Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Waktu merupakan salah satu konsep dasar sejarah, selain ruang dan kegiatan
manusia, perubahan dan kesinambungan. Ini merupakan unsur penting dari sejarah
yaitu masa lalu sejarah merupakan proses perjalanan waktu yang sangat luas dan
panjang. Periodesasi atau pembabakan waktu adalah rangkaian peristiwa yang
didasarkan pada momentum perubahan sebagai tanda pemisahan waktu. Dalam
makalah ini akan dipaparkan mengenai babakan dan waktu sejarah, meliputi arti
pembabakan sejarah, tujuan pembabakan sejarah, kriteria pembabakan sejarah, dan
pembabakan waktu sejarah Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi pembabakan sejarah?
2. Apa tujuan pembabakan sejarah?
3. Apa macam-macam pembabakan sejarah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi pembabakan sejarah.
2. Untuk mengetahui tujuan pembabakan sejarah.
3. Untuk mengetahui macam-macam pembabakan sejarah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pembabakan Sejarah


Pembabakan sejarah atau periodesasi adalah salah satu proses strukturisasi
waktu dalam sejarah dengan pembagian atas beberapa babak, zaman, dan periode.
Peristiwa-peristiwa masa lampau yang begitu banyak dibagi-bagi dan
dikelompokkan menurut sifat, unit, atau bentuk sehingga membentuk satu kesatuan
waktu tertentu.
Pembagian babakan waktu merupakan inti cerita sejarah. Pembabakan atau
periodesasi waktu adalah pembagian atas dasar pengelompokan, babakan zaman dan
waktu tertentu di dalam cerita sejarah. Jadi babakan waktu di bagi atas beberapa
babak, zaman atau beberapa periode.
Sejarah memiliki dua dimensi yaitu dimensi spasial (ruang) dan
dimensi temporal (waktu). Konsep waktu dalam sejarah meliputi waktu atau
tempo (time) yaitu proses kelangsungan suatu peristiwa dan waktu merupakan
kesatuan dari kelangsungan tiga dimensi yaitu masa lalu, sekarang dan masa
yang akan datang. Pengertian periodisasi sejarah berkaitan erat dengan
pembagian masa lampau manusia berdasarkan urutan waktu
(Periodisasi=Pembabakan waktu). Pentingnya dan tujuan adanya periodisasi
dalam sejarah yaitu:
1. Memudahkan sistematika penulisan sejarah atau pengertian.
2. Merupakan rangkuman dari suatu peristiwa menurut seorang sejarawan.
3. Melakukan penyederhanaan.
4. Memudahkan pembaca dalam memahami suatu peristiwa sejarah.
5. Memahami sejarah secara kronologis.
6. Merupakan penghubung dari fakta-fakta sejarah.
7. Dapat memenuhi sistematika ilmu pengetahuan.
Kriteria periodesasi :
1. Satuan waktu peristiwa (jaman batu, jaman batu tua dan jaman batu
muda)
2. Pergantian generasi (usia, semangat, tahun)

2
3. Dinasti atau pemerintahan (dinasti isyana, sanjaya sampai pemerintahan
orde lama dll)
4. Pejalanan hidup manusia

B. Tujuan Pembabakan Sejarah


1. Memudahkan pengertian
Gambaran peristiwa-peristiwa masa lampau yang sedemikian banyak itu
dikelompok-kelompokkan, disederhanakan dan diikhtisarkan menjadi satu
tatanan (orde), sehingga memudahkan pengertian.
2. Melakukan penyederhanaan
Gerak pikiran dalam usaha untuk mengerti ialah melakukan
penyederhanaan. Begitu banyaknya peristiwa-peristiwa sejarah yang beraneka
ragam dan bersimpang siur itu sukar atau ruwet disusunnya menjadi sederhana,
sehingga pikiran mendapatkan ikhtisar yang mudah diartikan, (Hugiono, et.al,
199:54).
3. Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis
Menguraikan peristiwa sejarah secara kronologis akan memudahkan
pemecahan dari masalah. Interprestasi serta analisis sejarah dan masalah
pengukuran waktu. Ahli kronologi menerangkan berbagai tarikh, atau sistem
penanggalan yang telah dipakai diberbagai tempat dan pada berbagai waktu serta
memungkinkan untuk menerjemahkan penanggalan dari satu tarikh kepada
tarikh yang lain.
4. Untuk memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan
Semua peristiwa-peristiwa masa lampau itu setelah dikelompokkan
antara motivasi dan pengaruh peristiwa itu kemudian dikaitkan lalu disusun
secara teratur/sistematis.
5. Memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah
Klasifikasi dalam ilmu alam meletakkan dasar pembagian jenis,
golongan, suku, bangsa dst. Klasifikasi dalam ilmu sejarah meletakkan dasar
pembabakan waktu. Masa lalu yang tidak terbatas peristiwa dan waktunya
dipastikan isi bentuk dan waktunya menjadi bagian-bagian pembabakan waktu,
(Hugiono, et.al., 1992:55).
Klasifikasi tersebut dasar keanekaragaman peristiwa, misalnya
keseragaman kebudayaan, ekonomi, politik, pandangan hidup, agama dan
lainnya, akan memberikan gambaran sejarah yang mudah diartikan. Pembabakan

3
waktu merupakan cerminan pandangan hidup penyusun. Kepribadian penyusun
tampak di dalamnya, dangkal, dalam, luas atau sempit pengetahuan penyusun
tampak dari pembabakan waktu yang dibuatnya.
Dengan pembabakan waktu akan jelaslah kerangka cerita yang
merupakan penjelmaan pandangan hidup dasar filsafat serta tafsiran sejarahwan.
Sebab tanpa penjelasan dan tafsiran, fakta-fakta masa lalu akan menjadi kronik,
anal atau catatan-catatan peristiwa.

C. Kriteria Pembabakan Waktu Sejarah


Ada beberapa faktor yang dijadikan kriteria dalam menyusun konsep
pembabakan atau periodesasi sejarah, antara lain adalah :
1. Pembabakan waktu berdasarkan satuan waktu kronologis
Suatu kecenderungan untuk menyusun babakan waktu atau periodesasi
sejarah berdasarkan kriteria “satuan waktu secara kronologis”. Satuan waktu itu
kemudian dibulatkan yaitu urutan tahun atau abad. Misalnya; abad ke-16, abad
ke-17, abad ke-18 dst, (Sartono Kartodirdjo; 1993:37).
Seringkali periodesasi sejarah disusun berdasarkan pembagian satuan
waktu yang dibulatkan dan memang ada pembenarannya. Sebagai contoh :
a. Di Eropa, Revolusi Prancis (1789) menimbulkan perubahan besar sehingga
sejarah awal abad ke-19 terdapat suatu tata politik baru.
b. Di Indonesia VOC dibubarkan pada akhir tahun 1799 dan pemerintah
Hindia Belanda dimulai tahun 1800.
c. Sedangkan periodesasi berdasarkan satuan waktu secara kronologis, adalah
sebagai berikut :
 Zaman Kuno
 Zaman Pertengahan
 Zaman Baru
 Zaman Modern
2. Pembabakan waktu berdasarkan pergantian generasi
Adapula kecenderungan untuk membuat periodesasi sejarah
berdasarkan Kriteria Pergantian Generasi. Pada umumnya pergantian
generasi ditafsirkan berlangsung selama 25 tahun atau 30 tahun.
Menurut Sartono Kartodirjo, generasi bukanlah semata-mata masalah
fisik (usia-baya) tetapi sering dikaitkan dengan masalah jiwa, semangat,
ideology atau orientasi hidup. Pendeknya masalah generasi menyangkut pula

4
masalah sosio-kultural dan sering pula dikaitkan dengan sistem politik atau
etos pada umumnya.
3. Pembabakan waktu berdasarkan Dinasti (Wangsa)
Babakan waktu sejarah seperti ini banyak berlaku pada sejarah
Tiongkok atau Cina, misalnya :
a. Masa Dinasti Shang (1450 - 1050, B.C)
b. Dinasti Chou (1050 – 247, B.C)
c. Dinasti Chin (256 – 207, B.C)
d. Dinasti Han (206. B.C – 200 M)
e. Dinasti Sui (580 – 618 M)
Atau di Indonesia dikenal :
a. Wangsa Sanjaya
b. Wangsa Syailendar
c. Wangsa Isyana
d. Wangsa Rajasa, dsb (Hugiono, cs. 1992:56)
4. Pembabakan waktu berdasarkan perjuangan
Sebagai sejarahwan menyusun babakan waktu dengan melukiskan
hasil perjuangan manusia. Sebagai contoh :
a. Zaman Pra-Sejarah
b. Kebudayaan Kuno
c. Zaman bangsa-bangsa Steppe (nomaden)
d. Zaman Eropa Kuno
e. Zaman Romawi Kuno
f. Zaman Agama Budha
g. Zaman Almasih
h. Zaman Agama Nasrani
i. Zaman Islam
j. Zaman Kerajaan Allah (Midle Ages)
k. Zaman Kerajaan Manuasia (pertumbuhan dan perkembangan negara-
negara nasional)
l. Zaman mesin berkuasa (abad ke-19)
m. Zaman massa berkuasa (abad ke-20); zaman demokrasi dan modern.
5. Pembabakan waktu berdasarkan evolusionisme
Auguste Comte (1789 – 1857) seorang ahli sejarah dan filsafat
penganut aliran positivisme mengadakan pembabakan sejarah dengan

5
melukiskan gerak maju manusia menuju kesempurnaan hidup, sebagai
berikut :
a. A Military – Theological stage; tingkat manusia menggantungkan nasib
kepada militer (ksatria) dan peran keagamaan.
b. A Critical – metaphysical stage; tingkat manusia berpikir secara kritis
serta tidak mementingkan kenyataan sekitarnya.
c. A Scientific – industrial stage; tingkat perkembangan ilmu pengetahuan
dan industri.
6. Pembabakan waktu berdasarkan proses integrasi
Pembabakan waktu berdasarkan kriteria proses intregasi cocok
dengan pembabakan waktu sejarah Indonesia. Karena proses integrasi adalah
sangat esensial bagi terbentuknya kesatuan geopolitik Wilayah Nusantara.
Sejarah Indonesia menunjukkan bahwa proses itu secara progresif
mercalisasikan formasi kesatuan yang akhirnya menjadi wilayah Indonesia
seperti yang kita hadapi sekarang.
Jika di satu pihak ada kemajuan terus-menerus dalam pembentukan
kesatuan sebagai hasil proses integrasi, di pihak lain dapat dilacak adanya
semacam pasang surut atau konjungtur dari bentuk integrasi itu.
Contoh:
a. Kemajuan Sriwijaya dan Majapahit merupakan titik puncak integrasi
Fase I. baik kerajaan-kerajaan maupun imperium sebagai unit kecil
dapat dicakup dalam lingkungan kekuasaan atau hegemoni kedua
kerajaan itu. Apa yang terjadi kemudian adalah disintegrasi oleh
karena pusat kekuasaan merosot, sehingga timbul semacam
“desentralisasi” lagi.
b. Setelah perang pasifikasi berhasil, maka terciptalah daerah Hindia
Belanda yang mewujudkan integrase yang kemudian dialihkan
sebagai daerah Republik Indonesia.
7. Konsep pembabakan waktu para sejarahwan
a. Pembabakan waktu sejarah dunia
Orang pertama mencoba membuat pembabakan waktu (periodeaasi
sejarah) adalah Sextus Julius Africanus, tetapi periodesasinya belum
sempat digunakan oleh sejarahwan secara umum baik dalam buku atau
refrensi sejarah maupun dalam kuliah-kuliah mereka tiba-tiba
menghilang.

6
Percobaan kedua dilakukan oleh Eusebius dari Caesarea, dengan
pembabakan waktunya sebagai berikut :
i. Periode waktu dari Abraham (Ibrahim) sampai Musa.
ii. Periode Hakim-hakim Labdos dan Samson.
iii. Periode Nabi-nabi Issias sampai Hoseas.
iv. Periode waktu Restuarisasi sampai ke Jerrusalem.
v. Periode waktu munculnya Kristus (Nabi Isa).
vi. Periode Pemerintahan yang ke-15 dari Kaisar Tiberius.
vii. Periode waktu Modern, yaitu sampai waktu Eusebius sendiri, (A.
Marks, dan R.E. Tamburaka. 1965:3).
Pembagian di atas tersebut banyak digunakan oleh sejarawan Eropa
dan St. Augustinus di dalam bukunya “Civitas Dei”.
Pada zaman Renaissance, kaum sarjana berusaha untuk membuat
pembabakan waktu atau periodesasi sejarah yang lebih sempurna.
Professor Christioph Cellarius (1634 – 1707) berhasil membuat
pembabakan sejarah yang terkenal dengan “Babakan waktu Cellarius”,
sebagai berikut :
1. Historia-antiqua (zaman Kuno: ± … - 500 M)
Berakhirnya zaman kuno di tahun 500 M. pada saat akhir
pemerintahan Kaisar Konstantin Agung (bukan sampai masa
pemerintahan Kaisar Augustus saja karena menurut pendapatnya
waktu masa Imperium Romanum, belum habis dengan zaman Kaisar
Augustus).
2. Historia-Mediosevi (zaman pertengahan: ± 500 – 1500 M)
Era zaman pertengahan berakhir menurut Cellarius ialah
ditandai dengan jatuhnya Kota Konstantinopel ke tangan Turki.
3. Historia-Nova (zaman Modern: ± 1500 – sekarang)
a. Ibnu Khaldun (1332 – 1406) dalam bukunya yang berjudul
Mukadimah Prolegomenah ia menyusun pembabakan sejarah
sebagai berikut :
i. Zaman Nomade
ii. Zaman di mana tempat kediaman telah menetap
iii. Zaman puncak kebudayaan yang tinggi dan mulai menurun
hingga sesudah mencapai waktu 200 tahun mulai yang baru
lagi.

7
Menurutnya, setiap pembabakan waktu bersejarah terdiri
atas 3 pembabakan (periode) dan setiap periode berlangsung 40
tahun. Ibnu Khaldun hanya memperhatikan perkembangan sejarah
Arab tanpa membandingkan dengan perkembangan sejarah Barat
atau sejarah dunia. Karl Marx (1818 – 1883); membagi babakan
waktu sejarah sebagai berikut :
a) Masa Perbudakan;
Yaitu masa pertentangan antara budak-budak dengan tuan-
tuan.
1) Masa Feodal;
Masa pertengahan antara kaum bangsawan
dan tuan tanah (Land lord) melawan kaum tani dan
pedagang.
2) Masa Kapitalisme Modern;
Masa pertentangan antara golongan majikan
melawan buruh (buruh pabrik atau petani kecil) atau
pertentangan antara golongan kapitalis melawan
kaum protelar.
3) Masa masyarakat tanpa kelas (sosialisme)
Setelah era keruntuhan kapitalisme, pada saat
itu golongan proletar dapat kekuasaan dan kelas
dihapuskan atau disebut masyarakat sosialisme.
b. Pembabakan waktu sejarah Indonesia
Pembabakan waktu menurut buku Geschiedenis van de
Nederlandsch Oost-Indische Bezattingen 1927, karangan J.J.
Meinnisnsma (tejemahan Moh. Ali).
1. Nederlandsch-Indie sebagai milik VOC.
 Penegakan pemerintahan Belanda di Hindia Timur (1605 –
1678).
 Perluasan kekuasaan Nederland di Hindia Timur (1678 –
1757).
 Keruntuhan kekuasaan Nederland di Hindia Timur (1757 –
1800).
2. Nederlandsch-Indie sebagai milik negara Nederland.

8
 Jatuhnya pemerintahan Belanda dan masa peralihan (1800 –
1816).
 Peralihan pemerintahan Kerajaan Belanda ke Pemerintah
Hindia Belanda. (1816 – 1836).
 Perluasan kekuasaan Nederland di kepulauan Hindia (1832 –
1872).
Isi buku ini menggambarkan peranan Belanda di
Indonesia, peranan bangsa Indonesia hampir tidak disinggung
sama sekali.
“Geschiedenis van Indonesia “karangan H.J. de Graafl”
949 (terjemahan). Babakan waktu de Graafl adalah sebagai
berikut :
a. Orang Indonesia dan Asia Tenggara (samapi 1650)
i. Zaman Hindu
ii. Zaman penyiaran Islam dan berdirinya kerajaan Islam.
b. Bangsa Barat di Indonesia (1511 – 1800) yaitu sejarah
VOC.
c. Orang Indonesia di zaman VOC (1600 – 1800).
d. VOC di luar Indonesia.
e. Orang Indonesia dalam lingkungan Hindia Belanda
(sesudah 1800) diakhiri dengan pemerintahan Ratu
Wilhelmina.
Buku H.J. de Graafl dikarang pada tahun 1949 sesudah
Indonesia mencapai kemerdekaannya. Di samping peranan
bangsa Belanda, peranan bangsa Indonesia juga ditampilkan,
walaupun pengaruh Belanda masih ada. Ini adalah orang Belanda
yang pertama menyebut bangsa kita Indonesia. Tan Malaka
dalam bukunya “Massa Actie” 1926 cetakan ke-11 tahun 1947.
Babakan waktunya, sebagai berikut :
a. Bangsa Indonesia asli, melarikan diri dari Indo Cina ke
Indonesia.
b. Zaman penjajahan raja-raja Hindu dan setengah Hindu.
c. Zaman penjajahan raja-raja Islam.
d. Zaman Belanda;
1. Imperialisme kuno,

9
2. Imperialism modern.

D. Dasar Pembabakan Sejarah (Dimensi Spasial, Temporal dan Tematis)


1. Spasial
Berkaitan dengan ruang, dalam hal penulisan sejarah berkaitan
dengan tempat berlangsungnya peristiwa sejarah.
2. Temporal
Berkaitan dengan waktu, yaitu kapan peristiwa sejarah itu terjadi.
Dalam kaitannya dengan waktu tentu ada awal dan akhir dari suatu
peristiwa sejarah.
3. Tematis
Berkaitan dengan tema atau topik dari suatu peristiwa sejarah.
Sebagai contohnya mengenai topik sejarah perjuangan kemerdekaan,
sejarah pemerintahan orde lama, atau sejarah pemerintahan orde baru.

E. Macam-Macam Pembabakan Sejarah


Pembabakan Sejarah dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Jaman Prasejarah
Pembabakan ini merupakan pembabakan pada jaman manusia
belum mengenal tulisan. Sebagai contohnya akan dijelaskan di bawah
ini; Pembabakan Jaman Prasejarah berdasarkan:
a. Geologi , terdiri dari:
 Arkaekum
Jaman tertua, zaman ini berlangsung kira-kira 2500 juta
tahun, pada saat itu kulit bumi masih panas, sehingga tidak ada
kehidupan.
 Paleozoikum
Jaman primer atau jaman hidup tua, jaman ini berlangsung
340 juta tahun. Makhluk hidup yang muncul pada jaman ini
seperti mikro organisme, ikan, ampibi, reptil dan binatang yang
tidak bertulang punggung.

10
 Mesozoikum
Jaman sekunder atau jaman hidup pertengahan. Jaman ini
berlangsung kira-kira 140 juta tahun. Pada jaman pertengahan
jenis reptil mencapai tingkat yang terbesar, sehingga pada jaman
ini sering disebut juga dengan jaman reptil. Setelah berakhirnya
jaman sekunder ini, maka muncul kehidupan yang lain yaitu
jenis burung dan binatang menyusui yang masih rendah sekali
tingkatannya. Sedangkan jenis reptilnya mengalami kepunahan.
 Neozoikum
Jaman hidup baru, jaman ini dibedakan menjadi dua jaman,
yaitu:
- Tersier atau jaman ketiga,
Jaman ini berlangsung sekitar 60 juta tahun. Yang
terpenting dari jaman ini ditandai dengan berkembangnya
jenis binatang menyusui seperti jenis primata, contohnya
kera.
- Kuartier atau jaman keempat,
Jaman ini ditandai dengan adanya kehidupan manusia
sehingga merupakan jaman terpenting. Dan jaman ini dibagi
lagi menjadi dua jaman yaitu yang disebut dengan jaman
Pleistocen dan Holocen. Jaman Pleitocen/Dilluvium
berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang ditandai dengan
adanya manusia purba. Jaman Holocen/Alluvium
berlangsung kira-kira 20.000 tahun yang lalu dan terus
berkembang sampai dewasa ini. Pada jaman ini ditandai
dengan munculnya manusia jenis Homo Sapiens yang
memiliki ciri-ciri seperti manusia sekarang.
b. Arkeologi, terdiri dari:
 Jaman Batu yaitu :
- Jaman batu tua (Paleolitikum)
Jaman ini berlangsung kurang lebih 600.000 tahun.
Perkembangan kebudayaan pada zaman ini sangat lambat

11
akibatnya keadaan alam yang masih sangat labil dan liar.
Alat-alat yang di gunakan pada zaman ini masih sangat kasar
sebab teknik pembuatannya masih sangat sederhana. 
Berdasarkan tempat penemuannya, hasi-hasil kebudayaan
zaman batu tua di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu
kebudayaan ngandong dan pacitan. Contoh hasil
kebudayaannyaa:
1) Kebudayaan Ngandong : Kapak Genggam, alat dari
tulang, dan alat serpih (flake)
2) Kebudayaan Pacitan : Kapak Gengam, Kapak Perimbas,
dan alat serpih
Apabila dilihat dari cara hidupnya periode ini disebut
masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana.
Pendukung kebudayaan ini adalah Homo Erectus..
- Jaman batu tengah (mesolitikum)
Pada jaman batu tengah (mesolitikum), alat-alat batu
zaman ini sebagian sudah dihaluskan terutama bagian yang
dipergunakan. Tembikar juga sudah dikenal. Periode ini juga
disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat lanjut.
Pendukung kebudayaan ini adalah Homo Sapiens (manusia
sekarang), yaitu ras Austromelanosoide (mayoritas) dan
Mongoloide (minoritas).
- Jaman batu baru (Neolitikum)
Perkembangan kebudayaan pada zaman batu muda ini
sudah sangat maju daripada zaman-zaman sebelumnya. Hal
ini disebabkan adanya migrasi secara bergelombang
penduduk proto melayu dari Yunnan, Cina Selatan ke Asia
Tenggara, termasuk ke Indonesia. Adanya migrasi ini
membawa kebudayaan kapak persegi. Menurut R. Soekmono,
kebudayaan Neolithikum sebagai dasar kebudayaan
Indonesia sekarang. Alat-alat yang digunakan sudah sangat
halus pembuatannya karena mereka sudah mengenal teknik

12
mengasah dan mengupam Periode ini disebut masa bercocok
tanam. Pendukung kebudayaan ini adalah Homo Sapiens
dengan ras Mongoloide (mayoritas) dan ras
Austromelanosoide (minoritas). Hasil kebudayaannya antara
lain kapak persegi dan kapak lonjong.
- Jaman Batu Besar ( Megalithikum)
Kebudayaan Megalithikum adalah kebudayaan yang
utamanya menghasilkan bangunan-bangunan monumental
yang terbuat dari batu-batu besar dan masif. Bangunan
Megalithik ini digunakan sebagai sarana pemujaan dan
penghormatan terhadap arwah nenek moyang. Kebudayaan
ini muncul pada zaman Neolithikum dan berkembang luas
pada zaman logam. Hasil-hasil terpenting dari kebudayaan
Megalithikum salah satunya adalah Menhir, yaitu tiang atau
tugu batu yang terbuat dari batu tunggal dan ditempatkan
pada suatu tempat. Menhir ini biasanya digunakan sebagai
sarana pemujaan arwah nenek moyang, sebagai tempat
memperingati seseorang (kepala suku) yang telah meninggal
dan sebagai tempat menampung kedatangan roh. Banyak
ditemukan di Pasemah, Sumatra Selatan.
2. Jaman Logam
Pada zaman ini penduduk di Nusantara telah mampu mengolah
dan melebur logam. Kepandaian ini diperoleh setelah menerima
pengaruh dari kebudayaan Dongson (Vietnam). Hasil-hasil kebudayaan
dari zaman logam berupa nekara, kapak corong, candrasa,bejana
perunggu, arca-arca, gerabah dan benda-benda dari besi.
3. Jaman Sejarah
Pembabakan ini merupakan pembabakan sejarah pada masa
manusia sudah mengenal tulisan. Sebagai contohnya :
“Pembabakan Sejarah Indonesia”
a. Jaman Kuno, Kerajaan-kerajaan tertua Kerajaan-kerajaan tertua di
Indonesia antara lain meliputi : 

13
 Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan ini terletak di wilayah Jawa Barat. Sumber
Sejarah dari kerajaan ini adalah berupa prasasti antara lain
Prasasti Ciaterum, Kebon Kopi, Jambu, Muara dan Tugu.
Sedangkan dari sumber asing berasal dari berita Cina dari Jaman
Dinasti T’ang yang mengatakan bahwa di Pantai Utara Jawa
bagian barat telah ditemukan masyarakat yang telah mendapat
pengaruh Hindu.
 Kerajaan Holing
Lokasi kerajaan ini hingga kini belum dapat dipastikan
letaknya. Salah satu sumber sejarah yang menyatakan
keberadaan kerajaan ini adalah berita Cina yang berasal dari
Pendeta I-tsing yang menyatakan bahwa seorang temannya yang
bernama Hui-Ning dengan pembantunya Yuki pergi ke Holing
pada tahun 664/665 M untuk mempelajari agama Buddha.
 Sriwijaya (dari abad VII sampai abad ke XIII atau XV)
Kerajaan ini terletak dekat dengan selat Malaka. Sumber
sejarah mengenai kerajaan ini berasal dari seumber asing dan
sumber dalam negeri. Sumber asing salah satunya adalah berasal
dari berita Arab yang mengatakan bahwa banyak pedagang Arab
yang melakukan kegiatan perdagangan di Kerajaan Sriwijaya.
Sedangkan berita dalam negeri salah satunya adalah Prasasti
Kedukan Bukit 648 M, yang mengatakan bahwa Raja Sriwijaya
bernama Dapunta Hyang.
 Majapahit ( dari abad IV sampai abad XV)
Kerjajaan ini terletak di Jawa Timur, adapun sumber
sejarah yang menunjukkan keberadaan kerajaan ini adalah
Prasasti Butak 1294 M, yang dikeluarkan oleh Raden Wijaya
setelah naik tahta. Prasasti ini memuat peristiwa keruntuhan
kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya dalam
mendirikan Kerajaan.

14
b. Jaman Baru
 Aceh, Mataram, Makasar, Ternate/Tidore (Sejak Abad XVI)
 Perlawanan Terhadap Imperalisme Barat (Abad XIX)
Perlawanan terhadap bangsa asing dilakukan ketika terjadi
penetrasi dan masuknya bangsa asing mulai dari Portugis dan
bangsa Belanda. Perlawanan terhadap bangsa Portugis sebagai
contohnya dilakukan oleh Sultan Baabdullah di Ternate pada
tahun 1575. Pada awalnya Belanda masuk ke Indonesia melalui
perusahaan dangannya yang bernama VOC pada masa hubungan
yang terjalin adalah hubungan perdangaan, namun sejak
dibubarkannya VOC pada tahun 1799, daerah Indonesia
diserahkan kepada Pemerintahan Kerajaan Belanda, pada masa
ini Belanda mulai menanamkan politknya untuk menguasai
Indonesia. Beberapa bentuk peralwanan terhadap Belanda
adalah sebagai berikut :
- Perlawanan Sultan Nuku di Tidore 1797-1885
- Perlawanan Patimura 1817
- Perang Padri 1821-1837
- Perang Diponegoro 1825-1830
 Pergerakan Nasional (Abad XX)
Pada era ini muncul kesadaran untuk merebut
kemerdekaan melalui gerakan-gerakan nasionalisme, setalah
selama bertahun-tahun dikekang oleh penindasan, pemerasan,
perampokan, pemerkosaan ataas hak hidup secara materiil dan
moril. Dengan adanya kesadaran ini kemudian melahirkan
berbagai organisasi pergerakan kebangsaan antara lain :
- Budi Utomo (BU)
Organisasin ini didirikan oleh Dr. Sutomo pada
tanggal 20 Mei 1908. Tujuan dari pergerakan BU adalah
menjamin dan mempertahankan kehidupan sebagai suatu
bangsa yang terhormat.

15
- Perhimpunan Indonesia
Organisasi ini didirikan oleh para pemuda Indonesia
yang berada di negeri Belanda pada tahun 1908. Organisasi
ini merupakan oraganisasi yang paling vokal dalam
menyuarakan kemerdekaan Indonesia dengan cara
melaksanakan aksi nasional dan percaya pada kekuatan
sendiri.
 Republik Indonesia (Sejak 1945)
Periode ini merupakan periode mendekati kemerdekaan
Indonesia. Bermula dengan terdesaknya kedudukan Jepang
dalam Perang Pasifik, karena Pulau Saipan jatuh ke tangan
Amerika Serikat bulan Juli 1944. hal tersebut merupakan
ancaman langsung bagi Jepang, dengan terdesaknya Japang,
maka pada tanggal 9 September 1944 Perdana Menteri Koiso
memberikan janji kemerdekaan untuk menarik simpati rakyat
Indonesia. Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik makin
nampak pada tanggal 1 Maret 1945, dengan dibentuknya
BPUPKI. Pada masa jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu,
mengakibatkan terjadinya kekosongan kekuasaan. Kekosongan
ini dimanfaatkan oleh bangsa untuk memeprsiapkan
kemerdekaan. Namun dalam hal ini terjadi perbedaan pendapat
antara golongan muda dan tua, sehingga berujung pada peristiwa
Rengasdengklok. Namun setelah terjadi kespakatan dan
Presiden dibebaskan dari Rengasdengklok maka dimulai
perumusan teks proklamasi di rumah Maeyda. Proklamasi
kemudian dikumandangkan pada 17-08-1945.
 Reformasi (Sejak 1998)
Gerakan reformasi ini terjadi pada tahun 1998, yang
merupakan gerakan pembaharuan dan perubahan terutama
perbaikan dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan hukum.
Gerakan reformasi ini ditujukan kepada Pemerintahan Orde
Baru, karena Orde tersebut dinilai tidak berhasil menciptakan

16
kehidupan masyarakat yang adil makmur dan sejahtera
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Adapun agenda dari
reformasi tersebut :
- Adili Soeharto dan Kroni-kroninya
- Amandemen UUD 1945
- Penghapusan Dwi Fungsi ABRI
- Otonomi daerah yang seluas-luasnya
- Supremasi Hukum
- Pemerintahan yang bersih dari KKN
Melalui gerakan reformasi ini pada tanggal 21 Mei 1998,
pukul 10:00 Wib di Istana Negara, Presiden Soeharto
menyatakan mengundurkan diri dan menunjuk B.J. Habibe
untuk menggantikannya sebagai presiden.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembabakan dan waktu sejarah menjadi sangat penting ketika ingin
memahami sejarah secara kronologis dan sistematis sebagai urutan dalam memaknai
setiap peristiwa sejarah. Pembabakan waktu sejarah dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti: geografis, kronologis, dinasti, dasar agama, perjuangan manusia, dll.
Pembabakan waktu sejarah Indonesia menggambarkan bagaimana kehidupan
Negara Indonesia mulai dari zaman penjajahan Belanda dan menyangkut kehidupan
bangsa Indonesia sebagai keseluruhan dan kesatuan wilayah yang seutuhnya, maka
wajarlah jika sekiranya menetapkan pancasila yang terkandung dalam pembukaan
UUD 1945 sebagai dasar interpretasi sejarah Indonesia.

18

Anda mungkin juga menyukai