Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH AGAMA ISLAM

“KONTRIBUSI ISLAM DALAM PENGEMBANGAN


PERADABAN DUNIA”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama Islam
Dosen Pengampu: Drs. Wahyuddin, MEI

Disusun Oleh :
Miftaqul Zanah (2035201084)
Cahyo Maulana Asrofi (2035201086)
Mario Mahdy (2035201111)
Rahmih Nurfaizah (2035201103)

TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN


BANGUNAN SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, Tuhan semesta alam, atas izin dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apapun. Tak
lupa pula kami hauturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasullulah Muhammad
SAW, semoga syafaatnya senantiasa mengalir pada kita di akhirat kelak.
Penulisan makalah berjudul “Kontribusi Islam dalam Pengembangan Peradaban
Dunia” bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Kami
menyadari bahwa makalah yang kami susun masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun, guna
kesempurnaan makalah kami.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, kami juga berharap agar makalah
yang kami susun dapat memberikan manfaat terhadap pembaca sekalian.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surabaya, 31 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
ABSTRAK ............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Peradaban Islam ..................................................... 3
B. Faktor penyebab kemajuan dan kemunduran peradaban islam ................................... 5
C. Tokoh-tokoh islam yang berpengaruh dalam pengembangan peradaban dunia........ 13
D. Kontribusi islam dalam pengembangan peradaban dunia ......................................... 18
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

ABSTRAK
Sudah tidak diragukan lagi bahwa islam berpengaruh besar dalam perkembangan
peradaban dunia, dari awal manusia baru belajar memahami sesuatu secara rasional sampai
menjadi manusia modern. Pun banyak tokoh muslim penting yang telah berhasil memberikan
pengaruh positif tersebut, bahkan sampai saat ini. Banyak lika-liku yang telah masyarakat
muslim lewati selama ini, berbagai masa kemunduran seperti di Baghdad, Andalusia,
Mongol, dan Mesir menjadi contohnya. Namun, dibalik perjuangan itu terdapat banyak sekali
hal-hal yang secara tidak langsung berpengaruh besar dalam menjadikan dunia seperti yg kita
tempati saat ini. Tidak hanya itu, islam juga memberikan pengaruh yang berkepanjangan,
sehingga sampai nanti pun secara langsung maupun tidak langsung akan terasa
perubahannya.

A. Latar Belakang
Umat islam, sebagaimana dikemukakan banyak ahli sejarah, pernah menorehkan
kegemilangan peradaban pada sekitar kurun ke-7 sampai dengan ke-13 masehi, bahkan
beberapa abad setelahnya pengaruh itu masih sangat terasa kuat di Eropa. Pada abad-
abad yang disebut sebagai masa keemasan islam (the golden age of islam) ini, peradaban
muslim menjadi penerang peradaban dunia dan pelopor kecemerlangan di bidang ilmu,
dengan jumlah perpustakaan beserta koleksinya yang sangat banyak.
Pada masa kejayaan itu, dunia islam dikenal dengan para ilmuwan yang
menguasai beragam disiplin keilmuan. Di bidang teologi teradapat nama al-Asy’ari dan
al-Maturidi; di bidang sastra ada nama al-Jahiz dan Ibnu Qutaybah; di bidang sejarah dan
geografi muncul nama al-Baladhuri dan al-Ya’kubi; di bidang sufisme dikenal sosok al-
Muhasibi, Abu Yazid al-Bushtomi, dan al-Hallaj; di bidang kedokteran mengemuka
nama-nama seperti al-Razi dan Ibnu Sina; di bidang matematika dan astronomi tampil al-
Khawarizmi dan Ibnu Haitsam; dan di bidang filsafat ada al-Kindi, al-Farabi, dan Ibnu
Sina. Merekalah sebagian para ilmuwan yang menandai kecemerlangan dan supremasi
ilmu peradaban muslim.

1
Sebagai gambaran pencapaian bidang ilmu dan status yang istimewa pada masa
kejayaan peradaban islam, pada kurun awal 750 M, khalifah Bani Abbasiyah, Harun al-
Rasyid, telah mendirikan observatorium di Damaskus, dimana kajian astronomi dan
berbagai eksperimen dilakukan. Banyak ahli astronomi muslim seperti al-Farghadi, al-
Battani, dan Tsabit bin Qurra berhasil melakukan eksperimen dan merumuskan teori
sehingga pandangan kosmologi islam lebih maju. Selain itu, ada juga observatorium
seperti di Samarkhanda yang dibangun oleh Ulugh Beh dimana para ilmuwan seperti
Qodizallah, Ali Qush, dan Ghiyats al-Din al-Khasyani menghasilkan banyak kajian
astronomi dan eksperimen.

B. Rumusan Masalah
1. Apa faktor penyebab kemajuan dan kemunduran peradaban islam?
2. Bagaimana kontribusi islam dalam pengembangan perdaban dunia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa faktor penyebab kemajuan dan kemunduran peradaban islam
2. Untuk memahami bagaimana kontribusi islam dalam pengembangan peradaban dunia

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Peradaban Islam
Perkembangan agama Islam sejak 14 abad silam turut mewarnai sejarah
peradaban dunia. Bahkan pesatnya perkembangan Islam ke Barat dan Timurmembuat
peradaban Islm dianggap sebagai peradaban yang paling besar pengaruhnyadi dunia.
Berbagai bukti kemajuan peradaban Islam kala itu dapat dilihat dari beberapa indicator
antara lain:
1. Keberadaan perpustakaan Islam dan lembaga-lembaga keilmuan seperti Baitul
Hikmah, Masjid Al-Azhar, Masjid Qarawiyyin dan sebagainya, yangmerupakan
pusat para intelektual muslim berkumpul untuk melakukan proses pengkajian dan
pengembangan ilmu dan sains.
2. Peninggalan karya intelektual muslim seperti Ibnu Sina, Ibnu haytam, imamSyafii,
Ar-Razi, Al-Kindy, Ibnu Rusyd, Ibnu khaldun, dan lain sebagainya.
3. Penemuan-penemuan intelektual yang dapat mengubah budaya dan tradisiumat
manusia, seperti penemuan kertas, karpet, klender islam, penyebutanhari-hari, seni
arsitektur, dan tata perkotaan.
4. Pengaruh keutamaan nilai-nilai kebudayaan asasi sebagai manifestasi darikonsep
islam, ima, ihsan, dan taqwa. Islam mendorong budaya yang di bangun atas dasar
silm (ketenangan dan kodusifitas), salam (kedamaian),salaamah (keselamatan),
Sedangkan iman melahirkan budaya yang dilandasiamn (rasa aman), dan amaanah
(tanggung jawab terhadap amanah). AkhirnyaIhsan mendorong budaya hasanah
(keindahan) dan husn (kebaikan).
Menurut Harun Nasution, islam terbagi menjadi tiga periode, yaitu periodeklasik
(650-1250 M), periode pertengahan (1250-1800 M), dan periode modern(1800 M-
sekarang). Pada masing-masing periode terdapat perbedaan dimensi yangkhas yang
tampil dalam setiap perkembangannya. Periode Klasik terbagi menjadi 2, yaitu masa
kemajuan Islam I (650-1000M) dan masa disintegasi (1000-1250M).Masa ini bisa
disebut sebagai awal dari masa keemasan Islam.Sebelum NabiMuhammad SAW wafat,
ekspansi Islam telah berhasil menguasai semenanjungArabia (Arabian Peninsula).
Ekspansi ke luar wilayah Arab baru dimulai pada masaKhalifah pertama Abu Bakar Ash
Shiddiq.
Masa kemajuan Islam I (bagian dari periode klasik) ini ditandai oleh
adanyasejarah empat sahabat Nabi Muhammad yang dalam kajian Islam akrab
disebutsebagai Khulafā`ur Rāsyidīn, yaitu Abu Bakar (menjabat sebagai amīr al -
mu‟minīn tahun 632-634 M), Umar bin Khattab (634-644 M), Utsman bin Affan (644-

3
656 M),dan Ali bin Abi Thalib (656-661 M). Pada masa ini Islam mulai tersebar di
luarwilayah Semenanjung Arab. Terjadi penaklukan-penaklukan Islam terhadap
beberapawilayah, seperti Damaskus, Mesir, Irak, Palestina, Syiria, dan Persia.
Pergerakan dari‘kerajaan’ Kulafa’ur Rasyidin selanjutnya diteruskan oleh Dinasti
Umayyah (661-750M). Pada zaman ini penyebaran Islam semakin luas. Daerah yang
dikuasai padazaman ini. Yaitu Syiria, palestina, Afrika Utara, Irak, Semenanjung Arabia,
Persia,Afganistan, dan Asia Tengah (Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan
Kirgistan).Pada masa ini ditandai dengan berkembangnya kebudayaan Arab.
Peradaban islam semakin maju dengan perpindahan kekuasaan dari Dinasti bani
Umayyah ke Dinasti bani Abbasiyah. Pada Zaman ini, perekonomian Negaramulai
meningkat dengan berkembangnya bidang pertanian dan pertambangan.Perhatian
terhadap Ilmu pengetahuan mulai tumbuh, khususnya pada masakepemimpinan harun
Al-Rasyid (785-809 M) dan Al-Ma’mun (813-833 M). perhatian terhadap Ilmu
pengetahuan ini ditandai dengan penerjemahan buku-bukuyang berbahasa Yunani dan
Bizantium ke dalam bahasa Arab. Khalifal Al-Ma’mun mendirikan Bait al-Hikmah.
Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang diutamakandalam Bait al-Hikmah ini
diantaranya kedokteran, fisika, geografi, astronomi, optic,sejarah, dan filsafat.
Pada periode ini, ilmu-ilmu keagamaan dalam islam mulai disusun. Dalam
bidang penyusunan hadis dikenal nama Imam Bhukari dan Muslim. Dalam bidangfikih,
terkenal nama Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas dan sebagainya.Imam Ath-
Thabari terkenal dengan dalam bidang tafsir dan Ibnu Hisyam terkenaldalam bidang
sejarah. Dalam bidang tasawuf , terdapat nama Abu Yazid Al-Busthami, husainbin
Mansur Al-Hallaj, dan sebagainya. Periode ini merupakan peradaban islam yang
tertinggi dari periode-periode sebelumnya. Namun upayaditerjemahkannya buku-buku
ilmu pengetahuan dan filsafat karangan para ahli danfilsuf Islam ke dalam bahasa Eropa
pada abad ke-12 M, menandai berakhirnya fasekemajuan islam I (650-1000 M). Periode
ini ditandai dengan masa disintegrasi (1000-1250 M). Masa ini ditandai dengan adanya
kerajaan-kerajaan independen yang inginmemisahkan diri dari kepemimpinan seorang
khalifah. Disintegrasi politik tersebutyang menyebabkan perpecahan di kalangan umat
islam.
Selanjutnya adalah periode pertengahan (1250-1800 M). pada zaman ini tidak ada
perkembangan yang berarti bagi peradaban Islam, kecuali hanya sedikit. Padazaman ini
terdapat 3 kerajaan besar yaitu Kerajaan Utsmani di Turki, KerajaanSafawi di Persia,
dan Kerajaan Mughal di India. Peperangan demi peperangan seringterjadi pada masa
tiga kerajaan besar ini untuk menguasai wilayah tertentu.Disintegrasi politik pada masa
ini terlihat semakin besar dibandingkan dengan masaBani abbasiyah dan sekaligus
menandai berakhirnya perkembangan peradabanislam. Di samping itu, di barat mulai
tumbuh kesadaran untuk menaruh perhatianlebih terhadap ilmu pengetahuan. Untuk itu,

4
umat islam tidak hanya berdiam dirimelihat kegemilangan dunia Barat, tetapi membuat
pola perubahan kiblat pengetahuan dari yang sebelumnya berkiblat kepada peradaban
Yunani, menjadi berkiblat kepada peradaban Barat. Masa ini disebut dengan periode
modern (1800 M – sekarang).
Pada masa ini bisa disebut juga sebagai masa kebangkitan dunia islam. Sejumlah
tokoh Islam melakukan pembaharuan pemikiran Islam ataumodernisasi dalam islam
untuk mengembalikan kejayaan Islam. Beberapa tokoh pemaharu itu di antaranya seperti
di Mesir terkenal nama Muhammad Abduh, rasyid Ridha, dan Jamaluddin Al-
Afghani.Di India pembaharuan dilakukan oleh Sir SayyidAhmad Khan dan lainnya. Ide
pembaharuan itu sampai masuk ke Indonesia dandikembangkan oleh K. H Ahmad
Dahlan dari organisasi Muhammadiyah dan oleh KH Hasyim Asy’ari dari Nadhatul
Ulama.

B. Faktor penyebab kemajuan dan kemunduran peradaban islam


 MASA KEMAJUAN ISLAM (650-1000 M)
Ada beberapa langkah-langkah awal yang dilakukan oleh pendiri khalifah
Abbasiyah dalam menata pemerintahannya. Salah satunya adalah melakukan penataan
internal dan eksternal. Dibidang internal Abbasiyah membangun ibu kota baru, menata
sumber penghasilan Negara, membentuk Biro – Biro, Membangun sistem organisasi
militer, menciptakan administrasi wilayah pemerintahan dan memberangus dominasi
Arab di posisi pemerintahan strategis dan menggantinya dengan profesionalisme serta
perluasan fungsi jawatan pos menandai adanya perubahan dalam tata pemerintahan yang
ideal. Sementara dibidang eksternal mereka membangun hubungan internasional dan
melakukan ekspansi wilayah.
Sebagaimana kita ketahui, puncak masa keemasan Islam terjadi pada masa Al-
Mansur, al Mahdi, al-Hadi, Harun al Rasyid, al Makmun, al Mu’tasim al Wathiq serta al
Mutawakkil. Konsep konsep pemerintahan dari Persia juga diadopsi beberapa khalifah
Abbasiyah dengan cara melakukan kawin silang dengan wanita – wanita Persia.
Perkawinan ini melahirkan khalifah baru, salah satunya adalah al-Makmun. Pada masa
ini pula tata pemerintahan Islam tak lagi menjadi monopoli orang arab. Dinasti abbasiyah
membuka ruang yang luas bagi orang di luar Arab, yang ahli di bidangnya, duduk di
pemerintahan. Ini terbukti dengan masuknya orang – orang Turki dan Persia.
Pembentukan ibukota baru yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan,
administrasi dan meliter serta lalu lintas ekonomi. Al-Mansur memilih Baghdad sebagai
Ibu kota, tempat tersubur di Iraq yang memperoleh pengairan dari sungai Tigris dan
Euphrate. Perlu diketahui pada masa Bani Umayyah ibukota pemerintahan berpusat di
Damaskus. Pada perkembangannya kota Baghdad menjadi kota bercorak kosmopolitan

5
dengan penduduk beragam suku, etnis agama dan profesi. Selain itu Baghdad menjadi
lalu lintas perdagangan internasional.
Pada paruh pemerintahan, dibawah kepemimpinan al-Mansur, Dinasti Abbasiyah
melakukan perubahan visi pemerintahan khalifah dari otoritas penuh khalifah menjadi
tugas seorang perdana menteri. Yang membawahi kepala – kepala departemen. Beberapa
departemen dibawah wazir masing – masing adalah ; Departemen keuangan, Departemen
Kehakiman, Departemen Perhubungan. Adapun urusan sekretriat negara dipimpin
seorang Raisu al Kuttab yang membawahi ; Sekretaris Urusan Surat Menyurat, Sekretaris
Urusan Keuangan, Sekretaris Urusan Tentara, dan Sekretaris Urusan Kehakiman. Orang
pertama yang menjabat posisi wazir adalah Khalid bin Barmak asal Balkh (Bachtral)
Persia.
Perkembangan lainnya terlihat pada serangkaian ekspansi wilayah kekuasaan ke
Bizantium. Al- Mahdi adalah khalifah Abbasiyah pertama yang mengumandangkan
perang melawan Bizantium, memulai serangan dan sukses brilian. Pada 782 pasukan
Arab, mencapai Bosporus dan memaksa Ratu Irene berdamai dengan membayar upeti
sebesar 70-90 ribu dinar. Selama ekspedisi inilah harun memperlihatkan kepiawaiannya,
sehigga ayahnya memberi gelar al-Rasyid dan mengangkatnya sebagai pewaris Musa al-
Hadi saudaranya. Kemudian Harun melanjutkan serangkaian ekspansi wilayah ke Asia
Kecil, Heraklea, dan Tyna.
Dinasti Abbasiyah terus berupaya memajukan Islam dengan membangun
hubungan internasional pada masa Harun al-Rasyid. Diantaranya menjalin hubungan
dengan Charlemagne. Dari hubungan ini Harun berkepentingan untuk menghadapi
saingannya,Bani Umayyah, di Spanyol. Menurut Richard Coke sebagai mana dikutip
Syalabi, pemerintahan Abbasiyah disegani di dalam maupun di luar negeri.
 FAKTOR-FAKTOR KEMAJUAN ISLAM
Semua capaian-capain diatas secara tidak langsung menjadi faktor awal
berkembangannya Ilmu pengetahuan dan Filsafat. Adapun faktor-faktor Yang
Mendorong Kebangkitan Filsafat Dan Sains yang lain adalah :
1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih
dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan.
Berkat keberhasilan penyebaran Islam keberbagai wilayah yang baru, Islam
bertemu dengan berbagai kebudayaan baru yang memiliki khazanah pengetahuan
yang baru pula dan ini bertemu dengan semangat Umat Islam yang terdorong ajaran
agamanya untuk mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dari manapun.

6
2. Pluralistik dalam pemerintahan dan politik.
Untuk mengokohkan dinastinya, al-Mansur mengambil strategi yang berbeda
dengan Dinasti Umayyah. Dinasti Abbasiyah sangat berbeda Dinasti Umayyah yang
sangat bercorak ke Araban. Beberapa hal yang dilakukan oleh al-Mansur antara lain
dengan memasukkan orang-orang Persia dalam struktur pemerintahan, seperti
menerapkan sistem administrasi pemerintahan Persia dan mengangkat Khalid bin
Barmak sebagai wazir-yang kemudian menjadi salah satu tokoh dalam perkembangan
ilmu pengetahuan di Bani Abbas-, menjadi guru bagi Harun al-Rasyid bahkan dia
mengawini perempuan Persia dan memiliki keturunan khalifah yang mempunyai
perhatian terhadap ilmu pengetahuan. Konsep konsep pemerintahan ala Persia juga
diadopsi beberapa khalifah Abbasiyah dengan cara melakukan kawin silang dengan
wanita – wanita Persia (shi’i). Perkawinan ini melahirkan khalifah baru, salah satunya
adalah al-Makmun. Pada masa ini pula tata pemerintahan Islam tak lagi menjadi
monopoli orang arab. Dinasti abbasiyah membuka ruang yang luas bagi orang di luar
Arab, yang ahli di bidangnya, duduk di pemerintahan. Ini terbukti dengan masuknya
orang – orang Turki dan Persia.
3. Stabilitas Pertumbuhan Ekonomi dan Politik
Harun al-Rasyid memanfaatkan kemajuan perekonomian untuk
pembangunan di sektor Sosial dan Pendidikan. Seperti pengadaan sarana belajar bagi
masyarakat umum. Penyediaan infrastruktur yang dilakukan oleh Harun al-Rasyid
pada akhirnya dilanjutkan oleh al-Ma’mun, khususnya dalam bidang pengembangan
pendidikan, ilmu pengetahuan, kehidupan intelektual serta kebudayaan.
4. Gerakan Penterjemahan
Gerakan ini berlangsung dalam 3 (tiga) fase. Fase pertama, pada masa al-
Mansur hingga Harun al-Rasyid. Pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah
karya-karya bidang astronomi dan manthiq. Fase kedua berlangsung mulai masa al-
Ma’mun hingga tahun 300 H. Buku-buku yang banyak diterjemahkan adalah dalam
bidang filsafat dan kedokteran. Fase ketiga, setelah tahun 300 H, terutama setelah
adanya pembuatan kertas. Karya-karya yang diterjemahkan mulai meluas dalam
semua bidang keilmuan.
Manuskrip yang berbahasa Yunani diterjemahkan dahulu ke dalam bahasa
Siriac-Bahasa Ilmu pengetahuan di Mesopotamia-kemudian diterjemahkan kedalam
bahasa arab.

7
Para penterjemah yang terkenal pada masa itu, antara lain :
a.) Hunain ibn Ishaq, ilmuwan yang mahir berbahasa arab dan yunani.
Menerjemahkan 20 buku Galen ke dalam bahasa Syiria dan 20 buku dalam Bahasa
Arab.
b) Ishaq ibn Hunain ibn Ishaq
c) Tsabit bin Qurra
d) Qusta bi Luqa
e) Abu Bishr Matta ibn Yunus
Semua penterjemah ini, kecuali Tsabit ibn Qurra yang menyembah bintang,
adalah penganut agama kristen.

5. Berdirinya perpusatakaan-perpustakaan dan menjadi pusat penterjemahan


dan kajian ilmu pengetahuan
Al-Ma’mun yang berpaham mu’tazilah, sangat mencintai ilmu pengetahuan,
sehingga kebijakan dibidang ilmu pengetahuan sangat menonjol yang mengakibatkan
gairah intelektual mendapatkan wadah. Ia mendirikan Baitul Hikmah yang berfungsi
sebagai perpustakaan, akademi, pusat penterjemahan dan lembaga penelitian. Bahkan
dilingkungan istana juga didirikan perpustakaan pribadi khalifah yang berfungsi
sebagai lembaga pendidikan bagi keluarga istana dan terhimpun didalamnya para
ilmuwan, ulama dan para pujangga.
Jadi di zaman inilah daerah Islam meluas yang akhirnya ilmu pengetahuan
berkembang dan memuncak baik dalam bidang agama, non agama dan kebudayaan
Islam. Hal ini dibuktikan dengan munculnya ulama-ulama besar seperti Imam Malik,
Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’I dan Imam Ibn Hanbal dalam bidang hokum. Dalam
bidang teologi : Imam al-Asy’ari, Imam al-Maturidi, pemuka-pemuka Mu’tazilah
seperti Wasil Ibn Ata’, Abu al-Huzail, al-Nazzam, dan al-Jubba’i. sedangkan dalam
tasawuf atau mistisisme : Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami dan al-Hallaj.
Dalam bidang filsafat : al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Maskawaih. Dalam
bidang ilmu pengetahuan : Ibn al-Haysam, Ibn Hayyan, al-Khawarizmi, al-Mas’udi
dan al-Razi.
 MASA KEMUNDURAN ISLAM (1250-1500 M)
 Kemunduran Islam di Bagdad
Masa-masa kemajuan dunia islam yang telah berjalan beberapa abad lamanya,
yang pengaruhnya telah merebak dan merambah jauh ke berbagai belahan dunia non

8
muslim pada akhirnya juga mengalami masa-masa kemundurannya. Berbagai macam
krisis yang sangat komplek sekali telah menerpa dunia islam. Jatuhnya kota Bagdad
pada tahun 1258 M ke tangan bangsa mongol bukan saja mengakhiri khilafah
Abbasiyah, tetapi merupakan juga awal kemunduran peradaban islam, karena Bagdad
sebagai pusat kebudayaan dan peradaban islam yang sangat kaya dengan khazanah
ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan mongol yang
di pimpin Hulagu Khan.
Bagdad yang terkenal sebagai pusat kebudayaan dan pengetahuan islam, pada
tahun 1258 M mendapat serbuan tentara mongol. Tentara mongol menyembelih
seluruh penduduk dan menyapu Bagdad bersih dari permukaan bumi. Dihancurkan
segala pusaka dan peradaban yang telah dibuat beratus-ratus tahun lamanya.
Diangkut kitab-kitab yang telah dikarang oleh ahli ilmu pengetahuan bertahun-tahun
lalu dihanyutkan ke dalam sungai dajlah, sehingga berubah warna airnya lantaran
tinta yang larut. Khalifah sendiri beserta keluarganya dimusnahkan sehingga
terputuslah keturunan abbasiyyah dan hancurlah kerajaannya yang telah lama
bertahta selama 500 tahun.
 Kemunduran Islam di Andalusia (Spanyol)
Pada tanggal 19 juli 711 M atas permintaan putra witiza yang kalah saingan
dengan raja Roderick dalam memperebutkan kekuasaan di wilayah Andalusia
gubernur afrika utara, Musa bin Nusair mengutus Thariq bin Ziyad untuk berangkat
ke Andalusia untuk membebaskan rakyat dari tekanan raja Roderick. Thariq
membawa 7.000 pasukan yang sebagian terdiri dari orang-orang barbar. Sedangkan
raja Roderick membawa 25.000 orang tetapi pasukan sebesar ini bisa dikalahkan oleh
kaum muslimin yang bekerjasama dengan rakyat Ghatic untuk menggulingkan
kekuasaan Roderick. Setelah mengalahkan Roderick disusul dengan daerah daerah
yang lainnya tanpa ada perlawanan yang berarti. Sehingga wilayah Andalusia
seluruhnya telah dikuasai oleh orang-orang muslim. Dibawah pimpinan Thariq rakyat
saling berdampingan baik muslim atau non muslim, arab atau non arab, merdeka atau
budak sehingga dalam pemerintahannya mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Ketika Bagdad dihancurkan oleh tentara mongol yang dipimpin Hulagu Khan
(anak Jenghiz Khan), sebanarnya Umayah di Andalusia juga sedang mengalami
sebuah krisis pemerintahan dimana kekuasaan Islam sudah banyak yang terlepas
karena mengalami berbagai macam faktor diantaranya mendapatkan serangan dari
tentara-tentara kaum Kristen yang tidak rela tanahnya diduduki oleh pendatang. Satu
demi satu wilayah kekuasaan islam berhasil direbut kembali oleh kaum kristiani, kota
Toledo yang menjadi pusat peradaban islam terbesar di eropa berhasil direbut oleh
Alfonso VI dan Castilia pada tahun 1085, Alfonso VIII pada tahun 1212 berhasil

9
merebut navas de Tolosa dan Andalusia. Pada tahun 1236 M Cordova jatuh ke tangan
Ferdinan III dari Castilia, dan pada tahun 1492 M kota Granada yang menjadi satu-
satunya kota yang tersisa di tangan bani Umayah jatuh ke tangan raja Ferdinand dari
Aragon yang beraliansi dengan ratu Isabella dari Castilia.
Satu tahun (1493) setelah kemenangan tersebut dalam rangka untuk
menghilangkan symbol-simbol atau jejak-jejak Islam maka mereka menyapu bersih
kaum muslimin dengan cara dipaksa, Masjid-masjid disulap menjadi gereja-gereja
dan kebudayaan-kebudayaan islam yang tak ternilai harganya dihancurkan dengan
rasa gembira.
 Kemunduran Islam di Mongol
Bangsa mongol berasal dari daerah pegungungan Mongolia yang
membentang dari asia tengah sampai Siberia utara, Tibert selatan dan Manchuria
barat serta Turkistan timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan yang
mempunyai dua putra kembar Tatar dan Mongol. Kedua putra ini melahirkan dua
suku bangsa besar, Mongol dan Tatar. Mongol mempunyai anak beranam Ilkhan yang
melahirkan keturunan pimpinan bangsa Mongol di kemudian hari. Mereka adalah
kabilah besar yang menyerupai sebuah bangsa pedalaman penduduk dan nomadic.
Mereka adalah para pengembala yang hidup di dataran luas di daratan yang luas.
Pekerjaan mereka sehari-hari adalah sebagai penggembala dan pemburu,
sebagaimana orang nomad mereka memiliki karankter kasar, suka berperang, kejam.
Mayoritas mereka adalah para penyembah berhala dan penyembah kekuatan-
kekuatan ghaib seperti jin dan setan. Bangsa Mongol mengalami kemajuan ketika di
pimpin oleh Timujin yang bergelar Jenghis Khan (Raja yang perkasa). Ketika dia
memimpin bangsa Mongol banyak daerah yang ditaklukannya seperti Cina, dan
negeri-negeri Islam lainnya.
Pada saat kondisi fisiknya mulai lemah, Jenghiskan mulai menyerahkan
kepemimpinannya kepada anaknya yang bernama Hulagu Khan. Ia berhasil
mengalahkan pemerintahan abbasyiah yang dipimpin al-Mu’tashim dan
menghacurkan peradaban dunia islam. Walaupun sudah dihancurkan, Hulagu Khan
memantapkan kekuasaannya di Bagdad selam dua tahun, sebelum melanjutkan
gerakan ke Syiria dan Mesir, tetapi mereka di Mesir dikalahkan oleh pasukan
mamalik dalam perang ‘ain jalut pada tanggal 3 september 1260.
Bagdad dan daerah-daerah yang ditaklukan Hulagu selanjutnya diperintah
oleh dinasti Ilkhan. Ilkhan adalah gelar ayang diberikan kepada Hulagu Khan. Ilkhan
berarti Khan yang Agung. Selajutnya gelar tersebut diwarisi oleh para keturunannya.
Keturunan dari Hulagu Khan yang beragama islam adalah Ahmad Taguder, tapi

10
beliau mati ditangan para pembesar kerajaan yang lain. Selain Taguder, Mahmud
Ghazan (1295-1304), raja yang ketujuh, dan raja-raja selanjutnya pemeluk agama
islam, dengan masuknya beliau, islam mengalami kemenangan yang sangat besar
terhadap agama syamanisme.
Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, Ghazan mulai memperhatikan
perkembangan peradaban. Ia seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastra. Ia amat
gemar kepada kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam seperti
astronomi, kimia minerologi, metalurti dan botani. Ia membangun semacam biara
untuk para darwi, perguruan tinggi madzhab Syafi’I dan hanafi, sebuah perpustakaan,
observatorium dan gedung-gedung umum lainnya. Pada masa pemerintahan Abu
Sa’id (1317-1334 M), terjadi kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan
dengan hujan es yang mendatangkan mala petaka.
Kerajaan Ilkhan yang didirikan oleh hulagu khan terpecah-pecah setelah
pemerintahan Abu Sa’id kerajaan pecahan-pecahan tersebut ditaklukan oleh timur
lenk. Penguasa islam yang terakhir dari keturunan Mongol adalah timur lenk yang
berarti timur si pincang, berbeda dengan penguasa-penguasa islam lainya bahwa
timur lenk sejak kecil sudah masuk islam. Sejak remaja dia sudah kelihatan
keberaniannya sehingga ketika tanah kelahirannya diserbu oleh pasukan Tughluq
timur khan, Timur lenk bangkit meminpin perlawanan untuk membela nasib
kaumnya yang tertindas. Ketika Timur lenk menjadi penguasa tunggal di tanah
kelahirannya, ia mulai melakukan invasi-invasi ke wilayah-wilayah lain.
Di Afganistan ia membangun menara, yang disusun dari 2000 mayat yang
dibalut dengan tanah liat. Di Isfahan, ia membantai lebih kurang 70.000 penduduk.
Kepala-kepala mayat dipisahkan dari tubuhnya dan disusun menjadi menara. Pada
tahun 1401 M ia memasuki daerah syiria utara. Tiga hari lamanya aleppo dihancur
leburkan. Kepala dari 20.000 penduduk dibuat pyramid setinggi 10 hasta banyak
bangunan dan sekolah dihancurkan.
Sekalipun ia seorang penguasa yang sangat kejam terhadap penentangnya,
sebagai seorang muslim ia tetap memperhatikan pengembangan islam. Konon, ia
adalah penganut syiah yang taat dan menyukai tasawuf tarekat naqsyabandiyah.
Dalam invasi-invasi ia selalu membawa ulama, sastrawan dan seniman. Ulama dan
ilmuan di hormatinya, dan yang menjadi heran adalah setiap pembantaian di wilayah-
wilayah yang dikuasainya ia tidak membantai para ulama dan ilmuan bahkan ia
membawa para ulama dan ilmuan tersebut ke negerinya.
Setelah kematian timur lenk pada tahun 1404. Kekuasaannya digantikan oleh
anaknya yang bernama Syah Rukh (1404), ia seorang raja yang adil dan lemah
lembut. Setelah wafat, ia diganti oleh anaknya Ulugh Bey, ia seorang raja yang alim

11
dan sarjana ilmu pasti. Selama dua tahun memerintah ia dibunuh oleh anaknya yang
haus kekuasaan, abul latif. Kerajaan timur lenk dan keturunannya berakhir ditangan
abu sa’id, dimana ketika ia memerintah banyak wilayah-wilayah yang ditaklukannya
memisahkan diri dan banyak huru-hara di sana-sini. Abu said sendiri terbunuh ketika
berperang melawan Uzun Hasan, pengusa Ak Koyunlu.
 Kemunduran Islam di Mesir
Satu-satunya negeri islam yang selamat dari serbuan-serbuan tentara mongol
dan timur lenk, adalah Mesir. Mongol dan timur lenk tidak mampu mengalah kan
negeri mesir Karena di sana terdapat dinasti Mamalik. Mamalik adalah jamak dari
mamluk yang berarti budak. Dinasti mamlik memang didirikan oleh para budak. Pada
awalnya para budak tersebut dibebaskan dan dijadikan tentara persisnya menjadi
bodyguard (pengawal) para raja pada masa pemerintahan ayyubiyah karena prestasi
yang diraihnya sangat besar maka para raja banyak mengambil para budak sebagai
tentara.
Penguasa ayyubiyah yang terakhir al-Malik al-shalih meninggal (1249),
kemudian digantikan oleh anaknya bernama Turansyah. Golongan mamalik merasa
terancam karena Turansyah lebih dekat kepada tentara kurdi, sehingga para mamalik
merencanakan pembunuhan kepada Turansyah dibawah pimpinan Aybak dan
Baybars, keduanya berhasil membunuh Turansyah. Atas kesepakatan mamalik,
istrinya (Syajar al-Durr) al-Malik menjadi raja menggantikan Turansyah selama 80
hari, kemudian ia menikah dengan aybak dan menyerahkan tampuk kepemimpinanya
kepada suaminya.
Dinasti mamalik mengalami perkembangan yang sangat pesat ketika dipimpin
oleh baybars, ia seorang pimpinan militer yang tangguh dan cerdas. Pada masa ini
banyak para ilmuan yang muncul baik ilmu pasti, umum ataupun agama. Diantra para
ilmuan tersebut, Ibn Khaldun, Ibn Hajr al-Asqalani, Ibn Taimiyah, Ibn Qayyim al-
Jauziyah.Kemunduran dinasti mamalik disebabkan karena para sultan tidak lagi
memperhatikan kesejahtraan rakyatnya mereka lebih mementingkan dirinya sendiri,
menerapkan pajak yang sangat memberatkan rakyat.
 FENOMENA ZAMAN KEMUNDURAN
Ada beberapa fenomena yang terjadi pada masa kemunduran :
1. Epidemi (penyakit)
2. Kerusakan ekonomi terutama dalam bidang pertanian yang disebabkan oleh
Mongol itu sendiri.
3. Tingkat originalitas keilmuan sangat sedikit
4. Pengaruh tarekat

12
 FAKTOR-FAKTOR KEMUNDURAN ISLAM
Kemajuan-kemajaun yang telah berabad-abad lamanya dibangun, runtuh
begitu mudahnya disebabkan oleh para pemimpin yang tidak bertanggung jawab.
Faktor kemunduran islam terbagi menjadi dua faktor :
1. Faktor Internal
a. Keruntuhan islam sering disebabkan oleh para pemimpin yang tidak
bertanggung jawab.
b. Pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengincar kekuasaan.
c. Kemungkinan terjadinya desentralisasi dan pembagian kekuasaan didaerah-
daerah.
d. Menerapkan pajak berlebihan menjadi kebijakan favorit yang dibebankan
kepada semua rakyat, tak terkecuali.
e. Garis perpecahan antara arab dan non arab, muslim arab dan muslim non arab,
antara muslim dengan kaum dzimmi.
f. Menurunnya stabilitas keamanan dan bangunan yang tidak terperhatikan
sehingga sering terjadi banjir yang membawa malapetaka.
g. Banyaknya orang kelaparan yang tidak diperhatikan
h. Wabah penyakit sering muncul seperti cacar, pes, malaria dan sejenis demam
lainnya.
i. Serangan al-Ghazali (w. 1111) terhadap para filosuf dan ilmuwan, yang
menyerang rasionalisme dan mengajukan tasawuf sebagai alternative yang
paling mungkin untuk menjadi jalan hidup dan penemuan kebenaran agama.
Al-Ghazali sangat berpengaruh di dunia Islam, sunni khususnya, sehingga
mengakibatkan minat orang terhadap falsafah dan ilmu pengetahuan menjadi
lemah.
2. Faktor Eksternal
a. Pengaruh negative dari aliran-aliran alam pikiran Islam periode sebelumnya
b. Pengaruh perang bumi hangus yang dilancarkan oleh bangsa Tartar dari
Timur dan serangan Tentara Salib Nasrani dari Barat.

C. Tokoh-tokoh islam yang berpengaruh dalam pengembangan peradaban dunia


Perkembangan ilmu pengetahuan tak lepas dari peran para cendekiawan dunia.
Ada banyak tokoh-tokoh Muslim yang punya pengaruh kuat dalam ilmu pengetahuan.
Salah satu bukti kejayaan Islam di masa lampau adalah lahirnya ilmuwan-ilmuwan
Muslim. Di masa kejayaan Islam pada era 780 M - 1258 M, banyak ilmuwan yang
berkontribusi di bidang ilmu pengetahuan. Tokoh-tokoh ini berhasi membawa
perubahan dunia di berbagai aspek. Ilmu pengetahuan yang di kemukakan oleh para

13
tokoh ini bahkan digunakan dan terus dikembangkan hingga sekarang (Sendari 2020).
Berikut beberapa tokoh muslim yang berpengaruh dalam pengembangan peradaban
dunia :
1. Al-Khawarizmi
Muhammad bin Mūsā al-Khawārizmī atau yang dikenal dengan Al-Khawarizmi
merupakan seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi asal Persia yang
hidup pada 780 M-850 M. Al-Khawarizmi dikenal dengan penemuannya berupa sistem
penomoran 1-10 yang digunakan hingga saat ini.

Al-Khawarizmi juga dikenal sebagai bapak aljabar berkat penemuan teori


aljabarnya. Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi
sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Al-Khawarizmi juga merupakan pencetus
sistem algoritma. Beberapa karya yang dilahirkan oleh Al-Khawarizmi diantaranya:
a. Al-kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala
Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala (Arab: ‫في المختصر الكتاب‬
‫ والمقابلة الجبر حساب‬atau Kitab yang Merangkum Perhitungan Pelengkapan dan
Penyeimbangan) adalah buku matematika yang ditulis pada tahun 830. Kitab ini
merangkum definisi aljabar. Dalam kitab tersebut diberikan penyelesaian persamaan
linear dan kuadrat dengan menyederhanakan persamaan menjadi salah satu dari enam
bentuk standar.
b. Kitab al-Jam’ wat-Tafriq bi-Hisab al-Hind
Kitab aslinya bernama Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind ("Buku
Penjumlahan dan Pengurangan berdasarkan Kalkulasi Hindu“) merupakan buku
tentang aritmetika, yang bertahan dalam Bahasa Latin, tapi hilang dari Bahasa
Arab yang aslinya.
c. Risala fi istikhraj ta’rikh al-yahud
Al-Khawārizmī juga menulis tentang Penanggalan Yahudi (Risāla fi istikhrāj
taʾrīkh al-yahūd "Petunjuk Penanggalan Yahudi"). Yang menerangkan 19-tahun

14
siklus interkalasi, hukum yang mengatur pada hari apa dari suatu minggu
bulan Tishrī dimulai; memperhitungkan interval antara Era Yahudi
(penciptaan Adam) dan era Seleucid ; dan memberikan hukum tentang
bujur matahari dan bulan menggunakan Kalender Yahudi. Sama dengan yang
ditemukan oleh al-Bīrūnī dan Maimonides.
2. Ibnu Sina
Ibnu Sina atau yang juga dikenal sebagai Avicenna merupakan salah satu
ilmuwan besar Islam yang terkenal di dunia. Ibnu Sina adalah seorang filsuf,
ilmuwan, dan dokter yang hidup pada 980-1037. Ibnu Sina menguasai beberapa
cabang ilmu seperti kedokteran, fisika, astronomi, hingga filsafat.

Karyanya dalam dunia medis sangat berpengaruh dalam dunia kedokteran


modern. Ia bahkan dinobatkan sebagai "Bapak Kedokteran Modern". Karyanya yang
sangat terkenal adalah al-Qānūn fī aṭ-Ṭibb yang merupakan rujukan di bidang
kedokteran selama berabad-abad.
Deretan karya yang ia bukukan adalah The Book of Healing, yang merupakan
ensiklopedi filosofis dan ilmiah, serta The Canon of Medicine yang merupakan
ensiklopedi medis. Dalam bidang filsafat, ia juga menulis soal filosofi Islam dengan
subjek ilmu pengetahuan seperti logika, filosofi moral, dan juga metafisika.
3. Al-Zahrawi
Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi atau Al-Zahrawi merupakan
seorang fisikawan dan ahli bedah yang hidup pada 936 - 1013 M di Andalusia. Al
Zahrawi dikenal akan karyanya berjuduk Al-Tasrif yang merupakan kumpulan
praktik kedokteran. Al-Tasrif berisi berbagai topik mengenai kedokteran, termasuk
di antaranya tentang gigi dan kelahiran anak.

15
Al Zahrawi merupakan ahli bedan terbaik di abad pertengahan hingga dijuluki
sebagai bapak ahli bedah. Al Zahrawi berperan besar dalam dunia bedah medis mulai
dari penemuan jarum suntik, forcep, jarum bedah, hingga pisau bedah.
Tak cuma terkenal di bidang kedokteran, Al-Zahrawi juga berjasa dalam
bidang kosmetika. Ia berhasil menemukan deodoran, hand lotion, dan pewarna
rambut yang kemudian terus dikembagkan hingga kini.

4. Ibnu Khaldun
Abu Zayd 'Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami atau
Ibnu Khaldun merupakan seorang sejarawan muslim dari Tunisia. Ibnu Khaldun ialah
ilmuwan dari Tunisia yang dikenal sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi
dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalam Muqaddimah.

Muqaddimah yang mencatat suatu gambaran awal dari sejarah universal


manusia. Beberapa pemikir modern memandang kitab ini sebagai karya pertama yang
memuat pembahasan terkait beberapa cabang disiplin ilmu sosial seperti sosiologi,
demografi, dan sejarah budaya.adalah sebuah kitab. Sebagai ahli politik Islam, ia pun
dikenal sebagai bapak Ekonomi Islam, karena pemikiran-pemikirannya tentang teori
ekonomi yang logis.

16
5. Ibnu Haitham
Ibnu Haitham merupakan seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang
sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ibnu Haitham dikenal
sebagai bapak optik modern. Ibnu Haitahm berhasil membedah konsep cahaya.

Ibnu Haitham merupakan seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang
sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ibnu Haitham dikenal
sebagai bapak optik modern. Ibnu Haitahm berhasil membedah konsep cahaya.
Ibnu Haitahm berhasil memperbaiki konsep 'camera obscura' atau lubang
jarum yang awalnya ditemukan Tiongkok, di mana cahaya bergerak pada garis lurus
dan membentuk gambar yang terbalik pada retina. Ibnu Haitham menciptakan
teknologi optik yang saat ini digunakan pada perangkat kamera. Teknologi temuan
Ibnu Al-Haitham menginspirasi Rogen Bacon dan Kepler untuk menciptakan
mikroskop dan teleskop.
5. Al-Kindi

Abu Yūsuf Yaʻqūb ibn ʼIsḥāq aṣ-Ṣabbāḥ al-Kindī atau Al-Kindi merupakan
filsuf pertama yang lahir dari kalangan Islam. Ia hidup pada 801-873 M. Al-Kindi
dikenal akan kemampuannya berbahasa Yunani yang membuatnya dapat
menerjemahkan karya-karya berbahasa Yunani dari Aristoteles dan Plotinos ke
dalam bahasa Arab.

17
Al Kindi telah menulis banyak karya dalam pelbagai disiplin ilmu, dari
metafisika, etika, logika dan psikologi, hingga ilmu pengobatan, farmakologi,
matematika, astrologi dan optik, juga meliputi topik praktis seperti parfum, pedang,
zoologi, kaca, meteorologi dan gempa bumi.
6. Al-Jazari

Al-Jazari merupakan ilmuwan mekanik asal Al-Jazira, Mesopotamia, yang


hidup pada abad pertengahan. Tulisannya yang terkenal adalah Kitáb fí ma'rifat al-
hiyal al-handasiyya (Buku Pengetahuan Ilmu Mekanik) yang berisi lima puluh
peralatan mekanik berikut instruksi tentang bagaimana cara merakitnya. Salah satu
ahli mekanik yang dikenal akan karyanya berupa jam besar dengan tampilan mirip
gajah. Jam ini diyakini sebagai karya robotik pertama di dunia.

D. Kontribusi islam dalam pengembangan peradaban dunia


1. Terhadap Peradaban Barat
a. Menyelamatkan peradaban Yunani
Perjumpaan Islam dengan Yunani mendorong para filosof Muslim
untuk mempelajari karya-karya filosof Yunani, menerjemahkannya, dan
kemudian mengembangkannya sehingga turut memberikan sumbangan pada
kemajuan peradaban Islam. Namun, Islam memiliki jasa yang besar karena
Islam lah yang menyelamatkan peradaban Yunani yang hampir tenggelam
dan menginternasionalisasikannya sehingga dikenal seantero dunia.
b. Menyebarkan pola pikir filosofis yang rasional (aliran Mu’tazilah)
Setelah perjumpaan dengan Yunani, seiring dengan ekspansi Islam ke
Spanyol, perjumpaan dilanjutkan Islam dengan Barat. Perjumpaan itu melalui
kontak politik, kontak militer, kontak sosial, dan kontak ilmiah atau kontak
keilmuan yang terjadi secara langsung dan vis to vis terutama saat berada di
bawah kekuasaan dinasti Umayyah yang berada di Spanyol. Melalui Spanyol
ini, Islam dengan gerakan filosofisnya menghasilkan khazanah paling kaya
dari budaya intelektual Islam serta mempengaruhi pemikiran Barat begitu

18
dalam dan berlangsung lama, yaitu kontinuitas pengalaman-pengalaman
berpikir rasional Mu'tazilah selama abad kedua, ketiga, dan keempat.
Mu'tazilah dikenal sebagai aliran teologi yang paling rasional dalam
Islam, yang memiliki kerangka berpikir ke depan. Aliran ini memiliki
semangat yang kuat untuk memberdayakan akal baik dalam memahami
ajaran-ajaran agama maupun dalam mencapai kemajuan. Pola pikir itu sangat
direspons dan dikembangkan oleh Barat sehingga kawasan Barat dapat
mencapai kemajuan yang luar biasa terutama di bidang pengetahuan.
c. Memperkenalkan beberapa metode salah satunya metode induktif
Para filosof dan ilmuan Muslim memiliki andil besar dalam
melakukaan transmisi keilmuan itu dari dunia Islam ke dunia Barat. A. Qodri
Azizy sebagaimana dikutip oleh Muzamil Qomar menegaskan bahwa dari
segi pemikiran, renaissance yang merupakan cikal bakal kemajuan Barat tidak
bisa lepas dari pengaruh dan sumbangan pemikiran para sarjana Muslim di
abad sebelumnya. Ketika Barat masih menyandang gelar dark ages (abad
kegelapan), dunia Muslim sudah memiliki peradaban yang maju dan sudah
memperkenalkan metode induktif dan beberapa metode yang menjadi embrio
kemajuan masa berikutnya di Barat.
Muzamil Qomar menjelaskan bahwa “Para filosof dan ilmuan Muslim
ibarat guru sedangkan para filosof dan ilmuan Barat ibarat murid. Mereka
(para filosof dan ilmuan Muslim) menjalankan tugasnya sebagai guru dalam
membangun kepribadian murid, antara lain; memberikan bimbingan kepada
murid-murid yang belum mengerti, memberikan petunjuk bagi mereka yang
tersesat, memberikan pelatihan bagi mereka yang belum terampil,
memberikan pemahaman bagi mereka yang belum paham, memberikan
penjelasan bagi mereka yang belum jelas, dan memberi pengetahuan
mengenai orientasi yang dituju.
Selain itu, para filosof dan ilmuan justru bersikap sangat terbuka
kepada siapa pun, bersikap adil kepada siapa pun termasuk kepada orang-
orang Barat yang berbeda agama sekali pun, menyelamatkan mereka yang
terancam dari bahaya kehancuran. Semua tindakan ini dilakukan untuk
kemajuan muridnya, yaitu dunia Barat yang pada waktu itu masih tertinggal
bahkan terbelakang, di samping tentu juga untuk mempertahankan integritas
kepribadian guru, yaitu para filosof dan ilmuan Muslim tersebut agar tetap
berkembang dan terus berkreasi. (Asmuni 2017)

19
2. Terhadap Kawasan Asia Tenggara
Sebagai salah satu identitas kultural yang penting dan dianut oleh mayoritas
penduduk, komunitas Muslim di Asia Tenggara telah menapaki sejarah yang panjang
dan berliku. Hal itu dimulai sejak kedatangannya pada sekitar abad ke-13 melalui
usaha perdagangan dan dakwah para sufi, munculnya berbagai kerajaan dan
kesultanan, hingga pada periode negara-bangsa (nation states) saat ini. Islam di Asia
Tenggara menyimpan harapan masa depan yang cerah dan menggembirakan guna
menjadi kiblat baru peradaban Islam. Optimisme ini sepenuhnya berdasarkan pada
beberapa alasan yang sangat kuat, yaitu:
a. Pertama, pada dua dasawarsa terakhir, banyak cendekiawan muslim Indonesia
dari berbagai bidang yang menamatkan studinya di berbagai negara, dan telah
menghasilkan berbagai karya yang patut diperhitungkan secara akademis. Itu
semua menjadi perkembangan yang sangat signifikan bagi komunitas Muslim
Asia Tenggara. Bisa dikatakan bahwa sejak tahun 1980-an, kelas menengah
Muslim baru telah mengalami perkembangan.
b. Kedua, tumbuhnya secara pesat kelas menengah Muslim yang bergerak di
berbagai sektor ekonomi, bisnis, perbankan, pemerintahan, dan sektor strategis
lainnya.
c. Ketiga, tumbuhnya perekonomian di kawasan Asia Tenggara secara signifikan
dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia yang penting.
d. Keempat, kuatnya arus demokratisasi yang secara doktrinal memiliki relevansi
yang kuat dengan nilai-nilai Islam.
e. Kelima, tumbuhnya secara pesat lembaga-lembaga keuangan syariah seperti
perbankan, asuransi, Baitul Mal wat Tamwil, dan sebagainya. Bank Islam atau
yang lebih dikenal dengan bank syari’ah, sebuah institusi perbankan yang secara
konsisten menerapkan hukum syari’ah, asuransi Islam (takaful), unit perkreditan
rakyat Islam yang lebih dikenal dengan istilah bait al-mal wa al-tamwil (BMT).
Pada waktu yang bersamaan juga berkembang sejumlah lembaga donasi
keagamaan untuk zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dikumpulkan dari orang
yang berkecukupan untuk distribusikan kepada kelompok yang berhak.
f. Keenam, semakin tingginya gairah keagamaan sebagaimana diindikasikan oleh
semaraknya tempat ibadah, semakin tingginya jumlah jamaah haji, dan tumbuh
pesatnya penerbitan-penerbitan Islam. Banyak masjid didirikan dengan corak
arsitektur Timur Tengah yang diramaikan berbagai kegiatan spiritual yang
banyak dihadiri kaum muda. Pada sisi lain, semangat untuk menunaikan ibadah

20
haji maupun umrah ke Tanah Suci Makkah di kalangan kaum Muslim juga
tumbuh pesat.
g. Ketujuh, adanya kesamaan kultur kemelayuan yang memperkokoh corak
keislaman Sunni, sehingga dapat mempererat kerjasama budaya antarbangsa di
Asia Tenggara. Adanya kesamaan corak keislaman ini tentu menjadi asset yang
sangat berharga dalam upaya membangun peradaban baru Islam Asia Tenggara
(Hayat 2012).

21
BAB III
PENUTUP

Memang membicarakan peradaban Islam, tentu saja tidak bisa dilepaskan dari Islam
periode Nabi Muhammad SAW, di Semenanjung Arab pada permulaan abad ke-7 M,
bagaimana situasi Arab sebelum kemunculan Islam, Nabi sebagai kepala agama di Mekkah,
dan pembinaan masyarakat hingga pembentukan Negara Madinah pertama, serta penyatuan
penduduk Jazirah Arab dalam mengembangkan agama Islam.
Setelah itu, proses ekspansi besarbesaran dilakukan, sehingga kawasan Islam pun
meluas ke beberapa wilayah di sekitarnya: Persia dan Asia Tengah, Afrika Utara dan Pantai
Atlantik, kawasan pusat-pusat peradaban lama, Spanyol sampai ke pegunungan Pyrenia,
dari Tunisia ke Sisilia di Italia Selatan. Wilayah Balkan, Kaukasus dan Eropa Tengah atau
apa yang terkenal sekarang dengan Rusia Selatan juga tak ketinggalan mendapat sentuhan
kekuasaan Islam. Cukup luas wilayah kekuasaan dan pengaruh Islam di dunia, karena juga
sampai ke India, Cina dan bahkan Asia Tenggara dan Indonesia.
Tak ketinggalan pula di Eropa, kekuasaan Islam tidak hanya terbatas di Barat. Di
Eropa Timur terdapat beberapa wilayah yang pernah ditaklukkan dan berada di bawah
pengaruh kekuasaan Islam, puncak kejayaan Islam atas Eropa ketika berkuasanya Sulaiman
al-Qanuni (al-Fatih), penguasa Turki Utsmani dengan ibukota Konstantinopel pada tahun
1453. Setelah itu Islam meluas ke Yunani, Balkan, Hongaria dan Polandia. Dari titik inilah
Barat banyak belajar dari Islam dan dari titik ini pula Islam sesungguhnya memiliki
kontribusi yang besar terhadap peradaban Barat.

22
DAFTAR PUSTAKA

Asmuni, Asmuni. 2017. “Kontribusi Islam Terhadap Peradaban Barat.” Jurnal Tamaddun :
Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam 5(1): 166–83.
Hayat, Bahrul. 2012. “Kontribusi Islam Terhadap Masa Depan Peradaban Di Asia
Tenggara.” MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman 36(1): 192–204.
Sendari, Anugerah Ayu. 2020. “7 Ilmuwan Muslim Paling Berpengaruh Di Dunia.” Liputan
6: 1. liputan6.com/ramadan/read/4265173/7-ilmuwan-muslim-paling-berpengaruh-di-
dunia (March 19, 2020).

23

Anda mungkin juga menyukai