0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
371 tayangan14 halaman
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
Zaman Renaissance di Eropa berlangsung dari abad ke-14 hingga abad ke-16, dimana semangat humanisme dan penemuan kembali budaya Yunani dan Romawi Kuno memunculkan gagasan baru tentang martabat manusia yang mandiri dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
Zaman Renaissance di Eropa berlangsung dari abad ke-14 hingga abad ke-16, dimana semangat humanisme dan penemuan kembali budaya Yunani dan Romawi Kuno memunculkan gagasan baru tentang martabat manusia yang mandiri dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
Zaman Renaissance di Eropa berlangsung dari abad ke-14 hingga abad ke-16, dimana semangat humanisme dan penemuan kembali budaya Yunani dan Romawi Kuno memunculkan gagasan baru tentang martabat manusia yang mandiri dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Tidak banyak orang yang tahu, kecuali mungkin para sejarawan bahwa Eropa umumya dan Italia khususnya menjadi modern seperti dewasa ini, sebenarnya telah dimulai sejak zaman Renaissance. Jika zaman renainssance dimulai sekitar abad ke-14 maka untuk menghasilkan Eropa modern seperti dewasa ini diperlukan kurang lebih lima abad. Modernisasi bagaimanapun memerlukan waktu, bisa panjang bisa pendek tergantung dari berbagai faktor. Kalau bangsa Italia khususnya dan bangsa Eropa umumnya memerlukan waktu kurang lebih lima abad, maka bangsa Jepang memulai modernisasi sejak zaman Meiji Restorasi hingga menjadi bangsa modern memerlukan waktu kurang lebih satu setengah hingga dua abad. Istilah Renaissanance (bahasa Prancis) berasal dari kata rinascita (bahasa Italia) yang artinya kelahiran kembali, merupakan istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Georgio Vasari pada abad ke-16 untuk menggambarkan semangat kesenian Italia mulai abad ke-14 hingga ke-16 yang bernapaskan semangat kesenian Yunani dan Romawi kuno. Vasari yang percaya bahwa kebudayaan itu terikat hukum alam yaitu lahir, berkembang, merosot dan mati; melihat bahwa kelahiran kembali budaya Romawi dan Yunani kuno telah terjadi di Italia sejak abad ke-14. Lebih jauh Burckhardt mengatakan bahwa renaissance bukan sekedar kelahiran kembali kebudayaan Romawi dan Yunani kuno tetapi merupakan kebangkitan kesadaran manusia sebagai individu yang rasional, sebagai pribadi yang otonom, yang mempunyai kehendak bebas dan tanggungjawab. Manusia bebas, rasional, mandiri dan individual itulah prototype manusia modern, manusia yang sanggup dan mempunyai keberanian untuk memandang dirinya sebagai pusat alam semesta (antroprosentris) dan bukan Tuhan sebagai pusatnya (teosentris). Maksudnya manusia harus berani bertanggungjawab atas segala perbuatannya dan mengandalkan pada kemampuan-kemampuan yang dimilikinya dalam menjalani kehidupan duniawi ini. Manusia tidak lagi berpegang pada prinsip memento mori (ingatlah bahwa engkau akan mati) tetapi diganti dengan semboyan carpe diem (nikmatilah kesenangan hidup) Manusia menjadi pusat (antrhoposentris) dari alam dan di kalangan kaum humanis muncul pemikiran tentang the dignity of man. Leonardo Da Vinci, Michelangelo, Francis Bacon adalah contoh yang dapat menjadi wakil dari keyakinan ini. Da Vinci pernah mengatakan bahwa mekanika ialah firdaus dari matematika dan matematika adalah dasar pemikiran serta eksperimen dalam menerjemahkan alam bagi manusia. Jika alam Abad Tengah berdasarkan otoritas Allah, sebab Allah Maha Kuasa (dues omnipoten), berkeyakinan bahwa hidup sepenuhnya tergantung pada kuasa moril, maka pada masa renaissance manusia berkeyakinan bahwa pengalaman, eksperimen dan rasionalitas manusia merupakan dasar dalam kehidupan duniawi ini. Ini memang mengandung benih-benih sekularisme barat sehingga agama semakin tersisihkan. Bahkan gema renaissance mengumandangkan seruan bahwa “Man can do all thing if they will”. Itu berarti bahwa manusia itu dapat berbuat apa saja, sebab dirinya memang begitu otonom. Esensi dari semangat renaissanance dapat disimak dari pandangannya bahwa manusia dilahirkan bukan hanya memikirkan nasib di akhirat seperti semangat Abad Tengah, tetapi manusia harus memikirkan hidupnya di dunia ini. Jika Abad Tengah mengatakan manusia lahir ke dunia dengan turun dari surga dan begitu lahir langsung mengangkat kepalanya untuk menengadah lagi ke surga, maka masa renaissanance mengatakan manusia lahir kedunia untuk mengolah, menyempurnakan dan menikmati dunia ini baru setelah itu menengadah ke surga. Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan, kesengsaraan dan kenistaan di dunia bukanlah takdir Allah melainkan suatu keadaan yang dapat diperbaiki dan diatasi oleh kekuatan manusia dengan akal budi, otonomi, dan bakat-bakatnya. Disinilah letak awal modernitas Barat, keberaniannya untuk merombak mentalitas nasib (renaissanance). Manusia yang terbelenggu oleh dogma dan moral yang kaku dan kerdil, dirombak dengan kemampuan nalar, kebebasan individual dan tanggungjawab pribadi yang penuh. Keberanian untuk membuka paradigm baru bahwa kesempurnaan bukan disurga tetapi ada di dunia ini. Pola pikir dan tingkah laku lama harus dirombak dengan pola pikir dan tingkah laku baru. Manusia bukan budak, manusia adalah majikan atas dirinya. Inilah semangat humanis, semangat manusia baru yang oleh Cicero dikatakan dapat dipelajari lewat bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah dan hukum. Manusia renaissance harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan kemampuannya dalam berpikir dan bertindak secara bertanggungjawab, menghasilkan karya seni dan mengarahkan nasibnya kepada sesama. Manusia perlu membebaskan diri dari tempat yang telah dipancangkan oleh Abad Tengah yaitu antara benda dan roh, kemudian membiarkan dirinya beralih kedudukan seturut kehendaknya dalam semua tingkat mahluk, kadangkala menyamakan dirinya dengan binatang, kadangkala dengan malaikat. Ini suatu gambaran manusia yang sungguh kontras dengan Abad Tengah dimana manusia sepenuhnya terbelenggu oleh kaidah-kaidah moral yang dogmatis, manusia yang sepenuhnya tergantung pada Tuhan dan takdir. Kendati manusia Renaissance telah mengalami pembenahan secara mental, namun masih mempunyai persamaan-persamaan disamping perbedaan dengan manusia Abad Tengah. Baik Abad Tengah maupun Ranaissance, keduanya bertumpu pada zaman klasik Yunani dan Romawi. Hanya saja pada zaman Abad Tengah, budaya klasik tersebut sepenuhnya dibingkai dan bernapaskan religiositas gereja serta dimanfaatkan bagi kepentingan gereja. Sebaliknya, pada zaman renaissance, budaya klasik tersebut berada dibawah kekuasaan manusia dan bernapaskan keduniawian serta dimanfaatkan demi manusia itu sendiri. Dipihak lain memang harus diakui juga bahwa kedua zaman tersebut sebagian besar masih memperoleh inspirasi atau terkiat dengan tema-tema dengan tema-tema dari kitab suci (bible). Hanya saja pada umumnya karya-karya renaissance agak mengabaikan nilai-nilai spiritual, serta kurang memanfaatkan lambang-lambang dan sebaliknya lebih menekankan segi badaniah, segi luarnya. Wajarlah bila ”keindahan” fisik sangat ditonjolkan, bahkan sering sangat terbuka dalam mengetengahkan lekuk-lekuk dan bagian yang sensual dari tubuh jasmaniah manusia. Hal ini tampak sekali misalnya dalam fresco “Ciptaan Alam”, maupun dalam diri patung “ Daud” dan “ Musa” karya Michelangelo. Dorongan yang paling kuat manusia zaman renaissance adalah keinginannya untuk menonjolkan diri, entah itu keindahan jasmaniahnya maupun kemampuan-kemampuan intelektualnya. Keinginannya itu dituangkan dalam berbagai hasil karya seni sastra, seni lukis, seni pahat, seni musik, arsitektur bahkan politik, dan lain-lain. ekspresi daya kemampuan manusia itu terus berkembang sampai saat ini sehingga di zaman modern ini pun tidak ada lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan, kadangkala tidak hanya segi- segi yang positif dan baik tetapi tanpa sadar kadang segi negatifpun terkuak ke luar yang secara tidak langsung mengancam dirinya sendiri. Manusia modern telah lahir dan mulai di zaman renaissance. Sejarah Lahirnya Renaissance Renaissance berasal dari kata Re (kembali) dan Naitre (Lahir) dalam bahasa Perancis yang berarti “Lahir Kembali”. Zaman Renaissance adalah zaman dimana lahirnya kembali orang Eropa untuk mempelajari ilmu pengetahuan Yunani dan Romawi Kuno yang rasional. Hal ini terjadi dikarenakan pada abad tengah, sebelum munculnya zaman Renaissance, kehidupan di Eropa diatur dalam “Theosentris” dimana segala sesuatunya berpusat pada kepercayaan. Zaman Renaissance berlangsung sejak abad 15 sampai tahun 1650. Sebelum Renaissance, bangsa eropa mengalami zaman kegelapan atau biasa disebut “Dark Age”. Pada saat itu gereja berkuasa mutlak, ajaran gereja menjadi sesuatu yang tidak boleh dibantah. Selain itu pada zaman Dark Age, pemikiran ilmiah ditenggelamkan oleh dogma-dogma Gereja. Namun akhirnya muncul gerakan yang mencoba lepas dari ikatan itu dan disebut gerakan Renaissance. Latar belakang munculnya Renaissance adalah sebagai usaha pembaharuan kebudayaan Romawi dan Yunani pada masa abad tengah/kegelapan sempat dilupakan, yaitu tipe manusia otonom dan mandiri. Pada abad 12 ada suatu penemuan kembali literatur Yunani dan Romawi yang terjadi di seluruh Eropa. Peristiwa tersebut menyebabkan perkembangan gerakan humanis di abad ke-14. Orang-orang Humanist meyakni bahwa setiap individu memiliki arti penting dalam masyarakat. Pertumbuhan minat dalam humanisme menyebabkan perubahan dalam seni dan ilmu yang membentuk konsepsi umum dari Renaissane. Pada abad 14 hingga abad 16 merupakan periode goncangan ekonomi atau perubahan ekonomi di Eropa, dimana perubahan yang paling luas terjadi di Italia. Setelah kematian Frederick II di tahun 1250, kaisar kehilangan kekuasaan di Italia dan di seluruh Eropa, tidak satupun dari penerus Frederick yang seperti dia. Kejatuhannya adalah saat Paus III memegang kekuasaan secara bersamaan,memegang negara sekaligus Gereja. Selama Renaissance, Italia berkembang menjadi despotisme yaitu bahwa penguasa negara memerintah berdasarkan keinginannya sendiri. Eropa sendiri perlahan-lahan berkembang menjadi kelompok mandiri yang terpisah. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Renaissance lahir sebagai pembaharu untuk membentuk manusia yang mandiri, utuh, otonom, dan bertanggung jawab. Pola pikir abad tengah yang dibelenggu oleh ajaran gereja diganti dengan pola pikir rasional sehingga manusia bisa berkembang. Sebab Timbulnya Renaissance Selain penjelasan diatas, timbulnya Renaissance secara garis besar disebabkan oleh beberapa aspek yaitu: Kondisi Sosial Saat itu kehidupan masyarakat eropa terikat pada doktrin Gereja, segala kegiatan kehidupan ditujukan untuk akhirat. Mas unuyarakat kehilangan kebebasan untuk menentukan pribadinya dan kehilangan harga diri. Kehidupan manusia tidak tentram karena selalu dititip oleh intelejen gereja, sehingga menimbulkan sikap saling mencurigai dalam masyarakat. Kondisi Budaya Terjadi pembatasan seni dalam arti bahwa seni hanya tentang tokoh-tokoh injil dan kehebatan gereja. Semua kreasi seni ditujukan kepada kehidupan akhirat sehingga budaya tidak berkembang. Demikian pula dalam bidang ilmu pengetahuan karena segala kebenaran hanya kebenaran gereja. Kondisi Politik Raja secara teoritis merupakan pusat kekuasaan politik dalam Negara, kenytaannya hanya menjadi juru damai. Kekuasaan politik ada pada kelompok bangsawan dan kelompok gereja. Keduanya memiliki pasukan militer yang sewaktu-waktu dapat untuk melancarkan ambisinya. Adakalanya kekuatan militer kaum bangsawan dan kaum gereja lebih kuat dari kekuatan militer raja. Kondisi Ekonomi Berlaku sistem ekonomi tertutup yang menguasai perekonomian hanya golongan penguasa, kondisi diatas menyebabkan masyarakat Eropa tertungkung dan tidak memiliki harga diri yang layak sebagai manusia. Oleh karena itu timbullah upaya-upaya untuk keluar dari keadaan tersebut. Tokoh-Tokoh Zaman Renaissance Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah bidang astronomi. Tokoh-tokohnya yang terkenal sebagai berikut : 1. Rogen Bacon (1214-1294) Ia berpendapat bahwa pengalaman (empirik) menjadi landasan utama bagi awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Matematik merupakan syarat mutlak untuk mengolah semua pengetahuan. Sekalipun Roger Bacon menganjurkan pengalaman sebagai basis ilmu pengetahuan, namun ia sendiri tidak meninggalkan tulisan atau karya yang cukup baerarti bagi ilmu pengetahuan. Ia banyak bergerak pada lapangan politik dan agama, sehingga akhirnya ditahan dalam penjara. 2. Copernicus (1473-1543) Ia mengajukan pendapat yang asing bagi pendapat umum pada masa itu. Ia mengatakan bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi matahari, sehingga matahari menjadi pusat (Heliosentrisme). Pendapat ini berlawanan dengan pendapat umum yang berasal dari Hipparchus dan Ptolomeus yang menganggap bahwa bumi sebagai pusat alam semesta (geosentrisisme). Prinsip Heliosentrisme ini kemudian dilanjutkkan oleh George Joachim (Rheticus) yang menyusun buku berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang Perputaran Alam Semesta). Buku tersebut diawali dengan beberapa ketentuan dasar yang berbunyi: Pertama, seluruh alam semesta merupakan bola(Spherical); Kedua, semua benda angkasa dan bumi juga merupakan bola; Ketiga, semua benda angkasa bergerak secara teratur dalam lintasan yang bundar (circular uniform motion). 3. Tycho Brahe (1546-1601) Ia tertarik pada system astronomi baru yang diperkenalkan oleh Copernicus. Ia membuat alat-alat berukuran besar untuk mengamati benda-benda angkasa secara lebih teliti. Pada tahun 1572 Brahe mengamati munculnya bintang baru di gugusan Cassiopeia, yaitu bintang yang cemerlang selama 16 bulan sebelum padam lagi. Bintang itu dinamakan Nova atau Supernova, yang sangat tergantung dari besarnya dan massanya. Penemuan bintang Nova dan Supernova ini menggugurkan pandangan yang dianut pada masa itu bahwa angkasa itu tidak akan berubah sepanjang masa, dan bentuknya akan tetap abadi. Pada tahun 1577 Brahe dapat mengamati sebuah cornet, yang ternyata lebih jauh dari planet Venus. Penemuan ini juga membuktikan bahwa benda-benda angkasa tidak menempel pada Crystaline spheres, melainkan dating dari tempat yang sebelumnya tidak dapat dilihat untuk kemudian menghilang lagi. Benda-benda angkasa terapung bebas dalam ruang angkasa. 4. Johannes Keppler (1571-1630) Ia seorang ahli matematika yang menjadi asisten Tycho Brahe. Ia melanjutkan penelitian Brahe tentang gerak benda-benda angkasa. Kepler menemukan tiga buah hokum yang melengkapi penyelidikan Brahe sebelumnya, yaitu: Bahwa gerak benda angkasa itu ternyata bukan bergerak mengikuti lintasan circle –seperti yang dikemukakan oleh Brahe-namun gerak itu mengikuti lintasan elips. Orbit semua planet berbentuk elips. Dalam waktu yang sama, maka garis penghubung antara planet dan matahari selalu melintasi bidang yang luasnya sama. Dalam perhitungan matematik terbukti bahwa bila jarak rata-rata dua planet A dab B dengan matahari adalah X dan Y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit masing-masing adalah P dan Q, maka P2 : Q2 = X3 :Y3. 5. Galileo Galilei (1546-1642) Beberapa pokok penemuan Galileo di luar bidang astronomi yang ditulis dalam karyanya yang berjudul De Motu dapat diringkas sebagai berikut. Jumlah waktu yang sama untuk jatuhnya semua benda dari materi yang sama, tanpa memandang bobot, bila benda-benda itu melewati medium yang sama. Atau dengan kata lain, benda-benda yang jatuh bersamaan akan memerlukan waktu yang bersamaan pula untuk sampai di tanah. Semau lintasan benda jatuh berbentuk lurus. Ha ini memberikan sugesti adanya idealism, bahwa lintasan benda yang tidak tertanggu membentu garis lurus. Baik benda yang jatuh tegak lurus, maupun yang mengikuti bidang miring, masing-masing mencapai tanah pada waktu yang sama. Hal ini memberikan sugesti untuk kemudian melaksanakan eksperimen jatuhnya benda mengikuti bidang miring. Untuk mencapai idealisasi “tidak terganggu apapun”, maka bidang makin lama makin dilicinkan, sehingga jatuhnya benda-benda melalui bidang miring praktis dalam waktu yang sama. Selain itu dibidang miring diletakkan ukuran-ukuran. Untuk pertama kalinya ukuran (measure-ment) dimasukkan sebagai unsur dalam lapangan ilmu pengetahuan. Berdasarkan idealisasi, maka hasil percobaan dapat dihitung terlebih dahulu; dengan kata lain terjadilah peramalan (prediction). Ramalan itu kemudian diperiksa dengan percobaan berulang kali, yang hasilnya dihitung secara rata-rata. Oleh karena anatara ramalan dan hasil percobaan ada persesuaian yang meyakinkan, maka teori yang didasarkan pada idealisasi dapat diterima sebagai hukum tentang pergerakan benda-benda yang bebas dan yang mengikuti garis lurus. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Galileo ini menanamkan pengaruh yang kuat bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern, karena menunjukkan beberapa hal seperti: pengamatan (observation), penyingkiran (elimition) segala hal yang tidak termasuk dalam peristiwa yang diamati, idealisasi, penyusunan teori secara spekulatif atas peristiwa tersebut, peramalan (prediction), pengukuran (measurement), dan percobaan (experiment) untuk menguji teori yang didasarkan pada ramalan matematik. Karakteristik Renaissance Renaissance merupakan titik awal dari sebuah peradaban modern di Eropa. Essensi dari semangat Renaissance salah satunya adalah pandangan manusia bukan hanya memikirkan nasib di akhirat seperti semangat Abad Tengah, tetapi mereka harus memikirkan hidupnya di dunia ini. Renaissance menjadikan manusia lahir ke dunia untuk mengolah, menyempurnakan dan menikmati dunia ini baru setelah itu menengadah ke surga. Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan, kesengsaraan dan kenistaan di dunia bukanlah takdir Allah melainkan suatu keadaan yang dapat diperbaiki dan diatasi oleh kekuatan manusia dengan akal budi, otonomi dan bakat-baktnya. Manusia bukan budak melainkan majikan atas dirinya. Inilah semangat humanis, semangat manusia baru yang oleh Cicero dikatakan dapat dipelajari melalui bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah dan hukum. Dengan semakin kuatnya Renaissance sekularisasi berjalan makin kuat. Hal ini menyebabkan agama semakin diremehkan bahkan kadang digunakan untuk kepentingan sekulerisasi itu sendiri. Semboyan mereka “religion was not highest expression of human values”. Bahkan salah seorang yang dilukiskan sebagai manusia ideal renaissance Leon Batista Alberti (1404-1472), secara tegas berani mengatakan “Man can do all things if they will”. Renaissance mengajarkan kepada manusia untuk memanfaatkan kemampuan dan pengetahuannya bagi pelayanan kepada sesama. Manusia hendaknya menjalani kehidupan secara aktif memikirkan kepentingan umum bukan hidup bersenang-senang dalam belenggu moral dan ilmu pengetahuan di menara gading. Manusia harus berperan aktif dalam kehidupan, bukan sifat pasif seraya pasrah pada takdir. Namun, manusia menjadi pusat segala hal dalam kehidupan atau Antoposentrisme. Manusia renaissance harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan kemampuannya dalam berfikir dan bertindak secara bertanggung jawab, menghasilkan karya seni dan mengarahkan nasibnya kepada sesama. Keinginan manusia untuk menonjolkan diri baik dari keindahan jasmani maupun kemampuan intelektual-intelektualnya. Keinginannya itu dituangkan dalam berbagai karya seni sastra, seni lukis, seni pahat, seni music dan lain-lain. Ekspresi daya kemampuan manusia terus berkembang sampai saat ini sehingga di zaman modern ini pun tidak ada lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan. ABAD PENCERAHAN AUFKLARUNG
1.Pengertian dan gambaran besar
Aufklarung adalah kata Jerman yang berpadanan dengan kata Inggris anlightenment yang berarti pencerahan, penerangan. Aufklarung adalah suatu gerakan besar di Eropa pada abad ke-18 M yang memberi kedudukan dan kepercayaan luar biasa kepada akal budi manusia. Gerakan ini tumbuh sejalan dengan penemuan-penemuan besar di bidang ilmu pengetahuan alam di Italia, Jerman, Polandia, dan Inggris. Pada abad ini terjadi dua peristiwa penting, yaitu: The Glorious Revolution di Inggris tahun 1688 dan Revolusi Prancis tahun 1789. Sapare aude ! “beranilah berpikir sendiri” Semboyan di atas menandai dimulainya jaman pencerahan. Immanuel Kant (1724-1804) menegaskan bahwa “pencerahan” merupakan sikap pembebasan manusia dari ke-tidak-dewasa-an (unmündigkeit) akibat kesalahannya sendiri. PENCERAHAN DI TIGA KAWASAN 1. Inggris Dalam wilayah sosial-politik, dihasilkanlah naskah-naskah penting yang menjamin kebebasan warga, mislahnya Habeas Corpus (1679) yang menetapkan bahwa seorang tahanan harus dihadapkan kepada seorang hakim dalam waktu tiga hari dan diberi tahun atas tuduhan apa ia ditahan. Hal ini menjadi dasar prinsip hukum bahwa seseorang hanya boleh ditahan atas perintah hakim. Dalam ranah lainnya, Undang-undang Pers tahun 1693 menjamin kebebasan berpendapat bagi segenap warga. Ini berarti bahwa setiap orang memiliki hak untuk mengajukan kritik terhadap otoritas gereja atau negara tanpa perlu merasa takut. John Locke (1632-1704) mendesak agar dalam pemerintahan perlu ada pembagian kekuasaan dan memberikan jaminan atas hak kelompok minoritas mengadakan oposisi. 2. Prancis Pencerahan di Prancis berlangsung secara liberal dan radikal –dengan sentimen anti-Gereja. Voltaire (1694-1778) menyerukan pemusnahan gereja “Ecrasez l’infâme !” (luluh lantakkan yang buruk). Contoh lainnya, adalah pendirian patung Dewi Rasio di dalam katedral Notre Dame, tahun 1793. Puncaknya adalah manakala Prancis mencapai Revolusi Prancis yang diawali dengan penyerbuan penjara Bastille, tempat para tahanan politik dikurung, tanggal 14 Juli 1789. 3. Jerman Pencerahan di Jerman lebih fokus pada persoalan moral dan upaya untuk menemukan hubungan antara rasio dan agama. Gotthold Ephrain Lessing (1729-1781) dalam bukunya Pendidikan Bangsa Manusia melihat bahwa dengan dorongan semangat Pencerahan kelak akan tiba suatu jaman ketika kebenaran-kebenaran wahyu Allah dalam kitab suci akan digantikan dengan kebenaran-kebenaran berdasarkan akal budi, suatu jaman ketika orang “melakukan yang baik, karena hal itu adalah sesuatu yang baik, bukan karena adanya semacam ganjaran yang datang daripadanya” Suatu ‘otonomi manusia’ menjadi proyek besar di sini. Suatu otonomi dalam berpikir dan menentukan tindakannya sesuai dengan prinsip-prinsip yang ia yakini sebagai sesuatu yang baik, benar, dan tahan uji. Hal ini pulalah yang kita dapati dalam filsafatnya Kant. Bagi Kant, sudah tiba saatnya untuk menyatakan bahwa akal budi manusia adalah ukuran dan prinsip untuk segala-galanya; untuk apa saja yang ia ketahui (segi epistemologi), untuk apa saja yang ia perbuat (segi moral), dan untuk apa saja yang ia harapkan (segi teleologis). Pandangan Kant di atas, mengarah pada ‘subjektivitas’ manusia. Berkat rasionya, sang ‘Aku’ menjadi pusat pemikiran, pusat pengetahuan, pusat perasaan, pusat kehendak, dan pusat tindakan sehingga manusia bukan lagi sebagai viator mundi (peziarah di dunia), melainkan sebagai faber mundi (pembuat dunia). Aliran-aliran yang muncul pada masa pencerahan 1. Kritisisme Aliran ini dimulai di Inggris, kemudian Prancis dan selanjutnya menyebar keseluruh Eropa,terutama di Jerman. Di Jerman pertentangan antara rasionalisme dan empirisme terus berlanjut. Masing- masing berebut otonomi. Kemudian timbul masalah, siapa sebenarnya dikatakan sumber pengetahuan? Apakah pengetahuan yang benar itu lewat rasio atau empirik? Kant mencoba menyelesaikan persoalan diatas. Pada awalnya Kant mengikuti rasionalisme, tetapi kemudian terpengaruh oleh empirisme (Hume). Walaupun demikian, Kant tidak begitu mudah menerimanya, karena ia mengetahui bahwa dalam empirisme terkandung skeptisme. Untuk itu tetap mengakui kebenaran ilmu dan dengan akal manusia akan dapat mencapai kebenaran empirsme.[9]Aliran Filsafat yang dkenal dengan kritisisme adalah filsafat yang di introdusir oleh Immanuel Kant. Filsafat ini memulai pelajarannya dengan menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia. Pertentangan antara rasionalisme dan empirisme dicoba untuk diselesaikan oleh Kant dengan kritisismenya. Adapun ciri-ciri kritisisme diantarnya adalah sebagai berikut: a. Menganggap bahwa objek pengenalan itu berpusat pada subjek dan bukan pada objek. b. Menegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau hakikat sesuatu. Rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya atau fenomenya saja. 2.Deisme Deisme adalah suatu aliran yang mengakui adanya yang menciptakan alam semesta ini. Akan tetapi setelah dunia diciptakan, Allah menyerahkan dunia kepada nasibnya sendiri. Sebab Ia telah memasukkan hukum-hukum dunia itu ke dalamnya. Segala sesuatu berjalan sesuai dengan hukum- hukumnya. Manusia dapat menunaikan tugasnya dalam berbakti kepada Allah dengan hidup sesuai dengan hukum-hukum akalnya. Maksud aliran ini adalah menaklukkan wahyu Ilahi beserta dengan kesaksian-kesaksiannya, yaitu buku-buku Alkitab, kepada kritik akal serta menjabarkan agama dari pengetahuan yang alamiah, bebas dari segala ajaran Gereja. Yang dipandang sebagai satu-satunya sumber dan patokan kebenaran adalah akal. Tokoh-tokoh yang mewakili aliran ini di antaranya adalah John Toland (1670-1722), yang menulis Christianity not mysterious (1696), dan Matteh Tindal (1656-1733), yang menulis Christianity as Old as Creation (1730). Tokoh Tokoh Filsafat Pada Masa Aufklarung dan Pemikirannya 1. Immanuel Kant ( 1724-1804) Seorang Filsuf yang pengaruhnya terhadap filsafat pada dua ratus tahun terakhir ini,baik di Barat maupun di Timur,hampir secara universal diakui sebagai filsuf terbesar sejak masa Aristoteles. Kant lahir di Konigserg, Prusia Timur, Jerman. Pikiran-pikiran dan tulisan-tulisannya membawa revolusi yang jauh jangkauannya dalam filsafat modern.ia hidup di zaman Scepticism, Kehidupannya dalam dunia filsuf dibagi dalam dua periode, zamanpra-kritis dan zaman kritis. Pada zaman pra-kritis ia menganut pendirian rasionalis yang dilancarkan oleh Wolff dkk. Tetapi karena terpengaruh oleh David Hume (1711-1776), berangsur-angsur Kant meninggalkan rasionalisme. Ia sendiri mengatakan bahwa Hume itulah yang membangunkannya dari tidur dogmatisnya. Pada zaman kritisnya, Kant merubah wajah filsafatnya secara radikal. Kant yang juga dikenal sebagai raksasa pemikir Barat yang mengatakan bahwa Filsafat merupakan ilmu pokok dari segala pengetahuan yang meliputi empat persolan yaitu : · apa yang dapat kita ketahui? · apa yang boleh kita lakukan? · sampai dimanakah pengharapan kita? · Apakah manusia itu? Ketika meninggal, epitaf di batu nisan nyahanya bertuliskan “Sang Filsuf“ sebuah sebutan yang dianggap tepat, dengan mempertimbangkan bahwa periode filsafat yang bermula dengan tampilnya Sokrate smenjadi lengkap dalam banyak hal dengan hadirnya Kant. 2. Voltaire Diantara tokoh yang menjadi sentral pembicaraan saat membicarakan Aufklarung adalah Voltaire (1694-1778). Pada tahun 1726 ia mengungsi ke Inggris. Di situ ia berkenalan dengan teori-teori Locke dan Newton. Apa yang telah diterimanya dari kedua tokoh ini ialah: Sampai di mana jangkauan akal manusia Di mana letak batas-batas akal manusia. Berdasarkan kedua hal itu ia membicarakan soal-soal agama alamiah dan etika. Maksud tujuannya tidak lain ialah mengusahakan agar hidup kemasyarakatan zamannya itu sesuai dengan tuntutan akal. Mengenai jiwa dikatakan, bahwa kita tidak mempunyai gagasan tentang jiwa (pengaruh Locke). Yang kita amati hanyalah gejala-gejala psikis. Pengetahuan kita tidak sampai kepada adanya suatu substansi jiwa yang berdiri sendiri. Oleh karena agama dipandang sebagai terbatas kepada beberapa perintah kesusilaan, maka ia menentang segala dogma dan menentang agama.[6] 3. J. J. Rousseau Di Perancis pada era pencerahan ini juga ada Jean Jacques Rousseau (1712-1778), yang telah memberikan penutupan yang sistematis bagi cita-cita pencerahan di Perancis. Sebenarnya ia menentang Pencerahan, yang menurut dia menyebarkan kesenian dan ilmu pengetahuan yang umum, tanpa disertai penilaian yang baik, dengan terlalu percaya kepada pembaharuan umat manusia melalui pengetahuan dan keadaban. Sebenarnya Rousseau adalah seorang filsuf yang bukan menekankan kepada akal, melainkan kepada perasaan dan subjektivitas. Akan tetapi di dalam menghambakan diri kepada perasaan itu akalnya yang tajam dipergunakan. Terkait kebudayaan menurut Rousseau, kebudayaan bertentangan dengan alam, sebab kebudayaan merusak manusia. Yang dimaksud ialah kebudayaan yang berlebih-lebihan tanpa terkendalikan dan yang serba semu, seperti yang tampak di Perancis pada abad ke-18 itu[7]. Mengenai agama Rousseau berpendapat bahwa agama adalah urusan pribadi. Agama tidak boleh mengasingkan orang dari hidup bermasyarakat. 2.Slogan Abad Pencerahan”sapere aude!” Sejak era Renaisans,keyakinan dan kemampuan rasio manusia untuk menciptakan kemajuan dan kebahagiaan di dunia sudah disadari.meskipun demikian,secara umum,umat manusia hanya berhasil melahirkan perkembangan dalam humaniora;filsafat,politik,seni,sastra,hukum.belum ada perubahan yang signifikan dalam hal kesejahteraan secra ekonomi.padahal,manusia memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan itu dalam bentuk rasio yang telah dianugerakan oleh Tuhan. Makna dan pengaruh dari slogan utama abad pencerahan (renaissance) yaitu beranilah berpikir sendiri " (sapere Aude) adalah: Sapere Aude yang dicetuskan oleh Immanuel Kant pada abad pencerahan diartikan beranilah berpikir sendiri . Namun sebenarnya awal pernyataan tersebut sudah ada dari penulis dari Kekaisaran Romawi bernama Horatius. Sapere Aude menurut Horatius memiliki arti beranilah berpikir bijak. Secara umum Sapare Aude memiliki makna bahwa manusia harus bebas memilih atas menjadi apa yang ia mau tanpa adanya kekangan dari penguasa. Beranilah berpikir sendiri menandai akan adanya nurani yang tumbuh di masyarakat atau individu supaya menjadi apa yang ia mau. Ini juga diambil dari salah satu novel pada masa Reniassnace dan Aufklarung tekenal dari William Shakesphere yang berjudul Hamlet "To be or Not To be" yang artinya menjadi atau tidak sama sekali. Makna dari Sapere Aude kedua adalah tentang berekspresi. Manusia diharapkan mampu untuk mengekspresikan akan ketidakcocokan berdasarkan pandangan dan nuraninya, sehingga ia mampu berkontribusi bagi orang banyak dan mengungkapkan apa yang ia tidak mau dan apa yang ia mau. Sapere Aude yang ketiga memiliki arti tentang merenungkan hidup. Manusia harus merenungkan apa langkah yang ia mau yang akhirnya membawanya pada langkah yang lebih baik. Keempat kepercayaan diri. Sapare Aude memberikan kepercayaan diri seseorang untuk meyakini akan langkah ia lakukan, Baik itu berekspresi, baik itu memilih jalan hidupnya, merenungkan hidupnya dan menjalani hidupnya. Intinya, makna dari Sapare Aude secara umum adalah: Manusia sudah cukup dewasa untuk mencari jalan sendiri tanpa bimbingan penguasa. Mendorong manusia untuk mengenal kodratnya sendiri serta dunia alam melalui metode ilmu. Sapere Aude merupakan pernyataan kebebasan setiap individu. Adapun dampak dari Sapere Aude pada masa Aufklarung adalah berkembangnya ilmu pengetahuan baik ilmu alam, ilmu hukum, ilmu sosial dan filsafat di Eropa dengan membangkitkan tradisi Yunani dan Romawi Kuno yang identik dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Memunculkan reformasi gereja, yang menuntut gereja agar kembali ke jalannya yang suci dan tidak mengekang dan mengontrol pemerintahan dan individu. Hingga suatu saat muncul sekularisme yang memisahkan antara kekuasaan gereja dengan negara. Cikal bakal akan adanya liberalisme, yakni kebebasan seseorang di dalam menentukan langkahnya dan mampu menghayati dirinya untuk mampu menjadi apa yang ia mau. Renaissance merupakan zaman kelahiran kembali Kebudayaan Yunani dan Romawi Kuno pada abad 15. Pada masa ini memunculkan banyak ilmuwan yang berpengaruh bagi kemajuan umat manusia, baik itu di bidang ilmu alam seperti: Nicolaus Copernicus tentang heliosentris Johannes Kepler tentang fisika Galileo Galilei tentang astronomi Andreas Vesalius tentang kedokteran (anatomi) Sedangkan di dalam ilmu sosial seperti seni adalah: Leonardo da Vinci tentang seni rupa Michael Angelo tentang seni patung Dante Alighieri tentang kesastraan atau kesusastraan Desiderus Erasmus tentang Filsafat Johann Guttenberg tentang percetakan buku dan manuskrip Dampak yang paling besar di dalam renaissance adalah Sekularisme. Sekularisme merupakan sebuah paham bisa juga sebuah kebijakan yang memisahkan antara urusan agama dan urusan politik. Di dalam sekularisme telah terjadi sangat lama sekali, tepatnya pada masa Renaissance yang mengganti zaman Abad Kegelapan yang berfokus pada Tuhan dan agama menjadi berfokus pada perkembangan hak dan kebebasan manusia dalam menentukan hidupnya. 3.Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Immanuel Kant lahir pada masa dimana dunia telah melahirkan banyak ilmuan dan pemikir berbakat.hasil karya para ilmuan melahirkan revolusi dalam kehidupan.optimisme,muncul karena keberanian menggunakan rasio itu telah terbukti melahirkan perubahan besar.Penemuan para ilmuan pada masa menjelang munculnya optimism pencerahan memicu lahirnya banyak kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.sementara pemikir para filsuf tentang Negara,masyarakat,gereja,ekonomi telah nyata melahirkan perubahan besar dalam bidang ekonomi,politik mereka antara lain Francis Bacon(1561-1626),Thomas Hobbes(1588-1679),John Locke(1632-1704),Isaac Newton(1643-1727),Jean jacquess Rosseuao(1717-1728) 4.Pencerahan di Inggris dan Prancis Ciri khas pencerahan di Inggris adalahnya dianutnya deisme.Pencerahan di Inggris juga ikut memicu Revolusi industry.Tuhan sudah tidak campur tangan sejak ia menyelesaikan penciptaan atas dunia.ini berarti kemajuan dan kesejahteraan di dunia menjadi tanggung jawab manusia.kesadaran itu membuat peran agama kemudian semakin tersisihkan.sebagai gantinya,orang-orang berlomba mencari cara agar masyarakat semakin sejahterah. Sementara itu di Prancis,gerakan pencerahan berjalan secara amat liberal dan radikal dengan sentiment-sentimen antigereja.salah satu symbol dari seluruh gerakan antigereja di Prancis adalah pengusiran para pastor serikat yesus pada tahun 1764.mereka dituduh sebagai antek paus dan dianggap sebagai kubu konservatif yang mau membela gereja dan karenanya menghambat gerakan Pencerahan. Kekerasan massif yang terjadi pada masa revolusi Prancis yang menimpa gereja,monarki,dan kaum bangsawan kelak menyadarkan orang bahwa gagasan-gagasan pencerahan,terutama pengagungan kemampuan rasio manusia,ternyata memiliki keterbatasan.
MATERI PEMINATAN SEJARAH
RENAISSANCE
OLEH LOIS MESI WITIN CHESLAUS JULIO AMA TINCI MUHAMAD A.R.A PATRA MARIA NOVITA KEWA OKTAVIANA THEODORIN
KELAS XI IPS 6 SMA NEGERI I NUBATUKAN LEWOLEBA 2019