Dosen Pengampu:
Dr. Ali Muhtadi, S.Pd.,M.Pd.
Disusun Oleh:
Shoffan Fatkhulloh (NIM.17707251002)
Atmoko Putra Pratama (NIM.17707251006)
Silvia Oksa (NIM.17707251019)
Putri D. Humaerah (NIM.17707251032)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul: Laporan Observasi Manajemen Sumber Belajar di
Museum Memorial Jenderal Besar H.M. Soeharto.
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber
Belajar dengan dosen pengampu Dr. Ali Muhtadi, S.Pd., M.Pd. Penyusun
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan laporan masih banyak kekurangan
baik isi maupun penulisannya. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk perkembangan penyempurnaan laporan
ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan museum saat ini telah bergerak menuju arah yang lebih
maju dan mengalami perubahan paradigma. Namun, yang tidak bisa lepas dari
dulu hingga kini adalah museum sebuah media yang mempresentasikan sesuatu
baik itu identitas negara, kebudayaan, maupun seorang tokoh.
Representasi salah satu tokoh yang paling dikenal di Indonesia saat ini
adalah pendirian sebuah museum yang khusus mengangkat tokoh yang
memiliki peran penting dalam sejarah negara Indonesia yaitu Jenderal Besar
H.M. Soeharto yang juga pernah menjabat menjadi presiden kedua Republik
Indonesia selama 32 tahun.
Museum yang mengangkat tokoh H.M. Soeharto ini merupakan bangunan
bersejarah berbentuk museum yang menyimpan memori dan peninggalan-
peninggalan Jendral Besar TNI Soeharto yang diresmikan pada tahun 2013.
Museum ini berdiri di atas tanah milik Soeharto yang terletak di Dusun
Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Museum tersebut diberi nama Museum Memorial Jenderal Besar H.M.
Soeharto diresmikan pada 8 Juni 2013 oleh Probosutedjo (adik Soeharto)
bertepatan dengan hari lahir Soeharto. Museum ini dibangun di atas lahan seluas
3.620 meter persegi, untuk mengenang jasa dan pengabdian Soeharto semasa
hidupnya untuk bangsa Indonesia agar dapat menjadi inspirasi bagi generasi
muda. Koleksi yang tersimpan di dalamnya antara lain benda kenangan milik
Soeharto sejak berdinas di kemiliteran hingga saat menjabat sebagai presiden
Republik Indonesia, termasuk berbagai prestasi yang pernah diraih semasa
menjabat Presiden ke-2 Indonesia. Museum dibangun dan diresmikan oleh H.
Probosutedjo (adik dari Soeharto) dan Siti Hardijanti Rukmana (Mbak Tutut,
putri pertama Soeharto).
Museum Memorial Jenderal H.M Soeharto menawarkan konsep museum
modern dengan ditunjang penggunaan teknologi canggih dan interaktif. Konsep
1
teknologi modern dan kecanggihan ini menganut tren museologi yang lebih
dulu telah berkembang di Eropa, di mana museum menjadi wahana rekreasional
yang mengharapkan partisipasi aktif dari pengunjung. Bekas bangunan rumah
tradisional Jawa tempat Soeharto kecil tinggal disulap menjadi perpaduan
tradisional dan modern. Dengan pemasaran yang cukup baik dan sosok
Soeharto yang ditampilkan menjadi daya tarik besar untuk orang-orang datang
berkunjung.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana profil museum Memorial Jenderal Besar H.M. Soeharto?
2. Bagaimana perencanaan museum Memorial Jenderal Besar H.M. Soeharto
sebagai sumber belajar?
3. Bagaimana pengorganisasian museum Memorial Jenderal Besar H.M.
Soeharto sebagai sumber belajar?
4. Bagaimana pelaksanaan museum Memorial Jenderal Besar H.M. Soeharto
sebagai sumber belajar?
C. Tujuan Penulisan
1. Bagaimana profil museum Memorial Jenderal Besar H.M. Soeharto?
2. Bagaimana perencanaan museum Memorial Jenderal Besar H.M. Soeharto
sebagai sumber belajar?
3. Bagaimana pengorganisasian museum Memorial Jenderal Besar H.M.
Soeharto sebagai sumber belajar?
4. Bagaimana pelaksanaan museum Memorial Jenderal Besar H.M. Soeharto
sebagai sumber belajar?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Misi : 1. Menjadikan museum sebagai bagian dari
edukasi pendidikan sejarah anak bangsa,
untuk mengenang kejuangan, prestasi dan
pengabdian yang di berikan oleh Alm. Bapak
Presiden Republik Indonesia Ke-2, Jenderal
Besar H.M. Soeharto.
2. Menjadikan museum sebagai tempat untuk
meningkatkan dan memantabkan jiwa
nasionalisme dan wawasan kebangsaan bagi
masyarakat umum dan pemuda, pelajar
sebagai generasi penerus bangsa.
3. Menjadikan museum sebagai sumber
inspirasi bagi generasi penerus agar nilai-
nilai kejuangan yang terkandung didalamnya
menjadi pelajaran berharga untuk
menyongsong masa depan bangsa.
4
Museum ini dibangun supaya masyarakat luas mengetahui mengenai
tokoh Soeharto. Kemudian yang kedua Museum Jenderal Besar
H.Muhammad Soeharto ini menjadi wahana edukasi sejarah bangsa
tentang Nasionalisme, karena Soeharto dulu pernah membangun Negeri
Indonesia ini.
Museum Jenderal Besar H.M. Soeharto dirancang dan dibangun
mulai tahun 2012 dengan target pertama bangunan ini di target sampai
tanggal 1 Maret 2013. Kemudian setelah bangunan selesai dilanjutkan oleh
pengisian diorama sampai tanggal 5 Juni 2013 dan pada tanggal 8 Juni
3013, bertepatan tanggal lahir Soeharto, diresmikan secara keseluruhan
dan di buka pada tanggal tersebut oleh H. Probosutedjo, Mbak Tutut (Salah
satu putri beliau) dan banyak pejabat lainnya. Di dalam museum ini
menceritakan tentang H.M. Soeharto,mulai dari silsilah keluarga,
mengenai sepak terjang perjuangan beliau dari era penjajahan hingga
menjadi presiden RI.
5
B. Perencanaan Museum Memorial Jenderal Besar H.M. Soeharto
Perencanaan suatu sumber belajar dimulai dengan mengadakan
identifikasi kebutuhan akan sumber belajar di suatu lingkungan masyarakat.
Kebutuhan-kebutuhan ini dirumuskan melalui pengamatan, diskusi tentang
masalah-masalah yang terjadi di masyarakat. Sangat ideal apabila sebelum
mengembangkan suatu sumber belajar kita mempunyai perencanaan induk
(master plan). Perencanaan induk ini menetapkan sosok sumber belajar yang
akan dipilih apakah berjangka pendek, berjangka menengah atau berjangka
panjang (Suparno, 1998: 110). Master plan atau rencana induk ini tentu akan
sangat menolong langkah-langkah pengembangan sehingga tidak terkesan
tambal sulam atau sporadis.
Pengembangan museum Memorial Jenderal Besar H.M. Soeharto juga
memiliki perencanaan sebagai berikut.
1. Rencana Jangka Pendek
a. Menata manajemen internal museum, meliputi penataan lingkungan
museum, meningkatkan SDM staff dan karyawan, peningkatan
administrasi dan upaya sosialisasi serta promosi.
b. Melengkapi koleksi yang diperlukan untuk meningkatkan daya tarik
dan memudahkan sistem edukasi history kepada pengunjung.
c. Menata fasilitas pendukung seperti tempat parkir, arus lalu lintas jalan,
kebersihan lingkungan, ketertiban pedagang dan meningkatkan SDM
pedagang yang ramah, santun menyenangkan.
d. Menjalin kemitraan dengan beberapa komunitas masyarakat, menjalin
kerjasama dengan pemerintah setempat, lembaga pendidikan dan
instansi baik negeri maupun swasta untuk meningkatkan destinasi di
museum.
6
pelayanan dan pengelolaan museum yang lebih baik dan lebih
profesional.
b. Melengkapi koleksi yang diperlukan untuk meningkatkan daya tarik
dan memudahkan sistem edukasi history kepada pengunjung.
Penggunaan teknologi informatika sebagai pendukung informasi
yang lebih efektif, menarik dan sangat luas cakupannya.
c. Menata fasilitas pendukung seperti tempat parkir, arus lalu lintas jalan,
kebersihan lingkungan, ketertiban pedagang dan meingkatkan SDM
pedagang yang ramah, santun menyenangkan.
d. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai fihak yang dapat
mendukung sosialisasi
keberadaan Museum, meningkatkan promosi dan pameran, membentuk
komunitas sosial media demi peningkatan kunjungan.
e. Merintis di bentuk dan di bangunnya Desa Wisata Sejarah dan Budaya
untuk mendukung potensi museum dan peningkatan sumber daya
manusia, masyarakat desa yang terdapat di sekitar museum.
f. Peningkatan kerjasama dengan biro perjalan baik tingkat lokal, tingkat
nasional maupun Internasional demi peningkatan kunjungan wisata
lokal maupun wisatawan asing ke museum.
7
c. Menata fasilitas pendukung seperti Tempat parkir, arus lalu lintas jalan,
kebersihan lingkungan, ketertiban pedagang dan meningkatkan SDM
pedagang yang ramah, santun menyenangkan.
d. Meningkatkan jalinan kemitraan dengan beberapa komunitas
masyarakat, menjalin kerjasama dengan pemerintah setempat, lembaga
pendidikan dan instansi baik negeri maupun swasta utk meningkatkan
destinasi di museum.
e. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai fihak yang dapat
mendukung sosialisasi keberadaan Museum, meningkatkan promosi
dan pameran, membentuk komunitas sosial media demi peningkatan
kunjungan.
f. Membangun Desa Wisata Sejarah dan Budaya pendukung potensi
museum dalam peningkatan sumber daya manusia , masyarakat desa
yang terdapat di sekitar museum.
g. Peningkatan kerjasama dengan biro perjalan baik tingkat lokal, tingkat
nasional maupun Internasional demi peningkatan kunjungan wisata
lokal maupun wisatawan asing ke museum.
h. Menjadikan museum Memorial Jenderal Besar H.M. Soeharto sebagai
salah satu Museum edukasi History yang menjadi andalan untuk
edukasi, destinasi dan tempat yang di kenal secara luas di penjuru
dunia.
Jika kita telah mempunyai suatu rancangan induk maka perluasan atau
pengembangan secara bertahap dapat dilakukan tanpa merusak keseluruhan
sumber belajar itu sebagai sistem yang utuh. Perencanaan jenis-jenis barang
dan media yang akan mengisi sumber belajar sangat beragam, sehingga
diperlukan sebuah ruangan atau gedung yang akan menjadi wadah yang baik
bagi benda/ media tersebut. Museum Memorial Jenderal Besar H.M. Soeharto
ini berisi benda/ media yang berdasarkan/ bersumber dari: (a) Arsip Nasional
Republik Indonesia, (b) Museum Purna Bakti Pertiwi, (c) Museum Jendral
Ahmad Yani, (d) Monumen Pancasila Sakti, (e) Monumen Jogja Kembali, (f)
H. Probosutedjo, (g) Saksi-saksi Sejarah lainnya, dan (h) Referensi lainnya.
8
C. Organisasi Museum Memorial Jenderal Besar H.M. Soeharto
1. Struktur Organisasi
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan
pada hari Selasa (11/12/2018) diketahui bahwa museum H.M. Soeharto
memiliki struktur organisasi seperti pada gambar berikut.
PEMARKARSA DAN KETUA
DEWAN PENASEHAT
R.H. PROBOSUTEDJO
DEWAN PENASEHAT
Prof.Dr. H. SUHARYADI
JOKO PURNOMO
ARYO WINOTO S.Pt.
KEPALA KANTOR
H. GATOT NUGROHO SPt.
BENDAHARA
MAMIEK LESTARI S>Psi.
PEMANDU
Triendi Suyatmo TEKNISI WASKITO
Arif Ramadhan IRFAN Karismawan 8 (Delapan Anggota) SARWANTO
Maryati
9
mengurutkan sejarah dari Bapak Pembangunan sehingga mampu
menceritakan tentang seluruh cerita dan jasa-jasa beliau. Adapun ragam
koleksi yang dimiliki museum memorial jenderal besar H.M. Soeharto
beserta pengorganisasiannya sebagai berikut:
a. Bangunan Pendopo Utama (seluas 600 m2), dimana didepannya
adalah Halaman seluas 400 m2 , digunakan untuk kegiatan upacara,
Senam bersama dan kegiatan permainan anak-anak. Pendopo Utama
adalah pusat untuk memberikan informasi, edukasi tentang museum,
sejarah Presiden RI ke- 2 Bapak H.M. Soeharto , memberi motivasi
tentang wawasan kebangsaan , nasionalisme dan sarana hiburan serta
untuk memutar film sejarah bangsa. Di dalam Pendopo Utama terdapat
koleksi dan sarana pendukung edukasi antara lain : Patung Jend. Besar
H.M. Soeharto sedang hormat, berbahan perunggu dengan tinggi 1,5
meter, Seperangkat gamelan jawa (pelok dan slendro), Televisi LED
80” sebagai srana utama menyampaikan edukasi history, Televisi LED
60” untuk menayangkan dokumen photo-photo pengunjung dalam
bentuk slide berjalan.
10
dalam falasafah jawa ada tiga kata yang mendasari yaitu : Sa-Sa-Sa
yang artinya seorang Pemimpin Harus Selalu ( “Sa” pertama) Sabar
atine, artinya hatinya sll dalam keadaan sabar, (“Sa” kedua) Saleh
Pikolahe, artinya Selalu taat beribadah dalam beragama dan (“Sa”
ketiga), Sareh Tumindake, artinya Seorang pemimpin harus selalu
buijaksana dalam bersikap bertindak dalam memerintah negeri ini.
11
f) Diorama Serangan Umum II (Peristiwa di Kraton Yogyakarta,
ketika Pak Harto mohon ijin Sultan HB IX utk melaksanakan
Serangan Umum).
g) Diorama Serangan Umum III ( Peristiwa peperangan di Stasiun
Tugu Yogyakarta),
h) Diorama Serangan Umum IV (Peristiwa Kembalinya Jend.
Sudirman ke Kota Yogyakarta).
i) Wall Display Daftar nama-nama korban Serangan Umum,
j) Media video film pendek tentang Peristiwa Serangan Umum 1
maret 1949,
k) Interactive Ceilling effect Serangan pesawat di Maguwo,
l) Glass floor Treatment, b.13.Multimedia Sound Sirine Srangan di
Hotel Toegoe.
12
4) Selasar D Pemberontakan G 30 S/PKI dan Kesaktian Pancasila
a) Display nama Selasar Kesaktian Pancasila,
b) Display Penumpasan G 30 S/PKI,
c) Display Peristiwa G 30 S/PKI kronologi peristiwa (Lubang
Buaya dan Hologram Garuda Pancasila),
d) Figure Pangkostrad Lima Jaya MayJend. Soeharto,
e) Display Pembubaran G 30 S/PKI,
f) Dsiplay Memo Komando Operasi Mandala kepada Presiden,
g) Display Pengkianatan G 30 S/PKI (Panel Touch Screen
Ringkasan Narasi Peristiwa Sekitar Pemberontakan PKI),
h) Floating Glass Diorama Peristiwa G 30 S /PKI,
i) Display Surat Perintah 1 Maret 1966 mengenai Pembubaran PKI,
j) Siluet Figure Jenderal Besar H.M. Soeharto,
k) Art Acrylic Laser Figur Pahlawan yang gugur di Peristiwa G 30
S/PKI.
13
D. Pelaksanaan Museum Memorial Jenderal Besar H.M. Soeharto
Pelaksanaan sumber belajar menekankan pada kegiatan yang berkaitan
dengan orang-orang dalam organisasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan dan pengelolaan pusat sumber belajar menurut Mudhoffir (1992),
yaitu mengenai tugas tenaga pengelola, jumlah personalia, fasilitas pusat
sumber belajar dan biaya yang disediakan. Pada kunjungan yang dilakukan di
Museum Soeharto berdasarkan hasil pengamatan dalam Observasi diperoleh
beberapa data yang berkaitan dengan pelaksanaan Museum Soeharto.
Berdasarkan jumlah personalia atau SDM yang ada di Museum Soeharto
diketahui bahwa jumlah tenaga pengelola yang terdapat di museum tersebut
adalah 22 orang yang terdiri dari Sarjana (S1) berjumlah 6 orang, Lulusan
SMA: 12 orang dan lulusan SMP: 4 orang. Jumlah tenaga pengelola ini telah
disesuaikan dengan jumlah pengunjung yang berkunjung ke Museum
Soeharto. Jumlah tersebut dianggap sudah mampu untuk melayani dan
mendampingi pengunjung ketika berkunjung ke museum. Adapun data jumlah
pengunjung yang hadir ke museum tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tahun 2013, Jumlah pengunjung : 167.543 orang
2. Tahun 2014, Jumlah pengunjung : 255.840 orang
3. Tahun 2015, Jumlah pengunjung : 250.050 orang
4. Tahun 2016, jumlah pengunjung : 210.000 orang
5. Tahun 2017, jumlah pengunjung : 198.000 orang
6. Sampai bulan Des’18, jumlah pengunjung : 141.000 orang
Hal lain yang tidak terlepas dari pelaksanaan museum adalah berkaitan
dengan fasilitas yang disediakan. Pada museum ini fasilitas yang tersedia
cukup lengkap, karena telah mempertimbangkan tingkat keamanan dan
kenyamanan dari pengunjung. Fasilitas publik yang disediakan oleh museum
diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Tempat informasi
2. Tempat penitipan barang
3. Pos Satpam
4. Genset listrik
14
5. Toilet dalam museum maupun luar museum di tempat parkir umum
6. Tempat duduk, kursi untuk pengunjung umum maupun VIP
7. Tempat parkir umum
8. Tempat parkir karyawan
9. Tempat anak bermain
10. Taman
11. Mushola dalam museum, maupun di luar museum, dan
12. Petunjuk arah
Penyediaan fasilitas tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan dalam
memberikan pelayanan terbaik bagi pengunjung. Tentunya penyediaan fasilitas
ini mempertimbangkan pula dari konsep museum, jumlah pengunjung,
karakter pengunjung serta kaitanya dengan kebiasaan-kebiasaan pengunjung.
Pelaksanaan dari keberlangsungan museum ini agar dapat terus berjalan
dengan baik tidak terlepas pula dari biaya yang disediakan. Museum ini
dikelola oleh pihak swasta yang mana sumber pendanaan museum sepenuhnya
dukung oleh keluarga besar Alm. Bapak H.M. Soeharto, baik adik alm. yaitu
Bapak H. Probosutedjo maupun putra-putri Alm. Bapak Presiden RI ke-2
Jenderal Besar H.M. Soeharto melalui Yayasan Wongsomenggolo.
Berdasakan hasil observasi terkait pelaksanaan dan pengelolaan dari
museum yang meliputi tugas tenaga pengelola, jumlah personalia, fasilitas
pusat sumber belajar dan biaya yang disediakan Museum Soeharto termasuk
dalam kategori memiliki pelaksanaan yang baik karena telah
mempertimbangkan aspek-aspek dalam pelaksanaan sumber belajar.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasakan hasil observasi terkait (1) profil, yang meliputi identitas, dan
sejarah berdirinya museum, (2) perencanaan, yang meliputi rencana jangka
pendek, rencana jangka menengah, rencana jangka panjang, dan perencanaan
barang/ media (koleksi) yang akan mengisi museum, (3) pengoragnisasian,
yang meliputi struktur organisasi, dan koleksi yang ada pada museum, (4)
pelaksanaan dan pengelolaan, yang meliputi tugas tenaga pengelola, jumlah
personalia, fasilitas pusat sumber belajar dan biaya yang disediakan, pada
Museum Memorial Jenderal Besar H.M. Soeharto termasuk dalam kategori
memiliki manajemen sumber belajar yang baik karena telah
mempertimbangkan aspek-aspek dalam pelaksanaan sumber belajar.
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17