Berakhirnya Orde Baru, kemudian muncul pemerintahan baru yang lahir dari gerakan
reformasi pada tahun 1998. Di masa pemerintahan Abdurrahman Wahid Muncul Tap MPR
Nomor XI/MPR/1998 tentang Pengelolaan Negara yang Bersih dan Bebas KKN.
Pemerintahan Gus Dur kemudian membentuk badan-badan negara untuk mendukung upaya
pemberantasan korupsi, antara lain: Tim Gabungan Penanggulangan Tindak Pidana Korupsi,
Komisi Ombudsman Nasional, Komisi Pemeriksa Kekayaan Pejabat Negara dan beberapa
lainnya.
Pada Era Reformasi hampir seluruh elemen penyelenggara negara sudah terjangkit
“Virus Korupsi” yang sangat ganas. Pada masa itu, ada beberapa catatan langkah radikal
yang dilakukan oleh pemerintahan Gus Dur. Salah satunya, mengangkat Baharudin Lopa
sebagai Menteri Kehakiman yang kemudian menjadi Jaksa Agung. Kejaksaan Agung RI
sempat melakukan langkah-langkah kongkret penegakan hukum korupsi. Banyak koruptor
kelas kakap yang diperiksa dan dijadikan tersangka pada saat itu.
Di samping membubarkan TGPTPK, Presiden Gus Dur juga dianggap tidak bisa
menunjukkan kepemimpinan yang dapat mendukung upaya pemberantasan korupsi. Proses
pemeriksaan kasus dugaan korupsi yang melibatkan konglomerat Sofyan Wanandi dihentikan
dengan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) dari Jaksa Agung Marzuki Darusman.
Akhirnya, Gus Dur didera kasus Buloggate.
Di tengah kepercayaan masyarakat yang sangat rendah terhadap lembaga negara yang
seharusnya mengurusi korupsi, pemerintahan Megawati kemudia membentuk Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPTPK). Pembentukan lembaga ini merupakan
terobosan hukum atas mandeknya upaya pemberantasan korupsi di negara ini. Ini yang
kemudian menjadi cikal bakal Komisi Pemberantasan Korupsi.
Komisi Pemberantasan Korupsi, atau disingkat menjadi KPK, adalah komisi yang
dibentuk pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi di
Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pada tanggal 16
Desember 2003, Taufiequrachman Ruki, dilantik menjadi Ketua KPK. KPK hendak
memposisikan dirinya sebagai katalisator (pemicu) bagi aparat dan institusi lain untuk
terciptanya jalannya sebuah “good and clean governance” (pemerintahan baik dan bersih) di
Republik Indonesia.
Sumber :
-modul
- Andriani, Mona. 2019. Sejarah Pemberantasan Korupsi di Indonesia, dari Masa Orde Baru
hingga Reformasi. Diakses di https://batam.tribunnews.com/2019/12/04/sejarah-
pemberantasan-korupsi-di-indonesia-dari-masa-orde-baru-hingga-reformasi?page=all.
Tanggal 14 Januari 2021 pukul 19.00 WIB