Seperti kata Presiden Indonesia yang pertama yaitu Soekarno “Beri aku 1.000 orang
tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan
kuguncangkan dunia. Seribu orang tua bisa bermimpi, satu pemuda dapat mengubah dunia”.
Seperti apa yang diucapkan Bung Karno, ketika 10 pemuda saja disatukan dapat
mengguncangkan dunia maka akan lebih hebat ketika seluruh pemuda di Indonesia disatukan
untuk menguatkan bangsa Indonesia. Dapat dilihat, pemuda memiliki sifat kritis, memiliki
ide dan gagasan yang cemerlang untuk sebuah kemajuan, memiliki sifat yang berani untuk
mencoba dan menanggung resiko, dan sifat yang lainnya sehingga pemuda dianggap sebagai
seseorang yang berpengaruh.
Eksistensi pemuda zaman dahulu dapat dilihat sejak zaman kemerdekaan, seperti
terbentuknya Organisasi Budi Utomo pada tahun 1908, Sumpah Pemuda pada tahun 1928,
dan prosesi kemerdekaan Indonesia yaitu proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Begitu besar
peran pemuda dalam kemerdekaan Indonesia.
Budi Utomo merupakan organsisasi pemuda pertama di Indonesia yang didirikan oleh
Dr. Soetomo pada 20 Mei 1908 yang kini diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Budi Utomo merupakan awal dari pergerakan pemuda, pada awalnya organisasi ini dibentuk
untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia yang awalnya hanya ditujukan bagi golongan
berpendidikan di jawa. Seiring berjalannya waktu, organisasi ini menjadi motor politik
pergerakan orang-orang pribumi. Dimulai dari didirikannya Budi Utomo ini menjadi toggak
awal dari pergerakan pemuda di Indonesia. Dengan adanya Budi Utomo ini timbul organisasi
pemuda yang lainnya seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond (JSB), Jong Ambon, Jong
Batak, dll.
Setelah berdirinya Budi Utomo, pada tahun 1928 pemuda kembali menunjukkan
taringnya dengan adanya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda
ini merupakan hasil dari Kongres Pemuda II yang dilakanakan pada 27 dan 28 Oktober 1928
di Batavia. Kongres ini dihadiri oleh beberapa organisasi pemuda yang ada di Indonesia
seperti Perhimpunan Pelajar-Peajar Indonesia (PPPI), Jong Java, Jong Selebes, Jong Ambon,
Katholikee Jongelingen Bond, Pemuda Kaum Betawi< Sekar Rukun dll. Dalam kongres
tersebut hadir pula beberapa orang perwakilan dari pemuda peranan kaum Tionghoa seperti
Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok, dan Tjio Djien Kwie yang asalnya belum diketahui.
Seperti yang kita ketahui bersama sumpah pemuda berisikan ikrar – ikrar yang
digagas dan disuarakan oleh pemuda di Indonesia. Sumpah Pemuda membuktikan
kesungguhan dan keseriusan pemuda terhadap kemerdekaan Indonesia. Dari kata demi kata
yang tertuang di dalam Sumpah Pemuda memiliki makna yang mendalam yaitu menunjukkan
keinginan persatuan di Indonesia dengan mengunggulkan keberagaman yang ada di
Indonesia. Perbedaan tersebut diwujudkan dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang
artinya berbeda beda tetapi tetap satu juga.
Dalam isinya pemuda mengakui, rela berkorban menumpahkan darahnya demi tanah
airnya yaitu Indonesia. Disini dapat dimaknai bahwa pemuda Indonesia siap berkorban demi
persatuan Indonesia, siap menjadikan dirinya sebagai garda terdpan dari bangsa Indonesia. Di
bait kedua dapat dimaknai bahwa pemuda Indonesia membuat sebuah pengakuan bahwa
mereka merupakan satu bangsa yaitu bangsa Indonesia. Dimana arti bangsa sendiri
merupakan kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan keturunan, bahasa, budaya,
sejarah, ideologi, dan wilayah tertentu serta memiliki kehendak untuk bersatu. Bangsa juga
dapat diartikan sebagai memiliki perasaan yang sama senasib dan sepenanggungan dimana
masyaratakat bangsa Indonesia pernah merasakan dijajah oleh Belanda dan Jepang, serta
negara negara yang lainnya.
Masyarakat Indonesia sendiri mayoritas adalah keturunan ras papua melanezoid, ras
negroid, ras weddoid, dan ras melayu mogoloid. Jika dilihat dari segi geogrfispun masyrakat
bangsa Indonesia memiliki kesamaan wilayah yaitu berada di wilayah Indonesia tepatnya di
Benua Asia yang posisinya di apit samudera hinda dan samudera pasifik, serta dua benua
yaitu Asia dan Amerika. Maka dari itu terkandung makna yang mendalam dan alasan yang
cukup kuat mengapa pemuda di Indonesia berikrar seperti itu, untuk menjaga keutuhan
persatuan dan kestuan masyaratakat Indonesia dengan persamaan persamaan di tengah
beberapa perbedaan yang ada.
Di bait ketiga sumpah pemuda, dapat kita maknai bahwasanya bahasa merupakan
salah satu pemersatu bangsa. Bahasa merupakan media dalam berkomunikasi, berinteraksi
dan bersosialisai dengan masyarakat di lingkungan sekitar kita. Seperti yang kita ketahui,
Indonesia pernah di jajah Belanda selama 3,5 abad dan pernah dijajah 3,5 tahun tidak
menutup kemungkinan banyak bahasa atau kosakata yang masyarakat pahami dan
dipergunakan dalam keseharian yang berasal dari bahasa Belanda maupun Jepang pada
masyarakat jaman dahulu. Dan kitapun juga mengetahui sendiri, selain bahasa dari luar
Indonsia dari dalam negeri Indonesia sendiripun kaya akan bahasa seperti bahasa Sunda,
bahasa Jawa, bahasa Batak, Bahasa Minang, Bahasa yang khas dengan daerah masing –
masing. Namun, dari yang dapat kita maknai disini adalah Indonesia memiliki satu bahasa
persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Dimana Bahasa Indonesia adalah bahasa yang bisa
dipergunakan oleh masyarakat Indonesia untuk saling berkomunikasi dengan masyarakat
Indonesia. Disini bahasa Indonesia menjadi alat pemersatu bangsa dari keberagaman bahasa
yang ada di Indonesia sendiri. Maka dari itu bahasa persatuan ini harus dijunung tinggi dan
dilestarikan.
Selain sumpah pemuda sebagai hasil kongres pemuda II, ada beberapa hal yang
kurang disosialisasikan dan kurang familiar di telinga masyarakat yaitu mengenai
kesepakatan yang dihasilkan saat kongres pemuda II yaitu pertama kalinya menyayikan lagu
Indonesia Raya sebagai sumbangan perjuangan Indonesia merdeka meuju Indonesia Raya.
Yang kedua, disepakatinya pengibaran bendera merah putih untuk pertama kalinya setelah
sekian lama tidak dikibarkan lagi, ketiga disepakatinya dasar persatuan dalam kesatuan yang
bulat dan kukuh yang dinamakan dasar unita.
Seiring berjalannya waktu, kejadian demi kejadian terlewati. Generasi pemuda tak
pernah tinggal, pemuda kembali berisik mengusik ketenganan golongan tua. Setelah
dijatuhkannya bom atom di Hirosima dan Nagasaki oleh tentara Amerika Serikat, pemuda
semakin mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Republik
Indonesia. Namun untuk mengadapi suatu kesuksesan mempejuangkan cita cita mulia
pastinya tidak berjalan dengan mulus, ada lika liku dalam menjalani itu semua. Golongan tua
tidak setuju dengan keinginan dari pemuda untuk segera memproklamirkan kemerdekaan
Indonesia. Sebelum dibentuknya BPUPKI pemuda kembali mengadakan Kongres Pemuda
seluruh Jawa yang dipelopori oleh Angkatan Moeda Indonesia. Di kongres tersebut
menghimbau bahwa para pemuda di Jawa untuk bersatu dan mempersiapkan diri untuk
melaksanakan proklamasi. Dalam kongres ini terdapat kesepakatan bahwa untuk pelaksanaan
proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dipercepat. Sehingga pada 15 Juni 1945,
dibentuklah Gerakan Angkatan Baroe Indonesia, dimana kegiatannya dikendalikan oleh
pemuda.
Pada 16 Agustus 1945 para golongan muda membawa Soekarno dan Hatta ke
Rengasdenglok untuk mengamankan mereka dari pengaruh Jepang, sehingga proklamasi
kemerdekaan segera dapat dilaksanakan. Singkat cerita setelah terjadi negoiasi antara
golongan muda dan golongan tua, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Hal ini terjadi
karena Achamad Soebarjo berhasil meyakinkan golongan muda bahwa proklamasi
Kemerdekaan Indonesia akan dilakukan padatanggal 17 Agustus 1945, Achmad Soebarjo
merelakan dirinya sebagai jaminan tahanan kepada golongan muda atas dibebaskannya
Soekarno dan Hatta. Hingga pada akirnya, pembahasan mengenai proklamasi Indoenesia
dilaksanakan di rumah Laksamana Maeda dimana pertemuan tersebut dihadiri oleh Chaerul
Saleh dan Sukarni sebagai perwakilan dari golongan muda.
Pada saat pembahasan ini, pemuda kembali berperan penting yaitu dapat mengubah
beberapa rencana seperti proklamasi bukan lagi sebagai hadiah dari Jepang, tetapi sudah
menjadi usaha bersama rakyat Indonesia dalam memerdekakan bangsanya sendiri. Yang
kedua dapat mencegah pembacaan naskah proklamasi atas nama PPKI, yang mana dianggap
golongan muda sebagai bentukan dari Jepang. Sebagai hasil komprominya naskah proklamasi
ditanda tangani oleh Soekarno- Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia bukan sebagai
pimpinan dan wakil PPKI, ini merupakan usul dari Sukarni. Yang ketiga dapat mempercepat
tanggal proklamasi menjadi 17 Agustus 1945 yang menyimpang dari rencana PPIKI dimana
rencana tersebut disetujui dan dijanjikan oleh jepang pada 24 Agustus 1945.
Selain mengusulkan beberapa pendapat, golongan muda disini juga berperan penting
kembali dalam pelaksanaan Kemerdekaan Indonesia, seperti halnya Sayuti Melik sebagai
seorang dari golongan muda yang mengetik naskah Proklamasi Kemerdekaan Bangsa
Indonesia, dan banyak tokoh lainnya seperti BM Diah, Latif Hendradiningrat, S. Suhud, Tri
Murti, Frans S.Mendur, Syahrudin, dll dalam pelaksanaan Proklamasi.
Hingga akhirnya pada Jum’at 17 Agustus 1945 bertepatan dengan bulan suci
ramadhan di kediaman Bung Karno Jl. Pegangsaan Timur No 56 benar benar sah di
proklamasikan kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan Hatta disaksikan oleh seluruh
masyarakat.