KATA PENGANTAR
INTISARI
Hasil penyelidikan eksplorasi batubara pada areal IUP operasi produksi PT Muara
Alam Sejahtera dengan estimasi jumlah sumber daya batubara adalah 80.908 Kton, terdiri
dari 14.993 Kton sumber daya terukur, 41.426 Kton sumber daya tertunjuk dan 24.489 Kton
sumber daya tereka dan total realisasi aktual produksi tahun 2009 s.d. tahun 2019 sejumlah
14.390.032 ton. Sedangkan jumlah cadangan pada tahun 2020 sebesar 26.508.325 ton dan
dan untuk tahun 2020 hingga tahun 2030 sebagai rencana penambangan yang dilakukan
revisi menjadi berjumlah sebesar 18.130.000 ton sehingga tersisa cadangan sebesar
8.378.325 ton dengan area pit penambangan pada empat lokasi yaitu Pit alam 1-3, 4, 5-7,
dan 8-9, sedangkan jumlah overburden termasuk tanah pucuk sebesar ± 211.297.195 BCM
dengan rencana perolehan recovery diharapkan mencapai 98% dari rencana produksi.
Pada tahun 2010 telah disusun dokumen Recana Pascatambang dengan Nomor SK
persetujuan dokumen RPT 540/941/pertamb/2010 tetapi dikarenakan perubahan desain
tambang sehingga disusun lah dokumen revisi rencana pascatambang pada tahun 2018
dengan nomor SK persetujuan 540/1758/DESDM/IV-1/2018 dengam total jaminan sebesar
Rp 22.783.687.308,-. Pada tahun 2020 dilakukan revisi ulang rencana pascatambang dari
dokumen RPT tahun 2018 disebabkan oleh beberapa pertimbangan yaitu : perubahan desain
penambangan, perluasan pit penambangan, perubahan kapasitas produksi, perubahan
stiping ratio, penyesuaian dokumen rencana reklamasi, penyesuaian terhadap peraturan-
perundangan terbaru, dan penyesuaian rencana dan target keuangan. Maka disusunlah
dokumen Revisi Rencana Pascatambang ini.
Program Pascatambang yang direncanakan sesuai hasil konsultasi publik
kesepakatan dengan pemangku kepentingan sekitar tambang dengan pemanfaatan lahan
tambang terbuka berupa sarana rekreasi wisata, reklamasi dan revegetasi lahan terganggu
dengan luas total 265,68 Ha terdiri dari empat zonasi keperuntukan lahan bekas tambang.
Aspek yang telah dihitung dan dipertimbangkan terdiri dari biaya langsung (biaya
tapak bekas tambang, biaya fasilitas penunjang, biaya pengembangan sosial budaya dan
ekonomi, biaya pemeliharaan, biaya pemantauan), dan biaya tidak langsung yang kemudian
dijumlahkan serta dipengaruhi eskalasi maka diperoleh total keseluruhan biaya Rencana
PascaTambang PT. Muara Alam Sejahtera sebesar Rp 27.197.975.482,- sehingga terdapat
kekurangan biaya jaminan sebesar pascatambang untuk disetorkan sebanyak
Rp 4.414.288.174,-. dengan faktor pengali disesuaikan dengan SK perpanjangan IUP OP
masa berlaku tahun 2023 – 2032 selama 10 tahun yang berpedoman pada Lampiran VI
matrik 6 KepMen ESDM No. 1827.K/30/MEM/2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah
Pertambangan yang Baik.
Tabel Intisari - Rekapitulasi Perbandingan Sebelum dan Setelah Revisi Dokumen RPT
No Uraian RPT Sebelum Revisi RPT Setelah Revisi
1 KP Ekspolarasi 540/64/KEP/PERTAMBEN/2005 540/64/KEP/PERTAMBEN/2005
540/509/KEP/PERTAMBEN/2007 (KW.01.3.LHT.2007) 540/509/KEP/PERTAMBEN/2007 (KW.01.3.LHT.2007)
2 KP Eksploitasi
503/456/KEP/PERTAMBEN/2008 (KW.03.3.P.LHT.2008) 503/456/KEP/PERTAMBEN/2008 (KW.03.3.P.LHT.2008)
KP. Eksploitasi menjadi IUP Operasi 503/159/KEP/PERTAMBEN/2010 Tanggal 27 April 2010 503/159/KEP/PERTAMBEN/2010 Tanggal 27 April 2010
3
Produksi dengan luas wilayah 1.745 Ha dengan luas wilayah 1.745 Ha
SK Izin Usaha Pertambangan 503/159/KEP/PERTAMBEN/2010 tanggal 27 April 2010 503/159/KEP/PERTAMBEN/2010 dan
4
Operasi Produksi perpanjangan 0512/DPMPTSP.V/VII/2019
5 Luas 1.745 Ha 1.745 Ha
Tanggal Waktu IUP Operasi Tanggal 31 Juli 2019
6 Tanggal 27 April 2010
Produksi Tanggal 27 April 2010
12 Tahun (2010 s.d 2022)
7 Jangka Waktu IUP OP 12 Tahun (2010 s.d 2022)
10 Tahun (2022 s.d 2032)
KW.04.3.P.LHT.2008
8 Kode wilayah KW.04.3.P.LHT.2008
KW.21.1604.303.2019.017
9 Lokasi Pertambangan Desa Merapi dan Desa Muara Maung, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.
Tereka (Ton) 25.813.258 Tereka (Ton) 24.489.067
Terunjuk (Ton) 41.677.815 Terunjuk (Ton) 41.426.311
10 Jumlah Sumber daya
Terukur (Ton) 16.985.858 Terukur (Ton) 14.992.674
Total (Ton) 84.476.931 Total (Ton) 80.908.052
Terkira (Ton) 16.579.572 Terkira (Ton) 17.283.066
11 Jumlah Cadangan Terbukti (Ton) 13.881.002 Terbukti (Ton) 9.225.258
Total (Ton) 30.460.574 Total (Ton) 26.508.324
12 Pit Penambangan Pit Alam 1-3, 4, 5-7 dan 8-9 Pit Alam 1-3, 4, 5-7, dan 8-9
13 Lokasi Penimbunan Disposal Utara, Selatan, dan Alam 4 Disposal Alam 4, Selatan, Timur, dan Alam 8-9
14 Total Produksi Batubara (Ton) 33.686.250 32.520.032
15 Total Overburden (BCM) 177.785.651 197.367.245
16 Jumlah Seam 8,00 8,00
17 Jumlah Pit 3,00 4,00
18 Total Luas Pit (Ha) 341,90 386,07
19 Total Luas Disposal (Ha) 359,50 543,43
20 Luas Lahan RPT (Ha) 172,04 265,68
a. Tapak Bekas Tambang (Ha) 165,97 234,43
b. Fasilitas Pengolahan (Ha) 0,00 21,83
c. Fasilitas Penunjang (Ha) 1,07 9,42
21 Jaminan Yang telah ditempatkan (RP) 22.783.687.308 0,00
22 Total Biaya RPT (Rp) 22.783.687.308 27.197.975.482
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
INTISARI ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ............................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ x
LAMPIRAN
Halaman
TABEL INTISARI. Rekapitulasi Perbandingan Sebelum Dan Setelah Revisi Dok RPT iii
TABEL 1.1. Identitas Perusahaan ....................................................................... I-2
TABEL 2.1. Koordinat Wilayah IUP OP PT. Muara Alam Sejahtera .................... II-1
TABEL 2.2. Kualitas Air Sungai Di wilayah studi PT. MAS ................................... II-8
TABEL 2.3. Data Curah Hujan PT. MAS.............................................................. II-9
TABEL 2.4. Hasil Perhitungan Debit Run-Off Pit Alam 1-3 ................................. II-10
TABEL 2.5. Kualitas Air Tanah Dangkal Di Sekitar Wilayah Studi PT. Muara Alam
Sejahtera ......................................................................................... II-11
TABEL 2.6. Verifikasi Model Numerik Pada Sumur Pz-A3-03 ............................. II-15
TABEL 2.7. Keanekaragaman Jenis Plankton Di Perairan Wilayah Studi............ II-19
TABEL 2.8. Komposisi, Kelimpahan Dan Keanekaragaman Hewan Bentos........ II-20
TABEL 2.9. Jenis-Jenis Nekton (Ikan) Yang Tercatat Di Perairan Wilayah Studi . II-22
TABEL 2.10. Daftar Keragaman Dan Kelimpahan Vegetasi Di Wilayah Studi ....... II-24
TABEL 2.11. Daftar Satwa Dominan Yang Ada Di Wilayah Studi .......................... II-26
TABEL 2.12. Jumlah Penduduk Desa-Desa Wilayah Studi .................................. II-27
TABEL 2.13. Jumlah tenaga kesehatan di Kecamatan Merapi Barat ................... II-29
TABEL 2.14. Jumlah Sekolah Di Desa-Desa Wilayah Studi ....................................... II-30
TABEL 3.1. Sumberdaya Batubara Sebelum Revisi (Tahun 2020)...................... III-2
TABEL 3.2. Sumberdaya Batubara Setelah Revisi (Tahun 2020)........................ III-2
TABEL 3.3. Cadangan Batubara Sebelum Revisi (Tahun 2019) ........................ III-3
TABEL 3.4. Cadangan Batubara Setelah Revisi (Tahun 2020) ........................... III-4
TABEL 3.5. Rencana Produksi PT. MAS (Sebelum Revisi) ................................. III-9
TABEL 3.6. Realisasi Dan Rencana Produksi PT. MAS (Setelah Revsisi) .......... III-9
TABEL 3.7. Peralatan Fasilitas Pengolahan ....................................................... III-20
TABEL 3.8. Fasilitas Penunjang PT. MAS Sebelum Revisi ................................. III-25
TABEL 3.9. Fasilitas Penunjang PT. MAS Setelah Revisi ................................... III-25
TABEL 3.10. Fasilitas Penunjang Di Luar WIUP OP ............................................. III-26
TABEL 4.1. Zona Kegiatan Akhir Pascatambang ................................................ IV-3
TABEL 5.1. Saran Dari Instansi Dan Pemangku Kepentingan Terkait ...................... V-3
TABEL 6.1. Rencana Luas Lahan Terganggu Untuk RPT PT MAS..................... VI-2
TABEL 6.2. Lokasi Kegiatan RPT Pada Tapak Bekas Tambang Sebelum Revisi VI-3
TABEL 6.3. Lokasi Kegiatan RPT Pada Tapak Bekas Tambang Setelah Revisi . VI-3
TABEL 6.4. Pembongkaran Fasilitas Tambang .................................................. VI-4
TABEL 6.5. Reklamasi Lahan Bekas Fasilitas Tambang ............................................... VI-5
TABEL 6.6. Perawatan Jalan Tambang.......................................................................... VI-6
TABEL 6.7. Lahan Bekas Permukaan Tambang Termasuk Waste Dump
Area ................................................................................................. VI-7
TABEL 6.8. Reklamasi Lahan Bekas Tambang Permukaan................................ VI-8
GAMBAR 8.1. Struktur Organisasi Pasca Tambang PT Gunung Pantara Barisan VIII-4
BAB I
PENDAHULUAN
Maksud :
1. Menyesuaikan jumlah sumber daya dan cadangan batubara
berdasarkan revisi dokumen studi kelayakan tahun 2020.
2. Sinkronisasi rencana luas bukaan lahan, tingkat produksi, SR, dan
material balance tahun 2007 s.d 2030 dengan realisasi luas bukaan,
tingkat produksi, SR, dan material balance terbaru berdasarkan revisi
dokumen studi kelayakan tahun 2020.
3. Sinkronisasi untuk rencana pascatambang tahun 2007 s.d 2032
berdasarkan revisi dokumen studi kelayakan tahun 2020 dan dokumen
rencana reklamasi setiap periodenya sampai akhir penambangan.
4. Menyesuaikan biaya jaminan pascatambang dengan realisasi bukaan
lahan dari tahun 2007 s.d 2019 dan rencana bukaan lahan tahun 2020
s.d 2032 berdasarkan revisi dokumen studi kelayakan tahun 2020.
Tujuan :
1. Merevisi jumlah sumber daya dan cadangan batubara.
2. Merevisi rencana dan realisasi bukaan lahan, tingkat produksi, SR, dan
material balance tahun 2007 s.d 2030.
3. Merevisi rencana pascatambang sesuai lahan terganggu yang tersisa
di akhir penambangan tahun 2030.
4. Merevisi dan menghitung biaya jaminan rencana pascatambang sesuai
dengan lahan terganggu yang tersisa di akhir penambangan tahun
2030.
BAB II
PROFIL WILAYAH
2.3.2. Morfologi
Topografi daerah penelitian umumnya bergelombang dengan lereng
yang relatif landai. Kenampakkan permukaan di daerah penyelidikan masih
tertutup oleh vegetasi dari jenis pepohonan kecil, semak dan perdu.
Beberapa lokasi ditemukan lahan-lahan yang sudah terbuka dikarenakan
1) Batuan Pra – Tersier: Terdiri dari andesit, fiit, kuarsit, batu gamping,
granit dan granodiorit.
2) Formasi Lahat: diendapkan secara tidak selaras diatas batuan Pra –
Tersier pada kala Paleosen – Oligosen Awal di lingkungan darat.
Formasi ini tersusun dari tufa, aglomerat, breksi tufaan, andesit, serpih,
batulanau, batupasir dan batubara.
3) Formasi Talang Akar : terdiri dari batupasir berbutir kasar – sangat
kasar, batulanau dan batubara. Formasi ini diendapkan secara tidak
selaras diatas Formasi Lahat pada kala Oligosen Akhir – Miosen Awal
di lingkungan fluviatil sampai laut dangkal.
4) Formasi Baturaja : terdiri dari batu gamping terumbu, serpih gampingan
dan napal. Formasi ini diendapkan secara selaras di atas Formasi
Talang Akar pada kala Miosen Awal di lingkungan litoral sampai neritik.
Table 2.2 Kualitas Air Sungai di Wilayah Studi PT. Muara Alam Sejahtera
Lokasi Sampling
No Parameter Satuan BML
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9
I FISIKA
o
1. Temperatur C 28 27 28 31 30 28 25 26 28 Deviasi 3
2. TDS mg/l 516 794 742 1090 1106 1152 27 58 64 1000
3. TSS mg/l 94 4 1 231 415 224 1 2 21 50
II KIMIA
1. pH mg/l 5,5 5,5 5,5 4,5 4,5 4,5 5,5 5,5 5,5 6–9
2. BOD mg/l 1,9 1,9 1,5 1,67 2,66 1,04 2,7 1,2 1,3 2
3. COD mg/l 23,8 17,9 20,8 17,9 14,9 23,8 17,9 20,8 14,9 10
4. Amoniak Bebas mg/l 0,23 0,23 0,7 0,2 0,17 0,22 0,1 0,09 0,11 0,5
5. Minyak dan Lemak mg/l 0,4 0,8 0,8 1,2 0,4 1,2 0,8 0,8 2 1
6. Nitrat mg/l 0,5 0,5 0,4 0,5 0,9 0,4 0,4 0,4 0,4 10
7. Nitrit mg/l 0,469 0,024 0,026 0,002 0,006 0,008 0,015 0,009 0,013 0,06
8. Timbal mg/l <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 0,3
9. Tembaga mg/l <0,003 <0,003 <0,003 0,03 0,04 0,03 <0,003 0,004 0,003 0,02
10. Kadmium mg/l <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 0,1
11. Seng mg/l 0,202 0,091 0,076 0,785 0,773 0,7 <0,002 <0,002 <0,002 0,05
12. Sulfida mg/l 0,03 0,02 0,02 0,006 0,009 0,009 0,02 0,02 0,02 0,002
13. Fluorida mg/l 0 0,02 0 0,006 0 0 0 0 0 0,5
14. Klorida (Cl) mg/l 5,9 7,4 6,4 17,6 5,6 9,8 0,6 0,6 0,4 600
15. Klorida (Cl2) mg/l 0,07 0,05 0,06 0,06 0,07 0,06 6,6 8,3 2,5 0,03
16. Sulfat mg/l 29,6 68,8 91,7 157,6 200 71,5 31,6 28,9 42,1 400
17. DO mg/l 6,1 6,2 6,7 6,7 6,6 6,9 6,13 6,1 6,3 6
18. Fenol mg/l 1,5 2,6 1,3 3,5 4,6 4,6 0,6 0,6 0,4 0,001
19. Sianida mg/l 0,006 0,003 0,004 0,004 0,004 0,005 0,006 0,002 0,002 0,02
20. Besi mg/l 0,04 <0,005 <0,005 0,53 0,59 0,44 0,18 0,63 0,58 0,3
21. Mangan mg/l 3,64 4,68 2,79 0,02 0,01 0,02 0,02 <0,007 0,02 0,1
22. Arsen mg/l <0,0004 <0,0004 <0,0004 <0,0004 <0,0004 <0,0004 <0,0004 <0,0004 <0,0004 0,05
23. Kromium mg/l <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 0,05
24. Raksa mg/l <0,0003 <0,0003 <0,0003 <0,0003 0,0006 0,0006 <0,0003 0,01 0,01 0,001
III Biologi
1. E - Coly FCU <2 <2 <2 <2 <2 <2 <2 <2 <2 100
2. MPN - Coly FCU 27 17 33 <2 2 <2 2 4 2 1000
Sumber: Dokumen Normalisasi Sungai PT. MAS tahun 2016
dimana,
: debit run-off (1/det)
: run-off coefficient
: curah hujan rata-rata bulanan (mm/bulan)
: luas daerah tangkapan (m2)
Hasil pemodelan pada kondisi existing Pit Alam 1-3 (Gambar 2.8)
menunjukkan, bahwa lapisan sandstone yang telah digali akan
terdrainase secara alami, ditandai dengan adanya zona dry cell (zona
kering) pada lapisan sandstone yang menjadi lereng low wall dan high
wall. Namun, untuk lapisan mudstone (non-akuifer) air tanah sulit untuk
terdrainase secara alami karena nilai konduktivitas hidraulik lapisan
mudstone yang rendah. Hal tersebut ditandai dengan muka air tanah
yang dangkal pada lapisan mudstone tersebut.
Gambar 2.8 Hasil Pemodelan Pada Kondisi Existing Di Pit Alam 1-3
Hasil simulasi Lom Pit Alam 1-3 ditunjukkan pada Gambar 2.9.
Berdasarkan hasil tersebut, lapisan sandstone pada lereng pit akan
terdrainase secara alami, sehingga menghasilkan zona dry cell pada
lapisan tersebut. Pada lapisan mudstone, terjadi penurunan muka air
tanah yang cukup tinggi, terutama yang berada di tengah-tengah pit,
dengan kedalaman muka air tanah mencapai sekitar 35 meter di bawah
muka tanah. Sedangkan pada lapisan mudstone yang lain, muka air
tanah masih dangkal. Inilah ciri pemompaan yang dilakukan pada
lapisan dengan konduktivitas rendah yang menghasilkan penurunan
muka air tanah yang sifatnya setempat atau lokal. Pemompaan di low
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB II Profil Wilayah II-16
REVISI II
Gambar 2.9 Hasil Simulasi Pada Kondisi LOM Pit Alam 1-3 Tanpa dan
Dengan Pemompaan
b. Biota Terrestrial
Biota terrestrial merupakan bagian dari organisme yang hidup di
daratan, baik yang hidup di permukaan tanah, di udara, di pohon
ataupun yang ada di dalam tanah yang mempunyai sifat bergerak
seperti beberapa fauna meliputi hewan peliharaan ataupun satwa
liar dan yang tidak bergerak meliputi berbagai flora. Flora dan
fauna merupakan dua golongan komponen biota terrestrial yang
tidak bisa dipisahkan, karena keberadaannya saling berhubungan
dan saling mempengaruhi yang akan membentuk suatu jaring-
jaring makanan. Seluruh flora dan fauna tersebut berdasarkan
kaidah dan pola mata rantai kehidupannya akan saling
mempengaruhi dan adanya ketergantungan yang apabila satu
Jumlah Rata-Rata
No. Desa
Penduduk Dusun Penduduk/Dusun
b. Kesehatan
Pembangunan bidang kesehatan haruslah sebanding dengan
jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia. Pada
tahun 2018 jumlah fasilitas kesehatan yang tesedia di Kecamatan
Merapi Barat terdiri dari 1 unit puskesmas, 2 unit praktek bidan,
dan 1 unit praktek dokter. Tersedia pula tenaga kesehatan yang
terdiri dari 1 orang dokter umum dan 1 orang dokter gigi, 44 bidan,
32 tenaga kesehatan dan 25 dukun bayi terlatih. Denga fasilitas
tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan terbaik untul
masyarakat. Penyakit yang mendominasi di Daerah Kecamatan
Merapi Barat antara lain malaria, diare dan tuberculosis. Dan
untuk mendukung program keluarga berencana dalam rangka
mengatur kelahiran, maka pada setiap Desa telah dibentuk
posyandu. Tabel banyaknya tenaga kesehatan yang ada di
Kecamatan Merapi Barat dapat dilihat pada tabel 2.13
c. Pendidikan
Sampai pada tahun 2018 jumlah sarana dan prasarana pendidkan
yang ada di Kecamatan Merapi Barat terdiri atas 13 buah PAUD,
9 TK, 14 SD/MI terbagi atas 12 SD negeri, 1 MI negeri, dan 1 MI
swasta. Untuk tingkat SMP/MTs, sebanyak 4 SMP/MTs terbagi
atas 3 SMP negeri dan 1 MTs Swasta. Untuk tingkat SMA/MA
hanya ada 1 yaitu SMA negeri 1 Merapi Barat. Tabel jumlah
sekolah menurut desa di kecamatan Merapi Barat dapat dilihat di
tabel 2.14
Permukiman
Gambar 2.10. Peta Kegiatan Lain Di Sekitar Tambang IUP OP PT. MAS
BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-1
REVISI II
Sumber : Dokumen Studi Kelayakan PT. Muara Alam Sejahtera (rev 2020)
3. Cadangan Batubara
Total estimasi cadangan batubara sebelum revisi (2018) adalah
43.051.402 Ton, terdiri dari 16.950.000 Ton cadangan terkira dan
26.101.402 Ton cadangan terbukti. Sedangkan untuk total estimasi
sumber daya batubara setelah revisi (2020) adalah 26.508.325 Ton,
terdiri dari 17.283.066 Ton cadangan terkira dan 9.225.258 Ton
cadangan terbukti. Terjadinya penurunan jumlah cadangan sebesar
16.543.077 Ton dengan cadangan sebelum revisi (2018) sebesar
43.051.402 Ton dan setelah revisi (2020) sebesar 26.508.325 Ton maka
cadangan setelah revisi merupakan hasil perhitungan cadangan tersisa.
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-2
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-3
REVISI II
4. Kualitas Batubara
Perolehan batubara yang akan di tambang merupakan per lapisan
dengan struktur batuan dengan kadar FC sebelum revisi sebesar 5.500
- 6.400 Kcal/Kg, setelah revisi sebesar 5.400 - 6.400 Kcal/Kg.
5. Aspek Geoteknik
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, maka dengan ketinggian 10
meter dan sudut kemiringan lereng Pit Alam 1-3 HW RL-150, LW RL-150,
dan HW RL-127 dan sebesar 45o, LW-127 sebesar 40o, LW RL-120
sebesar 30o, Pit Alam 1-3 SW Timur dan Barat RL-120 sebesar 40o. Pit
Alam 4 RL-15 sebesar 50o. Pit Alam 5 RL 40 sebesar 50o. lereng masih
termasuk dalam kategori aman dengan nilai safety factor sebesar 1,2.
6. Aspek Hidrogeologi
Masalah air perlu diperhatikan dalam merancang kegiatan
penambangan yang berbentuk cekungan (pit). Air tersebut dapat berupa
air hujan, air tanah, maupun air yang berasal dan rawa di sekitar pit. Air
tersebut tidak mengganggu kegiatan penambangan maka perlu
dirancang suatu bukaan tambang sedemikian rupa sehingga air
limpasan tercegah masuk ke pit dan air yang masuk pit akan terkumpul
di suatu bagian yang terdalam saja. Selain itu diperlukan sistem penirisan
tambang yang tepat.
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-4
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-5
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-6
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-8
REVISI II
Tabel 3.6. Realisasi dan Rencana Produksi PT. MAS (Setelah Revisi)
SETELAH REVISI
Reklamasi
Keterangan :
Lahan dijadikan lubang pit tambang untuk pit alam 4 dan timbunan dipindahkan ke disposal selatan
Sumber : Tim Teknis Dokumen Studi Kelayakan PT. Muara Alam Sejahtera (rev 2020)
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-9
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-10
REVISI II
Gambar 3.2. Peta Rencana dan Aktual Penimbunan Overburden PT. ABS
Bentuk dari bekas tambang yang siap ditanami kembali ada dua
macam, yaitu :
a. Berbentuk jenjang (trap) dengan ketinggian jenjang relatif rendah
yaitu sekitar 1 m dan lebar sekitar 6 m. Selain sulit
melakukan penimbunan tanah pucuk, bentuk seperti ini memerlukan
biaya mahal untuk membentuk jenjang - jenjang tersebut. Selain itu,
juga mengakibatkan tingkat erosi tanah pucuk yang cukup tinggi.
b. Bentuk kedua adalah dibuat rata, dimana cara ini relatif lebih murah
dan mudah dalam penimbunan kembali serta menyebarkan tanah
pucuk, tingkat erosi juga relatif rendah.
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-11
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-12
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-13
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-14
REVISI II
Sumber : Dokumen Studi hidrologi dan hidrogeologi tambang PT. MAS tahun 2013
Gambar 3.3. Sistem Penutupan Kering (Dry Cover System)
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-15
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-16
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-17
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-18
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-19
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-20
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-21
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-22
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-23
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-24
REVISI II
Tabel 3.8. Fasilitas Penunjang PT. Muara Alam Sejahtera (Sebelum Revisi)
Tabel 3.9. Fasilitas Penunjang PT. Muara Alam Sejahtera (Setelah Revisi)
Fasilitas Penunjang Ha m2
area perkantoran 0,68
- kantor 20 x 23 0,05 500
- mushola 6x6 0,005 50
- aula 12 x 8 0,0096 96
Perawatan - Pos Sekuriti 5 x 8,7 0,002 20
Infrastruktur - parkiran motor 20 x 9 0,02 200
Drainase Paritan 1.500
lapangan 12 x 7 0,01
Nurserry 0,32
Sumber : Dokumen Studi Kelayakan PT. Muara Alam Sejahtera (Revisi 2020)
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-25
REVISI II
Gambar 3.7. Fasilitas Tapak Project di Luar Wilayah IUP OP PT. MAS
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan III-26
REVISI II
BAB IV
RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-1
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-2
REVISI II
Gambar 4.1. Rencana Peruntukan Lahan (Rona Akhir Tambang) sebelum revisi
Penambangan Batubara PT. Muara Alam Sejahtera
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-3
REVISI II
Sumber : Olahan Data TIM revisi RPT PT. Muara Alam Sejahtera, 2020
Gambar 4.2. Rencana Peruntukan Lahan (Rona Akhir Tambang) setelah revisi
Penambangan Batubara PT. Muara Alam Sejahtera
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-4
REVISI II
Permukiman
KPL
Fasilitas Penunjang
Fasilitas Pengolahan
Jalan Tambang/hauling
Bank Soil
Sumber: Olahan Data TIM RPT PT. Muara Alam Sejahtera, 2020
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-5
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-6
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-7
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-8
REVISI II
Gambar 4.5 Rencana Pascatambang Fasilitas Tapak Project di Luar Wilayah IUP OP
4.3. MORFOLOGI
Berdasarkan kondisi rona awal hasil pengamatan di lapangan dan peta kelas
lereng menunjukkan bahwa wilayah studi Secara morfologi, terdapat tiga satuan
morfologi, yaitu daerah pegunungan, daerah menggelombang dan dataran rendah.
Daerah pegunungan menempati sudut Barat Daya Lembar dengan puncaknya
berupa gunung-gunung, di antaranya yaitu Gunung Isauisau (1431 m), Bukit Besar
(735 m), dan Bukit Serelo (670 m). Pada bagian ini lereng gunung umumnya agak
terjal, lembahnya sempit dan di beberapa tempat terdapat jeram. Aliran berpola
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-9
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-10
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-11
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-12
REVISI II
B. Fauna
Satwa yang berada di sekitar kawasan IUP PT. Muara Alam Sejahtera pada
saat pascatambang diperkirakan masih tetap ada. Satwa atau fauna yang dapat
diamati dan diinvestarisasi pada wilayah IUP PT. Muara Alam Sejahtera adalah dari
jenis mamalia, reptil, aves dan amfibi. Satwa di daerah tapak tambang cukup
beragam jenis maupun jumlahnya. Berdasarkan pengamatan lapangan dan dari
wawancara langsung dengan penduduk setempat diperoleh informasi tentang satwa
di sekitar lokasi kegiatan rencana pertambangan batubara PT. Muara Alam Sejahtera
yang terdiri dari jenis hewan besar, binatang melata, burung dan amfibi. Berdasarkan
dokumen Andal tahun 2014 diketahui adanya beberapa jenis satwa liar yang masih
dapat dijumpai di wilayah studi, beberapa diantara-Nya terdapat jenis jenis satwa liar
langka dan dilindungi oleh Undang-Undang antara lain : ular kobra, trenggiling, napu
dan kancil. Dengan demikian perlu ada suatu upaya pengelolaan terhadap satwa liar
yang dilindungi ini agar populasi satwa liar tersebut tetap lestari (tidak punah) di areal
ini, misalnya menyediakan lahan konservasi terutama di bantaran sungai minimal 50
meter di kiri kanan sungai dan himbauan dari pihak perusahaan agar karyawan
perusahaan tidak melakukan perburuan satwa liar di dalam wilayah penambangan.
Perubahan bentang alam harus seiring dengan kegiatan reklamasi dan
revegetasi. Keberhasilan revegetasi terutama tanaman yang mempunyai nilai
penting di atas 10 persen akan memberikan tempat tinggal satwa endemi. Umumnya
keberhasilan hidup satwa endemi tersebut ditentukan oleh keberadaan tumbuhan
yang tergolong mempunyai nilai INP di atas 10 persen. Kelompok aves yang
mempunyai kemampuan jelajah tinggi, maka perubahan bentang alam tidak
mempengaruhi keberadaan kelompok aves selama kegiatan revegetasi yang
dilaksanakan oleh perusahaan berhasil. Dengan demikian pengelolaan dan
pemantauan kegiatan reklamasi dan revegetasi mutlak untuk dilaksanakan sehingga
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-13
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-14
REVISI II
B. Benthos
Hewan benthos di dalam ekosistem perairan mempunyai peranan penting
antara lain sebagai dekomposer atau pengurai bahan-bahan organik, sebagai
unsur biotik dalam membentuk mata rantai makanan ataupun jaring makanan.
Dalam masa menjalani kehidupannya kebanyakan hewan benthos
menghabiskan masa siklus hidupnya di dasar perairan, oleh karena itu hewan
benthos akan mudah terkena pengaruh apabila terjadi perubahan lingkungan di
sekitarnya. Sehingga dengan adanya sifat sensitifitas terhadap lingkungan yang
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-15
REVISI II
C. Nekton
Banyaknya spesies nekton di suatu perairan dapat memberikan gambaran
tentang komunitas nekton yang kompleks di perairan tersebut. Keragaman
spesies nekton di perairan, termasuk sungai dapat mendeskripsikan tingkat
kompleksitas suatu komunitas nekton di perairan tersebut. Data jenis-jenis
nekton akan diperoleh berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan
terhadap masyarakat yang sedang mencari ikan, terutama di sungai-sungai
utama dan beberapa anak sungai yang terdapat di sekitar wilayah studi, serta
wawancara dengan masyarakat setempat. Nekton adalah organisme yang dapat
berenang dan bergerak aktif dengan kemauan sendiri. Nekton yang hidup di
perairan sungai memiliki komunitas yang berbeda-beda. Masing-masing jenis
nekton mempunyai karakteristik kemampuan dalam mencari pakan. Berdasarkan
kepada jenis pakan alaminya maka nekton/ikan dapat digolongkan menjadi : Ikan
herbivor, karnivora, dan omnivora, yang masing-masing ikan ini memiliki
perbedaan morfologi mulut maupun usus pencernaannya, sesuai dengan kondisi
lingkungan supaya dapat melangsungkan hidup. Ikan air tawar dapat dibagi ke
dalam tiga golongan: (1) jenis black fish, ikan ini memiliki kemampuan adaptasi
tinggi diseluruh habitat air tawar, karena tahan terhadap perubahan lingkungan
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-16
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-17
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB IV Rona Akhir Lahan PascaTambang IV-18
REVISI II
BAB V
HASIL KONSULTASI DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN
(STAKEHOLDERS)
BAB VI
PROGRAM PASCATAMBANG
6.1. Reklamasi Lahan Bekas Tambang Dan Lahan Diluar Bekas Tambang
Semua kegiatan reklamasi dilaksanakan pada rencana pascatambang berada di
dalam wilayah izin usaha pertambangan operasi produksi PT. Muara Alam Sejahtera.
Reklamasi tambang yang terkait dengan program pascatambang dibagi menjadi tiga
prioritas wilayah yaitu:
a. Tapak Bekas Tambang
b. Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian
c. Fasilitas Penunjang
Tabel 6.1. Rencana Luas Lahan Terganggu Untuk RPT di PT. MAS
Luas (Ha)
Lahan
Sebelum Revisi Setelah Revisi
a. Tapak Bekas Tambang 143,32 234,43
1. Fasilitas Tambang
- Topsoil/Bank Soil 24,09 8,76
- Gudang Handak 0 1,01
2. Jalan Tambang 7,32 14,27
3. Tambang Permukaan
- Pit 65,50 0
- Disposal 44,32 5,59
4. KPL 2,00 12,00
5. Final Void (Keliling 6.025 m) 0 192,80
b. Fasilitas Pengolahan 22,74 21,83
1. Crushing Plant 0
- Crusher & Landfill 0 17,40
- Bangunan (Workshop dll) 0 0,17
2. Stockpile 22.74 3,38
3. KPL 0 0,88
c. Fasilitas Penunjang 1,07 9,42
1. Lahan Bekas Landfill 0 3,33
2. Kantor dan sarana penunjang 1,07 0,24
3. Fasilitas diluar WIUP 0
- Bangunan 0 0,03
- KPL 0 0,15
- All Area 0 5,67
TOTAL 172,04 265,68
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020, dan dokumen RPT tahun 2018
Tabel 6.2. Lokasi Kegiatan RPT pada Tapak Bekas Tambang Sebelum Revisi
Tabel 6.3. Lokasi Kegiatan RPT pada Tapak Bekas Tambang Setelah Revisi
Tapak bekas tambang (Ha) 234,43
Disposal Selatan (Pit Alam 1-3) 4,30
Disposal Alam 4 (Pit Alam 4) 2,20
Bongkar & 1 Bank Soil Disposal Timur (Pit Alam 5-7) 2,26
reklamasi Total 8,76
2 Gudang Handak 1,01
Perawatan 3 jalan hauling (th 2009) 0,80
Jalan
& jalan hauling (th 2010) 0,20
Tambang
penanaman jalan hauling (th 2011) 0,20
& hauling
sawit jalan hauling (th 2015) 13,07
Total Luas (Ha) 14,27
Tambang Bukaan Lahan Disposal Timur th
Reklamasi 4 5,59
Permukaan 2029
Reklamasi 5 KPL KPL Tahun 2023 4,00
KPL Tahun 2024 2,00
KPL Tahun 2025 4,00
KPL Tahun 2027 2,00
Total 12,00
Pengamanan lahan bekas bukaan tambang
6 192,80
Pit Alam 1-3 (void)
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020,
Sumber : Alibaba.com
Tabel 6.7. Lahan Bekas Permukaan Tambang Termasuk Waste Dump Area
No. Lokasi Total Luas (ha) Keterangan
Pit :
192,80 ha pit akan dijadikan void dan 47,11 ha akan
1. Alam 1-3 239,91 dilakukan revegetasi yang telah termasuk ke dalam
jaminan reklamasi.
Semua pit telah ditimbun yang kemudian penimbunan
2. Alam 4 66,45
terus berlanjut menjadi disposal area alam 4.
Semua pit telah ditimbun yang kemudian penimbunan
3. Alam 5-7 43,00
terus berlanjut menjadi bagian disposal Timur.
Semua pit telah ditimbun yang kemudian penimbunan
4. Alam 8-9 36,71
terus berlanjut menjadi bagian disposal alam 8-9.
Disposal :
21,31 ha telah termasuk ke dalam jaminan rencana reklamasi
1. Timur 217,90 namun menyisakan 5,59 ha yang tidak termasuk dalam
jaminan periodik 5 tahunan rencana reklamasi.
Semua lahan telah selesai penimbunan pada tahun
2. Selatan 197,15 2018 akhir dan jaminan kegiatan reklamasi termasuk
dalam rencana reklamasi periodik 5 tahunan.
Utara dan 21,83 ha dijadikan sebagai lokasi fasilitas pengolahan
3. 56,61
Alam 4 pada tahun 2021.
Semua lahan telah selesai penimbunan pada tahun
4. Alam 8-9 71,77 2027 akhir dan jaminan kegiatan reklamasi termasuk
dalam rencana reklamasi periodik 5 tahunan.
Sumber : Tim teknis dokumen RPT tahun 2020,
Drainase overflow
+60 mdpl
5. Kegiatan Revegetasi
Keberhasilan revegetasi bergantung pada beberapa hal seperti
Persiapan penanaman, pemeliharaan tanaman serta pemantauan tanaman.
Pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan lahan yang akan di tanami yaitu
yang tumbuh cepat di lahan kritis sebagai perintis lahan bekas galian dan
timbunan. Tanaman yang di pilih terdiri dari 2 macam peruntukan yaitu hutan
dan perkebunan wisata dengan total 625 bibit/ha yang terbagi menjadi 3 jenis
yaitu tanaman pioneer (pohon sengon, Jabon, Sungkai, Pulai, mahoni, waru)
tanaman Lokal (Karet dan buah-buahan). Penanaman yang dilakukan terlebih
dahulu menanam LCC (kacang-kacangan) dan bibit pioneer yang kemudian
dilanjutkan dengan penanaman tanaman pokok. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam persiapan penanaman antara lain sebagai berikut :
a. Kegiatan pemupukan.
b. Pemilihan kualitas bibit
c. Pengumpulan dan ekstasi biji
d. Penyimpanan biji
e. Persiapan pembenihan
Pola tanam diatur berdasarkan kaidah-kaidah dengan memperhatikan
aspek konservasi tanah dan air, serta sesuai dengan hasil penelitian
ditetapkan jarak tanam 4 m x 4 m. Penanaman dilaksanakan dengan sistem
pot dan grid pada lahan yang relatif datar (0-15%), yakni penempatan jalur dan
titik tanam tegak lurus tersebar merata tanpa memperhitungkan kontur. Arah
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VI Program PascaTambang VI-18
REVISI II
BAB VII
PEMANTAUAN
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-1
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-2
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-3
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-4
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-5
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-6
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-7
REVISI II
Frekuensi Jenis = x
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-8
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-9
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-10
REVISI II
PT. MUARA ALAM SEJAHTERA | BAB VII Pemantauan Program PascaTambang VII-11
REVISI II
BAB VIII
ORGANISASI DAN JADWAL
8.1 Organisasi
Organisasi untuk melaksanakan kegiatan pascatambang dilakukan dengan
membentuk tim pascatambang khusus untuk membuat perencanaan dan layanan-
layanan pengelolaan proyek bagi pascatambang di Wilayah PT. Muara Alam
Sejahtera. Tim ini akan mengoptimalkan sumber daya yang saat ini ada dan akan
merekrut tenaga kerja baru atau bekerja sama dengan konsultan bagi pekerjaan-
pekerjaan khusus yang diperlukan.
Gambar 8.1 Struktur Organisasi Pascatambang Batubara PT. Muara Alam Sejahtera
BAB IX
BAB X
RENCANA BIAYA PASCATAMBANG
Tabel 10.1 Rencana Pascatambang pada IUP Batubara PT. Muara Alam Sejahtera
No. Area Luas
Tapak Bekas Tambang 234,43
a. Fasilitas Tambang
- Bank Soil/Top Soil 8,76
- Gudang Handak 1,01
1.
b. Jalan Hauling (keliling 6.743 m) 14,27
c. Permukaan Tambang (Waste Dump Disp Timur) 5,59
d. KPL Fasilitas Tambang 12,00
e. Void (keliling 5.570 m) 192,80
Fasilitas Pengolahan 21,83
a. Crushing Plant
- Crusher & Landfill 17,40
2.
- Bangunan (Workshop dll) 0,17
b. Stockpile Plant 3,38
c. Kolam Tailing 0,88
Fasilitas Penunjang 9,42
a. Landfill 3,33
b. Perawatan Bangunan 0,24
3. Fasilitas di Luar WIUP
a. Bangunan 0,03
b. KPL 0,15
c. All Area 5,67
TOTAL 265,68
tambang dan fasilitas pengolahan) serta tanaman pokok karet (Lahan bekas
Waste dump) yang terdiri dari biaya untuk melakukan kegiatan :
- Pemeliharaan tahun 1, meliputi kegiatan : Penyulaman, Penyiangan,
Pemupukan, dan Pembersihan hama dan penyakit dan analisa tanah
- Pemeliharaan tahun 2, meliputi kegiatan : Penyiangan, Pemupukan,
Pembersihan hama dan penyakit.
- Pemeliharaan tahun 3, meliputi kegiatan : Penyiangan, Pemupukan,
Pembersihan hama dan penyakit.
b. Pemeliharaan untuk kestabilan lereng dan erosi berguna untuk kegiatan
pemeliharaan terhadap lereng-lereng yang berpotensi membahayakan fungsi
ketahanan lereng lubang bekas tambang yang dijadikan void sehingga tidak
mengganggu ekosistem perairan pada void. Dalam usaha untuk mencegah
atau mengendalikan erosi ini, hendaknya diperhatikan beberapa faktor seperti
iklim, tanah, kemiringan, vegetasi penutup dan kegiatan manusia. Dari faktor-
faktor tersebut dapat ditentukan usaha pengendalian erosi dengan berdasarkan
prinsip-prinsip, yaitu memperbesar resistensi tanah sehingga daya rusak dan
daya hanyut aliran permukaan terhadap partikel-partikel tanah dapat diperkecil
dan memperbesar kapasitas infiltrasi sehingga lajunya aliran permukaan dapat
dikurangi. Kegiatan ini berlangsung selama 3 tahun dilakukan pemeliharaan per
tahun.
c. Pemeliharaan kualitas air pada void maksudnya Pengelolaan lingkungan
perairan void diperlukan sebagai suatu petunjuk untuk menilai perairan tersebut
apakah masih layak digunakan sesuai dengan peruntukannya atau tidak.
Mengingat kebutuhan akan air bukan saja dari segi kuantitas, tetapi juga dalam
hal kualitas harus baik. Dalam usaha pengendalian pencemaran perairan void
sangat diperlukan informasi dan masukan mengenai tingkat pencemaran yang
terjadi di perairan tersebut. Kesuburan perairan mekanisme alamiah secara
umum disebabkan pengayaan oleh unsur hara yang dibawa oleh aliran air dari
hasil pencucian lapisan tanah permukaan dan limbah organik. Proses
masuknya hara ke badan perairan dapat melalui dua cara yaitu: (1) penapisan
air drainase lewat pelepasan hara tanaman terlarut dari tanah; dan (2) lewat
erosi permukaan tanah atau gerakan dari partikel tanah halus masuk ke sistem
drainase. Kegiatan ini berlangsung selama 3 tahun dilakukan pemeliharaan per
tahun.
1. Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat sebesar 2,5 % dari biaya langsung
atau berdasarkan perhitungan.
2. Biaya perencanaan reklamasi sebesar 2 % - 10 % dari biaya langsung,
setelah dikorelasikan dengan grafik blok diperoleh 6,20%
3. Biaya administrasi dan keuntungan kontraktor sebesar 3% - 14% dari biaya
langsung, setelah dikorelasikan dengan grafik blok diperoleh 9,40%.
4. Biaya supervisi sebesar 2 % - 7 % dari biaya langsung, setelah dikorelasikan
dengan grafik blok diperoleh 4,60%.
*Grafik blok terlampir
Besarnya biaya tidak langsung didasarkan dari total biaya langsung yang
terdiri dari biaya mobilisasi dan demobilisasi alat berat, perencanaan reklamasi,
administrasi dan biaya supervisi pada PT. Muara Alam Sejahtera sebesar
Rp 3.005.358.652,-.
4 Total setelah Pengaruh Eskalasi pada tahun 2030 ( 11 tahun - 2020 s/d 2030) 5,00% /tahun Rp 27.197.975.482
LAMPIRAN
Jumlah alat setiap kegiatan berbeda-beda, namun pertimbangannya berdasarkan match factor
(Keserasian kerja alat) sehingga alat dapat bekerja maksimal sesuai dengan peruntukannya. Secara
perhitungan teoritis, produksi alat gali-muat haruslah sama dengan produksi alat angkut, yaitu : Produksi alat
gali-muat = Produksi alat angkut, Sehingga persamaan untuk match factor menjadi :
Tinggi Lebar
Volume Pembongkaran bangunan Bongkaran
200 2 100 1,01
Alat : Excavator
Kapasitas bucket : 1,2 m3 Kebutuhan Solar : 16 liter
Produktivitas alat : 149 m3/jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya Sewa : 167.000 Rp/Jam Total Biaya Solar (Rp) : 176000
Biaya operator : 15000 Rp/jam
- Input Data Pemeliharaan dan Perawatan Tahun 2 dan 3 - Input Data Pemeliharaan dan Perawatan Tahun 1
Jarak Tanam : 4x4 m2 16 Jarak Tanam 4x4 m2 16
Kebutuhan bibit/Ha : 125 bibit Kebutuhan bibit/Ha 250 bibit
Waktu penanaman 1 btg : 20 menit Waktu penanaman 1 btg 20 menit
Waktu penanaman / Ha : 41,67 Jam Waktu penanaman / Ha 83,33 Jam
Hari yang diperlukan : 6 hari Hari yang diperlukan 12 hari
Berdasarkan biaya revegetasi per hektare sub bab A.2.5, maka biaya revegetasi
untuk Fasilitas Tambang, yaitu :
Sumber : Alibaba.com
A).2.7. Pembuatan Jalan Setapak Pejalan Kaki untuk lokasi Topsoil area (uk. 1 x 500 m)
Biaya = 1 lokasi x (1 x 500) x Rp 50.000,-/m = Rp 25.000.000,-
MAKA Total biaya untuk Reklamasi Lahan Bekas Fasilitas Tambang adalah
Total = Tebar zona Pengakaran + Pengendalian Erosi + Revegetasi
= (A.2.1 + A.2.2 + A.2.3) + A.2.4 + (A.2.5 + A.2.6 + A.2.7)
= (7.518.000 + 13.860.000 + 6.292.000) + 6.086.000 + ((268.143.600 + 30.916.100) + 36.327.500 + 25.000.000)
= Rp 394.143.200,-
2) Lebar (panjang) pisau efektif, 3) Faktor efisiensi kerja : (Fa)
Kondisi Kerja Efisiensi Kerja
Panjang / Lebar / Pisau Road repair, leveling 0,8
Panjang Efektif (m) Snow removal (V-type plow) 0,7
Pisau (m) Sudut Pisau Sudut Pisau Spreading, grading 0,6
600 450 Treaching, snow-removal 0,5
2,2 1,9 1,6
2,5 2,2 1,8
2,8 2,4 2,0
3,05 2,6 2,2
3,1 2,7 2,2
3,4 2,9 2,4
3,7 3,2 2,6
4,0 3,5 2,8
4,3 3,7 3,0
4,9 4,2 3,5
lebar overlap (bo) = 0,30 meter
- Input Data Pemeliharaan dan Perawatan Tahun 2 dan 3 - Input Data Pemeliharaan dan Perawatan Tahun 1
Jarak Tanam : 9,5 x 9,5 m2 16 Jarak Tanam 9,5 x 9,5 m2 16
Kebutuhan bibit/Ha : 71 bibit Kebutuhan bibit/Ha 142 bibit
Waktu penanaman 1 btg : 20 menit Waktu penanaman 1 btg 20 menit
Waktu penanaman / Ha : 23,67 Jam Waktu penanaman / Ha 47,33 Jam
Hari yang diperlukan : 3 hari Hari yang diperlukan 7 hari
TK yg diperlukan dlm 1 mg 0 orang TK yg diperlukan dlm 1 mg 1 orang
A).4. Biaya Reklamasi Lahan Bekas Kolam Pengendap (KPL Tapak Bekas Tambang)
Total Luas lahan KPL = 120.000 m2
Volume top soil (t : 0,3 m) = 36.000 m3
Volume timbunan (t : 2 m) = 240.000 m3
Waktu *Biaya
Produksi CT
KEGIATAN ALAT Eff kerja Jam Sewa Total (Rp/jam)
BCM/jam (menit)
(menit) (Rp/jam)
Penimbunan Exca 149 0,8 4 50 1611 358.000 576.738.000
Dump truk 88 0,8 5 50 2727 330.000 899.910.000
Penebaran Exca 149 0,8 4 50 242 358.000 86.636.000
tanah pucuk Dump truk 88 0,8 5 50 409 330.000 134.970.000
Penataan
(Final) Bulsozzer 317 114 572.000 65.208.000
Reklamasi dan
Pemeliharaan tanaman Tanam pohon Biaya *Rp/ha 82.487.500 989.850.000
Total Keseluruhan 2.753.312.000
* Biaya revegetasi per hektar (Lahan wisata perkebunan)
A).5. Biaya Reklamasi Tambang Permukaan (Waste dump area – Disposal Timur)
a. Biaya Pembongkaran Lahan
- Input Data
Alat : Buldozzer
Kapasitas : 4,4 bcm Kebutuhan Solar : 22 liter
Biaya Sewa : 310.000 Rp/Jam Harga Solar (Rp/liter) : 11.000
Biaya operator : 20.000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 242.000
Produktivitas Normal : 361 m3/jam
Alat : Excavator
Kapasitas bucket : 1,2 m3 Kebutuhan Solar : 16 liter
Produktivitas alat : 149 m3/jam Harga Solar (Rp/liter) : 11.000
Biaya Sewa : 167000 Rp/Jam Total Biaya Solar (Rp) : 176.000
Biaya operator : 15000 Rp/jam
DUMP TRUCK
- Input Data Penebaran tanah Pucuk (Dump Truck)
Alat : Dump Truck
Biaya Sewa : 175.000 (Rp/jam) Kebutuhan Solar : 13 liter
Produktivitas Normal : 88 m3/jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya Operator : 12.000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 143000
Kapasitas Truck : 18,2 m3
Jam Kerja Efektif : 50 menit/jam
Efisiensi Kerja : 0,75
d. Biaya Revegetasi
Berdasarkan biaya revegetasi per hektare sub bab A.2.5, maka biaya revegetasi
untuk Waste Dump area (disposal timur 2029 – 5,59 ha), yaitu :
c. Tenaga Kerja
Uraian Kegiatan Hari
Tenaga Kerja (orang) 12
Pembuatan (30 Pondasi) 1
Pembuatan (30 Tiang Pagar) 1
Pemasangan (30 Tiang Pengaman) 1
Kebutuhan Hari 3
Pekerjaan A
Luas Harga satuan
No. Uraian Pekerjaan Keterangan Bahan Jlh Satuan Jumlah (Rp)
Dimensi (m) (Rp/m)
1 Kipas angin Tornado fan 10 buah 1 1.000.000 10.000.000
2 Kursi kantor 12 buah 1 400.000 4.800.000
3 Kursi food court Plastik dengan rangka besi 40 buah 1 200.000 8.000.000
4 Meja food court Plastik dengan rangka besi 10 buah 500.000 5.000.000
5 Meja kantor Kayu 6 buah 400.000 2.400.000
6 Karpet mushallah 20 m 200.000 4.000.000
7 Instalasi listrik dan air 1 ha 0 25.000.000 25.000.000
SUBTOTAL 59.200.000
Pekerjaan B
Dimensi Luas Harga satuan
No. Uraian Pekerjaan Keterangan Bahan Jlh Jumlah (Rp)
(m) Dimensi (m) (Rp/m)
1 Gerbang masuk + Loket tiket
- Bangunan Loket tiket + Satpam
Permanen batubata 2 1x 1 1 3.000.000 6.000.000
-Bangunan Gerbang Besi Holo 1 5x 1x 3 15 2.500.000 37.500.000
2 Area parkir mobil + motor Pengerasan batu split 1 100 x 100 x 0,1 10000 5.000 50.000.000
3* Jalan setapak pejalan kaki Konblok 1 1 x 100 100 50.000 5.000.000
4* Bangku taman Besi 10 unit 450.000 4.500.000
5 Sepeda tandem 5 unit 3.000.000 15.000.000
6* tempat sampah Fiber 20 unit 250.000 5.000.000
7* Rambu-rambu keselamatan Seng dengan tiang 20 500.000 10.000.000
SUBTOTAL 133.000.000
* Tersebar dibeberapa titik sesuai kebutuhan
Pekerjaan C
Dimensi Luas Harga satuan
No. Uraian Pekerjaan Keterangan Bahan Jlh Jumlah (Rp)
(m) Dimensi (m) (Rp/m)
1 Food court (3x3x10 Counter) Besi holo atap daun kelapa 1 5 x 12 60 1.000.000 60.000.000
2 Toilet Renovasi 2 2x 2 4 400.000 3.200.000
3 Plaza Besi holo atap daun kelapa 1 10 x 10 100 1.500.000 150.000.000
4 Pusat informasi Sekat Gipsum + kaca 1 2x 2 4 1.200.000 4.800.000
5 Menara pantau Baja rangkai 1 2 x 2 x 10 40 30.000.000
6 Kantor pengelola Repair bangunan lama 1 5x 5 25 2.500.000 62.500.000
7 Genset KRISBOW KW 2601051 1 unit 47.500.000 47.500.000
SUBTOTAL 358.000.000
P 100 m
b 7,5 m
B 10,0 m
d 6,0 m
h 5,0 m
α 45o
Volume drainase dari mulut void sampai ke pinggir sungai dekat pit
berdasarkan desain minescape = 13.125,0 m3
EXCAVATOR
Luas lahan
Tahun I II III
Luas (Ha) 3,38 0,00 0
Alat : Excavator
Kapasitas bucket : 1,2 m3 Kebutuhan Solar : 16 liter
Produktivitas alat : 148,5 m3/jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya Sewa : 167000 Rp/Jam Total Biaya Solar (Rp) : 176000
Biaya operator : 15000 Rp/jam
Alat : Excavator
Kapasitas bucket : 1,2 m3 Kebutuhan Solar : 16 liter
Produktivitas alat : 148,5 m3/jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya Sewa : 167000 Rp/Jam Total Biaya Solar (Rp) : 176000
Biaya operator : 15000 Rp/jam 0
Alat : Excavator
Kapasitas bucket : 1,2 m3 Kebutuhan Solar : 16 liter
Produktivitas alat : 148,5 m3/jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya Sewa : 167000 Rp/Jam Total Biaya Solar (Rp) : 176000
Biaya operator : 15000 Rp/jam
DUMP TRUCK
- Input Data Penebaran tanah Pucuk (Dump Truck)
Alat : Dump Truck
Biaya Sewa : 175000 (Rp/jam) Kebutuhan Solar : 13 liter
Produktivitas Normal : 88,17813765 m3/jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya Operator : 12000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 143000
Kapasitas Truck : 18,15 m3
Jam Kerja Efektif : 50 menit/jam
Efisiensi Kerja : 0,75
Reklamasi dan
Pemeliharaan tanaman Tanam pohon Biaya *Rp/ha 82.487.500 296.955.000
Total Keseluruhan 426.119.000
* Biaya revegetasi per hektar (Lahan wisata kebun)
Alat : Excavator
Kapasitas bucket : 1,2 m3
Produktivitas alat : 28 m3/jam
Biaya Sewa : 167.000 Rp/Jam
Biaya operator : 15.000 Rp/jam
Total 1 + 2 25.200.000
Berdasarkan luas lokasi kegiatan yang berpotensi terkontaminasi yaitu seluruh lokasi
fasilitas pengolahan seluas 21,83 ha, maka biaya untuk remediasi tanah pada fasilitas
pengolahan yaitu = sub bab B.6. + B.7.
= Rp 267.784.000 + (Rp 25.200.000 x 21,83 ha)
= Rp 516.646.000
C) FASILITAS PENUNJANG
C).1. Reklamasi Lahan Bekas Landfill
a. Penebaran Tanah Pucuk
- Input Data Pemindahan Tanah Pucuk (Excavator)
Luas lahan
Tahun I II III
Luas (Ha) 3,33 0 0
Alat : Excavator
Kapasitas bucket : 1,2 m3 Kebutuhan Solar : 16 liter
Produktivitas alat : 149 Rp/Jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya Sewa : 167000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 176000
Biaya operator : 15000 m3/jam
DUMP TRUCK
- Input Data Penebaran tanah Pucuk (Dump Truck)
Alat : Dump Truck
Biaya Sewa : 175000 (Rp/jam) Kebutuhan Solar : 13 liter
Produktivitas Normal : 88 m3/jam Harga Solar (Rp/liter) : 11000
Biaya Operator : 12000 Rp/jam Total Biaya Solar (Rp) : 143000
Kapasitas Truck : 18,2 m3
Jam Kerja Efektif : 50 menit/jam
Efisiensi Kerja : 0,75
C).3. Biaya Remediasi Tanah Terkontaminasi Fasilitas Penunjang (satuan sub bab B.7)
No Description Unit Biaya/unit Total Biaya
1 Tim Ahli Bioremediasi (2 Paket/tahun)
Konsumsi 3 400.000 1.200.000
Transportasi 3 1.500.000 4.500.000
Biaya Jasa Konsultasi Manajemen Limbah B3 3 2.700.000 8.100.000
Total 1 13.800.000
2 Analisa (20 sample/th)
Organik 30 60.000 1.800.000
Anorganik 30 50.000 1.500.000
Logam 30 60.000 1.800.000
Wet Chemistry 30 75.000 2.250.000
Fisik 30 75.000 2.250.000
Mikrobiologi 30 60.000 1.800.000
Total 2 11.400.000
Total 1 + 2 25.200.000
b. Reklamasi KPL
Total Luas lahan KPL = 1.500 m2
Volume top soil (t : 0,3 m) = 450 m3
Volume timbunan (t : 2 m) = 3.000 m3
Waktu *Biaya
Produksi CT
KEGIATAN ALAT Eff kerja Jam Sewa Total (Rp/jam)
BCM/jam (menit)
(menit) (Rp/jam)
Penimbunan Exca 149 0,8 4 50 20 358.000 7.160.000
Dump truk 88 0,8 5 50 34 330.000 11.220.000
Penebaran tanah
Excapucuk 149 0,8 4 50 3 358.000 1.074.000
Dump truk 88 0,8 5 50 34 330.000 11.220.000
Penataan
(Final) Bulsozzer 317 1 572.000 572.000
Total Keseluruhan 31.246.000
F) Biaya Pemantauan
Biaya Tahun ke- (Rp)
Pemantauan
1 2 3 Total
1. Biaya Pemantauan Kualitas Air 120.000.000 120.000.000 120.000.000 360.000.000
2. Biaya Pemantauan Kualitas Tanah 40.000.000 40.000.000 40.000.000 120.000.000
3. Biaya Pemantauan Kestabilan Lereng 36.000.000 36.000.000 36.000.000 108.000.000
4. Biaya Pemantauan Erosi 100.000.000 100.000.000 100.000.000 300.000.000
5. Biaya Pemantauan Biologi Akuatik
72.000.000 72.000.000 72.000.000 216.000.000
dan Teresterial
6. Biaya Pemantauan Kesehatan dan Sosial 155.000.000 155.000.000 163.500.000 473.500.000
Jumlah 1.577.500.000
2025 21.310.325.465
f. Pemantauan
1. Biaya Pemantauan kualitas air 120.000.000 120.000.000 120.000.000 360.000.000
2. Biaya Pemantauan Kualitas Tanah 40.000.000 40.000.000 40.000.000 120.000.000
3. Biaya Pemantauan flora dan Fauna 36.000.000 36.000.000 36.000.000 108.000.000
4. Biaya Pemantauan Kestabilan Lereng 100.000.000 100.000.000 100.000.000 300.000.000
5. Biaya Pemantauan Erosi 72.000.000 72.000.000 72.000.000 216.000.000
6. Biaya Pemantauan Kesehatan dan Sosial 155.000.000 155.000.000 163.500.000 473.500.000
Subtotal b 2.659.424.100 603.000.000 611.500.000 3.873.924.100
6,05 %
9,10 %
4,30 %