Anda di halaman 1dari 3

Joey Alexander 

(lahir: Josiah Alexander Sila; lahir di Denpasar, 25 Juni 2003; umur 16 tahun)


adalah pianis jazz asal Indonesia[1]. Dalam usia sangat muda (7 tahun) ia telah menguasai teknik
permainan piano dan improvisasi yang sangat penting dalam aliran musik jazz. Ia merilis album
musik perdananya yang berjudul "My Favorite Things" pada tanggal 12 Mei 2015 di usia 11 tahun di
bawah Motema Record, New York[2]. Melalui album ini, Joey mendapatkan nominasi Anugerah
Grammy untuk dua kategori: Best Instrumental Jazz Album ("My Favorite Things") dan Best Jazz
Solo Improvisation (Giant Steps dari album tersebut). Ia juga bekesempatan Tampil sepanggung
dengan Adele,Taylor Swift,Ed Sheeran,Bruno Mars Dll di Grammy Awards 2016. Ia juga menjadi
Artis Asia Tenggara Pertama yang tampil di acara bergengsi tersebut.
Joey hampir sepenuhnya belajar musik jazz sendiri (autodidak) sejak usia enam tahun[3], ketika ia
diberi hadiah keyboard oleh orang tuanya. Ia pernah tampil di hadapan Herbie Hancock dan Bill
Clinton. Pada tahun 2014, Wynton Marsalis mengundang Alexander untuk bermain di malam
gala Jazz at Lincoln Center 2014, dan ia menjadi "sensasi dalam semalam", tulis The New York
Times. Joey memenangi Grand Prix dalam Master-Jam Fest 2013, dan tampil di Montreal
International Jazz Festival dan Newport Jazz Festival 2015.
Alexander adalah artis Indonesia pertama yang masuk dalam Billboard 200 di Amerika Serikat,
dengan album debutnya My Favorite Things mencapai peringkat 174 pada 30 Mei 2015. Ia Juga
menjadi artis ke 2 dari Indonesia yang sukses di Chart Billboard setelah Anggun. Untuk saat ini,
Joey Alexander dan Anggun adalah artis Indonesia yang sukses tampil di perhelatan penghargaan
musik bergengsi tingkat Dunia. Di mana Anggun tampil di World Music Awards dan Joey di Grammy
Awards.[3]

Daftar isi

 1Riwayat awal
 2Karier
 3Penghargaan dan nominasi
 4Referensi
 5Pranala luar

Riwayat awal
Joey Alexander Sila lahir di Bali, Indonesia, dari pasangan Denny Sila dan Farah Leonora Urbach,
yang menjalankan usaha wisata petualangan.[4] Ini dia adalah keponakan dari penyanyi Nafa
Urbach. Ayahnya adalah musisi amatir,[5] dan kedua orang tuanya adalah penggemar musik jazz,
khususnya karya Louis Armstrong.[6] Alexander belajar jazz dengan mendengarkan album klasik
ayahnya.[4][5] Pada usia enam tahun ia belajar sendiri bermain piano dengan keyboard listrik kecil
pemberian ayahnya,[7][8] dengan mendengarkan komposisi seperti "Well, You Needn't"
karya Thelonious Monk dan lagu-lagu jazz lain yang dikoleksi ayahnya.[8] Alexander mengatakan
bahwa baginya belajar alat musik terasa alamiah;[7] orang tuanya yang beragama Kristen, percaya
bahawa bakatnya adalah "anugerah Tuhan".[8] Alexander menganggap Monk, John Coltrane, Harry
Connick, Jr., Bill Evans dan Herbie Hancock sebagai panutan musiknya, selain juga
mengagumi Clifford Brown, Miles Davis, Wynton Marsalis, Brad Mehldau, Lee Morgan, Horace
Silver dan McCoy Tyner.[5][6]
Karena tidak ada kursus jazz formal di kampung halamannya,[5] Alexander mulai bermain dalam jam
session bersama musisi berpengalaman di Bali dan Jakarta,[4][5] di mana akhirnya keluarganya
menetap setelah menutup bisnis wisatanya supaya Alexander dapat tingal dekat dengan musisi jazz
papan atas Indonesia.[8] Alexander bermain untuk Hancock pada usia 8 tahun ketika ia mengunjungi
Jakarta sebagai duta UNESCO. Hancock berkata pada Alexander bahwa ia yakin padanya, dan
Alexander kemudian melukiskan hal itu sebagai "hari ketika aku mempersembahkan masa kecilku
untuk jazz".[4][8] Pada usia 9 tahun, Alexander meraih Grand Prix dalam Master-Jam Fest 2013,
kompetisi musik jazz untuk segala usia di Odessa, Ukraina, yang diikuti 43 musisi dari 17 negara.[4]
[5]
 Alexander dan keluarganya pindah ke New York pada tahun 2014.[4]

Karier[sunting | sunting sumber]
Pemain trompet jazz Wynton Marsalis, direktur seni Jazz at Lincoln Center, mendengar tentang
Alexander setelah seorang teman menyarankannya menonton video YouTube yang menampilkan
dirinya membawakan karya Coltrane, Monk dan Chick Corea.[6][8] Marsalis memuji Alexander sebagai
"jagoannya" di akun Facebooknya,[4] dan mengundangnya ke malam gala Mei 2014, ketika
Alexander berusia 10 tahun.[4][7] Hari itu adalah debut Alexander di Amerika Serikat.[8] Ia mendapat
tanggapan positif untuk penampilannya, khususnya versi solo 'Round Midnight' karya Monk.[4] The
New York Times menulis ia menjadi "sensasi dalam semalam" setelah pertunjukan itu.[4] Allen
Morrison dari majalah Down Beat mengatakan: "Kalau kata 'jenius' masih mempunyai arti, anak
inilah wujudnya. Ia memainkan variasi solonya sendiri untuk 'Round Midnight' dengan kecerdasan
dan keahlian seperti pianis berpengalaman puluhan tahun."[9] Marsalis mengatakan: "Tidak ada
seorangpun yang anda kenal bisa bermain seperti itu seusianya. Saya suka semua tentang
permainannya – iramanya, kepercayaan dirinya, dan pemahaman musiknya."[6] Jeanne
Moutoussamy-Ashe, janda maestro tenis Arthur Ashe, mengundang Alexander untuk tampil di gala
Arthur Ashe Learning Center, di mana ia tampil di hadapan mantan presiden A.S. Bill Clinton.
Moutoussamy-Ashe memperkenalkannya pada Gordon Uehling III, pendiri CourtSense Tennis
Training Center, yang mengizinkan Alexander dan keluarganya tinggal di wismanya di Alpine, New
Jersey.[4]
Alexander bermain di A Great Night in Harlem di Apollo Theater, pertunjukan untuk menghormati
Herbie Hancock. Penampilannya di University of the District of Columbia meledak di Internet,
menyedot 500.000 penonton di Facebook.[5] Alexander juga bermain dalam konser dengan siswa
dari Juilliard School, yang akhirnya memungkinkannya tinggal lebih lama di New York. Konser
tersebut, yang menarik perhatian media nasional di NBC News, sukses besar sehingga Alexander
berhak mendapat visa O-1, yang diberikan kepada "individu dengan kemampuan luar biasa".[5][8] Ia
juga tampil hebat dalam konser tahun 2014 di Copenhagen Jazz Festival dan International Java
Jazz Festival di Jakarta.[5]
Album perdana Alexander, My Favorite Things, diluncurkan pada 12 Mei 2015, oleh label Motéma
Music yang berbasis di Harlem dan diproduksi peraih Grammy Award Jason Olaine. Ia berusia 11
tahun saat peluncuran album tersebut.[4][5] Alexander memulai proses rekaman pada Oktober 2014.
[8]
 Dia mengaransir semua lagu dalam album tersebut, di antaranya variasi "'Round Midnight", "Giant
Steps" karya Coltrane dan karya Billy Strayhorn, "Lush Life". Alexander juga memasukkan
komposisinya sendiri, "Ma Blues", yang terinspirasi karya Bobby Timmons, "Moanin'".[6][8] "My
Favorite Things" menampilkan band pengiring Alexander yang beranggotakan Russell Hall (bass),
Alphonso Horne (trompet) dan Sammy Miller (drum), juga bintang tamu Larry Grenadier dan Ulysses
Owens.[5] Alexander mengadakan pertunjukan penting sepanjang tahun 2015, termasuk Montreal
International Jazz Festival,[6][8] dan Newport Jazz Festival di bulan Agustus.[4] Produser Newport,
George Wein, biasanya enggan menampilkan anak berbakat, tetapi membuat pengecualian setelah
Moutoussamy-Ashe mengajak Alexander ke apartemen Wein di Manhattan untuk bermain piano.
Wein mengatakan Alexander tampil istimewa dengan "pendekatan harmonik yang matang".[6][8] The
Jazz at Lincoln Center tertarik untuk menyertakan Alexander dalam kegiatan pendidikan mereka,
untuk mengajak generasi muda mendengarkan musik jazz.[4]

Penghargaan dan nominasi[sunting | sunting sumber]


Grammy Awards[10]
Tahu
Kategori Karya Hasil
n

2016 Improvisasi Jazz Solo Terbaik Giant Steps Nominasi

Album Instrumental Jazz My Favorite


2016 Nominasi
Terbaik Things

Panasonic Gobel Awards

Tahu
Kategori Karya Hasil
n

Program Spesial Special Interview Joey Alexander with Najwa Shihab


2016 Nominasi
Events (MetroTV)

Penghargaan lainnya

Tahu
Penghargaan Kategori Hasil
n

Anugerah Penyiaran Ramah Anak


2018 Tokoh Inspiratif Menang
2018

Anda mungkin juga menyukai