Anda di halaman 1dari 19

ISLAMIC BOOK REVIEW

“ Cara Memperoleh Kemuliaan yang Abadi “

Dosen Pengampu:

Bapak Sulhi M.Daud Abdul Kadir, Lc, MH.

Disusun Oleh:

Alya Magfirah Salsabilla (C1C018157)

Kelas: R-009

UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
2018
1.

SIAPAKAH

ORANG YANG MULIA ITU ?

Dalam Al-Qur’an surat Al-Hujuraat ayat 13 telah di jelaskan bahwa


“Sesungguhnya orang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertaqwa di antara kamu.”

Orang yang mulia adalah orang yang senantiasa taat kepada Allah swt atas segala
perintah dan larangannya.

Sesungguhnya kemuliaan dari Allah adalah kemuliaan yang abadi untuk itu
marilah kita berusaha untuk meraih kemuliaan tersebut.

Allah SWT. berfirman:

ً ‫ص ِل ًحا ِمن ذَ َك ٍر أ َ ْو أُنث َ َٰى َو ُه َو ُمؤْ ِم ٌن فَلَنُ ْح ِييَنَّ ۥهُ َحيَ َٰوة‬
َ َٰ ‫َم ْن َع ِم َل‬
َ
۟ ُ‫س ِن َما َكان‬
‫وا يَ ْع َملُون‬ َ ‫ط ِيبَةً ۖ َولَن َْج ِزيَنَّ ُه ْم أ َ ْج َر ُهم ِبأ َ ْح‬
َ

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan


dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang telah mereka kerjakan.”(Qs. An-Nahl : 97)

Perlu diketahui, tidak ada satupun makhluk yang dapat melakukan apapun kecuali
atas kehendak Allah, dan apa yang di kehendaki Allah itu pasti terjadi.
2.

KEMULIAAN-KEMULIAAN DARI

ALLAH SWT. BAGI ORANG-ORANG

YANG BERIMAN

Ada beberapa kemuliaan yang akan diberikan oleh Allah SWT. kepada mereka
yang beriman, yaitu antara lain:

Pertama, Allah SWT. akan menjadikannya kaya hati dan lapang dada.
Kehidupannya selalu di jalani dengan dada yang lapang dan jiwa yang bersih.

Kedua, segala sesuatu yang di perpautkan kepadanyan memberikan keberkahan


baik itu tubuh, pakaian, tempat atau tanah yang diinjakinya. Jenazahnya dimuliakan, setiap orang
berebut membawa dan mensholatinya, berlomba-lomba untuk memberikan kain kafan untuknya
dan membantu penyenggaraan jenaxah tanpa pamrih dan mereka (orang-orang itu)
mengharapkan pahala dan hal-hal yang baik.

Ketiga, meninggak dunia dalam keadaan beriman, tidak takut dalam menghadapi
kehidupan akhirat, tidak sedih atas apa yang ditinggalkan di dunia misalnya, anak, keluarga dan
harta.

Allah swt berfirman:

َّ‫وا تَتَن ََّز ُل َعلَ ْي ِه ُم ْٱل َم َٰلََٰٓئِ َكةُ أََّل‬


۟ ‫ٱَّللُ ث ُ َّم ٱ ْست َ َٰقَ ُم‬
َّ ‫وا َربُّنَا‬۟ ُ‫ِإ َّن ٱلَّذِينَ قَال‬
َ‫وا ِب ْٱل َجنَّ ِة ٱلَّتِى ُكنت ُ ْم تُو َعدُون‬ ۟ ‫وا َوأ َ ْبش ُِر‬۟ ُ‫وا َو ََّل ت َ ْحزَ ن‬
۟ ُ‫تَخَاف‬
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah"
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun
kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah
merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan
Allah kepadamu".

Keempat, Allah akan senang, memuji, memuliakan dan mencintainya sesuai


dengan firman Nya:
َ ‫ض ه َْونًا َو ِإذَا خَا‬
‫طبَ ُه ُم‬ ْ ‫شونَ َعلَى‬
ِ ‫األر‬ ُ ‫الر ْح َم ِن الَّذِينَ يَ ْم‬
َّ ُ‫ََ ِعبَاد‬
ُ ‫) َوالَّذِينَ يَ ِبيتُونَ ِل َر ِب ِه ْم‬٦٣( ‫ْال َجا ِهلُونَ قَالُوا َسال ًما‬
‫س َّجدًا َوقِيَا ًما‬
َ َ‫ف َعنَّا َعذ‬
‫اب َج َهنَّ َم‬ ْ ‫ص ِر‬ ْ ‫) َوالَّذِينَ يَقُولُونَ َربَّنَا ا‬٦٤(
"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka,
mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui
malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.”

Kelima, Allah akan menjadi pelindung dalam setiap perbuatanmu dan penjamin
atas rejekimu dan penjamin atas rejekimu sehingga kamu tidak perlu bersusah payah lagi untuk
memperolehnya. Allah swt berfirman:

َ‫صا ِل ِحين‬ َ َ ‫َّللاُ الَّذِي ن ََّز َل ْال ِكت‬


َّ ‫اب ۖ َو ُه َو يَت َ َولَّى ال‬ َّ ‫ي‬ َ ‫و ِإ َّن َو ِل ِي‬
“Dan dia melindungi orang-orang yang beriman shaleh.” (QS. Al-A’raf: 96)

Keenam, diberikan jiwa yang mulia dan niat yang kuat untuk tidak terpedaya
dengan dunia dan para budak dunia. Bahkan mereka tidak ingin mengabdikan dirinya kepada
para penguasa dunia.

Ketujuh, Allah akan menjadikan berwibawa, bijaksana di cintai oleh makhluk


Nya, dihormati oleh orang-orang baik dam orang-orang jahat serta di muliakan oleh orang-orang
saleh dan pelaku maksiat.

Allah SWT berfirman:

َّ ‫سيَ ْجعَ ُل لَ ُه ُم‬


‫الر ْح َٰ َم ُن ُودًّا‬ َ ‫ت‬ َّ ‫ِإ َّن الَّذِينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا ال‬
ِ ‫صا ِل َحا‬
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha
Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (QS. Maryam: 96)
3.

MENUNTUT ILMU AGAMA DAN

MENGAMALKANNYA

Allah swt berfirman:

ٍ ‫َّللاُ الَّذِينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّذِينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم دَ َر َجا‬


‫ت‬ َّ ِ‫َي ْرفَع‬
"niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat.”(QS. Al-Mujadilah: 11)

Dari ayat di atas, Ibnu Abbas menafsirkan bahwa,

“ Allah akan mengangkat derajat para ulama pada hari kiamat nanti dengan tujuh
ratus derajat dari derajat seluruh orang-orang yang beriman. Jarak antara satu derajat dengan
derajat yang lainnya harus ditempuh selama lima ratus tahun.”

Rasulullah SAW bersaksi bahwa para penghuni langit dan bumi akan
membacakan istighfar untuk orang yang berilmu. Apakah ada derajat yang lebih mulia
dibandingkan seseorang yang membuat para malaikat di langit dan bumi membacakan istighfar
untuknya? Pada saat itu, orang yang berilmu sibuk dengan keilmuannya, sedangkan malaikat
sibuk membacakan istighfar untuknya.

Rasullah SAW juga bersaksi bahwa orang-orang yang berilmu lebih mulia
daripada ahli ibadah. Sedangkan ahli ibadah yang dimaksud adalah seorang yang beribadah
didasari dengan ilmu. Karena ibadah yang tidak didasari dengan ilmu, tidak disebut dengan
ibadah.

Antara ilmu an ibadah, keduanya terdapat kemuliaan seperti yang di katakan oleh
Ghozali rahimahullah ta’ala bahwa, “Ketahuilah ilmu dan ibadah merupakan dua permata yang
sangat berharga. Karena keduanya kita melihat dan mendengar para penulis menulis buku, para
guru mengajar dan para pemberi nasihat memberikan nasihat. Karena keduanya pula, diturunkan
kitab-kitab suci dan diutus para rosul dank arena keduanya, ciptakan langit dan bumi serta
seluruh isinya.”

Tentang kemuliaan ilmu, sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah SWT. dalam
firmannya:
“Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah
allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bawasanya Allah maha kuasa atas
segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu Nya benar-benar meliputi segala
sesuatu.”(QS. Ath-Thalaq : 12)

Dan tentang kemuliaan ibadah sebagaimana dijelaskan dalam firman Nya:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembahku.”(QS. Adz-Dzariyaat : 56)

Maka hendaklah setiap orang memuliakan kedua hal tersebut. Yang merupakan
tujuan allah menciptakan alam semesta. Serta wajib bagi setiap manusia untuk tidak
menyibukkan dirinya kecuali dengan dua hal tersebut.
4.

MENJADI ORANG IKHLAS

(MUKHLIS)

Ikhlas merupakan kunci dari semua perbuatan. Semua amal yang kita kerjakan
tidak akan sempurna bila tanpa di dasari dengan keikhlasan. Diterima atau tidaknya amal
tersebut bergantung kepada keikhlasan orang yang mengerjakannya dan hanya Allah yang
mengetahui.

Terdapat keterangan dalam hadist qudsi. Allah SWT. berfirman:

“Ikhlas adalah satu rahasia dari rahasiaku. Aku memasukkannya kedalam hati
orang yang kucintai dari hamba-hambaku.”

Menurut sebagian ulama ada yang mengatakan bahwa, “Ikhlas adalah jika engkau
tidak memperlihatkan amalmu kepada selain Allah.”

Zunnun Al-Misri mengatakan bahwa, “Kesempurnaan sifat ikhlas terdapat dalam


kejujuran dan kesabaran dalam ikhlas itu sendiri, “Kemudian beliau juga menambahkan,”
keikhlasan seseorang dapat diketahui dari tiga hal, yaitu:

1. Manakala ia mampu memandang antara pujian dan celaan manusia dalam persepsi yang
sama. Artinya, ketika melaksanakan kebajikan seseorang tidak pernah peduli apakah
dengan berbuat baiknya itu nanti orang memujinya atau malah mencelanya. Ketika dipuji
tidak ada perasaan apa-apa dalam hatinya, begitu pula saat dicela dan dihujat, perasaan
pun sama, tidak ada apa-apa yang mengganjal dalam hati. Pujian dan celaan bukanlah
tujuan, hingga kedua hal tersebut tidak berarti apa-apa baginya.
2. Tatkala ia mampu meleburkan serta melupakan amalan dalam amalannya. Artinya,
karena sangat ikhlasnya dalam beramal seseorang tidak pernah ingat akan amalnya
tersebut. Disini orang yang ikhlas biasanya tidak akan pernah mengingat-ingat amal
kebajikannya. Kalaupun ingat ia tidak pernah merasa bangga dengan amal itu.
3. Tatkala ia pun melupakan pahala dari amalannya di akhirat kelak. Artinya, orang yang
ikhlas tidak akan melandasi setiap amal kebajikannya itu hanya mencari pahala dari
Allah, namun yang terpenting dari niat mereka adalah mencari ridho Allah.

Ikhlas itu memang sulit. Kita harus memurnikan semua sisi kehidupan dari
campuran. Semua dari yang kita rahasiakan maupun yang kita tampakkan, sakit maupun sehat,
hidup maupun mati, makan atau minum, ibadah, syahwat dan semua kehidupan. Namun kita
harus tetap mengusahakannya,
Allah SWT berfirman :

“Katakanlah : Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku


hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, Tiada sekutu bagi Nya, dan demikian
itulah yang diperintahkan kepadaku.”(QS. Al-An’am : 162-163)

Di dalam Al-Qur’an terdapat perumpamaan tentang keikhlasan. Allah SWT.


berfirman:

“Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran


bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya
(berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah di telan bagi
orang-orang yang meminumnya.”(QS. An-Nahl : 66)
5.

TANDA-TANDA ORANG YANG

IKHLAS

Diantara tanda orang yang ikhlas adalah:

a. Orang tersebut lebih suka mnyembunyikan amal kebajikannya


Orang-orang yang ikhlas tidk begitu peduli dengan formalitas tindakannya,
bahkan demi menjaga kemurnian ikhlasnya karena dengan sengaja menyembunyikan
kebaikannya dari orang lain. Ini adalah salah satu tanda, ciri, dan karakter dari orang-
orang yang benar-benar ikhlas. Mereka lebih serius dalam merahasiakan amal shaleh
dibandingkan dengan merahasuakan dosa.
Allah SWT. berfirman : “Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu
adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-
orang fakir, maka menyembunyokannya itu lebih baik bagimu.”(QS. Al-Baqarah : 271).
b. Tidak memiliki ego yang tinggi
Salah satu karakter orang-orang yang ikhlas adalah tidak memiliki ego yang
tinggi. Mereka tidak pernah tersinggung dengan tingkah laku orang lain. Mereka pu tidak
akan pernah marah jika orang lain tidak menghormatinya dan tidak mempersembahkan
keseganan kepadanya.
Rasulullah SAW. Bersabda : “Sesungguhnya orang yang pertama kali
teriliminasi amalannya adalah orang yang meninggal dunia dalam keadaan syahid.
Allah menghadirkan orang tersebut kemudian Allah mengenalkan umatnya berupa
syahid dan ia mengenalinya. Lalu Allah bertanya, “Apa yang telah engkau perbuat
dengan ilmu itu?”Fulan menjawab, “Aku berperang di jalan-Mu, sehingga aku mati
dalam keaadaan syahid.” Lalu Allah menjawab, “Kamu berbohong, perang yang telah
engkau lakukan hanya untuk meraih simpati manusia agar engkau di katakana sebagai
orang yang pemberani.” Lantas ia pun di putuskan dan di tuliskan pada wajahnya,
hingga akhir dilempar ke dalam api neraka.”
c. Batin mereka lebih mulia daripada dzakirnya
Orang yang ikhlas dalam beramal akan dijauhkan dari keburukan perangai. Bukan
siapa-siapa yang menjauhkannya namun sifat ikhlas itu sendirilah yang akan menjadi
benteng bagi diri seoseorang dari serangan akhlak yang buruk.
Sikap hati orang yang ikhlas sungguh sangat jauh berbeda dengan orang yang
lemah ikhlasnya. Mereka berbeda dengan orang yang di sifati Rosulullah dalam
sabdanya, “Sungguh, aku tahu beberapa kaum dari umatku yang pada hari kiamat dating
dengan amalan-amalan sebesar gunung-gunung Tihamah yang putih, lantas Allah
menjadikannya seperti debu-debu yang berterbangan.”
d. Sikap sederhana dalam beribadah
Orang-orang yang ikhlas, bila melakukan suatu kebajikan tingkah dalam jenis
apapun tidak di poles dengan berbagai macam tingkah, mereka berangkat dari hati nurani
mereka sendiri. Nurani yang bertaqarrub kepada Allah dan itulah yang menjadi
pendorongnya. Dengan demikian yang nampak pada perilaku ibadah mereka adalah
kebersahajaan.
Seorang yang ikhlas akan nampak tulus dalam amalnya berangkat dari ketulusan
hati sekaligus atas dasar dorongan nurani yang jernih, maka amal mereka sama dengan
apa yang diinginkan hati. Amal perbuatan mereka sama dengan kata hati mereka. Amal
perbuatan mereka bukanlah suatu kemunafikan, tapi dari niat yang suci dan bersih.
e. Tidak mengharap pujian orang
Orang yang ikhlas, dalam melakukan amal ibadah tidak ada tujuan apa-apa
kecuali keridhaan Allah. Mereka tidak mengharapkan imbalan apa-apa dari orang lain
seperti pujian atau mengharapkan simpati orang lain. Bahkan seandainya ia mendapat
cercaan, semuanya akan diterima dengan hati yang tulus dan diserahkan kepada Allah.
Dalam Al-Qur’an telah di jelaskan tentang keberadaan orang-orang yang ikhlas:

“Dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu, (imbalanku hanyalah dari
Rabb seluruh alam).”(QS. Asy-syu’ara : 109)
f. Memiliki kesabaran yang luar biasa
Orang-orang yang ikhlas tidak pernah mengenal lelah dalam beribadah dan tidak
juga mengenal menyerah dalam berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Di dalam hati
orang yang ikhlas tidak ada rasa malas untuk menjalankan perintah agama. Merekapun
tidak pernah merasa terpaksa saat beribadah kepada Nya.
Semua itu karena hati mereka tulus dan ikhlas. Mereka mengerjakan kebajikan
bukan atas dasar ajakan dari luar namun tumbuh dari dalam hatinya sendiri. Ketulusan
dan ketabahan hati mereka dalam menjalankan perintah agama telah melahirkan hati
mereka dalam menjalankan perintah agama telah melahirkan kesabaran yang sanggup
mengalahkan segala-galanya.
g. Merasa khawatir jika amalnya tidak di terima Allah SWT
Karakter dari orang-orang yang ikhlas diantaranya aalah ia selalu merasa khawatir
kalau amalnya tertolak dan tidak diterima. Sebanyak apapun amal yang di kerjakan dari
rasa kekhawatiran yang seperti itu, maka dapat di pastikan bahwa orang-orang yang
ikhlas akan selalu berusaha untuk memperbaiki amalnya. Dengan cara menambah
kwalitas keikhlasan mereka.
Allah SWT. telah menggambarkan dengan jelas dan rinci mengenai sifat orang-
orang ikhlas di dalam Al-Qur’an surat Al-Mukminun ayat 60 :
“Dan orang-orang yang membiarkan apa yang mereka berikan (sedekah) dengan hati
penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali
kepada Rabb-Nya.”
h. Jauh dari rasa malas
Ikhlas merupakan sebuah kekuatan yang akan menghancurkan sikap malas dan
keterpaksaan dalam menjalankan perintah Allah. Bagaikan sebuah sabun, ikhlas akan
mencuci bersih kotoran-kotoran malas dan noda-noda keterpaksaan yang berada dalam
diri manusia. Dan laksana pupuk, ikhlas akan menumbuh suburkan sikap giat dalam
menjalankan perintah agama. Dengan ikhlas akan hilang kemalasan dan akan muncul
sikap giat dalam melakukan amal taat.
Dengan ikhlas, hal yang terlihat berat akan menjadi ringan. Dan hanya dengan
ikhlas hal yang terlihat sulit akan menjadi mudah.
6.

MERAIH CINTA ALLAH

Bagaimana cara untuk meraih cinta Allah?

Bila kita ingin menjadi kekasih (wali) Allah, maka kita harus mengerjakan apa
yang telah di wajibkan Allah SWT, sebagaimana dalam firman Nya dalam hadist qudsi :

“Barangsiapa memusuhi waliku, maka aku serukan kepadanya. Dan tidaklah


hambaku mendekat padaku dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang aku
wajibkan baginya. Dan hambaku senantiasa mendekat kepadaku dengan amalan-
amalan sunnah, sampai aku mencintainya. Kalau aku sudah mencintainya, Aku
adalah pendengaran yang ia gunakan untuk memukul, dan kaki yang ia gunakan
untuk berjalan. Kalau ia meminta kepadaku, pasti akan dikabulkan. Kalau ia
meminta perlindungan kepadaku, pasti akan ku lindungi.”

Begitu besar cinta Allah kepada hamba Nya. Sehingga Allah menginginkan agar
hubungan sang khaliq dan makhluq di bangun di atas pondasi cinta antara dia dan hamba Nya
yang fakir lagi berpaling. Agar kita mengetahui bagaimana Allah membangun hubungan ini.

Ada beberapa bukti cinta Allah kepada hamba Nya, yaitu antara lain :

A. Allah menyiapkan surga bagi hamba Nya yang bertaqwa


B. Allah selalu memberi ketenangan kepada hamba Nya
C. Allah memerintahkan hamba Nya untuk selalu berdo’a kepada Nya untuk memenuhi
kebutuhan kita
D. Jumlah Asmaul Husna (nama-nama Allah yang baik) yang melambangkan rahmat, lebih
banyak di bandingkan dengan yang melambangkan ancaman
E. Allah memberi pahala yang besar bagi amalan yang ringan
F. Allah melipat gandakan pahala kebaikan
G. Allah menerima taubat. Sebagaimana dalam firman Nya : “Yang mengampuni dosa dan
menerma taubat lagi keras hukuman Nya.”(QS. Al-Mu’Min : 3)
H. Allah tidak menyegerakan adzab

Sedangkan tanda-tanda cinta Allah kepada hamba Nya yaitu antara lain :

A. Mudah melakukan kejahatan


B. Sulit melakukan kemaksiatan
C. Akhir yang baik (husnul hatimah)
D. Terjaga dari dunia
E. Allah menjadikan hamba Nya yang shalih
7.

JANGAN MENUNDA-NUNDA

DALAM MELAKUKAN

KEBAIKAN

Sesungguhnya manusia telah mengetahui bahwa kematian pasti akan datang.


Namun kenapa manusia tidak bersungguh-sungguh mencari ridha Allah seperti bersungguh-
sungguhnya dalam mencari perhatian manusia?

Mengapa kamu tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian seperti


kamu mempersiapkan diri untuk menghadapi musim dingin? Sedangkan kematian bisa saja
dating sebelum musim dingin dating. Bukankah akhirat merupakan hal yang pasti dialami oleh
setiap orang?

Ternyata hal itu disebabkan keyakinan bahwa kematian akan lambat datang
kepadanya atau kematian masih jauh darinya. Ini merupakan hal sangat aneh dan ini adalah
penyakit yang berbahaya. Yang membawa seseorang kepada kesehatan dan menunda-nunda
melakukan kebaikan. Sehingga ada seseorang yang dapat dipercayai berkata bahwa kematiannya
akan datang di akhir minggu ini atau bulan ini, pasti ia akan bersungguh-sungguh untuk berjalan
di shirat (jembatan). Ia juga akan meninggalkan segala perbuatan yang di anggap mendapatkan
keridhaan Allah, namun pada hakikatnya akan membawa kepada kemurkaan Allah. Lebih-lebih
perbuatan yang telah di yakini akan di murkai Allah.

Abu hurairah r,a telah meriwayatkan bahwa Rosulullah SAW. Bersabda :


“Bersegeralah melakukan perbuatan baik karena tujuh hal : Apakah kalian akan menunggu
sampai kalian miskin yang di lupakan, kaya yang melampaui batas, sakit yang merusak (sakit
parah), usia tua yang lemah (artinya pikun), kematiaj yang teah di siapkan (artinya cepat),
Dajjal (hal yang ghaib paling jelek yang ditunggu) atau hari kiamat (hari kiamat adalah hari
yang paling menakutkan dan menyengsarakan)”(HR.Tirmidzi).
8.

MENJADI PECINTA TERHADAP

SELURUH MANUSIA

Merupakan salah satu buah cinta sejati ialah rasa kasih sayang yang berada di
dalam qolbu sang pecinta terhadap seluruh manusia, terutana orang-orang yang berbuat
kemaksiatan. Karena ia tahu bahwa tidak ada seorang manusia pun kecuali memiliki derajat
tinggi yang dengannya Allah menjadikannya kebih muliadi banding seluruh makhluk.

Kadang yang di ridhai Allah swt adalah orang yang mengembalikan


(menyadarkan) seluruh makhluk kepada Nya dan mengantarkan mereka menuju surge. Oleh
karena itu para pecinta ini akan memiliki rasa belas kasih kepada makhluk. Ia bersemangat untuk
menyeru mereka dengan mengatakan dalam firman Allah:

“Sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata:


“Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain
Nya”. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan
ditimpa azab hari yang besar (kiamat).” (QS. Al-A’raf : 59)
9.

BANYAK BERSEDEKAH

Didalam Al-Qur’an telah dijelaskan tentang balasan bagi orang-orang yang telah
memberikan hartanya dijalan Allah. Sebagaimana dalam surat Al-Lail ayat 5-11 :

”Adapun orang yang memberikan (hartanya dijalan Allah) dan bertaqwa dan
membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka kami kelak akan
menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil
dan merasa dirinya cukup serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak
kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang suka. Dan hartanya tidak
bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.”

Menurut Imam Ghazali, “Sesungguhnya sifat pelit itu akan membawa kepada
kerusakan yang sangat besar. Dasar dari sifat pelit adalah cinta kepada harta, baik atas harta
miliknya atau milik orang lain yang ingin di milikinya.

Memiliki harta itu bukanlah hal yang tercela. Karena setiap orang untuk menuju
Allah memerlukan kendaraan yaitu tubuhnya. Dan tubuh itu memerlukan makanan, pakaian dan
tempat tinggal. Namun orang yang memahami tujuan dari harta itu, dia tidak akan
mengambilnya kecuali sebatas apa yang di perlukan. Apabila berlebihan, maka seperti seorang
musafir yang membawa bekal terlalu banyak sehingga memberatkan dirinya sendiri dan di dapat
celaka dengan barang bawaannya sendiri

Seperti halnya memiliki harta yang lebih dari apa yang di perlukan dapat
membawa kerusakan, sebab ia dapat membawa hawa nafsunya dalam kemaksiatan. Hal itu
disebabkan dia dapat melakukan apa saja dengan harta yang dimilikinya. Sedangkan untuk
menjaga dirinya dia tidak mampu, karena sabar atas apa yang dia mampu lakukan sangatlah
berat. Selain itu, harta yang berlebih dapat memalingkan dirinya dari dzikir dan beribadah
kepada Allah, yang merupakan inti dari kebahagiaan yang abadi. Dan bagi yang menyia-nyiakan
keduanya (dzikir dan ibadah) akan mengalami kerugian yang sangat besar.

Allah SWT berfirman :


“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu dilalaikan oleh (urusan)
harta benda kamu dan anak-pinak kamu daripada mengingat Allah (dengan
menjalankan perintahnya). Dan (ingatlah), sesiapa yang melakukan demikian,
maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”(QS. Al-Munaafiquun : 9).
10.

MENGAMALKAN RUKUN ISLAM

DENGAN SEMPURNA

Mengucap dua kalimat syahadat

Merupakan dasar dari ajaran islam adalah membaca dua kalimat syahadat.
Sehingga barangsiapa yang menolak untuk mengucapkannya maka diharamkan baginya dari
rahmat Allah. Sebagaimana dalam surat Al-Maidah ayat 72 : ”Sesunnguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga.
Dan tempatnya adalah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seorang penolong
pun.”

Persaksian bahwa tidak ada tuhan selain Allah, berarti bahwa tidak ada yang di
sembah kecuali Allah, tidak ada yang maha pencipta dan maha pemberi rezeki selain Allah, tidak
ada yang maha pemberi dan penolak kecuali Allah, tidak ada yang maha pemberi bahaya dan
maha pemberi manfaat kecuali Allah, demikianlah seterusnya.

Dan persaksian bahwa Muhammad Rosulullah adalah meyakini bahwa Allah


telah mengutus seorang Nabi yang ummi (tidak dapat membaca dan menulis) dari bangsa
Quraisy dan keturunan Bani Hasyi, yaitu Nabi Muhammad SAW. Untuk seluruh jiwa dan
manusia. Allah juga memberinya mukjizat dan mewajibkan kepada makhluk untuk taat atas
perintah dan larangan Nya, serta mempercayai apa yang dia bawa. Sehingga tidaklah sempurna
kalimat tauhid “lailahaillallah” tanpa adanya “Muhammad Rasulullah”

Menjalankan sholat lima waktu

Dalam Al-Qur’an telah di jelaskan bahwa shalat itu merupakan kewajiban yang
telah di tentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman, itu berarti bahwa shalat di wajibkan
pada waktu-waktu yang khusus, yaitu Allah telah mewajibkan kepada hamba-hamba Nya shalat
lima waktu sehari semalam yaitu Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya’ dan Subuh.

Allah SWT berifriman:


”Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan
waktu kamu berada di waktu subuh, dan bagi Nya lah segala puji di langit dan di
bumi dan di waktu kamu berada pada sore hari dan di waktu kamu berada di
waktu zuhur.”(QS. Ar-Ruum : 18)

Makna ayat di atas adalah kita di perintahkan untuk mengerjakan shalat dari
matahari tergelincir sampai gelapnya malam yaitu malam yang sangat gelap. Ini merupakan
waktu-waktu shalat yaitu dzuhur, ashar, magrib, isya’ dan dilanjutkan dengan ayat Al-Qur’an Al-
Fajr yaitu subuh.

Menunaikan zakat

Zakat merupakan saudaranya shalat. Oleh karena itu, dalam beberapa ayat Al-
qur’an dan hadist nabi, menyebutkan zakat selalu diiringi dengan shalat. Sebagaimana firman
Allah:

“Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka
berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan.”(QS. At-Taubah : 5)

”Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka
itu) adalah saudara-saudaramu seagama.”(QS. At-Taubah : 11)

Secara zhahir, arti ayat di atas adalah orang yang tidak mengerjakan shalat dan
menunaikan zakat, maka mereka tidak di berikan kebebasan untuk berjalan, namun harus di
perangi karena mereka bukanlah saudaramu seiman dan seagama.

Berpuasa sebulan dalam bulan Ramadhan

Kadar puasa di bagi menjadi tiga derajat, yaitu:

a) Puasa sebagaimana yang di lakukan oleh Nabi Daud As. Yaitu puasa satu hari dan
berbuka satu hari. Puasa ini lebih baik dari puasa yang di lakukan terus menerus dalam
setahun. (Shaum ad-dahr).
b) Puasa 1/3 tahun, seperti orang yang berpuasa sunnah senin-kamis dan puasa Ramadhan.
Ini merupakan derajat pertengahan. Maka hendaklah seseorang tidak meninggalkannya,
karena melaksanakannya ringan tetapi memiliki pahala yang besar.
c) Puasa Ramadhan, yaitu seseorang yang hanya melakukan puasa Ramadhan saja dan tidak
melakukan puasa-puasa sunnah lainnya.

Menunaikan haji ke Baitullah (Mekah)

Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Tuhannya. Sebagaimana


dalam firmannya : “Mengerjakan haji merpakan kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.” (QS. Ali Imran : 97).

Anda mungkin juga menyukai