Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senyawa-senyawa organik seperti protein, pati/karbohidrat, dan lipid
banyak terdapat dalam makanan yang dikonsumsi manusia dalam kehiduan
sehari-hari. Untuk mengetahui spesifikasi keberadaan senyawa-senyawa
tersebut, para ilmuwan telah melakukan banyak penelitian untuk menguji
sampel-sampel makanan yang diduga mengandung senyawa-senyawa organik
tersebut. Dalam hal pengujian sampel, peneliti menggunakan pereaksi-pereaksi
tertentu untuk mengidentifikasi adanya senyawa-senyawa organik tersebut.
Pereaksi - pereaksi yang digunakan dapat memberikan ciri khas tertentu
bila teridentifikasi adanya senyawa-senyawa organik dalam suatu sampel,
misalnya terbentuknya warna pada larutan sampel. Pengidentifikasian dapat
pula dilakukan melalui pengujian ketengikan, ketidakjenuhan, denaturasi,
pengendapan dan lain-lain. Pengujian yang dilakukan disesuaikan dengan jenis
senyawa yang akan diidentifikasi.
Beberapa jenis pereaksi yang sering digunakan yaitu pereaksi Fehling,
pereaksi Benedict, pereaksi Ninhidrin, pereaksi Millon, pereaksi Nelson,
larutan HCl 0,1 M, larutan NaOH 0,1 M, larutan asam asetat 1 M, larutan
dapar/buffer asetat, larutan iod 0,01 N, dan lain-lain.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka akan dilakukan praktikum
pembuatan pereaksi untuk mengidentifikasi keberadaan senyawa-senyawa
organik seperti protein, asam amino, pati/karbohidrat, enzim dan lipid pada
sampel bahan makanan.
B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara pembuatan
pereaksi

yang

digunakan

untuk

megidentifikasi

suatu

sampel

yang

mengandung protein, asam amino, pati/karbohidrat, enzim dan lipid.


C. Prinsip Percobaan
Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu pembuatan pereaksi agar dapat
dilakukan pengidentifikasian suatu sampel yang mengandung protein, asam
amino, karbohidrat, pati, enzim dan lipid.

BAB II
TEORI PENDUKUNG
Tes Benedict dan Barfoed didasarka pada reduksi Cu++ menjadi Cu+. Pada
tes reduksi tembaga dalam larutan alkali, senyawa kompleks seperti asam sitrat
(Benedicts solution) atau tartarat (Fehlings solution) ditambahkan untuk
membentuk warna biru pada ion kompleks dengan Cu ++. Hal ini dilakukan untuk
mencegah pengendapan CuCO3 dalam larutan sodium karbonat (Benedicts
reagent), dan Cu(OH)2 atau CuO dalam larutan sodium hidroksida (Fehlings
reagent). Hasil oksidasi dari karbohidrat dalam larutan alkali adalah kompleks
sebenarnya dan banyak. Belum semuanya diidentifikasi. Senyawa maltosa,
laktosa, sukrosa tidak direduksi dengan larutan Benedict, karena tidak mempunyai
gugus bebas aldehid atau keto.
Ketika ninhidrin yang berisis asam amino dipanaskan, warna kompleks
akan terbentuk. Untuk salah satu asam amino, intensitas warna yang terbentuk
adalah sebanding dengan konsentrasi asam amino. Pada proses ini dapat mentukan
secara kuantitatif banyaknya asam amino yang ada. Dalam penambahan, ketika
amonia dan karbon dioksida dibebaskan pada reaksi ini, mungkin juga dilakukan
pengukuran secara kuantitatif (Harrow, dkk., 1960).

Pereaksi ninhidrin, mengandung ninhidrin, etilen glikol, buffer asetat, dan


stannous klorida suspension, initially a pale red color is added to 1-10 g of
protein hydrolysate in a flat bottom microtiter plate. During the 10-min
incubation at 100 oC, reaksi amonia dengan reagen ninhidrin menghasilkan
diketohidrinliden-diketohidrindamin ( Susan, 1960).
A buffer digunakan ketika bekerja dengan proteins to resist changes in the
hydrogen ion konsentrasi (pH) of the larutan protein. The selection of an
appropriate buffer is important in order to maintain the protein at desire pH and to
ensure reproducible experimental result. A Rudimentary description of key
concept ts behind buffering, such as pH and pKa, can be found in calbiochem
buffer booklet and stryer (Wiley, 1991).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat-Alat dan Bahan yang Digunakan
1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai
berikut :
Labu takar 50 mL, 100 mL

@ 2 buah, 6 buah

Gelas kimia 250 mL, 300 mL, 600 mL

@ 3 buah, 1 buah, 1 buah

Gelas ukur 10 mL

1 buah

Pipet volume 10 mL, 25 mL

@ 1 buah

Batang pengaduk

5 buah

Spatula

5 buah

Kaca arloji

2 buah

Pipet tetes

5 buah

Filler

1 buah

Botol timbang

3 buah

Botol semprot

5 buah

Botol wadah

3 buah

2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai
berikut :
Kristal CU(II)SO4
Asam sulfat (H2SO4)
Padatan natrium hidroksid (NaOH)
Natrium kalium tartarat (garam Rochelle)
Natrium sitrat (Na3C6H5O7.11H2O)
Natrium karbonat anhidrat (NaCO3)
Natrium bikarbonat (Na2CO3)
CuSO4 hidrat
Ninhidrin
HgSO4
NaNO2
Asam klorida (HCl)
Asam asetat glasial
Natrium asetat (C3H3C2Na)
Kalium iodida (KI)
Iod (I2)

Natrium sulfat anhidrat (Na2SO4)


Tembaga sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O)
Aquadest
B. Posedur Kerja
1.

Pembuatan Pereaksi Fehling


Larutan Fehling A
-

Ditimbang 6,928 g kristal Cu(II)SO4

Disimpan dalam gelas kimia

Ditambahkan 10 mL larutan asam sulfat encer

Diaduk dengan batang pengaduk hingga kristal larut

Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL

Dicukupkan volumenya dengan aquadest hingga tanda tera

Dikocok

Larutan Fehling B

2.

Ditimbang 12 g NaOH dan 34,6 g natrium kalium tartarat

Dimasukkan kedalam gelas kimia

Dilarutkan dengan aquadest

Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL

Dicukupkan volumenya hingga tanda tera

Dikocok

Pembuatan Pereaksi Benedict


Ditimbang 34,6 g natrium sitrat (Na3C6H5O7.11H2O) dan 1 g natrium
karbonat anhidrat

Dimasukkan ke dalam gelas kimia


Dilarutkan dengan 80 mL aquadest
Ditambahkan kembali 5 mL aquadest
Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL
Ditambahkan 3,46 g CuSO4 yang dilarutkan dalam 10 mL aquadest
Dicukupkan volumenya hingga tanda tera
Dikocok
3.

Pembuatan Pereaksi Ninhidrin


Ditimbang 0,2 g ninhidrin
Dimasukkan ke dalam gelas kimia
Ditambahkan aquadest
Diaduk hingga ninhidrin larut
Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL
Dicukupkan volumenya hingga tanda tera
Dikocok

4.

Pembuatan Pereaksi Millon


Pembuatan larutan H2SO410%
-

Dipipet 5 mL H2SO4 pekat

Dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL

Dicukupkan volumenya hingga tanda tera

Dikocok

Pembuatan larutan HgSO4


-

Ditimbang 0,5 g HgSO4

Dimasukkan ke dalam gelas kimia

Ditambahakan sedikit larutan asam sulfat 10%

Diaduk hingga larut

Dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL

Dicukupkan volumenya dengan larutan asam sulfat 10%

Dikocok

Pembuatan larutan NaNO2 1%

5.

Ditimbang 0,5 g NaNO2

Dimasukkan ke dalam gelas kimia

Dilarutkan dengan sedikit aquadest

Dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL

Dicukupkan volumenya dengan aquadest hingga tanda tera

Dikocok

Pembuatan Larutan HCl 0,1 M


Dipipet 5 mL HCl 2 M
Dimasukaan ke dalam labu takar 100 mL
Ditambahkan dengan aquadest hingga tanda tera
Dikocok

6.

Pembuatan Larutan NaOH 0,1 M


Ditimbang 0,4 gram NaOH

Dimasukkan kedalam gelas kimia


Dilarutkan engan sedikit aquadest
Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL
Dokocok
7.

Pembuatan Larutan Asam Asetat 1 M


Dipipet larutan Asam Asetat Glasial 5,775 mL
Dimasukkan kedalam labu takar 100 mL
Ditambahkan aquadest sampai tanda tera
Dikocok hingga homogen

8.

Pembuatan Larutan Dapar/Buffer Asetat


Larutan A
Dipipet 1,155 mL Asam Asetat Glasial
Dimasukkan kedalam labu takar 100 mL
Ditambahkan aquadest hingga tanda tera
Dikocok hingga homogen
Didiamkan selama beberapa menit
Larutan B
Ditimbang C3H3C2Na 1,64 gram
Dimasukkan dalam gelas kimia 100 mL
Diaduk hingga larut
Didiamkan beberapa menit
Dimasukkan kedalam labu takar 100 mL
Ditambahkan aquadest hingga tanda tera
Dikocok

9.

Pembuatan Larutan Iod 0,01 N


Ditimbang 0,25 g KI dan 0,126 g I2
Dilarutkan dengan aquades dalm gelas kimia
Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL

Dicukupkan volumenya hingga tanda tera


Dikocok
10. Pembuatan Pereaksi Nelson
Larutan Nelson A
- Ditimbang 1,25 g natrium karbonat anhidrat + 1,25 g Rochelle
+ 1 g natrium bikarbonat + 10 g natrium sulfat anhidrat
- Dilarutkan dengan 350 mL aquadest dalam gelas kimia
- Dimasukkan ke dalam labu takar 500 mL
- Dicukupkan volumenya hingga tanda tera
- Dikocok
Larutan Nelson B
Ditimbang 7,5 g CuSO4.5H2O
Dilarutkan dengan sedikit aquadest dalam gelas kimia
- Dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL
- Dicukupakn volumenya hingga tanda tera
- Dikocok
B. Reaksi Lengkap
C. Perhitungan
1. Pembuatan larutan HCl 0,1 M
M1 . V1 = M2 . V2
2 M x V1 = 0,1 M x 100 mL
V1 =

10
5mL
2

2. Pembuatan larutan NaOH 0,1 M


g

M NaOH = Mr x
gram =
=
D. Pembahasan

1000
p

MxMrxp
1000
0,1x 40 x100
0,4 gram
1000

DAFTAR PUSTAKA
Bioanalytic
Harrow, Benjamin, Ernest Borek, Abraham Mazur, Gilbert C.H. Stone, Harry
Wagreich, 1960. Biochemistry. Sauders. London

Anda mungkin juga menyukai