Anda di halaman 1dari 19

PERANAN ILMU PENGETAHUAN DALAM KEMAJUAN BANGSA

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH BAHASA


INDONESIA

Dosen : Harmin, S.Pd

OLEH :

NUR INDAH

F1C120060

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan
karya ilmiah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“PERANAN ILMU PENGETAHUAN DALAM KEMAJUAN BANGSA”.

Harapan saya karya ilmiah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua tentang peranan ilmu pengetahuan.

Saya menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
saya harapkan demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan karya ilmiah ini dari awal sampai akhir.

Kendari, 12 Januari 2021

Penyusun

Nur Indah

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................... 1

KATA PENGANTAR................................................................................ 2

DAFTAR ISI............................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................. 4


1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 4
1.3 Tujuan.......................................................................................... 5
1.4 Manfaat........................................................................................ 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan...................................................... 10


3.2 Proses Terbentuknya Ilmu Pengetahuan..................................... 11
3.3 Filsafat Ilmu Pengetahuan........................................................... 14
3.4 Macam-Macam Ilmu Pengetahuan.............................................. 16
3.5 Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan......................................................... 16
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 18
B. Saran............................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan suatu bangsa erat kaitannya dengan pembangunan dan
kemajuan. Kemajuan tidak dapat dipisahkan dari kata pembangunan, karena
untuk mencapai kemajuan dibutuhkan sebuah pembangunan. Pembangunan
tidak selalu berhubungan dengan masalah ekonomi saja, akan tetapi
menyangkut pula dengan berbagai proses multidimensional yang melibatkan
segenap pengorganisasian dan peninjauan kembali atas sistem ekonomi dan
sosial secara keseluruhan seperti mengenai sistem adat istiadat, sistem
kepercayaan yang hidup dalam masyarakat yang bersangkutan, dan dalam
bidang teknologi (Todaro, 1999 : 81).
Salah satu aspek yang dapat menunjang pembangunan agar negara
tersebut dapat dikatakan maju adalah aspek ilmu pengetahuan dan
teknologi, seperti yang diungkapkan oleh Simandjutak et al. (1999 : 11)
bahwa kemampuan suatu negara dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek) menentukan bagaimana negara tersebut dapat berperan
aktif dalam perkembangan dunia. Kenyataan menunjukkan bahwa hanya
negara yang ipteknya telah maju saat ini bisa mengambil peran dalam
pergaulan internasional, baik dalam bidang politik, ekonomi, strategi, dan
pertahanan keamanan maupun budaya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian ilmu pengetahuan ?
2. Bagamaina proses terbentuknya ilmu pengetahuan ?
3. Bagaimana filsafat ilmu pengetahuan ?
4. Apa macam-macam ilmu pengetahuan ?
5. Apa ciri-ciri ilmu pengetahuan ?

4
1.3 Tujan
1. Untuk mengetahuai pengertian ilmu pengetahuan.
2. Untuk mengetahui proses terbentuknya ilmu pengetahuan.
3. Untuk mengetahui filsafat ilmu pengetahuan.
4. Untuk mengetahui macam-macam ilmu pengetahuan.
5. Untuk mengetahui ciri-ciri ilmu pengetahuan.
1.4 Manfaat
1. Dapat memahami pengertian ilmu pengetahuan.
2. Dapat memahami proses terbentuknya ilmu pengetahuan.
3. Dapat memahami filsafat ilmu pengetahuan.
4. Dapat memahami macam-mavam ilmu pengetahuan.
5. Dapat memahami ciri-ciri ilmu pengetahuan.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Ilmu pengetahuan, sains, ilmu adalah semua yang dilakukan secara sadar
untuk menemukan, menyelidiki dan meningkatkan tentang pemahaman terhadap
manusia dalam segala sudut kenyataan terhadap alam manusia. Sudut pandangan
ini diberikan batas agar supaya rumusan-rumusan menjadi pasti.

Ilmu bukan hanya sebuah pengetahuan (knowledge) namun mencangkup


sekumpulan pengetahuan yang didasari oleh teori-teori yang sudah disepakati dan
bisa secara sistematik diuji dengan berbagai cara yang diikuti dalam bentuk ilmu
tertentu. Dilihat dari segi filsafat, ilmu ada karena manusia memiliki usaha
berfikir sangat jauh tentang pengetahuan yang dipunyainya. Ilmu pengetahuan
adalah hasil dari epistemologi.

Ilmu pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang melalui pengindraan


manusia yang meliputi mata, telinga, hidung, dan sebagainya. Biasanya ilmu
pengetahuan ini banyak diperoleh melalui panca indra yang dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2010). Oleh
karena itu, pengetahuan ini merupakan faktor yang sangat penting dalam
pembentukan perilaku (Sunaryo, 2004)

Ilmu pengetahuan menurut Horton, P, B, dan Chester L, H merupakan


upaya pencarian pengetahuan yang dapat diuji dan diandalkan, yang dilakukan
secara sistematis menurut tahap-tahap yang teratur dan berdasarkan prinsip-
prinsip serta prosedur tertentu.

Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga


tubuh pengetahuan yang disusun sebagai berikut :

1. Ontologis, dapat diartikan sebagai hakikat apa yang dikaji oleh pengetahuan,
sehingga jelas ruang lingkup wujud yang menjadi objek penelaahannya,
dengan kata lain ontologis merupakan objek formal dari suatu pengetahuan.

6
2. Epistemologis, dapat diartikan sebagai cara bagaimana materi pengetahuan
diperoleh dan disusun menjadi tubuh pengetahuan.
3. Aksiologis, merupakan asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari
ilmu pengetahuan.

Adapun obyek dalam ilmu pengetahuan terbagi menjadi dua, obyek


material dan formal. Obyek material adalah obyek yang dihadirkan dalam
pemikiran atau penelitian baik yang bersifat materi (seperti benda-benda) maupun
yang non-materi (seperti masalah, konsep, ide-ide). Sementara obyek formal
berarti dari sudut pandang mana suatu obyek itu diselidiki. Misalnya penelitian
tentang manusia ditinjau dari aspek faal tubuhnya, maka banyak obyek
materialnya adalah manusia sementara obyek formalnya adalah aspek susunan
tubuhnya.

Kemajuan suatu bangsa di masa sekarang dan masa yang akan datang
sangat ditentukan generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa itu sendiri.
Generasi muda yang berkualitas dihasilkan dari adanya sistem pendidikan yang
berkualitas pula. Tidak mungkin akselerasi kemajuan bangsa dapat terwujud di
masa datang tanpa didukung oleh kemajuan di bidang pendidikan. Pendidikan
merupakan investasi jangka panjang yang sangat berharga dan bernilai luhur,
terutama bagi generasi muda yang akan menentukan maju mundurnya suatu
bangsa.

Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap orang, karena itu


pendidikan menjadi hak bagi setiap warga negara. Pemerintah harus memeberikan
jaminan kepada setiap warganya untuk mendapatkan pendidikan yang layak,
tanpa membedakan apakah laki-laki ataukah perempuan, anak-anak maupun orang
dewasa yang sudah memenuhi usia sekolah. Indonesia adalah negara yang
memiliki aturan, kebijakan, dan Undang-undang yang lengkap tentang
pendidikan, akan tetapi dalam implementasinya seringkali terjadi ketidak sesuaian
dengan apa yang semestinya. Kelemahan dalam mengimplementasikan ketentuan-
ketentuan dan aturan-aturan tersebut terletak pada para pelaku atau pelaksananya.

7
Ketidak sadaran akan pentingnya pendidikan yang baik menyebabkan bidang
pendidikan ini sering kali dilihat sebelah mata oleh pihak-pihak yang
brekepentingan, orientasi pedidikan tidak ditekankan pada kualitas, tetapi lebih
banyak pada kuantitas dan kepentingan indifidu semata, sehingga pendidikan
belum mendaptkan perannya sebagai landasan dalam membangun bangsa ini.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus


berkembang.persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat
bersaing dalam menghadapi tantangan di era globalisasi. Dunia Internasional akan
mengakui kemajuan bangsa apabila sebagian besar masyarakat mampu
menguasai, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perkembangan dan kemajuan peradaban suatu bangsa erat hubungannya


dengan pendidikan. Karena pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya
untuk memberikan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan tertentu pada
indifidu untuk mengembangkan potensi diri yang dimiliki, sehingga mampu
menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumberdaya


manusia yang berkualitas. Pedidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan negara serta meningkatkan harkat dan martabat manusia. Melalui
pendidikan, seseorang akan memiliki pengetahuan, keterampilan, serta
pengalaman. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 yang
menyebutkan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertuan untuk berkembangnya
potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berkhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara demokratis serta bertanggung jawab”.

Pendidkan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dngan


sadra, teratur, dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan
perilaku kearah yang lebih baik peyelenggaran pendidikan dapat dilaksanakan

8
melalui jalur pendidikan formal dan non formal jalur pendidikan formal
merupakan pendidikan yang berlangsung disekolah melalui kegiatan kegiatan
belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Sedangkan jalur
pendidikan non formal merupakan pendidikan yang dilakukan diluar sekolah,
yang tidak berjenjang dan berkesinambungan. sekolah sebagai lembaga formal
merupakan salah satu sarana untuk belajar dalam rangka pencapaian tujuan
tersebut.

9
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan ialah suatu proses pembentukan pengetahuan


yang terus menerus sampai menjelaskan fenomena yang bersumber dari
wahyu, hati dan semesta sehingga dapat diperiksa atau dikaji secara kritis
dengan tujuan untuk memahami hakikat, landasan dasar dan asal usulnya,
sehingga dapat juga memperoleh hasil yang logis. Adapun pengertian ilmu
pengetahuan menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1. Minto Rahayu
Pengetahuan (Knowledge) yang sudah disusun dengan sistemtis
dan berlaku secara umum.
2. Thomas Khun
Suatu himpunan kegiatan / aktivitas yang banyak mendapatkan
atau menghasilkan penemuan, baik dalam bentuk pengembangan
ataupun penolakannya.
3. Van Puersen
Pengetahuan yang telah terorganisasi, dengan metode dan sistem
berusaha mencari hubungan-hubungan tetap di antara gejala-gejala.
4. Dr. Maurice Bucaille
Kunci agar dapat mengungkapkan berbagai hal, baik dalam jangka
waktu sebentar maupun jangka waktu yang lama.
5. Ns. Asmadi
Ilmu adalah proses mengetahui melalui penyelidikan yang
sistematis dan sekumpulan pengetahuan yang padat dan terkendali
(metode ilmiah).
6. M. Izuddin Taufiq

10
Ilmu merupakan penelusuran informasi atau data lewat
pengamatan, eksperimen dan pengkajian, dengan tujuan landasan dasar,
menetapkan hakikat, ataupun asal usulnya.
7. Poespoprodjo
Ilmu merupakan proses memperbaiki diri secara terus menerus
(bersinambungan) yakni meliputi perkembangan uji empiris dan teori.
8. Popper
Ilmu merupakan tetap dalam keseluruhan dan hanya mungkin
direorganisasi.
9. Dr. H. M. Gade
Ilmu merupakan falsafah, yaitu hasil pemikiran tentang
kemungkinan batas-batas pengetahuan manusia.
10. Francis Bacon
Ilmu merupakan hanya fakta-fakta yang dapat menjadi objek
pengetahuan dan satu-satunya pengetahuan yang valid.
11. Goldstein
Ilmu adalah cara melihat (memandang) dunia, mengubah dan
memahaminya. Dalam segi kreativitas ilmu pengetahuan, keilmuan
dijelaskan sebagai sistem berpikir yang melibatkan serangkaian
aktivitas imajinatif ilmuwan dan kreatif dalam usaha mencari
kebenaran.
12. Mulyadi Kartanegara
Ilmu pengetahuan secara bahasa adalah science berarti “fakta atau
keadaan” sering diambil dan mengetahui dalam makna pengetahuan
(knowledge) yang kontras kepada kepercayaan dan intuisi.

3.2 Proses Terbentuknya Ilmu Pengetahuan


Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah
berlangsung secara mendadak, melainkan terjadi secara bertahap, evolutif.
Oleh karena untuk memahami sejarah perkembangan ilmu mau tidak mau
harus melakukan pembagian atau klasifikasi.

11
Secara periodik, setiap periode menampilkan ciri khas tertentu
dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan pemikiran secara
teoritis senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani. Oleh karena itu
perodisasi perkembangan ilmu disini dimulai dari peradaban Yunani dan
diakhiri pada zaman kontemporer.
1. Zaman Pra Yunani Kuno
Pada zaman ini ditandai oleh kemampuan :
a. Know how dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada
pengalaman.
b. Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai
fakta dengan sikap receptive mind, keterangan masih dihubungkan
dengan kekuatan magis.
c. Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam sudah
menampakkan perkembangan pemikiran manusia ke tingkat
abstraksi.
d. Kemampuan menulis, berhitung, menyusun kalender yang
didasarkan atas sintesa terhadap hasil abstraksi yang dilakukan.
e. Kemampuan meramalkan suatu peristiwa atas dasar peristiwa-
peristiwa sebelumnya yang pernah terjadi.
2. Zaman Yunani Kuno
Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan
filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk
mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Yunani pada masa itu
dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena bangsa Yunani pada
masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi.
Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang
didasarkan pada sikap receptive attitude (sikap menerima begitu saja),
melainkan menumbuhkan sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang
senang menyelidiki sesuatu secara kritis). Sikap belakangan inilah yang
menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap kritis
inilah menjadikan bangsa Yunani sebagai ahli-ahli pikir terkenal

12
sepanjang masa. Beberapa filsuf pada masa itu antara lain Thales,
Phytagoras, Sokrates, Plato, Aristoteles.
3. Zaman Abad Pertengahan
Zaman Abad Pertengahan dimulai dengan tampilnya para
theolog di lapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuwan pada masa ini
hampir semua adalah para theolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait
dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada
masa ini adalah Ancilla Theologia atau abdi agama. Namun demikian
harus diakui bahwa banyak juga temuan dalam bidang ilmu yang terjadi
pada masa ini.
4. Zaman Renaissance
Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali
pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama. Renaissance ialah
zaman peralihan ketika kebudayaan Abad Pertengahan mulai berubah
menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah
manusia yang merindukan pemikiran yang bebas. Manusia ingin
mecapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas
campur tangan ilahi.
Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai
dirintis pada Zaman Renaissance. Ilmu pengetahuan yang berkembang
maju pada masa ini adalah bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang
terkenal seperti Roger bacon, Copernicus, Johannes Keppler, Galileo
Galilei.
5. Zaman Modern (17-19 M)
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam
bidang ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern
sesungguhnya sudah dirintis sejak Zaman Renaissance. Seperti Rene
Descartes, tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat modern. Rene
Descartes juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti
adalah sistem koordinat yang terdiri dari dua garis lurus X dan Y dalam
bidang datar.

13
6. Zaman Kontemporer (Abad 20 dan seterusnya)
Fisikawan termashur abad kedua puluh adalah Albert Einstein.
Ia menyatakan bahwa alam itu tak berhingga besarnya dan tak terbatas,
tetapi juga tak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu
ke waktu. Einstein percaya akan kekalan materi. Ini berarti bahwa alam
semesta itu bersifat kekal, atau dengan kata lain tidak mengakui adanya
penciptaan alam.
Disamping teori mengenai fisika, teori alam semesta, dan lain-
lain maka Zaman Kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai
teknologi canggih. Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah
satu yang mengalami kemajuan sangat pesat. Mulai dari penemuan
komputer, berbagai satelit komunikasi, internet, dan lain sebagainya.
Bidang ilmu lain juga mengalami kemajuan pesat, sehingga terjadi
spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam.

3.3 Filsafat Ilmu Pengetahuan


Untuk memahami pengertian tentang filsafat ilmu pengetahuan, akan
dibahas terlebih dahulu pengertian filsafat dalam arti terminologinya.
Pengertian filsafat sesuai dengan terminologinya yaitu :
1. Filsafat adalah upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan
sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas.
2. Filsafat adalah upaya melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta
nyata.
3. Filsafat adalah untuk menentukan batas-batas dan jangkaun
pengetahuan: sumbernya, hakekatnya, keabsahannya, dan nilainya.
4. Filsafat adalah penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan
pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.
5. Filsafat adalah berupaya untuk membantu melihat apa yang kita katakan
dan untuk mengatakan apa yang kita lihat.
Jadi, pengertian filsafat secara terminologinya di atas sangat
beragam baik dalam ungkapan maupun titik tekanannya. Bahkan

14
Mohammad Hatta seorang ahli filsafat Indonesia, dan Langeveld
mengatakan bahwa definisi filsafat tidak perlu diberikan karena setiap orang
memiliki titik tekan sendiri dalam definisinya.
Hal ini bisa dimengerti, karena intisari bersilfasat itu terdapat dalam
pembahasan bukan pada definisi. Namun definisi filsafat untuk dijadikan
patokan awal diperlukan, karena untuk memberi arah dan cakupan objek
yang dibahas, terutama terkait dengan filsafat ilmu.
Adapun persamaan antara filsafat dan ilmu pengetahuan adalah :
1. Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya, menyelidiki objek
selengkap-lengkapnya sampai ke akar-akarnya.
2. Kedua-duanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau
konheren yang ada antara kejadian-kejadian yang dialami, serta
menunjukkan sebab-sebabnya.
3. Keduanya hendak memberikan sintesis, yakni suatu pandangan yang
bergandengan.
4. Keduanya mempunyai metode dan system.
5. Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya
yang timbul dari hasrat manusia (objektivitas), akan pengetahuan yang
lebih mendasar.
Sedangkan perbedaannya antara filsafat dan ilmu pengetahuan
adalah :
1. Objek material (lapangan) penyelidikan filsafat bersifat umum
(universal), yakni segala sesuatu yang ada, sedangkan objek material
ilmu pengetahuan adalah bersifat khusus dan empiris.
2. Objek formal filsafat bersifat non fragmentaris, sebab mencari
pengertian dari segala sesuatu yang ada secara luar, mendalam, dan
mendasar (sampai pada hakekat). Sedang ilmu pengetahuan objek
formalnya bersifat pragmentaris, spesifik, dan intensif, juga bersifat
teknis, artinya bahwa ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri
dengan realita.

15
3. Filsafat dilaksanakan dalam suasana menonjolkan daya spekulasi, kritis,
dan pengawasan. Sedangkan ilmu harus diadakan riset lewat pendekatan
trial and error. Oleh sebab itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan
pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainya.
4. Filsafat dengan pertanyaan yang lebih jauh dan mendalam berdasar
pengalaman realitas sehari-hari. Sedangkan ilmu pengetahuan bersifat
diskursif, yakni menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu
menjadi tahu.
5. Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak, dan
mendalam sampai dasar yakni yang disebut hakekat. Sedangkan ilmu
pengetahuan menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam
atau yang disebut yang sekundar (secondary cause).
3.4 Macam-Macam Ilmu Pengetahuan

1. Ilmu alamiah (Natural sciences) ialah ilmu yang mengkaji tentang


keteraturan-keteraturan dalam alam semesta dengan menggunan metode
ilmiah. Seperti : Ilmu fisika, kimia, biologi, dan lain-lain.

2. Ilmu sosial (social sience) ialah ilmu yang mengkaji tentang


keteraturan-keteraturan dalam hubungan antar manusia satu dengan
manusia yang lainnya. Seperti : Ilmu sosiologi, ekonomi, antropologi,
dan lain-lain.

3. Ilmu budaya ( humanities) ialah ilmu yang mengkaji tentang masalah-


masalah manusia dan budaya yang bersifat manusiawi. Seperti : Ilmu
bahasa, agama, kesenian, dan lain-lain.

3.5 Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah menurut The Liang Gie


(1987) (dalam Surajiyo, 2010) mempunyai lima ciri pokok antara lain :

1. Empiris ialah berdasarkan proses pengamatan dan percobaan untuk


memperoleh pengetahuan.

16
2. Sistematis ialah berbagai data pengetahuan yang tersusun utuh dan
menyeluruh mampu menjelaskan objek yang dikajinya.

3. Objektif ialah ilmu pengetahuan yang secara ideal dapat diterima oleh
semua pihak dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadinya.

4. Analitis ialah menguraikan persoalan menjadi bagian-bagian terinci


sehingga dapat berusaha membeda-bedakan pokok persoalan peranan
dan bagiannya.

5. Verifikatif ialah ilmu pengetahuan yang dapat dikaji kebenarannya.

17
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan ilmu
pengetahuan yang spektakuler saat ini bukanlah merupakan suatu kebetulan
saja melainkan telah mengalami perkembangan dari masa kemasa yang cukup
banyak memberikan andil bagi perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Ilmu pengetahuan memiliki peran penting terhadap kemajuan bangsa karena
dengan adanya ilmu pengetahuan dapat meningkatkan sumberdaya manusia,
sehingga dengan ini kemajuan suatu bnagsa dapat tercapai.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu, sebagai mahasiswa meningkatkan
ilmu pengetahuan yang dimiliki sangat penting karena dengan ini, kita dapat
menjadi mahasiswa yang berkualitas dan berpartisipasi dalam berkontribusi
untuk memajukan bangsa.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hamami M; Abbas. (1996). “Kebenaran Ilmiah”, dalam Filsafat Ilmu. Tim Dosen
Filsafat Ilmu Fak. Filsafat UGM. Yogyakarta: Liberty bekerja sama
dengan YP Fak. Filsafat UGM.

Koentjaraningrat, (1986), Pengantar Ilmu Antropologi, Aksara Baru, Jakarta.

https://m.merdeka.com/jabar/perbedaan-ilmu-dan-pengetahuan-yang-perlu-
diketahui-menambah-wawasan-kln.html

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-ilmu-pengetahuan/

19

Anda mungkin juga menyukai