Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN

STUDI KOMPARATIF PENGARUH PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN


(DARING) DENGAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA (LURING)
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA KELAS B SEMESTER 4
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IAIN METRO
Proposal Penelitian Ini Bertujuan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode
Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu: Zuhairi M.Pd.I.

Di Susun Oleh :
Bagus Prasetyo (1901011034)

Kelas B
Semester 4

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN AKADEMIK 2021
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam
hidup manusia, dengan adanya pendidikan maka manusia akan bisa menjadi
pribadi yang unggul dalam hal tindakan ataupun pemikiran. Oleh karena itu
tiap-tiap manusia harus mendapatkan pendidikan dalam hidupnya minimal
pendidikan non formal yang ia peroleh dari keluarganya saat ia kecil. Akan
tetapi alangkah baiknya apabila kemudian ia melanjutkan dengan pendidikan-
pendidikan formal lebih lanjut seperti pendidikan dasar, pendidikan
menengah, hingga perguruan tinggi untuk menambah wawasan ataupun
pengetahuan dan juga mengasah ketrampilan yang berguna untuk bekalnya di
masa depan.
Di Indonesia sendiri pendidikan telah diwaijibkan dan telah diatur oleh
undang-undang yang telah disahkan pemerintah yakni Undang-undng nomor
20 yang berbunyi :
”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembanglan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
Dari undang-undang tersebut kita dapat mengetahui bahwasanya
pendidikan merupakan sebuah kebutuhan dalam hidup manusia. Pendidikan
adalah cara potensi manusia dapat dikembangkan melalui pembelajaran
ataupun cara-cara lainnya yang telah dipahami dan diakui masyarakat.

2
Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga
negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-
undang.
Berbicara tentang pendidikan, ada salah satu hal yang terdapat dalam
pendidikan dan merupakan hal yang wajib dilakukan yaitu pembelajaran.
Pembelajaran tentu berbeda dengan belajar, apabila belajar dapat dilakukan
tiap individu secara mandiri maka pembelajaran itu dilakukan oleh orang lain
yang bertujuan untuk membantu tiap-tiap individu melakukan belajar dengan
baik. Pada dasarnya, terdapat 2 hal yang tercakup dalam pembelajaran yakni
belajar dan mengajar. Seperti yang telah penulis paparkan diatas, belajar
adalah kegiatan atau usaha untuk meningkatkan kemampuan pemikiran
ataupun tindakan yang dapat dilakukan secara mandiri. Sedangkan mengajar
adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk membantu proses
belajar orang lain atau biasanya disebut dengan pendidik dan orang yang ia
bantu atau ia ajar disebut dengan peserta didik.
Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi
dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan
peserta didik. (Asyar, 2011). Secara psikologis, belajar dapat diartikan
sebagai sebuah proses perubahan tingkah laku yang merupakan hasil interaksi
dengan lingkungan untuk menentukan kebutuhan hidup. Perubahan-
perubahan itu akan terlihat nyata secara keseluruhan pada aspek tingkah laku.
Pembelajaran adalah sebuah rangkaian yang sistematis dan kompleks
dari peristiwa-peristiwa yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik.
Peristiwa tersebut yakni interaksi yang dilakukan oleh pendidik dengan

3
peserta didik untuk mewujudkan perubahan pola piker dan sikap yang dimiliki
peserta didik agar nantinya dapat lebih baik dari sebelumnya.
Keberhasilan pembelajaran itu sendiri ditentukan oleh kreativitas
pendidik untuk mengembangkan bahan ajar dan melakukan inovasi-inovasi
dalam pembelajaran sehingga peserta didik tidak mengalami kebosanan saat
pembelajaran berlangsung dan tetap memiliki semangat untuk mengikuti
pembelajaran tersebut hingga tuntas. Kreativitas itulah yang menjadi dasar
berjalan dengan baik atau tidaknya pembelajaran yang dilakukan, terlebih
pada era saat ini telah mengalami kemajuan pesat dalam hal ilmu pengetahuan
dan teknologi. Oleh karena itu seorang pendidik dituntut untuk memiliki
kreativitas sehingga dapat memaksimalkan potensi yang ada dan
mengembangkan teknologi yang telah ada untuk menjalankan pembelajaran
dengan baik dan efektif.
Dalam kurun waktu kurang lebih 1 tahun ini Indonesia dilanda wabah
corona virus atau covid-19 yang dapat melumpuhkan berbagai bidang
akitivitas masyarakat Indonesia termasuk bidang pendidikan. Untuk
menyikapi hal tersebut, maka pemerintah bekerjasama dengan para pendidik
untuk melakukan pembelajaran secara online atau daring agar proses
pembelajaran tetap dapat berlangsung. Pembelajaran daring sendiri
merupakan proses pembelajaran jarak jauh dengan difasilitasi teknologi
elektronik, terlebih khusus pada teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
IAIN Metro merupakan perguruan tinggi negeri berbasis keislaman
yang terletak di Jl. Ki Hajar Dewantara 15A, Iringmulyo, Kec. Metro Timur,
Kota Metro, Lampung 34112. IAIN Metro bisa dibilang sudah memiliki
fasilitas yang lengkap untuk memberikan pelayanan terbaik bagi
mahasiswanya seperti adanya perputakaan yang berisi buku-buku berkualitas
yang dapat dibaca-baca atau di pinjam untuk dijadikan sebagai referensi
dalam menyusun tugas ataupun karya tulis lainnya. Pada masa pandemi

4
covid-19 seperti ini rektorat IAIN Metro beserta jajarannya mengembangkan
pembelajaran dalam jaringan (daring) agar mahasiswanya tetap mendapatkan
pelayanan dalam hal pendidikan.
Pada awal penerapannya, sempat mengalami kendala seperti banyak
mahasiswa yang belum paham mengenai penggunaan fitut-fitur dalam website
e-learning IAIN Metro. Tetapi lama kelamaan hal itu dapat diatasi dengan
sosialisasi oleh pihak IAIN Metro.
Akan tetapi sampai saat ini mahasiswa IAIN Metro pada umumnya
dan mahasiswa PAI kelas b semester 4 khususnya, tentu memiliki berbagai
kendala yang dihadapi oleh mereka dan akan berbeda kendala yang dihadapi
oleh satu mahasiswa yang satu dengan lainnya menyesuaikan situasi dan
kondisi yang ada pada mereka.
Kendala yang sering dihadapi oleh mereka pada umumnya adalah
sinyal jaringan internet yang terkadang tidak bersahabat (lemot), ada beberapa
dosen yang kurang memahami kondisi mahasiswanya, serta perkuliahan
daring cenderung lebih banyak ke pemberian tugas daripada pemberian materi
yang tentunya pemahaman mahasiswa terkait tugas tersebut itu kurang bila
dibandingkan diberi penjelasan secara langsung (tatap muka).
Dari beberapa data diatas, penulis ingin menggambarkan bagaimana
pembelajaran secara online atau daring yang dilakukan oleh IAIN Metro dan
dirasakan oleh mahasiswa kelas b jurusan PAI semester 4 tersebut.
Berdasarkan data dan pemasalahan yang ada, penulis memiliki
ketertarikan untuk melakukan penelitian dan mengembangkannya dengan
judul “STUDI KOMPARATIF PENGARUH PEMBELAJARAN
DALAM JARINGAN (DARING) DENGAN PEMBELAJARAN TATAP
MUKA (LURING) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA
KELAS B SEMESTER 4 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IAIN
METRO”.

5
B. INDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, fasilitas pembelajaran yang
bersifat fisik (buku, alat peraga, dan lainnya) dan non fisik (internet) memiliki
hubungan yang erat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran terutama
disaat seperti ini dimana akitivitas masyarakat Indonesia cukup terbatas
karena adanya covid-19. Akan tetapi pembelajaran dengan mengutamakan
internet ini atau yang disebut e-learning tentu juga memiliki dampak positif
dan juga negatif terhadap pendidik ataupun peserta didik.
Dari pemaparan diatas dapat diidentifikasi permasalahannya sebagai
berikut :
1. Kurangnya fasilitas internet/kuota gratis yang diberikan oleh
pihak kampus IAIN Metro bagi mahasiswa untuk membantu
meringankan salah satu permasalahan selama pembelajaran
daring.
2. Kurangnya pemahaman mahasiswa IAIN Metro jurusan PAI
kelas b semester 4 terhadap materi ataupun tugas yang
diberikan oleh dosen. Hal ini karena penjelasan secara daring
sangatlah berbeda dengan penjelasan secara langsung (tatap
muka).
3. Adanya kendala sinyal jaringan internet yang lemot pada saat
jam perkuliahan berlangsung yang dihadapi mahasiswa IAIN
Metro jurusan PAI kelas b semester 4 terutama mereka yang
tinggal pada daerah yang cukup jauh dari perkotaan.

C. PEMBATASAN MASALAH
Pembelajaran berbasis online pada dasarnya hanya dilakukan pada
saat-saat tertentu terlebih pada kondisi saat ini yang dimana aktivitas
masyarakat Indonesia cukup terbatas untuk menghindari kerumunan agar

6
dapat memutus mata rantai covid-19. Oleh karena itu e-learning dilakukan
agar pembelajaran tetap dapat berjalan dan juga untuk menjaga kesehatan dari
paparan covid-19 yang mematikan.
Dalam proses berjalannya, pembelajaran daring itu dapat
menggunakan aplikasi seperti whatsaap, telegram, aplikasi pembelajaran
tambahan seperti google classroom, aplikasi meeting atau pertemuan secara
online seperti google meeting, zoom, dan lainnya. Hal ini tentunya terlebih
dahulu dijalin kesepakatan antara pihak kampus dengan peserta didik
(mahasiswa) itu sendiri untuk menggunakan aplikasi mana yang dirasa dapat
membantu pembelajaran namun tidak memberatkan.
Penulis sendiri akan membatasi cakupan permasalahan yakni:
1. Meneliti pengaruh pembelajaran sistem dalam jaringan (daring)
terhadap motivasi belajar mahasiswa.
2. Meneliti pengaruh pembelajaran tatap muka (luring) terhadap
motivasi belajar mahasiswa.
3. Subyek penelitian dibatasi pada mahasiswa IAIN Metro jurusan
PAI kelas b semester 4.

D. RUMUSAN MASALAH
Apakah perbedaan pengaruh pembelajaran daring dengan
pembelajaran luring terhadap motivasi belajar mahasiswa IAIN Metro jurusan
PAI kelas b semester 4?

E. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran daring terhadap motivasi
belajar mahasiswa IAIN Metro jurusan PAI kelas b semester 4.
2. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran luring terhadap motivasi
belajar mahasiswa IAIN Metro jurusan PAI kelas b semester 4.

7
3. Untuk mengetahui perbandingan pengaruh pembelajaran daring dengan
luring terhadap motivasi belajar mahasiswa IAIN Metro jurusan PAI B
kelas b semester 4.

F. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi rektorat IAIN Metro dan jajarannya
agar dapat menentukan kebijakan sistem pembelajaran semester
selanjutnya yakni menggunakan sistem daring atau sistem luring.
2. Sebagai sarana penambah wawasan bagi orang yang membaca proposal
penelitian ini.
3. Sebagai bahan informasi dan bahan perbandingan untuk peneliti lain yang
berminat meneliti hal yang sama namun ditempat yang berbeda.

G. PENELITIAN YANG RELEVAN


Jurnal “Efektivitas Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran IPA di
Masa Pandemi Covid-19 : Studi Komparasi Pembelajaran Luring dan Daring
pada Mata Pelajaran IPA Smp” yang ditulis oleh Anita Ekantini yang berasal
dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dalam jurnal tersebut secara garis besar dijelaskan adanya perbedaan
antara sistem pembelajaran daring dengan sistem pembelajaran luring,
perbedaan yang paling mencolok adalah nilai yang diperoleh siswa yakni nilai
pada saat pembelajaran luring cenderung lebih tinggi bila dibandingkan
dengan nilai pada saat pembelajaran daring.

8
BAB II

A. Konsep Teori Variabel Terikat


Dorongan dalam berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu,
itulah yang disebut dengan motivasi. Sedangkan menurut Mc. Donald
“Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan” (Sardiman 2014:73). Dapat diambil sebuah kesimpulan
bahwasanya motivasi merupakan dorongan seseorang dalam berbuat
sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi dan belajar adalah dua hal penting yang saling berkaitan.
“Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan
keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-
cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adanya penghargaan, lingkungan
belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik” (Uno,
2016:23). “Motivasi belajar merupakan kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk belajar.” (Khodijah, 2014: 150).1
Motivasi yang muncul dalam diri seseorang tentunya memiliki
kekuatan yang berbeda, ada yang begitu kuat sehingga dapat menguasai
motif-motif yang lain. Motif terkuat ialah motif yang menjadi penyebab
utama tingkah laku individu. Begitu juga sebaliknya. 2
Fungsi motivasi dalam belajar menurut Wina Sanjaya (2010:251-
252) sebagai berikut :
1. Mendorong siswa untuk beraktivitas

1
Amni Fauziah, Samsul Anwar, Asih Rosnaningsih, “Hubungan Antara Motivasi Belajar
Dengan Minat Belajar Siswa Kelas IV SDN Poris Gaga 05 Kota Tangerang,” JURNAL JPSD 4, no. 1
(2017): 47–53, https://doi.org/http ://dx.doi.org/10.26555/jpsd.
2
Maryam Muhammad, “Pengaruh Motivasi Dalam Pembelajaran,” Lantanida Journal 4, no.
2 (2016): 87–97.

9
Perilaku orang yang di dasari adanya dorongan dalam
dirinya disebut sebagai motivasi. Besar kecilnya semangat
yang dimiliki seseorang itu dipengaruhi oleh motivasi. Begitu
juga dengan siswa, motivasi belajar yang tinggi itu
berpengaruh bagi semangatnya untuk menyelesaikan tugas
secara tepat waktu dan ingin mendapat nilai tinggi.
2. Sebagai pengarah
Tingkah laku yang ditunjukkan tiap individu pada
dasarnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai
tujuan yang ditentukan. Oleh karena itu motivasi berfungsi
sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, Adanya
motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang
baik.3

B. Konsep Variabel Bebas


Menurut Jaya Kumar C. Koran, E-Learning diartikan sebagai
sembarang pengajaran dan pembelajaran yang meng-gunakan rangkaian
elekronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi
pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada juga yang menafsirkan e-
learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan dengan
media internet.4
Adanya virus corona (COVID 19) di Indonesia sempat
menyebabkan kelumpuhan di berbagai sektor kehidupan dan juga
termasuk sektor pendidikan. Namun lama-kelamaan kehidupan sudah
mulai berjalan normal tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan.
Di sektor pendidikan sendiri mulai menerapkan sistem pembelajaran
3
Amna Emda, “Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran,” Lantanida
Journal 5, no. 2 (2017): 93–196.
4
Ananda Hadi Elyas, “Penggunaan Model Pembelajaran E-Learning Dalam Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran,” Jurnal Warta, April 2018.

10
dalam jaringan (daring) untuk menghindari tidak berjalannya
pembelajaran.
Pembelajaran daring merupakan sebuah pembelajaran yang
dilakukan dalam jarak jauh melalui media berupa internet dan alat
penunjang lainnya seperti telepon seluler dan komputer. Pembelajaran
daring sangat berbeda dengan pembelajaran seperti biasa. Menurut Riyana
(2019:1.14), pembelajaran daring lebih menekankan pada ketelitian dan
kejelian peserta didik dalam menerima dan mengolah informasi yang
disajikan secara online.5
Pembelajaran daring memiliki kelebihan yakni dapat melahirkan
kemandirian belajar para mahasiswa, meningkatkan kepercayaan diri
siswa/i dalam pembelajaran, menghemat waktu dalam hal pembelajaran,
fleksibel (pembelajaran dapat kapan saja sesuai kesepakatan bersama),
dan yang pastinya dapat efektif menghambat penyebaran Covid-19
terutama di lingkungan pendidikan.
Tetapi di sisi lain, pembelajaran daring memiliki kekurangan yakni
layanan internet yang kurang stabil dapat mempengaruhi kualitas
pembelajaran, timbulnya rasa bosan yang dirasakan para mahasiswa,
penambahan biaya kebutuhan yakni kebutuhan untuk membeli pulsa atau
kuota internet yang tentu saja lebih banyak bila dibandingkan sebelum
masa ini.6
Pembelajaran daring yang dilakukan di IAIN Metro menggunakan
aplikasi yang terbilang ringan dalam hal memakan penyimpanan
handphone ataupun dalam hal penggunaan internet. Aplikasi yang

5
Hilna Putria, Din Azwar Uswatun, Luthfi Hamdani Maula, “Analisis Proses Pembelajaran
Dalam Jaringan (DARING) Masa Pandemi COVID-19 Pada Guru Sekolah Dasar,” JURNAL
BASICEDU 4, no. 4 (2020): 861–72, https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.460.
6
Ali Sadikin Afreni Hamidah, “Pembelajaran Daring Di Tengah Wabah Covud-19,”
BIODIK : Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi 6, no. 2 (2020): 214–24.

11
digunakan adalah whatsapp, google ( meeting, browser untuk login ke
web e-learning IAIN Metro, dan clashroom).

C. Keterkaitan Antara Variabel Terikat dan Variabel Bebas


Kedua variabel yang telah penulis sampaikan itu memiliki
keterkaitan, variabel bebas yakni pembelajaran daring mempengaruhi
variabel terikat yakni motivasi belajar mahasiswa.

D. Kerangka Konseptual Penelitian


Melihat dari judul yang diangkat oleh penulis yakni “Pengaruh
Pembelajaran Daring Terhadap Motivasi Belajar mahasiswa IAIN Metro
jurusan PAI kelas b semester 4”, penulis melihat adanya pengaruh
pembelajaran daring terhadap mahasiswa IAIN Metro jurusan PAI kelas b
semester 4.
Oleh karena itu penelitian ini akan dipaparkan tentang
pembelajaran daring yang kemudian dilanjutkan dengan memaparkan
motivasi belajar mahasiswa. Kerangka konseptual pemaparan variabel
diatas adalah sebagai berikut.
Variabel Bebas Variabel Terikat
Pembelajaran Motivasi Belajar
Daring dan Mahasiswa
Pembelajaran Luring

E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang digambarkan diatas,
terdapat hipotesis dalam penelitian terhadap mahasiswa kelas b jurusan
PAI semester 4 IAIN Metro sebagai berikut.

12
“Ada perbedaan ketika pembelajaran daring dan luring
dilaksanakan dalam hal motivasi belajar mahasiswa IAIN Metro jurusan
PAI kelas b semester 4.”

BAB III

A. Rancangan Penelitian
Pendekatan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kuantitatif, artinya penelitian yang menekankan analisisnya
pada data-data numeric (angka) yang diolah dengan metode statistika.7
Apabila dikaitkan dengan penelitian ini maka penelitian ini akan di
analisis menggunakan analisis komparasional, yaitu membandingkan prestasi
siswa berdasarkan latar belakang pendidikan formalnya.

B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional variabel adalah “hal-hal yang menjadi objek
penelitian, yang disusun dalam suatu penelitian yang menunjukkan variasi
baik secara kuantitatif atau kualitatif”.8
Definisi operasional adalah “definisi yang didasarkan atas sifat-sifat
hal yang didefinisikan yang dapat diamati atau diobservasi serta dapat
diukur”.9
Definisi operasional variable dalam penelitian ini mengacu pada
desain penelitian komparatif, dengan motivasi belajar mahasiswa IAIN Metro
jurusan PAI kelas b semester 4 sebagai variabel terikat sedangkan

7
Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian (Metro: Ramayana Pers, 2005), 29.
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 17.
9
Metodologi Penelitian, 17.

13
pembelajaran daring dan luring sebagai variabel bebas. Definisi
operasionalnya adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas kel 1 (X1) : pembelajaran daring.
2. Variabel bebas kel 2 (X2) : pembelajaran luring.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel


1. Populasi
Menurut Prof. Sugiyono, Populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.10
Pendapat ini dapat penulis jabarkan bahwa yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa IAIN Metro jurusan PAI kelas b
semester 4 yang berjumlah total sebanyak 31 orang.
2. Sampel
Menurut Prof. Sugiyono, Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar,
maka peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu. Maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.11
Dalam hal ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 19 mahasiswa
yang diambil dari jumlah populasi keseluruhan yakni 31 mahasiswa,
3. Teknik Pengambilan Sampel
Selanjutnya teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh
peneliti adalah sampling incidental yaitu siapa saja yang secara
kebetulan;incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Cet Ke-19 (Bandung:
Alfabeta, 2003), 80.
11
81.

14
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data.12
Dalam hal ini peneliti mengambil sampel melalui komunikasi via
chat whatsapp pada mahasiswa IAIN Metro jurusan PAI kelas b semester
4 yang kebetulan satu kontak dengan peneliti. Hal ini peneliti lakukan,
karena dampak adanyan covid-19 sehingga belum bisa bertemu secara
langsung dengan mereka yang akan peneliti jadikan sebagai sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data


1. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden
untuk dijawabnya. 13
Dari pernyataan diatas, peneliti memperoleh data dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan pada responden yakni melalui chat
via aplikasi whatsapp pada responden yang dituju.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen pokok dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket
yang merupakan seperangkat pertanyaan yang diberikan pada responden agar
nantinya diberikan jawaban berdasarkan pertanyaan tersebut.

F. Teknik Analisis Data


Pengolahan data tersebut melalui proses sebagai berikut:
1. Checking Data
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini, antara lain:

12
85.
13
142.

15
a. Meneliti lagi lengkap tidaknya identitas subjek yang diperlukan
dalam analisis data.
b. Meneliti lengkap tidaknya data, yaitu apakah kuesioner
pengumpulan data sudah secara lengkap diisi, jumlah jawaban yang
diberikan utuh atau tidak (hilang karena terhapus),
c. Cara mengisi jawaban apakah sudah sesuai.
2. Editing Data
Editing yakni kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan.Kegiatan ini menjadi penting karena
kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadangkala belum memenuhi
harapan peneliti, ada diantaranya kurang atau terlewatkan, tumpang
tindih, berlebih bahkan terlupakan. Oleh karena itu, keadaan tersebut
harus diperbaiki melalui proses editing.14 Kegiatan yang dilakukan dalam
tahap ini, antara lain: Pernyataan, jawaban yang tumpang tindih atau
tidak jelas dapat disempurnakan.
3. Tabulating
Tabulasi adalah meyediakan data dalam bentuk tabel- tabel agar
mudah di analisis data, khususnya.analisis statistik, dan komputer. 15
Penerapan analisis data sesuai dengan rumusan masalah yang
dikemukakan adalah pengolahan data yang diperoleh dengan
menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada.Setelah data-
data penelitian terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa
data hasil penelitian. Adapun teknik analisa data yang digunakan adalah :
a. Pengaruh Pembelajaran Daring dan Luring
Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, peneliti mengolah
data kuantitatif hasil angket menjadi data kualitatif. Pengolahan data
hasil angket atau kuesioner menggunakan rumus sebagai berikut:
14
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial Format-Format Kuantitatif Dan Kualitatif
(Surabaya: Airlangga University Press, 2001), 182.
15
129.

16
P = N/F x 100%
Keterangan:
P = Angka Prosentase
F = Frekuensi yang dicari
N = Number of case (Jumlah responden)16
Setelah data berubah presentrase kemudian dikelompokkan dalam
kalimat yang bersifat kualitratif.
65% - 100% = Tinggi
35% - 65% = Cukup Tinggi
20% - 35% = Kurang Tinggi
Kurang dari 20% = Tidak tinggi

b. Motivasi Belajar Mahasiswa


Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua peneliti
mengolah data kuantitatif hasil angket menjadi data
kualitatif.Pengolahan data hasil angket atau kuesioner menggunakan
rumus sebagai berikut:
P = F/N x 100%
Keterangan
P = Angka Presentase
F = Frekuensi yang dicari
N = Number of case (Jumlah Responden)
Setelah data berubah persentase kemudian dikelompokkan dalam
kalimat yang bersifat kualitatif.
65% - 100% = Tinggi
35% - 65% = Cukup Tinggi
20% - 35% = Kurang Tinggi
Kurang dari 20% = Tidak tinggi
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian(Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 246.

17
Referensi

18
Afreni Hamidah, Ali Sadikin. “Pembelajaran Daring Di Tengah Wabah Covud-19.”
BIODIK : Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi 6, no. 2 (2020): 214–24.
Amna Emda. “Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran.” Lantanida
Journal 5, no. 2 (2017): 93–196.
Ananda Hadi Elyas. “Penggunaan Model Pembelajaran E-Learning Dalam
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran.” Jurnal Warta, April 2018.
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Sosial Format-Format Kuantitatif Dan
Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press, 2001.
Din Azwar Uswatun, Hilna Putria, Luthfi Hamdani Maula. “Analisis Proses
Pembelajaran Dalam Jaringan (DARING) Masa Pandemi COVID-19 Pada
Guru Sekolah Dasar.” JURNAL BASICEDU 4, no. 4 (2020): 861–72.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.460.
Edi Kusnadi. Metodologi Penelitian. Metro: Ramayana Pers, 2005.
Maryam Muhammad. “Pengaruh Motivasi Dalam Pembelajaran.” Lantanida Journal
4, no. 2 (2016): 87–97.
Samsul Anwar, Amni Fauziah, Asih Rosnaningsih. “Hubungan Antara Motivasi
Beajar Dengan Minat Belajar Siswa Kelas IV SDN Poris Gaga 05 Kota
Tangerang.” JURNAL JPSD 4, no. 1 (2017): 47–53. https://doi.org/http
://dx.doi.org/10.26555/jpsd.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Cet Ke-19. Bandung:
Alfabeta, 2003.
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, 2005.

19

Anda mungkin juga menyukai