Anda di halaman 1dari 6

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2020/2021


UNIVERSITAS STIKUBANK (UNISBANK) SEMARANG
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI (FTI)

Mata Kuliah : Pensisikan Agama Islam Dosen Pengampu: Junaidi, S.Pd.I, M.S.I

Jawablah soal-soal dibawah ini dengan benar!

1. Sebutkan konsep yang menciptakan alam semesta menurut bangsa-bangsa kuno atau agama
pagan, seperti : Yunani, Inggris, Spanyol, Cina, Mesir, India, dan bangsa-bangsa penganut agama
Smith, seperti: Yahudi, Nasrani, dan Islam !
2. Diantara sifat Allah SWT adalah al-Wujud dan al-Rozak, jelaskanlah !
3. Jelaskan proses pencarian Tuhan oleh Nabi Ibrahim AS sebagaimana tercantum dalam al-Quran
surat al –An’am ayat 74 - 79!

4. Jelaskan ciri-ciri berpikir kefilsafatan, dan jelaskan pula yang dimaksud dengan filsafat
ketuhanan
5. Untuk membuktikan adanya Tuhan secara kefilsafatan sedikitnya membutuhkan tiga macam
dalil, ontologi, kosmologi, dan teleologi. Jelaskan pengertian masing-masing, selanjutnya
aplikasikan ketiga dalil itu untuk membuktikan bahwa Tuhan itu ada !
6. Jelaskan tahapan-tahapan Hari Kiyamat hingga manusia tinggal dikelompokkan menjadi dua
saja, yaitu yang berada di neraka dan yang berada di surga.
7. Allah SWT berfirman:

‫و لقد صر فنا فى هذا القراء ن للنا س من كل مثل وكا ن اال نسا ن ا كثرشيئ جد ال‬
Pertanyaan :
a) harakatilah dengan benar !
b) ayat tersebut terdapat dalam surat apa dan ayat berapa ?
c) terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar !
d) apa kandungan pokon ayat tersebut ?
8. Di dalam diri manusia ada yang bernama jiwa. Apa arti jiwa? Jika jiwa itu bersih, sifat apa saja
yang ditimbulkan? Jika jiwa itu kotor, sifat apa saja yang ditimbulkannya ?
9. Jelaskan kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam diri manusia !
10. Mengapa manusia ada sukses dan ada yang gagal ? Padahal mereka semua diberi hak yang sama
oleh Allah SWT.

……………………..***(SELAMAT MENGERJAKAN)***…………………….
NAMA = FARRAS NAUFAL MAJID
NIM = 19.01.55.0045

JAWABAN UTS
1. Konsep terciptanya alam semesta menurut bangsa-bangsa kuno atau agama pagan yaitu,
mempercayai bahwa alam semesta terbentuk dari dewa-dewa yang mereka sembah (setiap
negara memiliki dewa yang berbeda-beda) sedangkan jika menurut bangsa penganut agama
smith, bahwa alam semesta tidak diciptakan, namun sedari awal sudah ada bersama dengan
Tuhan YME.

2. Allah bersifat ar - razzaq yang artinya maha pemberi rezeki. Allah memberi rezeki pada
makhluk hidup yang diciptakan Allah dan rezeki sudah diatur oleh - Nya.
Sifat wajib Allah SWT adalah al - wujud. Wujud artinya Allah SWT merupakan zat yang pasti
ada. Allah SWT adalah zat yang berdiri sendiri dan tidak bergantung kepada siapa pun.

3. Pada surat al an’am ayat 74-79 Nabi Ibrahim ‘alaihis shalatu was salam, pada posisi itu,
beliau sedang berdebat dengan kaumnya. Beliau menjelaskan kebatilan aqidah mereka dan
kesyirikan mereka, berupa penyembahan terhadap haikal dan patung. Allah menyebutkan di
bagian pertama, Ibrahim berdebat dengan ayahnya untuk menjelaskan kesalahannya
menyembah berhala. Sementara berhala yang diagungkan umatnya Ibrahim adalah simbol
dari benda-benda langit yang mereka sembah. pencarian tuhan, tidak mungkin dilakukan
hanya dengan melihat alam. Manusia tidak mampu mengenal siapa tuhannya, hanya
dengan melihat, matahari, bulan, atau bintang. Justru semacam ini menjadi sumber
kesyirikan. Kemudian Ibrahim memisalkan dirinya seperti mereka. Andai beliau berbuat
syirik seperti yang dilakukan kaumnya. Ketika melihat bintang, bulan, atau matahari, dia
disembah, setelah itu, dia menghilang. Apa ada tuhan yang kadang muncul kadang hilang?
Dengan cara ini, Ibrahim menang debat. Ketika umatnya bantah, beliau bisa menyanggah.
Allah menegaskan bahwa Ibrahim telah mendapatkan bimbingan dari-Nya untuk
mentauhidkan Rabul Alamin

4. Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan akal budi, yaitu
memakai apa yang disebut sebagai pendekatan filosofis.[1] Bagi orang yang menganut
agama tertentu (terutama agama Islam, Kristen, Yahudi), akan menambahkan pendekatan
wahyu di dalam usaha memikirkannya.
Jadi Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran para manusia dengan pendekatan akal budi
tentang Tuhan.[1] Usaha yang dilakukan manusia ini bukanlah untuk menemukan Tuhan
secara absolut atau mutlak, tetapi mencari pertimbangan kemungkinan-kemungkinan bagi
manusia untuk sampai pada kebenaran tentang Tuhan.
Menurut para mufasir(ahli tafsir), dalam al-Qur’an surat (Al-’Alaq [96]:1-5), Tuhan
menunjukkan dirinya sebagai pengajar manusia. Tuhan mengajarkan manusia berbagai hal
termasuk diantaranya konsep ketuhanan. Selain itu menurut Al-Qur’an sendiri, pengakuan
akan Tuhan telah ada dalam diri manusia sejak manusia pertama kali diciptakan (Al-A’raf
[7]:172).
5. Argumen Ontologi
Pembahasan argumen tentang keberadaan Tuhan yang pertama ini akan dilihat
secara ontologis. Kata ontologi sendiri berasal dari bahasa Latin “ontos” berarti “berada
(yang ada)”. Obyek telaah ontologi adalah yang ada tidak terikat pada satu perwujudan
tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti
Dalam pembuktiannya, ada 3 tahap yang ditulis oleh Augustinus di dalam bukunya De
Liberto Arbitrio:
1) Manusia menilai dunia, sebagai makhluk hidup yang memegang tuasnya sendiri,
manusia harus terjun kedalam kesadaran dirinya sendiri untuk merengkuh sifatnya yang
dapat mengatasi alam
2) Manusia harus berhadapan dengan sebuah misteri untuk dapat mengerti suatu
kebenaran. di satu sisi manusia tahu bahwa diirnya dapat menentukan kebenaran
dengan sewenang-wenangnya, disisi lainnya dia adalah tuan atas seluruh ciptaan
3) Maka menurut Agustinus, ada kebenaran yang lebih besar daripada kebenaran yang
berasal dari manusia. Manusia menemukan kebenaran dan manusia tidak menentukan
kebenaran. Dan kebenaran ini yang disebut sebagai Tuhan oleh Agustinus.

Argumen kosmologis ini disebut sebagai argumen dalam ranah sebab-musabab atau sebab-
akibat yang muncul dari paham bahwa alam bersifat mungkin (mumkin-contingent) dan
bukan bersifat wajib dalam wujudnya. Dengan kata lain alam adalah akibat dan setiap akibat
tentu ada sebabnya. Alam menjadi lebih wajib adanya ketimbang akibat dan sekaligus
mendahului alam. Zat yang menyebabkan alam tidak mungkin alam itu sendiri. Sebab itu
harus ada zat yang lebih sempurna dari alam, Dia yang menjadi awal dan yang terakhir.

Argumen teologis merupakan pembuktian yang lebih spesifik dari pembuktian kosmologis.
Pembuktian ini pada dasarnya berangkat dari kenyataan tentang adanya aturan-aturan yang
terdapat dalam alam semesta yang tertib, tapih dan bertujuan. Secara sederhana
pembuktian ini beranggapan bahwa:
1) Serba teraturnya alam memiliki tujuan
2) Serba teraturnya dan keharmonisan ala mini tidaklah oleh kemampuan alam itu sendiri.
3) Di balik ala mini ada sebab yang Maha Bijak. yang dimuat setiap kenyataan yang
meliputi segala realitas dalam semua bentuknya.

6. Tahapan – tahapan Hari Kiamat :


a. Alam kubur = Setelah manusia meninggal dunia, ia akan berpindah ke alam barzah,
tempat di mana setiap manusia akan berjumpa dengan malaikat Munkar dan Nakir.
Dua malaikat tersebut akan menanyakan kepada manusia tentang siapa Tuhannya,
apa agamanya, apa kitabnya dan siapa Nabinya.
b. Hari Kebangkitan = Hari kebangkitan ditandai dengan tiupan sangkakala oleh
malaikat Israfil. Tiupan pertamanya sebagai titik mula terjadinya hari akhir (kiamat)
yang membinasakan semua makhluk di dunia. Kemudian pada tiupan kedua, semua
manusia tanpa terkecuali akan bangkit dari kebinasaannya dan inilah yang
dinamakan hari kebangkitan
c. Padang Mahsyar = Konon, Padang Mahsyar adalah tempat datar yang sangat luas di
mana matahari hanya berjarak satu jengkal dari kepala manusia.
Di Padang Mahsyar setiap insan akan mulai diadili tergantung amal perbuatannya
dan diiringi oleh dua malaikat. Satu sebagai pengiringnya dan yang satu lagi sebagai
saksi atas semua perbuatannya di dunia.
d. Yaumul Mizan = Setelah di Padang Mahsyar tadi, amal manusia mulai ditimbang
mana yang baik dan mana yang buruk. Jika manusia lebih berat timbangan amal
kebaikannya, maka dia akan mendapat keselamatan begitu pula sebaliknya.
e. Yaumul Hisab = Amal perbuatan yang kita lakukan selama di dunia, kemudian akan
dihitung pada saat yaumul hisab. Allah berfirman, "Sesungguhnya kepada Kami-lah
kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.”
(QS. Al-Ghashiyah: 25-26). Kemudian dari Aisyah ra ia bertanya tentang apa itu hisab
yang mudah. Rasulullah saw lantas menjawab, "Allah memperlihatkan kitab
(hamba)-Nya kemudian Allah memaafkannya begitu saja. Barang siapa yang
dipersulit hisabnya, niscaya ia akan binasa.” (HR. Ahmad).
f. Jembatan Shirathol Mustaqim = Setelah amal dihitung, manusia akan berjalan
melewati jembatan Shirathol Mustaqim. Cara dan keadaan menyeberang setiap
manusia di jembatan ini pun berbeda-beda. Bagi yang timbangan amal kebaikannya
lebih banyak, ia akan mudah menyeberanginya. Sebaliknya, bagi yang amal
buruknya lebih banyak, maka jembatan ini akan berubah bak sekecil rambut yang
dibagi tujuh sehingga akan menyulitkannya.
g. Surga = Surga adalah sebaik-baiknya tempat kembali. Di dalamnya tidak ada
kesedihan dan kesengsaraan, melainkan hanya kebaikan dan kebahagiaan. Surga
diciptakan oleh Allah sebagai balasan bagi orang-orang yang beramal saleh dan
telah berhasil melalui perjalanan panjang tadi.
h. Neraka = empat terakhir ini (neraka) adalah tempat penuh penderitaan sebagai
balasan bagi orang-orang yang selalu berbuat keburukan. Allah berfirman, "Tiap-tiap
pintu telah ditetapkan untuk golongan yang tertentu bagi mereka." (QS. Al-Hijr: 44).
Demikianlah tahap-tahap yang mesti dilalui setiap manusia, semoga kita medapat
pertolongan-Nya. Amiin.

7. a. ‫ل‬
ً ‫َج َد‬ َ ‫سنً أَ ْكثَ ًَر‬
ً‫ش ْىء‬ ِ ْ ًَ‫ل َمثَلًًۚ َو َكان‬
َ َٰ ‫ٱْلن‬ ًِ ‫ص َّر ْفنَا فِى َٰ َهذَا ْٱلق ْر َء‬
ً ِ َّ‫ان ِللن‬
ًِ ‫اس ِمن ك‬ َ ‫َولَقَ ًْد‬

b. Surat Al-Kahf dan ayat 54.

c. Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada manusia dalam Al-
Qur'an ini dengan bermacam-macam perumpamaan. Tetapi manusia adalah memang yang
paling banyak membantah.

d. Dan sesungguhnya kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada manusia dalam Al-
Qur'an ini dengan bermacam-macam perumpamaan, baik dalam bentuk perbandingan
maupun dalam bentuk kisah. Binatangbinatang yang kecil seperti nyamuk, lalat, dan lebah
serta benda-benda alam yang besar seperti gunung dan samudra, dijadikan contoh untuk
menarik perhatian manusia. Tetapi manusia adalah memang yang paling banyak
membantah. Mereka senantiasa mencari dalih untuk membantah kebenaran ayat-ayat
Allah. Dan tidak ada sesuatu pun yang menghalangi manusia, yakni kaum musyrik mekah
untuk beriman ketika petunjuk telah datang kepada mereka dan tidak ada juga yang
menghalangi mereka memohon ampunan kepada tuhannya, kecuali keinginan menanti
datangnya hukum Allah berupa sunah atau ketetapan-Nya yang telah berlaku pada umat
yang terdahulu, yakni datangnya mukjizat yang mereka saksikan dengan mata kepala sendiri
atau datangnya azab atas mereka dengan nyata. Mereka tidak akan beriman kecuali apabila
datang azab kepada mereka sebagaimana yang ditimpakan kepada umat terdahulu. Allah
sungguh tidak menghendaki keimanan seseorang dilakukan dengan terpaksa. Allah
menghehendaki keimanan yang tulus, yang dilakukan dengan kesadaran, tanpa paksaan.

8. Dalam Al-Qur’an kata jiwa mengandung makna yang beragam (lafzh al-Musytaraq).
Terkadang lafaz nafs bermakna manusia (insan).[1]Kata jiwa berasal dari bahasa arab, nafs’
yang secara harfiah bisa diterjemahkan sebagai diri atau secara lebih sederhana bisa
diterjemahkan dengan jiwa, dalam bahasa Inggris disebut soul atau spirit.Secara bahasa
dalam kamus al-Munjid, nafs (jamaknya nufus dan anfus) berarti ruh (roh) dan ‘ain (diri
sendiri). Sedangkan dalam kamus al-Munawir disebutkan bahwa kata nafs (jamaknya anfus
dan nufus) itu berarti roh dan jiwa, juga berarti al-jasad (badan, tubuh), as-syakhs (orang),
as-syahks al- insan (diri orang), al-dzat atau al’ain (diri sendiri).[2] Kajian masalah jiwa
sangatlah menjadi perhatian sangat penting dalam budaya tradisi keilmuan Islam.
Dari beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa Nafs ( jiwa ) dalam pandangan
Islam adalah diri manusia itu sendiri, nyawa ( roh ) yang menyebabkan adanya kehidupan,
sifat yang mendorong manusia untuk melakukan suatu perbuatan, dan perasaan pada diri
manusia.

9. Kelemahan-kelemahan manusia =
a. Tergesa-gesa
"Dan manusia itu berdoa untuk kejahatan sebagaimana dia berdoa untuk kebaikan. Dan
adalah manusia itu cenderung tergesa-gesa." (QS. Al Isra : 11)
b. Melampaui batas
"Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan
berbaring, duduk, atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu dari padanya,
dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada
Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orangorang
yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan." (QS.
Yunus : 12)
c. Dzalim
“Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya.
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu
menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat
Allah).” (QS. Ibrahim : 34)
d. Suka membantah
Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada manusia dalam Al-
Qur'an ini dengan bermacam-macam perumpamaan. Tetapi manusia adalah memang
yang paling banyak membantah. (QS. Al Kahfi : 54)
e. Berkeluh kesah
"Sesungguhnya manusia itu diciptakan bertabiat keluh kesah lagi kikir. Apabila dia
ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah. Dan apabila dia mendapat kebaikan dia amat
kikir." (QS. Al. Ma’arij : 19-20)
f. Ingkar, tidak berterima kasih.
"Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar dan tidak berterima kasih kepada Tuhannya"
(QS. Al’Adiyat : 6)

10. Manusia sukses


Sifat mulia manusia tersebut akan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah, dari manusia
dan dari dirinya sendiri. Orang yang bertaubat disayangi oleh Allah, sehingga ia diberi
banyak kesuksesan dalam hidupnya. Terhadap dirinya manusia memperoleh kemenangan
karena sifat syukur dan sabar, manakala terhadap orang lain mendapatkan kasih sayang
dan penghargaan karena sifat penyantun, penyayang, lemah lembut dan bijaksana.
Sedangkan dalam Al Qur’an Allah berfirman bahwa dengan ketakwaan akan diberi
kesuksesan, selain itu mereka yang beriman, beramal shaleh, persaudaraan muslim dan
melakukan amar ma’ruf nahi munkar (menyuruh kebaikan dan melarang kemungkaran).
Manusia gagal
Sesuatu yang tidak sesuai dengan fitrah akan berlawanan dengan diri manusia. Allah telah
memberikan nilai dan perintah yang fitrah tetapi manusia mengingkarinya. Nilai dan aturan
tersebut akan membawa kemenangan, tetapi bagi yang mengingkari akan mendapatkan
kegagalan. Kegagalan terjadi karena yang diamalkannya berlawanan dengan fitrah manusia.
Perbuatan tidak baik yang digambarkan dalam tingkah laku buruk seperti keluh kesah,
enggan beramal dan gelisah. Selain merugikan diri sendiri juga akan merusak hubungan
dengan masyarakatnya seperti keluarga dan teman-temannya. Hubungan dengan Allah pun
menjadi tidak baik akibat dari sifat buruk orang-orang yang fujur (sesat) tersebut.

Anda mungkin juga menyukai