Anda di halaman 1dari 10

ISSN: 2338 4638

Volume 4 Nomor 1 (2020)

Kebangkitan Nasional;
Pemuda Melawan Pandemi Global
Roma Doni Azmi
Pengajar pada Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Batusangkar
Rizqon Halal Syah Aji
Pengajar pada Jurusan Ilmu Ekonomi UIN Jakarta

10.15408/adalah.v4i1.15761

Abstract:
The commemoration of National Awakening Day in the midst of the Covid-19 Pandemic has a special meaning
for Indonesian young people. Youth groups become seriously affected objects because of the global Pandem
outbreak. They are affected in the economic, health, education and socio-cultural aspects. As the successors to
the nation's patriotism, young people must be the pioneers in a joint effort in fighting the crisis because of the
impact of Covid-19. Indonesia, as one of the affected countries, has great power, young people as energy pio-
neers in the struggle against the pandemic. The Ethics of National Awakening by youth, is the right momentum to
assist the government in developing a measured and systematic strategy, making Indonesian youth and all ele-
ments of the Nation survive and immediately emerge from the impact of the global pandemic.
Keywords: National Revival, Global Pandemic, Youth, Economic Change, Indonesia
Abstrak:
Peringatan hari Kebangkitan Nasional di tengah Pandemi Covid-19 mempunyai makna khusus pada diri pemuda
Indonesia. Kelompok pemuda menjadi objek yang terdampak serius karena wabah Pandem global. Mereka
terdampak pada aspek ekonomi, kesehatan, pendidikan hingga sosial budaya. Sebagai penerus patriotisme
bangsa, para pemuda harus menjadi pelopor dalam usaha bersama dalam upaya melawan krisis karena dampak
Covid-19. Indonesia, sebagai salah satu negara terdampak, memiliki kekuatan besar kaum muda sebagai energi
pelopor pergerakan dalam melawan pandemi. Etos Kebangkitan Nasional oleh pemuda, merupakan momentum
yang tepat untuk membantu pemerintah dalam menyusun strategi yang terukur dan sistematis, sehingga pemu-
da Indonesia serta seluruh elemen Bangsa dapat survive dan segera keluar dari dampak pandemi global.
Kata Kunci: Kebangkitan Nasional, Pandemi Global, Pemuda, Dampak Ekonomi, Indonesia

- 179 -
‘Adalah: Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 (2020)

Prolog
Ada yang lebih heroik pada peringatan hari kebangkitan
nasional kali ini. Di tengah keprihatinan bersama karena wabah
pandemi Covid-19, kita dituntut untuk kembali menggelorakan
semangat kebangkitan nasional yang dimiliki bangsa Indonesia. Kita
harus melawan lupa dan kemudian mengokohkan lagi semangat
patriotisme dalam upaya melawan pandemi global yang menyerang
hampir semua negara di dunia.
112 tahun yang lalu, tepatnya 20 Mei 1908, pemuda Indonesia
yang didominasi mahasiswa STOVIA melakukan perkumpulan dan
mendirikan sebuah pergerakan yang bernama Budi Utomo. Gerakan
ini dipimpin oleh mahasiswa kedokteran yang berintelektual dan
sekaligus pemikir di zamannya, seperti Dr. Sutomo, Dr. Gunawan,
serta Dr. Wahidin Sudiro Husodo. Namun demikian, meskipun
dipelopori oleh para intelektual muda, namun gerakan ini sudah
diawali oleh beberapa gerakan sporadis kaum buruh dengan tujuan
dan cita-cita yang sama akan lahirnya sebuah bangsa besar yang
bernama Indonesia. Dengan didasari semangat persatuan dan
kebangkitan inilah pemuda Indonesia bangkit dari masa-masa
kegelapan zaman.
Tahun ini, pada momentum peringatan kebangkitan nasional,
Indonesia justru dirundung duka dengan adanya penularan wabah
global bernama Covid-19. Momentum kebangkitan nasional
seharusnya bisa menjadi ghirah bangkitnya semangat pemuda
Indonesia agar mereka tidak dalam “keterkungkungan” derita
sehingga mereka masuk dalam kelompok yang rentan terhadap
dampak pandemi Covid-19. Pemuda Indonesia hari ini harus
kembali melahirkan semangat dalam mempelopori persatuan dan
kesatuan Indonesia, terutama dalam “memerangi” pandemi global
agar Indonesia mampu survive dan bangkit dari keterpurukan.

Kondisi Pemuda Atas Pandemi Global


Istilah pemuda jika merujuk pada Wo rld Health Organizatio n

- 180 -
‘Adalah: Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 (2020)

(WHO) dikenal sebagai “young people” yakni individu manusia yang


berusia 10-24 sesuai dengan kriteria dari Internatio nal Yo uth Year
tahun 1985. Sebelum terjadi wabah Pandemi Covid-19, ternyata kaum
muda dunia mayoritas dalam kondisi menganggur. Disebutkan oleh
International Labour Organization (ILO, 2020), pekerja muda cenderung
tidak memiliki pekerjaan dibandingkan dengan penduduk kelompok
umur lain. Bahkan ILO (2018), mencatat terdapat 77 persen anak
muda bekerja di sektor informal secara global. Namun yang lebih
menghawatirkan yaitu kelompok umur yang dipekerjakan pada
sektor informal adalah
perempuan muda di negara
berpenghasilan rendah dan
menengah. Kondisi ini banyak
terjadi di negara-negara
berkembang, meskipun untuk
kasus di Indonesia, kelompok
pekerja di sektor informal tidak
hanya ramai dari kalangan
perempuan, akan tetapi cukup
berimbang dengan pekerja yang
laki-laki.
Ditilik dari kondisi
Indonesia, dampak pandemi
sangat besar bagi kelompok
muda Indonesia. Kondisi ini tak terelakan lagi dan kelompok muda
Indonesia menjadi golongan rentan secara ekonomi dan sosial akibat
dampak domino yang dihasilkan. Pemerintah Indonesia pun telah
memberikan w arning, tentang dampak global yang akan
menghunjam perekonomian serta mengakibatkan pengangguran dan
kemiskinan. Pada sco pe ini, upaya pemerintah mengambil tindakan
PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), menjadi kerentanan sendiri
bagi kondisi ekonomi dan sosial. Hal ini dikarenakan, karakteristik
pengembangan kota-kota di Indonesia dipengaruhi oleh faktor
migrasi. Mayoritas kelompok migran adalah usia muda yang

- 181 -
‘Adalah: Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 (2020)

bertujuan untuk bekerja ataupun melanjutkan studi. Hal ini sesuai


dengan pandangan Prijono Tjiptoherijanto (1999) yang menyatakan
urbanization economies adalah faktor yang menjadi pendorong suatu
kegiatan usaha yang berlokasi di kota-kota besar sebagai konsentrasi
penduduk dan prasarana urban, baik dari sebagai potensi konsumen
maupun sebagai sumber tenaga kerja.
Selain faktor ekonomi, secara global dampak pandemi yang
juga tidak kalah penting adalah dampak terhadap pendidikan.
Seluruh siswa di dunia mengalami gangguan belajar, yang hingga
sekarang sulit diprediksi kapan berakhirnya. Gangguan proses
belajar ini mayoritas dialami oleh kaum muda dan tentunya akan
berdampak negatif pada hasil pembelajaran, perkembangan mental
dan kualitas lulusan. Untuk kondisi negara-negara berkembang
seperti Indonesia, penutupan sekolah langsung berdampak pada
siswa dengan ekonomi lemah, terutama di daerah terpencil yang
terbatas akses internet. Kondisi ini makin diperburuk dengan
ketidaksiapan SDM pengelola lembaga pendidikan. Inilah beberapa
dampak domino pandemi global yang saat sekarang ini menjadi
momok menakutkan tidak hanya bagi siswa, kaum muda, namun
hampir semua masyarakat Indonesia.

Pemuda Indonesia Melawan : Penutupan Sekolah Selama Covid-


19
Wabah pandemi global berhasil “menghentikan” dunia
pendidikan secara global. Menurut data UNESCO (2020), ada 191
negara melakukan tindakan menutup sekolah. Akibat tindakan itu
ada sekitar 91 persen siswa terdaftar atau 1.5 miliar pelajar tidak
dapat sekolah. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menenggarai
bahwa sektor pendidikan yang paling terdampak karena pandemi
global akibat tempo penyebaran yang cepat dengan skala yang luas.
PBB berupaya maksimal dalam menangani dampak pandemi ini
khususnya untuk anak-anak, remaja serta kaum muda yang kurang
beruntung secara ekonomi sehingga dampak yang mereka rasakan

- 182 -
‘Adalah: Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 (2020)

lebih parah.
Indonesia terus berbenah dalam mengatasi problematika
pendidikan karena dampak pandemi ini. Kebijakan pendidikan
dengan menerapkan pembelajaran dalam jaringan (daring),
memaksa tenaga pengajar sekaligus para pelajar menjalankan proses
pembelajaran melalui kontak tak langsung. Kebijakan yang cukup
bagus dan sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini,
meskipun pemerintah Indonesia lupa, di beberapa daerah tertentu
mereka tidak terjangkau jaringan internet.
Sebagai pemuda yang
hidup di zaman millineal, tentu
akan lebih positif ketika
mempunyai ghirah yang sama
dengan para pelopor
kebangkitan nasional.
Penyaluran semangat itu tentu
berbeda dengan para pemuda
pada masa pra kemerdekaan.
Pandangan mengenai
pendidikan yang dijiwai eff o rt
pemuda dalam “menelanjangi”
teknologi, tentu diharapkan
melahirkan gaya baru dalam me
-resolusi berbagai persoalan
bangsa. Prinsip-prinsip pembelajaran dengan mengambil etos
pelopor kebangkitan nasional, bukan hanya sebatas mengikuti
perkembangan teknologi daring maupun kecerdasan buatan di
zaman revolusi industry 4.0. Hal yang terpenting adalah
menanamkan eff o rt dengan pembelajaran otodidak baik itu
menggunakan jaringan internet ataupun tidak . Konsep otodidak
merupakan solusi terbaik saat ini, dan konsep ini mewarisi semangat
gerakan kepemudaan di masa lampau. Pemuda Indonesia mesti
melatih diri agar tidak tergantung pada pembelajaran jarak jauh,
melainkan belajar “membunuh” rasa malas dengan meningkatkan
- 183 -
‘Adalah: Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 (2020)

kreatifitas dan berfikir kritis.

Pemuda Indonesia dan Upaya Keluar dari Kerentanan


Kesejahteraan Sosial
Sebelum dilanda wabah pandemi Covid-19, pada hakikatnya
Indonesia termasuk negara yang rentan akan kemiskinan. Menurut
laporan BPS pada Maret 2019, tercatat 9,41 persen angka kemiskinan
di Indonesia. Salah satu faktornya disebabkan oleh persoalan upah.
Hal ini sesuai dengan catatan Bappenas RI tahun 2019, bahwa
pekerja pada sektor informal adalalah 57,27%, lebih tinggi
dibandingkan tenaga kerja pada sektor formal sebesar 42,73%.
Kondisi ini diperparah dengan dampak pandemi Covid-19 yang
meluluhlantahkan hamper semua sektor ekonomi. Prediksi
pemerintah, jumlah pengangguran akibat dampak Covid-19 bisa
mencapai 5.2 juta orang. Jika diperhatikan, di luar kondisi wabah
Covid-19, Indonesia kesulitan dalam mengatasi problem kemiskinan,
apalagi setelah “dihantam” wabah, sehingga jelas pertumbuhan
ekonomi akan mengalami kontraksi yang kuat.
Jelas, peningkatan kemiskinan karena pengangguran akibat
Covid-19 diperkirakan akan lebih dahsyat dibandingkan kenaikan
tingkat pengangguran setelah krisis keuangan global 2009. Tak pelak,
jika melihat pengalaman tahun 2009, tanpa adanya intervensi
kebijakan yang ditargetkan, maka jelas kemungkinannya bahwa
kaum muda akan lagi terkena dampak kemiskinan akibat resesi
global. Hal ini akan meningkatkan proporsi jumlah orang muda
menganggur dibandingkan dengan orang dewasa dikarenakan
penyerapan pekerjaan yang lebih lambat terhadap kaum muda
selama pemulihan akibat wabah Covid-19.
Terlepas dari itu, terdapat suatu peluang serta kesempatan
yang bagus bagi kaum muda dalam menyikapi hal ini. Terlahir
sebagai kaum millennial, generasi muda sekarang ini hidup dalam
perkembangan ekonomi, sosial serta budaya berbasis big d ata dan

- 184 -
‘Adalah: Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 (2020)

dalam jaringan. Kaum muda Indonesia tentu tidak mau ketinggalan


dalam menggunakan teknologi, terlebih di era revolusi digital ini (4.0
Revolution). Hal ini juga sesungguhnya sudah diingatkan oleh David
Romer (1990), menurut teori pertumbuhan baru penduduk
diharapkan mengusai perangkat teknologi, agar membantu
bertinteraksi dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.
Tinggal bagaimana menanamkan kesadaran atas ketahanan
ekonomi keluarga pada kaum muda. Upaya ini memerlukan usaha
yang kuat dan berkelanjutan agar kaum muda dapat membangun
kesadaran berketrampilan dan inovatif mengingat ancaman terhadap
mata pencaharian saat
sekaarang ini. Kesadaran
kolektif pemuda Indonesia Menurut David Romer
perlu ditumbuhkan dengan
(1990), teori pertum-
cepat untuk mengatasi
buhan baru penduduk di-
pengangguran dan
kemiskinan pada lingkup
harapkan mengusai
kelompok umur produktif. perangkat teknologi,
Semangat ini mesti diilhami agar membantu ber-
dari semangat kebangkitan tinteraksi dalam
nasional. Dimana kala itu menciptakan pertum-
sebagian besar pemuda buhan ekonomi.
Indonesia dalam keadaan
kurang beruntung secara
ekonomi, namun mereka memiliki etos ingin memperbaiki nasib,
mempunyai identitas kewarganegaraan serta hidup merdeka dalam
suatu negara yang bernama Indonesia. Oleh karena itu dengan
semangat yang sama, dalam upaya melawan dampak Covid-19,
pemuda Indonesia harus menghadapi ancaman terhadap hilangnya
mata pencaharian mereka. Langkah cepat dan terukur harus diambil
oleh pemuda Indonesia dalam mengurangi dampak keuangan
terhadap rumah tangga yang bersifat komprehensif serta untuk
menjembatani kesenjangan yang diakibatkan oleh hilangnya
pendapatan. Upaya kreativitas yang inovatif harus dilakukan oleh

- 185 -
‘Adalah: Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 (2020)

pemuda Indonesia sebagai salah satu solusi untuk pemulihan


ekonomi mereka, setidaknya dalam rangka menghadapi pandemi
hari ini.

Epilog
Pandemi Covid-19 berdampak cukup parah pada sektor
ekonomi dan sosial pemuda yang ada di seluruh dunia. Pemuda
tergolong pada kelompok yang sangat rentan akibat gangguan
pandemi ini. Selain kehilangan pekerjaan, peluang ekonomi,
kesehatan dan pendidikan merupakan beberapa faktor yang jelas
terdampak pada fase penting kehidupan mereka. Apalagi dengan
fakta orang muda yang lebih cenderung menganggur atau dalam
konteks di Indonesia cenderung menjadi pekerja o utso urching,
membuat mereka rentan terhadap pengaturan kerja bahkan hingga
PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Kondisi inilah yang membuat
mayoritas pekerja muda tidak memiliki perlindungan sosial yang
layak atau tidak memadai. Pada saat yang bersamaan, orang-orang
muda sebenarnya mampu merespons atas kondisi krisis yang
mereka hadapi. Melalui berbagai macam gerakan, diantaranya
tuntutan terhadap perlindungan kesehatan masyarakat, perbaikan
birokrasi pelayanan publik, kesukarelaan, dan berbagai macam
kreativitas inovasi. Semangat inilah yang secara harak ah (movement)
semestinya mengambil inspirasi dari gerakan kebangkitan Nasional.
Kaum muda Indonesia tentu diharapkan mengambil suatu
kunci harak ah yang berbeda dengan pemuda lain di dunia.
Keunggulan pemuda Indonesia dengan jumlah yang cukup besar,
melebihi rata-rata jumlah pemuda yang ada di negara lain di dunia.
Pemuda Indonesia diharapkan mampu membuktikan eff o rt dan etos
di tengah pandemi ini, dengan tetap sebagai kontributor utama dari
bonus demografi Indonesia. Diharapkan pemulihan inklusif dan
pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s) selama
periode aksi dalam melawan pandemi Covid-19 ini terus terjaga.
Pemuda Indonesia diharapkan untuk terus berpacu dalam

- 186 -
‘Adalah: Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 (2020)

merespons pemulihan ekonomi dan kesejahteraan dalam melindungi


hak-hak asasi manusia bagi keberlangsungan kemajuan semua anak
muda Indonesia. Sekarang saat paling tepat bagi pemuda Indonesia
untuk melakukan perjuangan dalam melindungi negara tercinta dan
sebagai relawan yang kuat dalam memutus mata rantai pandemi
Covid-19. **.

Kaum Muda Indonesia yang


kelak akan meneruskan
bangsa ini, Bersemangatlah!
Bergeraklah sesuai ajaran
pelopor kebangkitan Nasion-
al. Pandemi COVID-19 harus
dilawan!! Perjalanan masih
panjang. Jadikan ini sebagai
jembatan menuju
kesuksesan bersama.

Referensi
Aji, RHS & M. Azis. Nilai Ramadhan dan Pendidikan Kaum Tertindas
(Mustadh’afin): Tinjauan Atas Ekonomi Islam. Buletin
‘Adalah Vol 4 No 2 (2020). hlm 1-8
Aji, RHS. Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekiolah,
Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. Jurnal Salam Vol 7

- 187 -
‘Adalah: Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 (2020)

No 5 (2020)
Buana, Dana Riksa, "Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam
Menghadapi Pandemi Virus Corona (Covid-19) dan Kiat
Menjaga Kesejahteraan Jiwa," Salam: Jurnal Sosial dan
Budaya Syar-i, Volume 7, No. 3 (2020).
ILO. Global Employment Trend for Youth. 2020
ILO. Women and Men in The Informal Economy: A Statistical Picture.
2018
N, Titik & Aji, RHS. Emansipasi Melawan Pandemi Global. Buletin
‘Adalah Vol 4 No 1 (2020). hlm 81-92
Tjiptoherijanto, Prijono. Urbanisasi dan Pengembangan Kota di
Indonesia. Jurnal Populasi Vol 10 No 2 (1999)
Ubaidillah, M & Aji, RHS. Aglomerasi dalam Permenhub Tentang
Larangan Mudik dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan
Ekonomi. Buletin ‘Adalah Vol 4 No 4 (2020). hlm 151-158
Yunus, N.R.; Rezki, Annissa. "Kebijakan Pemberlakuan Lock Down
Sebagai Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19,"
Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i, Volume 7, No. 3
(2020).

‘Adalah; Buletin Hukum dan Keadilan merupakan berkala ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat Studi Konstitusi
dan Legislasi Nasional (POSKO-LEGNAS), Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penasehat: Prof. Dr. H. Abdul Ghani Abdullah, SH., Prof. Dr. H. A Salman Maggalatung, SH., MH. Tim
Redaktur: Indra Rahmatullah, Mara Sutan Rambe, Muhammad Ishar Helmi, Erwin Hikmatiar, Fathuddin,
Nurrohimyunus. Penyunting: Latipah Nasution, Siti Nurhalimah, Siti Romlah. Setting & Layout: Imas Novita
Juaningsih, Rezky Panji Perdana Martua Hasibuan, Azizah Ratu Buana.

- 188 -

Anda mungkin juga menyukai