Pekerjaan:
PENAMBANGAN BATUBARA
PT. TRUBAINDO COAL MINING PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Topik Bahasan :
KAJIAN PRODUKTIVITAS DOZER RIPPER PADA AKTIVITAS
OVERBURDEN REMOVAL DI PT. TRUBAINDO COAL MINING,
KALIMANTAN TIMUR
Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PADANG
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
yang diadakan oleh pihak Unit Hubungan Industri (UHI) serta merupakan
sebuah mata perkuliahan wajib yang harus diambil oleh penulis yang sudah
Selain itu, penulis berusaha untuk mengasah dan menerapkan ilmu atau
perkuliahan sehingga penulis bisa mengerti seperti apa bekerja di lapangan itu
1
2
PLI.
industri.
aspek.
B. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
Coal Mining sesuai perizinan yang diperoleh yakni PKP2B dengan Nomor
tenaga tanpa batu bara) sama baiknya dengan pertumbuhan batubara, baik
Muara Bunyut dan lokasi Adong yang mulai beroperasi pada tahun 2005.
(PT. TCM) melakukan kerja sama dengan PT. Ruam Choke Pattana
(PT. RCP), PT BUMA, PT. Mitra Alam Persada (PT. MAP), PT. Pama
Persada Nusantara (PT. PAMA), PT. Borneo Alam Semesta (PT. BAS)
dan PT. Riung Mitra Lestari (PT. RML). Selaku kontraktor, parusahaan
Coal Mining, yaituPT. PAMA, PT. MAP, PT. RML dan PT. BAS.
4
a. Lokasi
saat ini 23.650 Ha yang terbagi dalam blok Utara, blok Timur, dan blok
Kalimantan Timur.
b. Kesampaian Daerah
Gambar 1
Peta Kesampaian Daerah PT. Trubaindo Coal Mining
6
3. Keadaan Topografi
terletak pada dua sistem sungai yaitu sungai Lawa dan sungai Perak
dibagian Utara dan bagian Selatan area konsesi, kedua sungai ini mengalir
ke sungai Kedang Pahu. Sungai Kedang Pahu terbentang dari arah Barat-
Timur dan bermuara di sungai Mahakam. Topografi kedua blok ini (blok
4. Keadaan Geologi
a. Struktur Geologi
area cadangan.
(Northeast-Southwest).
area Nage yang meluas dari arah Dayak Besar, kemudian berlanjut
yang ekstrim dari seam batubara (50˚-75˚). Sudut dip dari area blok
Gambar 2
Peta Geologi PT. Trubaindo Coal Mining
9
5. Stratigrafi
km2. Di bagian Barat cekungan Kutai dibatasi oleh daratan tinggi Kuching,
dasarnya terdiri dari berbagai material seperti batu pasir dengan sisipan
halaman 12.
a. Formasi Pamaluan
bahwa bagian bawah formasi ini dalam lingkungan delta plain dengan
b. Formasi Babulu
Formasi Pulaubalang.
c. Formasi Pulaubalang
Tengah.
d. Formasi Balikpapan
e. Formasi Kampungbaru
Akhir-Plistosen.
Gambar 3
StratigrafiUmum PT. Trubaindo Coal Mining
13
350
300
250
200
150
100
50
-
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec
Gambar 4
Grafik Curah Hujan di PT. Trubaindo Coal Mining Tahun 2011–2015
7. Cadangan Batubara
7600 Kcal/Kg untuk blok Selatan dan untuk blok Timur di atas 7000
98,8 juta ton. Secara umum arah lapisan batubara dari Utara ke Selatan
14
Tabel 1
Kualitas Batubara PT. Trubaindo Coal Mining
Tabel 2
Jadwal Kegiatan Praktek Lapangan Industri
Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan Februari Maret April
W1 W2 W3 W4 W1 W2 W3 W4 W1 W2 W3 W4
1 Orientasi Lapangan
2 Pengumpulan Referensi dan Data
3 Pengolahan Data
4 Penyusunan dan Pengumpulan Laporan
jam, atau setara dengan 30 hari kerja efektif (8jam/hari). Oleh sebab itu
Februari s.d 17 April 2016. Untuk melaksanakan kegiatan PLI ini dibutuhkan
beberapa rencana yang nantinya akan penulis gunakan sebagai acuan atau
berikut:
Hidup) Perusahaan
Pada tahap ini, penulis akan mencari tahu mengenai sistem dan
satu dengan yang lainnya, mulai dari awal sampai pada tahap penyusunan
1. Tahap Pra-PLI
berangkat ke perusahaan.
perusahaan.
penambangan.
18
a. Kegiatan Orientasi
coal getting.
b. Kegitan di Lapangan
1) Safety Talk
minggunya.
Gambar 5
Kegiatan Safety Talk di PT. Trubaindo Coal Mining
21
Gambar 6
Tahapan Kegiatan Pertambangan Batubara di PT. Trubaindo Coal
Mining
a) Persiapan Lahan
Gambar 7
Pengelompokan Kayu Berdasarkan Ukuran Diameternya
c) Land Clearing
yang telah di stake out. Untuk pohon dengan diameter <20 cm,
Gambar 8
Diameter dan Tinggi Pohon Berdasarkan SOP (Standard
Operational Procedure)
Gambar 9
Pembersiahan Lahan (Land Clearing)
tanah pucuk berupa top soil dan sub soil berbeda dengan
sub soil. Pada area tertentu dengan lapisan top soil tipis,
oleh medan kerja yang sulit, misal untuk daerah yang curam dan
Gambar 10
Top Soil Removal
Gambar 11
Kegiatan Penggalian oleh Excavator Komatsu PC800
pemuatan.
28
Gambar 12
Kegiatan Ripping oleh Dozer Ripper KomatsuD375A
(3) Peledakan
Gambar 13
Kegiatan Pemboran untuk Aktivitas Peledakan
f) Coal Getting
Gambar 14
Kegiatan Coal Cleaning (LoadingDirty Coal)
31
Gambar 15
Kegiatan Loading Clean Coal
h) Pengapalan Batubara
konsumen.
(lihat Gambar 16). Hal ini dilakukan sebagai bentuk peranan PT.
lingkungan.
berikut:
nantinya.
34
Gambar 16
Kegiatan Pembibitan Tanaman Inti
Gambar 17
Loading Top Soil dari Top Soil Stock
35
Gambar 18
Dumping Top Soil di Area Disposal
Gambar 19
Perataan Top Soil oleh Dozer D85E-SS
Gambar 20
Tanaman Cover Crop
37
cm x 40 cm x 40 cm.
Gambar 21
Tanaman Fast Growing (Sengon)
(7) Setelah ujung tajuk dari tanaman fast growing bertemu, maka
sebesar 40 cm x 40 cm x 40 cm.
38
Gambar 22
Tanaman Inti yang Berada di Tengah Tanaman Sisipan
Gambar 23
Area Rehabilitasi Daerah Bekas Tambang
sebagai berikut:
dosen pembimbing.
Pertambangan FT-UNP.
harus menunggu sampai alat tersebut ready dan siap untuk melakukan
pekerjaannya lagi.
G. Temuan Menarik
Cutpada final pit, yaitu membuat lantai dasar pada pit membentuk seperti
Sumber: DokumentasiPenulis
Gambar 24
V Cut padaFinal Pit
41
Pada pit yang dikerjakan oleh PT. Riung Mitra Lestari yaitu P7500 B09
Gambar 25
Radius P7500 B09 dengan Lokasi Sekitar
Mata Air
Sumber: DokumentasiPenulis
Gambar 26
Terdapatnya Mata Air pada Lapisan Batubara
Tanaman Inti
Sumber: DokumentasiPenulis
Gambar 27
Tanaman Inti yang Tidak dapat Tumbuh
Timur”.
BAB II
PEMBAHASAN
Kalimantan Timur.
dan gas alam yang jumlah cadangannya cukup besar serta kualitasnya
bervariasi di Indonesia.
oleh:
44
45
Gambar 28
Radius P7500 B09 dengan Lokasi Sekitar
batas jarak radius aman dari lokasi peledakan 300 meter untuk alat/unit
dilihat bahwa camp Adong dan rumah ibadah termasuk dalam radius aman
Gambar 29
Litologi Batuan P7500 B09
ripper. Pemilihan alat mekanis tersebut disadari atas target produksi sesuai
47
B. Kajian Teoritis
(ripping).
Volume batuan yang terbongkar sangat tergantung pada sifat-sifat batuan dan
teknik pengoperasiannya.
bergerak maju maka akan terjadi keruntuhan tarik (tensile failure) (lihat
Gambar 30)
48
Gambar 30
Proses Penetrasi Shank Ripper
Mekanisme penggaruan berdasarkan beberapa kondisi batuan yang
dan prying out (Fiona Mac Gregor, 1994 dalam Aditya Nugroho 2015:20),
1. Ploughing
2. Loosening
Terjadi pada batuan rapuh dengan spasi bidang lemah yang rapat (0,1 - 0,3
m).
3. Crushing
4. Tearing
Terjadi pada batuan dengan strata miring (inclined) dan banyak memiliki
perlapisan.
6. Praying Out
Gambar 31
Mekanisme Penggaruan
1. Komponen Ripper
dalam suatu proyek guna efektivitas dan efisiensi pekerjaan yang termasuk
Ripper terdiri dari beberapa komponen utama (lihat Gambar 32), yaitu:
50
1) Tip
2) Shank
penggaruan.
3) Tool Bar
4) Power Assembly
Gambar 32
Komponen Ripper
51
b. Macam-Macam Ripper
gerak naik dan turunnya attachment ada tiga tipe ripper (lihat
menetap pada satu titik dengan sudut yang konstan. Tipe ini
akan digaru. Tipe ini didasarkan pada jumlah gigi nya, yaitu:
Gambar 33
Sudut Penetrasi Ripper
mencapai inti gigi, sebab akan sia-sia. Bila hal ini terjadi,
c. Tipe Tip
Ada dua tipe tip, yaitu: centerline dan penetration (lihat Gambar
Gambar 25). Short tip digunakan dalam kondisi extreme impact untuk
batuan keras, long tip digunakan dalam kondisi low impact untuk
batuan lunak dan mudah digaru, serta intermediate tip digunakan untuk
54
Gambar 34
Centerline dan Penetration Tip
Gambar 35
Macam-Macam Panjang Tip dan Penempatannya Pada Shank
55
d. Tipe Shank
Shank terbagi menjadi dua, yaitu single (giant) shank dan multi
lunak seperti top soil dan batuan lapuk, sedangkan single shank untuk
batuan keras dan kompak. Bentuk shank ripper ada tiga macam, yaitu
batuan keras.
Gambar 36
Multi Shank Ripper
56
Gambar 38
Tipe-TipeShank
Batuan yang dapat digaru (ripping) berdasarkan dari sifat fisiknya, yaitu:
a. Besarnya tekanan yang diteruskan oleh tip pada batuan yang akan
digaru.
power).
Pemilihan alat garu yang sesuai tidak lepas dari studi lapangan dan
lapangan selalu dijumpai batuan dengan ragam kekerasan. Oleh sebab itu,
ada batuan yang mudah digaru, susah digaru, sangat susah digaru, ekstra
susah digaru dan tidak dapat digaru (Weaver, 1975 dalam Aditya Nugroho
a. Tipe Batuan
baik dari batuan beku, batuan matamorf, maupun batuan sedimen itu
sendiri.
b. Kecepatan Seismik
Sumber:Komatsu HandbookEdition 30
Gambar 39
Kemampuan Ripping Berdasarkan Kecepatan Gelombang Seismik
c. Kekerasan Batuan
mekanis dari batuan dan dapat juga dipakai untuk menyatakan besarnya
Tabel 3
Skala Mohs
Nama Skala
Mineral Mohs Keterangan
d. Kekuatan Batuan
terhadap gaya dari luar, baik bersifat statik maupun dinamik. Pada
Tabel 4
Hubungan Kekuatan Batuan Dengan Klasifikasi Penggaruan (Weaver,
1975 dalam Aditya Nugroho 2015:28)
Deskripsi Kekuatan Kekuatan Batuan Kecepatan Seismik Klasifikasi
Batuan (MPa) (m/s) Penggaruan
1
,
Sangat lunak 7 1,7 -3,0 450 - 1.200 Mudah garu
1 Sangat susah
Keras 0 10 - 20 1.500 - 1.850 garu
2 Ekstra susah
Sangat keras 0 20 - 70 1.850 - 2.150 garu
f. Struktur Batuan
kekar, spasi, kemenerusan dan batuan pengisi. Selain itu bentuk dan
struktur mikro dan tekstur batuan. Batuan berbutir kasar (ukuran butir
>5 mm) seperti konglomerat, batubara dan batupasir bisa digaru dengan
lebih mudah dari pada batuan berbutir halus (ukuran butir <1 mm)
metode langsung dan metode tak langsung (Basarir dkk, 2004 dalam
evaluasi hasil produksi penggaruan dari alat garu. Bobot dan tenaga (horse
langsung dengan alat garu. Metode ini dilakukan untuk evaluasi hasil
volume per satuan waktu (bcm/jam). Ada tiga metode yang umum
metode ini luas wilayah yang akan digaru dan luas wilayah yang
selama penggaruan.
64
volume.
batuan.
lingkup yang lebih luas pada tahun 1960 untuk kemampugaruan dari
2) Metode Grafis
index dan point load index (PLI). Fracture index dipakai sebagai
rata fraktur dalam sepanjang bor inti atau massa batuan. Kedua
seperti kekar, pelapukan, ukuran butir dan kekuatan massa batuan. Pada
dapat menentukan sifat batuan. Oleh sebab itu, banyak pengujian yang
Singh dkk (1987), Karpuz (1990), Mac Greogor dkk (1992) (dalam Aditya
Nugroho 2015:31).
a. Waktu Edar
alat mekanis untuk satu siklus kerja. Semakin kecil waktu edar suatu
Waktu edar alat garu adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk
b. Metode Penggaruan
(20.000 lb). Semakin besar ukuran bulldozer, maka akan lebih besar
pula produktivitasnya.
2) Jumlah Shank
sedangkan shank dengan jumlah lebih dari satu (multi shank) untuk
3) Arah Penggaruan
Gambar 40
Metode Arah Penggaruan
c. Faktor Koreksi
1) Efisiensi Kerja
bekerja atau waktu yang dimanfaatkan oleh alat untuk bekerja dari
We
Ek = x 100 % ........................................................................(1.2)
Wt
Keterangan:
Ek = Efisiensi kerja (%)
We = Waktu kerja efektif (menit)
Wt = Waktu kerja yang tersedia (menit)
Wtd = Waktu hambatan yang tidak dapat dihindari (menit)
Whd = Waktu hambatan yang dapat dihindari (menit)
69
istirahat selesai.
akhir kerja).
kesediaan alat.
shift.
2) Performance Alat
a) MA (Machinre Availability)
71
𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠
Machine Availability (%) = 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠+𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘𝐷𝑜𝑤𝑛𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠 × 100%…(1.4)
b) PA (Physical Availability)
Dirumuskan dengan:
pendukung lain.
c) UA (Use of Availability)
waktu yang digunakan oleh alat untuk beroperasi pada saat alat
yang tidak rusak dan seberapa baik dari perawatan alat agar
tidak rusak.
𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠
Use of availability (%) = 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠 + 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑏𝑦 𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠x 100%.......... (1.6)
d) EU (Eficiency Utilization)
𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠
Effective utilization (%) = 𝑆𝑐ℎ𝑒𝑑𝑢𝑙𝑒𝑑 𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠x 100%............................. (1.7)
edar yang berbeda-beda, oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan terhadap
1. Data
a. Faktor Koreksi
1) Skill Operator
selama di lapangan.
Nilai machine availability (MA) didapat dari nilai yang ada pada
3) Efisiensi Kerja
2. Analisa Data
1) Skill Operator
Maret 2016.
Keterangan:
MA = Machine Availability (%)
WH = Working Hours (jam)
BD = Break Down(jam)
3) Efisiensi Kerja
Keterangan:
Ek = Efisiensi kerja (%)
We = Waktu kerja efektif (jam)
Wt = Waktu kerja yang tersedia (jam)
adalah:
= 67%
rumus:
60
TP = 𝐶𝑡𝑟𝑥𝑃²𝑥𝑛𝑥𝐽𝑥𝑅𝑡𝑥 [𝐹𝑘]
Keterangan:
TP = Produksi Ripper (bcm/jam)
CT = Cycle Time Ripper (menit)
P = Kedalaman Ripping (meter)
n = Jumlah Gigi Ripper (shank)
J = Jarak Ripping (meter)
Rt = Ripper Faktor, Rt = 1
Fk = Faktor Koreksi
Tabel 5
Rekapitulasi Analisa Data
No Kegiatan Hasil Keterangan
1 Faktor Koreksi: 85% Asumsi penulis
Skill Operator
2 Faktor Koreksi: 88% Berdasarkan data
Machine Performance Alat
Availability
3 Faktor Koreksi: 67% Berdasarkan data
Efisiensi Kerja Performance Alat
4 Produktivitas Dozer 353,89 Bcm/jam Produktivitas rata–
Ripper Komatsu rata dozer ripper
D375A Komatsu D375A tidak
memenuhi plan yang
telah ditetapkan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
tanggal 1 Februari sampai 17 April 2016 di PT. Trubaindo Coal Mining, maka
23.650 Hektar.
Trubaindo Coal Mining yaitu dimulai dari persiapan lahan, cruising dan
77
78
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
79
80
LAMPIRAN A
DATA CURAH HUJAN
Tabel 6
Curah Hujan Bulanan Tahun 2011 - 2015
Curah Hujan
Tahun Total
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec
2011 281 203 237 246 177 85 78 79 96 128 272 215 2,097
2012 378 225 352 221 261 90 117 77 41 80 180 186 2,208
2013 244 250 292 366 280 52 174 160 128 154 461 214 2,775
2014 191 127 281 431 125 135 81 117 27 11 199 130 1,855
2015 275 131 189 255 120 115 23 11 38 46 205 279 1,687
Rata -
Rata 274 187 270 304 193 95 95 89 66 84 263 205 2,124
Sumber : Mine Plan Dept. PT.Trubaindo Coal Mining
Rata-rata curah hujan bulanan tahun 2011 sampai dengan tahun 2015
adalah 2.124 mm dengan curah hujan tertinggi pada bulan November tahun 2013
yaitu 461 mm dan curah hujan terendah pada bulan Oktober 2014 dan Agustus
LAMPIRAN B
SPESIFIKASI ALAT GARU
Spesifikasi Umum
Merk = Komatsu
Tipe = D375A-6R
Berat = 6800kg
Dimensi
Panjang = 10,239 m
Lebar = 4,695 m
Tinggi = 4,235 m
Mesin
Jumlah cylinder =6
Hydraulic System
Undercarriage
Jumlah rollers =8
82
Spesifikasi Penggaruan
Gambar C.1
Dozer Komatsu D375A-6R
83
LAMPIRAN C
LOKASI PENELITIAN
Penelitian dan pengambilan data dilakukan pada Pit 7500 blok 9 di area
North Block yang dikerjakan oleh PT. Riung Mitra Lestari sebagai kontraktor
LAMPIRAN D
DATA CYCLE TIME
23-Feb-16 DZ309 18.00 5.17 0.00 5.17 0.50 0.33 0.00 0.00 0.83 97% 78% 75% 96%
24-Feb-16 DZ309 7.00 2.37 0.00 2.37 0.17 14.47 0.00 0.00 14.63 39% 75% 29% 32%
25-Feb-16 DZ310 15.00 3.28 5.50 8.78 0.22 0.00 0.00 0.00 0.22 99% 63% 63% 99%
LAMPIRAN E
26-Feb-16 DZ310 15.00 3.60 5.00 8.60 0.40 0.00 0.00 0.00 0.40 98% 64% 63% 97%
27-Feb-16 DZ310 19.00 2.00 3.00 5.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100% 79% 79% 100%
29-Feb-16 DZ310 16.00 5.25 2.50 7.75 0.00 0.25 0.00 0.00 0.25 99% 67% 67% 98%
5-Mar-16 DZ309 20.00 3.75 0.00 3.75 0.25 0.00 0.00 0.00 0.25 99% 84% 83% 99%
8-Mar-16 DZ309 6.00 0.28 0.00 0.28 0.42 17.30 0.00 0.00 17.72 26% 96% 25% 25%
9-Mar-16 DZ309 15.00 0.07 0.00 0.07 0.25 8.68 0.00 0.00 8.93 63% 100% 63% 63%
19-Mar-16 DZ309 18.00 6.00 0.00 6.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100% 75% 75% 100%
22-Mar-16 DZ309 16.00 4.75 0.00 4.75 0.00 3.25 0.00 0.00 3.25 86% 77% 67% 83%
23-Mar-16 DZ309 14.00 10.00 0.00 10.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100% 58% 58% 100%
24-Mar-16 DZ309 17.00 5.42 0.00 5.42 0.17 1.42 0.00 0.00 1.58 93% 76% 71% 91%
25-Mar-16 DZ309 19.00 5.00 0.00 5.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100% 79% 79% 100%
Rata - Rata 89% 77% 67% 88%
291.00
16.17
86
LAMPIRAN F
DOKUMENTASI PENGAMBILAN DATA DI LAPANGAN
Gambar F1
Dokumentasi Pengambilan Data Cycle Time Dozer
Gambar F2
Pengukuran Panjang Shank Ripper