Anda di halaman 1dari 4

Hajat Manusia terhadap Keimanan (bag.

I)
Oleh: Tim kajian dakwah alhikmah

alhikmah.ac.id – Al Islam ibarat sebuah bangunan. Struktur bangunan Islam terdiri


dari pondasi, penopang atau tiang dan atap. Pondasi Bangunan Islam adalah rukun
iman, penopangnya adalah rukun Islam, dan atapnya adalah Ihsan.

Rasulullah saw mengawali dakwahnya adalah dengan membangun pondasi aqidah


dan menanamkan keimanan di lubuk para sahabatnya, sebelum akhirnya Rasulullah
saw mengajarkan praktek-praktek ibadah fisik. Dan ini sesuai dengan tabiat wahyu,
bahwa kelompok Al Qur’an yang turun di Makkah, sebelum Nabi hijrah adalah
seputar masalah aqidah dan keimanan.

Pengertian ini juga dijelaskan dalam hadits Jibril, saat berdialog dengan Rasulullah
saw tentang iman, islam, ihsan dan tanda-tanda hari kiamat. Diakhir dialog tersebut
Rasul menegaskan bahwa yang bertanya adalah Malaikat Jibril datang untuk
mengajarkan agama.

‫بينما نحن جلوس عند رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ذات يوم إذ طلع علينا رجل شديد بياض الثياب شديد سواد‬
‫ إلى‬L‫ حتى جلس إلى النبي صلى هللا عليه وسلم فأسند ركبتيه‬،‫ وال يعرفه منا أحد‬،‫ ال يُرى عليه أثر السفر‬،‫الشعر‬
‫ اإلسالم‬:‫ فقال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬،‫ أخبرني عن اإلسالم‬،‫ يا محمد‬:‫ ووضع كفيه على فخذيه وقال‬L،‫ركبتيه‬
‫ وتحج البيت إن‬،‫ وتصوم رمضان‬،‫ وتؤتي الزكاة‬،‫ وتقيم الصالة‬،‫أن تشهد أن ال إله إال هللا وأن محمد ًا رسول هللا‬
L،‫ أن تؤمن باهلل ومالئكته‬:‫ قال‬.‫ فأخبرني عن اإليمان‬:‫ فعجبنا له أن يسأله ويصدقه قال‬.‫ صدقت‬:‫ قال‬. ً‫استطعت إليه سبيال‬
‫ ما المسؤول عنها‬:‫قال‬.‫ فأخبرني عن الساعة‬:‫ قال‬.‫ صدقت‬:‫ قال‬.‫ واليوم اآلخر وتؤمن بالقدر خيره وشره‬،‫ ورسله‬،‫وكتبه‬
‫ وأن ترى الحفاة العراة العالة رعاء الشاء‬،‫ أن تلد األمة ربتها‬:‫ قال‬.‫ قال فأخبرني عن أماراتها‬.‫بأعلم من السائل‬
‫ فإنه جبريل‬:‫ قال‬.‫ هللا ورسوله أعلم‬:‫ أتدري من السائل؟ قلت‬،‫ يا عمر‬:‫ ثم قال‬، ‫يتطاولون في البنيان ثم انطلق فلبثت ملي ًا‬
‫“ أتاكم يعلمكم دينكم ” رواه مسلم‬

Artinya:  “Sesungguhnya Jibril pernah datang kepada Nabi dalam bentuk seorang Arab
Badui, lalu ia bertanya kepadanya tentang islam, maka Nabi menjawab, “Islam itu,
ialah hendaknya engkau bersaksi sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan shalat, engkau
keluarkan zakat, engkau puasa bulan Ramadhan dan engkau pergi haji ke Baitullah
jika engkau mampu pergu ke sana. Lalu Jibril bertanya apakah Iman itu? Nabi
menjawab, “Yaitu hendaknya engkau beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya,
kepada kitab-kitab-Nya, kepada para Utusan-Nya, bangkit dari kubur sesudah mati,
dan hendaknya engkau beriman kepada takdir tentang takdir baik dan buruknya.
Jibril bertanya lagi, apakah ihsan itu? Nabi menjawab, yaitu hendaknya engkau
menyembah Allah yang seolah-olah engkau melihat Allah, sekalipun engkau tidak
bisa melihat-Nya tetapi Ia bisa melihat engkau. Kemudian dalam akhir Hadist itu
dikatakan Rasulullah saw bersabda (kepada para sahabatnya): Dia itu Jibril, Ia datang
kepadamu untuk mengajarkan tentang agamamu.” HR. Bukhari dan Muslim.
Maka apabila struktur pondasi suatu bangunan itu kokoh, sebesar dan sekuat
apapun bangunan diatasnya akan tetap berdiri tegak, sebaliknya jika pondasi kropos
maka bangunan itupun akan hancur.

Aqidah atau keimanan jualah yang menyelamatkan manusia dari siksa api neraka dan
dimasukkan ke surganya Allah swt. Rasulullah saw bersabda: “Akan dikeluarkan dari
api neraka orang yang mengucapkan laa ilaaha illa Allah dan ia memiliki kebaikan
walau seberat biji atom.”  HR. Bukhari dan mUslim.

DEFINISI AQIDAH

Aqidah berasal dari kata ‫عقيدة‬-‫يعقد‬-‫عقد‬

Artinya ikatan. Aqdul bai’ dan aqdun nikah satu akar kata yang artinya ikatan jual beli
dan ikatan nikah .

Aqidah bentuk katanya / wazannya adalah fa’iilah bimakna maf’uulah.Artinya sesuatu


yang diikat, dikuatkan dan tertancap kuat di hati pelakunya.

Aqidah Secara istilah adalah:

‫االيمان الصادق الجازم في كل قلب مؤمن‬

Keimanan yang benar yang terpatri dihati setiap mukmin.

Hajat Manusia terhadap Aqidah

1. Kebutuhan Akal Terhadap Pengetahuan Tentang Fenomena Alam Semesta

Manusia membutuhkan aqidah shahihah / keimanan yang benar justru terdorong


dari kebutuhan mereka akan pengetahuan tentang hakekat diri manusia, kebutuhan
akan pengetahuan tentang fenomena alam semesta yang besar ini. Atau dengan kata
lain pengetahuan tentang jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang menyibukkan
para filosof dari kebanyakan manusia, namun mereka tidak mampu menjawab
dengan cespleng dan menentramkan hati.

Manusia senantiasa terbayangi pertanyaan-pertanyaan besar yang mendesak


membutuhkan jawaban:

Dari mana? Mau kemana? Dan untuk apa?.

a) Dari mana saya datang? Dari mana alam semesta yang besar ini ada? Apakah saya
ada dengan sendirinya? Ataukah ada Khaliq / Pencipta yang mengadakan saya?
Siapa Dia? Apa hubungan saya dengan-Nya?
b) Kemana terminal akhir dari perjalanan singkat dimuka bumi ini ? Ada apa setetah
mati… apakah kehidupan berakhir dengan datangnya kematian? Atau apakah dibalik
kematian ada kehidupan dimana kebaikan sekecil apapun akan dibalas dengan
kebaikan dan sekecil apapun kejahatan akan dibalas dengan balasan setimpal?

c) Mengapa manusia diciptakan? Mengapa manusia dibekali akal dan kehendak?


Mengapa semua apa yang dilangit dan dibumi ditundukkan untuk manusia? Apa
tujuan diciptakannya manusia? Bagaimana cara manusia menyingkap rahasianya?

Pertanyaan-pertanyaan itu membutuhkan jawaban. Dan tidak akan menemukan


jawaban yang benar dan memuaskan kecuali kembali kepada aqidah shahihah dan
keimanan yang benar.

Yaitu aqidah yang mengenalkan manusia bahwa ia adalah makhluk/yang diciptakan


oleh Khaliq / Sang Pencipta Yang Maha Agung. Allah swt berfirman:

َ‫يَاَأيُّ َها النَّاسُ اعْ بُدُوا رَ بَّ ُك ُم الَّ ِذي خَ لَ َق ُك ْم وَ الَّذِينَ مِنْ َق ْب ِل ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang


yang sebelummu, agar kamu bertakwa,” Qs. Al Baqarah: 21

Keimanan bahwa Allah swt. menciptakan manusia dan menyempurnakannya, QS. Al


A’la : 2. Allah swt. meniupkan ruh-Nya kepada manusia. ”Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur. “ QS. As Sajdah: 9. Allah swt. menghamparkan nikmat-nikmat-Nya
dan kemudahan-kemudahan-Nya bagi manusia QS. Saba’:15.

Aqidah yang mengenalkan manusia akan terminal akhir manusia setelah kehidupan
dan kematian.

ِ ‫ات ِبا ْل ِقس‬


‫ْط وَ الَّذِينَ َك َفرُ وا‬ َ ‫ِإلَ ْي ِه مَرْ ِج ُع ُك ْم جَ ِميعًا وَ عْ َد اللَّ ِه حَ ًّقا ِإنَّ ُه يَ ْب َدُأ ا ْلخَ ْلقَ ثُ َّم يُ ِعي ُد ُه ِلي َْج ِز‬
ِ َ‫ي الَّذِينَ ءَا َمنُوا وَ عَ ِملُوا الصَّ الِح‬
‫شرَ ابٌ مِنْ حَ ِم ٍيم وَ عَ َذابٌ َأ ِلي ٌم ِبمَا َكانُوا يَ ْك ُفرُ ون‬
َ ‫لَ ُه ْم‬

”Hanya kepadaNyalah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar
daripada Allah, sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya
kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar
Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan
amal saleh dengan adil. Dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang
panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka.”  QS. Yunus: 4.

Aqidah yang mengenalkan manusia bahwa kematian bukanlah kehancuran semata,


tetapi kematian adalah perpindahan menuju kehidupan lain yaitu kehidupan barzakh.
Semua yang bernafas akan meninggal dan akan dibangkitkan kembali.
“Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yang tidak
ada keraguan tentang adanya. Dan disempurnakan kepada tiap-tiap diri balasan apa
yang diusahakannya sedang mereka tidak dianiaya (dirugikan).” QS. Ali Imran: 25.

Aqidah yang mengenalkan manusia: Mengapa manusia diciptakan? Allah swt.


berfirman, ”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.” QS Ad Dzariat: 56

Aqidah yang menjelaskan mengapa manusia dimulyakan dan dilebihkan atas


makhluk lainnya?

ِ ‫ير ِممَّنْ خَ لَ ْقنَا تَف‬


‫ْضياًل‬ ٍ ‫ض ْلنَا ُه ْم عَ لَى َك ِث‬
َّ ‫َات وَ َف‬
ِ ‫وَ لَ َق ْد َكرَّمْ نَا بَ ِني ءَا َد َم وَ حَ َم ْلنَا ُه ْم ِفي ا ْلب َِّر وَ ا ْلب َْح ِر وَ رَ زَ ْقنَا ُه ْم مِنَ الط َّ ِيّب‬

”Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.” QS Al Isra’ : 70

Aqidah yang menjelaskan bahwa di dunia ini semata-mata rumah cobaan, adalah
untuk semata-mata beribadah kepada Allah Yang Maha Esa, adalah untuk
memakmurkan bumi dan memberdayakannya sesuai dengan yang Allah swt ridhoi.

Manusia yang tidak hidup dengan aqidah dan keimanan yang benar, pasti celaka dan
dimurkai. Ia terkungkung dalam kegelapan syakwa sangka, ketidak pastian dan
kebodohan. Allahu A’lam Bishsawab. (dkwt)

Anda mungkin juga menyukai