Anda di halaman 1dari 11

KETUHANAN

DALAM
ISLAM

KELOMPOK 1:
1) ANDRIANI (2103B036)
2) NURUL KHALFIA MAULANI (2103B039)
3) IRMAWATI (2103B003)
Filasafat Ketuhanan
•Pemikiran tentang ketuhanan berarti membicarakan masalah keimanan sekaligus
filsafat.
•Filsafat merupakan pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-
sebab, asas-asas hukum dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta
ataupun mengetahui kebenaran dan arti "adanya" sesuatu.
•Sedangkan untuk mengungkapkan kebenaran Tuhan atau iman hanya dapat diperoleh
melalui hati atau keyakinan,hal ini bukan berarti filsafat tidak akan bisa menemukan
keimanan, namun dengan akal diharapkan dapat mempertegas keimsnsn seseorang.
•Tuhan dalam filsafat sudah disinggung sejak zaman Plato dan Aristoteles yang
Monoisme; yaitu mengikuti faham keesaan sumber alam semesta, atau zat yang wajibul
wujud atau keadaanya Mutlak ada.
• Diteruskan muridnya Platinos yang mengasumsikan bahwa di balik
realita nyata dunia ini ada The One atau yang maha satu yaitu Tuhan.
• Menurut Platinos: “filsafat yang termulia dan tertinggi derajatnya
adalah filsafat utama, yaitu ilmu tentang yang benar pertama (al-
haqqul awwalu), yang menjadi sebab bagi segala yang benar, (Harun
Nasution, 1978:16).
• disini tampak benang merah pemikiran filsafat dengan agama dan
lahirlah filsafat islam yang Tokohnya antara lain: Al Kindi, al-farabi,
Ibnu Sina, Al-Ghozali dan Ibnu Rusyd
• Tuhan menurut Al-Kindi adalah pencipta yang tidak mempunyai
permulaan (Qadim). Sedangkan alam tidak kekal di zaman lampau
tetapi mempunyai permulaan (al Hudust).
• Hal ini senada dengan pernyataan Platinos yg menyatakan bahwa
yang maha satu adalah sumber dari alam dan sumber dari segala yang
ada; alam adalah emanasi dari yang maha satu .
Siapakah Tuhan itu?

Tuhan dalam Bahasa Arab disebut dengan ILAAHUN-


ILLAAHAINI-AALIHATUN Dalam Al-qur’an kata tersebut dipakai
untuk menyatakan berbagai objek yang diagungkan,dibesarkan
atau dipentingkan oleh manusia. (Q.S. 45:23, 28:38, dll.).

Ibnu Tamiyah memberiakan defenisi al-ilah sebagai berikut: Al-


ilah ialah yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk
kepada-Nya, merendahkan diri di hadapannya, takut, dan
mengharapkannya, kepadanya tempatberpasrah ketika berada
dalam kesulitan, berdoa, dan bertawakal kepadanya untuk
kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padanya, dan
menimbulkan ketenangan di saat mengigatnya dan terpaut
cinta kepadanya (M.Imanuddin,1989:5) atas dasar defenisi ini,
Tuhan itu bisa berbentu apa saja,yang dipentingkan manusia.
Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Tuhan
Pemikiran Barat yang dimaksud dengan konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia
adalah hasil pemikiran tentang Tuhan baik melalui pegalaman lahiriah maupun batiniah dari
penelitian rasional, maupun pengalaman batin. Max Muller berpendapat bahwa konsep
pemikiran berat tentang tuhan mengalami evolusi yang diawali dengan
Dinamisme,Animisme, Politisme, Henotisme, dan puncak tertingginya Monotetisme (Nisbi).
Pemikiran tentang Tuhan sebagaimaa di atas, hasil pendektannya adalah budaya, Arnold
Toynbe mengatakan:”Monotisme bukan hasil akhir dan proses pemikiran tentang tuhan,
sebab orang yang sudah maju dalam intelektualitasnya sangat mungkin justru berputar
mundur dalam bertuhan, yakni animistis”.

Pemikiran islam tentang Tuhan dalam islam melahirkan ilmu kalam, ilmutauhid, atau ilmu
ushuluddin dikalangan umat Islam, setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Alira-aliran
tersebut ada yang bersifat, liberal, tradisional dan ada aliran diantara keduanya. Ketiga
corak pemikiran ini mewarnai sejarah pemikiran ilmu ketuhanan (ideologi) dalam islam.
1.Muktazilah,adalah kelompok rasionalis dikalangan orang Islam,
yang sangatmenekankan penggunaan akal dalam memahami semua
ajaran Islam. Dalammenganalisis masalah ketuhanan, mereka
memakai bantuan ilmu logika gunamempertahankan keimanan 

2. Qodariyah,adalah kelompok yang berpendapat bahwa manusia


memilikikebebasan berkehendak dan berbuat.1[5] Manusia berhak
menentukan dirinya kafiratau mukmin sehingga mereka harus
bertanggung jawab pada dirinya. Jadi, tidak adainvestasi Tuhan
ALIRAN-ALIRAN dalam perbuatan manusia.
TERSEBUT 3.  Jabariyah,adalah kelompok yang berpendapat bahwa kehendak
ADALAH: dan perbuatanmanusia sudah ditentukan Tuhan. Jadi, manusia
dalam hal ini tak ubahnya sepertiwayang. Ikhtiar dan doa yang
dilakukan manusia tidak ada gunanya

4.  Asy’ariyahdan Maturidiyah, adalah kelompok yang mengambil


jalan tengah antara Qodariyah dan Jabariyah.Manusia wajib
berusaha semaksimal mungkin.Akan tetapi, Tuhanlah yang
menentukan hasilnya
PEMBUKTIAN WUJUD TUHAN
Kebenaran tentang Tuhan yang datang dari Tuhan sendiri
merupakan kebenaran yang bersifat mutlak. Informasi yang benar
tentang Tuhan harus melalui Rasul yang dipercaya dan dipilih Tuhan
untuk menerangkan tentang diri-Nya. Alquran menegaskan Nabi
Muhammad Saw. sebagai Rasul terakhir (Q.S. An- Najm, 53; 2-4).

Keberadaan Alam semesta, sebagai bukti adanya TuhanbIsmail Raj’I Al-Faruqi mengatakan prinsip
dasar dalam Teologi Islam, yaitu Khalik  dan makhluk. Khalik  adalah pencipta, yakni Allah swt,
hanya Dialah Tuhan yang kekal, abadi,dan transeden. Tidak selamanya mutlak Esa dan tidak
bersekutu. Sedangkan makhluk adalah yang diciptakan, berdimensi ruang dan waktu, yaitu dunia,
benda, tanaman, hewan, manusia, jin, malaikat langit dan bumi, surga dan neraka.Adanya alam
semesta organisasinya yang menakjubkan bahwa dirinya ada dan percaya pula bahwa rahasia-
rahasianya yang unik, semuanya memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu kekuatan yang telah
menciptakannya.Setiap manusia normal akan percaya bahwa dirinya ada dan percaya pula bahwa
alam ini juga ada. Jika kita percaya tentang eksistensinya alam, secara logika kita harus percaya
tentang adanya penciptaan alam semesta. Pernyataan yang mengatakan “Percaya
adanya makhluk, tetapi menolak adanya khalik, adalah suatu pernyataan yang tidak benar”.
 Pembuktian adanya Tuhan dengan Pendekatan Fisika
Ada pendapat dikalangan ilmuwan bahwa alam ini azali. Dalam pengertian lain alam ini mencpitakan dirinya sendiri. Ini jelas tidak
mungkin.Hukum ini dikenal dengan hukum keterbatasan energi atau teori pembatasan perubahan energi panas yang membuktikan
bahwa adanya alam ini mungkin azali.  Hukum tersebut menerangkan energi panas selalu berpindah dari keadaan panas beralih menjadi
tidak panas, sedangkan kebalikannya tidak mungkin, yakni energi panas tidakmungkin berubah dari keadaan yang tidak panas berubah
menjadi panas. Perubahan energi yang ada dengan energi yang tidak ada.Dengan bertitik tolak dari kenyataan bahwa proses kerja kimia
dan fisika terus berlangsung,serta kehidupan tetap berjalan. Hal ini membuktikan secara pasti bahwa alam bukanlah bersifat azali. Jika
alam ini azali sejak dahulu alam sudah kehilangan energi dan sesuaihukum tersebut tentu tidak akan ada lagi kehidupan di alam ini.

 Pendekatan Ilmu Astronomi


Semua sistem tata surya yang ada di alam ini, baik matahari, bumi, bulan, bintang-
bintang dan lainnya tidak ada yang diam dan berhenti pada suatu tempat tertentu.
Semuanya bergerak dan beredar pada garis edarnya masing-masing tampa pernah
berbenturan antara satu dengan yang lainnya. Keserasian alam ini oleh Ibnu Rusyd
diberi istilah dengan ”dalil ikhtira”. Maka dengan memperhatikan sistem yang luar biasa
ini, dapat disimpulkan mustahil semuanya ini terjadi dengan sendirinya pasti dibalik
smuanya ada kekuatan yg mengendalikannya.
PEMIKIRAN KETUHANAN BERDASARKAN AL-QURAN DAN HADIS

• Menurut para mufasir, melewati wahyu pertama AL-QURAN (AL-Alaq[96]:1-5), Tuhan


menunjukkan dirinya sebagai pengajar manusia. Tuhan mengajarkan manusia berbagai hal
termasuk di selangnya pemikiran ketuhanan. Umat muslim percaya Al-Quran ada kalam Allah,
sehingga semua keterangan Allah dalam al-Quran merupakan "penuturan Allah tentang diri-Nya.“
• Selain itu menurut Al-Quran sendiri, pengakuan akan Tuhan sudah ada dalam diri manusia sejak
manusia pertama kali diciptakan (Al-A'raf [7]:172). Ketika masih dalam bangun roh, dan sebelum
dilahirkan ke bumi, Allah menguji keimanan manusia terhadap-Nya dan waktu itu manusia
mengiyakan Allah dan diwujudkan menjadi saksi. Sehingga menurut ulama, pengakuan tersebut
menjadikan bawaan alamiah bahwa manusia memang sudah mengenal Tuhan. Seperti ketika
manusia dalam kesusahan, otomatis akan ingat keberadaan Tuhan. Al-Quran menegaskan ini
dalam surah Az-Zumar [39]:8 dan surah Luqman [31]:32.
KESIMPULAN:
Konsep ketuhanan dalam Islam intinya adalah konsep ketuhanan secara fungsional. Maksudnya
fakus dari konsep ketuhanan dalam islam adalah bagaimana memerankan ajaran Allah dalam
memanfaatkan ciptaan-Nya. Dalam konsep Islam, Tuhan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi yang nyata
dan Esa, pencipta Yang Maha Kuatdan Esa, PenciptaYang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang
Abadi,penentu tadkdir, dan Hakim bagi semesta alam.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai