Anda di halaman 1dari 38

KUNCI JAWABAN

BRILIAN
Buku Ringkasan Materi dan Latihan

BAHASA INDONESIA
SMA/SMK/MA/MAK Kelas XII
BAB 1 Surat Lamaran Kerja
A. Pilihan Ganda
1. B 15. C 29. C 43. E 57. D
2. E 16. B 30. D 44. C 58. B
3. C 17. C 31. D 45. E 59. B
4. D 18. E 32. D 46. B 60. E
5. B 19. D 33. A 47. B 61. D
6. D 20. E 34. D 48. C 62. E
7. A 21. C 35. A 49. A 63. A
8. B 22. A 36. A 50. C 64. E
9. B 23. B 37. D 51. C 65. C
10. A 24. A 38. C 52. D 66. C
11. C 25. C 39. D 53. B 67. B
12. A 26. E 40. B 54. B 68. B
13. B 27. A 41. D 55. D 69. D
14. D 28. B 42. C 56. B 70. C

B. Essay
1. Surat lamaran pekerjaan disusun berdasarkan sistematika tertentu.
Berikut ini sistematika surat lamaran pekerjaan.
a. Perihal
b. Lampiran
c. Titimangsa
d. Alamat/tujuan surat
e. Salam pembuka
f. Paragraf pembuka surat
g. Paragraf isi surat
h. Paragraf penutup surat
i. Salam penutup
j. Tanda tangan dan nama lengkap
2. Penulisan alamat yang dituju harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
a. Tidak menggunakan kata kepada.
b. Menulis kata Ibu/Bapak menggunakan huruf awal kapital.
c. Menulis PT tanpa menggunakan titik.
d. Tidak menyingkat kata jalan.
3. Penulisan salam pembuka diawali huruf kapital dan diikuti dengan tanda
koma, misalnya: “Dengan hormat,“. Paragraf pembuka menjelaskan
informasi lowongan yang didapat, posisi/jenis pekerjaan yang diharapkan
atau dilamar, dan identitas pelamar (menggunakan huruf awal kapital).
4. Berikut ini ciri kebahasaan surat lamaran pekerjaan.
a. Menggunakan ragam bahasa formal. Surat lamaran pekerjaan
merupakan salah satu jenis ragam surat resmi. Oleh karena itu, surat
lamaran harus menggunakan bahasa baku. Hindari penggunaan kata
tidak baku karena hal tersebut dapat memengaruhi penilaian
perusahaan terhadap pelamar.
b. Menggunakan kalimat efektif yang singkat, padat, dan jelas. Hindari
penggunaan kalimat yang bertele-tele dalam menulis surat lamaran.
5. Lampiran yang biasanya disertakan dalam surat lamaran pekerjaan antara
lain curiculum vitae/daftar riwayat hidup, fotokopi KTP, fotokopi ijazah
terakhir, fotokopi transkrip nilai, fotokopi SKCK (Surat Keterangan Catatan
Kepolisian), surat keterangan sehat dari dokter/dinas kesehatan, dan foto
4x6 berwarna terbaru.
6. Model penyusunan surat lamaran pekerjaan ada dua, yaitu surat lamaran
pekerjaan yang digabungkan dengan riwayat hidup (Curriculum Vitae) dan
surat lamaran pekerjaan yang dipisahkan dengan riwayat hidup
(Curriculum Vitae).
7. Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis surat lamaran
pekerjaan.
a. Bagian “perihal” dalam surat lamaran menjelaskan topik atau isi surat
tersebut yang ditempatkan di pojok kiri atas.
b. Bagian “lampiran” diisi dengan banyaknya persyaratan yang
dilampirkan pada bagian isi surat lamaran pekerjaan, misalnya
lampiran dalam surat lamaran tersebut adalah lima berkas.
c. Titimangsa ditempatkan di pojok kanan atas dan ditulis sesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, misalnya: Bandung, 10 April
2018.
d. Penulisan alamat yang dituju harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
Tidak menggunakan kata kepada.
Menulis kata Ibu/Bapak menggunakan huruf awal kapital.
Menulis PT tanpa menggunakan titik.
Tidak menyingkat kata d. jalan.
e. Penulisan salam pembuka diawali huruf kapital dan diikuti dengan
tanda koma, misalnya: “Dengan hormat,“.
f. Paragraf pembuka menjelaskan informasi lowongan yang didapat,
posisi/jenis pekerjaan yang diharapkan atau dilamar, dan identitas
pelamar (menggunakan huruf awal kapital).
g. Paragraf isi merupakan bagian yang menunjukkan kualitas diri
pelamar. Di bagian ini pelamar mencantumkan lampiran-lampiran
sebagai bahan pertimbangan perusahaan. Adapun lampiran yang
biasanya disertakan dalam surat lamaran pekerjaan antara lain
curiculum vitae/daftar riwayat hidup, fotokopi KTP, fotokopi ijazah
terakhir, fotokopi transkrip nilai, fotokopi SKCK (Surat Keterangan
Catatan Kepolisian), surat keterangan sehat dari dokter/dinas
kesehatan, foto 4x6 berwarna terbaru, dan lain-lain.
h. Paragraf penutup berisi harapan dan ucapan terima kasih dari
pelamar.
i. Salam penutup menggunakan frasa yang sesuai dengan salam
pembuka. Jika salam pembuka menggunakan frasa “Dengan hormat,”
salam penutup yang dapat digunakan yaitu “Hormat saya,”. Jangan
lupa, gunakan tanda baca koma di akhir salam.
j. Tanda tangan dan nama terang dituliskan pada bagian akhir surat di
sudut kanan bawah. Nama jelas maksudnya adalah nama dan gelar
pendidikan sesuai dengan gelar yang dituliskan pada bagian identitas
diri.
8. Berikut ini langkah-langkah menulis lamaran kerja.
a. Tulislah tanggal surat dibuat.
b. Tentukan perihal surat lamaran dibuat.
c. Tentukan lampiran yang akan dilampirkan dalam surat lamaran.
d. Tulis tujuan surat tersebut.
e. Buatlah paragraf pembuka yang berisi infomasi tentang lowongan
kerja yang dilamar.
f. Buatlah paragraf isi yang berisi identitas dan tujuan dibuatnya surat
lamaran. Cantumkan juga daftar lampiran yang disertakan.
g. Buatlah penutup surat yang berisi harapan dan ucapan terima kasih.
h. Buatlah salam penutup yang sama dengan salam pembuka.
9. Sirat lamaran kerja merupakan surat yang dibuat oleh seseorang (pelamar)
untuk mendapatkan pekerjaan. Melalui surat lamaran pekerjaan pelamar
menawarkan jasa yang akan diberikan pada perusahaan atau instansi yang
dilamar. Beberapa hal yang harus ditonjolkan dalam surat lamaran
pekerjaan antara lain riwayat hidup yang berisi tentang pendidikan,
pengetahuan, pengalaman, kecakapan, keterampilan, ataupun
kepribadian yang diterangkan secara singkat. JIka pelamar memenuhii
persyaratan yang ditentukan perusahaan, perusahaan akan memanggil
pelamar untuk melakukan wawancara kerja.
10. Contoh surat lamaran pekerjaan
Bandung, 10 April 2019
Perihal : Surat Lamaran Pekerjaan
Lampiran : Satu berkas

Yth. Pimpinan PT Sanjaya


Jalan Sersan Bajuri 13, Bandung

Dengan hormat,
Berdasarkan iklan lowongan pekerjaan dalam Harian Umum Pikiran Rakyat
edisi Sabtu, 7 April 2019 perusahaan yang Ibu/Bapak pimpin
membutuhkan tenaga Desain Interior. Oleh karena itu, saya yang bertanda
tangan di bawah ini.

Nama : Daffa Ananta


Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 1 Juli 1990
Pendidikan : S1 Desain Interior
Agama : Islam
Alamat : Jalan Ir. H. Juanda 100, Bandung
Nomor ponsel : 08173077800
Bermaksud mengajukan lamaran pekerjaan untuk mengisi jabatan
tersebut. Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan dokumen sebagai
berikut.
1. Satu lembar fotokopi ijazah.
2. Satu lembar fotokopi transkrip nilai.
3. Satu lembar fotokopi daftar riwayat hidup (curriculum vitae).
4. Satu buah fotokopi KTP.
5. Satu buah pas foto 3x4 cm.
Demikian surat lamaran pekerjaan ini saya ajukan. Saya mengucapkan
terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.

Hormat saya,

Daffa Ananta
BAB 2 Cerita Sejarah

A. Pilihan Ganda
1. E 15. A 29. A 43. D 57. D
2. C 16. D 30. B 44. B 58. C
3. E 17. B 31. D 45. C 59. C
4. D 18. C 32. A 46. D 60. B
5. D 19. B 33. A 47. A 61. D
6. B 20. B 34. B 48. B 62. E
7. D 21. A 35. B 49. E 63. B
8. B 22. C 36. D 50. D 64. D
9. C 23. A 37. D 51. C 65. B
10. D 24. C 38. B 52. C 66. C
11. D 25. D 39. C 53. E 67. D
12. B 26. B 40. C 54. B 68. A
13. A 27. D 41. A 55. D 69. B
14. C 28. E 42. C 56. E 70. A

B. Essay
1. Teks cerita sejarah merupakan teks yang bercerita tentang kejadian masa
lalu yang melatarbelakangi terjadinya sebuah peristiwa bersejarah atau
sesuatu yang memiliki nilai sejarah.
2. Berikut ini ciri-ciri cerita sejarah nonfiksi.
a. Disusun berdasarkan fakta yang objektif.
b. Kehidupan tokoh digambarkan lebih lengkap berdasarkan fakta.
c. Menyajikan kehidupan sesuai data dan fakta.
3. Struktur teks sejarah antara lain sebagai berikut.
a. Orientasi
Orientasi merupakan bagian pengenalan atau pembuka dari teks
cerita sejarah. Dalam bagian orientasi penulis memunculkan awal
mula terjadinya peristiwa sejarah yang diceritakan.
b. Urutan peristiwa
Urutan peristiwa merupakan rekaman peristiwa sejarah yang terjadi.
Urutan peristiwa biasanya disampaikan secara kronologis.
c. Reorientasi
Reorientasi merupakan bagian yang berisi komentar pribadi penulis
tentang peristiwa atau kejadian sejarah yang diceritakan. Bagian ini
merupakan tahapan yang bersifat pilihan, artinya boleh saja bagian ini
tidak disajikan oleh penulis teks cerita sejarah.
4. Teks cerita sejarah memiliki ciri kebahasaan berikut ini.
a. Menggunakan konjungsi temporal
Konjungsi temporal merupakan kata hubung yang menghubungkan
dua kejadian atau peristiwa. Konjungsi temporal dibagi menjadi
beberapa jenis di antaranya sebagai berikut.
Konjungsi temporal yang menghubungkan dua hal sederajat,
misalnya apabila, bilamana, demi, hingga, ketika, sejak, selama,
semenjak, sementara, tatkala, waktu, setelah, dan sesudah.
Konjungsi temporal yang menghubungkan dua buah kalimat yang
sederajat yaitu setelahnya dan sesudahnya.
b. Menggunakan nomina/kata benda
Nomina yang terdapat dalam cerita sejarah yaitu sebagai berikut.
Nomina modifikatif, misalnya dua botol dan ruang makan.
Nomina koordinatif, misalnya sandang pangan, lahir batin, hak
dan kewajiban, sarana dan prasarana, serta adil dan makmur.
Nomina apositif sebagai keterangan yang diselipkan atau
ditambahkan, misalnya Ani, yang orang tuanya sedang ke luar
negeri dipanggil ke ruang guru.
c. Menggunakan verba
Terdapat beberapa verba yang digunakan dalam teks cerita sejarah,
antara lain verba modifikatif, verba koordinatif, dan verba apositif.
5. Nomina yang terdapat dalam cerita sejarah yaitu sebagai berikut.
a. Nomina modifikatif, misalnya dua botol dan ruang makan.
b. Nomina koordinatif, misalnya sandang pangan, lahir batin, hak dan
kewajiban, sarana dan prasarana, serta adil dan makmur.
c. Nomina apositif sebagai keterangan yang diselipkan atau
ditambahkan, misalnya Ani, yang orang tuanya sedang ke luar negeri
dipanggil ke ruang guru.
6. Teks cerita sejarah fiksi merupakan cerita sejarah yang tidak nyata. Jalan
cerita pada teks sejarah fiksi disusun dan disajikan berdasarkan sudut
pandang pribadi pengarangnya. Karakter tokoh yang terdapat pada cerita
tidak digambarkan sepenuhnya. Beberapa jenis cerita sejarah fiksi adalah
novel, cerpen, dan legenda.
Cerita sejarah nonfiksi yaitu cerita sejarah yang benar-benar pernah terjadi
atau nyata. Teks cerita sejarah nonfiksi ditulis berdasarkan bukti dan data-
data yang objektif. Penggambaran tokoh di dalam cerita harus ditulis
berdasarkan fakta dan data.
7. Verba material merupakan kata kerja yang menunjukkan perbuatan fisik
atau peristiwa, seperti berlari, mencuci, dan membeli. Verba material
dalam paragraf tersebut antara lain mengikuti dan menyingkir
8. Kalimat yang menggunakan keterangan tempat pada teks tersebut.
(3) Sejak itulah Islam berkembang di Jawa Barat.
(4) Adapun rakyat yang tidak mengikuti ajaran Islam menyingkir ke daerah
pedalaman dan mengikuti kepercayaan asal mereka.
9. Konjungsi temporal adalah kata hubung yang menerangkan hubungan
waktu.
10. Konjungsi temporal yang terdapat pada kutipan teks tersebut adalah lalu.
BAB 3 Teks Editorial

A. Pilihan Ganda
1. D 15. E 29. C 43. D 57. A
2. B 16. A 30. C 44. B 58. C
3. C 17. D 31. D 45. D 59. A
4. D 18. C 32. B 46. A 60. D
5. B 19. B 33. C 47. B 61. D
6. B 20. A 34. A 48. B 62. B
7. A 21. D 35. A 49. C 63. B
8. B 22. E 36. A 50. D 64. A
9. C 23. A 37. D 51. C 65. B
10. B 24. A 38. D 52. E 66. E
11. C 25. E 39. B 53. C 67. C
12. E 26. A 40. D 54. D 68. E
13. C 27. D 41. D 55. C 69. A
14. E 28. C 42. C 56. A 70. B

B. Essay
1. Berikut ini ciri-ciri yang membedakan editorial/tajuk rencana dengan teks
yang lain.
a. Teks editorial berisi opini mengenai suatu peristiwa yang sedang ramai
dibicarakan.
b. Teks editorial berisi ulasan mengenai masalah, biasanya berskala
nasional maupun internasional.
c. Teks editorial bersifat subjektif.
d. Teks editorial menggunakan gaya bahasa formal.
e. Teks editorial bertujuan memberikan pandangan kepada masyarakat
mengenai suatu kejadian yang sedang ramai dibicarakan.
2. Berikut ini struktur dari teks editorial.
a. Pernyataan pendapat (thesis statement)
Pernyataan pendapat atau tesis merupakan bagian yang
mengemukakan topik yang akan disampaikan. Biasanya terdapat pada
awal paragraf sebagai pembuka teks editorial tersebut.
b. Argumentasi (arguments)
Pada bagian argumentasi penulis menyampaikan sudut pandangnya
terhadap fakta yang terjadi di lapangan dan mengomentari fakta
tersebut. Bagian argumentasi bertujuan mempengaruhi dan
meyakinkan pembaca. Argumentasi biasanya terdiri atas beberapa
paragraf.
c. Pernyataan ulang pendapat (reiteration)
Pernyataan ulang pendapat merupakan penutup opini yang berisi
penegasan kembali tesis dan argumentasi agar pembaca semakin
yakin dan terpengaruh oleh pandangan penulis mengenai topik dalam
teks editorial tersebut.
3. Berikut ini kaidah kebahasaan teks editorial.
a. Menggunakan adverbial frekuensi
Adverbia frekuensi merupakan kata keterangan yang menunjukkan
intensitas kegiatan, seperti sering, kadang-kadang, jarang, dan kerap.
b. Menggunakan konjungsi dalam menata argumentasi
Konjungsi ini menunjukkan urutan dari sebuah peristiwa, seperti
pertama, kedua, kemudian, dan berikutnya.
c. Menggunakan konjungsi untuk memperkuat argumentasi
Konjungsi ini menunjukkan tambahan argumen dari argumen
sebelumnya, seperti bahkan, juga, selain itu, lagi pula, dan justru.
d. Menggunakan kata kerja material, relasional, dan mental
Kata kerja material merupakan kata kerja yang menunjukkan
perbuatan fisik atau peristiwa, seperti berlari, mencuci, dan
membeli.
Kata kerja relasional dan kata kerja relasional atributif. Kata kerja
relasional merupakan kata kerja yang mengandung pengertian
yang biasanya digunakan untuk menjabarkan sebuah definisi.
Adapun kata kerja relasional atributif merupakan kata kerja yang
menyatakan milik.
Kata kerja mental merupakan kata kerja yang terdiri atas kata kerja
yang menerangkan persepsi, afeksi, dan kognisi. Kata kerja
persepsi adalah kata kerja yang berkaitan dengan pancaindera,
misalnya melihat, mendengar, dan mencium. Sementara itu, kata
kerja afeksi adalah kata kerja yang berkaitan dengan perasaan
psikologis seseorang, seperti marah, sedih, khawatir, dan senang.
Ada pula kata kerja kognisi yang berkaitan dengan proses
memahami sesuatu, seperti berpikir, mengerti, dan memahami.
e. Menggunakan banyak kosakata dan istilah
Dalam teks editorial biasanya banyak dijumpai kata-kata yang jarang
digunakan dalam keseharian, misalnya kata dianalogikan, subsidi,
imbas, dan kewirausahaan.
4. Contoh kalimat fakta.
a. Jumlah korban dari bencana banjir bandang di Riau adalah 71 orang.
b. Bahan dasar agar-agar rumput laut adalah rumput laut yang diolah
terlebih dahulu.
c. Daging ayam dan ikan merupakan sumber protein yang baik bagi
tubuh.
5. Contoh kalimat opini.
a. Menurut para ahli, agar diet berhasil sebaiknya diikuti dengan
olahraga yang teratur.
b. Kecelakaan itu sepertinya terjadi karena kelalaian pengendara motor
yang ugal-ugalan.
c. Kedisiplinan seorang anak sebaiknya dilatih sejak dini.
6. Aspek utama teks editorial adalah opini penulis dan sumber informasi.
7. Langkah-langkah menulis teks editorial dapat dilakukan dengan cara
memilih topik (selecting), mengumpulkan data (collecting), mengaitkan
semua bagian (connecting), dan memperbaiki isi (correcting).
a. Memilih topik
Langkah pertama dalam menulis tekas editorial adalah pemilihan
topik. Pemilihan topik berkaitan dengan isu yang akan menjadi dasar
penulisan editorial. Isu yang akan diangkat perlu dipertimbangkan dan
hal ini sesuai dengan kebijakan penulis dan pihak redaksi media. Selain
itu, pilihlah isu dengan topik yang menarik minat baca masyarakat dan
berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas, misalnya tentang
peristiwa kekeringan yang melanda berbagai daerah di Indonesia,
kenaikan harga BBM, atau pembentukan kabinet dalam
pemerintahan.
b. Mengumpulkan data
Opini yang ditulis dalam editorial perlu disertai dengan data
pendukung berupa fakta yang berkaitan dengan isu yang ditulis dalam
editorial. Data pendukung tersebut dapat menjadi penguat opini dan
memberikan penilaian yang objektif terhadap editorial yang ditulis.
Jadi, isi tulisan tidak hanya sekadar opini saja. Selain itu, teori dan
pendapat ahli pun perlu dipaparkan agar pendapat yang kita tulis lebih
berbobot.
c. Mengaitkan setiap bagian editorial dan mengembangkannya
Penyusunan editorial dapat didiskusikan dengan anggota redaksi.
Rembukan tersebut perlu dilakukan agar dapat menghubungkan
antara isu atau topik yang ditulis dengan sikap media. Tidak hanya isu
yang perlu disepakati bersama, detail dan contoh yang akan
diungkapkan dalam editorial tersebut juga harus berdasarkan
kesepakatan bersama. Setelah itu, diskusikan pula tentang opini yang
akan disampaikan dan solusi yang akan diberikan dalam editorial. Lalu,
kembangkanlah teks editorial dengan memperhatikan hal-hal yang
sudah didiskusikan tersebut.
d. Memperbaiki isi teks editorial (isi dan kaidah kebahasaannya)
Setelah teks editorial selesai ditulis, perbaiki hasil tulisan tersebut
secara menyeluruh. Isi teks editorial tersebut harus jelas dan
disampaikan dengan akurat serta tidak “menyerang” atau
“menyudutkan” pihak tertentu. Selain itu, penyampaian opini dalam
editorial tidak terkesan mengajari pembaca. Paragraf disusun dengan
menggunakan kalimat yang efektif dan kata-kata yang lugas.
Penggunaan contoh dan ilustrasi juga sangat bermanfaat. Kutipan
yang dapat menguatkan opini juga dapat menambah bobot teks
editorial tersebut.
8. Contoh teks editorial
Jihad Melawan Narkotik
Oleh: A. Helmy Faishal Zaini

Dalam hemat saya, ada tiga kejahatan yang sangat serius mengancam kita:
kriminalitas atau radikalisme cyber, narkotika, dan terorisme. Ketiganya saya
urutkan dari yang paling cepat menyebarkan gerakannya sampai yang paling
lambat. Pengelompokan ini bermanfaat untuk memetakan pola gerakan,
tindakan, dan pencegahannya.
Radikalisme cyber melalui penyebaran media online sungguh sangat
cepat. Beberapa kali Presiden Jokowi menegaskan bahwa media sosial
memiliki dua sisi mata pisau: baik dan buruk. Watak kecepatannya itulah
yang membuat kita kerap kewalahan. Belum ada negara yang tercatat sukses
mengontrol media sosial. Celakanya, jaringan radikalisme tumbuh dengan
subur melalui jaringan online. Sebabnya mudah, sebuah isu bisa bergulir dan
menggelinding begitu saja lewat media sosial. Fenomena mutakhir
menunjukkan bagaimana orang berbondong-bondong berdemonstrasi,
beraksi, dan bahkan persekusi hanya gara-gara isu yang tak jelas.
Dalam tulisan singkat ini, saya ingin berkonsentrasi untuk menguak
ancaman kedua, yakni narkotik. Ini persoalan yang sangat serius dan
mendesak untuk segera dirumuskan langkah dan penanganannya agar ia
tidak semakin berkembang biak meracuni generasi masa depan bangsa.
Berbagai berita mengabarkan bahwa para bandar narkotik telah
melakukan regenerasi pecandu. Ini merupakan alarm merah untuk kita
semua. Menurut catatan Badan Narkotika Nasional, jumlah pecandu narkotik
memiliki tren naik setiap tahun. Kenaikan itu juga dibarengi dengan
perubahan usia pemakai. Generasi muda sudah semakin banyak yang
terjangkiti. Bahkan polanya sudah berubah. Anak sekolah dasar pun sudah
"dicekoki" narkotik dengan harapan dewasa kelak mereka sudah menjadi
pecandu.
Ada tiga kata kunci yang bisa dijadikan arsenal untuk menghalau
penyebaran narkotik: pendidikan, keluarga, dan agama. Ketiganya harus
berjalan bergandeng dan seirama. Jika salah satu elemennya patah, bisa
dipastikan yang lain akan berjalan terseok-seok.
Pemenang Nobel Perdamaian, Malala Yousfazai (2015), pernah
mengatakan bahwa "dengan senjata kita dapat membunuh teroris, tapi
dengan pendidikan kita bisa membunuh terorisme". Lebih dari itu,
pendidikan yang baik juga akan dengan ampuh membunuh dan
mengamputasi peredaran dan jaringan narkotik yang sudah menggurita.
Pendidikan itu tentu saja bukan selalu soal sosialisasi bahaya
narkotik, penyuluhan, dan kegiatan sejenis. Lebih dalam dari itu semua, yang
perlu ditekankan adalah pendidikan yang membentuk karakter dan
membangun spirit siswa. Ini pendidikan yang berbasis pada apa yang disebut
sebagai penguatan mental.
Tapi pendidikan kita masih sangat kering akan nilai-nilai keteladanan.
Padahal esensi utama pendidikan adalah perubahan perilaku. Transformasi
perilaku adalah indikator keberhasilan pendidikan. Maka, tugas lembaga
pendidikan ibarat mesin giling. Ia mengolah gandum, jagung, dan beras yang
digiling menjadi bahan-bahan yang "berkarakter" dan siap untuk disajikan
kepada masyarakat.
Di kutub yang berbeda, saya sepakat pada apa yang dikatakan oleh
filsuf Jerman, Nietszche (1987), bahwa "pendidikan berlangsung di sekolah,
rumah, dan antara sekolah dan rumah". Belajar bisa di mana saja. Rumah
atau keluarga memiliki peran yang sangat penting untuk merawat
persemaian karakter yang sudah dibangun di sekolah. Keluarga yang baik
adalah keluarga yang mengarahkan anak-anaknya untuk menemukan
dirinya.
Yang perlu disoroti adalah lubang kosong untuk penyemaian karakter
itu. Lubang itu adalah ruang dan waktu antara rumah dan sekolah. Pada
bentangan inilah kita acap kecolongan. Pendidikan kita kerap tidak hadir dan
alpa di titik ini. Akibatnya, anak bisa bergaul dengan siapa pun, kalangan
mana pun. Kondisi inilah yang membuat kita kesulitan dan kewalahan untuk
mengidentifikasi masalah. Sangat mungkin dari sinilah akar penyebaran
narkotik itu bersemi.
Terakhir, soal agama. Agama memiliki lima prinsip utama, yakni
menjaga nyawa, agama, harta, martabat, dan keturunan. Prinsip ini dalam
Islam dikenal sebagai kulliyatul khoms. Narkotik itu melanggar dua prinsip:
menjaga nyawa dan keturunan. Narkotik jelas berbahaya karena mengancam
nyawa dan kelangsungan masa depan bangsa. Maka, memeranginya sama
saja dengan jihad.
Tiga aspek itu-pendidikan, keluarga, dan agama-harus bahu-
membahu bersama pemerintah melakukan pencegahan dan tindakan.
Usaha-usaha yang sifatnya preventif lebih baik dibanding upaya
penanggulangan. Dalam kaidah fikih hal ini disebutkan ad daf’u aqwa minar
raf’u. Menolak atau mencegah lebih baik daripada menghilangkan atau
mengobati. Prinsip inilah yang harus tetap kita pegang.
Generasi muda adalah kekuatan dan tiang yang bisa dijadikan
jaminan tegaknya suatu bangsa dan negara. Jika generasi muda sebuah
bangsa baik, masa depan bangsa tersebut juga baik. Begitu pula sebaliknya.
Michel Lahti (2013) pernah menulis dalam bukunya, Athfalul Yaum, Rijalul
Ghad, bahwa anak-anak masa kini adalah pemimpin masa depan. Kita harus
menyiapkan mereka sebaik-baiknya.

Sumber: https://kolom.tempo.co/read/1076748/jihad-melawan-narkotik
Soal Semester 1
A. Pilihan Ganda
1. A 11. C 21. E 31. B 41. A
2. D 12. B 22. B 32. C 42. E
3. D 13. B 23. A 33. B 43. D
4. C 14. E 24. A 34. B 44. A
5. D 15. C 25. A 35. B 45. B
6. B 16. C 26. D 36. B 46. E
7. C 17. B 27. E 37. A 47. B
8. D 18. E 28. E 38. A 48. C
9. E 19. B 29. E 39. D 49. E
10. D 20. E 30. C 40. E 50. E

B. Essay
1. Berikut ini ciri kebahasaan surat lamaran pekerjaan.
a. Menggunakan ragam bahasa formal. Surat lamaran pekerjaan
merupakan salah satu jenis ragam surat resmi. Oleh karena itu, surat
lamaran harus menggunakan bahasa baku. Hindari penggunaan kata
tidak baku karena hal tersebut dapat memengaruhi penilaian
perusahaan terhadap pelamar.
c. Menggunakan kalimat efektif yang singkat, padat, dan jelas. Hindari
penggunaan kalimat yang bertele-tele dalam menulis surat lamaran.
2. Surat lamaran pekerjaan disusun berdasarkan sistematika tertentu.
Berikut ini sistematika surat lamaran pekerjaan.
a. Perihal
b. Lampiran
c. Titimangsa
d. Alamat/tujuan surat
e. Salam pembuka
f. Paragraf pembuka surat
g. Paragraf isi surat
h. Paragraf penutup surat
i. Salam penutup
j. Tanda tangan dan nama lengkap

3. Contoh surat lamaran pekerjaan


Bandung, 10 April 2019
Perihal : Surat Lamaran Pekerjaan
Lampiran : Satu berkas

Yth. Pimpinan PT Sanjaya


Jalan Sersan Bajuri 13, Bandung

Dengan hormat,
Berdasarkan iklan lowongan pekerjaan dalam Harian Umum Pikiran Rakyat
edisi Sabtu, 7 April 2019 perusahaan yang Ibu/Bapak pimpin
membutuhkan tenaga Desain Interior. Oleh karena itu, saya yang bertanda
tangan di bawah ini.

Nama : Daffa Ananta


Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 1 Juli 1990
Pendidikan : S1 Desain Interior
Agama : Islam
Alamat : Jalan Ir. H. Juanda 100, Bandung
Nomor ponsel : 08173077800
Bermaksud mengajukan lamaran pekerjaan untuk mengisi jabatan
tersebut. Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan dokumen sebagai
berikut.
6. Satu lembar fotokopi ijazah.
7. Satu lembar fotokopi transkrip nilai.
8. Satu lembar fotokopi daftar riwayat hidup (curriculum vitae).
9. Satu buah fotokopi KTP.
10. Satu buah pas foto 3x4 cm.
Demikian surat lamaran pekerjaan ini saya ajukan. Saya mengucapkan
terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.

Hormat saya,

Daffa Ananta
4. Judul teks cerita sejarah
a. Sejarah Dunia Kuno
b. Pidie Jaya dalam Lintasan Sejarah
c. Bukan 350 Tahun Dijajah
5. Sinopsis cerita sejarah.
Api Sejarah
Sejarah memang sarat dengan kepentingan. Itu sebabnya, kesadaran
sejarah di kalangan umat Islam sangat rendah. Padahal, dahulu kita
memiliki sejarawan-sejarawan unggul: Thabari, Mas'udi, Ibnu Hisyam, Ibnu
al-Atsir, Ibnu Khaldun, dan masih banyak lagi. Karena itu, buku yang ditulis
Ahad Mansur Suryanegara ini sangat berharga untuk menjernihkan
sejarah. Semoga banyak lagi sejarahwan islam yang memiliki kepedulian
seperti beliau.
Buku API SEJARAH karya Mansur Suryanegara sarat dengan informasi dan
keteladanan dari para pejuang muslim yang terdahulu. Buku ini baik sekali
untuk dibaca dan sejarah para pejuang didalamnya sangat bermanfaat
untuk diteladani oleh mereka yang masih memiliki "API" perjuangan.
6. Kerangka Cerita Sejarah
Kisah Prabu Siliwangi
a. Cerita tentang Prabu Siliwangi
b. Cerita masyarakat tentang harimau putih
c. Mengapa Prabu Siliwangi begitu terkenal di Priangan?
7. Teks editorial berisi infromasi berupa pendapat, pandangan, atau pikiran
dari seseorang terhadap sebuah persoalan. Pendapat, pandangan, atau
pikiran tersebut harus dilengkapi fakta penunjang dan alasan yang masuk
akal. Gagasan yang dsampaikan dalam teks editorial harus disertai
argumentasi yang kuat.
8. Berikut ini struktur dari teks editorial.
a. Pernyataan pendapat (thesis statement)
Pernyataan pendapat atau tesis merupakan bagian yang
mengemukakan topik yang akan disampaikan. Biasanya terdapat pada
awal paragraf sebagai pembuka teks editorial tersebut.
b. Argumentasi (arguments)
Pada bagian argumentasi penulis menyampaikan sudut pandangnya
terhadap fakta yang terjadi di lapangan dan mengomentari fakta
tersebut. Bagian argumentasi bertujuan mempengaruhi dan
meyakinkan pembaca. Argumentasi biasanya terdiri atas beberapa
paragraf.
9. Ciri-ciri kalimat fakta antara lain sebagai berikut.
a. Dapat dibuktikan kebenarannya.
b. Berisi data-data yang sifatnya kuantitatif (berupa angka)
dan kualitatif (berupa pernyataan).
c. Berisi data yang akurat (waktu, tanggal, tempat, dan peristiwa).
d. Berasal dari sumber dan narasumber yang terpercaya.
e. Bersifat objektif, tidak dibuat-buat.
f. Menyatakan kejadian yang sedang atau telah dan pernah terjadi.
g. Informasi berasal dari kejadian yang sebenarnya.
Berikut ini ciri-ciri kalimat opini.
a. Tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
b. Bersifat subjektif dan biasanya disertai dengan pendapat, saran, dan
uraian yang menjelaskan.
c. Tidak memiliki narasumber.
d. Berisi pendapat tentang peristiwa yang terjadi.
e. Menunjukkan peristiwa yang belum pasti terjadi atau terjadi di
kemudian hari.
f. Merupakan pikiran atau pendapat seseorang maupun kelompok.
g. Informasi yang disampaikan belum ada pembuktiannya.
h. Biasanya ditandai dengan penggunaan kata-kata yang belum pasti
kebenarannya, misalnya bisa jadi, sepertinya, mungkin, seharusnya,
dan sebaiknya.
10. Kerangka Editorial
Bandara Kertajati untuk Masyarakat
a. Pembangunan di Era presiden baru
b. Bandara di Jawa Barat
c. Pembangunan Bandara Kertajati
d. Kertajati sebagai bandara terbesar kedua di Indonesia
e. Layanan Bandara Kertajati
f. Harapan atas hadirnya Bandara Kertajati
BAB 4 Novel
A. Pilihan Ganda
1. B 15. C 29. B 43. E 57. D
2. B 16. C 30. E 44. B 58. D
3. A 17. E 31. B 45. B 59. A
4. B 18. C 32. B 46. B 60. B
5. A 19. D 33. B 47. A 61. D
6. D 20. B 34. D 48. B 62. B
7. C 21. B 35. E 49. C 63. B
8. D 22. C 36. D 50. C 64. B
9. C 23. B 37. D 51. E 65. E
10. C 24. A 38. E 52. A 66. A
11. D 25. B 39. A 53. A 67. D
12. C 26. A 40. C 54. C 68. E
13. E 27. D 41. A 55. D 69. D
14. E 28. B 42. C 56. D 70. C

B. Essay
d. Latar atau Setting
Latar atau setting merupakan tempat dan waktu yang melatarbelakangi
terjadinya kejadian dan peristiwa dalam cerita. Terdapat beberapa jenis
latar dalam sebuah novel, antara lain waktu, tempat, suasana, sosial budaya,
dan lingkungan.
e. Sudut pandang/point of view
Sudut pandang adalah teknik bercerita atau cara penyampaian cerita. Sudut
pandang atau point of view merupakan cara pandang pengarang dalam
menempatkan dirinya pada cerita.
f. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan suatu corak dalam pemilihan bahasa yang
digunakan oleh penulis di dalam cerita novel.
g. Amanat
Amanat merupakan pesan dari pengarang kepada pembaca yang
terkandung dalam cerita. Pengarang dapat mengungkapkan pesan secara
tersirat (penyampaiannya secara langsung sehingga pembaca bisa langsung
menemukannya) ataupun tersurat (penyampaiannya secara tidak langsung,
atau pembaca perlu membaca cerita dari awal hingga akhir untuk bisa
menemukan pesan dari penulis).

Unsur-unsur ekstrinsik novel adalah unsur dari luar novel tersebut.


Beberapa unsur ekstrinsik novel antara lain sejarah atau latar belakang
kehidupan pengarang, budaya, dan situasi atau keadaan psikologis
pengarang saat novel tersebut ditulis.
BAB 5 Opini dalam Artikel
A. Pilihan Ganda

1. E 17. D 33. C 49. A 65. E


2. E 18. C 34. E 50. C 66. B
3. C 19. A 35. C 51. D 67. C
4. B 20. E 36. A 52. E 68. C
5. D 21. D 37. D 53. C 69. C
6. A 22. C 38. D 54. D 70. A
7. C 23. C 39. C 55. D 71. B
8. B 24. A 40. A 56. A 72. A
9. C 25. B 41. C 57. B 73. C
10. A 26. A 42. D 58. C 74. E
11. D 27. E 43. C 59. B 75. B
12. E 28. C 44. A 60. B 76. D
13. B 29. C 45. D 61. D 77. A
14. C 30. B 46. E 62. C 78. E
15. A 31. B 47. D 63. B 79. C
16. C 32. C 48. E 64. D 80. D

B. Essay
1. Berikut ini ciri-ciri opini.
a. Tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
b. Bersifat subjektif dan biasanya disertai dengan pendapat, saran, dan
uraian yang menjelaskan.
c. Tidak memiliki narasumber.
d. Berisi pendapat tentang peristiwa yang terjadi.
e. Menunjukkan peristiwa yang belum pasti terjadi atau terjadi di
kemudian hari.
f. Merupakan pikiran atau pendapat seseorang maupun kelompok.
g. Informasi yang disampaikan belum ada pembuktiannya.
2. Berikut ini beberapa langkah dalam mengonstruksi artikel.
a. Pemilihan isu
Langkah pertama dalam menulis artikel adalah menentukan isu atau
tema. Isu bisa kita dapatkan dari membaca media massa, menonton
televisi, diskusi, atau dari media sosial.
b. Pengumpulan data
Setelah isu dipilih, langkah selanjutnya adalah mencari data sebanyak
mungkin. Data ini bisa kita dapatkan dari buku, artikel, atau website.
Ketersediaan internet sangat memudahkan kita dalam mencari data.
Buku dan surat kabar atau majalah juga dapat digunakan sebagai
sumber data.
c. Pengolahan data
Ketika data telah terkumpul, olah data tersebut. Pilihlah data yang
sesuai dengan tujuan artikel yang akan ditulis dan mendukung
kekuatan isi dari artikel tersebut.
d. Memberi judul
Judul tulisan sangat menentukan daya tarik dari artikel yang ditulis.
Judul menentukan ketertarikan pembaca untuk membaca artikel
tersebut. Terdapat beberapa cara dalam memberi judul tulisan. Bisa
dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan.
e. Membuat lead yang bagus
Lead atau kepala tulisan adalah pintu masuk berikutnya setelah
pembaca membaca judul. Lead yang bagus adalah kunci untuk
memancing pembaca agar bersedia menuntaskan tulisan kita. Lead
dapat ditulis dalam bentuk pernyataan, pertanyaan, kutipan, deskripsi,
atau kesimpulan dari tulisan kita.
f. Membuat alur tulisan
Alur tulisan dapat diawali oleh deskripsi tentang fenomena yang
terjadi. Lalu, diikuti dengan informasi latar belakang fenomena yang
terjadi, membandingkannya dengan teori atau fenomena yang telah
terjadi sebelumnya, dan ditutup dengan solusi yang diberikan.
g. Menutup artikel
Beberapa artikel ditutup dengan pernyataan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa penulis cukup percaya diri dengan solusi yang dia
tawarkan dalam artikel tersebut. Meskipun demikian, ada juga penulis
yang menutup tulisan dengan menggunakan kalimat pertanyaan.
3. Ciri-ciri dan kaidah teks opini adalah sebagai berikut.
a. Menggunakan konjungsi (kata penghubung)
Konjungsi atau kata penghubung adalah sekumpulan kata yang
berfungsi untuk menghubungkan kelompok kata dengan kata lain,
kalimat dengan kalimat, klausa dengan klausa, dan paragraf dengan
paragraf. Contoh kata penghubung yang digunakan dalam teks opini di
antaranya dan, karena, tetapi, dan ketika.
b. Menggunakan kata keterangan
Kata keterangan merupakan sebuah kata yang menunjukkan sebuah
keterangan suatu peristiwa, kata keterangan yang kerap digunakan
adalah keterangan waktu dan keterangan tempat. Beberapa kata
keterangan yang digunakan dalam teks opini antara lain dengan,
secara, menggunakan, untuk, dan supaya.
c. Menggunakan kata kerja
Terdapat tiga jenis kata kerja yang biasa digunakan dalam teks opini,
yaitu sebagai berikut.
Kata kerja relasional merupakan kata kerja yang berfungsi untuk
menghubungkan subjek dan kalimat pelengkap. Sebuah kalimat
dengan verba relasional harus memiliki pelengkap agar tidak
rancu. Beberapa kata kerja relasional antara lain memiliki,
menduduki, merupakan, mendapat, dan menjadi.
Kata kerja material merupakan kata kerja yang menunjukkan
adanya aktivitas fisik yang terjadi dan dapat dilihat karena bersifat
nyata. Contoh kata kerja ini adalah membaca, menulis, menari,
dan bernyanyi.
Kata kerja mental merupakan kata kerja yang berhubungan
langsung dengan mental seseorang. Umumnya kata kerja ini
digunakan untuk mengungkapkan perasaan penulis, misalnya
memikirkan, menolak, dan memahami.
4. Karena persepsi merupakan pemberian makna terhadap suatu kejadian,
persepsi cenderung membentuk opini publik. Ketika seseorang
menyaksikan berita atau mendengar kabar tertentu maka mulailah dibuat
penilaian terhadap penyebab dan kemungkinan yang akan terjadi. Hal
tersebut melahirkan sebuah opini.
5. Terdapat beberapa cara dalam menyampaikan sebuah opini. Setiap orang
memiliki cara menyampaikan opini tergantung pada kondisi atau situasi
yang terjadi dan alasan pribadi. Seseorang dapat menyampaiak opini
secara aktif, pasif, verbal, menggunakan bahasa konotatif, dan
menggunakan gestur tertentu.
6. Unsur pembentuk opini adalah kepercayaan, sikap, dan persepsi.
a. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan salah satu dasar yang melatarbelakangi
seseorang dalam menyampaikan sebuah pendapat atau tanggapan
terhadap suatu masalah yang terjadi. Nilai kepercayaan ini bisa
didasari oleh aliran politik, agama, kebudayaan, atau lingkungan.
Kepercayaan memiliki pengaruh yang sangat dalam penyampaian
sebuah opini, sehingga seseorang yang memiliki latar belakang yang
sama cenderung memiliki opini yang sama pula.
b. Sikap
Opini dapat lahir dari sikap seseorang terhadap sesuatu hal.
Pernyataan sikap disampaikan melalui opini terhadap suatu masalah.
Sikap ini bisa berupa pembenaran atau penolakan terhadap sesuatu
yang didengar atau dilihat.
c. Persepsi
Karena persepsi merupakan pemberian makna terhadap suatu
kejadian, persepsi cenderung membentuk opini publik. Ketika
seseorang menyaksikan berita atau mendengar kabar tertentu maka
mulailah dibuat penilaian terhadap penyebab dan kemungkinan yang
akan terjadi. Hal tersebut melahirkan sebuah opini.
7. Kalimat fakta
a. Soekarno dan Hatta merupakan proklamator kemerdekaan RI.
b. Bandara Kertajati mulai beroperasi pada tanggal 24 Mei 2018.
c. Presiden Jokowi meresmikan Bandara Kertajati.
d. Bandara Kertajati merupakan bandara internasional.
e. Bandara Kertajati berada di Majalengka.
8. Kalimat opini
a. Menurut saya lukisan itu sangat artistic.
b. Saya merasa Ramadan tahun ini berlalu dengan cepat.
c. Jika harga BBM naik, biasanya harga bahan makanan juga naik.
d. Kebijakan pemerintah harus prorakyat.
e. Manfaat membaca biografi adalah menambah pengetahuan.
9. Kalimat dengan kata kerja relasional, mental, dan material.
a. Kata kerja relasional
Andi memiliki dua ekor kucing.
Jangan menduduki kursi itu.
Ramadan merupakan bulan penuh berkah.
Ani mendapat izin dari ayah untuk menonton konser musik.
Setelah resmi terdaftar di salah satu universitas, dia akan menjadi
seorang mahasiswa.
b. Kata kerja material
Yani senang membaca buku biografi.
Hampir setiap hari Ani menulis pengalamannya di buku diari.
Hobi menari yang digeluti gadis cantic itu dari kecil mulai
membuahkan hasil.
Raisa benyanyi di depan penggemar setianya.
Aku sudah terbiasa mencuci pakaian sendiri.
c. Kata kerja mental
Ibu selalu memikirkan kakak yang tidak pernah pulang ke rumah.
Anwar menolak diantarkan ke sekolah oleh ayahnya.
Pasangan suami istri harus saling memahami.
Seorang ibu akan selalu menyayangi anaknya.
Orang tuanya tidak pernah memaksa ia untuk ikut berlahraga.
10. Artikel opini
Perlukah Ujian Nasional Online Diadakan?

Beberapa hari lagi Ujian nasioanal akan segera dilaksanakan baik di


tingkat SMA hingga tingkat SD Pelaksanaannya pun sama dengan
pelaksanaan ujian nasional tahun lalu, hanya saja pemerintah dalam hal
ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendibud)
menambahkan sedikit aturan baru yaitu dengan melaksanakan ujian
nasional secara online di beberapa sekolah.

Jika dilihat dari keadaan dan situasi yang ada dilapangan saat ini, rencana
pelaksanaan ujian nasional online tersebut tidaklah tepat dan perlu untuk
dipertimbangkan kembali. Sebenarnya ide yang disampaikan oleh
pemerintah untuk melaksanakan ujian nasional tersebut sangat baik
tetapi dalam pelaksanaanya di lapaangan akan menimbulkan berbagai
macam permasalahan seperti infrastruktur yang belum merata dan
kurangnya pengetahuan atau tenaga-tenaga ahli di beberapa sekolah.

Jika pelaksanaan ujian nasional online ini tetap dilakukan, beberapa


sekolah akan mengalami kesulitan karena ketiadaan infrastruktur yang
memadai seperti komputer, akses internet dan daya listrik. Coba kita
bayangkan jika di sekolah tersebut memiliki 300 siswa yang mengikuti
ujian nasional, maka berapa jumlah komputer yang dibutuhkan oleh
pihak sekolah untuk melaksanakan ujian nasioanl ini. Tentunya mereka
akan membutuhkan komputer yang sangat banyak. Apabila tetap
dipaksakan, cara satu-satunya adalah dengan menggunakan komputer
secara bergantian, tetapi cara ini malah akan menimbulkan masalah baru
yaitu timbulnya kecurangan-kecurangan dalam ujian nasional. Kalaupun
kecurangan ini tetap dibiarkan terjadi, lantas apa gunanya ujian nasional
dilaksanakan dengan menghambur-hamburkan uang Negara yang tidak
sedikti tersebut, jika tujuan utama ujian nasional tidak tersampaikan.

Terlebih lagi masalah yang dapat ditimbulkan adalah kurangnya tenaga-


tenaga ahli di beberapa sekolah. Pelaksanaan ujian nasional yang baru
akan dilaksanakan tahun ini akan membuat beberapa sekolah bingung.
Bahkan ada juga yang tidak mengerti bagaimana melaksanakannya.
Misalnya, jika ada guru dan siswa yang tidak bisa menggunakan
komputer, lalu apa yang akan terjadi? bisa dipastikan mereka akan
kesulitan dan tentunya ini juga akan menambah beban beberapa siswa.
Mereka bisa terganggu konsentarsinya dan akibatnya mereka malah akan
gagal dalam ujian nasioanl ini.

Semestinya apabila pemerintah ingin melaksanakan ujian nasional secara


online, mereka harus menjamin ketersediaan infrastruktur yang
mendukung dan juga jangan terlalu terburu-buru untuk
melaksanakannya. Pemerintah pun perlu melakukan sosialisasi langsung
ke sekolah jauh-jauh hari sebelum ujian nasional dilaksanakan agar tidak
menimbulkan masalah yang telah disebutkan di atas.

http://www.kelasindonesia.com
BAB 6 Kritik dan Esai
A. Pilihan Ganda
1. B 15. E 29. C 43. C 57. E
2. C 16. B 30. A 44. E 58. E
3. A 17. A 31. C 45. D 59. D
4. B 18. E 32. B 46. C 60. E
5. D 19. E 33. E 47. B 61. D
6. B 20. B 34. E 48. B 62. A
7. C 21. D 35. B 49. C 63. C
8. A 22. D 36. E 50. D 64. C
9. C 23. E 37. B 51. A 65. A
10. B 24. A 38. D 52. D 66. B
11. A 25. A 39. E 53. B 67. C
12. D 26. B 40. D 54. C 68. B
13. C 27. B 41. C 55. A 69. A
14. B 28. B 42. E 56. A 70. B

B. Essay
1. Kritik sastra adalah pertimbangan baik buruk terhadap hasil karya sastra.
H.B. Jasin mengemukakan bahwa kritik kesusastraan adalah pertimbangan
baik atau buruk suatu hasil kesusastraan. Pertimbangan tersebut disertai
dengan alasan mengenai isi dan bentuk karya sastra. Kritik sastra
memberikan penilaian terhadap karya sastra tentang bermutu atau
tidaknya karya sastra tersebut. Kritik sastra dibuat lebih sistematis
dibandingkan esai. Kritik sastra bersifat objektif, sedangkan esai lebih
bersifat subjektif.
2. Ciri-ciri kritik sastra
a. Memberikan tanggapan terhadap objek kajian (hasil karya sastra).
b. Memberikan pertimbangan baik dan buruk sebuah karya sastra.
c. Bersifat objektif.
d. Memberikan solusi atau kritik-konstruktif.
e. Tidak menduga-duga.
f. Memaparkan penilaian pribadi tanpa memuat ide-ide.
3. Berikut ini beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun
kritik dan esai.
a. Masalah yang dibahas harus layak untuk diulas.
b. Pendekatan yang digunakan harus jelas, faktual atau imajinatif.
c. Jika penulis menggunakan pendekatan faktual, ulasan harus didukung
oleh fakta yang nyata dan objektif.
4. Jenis-jenis kritik
a. Berdasarkan bentuknya
Kritik teoritis merupakan kritik sastra yang bekerja atas dasar
prinsip- prinsip umum untuk menetapkan seperangkat istilah yang
berhubungan, pembedaan-pembedaan, dan kategori-kategori
untuk diterapkan pada pertimbangan dan interpretasi karya sastra
maupun penerapan “kriteria” (standar atau norma) untuk menilai
karya sastra dan pengarangnya.
Kritik terapan merupakan diskusi karya sastra tertentu dan
penulisnya.
b. Kritik berdasarkan pelaksanaannya
Kritik judisial adalah kritik sastra yang berusaha menganalisis dan
menerangkan efek-efek karya sastra berdasarkan pokoknya,
organisasinya, teknik, dan gayanya, serta mendasarkan
pertimbangan individu kritikus atas dasar standar umum tentang
kehebatan karya sastra.
Kritik induktif adalah kritik sastra yang menguraikan bagian-bagian
karya sastra berdasarkan fenomena yang ada secara objektif.
Kritik induktif meneliti karya sastra sebagaimana halnya ahli ilmu
alam meneliti gejala alam secara objektif tanpa menggunakan
standar tetap di luar dirinya.
Kritik impresionistik adalah kritik sastra yang berusaha
menggambarkan dengan kata-kata dan sifat yang terasa dalam
bagian khusus karya sastra dan menyatakan tanggapan (impresi)
kritikus yang ditimbulkan langsung oleh karya sastra.
c. Berdasarkan orientasi terhadap karya sastra
Kritik mimetik merupakan kritik yang cenderung mengukur
kemampuan suatu karya sastra dalam menangkap gambaran
kehidupan yang dijadikan suatu objek.
Kritik pragmatik merupakan kritik yang disusun berdasarkan
pandangan bahwa sebuah karya sastra disusun untuk mencapai
efek tertentu bagi pembaca, seperti efek kesenangan, estetika,
atau pendidikan.
Kritik ekspresif merupakan kritik yang cenderung menilai karya
sastra dengan memperlihatkan kemampuan pencurahan,
kesejatian, atau visi penyair yang secara sadar atau tidak tercermin
dalam karya tersebut.
Kritik objektif merupakan kritik sastra yang menekankan pada
unsur intrinsik. Kritik ini menggunakan pendekatan bahwa suatu
karya sastra adalah karya yang mandiri.
5. Unsur yang menarik dari puisi Abad yang Berlari karya Afrizal Malna dalah
kekuatan temanya. Selain itu, puisi tersebut juga memiliki nada, rasa, dan
perasaan yang membaur dengan sempurna.
6. Esai, menurut KBBI, adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah
secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. H.B. Jasin
memaparkan bahwa esai adalah uraian yang membicarakan beragam
masalah sastra, tidak tersusun secara teratur, tetapi seperti dipetik dari
bermacam jalan pikiran. Esai sebagai satu bentuk karangan dapat bersifat
informal dan formal. Esai informal menggunakan bahasa percakapan,
menggunakan kata sapaan “saya”, dan seolah-olah penulis sedang
berbicara langsung dengan pembaca melalui esai tersebut. Adapun esai
formal menggunakan semua persyaratan penulisan karya tulis yang baku.
7. Ciri-ciri esai.
a. Berbentuk prosa yang berisi gagasan.
b. Singkat dan dapat dibaca dengan santai dalam waktu yang relatif
singkat.
c. Memiliki ciri khas, seorang penulis esai yang baik memiliki karakter
tulisan yang khas dan membedakannya dengan tulisan orang lain.
d. Selalu tidak utuh, penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik
dari objek yang hendak ditulis.
e. Bersifat subjektif.
8. Jenis-jenis esai.
a. Esai deskriptif merupakan jenis esai yang dapat menuliskan objek atau
subjek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa
mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, atau pantai.
b. Esai tajuk merupakan jenis esai yang dapat dilihat di surat kabar atau
majalah. Esai ini memiliki fungsi menyatakan pandangan dan sikap
surat kabar atau majalah tersebut terhadap isu tertentu.
c. Esai cukilan merupakan esai yang membeberkan beberapa segi dari
kehidupan individual seseorang kepada pembaca.
d. Esai pribadi merupakan esai yang hampir sama dengan esai cukilan.
Akan tetapi esai pribadi ditulis oleh pribadi tersebut tentang dirinya
sendiri.
e. Esai reflektif merupakan esai yang ditulis secara formal dan serius.
Penulis mengungkapkan secara mendalam, sungguh-sungguh, dan
hati-hati tentang topik yang penting berhubungan dengan hidup,
misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi.
f. Esai kritik merupakan esai yang memusatkan diri pada uraian tentang
seni, misalnya lukisan, tarian, pahatan, patung, teater, dan
kesusastraan.
9. Kaidah kebahasaan teks kritik dan esai.
a. Menggunakan kalimat kompleks. Kalimat kompleks merupakan
kalimat yang memiliki lebih dari dua struktur dan dua verba.
b. Menggunakan konjungsi (kata penghubung) yang menghubungkan
setiap kata.
c. Menggunakan kata rujukan yang digunakan untuk menyokong atau
memperkuat pernyataan dengan tegas. Kata rujukan dikenal juga
dengan sebutan referensi.
d. Menggunakan pilihan kata tertentu. Penulis menggunakan pilihan
kata (diksi) tertentu sesuai topik yang dibahas.
10. Pembukaan kritik sastra tentang puisi
Pendekatan mimetic berpandangan bahwa Karya sastra merupakan tiruan
alam, kehidupan, atau dunia ide. Menurut Teew (1980:11), karya sastra
tidak lahir dari situasi kosong budaya. Jika diperhatikan dengan saksama,
pusi Sendiri karya Cairil Anwar menceritakan hdiup yang ia lalui tanpa
hadirnya seorang ibu.
Soal Semester 2
A. Pilihan Gand
1. C 11. A 21. D 31. E 41. A
2. B 12. E 22. B 32. A 42. C
3. B 13. C 23. C 33. E 43. A
4. C 14. D 24. B 34. C 44. D
5. B 15. E 25. C 35. B 45. D
6. B 16. B 26. C 36. B 46. D
7. B 17. B 27. B 37. C 47. B
8. C 18. B 28. B 38. B 48. D
9. C 19. C 29. B 39. D 49. B
10. D 20. C 30. B 40. E 50. E

B. Essay

1. Unsur Intrinsik
a. Tema
Tema merupakan ide atau gagasan utama dari sebuah novel. Tema
mengandung gambaran luas tentang kisah yang akan diangkat sebagai
cerita.
b. Tokoh/Penokohan
Tokoh merupakan pelaku yang memerankan karakter dalam sebuah
novel. Adapun penokohan merupakan watak atau sifat dari tokoh yang
ada dalam cerita novel tersebut. Berdasarkan watak atau karakternya,
tokoh dibagi menjadi tiga, antara lain tokoh protagonis (tokoh utama),
tokoh antagonis (musuh tokoh protagonis dalam cerita), dan tokoh
tritagonis (penengah antara tokoh protagonis dan tokoh antagonis).
Dalam setiap novel, pengarang menggambarkan karakter tokoh
dengan cara yang berbeda-beda. Berikut ini cara yang biasa dilakukan
pengarang untuk menggambarkan watak atau karakter tokoh dalam
novel.
c. Alur (Plot)
Alur (plot) merupakan rangkaian peristiwa yang membentuk sebuah
cerita pada novel. Secara umum, alur yang biasanya digunakan dalam
sebuah novel antara lain alur maju (progresif), alur mundur (regresif),
dan alur campuran. Alur cerita disusun oleh beberapa tahapan yang
akhirnya menjadi cerita yang menarik.
d. Latar atau Setting
Latar atau setting merupakan tempat dan waktu yang
melatarbelakangi terjadinya kejadian dan peristiwa dalam cerita.
Terdapat beberapa jenis latar dalam sebuah novel, antara lain waktu,
tempat, suasana, sosial budaya, dan lingkungan.
e. Sudut pandang/point of view
Sudut pandang adalah teknik bercerita atau cara penyampaian cerita.
Sudut pandang atau point of view merupakan cara pandang pengarang
dalam menempatkan dirinya pada cerita.
f. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan suatu corak dalam pemilihan bahasa yang
digunakan oleh penulis di dalam cerita novel.
g. Amanat
Amanat merupakan pesan dari pengarang kepada pembaca yang
terkandung dalam cerita. Pengarang dapat mengungkapkan pesan
secara tersirat (penyampaiannya secara langsung sehingga pembaca
bisa langsung menemukannya) ataupun tersurat (penyampaiannya
secara tidak langsung, atau pembaca perlu membaca cerita dari awal
hingga akhir untuk bisa menemukan pesan dari penulis).
Unsur Ekstrinsik
Unsur-unsur ekstrinsik novel adalah unsur dari luar novel tersebut.
Beberapa unsur ekstrinsik novel antara lain sejarah atau latar belakang
kehidupan pengarang, budaya, dan situasi atau keadaan psikologis
pengarang saat novel tersebut ditulis.
2. Contoh novel
a. Ayat-Ayat Cinta
b. Laskar Pelangi
c. 5 cm
3. Berikut ini langkah-langkah dalam menulis novel.
a. Mencari ide
Langkah pertama dan utama dalam menulis novel adalah mencari
ide. Ide dapat muncul dari mana saja, misalnya dari teman, keadaan
sekolah, berita TV, peristiwa perjalanan, atau imajinasi dari lagu
tertentu. Ide akan mengantarkan kita pada genre novel apa yang
akan dibuat, misalnya novel romantis, science fiction, horor, thriller,
misteri, komedi, dan inspirasi.
b. Menentukan unsur-unsur instrinsik
Kita dapat mulai menentukan unsur intrinsik dan struktur novel
dengan membuat tabel atau skema dari unsur-unsur tersebut,
misalnya tema, latar, tokoh, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi,
dan koda.
c. Mengobservasi untuk menunjang unsur dan struktur novel
Membaca, melihat film dokumenter, atau mengunjungi tempat-
tempat yang akan dijadikan latar dalam novel merupakan cara
observasi. Hal tersebut dapat membantu dan memudahkan kita dalam
mendeskripsikan cerita.
d. Mulailah menulis
Inilah langkah paling inti dalam menulis novel. Mulailah segera
menulis. Kita dapat memulainya dengan membuat kerangka terlebih
dahulu. Lalu, kembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah novel.
Menulis novel membutuhkan tekad yang kuat.
e. Minta seseorang menjadi pengawal tulisan
Mintalah seseorang menjadi pembaca pertama bab demi bab tulisan.
Hal tersebut akan memberi semangat untuk terus menyelesaikan
novel.
f. Menyunting novel yang sudah jadi
Jangan menyunting ketika novel belum selesai. Hal tersebut dapat
mengendurkan semangat. Oleh karena itu, suntinglah novel ketika
sudah selesai ditulis.
g. Perbaiki hasil suntingan dan publikasikan
Hal terakhir ini akan memberikan banyak manfaat, terutama untuk
meningkatkan kemampuan menulis. Jangan takut diberikan kritik
atau saran dari orang lain. Hal tersebut akan menjadian kita semakin
mahir menulis.
4. Kerangka Novel
Judul : Akhir dari Sendiri
Genre : Romantis
Karakter : Aira, Anwar, Maisya
Bab 1 : Persahabatan Aira dan Maisya
Bab 2 : Anwar muncul dalam kehidupan Aira
Bab 3 : Perkenalan antara Maisya dan Anwar sebagai rekan kerja
Bab 4 : ….
5. Artikel berisi gagasan utama dan gagasan penjelas berupa fakta dan
opini.
6. Berikut ini beberapa langkah dalam mengonstruksi artikel.
Pemilihan isu
Langkah pertama dalam menulis artikel adalah menentukan isu atau
tema. Isu bisa kita dapatkan dari membaca media massa, menonton
televisi, diskusi, atau dari media sosial.
Pengumpulan data
Setelah isu dipilih, langkah selanjutnya adalah mencari data sebanyak
mungkin. Data ini bisa kita dapatkan dari buku, artikel, atau website.
Ketersediaan internet sangat memudahkan kita dalam mencari data.
Buku dan surat kabar atau majalah juga dapat digunakan sebagai
sumber data.
Pengolahan data
Ketika data telah terkumpul, olah data tersebut. Pilihlah data yang
sesuai dengan tujuan artikel yang akan ditulis dan mendukung
kekuatan isi dari artikel tersebut.
Memberi judul
Judul tulisan sangat menentukan daya tarik dari artikel yang ditulis.
Judul menentukan ketertarikan pembaca untuk membaca artikel
tersebut. Terdapat beberapa cara dalam memberi judul tulisan. Bisa
dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan.
Membuat lead yang bagus
Lead atau kepala tulisan adalah pintu masuk berikutnya setelah
pembaca membaca judul. Lead yang bagus adalah kunci untuk
memancing pembaca agar bersedia menuntaskan tulisan kita. Lead
dapat ditulis dalam bentuk pernyataan, pertanyaan, kutipan, deskripsi,
atau kesimpulan dari tulisan kita.
Membuat alur tulisan
Alur tulisan dapat diawali oleh deskripsi tentang fenomena yang
terjadi. Lalu, diikuti dengan informasi latar belakang fenomena yang
terjadi, membandingkannya dengan teori atau fenomena yang telah
terjadi sebelumnya, dan ditutup dengan solusi yang diberikan.
Menutup artikel
Beberapa artikel ditutup dengan pernyataan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa penulis cukup percaya diri dengan solusi yang
dia tawarkan dalam artikel tersebut. Meskipun demikian, ada juga
penulis yang menutup tulisan dengan menggunakan kalimat
pertanyaan.
7. Ciri-ciri kalimat fakta antara lain sebagai berikut.
a. Dapat dibuktikan kebenarannya.
b. Berisi data-data yang sifatnya kuantitatif (berupa angka)
dan kualitatif (berupa pernyataan).
c. Berisi data yang akurat (waktu, tanggal, tempat, dan peristiwa).
d. Berasal dari sumber dan narasumber yang terpercaya.
e. Bersifat objektif, tidak dibuat-buat.
f. Menyatakan kejadian yang sedang atau telah dan pernah terjadi.
g. Informasi berasal dari kejadian yang sebenarnya.
Berikut ini ciri-ciri kalimat opini.
a. Tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
b. Bersifat subjektif dan biasanya disertai dengan pendapat, saran, dan
uraian yang menjelaskan.
c. Tidak memiliki narasumber.
d. Berisi pendapat tentang peristiwa yang terjadi.
e. Menunjukkan peristiwa yang belum pasti terjadi atau terjadi di
kemudian hari.
f. Merupakan pikiran atau pendapat seseorang maupun kelompok.
g. Informasi yang disampaikan belum ada pembuktiannya.
h. Biasanya ditandai dengan penggunaan kata-kata yang belum pasti
kebenarannya, misalnya bisa jadi, sepertinya, mungkin, seharusnya,
dan sebaiknya.
8. Kritik sastra adalah pertimbangan baik buruk terhadap hasil karya sastra.
H.B. Jasin mengemukakan bahwa kritik kesusastraan adalah pertimbangan
baik atau buruk suatu hasil kesusastraan. Pertimbangan tersebut disertai
dengan alasan mengenai isi dan bentuk karya sastra. Kritik sastra
memberikan penilaian terhadap karya sastra tentang bermutu atau
tidaknya karya sastra tersebut. Kritik sastra dibuat lebih sistematis
dibandingkan esai. Kritik sastra bersifat objektif, sedangkan esai lebih
bersifat subjektif.
Adapun esai, menurut KBBI, adalah karangan prosa yang membahas suatu
masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. H.B.
Jasin memaparkan bahwa esai adalah uraian yang membicarakan beragam
masalah sastra, tidak tersusun secara teratur, tetapi seperti dipetik dari
bermacam jalan pikiran. Esai sebagai satu bentuk karangan dapat bersifat
informal dan formal. Esai informal menggunakan bahasa percakapan,
menggunakan kata sapaan “saya”, dan seolah-olah penulis sedang
berbicara langsung dengan pembaca melalui esai tersebut. Adapun esai
formal menggunakan semua persyaratan penulisan karya tulis yang baku.
9. Kaidah kebahasaan esai.
a. Menggunakan kalimat kompleks. Kalimat kompleks merupakan
kalimat yang memiliki lebih dari dua struktur dan dua verba.
b. Menggunakan konjungsi (kata penghubung) yang menghubungkan
setiap kata.
c. Menggunakan kata rujukan yang digunakan untuk menyokong atau
memperkuat pernyataan dengan tegas. Kata rujukan dikenal juga
dengan sebutan referensi.
d. Menggunakan pilihan kata tertentu. Penulis menggunakan pilihan kata
(diksi) tertentu sesuai topik yang dibahas.
10. Kerangka kritik sastra Filosofi Kopi
Judul : Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
a. Pengantar
b. Isi buku
c. Struktur isi cerita
d. Unsur intrinsic
e. Unsur ekstrinsik
f. Kelebihan
g. Kekurangan
h. Penutup

Anda mungkin juga menyukai