Neraka dalam bahasa arab disebut AN-NAR, secara bahasa berarti "api". lafas
an-naar banyak disebutkan di dalam ayat-ayat Al-Qur'an yang berarti api
neraka. diantaranya ialah dalam ayat
“Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang
bertengkar,mereka saling bertengkar mengenai Rabb (Tuhan) mereka.
Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api
neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. (QS.
22:19) Dengan air itu dihancur-luluhkan segala apa yang ada dalam perut
mereka dan juga kulit (mereka). (QS. 22:20) Dan untuk mereka cambuk-
cambuk dari besi. (QS. 22:21) Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka
lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya.
(Kepada mereka dikatakan): ‘Rasakanlah adzab yang membakar ini.’ (QS.
22:22)” (al-Hajj: 19-22)
"Sesungguhnya tebal kulit orang kafir adalah 42 hasta dan gigi gerahamnya
seperti bukit uhud dan tempat duduknya di jahannam adalah jarak antara
mekkah dan madinah"
Adapun azhab bagi orang-orang, anak, anggota keluarga yang Murtad, tidak
mau mengakui Allah SWT satu-satunya Tuhan , dan mengingkari Nabi
Muhammad SAW adalah Nabi utusan terakhir-Nya serta menolak mengikuti
ketentuan Allah SWT dalam Al-Quran..
"Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka
yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya
(kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman?
Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu".
(QS Ali-Imran : 106)
Mereka berseru: “Hai Malik (Malaikat penjaga Neraka) biarlah Rabbmu membunuh
kami saja”. Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)”. (Az-Zukhruf: 77)
Muhammad Fairuz Abadi rahimahullah membawakan tafsir Ibnu Abbas radhiallahu
‘anhuma,
“Tatkala kesabaran mereka menipis, mereka menyeru kepada penjaga neraka
“biarlah Rabbmu membunuh kami saja”,
maka malaikat Malik menjawab setelah 40 tahun
(1 hari akhirat sama dengan 1000 tahun dunia, pent),
“kalian tetap tinggal” yaitu tetap berada dalam azab tidak akan dikeluarkan.
“Apabila penduduk surga telah memasuki surga dan penduduk neraka memasuki
neraka, maka didatangkan kematian lalu diletakkan diantara surga dan neraka
kemudian disembelih kemudian diserukan oleh penyeru: Wahai penduduk surga tiada
kematian lagi dan wahai penduduk neraka tiada kematian lagi. Penduduk surga
semakin bertambah kegembiraan mereka atas keikhlasan, sabar akan ujian kehidupan
saat di dunia dia dan keluarganya yang sholeh dan juga sabar menghadapi fitnah
maupun olok-olok oleh orang kafir dahulu dan gembira atas amal ibadah mereka yang
dilakukan berdasarkan Al-Quran dan Hadits sementara para penduduk neraka semakin
bertambah kesedihan dalam diri mereka
Kalau dahulu, yang dimaksud dalam ayat diatas adalah para Nabi & Rosul. dan kalau
sekarang mungkin bisa juga lebih tepatnya kerabat, teman, keluarga atau orang lain
yang apabila kita sedang atau telah melakukan kesalahan / dosa, mereka menegur ,
mengingatkan kalau yang kita lakukan salah atau berdosa.
Terkadang ada yang menurutinya, ada pula yang mengabaikan, juga tak sedikit yang
mencari-cari alasan & pembenaran atas kesalahan dan dosa yang dilakukannya.
Menganggap remeh & menentang aturan Allah SWT dalam Al-Quran dan Hadits.
1. Ayahnya
Jika seseorang yang bergelar ayah tidak mempedulikan perilaku anak
perempuannya di dunia. Dia tidak memberikan segala keperluan agama
seperti mengajarkan shalat, mengaji, membaca, mengamalkan dan
memahami ayat-ayat Al-Quran dan hal lainnya.
Dia membiarkan anak perempuannya tidak menutup aurat/berhijab. Di
membiarkan anak wanitanya berpacaran, berpegian/berduaan atau bahkan
berpegangan tangan dengan pria yg belum halal baginya.
seorang perempuan/wanita tidak boleh diajak pergi tanpa didampingi dengan orang yg
yg
bukan mahram, kenapa?
hal tersebut untuk menghindari fitnah, melakukan zinah dengan saling berpegangan,
pemerkosaaan, dan hal yg tidak diinginkan
2. Suaminya
Apabila suami tidak mempedulikan tindak tanduk isterinya. Bergaul bebas,
bergunjing/gosip dengan tetangga. Membiarkan istri berhias diri untuk lelaki
yang bukan mahramnya. Atau untuk pamer dan sombong.
Hal buruk lain yang mengikuti pernikahan beda agama adalah rusaknya nasab (garis
keturunan) sang anak dengan orangtuanya. Jika ibunya Muslim sedangkan ayahnya
non Muslim maka terputuslah hak perwalian dan hak waris dari ayah tersebut kepada
anaknya. Ini adalah hal yang sangat mengkhawatirkan dan meresahkan.
Pernikahan beda agama dipastikan tidak akan mungkin mewujudkan keluarga sakinah
sebagal tujuan utama dilaksanakannya pernikahan yaitu membuat ketentraman dan
kedamaian bermasyarakat di dunia dan juga tujuan akhir akhirat. Bukankah kita tidak
menginginkan umat Muslim ini mengalami lost generation karena garis nasab yang
berantakan? Relakah generasi penerus kita akan melakukan zina seumur hidupnya?
Na’udzubillahi mindzalik.
4. Anak Lelakinya
Apabila seorang anak laki-laki tidak menasehati Ibunya perihal kelakuan yang
tidak dibenarkan dalam Islam. Seperti ibu yang membuat
berbagai kemungkaran, mengumpat, memfitnah, mengunjing, berbuat dan
berperilaku tidak baik dan menggangu tetangganya serta hal-hal lainnya yg
tidak diperbolehkan..
maka anak itu akan ditanyai dan dimintai pertanggung jawaban di
akhirat kelak. Dan akan bersama menemani ibunya kelak di Neraka.
Duhai anak lelaki, sayangilah ibumu, nasihatilah dia jika bersalah atau lalai.
Karena seorang ibu juga insan biasa, tak lepas dari melakukan dosa.
Selamatkanlah dia dari fitnah kubur dan ancaman neraka,
jika tidak, kau juga akan ditarik menjadi teman di dalam panasanya api
neraka yg jauh melebihi panas matahari...
MEMBERI NAFKAH
Sebagai seorang Ayah dan pemimpin keluarga, nafkahilah Istri, anak maupun
keluarga Anda dengan harta yang diperoleh secara HALAL oleh Al-Quran
maupun Hadits.. Jangan biarkan harta atau uang haram mengalir didalam
darah Istri, Anak, maupun keluarga Anda..
Seperti harta dari #Riba, Korupsi, Mencuri, Merampok dan hal-hal yg tidak
diperbolehkan menurut Al-Quran dan Hadits..
Contoh riba:
Meminjam uang pada Rentenir, Bank, mencicil rumah, kendaraan atau Sejenisnya
dengan Bunga (baca: riba)
http://aslibumiayu.wordpress.com/2013/01/20/bank-konvensional-adalah-bank-
ribawi/
Contoh Riba lainnya silahkan baca sendiri yg ada pada Al-Quran dan Hadits
Karena harta dan uang tersebut tidak akan Berkah, atau nantinya akan
mendatangngkan musibah, bencana seta masalah dalam kehidupan Anda
maupun keluarga.. sebagai contoh kecil: Anak yg sering sakit-sakitan, Istri yg
membangkang, Anak yg tidak mau menuruti perintah orangtuanya/nakal, dan
lainnya.. Selain itu tunggulah siksa alam kubur dan juga nanti pada hari
pembalasan juga alam akhirat....
NAFKAHILAH ANAK, ISTRI, DAN ELUARGA ANDA DENGAN CARA DAN JALAN
YANG HALAL...
Apalagi sang suami yang meninggalkan anak, istri tanpa izin dan meninggalkannya
bertahun-tahun tanpa menafkahi lahir, batin baik berupa materi maupun ilmu..
Berikut ini akan saya berikan 30 perilaku durhaka suami terhadap istri .
saya berharap , semoga kita semua tidak tergolong tipe suami seperti
dibawah ini terutama diri pribadi kami.
Adapun ke 30 Perilaku durhaka suami kepada istri adalah sebagaimana yang akan kami
uraikan dibawai ini :
1.Tidak mau melunasi hutang mahar (mas kawin).
4.Melanggar komitmen baik dengan istri atau melanggar shigat ta’liq /pakta integritas
suami
utk siap memperlakukan istri dengan makruf(baik) wa asyiruhunna bil makruf).
12.Tidak adil dalam memberikan nafkah lahir dan bathin istri–istrinya (bagi yang
berpoligami)
13.Mengusir istri dari rumahnya.
17.Memeras istri.
19.Menempatkan istri
serumah dengan ipar laki-laki, (Daiyuz tidak ada rasa cemburu positif kepada istri,
padahal istri sudah ada tanda berbuat serong)
20,tidak pernah menuyuruh istri dan anak untuk menegakkan sholat, berbuat baik,
bertaubat dan berakhlak mulia sesuai tuntunan Al-Quran dan Hadist.
21, tidak pernah mentarbiyah istri serta tidak pernah memotifasi istri untuk berbuat
baik
22. tidak pernah memberikan contoh dan teladan yang baik bagi istri, bahkan sring
menampilkan teladan yang buruk dan tidak mendidik kepada keluarga.
30 perilaku durhaka suami terhadap istri diatas sudah sering kita saksikan dalam
kehidupan sehari-hari, baik di televisi,dan sekitar kita tinggal
Lelaki / Suami Tidak Mau, Tidak Pernah, dan
Dengan Sengaja Meninggalkan Sholat.
Dengan Sepengetahuan atau Tanpa
Sepengetahuan Sang Istri
Hidup berumah tangga sesungguhnya adalah ujian kehidupan berikutnya. Bahkan,
hidup di Dunia ini secara keseluruhan adalah ujian dari Allah untuk menilai hamba-
hambaNya, siapa yang terbaik amalnya. Maka ketika istri yang shalihah mendapati
suaminya jauh dari Allah, itu adalah ujian baginya, bagaimana ia menyikapinya dan
mempersembahkan amal terbaik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demikian pula
ketika suami yang shalih mendapati istrinya jauh dari Allah, itu adalah ujian baginya.
Jika seorang wanita menikah dengan pria yang tidak pernah menunaikan
shalat jama’ah, minimal Shubuh dan waktu Isya, begitu pula tidak
menunaikan shalat lima waktu di rumahnya, maka nikahnya tidaklah sah.
Karena orang yang meninggalkan shalat itu kafir terang-terangan
sebagaimana hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an, hadits dan dapat dilihat pula
dalam perkataan para sahabat. ‘Abdullah bin Syaqiq mengatakan,
“Dulu para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah menganggap
suatu amal yang apabila ditinggalkan menyebabkan kafir kecuali shalat.” Perkataan ini
diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari Abdullah bin Syaqiq Al ‘Aqliy seorang tabi’in dan
Hakim mengatakan bahwa hadits ini bersambung dengan menyebut Abu Hurairah di
dalamnya. Dan sanad (periwayat) hadits ini adalah shohih. (Lihat Ats Tsamar Al
Mustathob fi Fiqhis Sunnah wal Kitab, hal. 52)
Jika laki-laki semacam itu dinyatakan kafir, maka tentu saja wanita muslimah tidak halal
baginya. Karena Allah Ta’ala berfirman,
ِ َّت فَال تَرْ ِجعُوه َُّن إِلَى ْال ُكف
ار ال ه َُّن ِحلٌّ لَهُ ْم َوال هُ ْم يَ ِحلُّونَ لَه َُّن ٍ فَإِ ْن َعلِ ْمتُ ُموه َُّن ُم ْؤ ِمنَا
“Maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu
kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi
orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka.” (QS. Al
Mumtahanah: 10)
Namun jika suaminya tadi meninggalkan shalat setelah dilangsungkan akad nikah, maka
nikahnya batal (faskh) kecuali jika suaminya tersebut bertaubat dan kembali pada Islam (yaitu
dengan kembali mengerjakan shalat, pen). Sedangkan sebagian ulama mengaitkan dengan
menunggu sampai berakhirnya masa ‘iddah. Jika sampai masa ‘iddah berakhir, suaminya
kembali berislam dan ingin ruju’, maka harus dengan akad baru. Adapun bagi wanita, harusnya
meninggalkan suaminya sampai ia mau bertaubat dan kembali mengerjakan shalat dengan
membawa serta anak dari suaminya tadi. Karena pada kondisi semacam ini, anak-anaknya
tersebut tidak menjadi hak asuhan ayah mereka lagi.
Dari penjelasan ulama di atas, saya memperingatkan kepada saudara kaum muslimin agar jangan
sampai menikahkan anak-anak perempuan mereka atau wanita yang menjadi hak perwaliannya
dengan laki-laki yang tidak pernah shalat karena bahaya yang ditimbulkan seperti dijelaskan tadi.
Seharusnya kerabat dan teman dekat tidak membolehkan hal ini.
Saya memohon kepada Allah hidayah untuk kita sekalian. Hanya Allah Yang Maha Tahu.
Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
[Fatawal ‘Aqidah wa Arkanil Islam, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, no. 581, hal.
533-534, Darul ‘Aqidah, cetakan pertama, tahun 1425 H]
Dari nasehat Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin mengandung beberapa pelajaran:
1. Sangat bahaya sekali jika seorang yang mengaku muslim meninggalkan shalat lima
waktu. Akibatnya bisa berpengaruh pada status pernikahan.
2. Apakah status nikah jadi batal (faskh) jika suami meninggalkan shalat? Syaikh Utsaimin
masih hati-hati dalam masalah ini. Intinya, istri hendaklah berusaha menasehati suami
terlebih dahulu agar mau kembali mengerjakan shalat.
Dalam tafsir Ibnu Katsir, ayat di atas menjelaskan bahwa setiap kegiatan yang kita
lakukan ternyata tidak hanya dilihat oleh Allah SWt, tapi juga oleh Rasulullah (melalui
izin Allah) dari dalam kuburnya saat ini. selain itu orang-orang beriman pun dengan
izin Allah juga bisa mengetahuinya, serta orang tua kita yang sudah meninggal dari
dalam kuburnya.
Oleh karena itu, kalau kita lagi malas-malasan beramal atau ada keinginan untuk
berbuat jahat, ingatlah kalau Rasul lagi melihat kita. Bapak-Ibu kita yang sudah wafat
juga melihat ini dari dalam kuburnya. Alangkah kecewanya mereka kalau kalau kita
sampai melakukan hal itu. Lalu saat di Padang Masyhar nanti, kita akan diperlihatkan
semua perbuatan-perbuatan yang sudah kita lakukan, dari lahir sampai meninggal, baik
perbuatan yang kecil atau yang besar.
Saat kita sedang beramal shaleh seperti zikir, membaca Al Quran atau sholat, amalan ini
memang diridhoi Allah, tapi mendapat peringkat yang paling rendah. Di atas itu ada
Muta’alim, yaitu orang yang menuntut ilmu. Keluar rumah untuk nuntut ilmu selama
sejam lebih baik daripada zikir empat jam. Dan itu diridhoi Allah, akan dibukakan jalan
menuju pintu surga. Kalaupun nanti dia meninggal, hitungannya mati syahid.
Peringkat ketiga adalah Mu’alim, yaitu pengajar (guru). Dengan mengajar, dia bisa
dapat ilmu dan murid atau orang yang kmendengarkannya nanti bisa
mengajarkan/mengamalkan ilmunya. Peringkat keempat adalah Mutharif, yaitu orang
yang bekerja dengan cara yang halal. Tetes keringatnya dan keluh kesahnya mendapat
pahala, keletihannya bisa menghapuskan dosa. Bahkan ketika dia tidur, badannya yang
pegal-pegal bisa menghapuskan dosa. Jadi ada dosa yang tidak bisa dihapus dengan
puasa, sholat dan haji, tapi bisa terhapus dengan keletihan mencari nafkah.
Ada sebagian dosa yang tidak dihapuskan kecuali dengan rasa susah payah mencari
rizki” (HR. Thabrani)
“Barangsiapa bersusah payah mencari rezeki untuk keluarga dan dirinya, maka orang
tersebut serupa dengan mujahid fi’sabilillah.” (HR Imam Ahmad)
Tambahan ilmu
(login facebook terlebih dahulu, refresh halamn ini untuk download)
Sebagai lelaki memiliki tanggung jawab mencari rezeki halal untuk mencukupi
kebutuhan keluarganya,,
JIKA SUAMI JARANG BERIBADAH, SERING BERBUAT DOSA & MAKSIAT. ATAU
BERPRILAKU BURUK LAINNYA..
ITU ADALAH TAKDIR & TANGGUNG JAWAB DUNIA-AKHIRAT
DARI PILIHAN YANG ANDA AMBIL SAAT MENERIMA PINANGAN LELAKI YANG
KINI MENJADI SUAMI ANDA..