Anda di halaman 1dari 5

Peran Mahasiswa Dalam Membantu Ekonomi Masyarakat Akibat Pandemi

COVID-19

Oleh : Lusi Ismayanti

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis


coronavirus yang baru ditemukan. Ini merupakan virus baru dan penyakit yang
sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan
Desember 2019 (World Health Organization, 2020).
Pandemi virus ini menyebabkan dampak yang sangat banyak dalam
kehidupan manusia, baik dampak teknologi informasi, dampak sosial bahkan
dampak ekonomi. Dampak ekonomi adalah dampak yang paling terasa dalam
masalah kali ini.
Dampak Covid-19 di Indonesia Untuk pekerja yang dirumahkan dan kena
PHK, lebih dari 1,5 juta,” . Dari jumlah ini, 90 persen dirumahkan dan 10 persen
kena-PHK. Sebanyak 1,24 juta orang adalah pekerja formal dan 265 ribu pekerja
informal. Selanjutnya dampak kedua, PMI Manufacturing Indonesia mengalami
kontraksi atau turun hingga 45,3 pada Maret 2020. Padahal dari angka terakhir
yaitu Agustus 2019, PMI Manufacturing masih berada di angka 49. Adapun PMI
Manufacturing ini menunjukkan kinerja industri pengolahan, baik dari sisi
produksi, permintaan baru, hingga ketenagakerjaan. Ketiga, impor pada triwulan I
2020 turun 3,7 persen year-to-date (ytd). Keempat, Inflasi/ peningkatan harga
secara umum dan terus menerus Maret 2020 mencapai 2,96 persen year-on-year
(yoy). Inflasi ini disumbangkan oleh harga emas perhiasan dan beberapa
komoditas pangan (Hanoatubun, S. 2020).
Pemerintah Indonesia juga memberlakukan kebijakan social distancing,
social distancing ini tentu dicanangkan oleh pemerintah Republik Indonesia untuk
megurangi rantai penularan sesuai himbauan dari WHO. langkah-langkah jarak
sosial dan fisik bertujuan untuk memperlambat penyebaran penyakit dengan
menghentikan rantai penularan COVID-19 dan mencegah yang baru muncul.
Langkah-langkah ini mengamankan jarak fisik antara orang-orang
(diminimal satu meter), dan kurangi kontak dengan permukaan yang
terkontaminasi, sambil mendorong dan mempertahankan sosial virtual koneksi
dalam keluarga dan komunitas. Langkah-langkah untuk masyarakat umum
termasuk memperkenalkan pekerjaan yang fleksibel pengaturan seperti
teleworking, pembelajaran jarak jauh, mengurangi dan menghindari crowding,
penutupan yang tidak penting fasilitas dan layanan, perisai dan perlindungan
untuk kelompok rentan, pembatasan pergerakan lokal atau nasional dan tinggal di
rumah, dan mengoordinasikan reorganisasi layanan kesehatan dan jaringan
layanan sosial untuk melindungi rumah sakit. Langkah-langkah ini digunakan
bersama dengan tindakan perlindungan individu terhadap COVID-19 seperti
sering mencuci tangan dan memakai masker saat batuk (WHO,2020)
Setelah penetapan social distancing, banyak masalah yang terjadi di
sekeliling kita yang berkaitan dengan ekonomi mikro mulai dari pedagang kaki
lima yang terusir dan tidak boleh berjualan, pasar-pasar yang ditutup, ojek online
yang sepi orderan, tukang becak yang berada di sektor pariwisata yang sepi
pengunjung dan masih banyak lagi.
Peran mahasiswa tentunya sangat dibutuhkan untuk menghadapi
pandemi dan dampak ini, mahasiswa tidak boleh hanya tinggal diam saat ini.
Mahasiwa sebagai Agent of Change harus memberikan bukti nyata dalam
mambantu masyarakat menangani masalah ekonomi. Namun, disalah satu sisi
mahasiswa termasuk juga ke dalam masyarakat yang juga membutuhkan bantuan
saat berada situasi pandemi seperti ini, seperti contoh mahasiswa yang berada di
kos, kontrakan yang merantau untuk mencari ilmu yang dilarang mudik, dan
tentunya orang tua yang di lain kota pun merasakan dampak yang sangat tinggi
disatu sisi masih harus mencari nafkah, dan disisi lain masih harus memberikan
transferan untuk biaya bayar kos dan makan anaknya yang tidak bisa pulang.
Peran mahasiswa dalam hal ini mahasiswa yang berada dalam salah satu
organisasi kemahasiswaan yang berada di kampus harus merubah bahkan
mengganti program kerja yang tidak bisa terlaksana karena pandemi, bisa di
gantikan dengan program-program yang dapat memperingan biaya hidup teman-
teman yang berada di kos. Organisasi mahasiswa bisa merevisi anggaran yang
tidak terpakai dan di salurkan dalam bentuk bantuan makanan pokok bahkan
bantuan kuota mungkin untuk membantu mempermudah dalam menjalankan
kuliah online.
Salah satu tindakan yang bisa juga di lakukan oleh organisasi
kemahasiswaan adalah berkerja sama dengan alumni, karena alumni ini sebagai
mantan mahasiswa mereka pun juga bisa di mintai kerjasama untuk saling
membantu adik tingkatnya dalam hal logistik. Organisasi mahasiswa dapat
mengumpulkan para alumni melalui jejaring sosial dan menguatarakan sebab
akibat mereka di mintai memberikan bantuan kepada mahasiswa yang berada di
kos. Organisasi mahasiswa dapat mengumpulkan bantuan-bantuan yang di
berikan kepada alumni dan di salurkan kepada mahasiswa yang membutuhkan.
Hal-hal kecil seperti ini dapat dilakukan untuk mengurangi atau
memperkecil dampak dan beban yang dirasakan oleh msyarakat, melalui tindakan
ini di harapkan para masyarakat kalangan menengah keatas, masyarakat yang
dalam tanda kutip mampu dan memiliki segudang harta dapat ikut serta dalam
gerakan ini, gerakan membantu sesama.
Jika mahasiswa mampu membantu mahasiswa lain, dan dititu
masyarakat kalangan menengah ke atas maka masyarakat dengan ekonomi bawah
bisa melanjutkan hidup dan ekonomi negara pun masih bisa terus berlanjut
dengan seimbang dan tentunya mengurangi angka kriminalitas yang disebabkan
oleh seseorang ekonomi kalangan bawah yang terdesak yang melakukan hal-hal
yang kriminal.
COVID-19 membawa dampak positif dan keuntungan bagi
pemilik usaha di bidang kesehatan dan kebersihan lingkungan. Perusahaan hand
sanitizer, sabun tangan, dan tissue basah. CEO & CO Foundation SIRCLO, Brian
Marshal menyampaikan penjualan hand sanitizer dari bulan Februari meningkat
531%. Penjualan sabun tangan dari bulan Februari meningkat 304%, sedangkan
penjualan tissue basah dari bulan Februari meningkat 210%. Pada bulan Maret
penjualan hand sanitizer meningkat 585%, sabun cuci tangan 355%. Penjualan
tissue basah meningkat 587%, sedangkan penjualan produk vitamin meningkat
242% (Rohmah, S. 2020).
Peluang tersebut juga bisa dicontoh oleh organisasi kemahasiwaan
menggunakan anggaran yang sudah di revisi tadi. Organisasi kemahasiswaan bisa
membeli bahan mentah dan membuat hand sanitizer, lalu di perjual belikan
kepada masyarakat tentunya dengan harga yang lebih murah daripada harga yang
dijual dipasaran, agar masyrakat bisa mendapat hand sanitizer untuk mencegah
penularan tanpa mengeluarkan uang yang banyak, tentu saja itu akan memberikan
efek positif untuk meminimalkan pengeluaran masyarakat.
Kegiatan hal-hal kecil seperti ini bisa dilakukan oleh organisasi
mahasiwa, untuk membantu pemerintah dan membantu masyarakat dalam
mengatasi pandemi ini.
Referensi :
1. Hanoatubun, Silpa. "Dampak Covid–19 terhadap Prekonomian
Indonesia." EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and
Counseling 2.1 (2020): 146-153.
2. Rohmah, Siti Ngainnur. "Adakah Peluang Bisnis di Tengah Kelesuan
Perekonomian Akibat Pandemi Corona?." 'ADALAH 4.1 (2020).
3. World Health Organization. "Coronavirus disease 2019 (COVID-19):
situation report, 72." (2020)

Anda mungkin juga menyukai