Anda di halaman 1dari 16

Fitnah Kubur, Siksa Kubur Dan Nikmat Kubur

Oleh : Ust.Suherman, S. Ag.


Iman kepada hari akhir merupakan bagian dari rukun Iman. Iman kepada hari akhir
adalah termasuk mengimani peristiwa-peristiwa yang akan terjadi sesudah kematian.
Kubur mengeluh terhadap sikap manusia yang tidak sadar bahwa mereka akanl
sendirian dalam kubur. Manusia diingatkan untuk menyiapkan perbekalan di alam
kubur melalui amal mereka di dunia. Manusia harus sadar, tatkala huru-hara dan
kekacauan terjadi di dalam kubur, mereka amat memerlukan teman yang dapat
memberikan pertolongan yaitu amal yang shaleh di samping hati yang bersih..
Kubur juga merasa sedih apabila manusia melupakannya. Hadits Nabi SAW yang
disampaikan oleh Malik dari Abdillah bin Umar: "Bahwa Kubur telah menangis
sambil berkata dalam tangisannya. (Tidakkah kamu tahu) bahwa aku adalah rumah
yang sunyi gelap-gulita, rumah yang manusia hanya sendirian dan rumah tempat
ulat-ulat (yang akan melumat daging-daging manusia)"
Walaupun kubur menangis mengenangkan nasib manusia, namun sayangnya. manusia
sendiri terus bergelut dalam tawa, seolah mereka tidak akan bertemu dengan kubur.
Alangkah bahagianya jika manusia senantiasa mengingat kubur yang tidak pernah
melupakan manusia. Ketika jenazah anak cucu Adam dibaringkan di dalam kubur,
kemudian kubur bertanya kepada jenazah tersebut :
"Wahai anak cucu Adam. Tidakkah kamu tahu bahwa aku adalah tempat manusia
bersendirani tanpa teman. Tidakkah kamu tahu bahwa aku adalah rumah yang gelapgulita, dan tidakkah kamu tahu bahwa aku adalah rumah yang haq (yaitu rumah
yang pasti dihuni oleh keturunan Adam). Wahai anak cucu Adam, apakah yang telah
memperdayakan engkau sehingga melupakan aku ?". Seandainya manusia menyadari
bahwa kubur adalah tempat yang gelap, tentulah mereka akan datang dengan
membawa obor dari amal sholeh mereka yang senantiasa bersinar. Malangnya, banyak
manusia yang datang dengan tangan hampa tanpa perbekalan.

1. Fitnah Kubur
Yaitu pertanyaan yang diajukan kepada mayat ketika sudah dikubur tentang Rabbnya,
agamanya dan nabinya. Tatkala berada dalam kubur, datang dua malaikat, yaitu
Munkar dan Nakir yang akan berada di sisi mayat yang terbujur di dalam kubur.
Munkar dan Nakir akan mengangkat mayat itu dari pembaringan dan meletakkannya
dalam keadaan duduk. Malaikat Munkar dan Nakir dengan suara bagaikan halilintar
mulai bertanya kepada ahli kubur, : "Siapakah Tuhan Kamu?, Siapakah Nabimu?,
Apakah agamamu? Apakah kiblatmu?...".
Kemampuan ahli kubur untuk menjawab pertanyaan tersebut terpulang kepada sejauh
mana mereka menghayati empat perkara utama itu. Ada yang mendapat rahmat Allah

sehingga mampu menjawab dengan mudah, tetapi banyak yang tidak mampu
memberi jawaban. Di saat manusia ditanya tentang Rabbnya, banyak yang tahu
bahwa Allah tuhan mereka, tetapi justru mereka tidak beriman dengan apa yang
mereka tahu. Sebaliknya, mereka mengambil tuhan-tuhan yang lain, seperti nafsu
sebagai tuhan mereka. Firman Allah SWT. : "Terangkanlah kepadaku tentang orang
yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya" (QS. Al-Furqan, 25 : 43)
Tidak kurang pula manusia yang hanya mengaku beriman kepada Allah SWT tetapi
hanya menyembah Allah dalam shalat saja. Akan tetapi di luar shalat, mereka tidak
mematuhi Allah, enggan berpegang dan melaksanakan hukum Allah SWT. Malah
mereka ragu akan kebenaran hukum dan undang-undang Allah SWT.
Tidak juga mudah untuk menjawab pertanyaan tentang 'rasul' jika kita tidak menjadi
umat Muhammad saw yang patuh dan melaksanakan segala ajarannya dan mengikuti
sunnahnya. Demikian pula soal kiblat, semua orang tahu bahawa kiblat orang Islam
ialah Ka'bah. Tetapi mengapa banyak di antara kita menjalin hubungan sesama
manusia berkiblatkan Barat. Semua pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir itu bagai
soal ujian yang berisi tentang dasar hidup mereka saat menjalani kehidupannnya di
dunia.
Allah akan meneguhkan orang-orang yang beriman dengan kata-kata yang mantap. Ia
akan menjawab pertanyaan itu dengan tegas dan penuh keyakinan, "Allah Rabbku,
Islam agamaku, dan Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam Nabiku". Sebaliknya,
Allah SWT menyesatkan orang-orang yang zhalim dan kafir. Mereka akan menjawab
pertanyaan dengan terbengong-bengong karena pertanyaan itu terasa asing baginya,
sedangkan orang-orang munafik akan menjawab dengan kebingungan.

2. Siksa Kubur
A. Bukti Adanya Siksa Kubur
. : .
:
. ( , ) : ,





"Seorang wanita Yahudi pernah masuk menemui Aisyah ra. Wanita itu menyebutkan
siksa kubur seraya berkata kepada Aisyah ra., "Semoga Allah menjagamu dari siksa
kubur. Kemudian Aisyah bertanya (kepada Nabi SAW ) tentang siksa kubur, maka
Nabi SAW bersabda, "Ya, siksa kubur benar ada". Aisyah berkata, "Aku tak pernah
melihat Rasulullah SAW sholat setelah itu, kecuali beliau meminta perlindungan dari
siksa kubur". (HR. Bukhari)
Semua kita hampir dapat dipastikan lalai tentang sebuah dimensi yang disebut alam
kubur. Padahal dimensi ini, akan dijalanani oleh kita semua. Kesibukan di dunia telah
banyak melalaikan orang dari mengingat kubur atau bahkan lupa untuk
mempersiapkan diri memasuki alam ini. Firman Allah swt: "Bermegah-megah telah
melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur." (At Takatsur:1-2)

Alam kubur adalah suatu alam yang sukar dibayangkan dengan akal manusia. Akan
tetapi alam ini dapat dilihat dengan mata hati dipimpin dengan ilmu berlandaskan
wahyu, iman dan keyakinan. Salah satu keunikan alam ini ialah ia mampu bertutur
walaupun sesungguhnya suara kubur itu tidak terdengar manusia. Perkara ini hanya
difahami oleh hati yang penuh keimanan. Allah SWT telah menciptakan lidah (lisan)
kepada kubur dan bertuturlah kubur dengan lidahnya itu, katanya :
Hadits riwayat Hannad bin Sariq dari Abdillah bin Ubaid bin Umair, Rasulullah saw
bersabda yang artinya: "Wahai anak Adam, bagaimanakah kamu hidup di dunia
sedang engkau melupakan aku, tidakkah engkau tahu bahwa aku adalah tempat
kediaman yang sepi dan sendirian, tempat yang dipenuhi ulat dan cacing."
Maka kita jangan melupakan alam kubur, karena manusia tidak dapat lari dari
perjumpaan dengan ajalnya, seperti firman Allah, "Dan datanglah sakratul maut
dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya." Kaum
Muslimin yakin benar bahwa alam kubur, siksaan di dalamnya, dan pertanyaan dua
malaikat adalah benar adanya berdasarkan dalil-dalil wahyu, dan dalil-dalil akal
seperti berikut ini:
A. Dalil-Dalil Dari Al Qur'an

"Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir
seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata), 'Rasakanlah oleh kalian
siksa neraka yang membakar,' (tentulah kamu akan merasa ngeri). Demikian itu
disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, sesungguhnya Allah sekali-kali
tidak menganiaya hamba-Nya." (Al-Anfal: 50-51)

"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim


(berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedangkan para malaikat memukul
dengan tangannya, (sambil berkata), 'Keluarlah nyawa kalian. Pada hari ini kalian

dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kalian selalu mengatakan
kepada Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kalian selalu
menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. Dan sesungguhnya kalian datang
kepada Kami sendiri-sendiri sebagai mana Kami ciptakan pada mulanya, dan kalian
tinggalkan di belakang kalian (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepada
kalian dan Kami tidak melihat beserta kalian pemberi syafaat yang kalian anggap
bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kalian sungguh telah terputuslah
(pertalian) antara kalian dan telah lenyap daripada kalian apa yang dahulu kalian
anggap (sebagai sekutu Allah)." (Al-An'am: 93-94).




"Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada
adzab yang besar." (At-Taubah: 101).



"Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari
terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat), 'Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya
ke dalam adzab yang sangat keras'." (Al mu'min: 46).




"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat dan Allah menyesatkan orang-orang yang
zhalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki." (Ibrahim: 27).

B. Dalil-Dalil Dari Hadits Nabi


"Jika seorang hamba telah diletakkan di kuburnya, dan sahabat-sahabatnya telah
meninggalkannya, serta ia mendengar suara sandal mereka, maka dua malaikat
datang kepadanya kemudian duduk padanya. Kedua malaikat tersebut berkata, 'Apa
yang dulu engkau katakan tentang orang ini (Rasulullah saw.)?' Adapun orang
Mukmin, ia berkata, Aku bersaksi bahwa dia hamba Allah dan Rasul-Nya,' kemudian
dikatakan kepadanya, Lihatlah ke kursimu di neraka, Allah telah memberi ganti
untukmu dengan kursi dari surga.' Orang Mukmin tersebut bisa melihat kedua kursi
tersebut. Adapun munafik atau orang kafir, maka kedua malaikat bertanya kepada
keduanya, 'Apa yang dulu engkau katakan tentang orang ini (Rasulullah saw.)?'
Adapun orang Munafik atau orang kafir tersebut berkata, Aku tidak tahu. Dulu aku
hanya berkata seperti yang dikatakan manusia.' Dikatakan kepada orang kafir atau
orang munafik tersebut, 'Engkau tidak tahu dan tidak mengikutinya?' Kemudian

orang kafir atau orang munafik tersebut dipukul dengan martil besi dengan pukulan
yang membuatnya berteriak dengan teriakan yang bisa didengar makhluk-makhluk
yang berdekatan dengannya kecuali manusia dan jin." (HR Bukhari, Muslim, AnNasai, Abu Daud, dan Ahmad).
"Jika salah seorang dari kalian meninggal dunia, maka kursinya diperlihatkan
padanya pagi-sore. Jika ia termasuk penghuni surga maka ia termasuk penghuni
surga, jika ia termasuk penghuni neraka maka ia akan menjadi penghuni neraka.
Dikatakan kepadanya, Ini kursimu hingga Allah membangkitkanmu pada hari
kiamat'." (HR. Bukhari).
Sabda Rasulullah saw. ketika berjalan melewati dua kuburan, "Sesungguhnya dua
orang di dua kuburan tersebut sedang disiksa karena dosa besar. Ya, salah seorang
dari keduanya berjalan dengan membawa adu domba, sedang orang satunya tidak
mengenakan tutup ketika buang air kecil." (HR. Bukhari).
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam berkata dalam doanya, "Ya Allah, aku
berlindung diri kepada Mu dan siksa kubur, dan siksa neraka, dan fitnah kehidupan,
dan fitnah kematian, dan dan fitnah AI Masih Ad-Dajjal." (HR. Bukhari).
Dalam Shahih Muslim, Zaid bin Tsabit meriwayatkan bahwa Nabi SAW barsabda :
"Kalau tidak karena kalian saling mengubur (orang yang mati) pasti aku memohon
kepada Allah agar memperdengarkan siksa kubur kepada kalian yang saya
mendengarnya. Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menghadapkan
wajahnya seraya berkata : 'Mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa neraka'.
Para sahabat berkata, 'Kami memohon perlindungan kepada Allah dari siksa neraka'.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian berkata lagi, 'Mohonlah perlindungan
kepada Allah dari siksa kubur'. Para sahabat berkata, 'Kami memohon perlindungan
Allah dari siksa kubur'. Lalu beliau berkata lagi. 'Mohonlah perlindungan kepada
Allah dari berbagai fitnah baik yang tampak maupun yang tidak tampak'. Para sahabat
lalu berkata, 'Kami memohon perlindungan kepada Allah dari berbagai fitnah baik
yang tampak maupun yang tidak tampak'. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata
lagi. 'Mohonlah perlindungan kepada Allah dari fitnah Dajjal'. Para sahabat berkata,
'Kami mohon perlindungan kepada Allah dari fitnah Dajjal". (HR. Muslim)
C. Dalil-Dalil Akal
1. Keimanan seorang hamba kepada Allah Ta'ala, malaikat-malaikat-Nya, dan hari
akhir mengharuskannya beriman kepada alam kubur, kenikmatannya, dan apa saja
yang terjadi di dalamnya. Sebab, itu semua termasuk perkara-perkara ghaib. Jika
seseorang mempercayai sebagian sesuatu, maka menurut akal ia harus mengimani
sebagian satunya.
2. Alam kubur, kenikmatannya, pertanyaan dua malaikat bukan merupakan sesuatu
yang mustahil menurut akal. Bahkan akal yang sehat mengakuinya memberi
kesaksian terhadapnya.
3. Orang yang tidur terkadang bermimpi melihat sesuatu yang menyenangkan
kemudian ia bahagia dengannya, dan menikmatinya. Namun ia sedih jika ia
terbangun. Atau terkadang ia bermimpi melihat sesuatu yang dibencinya,

kemudian ia murung karenanya, dan ia senang sekali kalau ada orang yang
membangukannya. Kenikmatan dan siksa di alam mimpi tersebut betul-betul
terjadi pada ruhani. Dan ruhani terpengaruh dengannya tanpa ia rasakan dan bisa
dilihat oleh kita, serta tidak ada seorang pun yang memungkirinya. Bagaimana
terhadap siksa alam kubur, dan kenikmatannya yang pada dasarnya sama persis
dengan mimpi tersebut?

B. Kedahsyatan Siksaan Di Alam Kubur


1. Kepala Dijatuhi Batu hingga Hancur
Imam Bukhari meriwayatkan dari Samurah bin Jundab r.a. bahwa Rasulullah SAW
bersabda, : "Sesungguhnya telah datang kepadaku dua malaikat tadi malam (dalam
mimpi), yang keduanya diutus supaya mendatangiku. (Dalam mimpi itu) kami
mendatangi seorang laki-laki yang sedang tidur telentang, sedangkan seorang lakilaki yang lain memegang batu besar. Batu itu dijatuhkan ke kepala laki-laki yang
telentang sehingga kepalanya pecah. Batu itu menggelinding di tempat itu, dan lakilaki yang menjatuhkannya mengikutinya lalu mengambilnya. Kemudian laki-laki
yang dijatuhi batu itu kepalanya utuh kembali seperti semula. Lalu laki-laki yang
memegang batu mendatanginya lagi dan melakukan hal yang sama.
Dalam redaksi lengkap hadits itu terdapat penjelasan tentang keadaan laki-laki yang
dijatuhi batu, bahwa ia adalah orang yang mengambil Al Qur'an, kemudian
menentang isinya dan melalaikan sholat fardhu. Berkenaan dengan perbuatan
maksiat ini, maka Allah SWT berfirman,


Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai
dari shalatnya (QS.Al Maa'uun : 4-5)
Imam Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya, "Mereka adalah orang-orang yang lalai,
baik mereka lalai dari mengerjakan shalat di awal waktunya, di mana mereka
selamanya atau umumnya (biasa) mengakhirkannya hingga batas akhir waktunya,
atau lalai dari rukun-rukun dan syarat-syaratnya yang telah diperintahkan kepadanya
atau lalai dari kehusyu'an ketika menunaikannya atau lalai dari merenungkan makna
bacaannya. Redaksi hadits tersebut mencakup semua hal tersebut, tetapi siapa yang
ada padanya salah satu dari hal tersebut, maka ia terkena bagian dari ayat tersebut.
Sedangkan siapa yang ada padanya semua hal tersebut maka ia akan mendapatkan
balasan secara utuh dan telah sempurna kemunafikan dirinya. (Tafsir Ibnu Katsir,
4/554)
2. Diceburkan ke Sungai Seperti Darah dan Mulutnya Disumpal Batu.
Hadits tentang hal ini juga diriwayatkan oleh Samurah bin Jundab r.a. dari Nabi SAW
beliau bersabda, : "Aku bermimpi, dan dalam mimpi itu kami mendatangi sebuah
sungai yang airnya berwarna merah seperti darah. Di dalam sungai itu ada seorang

laki-laki yang sedang berenang, di pinggir sungai berdiri seorang laki-laki yang di
sampingnya terdapat tumpukan batu yang banyak. Laki-laki yang berenang
menghampiri laki-laki yang berdiri di pinggir sungai sambil membuka mulutnya.
Kemudian laki-laki yang berdiri di pingggir sungai melemparkan sebuah batu dan
laki-laki yang berenang mencaplok batu itu kemudian ia berenang kembali. Setelah
itu ia menghampirinya lagi, dan tiap ia menghampiri laki-laki yang berdiri di pinggir
sungai di samping tumpukan batu, maka laki-laki yang berenang itu selalu membuka
mulutnya."
Dijelaskan bahwa laki-laki yang berenang dan mencaplok batu itu adalah pemakan
riba. Ibnu Hurairah berkata, "Pemakan riba akan disiksa dengan cara disuruh
berenang di sungai yang airnya berwarna merah dan mulutnya akan dijejali dengan
batu. Karena asal riba itu terjadi dalam transaksi emas dan emas itu berwarna
kemerah-merahan. Sedangkan malaikat yang menjejali mulutnya dengan batu adalah
isyarat bahwa ia tidak pernah merasa puas dengan hasrat yang ada. Begitu pula halnya
dengan riba, yakni pelakunya berkhayal bahwa hartanya terus bertambah padahal
Allah SWT membinasakannya di kemudian hari." (Fath al-Bari 12/455)
3. Dibakar Dalam Tungku Api
Hadits yang menjelaskan tentang hal ini adalah sebagai berikut :
"Kami datang ke sebuah tempat yang mirip tungku perapian - di dalam riwayat lain
dikatakan, "Bagian atasnya sempit dan bagian bawahnya lebar lalu di bawahnya
dinyalakan api - Nabi SAW bersabda, "Ketika itu di dalamnya terdengar suara gaduh
dan jeritan." Beliau mengatakan, "Kami mengintip keadaan di dalamnya, dan kami
melihat sejumlah laki-laki dan wanita dalam keadaan telanjang, dan dari bawah
mereka dinyalakan api yang berkobar. Setiap kali api dikobarkan dari bawah mereka,
maka mereka menjerit kesakitan."
Dalam redaksi lengkap hadits tersebut dijelaskan bahwa mereka adalah para pezina.
Al-Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan keadaan mereka yang telanjang adalah disebabkan
hak mereka yang harus ditelanjangi, karena kebiasaan mereka adalah menyepi di
tempat mesum dan mereka disiksa dengan keadaaan sebaliknya. Sedangkan mengapa
mereka disiksa dari bagian bawah, karena perbuatan dosa yang mereka lakukan erat
kaitannya dengan anggota tubuh mereka bagian bawah. (Fathul Bari 12/443).
Karena itu wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk menjauhkan diri dari
perbuatan dosa tersebut dan menjauhi sebab-sebab yang dapat menjerumuskan ke
dalamnya seperti berkhalwat, ikhtilat atau tabarruj (termasuk di internet) dan
melakukan hal-hal yang dapat menyebabkan fitnah lainnya seperti membiasakan mata
memandang yang haram, atau membiarkan telinga mendengarkan syair-syair syahwati
4. Mulut Dirobek dan Muka Dirusak
Hadits yang berkaitan dengan hal ini, adalah hadits tentang mimpi Rasulullah SAW.
Beliau bersabda, : "Kemudian kami mendatangi seorang laki-laki yang sedang
bersandar pada tengkuknya, sedang seorang laki-laki lainnya berdiri di hadapannya
sambil memegang besi bengkok, yakni besi yang dibengkokkan ujungnya. Kemudian

laki laki yang memegang besi menghampiri salah satu belahan muka laki-laki yang
sedang bersandar dan merusak mukanya dengan merobek mulutnya hingga ke
tengkuknya (yakni merobek mukanya dari mulut hingga ke belakang, dari hidung
hingga ke tengkuknya dan dari mata hingga ke tengkuknya.)" Rasulullah bersabda,"
Setelah itu laki-laki yang memegang besi bengkok beralih ke belahan lain dari muka
laki-laki yang sedang bersandar dan melakukan perbuatan yang sama seperti yang
dilakukannya terhadap belahan muka yang pertama. Tidaklah laki-laki yang
memegang besi selesai merobek belahan muka satunya lagi kecuali belahan muka
lain utuh kembali seperti semula, dan laki-laki yang memegang besi menghampirinya
kembali dan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukannya pertama kali."
Dalam redaksi lengkap hadits dijelaskan bahwa laki-laki yang disiksa itu adalah orang
yang keluar dari rumahnya di pagi hari dan melakukan kebohongan yang
tersebar luas ke berbagai penjuru/pelosok.
5. Mencakar Muka dan Dada Sendiri dengan Kuku dari Tembaga
Di antara orang-orang yang disiksa dalam kubur berdasar mimpi Nabi SAW adalah
sejumlah kaum yang tergelincir ke dalam perbuatan ghibah (menggunjing dan
mengumpat) yang diharamkan, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud dari Anas bin Malik r.a., seraya
berkata, Rasulullah SAW bersabda, : "Ketika aku dimi'rajkan, aku bertemu dengan
suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga. Mereka mencakar muka dan dada
mereka. Aku bertanya, "Siapakah mereka itu wahai Jibril? Jibril menjawab,
"Mereka itu ialah orang-orang yang suka memakan daging manusia (suka
menggunjing) dan merusak kehormatannya." (Al Musnad 3/224, Sunan Abu Dawud
4879)
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Al Baraa' bin Aazib r.a. berkata:
"Kami bersama Nabi Muhammad SAW keluar mengantar jenazah seorang sahabat
Anshar, maka ketika sampai ke kubur dan belum dimasukkan dalam lahad, Nabi
Muhammad SAW duduk dan kami duduk di sekitarnya diam menundukkan kepala
bagaikan ada burung diatas kepala kami, sedang Nabi Muhammad SAW mengorekngorek dengan dahan yang ada ditangannya, kemudian ia mengangkat kepala sambil
bersabda: "Berlindunglah kamu kepada Allah dari siksaan kubur.". Nabi Muhammad
SAW mengulangi sebanyak 3 kali." Lalu Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Sesungguhnya seorang mukmin jika akan meninggal dunia dan menghadapi akhirat
(akan mati), turun padanya malaikat yang putih-putih wajahnya bagaikan matahari,
membawa kafan dari syurga, maka duduk didepannya sejauh pandangan mata
mengelilinginya, kemudian datang malaikat maut dan duduk didekat kepalanya dan
memanggil: "Wahai roh yang tenang baik, keluarlah menuju pengampunan Allah dan
ridha-Nya."
Nabi Muhammad SAW bersabda lagi: "Maka keluarlah rohnya mengalir bagaikan
titisan dari mulut kendi tempat air, maka langsung diterima dan langsung dimasukkan
dalam kafan dan dibawa keluar semerbak harum bagaikan kasturi yang terharum di
atas bumi, lalu dibawa naik. Maka tidak melalui rombongan malaikat melainkan

ditanya: "Roh siapakah yang harum ini?" Dijawab: "Roh fulan bin fulan sehingga
sampai kelangit, dan disana dibukakan pintu langit dan disambut oleh penduduknya
dan pada tiap-tiap langit dihantar oleh Malaikat Muqarrabun, dibawa naik kelangit
yang atas hingga sampai kelangit ketujuh, maka Allah berfirman: "Catatlah suratnya
di illiyyin. Kemudian dikembalikan ia ke bumi, sebab daripadanya Kami jadikan, dan
di dalamnya Aku kembalikan dan daripadanya pula akan Aku keluarkan pada
saatnya." Maka kembalilah roh ke jasad dalam kubur, kemudian datang kepadanya
dua Malaikat untuk bertanya: "Siapa Tuhanmu?" Maka dijawab: Allah Tuhanku. Lalu
ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab: "Agamaku Islam" Ditanya lagi:
"Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?"
Dijawab: "Dia utusan Allah". Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu mengetahui itu?"
Maka dijawab: "Saya membaca kitab Allah lalu percaya dan membenarkannya" Maka
terdengar suara: "Benar hambaku, maka berikan padanya hamparan dari syurga serta
pakaian syurga dan bukakan untuknya pintu yang menuju ke syurga, supaya ia
mendapat bau syurga dan hawa syurga, lalu luaskan kuburnya sepanjang pandangan
mata." Kemudian datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya dan harum baunya
sambil berkata: "Terimalah kabar gembira, ini saat yang telah dijanjikan Allah
kepadamu." Lalu bertanya: "Siapakah kau?" Jawabnya: "Saya amalmu yang baik."
Lalu ia berkata: Ya Tuhan, segerakan hari kiamat supaya segera saya bertemu dengan
keluargaku dan sahabat-sahabatku."
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Adapun hamba yang kafir, jika akan meninggal
dunia dan menghadapi akhirat, maka turun kepadanya Malaikat dari langit yang hitam
mukanya dengan pakaian hitam, lalu duduk di mukanya sepanjang pandangan mata,
kemudian datang Malaikat maut dan duduk di samping kepalanya lalu berkata: "Hai
roh yang jahat, keluarlah menuju murka Allah." Maka tersebar di semua anggota
badannya, maka dicabut rohnya bagaikan mencabut besi dari bulu yang basah, maka
terputus semua urat dan ototnya, lalu diterima dan dimasukkan dalam kain hitam, dan
dibawa dengan bau yang sangat busuk bagaikan bangkai, kemudian di bawa naik.
Maka tidak melalui malaikat melainkan ditanya: "Roh siapakah yang jahat dan busuk
itu?" Dijawab: "Roh fulan bin fulan." dengan sebutan yang amat jelek sehingga
sampai di langit dunia, maka minta dibuka, tetapi tidak dibuka untuknya. Kemudian
Nabi Muhammad SAW membaca ayat :



"Tidak dibukakan bagi mereka itu pintu-pintu langit dan tidak dapat masuk syurga
sehingga unta dapat masuk dalam lubang jarum." (QS. Al A'raaf : 40)
Kemudian diperintahkan: "Tulislah orang itu dalam sijjin." Kemudian dilemparkan
rohnya itu begitu saja sebagaimana ayat "Waman yusyrik billahi fakaan nama khorro
minassama'i fatakh thofuhuth thairu au tahwi bihirrihu fimakaanin sahiiq. Artinya :
"Dan siapa mempersekutukan Allah, maka bagaikan jatuh dari langit lalu disambar
helang atau dilemparkan oleh angin kedalam jurang yang curam."
Kemudian dikembalikan roh itu kedalam jasad di dalam kubur, lalu didatangi oleh dua
Malaikat yang mendudukkannya lalu bertanya: ""Siapa Tuhanmu?" Maka dijawab:
"Saya tidak tahu". Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab: "Saya tidak
tahu" Ditanya lagi: "Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan di

tengah-tengah kamu?" Dijawab: "Saya tidak tahu". Lalu ditanya: "Bagaimanakah


kamu mengetahui itu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu." Maka terdengar suara
seruan dari langit: "Dusta hambaku, hamparkan untuknya dari neraka dan bukakan
baginya pintu neraka, maka terasa olehnya panas hawa neraka, dan disempitkan
kuburnya sehingga terhimpit dan rusak tulang-tulang rusuknya, kemudian datang
kepadanya seorang yang buruk wajahnya dan busuk baunya sambil berkata:
"Sambutlah hari yang sangat jelek bagimu, inilah saat yang telah diperingatkan oleh
Allah kepadamu." Lalu ia bertanya: "Siapakah kau?" Jawabnya: "Aku amalmu yang
jelek." Lalu ia berkata: "Ya Tuhan, jangan percepatkan kiamat, ya Tuhan jangan
percepatkan kiamat."
Abul-Laits dengan sanadnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi
Muhammad SAW bersabda : "Seorang mu'min saat sakaratul maut akan didatangi
oleh Malaikat dengan membawa sutera yang berisi misk (kasturi) dan tangkai-tangkai
bunga, lalu dicabut rohnya bagaikan mengambil rambut di dalam adunan sambil
dipanggil :



"Hai roh yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan perasaan rela dan
diridhoi. Kembalilah dengan rahmat dan keridhoan Allah." (QS. Al Fajr : 27-28)
Maka jika telah keluar rohnya langsung disimpan di atas misk dan bunga-bunga itu
lalu dilipat dengan sutera dan dibawa ke illiyyin. Adapun orang kafir jika sakaratul
maut akan didatangi oleh Malaikat yang membawa kain bulu yang didalamnya ada
api, maka dicabut rohnya dengan paksa sambil dikatakan kepadanya: "Hai roh yang
jahat keluarlah menuju murka Tuhanmu ke tempat yang rendah hina dan siksa-Nya.
Maka bila telah keluar rohnya itu, diletakkan di atas api dan bersuara seperti sesuatu
yang mendidih kemudian dilipat dan dibawa ke sijjin."
Al Faqih Abu Ja'far meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Umar r.a.
berkata: "Seorang mukmin jika diletakkan di dalam kubur maka diperluaskan
kuburnya itu hingga 70 hasta dan ditaburkan padanya bunga-bunga dan dihamparkan
sutera, dan bila ia hafal sedikit dari Al Quran dicukupkan penerangannya, jika tidak
maka Allah SWT memberikan kepadanya nur cahaya penerangan yang menyerupai
penerangan matahari, dan di dalam kubur bagaikan pengantin baru, jika tidur maka
tidak ada yang berani membangunkan kecuali kekasihnya sendiri, maka ia bangun
dari tidur itu bagaikan masih kurang masa tidurnya dan belum puas. Adapun orang
kafir maka akan dipersempit kuburnya sehingga menghancurkan tulang rusuknya dan
masuk ke dalam perutnya lalu dikirimkan kepadanya ular segemuk leher unta,
kemudian memakan dagingnya hingga habis dan tersisa tulang semata, lalu dikirim
kepadanya Malaikat yang akan menyiksa yaitu yang buta tuli dan bisu dengan
membawa puntung dari besi yang langsung dipukulkannya, sedang Malaikat itu tidak
mendengar suara jeritannya dan tidak melihat keadaannya supaya tidak dikasihaninya,
selain itu lalu dihidangkan siksa neraka itu tiap pagi dan petang."
Abu-Laits berkata: "Siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur maka harus
melakukan empat hal dan meninggalkan empat hal lain, yaitu :

Menjaga shalat lima waktu


Banyak bersedekah

Banyak membaca Al Qur'an

Memperbanyak bertasbih

Empat hal di atas dapat menerangi kubur dan meluaskannya. Adapun empat hal lain
yang harus ditinggalkan adalah :

Dusta
Khianat

Adu domba/Namimah

Tidak membersaihkan faraj setelah buang air

Muhammad bin As Sammaak ketika melihat kubur berkata: "Kamu jangan tertipu
karena tenangnya dan diamnya kubur-kubur ini, maka alangkah banyaknya orang
yang sudah bingung di dalamnya, dan jangan tertipu kerana ratanya kubur ini, maka
alangkah jauh berbeda antara yang satu dan yang lain didalamnya. Maka seharusnya
orang yang berakal memperbanyak mengingat kubur sebelum masuk kedalamnya."
Sufyan Ats Tsauri berkata: "Siapa yang sering (banyak) mengingat kubur, maka akan
mendapatkannya taman dari taman-taman syurga, dan siapa yang melupakannya maka
akan mendapatkannya jurang dari jurang-jurang api neraka."
Ali bin Abi Thalib r.a. berkata dalam khutbahnya: "Hai hamba Allah, berhati-hatilah
kamu dari maut yang tidak dapat dihindari, jika kamu berada di tempat, ia datang
mengambil kamu, dan bila kamu lari pasti akan didapatkannya juga. maut terikat
selalu diubun-ubunmu, maka carilah jalan selamat, dan bersegeralah, sebab
dibelakangmu ada yang mengejar kamu yaitu kubur, ingatlah bahwa kubur itu
adakalanya taman dari taman-taman syurga atau jurang dari jurang-jurang neraka dan
kubur itu setiap hari berkata : Akulah rumah yang gelap, akulah tempat sendirian,
akulah rumah ulat-ulat."
Ingatlah sesudah itu ada hari (saat) yang lebih dahsyat, hari dimana anak kecil segera
beruban dan orang tua bagaikan orang mabuk, bahkan ibu yang menyusui lupa
terhadap bayinya dan wanita yang hamil menggugurkan kandungannya dan kau akan
melihat orang-orang bagaikan orang mabuk tetapi tidak mabuk khamar, hanya siksa
Allah SWT yang sangat ngeri dan dahsyat. Ingatlah bahwa sesudah itu ada api neraka
yang sangat panas dan gelap, dalam perhiasannya besi dan sirnya darah bercampur
nanah, tidak ada rahmat Allah SWT di sana. Lalu ia berkata : "Dan disamping itu ada
syurga yang luasnya selebar langit dan bumi, tersedia untuk orang-orang yang takwa.
Semoga Allah SWT melindungi kami dari siksa yang pedih dan menempatkan kami
dalam darun na'iim (Syurga yang penuh kenikmatan).
Usaid bin Abdirrahman berkata: "Saya telah mendapat keterangan bahwa seorang
mu'min jika mati dan diangkat, ia berkata: "Segerakan aku.", dan bila telah
dimasukkan dalam lahat (kubur), bumi berkata kepadanya: "Aku mencintaimu ketika

diatas punggungku, dan kini lebih sayang kepadamu." Dan bila orang kafir mati lalu
diangkat mayatnya, ia berkata: "Kembalikan aku." dan bila diletakkan didalam
lahatnya, bumi berkata: "Aku sangat membencimu saat kau diatas punggungku, dan
kini aku lebih benci lagi kepadamu."
Utsman bin Affan r.a. ketika berhenti diatas kubur, ia menangis, maka ditegur :
"Engkau jika menyebut syurga dan neraka tidak menangis, tetapi kau menangis
karena kubur?" Jawabnya: "Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: "Alqabru
awwalu manazilil akhirah, fa in naja minhu fama ba'dahu aisaru minhu, wa in lam
yanju minhu fama ba'dahu asyaddu minhu." Artinya: "Kubur itu tempat pertama
menuju akhirat, maka bila selamat dalam kubur, maka yang dibelakangnya lebih
ringan, dan jika tidak selamat dalam kubur maka yang dibelakangnya lebih berat
daripadanya."
Abdul Hamid bin Mahmud Al Mughuli berkata: "Ketika aku duduk bersama Ibnu
Abbas r.a., tiba-tiba datang kepadanya beberapa orang dan berkata : "Kami
rombongan haji dan bersama kami ini ada seorang yang ketika sampai di daerah
Dzatishshahifah, tiba-tiba ia mati, maka kami siapkan segala keperluannya, dan ketika
menggali kubur untuknya, tiba-tiba ada ular sebesar lahat, maka kami tinggalkan dan
menggali lain tempat juga ada ular, maka kami biarkan dan kami menggali tempat
lain juga kami dapatkan ular, maka kami biarkan. Kini kami bertanya kepadamu, Apa
yang harus kami perbuat tehadap mayat itu?" Jawab Ibnu Abbas r.a.: "Itu dari amal
perbuatannya sendiri, lebih baik kamu kubur saja. Demi Allah, andaikan kamu galikan
bumi ini semua, niscaya akan kamu dapati ular di dalamnya." Maka mereka kembali
dan menguburkan mayat itu di dalam salah satu kubur yang sudah digali itu dan
ketika mereka kembali ke daerahnya, mereka mendatangi keluarga si mayit untuk
mengembalikan barang-barangnya sambil bertanya kepada isterinya apakah amal
perbuatan yang dilakukan oleh suaminya. Istrinya menjawab : "Dia biasa menjual
gandum dalam karung, lalu dia mengambil sekadar untuk makanannya sehari, dan
menaruh tangkai-tangkai gandum itu ke dalam karung seberat apa yang diambilnya
itu." Abul-Laits berkata: "Hal ini menunjukkan bahwa khianat menjadi salah satu
sebab siksa kubur dan apa yang mereka lihat itu sebagai peringatan agar tidak
khianat."
Ada keterangan bahwa bumi ini tiap hari berseru sampai lima kali dengan berkata:

Hai anak Adam, kamu berjalan di atas punggungku dan kembalimu di dalam
perutku.
Hai anak Adam, kamu makan berbagai macam di atas punggungku dan kamu
akan dimakan ulat di dalam perutku.

Hai anak Adam, kamu tertawa diatas punggungku, dan akan menangis di
dalam perutku.

Hai anak Adam, kamu gembira di atas punggungku dan akan berduka di dalam
perutku.

Hai anak Adam, kamu berbuat dosa di atas punggungku, maka akan tersiksa di
dalam perutku.

Amr bin Dinar berkata: "Ada seorang penduduk kota Madinah yang mempunyai
saudara perempuan di ujung kota, maka meninggallah saudaranya itu setelah
sebelumnya sakit. Setelah diurus sebagaimana mestinya kemudian jenazah tersebut
dikuburkan. Kemudian setelah selesai penguburan dan kembali pulang ke rumah, ia
teringat pada kantung yang dibawa dan tertinggal dalam kubur, maka ia meminta
bantuan orang untuk menggali kubur itu kembali hingga ketemulah barang yang
dicarinya. Kemudian ia berkata kepada orang yang membantunya : "Tolong aku ke
tepi sebentar sebab aku ingin mengetahui bagaimana keadaan saudaraku ini." Maka
dibuka sedikit lahatnya, tiba-tiba dilihatnya kubur itu mengeluarkan api. Maka segera
ia meratakan kubur itu dan kembali kepada ibunya lalu bertanya: "Bagaimanakah
kelakuan saudaraku dahulu?" Ibunya berkata: "Mengapa kau menanyakan kelakuan
saudaramu, padahal ia telah mati?". Anaknya tetap meminta supaya diberitahu tentang
amal perbuatan saudaranya itu. Akhirnya ia diberitahu bahwa saudaranya selalu
mengakhirkan shalat dari waktunya, juga tidak menjaga kesucian dan di waktu malam
sering mengintai rumah-rumah tetangga untuk mendengar pembicaraan mereka lalu
disampaikan kepada orang lain sehingga terjadi adu domba antara mereka. Karena itu
siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur harus menjauhkan diri dari sifat namimah
(adu domba di antara orang lain).
Al Barra' bin Aazib r.a. berkata: "Nabi Muhammad SAW bersabda: "Seorang mukmin
jika ditanya dalam kubur, maka ia langsung membaca Asyhadu an laa ilaha illallah
wa anna Muhammad abduhu warasuluhu, maka itulah yang tersebut dalam firman
Allah: Yutsabbitullahul ladzina aamanu bil qaulits tsabiti filhayatiddun ya wafil
akhirah. Artinya : Allah menetapkan orang-orang yang beriman dengan kalimat yang
teguh saat hidup di dunia dan di akhirat (yaitu kalimat laa ilaha illallah, Muhammad
Rasullullah).
Masalah tentang bentuk pertanyaan di alam kubur, maka para ulama memberi
beberapa pendapat. Sebagian berpendapat bahwa pertanyaan itu hanya kepada roh
tanpa jasad dan disaat itu roh masuk ke dalam jasad hanya sampai di dada. Pendapat
lain mengatakan bahwa rohnnya di antara jasad dan kafan. Pendapat lain
mengungkapkan bahwa sebaiknya kita mengimani adanya pertanyaan dalam kubur
tanpa menanyakan dan sibuk dengan caranya, karena kita sendiri akan mengetahui
jika sudah sampai di sana
Abu Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Saad bin Almusayyab dari Umar r.a.
berkata: Nabi Muhammad SAW bersabda: "Jika seorang mukmin telah masuk
kedalam kubur, maka didatangi oleh dua Malaikat yang menguji dalam kubur, lalu
mendudukkannya dan menanyainya, sedang ia mendengar suara derap sandal sepatu
mereka ketika kembali, lalu ditanya oleh kedua Malaikat itu : Siapa Tuhanmu, dan
apakah agamamu, dan siapa Nabimu, lalu dijawab: Allah SWT tuhanku, dan agamaku
Islam dan Nabiku Nabi Muhammad SAW. Lalu Malaikat itu berkata : Allah yang
menetapkanmu dalam kalimat itu, tidurlah dengan hati tenang. Itulah makna Allah
menetapkan mereka dalam kalimat hak. Adapun orang kafir maka Allah menyesatkan
mereka dengan tidak memberi petunjuk pada mereka, sehingga ketika ditanya oleh
Malaikat : Siapa Tuhanmu, apa agamamu dan siapa Nabimu, maka dijawab oleh
orang kafir atau munafiq : Tidak tahu. Maka oleh Malaikat dikatakan: Tidak tahu,
maka langsung dipukul sehingga jeritan suaranya terdengar semua makhluk yang ada
di alam kecuali manusia dan jin. (Dan seandainya didengar oleh manusia di dunia
pasti pingsan)

Abul-Laits berkata: "saya telah diberitahu oleh Abul-Qasim bin Abdurrahman bin
Muhammad Asysyabadzi dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi
Muhammad s.a.w bersabda : "Tiada seorang yang mati melainkan ia mendengkur
yang didengar oleh semua binatang kecuali manusia, dan andaikan ia mendengar pasti
pingsan, dan bila diantar ke kubur, maka jika shaleh berkata: "Segerakanlah aku,
andaikan kamu mengetahui apa yang di depanku berupa kebaikan, niscaya kamu akan
menyegerakan aku. Dan bila ia kufur maka berkata: "Jangan buru-buru, andaikan
kamu mengetahui apa yang di depanku berupa bahaya, niscaya kamu tidak ingin
cepat-cepat. Kemudian jika telah ditanam dalam kubur, didatangi oleh dua Malaikat
yang hitam kebiru-biruan datang dari arah kepalanya, maka ditolak oleh shalatnya,
dan berkata : Jangan datang dari arahku sebab kadang ia terjaga semalaman karena
takut akan saat seperti ini. Kemudian datang dari bawah kakinya, maka ditolak oleh
baktinya pada kedua orang tuanya, dan berkata : Jangan datang dari arahku, karena
ia biasa berjalan tegak karena takut akan saat seperti ini. Lalu datang dari arah
kanannya, maka ditolak oleh sedekahnya, dan berkata : Jangan datang dari arahku, ia
pernah sedekah kerana takut akan saat seperti ini. Lalu ia datang dari kirinya maka
ditolak oleh puasanya, dan berkata : Jangan datang dari arahku, ia biasa lapar dan
haus karena takut akan saat seperti ini. Lalu ia dibangunkan bagaikan dibangunkan
dari tidur, lalu ia bertanya: Bagaimana pendapatmu tentang orang yang membawa
ajaran kepadamu itu? Ia bertanya : Siapakah itu? Dijawab: Muhammad SAW? Maka
dijawab : Aku bersaksi bahwa ia utusan Allah. Lalu berkata kedua Malaikat :
Engkau hidup sebagai seorang mukmin, dan mati juga mukmin. Lalu diluaskan
kuburnya, dan dibukakan baginya segala kehormatan yang dikaruniakan Allah
kepadanya.
Allah SWT memberikan ganjaran kepada manusia setimpal dengan amalnya. Bagi
mukmin yang bertaqwa, mereka akan mendapat pahala yang sangat istimewa. Adapun
terhadap hamba yang kuffur, mereka akan ditimpa azab yang tidak dapat dibayangkan
oleh fikiran manusia kerana azab ini tidak pernah disaksikan dan tidak pernah terjadi
di atas muka bumi. Dalam keadaan menanggung azab yang pedih, tiba-tiba Allah
SWT memerintahkan agar dibuka pintu menuju neraka. Segala bau busuk dan panas
neraka masuk ke dalam kubur mereka. Malaikat datang membawa bunga rampai api
neraka dan menaburkan ke atas mereka. Sebelum datang semua ini, Allah SWT
mendatangkan pula sepasang pakaian dari minyak mendidih yang dibalutkan kepada
mereka..

C. Golongan yang Selamat dari Siksa Kubur


Di kalangan ahli kubur yang mendapat taufiq Allah SWT serta ditetapkan hatinya
adalah:
1. Para ulama yang dipilih oleh Allah SWT karena keimanan dan ketakwaannya. Bagi
mereka, alam kubur bagai berada di bawah sebuah kubah yang besar. Sebuah ruang
yang terbuka luas dari kuburnya dan menghadap ke arah surga. Ketika itu
dihamparkan sutera-sutera surga di tempat mereka bersimpuh, serta semerbak
wewangian, ditambah nikmatnya hembusan angin lembut dari taman surga. Segala
kesenangan yang dinikmati menjadikan mereka berada dalam keadaan yang sungguh
nyaman. Mereka bertanya kepada Allah SWT, bilakah kiamat akan segera datang?

2. Golongan "Al-Mukmin Al Amil" (mumin yang beramal shaleh). Allah Yang Maha
Pengasih dan Penyayang akan menjadikan amal shaleh mereka sebagai temannya di
dalam kubur. Sedangkan bagi ahli maksiat, maka segala perbuatannya akan
dijelmakan oleh Allah SWT menjadi seekor khinzir atau binatang buas. Segala
kejahatan akan menjadi adzab kepada mereka, di samping azab yang didatangkan oleh
malaikat karena tidak mampu menjawab pertanyaan di alam kubur.

3. Nikmat Kubur
Adapun nikmat kubur diberikan pada orang-orang mukmin dan shaleh, sebagaimana
:
firman-Nya




Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" Kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka
dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan
gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS.
Fushshilat : 30)

Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu
melihat. Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. tetapi kamu tidak melihat.
Maka Mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?. Kamu tidak mengembalikan
nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?. Adapun
jika dia (orang yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),
maka dia memperoleh ketenteraman dan rezki serta jannah kenikmatan. (QS. Al
Waaqi'ah : 83-89)
Dari Al Barra' bin Azib r.a. dikatakan bahwa Nabi SAW bersabda tentang orang
mukmin jika dapat menjawab pertanyaan dua malaikat di dalam kuburnya. Sabdanya,
Ada suara dari langit, Hamba-Ku memang benar. Oleh karenanya, berilah dia alas
dari Surga. Lalu datanglah kenikmatan dan keharuman dan Surga, dan kuburnya
dilapangkan
sejauh
pandangan
mata".
[HR.
Ahmad,
Abu
Daud]

MAROJI
1.
2.

Ash Showaiq, Ibnul Qoyyim


Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah li Al-Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-Ifta

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kaifa yajibu alaina annufasirral Quranil Karim Edisi Bahasa Indonesia


Tanya Jawab dalam Memahami Isi Al-Quran
Minhaajul Muslim, Abu Bakr Jabir al-Jazairi, Edisi Bahasa Indonesia
Ensiklopedi Muslim : Minhajul Muslim, Penerjemah Fadhli Bahri, Darul Falah,
Tahun 2002
Roh, Ibnu Qayyim Al Jauziyyah
Syarhu Ushulil Iman, Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Edisi Bahasa
Indonesia Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan, Penerjemah Ali Makhtum Assalamy,
KSA Foreigners Guidance Center In Gassim Zone
Tafsir Al Quran Al Azhim, Imam Ibnu Katsir
http://www.perpustakaan-islam.com/fatawa/

Anda mungkin juga menyukai