Keimanan, dan 3
Ketakwaan ﻣﺮﺣﺒﺎ
Oleh : Kelompok 3
Anggota Kelompok :
1. Ardhitya Rangga Saputra
(19/446487/TK/49592)
2. Ashfiya Khairunnisa Wibowo
3
(20/460202/TK/50791)
3. Finandi Amartyadeva
4.
(20/463274/TK/51267)
Muhammad Ilham Sukarsa
ﻣﺮﺣﺒﺎ
(19/439612/TK/48342)
5. Mohammad Naufal Noor Akmal
(20/460221/TK/50810)
6. Shamil Husseini
(20/463291/TK/51283)
7. Thariq Arian Khalfani
(20/460233/TK/50822)
Pendahuluan
1. Islam datang membawa ajaran tauhid, dan meluruskan keyakinan yang salah
2. Secara eksistensial manusia sadar dan mengakui adanya Tuhan, namun secara
substansial manusia tidak mungkin mengetahui sosok Tuhan
“Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan
(Kami memperlihatkan) agar dia termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malam telah menjadi gelap dia melihat sebuah
bintang (lalu) dia berkata: „Inilah Tuhanku‟. Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: “Saya tidak suka kepada yang
tenggelam. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit, dia berkata: „Inilah Tuhanku‟. Tetapi setelah bulan itu terbenam dia
berkata: Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.
Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: „Inikah Tuhanku, ini yang lebih besar‟, maka tetkala matahari itu
tenggelam, dia berkata: Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku
menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku
bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan“.
Pendahuluan
3. Manusia mengenal Tuhan ketika Tuhan memperkenalkan diri-Nya sendiri kepada
Manusia
4. Rabb : Yang Menciptakan, Yang Memiliki dan yang Mengatur
Illah : Yang Disembah atau Sesembahan
5. Kesadaran akan eksistensi Tuhan telah melahirkan tauhid Rububiyah : Dia-lah satu
satunya pencipta semua makhluk, pemberi rizki kepada semua ciptaan-Nya, Pemilik,
Pengatur alam semesta, yang mengatur pertukaran malam dan siang, dan sebagai
Rabb Al-Amin
6. Dua kewajiban seorang hamba terhadap Rububiyah Allah : seorang hamba wajib
memuji/bersyukur kepada-Nya, dan seorang hamba tidak boleh menyesatkan diri
7. Keimanan adalah fondasi bangunan Islam
Konsep Ketuhanan Dalam Islam
Siapa Itu Tuhan?
Dalam al-Qur`an kata “Tuhan” dipakai untuk menyatakan berbagai objek yang
dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya dalam (QS al-Jatsiiyah ayat 23). Tuhan (ilah)
ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia. Dipentingkan disini berarti
dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberi kemaslahataan. Sedangkan,
Allah SWT dituliskan dengan Rabb
Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-ilah (Tuhan) artinya yang dipuja dengan penuh
kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, tempat berpasrah ketika dalam kesulitan, merendahkan
diri di hadapan-Nya, berdoa, dan bertawakal kepada-Nya untuk kemaslahatan diri, meminta
perlindungan dari-Nya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingat-Nya & terpaut cinta
kepada-Nya.(M.Imaduddin, 1989 : 56).
Ilah dan Rabb
Kata Rabb yang memiliki tiga unsur makna yaitu: Yang Menciptakan, Yang Memiliki, dan Yang
Mengatur. Rabb adalah yang menciptakan, memiliki, dan mengatur alam semesta ini. Rabb hanya ada
satu, yaitu Allah SWT. sedangkan kata “ilah” yang berarti disembah atau sesembahan, dipuja dan
diagungkan. Dimana sesuatu yang disembah bisa siapa saja atau apa saja, bisa Rabb yang
sebenarnya (Allah), bisa juga makhluk-makhluk ciptaan Allah seperti manusia, batu, atau pohon,
matahari, dan lain-lain.
Kata Rabb menunjukan adanya pemaknaan mengenai tauhid rububiyah dimana terdapat unsur
mengesakan Allah Swt. dalam mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta (Q.S : Az-Zumar
:62 ; Fathir : 3 ; AL-Mulk :1 ; Al-A’raf :54). Hakikat dari al rububiyah sendiri adalah satu sifat
kemahakuasaan Allah dalam menciptakan, mengatur, dan memelihara alam semesata dan isinya. Dan
wujud Al rububiyah adalah ketercitaan alam semesta beserta isinya. Melalui ciptaannya eksistensi
tuhan dapat diketahui dan dirasakan.
Kalimat la ilaha ilallah dalam bahasa Indonesia berarti tiada tuhan yang berhak
disembah selain Allah. Oleh karena itu, kata tuhan tanpa keterangan lain dalam bahasa
Indonesia kurang jelas dan tidak spesifik, dapat menunjukan Rabb atau illah.
Orang-orang muslim yang paham memilih menggunakan kata Rabb dari pada tuhan.
Sedangkan kata ilah dalam kalimat la ilaha ilallah digunakan sebagai persaksian untuk
menolak atau menafikan segala yang disembah selain Allah SWT.
Selain itu, ajaran tauhid dalam islam yang terumus dalam lafal laa ilaaha ilaallah
tidak hanya cukup seorang meyakini keesaan Allah semata, tetapi juga harus mengimani
Allah dalam kualitas-Nya sebagai pencipta seluruh alam, satu-satunya Dzat yang
memiliki sifat ketuhanan dan sama sekali tidak memandang sesuatu, seseorang atau
alam memiliki salah satu sifatnya.
Pemikiran barat Pemikiran Umat Islam
Didasarkan atas pemikiran lahiriyah maupun Pemikiran umat islam terhadap tuhan melibatkan
batiniyah manusia, bersifat rasional maupun pengalam konsepsi keesaan tuhan, diantaranya konsepsi aqidah dan
batin. Dikenal sebagai teori evolusiolisme dalam literatur konsepsi tauhid.
sejarah agama. Perkembangan pemikiran tentang tuhan Aqidah berakar dari kata „aqada-ya‟qidu-aqdan„
menurut teori evolusiolisme antara lain aqidatan yang berarti simpul, ikatan perjanjian dan kokoh.
1. Dinamisme: Mengakui adanya kekuatan yang Setelah terbentuk menjadi „aqidah yang berarti keyakinan
berpengaruh dalam kehidupan yang ditunjukan pada relevensi antara arti kata aqdan dan aqidah adalah
benda. keyakinan itu tersimpul kokoh dalam hati, bersifat
2. Animisme: Mempercayai adanya roh dalam hidupnya mengikat dan mengandung perjanjian.
3. Politeisme: Percaya akan adanya dewa-dewa yang Tauhid sebagai intisari Islam adalah esensi
membidangi kekuasaan tertentu. peradaban Islam dan esensi tersebut adalah pengesaan
4. Henoteisme: satu bangsa mengakui adanya satu dewa Tuhan, tindakan yang mengesakan Allah sebagai yang Esa,
yang disebut tuhan tetapi masih mengakui tuhan pencipta yang mutlak dan penguasa segala yang ada.
bangsa lain. Keterangan ini merupakan bukti, tak dapat diragukan lagi
5. Monoteisme: Mengakui adanya satu tuhan bahwa Islam, kebudayaan dan peradaban memiliki suatu
esensi pengetahuan yaitu tauhid.
Tuhan Menurut Agama-Agama Dan Wahyu
Pengkajian manusia terhadap tuhan berdasarkan pemikirannya
sendiri tidak akan pernah benar. Kepercayaan terhadap tuhan
tertera dalam firman Allah SWT antara lain pada (Q.S. Al-Anbiya :
92), (Q.S Al-Maidah : 72), dan (Q.S AL-Ikhlas : 1-4). Karena Tuhan
yang Haq dalam Al Quran adalah Allah SWT, hal ini dinyatakan
dalam (Q.S Ali Imran : 62), (Q.S shad : 35-65), dan (Q.S Muhamad :
19)
Pembuktian Wujud Tuhan
Ayat Qauliyah dan ayat Kauniyah adalah dua dari sekian tanda-tanda keberadaan Allah SWT.
Melalui ayat qauliyah dan kauniyah kita bisa menemui sifat-sifat Allah.
1. Ayat Qauliyah
Qauliyah berasal dari kata QOOLA yang maknanya adalah perkataan atau UCAPAN,
yakni ayat Allah (kitab suci Al-Qur’an) berupa ucapan yang difirmankan pada Nabi
Muhammad SAW. Contoh : (Q.S. Ali-Imron : 190-191).
2. Ayat Kauniyah
Kauniyah berasal dari kata KAANA yang maknanya adalah bukti. Secara istilah
Kauniyah maksudnya adalah ayat-ayat Allah yang tidak terfirmankan atau terucapkan
atau tertuliskan namun bisa dibuktikan melalui keadaan atau pun kejadian.
Q.S Ali-Imron/3 : 190-191
Artinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri,
duduk, atau berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau,
lindungilah kami dari azab neraka.
Pendekatan Sains Tentang Ketuhanan Dalam Islam
Teori Big-Bang dan Al-Anbiya ayat 30
Teori Big-Bang - Alam semesta terbentuk dari ledakan suatu zat yang
sangat padat.
Al-Quran - “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada
juga beriman?”
● Tauhid teoritis, tauhid yang membahas tentang ke-esaan Allah, ke-esaan sifat, dan ke-esaan perbuatan
tuhan. Pembahasan ke-esaaan zat, sifat dan perbuatan Tuhan berkaitan dengan kepercayaan,
pengetahuan, persepsi dan pemikiran atau konsep tentang Tuhan.
● Tauhid praktis, disebut dengan wujud ibadah, berhubungan dengan ibadah manusia.
Kalimat laa ilaaha illallah (tidak ada Tuhan selain Allah) menekankan pengetahuan tauhid praktis. Tauhid
ibadah adalah ketaatan hanya kepada Allah. Dalam pandangan Islam yang dimaksud dengan Tauhid yang
sempurna adalah tauhid yang tercermin dalam ibadah. Dalam menegakkan tauhid seorang harus menyatukan
iman dan amal, konsep dan pelaksanaan, fikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks. Oleh karena itu,
seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah mengucapkan kalimat tauhid dalam syahadat.
Lalu, diikuti dengan mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya.
Peran Iman dan taqwa yang dalam menyelesaikan
problema tantangan kehidupan modern.