Anda di halaman 1dari 4

Nama : Roswinda Ahnia Karim

No : 29

Kelas : X IPS 2

Teks Biografi

Joey Alexander Struktur


Josiah Alexander Sila lahir di Denpasar pada tanggal 25 Juni 2003
adalah pianis jazz asal Indonesia. lahir dari pasangan Denny Sila dan Farah
Leonora Urbach. Ayahnya adalah musisi amatir, dan kedua orang tuanya adalah
penggemar musik jazz. Alexander belajar jazz dengan mendengarkan album
klasik ayahnya. Dalam usia sangat muda ia telah menguasai teknik permainan
piano dan improvisasi yang sangat penting dalam aliran musik jazz. Ia Orientasi
merilis album musik perdananya yang berjudul "My Favorite Things" pada
tanggal 12 Mei 2015 di usia 11. Melalui album ini, Joey mendapatkan nominasi
Anugerah Grammy yaitu Best Instrumental Jazz Album dan Best Jazz Solo
Improvisation. Ia juga bekesempatan Tampil sepanggung dengan artis ternama di
Grammy Awards 2016. Ia juga menjadi Artis Asia Tenggara Pertama yang tampil
di acara bergengsi tersebut.
Ia pernah tampil di hadapan Herbie Hancock dan Bill Clinton. Pada tahun
2014, Wynton Marsalis mengundang Alexander untuk bermain di malam
gala Jazz at Lincoln Center 2014. Joey memenangi Grand Prix dalam Master-Jam
Fest 2013, dan tampil di Montreal International Jazz Festival dan Newport Jazz
Festival 2015.
Alexander adalah artis Indonesia pertama yang masuk dalam Billboard
200 di Amerika Serikat, dengan album debutnya My Favorite Things mencapai
peringkat 174 pada 30 Mei 2015. Ia Juga menjadi artis ke 2 dari Indonesia yang Peristiwa
sukses di Chart Billboard setelah Anggun. Untuk saat ini, Joey Alexander
dan Masalah
dan Anggun adalah artis Indonesia yang sukses tampil di perhelatan penghargaan
musik bergengsi tingkat Dunia. Di mana Anggun tampil di World Music
Awards dan Joey di Grammy Awards.
Pada usia enam tahun ia belajar sendiri bermain piano dengan keyboard
listrik kecil pemberian ayahnya, dengan mendengarkan komposisi seperti "Well,
You Needn't" karya Thelonious Monk dan lagu-lagu jazz lain yang dikoleksi
ayahnya. Alexander mengatakan bahwa baginya belajar alat musik terasa
alamiah orang tuanya yang beragama Kristen, percaya bahawa bakatnya adalah
"anugerah Tuhan" Alexander menganggap Monk, John Coltrane, Harry Connick,
Jr., Bill Evans dan Herbie Hancock sebagai panutan musiknya, selain juga
mengagumi Clifford Brown, Miles Davis, Wynton Marsalis, Brad Mehldau, Lee
Morgan, Horace Silver dan McCoy Tyner.
Karena tidak ada kursus jazz formal di kampung halamannya, Alexander
rajin bermain dalam jam session bersama musisi berpengalaman di Bali
dan Jakarta, di mana akhirnya keluarganya menetap setelah menutup bisnis
wisatanya supaya Alexander dapat tingal dekat dengan musisi jazz papan atas
Indonesia. Alexander bermain untuk Hancock pada usia 8 tahun ketika ia
mengunjungi Jakarta sebagai duta UNESCO. Hancock berkata pada Alexander
bahwa ia yakin padanya, dan Alexander kemudian melukiskan hal itu sebagai
"hari ketika aku mempersembahkan masa kecilku untuk jazz". Pada usia 9 tahun,
Alexander meraih Grand Prix dalam Master-Jam Fest 2013, kompetisi musik jazz
untuk segala usia di Odessa, Ukraina, yang diikuti 43 musisi dari 17
negara. Alexander dan keluarganya pindah ke New York pada tahun 2014.
Pemain trompet jazz Wynton Marsalis, mendengar tentang Alexander
setelah seorang teman menyarankannya menonton video YouTube yang
menampilkan dirinya membawakan karya Coltrane, Monk dan Chick
Corea. Marsalis memuji Alexander sebagai "jagoannya" di
akun Facebooknya, dan mengundangnya ke malam gala Mei 2014, ketika
Alexander berusia 10 tahun. Hari itu adalah debut Alexander di Amerika
Serikat. Ia mendapat tanggapan positif untuk penampilannya, khususnya versi
solo 'Round Midnight' karya Monk. Allen Morrison dari majalah Down
Beatmengatakan: "Kalau kata 'jenius' masih mempunyai arti, anak inilah
wujudnya. Ia memainkan variasi solonya sendiri untuk 'Round Midnight' dengan
kecerdasan dan keahlian seperti pianis berpengalaman puluhan tahun. Marsalis
mengatakan: "Tidak ada seorangpun yang anda kenal bisa bermain seperti itu
seusianya. Saya suka semua tentang permainannya – iramanya, kepercayaan
dirinya, dan pemahaman musiknya." Jeanne Moutoussamy-Ashe,mengundang
Alexander untuk tampil di gala Arthur Ashe Learning Center, di mana ia tampil di
hadapan mantan presiden A.S. Bill Clinton. Moutoussamy-Ashe
memperkenalkannya pada Gordon Uehling III, pendiri CourtSense Tennis
Training Center, yang mengizinkan Alexander dan keluarganya tinggal di
wismanya di Alpine, New Jersey.

Alexander bermain di A Great Night in Harlem di Apollo Theater,


pertunjukan untuk menghormati Herbie Hancock. Penampilannya di University of
the District of Columbia meledak di Internet, menyedot 500.000 penonton di
Facebook. Alexander juga bermain dalam konser dengan siswa dari Juilliard
School, yang akhirnya memungkinkannya tinggal lebih lama di New York.
Konser tersebut, yang menarik perhatian media nasional di NBC News, sukses
besar sehingga Alexander berhak mendapat visa O-1, yang diberikan kepada
"individu dengan kemampuan luar biasa". Ia juga tampil hebat dalam konser
tahun 2014 di Copenhagen Jazz Festival dan International Java Jazz Festival di
Jakarta.
Album perdana Alexander, My Favorite Things, diluncurkan pada 12 Mei
2015, oleh label Motéma Music yang berbasis di Harlem dan diproduksi
peraih Grammy Award Jason Olaine. Alexander memulai proses rekaman pada
Oktober 2014. Dia mengaransir semua lagu dalam album tersebut, di antaranya
variasi "'Round Midnight", "Giant Steps" karya Coltrane dan karya Billy
Strayhorn, "Lush Life". Alexander juga memasukkan komposisinya sendiri, "Ma
Blues", yang terinspirasi karya Bobby Timmons, "Moanin'". Alexander Reorientasi
mengadakan pertunjukan penting sepanjang tahun 2015, termasuk Montreal
International Jazz Festival, dan Newport Jazz Festival di bulan Agustus. Produser
Newport, George Wein, biasanya enggan menampilkan anak berbakat, tetapi
membuat pengecualian setelah Moutoussamy-Ashe mengajak Alexander ke
apartemen Wein di Manhattan untuk bermain piano. Wein mengatakan Alexander
tampil istimewa dengan "pendekatan harmonik yang matang". The Jazz at
Lincoln Center tertarik untuk menyertakan Alexander dalam kegiatan pendidikan
mereka, untuk mengajak generasi muda mendengarkan musik jazz.

Kepribadian Unggul :
1. Jenius
Kutipan paragrap : Allen Morrison dari majalah Down Beat mengatakan:
"Kalau kata 'jenius' masih mempunyai arti, anak inilah wujudnya. Ia
memainkan variasi solonya sendiri untuk 'Round Midnight' dengan
kecerdasan dan keahlian seperti pianis berpengalaman puluhan tahun.
2. Percaya diri
Kutipan paragrap : "Tidak ada seorangpun yang anda kenal bisa bermain
seperti itu seusianya. Saya suka semua tentang permainannya – iramanya,
kepercayaan dirinya, dan pemahaman musiknya."
3. Berprestasi
Kutipan paragrap : Joey memenangi Grand Prix dalam Master-Jam Fest
2013, dan tampil di Montreal International Jazz Festival dan Newport Jazz
Festival 2015.

Kaidah Kebahasaan :
1. Menggunakan pronomina (kata ganti) orang ketiga tunggal
Contoh : ia
Alexander adalah artis Indonesia pertama yang masuk
dalam Billboard 200 di Amerika Serikat, dengan album
debutnya My Favorite Things mencapai peringkat 174 pada 30
Mei 2015. Ia Juga menjadi artis ke 2 dari Indonesia yang
sukses di Chart Billboard setelah Anggun.
2. Menggunakan kata kerja tindakan
Contoh : belajar, mendengar, bermain, menonton, mengajak
Mendapatkan,menutup, melukiskan.
3. Menggunakan kata adjectiva
Contoh : jenius, rajin
4. Menggunakan kata kerja pasif
Contoh : dikoleksi, diluncurkan, diproduksi
5. Menggunakan kata kerja berhubungan aktivitas mental
Contoh : mengagumi, menganggap.
6. Menggunakan kata sambung,kata depan ataupun nomina yang
berkenaan dengan urutan waktu
Contoh : pada tanggal, Pada tahun, saat ini.

Anda mungkin juga menyukai