Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEBHINEKAAN SEBAGAI ASET NEGARA

D I S U S U N OLEH : 1. 2. 3. 4. 5. AYU FADILLA LITA MERDIKA PALVI NATASYA ANGGI JULITA BATUBARA MAHARANI ARTIKA DEWI

TINGKAT I JALUR UMUM REGULER A

Dosen Pembimbing: JOSEF TAMBA SARAGIH, SE, MSI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN PEMATANGSIANTAR T.A 2013 /2014

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami Panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmatnya, sehingga makalah ini disusun untuk menyelesaikan makalah dengan judul KEBHINEKAAN SOSIAL SEBAGAI ASET NEGARA Dalam menyusun makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan serta motivasi dari beberapa pihak, oleh karenanya kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Bapak Josef Tamba Saragih, SE, MSI. Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa mendatang. Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya bagi penulis sendiri. Terima kasih.

Pematangsiantar, Oktober 2013 Penulis

Kelompok 8

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... A. LATAR BELAKANG .................................................................. B. RUMUSAN MASALAH .............................................................. C. TUJUAN PENULISAN ................................................................ BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ A. Keanekaragaman Bangsa Indonesia .............................................. B. Kebhinekaan Dalam Bidang Agama Sebagai Aset Negara .......... C. Kebhinekaan Sosial Sebagai Aset Negara .................................... BAB III PENUTUP ........................................................................................ DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

i ii 1 1 1 2 3 3 5 8 13 14

ii

BAB I PENDAHULUAN

D. Latar Belakang Indonesia merupakan negara paling beragam di dunia, rumah bagi lebih dari 300 kelompok etnis dan mempunyai populasi Muslim terbesar di dunia. Namun, kita tidak pernah melihatnya sebagai suatu masalah melainkan melihatnya sebagai suatu aset Negara dan karakter nasional Indonesia adalah Negara besar, Indonesia juga Negara yang kaya raya akan sumber daya alamnya. Indonesia adalah Negara yang mempunyai penduduk yang ramah dan santun. Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak pulau yang terbentang dari sabang hingga merauke . dengan banyak nya pulau tentu juga Indonesia banyak terdidri dari bermacam macam suku, budaya, bahasa, agama, adat istiadat dan tentunya juga terdiri dari banyak macam karakteristik masyarakatnya. Keberagaman itu memang unik dan bisa menjadi hal positif bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi jika keberagaman itu tidak dijaga atau tudak di tata dengan baik maka akan menjadi hal yang negatif bagi bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu ditulislah semboyan bangsa Indonesia dalam menghadapi keberagaman tersebut . semboyan tersebut berbunyi Bhineka Tunggal Ika yang terdapat pada lambang negara Indonesia yaitu garuda pancasila. Semboyan ini diharapkan bisa menjadi alat pemerastu bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya dan keutuhannya. serta tetap menjadikan negara Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang akhirnya akan sesuai dengan cita cita bangsa Indonesia itu sendiri.

E. Rumusan Masalah 1. Apakah Pengertian Bhineka Tunggal Ika ? 2. Apa saja Aspek Aspek yang terkandung dalam Bhineka Tunggal Ika ? Bagaimana toleransi antar adat istiadat ? Bagaimana toleransi antar kebudayaan ?

Bagaimana Toleransi Antar Umat Beragama Dan Masyarakat ? Bagaimana Keberagaman Dalam Berbahasa ?

3. Bagaimana Pentingnya kebhinekaan sosial sebagai aset negara ?

F. TUJUAN PENULISAN 1. Mendeskripsikan Pengertian Bhineka Tunggal Ika 2. Mendeskripsikan Aspek Aspek yang terkandung dalam Bhineka Tunggal Ika Mendeskripsikan toleransi antar adat istiadat Mendeskripsikan toleransi antar kebudayaan Mendeskripsikan Toleransi Antar Umat Beragama Dan Masyarakat Mendeskripsikan Keberagaman Dalam Berbahasa

3. Mendeskripsikan Pentingnya kebhinekaan sebagai aset negara

BAB II PEMBAHASAN

A. Keanekaragaman Bangsa Indonesia Indonesia terdiri dari 17.580 buah pulau dengan luas keseluruhan hampir 2 juta km2, tersebar di sekitar khatulistiwa pada lintang 6 LU sampai 11 LS dan 95 BT sampai 141 BT. Di Kepulauan Indonesia banyak terdapat gunung api, sehingga membentuk lahan yang subur, udara yang sejuk dan panorama yang indah, sehingga dijuluki zamrud di khatulistiwa. Pulau-pulau di Indonesia itu dihuni oleh sekitar 300 suku bangsa yang mempunyai bahasa, adat istiadat, rumah adat, teknologi, agama dan kepercayaan yang berbeda. Mozaik budaya di hamparan khatulistiwa ini merupakan potensi besar untuk dikembangkan. Indonesia merupakan bangsa yan penduduknya bersifat majemuk atau beragam (bhinneka). Kebhinekaan ini dapat dilihat dari dua sudut, yaitu sbb :

1. Secara Horisontal

Khazanah : Salah satu perbedaan secara horisontal adalah perbedaan jenis kelamin. Selama ini yang berkembang dalam masyarakat, kaum wanita dianggap lebih rendah kedudukannya dari pria. Bagaimana menurut Anda?
Menunjukkan adanya perberdaan, tetapi tidak ada tingkatan, yaitu sbb : A. Perbedaan Fisik atau Ras Penduduk Indonesia terdiri dari golongan Papua Melanesoid yang berdiam di Pulau Papua, Kai dan Aru, mempnyai ciri fisik rambut keriting, bibir tebal dan kulit hitam. Selanjutnya, golongan Mongoloid berdiam di sebagian besar kepulauan Indonesia, khususnya di Kepulauan Sunda Besar dengan ciri-ciri rambut ikal atau lurus, muka agak bulat, kulit putih sampai sawo matang. Selain itu, terdapat golongan Weddoid dengan jumlah yang relatif sedikit, seperti orang Kubu, Sakai, Mentawai, Enggano dan Tomuna dengan ciri-ciri fisik, perawakan kecil, kulit sawo matang dan rambut berombak. B. Perbedaan Suku Bangsa Di Indonesia hidup tidak kurang dari 300 suku bangsa dengan jumlah penduduk tiap sukunya beragam, dari mulai yang puluhan juta sampai ratusan saja. Suku yang banyak jumlah penduduknya adalah Jawa, Sunda, Dayak, Batak, Minang, Melayu, Aceh, Bali, Manado, Makassar. Sedangkan, suku bangsa yang jumlah penduduknya sedikit,

seperti Nias, Kubu, Mentawai, Asmat, Dani, Tobati, Molof dan banyak lagi yang lainnya. Masing-masing suku bangsa mempunyai kebudayaannya sendiri.

C. Perbedaan Agama Pemerintah Indonesia menjamin setiap warganya untuk menganut dan menjalankanibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Animisme dan dinamisme adalah kepercayaan yang paling tua, dan berkembang sejak zaman pra sejarah, sebelum bangsa Indonesia mengenal tulisan. Agama Hindu dan Budha datang ke Indonesia dari India sekitar abad ke-5 SM dengan bukti tertulisnya ditemukan di Kalimantan Timur (Kerajaan Kutai) dan Bogor (Kerajaan Tarumanegara). Agama Islam datang dari Arab Saudi melalui India sekitar Abad ke-7. Agama Islam menjadi agama terbesar dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Orang Eropa datang ke Indonesia pada awal abad 20, membawa agama Nasrani. Agama Nasrani ini banyak dianut oleh suku Batak, (khususnya Toba dan Karo), Manado, dan Pulau Timor.

D. Perbedaan Jenis Kelamin Perbedaan jenis kelamin adalah sesuatu yang sangat alami, tidak menunjukkan adanya tingkatan. Anggapan superior bagi laki-laki dan inferior bagi perempuan, adalah tidak benar. Masing-masing mempunyai peran dan tanggungjawab yang saling membutuhkan dan melengkapi. Zaman dahulu kaum perempuan tidak diberi kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensinya dan seringkali tugasnya dibatasi hanya sekitar rumah saja. Pekerjaan rumah yang itu-itu saja, dianggap tidak banyak menuntut kreatifitas, kecerdasan dan wawasan yang luas, sehingga perempuan dianggap lebih bodoh dan tidak terampil. Sekarang ini perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk sekolah, mengembangkan bakat dan kemampuannya. Banyak kaum wanita yang menduduki posisi penting baik dalam perusahaan maupun politik. Bahkan secara kodrati perempuan mempunyai kelebihan, yaitu anatomi tubuhnya memungkinkan untuk mengandung dan melahirkan anak.

2. Secara Vertikal Perbedaan yang menunjukkan adanya tingkatan. Hal ini dihasilkan oleh adanya kualitas yang berbeda di antara individu. Misalnya, secara kualitas ada orang yang berpendidikan SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Karena adanya perbedaan pendidikan dan ketrampilan maka pendapatannya berbeda pula. Ada yang berpendapatan rendah, sedang dan tinggi. Kualitas tinggi-sedang dan rendah ini sangat relatif, tergantung

pada tempat dan waktu. Pendapatan di desa Rp. 50.000,- termasuk tinggi, tetapi di kota mungkin rendah, karena biaya hidup di kota termasuk tinggi, segala sesuatu harus dibeli atau disewa dengan uang. Pendapatan tersebut tahun 1990 termasuk tinggi, tetapi 10 tahun kemudian termasuk rendah. Dari perbedaan pendapatan timbul istilah miskin, sedang dan kaya.

B. Kebhinekaan Dalam Bidang Agama Sebagai Aset Negara Kita ketahui dan kita akui bersama bahwa bangsa Indonesia lahir secara kodrati sebagai negara yang pluralis ( beraneka ragam) baik suku, budaya, ras, agama, bahasa dan lain-lain dan dengan pluralisme indah bangsa Indonesia diakui sebgaai bangsa yang ber BHINEKA TUNGGAL IKA dan menjadi negara yang besar. Kebhinekaan disatu sisi merupakan rahmat dan asset yang memiliki potensi yang sangat besar nilainya apabila dimenej dan dikelola dengan baik, dimana masing-masing pihak menyadari akan kekurangan, keterbatasan, kelemahan, serta kelebihan masing-masing pihak, dengan demikian akan dapat tumbuh rasa saling membutuhkan yang berimplikasi pada timbulnya kerjasama untuk saling melengkapi dan menyempurnakan. Namun disisi lain Kebhinekaan apabila tidak di menej dan dikelola dengan baik, akan dapat menjadi sumber konflik yang dapat mengakibatkan disintegrasi bangsa yang sangat berbahaya akibatnya. Hal ini apabila pluralis itu dilihat hanya dengan kacamata perbedaan, sehingga satu dengan yang lain akan saling menonjolkan kelebihannya serta merasa yang paling besar peranannya. Kebhinekaan dalam bidang agama dan kepercayaan, bahwa di Indonesia terdapat 6 agama yang disyahkan yaitu Islam, Budha, Hindu, Kristen, Katolik, Khong Cu (Konfesius) dan beberapa aliran kepercayaan. Dan aliran kepercayaan tersebut dihimbau agar kembali ke agama induknya serta beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. Agama merupakan hak asasi yang paling asasiah / fundamental, karena agama merupakan hak yang bersumber langsung dari Tuhan Yang Maha Esa, maka secara konstitusional dijamin eksistensinya. Dan agama ini diyakini sebagai sumber inspirasi dan motifasi serta kekuatan ruhaniah yang sangat dominan

terhadap segala gerak-gerik manusia baik sebagai individu maupun sosial dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius oleh karena itu tepatlah kiranya apabila ada yang berpendapat bahwa Substansi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia terletak pada kerukunan hidup umat beragama. Apabila kerukunan hidup umat beragama tercapai maka kesatuan dan persatuan bangsa pun akan terwujud dan sebaliknya apabila kerukunan hidup umat beragama terganggu maka stabilitas nasional pun terancam. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kerukunan hidup umat beragama terwujud dengan baik dan stabilitas nasional mantap antara lain : 1. Memahami berbagai regulasi dan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama, serta melaksanakan dengan penuh kesadaran dan berkomitmen tidak hanya terbatas pada nilai-nilai tekstualitas, tetapi sampai pada nilai implisit filosofis (hikmah) regulasi dan kebijakan tersebut. Sebab kesempurnaan suatu regulasi tidak terletak pada kesempurnaan tekstualitasnya tetapi nilai semangat filosofis dan pelaksanaanya. Konsekuensinya bagi pemerintah dan pihak yang diberi amanat agar selalu meningkatkan sosialisasi regulasi secara kontinuitas kepada seluruh umat beragama. 2. Bagi umat beragama agar lebih berkonsentrasi meningkatkan kualitas pemahaman ajaran agama yang berorientasi pada penguatan iman taqwa sesuai ajaran agama masing-masing. Jangan sebaliknya lebih

berkonsentrasi pada pencarian kelemahan dan kesalahan ajaran agama lain dengan kaca mata dan ukuran keyakinan sendiri, dengan demikian akan tercipta kemantapan dalam beragama dan beribadah tanpa menyalahkan dan menjelekan agama orang lain. 3. Optimalisasi lembaga dan forum-forum kebersamaan, dalam segala aspek kegiatan yang menyangkut lintas agama, (FKUB) tidak hanya berperan dan diperankan apabila ada permasalah umat beragama, akan tetapi sebagai sentral gerakan sosial keagamaan yang menyangkut lintas agama misal : kegiatan orang kristen yang berupa sumbangan sembako kepada
6

non kristen, maka jangan langsung diberikan oleh orang kristen kepada non kristen tetapi harus dengan koordinasi dan a.n. FKUB - dari jamaat kristen berikan ke FKUB dari FKUB mendistribusikan kepada pasar dan seterusnya. Disisi lain FKUB harus selalu memfasilitasi terjadinya sharing, diskusi, problem solving antar tokoh agama dan silaturahmi diantara mereka. 4. Optimalisasi fungsi tempat ibadah jangan berhasrat memperbanyak pendirian tempat-tempat ibadah tetapi lebih mengoptimalkan pemanfaatan tempat-tempat yang sudah ada dan pendirian tersebut tidak hanya terfokus pada pemenuhan aturan-aturan saja tetapi lebih dari itu pemenuhan pemahaman dan kesadaran masyarakat lingkungan. Pendirian tempattempat ibadah jangan hanya mengedepankan aspek regulasi seperti PBM tetapi justru aspek sosial masyarakat lingkungan. 5. Jadikan tempat ibadah sebagai majlis penguatan persatuan dan kesatuan Ukhuwah. Tempat ibadah yang bersifat umum dan milik umat umum bukan milik perseorangan / golongan tertentu, agar dapat mengakomodir semua golongan yang ada untuk dapat beribadah dan menggunakan tempat tersebut dengan baik, jangan ada pihak/golongan yang mengklaim tanpa mengakomodir pihak/golongan yang lain misal masjid umum, (interen umat beragama), masalah tarwih 8, 20, atau 36 rokaat, maka mereka harus terakomodir tanpa mengorbankan keyakinan dari pihak-pihak yang ada, yang 8 bisa, yang 20 bisa dan yang 36 pun bisa dalam satu majlis satu malam dan satu jamaah sholat, soal kaifiyah dapat diatur, tinggal itikad niat baiknya ada apa engga itu Persoalannya !?. Misal tentang imamnya pertama yang 8 rakaat selesai, maju yang 20 rakaat, meneruskan selesai, majulah yang 36 rakaat meneruskan. Demikian secara kontinuitas Insya Alloh baik dan diterima ibadahnya. Tetapi kalau tidak, hanya saling mengklaim yang paling syah, paling baik, paling afdlol ibadahnya, Insya Alloh walau benar tetapi rusak nilai ibadahnya, hilanglah pahala dan tidak diterima oleh Alloh Swt, merugi semuanya. 6. Jangan menyalahkan atau merubah budaya atau adat yang berkaitan dengan ritual keagamaan yang sudah mengakar pada umat beragama

dengan hanya mendasari pada keyakinan dan pandangan kacamatannya sendiri, lebih baik dengan jalan sharing, diskusi sehingga kalau memang kurang pas dan perlu diluruskan agar dilakukan dengan evaluasi pemahaman dan kesadaran serta dengan cara-cara yang hikmah. 7. Jangan merasa diri atau golongannya yang paling benar, serta jangan menyampaikan sesuatu yang bersifat komplain, sinisisme, atau

pendiskriditan ajaran agama / golongan lain yang dipandang salah / tidak pas dihadapan publik umum, media terbuka dan lain-lain. Kedepankanlah nilai toleransi dan saling menghormati karena sangat mungkin dengan keterbatasan ilmu yang dimiliki apa yang dilakukan oleh orang / golongan yang lain itu benar hanya diri kitalah yang belum mengetahui dasardasarnya.

C. Kebhinekaan Sosial Sebagai Aset Negara Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Bangsa yang besar tercermin dalam budayanya. Peperangan tidak hanya ditentukan oleh persenjataan serba modern tetapi justeru sangat banyak ditentukann oleh persatuan dan kesatuan bangsa. Dari pernyataan-pernyataan tersebut di atas, jelas menunjukan bahwa kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan dan keunggulan yang mengandung berbagai kemampuan-kemampuan dan nilai-nilai sosial budaya sebagai suatu bangsa adalah untuk menjadi kekuatan nasional di dalam setiap menghadapi ancaman, ganggua, hambatan, dan tantagan baik dari dalam maupun dari luar, secara langsung atau juga tidak secara langsung yang dapat membahayakan pertahanan keamanan bangsa dan negara. Sebagaimana diketahui bahwa sosial budaya yang tumbuh dan berkebang sangat beraneka ragam seiring dengan tempat (wilayah/daerah), etnis dan suku daerah yang bersangkutan. Namun keanekaragaman tersebut justru dapat sebagai perekat bangsa dan bahkan menjadi kekuatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mengapa kedudukan atau keberadaan sosial budaya dapat berperan demikian, oleh karena nilai-nilai sosial budaya tersebut mengandung nilai antara lain:
8

1. Adanya nilai kebersamaan dalam rangka mencapai tujuan; 2. Adanya nilai yang berperan sebagai aturan, ketentuan yang telah membudaya dalam kehidupan kelompok-kelompok masyarakat dan hal ini dijadikan acuan bagi anggota masyarakat dalam rangka berbuat 9sikap dan tingakh laku). 3. Hubungan kemasyarakatan yang saling menghormati dan menghargai dalam kelompok - kelompok sosial, hal ini dijadikan sebagai instrument sosial dalam rangka pelaksanaan tugas dan kegiatan-kegiatan sosial; 4. Adanya standar yang dijadikan sebagi tolak ukur dalam rangka menilai sikap dan tingkah laku serta cara masyarakat mencapai tujuan; 5. Adanya rasa solider antar sesama, artinya mengakui, menghargai dan menghormati hak dan kewajiban serta hak assasi manusia dalam berbagai hal/aspek (suku, keturunaan, agama, dan kepercayaan, kedududukan sosial dan sebagainya); 6. Nilai persatuan dan kesatuan sebagai suatu bangsa; 7. Nilai kesetian dan kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Nilai-nilai sosial budaya tersebut merupakan ddasar kekuatan untuk menyemangati operasional manakala ada ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan terhadap ketahanan nasional atau dapat dikatakan bahwa sosial budaya yang tangguh dan ampuh adalah merupakan kekuatan bangsa untuk menangkal setiap ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik dari luar maupun dari dalam. mengingat keberadaan sosial budaya sebagai kekuatan dan aset bangsa, maka pembangunan sosial budaya merupakan kunci sangat strategis dalam pembangunan nasional.

G. Aspek Keberagaman Suku Di Donesia Keragaman budaya atau cultural diversity adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga

terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan.

Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar peradaban itu.

10

Pentingnya Persatuan Dalam Kebhinekaan Indonesia negara kesatuan. Hubungan antar pulau sudah terjadi sejak zaman dahulu. Ketersediaan angkutan laut sangat memudahkan hubungan antarpulau.Banyak suku bangsa dari satu pulau pindah ke pulau yang lain.Mereka menetap di tempat yang baru. Jadilah penduduk setempat.Kemudian menjadi penduduk desa atau kelurahan, kecamatan dan kabupaten atau kotamu. Ada juga program transmigrasi yang menyebabkan bercampurnya suatu suku bangsa asli dengan suku pendatang. Masing-masing dari mereka memiliki budaya yang berbeda. Tidak hanya budaya, agama mereka pun juga mungkin berbeda. Suatu tempat yang terdapat suku dan budaya yang beragam tentunya sangat rawan dan dapat menyulut adanya perpecahan antarsuku. Namun ternyata hal ini tidak terjadi karena bangsa Indonesia memegang teguh semboyan Bhineka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika berarti berbedabeda tetapi tetap satu juga. Kata Bhineka Tunggal Ika diambil dari kitab Sutasoma karangan Empu Tantular, seorang pujangga dari Majapahit. Bunyi selengkapnya adalah Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Semboyan bangsa Indonesia ini tertulis pada kaki lambang negara Garuda Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika merupakan alat pemersatu bangsa. Untuk itu kita harus benar-benar memahami maknanya. Negara kita juga memiliki alat-alat pemersatu bangsa yang lain, yakni: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dasar Negara Pancasila Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan Lambang Negara Burung Garuda Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Lagu-lagu perjuangan

Masih banyak alat-alat pemersatu bangsa yang sengaja diciptakan agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga. Bisakah kamu menyebutkan yang lainnya? Persatuan dalam keragaman memiliki arti yang sangat penting. Persatuan dalam keragaman harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat mewujudkan hal-hal sebagai berikut : 1. Kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang

11

2. 3. 4.

Pergaulan antarsesama yang lebih akrab Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah Pembangunan berjalan lancer

Adapun sikap yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan persatuan dalam keragaman antara lain: 1. 2. 3. Tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling baik Menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya 4. Lebih mengutamakan negara daripada kepentingan daerah atau suku masing-masing Kita mesti bangga, memiliki suku dan budaya yang beragam. Keragaman suku dan budaya merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya.

12

BAB III PENUTUP

Manfaat dari kebhinekaan sosial

adalah mengajak warga negara agar

dapat membangkitkan sifat pengharagaan antara satu ras dengan ras lainnya, antara etnik atau suku yang satu, dengan suku lainnya, antara pengikut agama yang satu dengan agama lainnya, antara golongan yang satu dengan lainnya. Selain itu, setiap warga, etnik, dan ras dan penganut agama tertentu, dapat mengembangkan kultur, nilai-nilai ajarannya, serta tradisinya. Tak seorang pun yang dapat menghalangi upaya pengembangan ini. Mereka dilindungi oleh undang-undang, yang berdasarkan kesepakatan dan persetujuan warga secara keseluruhan.. Dengan demikian, setiap warga dapat berdiri di atas kakinya sendiri, tanpa merasa tertekan, dikontrol, serta diawasi oleh warga lain yang berbeda kultur. Setiap warga memiliki hak untuk hidup dan maju, bahkan mengembalikan tradisi dan kultur lama yang menjadi ajaran atau anutan pada warga itu. Institusi dan pranata sosial dan kulural dapat berdiri sebanyak-banyaknya, tanpa ada halangan dan tantangan. Hubungan dengan kultur yang sama dapat dibangun seoptimal dan sedekat mungkin, tanpa ada batas-batas hierarkikal dan birokrasi, hingga batas Negara sekalipun.

13

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.rmi-nu.or.id/2012/02/kebhinekaan-aset-bangsa.html 2. http://riaaci.blogspot.com/2013/09/pluralisme-masyarakat-indonesia.html 3. http://refrensi-ilmu.blogspot.com/2010/05/kebhinekaan-bangsa-indonesia.html 4. http://duniabembi.blogspot.com/2013/05/sosial-budaya-sebagai-kekuatanbangsa.html

14

Anda mungkin juga menyukai