Anda di halaman 1dari 14

RENAISSANCE

Latar Belakang Renaissance


Tidak banyak orang yang tahu, kecuali mungkin para sejarawan bahwa Eropa umumya dan Italia
khususnya menjadi modern seperti dewasa ini, sebenarnya telah dimulai sejak zaman
Renaissance. Jika zaman renainssance dimulai sekitar abad ke-14 maka untuk menghasilkan
Eropa modern seperti dewasa ini diperlukan kurang lebih lima abad.
Modernisasi bagaimanapun memerlukan waktu, bisa panjang bisa pendek tergantung dari berbagai
faktor. Kalau bangsa Italia khususnya dan bangsa Eropa umumnya memerlukan waktu kurang lebih
lima abad, maka bangsa Jepang memulai modernisasi sejak zaman Meiji Restorasi hingga menjadi
bangsa modern memerlukan waktu kurang lebih satu setengah hingga dua abad.
Istilah Renaissanance (bahasa Prancis) berasal dari kata rinascita (bahasa Italia) yang artinya
kelahiran kembali, merupakan istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Georgio Vasari pada
abad ke-16 untuk menggambarkan semangat kesenian Italia mulai abad ke-14 hingga ke-16 yang
bernapaskan semangat kesenian Yunani dan Romawi kuno. Vasari yang percaya bahwa kebudayaan
itu terikat hukum alam yaitu lahir, berkembang, merosot dan mati; melihat bahwa kelahiran kembali
budaya Romawi dan Yunani kuno telah terjadi di Italia sejak abad ke-14.
Lebih jauh Burckhardt mengatakan bahwa renaissance bukan sekedar kelahiran kembali
kebudayaan Romawi dan Yunani kuno tetapi merupakan kebangkitan kesadaran manusia sebagai
individu yang rasional, sebagai pribadi yang otonom, yang mempunyai kehendak bebas dan
tanggungjawab. Manusia bebas, rasional, mandiri dan individual itulah prototype manusia modern,
manusia yang sanggup dan mempunyai keberanian untuk memandang dirinya sebagai pusat alam
semesta (antroprosentris) dan bukan Tuhan sebagai pusatnya (teosentris).
Maksudnya manusia harus berani bertanggungjawab atas segala perbuatannya dan mengandalkan
pada kemampuan-kemampuan yang dimilikinya dalam menjalani kehidupan duniawi ini. Manusia
tidak lagi berpegang pada prinsip memento mori (ingatlah bahwa engkau akan mati) tetapi diganti
dengan semboyan carpe diem (nikmatilah kesenangan hidup)
Manusia menjadi pusat (antrhoposentris) dari alam dan di kalangan kaum humanis muncul
pemikiran tentang the dignity of man. Leonardo Da Vinci, Michelangelo, Francis Bacon adalah
contoh yang dapat menjadi wakil dari keyakinan ini. Da Vinci pernah mengatakan bahwa mekanika
ialah firdaus dari matematika dan matematika adalah dasar pemikiran serta eksperimen dalam
menerjemahkan alam bagi manusia. Jika alam Abad Tengah berdasarkan otoritas Allah, sebab Allah
Maha Kuasa (dues omnipoten), berkeyakinan bahwa hidup sepenuhnya tergantung pada kuasa
moril, maka pada masa renaissance manusia berkeyakinan bahwa pengalaman, eksperimen dan
rasionalitas manusia merupakan dasar dalam kehidupan duniawi ini.
Ini memang mengandung benih-benih sekularisme barat sehingga agama semakin tersisihkan.
Bahkan gema renaissance mengumandangkan seruan bahwa “Man can do all thing if they will”. Itu
berarti bahwa manusia itu dapat berbuat apa saja, sebab dirinya memang begitu otonom.
Esensi dari semangat renaissanance dapat disimak dari pandangannya bahwa manusia dilahirkan
bukan hanya memikirkan nasib di akhirat seperti semangat Abad Tengah, tetapi manusia harus
memikirkan hidupnya di dunia ini. Jika Abad Tengah mengatakan manusia lahir ke dunia dengan
turun dari surga dan begitu lahir langsung mengangkat kepalanya untuk menengadah lagi ke surga,
maka masa renaissanance mengatakan manusia lahir kedunia untuk mengolah, menyempurnakan
dan menikmati dunia ini baru setelah itu menengadah ke surga.
Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan, kesengsaraan dan kenistaan di dunia bukanlah
takdir Allah melainkan suatu keadaan yang dapat diperbaiki dan diatasi oleh kekuatan manusia
dengan akal budi, otonomi, dan bakat-bakatnya. Disinilah letak awal modernitas Barat,
keberaniannya untuk merombak mentalitas nasib (renaissanance). Manusia yang terbelenggu oleh
dogma dan moral yang kaku dan kerdil, dirombak dengan kemampuan nalar, kebebasan individual
dan tanggungjawab pribadi yang penuh.
Keberanian untuk membuka paradigm baru bahwa kesempurnaan bukan disurga tetapi ada di dunia
ini. Pola pikir dan tingkah laku lama harus dirombak dengan pola pikir dan tingkah laku baru.
Manusia bukan budak, manusia adalah majikan atas dirinya. Inilah semangat humanis, semangat
manusia baru yang oleh Cicero dikatakan dapat dipelajari lewat bidang sastra, filsafat, retorika,
sejarah dan hukum.
Manusia renaissance harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan kemampuannya dalam
berpikir dan bertindak secara bertanggungjawab, menghasilkan karya seni dan mengarahkan
nasibnya kepada sesama. Manusia perlu membebaskan diri dari tempat yang telah dipancangkan
oleh Abad Tengah yaitu antara benda dan roh, kemudian membiarkan dirinya beralih kedudukan
seturut kehendaknya dalam semua tingkat mahluk, kadangkala menyamakan dirinya dengan
binatang, kadangkala dengan malaikat. Ini suatu gambaran manusia yang sungguh kontras dengan
Abad Tengah dimana manusia sepenuhnya terbelenggu oleh kaidah-kaidah moral yang dogmatis,
manusia yang sepenuhnya tergantung pada Tuhan dan takdir.
Kendati manusia Renaissance telah mengalami pembenahan secara mental, namun masih
mempunyai persamaan-persamaan disamping perbedaan dengan manusia Abad Tengah. Baik Abad
Tengah maupun Ranaissance, keduanya bertumpu pada zaman klasik Yunani dan Romawi. Hanya
saja pada zaman Abad Tengah, budaya klasik tersebut sepenuhnya dibingkai dan bernapaskan
religiositas gereja serta dimanfaatkan bagi kepentingan gereja.
Sebaliknya, pada zaman renaissance, budaya klasik tersebut berada dibawah kekuasaan manusia
dan bernapaskan keduniawian serta dimanfaatkan demi manusia itu sendiri. Dipihak lain memang
harus diakui juga bahwa kedua zaman tersebut sebagian besar masih memperoleh inspirasi atau
terkiat dengan tema-tema dengan tema-tema dari kitab suci (bible). Hanya saja pada umumnya
karya-karya renaissance agak mengabaikan nilai-nilai spiritual, serta kurang memanfaatkan
lambang-lambang dan sebaliknya lebih menekankan segi badaniah, segi luarnya.
Wajarlah bila ”keindahan” fisik sangat ditonjolkan, bahkan sering sangat terbuka dalam
mengetengahkan lekuk-lekuk dan bagian yang sensual dari tubuh jasmaniah manusia. Hal ini
tampak sekali misalnya dalam fresco “Ciptaan Alam”, maupun dalam diri patung “ Daud” dan “
Musa” karya Michelangelo.
Dorongan yang paling kuat manusia zaman renaissance adalah keinginannya untuk menonjolkan
diri, entah itu keindahan jasmaniahnya maupun kemampuan-kemampuan intelektualnya.
Keinginannya itu dituangkan dalam berbagai hasil karya seni sastra, seni lukis, seni pahat, seni
musik, arsitektur bahkan politik, dan lain-lain.
ekspresi daya kemampuan manusia itu terus berkembang sampai saat ini sehingga di zaman modern
ini pun tidak ada lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan, kadangkala tidak hanya segi-
segi yang positif dan baik tetapi tanpa sadar kadang segi negatifpun terkuak ke luar yang secara
tidak langsung mengancam dirinya sendiri. Manusia modern telah lahir dan mulai di zaman
renaissance.
Sejarah Lahirnya Renaissance
Renaissance berasal dari kata Re (kembali) dan Naitre (Lahir) dalam bahasa Perancis yang berarti
“Lahir Kembali”. Zaman Renaissance adalah zaman dimana lahirnya kembali orang Eropa untuk
mempelajari ilmu pengetahuan Yunani dan Romawi Kuno yang rasional. Hal ini terjadi dikarenakan
pada abad tengah, sebelum munculnya zaman Renaissance, kehidupan di Eropa diatur dalam
“Theosentris” dimana segala sesuatunya berpusat pada kepercayaan.
Zaman Renaissance berlangsung sejak abad 15 sampai tahun 1650. Sebelum Renaissance, bangsa
eropa mengalami zaman kegelapan atau biasa disebut “Dark Age”. Pada saat itu gereja berkuasa
mutlak, ajaran gereja menjadi sesuatu yang tidak boleh dibantah. Selain itu pada zaman Dark Age,
pemikiran ilmiah ditenggelamkan oleh dogma-dogma Gereja. Namun akhirnya muncul gerakan
yang mencoba lepas dari ikatan itu dan disebut gerakan Renaissance.
Latar belakang munculnya Renaissance adalah sebagai usaha pembaharuan kebudayaan Romawi
dan Yunani pada masa abad tengah/kegelapan sempat dilupakan, yaitu tipe manusia otonom dan
mandiri. Pada abad 12 ada suatu penemuan kembali literatur Yunani dan Romawi yang terjadi di
seluruh Eropa.
Peristiwa tersebut menyebabkan perkembangan gerakan humanis di abad ke-14. Orang-orang
Humanist meyakni bahwa setiap individu memiliki arti penting dalam masyarakat. Pertumbuhan
minat dalam humanisme menyebabkan perubahan dalam seni dan ilmu yang membentuk konsepsi
umum dari Renaissane.
Pada abad 14 hingga abad 16 merupakan periode goncangan ekonomi atau perubahan ekonomi di
Eropa, dimana perubahan yang paling luas terjadi di Italia. Setelah kematian Frederick II di tahun
1250, kaisar kehilangan kekuasaan di Italia dan di seluruh Eropa, tidak satupun dari penerus
Frederick yang seperti dia. Kejatuhannya adalah saat Paus III memegang kekuasaan secara
bersamaan,memegang negara sekaligus Gereja.
Selama Renaissance, Italia berkembang menjadi despotisme yaitu bahwa penguasa negara
memerintah berdasarkan keinginannya sendiri. Eropa sendiri perlahan-lahan berkembang menjadi
kelompok mandiri yang terpisah.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Renaissance lahir sebagai pembaharu untuk membentuk
manusia yang mandiri, utuh, otonom, dan bertanggung jawab. Pola pikir abad tengah yang
dibelenggu oleh ajaran gereja diganti dengan pola pikir rasional sehingga manusia bisa
berkembang.
Sebab Timbulnya Renaissance
Selain penjelasan diatas, timbulnya Renaissance secara garis besar disebabkan oleh beberapa aspek
yaitu:
 Kondisi Sosial
Saat itu kehidupan masyarakat eropa terikat pada doktrin Gereja, segala kegiatan kehidupan
ditujukan untuk akhirat. Mas unuyarakat kehilangan kebebasan untuk menentukan pribadinya dan
kehilangan harga diri. Kehidupan manusia tidak tentram karena selalu dititip oleh intelejen gereja,
sehingga menimbulkan sikap saling mencurigai dalam masyarakat.
 Kondisi Budaya
Terjadi pembatasan seni dalam arti bahwa seni hanya tentang tokoh-tokoh injil dan kehebatan
gereja. Semua kreasi seni ditujukan kepada kehidupan akhirat sehingga budaya tidak berkembang.
Demikian pula dalam bidang ilmu pengetahuan karena segala kebenaran hanya kebenaran gereja.
 Kondisi Politik
Raja secara teoritis merupakan pusat kekuasaan politik dalam Negara, kenytaannya hanya menjadi
juru damai. Kekuasaan politik ada pada kelompok bangsawan dan kelompok gereja. Keduanya
memiliki pasukan militer yang sewaktu-waktu dapat untuk melancarkan ambisinya. Adakalanya
kekuatan militer kaum bangsawan dan kaum gereja lebih kuat dari kekuatan militer raja.
 Kondisi Ekonomi
Berlaku sistem ekonomi tertutup yang menguasai perekonomian hanya golongan penguasa, kondisi
diatas menyebabkan masyarakat Eropa tertungkung dan tidak memiliki harga diri yang layak
sebagai manusia. Oleh karena itu timbullah upaya-upaya untuk keluar dari keadaan tersebut.
Tokoh-Tokoh Zaman Renaissance
Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah bidang astronomi. Tokoh-tokohnya
yang terkenal sebagai berikut :
1. Rogen Bacon (1214-1294)
Ia berpendapat bahwa pengalaman (empirik) menjadi landasan utama bagi awal dan ujian akhir bagi
semua ilmu pengetahuan. Matematik merupakan syarat mutlak untuk mengolah semua
pengetahuan. Sekalipun Roger Bacon menganjurkan pengalaman sebagai basis ilmu pengetahuan,
namun ia sendiri tidak meninggalkan tulisan atau karya yang cukup baerarti bagi ilmu pengetahuan.
Ia banyak bergerak pada lapangan politik dan agama, sehingga akhirnya ditahan dalam penjara.
2. Copernicus (1473-1543)
Ia mengajukan pendapat yang asing bagi pendapat umum pada masa itu. Ia mengatakan bahwa
bumi dan planet semuanya mengelilingi matahari, sehingga matahari menjadi pusat
(Heliosentrisme). Pendapat ini berlawanan dengan pendapat umum yang berasal dari Hipparchus
dan Ptolomeus yang menganggap bahwa bumi sebagai pusat alam semesta (geosentrisisme).
Prinsip Heliosentrisme ini kemudian dilanjutkkan oleh George Joachim (Rheticus) yang menyusun
buku berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang Perputaran Alam Semesta). Buku
tersebut diawali dengan beberapa ketentuan dasar yang berbunyi: Pertama, seluruh alam semesta
merupakan bola(Spherical); Kedua, semua benda angkasa dan bumi juga merupakan bola; Ketiga,
semua benda angkasa bergerak secara teratur dalam lintasan yang bundar (circular uniform motion).
3. Tycho Brahe (1546-1601)
Ia tertarik pada system astronomi baru yang diperkenalkan oleh Copernicus. Ia membuat alat-alat
berukuran besar untuk mengamati benda-benda angkasa secara lebih teliti. Pada tahun 1572 Brahe
mengamati munculnya bintang baru di gugusan Cassiopeia, yaitu bintang yang cemerlang selama
16 bulan sebelum padam lagi. Bintang itu dinamakan Nova atau Supernova, yang sangat tergantung
dari besarnya dan massanya.
Penemuan bintang Nova dan Supernova ini menggugurkan pandangan yang dianut pada masa itu
bahwa angkasa itu tidak akan berubah sepanjang masa, dan bentuknya akan tetap abadi. Pada tahun
1577 Brahe dapat mengamati sebuah cornet, yang ternyata lebih jauh dari planet Venus. Penemuan
ini juga membuktikan bahwa benda-benda angkasa tidak menempel pada Crystaline spheres,
melainkan dating dari tempat yang sebelumnya tidak dapat dilihat untuk kemudian menghilang lagi.
Benda-benda angkasa terapung bebas dalam ruang angkasa.
4. Johannes Keppler (1571-1630)
Ia seorang ahli matematika yang menjadi asisten Tycho Brahe. Ia melanjutkan penelitian Brahe
tentang gerak benda-benda angkasa. Kepler menemukan tiga buah hokum yang melengkapi
penyelidikan Brahe sebelumnya, yaitu:
 Bahwa gerak benda angkasa itu ternyata bukan bergerak mengikuti lintasan circle –seperti
yang dikemukakan oleh Brahe-namun gerak itu mengikuti lintasan elips. Orbit semua planet
berbentuk elips.
 Dalam waktu yang sama, maka garis penghubung antara planet dan matahari selalu
melintasi bidang yang luasnya sama.
 Dalam perhitungan matematik terbukti bahwa bila jarak rata-rata dua planet A dab B dengan
matahari adalah X dan Y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit masing-masing adalah P
dan Q, maka P2 : Q2 = X3 :Y3.
5. Galileo Galilei (1546-1642)
Beberapa pokok penemuan Galileo di luar bidang astronomi yang ditulis dalam karyanya yang
berjudul De Motu dapat diringkas sebagai berikut.
 Jumlah waktu yang sama untuk jatuhnya semua benda dari materi yang sama, tanpa
memandang bobot, bila benda-benda itu melewati medium yang sama. Atau dengan kata
lain, benda-benda yang jatuh bersamaan akan memerlukan waktu yang bersamaan pula
untuk sampai di tanah.
 Semau lintasan benda jatuh berbentuk lurus. Ha ini memberikan sugesti adanya idealism,
bahwa lintasan benda yang tidak tertanggu membentu garis lurus.
 Baik benda yang jatuh tegak lurus, maupun yang mengikuti bidang miring, masing-masing
mencapai tanah pada waktu yang sama. Hal ini memberikan sugesti untuk kemudian
melaksanakan eksperimen jatuhnya benda mengikuti bidang miring. Untuk mencapai
idealisasi “tidak terganggu apapun”, maka bidang makin lama makin dilicinkan, sehingga
jatuhnya benda-benda melalui bidang miring praktis dalam waktu yang sama. Selain itu
dibidang miring diletakkan ukuran-ukuran. Untuk pertama kalinya ukuran (measure-ment)
dimasukkan sebagai unsur dalam lapangan ilmu pengetahuan.
 Berdasarkan idealisasi, maka hasil percobaan dapat dihitung terlebih dahulu; dengan kata
lain terjadilah peramalan (prediction).
 Ramalan itu kemudian diperiksa dengan percobaan berulang kali, yang hasilnya dihitung
secara rata-rata.
 Oleh karena anatara ramalan dan hasil percobaan ada persesuaian yang meyakinkan, maka
teori yang didasarkan pada idealisasi dapat diterima sebagai hukum tentang pergerakan
benda-benda yang bebas dan yang mengikuti garis lurus.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Galileo ini menanamkan pengaruh yang kuat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan modern, karena menunjukkan beberapa hal seperti: pengamatan
(observation), penyingkiran (elimition) segala hal yang tidak termasuk dalam peristiwa yang
diamati, idealisasi, penyusunan teori secara spekulatif atas peristiwa tersebut, peramalan
(prediction), pengukuran (measurement), dan percobaan (experiment) untuk menguji teori yang
didasarkan pada ramalan matematik.
Karakteristik Renaissance
Renaissance merupakan titik awal dari sebuah peradaban modern di Eropa. Essensi dari semangat
Renaissance salah satunya adalah pandangan manusia bukan hanya memikirkan nasib di akhirat
seperti semangat Abad Tengah, tetapi mereka harus memikirkan hidupnya di dunia ini. Renaissance
menjadikan manusia lahir ke dunia untuk mengolah, menyempurnakan dan menikmati dunia ini
baru setelah itu menengadah ke surga.
Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan, kesengsaraan dan kenistaan di dunia bukanlah
takdir Allah melainkan suatu keadaan yang dapat diperbaiki dan diatasi oleh kekuatan manusia
dengan akal budi, otonomi dan bakat-baktnya. Manusia bukan budak melainkan majikan atas
dirinya. Inilah semangat humanis, semangat manusia baru yang oleh Cicero dikatakan dapat
dipelajari melalui bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah dan hukum.
Dengan semakin kuatnya Renaissance sekularisasi berjalan makin kuat. Hal ini menyebabkan
agama semakin diremehkan bahkan kadang digunakan untuk kepentingan sekulerisasi itu sendiri.
Semboyan mereka “religion was not highest expression of human values”. Bahkan salah seorang
yang dilukiskan sebagai manusia ideal renaissance Leon Batista Alberti (1404-1472), secara tegas
berani mengatakan “Man can do all things if they will”.
Renaissance mengajarkan kepada manusia untuk memanfaatkan kemampuan dan pengetahuannya
bagi pelayanan kepada sesama. Manusia hendaknya menjalani kehidupan secara aktif memikirkan
kepentingan umum bukan hidup bersenang-senang dalam belenggu moral dan ilmu pengetahuan di
menara gading. Manusia harus berperan aktif dalam kehidupan, bukan sifat pasif seraya pasrah pada
takdir. Namun, manusia menjadi pusat segala hal dalam kehidupan atau Antoposentrisme.
Manusia renaissance harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan kemampuannya dalam
berfikir dan bertindak secara bertanggung jawab, menghasilkan karya seni dan mengarahkan
nasibnya kepada sesama. Keinginan manusia untuk menonjolkan diri baik dari keindahan jasmani
maupun kemampuan intelektual-intelektualnya. Keinginannya itu dituangkan dalam berbagai karya
seni sastra, seni lukis, seni pahat, seni music dan lain-lain. Ekspresi daya kemampuan manusia terus
berkembang sampai saat ini sehingga di zaman modern ini pun tidak ada lagi segi kehidupan
manusia yang tidak ditonjolkan.
ABAD PENCERAHAN AUFKLARUNG

1.Pengertian dan gambaran besar


Aufklarung adalah kata Jerman yang berpadanan dengan kata Inggris anlightenment yang
berarti pencerahan, penerangan. Aufklarung adalah suatu gerakan besar di Eropa pada abad ke-18
M yang memberi kedudukan dan kepercayaan luar biasa kepada akal budi manusia. Gerakan ini
tumbuh sejalan dengan penemuan-penemuan besar di bidang ilmu pengetahuan alam di Italia,
Jerman, Polandia, dan Inggris.
Pada abad ini terjadi dua peristiwa penting, yaitu: The Glorious Revolution di Inggris tahun
1688 dan Revolusi Prancis tahun 1789.
Sapare aude !
“beranilah berpikir sendiri”
Semboyan di atas menandai dimulainya jaman pencerahan. Immanuel Kant (1724-1804)
menegaskan bahwa “pencerahan” merupakan sikap pembebasan manusia dari ke-tidak-dewasa-an
(unmündigkeit) akibat kesalahannya sendiri.
PENCERAHAN DI TIGA KAWASAN
1. Inggris
Dalam wilayah sosial-politik, dihasilkanlah naskah-naskah penting yang menjamin kebebasan
warga, mislahnya Habeas Corpus (1679) yang menetapkan bahwa seorang tahanan harus
dihadapkan kepada seorang hakim dalam waktu tiga hari dan diberi tahun atas tuduhan apa ia
ditahan. Hal ini menjadi dasar prinsip hukum bahwa seseorang hanya boleh ditahan atas perintah
hakim.
Dalam ranah lainnya, Undang-undang Pers tahun 1693 menjamin kebebasan berpendapat bagi
segenap warga. Ini berarti bahwa setiap orang memiliki hak untuk mengajukan kritik terhadap
otoritas gereja atau negara tanpa perlu merasa takut. John Locke (1632-1704) mendesak agar dalam
pemerintahan perlu ada pembagian kekuasaan dan memberikan jaminan atas hak kelompok
minoritas mengadakan oposisi.
2. Prancis
Pencerahan di Prancis berlangsung secara liberal dan radikal –dengan sentimen anti-Gereja. Voltaire
(1694-1778) menyerukan pemusnahan gereja “Ecrasez l’infâme !” (luluh lantakkan yang buruk).
Contoh lainnya, adalah pendirian patung Dewi Rasio di dalam katedral Notre Dame, tahun 1793.
Puncaknya adalah manakala Prancis mencapai Revolusi Prancis yang diawali dengan penyerbuan
penjara Bastille, tempat para tahanan politik dikurung, tanggal 14 Juli 1789.
3. Jerman
Pencerahan di Jerman lebih fokus pada persoalan moral dan upaya untuk menemukan hubungan
antara rasio dan agama.
Gotthold Ephrain Lessing (1729-1781) dalam bukunya Pendidikan Bangsa Manusia melihat bahwa
dengan dorongan semangat Pencerahan kelak akan tiba suatu jaman ketika kebenaran-kebenaran
wahyu Allah dalam kitab suci akan digantikan dengan kebenaran-kebenaran berdasarkan akal budi,
suatu jaman ketika orang “melakukan yang baik, karena hal itu adalah sesuatu yang baik, bukan
karena adanya semacam ganjaran yang datang daripadanya”
Suatu ‘otonomi manusia’ menjadi proyek besar di sini. Suatu otonomi dalam berpikir dan
menentukan tindakannya sesuai dengan prinsip-prinsip yang ia yakini sebagai sesuatu yang baik,
benar, dan tahan uji.
Hal ini pulalah yang kita dapati dalam filsafatnya Kant. Bagi Kant, sudah tiba saatnya untuk
menyatakan bahwa akal budi manusia adalah ukuran dan prinsip untuk segala-galanya; untuk apa
saja yang ia ketahui (segi epistemologi), untuk apa saja yang ia perbuat (segi moral), dan untuk apa
saja yang ia harapkan (segi teleologis).
Pandangan Kant di atas, mengarah pada ‘subjektivitas’ manusia. Berkat rasionya, sang ‘Aku’
menjadi pusat pemikiran, pusat pengetahuan, pusat perasaan, pusat kehendak, dan pusat tindakan
sehingga manusia bukan lagi sebagai viator mundi (peziarah di dunia), melainkan sebagai faber
mundi (pembuat dunia).
Aliran-aliran yang muncul pada masa pencerahan
1. Kritisisme
Aliran ini dimulai di Inggris, kemudian Prancis dan selanjutnya menyebar keseluruh Eropa,terutama
di Jerman. Di Jerman pertentangan antara rasionalisme dan empirisme terus berlanjut. Masing-
masing berebut otonomi. Kemudian timbul masalah, siapa sebenarnya dikatakan sumber
pengetahuan? Apakah pengetahuan yang benar itu lewat rasio atau empirik? Kant mencoba
menyelesaikan persoalan diatas. Pada awalnya Kant mengikuti rasionalisme, tetapi kemudian
terpengaruh oleh empirisme (Hume). Walaupun demikian, Kant tidak begitu mudah menerimanya,
karena ia mengetahui bahwa dalam empirisme terkandung skeptisme. Untuk itu tetap mengakui
kebenaran ilmu dan dengan akal manusia akan dapat mencapai kebenaran empirsme.[9]Aliran
Filsafat yang dkenal dengan kritisisme adalah filsafat yang di introdusir oleh Immanuel Kant.
Filsafat ini memulai pelajarannya dengan menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber
pengetahuan manusia.
Pertentangan antara rasionalisme dan empirisme dicoba untuk diselesaikan oleh Kant dengan
kritisismenya.
Adapun ciri-ciri kritisisme diantarnya adalah sebagai berikut:
a. Menganggap bahwa objek pengenalan itu berpusat pada subjek dan bukan pada objek.
b. Menegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau
hakikat sesuatu. Rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya atau fenomenya saja.
2.Deisme
Deisme adalah suatu aliran yang mengakui adanya yang menciptakan alam semesta ini. Akan tetapi
setelah dunia diciptakan, Allah menyerahkan dunia kepada nasibnya sendiri. Sebab Ia telah
memasukkan hukum-hukum dunia itu ke dalamnya. Segala sesuatu berjalan sesuai dengan hukum-
hukumnya. Manusia dapat menunaikan tugasnya dalam berbakti kepada Allah dengan hidup sesuai
dengan hukum-hukum akalnya.
Maksud aliran ini adalah menaklukkan wahyu Ilahi beserta dengan kesaksian-kesaksiannya, yaitu
buku-buku Alkitab, kepada kritik akal serta menjabarkan agama dari pengetahuan yang alamiah,
bebas dari segala ajaran Gereja. Yang dipandang sebagai satu-satunya sumber dan patokan
kebenaran adalah akal.
Tokoh-tokoh yang mewakili aliran ini di antaranya adalah John Toland (1670-1722), yang menulis
Christianity not mysterious (1696), dan Matteh Tindal (1656-1733), yang menulis Christianity as
Old as Creation (1730).
Tokoh Tokoh Filsafat Pada Masa Aufklarung dan Pemikirannya
1. Immanuel Kant ( 1724-1804)
Seorang Filsuf yang pengaruhnya terhadap filsafat pada dua ratus tahun terakhir ini,baik di Barat
maupun di Timur,hampir secara universal diakui sebagai filsuf terbesar sejak masa Aristoteles. Kant
lahir di Konigserg, Prusia Timur, Jerman. Pikiran-pikiran dan tulisan-tulisannya membawa revolusi
yang jauh jangkauannya dalam filsafat modern.ia hidup di zaman Scepticism, Kehidupannya dalam
dunia filsuf dibagi dalam dua periode, zamanpra-kritis dan zaman kritis. Pada zaman pra-kritis ia
menganut pendirian rasionalis yang dilancarkan oleh Wolff dkk. Tetapi karena terpengaruh oleh
David Hume (1711-1776), berangsur-angsur Kant meninggalkan rasionalisme. Ia sendiri
mengatakan bahwa Hume itulah yang membangunkannya dari tidur dogmatisnya. Pada zaman
kritisnya, Kant merubah wajah filsafatnya secara radikal. Kant yang juga dikenal sebagai raksasa
pemikir Barat yang mengatakan bahwa Filsafat merupakan ilmu pokok dari segala pengetahuan
yang meliputi empat persolan yaitu :
· apa yang dapat kita ketahui?
· apa yang boleh kita lakukan?
· sampai dimanakah pengharapan kita?
· Apakah manusia itu?
Ketika meninggal, epitaf di batu nisan nyahanya bertuliskan “Sang Filsuf“ sebuah sebutan yang
dianggap tepat, dengan mempertimbangkan bahwa periode filsafat yang bermula dengan tampilnya
Sokrate smenjadi lengkap dalam banyak hal dengan hadirnya Kant.
2. Voltaire
Diantara tokoh yang menjadi sentral pembicaraan saat membicarakan Aufklarung adalah Voltaire
(1694-1778). Pada tahun 1726 ia mengungsi ke Inggris. Di situ ia berkenalan dengan teori-teori
Locke dan Newton. Apa yang telah diterimanya dari kedua tokoh ini ialah:
Sampai di mana jangkauan akal manusia
Di mana letak batas-batas akal manusia.
Berdasarkan kedua hal itu ia membicarakan soal-soal agama alamiah dan etika. Maksud tujuannya
tidak lain ialah mengusahakan agar hidup kemasyarakatan zamannya itu sesuai dengan tuntutan
akal. Mengenai jiwa dikatakan, bahwa kita tidak mempunyai gagasan tentang jiwa (pengaruh
Locke). Yang kita amati hanyalah gejala-gejala psikis. Pengetahuan kita tidak sampai kepada
adanya suatu substansi jiwa yang berdiri sendiri. Oleh karena agama dipandang sebagai terbatas
kepada beberapa perintah kesusilaan, maka ia menentang segala dogma dan menentang agama.[6]
3. J. J. Rousseau
Di Perancis pada era pencerahan ini juga ada Jean Jacques Rousseau (1712-1778), yang telah
memberikan penutupan yang sistematis bagi cita-cita pencerahan di Perancis. Sebenarnya ia
menentang Pencerahan, yang menurut dia menyebarkan kesenian dan ilmu pengetahuan yang
umum, tanpa disertai penilaian yang baik, dengan terlalu percaya kepada pembaharuan umat
manusia melalui pengetahuan dan keadaban. Sebenarnya Rousseau adalah seorang filsuf yang
bukan menekankan kepada akal, melainkan kepada perasaan dan subjektivitas. Akan tetapi di dalam
menghambakan diri kepada perasaan itu akalnya yang tajam dipergunakan. Terkait kebudayaan
menurut Rousseau, kebudayaan bertentangan dengan alam, sebab kebudayaan merusak manusia.
Yang dimaksud ialah kebudayaan yang berlebih-lebihan tanpa terkendalikan dan yang serba semu,
seperti yang tampak di Perancis pada abad ke-18 itu[7]. Mengenai agama Rousseau berpendapat
bahwa agama adalah urusan pribadi. Agama tidak boleh mengasingkan orang dari hidup
bermasyarakat.
2.Slogan Abad Pencerahan”sapere aude!”
Sejak era Renaisans,keyakinan dan kemampuan rasio manusia untuk menciptakan kemajuan
dan kebahagiaan di dunia sudah disadari.meskipun demikian,secara umum,umat manusia hanya
berhasil melahirkan perkembangan dalam humaniora;filsafat,politik,seni,sastra,hukum.belum ada
perubahan yang signifikan dalam hal kesejahteraan secra ekonomi.padahal,manusia memiliki
potensi untuk meningkatkan kesejahteraan itu dalam bentuk rasio yang telah dianugerakan oleh
Tuhan.
Makna dan pengaruh dari slogan utama abad pencerahan (renaissance) yaitu beranilah berpikir
sendiri " (sapere Aude) adalah:
Sapere Aude yang dicetuskan oleh Immanuel Kant pada abad pencerahan diartikan
beranilah berpikir sendiri . Namun sebenarnya awal pernyataan tersebut sudah ada dari penulis dari
Kekaisaran Romawi bernama Horatius. Sapere Aude menurut Horatius memiliki arti beranilah
berpikir bijak. Secara umum Sapare Aude memiliki makna bahwa manusia harus bebas memilih
atas menjadi apa yang ia mau tanpa adanya kekangan dari penguasa. Beranilah berpikir sendiri
menandai akan adanya nurani yang tumbuh di masyarakat atau individu supaya menjadi apa yang ia
mau. Ini juga diambil dari salah satu novel pada masa Reniassnace dan Aufklarung tekenal dari
William Shakesphere yang berjudul Hamlet "To be or Not To be" yang artinya menjadi atau tidak
sama sekali.
Makna dari Sapere Aude kedua adalah tentang berekspresi. Manusia diharapkan mampu untuk
mengekspresikan akan ketidakcocokan berdasarkan pandangan dan nuraninya, sehingga ia mampu
berkontribusi bagi orang banyak dan mengungkapkan apa yang ia tidak mau dan apa yang ia mau.
Sapere Aude yang ketiga memiliki arti tentang merenungkan hidup. Manusia harus merenungkan
apa langkah yang ia mau yang akhirnya membawanya pada langkah yang lebih baik.
Keempat kepercayaan diri. Sapare Aude memberikan kepercayaan diri seseorang untuk meyakini
akan langkah ia lakukan, Baik itu berekspresi, baik itu memilih jalan hidupnya, merenungkan
hidupnya dan menjalani hidupnya.
Intinya, makna dari Sapare Aude secara umum adalah:
Manusia sudah cukup dewasa untuk mencari jalan sendiri tanpa bimbingan penguasa.
Mendorong manusia untuk mengenal kodratnya sendiri serta dunia alam melalui metode ilmu.
Sapere Aude merupakan pernyataan kebebasan setiap individu.
Adapun dampak dari Sapere Aude pada masa Aufklarung adalah
berkembangnya ilmu pengetahuan baik ilmu alam, ilmu hukum, ilmu sosial dan filsafat di Eropa
dengan membangkitkan tradisi Yunani dan Romawi Kuno yang identik dengan perkembangan ilmu
pengetahuan.
Memunculkan reformasi gereja, yang menuntut gereja agar kembali ke jalannya yang suci dan
tidak mengekang dan mengontrol pemerintahan dan individu. Hingga suatu saat muncul
sekularisme yang memisahkan antara kekuasaan gereja dengan negara.
Cikal bakal akan adanya liberalisme, yakni kebebasan seseorang di dalam menentukan
langkahnya dan mampu menghayati dirinya untuk mampu menjadi apa yang ia mau.
Renaissance merupakan zaman kelahiran kembali Kebudayaan Yunani dan Romawi Kuno pada
abad 15. Pada masa ini memunculkan banyak ilmuwan yang berpengaruh bagi kemajuan umat
manusia, baik itu di bidang ilmu alam seperti:
Nicolaus Copernicus tentang heliosentris
Johannes Kepler tentang fisika
Galileo Galilei tentang astronomi
Andreas Vesalius tentang kedokteran (anatomi)
Sedangkan di dalam ilmu sosial seperti seni adalah:
Leonardo da Vinci tentang seni rupa
Michael Angelo tentang seni patung
Dante Alighieri tentang kesastraan atau kesusastraan
Desiderus Erasmus tentang Filsafat
Johann Guttenberg tentang percetakan buku dan manuskrip
Dampak yang paling besar di dalam renaissance adalah Sekularisme. Sekularisme merupakan
sebuah paham bisa juga sebuah kebijakan yang memisahkan antara urusan agama dan urusan
politik. Di dalam sekularisme telah terjadi sangat lama sekali, tepatnya pada masa Renaissance yang
mengganti zaman Abad Kegelapan yang berfokus pada Tuhan dan agama menjadi berfokus pada
perkembangan hak dan kebebasan manusia dalam menentukan hidupnya.
3.Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Immanuel Kant lahir pada masa dimana dunia telah melahirkan banyak ilmuan dan pemikir
berbakat.hasil karya para ilmuan melahirkan revolusi dalam kehidupan.optimisme,muncul karena
keberanian menggunakan rasio itu telah terbukti melahirkan perubahan besar.Penemuan para
ilmuan pada masa menjelang munculnya optimism pencerahan memicu lahirnya banyak kemajuan
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.sementara pemikir para filsuf tentang
Negara,masyarakat,gereja,ekonomi telah nyata melahirkan perubahan besar dalam bidang
ekonomi,politik mereka antara lain Francis Bacon(1561-1626),Thomas Hobbes(1588-1679),John
Locke(1632-1704),Isaac Newton(1643-1727),Jean jacquess Rosseuao(1717-1728)
4.Pencerahan di Inggris dan Prancis
Ciri khas pencerahan di Inggris adalahnya dianutnya deisme.Pencerahan di Inggris juga ikut
memicu Revolusi industry.Tuhan sudah tidak campur tangan sejak ia menyelesaikan penciptaan atas
dunia.ini berarti kemajuan dan kesejahteraan di dunia menjadi tanggung jawab manusia.kesadaran
itu membuat peran agama kemudian semakin tersisihkan.sebagai gantinya,orang-orang berlomba
mencari cara agar masyarakat semakin sejahterah.
Sementara itu di Prancis,gerakan pencerahan berjalan secara amat liberal dan radikal dengan
sentiment-sentimen antigereja.salah satu symbol dari seluruh gerakan antigereja di Prancis adalah
pengusiran para pastor serikat yesus pada tahun 1764.mereka dituduh sebagai antek paus dan
dianggap sebagai kubu konservatif yang mau membela gereja dan karenanya menghambat gerakan
Pencerahan.
Kekerasan massif yang terjadi pada masa revolusi Prancis yang menimpa gereja,monarki,dan kaum
bangsawan kelak menyadarkan orang bahwa gagasan-gagasan pencerahan,terutama pengagungan
kemampuan rasio manusia,ternyata memiliki keterbatasan.

MATERI PEMINATAN SEJARAH


RENAISSANCE

OLEH
LOIS MESI WITIN
CHESLAUS JULIO AMA TINCI
MUHAMAD A.R.A PATRA
MARIA NOVITA KEWA
OKTAVIANA THEODORIN

KELAS XI IPS 6
SMA NEGERI I NUBATUKAN
LEWOLEBA
2019

Anda mungkin juga menyukai