Anda di halaman 1dari 5

Gerakan Better Normal Untuk Meningkatkan Peran

Pemuda Dalam Menghadapi Tantangan Sustainable


Development Goals Selama Pandemi

Daffa Khairi
Fakultas Teknik
2020

Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat sulit bagi hampir seluruh
masyarakat di dunia. Hal ini diakibatkan oleh munculnya pandemi Covid 19 yang
sangat berbahaya bagi manusia. Menurut United Nations (2020) yang dikutip oleh
buku “Evaluasi Kebijakan Respon Pandemi Covid 19”, dunia mungkin
memerlukan waktu sekitar satu dekade atau lebih untuk pulih secara sosial dan
ekonomi dari pandemi Covid 19 dan mungkin secara signifikan akan
memengaruhi bahkan membahayakan kemajuan agenda pembangunan
berkelanjutan yang didasari oleh Sustainable Development Goals yang ditargetkan
hingga tahun 2030 mendatang.

Untuk mengatasi dan menekan laju penularan virus ini, ada berbagai
macam cara yang dilakukan di berbagai negara. Di Indonesia sendiri, Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor
21 Tahun 2020 diyakini sebagai langkah yang tepat dalam menekan laju
penularan virus ini. Namun, pada 15 Mei 2020, Presiden Indonesia, Bapak Joko
Widodo mengumumkan penerapan kebijakan new normal sebagai langkah
Indonesia untuk beradaptasi dengan virus Covid 19.

Menurut Fajar (2020), new normal di Indonesia diartikan sebagai tatanan


hidup agar kita bisa berdamai dan hidup berdampingan dengan Covid 19. Hal ini
didasari oleh tulisan Pak Jokowi di twitter yang mengatakan bahwa hidup
berdampingan harus dilakukan karena virus ini tak akan segera menghilang dan
tetap ada di tengah masyarakat. Namun, tatanan normal baru sendiri masih
memiliki beberapa kekurangan. Dikutip dari artikel The Conversation (2020) new
normal berpotensi gagal untuk diterapkan di Indonesia. Ada 3 alasan yang
memperkuat argument tersebut, yakni :
1. Kurva epidemi belum menurun secara signifikan;
2. Kebijakan dikriminatif dan cenderung mengabaikan realita di masyarakat dan
3. Tidak ada yang baru dalam kebijakan new normal yang akan diterapkan

Melihat situasi yang belum membaik dan risiko keterlambatan


terlaksananya program Sustainable Development Goals di Indonesia, apa yang
sebaiknya dilakukan oleh masyarakat terutama para pemuda agar bisa menghadapi
pandemi ini dan tetap berpartisipasi dalam telaksananya Sustainable Development
Goals?

Better normal sebagai solusi dan peluang bagi Indonesia untuk bangkit

Better normal (kehidupan normal yang lebih baik) adalah konsep gerakan
yang didasari oleh kesadaran akan Sustainable Development Goals dan tujuan
menciptakan dunia yang lebih baik bagi sesama. Tatanan normal yang lebih baik
ini akan berfokus pada prioritas kategori pertama berdasarkan jurnal “Indonesian
youth in 21st century” yang diterbitkan United Nations dan UNFPA (United
Nations Fund for Popular Activities) Indonesia, yaitu edukasi, kesehatan, peluang
ekonomi dan disertai oleh perkembangan dan pemanfaatan teknologi. Dalam
realisasinya, better normal akan melibatkan masyarakat berusia 12-35 tahun
sebagai garda terdepan terlaksananya gerakan ini. Pemilihan usia ini didasari oleh
penggabungan kelompok antara remaja (12-21 tahun) serta pemuda (18-35 tahun).

Gerakan better normal dimulai dengan pembentukan Indonesia Youth


Empowerment Organization (IYEO) secara nasional di masing-masing daerah
atau dengan cara perlahan, yaitu dibentuknya organisasi ini di satu daerah saja
terlebih dahulu dan seiring waktu daerah lain akan menyadari pentingnya peran
pemuda dan menciptakan organisasi yang sama untuk mendukung gerakan better
normal. Tujuan pembentukan organisasi ini adalah sebagai wadah untuk para
pemuda belajar, berkumpul dan berbagi pengetahuan serta kegiatan mereka untuk
membantu sesama. Visi dari organisasi ini adalah memberdayakan pemuda di
tanah air agar aktif dalam mewujudkan Sustainable Development Goals 2030 dan
kegiatan kemanusiaan lainnya. Kegiatan dari IYEO sendiri antara lain seperti
melakukan sosialisasi dan kegiatan mengajar di daerah terpencil, memberdayakan
suatu daerah agar maju dan memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat
sekitar.

Salah satu contoh realisasi kegiatan IYEO dengan bekerja sama dengan
suatu RT (Rukun Tetangga) di suatu daerah. Misalkan di suatu lingkungan RT
memiliki 20 kepala rumah tangga, masing-masing kepala rumah tangga
menyumbangkan sekitar Rp2000,00 perhari. Dalam waktu satu bulan, dana yang
didapat sekitar Rp1.200.000,00. Dana ini nantinya dipakai untuk mengadakan
berbagai fasilitas seperti WiFi sebagai sarana penunjang pembelajaran. Sisa dari
dana ini dipakai untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi di
lingkungan RT tersebut. Tugas Anggota IYEO tidak hanya sebagai pemrakarsa
program tersebut, namun juga mengawasi agar tidak terjadi penyelewengan
fasilitas maupun dana. Kegiatan ini membantu masyarakat di sekitar untuk
menciptakan fasilitas internet terjangkau bagi seluruh masyarakat di sana agar
bisa bekerja, belajar maupun melakukan aktivitas-aktivitas lain yang dikira
bermanfaat bagi mereka.

Kegiatan lain yang dapat dilakukan adalah dengan menyosialisasikan


pentingnya reboisasi dalam mencegah pemanasan global. Dalam rangka
sosialisasi ini, para pemuda yang tergabung dalam IYEO mengajak seluruh
masyarakat untuk menanam satu pohon atau tanaman apapun di halaman
rumahnya untuk satu orang. Selain untuk menyosialisasikan pentingnya reboisasi
untuk pencegahan pemanasan global, para pemuda bisa menyelipkan edukasi
tentang menanam tanaman buah dan berbisnis dengan menjual buah-buahan dari
hasil kebun pribadi sehingga masyarakat sadar akan pentingnya menjaga
kelestarian alam dan tetap dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka, baik
itu hanya sekedar untuk memasak maupun untuk berbisnis.

Program-program yang diinisiasi oleh IYEO bergantung kepada cabang


organisasi di daerah masing-masing, sehingga semua orang dapat bekerja sama
dan saling berkomunikasi dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi
sesama sehingga tidak ada yang tertinggal dalam pembangunan berkelanjutan ini
namun, IYEO tetap memiliki satu tujuan yang sama secara menyeluruh, yaitu
untuk memberdayakan pemuda agar melakukan aksi nyata untuk memenuhi
Sustainable Development Goals dan menciptakan dunia yang lebih baik bagi
sesama.

Berdasarkan penjabaran di atas, pemuda memiliki peran teramat penting


untuk memajukan Indonesia dan menyukseskan Sustainable Development Goals.
Gerakan better normal dan IYEO (Indonesia Youth Empowerment Organization)
dapat membantu para pemuda untuk bergaul dan bertukar pikiran serta
menjalankan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan kepercayaan diri serta
karakter kepemimpinan dalam diri mereka. Kedepannya, jika gerakan dan
organisasi ini dapat direalisasikan, tujuannya tidak hanya menyukseskan
Sustainable Development Goals lagi, tetapi juga para pemuda harus berjuang
bersama untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka
Nugroho, R. Suprapto, FA. Widiastuti, I, Firdausy, EF. 2020. Evaluasi Kebijakan
Respon Pandemi Covid 19. Yayasan Rumah Reformasi Kebijakan. Jakarta

WH, Fajar. 2020. Mengenal Konsep New Normal. Indonesia.Go.id.


https://indonesia.go.id/ragam/komoditas/ekonomi/mengenal-konsep-new-normal
(diakses pada 4 September 2020)

Sutarsa, IN. Lazuardi, EA. Al-Adhawiyah, R. Fillaili, R. 2020. Why A ‘New


Normal’ Might Fail in Indonesia and How to Fix It. The Conversation.
https://theconversation.com/why-a-new-normal-might-fail-in-indonesia-and-how-
to-fix-it-140798 (diakses pada 4 September 2020)

Goodwin, N & Martam, I. 2014. Indonesian Youth in 21st Century. Indonesia


UNFPA. https://indonesia.unfpa.org/sites/default/files/pub-
pdf/Indonesian_Youth_in_the_21st_Century_(Youth_Mapping).pdf (diakses pada
3 September 2020)

Anda mungkin juga menyukai