 59.200.000 + 133.000.000 + 358.000.000
= 550.200.000

A).6.4. Biaya Pembuatan Drainase Overflow


Desain dasar :

P 100 m
b 7,5 m
B 10,0 m
d 6,0 m
h 5,0 m
α 45o
Volume drainase dari mulut void sampai ke pinggir sungai dekat pit
berdasarkan desain minescape = 13.125,0 m3

- Produksi = - Kapasitas Bucket Bersih


Kap. Nominal Faktor
Kap. Bucket Bersih
Heaped Pengisian
1,44 1,6 0,9

- Waktu Kerja Efektif 55 menit/jam


- Waktu Edar 0,5 menit
- Produktivitas Alat 158 m3/jam

- Biaya Alat Excavator = Rp 358.000,-/jam

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-14


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Maka dapat dihitung biaya pembuatan drainase (Excavator) =


Biaya = Biaya Alat x (Volume drainase : Produksi)
= Rp 358.000/jam x (13.125,0 m3 : 158 m3/jam)
= Rp 30.072.000

B) BIAYA PADA FASILITAS PENGOLAHAN


Tahun I
Crushing Plant (m) 17,57
Stockpile (m) 3,38

Total luas (ha) 20,95

B).1. Pembongkaran Fasilitas Pengolahan


a. Crusher = Rp 0,-
b. Pembongkaran Fasilitas pada Stockpile (Ripping & mengumpulkan material stockpile)
Luas : 3,38
- Input Data
Alat : Buldozzer
Kapasitas : 4,4 bcm Kebutuhan Solar : 22 liter
Biaya Sewa : 310.000 Rp/Jam Harga Solar (Rp/liter) : 11.000
Biaya operator : 20.000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 242.000
Produktivitas Normal : 361 m3/jam

- Menghitung Produktivitas Alat


- Faktor Penyesuaian
Faktor penyesuaian : operator material jam kerja kemiringan koreksi BJ metode kenampakanelevasi transmisi
0,8778375 0,85 1,35 0,85 1 0,9 1 1 1 1

- Produktivitas Alat : 317 m3/jam


- Tebal batubara lantai stockpile : 0,3

- Menghitung Jam Operasi Alat


- Jam Operasi :
Tahun I II III
Jam Operasi 32,0 - -

- Menghitung Biaya Penataan Lahan


Tahun I II III
Biaya 18.304.000 - -

- Input Data Pemindahan material pembongkaran


DUMP TRUCK
Alat : Dump Truck
Biaya Sewa : 175.000 (Rp/jam) Kebutuhan Solar : 13 liter
Produktivitas Normal : 88,18 m3/jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya Operator : 12.000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 143000
Kapasitas Truck : 18,15 m3
Jam Kerja Efektif : 50 menit/jam
Efisiensi Kerja : 75%

- Menghitung Produktivitas Alat


Dumptruck
Wkt edar (menit) MLt Lt LHt MDt Dt Bt
12,35 0,4 6,05 2,00 0,4 1,5 2
MLt = Manuver Loading Time LHt = Loading Hauling Time Dt = Dumping Time
Lt = Loading Time MDt = Manuver Dumping Time Bt = Back Time

- Jumlah Truck 2 *perbandingan Match Factor

Volume tanah yg dipindahkan


Tahun I II III
m3 10.140 - -

- Menghitung Jam Operasi Alat


Jam Operasi (Dump Truck) 68 0 0
Tahun I II III
Jam Operasi 136 - -

- Menghitung Biaya Pemindahan Material Pembongkaran (Dump Truck)


Tahun I II III
Biaya 44.880.000 - -

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-15


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

EXCAVATOR
Luas lahan
Tahun I II III
Luas (Ha) 3,38 0,00 0

Alat : Excavator
Kapasitas bucket : 1,2 m3 Kebutuhan Solar : 16 liter
Produktivitas alat : 148,5 m3/jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya Sewa : 167000 Rp/Jam Total Biaya Solar (Rp) : 176000
Biaya operator : 15000 Rp/jam

Volume tanah yg dipindahkan (Excavator)


Tahun I II III
m3 10.140 - -
dens ton = bcm x 1,9 19.266
- Menghitung Produktivitas Alat
- Kapasitas Bucket Bersih
Kap. Bucket Kap. Normal Faktor
Bersih (m3) Heaped Pengisian
1,08 1,2 0,9

- Waktu Kerja Efektif : 55 menit/jam


- Waktu Edar : 0,4 menit
- Produktivitas Alat : 149 m3/jam

- Menghitung Jam Operasi Alat


- Jam Operasi (Excavator) :
Tahun I II III
Jam Operasi 68 - -

- Menghitung Biaya Pemindahan Material Pembongkaran (Excavator)


Tahun I II III
Biaya 24.445.253 - -

BULDOZZER (Penataan Akhir Lahan)


Alat : Buldozzer
Kapasitas : 4,4 bcm Kebutuhan Solar : 22 liter
Biaya Sewa : 310000 Rp/Jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya operator : 20000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 242000
Produktivitas Normal : 361 m3/jam

- Menghitung Produktivitas Alat


- Faktor Penyesuaian
Faktor penyesuaian : operator material jam kerja kemiringan koreksi BJ metode kenampakanelevasi transmisi
0,7803 0,85 1,2 0,85 1 0,9 1 1 1 1

- Produktivitas Alat : 282 m3/jam

- Menghitung Jam Operasi Alat


- Jam Operasi :
Tahun I II III
Jam Operasi 223 - -

- Menghitung Biaya Penataan Lahan


Tahun I II III
Biaya 127.556.000 - -

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-16


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

c. Pembongkaran Bangunan Fasilitas pada Stockpile


Luas lahan
Tahun I II III
Luas (Ha) 0,17 0 0

Alat : Excavator
Kapasitas bucket : 1,2 m3 Kebutuhan Solar : 16 liter
Produktivitas alat : 148,5 m3/jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya Sewa : 167000 Rp/Jam Total Biaya Solar (Rp) : 176000
Biaya operator : 15000 Rp/jam 0

Volume tanah yg dipindahkan


Tahun I II III
bcm 850 - -

- Menghitung Produktivitas Alat


- Kapasitas Bucket Bersih
Kap. Bucket Kap. Normal Faktor
Bersih (m3) Heaped Pengisian
1,08 1,2 0,9

- Waktu Kerja Efektif : 55 menit/jam


- Waktu Edar : 0,4 menit
- Produktivitas Alat : 149 m3/jam

- Menghitung Jam Operasi Alat


- Jam Operasi (Excavator) :
Tahun I II III
Jam Operasi 6 - -

- Menghitung Biaya Penebaran Tanah Pucuk (Excavator)


Tahun I II III
Biaya 2.148.000 - -

B).2. Penebaranan Tanah Pucuk


- Input Data Pemindahan Tanah Pucuk (Excavator)
Luas lahan
Tahun I II III
Luas (Ha) 20,95 0 0

Alat : Excavator
Kapasitas bucket : 1,2 m3 Kebutuhan Solar : 16 liter
Produktivitas alat : 148,5 m3/jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya Sewa : 167000 Rp/Jam Total Biaya Solar (Rp) : 176000
Biaya operator : 15000 Rp/jam

Volume tanah yg dipindahkan


Tahun I II III
bcm 62.850 - -

- Menghitung Produktivitas Alat


- Kapasitas Bucket Bersih
Kap. Bucket Kap. Normal Faktor
Bersih (m3) Heaped Pengisian
1,08 1,2 0,9

- Waktu Kerja Efektif : 55 menit/jam


- Waktu Edar : 0,4 menit
- Produktivitas Alat : 149 m3/jam

- Menghitung Jam Operasi Alat


- Jam Operasi (Excavator) :
Tahun I II III
Jam Operasi 422 - -

- Menghitung Biaya Penebaran Tanah Pucuk (Excavator)


Tahun I II III
Biaya 151.076.000 - -

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-17


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

DUMP TRUCK
- Input Data Penebaran tanah Pucuk (Dump Truck)
Alat : Dump Truck
Biaya Sewa : 175000 (Rp/jam) Kebutuhan Solar : 13 liter
Produktivitas Normal : 88,17813765 m3/jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya Operator : 12000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 143000
Kapasitas Truck : 18,15 m3
Jam Kerja Efektif : 50 menit/jam
Efisiensi Kerja : 0,75

- Menghitung Produktivitas Alat


Dumptruck
Wkt edar (menit) MLt Lt LHt MDt Dt Bt
12,35 0,4 6,05 2 0,4 1,5 2
MLt = Manuver Loading Time LHt = Loading Hauling Time Dt = Dumping Time
Lt = Loading Time MDt = Manuver Dumping Time Bt = Back Time

- Jumlah Truck 2 *perbandingan Match Factor

Volume tanah yg dipindahkan


Tahun I II III
m3 62.850 - -

- Menghitung Jam Operasi Alat


Jam Operasi (Dump Truck) 422 0 0
Tahun I II III
Jam Operasi 844 - -

- Menghitung Biaya Penebaran Tanah Pucuk (Dump Truck)


Tahun I II III
Biaya 278.520.000 - -

B).3. Pengendalian Erosi Fasilitas Pengolahan


EXCAVATOR (PEMBUATAN SISTEM DRAINASE)
- Input Data Sistem Drainase (Excavator)
Alat : Excavator
Kapasitas bucket : 1,2 m3 Kebutuhan Solar : 16 liter
Produktivitas Normal : 148,5 Rp/Jam Harga Solar (Rp/liter) : 11.000
Biaya Sewa : 167000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 176.000
Biaya operator : 15000 m3/jam

- Volume tanah yg dipindahkan


Panjang Luas
Volume Tanah Yang saluran Permukaan
dipindahkan bcm/Ha Drainase m Saluran m2
200 400 0,5

- Menghitung Kebutuhan Drainase


Volume tanah yg dipindahkan
Tahun I II III
bcm 4.190 - -

- Menghitung Produktivitas Alat


- Kapasitas Bucket Bersih
Kap. Nominal Faktor
Kap. Bucket Bersih
Heaped Pengisian
1,08 1,2 0,9

- Waktu Kerja Efektif : 55 menit/jam


- Waktu Edar : 0,5 menit
- Produktivitas Alat : 119 m3/jam

- Menghitung Jam Operasi Alat


- Jam Operasi (Excavator) :
Tahun I II III
Jam Operasi 36 - -

- Menghitung Biaya Pembuatan Drainase


Tahun I II III
Biaya 12.888.000 - -

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-18


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

B).4. Biaya Revegetasi Fasillitas Pengolahan


Berdasarkan biaya revegetasi per hektare sub bab A.2.5, maka biaya revegetasi untuk
Lahan Bekas Fasilitas Pengolahan, yaitu :

Biaya Revegetasi Fasilitas Pengolahan


Lokasi Crusher Plant
Biaya Revegetasi (Rp) 641.279.500
Jumlah bibit tanaman 13094
- Bibit Pioneer 6536
- Bibit Tanaman Pokok 3939
- Bibit Buah 2619

Total B).1. s.d. B).4. :


Lokasi Bangunan Crusher & Landfill - stockpile Total
Luas 0,17 17,57 3,38
215.084.000 215.084.000
Bongkar
2.148.000 2.148.000
TSA 360.286.478 69.309.522 429.596.000
erosi 10.808.695 2.079.305 12.888.000
Reklamasi 537.817.700 103.461.800 641.279.500

B).5. Biaya Reklamasi Kolam Tailing (KPL)


Total Luas lahan KPL = 8.800 m2
Volume top soil (t : 0,3 m) = 2.640 m3
Volume timbunan (t : 2 m) = 17.600 m3
Waktu *Biaya
Produksi CT
KEGIATAN ALAT Eff kerja Jam Sewa Total (Rp/jam)
BCM/jam (menit)
(menit) (Rp/jam)
Penimbunan Exca 149 0,8 4 50 118 358.000 42.244.000
Dump truk 88 0,8 5 50 200 330.000 66.000.000
Penebaran tanah
Excapucuk 149 0,8 4 50 18 358.000 6.444.000
Dump truk 88 0,8 5 50 30 330.000 9.900.000
Penataan
(Final) Bulsozzer 317 8 572.000 4.576.000

Reklamasi dan
Pemeliharaan tanaman Tanam pohon Biaya *Rp/ha 82.487.500 296.955.000
Total Keseluruhan 426.119.000
* Biaya revegetasi per hektar (Lahan wisata kebun)

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-19


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

B).6. Biaya pengambilan tanah terkontaminasi untuk remediasi


Volume tanah yang di remediasi
Tahun I II III
Volume Tanah/batubara 20950 0 0

Alat : Excavator
Kapasitas bucket : 1,2 m3
Produktivitas alat : 28 m3/jam
Biaya Sewa : 167.000 Rp/Jam
Biaya operator : 15.000 Rp/jam

- Menghitung Produktivitas Alat


- Kapasitas Bucket Bersih
Kap. Bucket Kap. Normal Faktor
Bersih (m3) Heaped Pengisian
0,84 1,2 0,7

- Waktu Kerja Efektif : 50 menit/jam


- Waktu Edar : 1,5 menit
- Produktivitas Alat : 28 m3/jam

- Menghitung Jam Operasi Alat


- Jam Operasi (Excavator) :
Tahun I II III
Jam Operasi 748,00 - -
- Menghitung Biaya Remediasi (Excavator)
Tahun I II III
Biaya 267.784.000 - -

B).7. Biaya Remediasi Tanah Terkontaminasi Fasilitas Pengolahan


No Description Unit Biaya/unit Total Biaya
1 Tim Ahli Bioremediasi (2 Paket/tahun)
Konsumsi 3 400.000 1.200.000
Transportasi 3 1.500.000 4.500.000
Biaya Jasa Konsultasi Manajemen Limbah B3 3 2.700.000 8.100.000
Total 1 13.800.000
2 Analisa (20 sample/th)
Organik 30 60.000 1.800.000
Anorganik 30 50.000 1.500.000
Logam 30 60.000 1.800.000
Wet Chemistry 30 75.000 2.250.000
Fisik 30 75.000 2.250.000
Mikrobiologi 30 60.000 1.800.000
Total 2 11.400.000

Total 1 + 2 25.200.000

Berdasarkan luas lokasi kegiatan yang berpotensi terkontaminasi yaitu seluruh lokasi
fasilitas pengolahan seluas 21,83 ha, maka biaya untuk remediasi tanah pada fasilitas
pengolahan yaitu = sub bab B.6. + B.7.
= Rp 267.784.000 + (Rp 25.200.000 x 21,83 ha)
= Rp 516.646.000

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-20


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

C) FASILITAS PENUNJANG
C).1. Reklamasi Lahan Bekas Landfill
a. Penebaran Tanah Pucuk
- Input Data Pemindahan Tanah Pucuk (Excavator)
Luas lahan
Tahun I II III
Luas (Ha) 3,33 0 0

Alat : Excavator
Kapasitas bucket : 1,2 m3 Kebutuhan Solar : 16 liter
Produktivitas alat : 149 Rp/Jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya Sewa : 167000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 176000
Biaya operator : 15000 m3/jam

Volume tanah yg dipindahkan


Tahun I II III
bcm 9.990 - -

- Menghitung Produktivitas Alat


- Kapasitas Bucket Bersih
Kap. Bucket Kap. Normal Faktor
Bersih (m3) Heaped Pengisian
0,96 1,2 0,8

- Waktu Kerja Efektif : 50 menit/jam


- Waktu Edar : 0,5 menit
- Produktivitas Alat : 96 m3/jam

- Menghitung Jam Operasi Alat


- Jam Operasi (Excavator) :
Tahun I II III
Jam Operasi 105 - -

- Menghitung Biaya Penebaran Tanah Pucuk (Excavator)


Tahun I II III
Biaya 19.110.000 - -

DUMP TRUCK
- Input Data Penebaran tanah Pucuk (Dump Truck)
Alat : Dump Truck
Biaya Sewa : 175000 (Rp/jam) Kebutuhan Solar : 13 liter
Produktivitas Normal : 88 m3/jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya Operator : 12000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 143000
Kapasitas Truck : 18,2 m3
Jam Kerja Efektif : 50 menit/jam
Efisiensi Kerja : 0,75

- Menghitung Produktivitas Alat


Dumptruck
Wkt edar (menit) MLt Lt LHt MDt Dt Bt
13,88 0,4 7,58 2 0,4 1,5 2
MLt = Manuver Loading Time LHt = Loading Hauling Time Dt = Dumping Time
Lt = Loading Time MDt = Manuver Dumping Time Bt = Back Time

- Jumlah Truck 2 *perbandingan Match Factor

Volume tanah yg dipindahkan


Tahun I II III
m3 9.990 - -

- Menghitung Jam Operasi Alat


Jam Operasi (Dump Truck) 105 0 0
Tahun I II III
Jam Operasi 210 - -

- Menghitung Biaya Penebaran Tanah Pucuk (Dump Truck)


Tahun I II III
Biaya 69.300.000 - -

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-21


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

BULLDOZER (Penataan Akhir Lahan)


- Input Data
Alat : Buldozzer
Kapasitas : 4,4 bcm Kebutuhan Solar : 22 liter
Biaya Sewa : 310000 Rp/Jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya operator : 20000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 242000
Produktivitas Normal : 361 m3/jam

- Menghitung Produktivitas Alat


- Faktor Penyesuaian
Faktor penyesuaian : operator material jam kerja kemiringan koreksi BJ metode kenampakanelevasi transmisi
0,7803 0,85 1,2 0,85 1 0,9 1 1 1 1

- Produktivitas Alat : 282 m3/jam

- Menghitung Jam Operasi Alat


- Jam Operasi :
Tahun I II III
Jam Operasi 35 - -

- Menghitung Biaya Penataan Lahan


Tahun I II III
Biaya 20.020.000 - -

EXCAVATOR (PEMBUATA N SISTEM DRAINASE)


- Input Data Sistem Drainase (Excavator)
Alat : Excavator
Kapasitas bucket : 1,2 m3 Kebutuhan Solar : 16 liter
Biaya Sewa : 149 Rp/Jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya operator : 167000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 176000
Produktivitas Normal : 15000 m3/jam

- Volume tanah yg dipindahkan


Panjang
saluran Luas
Volume Tanah Yang Drainase m Permukaan
dipindahkan bcm/Ha /Ha Saluran m2
200 400 0,5

- Menghitung Kebutuhan Drainase


Volume tanah yg dipindahkan
Tahun I II III
bcm 666 - -

- Menghitung Produktivitas Alat


- Kapasitas Bucket Bersih
Kap. Nominal
Kap. Bucket Bersih Faktor Pengisian
Heaped
0,96 1,2 0,8

- Waktu Kerja Efektif : 50 menit/jam


- Waktu Edar : 0,5 menit
- Produktivitas Alat : 96 m3/jam

- Menghitung Jam Operasi Alat


- Jam Operasi (Excavator) :
Tahun I II III
Jam Operasi 56 - -

- Menghitung Biaya Pembuatan Drainase


Tahun I II III
Biaya 9.360.344 - -

Biaya Revegetasi Fasillitas Penunjang


Berdasarkan biaya revegetasi per hektare sub bab A.2.5, maka biaya revegetasi untuk Lahan Bekas
Fasilitas Pengolahan, yaitu :

Biaya Revegetasi Fasilitas Penunjang


Lokasi Landfill (3,33 ha)
Biaya Revegetasi (Rp) 101.931.300
Jumlah bibit tanaman 2081
- Bibit Pioneer 1039
- Bibit Tanaman Pokok 626
- Bibit Buah 416

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-22


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

Maka, Total biaya reklamasi landfill fasilitas penunjang yaitu :


= Rp 19.110.000 + Rp 69.300.000 + Rp 20.020.000 + Rp 9.360.344 + 101.931.300
= Rp 219.721.644

C).2. Biaya Perawatan Infrastruktur sebelum diserahkan ke pemangku kepentingan


Cat Renovasi Tembok/penyangga
Luas
JENIS Bangunan Harga Satuan Harga Satuan TOTAL (Rp)
(m2) Total (Rp) Total (Rp)
Rp/m2 Rp/m2
area perkantoran
kantor 20 x 23 500 12.500 6.250.000 5.000 2.500.000 8.750.000
mushola 6x 6 50 12.500 625.000 5.000 250.000 875.000
Bangunan full
aula 12 x 8 96 12.500 1.200.000 5.000 480.000 1.680.000
tembok satu lantai *
Nurserry - - -
Pos Security 5 x 8,7 20 12.500 250.000 5.000 100.000 350.000
parkiran motor 20 x 9 200 - 5.000 1.000.000 1.000.000
Perawatan Drainase Parit 1.500 HOK 1.500.000 1.500.000
TOTAL 2.366 14.155.000
* Biaya sudah termasuk bahan dan HOK

C).3. Biaya Remediasi Tanah Terkontaminasi Fasilitas Penunjang (satuan sub bab B.7)
No Description Unit Biaya/unit Total Biaya
1 Tim Ahli Bioremediasi (2 Paket/tahun)
Konsumsi 3 400.000 1.200.000
Transportasi 3 1.500.000 4.500.000
Biaya Jasa Konsultasi Manajemen Limbah B3 3 2.700.000 8.100.000
Total 1 13.800.000
2 Analisa (20 sample/th)
Organik 30 60.000 1.800.000
Anorganik 30 50.000 1.500.000
Logam 30 60.000 1.800.000
Wet Chemistry 30 75.000 2.250.000
Fisik 30 75.000 2.250.000
Mikrobiologi 30 60.000 1.800.000
Total 2 11.400.000
Total 1 + 2 25.200.000

C).4. Reklamasi Fasilitas di Luar WIUP OP


a. Pembongkaran Bangunan dan Perapian Lahan
- Pemindahan Bangunan Container = Rp 3.000.000,-
- Pembongkaran dan perapian lahan menggunakan buldozzer seluas 5,67 ha
Luas : 5,67 ha
Produktivitas Alat : 317 bcm/jam
Faktor Effisiensi : 87,78 %
Tebal Material : 0,5
Biaya Rental : Rp 572.000,-
Maka
Jam Operasi Produksi : 139 jam
Biaya Penataan Lahan : Rp 51.155.205,-
Total Biaya Pembongkaran dan Perapian Lahan = Rp 54.155.205,-

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-23


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

b. Reklamasi KPL
Total Luas lahan KPL = 1.500 m2
Volume top soil (t : 0,3 m) = 450 m3
Volume timbunan (t : 2 m) = 3.000 m3
Waktu *Biaya
Produksi CT
KEGIATAN ALAT Eff kerja Jam Sewa Total (Rp/jam)
BCM/jam (menit)
(menit) (Rp/jam)
Penimbunan Exca 149 0,8 4 50 20 358.000 7.160.000
Dump truk 88 0,8 5 50 34 330.000 11.220.000
Penebaran tanah
Excapucuk 149 0,8 4 50 3 358.000 1.074.000
Dump truk 88 0,8 5 50 34 330.000 11.220.000
Penataan
(Final) Bulsozzer 317 1 572.000 572.000
Total Keseluruhan 31.246.000

c. Revegetasi Seluruh Lahan diluar WIUP (5,67 ha)


Berdasarkan biaya revegetasi per hektare sub bab A.2.5 + E.1, maka biaya revegetasi
untuk Lahan Bekas Fasilitas Pengolahan, yaitu :

Biaya Revegetasi Fasilitas di Luar WIUP OP


Lokasi Stockpile Sukacinta
Biaya Revegetasi + Pemeliharaan (Rp) 467.704.125

D) BIAYA PENGEMBANGAN SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI


D).1. Program Pengembangan sosial, budaya dan ekonomi
BIAYA
No URAIAN PESERTA WAKTU JUMLAH
ORANG/BULAN
1 Pelatihan keahlian pelaku usaha kecil 15 3 1.000.000 45.000.000
2 Pelatihan budidaya pembibitan 15 3 1.000.000 45.000.000
3 Pelatihan budidaya tanaman industri 15 3 1.000.000 45.000.000
4 Pelatihan keterampilan lainnya 15 3 1.000.000 45.000.000
5 Modal usaha kecil 7 1 10.000.000 70.000.000
250.000.000

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-24


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

E) BIAYA PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN


E).1. Pemeliharaan dan Perawatan Revegetasi Tanaman
III Perawatan dan Pemeliharaan
Perawatan Tahun ke I
a. Pupuk organik (Rp/kg) 10 kg/lubang 6250 500 3.125.000
b. Penyulaman :
Tanaman Pokok Bibit 250 55.000 13.750.000
Biji cover crop Kg 1 50.000 50.000
c. Kapur/dolomit 20 Kg/lubang 625 1.000 625.000
d. Tenaga kerja HOK 12 120.000 1.440.000
e. Analisa sampel tanah 4 Sampel/thn 4 250.000 1.000.000
Perawatan Tahun ke II
a. Pupuk Organik 10 kg/lubang 6250 500 3.125.000
Pupuk Buah 0,05 L x 300 bh 125 70.000 8.750.000
b. Penyulaman : Bibit
Tanaman Pokok Bibit 125 55.000 6.875.000
Biji cover crop Kg 1 50.000 50.000
c. Kapur/dolomit 20 Kg/lubang 312,5 1.000 312.500
d. Tenaga kerja HOK 6 120.000 720.000
e. Pembersihan Lahan / 6 bln HOK 2 HOK x 3 hari 120.000 720.000
Perawatan Tahun ke III
a. Pupuk Organik 10 kg/lubang 6250 500 3.125.000
Pupuk Buah 0,05 L x 300 bh 63 70.000 4.410.000
b. Penyulaman :
Tanaman Pokok Bibit 42 55.000 2.310.000
Biji cover crop Kg 1 50.000 50.000
c. Tenaga kerja HOK 6 120.000 720.000
d. Pembersihan Lahan / 6 bln HOK 2 HOK x 3 hari 120.000 720.000
Sub Total II 51.877.500

Biaya pemeliharaan dan perawatan berdasarkan luasan kegiatan revegetasi pada


tapak bekas tambang, fasilitas pengolahan dan fasilitas penunjang :

= Pemelliharaan dan perawatan ((Banksoil+gudang handak) + tambang permukaan)


+ Fas Pengolahan + Fas Penunjang)
= ((454.446.900 + 52.396.275) + 289.995.225) + 1.086.833.625 + 172.752.075)
= Rp 2.056.424.100
E).2. Pemeliharaan dan Perawatan Kestabilan Lereng & Erosi = Rp 150.000.000,-
E).3. Pemeliharaan dan Perawatan Kualitas Air (Void) = Rp 90.000.000,-

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-25


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

F) Biaya Pemantauan
Biaya Tahun ke- (Rp)
Pemantauan
1 2 3 Total
1. Biaya Pemantauan Kualitas Air 120.000.000 120.000.000 120.000.000 360.000.000
2. Biaya Pemantauan Kualitas Tanah 40.000.000 40.000.000 40.000.000 120.000.000
3. Biaya Pemantauan Kestabilan Lereng 36.000.000 36.000.000 36.000.000 108.000.000
4. Biaya Pemantauan Erosi 100.000.000 100.000.000 100.000.000 300.000.000
5. Biaya Pemantauan Biologi Akuatik
72.000.000 72.000.000 72.000.000 216.000.000
dan Teresterial
6. Biaya Pemantauan Kesehatan dan Sosial 155.000.000 155.000.000 163.500.000 473.500.000
Jumlah 1.577.500.000

6. Biaya Pemantauan Kesehatan dan Sosial


PROGRAM PASCATAMBANG PEMANTAUAN BANTUAN KESEHATAN
Program berobat gratis A. Ring 1
untuk masyarakat bekerja A1. Kec. Merapi Barat
sama dengan unit kerja Desa Merapi 30.000.000 30.000.000 30.000.000
kesehatan setempat. Desa Gunung Agung 10.000.000 10.000.000 10.000.000
Program ini bertujuan untuk A2. Kec. Kertapati - - -
1. Berobat
memberikan image Kel. Kertapati - - -
gratis
kepedulian perusahaan B. Ring 2
kepada kesehatan B1. Kec. Merapi Barat
masyarakat terkait isu-isu Desa Muara Maung 15.000.000 15.000.000 15.000.000
yang ada. Desa Suka Cinta - - -
Desa Telatang 5.000.000 5.000.000 5.000.000
Sebagai bentuk dukungan A. Ring 1
perusahaan kepada para A1. Kec. Merapi Barat
pekerja medis dan relawan. Desa Merapi 3.500.000 3.500.000 5.000.000
Kegiatan ini dilaksanakan Desa Gunung Agung 3.500.000 3.500.000 5.000.000
2. Pemberian
bersamaan dengan kegiatan A2. Kec. Kertapati
insentif
berobat gratis ataupun Kel. Kertapati - - -
tenaga
kegiatan kesehatan lainnya B. Ring 2
kesehatan
B1. Kec. Merapi Barat
Desa Muara Maung 1.500.000 1.500.000 2.500.000
Desa Suka Cinta 1.500.000 1.500.000 2.500.000
Desa Telatang 1.500.000 1.500.000 2.500.000
3. Bantuan Program ini dilaksanakan A. Ring 1
nutrisi dengan memberikan A1. Kec. Merapi Barat
tambahan bantuan makanan nutrisi Desa Merapi 17.500.000 17.500.000 17.500.000
masyarakat tambahan masyarakat. Desa Gunung Agung 6.000.000 6.000.000 6.000.000
A2. Kec. Kertapati
Kel. Kertapati - - -
B. Ring 2
B1. Kec. Merapi Barat
Desa Muara Maung 10.000.000 10.000.000 12.500.000
Desa Suka Cinta 5.000.000 5.000.000 5.000.000
Desa Telatang 5.000.000 5.000.000 5.000.000
4. Dukungan Dukungan ini dalam bentuk A. Ring 1
Posyandu. bantuan peralatan dan A1. Kec. Merapi Barat
Bantuan gizi perlengkapan posyandu. Desa Merapi 12.500.000 12.500.000 12.500.000
ibu hamil, Program ini dilaksanakan Desa Gunung Agung 7.500.000 7.500.000 7.500.000
balita dan dengan memberikan A2. Kec. Kertapati
lansia makanan tambahan kepada Kel. Kertapati - - -
ibu hamil, balita dan lansia. B. Ring 2
Program ini bisa B1. Kec. Merapi Barat
dilaksanakan bersamaan Desa Muara Maung 10.000.000 10.000.000 10.000.000
dengan kegiatan posyandu. Desa Suka Cinta 5.000.000 5.000.000 5.000.000
Desa Telatang 5.000.000 5.000.000 5.000.000
TOTAL 155.000.000 155.000.000 163.500.000

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-26


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

G) Perhitungan Biaya Eskalasi


Seluruh biaya rencana pascatambang akan dipengaruhi nilai eskalasi setiap
tahunnya yang didasarkan eskalasi pada tahun 2020 untuk menghitung peningkatan
nilai biaya pada tahun 2030 (waktu pengerjaan RPT). Penambahan nilai eskalasi
yang telah ditentukan pada tahun 2020 dan telah disepakati dari dinas ESDM Provinsi
Sumatera Selatan untuk jaminan reklamasi dan pacatambang sebesar 4,18% yang
dibulatkan menjadi 5,00% mengacu kepada suku bunga acuan Bank Indonesia 3 bulan
terakhir dengan persentase proyeksi suku bunga digunakan sebesar (20%, 30%, dan
50%) dari seluruh total biaya.

Maka besaran Perubahan nilai biaya dihitung setiap tahunnya


 besaran perubahan = Total biaya x eskalasi 4,18% per tahun

Total setelah perubahan = Total biaya + besaran perubahan


Misal nilai biaya pada tahun 2021 = Rp 16.697.197.617,- + Rp 834.859.881,-
= Rp 17.532.057.498,-
Dan seterusnya

Tabel Perubahan biaya setelah pengaruh eskalasi 5,00%


Tahun Hasil Peningkatan Tahun Hasil Peningkatan
2020 16.697.197.617 2026 22.375.841.738

2021 17.532.057.498 2027 23.494.633.825

2022 18.408.660.373 2028 24.669.365.516

2023 19.329.093.392 2029 25.902.833.792

2024 20.295.548.062 2030 27.197.975.482

2025 21.310.325.465

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-27


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

SUKU BUNGA ACUAN

KURS NILAI TUKAR RUPIAH KE USD

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-28


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

1. Rekapitulasi Estimasi Biaya Rencana Pasca Tambang


Tahun
BIAYA Total
I II III
A. Biaya Langsung
a. Biaya pada tapak bekas tambang
- Pembongkaran Fasilitas Tambang
1. Biaya pembongkaran fasilitas 85.594.000 - - 85.594.000
2. Penebaran tanah zona pengakaran 27.670.000 - - 27.670.000
3. Pengendalian erosi 6.086.000 - - 6.086.000
4. Biaya Reklamasi 360.387.200 - - 360.387.200
- Jalan Tambang dan Hauling
1. Perawatan Jalan 49.500.000 49.500.000
2. Penanaman sawit di pinggir sepanjang jalan (m) 122.429.000 122.429.000
- Permukaan Tambang
1. Pembongkaran lahan 33.748.000 - - 33.748.000
2. Penebaran tanah zona pengakaran 148.782.000 - - 148.782.000
3. Pengendalian erosi 33.294.000 - - 33.294.000
4. Biaya Reklamasi 171.109.900 - - 171.109.900
- Reklamasi Kolam Pengendap - - -
1. Penimbunan Lubang Bekas KPL 1.476.648.000 1.476.648.000
2. Penebaran tanah zona pengakaran 221.606.000 221.606.000
3. Biaya Reklamasi 989.850.000 989.850.000
- Pengamanan lahan bekas bukaan tambang (dinding void)
1. Pengamanan Sekeliling Void 1.554.856.836 - - 1.554.856.836
2. Zona Wisata Air (ha) 654.715.455 - - 654.715.455
3. Fasilitas Wisata Rekreasi (ha) 550.200.000 - - 550.200.000
4. Pembuatan Drainase Overflow (m3) 30.072.000 - - 30.072.000

b. Biaya pada faslitas pengolahan


1. Biaya pembongkaran fasilitas
a. Crusher - - - -
b. Stockpile 215.084.000 - - 215.084.000
c. Bangunan 2.148.000 2.148.000
2. Penebaran tanah zona pengakaran 429.596.000 - - 429.596.000
3. Pengendalian erosi 12.888.000 - - 12.888.000
4. Biaya Reklamasi 641.279.500 - - 641.279.500
5. Biaya Reklamasi KPL - - -
a. Penimbunan Lubang Bekas KPL 108.244.000 108.244.000
b. Penebaran tanah zona pengakaran 16.344.000 16.344.000
c. Biaya Reklamasi 296.955.000 296.955.000
6. Pengupasan Tanah Terkontaminasi 267.784.000 - - 267.784.000
7. Biaya Remediasi tanah 248.862.000 - - 248.862.000

c. Biaya pada faslitas penunjang


- Reklamasi Bekas Landfill 219.721.644 - - 219.721.644
- Reklamasi Bekas Bangunan dan Pondasi 14.155.000 - - 14.155.000
- Remediasi Tanah Terkontaminasi 25.200.000 - - 25.200.000
- Fasilitas Diluar WIUP -
1. Pembongkaran dan Perapian Bangunan 54.155.205 54.155.205
2. Penimbunan Lubang Bekas KPL 31.246.000 31.246.000
3. Revegetasi seluruh lahan diluar WIUP OP 467.704.125 467.704.125

d. Pengembangan sosial, budaya, dan ekonomi


1. Program sosial, budaya dan ekonomi 250.000.000 250.000.000
subtotal a 9.817.914.865 - - 9.817.914.865
e. Pemeliharaan dan Perawatan
1. Revegetasi 2.056.424.100 2.056.424.100
2. Kestabilan Lereng dan erosi 50.000.000 50.000.000 50.000.000 150.000.000
3. Kualitas Air Void 30.000.000 30.000.000 30.000.000 90.000.000

f. Pemantauan
1. Biaya Pemantauan kualitas air 120.000.000 120.000.000 120.000.000 360.000.000
2. Biaya Pemantauan Kualitas Tanah 40.000.000 40.000.000 40.000.000 120.000.000
3. Biaya Pemantauan flora dan Fauna 36.000.000 36.000.000 36.000.000 108.000.000
4. Biaya Pemantauan Kestabilan Lereng 100.000.000 100.000.000 100.000.000 300.000.000
5. Biaya Pemantauan Erosi 72.000.000 72.000.000 72.000.000 216.000.000
6. Biaya Pemantauan Kesehatan dan Sosial 155.000.000 155.000.000 163.500.000 473.500.000
Subtotal b 2.659.424.100 603.000.000 611.500.000 3.873.924.100

Subtotal a + Subtotal b 12.477.338.965 603.000.000 611.500.000 13.691.838.965


B. Biaya Tidak Langsung
a. Biaya mobilisasi dan demobilisasi 2,50% 311.933.474 15.075.000 15.287.500 342.295.974
b. Biaya perencanaan reklamasi 6,05% 754.879.007 36.481.500 36.995.750 828.356.257
c. Biaya adm & keuntungan kontraktor 9,10% 1.135.437.846 54.873.000 55.646.500 1.245.957.346
d. Biaya Supervisi 4,30% 536.525.575 25.929.000 26.294.500 588.749.075
subtotal c 2.738.775.902 132.358.500 134.224.250 3.005.358.652
TOTAL a+b+c 15.216.114.867 735.358.500 745.724.250 16.697.197.617
Total setelah Pengaruh Eskalasi pada tahun
5,00% 27.197.975.482
2030 ( 11 tahun - 2020 s/d 2030)

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-29


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

GRAFIK BIAYA TIDAK LANGSUNG


(Biaya Perencanaan Reklamasi PascaTambang)

6,05 %

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-30


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

GRAFIK BIAYA TIDAK LANGSUNG


(Biaya Administrasi dan Keuntungan)

9,10 %

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-31


REVISI II

Dokumen RENCANA PASCATAMBANG


Komoditas Tambang Batubara
Tahun 2020

GRAFIK BIAYA TIDAK LANGSUNG


(Biaya Supervisi)

4,30 %

PT MUARA ALAM SEJAHTERA | Lampiran L-32

Anda mungkin juga menyukai