Anda di halaman 1dari 2

Anggota Kelompok 2

1. Alfan Nur Hidayat


2. Dhika Prayogo
3. Oktavia
4. Susi susanti
5. Riki Isro Khamdani

The Last Supper

 Nama Seniman : Leonardo da Vinci


 Tahun Pembuatan : dibuat pada tahun 1495
 Media dan teknik : Teknik Lukisan dengan media cat basah
 Sejarah Singkat
The Last Supper – atau perjamuan terakhir – merupakan lukisan mural yang dilukis oleh sang
maestro artis berkebangsaan Italy pada periode jaman Renaissance – Early Modern – Leonardo da
Vinci. Lukisan ini dibuat pada abad ke 15, pada dinding di dalam gereja Santa Maria delle Grazie, Milan,
Italia. Lukisan ini mulai dibuat pada tahun 1495 dalam rangka renovasi gereja dan gedung biara oleh
Ludovico Sforza, Bangsawan Milan – yang juga ternyata adalah pelanggan yang sering membeli karya-
karya Leonardo pada saat itu. Mural yang berulang kali mengalami proses restorasi sejak
pembuatannya ini, dipercaya terinspirasi dari Injil Yohanes 13:21, yaitu gambaran reaksi murid-murid
Yesus pada saat mengumumkan bahwa satu diantara mereka akan mengkhianatiNya.
Mural yang telah digandakan begitu banyaknya dan dicetak di berbagai media ini memiliki
ukuran asli 460 cm × 880 cm, sang pelukis ingin menggambarkan respon yang berbeda-beda dari
keduabelas murid mulai dari terkejut, marah dan tidak percaya bahwa hal itu akan terjadi. Figur dan
respon setiap murid awalnya tidak diketahui, yang bisa diketahui dengan jelas hanya figur Yesus,
Petrus, Yohanes dan Yudas, baru pada abad ke 19, berkat penemuan manuscript yang isinya
merupakan catatan harian Leonardo da Vinci, nama-nama atau sosok dari lukisan tersebut dapat
diketahui dengan pasti.
Pada dasarnya murid-murid dalam lukisan ini terbagi ke dalam 4 group dengan respond yang
beraneka ragam (dari kiri ke kanan):
Bartolomeus, Yakabus (son of Alphaeus), dan Andreas, tiga orang dalam satu group, dan
mereka semua terkejut
Yudas Iskariot, Petrus dan Yohanes berada di group setelahnya, Yudas memakai baju hijau biru
dan tertutup bayangan, tampak ingin menarik diri dan segera keluar dari perjamuan terakhir ini. Pada
gambar Yudas terdapat kantong kecil, sebagai eksposisi kantong perak yang digunakan untuk menukar
Yesus atau memang menunjukan dia adalah seorang Bendahara keduabelas rasul Yesus. Pada sosok
Yudas juga tampak dia sedang memegang tempat garam, dan berhubungan dengan pepatah timur
tengah “betray the salt” yang berarti menghianati tuannya, dan satu lagi yang menarik posisi kepala
Yudas adalah paling rendah diantara semua sosok murid (secara horizontal). Petrus terlihat memegang
pisau terlihat emosional, mungkin menggambarkan dia adalah murid yang melindungi Yesus atau juga
reaksinya pada saat di Taman Getsemani pada saat penangkapan Yesus. Sementara Yohanes, pengikut
yang termuda, digambarkan lemas dan tidak sadarkan diri.
Figur ditengah, Yesus, yang kedua tangannya mengarah kepada roti dan cawan anggur yang
merupakan simbolik, tubuh dan darah Kristus, inti dari perjamuan tersebut. Tapi yang menarik tangan
kanan Yesus selain mengarah ke cawan juga mengarah ke mangkok, sama seperti Yudas yang juga
mengarahkan tangannya ke mangkok, dan merupakan gambaran bahwa sebenarnya Yudaslah yang
mengkhianati Yesus. Yang menarik dari figur Yesus, apabila kita mengamati dengan seksama, Da Vinci
melukiskan dengan simbolik segitiga sama sisi, simbolik yang dipakai abad itu sebagai Trinitas atau
Holy Divine, Yesus dilukiskan dengan sosok yang tenang dan hanya di dalam jalanNyalah akan
ditemukan kedamaian sejati, dan bukan ke kanan atau ke kiri. Apabila diamati lebih dalam lagi, jika
kita menarik garis prespektif pada langit-langit dan lantai lukisan, serta proporsi ruangan, posisi kepala
Yesus benar-benar berada tepat di tengah, menggambarkan Dialah sentral, dan inilah arti Lukisan ini
sebenarnya!
Group berikutnya setelah Yesus adalah Tomas, Yakobus, dan Filipus. Tomas terlihat sangat
sedih, menaikan jari telunjuknya sebagai gambaran ketidakpercayaan pada saat Yesus bangkit,
Yakobus terlihat diam terpaku dan Filipus menampakan raut tubuh yang meminta penjelasan.
Matius, Jude Thaddeus, dan Simon the Zealot berada di group terkahir, Baik Jude Thaddeus
dan Matius mengarahkan badan mereka kepada Simon, mungkin dengan harapan dia mempunyai
penjelasan atas apa yang baru saja Yesus sampaikan
Restorasi
Sayangnya lukisan ini mengalami desaturasi atau catnya mulai terlihat pudar, ini disebabkan
pada saat pembuatannya Da Vinci bereksperimen dengan menggunakan cat kering, yang seharusnya
menggunakan cat basah agar bersatu dengan dinding atau wadahnya, tapi teknik baru Da Vinci ini
memang diyakini akan membantu proses pembuatan lukisan menajdi lebih detail dari mural pada
umumnya. Bahkan pada renovasi gereja satu abad sejak pembuatanya, dibuatlah pintu di dinding
menuju ruangan lain, dan tentu saja menghilangkan sisi bawah yaitu bagian kaki Yesus. Belum lagi
pada perang dunia ke dua serangan bom besar-besaran di kota Milan, hampir membuat sebagian
lukisan ini rusak. Tapi lewat teknologi yang sudah semakin maju, lukisan ini direstorasi tanpa
menghilangkan sisi aslinya, selain tentu saja membatasi jumlah wisatawan yang ingin melihat mural
tersebut.
Fakta Alkitab
Walaupun terlihat hanya sebuah lukisan dinding biasa, mural Lukisan The Last Supper karya
Leonardo Da Vinci menggambarkan situasi yang benar-benar kompleks, reaksi murid-murid yang
beraneka ragam dan sosok Yesus dilukiskan dengan sangat simple oleh Leonardo Da Vinci, inilah alasan
mengapa Lukisan The Last Supper begitu terkenalnya, telah diakui oleh beberapa Ahli bahwa lukisan
ini masih banyak memiliki misteri yang belum terungkap dan seperti reliku religi Kristen yang lain, The
Last Supper juga menjadi perdebatan yang tiada habisnya, maka tak heran interpertasinya telah
disalahgunakan pada segala zaman dari sejak awal pembuatannya. Yang terakhir tentu kita ingat
bagaimana film Da Vinci Code, melalui buku karangan Dan Brown, mencoba untuk menduga-duga apa
sebenarnya arti lukisan ini, tentu saja demi popularitas dan profit semata, dugaan mereka adalah fiksi
belaka, sangat jauh dari fakta kebenaran sejarah dan Alkitab. Lukisan The Last Supper ini hanyalah
sebagai kejeniusan dan salah satu bentuk ekspresi sang maestro, yang memang pada jaman itu
terkenal dengan seniman-seniman dengan ratusan karya kekristenanya, adalah Iman yang benar yang
akan ditempa melalui fakta kebenaran dengan landasan Firman Tuhan dan bukan interpertasi sebuah
mural.

Anda mungkin juga menyukai