Anda di halaman 1dari 9

DELAPANMACAMNERAKA(AN-NAR) Adapun tempat yang penuh siksa, kesusahan dan kesengsaraan itu di namakan Neraka (An-Nar) yang berwujud

api yang menyala-nyala dahsyat sekali dan inilah yang akan merupakan tempat pembalasan bagi semua manusia yang buruk amal perbuatannya, durhaka dan tidak mau mentaati serta tidak berbakti kepada Allah SWT, enggan mengikuti perintah-Nya, malahan menerjang apa-apa yang dilarang oleh-Nya. Kedua macam pembalasan itu kiranya sudah patut dan sudah semestinya, karena yang segolongan berlelah-lelah dan membanting tulang untuk mencari keridhoan dan pengampunan Allah SWT yaitu golongan kaum muslimin (mukminin). Sedang yang segolongan lainnya tidak henti-hentinya memupuk dan menambah-nambah dosa serta keburukan amal, yaitu golongan selain kaum mukminin. Jadi apabila segolongan dibalas dengan keselamatan, kebahagiaan dan kesenangan sedang yang segolongan lainnya dibalas dengan kesengsaraan hidup di akhirat, kesusahan dan penderitan, maka kedua hal diatas itu memang sudah layak sekali. Ringkasnya bahwa kedua golongan tersebut tidak perlu disamakan tempat kembali atau pembalasannya. Saudaraku, Neraka (An-Nar) adalah tempat penyiksaan dan ini mempunyai nama yang bermacammacam, sebagaimana yang tertulis ini dan tertera didalam kitab suciAl-Quran: 1.Jahanam Apakah orang-orang itu tidak mengerti bahwa sesungguhnya siapa saja orang yang membantah (yakni berani durhaka) kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan memperoleh siksa Neraka Jahanam, kekal didalamnya dan yang sedemikian ini adalah suatu kehinaan yang besar sekali. ( QS. At-Taubah : 63 ) 2.Al-Jahim orang orang ahli Syurga itu tidak akan merasakan kematian lagi, selain kematian yang pertama (ketika didunia itu) dan mereka itu terjaga dari siksa Neraka Jahim. ( QS. Ad Dukhan : 56 ) 3.Al-Hawiyah Adapun orang yang ringan timbangan amalnya, maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah. Adakah engkau mengetahui, apakah Hawiyah itu? Hawiyah adalah api yang amat panas sekali. ( QS. Al Qoriah : 8 11 ) 4.Wail Jurang Neraka Wail adalah diperuntukkan orang-orang yang mengurangi takaran (timbangan) yaitu orang yang apabila menerima takaran (timbangan) dari orang lain selalu meminta penuh, sedang apabila menakar (menimbang) untuk orang lain lalu menguranginya.(QS.AlMuthaffifiin:13) 5.AsSair Dan niscayalah Kami telah memperhias langit didunia ini dengan bintang-bintang bagaikan pelita dan semuanya itu Kami gunakan untuk melempar Syaithan syaithan. Kami telah menyediakan untuk Syaithansyaithan ini siksa Neraka Sair. ( QS. Al Mulk:5) 6.Ladha Jangan demikian, Sesungguhnya Neraka itu disebut Neraka Ladha (yang artinya ialah api yang dahsyat sekali nyalanya), yang dapat melenyapkan kulit kepala, itulah yang menyeret orang-orang yang membelakangi kebenaran dan memalingkan mereka (yakni orang-orang kafir), juga orang yang gemar mengumpulkan serta menyimpan harta (dan tidak menetapi kewajiban zakatnya). (QS.Al-Maaarij:15-1) 7.Saqar Orang yang durhaka itu akan Kami masukan kedalam Neraka Saqar. Adakah engkau mengetahui, apakah Saqar itu? Saqar adalah Neraka yang tidak meninggalkan bekas apapun dan tidak ada yang tidak disukai olehnya (terhadap apapun uang diberikan padanya) Neraka Saqar ada beberapa malaikat yang menjaganya, Jumlahnya sembilan belas.(QS.AlMuddatsi:2630) 8.Al-Huthamah Jangan demikian, niscayalah orang yang durhaka itu pasti akan delemparkan ke dalam Neraka Huthamah, Adakah engkau mengetahui apakah Huthamah itu? Huthamah itu ialah api Neraka kepunyaan Allah yang dinyalakan, menyambar naik sampai ke ulu hati. Sesungguhnya orang-orang kafir dlam Neraka huthamah itu ditutup rapt-rapt serta di ikatlah mereka itu pada tiang-tiang yang dimalangkan letaknya. ( QS. Al Humazah:4-9 NERAKA

Neraka adalah tempat penyiksaan di akhirat yang dipersiapkan oleh Allah Taala untuk orang-orang kafir dan orang-orang yang berbuat maksiat. Nama-Nama Neraka a. An-Naar (QS. An-Nisa: 14) b. Jahannam (QS. An-Nisa: 140) c. Al-Jahiim (QS. Al-Maidah: 10) d. As-Sair (QS. Al-Ahzab: 64) e. Saqar (QS. Al-Qamar: 48) f. Al-Huthamah (QS. Al-Humazah: 4-6) g. Lazha (QS. Al-Maarij: 15-17) h. Darul Bawar (QS. Ibrahim: 28-29) Bahan Bakar Neraka Bahan bakar neraka terdiri atas batu-batu dan orang-orang yang durhaka kepada Allah, sebagaimana firman Allah, Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (QS. At-Tahrim: 6). Peliharalah dirimu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah: 24). Yang dimaksud dengan orang sebagai bahan bakar neraka adalah orang-orang kafir dan orang-orang yang mempersekutukan Allah. Mengenai jenis batu yang akan digunakan sebagai bahan bakar neraka, hanya Allah Yang Mahamengetahui. Bahan bakar lain yang digunakan untuk neraka adalah sesembahan-sesembahan selain Allah. Allah Taala berfirman, Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk kedalamnya. Andaikata berhala-berhala itu tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. Dan semuanya akan kekal didalamnya. (QS. Al Anbiya: 98-99). Tingginya Panas Api Neraka dan Jauhnya semburan Asap dan Percikan Apinya Allah berfirman, Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu? Dalam (siksaan) angin yang amat panas dan air panas yang mendidih, dan dalam bayangan (naungan) asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan. (QS. Al-Waqiah: 41-44). Kalau ayat diatas memberi tekanan pada keadaan yang amat mengerikan dari golongan kiri, yaitu para penghuni neraka, maka ayat dibawah ini memberi tekanan pada betapa mengerikannya neraka itu sendiri, sebagaimana yang difirmankan Allah, Dan adapun orang-orang yang ringan timbangannya (kebaikannya), maka tempat kembalinya adalah neraka hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka hawiyah itu? (Yaitu) api yang panas. (QS Al-Qariah: 8-11). Allah selanjutnya menerangkan betapa kuat dan menyiksanya api neraka itu, Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) saqar. Tahukah kamu apa (neraka) saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (Neraka saqar) adalah pembakar kulit manusia. (QS. Al Muddatsir: 26-29). Api neraka memakan semuanya dan menghancurkan segala sesuatu sehingga tidak ada yang tertinggal. Api itu membakar kulit, dan panasnya terasa sampai ketulang, mengeluarkan dan mencairkan semua isi perut. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, Api yang kita kenal didunia ini adalah sepertujuh puluh bagian dari api neraka. Seseorang berkata, Ya Rasulullah, sudah cukup, sudah cukup! Rasulullah bersabda, Api neraka itu laksana api yang kita kenal ditambah lagi 69 bagian yang setara. (HR. Bukhari). Penghuni Neraka Penghuni neraka yang akan tinggal kekal di dalamnya, yang tidak akan pernah keluar dari dalamnya dan tidak akan pernah mati, adalah orang-orang kafir dan orang-orang musyrik. Allah berfirman, Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Araf: 36). Dan orang-orang kafir, bagi mereka neraka Jahannam, Mereka tidak dibinasakan, sehingga mereka tidak mati dan tidak (pula) diringankan dari azabnya. (QS. Fathir: 36). Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah: 39). Allah Taala telah menjanjikan neraka untuk orang-orang munafik, janji yang tak akan diingkari-Nya, Allah mengancam orang-orang munafik, laki-laki dan perempuan, dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka. Dan Allah melaknati mereka; dan bagi mereka azab yang kekal. (QS. At-Taubah: 68). Orang-orang yang tidak kekal didalam neraka adalah orang-orang yang dimasukkan ke dalam neraka dan dikeluarkan kembali setelah beberapa lama, diantaranya adalah orang-orang beriman yang tidak menyekutukan Allah, tetapi dosa-dosa mereka lebih berat daripada amalan baik mereka. Mereka akan berada di neraka untuk jangka waktu yang lamanya hanya Allah yang tahu, kemudian mereka akan dikeluarkan dari neraka berkat syafaat atau perantara para nabi. Allah juga akan mengeluarkan dari neraka, dengan kasih sayang-Nya, orangorang yang tidak pernah berbuat baik sama sekali. Diantara dosa-dosa yang telah Allah janjikan akan dibalas dengan neraka seperti membunuh orang tanpa alasan yang sah, makan riba, membuat gambar makhluk hidup, wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya telanjang,

orang-orang yang suka menyiksa makhluk hidup, minum dari wadah yang terbuat dari emas dan perak, bunuh diri, dan masih banyak lagi. Banyaknya Penduduk Neraka Banyak dalil yang menyatakan banyaknya jumlah manusia yang akan masuk neraka, dan sedikit yang masuk surga. Allah berfirman, Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun engkau sangat menginginkannya. (QS. Yusuf: 103). Sungguh neraka Jahannam akan Kami penuhi dengan jenismu (iblis) dan semua orang diantara mereka yang mengikutimu. (QS. Shad: 85). Alasan mengapa begitu banyak orang yang masuk neraka bukanlah karena kebenaran yang tidak sampai kepada mereka. Allah telah mengirimkan seorang rasul untuk memberikan peringatan kepada setiap umat, Dan tidak ada suatu umat pun kecuali telah ada padanya seorang pemberi peringatan. (QS. Fathir: 24). Banyaknya penghuni neraka disebabkan sedikitnya orang yang menyambut seruan para rasul, sedangkan jumlah orang yang tidak percaya kepada mereka besar sekali. Lagi pula, banyak orang yang menyambut seruan para rasul itu tidak sepenuhnya meyakini kebenarannya. Sebagian besar kaum mukmin yang berdosa dan masuk neraka adalah wanita. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, Aku melihat neraka, dan aku melihat sebagian besar isinya adalah wanita. (HR. Bukhari-Muslim). Dalam riwayat yang lain, dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu, Rasulullah bersabda, Aku lihat neraka, dan ternyata mayoritas penghuninya adalah perempuan yang ingkar. Ditanyakan, Apakah ingkar terhadap Allah Taala? Beliau bersabda, Mengingkari suaminya, mengingkari perbuatan baik. Jika kamu selalu berbuat baik kepada salah seorang diantara mereka, kemudian ia melihat sesuatu (yang tidak menyenangkan) pada dirimu, maka ia berkata, Saya tidak melihat kebaikanmu sama sekali. (Muttafaq alaih). Makanan, Minuman, dan Pakaian Penghuni Neraka Makanan penduduk neraka adalah dhari dan zaqqum, dan minuman mereka adalah hamim, ghislin, dan ghassaq. Allah berfirman, Mereka tidak memperoleh makanan selain dari dhari (pohon yang berduri), yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar. (QS. Al-Ghassiyah: 6-7). Dhari adalah sejenis pohon berduri. Ibnu Abbas berkata, Pohon ini adalah sejenis pohon berduri yang rendah; apabila ia tumbuh tinggi, ia disebut dhari. Qatadah berkata, Makanan tersebut merupakan salah satu jenis makanan yang paling buruk. Allah berfirman, Sesungguhnya pohon zaqqum itu makanan orang yang banyak berdosa, ia seperti kotoran minyak yang mendidih dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas. (QS. Ad-Dukhan; 43-46). Makanan jenis lain yang akan dimakan oleh penduduk neraka bernama ghislin, sebagaimana firman Allah, Maka tiada seorang teman pun baginya pada hari ini di sini. Dan tiada makanan sedikit pun baginya kecuali dari darah dan nanah (ghislin). Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa. (QS. AlHaqqah: 35-37). Ini adalah azab neraka, biarkanlah mereka merasakannya. Minuman mereka air yang sangat panas dan air yang sangat dingin (ghassaq). Dan azab yang lain serupa itu berbagai macam. (QS. Shad: 57-58). Minuman penduduk neraka yang lain yaitu hamim, Dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya. (QS. Muhammad: 15). Di ayat yang lain, Allah Taala berfirman, Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (QS. AlKahfi: 29). Hukuman Untuk Penghuni Neraka Neraka merupakan hukuman yang amat pedih, dengan berbagai macam siksaannya, yang tidak bisa dielakkan oleh para penghuninya walaupun dibayar dengan harga yang paling mahal dari apa yang mereka miliki, sebagaimana firman Allah, Sesungguhnya orang-orang kafir, sekiranya mereka mempunyai apa yang di bumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu pula untuk menebus diri mereka dengan itu dari azab Hari Kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka memperoleh azab yang pedih. (QS. Al-Maidah: 36). Hukuman yang akan diterima para penghuni neraka akan bertingkat-tingkat. Karena neraka memiliki tingkatantingkatan, di mana satu tingkat, hukumannya lebih pedih daripada tingkat yang lain. Rasulullah menceritakan kepada kita hukuman paling ringan di neraka, Orang yang menerima hukuman paling ringan diantara para penduduk neraka pada Hari Kiamat nanti adalah orang yang dibawah telapak kakinya ditaruh bara yang menyala, yang akan membuat otaknya mendidih. (HR. Bukhari). Banyak ayat Al-Quran yang menerangkan berbagai tingkatan hukuman yang akan diberikan kepada para penghuni neraka, Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. (QS. An-Nisa: 145). Dalam ayat yang lain, Allah berfirman, Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan demi siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan. (QS. An-Nahl: 88). Al-Qurthubi berkata, Hal ini menunjukkan bahwa orang yang kafir karena semata-mata tidak percaya, tidak sama dengan orang yang kafir yang melakukan penindasan, tidak mempercayai Allah, membangkang, dan tidak menaati perintah Allah. Dengan demikian, jelaslah bahwa kaum kafir akan memperoleh berbagai tingkatan

hukuman di neraka, sebagaimana yang kita ketahui dari Al-Quran dan sunnah. Bentuk-bentuk hukuman bagi penghuni neraka yang digambarkan di dalam Al-Quran dan sunnah antara lain yaitu, api neraka yang menghanguskan kulit, air yang menghancurluluhkan isi perut, penyiksaan di wajah, diseret, api neraka yang menjilat jantung mereka, isi perut yang akan dikeluarkan dan terburai di neraka, dll. Cara Menyelamatkan Diri dari Neraka Kekafiran jelas akan mengantarkan kita ke dalam api neraka. Oleh sebab itu, satu-satunya jalan untuk menyelamatkan diri kita dari jilatan api neraka adalah dengan mempertebal keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah, dan dengan banyak mengerjakan amal shalih. Allah berfirman, Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang kafir. Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat. (QS. Ali Imran: 131-132). Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Semua umatku masuk surga kecuali yang enggan. Sahabat bertanya, Siapa yang enggan? Beliau bersabda, Siapa yang menaatiku, maka ia masuk surga, dan siapa yang tidak mau menaatiku, maka ia telah enggan. (Muttafaq alaih). Sumber: Ensiklopedia Kiamat, Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar: Serambi Ensiklopedia Islam Al-Kamil, Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri: Darus Sunnah Macam macam surga Surga atau sorga berasal dari bahasa Sanskrit (Sanskerta) yaitu svarga, kemudian diserap dalam bahasa Indonesia yaitu surga dan dalam bahasa Jawa yaitu swarga. Svarga berasal dari dua suku kata, svar yang artinya cahaya dan ga yang artinya perjalanan. Berarti, surga pada mulanya mempunyai makna perjalanan menuju cahaya atau menjadi satu dengan cahaya. Ini adalah pandangan surga dalam agama Hindu. Dalam kamus basa Jawa, swarga merupakan alam yang penuh kenikmatan tempatnya para sukma orang-orang yang hidupnya penuh dengan kebajikan. Dalam pengertian semula, surga itu adanya ya sekarang ini. Tidak menunggu hingga hancurnya alam semesta ini. Menurut agama Buddha, surga juga ada di dunia ini. Bukan suatu yang ada di luar dunia. Dari lima jenis alam dalam agama Buddha, surga berada di tingkat ke-tiga. Tingkat paling dasar yaitu neraka ke-mudian alam manusia, tingkat ke-tiga yaitu surga, ke-empat alam rupaloka dan yang terakhir alam arupaloka. Tujuan akhir manusia menurut Buddha adalah nirwana (nirvana). Kata ini sebenarnya berarti padam. Bukan tidak ada. Suatu kebahagiaan luar biasa yang tak terjangkau indra. Itulah nirwana. Jadi, tujuan akhir manusia menurut Buddha adalah nirwana bukannya surga. Intinya, baik Hindu maupun Buddha surga hanyalah sasaran untuk dapat melanjutkan per-jalanan spiritual manusia. Bukan perjalanan akhir untuk mendapatkan kebahagiaan atau kesenangan. Dalam pandangan Islam, surga adalah tempat bagi hamba-hamba yang beriman kepadaNya dan melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya. Tempat yang memberikan kenikmatan hidup yang belum pernah dirasakan ketika hidupnya di dunia dan sebagai balasan atas jerih payahnya memenuhi perintah dan menjauhi laranganNya. Tetapi sebenarnya, dalam Al-Quran tidak ada kata surga. Yang ada hanyalah jannah (jamak: jannt). Dan jannah itu seluas bumi dan langit. Jannah tidak hanya satu, melainkan sebanyak manusia yang akan menempatinya. Janah berarti kebun atau taman. Dalam benak kita tergambar banyak pohon buah-buahan yang ada di dalamnya atau tempat peristirahatan, ada sungai-sungai untuk rekreasi, ada kamar peristirahatan dengan dipandipan yang tertata anggun. Kita juga membayangkan ada bidadari-bidadari yang cantik dan masih muda yang tak akan pernah tua dan akan jadi istri kita jika kita masuk surga. Dari sudut tata bahasa, kata jannah berasal dari kata kerja jan-na [ ]yang artinya menutupi, menyembunyikan atau menudungi. Maka, dalam kiasan, jannah merupakan sesuatu yang masih tersembunyi, tertutup dari pandangan mata fisik atau mata jasmani. menguji manusia agar berlomba-lomba menuju (kembali) kepada dengan surga. Semua ibadah yang kita lakukan hendaknya lebih mengharap ridho sedangkan pahala. NAMA NAMA SURGA DAN HAKIKAT SURGA Nama-nama Surga yaitu Jannatul-Firdaus (yaitu surga yang tertinggi). Jannatul-Adn, Jannatul-Khuld, Jannatun-Nam, Jannatus-Salm, Jannatul-Jall, Jannatul-Mawa. Tentu tak perlu diperdebatkan lebih jauh bahwa dalam al-Quran dan hadis banyak penggambaran yang bersifat fisik tentang surga dan neraka. Yakni, surga adalah kenikmatan fisik, sementara neraka adalah hukuman yang bersifat fisik pula. Tapi, jika kita pelajari ayat-ayat al-Quran lainnya tentang masalah yang sama, kita dapati di beberapa tempat Allah dan Rasul menggambarkan keduanya sebagai bersifat ruhaniah. Mengenai surga, kita dapati bahwa ia merupakan suatu situasi ketenteraman dan kedamaian ruhaniah. Sebagai contoh adalah firmanNya di bawah ini :

Wahai jiwa yang tenang. Pulanglah kepada Rabb-mu dengan ridha dan diridhai(-Nya), Maka masuklah ke dalam kelompok hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke surgaku. Tampak jelas di dalam ayat di atas bahwa yang masuk surga adalah jiwa atau ruh kita. Karena itu, tentunya kenikmatan yang akan dirasakan juga bersifat ruhaniah. Tak jarang pula digambarkan dalam al-Quran bahwa kenikmatan surga identik dengan memandang atau bertemu dengan Allah Swt. Sejalan dengan itu, berada di surga disamakan dengan mendapatkan ridhwan (jamak ridha) Allah, sebagaimana juga disebutkan dalam ayat yang dikutip di atas. Demikian pula hanya dengan neraka. Dalam salah satu ayat, Allah Swt. berfirman : Dan tahulah kamu apa itu khuthamah. Itulah api Allah yang menyala-nyala. Yang jilatannya sampai ke hati. Di sini tersurat dengan jelas bahwa siksaan api neraka sesungguhnya menerpa hati atau ruh kita Jadi, bisa kita simpulkan bahwa sesungguhnya surga itu suatu keadaan kebersamaan kita dengan Allah Swt. Kekasih sejati kita -- yang di dalamnya kita dinaungi oleh ridha Allah dan, karenanya, kita mengalami kedamaian dan ketenteraman total. Sedangkan neraka adalah suatu keadaan kesedihan dan kesumpekan luar biasa akibat kita tidak diridhai dan jauh dari-Nya. Demi mempermudah pemahaman kita akan hal ini, marilah kita pelajari hakikat kenikmatan dan siksaan di alam kubur (barzakh). Alam kubur atau barzakh adalah alam transisi yang berada di antara alam kehidupan di dunia ini dan alam akhirat yang sepenuhnya bersifat ruhani. Di alam ini, kita masih mempertahankan sebagaian ciri modus kehidupan duniawi sekaligus sudah mulai mendapatkan ciri modus kehidupan ukhrawi. Yakni, di alam ini masih ada bentuk dan jumlah, tapi tak ada eksistensi fisik. Ibn Arabi mengilustrasikan modus keberadaan di alam barzakh ini dengan bayangan cermin. Bayangan cermin masih menyimpan ciri-ciri obyek duniawi, yakni bentuk dan jumlah, tapi sudah kehilangan wujud fisikalnya. Contoh lain adalah eksistensi di alam mimpi. Ketika kita bermimpi, semuanya seolah seperti terjadi di kenyataan kehidupan duniawi adabentuk dan jumlah. Tapi, sesungguhnya semua obyek mimpi itu tak memiliki eksistensi fisikal, Itu sebabnya, Ibn Arabi menyatakan bahwa pengalaman kenikmatan di alam kubur sebenarnya sama dengan mimpi yang indah, sementara siksaan kubur mengambil bentuk seperti mimpi buruk. Tentu dengan intensitas yang berbeda-beda tergantung intensitas kenikmatan dan siksaan yang diberikan oleh Allah. Nah, jika kita ekstrapolasikan hal ini ke kehidupan akhirat yang sepenuhnya bersifat ruhani, maka dapat dipahami bahwa surga sepenuhnya terkait dengan kenikmatan ruhaniah, sedangkan neraka dengan siksaan ruhaniah. Kesimpulan pertama yang bisa kita ambil adalah, gambaran kenikmatan dan siksaan fisik dalam al-Qur;an dan hadis pada hakikatnya menyimbolkan masing-masing kenikmatan dan siksaan yang sepenuhnya bersifat ruhani. Pertanyaan selanjutnya yang harus kita jawab : kenapa Allah menggambarkan siksaan fisik itu, baik dalam alQuran, maupun melalui Rasul-Nya dengan tingkat kekejaman yang begitu ekstrem? Nah, salahsatu penjelasan mengajak kita untuk meletakkan gambaran-gambaran ini dalam konteks keadaan ketika al-Quran diturunkan dan Rasul diutus. Siksaan-siksaan yang amat kejam hingga di luar imajinasi kita yang hidup di zaman sekarang, biasa dilakukan pada masa itu. Misal, terkadang masing-masing dari sepasang kaki seseorang yang disiksa diikat ke dua kuda yang bergerak ke arah bertentangan sedemikian, sehingga tubuh orang itu terbelah dua. Masih banyak siksaan-siksaan sadis seperti ini, Maka jika al-Quran, dan hadis tak menggambarkan siksaan neraka dengan simbol fisik dan cara yang ekstrem, kepedihannya tak akan begitu dihayati oleh audiens pada masa itu. Nah, sampailah kita ke pertanyaan terakhir : Kenapa Allah tega memasukkan manusia ke neraka secara kekalabadi? Alternatif jawaban pertama terletak pada cara kita memahami makna kata abad dalam al-Quran, yang biasa diterjemahkan sebagai kekal-abadi itu. Menurut beberapa penafsiran, kata itu sesungguhnya berarti waktu yang lama dalam bahasa Indonesia berarti berabad-abad. Nah, karena di alam ruhani tak ada waktu serial sebagai yang ada di kehidupan dunia ini, maka waktu yang amat lama identik dengan intensitas siksaan itu, intensitas kesedihan dan kesumpekan yang kita alami. Di masa modern, penjelasan ini antara lain oleh Muhammad Iqbal. Ibn Arabi memiliki penafsiran lain. Memang neraka sebagaimana surga akan kekal abadi. Tapi, sifat panas api neraka tidak abadi. Persis sebagaimana saat Nabi Ibrahim dibakar oleh kaumnya. Ibrahim selamat karena Allah memerintahkan kepada api itu untuk menjadi dingin dan tidak merusak (menyiksa) Ibrahim a.s. Sebagian kaum Mutazilah memiliki penjelasan yang lain mengenai pernyataan al-Quran dan hadis tentang keras dan abadinya siksaan di neraka. Mereka menyatakan bahwa kelak Allah tak akan memenuhi janjinya itu. Menurut pendapat ini, adalah suatu kemuliaan di kalangan bangsa Arab kepada siapa al-Quran diturunkan untuk pertama kalinya -- jika kita mengingkari janji kita yang tidak baik kepada orang lain. Misal, kita berjanji akan membalas dendam pada orang yang membunuh orang yang kita cintai. Jika akhirnya kita mengingkari janji itu, sesungguhnya kita sedang melakukan tindakan kemuliaan. . TINGKATAN DAN NAMA-NAMA SYURGA & NERAKA Jannatul Firdaus yaitu surga yang terbuat dari emas merah. Jannatul 'Adn yaitu surga yang terbuat dari intan putih. Jannatun Na'iim yaitu surga yang terbuat dari perak putih. Jannatul Khuldi yaitu surga yang terbuat dari marjan yang berwarna merah dan kuning. Jannatul Ma'wa yaitu surga yang terbuat dari zabarjud hijau. Darus Salaam yaitu surga yang terbuat dari yaqut merah.

Darul Jalal yaitu surga yang terbuat dari mutiara putih. Darul Qarar yaitu surga yang terbuat dari emas merah Tingkatan dan nama-nama syurga adalah :1. Firdaus 2. Syurga 'Adn 3. Syurga Na'iim 4. Syurga Na'wa 5. Syurga Darussalaam 6. Daarul Muaqaamah 7. Al-Muqqamul Amin 8. Syurga Khuldi Tingkatan dan nama-nama neraka adalah :1. Neraka Jahannam 2. Neraka Jahiim 3. Neraka Hawiyah 4. Neraka Wail 5. Neraka Sa'iir 6. Neraka Ladhaa 7. Neraka Saqar 8. Neraka Hutomah

PENJELASAN SURGA DALAM PANDANGAN ISLAM Keberadaan surga ditunjukkan dengan dalil dari al-Quran dan as-Sunnah. Dari al-Quran, di antaranya adalah firman Alloh subhanahu wataala, artinya, Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. (QS. An-Najm: 13-15) Disebutkan di dalam as-Shohihain (riwayat al-Bukhori dan Muslim) dari hadits Anas rodhiyAllohu anhu dalam kisah Isro Miroj bahwa Nabi shollAllohu alaihi wasallam melihat Sidrotil Muntaha dan melihat di sisinya ada Jannatul Mawa. Beliau bersabda, Kemudian Jibril membawaku pergi hingga berhenti di Sidrotil Muntaha, maka Sidrotil Muntaha itu diliputi warna-warni yang aku sendiri tidak mengetahui apa itu. Lalu beliau bersabda, Kemudian aku masuk ke dalam surga dan ternyata di dalamnya bertahtakan mutiara dan debunya terbuat dari misik. (HR al-Bukhori dan Muslim) Dan di dalam riwayat lain dari Ibnu Umar rodhiyAllohu anhu, Rasululloh shollAllohu alaihi wasallam bersabda, Sesungguhnya salah seorang di antara kalian apabila mati maka akan diperlihatkan kepadanya tempat kembalinya setiap pagi dan sore. Kalau diperlihatkan bahwa dia termasuk penghuni neraka, maka dia akan menjadi penghuni neraka. Dan Jika diperlihatkan sebagai penghuni surga, maka dia akan menjadi penghuni surga. Lalu dikatakan, Inilah tempatmu hingga Alloh membangkitkanmu pada hari Kiamat. (HR al-Bukhori dan Muslim) Dan masih banyak lagi ayat-ayat dan hadits yang menunjukkan bahwa surga adalah makhluk Alloh subhanahu wataala yang telah diciptakan, sebagaimana pula dengan neraka. Maka orang yang menyelisihi keyakinan ini adalah termasuk ahli bidah, seperti mutazilah yang mengatakan bahwa surga belum diciptakan, tetapi baru diciptakan pada hari Kiamat kelak. Pintu-Pintu Surga Alloh subhanahu wataala berfirman, artinya, Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Robbnya dibawa ke surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjagapenjaganya, Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya (QS. Az-Zumar: 73) Di dalam ayat ini Alloh subhanahu wataala menyebutkan bahwa surga memiliki pintu-pintu, sebagaimana juga

neraka. Dan pintu-pintu surga apabila nanti telah terbuka, maka akan terus dibiarkan terbuka tidak sebagaimana pintu neraka, ia akan ditutup rapat sebab neraka merupakan penjara. Alloh subhanahu wataala berfirman, artinya, Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik, (yaitu) surga Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka. (QS. Shod: 49-50) Adapun neraka, maka tidak demikian, sebagaimana firman Alloh subhanahu wataala, (Yaitu) api (disediakan) Alloh yang dinyalakan, yang (naik) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka. (QS. Al-Humazah: 6- 8) Rahasia di balik terbukanya pintu surga bagi para penghuninya adalah karena mereka dapat mondar-mandir, datang dan pergi ke mana saja sesuka mereka. Dan yang ke dua adalah karena malaikat masuk ke dalam surga setiap waktu dengan penuh sikap lembut dan ramah. Ini menunjukkan bahwa surga merupakan tempat aman dan kedamaian yang tidak butuh untuk dikunci (ditutup) pintunya. Di dalam sebuah hadits, Nabi shollAllohu alaihi wasallam bersabda, Di dalam surga terdapat delapan pintu, salah satunya sebuah pintu yang disebut dengan ar-Royyan. Tidak memasuki pintu tersebut kecuali orang-orang yang berpuasa.

Di Manakah Surga Berada? Alloh subhanahu wataala berfirman, artinya, Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. (QS. An-Najm: 13-15) Ayat ini menunjukkan bahwa surga itu berada di atas langit, karena Sidrotil Muntaha berada di atas langit. Dan juga firman Alloh subhanahu wataala, artinya, Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezkimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. (QS. AdzDzaariyaat:22) Imam Mujahid berkata, Yang dimaksudkan adalah surga. Dan Ibnu Abbas rodhiyAllohu anhu juga berkata, Surga itu berada di atas langit yang ke tujuh.

Kunci Surga Rasululloh shollAllohu alaihi wasallam bersabda, Kunci Surga adalah persaksian tiada ilah yang berhak disembah kecuali Alloh. (HR Ahmad 5/242). Dikatakan kepada Wahb bin Munabbih, Bukankah kunci surga itu adalah kalimat la ilaha illAlloh? Maka dia menjawab, Ya, akan tetapi tiadalah suatu kunci itu kecuali dia mempunyai gigi-gigi. Jika engkau datang dengan kunci yang bergigi, maka surga akan terbuka, jika tidak, maka tidak akan terbuka. Beliau memaksudkan dengan gigi di sini adalah rukun-rukun Islam.

Jalan Menuju Surga Jalan menuju surga telah disepakati oleh para rosul dari awal hingga akhir hanyalah satu. Sedangkan jalan ke neraka amatlah banyak tidak terhitung. Oleh karena itu Alloh subhanahu wataala menyebutkan bahwa jalan yang lurus itu hanyalah satu dan menyebutkan jalan kesesatan adalah banyak. Alloh subhanahu wataala berfirman , artinya,

Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Alloh kepadamu agar kamu bertaqwa. (QS. Al anam: 153) Dan Ibnu Abbas rodhiyAllohu anhu pernah berkata, Rasululloh shollAllohu alaihi wasallam membuatkan kami sebuah garis lurus lalu bersabda, Ini adalah jalan Alloh. Kemudian beliau membuat banyak garis di sebelah kanan dan kirinya lalu bersabda, Ini adalah jalan-jalan, dan pada setiap jalan itu terdapat syetan yang menyeru ke sana. Lalu beliau membacakan ayat tersebut di atas.

Tingkatan Surga Surga memiliki tingkatan-tingkatan, sebagaimana firman Alloh subhanahu wataala, artinya, (Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Alloh, dan Alloh Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (QS. Ali Imron: 163) Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Robbnya dan ampunan serta rejeki (nikmat) yang mulia. (QS. Al-Anfaal:4) Tingkatan surga tertinggi adalah surga Nabi Muhammad shollAllohu alaihi wasallam yaitu Al Wasilah sebagaimana dalam hadits riwayat imam Muslim dari Amr bin al-Ash rodhiyAllohu anhu bahwa dia mendengar Nabi shollAllohu alaihi wasallam bersabda, Apabila kalian mendengar muadzin (sedang adzan) maka ucapkanlah seperti yang dia ucapkan kemudian bershalawatlah kepadaku, karena barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali maka Alloh akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian mintalah untukku Al-Wasilah, Karena ia merupakan kedudukan di surga yang tidak layak kecuali hanya untuk seorang hamba saja dari hamba-hamba Alloh, dan aku berharap orang itu adalah aku. Barangsiapa yang meminta untukku al-Wasilah maka dia berhak mendapatkan syafaatku. (HR. Muslim).

Nama-nama Surga Surga biasanya disebut dengan Jannah, dan inilah nama yang umun digunakan untuk menyebut tempat ini dan segala yang terdapat di dalamnya berupa kenikmatan, kelezatan, kemewahan, dan kebahagiaan. Nama-nama lain dari Surga di antaranya yaitu: 1. Darus Salam Sebagaimana firman Alloh subhanahu wataala, artinya, Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Robbnya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal sholeh yang selalu mereka kerjakan. (QS. Al-Anam: 127) Surga adalah Darussalam (negri keselamatan) dari segala musibah, kecelakaan, dan segala hal yang tidak disukai, dan dia merupakan negri Alloh subhanahu wataala, diambil dari nama Alloh as-Salam. Alloh subhanahu wataala pun mengucapkan salam atas mereka, Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta. (Kepada mereka dikatakan), Salam, sebagai ucapan selamat dari Robb Yang Maha Penyayang. (QS. Yaasiin: 57-5 8) 2. Jannatu adn Sebagaimana firman Alloh subhanahu wataala, artinya, (Yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang sholeh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya, dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan), Salamun alaikum bima shabartum. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (QS. Ar-Rad: 23-24)

3. Jannatul Khuld Karena penduduknya kekal di dalamnya dan tidak akan berpindah ke alam (tempat) lain. Alloh subhanahu wataala berfirman, artinya, Katakanlah, Apakah (azab) yang demikian itu yang baik, atau surga yang kekal yang dijanjikan kepada orangorang yang bertaqwa? Surga itu menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka. (QS. Al-Furqan: 15) 4. Darul Muqamah Sebagaimana firman Alloh subhanahu wataala, artinya, Dan mereka berkata:Segala puji bagi Alloh yang telah menghilangkan duka cita dari kami.Sesungguhnya Robb kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu. (QS. Faathir: 34-35) 5. Jannatul Mawa, al-Mawa artinya adalah tempat menetap sebagaimana firman Alloh subhanahu wataala dalam surat an-Najm di atas. Disebut demikian karena surga merupakan tempat menetapnya orang-orang mukmin. 6. Jannatun Naim 7. Al Muqamul Amin

Anda mungkin juga menyukai